20141208_MajalahDetik_158.pdf

177
EDISI 158 | 8 - 14 DESEMBER 2014 AHOK VS GUBERNUR FPI KISAH SANG PENCULIK PROKLAMATOR PERBUDAKAN MAUT MEDAN

Transcript of 20141208_MajalahDetik_158.pdf

  • EDISI 158 | 8 - 14 DESEMBER 2014

    AHOK VS GUBERNU

    R FPI

    KISAH SANG PENCULIK PROKLAMATOR

    PERBUDAKAN MAUT MEDAN

  • Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad. Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti. Redaksi: Dimas Adityo, Irwan Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai, Jaffry Prabu Prakoso, Ibad Durohman, Aditya Mardiastuti. Bahasa: Habib Rifai, Rahmayoga Wedar. Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo. Product Management & IT: Sena Achari, Sofyan Hakim, Andri Kurniawan. Creative Designer: Mahmud Yunus, Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Fuad Hasim, Luthfy Syahban. Illustrator: Kiagus Aulianshah, Edi Wahyono.

    Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: [email protected] Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769

    Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran: [email protected] Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: [email protected] detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.

    D A F T A R I S IEDISI 158 8 - 14 DESEMBER 2014

    @majalah_detik majalah detik

    n KOMPROMI AHOK DI KANDANG BANTENG

    n SAATNYA GOODBYE, PROFESOR?

    n ABURIZAL ROMBAK ANOMALI GOLKAR

    n HARGA PREMIUM AKAN KE MANA?

    n LION BORONG PESAWAT BALING-BALINGn LEZATNYA LABA RESTORAN SUNDA

    n INDONESIA BELUM APA-APAn LOMPATI ARAB SAUDIn MENATA JAKARTA BUTUH 10 TAHUN

    n TENTARA TIADA, MILISI PUN TAK APAn JATUHNYA PUTRI CHAKRI

    INTERNASIONAL

    KRIMINAL

    SPORT

    KOLOM

    GAYA HIDUP

    EKONOMI

    n ADU NYALI DI CANOPY BRIDGE

    n MENJALA KENIKMATAN KHAS MEDAN

    INTERVIEW

    n EPISODE TERAKHIR PERANG JOSHUA

    LENSA

    n CHRISTOPHER RUNGKAT | KANG SORA | ANDIEN

    NASIONAL

    n DUA MUNAS BEREBUT BERINGIN

    n FILM PEKAN INIn AGENDA

    n GAYA PESTA ABG AUSTRALIA DI BALI

    SELINGAN

    n SANG PENCULIK

    n KISAH PARA PUTRI TIDUR

    n PANGGUNG GLAMOR UNTUK HARLEQUIN

    n TEROR DI TAKSI PUTIH

    n PERANG MINYAK AMERIKA VS ARAB SAUDI

    n REKOMENDASI SELAIN POLLYHUKUM

    n AKHIR PERSAHABATAN DORAEMON & NOBITA?

    Cover: Ilustrasi: Kiagus Auliansyah

    TARI

    FILM

    BISNIS

    FOKUS

    RUMAH JAHANAM DI MEDANDI RUMAH SYAMSUL ANWAR, DUA PRT DIDUGA DIBUNUH. SEPULUH PRT LAINNYA HILANG. 100 KTP DITEMUKAN DI RUMAH AGEN PENYALUR PRT ITU. BANYAK KEKEJAMAN.

  • Musik kencang, lampu pesta, dan bau alkohol menjadi pemandangan tahunan saat para anak baru gede alias ABG Australia berpesta di Bali akhir November lalu. Sedikitnya 6.000 ABG itu merayakan tradisi kelulusan SMA, yang di negaranya dikenal sebagai Schoolies Week.

    LENSA

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR

    GAYA PESTA ABG AUSTRALIA DI BALI

    (Foto-foto: Agung Parameswara/Getty Images)

  • Para ABG Australia berpesta di kawasan Kuta, Bali, Rabu (26/11). Kemeriahan ini bakal berlangsung sepanjang Desember.

    LENSA

  • Para DJ beraksi memanaskan suasana pesta Schoolies Week. Tradisi yang mulai menjamur pada 1980-an ini berawal di Queensland dan menyebar ke berbagai tempat pesta seluruh dunia.

    LENSA

  • Kuta menjadi destinasi favorit pelajar Australia karena minuman yang murah dan kebebasan menggelar pesta sepanjang malam.

    LENSA

  • Menurut berbagai kalangan, Schoolies Week dianggap sebagai perayaan budaya yang menandai masa transisi dari remaja ke dewasa. Perubahan dari disiplin sekolah menjadi kebebasan memilih.

    LENSA

  • Schoolies Week mendorong setidaknya 6.000 turis ABG asal Negeri Kanguru berpesta di Bali.

    LENSA

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    NASIONAL

    MUNAS GOLKAR VERSI PRESIDIUM PENYELAMAT DIGELAR DI JAKARTA PADA JANUARI 2015. REKOMENDASI MUNAS BALI UNTUK MENOLAK PERPU PILKADA MENGANCAM KEUTUHAN KMP.

    DUA MUNAS BEREBUT BERINGIN

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    TOK! Aburizal Bakrie kembali memimpin Partai Golkar. Ia terpilih secara aklamasi setelah peserta Musyawarah Nasional IX partai itu di Hotel Westin, Bali, 30 November-4 Desember lalu, kompak mendaulat bos Bakrie Group tersebut menjadi pucuk pim-pinan Partai Beringin.

    Begitu terpilih kembali, pria yang disapa Ical itu langsung menyusun kepengurusan Dewan Pim-pinan Pusat. Total berjumlah 199 orang, dengan pengurus harian 118 orang. Jumlah kepengurus-an harian cukup besar, kata Ical dalam pidatonya

    menjelang penutupan munas Kamis pekan lalu.Seperti yang sudah diprediksi, jajaran kabinet

    Aburizal mayoritas diisi orang dekatnya, dan mereka yang berjasa mengantarnya ke tampuk ketua umum. Seperti Ketua Steering Committee Munas Bali, Nurdin Halid, yang mengaku seba-gai striker dalam pemenangan Ical, ditetapkan sebagai wakil ketua umum.

    Jabatan waketum juga diisi oleh Theo Sambu-aga, Setya Novanto, Sharif Cicip Sutardjo, Fadel Muhammad, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, Ahmadi Noor Supit, Ade Komarudin,

    Munas IX Partai Golkar yang digelar di Hotel Westin, Bali.

    RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    serta Aziz Syamsuddin. Adapun Akbar Tandjung tak tergoyahkan di posisi Ketua Dewan Pertim-bangan Partai. Sekretaris jenderal tetap dijabat Idrus Marham dan bendahara umum dijabat Bambang Soesatyo. Adapun Ketua Harian, jabat-an baru di Golkar, dipegang oleh M.S. Hidayat.

    Sementara itu, lebih dari seribu kilometer dari Pulau Dewata, sekelompok elite Golkar lainnya yang berbeda haluan dengan Ical juga intens menggelar pertemuan di Jakarta. Mereka tergabung dalam Presidium Penyelamat Partai

    Golkar, yang diketuai Agung Laksono. Anggota-nya adalah Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang Kartasasmita, Agun Gunanjar Sudarsa, dan Yorrys Raweyai.

    Presidium juga menggodok persiapan munas serupa yang akan digelar Januari 2015 di Jakarta. Kami sedang menjalin komunikasi dengan DPD I dan II untuk bisa hadir, ujar Agun, yang juga ini-siator regenerasi kepemimpinan Golkar. Munas versi Presidium akan dipimpin Yorrys Raweyai. Di munas itu pula akan dipilih ketua umum. Tapi

    Anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar (dari kiri ke kanan): Agun Gunanjar, Laurens Siburian, Yorrys Raweyai, dan Agus Gumiwang Kartasasmita

    MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO

    NASIONAL

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    proses pemilihannya jauh lebih demokratis.Presidium juga menyiapkan langkah-langkah

    hukum terkait pemecatan yang dilakukan kubu Aburizal terhadap anggota Presidium. Dalam perhelatan di Bali, Golkar pimpinan Ical memu-tuskan memecat 15 kader Golkar yang bergabung dalam Presidium.

    Selain Agung, Priyo, Agun, dan Yorrys, kader yang dipecat adalah Ace Hasan Syadzily, Lam-

    hot Sinaga, Melchias Markus Mekeng, Andi Sinulingga, Djasri Marin, Laurens Siburian,

    Zainuddin Amali, Juslin Nasution, Leo Nababan, Ibnu Munzier, serta Ricky Rahmadi. Adapun Agus Gumiwang dipecat sebelumnya bersama Nus-ron Wahid lantaran keduanya men-dukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden 2014.Kubu Presidium memandang peme-

    catan itu tidak sah. Apalagi presidium sudah lebih dulu memecat Aburizal dan

    Nurdin Halid, Ketua Panitia Munas Bali. Jadi, Munas Bali dan keputusannya juga dianggap tidak sah alias ilegal.

    Para pendukung Munas Jakarta menuding, sejak awal kubu Munas Bali sudah melakukan sejumlah rekayasa untuk memenangkan Aburi-zal sebagai ketua umum. Hal itu antara lain di-buktikan dengan rekaman suara seseorang yang diduga kuat sebagai Nurdin Halid saat memberi pengarahan kepada jajaran pimpinan DPD I Golkar sebelum munas. Rekaman yang beredar luas di publik itu mengungkap adanya skenario memenangkan Ical melalui pembahasan tata tertib.

    Ini memang sangat licik. Sebagai tulang pung-gung, jubir ketua DPD yang lain jadi apa nama-nya, garda terdepan, berdebat dengan argumen-tasi yang tinggi, berkelahi pun bisa. Jadi, Pak ini, ketua bidang organisasi, tatib ini ada perbedaan di munas baru, tatib munas itu menyangkut copas AD/ART. Hati kita sudah satu, ya, begitu antara lain rekaman yang berisi suara orang yang diduga sebagai Nurdin.

    Selain itu, Nurdin juga mempersilakan seseo-rang yang disebut sebagai Ketua Bidang Orga-nisasi Freddy Latumahina menjelaskan skenario dalam munas. Freddy pun bersuara.

    Kami sedang menjalin komunikasi dengan DPD I dan II

    untuk bisa hadir.

    Agun Gunanjar Sudarsa

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    Baik, Saudara sekalian, para floor media, munas ini sukses apabila Pak ARB (Ical) terpilih, munas ini sukses bergantung Saudara-saudara, bahwa tak ada pilihan lain. Ini tatib yang mungkin baru pertama kita lihat, tutur orang yang disebut ketua bidang organisasi itu.

    Dalam rekaman itu juga disebutkan, untuk membulatkan suara dukungan terhadap Ical, yang harus maju mewakili DPD II adalah DPD I. Ini betul-betul, jadi DPD II di belakang (DPD I).

    Pimpinan sidang (nanti) akan perhatikan Sauda-ra-saudara, kalau ada kode silakan, ucap pria di rekaman itu.

    Rekaman juga mengungkap adanya pengga-langan dukungan terhadap Ical menjadi ketum tak lepas dari posisinya sebagai Ketua Presidium Koalisi Merah Putih (KMP), yang terdiri atas Gol-kar, Partai Keadilan Sejahtera, Gerindra, Partai Amanat Nasional, dan Partai Demokrat.

    Informasi yang diperoleh majalah detik, para pemilik suara di munas diiming-imingi janji menguasai daerah masing-masing dalam pilkada yang mungkin digelar via Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Bahkan Ical seusai penutupan munas menyebut KMP menargetkan meme-nangi 70 persen pilkada.

    Dengan alasan itu, para peserta munas mere-komendasikan pengurus DPP Golkar yang baru untuk menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota (Perpu Pilkada Langsung), yang dibuat Susilo Bambang Yudhoyono di pengujung jabatannya sebagai presiden.

    Aburizal Bakrie di tengah para pendukungnya.

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

    NASIONAL

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    Namun rencana Golkar menolak perpu lang-sung berbalas penolakan dari Partai Demokrat selaku mitra Golkar di KMP. Bahkan Yudhoyono secara terbuka menyampaikan kekecewaannya lewat Twitter, Kamis, 4 Desember lalu.

    SBY mengingatkan adanya nota kesepahaman yang ditandatangani 6 partai politik dan ditan-datangani seluruh ketua umum dan sekretaris jenderal partai. Partai tersebut adalah Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PKS, dan Partai Per-satuan Pembangunan. Khusus PPP, hanya ketua

    umum saja yang membubuhkan tanda tangan.Nota kesepahaman itu diterima SBY pada

    Rabu, 1 Oktober lalu, di Jakarta. Tepatnya sebe-lum dilaksanakannya pemilihan pimpinan Dew-an Perwakilan Rakyat. Waktu itu PD bersedia bersama KMP dalam kepemimpinan DPR & MPR, dgn syarat (mutlak) KMP harus menyetujui & mendukung Perppu. *SBY*, demikian cuitan SBY melalui akun Twitternya.

