2012-1-00021-SI Bab2001.pdf

download 2012-1-00021-SI Bab2001.pdf

of 37

Transcript of 2012-1-00021-SI Bab2001.pdf

  • 9

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1. Teori-Teori Dasar/Umum

    Dalam mendukung penulisan skripsi ini, maka berikut teori-teori

    dasar yang digunakan oleh penulis sebagai referensi.

    2.1.1. Pengertian Data

    Menurut Considine et al (2012: 7), data adalah fakta mentah yang

    berhubungan atau menjelaskan suatu kejadian. Sedangkan menurut Rainer,

    dan Cegielski (2011: 10), Data merujuk pada deskripsi dasar suatu benda,

    kejadian, aktivitas dan transaksi yang direkam, diklasifikasikan,dan

    disimpan tetapi tidak disusun untuk mengungkapkan arti tertentu.

    Contohnya angka, huruf, figur, suara, dan gambar.

    2.1.2. Pengertian Informasi

    Menurut Rainer, dan Cegielski (2011: 10), informasi adalah data yang

    telah disusun sehingga data-data tersebu memiliki arti dan nilai bagi

    penerimanya. Menurut Considine et al (2012: 103), informasi berasal dari

    fakta atau data yang diproses dalam bentuk yang bermakna. Bentuk dari

    informasi harus memenuhi tujuan dari informasi tersebut.

    2.1.3. Pengertian Sistem

    Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 6 ), sistem adalah

    kumpulan dari komponen-kompenen yang saling berkaitan yang bekerja

    bersama untuk mencapai beberapa tujuan. Sistem apapun dapat mempunyai

  • 10

    subsistem. Subsistem adalah sebuah sistem yang merupakan bagian dari

    sistem yang lain. Jadi subsistem dapat menjadi satu cara untuk berpikir

    tentang komponen dari sebuah sistem. Pemahaman sistem sebagai

    gabungan antara subsistem sangat berguna untuk para analis karena

    memampuhkan para analis untuk memfokuskan diri pada suatu area

    tertentu. Supersistem adalah sistem yang lebih besar yang mempunyai

    sistem-sistem yang lebih kecil di dalamnya.

    2.1.4. Pengertian Sistem Informasi

    Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 6), sistem informasi

    adalah sekumpulan dari komponen-komponen yang berkaitan yang

    mengumpulkan, memproses, dan menyediakannya sebagai output informasi

    yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis.

    2.1.5. Pengertian Implementasi

    Menurut McLeod dan Schell (2004: 144), implementasi adalah

    kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan

    konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.

    2.1.6. Pendekatan Implementasi Sistem

    Menurut McLeod dan Schell (2004 : 147), ada empat pendekatan

    dasar dalam tahap implementasi sistem:

    a. Pilot adalah suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu

    subset dari keseluruhan operasi seperti satu kantor atau daerah tertentu.

  • 11

    b. Immediate adalah pendekatan yang paling sederhana, yaitu peralihan

    dari sistem lama ke sistem baru pada satu hari tertentu. Namun

    pendekatan ini hanya layak bagi perusahaan kecil atau sistem kecil,

    karena permasalahan waktu semakin besar saat skala operasi

    meningkat.

    c. Phased adalah pendekatan dimana sistem yang baru digunakan bagian

    per bagian pada suatu waktu.

    d. Parallel adalah pendekatan dimana sistem lama harus dipertahankan

    sampai sistem baru diperiksa secara menyeluruh. Pendekatan ini

    memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan tetapi

    merupakan yang paling mahal karena kedua sumber daya

    dipertahankan.

    2.1.7. Pengertian ERP(Enterprise Resources Planning)

    Menurut OBrien (2006 : 320), Enterprise Resources Planning (ERP)

    adalah suatu tulang punggung lintas fungsi perusahaan yang

    mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak proses internal dan sistem

    informasi dalam hal fungsi produksi, logistik, distribusi, akuntansi,

    keuangan, dan sumber data manusia perusahaan.

    Menurut Brady (2001 :2), perangkat lunak Enterprise Resources Planning

    (ERP) membantu untuk mengatur proses bisnis perusahaan, menggunakan

    database umum dan pengaturan peralatan perlaporan bersama. ERP

    mendukung operasi yang efisien dari proses bisnis dengan

    mengintegrasikan aktivitas bisnis, termasuk penjualan, pemasaran,

    manufaktur, keuangan, dan sumber daya manusia.

  • 12

    2.1.8. SAP

    Menurut Brady, Monk, dan Wagner (2001 :21), SAP diperkenalkan

    pada tahun 1972, berasal dari bahas Jerman yang berarti systeme,

    anwendungen, and produkte in derdatenverarbeitung, dan dalam bahasa

    inggris yaitu systems and applications, and products in data processing.

    SAP merupakan vendor utama software ERP di Mannheim, Jerman yang

    dibangun oleh 5 orang dari IBM.

    Menurut Brady, Monk, dan Wagner (2001 :23), modul-modul SAP

    terdiri dari :

    a. Sales and Distribution (SD)

    Modul Sales and Distribution (SD) mencatat pesanan dan

    pengiriman yang telah terjadwal. Informasi tentang pelanggan

    (harga, bagaimana dan dimana produk akan dikirim, bagaimana

    pelanggan membayar tagihan, dan sebagainya) diatur dan diakses

    dalam modul ini.

    b. Material Management (MM)

    Modul Material Management (MM) mengelola pengadaan bahan

    baku dari supplier dan kemudian menangani inventory bahan baku,

    dari penyimpanan untuk barang yang sedang diproses hingga

    inventory barang jadi.

    c. Production Planning (PP)

    Modul Production Planning (PP) memelihara informasi mengenai

    produksi. Disinilah produksi direncanakan dan dijadwalkan, dan

    aktivitas produksi yang sesungguhnya dicatat.

