2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

download 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

of 47

Transcript of 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    1/47

    BAB 3

    LANDASAN TEORI

    3.1 Pengertian Kualitas

    Salah satu faktor yang paling utama untuk menentukan kinerja dari suatu

    perusahaan adalah kualitas dari produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan

    tersebut. Selain itu kualitas juga berpengaruh terhadap daya minat konsumen

    terhadap produk dan jasa tersebut.

    Gasperz (1998,p1) mendefinisikan kualitas sebagai konsistensi

    peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik dari suatu produk

    (barang/jasa) yang dihasilkan, agar memenuhi kebutuhan yang telah

    dispesifikasikan guna meningkatkan kepuasan pelanggan internal maupun

    eksternal.

    Spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh bagian desain produk yang

    disebut sebagai kualitas desain ( quality of design ) harus berorientasi kepada

    kebutuhan atau keinginan konsumen (orientasi pasar).

    3.2 Performansi Kualitas

    Pada dasarnya performansi kualitas dapat ditentukan dan diukur

    berdasarkan karakteristik kualitas yang terdiri dari beberapa sifat atau dimensi

    sebagai berikut : Gasperz (1998,p5)

    • Fisik : panjang, berat, diameter, tegangan, kekentalan, dll.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    2/47

    16

    • Sensory (berkaitan dengan panca indera) : rasa, penampilan, bentuk, warna,

    dll.

    • Orientasi waktu : keandalan ( reliability ), kemampuan pelayanan

    (serviceability ), kemudahan pemeliharaan ( mantainability ), dll.

    • Orientasi biaya : berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga

    atau ongkos dari suatu produk yang harus dibayarkan oleh konsumen.

    Gasperz (1998,p6) Pengukuran performansi kualitas dapat dilakukan

    pada tiga tingkat, yaitu:

    Pengukuran pada tingkat proses

    Mengukur setiap langkah atau aktivitas dalam proses dan karakteristik input

    yang diserahkan oleh supplier yang mengendalikan karakteristik outputyang

    diinginkan.tujuan dari pengukuran pada tingkat ini adalah mengidentifikasi

    perilaku yang mengatur setiap langkah dalam proses, dan menggunakan

    ukuran – ukuran ini untuk mengendalikan operasi serta memperkirakan

    output yang akan dihasilkan sebelum output itu diproduksi atau diserahkan

    ke pelanggan.

    • Pengukuran pada tingkat output

    Mengukur karakteristik output yang dihasilkan dibandingkan terhadap

    spesifikasi karakteristik yang diinginkan pelanggan. Misalnya mengukur

    tingkat karakteristik kualitas dari produk yang dihasilkan.• Pengukuran pada tingkat outcome

    Mengukur bagaimana baiknya suatu produk memenuhi kebutuhan dan

    ekspektasi pelanggan, mengukur tingkat kepuasan pelanggan dalam

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    3/47

    17

    mengkonsumsi produk yang diserahkan. Pengukuran pada tingkat outcome

    merupakan tingkat tertinggi dalam pengukuran performansi kualitas.

    Misalnya mengukur banyaknya keluhan yang diterima dari pelanggan.

    3.3 Definisi Statistical Process Control (SPC)

    Menurut Gasperz (1998, p1) Statistical Process Control adalah suatu

    terminology yang mulai digunakan sejak tahun1970-an untuk menjabarkan

    penggunaan teknik – teknik statistical dalam memantau dan meningkatkan

    performansi proses menghasilkan produk berkualitas.

    Berdasarkan uraian diatas SPC dapat didefinisikan sebagai suatu

    metodologi pengumpulan dan analisis data kualitas, serta penentuan dan

    interpretasi pengukuran – pengukuran yang menjelaskan tentang proses dalam

    suatu system industri, untuk meningkatkan kualitas dari output guna memenuhi

    kebutuhan dan ekspektasi pelanggan.

    . Sasaran utama dari Statistical Process Control adalah mengadakan

    pengurangan terhadap variasi atau kesalahan-kesalahan proses. Selain itu, tujuan

    utama dari Statistical Process Control adalah mendeteksi adanya penyebab

    khusus ( assignable cause atau special cause ) dalam variasi atau kesalahan proses

    melalui analisis data dari masa lalu maupun masa mendatang. Variasi proses

    sendiri terdiri dari dua macam penyebab, yaitu penyebab umum ( random cause

    atau chance cause atau common cause ) yang sudah melekat pada proses, dan

    penyebab khusus ( assignable cause atau special cause ) yang merupakan

    kesalahan yang berlebihan.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    4/47

    18

    3.4 Definisi Variasi dalam SPC

    Berdasarkan Gaspersz (1998, p29) Variasi adalah ketidakseragaman

    dalam sistem produksi atau operasional sehingga meinmbulkan perbedaan dalam

    kualitas pada output barang / jasa yang dihasilkan. Pada dasarnya dikenal dua

    sumber atau penyebab timbulnya variasi yang diklasifikasikan sebagai berikut :

    1. Variasi penyebab khusus ( Special cause variation )

    Adalah kejadian – kejadian di luar sistem yang mempengaruhi variasi

    dalam sistem. Penyebab khusus dapat bersumber dari faktor – faktor

    manusia, peralatan, material, lingkungan, metode kerja, dll. yang

    mengambil pola – pola nonacak sehingga dapat diidentifikasi / ditemukan,

    sebab mereka tidak selalu aktif dalam proses tetapi memiliki pengaruh yang

    lebih kuat pada proses sehingga menimbulkan variasi. Dalam konteks

    pengendalian proses statistikal menggunakan peta – peta kendali , jenis

    variasi ini sering ditandai dengan titik – titik pengamatan yang melewati

    atau keluar dari batas – batas pengendalian yang didefinisikan .

    2. Variasi penyebab umum ( Common cause variation )

    Adalah faktor – faktor di dalam sistem atau yang melekat pada proses yang

    menimbulkan variasi dalam sistem serta hasil – hasilnya. Karena penyebab

    umum ini selalu melekat pada sistem, untuk menghilangkannya kita harus

    menelusuri elemen – elemen dalam sistem itu dan hanya pihak manajemenyang dapat memperbaikinya, karena pihak manajemenlah yang

    mengendalikan sistem itu. Dalam konteks pengendalian proses statisitkal

    dengan menggunakan peta – peta kendali jenis variasi ini sering ditandai

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    5/47

    19

    dengan titik – titik pengamatan yang berada dalam batas – batas

    pengendalian.