    Kini, secara sepihak PG menolak Perppu, ber-arti mengingkari kesepakatan yang telah dibuat.

    Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberi keterangan pers September. Ia menyatakan akan mengeluarkan Perpu Pilkada sebelum masa jabatannya sebagai presiden berakhir.

    GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    Bagi saya hal begini amat prinsip. *SBY*.Karena kekecewaan itu, sejumlah elite De-

    mokrat meminta partai besutan SBY tersebut keluar dari KMP. Jika Demokrat hengkang, besar kemungkinan Perpu Pilkada Langsung bakal di-setujui, dan rencana pilkada lewat DPRD kandas.

    Nah, hal itu bisa berimbas ke kalangan inter-nal Golkar dan membuat DPD II Golkar yang

    sebelumnya mendukung Ical akan berpikir ulang. Bukan tidak mungkin mereka berbelok mendukung munas yang digelar Presidium. Seperti dikatakan Ruhut Sitompul, mantan politikus Golkar yang hijrah ke Demokrat, sikap kader Golkar bisa berubah setiap saat tergantung kepentingan masing-masing. n

    JAFFRY PRABU PRAKOSO, ADITYA WIDIASTUTI | DEDEN G.

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    Aksi demo menolak RUU Pilkada Tidak Langsung, pertengahan September lalu.

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

    NASIONAL

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    NASIONAL

    MEGAWATI MERESTUI DJAROT SAIFUL HIDAYAT

    MENJADI WAKIL GUBERNUR JAKARTA MENDAMPINGI

    BASUKI. BOY SADIKIN TETAP DITUGASI DI PARTAI UNTUK

    MENGHADAPI DPRD.

    KOMPROMI AHOKDI KANDANG BANTENG

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    NASIONAL

    SEBUAH pesan BlackBerry Mes-senger mampir ke telepon seluler Basuki Tjahaja Purnama di tengah kesibukannya memimpin Ibu Kota. Gubernur DKI Jakarta itu sontak bungah. Me-lalui pesan itu, seseorang yang disebut Basuki sebagai teman mengabarkan bahwa Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuang-an Megawati Soekarnoputri menyetujui Djarot Saiful Hidayat menjadi Wakil Gubernur Jakar-

    ta.Saya beruntung, kata pria yang disapa

    Ahok itu di Balai Kota DKI, Selasa pekan lalu.

    Ahok, yang menjabat Gubernur Jakarta menggantikan Joko Widodo karena menjadi Presiden RI, memang diuber tenggat. Pasal 170 Ayat (1) Per-aturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota mengatur bahwa peng-

    isian wakil gubernur dilaksanakan selambatnya satu bulan setelah pelantikan gubernur.

    Ahok dilantik sebagai Gubernur Jakarta oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara pada 19 November lalu. Artinya, ia ha-rus memiliki wakil paling lambat 20 Desember 2014. Basuki merasa beruntung karena ia me-mang membidik Djarot, kader PDI Perjuangan, untuk dijadikan Wakil Gubernur Jakarta.

    Sejatinya, Ahok punya dua kandidat kuat wa-gub. Sebelum Djarot, mantan Wali Kota Blitar, Jawa Timur, Ahok melirik mantan Deputi Gu-bernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Sarwo Handayani atau Yani. Pejabat senior di Pemerintah Provinsi DKI itu disebut Ahok menguasai permasalahan Ibu Kota.

    Pasal 171 Ayat (1) Perpu Nomor 1 Tahun 2014 mengatur kewenangan gubernur untuk meng-usulkan nama calon wakilnya. Wagub usulan gubernur itu akan diangkat presiden melalui Menteri Dalam Negeri. Perpu yang sama juga memberi kewenangan kepada Ahok untuk melantik wagub pilihannya tersebut.

    Namun, di saat Basuki menimbang-nimbang

    Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok

    AGUNG/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    NASIONAL

    siapa yang menjadi wakilnya, muncul kabar bahwa Partai Banteng telah menunjuk Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan DKI Boy Bernaldi Sadikin untuk menjadi Wagub DKI, bukan Djarot. Adalah bekas Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolokini Menteri Dalam Negeriyang menyebut hal itu.

    Tjahjo berpendapat, Wagub DKI semestinya

    dari partai politik. Nah, karena Jokowi yang digantikan Ahok adalah kader PDIP, jabatan wagub yang ditinggalkan Basuki secara etika politik menjadi jatah partainya. Pasangan Jo-kowi-Ahok saat maju dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta diusung oleh PDI Perjuang-an dan Partai Gerindra.

    Soal Pak Ahok sudah keluar (dari Gerindra), bukan urusan partai (PDI Perjuangan), tapi

    Djarot Saiful Hidayat (berdiri-kanan), mendampingi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP Puan Maharani saat partai itu berkampanye beberapa waktu lalu.

    UGIEK/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    NASIONAL

    urusan Pak Ahok sendiri, ujar Tjahjo di Suraba-ya, Rabu dua pekan lalu. Karena itu, partainya menunjuk Boy Sadikin untuk mengisi jabatan wagub.

    Kabar kandang banteng menunjuk Boy Sadikin rupanya membuat Ahok resah. Ia pun menemui Megawati di kediaman pribadinya, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, untuk meng-

    klarifikasi kabar itu. Ahok merasa dialah yang berwenang mengusulkan nama calon wakil-nya, bukan partai.

    Jadi, saya perlu tanya kepada beliau (Mega), tutur Ahok.

    Dalam pertemuan itu, Megawati memahami apa yang menjadi kewenangan Basuki. Putri Bung Karno itu juga tak ingin Basuki dikawin-kan paksa dengan wakil yang bukan pilihannya. Kalian juga enggak mau kan punya suami atau istri yang enggak cocok? ucap Basuki kepada wartawan.

    Boy Sadikin memang alternatif kesekian bagi Ahok. Ketimbang Boy, Ahok menyebut lebih memilih Yani, yang lebih berpengalaman di pemerintahan. Dan daripada Yani, suami Vero-nica Tan itu condong ke Djarot. Keinginan itu pulalah yang disampaikan kepada Megawati. Gayung bersambut. presiden kelima RI itu setuju dengan pilihan utama Ahok.

    Rabu pekan lalu, Boy Sadikin, Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Jakarta, da-tang ke Balai Kota menemui Ahok. Ia ditemani Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi, yang

    NASIONAL

    Boy Sadikin dan Sarwo Handayani

    HASAN ALHABSHY, ROPESTA SITORUS/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    NASIONAL

    juga politikus partai itu. Mereka menenteng map cokelat berisi surat persetujuan dan peng-ajuan Djarot dari partainya sebagai wagub untuk mendampingi Ahok.

    Meski tak dipilih partainya, Boy tampak lega-wa. Menurut putra mantan Gubernur DKI Ali Sadikin itu, hal tersebut menjadi kewenangan Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan. Se-bagai kader, saya mengikuti instruksi DPP,

    kata Boy. Saya mohon (kader) di bawah juga taat pada instruksi ini.

    Selain karena instruksi DPP, Boy Sa-dikin lebih memilih ditugasi di partai. Apalagi PDIP menjadi kekuatan peno-pang pemerintahan Pak Ahok, ujar Pe-laksana Tugas Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto secara terpisah.

    Sementara itu, Djarot dipilih Ahok ka-rena dianggap berpengalaman. Ia dua

    periode atau 10 tahun menjadi Wali Kota Blitar. Sejak men-jabat Bupati Belitung Timur, Ahok sudah berkawan deng-

    annya. Ahok juga menilai Djarot punya visi-misi yang sama dengannya. Visi kami kerakyatan, marhaen. Bukan kedudukan atau kekuasaan, tuturnya.

    Djarot, menurut Basuki, juga bukan tipe kepala daerah yang gemar menghamburkan uang. Itu tampak saat kepala daerah bepergian ke luar negeri. Djarot tuh mirip sama gue, agak kere.

    Ahok juga menganggap Djarot lebih ber-pengalaman mengurus kota ketimbang dirinya sebagai bekas bupati. Ahok mengakui tak be-gitu paham soal perkotaan, seperti menggelar event, festival, atau mengurus taman. Yang paham adalah wali kota, seperti Jokowi, yang pernah menjabat Wali Kota Solo. Djarot juga dinilai Ahok memiliki karakter kuat. Hal itu terlihat saat ia memegang kekuasaan selama 10 tahun.

    Nah, Djarot 10 tahun di Blitar, lebih lama dari Pak Jokowi yang 7 tahun, ucapnya. Mirip-mirip Pak Jokowi, (Djarot) juga (bergaya) lebih santai.

    Dengan Djarot sebagai wagub, Ahok meng-

    Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto

    LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    NASIONAL

    klaim pembagian tugas akan berjalan baik. Boy Sadikin sebagai Ketua PDI Perjuangan di Jakar-ta bisa mendukung tugas Prasetyo Edi dalam melakukan lobi-lobi ke DPRD. Sedangkan Yani tetap menjabat Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

    Bu Yani tetap bantu saya di TGUPP, Pak Boy bantu di politik, Pak Pras di DPRD. Jadi, bagi-bagi tugas, katanya.

    Surat pengajuan Djarot Saiful Hidayat seba-gai Wagub DKI telah dikirim ke Kementerian Dalam Negeri. Berkas mesti dilengkapi, terma-suk surat dukungan partai pengusung. Setelah lengkap, berkas diteruskan ke Presiden. Kalau lanjut (disetujui), jadi keputusan presiden, kata Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementeri-an Dalam Negeri Djohermansyah Djohan.

    Di DPRD DKI, Wakil Ketua Dewan dari Partai Gerindra, Muhammad Taufik, mengatakan par-tainya tidak ikut campur dalam proses pemilih-an wagub karena itu kewenangan Ahok. Namun politikus anggota Koalisi Merah putih ini masih mempermasalahkan keputusan presiden yang menjadi dasar pelantikan Ahok sebagai guber-nur. Keputusan presiden itu tengah digugat KMP ke Pengadilan Tata Usaha Negara.

    Jangankan keppres, undang-undang saja bisa digugat ke MK, ujarnya. n

    JAFFRY PRABU PRAKOSO, ADITYA MARDIASTUTI | DIM

    Unjuk rasa pro-Ahok di Jakarta

    GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    NASIONAL

    MAJALAH DETIK 24 - 30 NOVEMBER 2014MAJALAH DETIK 24 - 30 NOVEMBER 2014MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama punya pesaing. Adalah Fahrurrozi Ishaq, Gubernur Jakarta, yang dilantik pada 1 Desember 2014 di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta. Gubernur tandingan itu diusung oleh Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ), yang terdiri atas sejumlah organisasi masyarakat penolak kepemimpinan Basuki, termasuk Front Pembela Islam (FPI) dan Forum Betawi Rempug (FBR).

    Seperti kebiasaan para kepala daerah saat ini, Fahrurrozi juga akan blusukan. Setidaknya janji itu dilontarkan oleh tokoh FPI, Rizieq Shihab. Rizieq meminta warga menyambut kedatangan Rozi. Kalau Ahok yang blusukan, lempar saja pakai telur asin, kata Rizieq. Tak hanya blusukan, Rozi juga bertekad mendorong DPRD DKI meng-gunakan hak-haknya untuk melengserkan Ahok. Turunkan Ahok segera, ujar Rozi

    setelah dilantik. Setelah dilantik, gubernur tandingan itu

    memang kian populer. Tapi bukan karena blusukan atau program yang dicanangkan-nya, melainkan lantaran namanya yang menjadi perbincangan dan bahan candaan di media sosial seperti Twitter.

    Pada hari yang sama saat ia dilantik seba-gai gubernur tandingan, muncul akun yang mengatasnamakan Fahrurrozi, yakni @fahruroziIshaq. Akun ini dilengkapi foto saat GMJ mendemo Ahok di Jakarta, plus foto profil berupa gambar karikatur Fahrurrozi dengan tulisan: Bang Rozi Punye Rencane.

    Entah siapa yang membuat akun ter-sebut. Pastinya, akun itu bukan milik Rozi yang sebenarnya. Dalam profilnya tertulis: Gubernur Parodi DKI Jakarta 2014-kiamat. Kicauan-kicauan yang dikeluarkan akun ini juga tak ada yang serius, semua berisi gu-yonan. Seperti pada Rabu, 3 Desember lalu,

    akun ini mencuit:Ahok bangga banget bisa nutup Stadi-

    um. Jangankan stadium jakarta, stadium San Siro bisa gua tutup!!! *banting ktp*.

    Banyak pengguna Twitter yang meres-pons akun gubernur parodi ini. Respon-snya juga berupa candaan. Hanya da- lam hitungan hari setelah akun ini muncul, hingga Jumat pekan lalu pengikut akun ini sudah lebih dari 7.700 orang.

