20 Hal Penting Perawatan Bayi Baru Lahir

download 20 Hal Penting Perawatan Bayi Baru Lahir

of 19

Transcript of 20 Hal Penting Perawatan Bayi Baru Lahir

20 Hal Penting Perawatan Bayi Baru LahirDitulis tanggal 30. Nov, 2009 oleh dr. M. Adi Firmansyah dalam Kesehatan Anak

Syukur, mungkin kata itu memang pantas diucapkan atas kelahiran si anggota baru keluarga. Perjuangan yang sarat penat ketika sembilan bulan mengandung dan perjuangan antara hidup dan mati ketika melahirkan seolah terhapus begitu saja saat mendengar tangisan pertamanya di dunia ini. Bila ini adalah pengalaman pertama tentunya akan menjadi suatu pengalaman yang tak terlupakan dan tak bisa dipungkiri, perasaan menjadi wanita seutuhnya telah membuncah di dada. Namun, tak jarang yang juga merasakan kepanikan usai persalinan. Panik karena tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Oleh karena itu, persiapan yang baik harus dilakukan. Salah satunya, dengan memahami hal-hal apa saja yang perlu diketahui dan dilakukan untuk si buah hati Anda. Tulisan berikut akan mengajak Anda menelusuri 20 (dua puluh) hal penting yang perlu Anda ketahui tentang perawatan bayi baru lahir. Hal-hal ini sengaja dirangkum dari kondisi tersering yang sering dialami dalam enam bulan pertama perawatan bayi. Semoga kepanikan akibat perasaan ketidakmampuan akan tergantikan dengan semangat yang menggebu-gebu untuk memberikan yang terbaik bagi si kecil. Selamat menyimak. 1. ASI (Air Susu Ibu) yang tidak keluar pada hari pertama dianggap masih normal. Benar. Pada dua tiga hari pertama, produksi ASI masih sangat sedikit. Hal ini sesuai dengan keadaan si bayi, dimana masih banyak terdapat cairan dalam tubuh bayi sehingga bayi tidak banyak membutuhkan ASI atau PASI dalam dua tiga hari pertama. Anda tidak perlu memberikan si kecil susu formula lantaran kuatir si kecil akan kehausan karena tidak mendapatkan ASI. 2. ASI sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Dewasa ini, para dokter ahli kebidanan menganjurkan agar bayi yang baru lahir segera disusui. Hal ini bernilai positif karena kondisi ini adalah kontak kulit pertama bayi dengan ibunda tercinta. Sebuah kegiatan yang menciptakan ikatan batin yang tak ternilai. Bayi baru lahir bayi sudah dapat menangis dan bernapas dengan baik serta tubuhnya sudah dibersihkan dari darah dan lendir) diletakkan di dada ibu. Ajaibnya, meski bayi belum dapat melihat dengan sempurna, ia akan akan merangkak mencari puting ibunya dan akan mulai menyusu. Susui sedari awal bayi Anda dalam 30 menit setelah lahir. Kegiatan pengenalan awal dalam menyusui ini dikenal dengan istilah breast crawl atau dikenal juga dengan Inisiasi Menyusui Dini. Pemberian ASI dini ini akan merangsang keluarnya ASI selanjutnya. 3. ASI adalah makanan yang terbaik bagi bayi.

ASI memang terbukti paling unggul dan merupakan makanan terbaik bagi bayi. Apa pasal? ASI adalah anugerah terindah dari Tuhan untuk bayi. Anda akan tercengang karena begitu banyak kandungan gizi di dalam ASI. Apa saja yang manfaat ASI? Pertama, ASI mengandung semua kebutuhan gizi yang diperlukan bayi. Kedua, ASI mengandung zat gizi yang mudah dicerna bayi. Ketiga, produksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Kemudian, yang keempat, ASI mengandung berbagai zat anti sehingga bayi tidak mudah terkena infeksi. Manfaat kelima adalah ASI tidak mengandung kuman. Keenam, ASI selalu segar dan tidak pernah basi serta bisa diberikan kapan saja dan dimana saja. Ketujuh, ASI dapat mencegah alergi. Dan kedelapan, yang merupakan bagian terpenting, ASI akan mempererat hubungan batin antara Anda dan dirinya. Masih adakah alasan kita untuk tidak memberikan ASI untuk si kecil? Berikanlah ASI secara ekslusif hingga bayi berusia 6 bulan. 4. Menyusui pun ada ilmunya. Cara menyusui yang benar dapat dilakukan dengan cara-cara berikut. Letakkan wajah bayi menghadap ke payudara Anda dengan cara menyangga kepala bayi dengan satu tangan. Posisi ini akan membuat kepala bayi lebih tinggi daripada dada dan perutnya (seperti posisi setengah duduk). Dekaplah bayi Anda dengan lembut sehingga perutnya akan bersentuhan dengan perut Anda. Dengan tangan Anda yang lain, sanggalah payudara agar mudah dicapai oleh mulut bayi. Pastikan puting payudara dan bagian sekitar areola (bagian berwarna hitam yang mengelilingi puting payudara Anda) masuk ke dalam mulut bayi. Biarkan ia mengisap sampai kenyang dan penting pula, biasakan ia mengisap dari kedua payudara Anda.

Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)

Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)

Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 1994) 5. Pemberian ASI sebaiknya tidak boleh diselingi dengan susu formula. Perlu dicatat bahwa bila tidak ada hal-hal yang menghalangi ibu memberikan ASI pada bayi seperti kondisi ibu yang sakit berat, atau bila mendapat sedang dalam tahap pengobatan dengan obat yang dapat dikeluarkan bersama ASI dan dapat membahayakan kesehatan bayi atau bila ASI tidak dapat keluar sama sekali, maka pemberian susu formula mendapat tempat. Sebaliknya, bila ASI diselingi dengan pemberian PASI (Pengganti ASI, misalnya susu formula) padahal ibu tidak ada halangan memberikan ASI, akan memberikan dampak yang tidak baik. Produksi ASI akan berkurang karena tidak selalu dikosongkan melalui rangsangan hisapan bayi. Segala kebaikan dan manfaat ASI tentunya tidak akan diperoleh oleh bayi. Selain itu, bayi akan mulai belajar minum dengan dot, yang bagi si kecil, kegiatan ini lebih menyenangkan karena ia tidak perlu bersusah payah mengisap namun pancaran susu cukup banyak. Mungkin, pernyataan berikut cukup bijak mewakili kondisi ini: untuk apa memberikan pengganti, jika yang digantikan masih ada. Setuju ya?

6. Bayi tampak kuning pada minggu pertama masih dianggap normal. Kuning pada bayi, atau istilah medisnya adalah ikterus, boleh jadi hal yang normal dan bisa juga sebaliknya. Pada sebagian besar bayi, kondisi ini masih normal. Kuning pada bayi biasanya muncul pada hari ketiga setelah lahir, terlihat samar-samar Warna kuning ini disebabkan adanya kadar bilirubin suatu zat hasil pengolahan sel darah merah yang meninggi di dalam darah. Bila diperiksa, kadarnya mencapai 5 mg per 100 cc darah atau lebih. Normalnya, kadarnya kurang dari 1 mg per 100 cc darah. Warna kuning ini harus menghilang setelah minggu kedua. Jadi, bila kuning muncul sedari hari pertama atau kuningnya tidak menghilang setelah 10 hingga 14 hari, sebaiknya perlu diperiksa dengan teliti. Kadar bilirubin yang terlampau tinggi, pada bayi baru lahir, dapat membahayakan bayi karena dapat merusak otak. 7. Bayi yang kuning tidak perlu dijemur dibawah sinar matahari. Sebenarnya tidak perlu menjemur bayi kuning di bawah sinar matahari karena memang tidak ada manfaatnya. Kuning pada bayi akan menghilang dengan sendirinya pada minggu kedua. Namun bukan berarti hal ini dilarang. Silahkan lakukan bila hal ini dapat memberikan efek psikologis pada Anda dengan catatan, jangan terlalu lama. Lakukan selama kurang lebih 15menit dibawah sinar matahari pagi tatkala matahari belum terlalu tinggi. 8. Talipusat butuh perawatan yang tepat. Talipusat bayi bukan hiasan semata. Perawatan perlu dilakukan agar tidak terjadi infeksi sebelum talipusat lepas dengan sendirinya (istilahnya disebut dengan puput). Prinsipnya adalah menjaga puntung talipusat supaya tetap bersih dan kering hingga dapat lepas dengan sendirinya. Anda tidak perlu mengoleskan apapun pada puntung. Bila keadaannya tetap kering, Anda dapat membersihkan setiap selesai mandi atau buang air dengan menggunakan cotton bud (pembersih liang telinga) yang diolesi alkohol 70%. Sebaiknya tidak menggunakan antiseptik karena kandungan yodium di dalamnya dapat mengganggu pertumbuhan kelenjar gondoknya. Bila menggunakan popok, lipat popok dibawah pusat, tidak membalut talipusat. Hal ini dimaksudkan agar ketika si kecil buang air kecil, talipusat tidak basah terkena air kencing. Talipusat umumnya lepas dalam waktu 5 hari hingga 7 hari meski kadang ada yang sampai dua minggu. 9. Cara bijak memandikan bayi. Sebenarnya, bayi tidak perlu dimandikan (yakni dengan mencelupkan ke dalam bak mandinya) dalam 1 2 minggu pertama. Namun bayi harus tetap dibersihkan dan dikeringkan setiap kali pipis atau buang air besar. Kalau puntung talipusat belum puput, bayi cukup dibersihkan dengan lap saja karena puntung talipusat yang basah, cenderung menimbulkan infeksi. Gunakan air hangat-hangat kuku. Bukalah pakaiannya dan segera selimuti dengan handuk. Buka daerah tubuh bayi yang akan dilap saja agar bayi tidak kedinginan. Untuk wajah, tidak perlu menggunakan sabun. Gunakan sabun untuk mengelap bagian tubuh lainnya. Jangan lupa bersihkan juga daerah selangkangannya. Kalaupun Anda lebih memilih untuk memandikannya, tidak mengapa. Yang penting, tahu caranya. Bila talipusat belum puput, Anda dapat menyelupkan ke dalam bak mandi kecil khusus si kecil. bayi boleh dimandikan di dalam bak mandi kecil. Gunakan air hangat-hangat kuku. Masukkan bayi secara perlahan-lahan. Mula-mula, basuhlan wajah, bagian kepala,