    3.5 DMAIC

    Tabel 3.1 DMAIC

    Perbaikan Proses Define • Identifikasi masalah

    • Definisikan kebutuhan• Tetapkan tujuan

    Measures • Pertegas masalah/proses• Membenarkan pengetahuan tujuan• Ukur langkah – langkah inti/masalah

    Analyze • Kembangkan hipotesis• Identifikasi akar penyebab masalah• Validasi hipotesis

    Improve • Kembangkan ide untuk menghilangkan akar penyebab permasalahan

    • Uji solusi• Tetapkan solusi/hasil pengukuran

    Control • Buat standar pengukuran untuk memelihara kinerja kerja•

    Bereskan permasalahan sesuai dengan tujuan yangdiinginkan.Sumber : Peter S. Pande (2000, p39)

    3.6 Critical To Quality (CTQ)

    CTQ adalah sebuah karakteristik pengukuran suatu produk atau proses

    dimana kinerja standar atau batas spesifikasi harus mampu memuaskan

    pelanggan. Kita menyesuaikan pengembangan atau perbaikan sesuai dengan

    kebutuhan customer.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    6/47

    20

    CTQ mewakili karakteristik produk atau jasa yang diinginkan oleh

    customer (internal maupun external). Karakteristik ini bisa saja meliputi batas

    atas dan batas bawah sebuah spesifikasi atau faktor-faktor lain yang berhubungan

    dengan produk atau jasa. sebuah CTQ harus diterjemahkan dari pernyataan

    customer yang bersifat kualitatif menjadi sebuah spesifikasi bisnis yang bersifat

    kuantitatif dan dapat dilakukan.

    Sederhananya, CTQ adalah harapan customer terhadap sebuah produk,

    keinginan sebuah customer . Customer bisa saja mengungkapkan keinginan

    mereka dalam bahasa sehari-hari, namun pada akhirnya tergantung pada kita

    untuk merubahnya menjadi measurable terms dengan menggunakan tools seperti

    FMEA dan lain-lain.

    3.7 Voice of Customer (VOC)

    Voice of the Customer (VOC) adalah suatu istilah yang digunakan dalam

    bisnis untuk menjelaskan suatu proses menangkap keinginan pelanggan.

    Walaupun konsep ini terkesan mudah dimengerti, namun sebenarnya cukup

    rumit. Tidak mudah untuk mengumpulkan data-data yang tidak bias dalam

    proses survei, focus group, dan wawancara . Orang-orang seringkali menganggap

    bahwa mereka memberikan jawaban yang diinginkan oleh pewawancara, namun

    berlawanan dengan opini mereka yang sebenarnya. hal ini berujung pada hasil

    yang tidak merefleksikan keinginan sebenarnya dari pelanggan.

    Voice of the Customer tools juga terkadang tidak menggunakan suatu

    indikator untuk mengukur kepuasan dari pelanggan. Banyak perusahaan

    mengumpulkan data VOC yang reaktif dalam bentuk sebuah form yang berisi

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    7/47

    21

    kumpulan keluhan atau database. Dalam beberapa kasus, data ini digunakan oleh

    pihak manajemen untuk mengerti pelanggan mereka lebih baik dan

    mengembangkan program pengembangan berkala dalam rangka memenuhi

    keinginan pelanggan.

    Pelanggan terkadang tidak tahu, atau tidak dapat mengkomunikasikan

    keinginan dan kebutuhan mereka yang sesungguhnya. Hal ini merupakan

    tantangan utama dalam menghadapi dunia bisnis saat ini.

    Karena hal ini, dunia bisnis harus terus mencari cara yang lebih kreatif

    dalam memahami keinginan pelanggan.lebih jauh, dan untuk mengembangkan

    peningkatan yang berkelanjutan untuk mengaplikasikan kebutuhan pelanggan.

    Pelangan sering tidak tahu, atau tidak dapat berkomunikasi secara efektif

    mengenai kebutuhan mereka yang sebenarnya. Inilah salah satu tantangan yang

    dihadapi bisnis sekarang. Karena ini, bisnis harus terus mencari cara-cara yang

    lebih kreatif untuk mengerti lebih jauh tentang kebutuhan pelanggan.

    3.8 Cost Of Poor Quality (COPQ)

    COPQ berisi biaya-biaya yang dikeluarkan sebagai hasil memproduksi

    material cacat.

    Biaya ini termasuk biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi gap

    antara kualitas produk atau jasa yang dinginkan dengan hasil sesungguhnya. dan

    juga termasuk biaya hilangnya kesempatan yang disebabkan hilangnya sumber

    daya yang digunakan memperbaiki cacat. Biaya ini termasuk biaya pekerja,

    pengerjaan ulang, pengaturan, dan bahan baku yang harus ditambahkan kedalam

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    8/47

    22

    unit sampai pada titik penolakan. COPQ tidak meliputi biaya pendeteksian dan

    pencegahan.

    Supplier dapat mempengaruhi biaya pada perusahaan meliputi produk

    cacat yang dihasilkannya, dan material yang rusak selama pengiriman.

    3.9 Peta kendali ( Control chart )

    Peta kendali menggambarkan perbaikan kualitas. Perbaikan kualitas

    terjadi pada dua situasi. Situasi pertama adalah ketika peta kendali dibuat, proses

    dalam kondisi tidak stabil. Kondisi yang diluar batas kendali terjadi karena sebab

    khusus ( assignable cause / Special cause variation ), kemudian dicari tindakan

    perbaikan sehingga proses menjadi stabil. Hasilnya adalah adanya perbaikan

    proses.

    Peta kendali dibuat berdasarkan pada tipe datanya. Dalam konteks

    pengendalian proses statistik, dikenal 2 (dua) jenis data, yaitu:

    1. Data variabel ( variables data )

    Data variabel atau biasa disebut data kontinu adalah data kuantitatif yang

    diukur untuk keperluan analisis. Contoh data variabel yaitu, temperatur,

    panjang, waktu, berat, dan lain-lain, Dalam pengendalian mutu proses

    statistik dengan menggunakan data variabel, dikenal 2 macam peta kontol

    untuk mempermudah analisa, yaitu :

    • X dan R

    Digunakan untuk memantau proses yang mempunyai karakteristik

    berdimensi kontinyu, sehingga peta kontrol X dan R sering disebut

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    9/47

    23

    sebagai peta kontrol untuk data variabel. Peta kontrol X menjelaskan

    kepada kita tentang apakah perubahan – perubahan telah terjadi dalam

    ukuran titik pusat dari sebuah proses. Sedangkan peta kontrol R (Range)

    menjelaskan tentang apakah perubahan – perubahan telah terjadi dalam

    ukuran variasi, dengan demikian berkaitan dengan perubahan

    homogenitas produk yang dihasilkan melalui suatu proses.

    Gaspersz(1998, p112)

    • Individual X dan MR

    Digunakan apabila ukuran contoh yang digunakan untuk pengendalian

    proses adalah hanya satu (n=1). Hal ini sering terjadi apabila pemeriksaan

    dilakukan secara otomatis, dan juga terjadi pada tingkat produksi yang

    sangat lambat, sehingga sukar untuk mengambil ukuran contoh (n) lebih

    dari 1. Gaspersz(1998, p133).

    2. Data atribut ( attributes data )

    Data atribut adalah data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan dan

    analisis. Contoh dari data atribut yaitu ketiadaan label pada kemasan,

    banyaknya jenis cacat pada produk, dan lain-lain.

    Dalam pengendalian mutu proses dengan menggunakan data atribut, dapat

    menggunakan 4 buah peta kontrol untuk mempermudah analisa terhadap

    proses, yaitu :• Peta Kontrol p

    Peta kontrol p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian,

    penyimpangan atau cacat dari item – item dalam kelompok yang sedang

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    10/47

    24

    diinspeksi. Dengan demikian peta kontrol p digunakan untuk

    mengendalikan proporsi dari produk yang cacat yang dihasilkan dalam

    suatu proses. Jika item – item itu tidak memenuhi standar pada satu atau

    lebih karakteristik kualitas yang diperiksa, item – item itu digolongkan

    sebagai tidak memenuhi syarat spesifikasi atau cacat.