    Di akun parodi ini, Fah-rurrozi juga aktif mencuit soal kegiatan blusukan-nya. Simak cuitannya pada Jumat, 5 Desember lalu: Pulang blusukan ane naik ojek dari terminal. Pas udah sampe rumah, eh tukang ojeknya ketinggalan. Yas-salam. n M. RIZAL

    BLUSUKAN GUBERNUR TANDINGAN

    HAS

    AN/D

    ETIK

    CO

    M

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    INTERVIEWINTERVIEW

    DJAROT SAIFUL HIDAYAT:

    MENATA JAKARTA

    BUTUH 10 TAHUN

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    INTERVIEW

    S IAPA yang akan mendampingi Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akhirnya terjawab. Sebe-lumnya, Ahok berniat meminang birokrat se-nior di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Sarwo Handayani. Namun sejumlah elite PDIP ber-keras menyorongkan Ketua PDIP DKI Jakarta Boy Sadikin, yang juga pernah memimpin tim sukses pasangan Jokowi-Ahok saat pemilih-an gubernur pada 2012. Ahok tegas menolak didampingi putra mantan Gubernur DKI Ali Sadikin itu.

    Sebagai kompromi, mantan Bupati Belitung Timur itu menyebut Djarot Saiful Hidayat, Ke-tua Bidang Organisasi Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan. Djarot mencuri perhatian saat 10 tahun menjadi Wali Kota Blitar. Pria berkumis ini mendulang banyak penghargaan.

    Ketika bersama-sama dengan Ahok me-ngunjungi Tiongkok pada 2006, Djarot ber-cerita panjang-lebar soal reformasi birokrasi

    yang dijalankan di Blitar. Dalam pandangan Djarot, agar kerja pemerintahan bisa efektif dan efisien, yang perlu diubah pertama kali adalah pola pikir para birokrat, yang biasanya justru ingin dilayani.

    Birokrasi itu makhluk yang tidak boleh tidur. Harus tanggap, harus cepat, ujar Djarot kepa-da majalah detik, yang mewawancarainya di sebuah restoran di kawasan Tebet, Jakarta, Rabu, 3 Desember lalu. Sejauh mana kesiap-sediaan dia mendampingi Ahok? Bagaimana pembagian kerja dengan Ahok dan sikapnya terhadap aksi-aksi FPI? Simak petikan perbin-cangannya berikut ini.

    Bagaimana proses penentuan Anda se-bagai calon Wakil Gubernur DKI?

    Kepastiannya itu hari Sabtu (29/11) kemarin, melalui rekomendasi partai diajukan sebagai calon pendamping Pak Basuki. Sebelum me-ngerucut ke nama saya, saya tahu persis Pak

    SUKSES MENATA BIROKRASI, DJAROT DIPILIH UNTUK MENDAMPINGI AHOK MEMIMPIN JAKARTA. SIAP MELUNAKKAN DPRD DAN FPI.

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    INTERVIEW

    Basuki bertemu Bu Mega, berdiskusi. Karena, di dalam Perpu Nomor 1 Tahun 2014 itu jelas, yang mempunyai kewenangan menentukan calon wakil gubernur adalah gubernur. Pak Ahok dan Bu Mega kan hubungannya dekat sekali. Hubungan sudah lama. Di situ mungkin

    Bu Mega dan teman-teman di DPP berpikir bahwa memang sejak dari dulu Pak Ahok menginginkan saya mendampingi beliau. Te-tapi saya adalah kader partai dan pengurus di Dewan Pimpinan Pusat PDIP. Tentu saja ada mekanisme dan aturannya. Saya tentu tidak bersedia mendampingi Pak Ahok tanpa ada rekomendasi dari partai.

    Seberapa dekat Anda dengan Ahok?Pak Ahok kenal saya sejak 2006. Ketika sa-

    ma-sama belajar ke Cina tentang bagaimana pola pembangunan di Cina, belajar birokrasi di Cina, belajar bagaimana mengorganisasi partai. Jadi, sudah lama banget. Kita sama-sama punya idealisme yang meluap-luap. Pak Ahok baru memulai di Belitung Timur, saya sudah memulai di Blitar selama lima tahun. Saya sampaikan beberapa hal, terutama yang terkait bagaimana mereformasi birokrasi. Saya katakan, ketika saya menjadi wali kota (peri-ode) pertama, apa yang kami laku kan adalah bagaimana mengubah mindset birokrasi.

    Birokrasi itu punya budaya, dan harus diba-

    Video

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    INTERVIEW

    ngun menjadi budaya baru. Misalnya birokrasi ini kan paling suka dilayani, padahal fungsi dia melayani. Birokrasi itu pelayan masyarakat. Lalu birokrasi itu terikat dengan jam kerja. Da-tang jam tujuh, tidak ada kerjaan, baca koran, bla-bla, lalu pulang jam tiga atau jam empat (sore). Padahal birokrasi pemerintah itu harus bekerja 24 jam. Mengapa? Karena persoalan-persoalan rakyat juga ada 24 jam. Misalnya di Jakarta, bila jam 12 malam ada hujan deras dan banjir, birokrasi harus tanggap atasi itu. Makanya saya sampaikan birokrasi itu makh-luk yang tidak boleh tidur. Ini harus diubah budayanya.

    Perampingan birokrasi di Blitar waktu itu juga bagian dari upaya tersebut?

    Pada 2000-2001, saya merampingkan biro-krasi de ngan menghilangkan sekitar hampir 300 jabatan dan tanpa gejolak. Pak Ahok bi-ngung waktu saya ceritakan hal ini. Bagaima-na caranya, Mas? Saya bilang caranya dengan dialog. Saya ngomong dengan mereka. Ini lo strukturmu, gemuk banget. Kalau kita gemuk ISFARI HIKMAT/DETIKCOM

    Memang Basuki (Tjahaja Purnama) itu bukan kader. Tapi, waktu jadi bupati, dia didukung PIB dan di-back-up oleh PDIP.

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    INTERVIEW

    Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mendatangi Balai Kota DKI Jakarta.

    HENRY LOPULALAN

    banget, kita itu lamban, terus overlap satu sama lain. Jadi, kita lamban dalam mengambil keputusan. Tapi, setelah pertemuan dan dis-kusi di Cina itu, lama enggak ketemu. Paling by phone. Ketemu lagi pas pilgub Jakarta.

    Ada acara apa di Cina?Waktu itu ada kerja sama antara PDIP dan

    pemerintah Cina untuk saling belajar. Hubung-an kita dengan Cina baik. Memang Basuki itu bukan kader, tapi, waktu jadi bupati, dia

    didukung PIB dan di-back-up oleh PDIP. Acara waktu itu juga tidak hanya diikuti dari PDIP, tapi kalau ada kader-kader dari partai lain tidak apa-apa ikut.

    Karena kedekatan itu, Anda menjadi tim sukses Jokowi-Ahok sewaktu pemilih-an gubernur 2012?

    Tiga bulan menjelang tugas saya berakhir sebagai wali kota, pada 2011 saya diminta Ibu Mega memimpin PDIP DKI Jakarta sebagai

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    INTERVIEW

    pelaksana harian (Plh). Sebab, kondisi DPD DKI waktu itu tak kondusif. Sebagai Plh, otomatis saya bertanggung jawab untuk kemenangan Jokowi-Basuki.

    Kami semua punya obsesi membikin sejarah baru di Jakarta. Sebagai ibu kota negara, isu-isu yang menyangkut SARA dan sebagainya mestinya sudah tidak ada. Baik Pak Jokowi maupun Pak Basuki dari luar Jakarta. Malah Pak Basuki Chinese dan nonmuslim lagi. Pada-hal ada hipotesis: di Jakarta, yang memimpin harus orang Betawi dan militer atau gabungan dari keduanya.

    Sebagai Ketua DPD PDIP Jakarta, ada kemungkinan Boy Sadikin kecewa tak jadi pendamping Ahok?

    Saya kenal Pak Boy lama sekali. Dia itu tidak terlalu berambisi, tapi mungkin ada orang-orang di sekelilingnya yang mendorong-do-rong beliau. Namun PDIP itu ada suatu budaya yang mungkin tidak dimiliki partai lain, yakni tingkat loyalitas yang luar biasa. Ketika kepu-tusan sudah diambil oleh DPP partai, semua

    INTERVIEW

    Kalau ada ungkapan yang bersifat rasial, itu jelas bertentangan dengan Pancasila dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Itu harus dilawan.

    Djarot dan Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi

    ROPESTA/ DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    INTERVIEW

    legawa. Pak Boy juga sangat legawa. Beliau memang diposisikan untuk totally mengurus partai, karena beliau berhasil mengelola partai. Waktu pileg, kita dapat 28 kursi. Waktu pilpres, yang diperkirakan DKI itu kalah, pasangan Jokowi-JK menang.

    Apa tugas utama Anda nanti sebagai wagub?

    Salah satu prioritas yang harus saya lakukan adalah berkomunikasi dengan teman-teman

    partai politik. Persoalan Jakarta itu sangat kompleks dan tidak bisa diselesaikan orang per orang. Ayo kita kerjakan.

    Anda yakin dapat melunakkan DPRD?Saya percaya, bagaimanapun berat dan sulit-

    nya, pasti ada jalan keluar, pasti ada solusi. Apa yang harus dilakukan (adalah) berkomunikasi yang baik. Misalnya hubungan dengan DPRD agak tegang, ya mari kita duduk bersama, kita bicara baik-baik. Tidak ada di dunia ini yang tidak ada jalan keluarnya.

    Sikap Anda terhadap aksi-aksi FPI yang menentang Ahok?

    Saya belum tahu. Biarkan saja, itu ekspresi. Tapi ingat, Indonesia ini negara hukum. Betul. Kita negara demokrasi, tapi bukan demokrasi yang sebebas-bebasnya. Demokrasi itu ada hak tapi juga ada tanggung jawab. Kebebasan itu ada batasnya, demokrasi itu ada rambu-rambunya. Kita punya ideologi negara, ada undang-undang. Siapa yang suka kalau ada ungkapan yang bersifat rasial? Tidak bisa. Itu

    Sekretaris Daerah DKI Saefullah mendampingi Djarot.

    HENRY LOPULALAN

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    INTERVIEW

    jelas bertentangan dengan ideologi Pancasila. Itu bertentangan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan itu harus dilawan.

    Oh iya, pencalonan Anda masih perlu persetujuan dari DPRD?

    Tidak. Perpu Nomor 1 Tahun 2014 itu tidak membutuhkan persetujuan DPRD. Pangang-katan wakil gubernur sepenuhnya kewenang-an gubernur yang nanti mengajukan nama wakilnya kepada presiden melalui Mendagri. Kalau sudah disetujui presiden, wakil itu lang-sung dilantik oleh gubernur.

    Apa yang membuat Ahok tertarik pada Anda?

    Baliau punya kriteria ingin didampingi oleh seseorang yang mempunyai pengalaman kon-kret. Beliau juga mengatakan calon pendam-pingnya harus punya jiwa melayani, kedekatan dengan rakyat. Minimal hampir sama dengan Pak Jokowi. Itu yang saya dengar.

    Juga berani mati karena di Jakarta ini MYTRANS

    Kita tidak boleh takut menghadapi risiko apa pun Asalkan hati kita bersih, jiwa kita bersih, tujuan kita mulia.

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    INTERVIEW

    banyak kepentingan?Semua orang itu wajib berani mati. Hidup

    bukan kita yang tentukan. Kalau tidak berani mati, jangan hidup. Artinya, Pak Ahok betul. Dalam konteks ini, maksud Pak Ahok itu jang-an takut menghadapi risiko. Kita tidak boleh takut menghadapi risiko apa pun asalkan hati kita bersih, jiwa kita bersih, tujuan kita mulia.

    Karena berpengalaman soal peramping-an birokrasi, apakah itu juga akan Anda

    lakukan di DKI?Nanti tergantung pembagian tugasnya se-

    perti apa. Kalau ditugasi membenahi birokrasi, saya akan lakukan. Seperti saya sampaikan, yang perlu diubah itu mentalnya, pola pikirnya. Jakarta dikaruniai sumber daya yang luar biasa. Dana ada, orang pintar banyak, masyarakatnya well educated, sangat terdidik. Ibu kota negara, dekat dengan pemerintah pusat. Presidennya Jokowi, yang mantan gubernur. Luar biasa. Kalau birokrasi betul-betul ditata dengan baik,

    Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberi selamat kepada Ahok setelah dilantik menjadi Gubernur Jakarta di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/11).

    SAFIR MAKKI/CNN INDONESIA

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    INTERVIEW

    Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menerima surat rekomendasi Djarot Saiful Hidayat sebagai calon Wakil Gubernur Jakarta dari Ketua DPD PDIP Jakarta Boy Sadikin di Balai Kota Jakarta, Rabu (3/12).