  • 13

    d. Quality Management (QM)

    Modul Quality Management (QM) membantu perencanaan dan

    pencatatan aktivitas pengendalian kualitas, seperti inspeksi produk

    dan keterangan material.

    e. Plant Maintenance (PM)

    Modul Plant Maintenance (PM) memungkinkan perencanaan

    untuk pemeliharaan mesin-mesin pabrik, dan mengelola

    pemeliharaan sumber daya, sehingga gangguan peralatan dapat

    diminimalisasi.

    f. Human Resource (HR)

    Modul Human Resource (HR) memudahkan perekrutan,

    penyewaan, dan pelatihan karyawan, termasuk juga penggajian

    dan laba.

    g. Financial Accounting (FI)

    Modul Financial Accounting (FI) mencatat transaksi dalam akun

    buku besar. Ini menghasilkan financial statement untuk tujuan

    laporan eksternal.

    h. Controlling (CO)

    Modul Controlling (CO) digunakan untuk tujuan manajemen

    internal. Disini, biaya perusahaan manufaktur ditetapkan untuk

    produksi dan untuk cost center, mempermudahkan analisis biaya.

    i. Asset Management (AM)

    Modul Asset Management (AM) membantu perusahaan untuk

    mengatur pembelian aset tetap (pabrik dan mesin) dan depresiasi

    nilai yang berhubungan.

  • 14

    j. Project System(PS)

    Modul Project System(PS) memungkinkan perencanaan dan

    mengendalikan R&D, kontruksi, dan proyek pemasaran yang baru.

    Modul ini memungkinkan biaya proyek dikumpulkan dan

    seringkali digunakan untuk mengatur implementasi sistem SAP.

    k. Workflow(WF)

    Modul Workflow(WF) dapat digunakan untuk mengotomastisasi

    beberapa aktivitas dalam sistem. Ini dapat menunjukkan analisis

    aliran tugas dan karyawan dengan cepat dan tepat jika mereka

    membutuhkan suatu aksi.

    l. Industry Solution (IS)

    Modul Industry Solution (IS) mengandung pengaturan konfigurasi

    yang telah ditemukan SAP cocok dengan industri khusus.

    Pengaturan ini menyederhanakan implementasi dan

    memungkinkan pembeli mengambil keuntungan dalam

    pengalaman industri SAP.

    2.2. Teori-Teori Khusus

    Teori-teori pendukung lain yang penulis gunakan sebagai referensi adalah

    sebagai berikut.

    2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

    Menurut Robbins dan Coulter (2004 : 305), proses manajemen

    sumber daya manusia adalah berbagai kegiatan yang diperlukan untuk

    mengisi staf dan mempertahankan karyawan yang berkinerja tinggi.

    Gambar 2.1 dapat menunjukkan proses manajeman sumber daya manusia.

  • 15

    Gambar 2. 1 Proses manajemen sumber daya manusia

    2.2.1.1 Pengertian Perencanaan Sumber Daya Manusia

    Menurut Robbins dan Coulter (2004 : 307), perencanaan sumber daya

    adalah proses yang dilakukan para manajer untuk menjamin bahwa mereka

    memiliki jumlah dan jenis orang yang tepat, dan pada saat yang tepat, yang

    mampu menyelesaikan sejumlah tugas yang dibebankan secara efektif dan

    efisien. Perencanaan sumber daya manusia dapat diringkas menjadi tiga

    langkah:

    a. Menilai sumber daya manusia yang ada sekarang.

    b. Menilai kebutuhan sumber daya manusia di masa depan.

    c. Menyusun program untuk memenuhi kebutuhan di masa depan

    tersebut.

    2.2.1.2 Pengertian Perekrutan dan Pelepasan

    Menurut Robbins dan Coulter (2004 : 309), perekrutan adalah proses

    mencari, mengidentifikasi, dan menarik para calon yang berkemampuan,

  • 16

    sedangkan pelepasan adalah sejumlah teknik untuk mengurangi pasokan

    tenaga kerja di dalam organisasi.

    2.2.1.3 Pengertian Penyeleksian

    Menurut Robbins dan Coulter (2004 : 310), proses seleksi adalah

    proses penyaringan pelamar kerja untuk memastikan bahwa kandidat yang

    paling layak yang akan dipekerjakan. Perangkat-perangkat yang dapat

    digunakan dalam seleksi antara lain : formulir aplikasi, tes tertulis, tes

    simulasi kinerja, wawancara, penyelidikan latar belakang dan pemeriksaan

    fiksi.

    2.2.1.4 Pengertian Orientasi

    Menurut Robbins dan Coulter (2004 : 316), orientasi adalah

    perkenalan karyawan baru dengan pekerjaan dan organisasinya. Ada dua

    jenis orientasi :

    a. Orientasi unit kerja : mengakrabkan karyawan itu dengan sasaran unit

    kerja tersebut, memperjelas bagaimana pekerjaannya menyumbang

    pada sasaran unit itu, dan mencakup perkenalan dengan rekan-rekan

    kerja barunya.

    b. Orientasi organisasi: memberi tahu karyawan baru mengenai tujuan,

    riwayat, filosofi, prosedur, dan peraturan organisasi tersebut. Itu harus

    mencakup tunjangan kebijakan dan tunjangan sumber daya manusia

    yang relevan seperti jam kerja, prosedur penggajian, tuntutan lembur,

    dan tunjangan tambahan.

  • 17

    2.2.1.5 Pengertian Pelatihan

    Menurut Robbins dan Coulter (2004 : 317), keterampilan karyawan

    dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori: keterampilan teknis, antar

    pribadi, dan penyelesaian masalah.Kebanyakan pelatihan diarahkan untuk

    meningkatkan dan memperbaiki keterampilan teknis karyawan, yang

    mencakup keterampilan dasar-kemampuan membaca, menulis, dan

    melakukan perhitungan matematik- maupun kompetensi khusus yang

    berkaitan dengan pekerjaan.