    • Peta konrol np

    Peta kontrol np hampir serupa dengan peta kontrol p. Peta kontrol np

    menggunakan ukuran banyak item yang tidak memenuhi spesifikasi atau

    banyaknya yang tidak sesuai dalam suatu pemeriksaan. Namun peta nphanya dapat digunakan saat ukuran sampel tetap, bila bervariasi , harus

    menggunakan peta kontrol p.

    • Peta kontrol C

    Peta kontrol C didasarkan pada titik spesifik yang tidak memenuhi syarat

    dalam produk itu, sehingga suatu produk dapat saja dianggap memenuhi

    syarat meskipun mengandung satu atau beberapa titik spesifik yang cacat.

    • Peta Kontrol U

    Peta kontrol U merupakan rata – rata jumlah cacat per unit, dimana

    berfungsi sangat mirip dengan peta kontrol C dalam penggunaannya.

    3.10 Diagram Pareto

    Diagram pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah

    berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi

    ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    11/47

    25

    sisi paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi

    ditunjukkan oleh grafik batang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi

    paling kanan.

    Vilfredo Pareto, seorang ahli ekonomi dari Italia pada abad ke-19

    mengemukakan aturan 80/20 yang kemudian sering disebut sebagai Prinsip

    Pareto. Prinsip ini menjelaskan bahwa 80% dari semua masalah disebabkan oleh

    20% dari penyebabnya. Analisa Pareto bertujuan untuk mengurutkan dan

    memprioritaskan penyebab atau hasil secara sistematis serta hubungannya

    dengan performansi lalu sehingga dapat membantu analis untuk

    memvisualisasikan penyimpangan distribusi. (Kolarik, 1999, p562)

    3.11 Diagram SIPOC (Supplier – Input – Output – Process – Customer)

    SIPOC adalah alat yang paling banyak digunakan dan penting dalam

    manajemen dan peningkatan proses. SIPOC merupakan singkatan dari Supplier –

    Input – Process – Output – Customer dan didefinisikan sebagai berikut:

    1. Supplier adalah orang atau sekelompok orang yang memberikan material,

    informasi kunci, atau sumber daya lain kepada proses. Supplier dapat juga

    merupakan proses sebelum proses yang menjadi fokus.

    2. Input adalah segala sesuatu yang diberikan pemasok kepada proses.

    3. Process merupakan sekumpulan langkah yang mentransformasi input

    sehingga nilainya bertambah.

    4. Output adalah produk, baik berupa barang atau jasa yang dihasilkan dari

    suatu proses.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    12/47

    26

    5. Customer adalah orang atau sekelompok orang atau sub-proses yang

    menerima Output .

    Gambar 3.1 SIPOC Diagram

    3.12 Diagram sebab akibat ( Cause effect/fishbone diagram )

    Diagram sebab akibat atau yang sering disebut sebagai diagram tulang

    ikan ( fishbone diagram ) atau diagram Ishikawa ( Ishikawa’s diagram )

    diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada tahun

    1953. Diagram sebab akibat ini merupakan diagram yang menunjukkan

    hubungan antara sebab dan akibat secara sistematis.

    Kegunaan cause and effect ( fishbone diagram) adalah untuk

    menampilkan bentuk gambar dari hal yang diidentifikasi dan mengorganisasi

    kemungkinan-kemungkinan akar masalah, atau faktor-faktor yang diperlukan

    untuk kesuksesan suatu aktivitas. Diagram ini adalah sebuah alat yang efektif

    untuk melihat kaitan antar elemen dalam mempelajari proses, sistuasi dan untuk

    perencanaan.

    Diagram sebab akibat dapat dipergunakan untuk berbagai kebutuhan berikut:

    1. Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah

    2. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah

    3. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    13/47

    27

    Dalam menggambar cause and effect (fishbone diagram) ada beberapa

    kategori umum sumber penyebab berdasarkan prinsip 7M, yaitu : Gasperz (2002,

    pp241-243)

    1. Manpower (tenaga kerja)

    Berkaitan dengan kekurangan dalam pengetahuan (tidak terlatih, tidak

    berpengalaman), kekurangan dalam ketrampilan dasar yang berkaitan dengan

    mental dan fisik, kelelahan, stress , ketidakpedulian, dll.

    2. Machines (mesin-mesin)

    Berkaitan dengan tidak ada sistem perawatan preventif terhadap mesin-mesin

    produksi, termasuk fasilitas dan peralatan lain, tidak sesuai dengan

    spesifikasi tugas, tidak dikalibrasi, terlalu complicated , terlalu panas, dll.

    3. Methods (metode kerja)

    Berkaitan dengan tidak ada prosedur dan metode kerja yang benar, tidak

    jelas, tidak diketahui, tidak terstandarisasi, tidak cocok, dll.

    4. Materials (bahan baku)

    Berkaitan dengan ketiadaan spesifikasi kualitas dari bahan baku dan bahan

    penolong yang digunakan, ketidaksesuaian dengan spesifikasi kualitas bahan

    baku dan bahan penolong yang ditetapkan, ketiadaan penanganan yang

    efektif terhadap bahan baku dan bahan penolong itu, dll.

    5. Media

    Berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang tidak memperhatikan aspek –

    aspek kebersihan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan lingkungan kerja

    yang kondusif, kekurangan dalam lampu penerangan, ventilasi yang buruk,

    kebisingan yang berlebihan, dll.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    14/47

    28

    6. Motivation (motivasi)

    Berkaitan dengan ketiadaan sikap kerja yang benar dan professional (tidak

    kreatif, bersikap reaktif, tidak mampu bekerja sama dalam tim, dll), yang

    dalam hal ini disebabkan oleh system balas jasa dan penghargaan yang tidak

    adil kepada tenaga kerja.

    7. Money (keuangan)

    Berkaitan dengan ketiadaan dukungan finansial (keuangan) yang mantap

    guna memperlancar proyek peningkatan kualitas.

    Gambar 3.2 Fishbone Diagram

    3.13 Failure Modes and Effect Analysis (FMEA)

    Berdasarkan Melinda (2006, p121), FMEA merupakan seperangkat

    pedoman, proses dan format untuk mengidentifikasikan dan memprioritaskan

    masalah penting (kegagalan).

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    15/47

    29

    Berdasarkan Gasperz (2002, p246), FMEA adalah suatu prosedur

    terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode

    kegagalan (failure modes).

    Suatu mode kegagalan adalah apa saja yang termasuk dalam kecacatan

    atau kegagalan dalam desain, kondisi diluar batas spesifikasi yang telah

    ditetapkan, atau perubahan – perubahan dalam produk yang menyebabkan

    terganggunya fungsi dari produk itu.

    Penggunaan FMEA akan paling efektif apabila diterapkan pada produk

    atau proses – proses baru, atau produk dan proses sekarang yang akan mengalami

    perubahan – perubahan besar dalam desain sehingga dapat mempengaruhi

    keandalan dari produk atau proses situ.