    HANNA AZARYA SAMOSIR/CNN INDONESIA

    saya yakin kerjanya akan semakin baik.

    Pembicaraan sejauh ini seputar apa saja?

    Saya kemarin diskusi dan rutin BBM dengan beliau, salah satu yang disampaikan karena saya punya pengalaman membedah rumah di Blitar. Beliau bilang, Mas, tolong nanti bikin kampung deret untuk revitalisasi kawasan- kawasan kumuh. Tolong juga diatur revitalisasi

    pasar tradisional supaya betul-betul bagus.

    Dengan sisa waktu tiga tahun, optimis-tis bisa terpenuhi?

    Makanya harus fokus, cepat, dan tepat pada sasaran. Memperbaiki Jakarta memang paling tidak butuh 10 tahun dan itu butuh konsisten-si. Tapi harus mulai dari sekarang. Lima tahun lagi, no.

    ISFARI HIKMATTAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    BIODATA

    NAMA: Djarot Saiful Hidayat

    TEMPAT/TANGGAL LAHIR: Gorontalo, 30 Oktober 1955

    PENDIDIKAN: S-1 Fakultas Ilmu Administrasi, Uni-

    versitas Brawijaya, Malang, 1986 S-2 Fakultas Ilmu Politik, Universitas

    Gadjah Mada, Yogyakarta, 1991 International Workshop Universitas Amsterdam (2002)

    KARIER: Dosen di Universitas 17 Agustus

    1945, Surabaya Pembantu Rektor I Universitas 17

    Agustus 1945, Surabaya (1997-1999) Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

    Akuntansi, Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya (1984-1991)

    Dekan Fakultas Ilmu Akuntansi, Uni-

    versitas 17 Agustus 1945, Surabaya (1991-1997)

    Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur (1999-2000)

    Wali Kota Blitar selama dua periode (2000-2010)

    Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Ka-derisasi DPD PDI Perjuangan (2005-2010)

    Ketua I Panitia Pemenangan Pemi-lihan Umum Daerah PDI Perjuang-an (1999)

    Deputi I Badan Pendidikan dan Pe-latihan Daerah Jawa Timur (2001)

    Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur (1999-2000)

    Ketua Bidang Organisasi DPP PDI Perjuangan (2010-2015)

    Ketua DPD Persatuan Alumni Ge-

    rakan Mahasiswa Nasional Indone-sia Jawa Timur (2010-2014)

    PENGHARGAAN: Penghargaan Komite Pemantau-

    an Pelaksanaan Otonomi Daerah (2008)

    Penghargaan Terbaik Citizens Char-ter Bidang Kesehatan, Anugerah Adipura (2006, 2007, dan 2008)

    Otonomi Award dari Jawa Pos In-stitute of Pro-Otonomi

    Penghargaan atas terobosan inovasi daerah se-Provinsi Jawa Timur di dalam pembangunan daerahnya (30 April 2008).

    Penghargaan Upakarti (2007) Peringkat pertama dalam penerap-

    an e-Government di Jawa Timur (22 Maret 2010)

    INTERVIEW

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    HUKUM

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    FOTO

    : TH

    INK

    STO

    CK

    PEMBEBASAN BERSYARAT POLLYCARPUS DIGUGAT KE PENGADILAN. BELUM TUNTAS SIAPA DALANG PEMBUNUHAN AKTIVIS HAK ASASI MANUSIA MUNIR SAID THALIB.

    REKOMENDASI SELAIN POLLY

    NO

    VRIA

    N A

    RB

    I/AN

    TAR

    A FO

    TO

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    DIIRINGI hujan gerimis, Pollycarpus Budihari Priyanto melangkahkan kaki keluar dari pintu gerbang Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Ban-dung, Sabtu sore, 29 November lalu. Terpidana kasus pembunuhan aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib itu tak banyak bicara ketika dicegat wartawan yang menantinya keluar dari

    penjara untuk mendapatkan pembebasan ber-syarat.

    Enggak, enggak, kata pria yang rambutnya mulai memutih itu.

    Mengenakan kaus oblong berwarna gelap, celana panjang jins, dan berkacamata hitam, Polly dikawal ketat petugas menuju taksi Ge-mah Ripah bernomor polisi D-1975-DB yang

    Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan dan pegiat HAM melakukan aksi Kamisan ke-364 dengan membawa topeng Munir (almarhum) di depan Istana Negara, Jakarta, September lalu.

    GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    sudah menunggunya. Ia tak ditemani satu pun anggota keluarga. Istrinya, Yosepha Herawati, sempat datang, tapi lebih dulu meninggalkan LP Sukamiskin.

    Beberapa saat sebelum menumpang taksi, Pollycarpus mengatakan akan kembali

    menjadi pilot. Adapun mengenai pembebasan bersyaratnya, yang

    diprotes sejumlah kalangan, Pol-lycarpus menyatakan telah menjalani semua prosedur hukum. Silakan saja (protes).

    Keputusan pembebasan bersyarat mantan pilot seni-or Garuda Indonesia itu terus

    menuai kecaman. Sejumlah lembaga pegiat HAM, seperti

    Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum), Komisi untuk Orang

    Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Imparsial, serta Yayasan Lembaga

    Bantuan Hukum Indonesia, segera melayang-kan somasi dan akan menggugat keputusan itu ke Pengadilan Tata Usaha Negara.

    Sebab, hingga kini dalang atau otak pelaku yang merancang pembunuhan Munir pun be-lum diproses hukum. Staf Divisi Advokasi Pem-belaan Hak Sipil dan Politik Kontras, Alex Argo Hernowo, mengatakan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia hanya melihat aspek yuridis formal semata. Sedangkan aspek lain, yakni kasus pembunuhan Munir yang belum tuntas serta dalang pembunuhan yang belum diproses hukum, dikesampingkan.

    Alex mengakui Pollycarpus sudah menjalani minimal dua pertiga masa pidana 14 tahun yang diterimanya, syarat terpidana mendapatkan pembebasan bersyarat. Namun kasus pembu-nuhan Munir diduga juga melibatkan institusi negara, seperti Badan Intelijen Negara (BIN).

    Buat kami, dan menurut standar kejahatan, itu kejahatan luar biasa karena menggunakan in-frastruktur negara, dalam hal ini BIN, terus dila-kukan di dalam pesawat Garuda. Jadi, ukuran itu seharusnya menjadi pertimbangan Kemenkum HAM, tutur Alex.

    Pollycarpus awalnya dihukum dua tahun pen-jara dalam kasus Munir. Jaksa yang membawa

    Buat kami, dan menurut standar kejahatan, itu

    kejahatan luar biasa karena menggunakan infrastruktur

    negara, dalam hal ini BIN, terus dilakukan di dalam

    pesawat Garuda.

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    bukti baru mengajukan permohonan peninjau-an kembali, dan dikabulkan Mahkamah Agung pada 2008. Hukumannya meningkat jadi 20 tahun. Namun, pada peninjauan kembali ketiga, 20 Oktober 2013, masa pidananya dikorting menjadi 14 tahun. Pollycarpus juga menerima remisi total 51 bulan 80 hari. Berdasarkan atur-an, ia sudah bisa bebas bersyarat pada akhir November 2012.

    Namun Sekretaris Eksekutif Kasum, Chairul Anam, menilai pembebasan bersyarat tak

    boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan rasa keadilan. Hal itu diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor

    99 Tahun 2012 dan Peraturan Men-teri Hukum dan HAM Nomor M.2.PK.04-10/2007, yang salah satunya mengatur pembebasan bersyarat.

    Pertanyaannya, rasa keadil-an siapa yang jadi patokan? Pollycarpus? Kalau (memper-

    timbangkan) rasa keadilan korban, masyara-

    kat secara luas, (syarat memenuhi) rasa keadilan itu pasti terbantahkan, ucap Anam saat ditemui Selasa pekan lalu.

    Presiden Joko Widodo, menurut Anam, semes-tinya bisa memerintahkan Jaksa Agung meng-ajukan permohonan peninjauan kembali atas kasus Mayor Jenderal (Purnawirawan) Muchdi Purwoprandjono, eks Deputi V BIN Bidang Penggalangan, yang ikut terseret dalam pusaran kasus Munir. Apalagi ada catatan komunikasi antara teleponnya dan Pollycarpus.

    Pollycarpus itu hubungannya tidak hanya HP (telepon seluler) dengan HP, tapi juga HP de-ngan telepon ruangan di meja (kerja) Muchdi, kata Anam.

    Mantan Komandan Jenderal Komando Pasuk-an Khusus TNI Angkatan Darat tersebut saat itu menyangkal berkomunikasi dengan Pollycarpus. Ia berdalih bisa saja teleponnya dipakai orang lain. Menurut Anam, hal itu tidak masuk akal. Kalau dikatakan enggak kenal (dengan Pollycarpus) itu nonsense, atau telepon sering dipakai orang lain, yang prajurit, orang biasa saja enggak mungkin, ucapnya.

    Sekretaris Eksekutif Kasum, Chairul Anam

    ARI SAPUTRA/DETIKCOM

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    Sejumlah lembaga pegiat HAM menggelar konferensi pers menanggapi pembebasan bersyarat Pollycarpus.

    LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

    Muchdi, yang menjadi terdakwa kasus pem-bunuhan Munir, divonis bebas murni oleh Peng-adilan Negeri Jakarta Selatan pada 31 Desember 2008. Kejaksaan pernah mengajukan permohon-an kasasi atas putusan itu, tapi kandas. Mahka-mah Agung menolak kasasi jaksa pada 2009.

    Mantan anggota Tim Pencari Fakta kasus Munir, Hendardi, mengatakan tim ini pernah meminta keterangan kepada sejumlah anggota

    dan deputi BIN. Hanya, TPF tak pernah berhasil memanggil Muchdi dan A.M. Hendropriyono, yang saat Munir dibunuh menjabat Kepala BIN. Dalam penyelidikan, selain muncul nama Hen-dropriyono, TPF mengantongi 5 sampai 6 nama lain yang diduga tahu atau terlibat.

    Namun, hingga berakhirnya masa tugas pada 2005, TPF Munir, yang diketuai Brigadir Jenderal Polisi Marsudi Hanafi dengan wakil Asmara Na-baban (almarhum) serta 10 anggota, termasuk Retno MarsudiMenteri Luar Negeri saat initak pernah berhasil memintai keterangan dua mantan petinggi intelijen tersebut.

    Salah satu rekomendasi TPF kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu adalah dugaan adanya pemufakatan jahat untuk membunuh Munir. Dan dalam pemufakatan ini, ada dugaan kuat organisasi semacam BIN yang terlibat. Tim juga merekomendasikan agar Yudhoyono membentuk tim baru yang memiliki kewenangan lebih luas sehingga bisa memanggil pejabat BIN. Sayangnya, kata Hendardi, tim itu tak pernah terbentuk.

    Jadi, bukan hanya dia (Hendropriyono). Saya

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    eng gak berhak memberikan nama-nama karena sifatnya rahasia. Presiden yang seharusnya membuka ke publik. Tapi, sampai akhir masa jabatan SBY, tak pernah dibuka, ujar Kepala Badan Pengurus Setara Institute ini.

    Penyelidikan dilanjutkan tim Markas Besar Polri, yang diketuai Kepala Badan Reserse Krimi-nalsaat ituBambang Hendarso Danuri. Tim

    tersebut, menurut Hendardi, ternyata pernah memanggil Hendropriyono secara diam-diam. Ini juga mengundang kecurigaan. Kami (TPF) dulu tidak berhasil memanggil Hendro dan Muchdi, tuturnya.

    Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menganggap wajar pembebasan Pollycarpus memicu kontroversi karena adanya perbedaan sudut pandang. Ia menilai Pollycarpus berhak menerima pembebasan bersyarat karena telah menjalani dua pertiga masa hukuman dan ber-sikap baik di ruang tahanan.

    Kalau saya melanggar ketentuan undang-undang juga kan enggak baik, ucap Yasonna.

    Sementara itu, Sekretaris Kabinet Andi Wid-jajanto mengatakan pemerintah tak bisa meng-intervensi putusan bebas bersyarat Pollycarpus. Sebab, semua prosedur hukum sudah dilalui. Kendati begitu, Andi mengatakan, pemerintah tetap berkomitmen dalam menyelesaikan kasus-kasus HAM.

    Dalam waktu yang tidak lama, akan ada yang lebih jelas dari Presiden soal kasus-kasus itu, katanya. M. RIZAL, ADITYA MARDIASTUTI | DIM

    Mantan Deputi BIN Muchdi Pr.