    2.2.1.6 Pengertian Manajemen Kinerja

    Menurut Robbins dan Coulter (2004 : 319), sistem manajemen kinerja

    adalah suatu proses menetapkan standard kinerja dan menilai kinerja untuk

    tiba pada keputusan SDM yang obyektif sehingga dapat memberikan

    dokumentasi untuk mendukung keputusan itu. Metode penilaian kinerja

    yang dapat dipilih adalah sebagai berikut:

    a. Essay tertulis : suatu teknik penilaian kinerja dimana seorang penilai

    menuliskan deskripsi dari keunggulan dan kelemahan karyawan, kinerja

    masa lalu, dan potensinya.

    b. Insiden kritis :suatu teknik penilaian kinerja dimana seorang penilai

    berfokus pada sikap yang menonjol yang memisahkan kinerja pekerjaan

    yang efektif dan tak efektif.

    c. Skala pemeringkat grafis : Teknik penilaian kinerja dimana karyawan

    dinilai berdasar serangkaian faktor kinerja.

    d. BARS(skala pemeringkat berdasarkan perilaku): Teknik penilaian

    kinerja yang menilai karyawan berdasarkan contoh perilaku yang

    sebenarnya.

  • 18

    e. Perbandingan banyak orang : Teknik penilaian kinerja yang

    membandingkan kinerja seseorang dengan satu orang lain atau lebih.

    f. MBO (manajemen berdasar tujuan): para karyawan dievaluasi berdasar

    seberapa baik mereka mencapai serangkaian sasaran tertentu yang telah

    ditentukan sebagai faktor penentu keberhasilan penyelesaian pekerjaan.

    g. Penilaian 360 derajat : metode penilaian kinerja yang menggunakan

    umpan balik dari karyawan, dan rekan kerja.

    2.2.1.7 Pengertian Kompensasi dan Tunjangan

    Menurut Robbins dan Coulter (2004 : 321), menyusun sistem

    kompensasi yang efektif dan efisien merupakan bagian penting proses

    manajemen atau pengelolaan sumber daya manusia. Sistem kompensasi

    yang efektif dan memadai dapat membantu menarik dan mempertahankan

    orang-orang yang kompeten dan berbakat yang dapat membantu organisasi

    tersebut mencapai misi dan sasarannya. Selain itu, sistem kompensasi

    sebuah organisasi telah terbukti mempunyai dampak pada kinerja strategis.

    Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kompensasi dan tunjangan

    karyawan adalah :

    a. Jabatan dan kinerja karyawan : Berapa lamakah karyawan bekerja di

    perusahaan dan bagaimana kinerjanya?

    b. Jenis pekerjaan yang dilakukan : Apakah pekerjaan memerlukan

    tingkatan keahlian yang tinggi?

    c. Jenis bisnis : Termasuk dalam industri apakah perkerjaan ini?

    d. Serikat buruh: Apakah perusahaan ini berserikat?

  • 19

    e. Padat tenaga kerja atau padat modal : Apakah perusahaan ini padat

    tenaga kerja atau padat modal?

    f. Filosofi manajemen : Apakah filosofi manajemen mengenai

    pengupahan?

    g. Lokasi geografis : Di manakah organisasi itu terletak?

    h. Profitabilitas perusahaan : Seberapa besar profitabilitas perusahaan ini?

    i. Ukuran perusahaan : Seberapa besarkah perusahaan ini?

    2.2.1.8 Pengertian Pengembangan Karir

    Menurut Robbins dan Coulter (2004 : 322), salah satu keputusan

    karier pertama harus dibuat adalah pemilihan karier. Pilihan karier yang

    optimum adalah pilihan yang memberikan kecocokan yang paling baik

    antara apa yang dikehendaki dari hidup dan minat, kemampuan, serta

    peluang pasar. Hasil pilihan karier yang baik harus menghasilkan

    serangkaian posisi yang memberi peluang untuk menjadi pekerja yang

    berkinerja tinggi, meningkatkan keinginan untuk mempertahankan

    komitmen terhadap karier , menghasilkan pekerjaan yang sangat

    memuaskan, dan memberi keseimbangan yang wajar antara kehidupan

    kerja dan kehidupan pribadi.

    2.2.2 mySAP ERP Human Capital Management

    Menurut Anonim 2 (2006:6-2), perusahaan dapat memaksimalkan

    nilai dari karyawan dan menyeleraskan kemampuan, aktivitas dan insentif

    yang dimiliki karyawan dengan tujuan dan strategi bisnis. mySAP ERP

    HCM juga menyediakan tools untuk mengatur, mengukur, dan memberi

    penghargaan terhadap konstribusi dari individu maupun tim.

  • 20

    Menurut Anonim 2 (2006: 6-3), Elemen-elemen mySAP ERP HCM

    a. Organizational management

    b. Applicant data

    c. Personnel management

    d. Personnel development

    e. Training and event management

    f. Time management

    g. Appraisal

    h. Payroll

    i. Personnel cost planning

    2.2.2.1 The Organizational Plan/ Organizational Management

    Elemen Organizational Management digunakan untuk memetakan

    struktur organisasi perusahaan dan struktur pelaporan organisasi yang

    relevan dengan objek dengan cepat dan efektif.

    Menurut Anonim1 (2006:27),Organizational Plan adalah sebuah

    model yang komperhensif dan dinamis dari lingkungan struktural dan

    personil suatu perusahaan.

    Menurut Anonim2 (2006:6-3), Istilah-istilah kunci yang digunakan

    dalam Organizational Management :

    a. Organizational Unit

    Organizational Unit menggambarkan berbagai unit bisnis yang ada

    pada suatu organisasi. Organizationa Unit dapat dibagi berdasarkan

    kriteria fungsional dan regional

  • 21

    b. Jobs

    Jobs adalah deskripsi umum atau template yang berlaku untuk

    beberapa posisi dengan persyaratan, tugas dan karakteristik yang

    sebanding.

    c. Positions

    Positions adalah unit organisasional terkecil dalam struktur organisasi.

    Positions menggambarkan pendistribusian tugas kepada karyawan

    dalam suatu organisasi.

    d. Persons

    Orang yang menempati suatu posisi dalam struktur organisasi.

    Persons mewakili karyawan-karyawan yang ada pada organisasi. Data

    dari karyawan tersebut dimaintained di Personel Management.