kemudian seluruh tubuhnya tanpa menggunakan sabun. Lalu basuh kembali tubuh dan bagian lainnya dengan sabun, kemudian dibilas. Bila talipusat belum puput, segera keringkan talipusatnya seusai mandi dan olesi dengan alkohol 70%. 10. Napas bayi berbunyi grok-grok tidak selalu berarti pilek. Pada bayi hingga usia beberapa bulan, rongga hidungnya masih sempit terutama saat pagi hari atau udara dingin. Alhasil, napasnya menjadi berbunyi grok-grok. Jadi, bukan berarti pilek. Tidak perlu diobati karena akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Penyebab lainnya, adalah adanya peningkatan produksi lendir yang biasanya dialami bayi dengan bakat alergi atau bila ada infeksi misalnya influensa. Jadi, yang perlu dicermati adalah apakah bayi ada alergi atau infeksi yang biasanya ditandai dengan adanya demam. 11. Keluarnya bercak darah dari kemaluan dapat terjadi pada bayi perempuan. Bercak darah kadang disertai lendir dari liang kemaluan bayi perempuan seperti menstruasi memang dapat terjadi. Hal ini disebabkan masih adanya pengaruh hormon estrogen ibu yang banyak diproduksi oleh ibu semasa bayi dalam kandungan. Hormon estrogen ini mempengaruhi kelenjar pada rahim bayi perempuan. Tidak perlu dikuatirkan dan hal ini tidak membutuhkan pengobatan karena akan hilang dengan sendirinya seiring dengan penurunan kadar hormon estrogen pada bayi. 12. Pemakaian gurita atau bedong pada bayi tidak dianjurkan. Sejatinya, bayi dipakaikan gurita dengan tujuan untuk menghangatkan bayi dan mencegah pusar bodong. Hal ini tidak dianjurkan karena memang tidak beralasan. Pemakaian gurita, apalagi bila dipakaikan terlalu ketat, dapat menekan dinding perut bayi sehingga tidak dapat secara bebas mengembang sewaktu bernapas. Alhasil, gurita akan menghalangi pernapasan bayi. Selain itu, gurita yang terlalu ketat juga akan menekan dinding perut sehingga dapat menyebabkan bayi lebih mudah muntah ataupun gumoh. Sedangkan pemakaian bedong biasanya dengan tujuan mencegah kaki bayi bengkok. Hal ini juga tidak ada pembenarannya. Pembedongan bayi, sebenarnya lebih tepat bila ditujukan agar bayi merasa hangat dan tidur dengan tenang, namun dengan catatan, kenakan bedong dengan longgar. Yang sering terjadi adalah bayi dibedong terlalu rapat dan kuat. Padahal ini tidak boleh karena dapat mengganggu peredaran darah, menghambat pernapasan, dan juga dapat mengganggu perkembangan gerakan (motorik) bayi karena tangan dan kakinya tidak dapat bergerak dengan leluasa. 13. Makanan tambahan selain ASI tidak dianjurkan diberikan sebelum usia 6 bulan. Makanan tambahan baru boleh diberikan setelah bayi berusia 6 bulan. Sampai usia 6 bulan, sebenarnya ASI saja sudah cukup memenuhi semua kebutuhan nutrisi bayi. Kondisi ini juga berlakui untuk yang mendapatkan susu formula (karena tidak bisa mendapatkan ASI), makanan tambahan tetap diberikan pada usia 6 bulan. Memberikan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan memberikan risiko tersedak yang lebih besar dan lebih mudah terjadi alergi. Kematangan saluran cerna bayi umumnya terjadi pada usia 4 hingga 6 bulan termasuk kematangan mekanisme menelan.