    ADEK BERRY/AFP/GETTY IMAGES

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    PEMERIKSAAN SAYA BUKAN KARENA DESAKAN LSM

    A.M. HENDROPRIYONO:

    NAMA Jenderal TNI (Purnawira wan) Abdullah Makhmud Hendropriyono kerap dikaitkan de ngan pembunuhan Munir setiap kali kasus itu diungkit. Maklum saja, ia menjabat Kepala Badan Intelijen Negara ketika aktivis hak asasi manusia itu diracun dalam penerbangan Jakarta-Amster-dam menggunakan pesawat Garuda Indonesia pada 7 September 2004.

    Tim Pencari Fakta Kasus Munir ber-ulang kali memanggil pria kelahiran Yog-yakarta, 7 Mei 1945, itu untuk dimintai keterangan, tapi ia tak pernah datang. TPF pun merekomendasikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mem-

    bentuk tim baru dengan kewenangan yang lebih besar agar Hendropriyonodan sejumlah nama lainbisa diperiksa. Sebab, BIN diduga kuat terlibat.

    Namun agak sulit menghubunginya akhir-akhir ini. Ia sempat membalas pesan singkat yang berkali-kali dikirimkan dan menyatakan bersedia dihubungi. Namun, saat dikontak, nomor telepon selulernya tidak aktif. Akhirnya, setelah beberapa kali mencoba, warta wan majalah detik M. Rizal berhasil mewawancarai Hendro-priyono via telepon, Rabu malam pekan lalu. Berikut ini petikannya.

    Pembebasan bersyarat Pollycar-pus dikecam sejumlah kalangan.

    Para aktivis juga meminta Anda di-adili. Tanggapan Anda?

    Negara kita ini negara berdasarkan hu-kum, tapi bukan hukum rimba. Menebar fitnah untuk membentuk opini publik, sehingga menghukum orang yang tidak bersalah sama sekali tidak dibenarkan. Saya yakin tidak terlibat dan percaya bahwa proses ajudikasi di negara selalu berjalan secara adil.

    Sangat disesalkan kenapa tim forensik kita (Polri) dulu tidak diberi kesempatan

    memerik-

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    sa jenazah Munir. Sehingga, semata-ma-ta itu hanya berpegang pada keterangan dari pihak Belanda saja. Padahal Munir tewas di pesawat Garuda Indonesia, yang berbendera Indonesia.

    Jadi, apa yang sebenarnya terjadi saat itu sehingga Munir dibunuh?

    Nah, anehnya, kenapa selama 10 ta-

    hun terakhir, di saat (presiden kelima) Megawati (Soekarnoputri) menjadi oposisi, kasus ini tidak juga terungkap? Di samping itu, saya tahu dari Taufiq Kiemas (almarhum) bahwa Munir ber-niat menerjunkan diri ke politik dengan masuk PDIP (Partai Demokrasi Indone-sia Perjuangan).

    Munir masuk PDIP saat itu? Nah, itu saya enggak tahu....Anda siap diperiksa lagi kalau ada

    pemeriksaan lanjutan untuk meng-ungkap kasus Munir?

    Mengenai pemeriksaan terhadap saya, sebagai warga negara, tentu merupakan kewenangan lembaga peradilan. Bukan karena ada desakan dan tuntutan dari lembaga politik yang dipengaruhi oleh gonggongan-gonggongan LSM tertentu.

    Kalau dari analisis atau mungkin hasil investigasi BIN saat itu, siapa sebenarnya orang atau pihak yang merencanakan melenyapkan Munir?

    BIN merupakan badan yang sedang di-tuduh dalam kasus itu, sehingga tidak fair kalau melakukan investigasi sendiri. Lagi pula, kewenangan tersebut berada pada Polri sebagai aparat penegak hukum. Tentang versi pemerintah, tanyakan ke pemerintahan SBY. Karena, pengusutan dilakukan sesudah Megawati tidak lagi memerintah.

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    KRIMINAL

    ILU

    STR

    ASI:

    EDI W

    AHYO

    NO

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    PERAMPOKAN PENUMPANG WANITA DI DALAM TAKSI MARAK LAGI. MENGGUNAKAN MODUS LAMA, PELAKU BERSEMBUNYI DI BAGASI.

    TEROR DI TAKSI PUTIH

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    SEORANG karyawati berinisial RW tak bisa melupakan musibah yang dialaminya Jumat malam, akhir November lalu. Perempuan berusia 27 tahun tersebut menjadi korban perampok-an di dalam taksi. Bahkan ia nyaris diperkosa oleh perampok, yang berjumlah tiga orang. Kejadian itu sampai membuat RW ketakutan ketika melihat taksi melintas.

    Traumatis banget, kata pegawai salah satu

    perusahaan di kawasan Kuningan, Jakarta Se-latan, itu kepada majalah detik.

    Peristiwa nahas itu terjadi pukul 23.00 WIB. Saat itu, RW naik taksi berwarna putih dari kawasan Mega Kuningan. Tapi, baru beberapa menit melaju, jok belakang taksi di sebelah-nya tiba-tiba menekuk. Kemudian muncul se-orang pria yang ternyata sudah bersembunyi di bagasi. Sebelum mempereteli harta benda korban, pelaku menebar ancaman.

    Armada taksi pada saat jam pulang kerja di Jakarta (ilustrasi).

    ZABUR KARURU/ANTARAFOTO

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    Kamu pernah diperkosa bergiliran enggak? Biasanya, kalau gini, pasti diperkosa terus dite-lanjangi dan diturunin di tol, begitu ancaman salah satu perampok seperti ditirukan RW.

    RW pun terpaksa menyerahkan dua telepon seluler miliknya. Uang tabungannya juga diku-ras melalui anjungan tunai mandiri (ATM). Ia

    sendiri cuma ditinggali uang Rp 300 ribu, lalu diturunkan di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

    Sebelum turun dari taksi, RW diancam pelaku dengan benda serupa pistol agar tak berteriak. Beruntung, ia bertemu seorang petugas keamanan kompleks perumahan di dekat situ. Ia pun meminjam telepon untuk menghubungi kerabatnya, dan kemudian me-lapor ke Kepolisian Sektor Setiabudi, Jakarta Selatan.

    Beberapa hari berselang, kejadian serupa terulang. Kali ini menimpa seorang karyawati berinisial RP, yang bekerja di Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta. Ia mengaku dirampok di dalam taksi Express yang ditum-panginya.

    Saya yakin itu taksi Express. Karena, sela-ma ini, saya pulang kerja kalau tidak naik taksi Blue Bird, ya, Express, ujar RP.

    Ia meyakini hal itu karena ia hafal dengan ciri khas taksi berlogo Express. Seperti ada-nya lampu LED merah di depan dasbor serta logo Express pada bagian belakang sandaran kepala jok depan. Ia juga ingat nomor pintu

    Seorang pegawai kantoran saat pulang kerja di Jakarta.

    GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    taksi tersebut. Dan setelah dicek melalui call center Express, operator mengakui nomor pintu yang ia sebutkan terdaftar.

    Sama seperti RW, RP menjadi korban saat pulang kantor. Kejadiannya pada Senin malam pekan lalu sekitar pukul 19.30 WIB. Ia menye-top taksi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Saat taksi melintas di terowongan SCBD ke arah Jalan Gatot Subroto, ia dike-jutkan oleh suara di bagasi belakang joknya. Tiba-tiba jok belakang terbuka, lalu muncul seorang pria.

    Pelaku keluar dari bagasi dan langsung

    mencekik leher saya, ucapnya.Pelaku terus memegangi leher dan pundak

    korban agar tidak melawan. Barang-barang berharga milik RP dikeluarkan dari dalam tas. Yang diambil laptop, iPhone 5, (kartu) ATM BCA, sama kalung emas saya. Total kerugian sekitar Rp 40 juta, katanya, lirih.

    Dari terowongan SCBD, korban dibawa berputar balik ke arah Sudirman. Ia juga diba-wa ke arah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, lalu taksi itu berhenti di Jalan Cikunir. Di situ mereka menguras uang saya di ATM setelah memaksa saya menyebut nomor PIN, ujar RP.

    Pool taksi Express

    ARI SAPUTRA/DETIKCOM

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    Korban selanjutnya diturunkan dari taksi setelah diberi uang Rp 150 ribu untuk ongkos pulang. Uang itu pun berasal dari dompetnya sendiri. Kasus tersebut kemudian dilaporkan RP ke Kepolisian Daerah Metro Jaya.

    Sutiarto, General Manager Operational Ex-press Group, saat dimintai konfirmasi majalah detik membenarkan telah menerima laporan mengenai kasus perampokan yang diduga terjadi di dalam unit taksi berwarna putih.

    Express Group lalu menggandeng Polri me-lakukan investigasi pada 26 November 2014. Namun, setelah polisi melakukan penyelidik-an dengan memanggil unit taksi Express dan pengemudinya, serta dipertemukan dengan korban, ternyata terdapat perbedaan signifik-an dengan ciri-ciri yang dimaksud korban.

    Hal tersebut, menurut Sutiarto, sejalan dengan catatan perjalanan yang terdata di Di-gital Dispatch System (DDS), yang terpasang di setiap taksi Express. Nomor pintu yang di-laporkan tidak beredar di rute yang ditempuh korban. Tapi Sutiarto berjanji akan terbuka kepada publik jika ada temuan baru.

    Kami akan terus melakukan tindakan pro-aktif untuk dapat menjerat pelaku kriminal ini, ujarnya.

    Polisi juga memastikan taksi putih yang digunakan untuk merampok korban dalam dua peristiwa di Jakarta itu bukan berasal dari perusahaan Express. Logo taksi tersebut didu-ga dipalsukan. Kepolisian Daerah Metro Jaya juga telah menemukan titik terang mengenai pelaku perampokan tersebut, dan kini sedang diburu.

    "Tinggal menelusuri di lapangan untuk ke-beradaan pelaku-pelakunya ini," tutur Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Kamis pekan lalu.

    Modus pelaku yang bersembunyi di bagasi lalu muncul melalui jok belakang taksi per-nah marak beberapa tahun lalu. Menyikapi perampokan di dalam taksi yang mulai marak kembali, tak kurang Kepala Kepolisian RI Jen-deral Sutarman mengimbau masyarakat ber-hati-hati. Silakan pilih taksi yang benar-benar terdaftar. Kalau ragu, jangan naik, tuturnya.

    Sutarman menambahkan, Polri akan me-

    Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutarman

    RENGGA SANCAYA/DETIKCOM

    Silakan pilih taksi yang benar-benar terdaftar. Kalau ragu, jangan naik.

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    nindak tegas para pelaku taksi gelap yang meresahkan warga. Terlebih kalau ada potensi kriminal dalam taksi tersebut. Salah satu cara polisi mengerem aksi kejahatan dalam taksi adalah merazia taksi-taksi lewat operasi Ze-bra, yang selama dua pekan ini digelar.

    Tapi, di mata Ketua Bidang Pengaduan dan

    Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indo-nesia (YLKI) Sularsih, mengatasi kejahatan di dalam taksi tak sekadar penegakan hukum. Perlu iktikad baik dari pengelola taksi untuk memberikan rasa aman dan nya man kepada penumpangnya.

    Tindak pencegahan yang dilakukan pe-ngelola adalah mewajibkan setiap unit taksi mencantumkan nomor bodi. Pengendara juga harus diberi seragam sebagai identitas perusahaan. Nomor identitas juga wajib dicantumkan dan harus terlihat dan terbaca oleh si penumpang serta dilengkapi dengan nomor call center pengaduan pelanggan.

    Selain itu, perusahaan taksi perlu mengan-tisipasi kejahatan di taksi dengan memasang perangkat global positioning system (GPS). Tu-juannya tak lain untuk keamanan penumpang dan pengemudinya sendiri. Perampokan kan (korbannya) tidak hanya dari penumpang, tapi juga pengemudi bisa menjadi korban kejahatan, ucap Sularsih.

    ADITYA MARDIASTUTI | DEDEN G.

    Pelat baja yang dipasang di bagasi taksi Express untuk mencegah kejahatan.

    DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    KOLOM

    OLEH: M. ALFAN ALFIAN

    BIODATA

    Nama: M. Alfan Alfian

    Pekerjaan: Dosen Pascasarjana Ilmu

    Politik Universitas Nasional, Jakarta

    Direktur Riset The Akbar Tandjung Institute, Jakarta

    HASIL Musyawarah Nasional Partai Golkar di Bali, yang memilih secara aklamasi Aburizal Bakrie (ARB) untuk kembali memimpin Partai Golkar hingga 2019, menegaskan terbelahnya partai berlambang beringin itu. Satu kelompok adalah mereka yang mendukung Munas Bali dan satu lagi kelompok di luar yang dimotori Agung Laksono yang tengah merencanakan munas tandingan di Jakarta pada Januari 2015.