    2.2.2.2 Recruitment

    Menurut Anonim1 (2006:54) ,komponen Recruitment digunakan

    untuk menangani seluruh proses perekrutan dari memasukkan data pelamar

    sampai menentukan posisi staff. Hal ini berlaku bagi pelamar eksternal dan

    karyawan internal yang ingin mengganti posisi. Menurut Anonim2 (2006:6-

    4), persyaratan kepegawaian digambarkan dalam Vacancies. Vacancies

    adalah posisi yang perlu diisi. mySAP ERP HCM menggambarkan

    persyaratan karyawan, periklanan, mengatur dan memilih pelamar, dan

    korespondensi dari pelamar.

    Proses umum dalam recruitment:

    a. Posisi yang kosong akan diumumkan pada iklan lowongan

    pekerjaan.

  • 22

    b. Data pelamar dimasukkan kedalam sistem (nama, alamat,

    kualifikasi, dsb)

    c. Proses seleksi yang rumit, keputusan dibuat.

    d. Kontrak pekerjaan dibuat untuk pelamar yang diterima.

    e. Data pelamar ditransfer ke master data HCM

    2.2.2.3 Personnel Management

    Menurut Anonim2 (2006:6-6), integrasi antara Recruitment dan

    Personnel Administration memungkinkan data pelamar ditransfer sebagai

    data karyawan. Data karyawan disimpan pada mySAP ERP HCM sebagai

    infotype. Data tersebut dapat ditampilkan, di-copy, dikoreksi, dan dihapus.

    Infotype dapat dimaintain dengan beberapa cara, yaitu:

    a. Single-screen maintainance (satu infotype untuk satu orang)

    b. Personnel actions (serangkaian infotype untuk satu orang)

    c. Fast entry (satu infotype untuk banyak orang)

    2.2.2.4 Personnel Development

    Menurut Anonim2 (2006:6-8), dengan komponen Personnel

    Development, anda dapat merencanakan dan menyadari pengembangan

    personil dan pendidikan serta training lebih lanjut untuk karyawan.

    Persyaratan Personnel Development didapat dari perbandingan antara

    kebutuhan dari suatu pekerjaan dan kualifikasi yang dimiliki karyawan.

    2.2.2.5 Training and Event Management

    Menurut Anonim2 (2006:6-9), Training and Event Management

    adalah komponen yang sangat terintegrasi yang membantu dalam

  • 23

    merencanakan, melaksanakan, mengatur training dan event bisnis. Ada 4

    proses utama dalam training and event management, yaitu:

    a. Business Event Preparation

    Meliputi semua data yang dibutuhkan pada saat membuat business

    event catalog tersebut digambarkan dengan menggunakan hirarki

    yang terdiri dari business event group dan business event type.

    b. The Business Event Catalog

    The Business Event Catalog kemudian dibuat, tanggal event yang

    direncanakan dan dibuat di dalam sistem.

    c. Ketika tanggal telah tersedia, day-to day activities seperti booking,

    rebooking, atau pembatalan business event untuk peserta internal

    maupun eksternal mungkin saja terjadi.

    d. Recurring Activities sangat erat hubungannya dengan day-to-day

    activities. Setelah sebuah training, peserta dapat menulis penilaian

    atas training tersebut. Jika peserta internal, kualifikasi baru dapat

    ditransfer ke subprofiles di personnel development

    2.2.2.6 Time Management

    Menurut Anonim2 (2006:6-11), komponen Time Management dapat

    digunakan untuk mendukung semua proses yang berhubungan dengan

    perencanaan, pencatatan dan penilaian waktu kehadiran dan ketidakhadiran

    karyawan.

    Ada beberapa pilihan untuk mencatat data waktu seperti waktu kerja,

    perjalanan off-site work, atau penggantian, yaitu sebagai berikut:

    a. Online oleh time administrators

  • 24

    b. Menggunakan sistem pencatatan waktu front-end

    c. Menggunakan mySAP ERP Cross-Application Time

    Sheet(CATS)

    2.2.2.7 Appraisal

    Menurut Anonim2 (2006:6-12), fungsionalitas Appraisal mendukung

    proses Appraisal yang fleksibel yang dapat digunakan untuk melaksanakan

    standar Appraisal dengan objektivitas tertinggi. Hal ini berlaku tidak hanya

    pada penilaian personil yang tradisional, tetapi juga berlaku bagi penilaian

    business event dan karyawan online ataupun survey pelanggan dengan

    menggunakan layanan internet maupun intranet.

    Tahap-tahap dari suatu proses Appraisal meliputi semua tahap-tahap

    yang biasanya terdapat pada proses appraisal seperti perencanaan, review

    dan pelaksanaan penilaian serta evaluasi dari Appraisal yang diajukan.

    2.2.2.8 Payroll

    Menurut Anonim2 (2006:6-13), pada umumnya Payroll terkonsentrasi

    pada perhitungan gaji karyawan, secara lebih spesifik, payroll meliputi

    banyak proses, seperti pembuatan hasil penggajian dan laporan gaji,

    transfer bank, dan pembayaran dengan cek. Proses tersebut meliputi

    sejumlah aktivitas yang berkesinambungan seperti pengiriman hasil

    penggajian ke mySAP ERP Financial.

    Perhitungan pemberian gaji dilakukan dengan tahap berikut ini:

    a. Mengumpulkan elemen gaji dan hasilnya adalah gaji kotor.

    b. Pengurangan secara hukum dan sukarela hasilnya adalah gaji

    bersih (country spesific)

  • 25

    2.2.2.9 Personnel Cost Planning

    Menurut Anonim2 (2006:6-14), personnel Cost Planning mendukung

    proses bisnis yang melampaui batas-batas departemen dan aplikasi.

    Informasi mengenai pembayaran didapat dari berbagai sumber, informasi

    tersebut digunakan untuk membuat perencanaan biaya untuk Personil.

    Ketika perencanaan tersebut telah dibuat, data tersebut dapat

    digunakan untuk banyak proses, seperti:

    a. Membuat anggaran training untuk Training and Event

    Management

    b. Transfer data ke Controlling.

    c. Pembuatan proyeksi biaya untuk analisis lebih lanjut pada SAP

    Business Information Warehouse.