    Langkah – langkah FMEA :

    • Identifikasi proses atau produk/jasa

    • Daftarkan masalah – masalah yang mungkin timbul.

    • Beri skala pada masalah berdasarkan kerumitannya, kemungkinan terjadi

    atau kemampuan terdeteksi.

    • Hitung RPN ( Risk Priority Number ) dan tindakan yang diutamakan.

    • Ambil tindakan untuk mengurangi risiko.

    Definisi serta pengurutan atau pemberian ranking dari berbagai

    terminologi dalam FMEA adalah sebagai berikut:

    1. Akibat potensial adalah akibat yang dirasakan atau dialami oleh pengguna

    akhir.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    16/47

    30

    2. Mode kegagalan potensial adalah kegagalan atau kecacatan dalam desain

    yang menyebabkan cacat itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

    3. Penyebab potensial dari kegagalan adalah kelemahan-kelemahan desain dan

    perubahan dalam variabel yang akan mempengaruhi proses dan

    menghasilkan kecacatan produk.

    4. Occurance (O) adalah suatu perkiraan tentang probabilitas atau peluang

    bahwa penyebab akan terjadi dan menghasilkan modus kegagalan yang

    menyebabkan akibat tertentu.

    Tabel 3.2 Rating Occurrence

    Rangking Kriteria Verbal ProbabilitasKegagalan

    1 Tidak mungkin penyebab inimengakibatkan kegagalan1 dalam 1000000

    23

    Kegagalan akan jarang terjadi 1 dalam 200001 dalam 4000

    456

    Kegagalan agak mungkin terjadi 1 dalam 10001 dalam 4001 dalam 80

    78

    Kegagalan adalah sangat mungkinterjadi

    1 dalam 401 dalam 20

    910

    Hampir dapat dipastikan bahwakegagalan akan terjadi

    1 dalam 81 dalam 2

    Catatan : probabilitas kegagalan berbeda beda tiap produk, oleh karena itu pembuatanrating disesuaikan dengan proses dan berdasarkan pengalaman dan pertimbanganrekayasa ( engineering judgement )Sumber : Gasperz, 2002, p251

    5. Severity (S) adalah suatu perkiraan subyektif atau estimasi tentang bagaimana

    buruknya pengguna akhir akan merasakan akibat dari kegagalan tersebut.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    17/47

    31

    Tabel 3.3 Severity

    Rangking Kriteria Verbal

    1 Neglible Severity , kita tidak perlu memikirkan akibat ini akan berdampak padakinerja produk. Pengguna akhir tidak akan memperhatikan kecacatan atau

    kegagalan ini.23

    Mild Severity , akibat yang ditimbulkan hanya bersifat ringan, pengguna akhir tidakmerasakan perubahan kinerja.

    456

    Moderate Severity , pengguna akhir akan merasakan akibat penurunan kinerja atau penampilan namun masih berada dalam batas toleransi.

    78

    High Severity , pengguna akhir akan merasakan akibat buruk yang tidak dapatditerima, berada di luar batas toleransi.

    910

    Potential Safety Problem , akibat yang ditimbulkan adalah sangat berbahaya dan bertentangan dengan hukum.

    Catatan : Tingkat severity berbeda beda tiap produk, oleh karena itu pembuatan ratingdisesuaikan dengan proses dan berdasarkan pengalaman dan pertimbangan rekayasa(engineering judgement )

    Sumber: Gasperz, 2002, 250

    6. Detectibility (D) adalah perkiraan subyektif tentang bagaimana efektivitas dan

    metode pencegahan atau pendeteksian.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    18/47

    32

    Tabel 3.4 Detectability

    Rangking Kriteria Verbal Tingkat Kejadian Penyebab

    1Metode pencegahan atau deteksi sangatefektif. Tidak ada kesempatan bahwa

    penyebab akan muncul lagi.

    1 dalam 1000000

    23

    Kemungkinan bahwa penyebab itu terjadiadalah sangat rendah.

    1 dalam 200001 dalam 4000

    456

    Kemungkinan penyebab bersifat moderat,Metode deteksi masih memungkinkan kadangkadang penyebab itu terjadi.

    1 dalam 10001 dalam 4001 dalam 80

    78

    Kemungkinan bahwa penyebab itu masihtinggi. Metode pencegahan atau deteksikurang efektif, karena penyebab masih

    berulang lagi

    1 dalam 401 dalam 20

    910

    Kemungkinan bahwa penyebab itu terjadi

    sangat tinggi. Metode deteksi tidak efektif.Penyebab akan selalu terjadi

    1 dalam 8

    1 dalam 2

    Catatan : tingkat kejadian penyebab berbeda beda tiap produk, oleh karena itu pembuatan rating disesuaikan dengan proses dan berdasarkan pengalaman dan pertimbangan rekayasa ( engineering judgement )Sumber: Gasperz, 2002, p254

    7. Risk Priority Number (RPN)

    Gabungan dari ranking Severity (S), Occurrence(O), dan Detection (D) dengan

    rumus :

    RPN = (S) x (O) x (D)

    Nilai ini harus digunakan untuk mengurutkan perhatian yang harus diberikan

    pada proses tersebut, misal untuk diagram Pareto. RPN ini akan bernilai antara 1

    dan 1000. Untuk RPN yang besar, team harus mampu menurunkan nilai resiko,

    umumnya perhatian tertinggi harus diberikan pada Severity (S) tertinggi.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    19/47

    33

    3.14 Pengertian Sistem

    Menurut McLeod (2001, p11), sistem adalah sekelompok elemen yang

    terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

    Mathiassen et al. (2000, p9). Sistem adalah sekumpulan elemen yang

    mengimplementasikan kebutuhan model, functions, dan interfaces.

    3.15 Elemen Sistem

    Sistem memiliki elemen – elemen dasar yang saling berinteraksi yaitu

    input, process, output. Input mencakup komponen atau unsur yang akan masuk

    ke dalam system untuk diproses. Process adalah perubahan bentuk atau

    transformasi dari input menjadi ouput. Output adalah hasil akhir dari process

    yang telah sesuai dengan tujuan.

    Contoh elemen sistem pada perusahaan manufaktur, sumder daya input

    adalah bahan mentah, yang diubah menjadi barang jadi atau jasa melalui proses

    manufaktur.

    3.16 Pengertian Data

    Menurut McLeod (2001, p15), Data adalah fakta – fakta yang dan angka–

    angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Sedangkan menurut O’Brien

    (2002, p13), Data adalah fakta mentah atau penelitian tentang fenomena fisik

    atau transaksi bisnis.

    3.17 Pengertian Informasi

    Informasi adalah salah satu jenis utama sumber daya yang tersedia bagi

    manajer. Informasi ini dapat dikelola seperti halnya sumber daya yang lain, dan

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    20/47

    34

    perhatian pada topik ini bersumber dari dua pengaruh. Pertama, bisnis telah

    menjadi semakin rumit, dan kedua adalah komputer telah mencapai kemampuan

    yang semakin baik.