Sejenak, kalau kita mencermati, sebelum usia 6 bulan, bayi akan menunjukkan penolakan terhadap makanan bila Anda suapi. Bayi akan melakukan refleks mendorong dengan lidahnya semua benda padat yang masuk mulutnya, kecuali puting susu atau dot yang sudah dikenal sebelumnya. Refleks ini akan menghilang sendirinya saat usia 6 bulan. Artinya, secara alami, bayi memang tidak perlu diberikan makanan tambahan selain ASI. 14. Madu tidak boleh diberikan pada bayi kurang dari 1 tahun. Hal ini disebabkan karena madu merupakan tempat yang baik untuk kuman yang disebut Clostridium botulinum tumbuh. Kuman ini menyebabkan keracunan makanan yang disebut botulisme. Gejalanya dapat bervariasi mulai dari ringan hingga dapat menyebabkan kematian. Sembelit yang berkepanjangan, kelemahan pada lengan dan tungkai, lemah saat menangis dan mengisap susu, adalah gejala yang sering terjadi. 15. Bayi akan tampak sering tertidur. Tidak perlu terlalu kuatir. Pada bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi lebih banyak menghabiskan waktunya dengan tidur. Ia biasanya hanya bangun bilamana lapar atau ada hal yang membuatnya tidak nyaman misalnya basah karena buang air kecil atau buang air besar. Bayi baru lahir memang belum mengenai perbedaan siang dan malam. Anda pun tidak perlu kuatir karena bayi tidur sesuai dengan kebutuhannya. Rata-rata, bayi baru lahir tidur 16 jam sehari. Kemudian hingga usia 6 bulan, kebutuhan tidurnya mulai bervariasi antara 10 hingga 18 jam sehari. Namun, bila si kecil sudah tidur lebih dari dua jam, tidak ada salahnya Anda bangunkan untuk diberikan ASI. 16. Amati jumlah biji kemaluan bayi lelaki Anda. Pada sebagian bayi yang lahir cukup bulan, satu atau kedua testis (buah zakarnya) belum teraba pada kantung kemaluan. Secara medis, istilahnya disebut kriptorkismus. Keadaan ini paling sering terjadi pada bayi yang lahir prematur. Makin prematur bayi dilahirkan, makin sering pula dijumpai. Biasanya, sekitar 66% kasus kriptorkismus akan mengalami penurunan testis sebelum usia 6 bulan. Setelah usia ini, biasanya testis tidak akan turun sendiri sehingga memerlukan pengobatan. Jika masih tidak turun hingga usia 2 tahun, tindakan bedah sebaiknya dilakukan. Sebaiknya, diskusikan dengan dokter Anda untuk merencanakan pengobatan yang tepat dan terbaik. Jangan pernah melakukan tindakan sendiri seperti memijat atau berusaha mencari letak testis. 17. Mata bayi tampak selalu berair meski tidak sedang menangis. Memang benar, mata bayi tampak berair. Hal ini masih normal,dan ini terjadi karena saluran air matanya yang belum berfungsi sempurna. Hal ini membuat kotoran mata yang seharusnya terbuang mengikuti saluran air mata menjadi sedikit menumpuk dan terjadi belekan. Keadaan ini akan hilang dengan sendirinya meski membutuhkan waktu yang bervariasi hingga berbulanbulan. Ada kalanya, orangtua, dianjurkan melakukan pijatan lembut pada sudut mata di dekat pangkal hidung untuk membantu melancarkan aliran. Namun, bila terlihat berlebihan, bahkan kotoran matanya banyak dan lengket, sebaiknya Anda perlu berkonsultasi ke dokter. 18. Bayi dapat menangis tiba-tiba karena kolik.

Kolik adalah nyeri perut yang munculnya hilang timbul. Biasanya terjadi pada bayi lelaki, gemuk, usia berkisar 2-6 bulan. Gejalanya bayi tiba-tiba menangis, rewel, bahkan tangisannya melengking sehingga membuat orangtuanya panik. Padahal sebelumnya, si kecil tampak sehat saja. Bujuk rayu orangtua untuk mendiamkan tangisan seringkali tidak berhasil, malahan justru orangtuanya yang menjadi gelisah. Bayi terus menangis dan menangis bahkan kadang wajahnya dapat memerah. Namun, setelah serangan kolik ini selesai, bayi pun akan diam dengan sendirinya dan akhirnya tidur seolah tidak terjadi apa-apa. Kuncinya di sini adalah orangtua harus tetap tenang. Tidak usahlah menggendong bayi hilir mudik berlebihan untuk menenangkan, apalagi bila ikut-ikutan menangis atau bahkan marah. Boleh saja menggendong, namun lakukan dengan lembut. Bila memang benar serangan kolik, maka ini akan berhenti dengan sendirinya dan bayi akan tertidur karena kelelahan. 19. Bayi sebaiknya tidak ditidurkan dalam keadaan tengkurap. Di negara kita, kebanyakan bayi ditidurkan dalam posisi yang alami yakni terlentang. Dulu, kerap dianjurkan agar bayi ditidurkan dalam posisi tengkurap atau telungkup. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari bahaya tersedak atau aspirasi, yakni istilah untuk masuknya makanan ke dalam saluran pernapasan saat bayi gumoh atau muntah. Padahal, yang dapat terjadi justru sindrom kematian mendadak pada bayi yang ditidurkan telungkup. Lain hal bila bayi sudah dapat tengkurap dengan sendirinya, biarkan ia mencari sendiri posisi tidurnya yang nyaman. Jadi dianjurkan, sebelum bayi berusia 4 bulan, sebaiknya tidak menidurkan bayi dalam posisi telungkup atau tengkurap. 20. Jangan lupa berikan imunisasi untuk bayi Anda. Imunisasi diperlukan untuk memberikan perlindungan bagi bayi Anda dari penyakit infeksi. Sebaiknya, Anda memastikan bayi Anda telah diimunisasi, bahkan semenjak baru dilahirkan. Bayi yang baru lahir perlu mendapat imunisasi BCG, polio, dan hepatitis B. Ikuti program imunisasi yang diwajibkan pemerintah kita antara lain: vaksin BCG, polio, hepatitis B, DTP dan campak, yang bisa diperoleh gratis di puskesmas atau posyandu. Dan program imunisasi yang dianjurkan seperti Hib, MMR, Tifoid, Hepatitis A, Varisela, IPD (pneumokokus) dan influensa, penting juga Anda ikuti. Hanya saja, untuk program imunisasi yang dianjurkan ini, Anda harus menyediakan dana sendiri karena tidak bisa didapatkan secara gratis. Bahan Bacaan: 1. Markum AH, Ismael S, Alatas H, Akib A, Firmansyah A, Sastroasmoro S. Editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1991. 2. Sastroasmoro S. Membina tumbuh kembang bayi dan balita. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2007 3. Sigit IP, Suradi R, Masoara S, Boediharjo SD, Marnoto W. Bahan bacaan manajemen laktasi. Jakarta: Perkumpulan Perinatologi Indonesia. 2004 4. Staa Karel A, Meiliasari M. Menjadi dokter anak di rumah. Jakarta: Puspa Swara. 2005. 5. Satgas Imunisasi. Jadwal imunisasi anak 2007.