    Sempat ada imbauan dari Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Laksamana TNI (Purnawirawan) Tedjo Edhy Purdijatno agar pihak kepolisian tidak memberi izin pelaksanaan munas di Bali. Tapi Gubernur Bali dan kepolisian se-tempat justru menjamin keamanan agar munas tetap dilaksanakan sesuai dengan jadwal. Dalam konteks inilah, mencuat analisis bahwa politik perizinan ala Orde Baru terbukti dapat dimentahkan. Walhasil, Munas Bali berjalan lancar tidak ada ke-kacauan sebagaimana diramalkan semula. Dengan demikian, kubu ARB telah maju

    DIMOTORI GOLKAR, KMP SUKSES MENGUASAI KEPEMIMPINAN SERTA ALAT-ALAT KELENGKAPAN DPR DAN MPR. JUGA KOMPAK BERGERAK DI DAERAH-DAERAH.

    ABURIZAL ROMBAKANOMALI GOLKAR

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    KOLOM

    selangkah ketimbang kubu Agung Laksono dalam hal penyelenggaraan munas. Realitas politik Golkar pasca-Munas Bali, yang oleh Zainal Bintang dinilai sebagai

    bentuk kecanggihan ARB dalam melakukan rekayasa konstitusional, menun-jukkan bahwa ARB masih sangat kuat. Tapi bagaimana kalau munas kubu Agung terselenggara pula pada Januari 2014? Tentu akan ada dua Golkar, sebagaimana ada dua PPP. Artinya, konflik internal masih akan berlanjut. Namun, kalau munas Januari ternyata tidak lebih besar ketimbang Munas Bali, legitimasi faktual kubu ARB lebih kuat. Tapi masih ada kekuatan eksternal pemerintah yang bisa saja, karena kepentingan politik, mengakui kubu Agung.

    Dalam formasi politik dua Golkar, kubu ARB akan berhadapan dengan kubu Agung sebagai kelompok penekan. Pertanyaannya, sampai kapan mereka kuat pada posisi masing-masing? Akankah dualisme Golkar cepat usai atau bertahan hingga 2019? Tentu hal ini akan bergantung pada dinamika politik internalnya. Bagi kubu Agung, selain menjadi kelompok penekan, sesungguhnya masih ada pilihan lainnya, yakni mendirikan partai baru atau para personelnya bergabung ke partai lain, seperti NasDem atau Hanura.

    Sekarang, bagaimana dengan konteks eksternalnya? Jelas bahwa pasca-Munas Bali, Golkar memantapkan posisi sebagai jantung politik Koalisi Merah Putih (KMP). Pencapaian Golkar di KMP sesungguhnya cukup maju, terlepas dari kon-troversinya, yakni dengan menguasai kepemimpinan serta alat-alat kelengkapan DPR dan MPR. KMP juga kompak bergerak di daerah-daerah. Dari sisi ini, KMP telah mampu bereksperimen politik dengan mewujudkan suatu, meminjam istilah yang lazim dalam teori pilihan rasional, struktur insentif yang kuat.

    Dalam konteks Golkar, mengapa ARB mampu bertahan? Karena ia mampu memainkan peran penting dalam KMP dan memanfaatkan struktur insentif ke-

    Pendidikan: S-1 Universitas Muham-

    madiyah Malang S-2 Ilmu Politik Universi-

    tas Nasional, Jakarta S-3 Ilmu Politik Uni-

    versitas Gadjah Mada, Yogyakarta

    Karya: Menjadi Pemimpin Politik,

    Gramedia, 2009 Demokrasi Pilihlah Aku,

    Intrans, 2009 Pemimpin yang Pelayan,

    Intrans, 2010 Kekuatan Pemimpin,

    Kubah Ilmu, 2012 Hamka dan Bahagia,

    Penjuru Ilmu, 2014

    Penghargaan: Dosen Berdedikasi Uni-

    versitas Nasional, 2007

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    KOLOM

    lompok penyeimbang untuk tetap merasa nyaman, kendati mereka berada di luar pemerintahan. Golkar di luar kekuasaan lazim diulas oleh banyak pihak sebagai sebuah anomali. Tapi, terutama pasca-Munas Bali, suka atau tidak, ARB mampu merombak pola pikir Golkar harus di pemerintahan. Eksperimen ini jauh lebih berhasil ketimbang ikhtiar serupa yang dilakukan Akbar Tandjung pascapilpres 2004.

    Robohnya mitos Golkar harus di pemerintahan ini sesungguhnya konsekuensi logis atas apa yang pernah ditancapkan oleh Akbar Tandjung di awal Reformasi, mengenai paradigma baru Golkar. Bahwa Golkar adalah partai politik yang sejajar dengan yang lain serta memiliki pilihan-pilihan yang lazim pascakontestasi politik, di pemerintahan atau di luarnya.

    ILUST

    RASI:

    EDI W

    AHYO

    NO

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    KOLOM

    Mau ke mana Golkar? Terlepas dari kritik dominasi oligarki ARB dan pilihan poli-tiknya di luar pemerintahan, jelas bahwa Golkar mengarah ke pilihan yang terakhir itu. Eksperimen lima tahun ke depan, Golkar di luar pemerintahan dan menjadi kekuatan oposisi, bahasa yang lebih tegas ketimbang kekuatan penyeimbang. Karena Golkar jantung KMP, ia menjadi ancaman nyata dari barisan pendukung pemerintahan yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

    Kontestasi politik bakal ramai dan keras lima tahun ini justru karena KMP atau kekuatan politik di luar pemerintahan tampak semakin solid. Kalau pola dan gaya komunikasi politik pemerintah tidak diubah drastis, KIH akan kewalahan. Memang pemerintahan tetap berjalan dan tidak akan ada shutdown seperti lazim terjadi di Amerika Serikat. Tapi politik tidak mesti pertengkaran terus-menerus, pasti sejarah politik ke depan juga diwarnai sejumlah kompromi alias konsensus.

    Gaya politik oposisi Golkar sebagai bagian dari KMP tentu akan lain dibanding-kan dengan PDIP sepanjang dua dekade belakangan. Golkar akan lebih progresif di parlemen. Aksi interpelasi terhadap kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi belum lama ini tentu akan berlanjut. Pemerintah harus memiliki ekstratenaga dalam menghadapi parlemen yang notabene KIH versus KMP. n

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    FOKUS

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    RUMAH JAHANAM DI MEDAN

    DI RUMAH SYAMSUL ANWAR, DUA PRT DIDUGA DIBUNUH. SEPULUH PRT LAINNYA HILANG. 100 KTP DITEMUKAN DI RUMAH AGEN PENYALUR PRT ITU. BANYAK KEKEJAMAN.

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    Tap untuk melihat Video TANGIS Anis Rahayu pecah. Di de-pannya terbujur kaku tubuh seorang temannya yang basah kuyup, tidak lagi bernyawa. Kenapa dia bisa teng-

    gelam seperti ini, Bu? tanya Anis.Bibi Radika, si pemilik rumah sekaligus majikan

    Anis, menjawab tidak tahu. Tapi, seingat Anis, pada hari nahas itu, 31 Oktober 2014, teman yang meninggal yang biasa dipanggil dengan sebutan Cici itu baru saja disuruh bersih-bersih lantai.

    Radika rupanya tidak puas dengan hasil kerja Cici. Istri Syamsul Anwar, bos CV Maju Jaya, agen penyalur PRT, itu pun marah-marah. Anak Radika, Anwar alias Pai, ikut nimbrung.

    Tidak ketinggalan Bahtiar Fahlevi alias Bari, keponakan Radika, serta tiga anak buah Syam-sul: Fery Syahputra (sopir), Kiki Andika (pekerja), dan Jahir (pekerja). Mereka berlomba menyiksa Cici, memukulinya berkali-kali dengan apa saja yang bisa dipegang, dari sendok sayur, centong nasi yang terbuat dari kayu, sampai kemoceng.

    Tidak puas dengan hanya memukul, mereka lantas menyeret Cici ke kamar mandi dan membenamkannya ke dalam bak. Lima laki-laki itu memegang kaki perempuan berusia 54 tahun tersebut dan membenamkan kepalanya ke dalam air.

    Pertama kali direndem belum mati. Terus direndam lagi, mati, Anis mengisahkan.

    Anis juga mendapat perlakuan kejam selama bekerja di tempat Syamsul. Ia dipukuli menggu-nakan alat pengering rambut. Sampai berda-rah, enggak dikasih apa-apa, ujarnya.

    Penderitaan Anis berakhir setelah polisi

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    menggeledah rumah Syamsul, Jalan Beo No-mor 17, Medan Timur, Kota Medan, itu pada Kamis, 27 November 2014.

    Polisi sebenarnya menggedor rumah Syam-sul karena mendapat laporan warga yang terganggu oleh perilaku keluarga Syamsul. Pria keturunan India ini memasang portal jalan di depan rumahnya. Padahal rumah itu terletak di

    persimpangan Jalan Beo dengan Jalan Angsana.Ati, Kepala Lingkungan 11 Jalan Beo, menya-

    takan portal itu dibuka-tutup semau Syamsul sehingga mengganggu warga. Kalau sudah malam ditutup, jam tujuh pagi baru dibuka. Kalau dipanggil sama kami, enggak mau, ujar Ati.

    Namun laporan itu berkembang karena ke-diaman Syamsul juga terkenal sebagai tempat penampungan PRT tidak resmi. Saat mengge-rebek rumah tersebut, polisi menemukan tiga PRT, yakni Anis, Endah, dan Rukmaini.

    Mereka pun diselamatkan dan dibawa ke Markas Kepolisian Resor Kota Medan. Wajah mereka pucat pasi saat dievakuasi polisi. Kon-disi mereka juga menyedihkan dengan bebera-pa bagian tubuh memar.

    Kepada polisi, Anis cs lantas memberi kesak-sian soal tewasnya Cici. Polisi segera bergerak. Kebetulan ciri-ciri Cici yang digambarkan oleh ketiganya cocok dengan mayat tidak dikenal yang diotopsi di Rumah Sakit Kabanjahe, Ka-bupaten Karo. Mayat tersebut ditemukan pada hari yang sama dengan pembunuhan Cici.

    FOKUS

    Polisi berjaga di rumah tersangka Syamsul Anwar, tempat penampungan PRT, di Jalan Beo, Medan, Sumut, Selasa (2/12).

    BAHTIAR RIFAI/MAJALAH DETIK

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    Keluarga Syamsul menyuruh Anis cs meng-ganti baju jenazah Cici yang basah, tutur Wakil Kepala Polresta Medan Ajun Komisaris Besar Yusuf Hondawantri Naibaho.

    Sekitar pukul 14.00 WIB, mayat itu kemudian dibawa dengan mobil Syamsul ke Tanah Karo. Selain mayat, di dalam mobil itu ada Syamsul, Pai, Bari, Fery, Kiki, dan Jahir. Sesampai mereka di pinggiran kampung, di Kecamatan Barus Jahe, mayat itu dibuang begitu saja.

    Sore harinya, mayat itu ditemukan warga dan dibawa ke RS Kabanjahe. Namun, beberapa hari setelah otopsi, tidak ada laporan kehilang-an anggota keluarga. Pihak rumah sakit lantas menguburkan mayat itu di tempat pemakam-an di belakang gedung.

    Polisi pun menangkap Syamsul, Radika, Pai, Bari, Fery, Kiki, dan Jahir. Ketujuh orang itu ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pem-bunuhan.

    Anis cs juga memberi kesaksian bahwa masih terdapat satu PRT yang hilang bernama Yanti. Diduga ia juga dibunuh oleh komplotan Syamsul. Mayat yang diduga Yanti ditemukan

    di Sungai Deli.Polisi menduga Syamsul berupaya menghi-

    langkan barang bukti. Selain menelisik Yanti, polisi mendalami dugaan hilangnya 10 PRT lainnya di tempat penampungan itu.

    Beberapa bukti dugaan perdagangan ma-nusia masih didalami polisi setelah ditemukan seratus buah fotokopi kartu tanda penduduk di dalam rumah tersebut.

    Selain itu, polisi menelusuri alamat Cici di Jalan Candi Tembaga, Kali Pancur, Ngalian, Semarang. Dari penelusuran itu diketahui, jenazah perempuan yang selama ini dianggap Cici ternyata bukan Cici.

    Cici masih hidup, bahkan datang untuk di-periksa di Markas Polresta Medan pada Jumat, 5 Desember 2014. Perempuan yang diduga tewas dibunuh Syamsul cs adalah kakak Cici, Hermin Ruswidianti. Ia sengaja meminjam KTP Cici untuk mencari pekerjaan. KTP Hermin hilang.

    Dinas Tenaga Kerja Kota Medan tak mau ketinggalan. Mereka lantas menyisir perusa-haan penyuplai PRT di kota itu. Kediaman adik

    FOKUS

    Kepala Polresta Medan Ajun Komisaris Besar Yusuf Hondawantri Naibaho.