    2.2.3 Pengertian Testing

    Menurut Quadri dan Farooq (2010: 1), pengujian software adalah

    proses verifikasi dan validasi apakah sebuah aplikasi software atau program

    memenuhi persyaratan bisnis dan persyaratan teknis yang mengarahkan

    desain dan pengembangan dan cara kerjanya seperti yang diharapkan dan

    juga mengidentifikasi kesalahan yang penting yang digolongkan

    berdasarkan tingkat severity pada aplikasi yang harus diperbaiki.

    Menurut Nidhra dan Dondeti (2012:1), pengujian software adalah

    teknik yang sering digunakan untuk verifikasi dan validasi kualitas suatu

    software. Pengujian software adalah prosedur untuk eksekusi sebuah

    program atau sistem dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.

  • 26

    Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat-pendapat tersebut

    adalah pengujian software merupakan proses verifikasi dan validasi apakah

    software memenuhi requirement dan mengidentifikasi kesalahan-kesalahan

    yang ditemukan saat eksekusi program.

    2.2.4 Granularity Test

    Menurut Black (2009 :2), test granularity mengacu pada kehalusan

    atau kekasaran fokus tes. Test case yang halus mengijinkan tester untuk

    memeriksa detil pada tingkat rendah, biasa pada internal sistem. Test case

    yang kasar memberikan informasi tentang perilaku sistem secara umum

    kepada tester.

    Ada tiga spektrum pada test granularity, yaitu :

    a. Structural(White Box) Tests

    b. Behavioral (Black Box) Tests

    c. Live Tests

    2.2.4.1 Structural (White-Box Test)

    Menurut Black (2009 :2), Structural test (atau yang biasa disebut

    white-box tests dan glass-box tests) menemukan bug dalam elemen struktur

    tingkat rendah seperti yang terjadi di tingkatan code , data base scemas,

    chips, subassemblies dan interfaces. Pengujian struktural ini didasarkan

    pada bagaimana suatu sistem beroperasi. Contohnya, pengujian struktural

    akan mengungkapkan tempat penyimpanan database masih memiliki ruang

    penyimpanan username sebanyak 80 karakter, tetapi pada kenyataannya

    hanya memungkinkan menyimpan 40 karakter.

  • 27

    Pengujian struktural melibatkan pengetahuan teknis terperinci dari

    sistem. Untuk menguji software, tester membuat pengujian yang paling

    struktural dengan melihat kode dan struktur data itu sendiri. Untuk

    pengujian hardware, tester membuat pengujian struktural untuk

    membandingkan spesifikasi chip untuk pembacaan oscilloscopes atau meter

    tegangan.

    2.2.4.2 Behavioral (Black-Box) Tests

    Menurut Black (2009 :3), Tester menggunakan behavioral test

    (disebut juga Black-Box Tests), sering digunakan untuk menemukan bug

    dalam high level operations, pada tingkatan fitur, profil operasional dan

    skenario customer. Tester dapat membuat pengujian fungsional black box

    berdasarkan pada apa yang harus sistem lakukan. Behavioral testing

    melibatkan pemahaman rinci mengenai domain aplikasi, masalah bisnis

    yang dipecahkan oleh sistem dan misi yang dilakukan sistem. Behavioral

    test paling baik dilakukan oleh penguji yang memahami desain sistem,

    setidaknya pada tingkat yang tinggi sehingga mereka dapat secara efektif

    menemukan bug umum untuk jenis desain.

    Menurut Nidhra dan Dondeti (2012:1), black box testing juga disebut

    functional testing, sebuah teknik pengujian fungsional yang merancang test

    case berdasarkan informasi dari spesifikasi.

    2.2.4.3 Live Test

    Menurut Black (2009 :4), Live test mengikutsertakan customer,

    content experts, early adopter, dan end user lainnya dalam pengujian sistem.

    Dalam beberapa kasus, penulis mendorong tester untuk mencoba

  • 28

    menelusuri sistem tersebut. Beta testing merupakan salah satu bug-driven

    live test yang dikenal.

    2.2.5 Pengertian Product Specification

    Menurut McArthur dan Shepard (2000 :108) product specification

    menyediakan semua rincian teknis suatu produk yang dihasilkan. Hal ini

    diberikan kepada orang-orang yang akan memproduksi produk. Ini

    membantu memastikan bahwa produk tersebut identik dan memiliki

    kualitas yang diperlukan.

    2.2.6 Pengertian Technical Specification

    Menurut Berkun (2008 : 139) technical specification menjelaskan

    detil gambaran dari komponen yang paling rumit atau komponen yang

    digunakan kembali oleh programmer lain dan untuk menyediakan petunjuk

    untuk pekerjaan yang membutuhkan spesifikasi fitur.

    2.2.7 Pengertian Quality Risk Analysis

    Menurut Shirouyehzad, Dabestani, dan Badakhshian (2011:1) Risk

    analysis adalah suatu pendekatan yang tepat untuk membedakan dan

    mengevaluasi critical failure factors (CFF). Identifikasi resiko

    menghasilkan daftar spesifik proyek dan resiko yang kemungkinan

    mengakibatkan kegagalan proyek. Salah satu metode yang dapat

    mengidentifikasi dan memprioritaskan CFF adalah failure mode and effect

    analysis (FMEA).

  • 29

    2.2.8 Pengertian Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

    Menurut Black (2009 :32), pada dasarnya FMEA adalah suatu teknik

    untuk memahami dan memprioritaskan failure modes atau quality risk

    dalam fungsi sistem, fitur, atribut, perilaku, komponen, dan interface.