Partner

13 Hal Penting Saat Merawat BayiDikirim oleh Admin untuk Bayi umur 0-2th Persiapan Menyusuidikunjungi: 9669 kali, 14 hari ini

Merawat bayi memang tidak gampang. Di sini ada beberapa hal yang bisa dicermati orangtua berkaitan dengan upaya merawat bayi, agar proses tumbuh kembangnya berjalan optimal. 1. Taruh bayi di dada saat lahir Menurut Dr. Hardiono Pusponegoro, Sp.A(K), bayi yang baru lahir sebaiknya segera ditaruh di dada ibu. Jangan dimandikan dulu, ujar dokter dari Klinik Anakku ini. Dalam video yang pernah dipresentasikan oleh konsultan laktasi, Dr. Utami Roesli, Sp.A(K), ICBLC, bayi akan mencari puting ibu sesaat setelah lahir dan diletakkan di dada. Pada waktu itu pula, bayi akan menyedot ASI meski ASI belum keluar. Isapan bayi ini justru akan merangsang produksi ASI. Bayi yang tidak menyedot ASI dalam 30 menit pertama setelah lahir, kapasitas menyusunya akan turun. 2. Tidak membuang ASI pertama yang keluar Warna kuning yang keluar dari ASI pertama kali tidak boleh dibuang. ASI yang disebut kolostrum ini mengandung protein dan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang akan melindungi bayi, sehingga lebih kuat menghadapi penyakit. 3. Tidak ada ASI basi Tak seperti susu formula, ASI tidak pernah basi, ujar Dr. Caroline Mulawi, Sp.A(K). Ibu yang karena sesuatu hal tidak bisa menyusui bayinya dalam beberapa waktu, tak perlu ragu untuk menyusui bayinya lagi. Kualitas ASI yang diberikan pada saat itu sama baiknya seperti yang keluar pertama kali. 4. Bayi yang diberi ASI lebih mudah lapar Sifat ASI yang mudah dicerna membuat bayi lebih cepat lapar. Bayi yang mendapat ASI akan minum lebih sering sekitar 1-3 jam sekali. Bila berat badan bayi yang diberi ASI terus bertambah, menjadi pertanda bayi sudah cukup mendapat makanan. Jangan memberikan makanan padat sebelum waktunya, agar tak menimbulkan sumbatan pada usus yang bisa berakibat fatal. Sistem pencernaan bayi belum sempurna hingga ia berusia 4 bulan. 5. Tidak merebus ASI yang disimpan Ibu yang bekerja dapat memeras ASI dan menyimpannya dalam botol steril. Setiap botol ASI itu hendaknya ditulis tanggal dan jam pemerasan. ASI yang disimpan dalam freezer bisa bertahan antara 2 minggu hingga 4 bulan. Pada suhu kamar ASI bertahan selama 4-8 jam, sedangkan dalam lemari pendingin bertahan sekitar 24-48 jam. Pemberian ASI dilakukan dengan metode first in first out. ASI yang masuk lemari pendingin atau freezer terlebih dulu, itulah yang harus keluar lebih dulu. Saat hendak diberikan, ASI jangan dipanaskan dengan pemanas atau microwave karena zat yang terkandung dalam ASI bisa rusak. Untuk ASI yang berada dalam lemari pendingin, sebaiknya rendam botol dalam wadah berisi air hangat sampai ASI tidak terasa dingin lagi. Baru diberikan pada bayi. Sementara untuk ASI yang disimpan dalam freezer, hendaknya dipindahkan terlebih dulu ke lemari pendingin hingga mencair. Setelah itu baru dihangatkan dalam wadah berisi air hangat.