    Output informasi dari komputer digunakan oleh para manajer, non-

    manajer, serta orang - orang dan organisasi – organisasi dalam lingkungan

    perusahaan. Manajer berada pada semua tingkat organisasional perusahaan, dan

    dalam semua bidang fungsional. Manajer melaksanakan berbagai fungsi dan

    peran, dan untuk berhasil, manajer memerlukan keahlian da;am komunikasi dan

    pemecahan masalah. Manajer perlu mengerti komputer ( computer literate ), tetapi

    yang lebih penting mereka perlu mengerti informasi ( information literate ).

    Sangat bermanfaat jika manajer mampu melihat unitnya sebagai suatu

    sistem yang terdiri dari beberapa subsistem dan berada dalam supersistem yang

    lebih besar. Perusahaan adalah suatu sistem yang bersifat fisik, namun dikelola

    dengan menggunakan suatu sistem konseptual. Sistem konseptual itu terdiri dari

    suatu pengolah informasi yang mengubah data menjadi informasi dan

    menggambarkan sumber daya fisik.

    Menurut McLeod (2001, p15) Informasi merupakan data yang telah

    diproses atau data yang memiliki arti. Sedangkan menurut O’Brien (2002, p13),

    informasi adalah data yang telah dikonversikan menjadi bentuk yang bermakna

    dan berguna bagi pengguna akhir. Dari definisi yang disebutkan, informasi dapat

    disimpulkan sebagai data yang telah diolah yang mempunyai arti dalam

    pengambilan keputusan bagi pihak yang bersangkutan.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    21/47

    35

    3.18 Sistem Informasi

    Menurut O’Brien (2002, p7) Sistem Informasi adalah kombinasi dari

    sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi,

    dan sumber data yang mengumpulkan , merubah, dan menyebarkan informasi

    dalam sebuah organisasi.

    Manusia telah bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi

    antara satu dengan lainnya menggunakan peralatan fisik ( Hardware ),

    serangkaian instruksi dan prosedur ( Software ), jaringan komunikasi ( network ),

    dan juga data yang tersimpan ( Data Resources ) sejak berkembangnya sistem

    Informasi.

    3.19 Analisa dan Perancangan Berorientasi Objek

    Secara umum, perkembangan sistem informasi yang banyak diketahui

    adalah perkembangan dari sistem informasi yang berorientasi proses hingga

    sistem informasi yang berorientasi objek. Objek merupakan sebuah entitas yang

    memiliki identitas, status, dan perilaku (Mathiassen et al., 2000,p4).

    Gambar 3.3 Evolusi Metodologi Sistem Informasi

    Sumber : http://www.embarcadero.com/support/uml_central.asp .

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    22/47

    36

    Object Oriented Analysis and Design merupakan tahap awal dalam

    pembuatan software berbasis objek, Tujuan dari analisa dan desain ini adalah

    untuk mengembangkan garis besar dari keseluruhan kebutuhan sistem dan

    sebagai landasan utuk implementasi sistem. Analisa lebih berfokus kepada

    konteks sistem, sedangkan desain lebih berfokus pada sisi teknis dari

    perancangan software itu sendiri. Mathiassen(2000,p13).

    Mathiassen et al. (2000, pp14-15). Empat aktifitas utama pada Object

    Oriented analysis and design, yaitu Problem Domain Analysis, Application

    Domain Analysis, Component Design, Architectural Design.

    Sumber : Mathiassen et al. (2000, p15).

    Gambar 3.4 Aktifitas Utama dalam OOAD

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    23/47

    37

    3.20 Object Oriented Methods

    Metode ini digunakan untuk membuat suatu sistem yang dimodelkan oleh

    objek, dimana objek tersebut berinteraksi.

    3.20.1 Keuntungan dan Kelemahan Object Oriented Methods

    Mathiassen et al. (2000, pp5-6) menyebutkan bahwa terdapat keuntungan

    menggunakan OOAD diantaranya adalah:

    1. OOAD dapat memberikan informasi yang jelas mengenai context sistem.

    2. OOAD dapat menangani data yang seragam dalam jumlah yang besar dan

    mendistribusikannya ke seluruh bagian organisasi.

    3. Berhubungan erat dengan analisa berorientasi objek, perancangan

    berorientasi objek, user interface berorientasi objek, dan pemrograman

    berorientasi objek.

    Terdapat beberapa kelemahan dari OOAD yang berhasil diidentifikasi

    oleh Raymond McLeod, Jr (2001, p615) yaitu:

    1. Diperlukan waktu lama untuk memperoleh pengalaman pengembangan.

    2. Kesulitan metodologi untuk menjelaskan sistem bisnis yang rumit.

    3. Kurangnya pilihan peralatan pengembangan yang khusus disesuaikan

    untuk sistem bisnis.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    24/47

    38

    3.20.2 Karakteristik Object Oriented Methods

    • Encapsulation

    Adalah suatu objek yang dapat menyembunyikan suatu informasi yang

    penting sehingga tidak dapat diakses oleh objek lain yang tidak memiliki

    kepentingan serta hak akses pada objek yang bersangkutan.

    • Inheritance

    Penurunan atau inheritance adalah kemampuan yang dimiliki oleh suatu

    objek untuk mewariskan sifat, atribut, metode, variabel kepada kelas

    turunannya. Inheritance juga dapat dikatakan dengan menciptakan kelas baruyang memiliki sifat kelas induknya, serta ditambahkan dengan karakteristik

    yang khusus dari kelas itu sendiri.

    • Polymorphism

    Adalah suatu kemampuan untuk mendefinisikan beberapa kelas dengan

    fungsi yang berbeda tetapi memiliki metode dan properti yang sama. Dapat

    menyembunyikan banyak detil penerapan yang berbeda dari dan dengan

    menggunakan suatu interface yang sama, juga merupakan pengembangan

    konsep enkapsulasi.

    3.21 Unified Modelling Languange (UML )

    Unified Modelling Language (UML) dikembangkan dengan tujuan untuk

    menyederhanakan dan mengkonsolidasikan sejumlah besar metode

    pengembangan object oriented yang muncul.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    25/47

    39

    Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang

    berdasarkan grafik/gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan,

    membangun, dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software

    berbasis OO ( Object Oriented ). Pendekatan analisa dan rancangan dengan

    menggunakan model OO mulai diperkenalkan sekitar pertengahan 1970 hingga

    akhir 1980 dikarenakan pada saat itu aplikasi software sudah meningkat dan

    mulai komplek. Sebelum tahun 1980 awal, dimana C dan C++ berkembang,

    developer software masih menggunakan sistem pemrograman struktural.

    Pemrograman yang umum digunakan adalah Cobol di tahun 1967 dan

    berkembang dengan pesat di tahun 1970. Sejak penggunaan OOAD ( Object

    Oriented Analysis and Design ) pertama di bahasa pemrograman Smalltalk di

    awal tahun 1980, banyak metode OOAD yang mulai muncul, diantaranya seperti

    Shlaer/Mellor, Coad/Yourdon, Booch, Rumbaugh, dan lainnya.