    BAHTIAR RIFAI/MAJALAH DETIK

    Keluarga Syamsul menyuruh Anis cs mengganti baju jenazah Cici yang basah

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    Syamsul, Ahmad Parwez alias Haji Kaka, turut digerebek. Mereka membawa salah seorang PRT, Dorce Dina.

    Kepala Dinas Tenaga Kerja Medan Arman-syah Lubis menyebutkan Kaka mengelola CV Adam Jaya. Perusahaan ini sama ilegalnya dengan CV Maju Jaya.

    Kalau enggak salah, CV adiknya itu Adam Jaya. Kalau punya Syamsul kan Maju Jaya. Itu pun enggak ada perizinannya. Dari 2007 eng-

    gak pernah ngurus izin, katanya.Dorce mengaku dibawa dari Jakarta oleh

    Syamsul. Ia minta bekerja satu tahun saja. Na-mun Syamsul menipunya dengan mempekerja-kannya selama dua tahun. Uang hasil kerja tak pernah sampai di tangannya karena langsung dikelola oleh Syamsul cs.

    Perilaku buruk Syamsul cs bukan cerita baru. Penelusuran majalah detik menemukan daftar perilaku buruk Syamsul. Tiga PRT melarikan diri

    Tujuh tersangka penyiksa pembantu saat diamankan kepolisian.

    KHOIRUL IKHWAN/DETIKCOM

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    FOKUS

    Tersangka Syamsul Anwar sedang digelandang polisi.

    KHOIRUL IKHWAN/DETIKCOM

    dari rumah penampungan Syamsul pada 2011. Mereka mengalami penyiksaan dan gaji yang di-berikan tidak sesuai, seharusnya Rp 850 ribu tapi hanya dibayarkan Rp 500 ribu.

    Ketiga PRT ini baru dapat melarikan diri setelah memanjat dinding beton rumah Syamsul setinggi 2,5 meter. Mereka menunggu penjaga terlelap saat pagi buta. Mereka menyisir jalanan hingga ditemukan oleh warga kampung Jalan Purwosari, Medan, dan diantar ke kantor Kepolisian Sektor Kota Medan Timur. Tapi laporan ini tidak membu-at Syamsul kapok.

    Koordinator Pusat Pelayanan Terpadu Pem-berdayaan Perempuan dan Anak Kota Medan, Rina Sitompul, mengaku menampung enam PRT yang juga melarikan diri dari rumah Syam-sul pada 2012.

    Mereka melarikan diri dengan bantuan Manajer Lapangan CV Maju Jaya, Eko, dengan cara memanjat tali nilon dari lantai dua rumah Syamsul. Selepas dari rumah itu, mereka sempat dilindungi oleh LSM Pusaka Indonesia untuk melapor ke Polresta Medan.

    Namun enam PRT tersebut hanya sebagian korban. Masih terdapat sembilan orang yang disekap di dalam rumah itu. Upaya pembebas-an mereka gagal.

    Setelah Rina melapor ke polisi, sembilan PRT yang masih disekap lenyap dari rumah itu. Bah-kan upaya membebaskan mereka juga dilakukan oleh Yayasan Lara Surya Mandiri, yayasan yang mengirim PRT ke tempat Syamsul dari Jakarta. Namun polisi tidak menindaklanjuti laporan itu.

    Rina khawatir polisi sering angin-anginan me-nanggapi kasus semacam ini. Pengalaman kita begitu. Sering sekali kasusnya enggak lanjut,

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    dia mengeluh.Syamsul membantah tudingan penyiksaan,

    pembunuhan, dan praktek penjualan manusia. Ia mengaku tak mengurusi pengelolaan PRT di rumahnya. Saya keluar dari pagi karena bisnis cincin. Saya selalu serahkan ke pekerja saya, ujarnya.

    Kini ia dan enam tersangka lainnya mende-kam di tahanan Polresta Medan. Penyidik men-jerat mereka dengan pasal berlapis, yakni per-dagangan manusia, pasal 338 KUHP mengenai

    pembunuhan, pasal 351 ayat 3 KUHP tentang kekerasan yang menyebabkan kematian, dan kekerasan dalam rumah tangga.

    Keluarga Anis meminta polisi melakukan proses hukum yang adil pada Syamsul. Mere-ka lega Anis, yang tiga tahun tidak ada kabar, akhirnya diketahui selamat. Saya harap Anis bisa segera pulang, biar kerja di sini saja, dekat dengan saya, harap ayah Anis, Supardi.

    BAHTIAR RIFAI (MEDAN), MUHAMMAD AMINUDIN (MALANG) | ARYO

    BHAWONO

    Korban Mrs. X diduga bernama Yanti.

    ISTIMEWA

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    KEGELISAHAN Supardi atas Anis Rahayu, putri-nya, akhirnya terjawab. Meski pilu karena putrinya menjadi korban kekerasan majikannya, Syamsul Anwar, ia lega perempuan 26 tahun itu masih hidup.

    Melalui televisi, Supardi mengetahui kabar Anis ketika aparat kepolisian Medan berhasil mengungkap kebiadaban Syamsul terhadap pembantu rumah tangganya.

    Sejak saat itu, Supardi tidak ingin ketinggalan informasi mengenai kasus putri sulungnya tersebut. Sepulang bekerja sebagai penjaga Masjid Ki Ageng Gribig di Kelurahan Mad-yopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, ia me-nyempatkan diri menonton siaran televisi.

    Karena tidak memiliki televisi, Supardi menumpang di rumah tetangganya, tak jauh dari tempatnya bekerja. Saya tahu dari televisi beberapa hari lalu. Tampak seperti anak

    3 TAHUN HILANG SAMPAI DITANYAKAN KE PARANORMAL

    FOKUS

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    saya, ternyata benar. Saya gembira sete-lah tiga tahun tidak ada kabar mengenai Anis, ucapnya.

    Anis besar di keluarga yang terbilang kurang mampu. Pendidikan sekolah ha-nya diselesaikan sampai jenjang sekolah dasar. Ketika Anis masih kecil, Tukini, ibu kandungnya, pergi untuk selamanya.

    Dia pun hidup bersama dua adik lelaki di rumahnya, Jalan Peltu Sujono Gang Se-runi RT 14 RW 02, Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

    Untuk menyambung hidup, sebelumnya Anis hanya bisa membantu para tetangga, mulai menjaga anak sampai bekerja serabutan. Kondisi itulah yang mendorong Anis meng-adu nasib sebagai pembantu rumah tangga.

    Supardi kala itu hanya bekerja sebagai pengayuh becak. Kedua saudara Anis juga memilih bekerja. Kini mereka berada di Medan dan Jakarta.

    Supardi tidak mempunyai pilihan untuk menghentikan ke-inginan Anis saat itu. Dengan modal pakaian seadanya, Anis

    bertolak ke Ibu Kota menjadi pembantu rumah tangga.

    Tiga bulan bekerja, Anis masih sering menelepon ke rumah tetangga dekat. Setelah itu, Anis tidak lagi menghubungi dan ada kabar bahwa Anis memilih kabur meninggalkan rumah majikan, tutur Supardi.

    Mulai saat itulah Supardi kehilangan komunikasi dengan Anis. Rasa khawatir merasuki Supardi setelah dua tahun Anis tidak diketahui keberadaannya.

    Supardi lalu berkeliling menemui pa-ranormal untuk meminta bantuan. Dari Banyuwangi sampai Blitar berkali-kali didatangi Supardi hanya untuk meng-ungkap keberadaan Anis.

    Bukan tanpa hasil atas usahanya ter-sebut. Sebuah informasi didapatkan Supardi kala itu, bahwa Anis dalam kondisi hidup dan berada di sebuah tempat. Su-pardi pun tidak hentinya mengucap syukur Anis ditemukan selamat. MUHAMMAD AMINUDIN (MALANG)

    Tiga bulan bekerja, Anis masih sering menelepon ke rumah tetangga dekat. Setelah itu, Anis tidak lagi menghubungi dan ada kabar bahwa Anis memilih kabur meninggalkan rumah majikan.

  • FOKUS

    TEWASNYA pembantu rumah tangga di Medan menambah daftar panjang kasus kekerasan terhadap pekerja domestik di Indonesia. Jaringan Nasional Advokasi untuk Perlindungan PRT mencatat, pada 2011-2013 setidaknya terjadi 653 kasus kekerasan terhadap PRT.

    Jaringan LSM ini mendesak peme-rintah dan DPR segera mengesahkan Undang-Undang Perlindungan PRT, yang mandek pembahasannya sejak 2004. Berikut ini perjalanan panjang draf peraturan tersebut.

    MENAGIH JANJI MANISPRESIDEN BUAT PRT

    UU PRT masuk Program Legislasi Nasional. Namun, hingga DPR berganti pada 2009, tak ada pembahasan UU PRT.

    UU PRT sempat dibahas Komisi IX, tapi tak masuk Program Legislasi Nasional.

    Presiden SBY berpidato dalam Konferensi ke-100 Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Jenewa, Swiss. SBY meminta semua negara melindungi PRT dan meratifikasi Konvensi ILO No.189 tentang Kerja Layak PRT.

    RUU PRT masuk Program Legislasi Nasional 2012.

    Komisi IX DPR melakukan studi banding aturan soal PRT ke Afrika Selatan dan Argentina.

    Harmonisasi RUU PRT di Badan Legislasi. Pembahasan mandek karena ada anggota Baleg yang menolak RUU PRT.

    Anggota Baleg dari Fraksi Golkar, Nurul Arifin, menilai sebaiknya RUU yang dibuat adalah RUU soal penyedia jasa PRT. Nurul mengatakan hubungan

    majikan dan pembantu di Indonesia adalah hubungan kekeluargaan.

    LSM pemerhati PRT menemui calon presiden Jokowi dan memintanya memperhatikan nasib pekerja domestik. Mereka juga berunjuk rasa menagih UU PRT kepada Presiden

    SBY di depan Istana Merdeka.

    Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dilantik. Janji kampanye pasangan ini antara lain mengupayakan UU Perlindungan PRT.

    Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Anshori Siregar, menyatakan tengah membahas RUU PRT. Nanti akan ada pasal-pasal yang memberi perlindungan kepada PRT, termasuk soal penghasilannya, kata Anshori.

    Masa bakti DPR periode 2009-2014 berakhir tanpa ada UU PRT.

    Uji publik RUU PRT.

    RUU PRT masuk program legislasi sebagai inisiatif DPR.

    Draf RUU PRT rampung di Komisi IX dan diserahkan kepada Badan Legislasi DPR.

    Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dalam pertemuan dengan Presiden SBY meminta agar ada perlindungan kepada PRT dalam bentuk UU.

    Hari PRT se-Dunia dirayakan sejumlah PRT dan LSM dengan menggalang Koin Tri Tuntutan Layak buat pasangan Jokowi-JK, dengan harapan, jika menang, mereka memperhatikan PRT.

    2005

    2013

    2 APRIL 2013

    29 JULI 2013

    16 JUNI 2014

    2010

    2012

    27-31 AGUSTUS 2012

    27 FEBRUARI 2013

    5 JUNI 2013

    1 MEI 2014

    30 SEPTEMBER 2014

    20 OKTOBER 2014

    4 DESEMBER 2014

    14 JUNI 2011

    OKTA WIGUNA | INFOGRAFIS: MINDRA PURNOMO

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    FOKUSFOKUS

    SETEL LAGU INDIA,

    LALU MENYIKSA

    PENYIKSAAN PRT DI RUMAH SYAMSUL DIDUGA BERLANGSUNG

    BERTAHUN-TAHUN. MENYETEL MUSIK INDIA KERAS-KERAS AGAR TAK

    KETAHUAN TETANGGA.

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    FOKUS

    MAK Ginah, 52 tahun, masih ber-gidik mengingat kejadian sepuluh tahun lalu itu. Pagi itu Ginah ber-ada di rumah Syamsul Anwar, yang mencarikan majikan tempat dia bisa bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Medan.

    Sekitar pukul sepuluh pagi, ada seorang pembantu yang datang diantar majikannya. Perempuan itu hendak mengambil kalung dan anting yang dititipkan di rumah Syamsul sebe-lum ia pindah ke rumah majikan.

    Kebetulan saat itu Syamsul dan istrinya, Ra-dika, tidak berada di rumah, sehingga mereka hanya ditemui karyawan CV Maju Jaya, agen

    penyalur PRT milik Syamsul. Tapi bukan perhi-asan yang didapat, melainkan tinju dan sepak-an anak buah Syamsul.

    Majikan yang mencoba menolong malah ikut dimaki. Jantung saya mau copot karena takut, kata Ginah saat ditemui majalah detik. Kok jahat begini orang di yayasan.

    Sejak Ginah tiba di rumah Syamsul sehari se-belumnya, sesama pembantu yang ada di sana menceritakan kengerian mereka. Karyawan CV Maju Jaya, kata mereka, ringan tangan dalam menjaga pekerja yang akan disalurkan.