6. Bayi menangis Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan orang-orang di sekelilingnya. Bayi menangis tak melulu karena lapar. Bisa jadi karena popoknya basah akibat pipis atau buang air besar. Bisa juga karena posisi saat menyusu yang tidak benar, sehingga tidak memperoleh ASI dalam jumlah yang tepat. Tangisan bayi, menurut Dr. Caroline dari RS Omni Medical Center, juga bisa menjadi pertanda ia sakit. Pada 2-3 bulan pertama misalnya, bayi sering menderita kolik atau sakit perut yang tidak diketahui penyebabnya. Biasanya gejala itu berkurang setelah usia tiga bulan, ujarnya. Bisa pula tangisan itu karena demam. Kalau itu yang terjadi, segera bawa bayi ke dokter. Menangis pun dapat menjadi cara bayi menarik perhatian orang lain, terutama ibu dan ayahnya. Mungkin ia ingin mendapat dekapan dan kasih sayang dari orangtua. Hendaknya orangtua tidak membiarkan bayi menangis terlalu lama karena bayi akan menjadi lelah dan kemampuan menyusunya berkurang. Si ibu juga bisa frustrasi dan kesal, sehingga dapat berakibat buruk bagi perkembangan psikologis bayi. Saat bayi menangis, ibu atau ayah bisa menggendong dan menimangnya sambil bersenandung, menaruhnya di kereta bayi, lalu ajaklah jalan-jalan di luar kamar, atau putarkan musik lembut. Kalau ibu sedang lelah, minta pengasuh atau orang lain membantu menggendong bayi. Sebab, semakin kesal dan frustrasi sang ibu, bayi akan semakin gelisah dan menangis lebih keras. 7. Timang bayi Hingga saat ini masih terdengar persepsi keliru, sehingga muncul saran untuk tidak seringsering menggendong bayi. Khawatir nanti bau tangan dan bayi menjadi manja. Hal ini tidak benar. Justru banyak penelitian mengungkapkan, bayi yang segera mendapat perhatian sesaat setelah menangis, entah dengan ditimang maupun didekati, kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara emosional. Ia pun nantinya menjadi orang mandiri serta lebih percaya diri. Sebaliknya, bayi-bayi yang tidak mendapat perhatian dan dibiarkan menangis terlalu lama, saat dewasa akan menjadi pribadi yang kurang mandiri, peragu, atau tidak mempunyai kepercayaan diri yang kuat. 8. Kompres air hangat Memberikan minum lebih sering sangat membantu menurunkan demam ditambah obat penurun demam. Kompres untuk bayi lebih baik jika dengan air hangat. Dijelaskan Dr. Caroline, beberapa penelitian menunjukkan, kompres hangat lebih bermanfaat dalam menurunkan demam dibandingkan kompres air dingin. Jangan mengompres dengan alkohol karena khawatir keracunan. Bila demam masih berlanjut dan bertambah tinggi segera bawa bayi ke dokter. 9. Bayi sering buang air besar Bayi yang memperoleh ASI awalnya fesesnya cenderung agak cair dan seperti berbiji-biji. Frekuensinya pun bisa 4-6 kali sehari. Namun, pada usia 1-2 bulan, frekuensinya bisa berkurang hingga 4-6 hari sekali. Tidak perlu khawatir akan kondisi tersebut selama bayi tetap tenang, tidak rewel, perut tidak kembung, tidak muntah terus-menerus, dan feses tidak keras. Kondisi ini dikarenakan ASI lebih banyak diserap usus dan perlu waktu lebih lama untuk dikeluarkan sebagai feses. Feses bayi usia 2-3 bulan akan mulai berampas. Baru pada usia di atas 4 bulan, feses mulai berbentuk. Yang penting, tambah Dr. Caroline, feses bayi tidak berubah bentuk menjadi cair tanpa ampas atau disertai darah. Bila ini yang terjadi, bayi harus segera dibawa ke dokter. Begitu pula bila bayi tidak BAB lebih dari 6 hari.

10. Perhatikan hal-hal kecil Di usia dua bulan, bayi bisa merespon dengan baik saat diajak bicara oleh ibu atau ayahnya. Di usia tiga bulan, saat kedua tangan bayi diangkat secara perlahan hingga badan ikut terangkat, lehernya harus ikut terangkat. Bila leher bayi tidak ikut terangkat sudah harus dicurigai adanya ketidaknormalan, ujar Dr. Hardiono. Pada usia tiga bulan bayi sudah tidak mengepal tangan. Bila di usia 4 bulan tangan bayi masih mengepal, 90 persen mengindikasikan adanya masalah. Gejala klasik autis juga bisa dilihat dari hal-hal kecil. Contohnya, bayi tidak merespon saat diajak bicara, suka memukul-mukul kepala, ukuran kepala cenderung lebih besar, batita membalik mobil-mobilan lalu memutar ban hingga berkali-kali, dan asyik dengan dunianya sendiri. Autis terjadi karena kurangnya serotonin yang merupakan neurotransmitter pada otak. Bila diketahui dan diterapi sejak dini, di bawah usia 2 tahun, hasilnya akan baik. Akan lebih sulit bila baru diketahui pada usia 5 tahun, karena sel saraf sudah tidak tumbuh lagi. 11. Berat badan harus naik Bayi harus dipantau berat badan, tinggi badan, serta lingkar kepala. Hasil pantauan tersebut bisa dibandingkan dengan saudara sekandung pada usia yang sama atau anak lain yang sebaya. Bayi yang tetap kurus tidak perlu dikhawatirkan selama berat badannya terus naik. Mungkin saja posturnya memang kecil. Akan menjadi masalah bila berat badan bayi tidak naik dan memotong dua garis persentil dalam Kartu Menuju Sehat (KMS). Itu bisa menjadi indikasi adanya masalah atau penyakit yang diderita bayi, misalnya kondisi kurang gizi. 12. Tak selalu harus ke dokter Orangtua, dikatakan Dr. Hardiono, sering membawa bayi ke dokter saat mengalami penyakit ringan. Bayi batuk, pilek, atau diare ringan, tidak harus dibawa ke dokter. Karena 60-80 persen sakit yang terjadi pada bayi maupun anak-anak bisa sembuh. Juga tak harus selalu diobati dengan antibiotik bila hanya sakit batuk-pilek biasa, katanya. 13. Imunisasi sesuai jadwal Imunisasi diperlukan untuk memberikan kekebalan bagi bayi. Dengan imunisasi, 2,7 persen kematian per tahunnya bisa dicegah. Beberapa penyakit penting dapat dicegah lewat imunisasi seperti difteri, pertusis, tetanus, polio, meningitis, pneumonia, Hib, serta hepatitis. Sejauh ini, dikatakan Dr. Hardiono, pneumonia menjadi penyebab kematian anak terbanyak di dunia, diikuti AIDS, diare, TBC, malaria, dan campak. Vaksin dasar yang diberikan kepada bayi adalah DPT, polio, hepatitis, Hib, campak, dan BCG. Rentang waktu vaksinasi adalah dua bulan karena lebih meningkatkan kekebalan. Efek dari vaksin dasar seperti demam tinggi, kejang, bengkak maupun syok, masih menjadi sumber kekhawatiran orangtua. Saat ini sudah ada vaksin kombinasi 5 in 1 yaitu difteri, pertusis, tetanus, polio, dan Hib. Vaksin kombinasi mengurangi suntikan pada bayi. Dengan vaksin kombinasi bayi jarang demam, kalaupun demam tidak terlalu tinggi, jarang bengkak, dan kejang pun berkurang. Tak perlu khawatir, vaksin baru saat ini sudah tidak mengandung merkuri.