    Contoh FMEA :

    Gambar 2. 2 Contoh FMEA

    Ada beberapa kolom pada FMEA yaitu :

    a. System Function or Feature

    Kolom ini merupakan titik mulai dari analisis FMEA, berisi deksripsi

    fungsi dari suatu kategori. Untuk memperoleh level detil yang tepat

    cukup rumit. Dengan detil yang telalu banyak, akan tercipta chart

    yang telalu panjang dan sulit untuk dibaca. Dengan detil yang telalu

    sedikit, akan tecipta banyak failure modes yang dihubungkan pada

    setiap fungsi.

    b. Potential Failure Mode(s)-Quality Risk (s)

    Pada kolom ini, untuk setiap fungsi atau fitur akan diidentifikasi cara

    untuk menemukan kesalahan tersebut. Quality risk berhubungan

  • 30

    dengan hilangnya fungsi sistem tertentu. Setiap fungsi atau fitur

    tertentu dapat memiliki banyak failure modes.

    c. Potential Effect(s) of Failure

    Pada kolom Potential Effect(s) of Failure, akan dijabarkan bagaimana

    setiap failure mode dapat mempengaruhi user.

    d. Critical

    Pada kolom ini, diidentifikasi apakah pengaruh yang potensial

    memberikan konsekuensi yang kritis bagi user. Apakah fitur produk

    atau fungsi sepenuhnya tidak berguna jika failure mode terjadi?

    e. Severity

    Pada kolom ini berisi nilai efek dari kesalahan pada sistem( baik yang

    langsung atau tidak). Sebagai contoh skala yang dapat digunakan pada

    kolom ini dari 1(paling tinggi)-5(paling rendah) menandakan

    tingkatan efek.

    f. Potential Cause(s) of Failure

    Kolom ini berisi daftar faktor-faktor yang memungkinkan untuk

    menicu terjadinya kesalahan.

    g. Priority

    Kolom priority berisi nilai efek kesalahan pada user, customer, atau

    operator. Sebagai contoh skala yang dapat digunakan pada kolom ini

    dari 1(paling tinggi)-5(paling rendah) menandakan tingkatan efek.

    h. Detection Method(s)

    Kolom ini berisi metode atau prosedur yang ada sekarang , sebagai

    contoh development activities atau vendor testing, yang dapat

    membantu menemukan masalah sebelum mempengaruhi user.

  • 31

    i. Likelihood

    Kolom ini berisi angka-angka yang merepresentasikan kerentanan

    kesalahan sistem berdasarkan keberadaan dalam produk (contoh

    berdasarkan faktor resiko teknis seperti kompleksitas dan historis

    kecacatan), lepas dari proses development, dan gangguan pada

    operasi user. Sebagai contoh skala yang dapat digunakan pada kolom

    ini dari 1(paling tinggi)-5(paling rendah) menandakan tingkatan

    kerentanan sistem.

    j. Risk Pri No

    Kolom yang memberikan informasi seberapa penting untuk menguji

    failure mode tertentu. RPN merupakan hasil perkalian dari nilai

    severity,priority, dan likelihood. Berdasarkan contoh nilai dari ketiga

    parameter tersebut 1-5 maka nilai RPN antar 1-125.

    k. Recommended Action

    Kolom ini mengandung satau atau lebih action item sederhana untuk

    setiap efek potensial untuk mengurangi resiko tersebut.

    l. Who/When?

    Kolom ini mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab terhadap

    tiap aksi yang diusulkan dan kapan tanggung jawab tersebut akan

    dijalankan.

    m. References

    Kolom ini menyediakan referensi untuk informasi lebih tentang

    quality risk. Biasanya mengacu pada product specification, dokumen

    requirement, atau dokumen lainnya.

  • 32

    2.2.9 Test Phases

    Menurut Black (2009 :4), perusahaan cenderung untuk mengadopsi

    sebuah pendekatan partitioning testing hingga urutan dalam fase-fase

    (biasanya disebut level). Berikut adalah bermacam-macam fase pengujian :

    a. Unit Testing

    Unit testing memfokuskan pada sebuah potongan kode. Dengan

    bahasa pemograman seperti C, unit testing harus mengikutsertakan

    suatu fungsi tunggal.

    b. Component atau subsystem testing

    Componen testing berlaku untuk sekelompok unit yang menyajikan

    beberapa set kemampuan sistem. Jadi, component testing adalah

    pengujian terhadap sekelompok unit sistem yang memberikan suatuset

    fungsi tertentu.

    c. Integration atau product testing

    Integration atau product testing berfokus pada hubungan dan

    interface antara pasangan komponen dan kelompok komponen dalam

    sistem yang sedang diuji.

    d. String testing

    String testing berfokus pada masalah dalam penggunaan script

    tertentu dan string operasional customer. Pengujian string mungkin

    mengikutsertakan kasus seperti dokumen enkripsi dan dekripsi

    dokumen, atau pembuatan, pencetakan, dan menyimpan sebuah

    dokumen.

    e. System testing

  • 33

    System testing mencakup seluruh sistem yang terintegrasi. Biasanya

    seperti pada installation dan usability testing, pengujian ini melihat

    suatu sistem dari pandangan customer dan end user.

    f. User Acceptance Testing

    Tujuan dari pengujian ini adalah mendemonstrasikan bahwa sistem

    memenuhi persyaratan. Pada pengembangan software and hardware

    komersial, acceptance test kadang-kadang disebut alpha dan beta test.

    Alpha dan beta test dijalankan untuk mendemonstrasikan kesiapan

    suatu produk di pasaran, walaupun banyak organisasi juga

    menggunakan pengujian ini untuk menemukan bug yang tidak

    terdekteksi saat proses pengujian sistem.

    g. Pilot Testing

    Pilot testing menguji kemampuan perakitan untuk produksi masal

    sistem yang telah diselesaikan.

    Berdasarkan penjelasan di atas, maka pengujian sistem SAP HR

    Sinarmas Land, digunakan metode Component atau subsystem testing yang

    disebut juga Functionality testing dan Integration atau product testing.

    2.2.10 Report Testing

    Menurut Protiviti (2010:2), report testing adalah proses menelaah

    keakuratan dan kelengkapan laporan-laporan utama. Akurat merupakan

    ketepatan atau kebenaran dari dokumen-dokumen sumber yang ada pada

    laporan seperti komponen-komponen yang muncul dalam laporan yang

    dapat ditelusuri ke dokumen sumbernya dan dikonfirmasikan kebenarannya.