    Salah sedikit, mereka bakal dihajar. Tidak bisa ngobrol, tidak bisa tidur, kata Ginah menirukan

    Warga di lingkungan XI, Medan Timur, berkerumun di rumah Jalan Beo yang dijadikan penampungan PRT ilegal oleh Syamsul Anwar.

    BAHTIAR RIFAI/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    FOKUS

    cerita yang didengarnya ketika itu. Penjaganya menendang kalau kita tidur. Katanya jangan tidur terus, bikin sial.

    Ginah baru percaya setelah melihatnya sen-diri. Hingga kini, ia merasa beruntung cuma semalam berada di sana karena langsung men-dapat majikan.

    Sejak awal, cara kerja Syamsul memang di-rasa ganjil. Saat Ginah tiba di rumah Syamsul, tasnya langsung digeledah. Entah mau nyari apa, ujarnya.

    Meski Ginah sudah tinggal di rumah majikan pun, utusan Syamsul datang setiap awal bulan. Belakangan, Ginah tahu pesuruh itu meng-ambil potongan Rp 150 ribu dari gaji Ginah sebesar Rp 600 ribu.

    Sadar gajinya terlalu kecil, Ginah kabur ketika disuruh berbelanja ke pasar. Tanpa mempedu-likan barang-barangnya, Ginah membeli tiket dan pulang ke yayasannya di Jakarta.

    Ginah hanya satu dari banyak pembantu rumah tangga yang pernah singgah di rumah Syamsul. Ketika menggeledah rumah itu ter-kait kasus pembunuhan PRT asal Semarang, Hermin Ruswidianti, polisi menemukan sekitar seratus kartu tanda penduduk.

    Syamsul tercatat membuka usaha penyalur pekerja domestik sejak 2005. Izin itu mati sejak 2007.

    Rata-rata pembantu yang akan ditawarkan kepada calon majikan itu dicarinya di Jakarta. Syamsul terbang ke Ibu Kota buat memilih sendiri calon PRT di daerah Senen, Jakarta Pusat, yang memang terdapat banyak yayasan penyedia pekerja domestik.

    Yang dicari Syamsul selalu perempuan ber-

    Polisi menyelidiki tempat penemuan jasad Hermin Ruswidianti alias Cici di Barus Jahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

    BAHTIAR RIFAI/DETIKCOM

    FOKUSFOKUS

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    FOKUS

    usia 30 tahun hingga 50 tahun. Sebelum me-milih, Syamsul biasanya minta waktu untuk berbicara empat mata dengan mereka.

    Jika sreg, Syamsul membelikan mereka tiket pesawat dan nanti orangnya akan menjemput di bandara. Sekali ke Jakarta, Syamsul bisa memboyong sampai enam orang ke Medan.

    Salah satu tempat Syamsul mencari pemban-tu adalah Yayasan Karya Setia Kawan. Pemilik yayasan itu, Mukijan, 56 tahun, pertama kali bertemu dengan Syamsul dua tahun lalu.

    Biasanya Syamsul datang naik taksi dan kadang ditemani istrinya. Terakhir Syamsul

    datang ke tempat Mukijan pada Oktober 2014 dan membawa lima orang dengan biaya Rp 2 juta per orang.

    Sebenarnya ada kesepakatan antara Syamsul dan Mukijan, bahwa setiap PRT hanya setahun di Medan. Namun, karena tidak ada perjanjian di atas kertas, Mukijan tak bisa berbuat banyak jika Syamsul tidak memulangkan mereka.

    Belakangan, para pembantu yang diboyong ke Medan itu kabur. Mereka beralasan, di sana makannya tidak menentu dan pekerjaannya kelewat berat.

    Namun Mukijan tidak menyangka sampai ada penyiksaan, bahkan hingga ada yang me-ninggal. Saya kirain baik, tak tahunya begitu.

    Dorce Dina, 43 tahun, adalah satu dari sekian PRT yang diambil dari yayasan milik Mukijan. Perempuan asal Nusa Tenggara Timur itu di-janjikan gaji Rp 1 juta per bulan.

    Kepada Dorce, Syamsul mengaku dialah yang bakal jadi majikannya di Medan. Pada Novem-ber 2012 itu, Dorce luluh oleh bujukan Syamsul dan terbang ke Medan.

    Tidak tahunya Syamsul bukan majikan, me-lainkan penyalur PRT. Janji gaji Rp 1 juta per

    FOKUS

    Syamsul Anwar (kiri) bersama kerabat dan karyawannya. Enam orang jadi tersangka pembunuhan, penyiksaan, dan perdagangan manusia.

    KHAIRUL IKHWAN/DETIKCOM

    FOKUS

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    FOKUS

    bulan hingga kini belum diterima Dorce, meski sudah bekerja dua tahun. Semua dipegang Pak Syamsul. Katanya, kalau habis kontrak, baru dikasih, ujarnya. Dorce terbilang beruntung karena ia tidak dikasari.

    PRT lainnya, Anis Rahayu, kerap dipukul dan melihat teman-temannya dihajar. Saya dipukul pakai sendok sayur sama centong nasi dari kayu, ujarnya. Sakit itu kalau sudah berdarah, enggak dikasih apa-apa, cuma dikasih kopi saja.

    Bahkan dompet Anis belum dikembalikan sejak disita Syamsul pada 2007. Selama itu ia tidak pernah menikmati gajinya, bahkan tele-pon seluler pemberian majikan juga dirampas.

    Koordinator Pusat Pelayanan Terpadu Pem-berdayaan Perempuan dan Anak di Medan, Rina Sitompul, mengatakan sudah berkali-kali kasus kekerasan terhadap PRT terjadi di rumah Syamsul. Katanya ditodongkan pistol di keningnya saat diancam, kata Rina. Kalau (pembantu) ada salah, kepalanya ditutup pakai karung dan dicemplungkan ke bak mandi.

    Cerita soal rumah Syamsul itu pertama kali didengar Rina dari enam orang yang kabur. Mereka memilin seprai buat turun dari lantai dua, lantas melompat pagar.

    Rina mengatakan mereka rata-rata tertipu oleh iming-iming kerja di restoran dan toko.

    Barang bukti yang digunakan Syamsul Anwar cs untuk menyiksa pembantu. Penyiksaan itu menewaskan PRT asal Semarang, Hermin Ruswidianti.

    KHAIRUL IKHWAN/DETIKCOM

    FOKUS

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    FOKUS

    Sewaktu diambil dari Jakarta itu, macam-ma-cam ditawarinya, kata Rina.

    Kabar miring soal Syamsul sebenarnya juga sudah diketahui beberapa yayasan penyalur pembantu di Jakarta. Pengelola Yayasan Sari Bakti Mandiri di daerah Senen, Jakarta Pusat, Wiwin, 40 tahun, kapok menyalurkan pekerja kepada Syamsul dan kerap menolak jika dimin-tanya.

    Pada 2006, Popon, orang yang disalurkan Wiwin, pulang dan mengadu. Pembantu ru-mah tangga asal Tasikmalaya, Jawa Barat, itu mengaku gajinya dipotong Rp 2,5 juta gara-gara memaksa pulang lantaran kampungnya dilanda gempa bumi.

    Ada juga cerita lain, seorang pembantu rumah tangga yang hendak pulang diseret ke kamar mandi oleh Radika. Lalu ia ditelanjangi dan semua uang yang ditemukan langsung dirampas.

    Setelah itu, kalau ada yang mau ke Pak Haji Syamsul, langsung saya bilang jangan, kata Wiwin. Saya enggak mau ribet urusannya, takut.

    Lantas mengapa semua penyiksaan itu

    tidak pernah ketahuan? Rata-rata penyiksaan berlangsung tanpa perlawanan. Berteriak pun sia-sia karena orang-orang di rumah Syamsul kadang menyetel musik keras-keras demi mengaburkan suara.

    Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Medan Ar-mansyah Lubis mengatakan, dalam pemerik-saan polisi, ketahuan ada satu kamar di dekat ruang tamu yang kerap dijadikan tempat me-nyiksa. Setiap akan mulai menyiksa, tuan ru-mah biasanya memutar lagu India keras-keras.

    Dorce Dina mengatakan Radika memang suka menyetel musik India. Lagu India, (dise-tel) keras musiknya.

    Fery, karyawan Syamsul, yang juga ditahan polisi, mengatakan mereka tidak mengasari pembantu. Kami memberi nasihat, gitu saja, ujarnya. Habis itu memang ada kita (pakai) telapak tangan saja.

    Meski beroperasi tanpa izin, bisnis Syamsul ini seolah tak tersentuh. Petugas dari Kelurahan Medan Timur dibantu kepolisian dan Koramil setempat pernah mendatangi rumah ini. Pada saat itu kami ke sana karena usaha dia itu kan ilegal, kata seorang pegawai Kelurahan Medan

    Anis Rahayu, PRT asal Malang yang diselamatkan polisi dari rumah Syamsul. Anis adalah saksi pembunuhan Hermin Ruswidianti.

    BAHTIAR RIFAI/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    FOKUS

    Timur kepada majalah detik.Saat itu Syamsul tidak ada di rumah. Saat di-

    kontak, di ujung telepon Syamsul berujar, Saya lagi di Polda, berhadapan dengan anggota saya saja.

    Syamsul menolak menyuruh anak buahnya membukakan pintu. Ngapain, enggak ada urusan sama kalian, kata Syamsul. Akhirnya mereka terpaksa balik kanan.

    Namun Syamsul dan kawanannya kena ba-tunya juga. Selain dijerat dengan pasal tindak

    pidana kekerasan, mereka dituding terlibat dalam perdagangan manusia.

    Eksploitasi tenaga kerja dengan menyekap dan tak membayarkan gaji termasuk perda-gangan manusia. Kami simpulkan terjadi tin-dak pidana perdagangan orang, kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Medan Komisaris Wahyu Bram. Terbukti, be-berapa korban ini dipekerjakan di rumah tang-ga tapi uang tidak diberikan kepada korban.

    BAHTIAR RIFAI (MEDAN), ISFARI HIKMAT | OKTA WIGUNA

    Suasana di dalam rumah Syamsul Anwar. Diduga ada ruangan khusus tempat menyiksa PRT.

    BAHTIAR RIFAI / DETIKCOM

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    FOKUSFOKUS

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    DERITA DI SEPANJANG

    BUNGURAGEN PENYALUR MENJADI GUBUK DERITA BAGI PEMBANTU RUMAH TANGGA. PEMERINTAH DINILAI CUMA MEMBERIKAN

    IZIN TAPI LUPA MENGAWASINYA.

    ILLU

    STR

    ASI F

    OTO

    : AG

    UN

    G F

    AMB

    UD

    I/D

    ETIK

    CO

    M

  • MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014

    FOKUS

    BANGUNAN yang berdiri di Jalan Rasa Mulya, Bungur, Senen, Jakarta Pusat, itu kusam. Tulisan warna biru berbunyi Yayasan Sari Bakti Mandiri tertempel pada kaca jendelanya yang tembus ke dalam.

    Di dalam, ruangan depan agen penyalur pem-bantu rumah tangga itu begitu sempit. Ukur-annya 2 x 3 meter persegi. Hanya muat satu meja dan beberapa kursi. Di dinding ruangan yang tidak kalah kusam itu terpajang kalender, sertifikat yayasan, serta akta notaris yayasan.

    Mau nyari pembantu, Mas? tanya seorang pe-ngelola yayasan, Wiwin, 40 tahun, yang duduk di belakang meja saat maja-

    lah detik datang.Ia menjelaskan, majikan yang hendak me-

    manfaatkan jasa PRT dari agennya dikenai tarif Rp 2 juta. Sedangkan gaji PRT sebesar Rp 1,2-1,3 juta per bulan. Ia pun mengatakan saat ini ada satu calon pembantu perempuan yang siap dilepas. Usianya 30 tahun. Pinter memasak, ujar Wiwin berpromosi.

    Saat disinggung peristiwa pembunuhan PRT di Medan, air muka Wiwin langsung berubah. Ia menyangkal kabar bahwa korban yang ber-nama Hermin Ruswidianti, 54 tahun, itu diam-bil tersangka Syamsul Anwar dari yayasannya. Saya enggak tahu itu, ucapnya.

    Hermin, yang merantau dari Semarang memakai kartu tanda penduduk adiknya, Cici, diduga dibunuh oleh Syamsul. Syamsul adalah agen penyalur PRT di Medan. Ia biasa mencari PRT ke kawasan Bungur untuk disalurkan di Kota Medan menggunakan agen yang diduga fiktif.

    Di sepanjang Jalan Rasa Mulya itu, selain Sari Bakti Mandiri, memang berjajar banyak agen PRT lainnya. Jaraknya hanya dipisahkan oleh bengkel atau warung. Mereka memajang nama dengan huruf besar-besar dan warna