Kumpulan Resep Makanan Pendamping ASIPosted in: Makanan Bayi

Makanan yang paling baik dan paling utama bagi bayi adalah air susu ibunya, karena di dalam ASI terkandung gizi yang sempurna bagi pertumbuhan bayi sehat. Saat bayi berusia 0-6 bulan, maka bayi cukup diberi ASI saja tanpa butuh makanan yang lain. Bayi sudah mulai bisa diberi makanan pendamping asi jika sudah berusia 6 bulan itupun harus perlahan-lahan. Makanan pendamping asi ini tidaklah menggantikan asi, tetapi sebagai makanan tambahan karena kebutuhan nutrisi bayi semakin bertambah serta sistem pencernaannya sudah siap menerima makanan. Untuk bayi yang baru menginjak usia 6 bulan, maka makanan pendamping asi yang awal mula diberikan adalah makanan yang lunak. Semakin bertambah usianya dan mulai tumbuh giginya, maka makanan bayipun semakin bervariasi. Salah satu faktor penting dalam pertumbuhan bayi sehat adalah makanan dengan kandungan gizi yang lengkap. Nutrisi yang dibutuhkan bayi sama seperti yang dibutuhkan orang dewasa, tetapi jumahnya lebih sedikit. Namun pemberian makanan pendamping asi pun tidak boleh berlebihan karena kelebihan nutrisi juga berdampak tidak baik bagi kesehatan bayi. Berikut ini beberapa resep makanan bayi yang bisa dijadikan referensi dalam membuat makanan pendamping asi.1. Satu buah pisang yang sudah matang dikerok halus (jangan ditumbuk supaya rasa pisang tetap segar) lalu berikan pada bayi. Untuk menambah nilai gizinya, kerokan pisang tersebut ditambah dengan beberapa sendok air susu ibu dan satu sendok makan madu. 2. Kukus satu butir kentang berukuran sedang dan masih bagus lalu lumatkan seperti akan membuat perkedel. Setelah kentang halus tambahkan satu sendok makan madu dan beberapa sendok air susu ibu sampai makanan tidak terlalu padat. 3. Buat nasi tim dari beras merah (bisa juga dengan beras putih). Masukkan hati ayam kampung, wortel, dan kembang kol, masak hingga semuanya lunak. Beri sedikit gula dan garam supaya rasanya enak. Setelah matang saring nasi tim lengkap dengan lauk dan sayur tadi dengan saringan kawat sambil ditekan-tekan, sehingga didapatkan makanan yang cukup halus untuk bayi. Jika bayi sudah tumbuh giginya, maka hati ayam dan sayur cukup diris kecil-kecil saja. 4. Buat nasi tim dicampur dengan jagung manis dan irisan bayam. Jika bayi belum memiliki gigi, jagung manis sebaiknya diblender dahulu. Untuk protein hewani bisa mengunakan ikan tuna atau ikan lainnya yang dikukus hingga matang dan lunak (duri ikan harus sudah dibuang semua). Ikan jangan dimasak bersama dengan nasi karena akan berbau amis, sebagian bayi mual dengan bau amis dan biasanya akan muntah. Tambahkan keju untuk memberi rasa gurih pada makanan. 5. Rebus makaroni bersama dengan wortel, brokoli, dan tomat yang diiris kecil-kecil hingga matang dan lunak. Lalu masukkan satu butir telur ayam kampung dan aduk rata. Setelah matang haluskan makaroni dan sayuran, lalu tambahkan beberapa sendok makan air susu ibu dan madu.

Resep makanan bayi ini bisa dimodifikasi sesuai dengan kreatifitas ibu, misalnya mengganti sayuran atau lauknya. Yang utama dalam memberikan makanan pendamping asi adalah memperhatikan masalah gizi, kebersihan, dan jumlah yang tepat. Karena pertumbuhan bayi sehat membutuhkan nutrisi yang lengkap dan seimbang.