  • 34

    Kelengkapan berarti dapat dimengertinya dan tersedianya data-data yang

    diinginkan dalam laporan.

    Pendekatan pengujian laporan menurut Protiviti (2010:4) adalah :

    a. Recalculation : Tergantung pada jenis laporan, recalculation

    dapat dijalankan berdasarkan porsi dari laporan atau dengan

    menjumlahkan berbagai macam subtotal untuk melaporkan grand

    total dalam laporan. Digunakan dalam laporan atau paket laporan

    yang melakukan kalkulasi yang diinginkan.

    b. Accuracy Testing : Pengujian ini melibatkan "back-tracing" pada

    contoh transaksi pada pengujian performa laporan terhadap

    sumber data. Dapat disimpulkan bahwa pengujian akurasi ini

    mencocokan kesesuaian data yang ditampilkan pada laporan

    dengan sumber data.

    c. Completeness Testing : Pengujian ini melibatkan "forward -

    tracing" pada contoh transaksi dari sumber data ke laporan.

    Memastikan bahwa element dari contoh data yang harus muncul

    pada laporan, pada kenyataan muncul dalam laporan dan

    memberikan kepastian bahwa laporan menampilkan satu set

    lengkap informasi bagi end user.

    2.2.11 Transitions

    Menurut Black (2009 :56), pada setiap fase pengujian, sistem yang

    diuji harus memenuhi satu set kualifikasi minimal sebelum organisasi

    pengujian dapat menjalankan pengujian secara efektif dan efisien.

    Transition harus dapat menjabarkan kriteria yang penting untuk memulai

    dan menyelesaikan berbagai fase pengujian (dan untuk melanjutkan sebuah

  • 35

    proses pengujian yang efektif dan efisien). Kriteria yang biasanya

    digunakan adalah :

    a. Entry Criteria

    Entry Criteria menjabarkan apa yang harus terjadi untuk mengijinkan

    sebuah sistem dilanjutkan ke tahap pengujian berikutnya.

    b. Stopping Criteria

    Stopping Criteria merupakan kriteria yang digunakan oleh penguji

    profesional yang menentukan kapan pengujian harus berhenti sesuai

    dengan kondisi yang telah dijabarkan pada kriteria ini.

    c. Continuation Criteria

    Continuation Criteria mendefiniskan kondisi dan situasi yang harus

    berlaku dalam proses pengujian untuk mengijinkan pengujian

    dilanjutkan secara efektif dan efisien.

    d. Exit Criteria

    Exit Criteria menjelaskan bagaimana menentukan kapan proyek telah

    selesai melakukan pengujian.

    2.2.12 Pengertian Test Case

    Menurut Black (2009 :610), Test case adalah urutan langkah-langkah,

    substep, dan tindakan-tindakan lain yang dilakukan secara bertahap atau

    paralel, atau kombinasi turutan, yang membuat kondisi pengujian yang

    dirancang untuk dievaluasi dari test case.

    Quadri dan Farooq (2010: 2) mengatakan bahwa user requirement

    harus diketahui sebelum merancang test case. Sebuah test case harus

  • 36

    mengandung sebuah deskripsi dari output yang benar dari program untuk

    satu set input data.

    2.2.13 Test Case Life Cycle

    Gambar 2. 3 Test case life cycle

    Menurut Black (2009 :208), ada beberapa kemungkinan status test

    case. Beberapa siklus hidup test case yang digunakan antara lain(seperti

    pada gambar 2.3) :

    a. Queue

    Test case siap untuk dijalankan, dan diassign pada tester untuk

    dieksekusi.

    b. In Progress

    Pengujian sedang dijalankan dan akan dilanjutkan untuk beberapa

    saat.

    c. Block

    Kondisi seperti kehilangan potongan fungsi atau kekurangan sebuah

    komponen penting dalam pengujian sehingga menghalangi tester

    untuk menjalankan pengujian.

  • 37

    d. Skip

    Pengujian dilewati karena prioritas pengujiannya yang relatif rendah.

    Tester dapat melakukan pengujian namun tester tidak ingin

    menjalankan pengujian tersebut.

    e. Pass

    Test case berhasil dijalankan dan tester hanya menemukan hasil

    yang diharapkan , status dan perilaku yang diharapkan.

    f. Fail

    Dalam satu atau dua cara, tester menemukan hasil, status dan

    perilaku yang tidak diharapkan yang mempertanyakan kualitas

    sistem pada pencapaian tujuan pengujian.

    g. Warn

    Dalam satu atau dua cara, tester menemukan hasil, status dan

    perilaku yang tidak diharapkan, tapi kualitas sistem tidak

    menggangu pencapaian tujuan pengujian.

    h. Closed

    Untuk test case yang telah ditandai dengan fail atau warn dalam

    siklus pengujian yang pertama, dan untuk rilis pengujian berikutnya

    bug tersebut telah diperbaiki.

    2.2.14 Pengertian Bug

    Menurut Black (2009 :601), bug adalah sebuah masalah yang ada

    pada sistem yang sedang diuji yang mengakibatkan sistem gagal untuk

    memenuhi hasil yang diharapkan, biasanya disebut juga cacat. Gejala dari

    bug adalah kegagalan atau kesalahan.