    Pada tahun 1994, Booch dan Rumbaugh bergabung di Rational Software

    Corp dan membentuk sebuah standar yang baru. Pada awal tahun 1996, OMG

    (Object Management Group ) mengajukan proposal untuk bertanggung jawab

    pada pengembangan dan penyatuan metode pengembangan berbasis objek, inilah

    yang terus dikembangkan menjadi UML. Jumlah yang menggunakan metoda OO

    mulai diuji cobakan dan diaplikasikan antara tahun 1989 hingga tahun 1994,

    seperti halnya oleh Grady Booch dari Rational Software Co. yang dikenal

    dengan OOSE ( Object-Oriented Software Engineering ) dan James Rumbaugh

    dari General Electric yang dikenal dengan OMT ( Object Modelling Technique ).

    Kelemahan saat itu mulai disadari oleh Booch maupun Rumbaugh, ketika

    mereka bertemu rekan lainnya, Ivar Jacobson dari Objectory . Kelemahan saat itu

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    26/47

    40

    adalah tidak adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, sehingga

    mereka mulai mendiskusikan untuk mengadopsi masing-masing pendekatan

    metoda OO untuk membuat suatu model bahasa yang seragam, yaitu UML

    (Unified Modeling Language ) dan dapat digunakan oleh seluruh dunia.

    Secara resmi bahasa UML dimulai pada bulan oktober 1994, ketika

    Rumbaugh bergabung dengan Booch untuk membuat sebuah proyek pendekatan

    metoda yang seragam dari masing-masing metoda mereka. Saat itu baru

    dikembangkan draft metoda UML version 0.8 dan diselesaikan, serta di release

    pada bulan oktober 1995. Bersamaan dengan saat itu, Jacobson bergabung dan

    UML tersebut diperkaya ruang lingkupnya dengan metoda OOSE sehingga

    muncul release version 0.9 pada bulan Juni 1996. Hingga saat ini, sejak Juni

    1998 UML version 1.3 telah diperkaya dan direspons oleh OMG ( Object

    Management Group ), Anderson Consulting, Ericsson, Platinum Technology ,

    Object Time Limited , dan lain-lain, serta di pelihara oleh OMG yang dipimpin

    oleh Cris Kobryn. UML adalah standar dunia yang dibuat oleh Object

    Management Group (OMG), sebuah badan yang bertugas mengeluarkan standar-

    standar teknologi object oriented dan software component .

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    27/47

    41

    Gambar 3.5 Terbentuknya Unified Modelling Language (UML)

    Sumber : Dharwiyanti, Wahono, http://ikc.tuxed.org/umum/yanti-uml.php, 2003 .

    3.21.1 Definisi UML

    UML adalah sebuah modeling language , bukanlah sebuah method .

    Sebagian besar method , setidaknya dalam prinsipnya, terdiri dari sebuah

    modeling language dan sebuah proses. Modeling language adalah notasi

    (terutama grafikal) yang digunakan method untuk mengekspresikan rancangan.

    Proses adalah nasihat atas langkah-langkah apa yang perlu diambil dalam

    menjalankan sebuah rancangan.

    3.21.2 Kegunaan UML

    UML diperuntukan untuk pemakaian sistem software yang intensif. UML

    banyak digunakan terutama untuk ( Booch, Rumbaugh, Jacobson , 1999, p17 ) :

    • Sistem informasi perusahaan

    • Layanan perbankan dan financial

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    28/47

    42

    • Telekomunikasi

    • Transportasi

    • Pertahanaan / angkasa luar

    • Perdagangan

    • Alat-alat elektronik medis

    3.22 System Definition

    System definition (Mathiassen et al., 2000, p24) adalah suatu deskripsi

    yang jelas namun singkat dari sebuah system yang terkomputerisasi dan

    diekspresikan dengan kata-kata. Sebuah System Definition menjelaskan property

    mendasar dari pengembangan sebuah system dan kegunaannya. System

    Definition menjelaskan system dalam konteks, informasi apa saja yang harus

    dimiliki, fungsi apa saja yang harus tersedia, dimana harus digunakan dan dalam

    kondisi apa pengembangan bisa dilakukan.

    3.23 Rich Picture

    Rich picture merupakan suatu penggambaran dari sistem yang membantu

    untuk mengerti keadaan dari sistem yang sedang berjalan maupun sistem yang

    akan diusulkan.

    Menurut Mathiassen et al. (2000, p27) sebuah rich picture berfokus pada

    aspek-aspek penting dari keadaan yang berjalan, yang ditentukan sendiri oleh

    sang illustrator.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    29/47

    43

    3.24 FACTOR

    Menurut Mathiassen et al. (2000, p39) FACTOR criterion memiliki 6 elemen:

    • Functionality

    Merupakan fungsi dari system yang mendukung tugas dari application

    domain .

    • Application domain

    Bagian dari organisasi yang mengurus, mengawasi atau mengontrol

    problem domain.

    Conditions

    Kondisi seperti apa yang sedang berjalan ketika sistem dikembangkan

    dan digunakan.

    • Technology

    Teknologi yang digunakan dalam mengembangkan sistem dan teknologi

    yang dibutuhkan untuk menjalankan system.

    • Objects

    Objek utama dari problem domain.

    • Responsibility

    Merupakan kegunaan sistem secara keseluruhan .

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    30/47

    44

    3.25 Problem Domain Analysis

    Mathiassen et al. (2000, pp14-15). Problem domain merupakan bagian dari

    situasi yang diatur, diawasi, dan dikendalikan oleh sistem. Tujuan melakukan

    analisis problem domain adalah mengidentifikasi dan memodelkan problem

    domain .

    Sumber : Mathiassen et al. (2000, p46)

    Gambar 3.6 Aktifitas Analysis Problem Domain

    3.25.1 Class

    Menurut Mathiassen et al. (2000, p4), Class adalah gambaran dari

    sekumpulan objek yang mempunyai kesamaan struktur, pola operasi, dan atribut.

    +move()

    +resize()+display()

    -originShape

    Gambar 3.7 Contoh Class

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    31/47

    45

    3.25.2 Object

    Objek merupakan suatu abstraksi dari situasi yang ada di dalam suatu

    sistem. Objects mendeskripsikan apa yang menjadi perspektif penggun dalam

    dunia nyata. Objek dapat didefinisikan sebagai sebuah entitas yang memiliki

    identitas, state serta behaviour. Mathiassen et al. ( 2000, p51 )

    3.25.3 Event

    Event merupakan abstraksi dari problem domain activity atau proses yang

    dilakukan atau dialami oleh satu atau lebih objek. Mathiassen et al. ( 2000,p51 )

    3.25.4 Class Diagram

    Class Diagram menggambarkan struktur objek dari sistem. Class

    diagram menunjukkan sekumpulan class yang membentuk sistem dan hubungan

    struktural diantara class tersebut (Mathiassen et al., 2000, p336).

    Dalam Class Diagram ini dapat digambarkan hubungan berikut :

    • Generalization

    Mathiassen et al. (2000, p72). Class induk ( Super Class) menjelaskan

    properties yang umum yang dimilikinya kepada class khusus dibawahnya

    (subclasses).

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    32/47

    46

    Passenger Car

    Taxi Private car

    Sumber : Mathiassen et al. ( 2000,p73 )

    Gambar 3.8 Contoh Generalization

    • Association

    Mathiassen et al. (2000, pp 76-77). Yaitu hubungan antar dua atau lebih

    objek. Dan hubungan komunikasi antara satu class dengan class lain.