  • 38

    2.2.14.1 Pengertian Bug Report

    Black (2009 :146) mengatakan bahwa bug report adalah sebuah

    dokumen teknis yang mendeskripsikan berbagai gejala atau model

    kesalahan yang berhubungan dengan satu bug tertentu. Sebuah bug report

    yang baik menangkap informasi yang dibutuhkan oleh seorang programmer

    untuk memperbaiki masalah. Contoh Bug report :

    Gambar 2. 4 Bug detail report

    2.2.14.2 Bug Report Life Cycle

    Dalam pengujian tester dapat menemukan bug dalam sistem yang

    akan dicatat dalam laporan bug atau bug report. Untuk mempermudah

    dalam pengelolaan bug yang dilaporkan maka diberikan status untuk bug

    yang dilaporkan. Menurut Black (2009 :158), ada beberapa status dalam

    siklus hidup laporan bug, yaitu :

  • 39

    Gambar 2. 5 Bug report life cycle

    a. Review

    Ketika tester memasukkan data laporan bug yang baru ke dalam

    database bug, database bug menahan data bug untuk ditinjau sebelum

    dapat dilihat oleh orang diluar test team.

    b. Rejected

    Jika peninjau laporan memutuskan bahwa laporan perlu untuk

    dikerjakan ulang baik dengan penelitian dan informasi lebih lanjut

    atau peningkatan kata-kata, peninjau akan menolak laporan tersebut.

    c. Open

    Jika tester telah mengkategorikan dan mengisolasi masalah, peninjau

    akan melakukan open laporan, sehingga laporan tersebut dapat

    diketahui dunia sebagai bug.

    d. Assigned

    Project team mengassign laporan kepada manager pengembangan

    yang kemudian akan diassign kembali ke developer untuk diperbaiki.

  • 40

    e. Test

    Setelah bagian development memperbaiki masalah, maka laporan bug

    siap untuk diuji kembali.

    f. Reopened

    Jika perbaikan yang dilakukan gagal pada pengujian, tester akan

    melakukan reopened pada laporan bug.

    g. Closed

    Jika perbaikan telah melewati pengujian, tester akan menutup laporan

    pengujian tersebut.

    h. Deffered

    Jika anggota project team memutuskan bahwa masalah benar adanya

    namun bug memiliki prioritas yang rendah atau dijadwalkan untuk

    diperbaiki pada rilis berikutnya, maka laporan bug ini ditunda.

    i. Cancelled

    Jika project team memutuskan bahwa masalah tidak benar adanya,

    maka laporan bug akan dicancel.

    2.2.15 Pengertian Test Tracking Spreadsheet

    Menurut Black (2009 :199), test tracking spreadsheet merupakan

    suatu alat yang digunakan untuk mengelola eksekusi pengujian. Test

    Tracking Spreadsheet ini dapat terdiri dari 2 bagian yaitu :

    a. Test case summary

    Summary ini digunakan saat penguji ingin melacak status dari

    setiap test case, konfigurasi mana yang dijalankan saat pengujian, dan

  • 41

    siapa yang menjalankan pengujian (Black, 2009:200). Test case

    summary juga memiliki versi extended dimana test case summary

    dilengkapi dengan Bug ID , Bug RPN, tanggal pengujian, dan

    sebagainya. Kolom-kolom ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan

    penguji.

    Contoh Test Case Summary:

    Gambar 2. 6 Test Case Summary

    b. Test suite summary

    Test suite summary berisi data jumlah test case dalam setiap

    suite dan berapa test case dalam status (Fail, Pass,Skip,In queue, dan

    Block) (Black, 2009:203). Kolom-kolom ini dapat disesuaikan dengan

    kebutuhan penguji. Contoh Test suite Summary :

  • 42

    Gambar 2. 7 Test suite Summary

    2.2.16 Pengertian Use case

    Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 161), sebuah use case

    adalah aktivitas yang dilakukan oleh sistem , biasanya sebagai respon

    terhadap request dari user. Use case pada dasarnya sama dengan proses

    atau aktivitas.

    2.2.17 Pengertian Activity Diagram

    Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 141), Activity Diagram

    adalah jenis dari workflow diagram yang mendeskripsikan aktivitas-

    aktivitas berbagai user (atau sistem) dan alur-alurnya. Workflow adalah

    urutan dari langkah-langkah pemrosesan yang secara lengkap mengatur satu

    transaksi bisnis atau permintaan customer. Contoh Activity Diagram:

    Gambar 2. 8 Contoh Activity Diagram berdasarkan Satzinger, Jackson, dan Burd(2010: 143)

  • 43

    2.3 Kerangka Pikir

    Berikut adalah kerangka pikir dari pengujian sistem SAP HR

    Sinarmas Land:

    Gambar 2. 9 Kerangka Pikir

  • 44

    Berikut adalah penjelasan kerangka pikir :

    a. Analisis proses bisnis dengan activity diagram : memberikan

    penjelasan terhadap proses bisnis yang berjalan pada perusahaan

    untuk dipetakan ke dalam sistem dengan memberikan requirement

    dari proses bisnis tersebut.

    b. Pemetaan alur proses bisnis : memberikan gambaran terhadap

    hubungan antar satu proses bisnis dengan proses bisnis lainnya.

    c. Product specification :Menjelaskan karakteristik dari setiap submodul

    termasuk input apa yang diperlukan dan output apa yang dihasilkan.

    d. Technical specification : membuat spesifikasi teknis dari modul yang

    diuji, seperti penjelasan fungsi button dan field pada user interface.

    e. Quality Risk Analysis (FMEA) : Membuat analisis kemungkinan

    kesalahan yang dapat mengurangi kualitas sistem yang diharapkan

    untuk menentukan bagian mana yang harus diuji.

    f. Membuat Test Case : Membuat daftar item-item yang akan diuji

    dalam Functionality testing.

    g. Membuat skenario pengujian : menyusun test case ke dalam

    kemungkinan-kemungkinan alur proses bisnis yang akan diuji dalam

    integration testing.

    h. Membuat user manual : membuat panduan langkah-langkah

    penggunaan sistem bagi user .

    i. Functionality Testing : melakukan pengujian terhadap komponen-

    komponen atau unit- unit dalam sistem.

  • 45

    j. Integration Testing : melakukan pengujian terhadap integrasi masing-

    masing submodul secara berurutan.

    k. Report Testing : melakukan pengujian terhadap laporan dan

    keakuratan serta kelengkapan isi laporan berdasarkan data hasil

    pengujian pada tahan Integration testing.

    l. Membuat bug report : Melakukan dokumentasi akan bug atau error

    yang terjadi selama functionality testing, integration testing, dan

    report testing.

    m. Membuat bug graphic :Merangkum bug atau error yang ditemukan

    selama pengujian ke dalam bentuk grafik.