    Hubungan ini menggambarkan apa yang perlu diketahui oleh sebuah class

    mengenai class lainnya.

    Sumber : Mathiassen et al. ( 2000,p77 )

    Gambar 3.9 Contoh Association

    • Aggregation

    Mathiassen et al. (2000, pp 75-75). Merupakan hubungan antar dua atau lebih

    objek. Objek superior (the whole) terdiri dari beberapa objek inferior (the

    parts). Hubungan yang unik diman sebuah objek merupakan bagian dari

    objek lain.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    33/47

    47

    Engine Wheel

    Cam Shaft

    Car

    Body

    Cylinder

    1

    1

    1

    1

    1

    1..*

    1

    1..*

    11..*

    Sumber : Mathiassen et al. ( 2000,p76 )

    Gambar 3.10 Contoh Aggregation

    • Multiplicities – Yaitu hubungan satu class dengan banyak class.

    Class Diagram ini juga dapat disebut sebagai Static Digram , karena dalam

    Class Diagram ini tidak terdapat deskripsi yang berkaitan dengan waktu,

    seperti di Sequence diagram.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    34/47

    48

    Gambar 3.11 Contoh Class Diagram

    3.25.5 Behavioral Pattern

    Behavioral Pattern: A description of possible event traces for all objects

    in a class . (2000, p90). Tujuan dari behaviour activity adalah untuk memodelkan

    keadaan problem domain yang dinamis dengan memperluas class definition yang

    ada didalam class diagram dengan menambahkan behavioural pattern untuk

    setiap class .

    3.25.6 Statechart Diagram

    Statechart Diagram digunakan untuk memodelkan perilaku dinamis dari

    sebuah objek dalam sebuah class yang spesifik dan berisi state dan transition

    (Mathiassen et al., 2000, p341).

    Statechart diagram mendeskripsikan behavior dari sebuah sistem.

    Statechart Diagram menunjukkan state yang mungkin dijalankan oleh sebuah

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    35/47

    49

    objek dan bagaimana state objek tersebut menjalankannya berubah sebagai hasil

    dari event yang mencapai objek tersebut.

    Sumber: Mathiassen et al. (2000, p425)

    Gambar 3.12 Contoh StateChart Diagram

    3.25.7 Sequence Diagram

    Bennet et al. (2006, p253) mengemukakan bahwa sequence diagram

    menunjukkan interaksi antar objek yang diatur berdasarkan urutan waktu.

    Sequence diagram dapat digambarkan dalam berbagai level of detail yang

    berbeda untuk memenuhi tujuan yang berbeda-beda pula dalam daur hidup

    pengembangan sistem. Aplikasi sequence diagram yang paling umum adalah

    untuk menggambarkan interaksi antar objek yang terjadi pada sebuah use case

    atau sebuah operation .

    Bennet et al. (2006, pp253-254) menyatakan bahwa setiap sequence diagram

    harus diberikan frame yang memiliki heading dengan menggunakan notasi sd

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    36/47

    50

    yang merupakan kependekan dari sequence diagram . Bennet et al. (2006, p270)

    juga menyatakan bahwa terdapat beberapa notasi penulisan heading pada setiap

    frame yang terdapat dalam sequence diagram , antara lain:

    a. alt

    Notasi alt merupakan kependekan dari alternatives yang menyatakan bahwa

    terdapat beberapa buah alternatif jalur eksekusi untuk dijalankan.

    b. opt

    Notasi opt merupakan kependekan dari optional dimana frame yang memiliki

    heading ini memiliki status pilihan yang akan dijalankan jika syarat tertentu

    dipenuhi.

    c. loop

    Notasi loop menyatakan bahwa operation yang terdapat dalam frame tersebut

    dijalankan secara berulang selama kondisi tertentu.

    d. break

    Notasi break mengindikasikan bahwa semua operation yang berada setelah

    frame tersebut tidak dijalankan.

    e. par

    Merupakan kependekan dari parallel yang mengindikasikan bahwa operation

    dalam frame tersebut dijalankan secara bersamaan.

    f. seq

    Notasi seq merupakan kependekan dari weak sequencing yang berarti operation

    yang berasal dari lifeline yang berbeda dapat terjadi pada urutan manapun.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    37/47

    51

    g. strict

    Notasi strict merupakan kependekan dari strict sequencing yang menyatakan

    bahwa operation harus dilakukan secara berurutan.

    h. neg

    Notasi neg merupakan kependekan dari negative yang mendeskripsikan operasi

    yang tidak valid .

    i. critical

    Frame yang memiliki heading critical menyatakan bahwa operasi-operasi yang

    terdapat di dalamnya tidak memiliki sela yang kosong.

    j. ignore

    Notasi ini mengindikasikan bahwa tipe pesan atau parameter yang dikirimkan

    dapat diabaikan dalam interaksi.

    k. consider

    Consider menyatakan pesan mana yang harus dipertimbangkan dalam interaksi.

    l. assert

    Merupakan kependekan dari assertion yang menyatakan urutan pesan yang valid .

    m. ref

    Notasi ref merupakan kependekan dari refer yang menyatakan bahwa frame

    mereferensikan operation yang terdapat di dalamnya pada sebuah sequence

    diagram tertentu.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    38/47

    52

    Campaign Manager :Client

    getName()

    listCampaigns()

    :Campaign

    getCampaignDetails()

    :Advert

    loop [for all client’s campaigns]

    listAdverts()

    getAdvertDetails()loop [for all campaign’s adverts]

    addNewAdverts()

    AdvertnewAd:Advert

    Sumber: Bennet et al. (2006, p254)

    Gambar 3.13 Contoh Sequence Diagram

    3.25.8 Navigation Diagram

    Mathiassen et al.(2000, p344). Navigation Diagram merupakan

    statechart diagram khusus yang berfokus pada user interface. Diagram ini

    menunjukkan window -window dan transisi diantara window-window tersebut.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    39/47

    53

    3.26 Application Domain Analysis

    Application domain merupakan organisasi yang mengatur, mengawasi,

    atau mengendalikan problem domain . Tujuan dilakukannya analisis application

    domain adalah untuk menentukan kebutuhan penggunaan sistem.

    Sumber: Mathiassen et al. (2000, p117)

    Gambar 3.14 Application Domain Analysis

    3.26.1 Usecase Diagram

    Use case diagram mendeskripsikan hubungan antara actors dan use case

    (Mathiassen et al., 2000, p343).

    Actor1

    UseCase1

    Actor2

    Gambar 3.15 Contoh Usecase Diagram

    3.26.2 Function

    Function : a facility for making a mode useful for actors. Mathiassen et

    al. (2000, p138). Sebuah fungsi diaktifkan, dieksekusi dan menyediakan hasil,

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    40/47

    54

    eksekusi dari fungsi dapat menciptakan sebuah reaksi pada application domain

    atau problem domain.

    Function memiliki beberapa tipe, setiap tipe dari sebuah function

    merupakan ekspresi atau penggambaran dari hubungan ang terjadi antara model

    dan konteks sistem dan setiap function memiliki karakteristik yang dapat

    membantu ketika ingin mendefinisikan suatu function, tipe dari function antara

    lain (Mathiassen et al, 2000, p138) :

    • Update

    Function ini diaktifkan oleh problem domain event dan dapatmenghasilkan sebuah perubahan dalam model state.

    • Signal

    Function ini diaktifkan dengan merubah model state dan menghasilkan

    suatu reaksi dari dalam sistem, reaksi dapat dilihat oleh actor dalam

    application domain.

    • Read

    Fungsi read diaktifkan oleh kebutuhan actor akan informasi dan

    menghasilkan tampilan model sistem yang relevan.

    • Compute

    Fungsi compute diaktifkan oleh kebutuhan actor akan informasi dan

    berisi perhitungan yang dilakukan baik oleh actor maupun oleh model.Hasilnya adalah tampilan dari hasil perhitungan yang dilakukan.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    41/47

    55

    3.26.3 Interface

    Interface : facilities that make a system’s and functions available to

    actors. Mathiassen et al (2000, p151 ). Interface merupakan fasilitas yang

    membuat model dan function dapat berinteraksi dengan actor , dimana user

    interface merupakan interface yang digunakan untuk berhubungan dengan

    server.

    3.27 Architectural Design

    Architectural design berfungsi sebagai kerangka kerja dalam aktivitas

    pengembangan sistem dan menghasilkan struktur komponen dan proses sistem.

    Tahap architectural design terdiri dari tiga aktivitas yaitu criteria,

    component architecture, dan process architecture.

    Sumber : Mathiassen et al. (2000, p176)

    Gambar 3.16 Architectural Design

    3.27.1 Criteria

    Mathiassen et al (2000, p151 ). Criterion : a preferred property of an

    architecturing.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    42/47

    56

    Tabel 3.5 Kriteria untuk kualitas Software

    Criterion Measure of

    UsableKemampuan sistem beradaptasi dengancontext organisasional dan teknikal.

    Secure Pencegahan akses ilegal terhadap data danfasilitas.

    EfficientEksploitasi ekonomis dari fasilitas technical

    platform .Correct Kesesuaian dengan kebutuhan.

    Reliable Fungsi yang dijalankan secara tepat.

    MaintainableBiaya untuk mencari dan memperbaikikerusakan sistem.

    TestableBiaya untuk menjamin bahwa sistemmelakukan fungsinya.

    Flexible Biaya memodifikasi sistem.Comprehensible

    Usaha yang diperlukan untuk memahamisistem.

    ReusablePenggunaan bagian dari sistem ke dalamsistem lain yang berkaitan.

    PortableBiaya memindahkan sistem ke technical

    platform lain.

    InteroperableBiaya pemasangan sistem dengan sistemlain.

    Sumber : Mathiassen et al. (2000, p178)

    Mathiassen et al. (2000, pp179-182) menyebutkan bahwa kriteria usable ,

    flexible , dan comprehensible tergolong sebagai kriteria umum yang harus

    dimiliki oleh sebuah sistem dan menentukan baik tidaknya suatu rancangan

    sistem.

    3.27.2 Component Architecture

    Mathiassen et al (2000, p190). Component architecture : a system

    structure composed of interconnected components.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    43/47

    57

    Mathiassen et al (2000, p190). Component : a collection of program parts

    that constitutes a whole and has well-defined responsibilities.

    Component architecture yang baik dapat membuat sistem menjadi lebih

    mudah dimengerti, dan mengorganisasi design work dan juga merefleksikan

    stabilitas dari sistem. Mathiassen et al (2000, p189).

    Dalam aktivitas ini, perlu ditentukan pola arsitektural yang paling sesuai

    dengan model sistem. Pola-pola arsitektural tersebut antara lain:

    • Layered Architecture Pattern

    Generic Architecture Pattern • Client-Server Architecture Pattern

    Hasil dari aktivitas ini adalah sebuah component diagram yang

    merupakan class diagram yang dilengkapi dengan spesifikasi komponen yang

    kompleks.

    Sumber : Mathiassen et al. (2000, p190)

    Gambar 3.17 Contoh Component Architecture

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    44/47

    58

    3.27.3 Process Architecture

    Mathiassen et al (2000, p211). Process architecture adalah sebuah

    struktur eksekusi sistem yang terdiri dari proses-proses yang saling tergantung

    satu sama lain. Dalam aktivitas ini juga perlu menentukan pola distribusi yang

    sesuai dengan model sistem. Pola-pola distribusi yang ada antara lain:

    • Centralized Pattern

    • Distributed Pattern

    • Decentralized Pattern

    Hasil dari aktivitas ini adalah sebuah deployment diagram yang

    menunjukkan processor dengan komponen program dan active objects .

    3.28 Component Design

    Component design bertujuan untuk menentukan implementasi kebutuhan

    di dalam kerangka kerja arsitektural. Hasilnya adalah deskripsi mengenai

    komponen-komponen sistem. (Mathiassen et al., 2000, p231).

    Component design terdiri dari tiga aktivitas, yaitu:

    a. Model component

    Merupakan bagian sistem yang mengimplementasikan model problem

    domain . Dalam aktivitas ini dihasilkan sebuah class diagram yang

    telah direvisi ( revised class diagram ).

    b. Function component

    Merupakan bagian sistem yang mengimplementasikan kebutuhan

    fungsional. Hasilnya adalah class diagram dengan operasi dan fungsi-

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    45/47

    59

    fungsinya. Terdapat empat pola eksplorasi untuk merancang function

    component , yaitu: Model-Class Placement , Function-Class

    Placement , Startegy , Active Function.

    c. Connecting component

    Hasilnya adalah class diagram yang berhubungan dengan komponen-

    komponen sistem.

    Sumber : Mathiassen et al. (2000, p232)

    Gambar 3.18 Aktivitas Component Design

    3.29 Component Diagram

    Menggambarkan organisasi dan dependensi diantara sekumpulan

    komponen-komponen. Umumnya komponen terbentuk dari beberapa class dan

    atau package , tapi dapat juga dari komponen-komponen yang lebih kecil.

    Komponen juga dapat berupa interface, yaitu kumpulan layanan yang disediakan

    sebuah komponen untuk komponen lain.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    46/47

    60

    Sumber: Mathiassen et al. (2000, p201)

    Gambar 3.19 Contoh Component Diagram

    3.30 Deployment Diagram

    Menurut Mathiassen et al. (2000, p340), deployment diagram

    menunjukkan konfigurasi sistem dalam bentuk processor dan objek yang

    terhubung dengan processor tersebut.

    Menggambarkan node dalam membentuk topologi perangkat keras yang

    akan digunakan dan konfigurasi komponen-komponen yang ada di dalam sistem.

    Sebuah node adalah server , workstation , atau piranti keras lain yang digunakan

    untuk men- deploy komponen dalam lingkungan sebenarnya. Hubungan antar

    node dan requirement dapat juga didefinisikan dalam diagram ini.

  • 8/15/2019 2007-2-00573-TISI Bab 3.pdf

    47/47

    61

    :Client

    User Interface

    SystemInterface

    Function

    Model

    :Server

    SystemInterface

    more clients

    Sumber: Mathiassen et al. (2000, p217)

    Gambar 3.20 Contoh Deployment Diagram