CARA BIJAK PILIH SUSU FORMULATidak sulit, kok, memilih susu formula yang tepat buat bayi Anda. Selain kandungannya,

cara yang benar menyiapkan susu untuk bayi juga perlu diperhatikan, lho! Jejeran susu formula bayi aneka merek di pasar swalayan sudah jadi pemandangan umum di setiap pasar swalayan. Masing-masing mengunggulkan kandungan nutrisi di dalamnya. Jika dulu susu formula hanya mengandung protein, karbohidrat, dan lemak, kini semakin banyak penelitian dilakukan yang membuat kandungan nutrisi susu formula semakin banyak. Antara lain AA dan DHA yang keduanya merupakan zat hasil metabolisme asam lemak esensial yang bisa merangsang kecerdasan otak karbohidrat, protein, lemak, multivitamin, sumber energi, dan mineral. Bingung memilih yang mana? Menurut dr. Eva J. Soelaeman MD, Sp.A.K, spesialis gastroenterologi anak, penelitian di dunia medis makin lama makin berkembang, termasuk dalam hal meramu kandungan susu formula. Pada dasarnya, tutur dokter dari RSAB Harapan Kita, Jakarta ini, susu formula dibagi dua, yaitu untuk bayi dan anak usia di atas satu tahun. Susu bayi, awalnya diberikan kepada bayi yang tak bisa mendapatkan air susu ibu (ASI). Bahkan, lanjutnya, dulu para dokter pernah menganjurkan agar susu formula diresepkan, sehingga pemberiannya kepada bayi berdasarkan izin dokter. Tujuannya, tak lain agar ASI tetap menjadi prioritas utama. Namun, seiring berjalannya waktu dan kondisi, kini susu formula lebih seperti makanan yang boleh diberikan kepada bayi kapan saja. Namun sebenarnya, kriteria susu formula yang baik, menurut Eva, adalah yang kandungan nutrisinya paling mirip dengan ASI. Semakin lengkap kandungannya, semakin bagus pula susu itu, tegasnya. Lalu, mengapa susu sapi yang lebih banyak digunakan sebagai bahan utama susu formula? Penyebabnya antara lain, jumlah susu yang diproduksi sapi sangat banyak dibandingkan hewan lain. Namun, perlu diketahui, kandungan elektrolit dalam susu sapi sangat tinggi, berbeda dengan ASI. Itu sebabnya, jika susu sapi murni diberikan kepada bayi sebelum diolah menjadi susu formula, akan menyebabkan bayi bisa langsung mengalami kejang-kejang, bahkan meninggal. MENYESUAIKAN ASI Setelah meneliti kandungan nutrisi pada ASI seperti elektrolit, natrium, portein, dan lainnya, kandungan dalam susu formula pun disesuaikan. Setidaknya mendekati, karena hingga saat ini susu formula tidak bisa menyamai ASI. Semakin diteliti, ternyata semakin banyak kandungan ASI yang ditemukan. Karena itu makin banyak pula kandungan yang ditambahkan ke dalam susu formula, ujar Eva. Misalnya, Eva mencontohkan, setelah diteliti ternyata bayi yang minum ASI lebih pintar karena susu yang diminumnya telah mengandung AA dan DHA. Daya penglihatannya pun lebih tajam karena ASI mengandung lutein (zat yang bagus untuk melindungi mata). Jadi, produsen susu berusaha menambahkan zat-zat itu ke dalam susu formula. Selain itu, ada pula vitamin dan zat-zat tertentu lainnya yang ditambahkan ke dalam susu formula. Sebab, dalam proses pengeringan dari wujud cair menjadi bubuk, vitamin yang terkandung dalam susu sapi tadi langsung hilang dan zat-zat lainnya menjadi rusak. Padahal, asal tahu saja, ungkap Eva, faktor genetik tetap menyumbang 60 persen pada kecerdasan anak. Sedangkan 40 persen sisanya, berasal dari lingkungan, antara lain

dari kandungan AA dan DHA, stimulasi (rangsangan) yang diberikan, dan sebagainya. Jadi, jangan berpikir, jika orangtuanya sangat bodoh lalu anaknya bisa pintar setelah diberi AA dan DHA. Sebaliknya, walaupun genetiknya bagus, tapi jika anaknya tidak pernah mendapatkan AA dan DHA atau zat-zat lain, bisa saja berpotensi kecerdasannya menurun, terang Eva. Jadi, sebelum memutuskan membeli susu formula, saran Eva, baca dulu kandungan nutrisi yang biasanya tertera pada luar kemasannya. Bandingkan dengan kandungan ASI, lalu cari susu formula yang kandungannya paling mirip ASI. Harga yang mahal bukan jaminan susunya bagus, melainkan dilihat dari kandungannya, tuturnya lagi. Anak normal yang mengonsumsi susu tanpa DHA pun, susu itu justru bisa otomatis diubah menjadi DHA setelah masuk ke dalam tubuhnya. Sebab, DHA bisa diproduksi sendiri oleh tubuh. Inilah proses yang disebut biosintetis. BERBEDA CARA Menurut Eva, yang jadi kontroversi sekarang adalah adanya anggapan ASI yang tidak mengandung DHA. Padahal, setelah diminum, ASI bisa diubah secara biosintetis menjadi DHA oleh tubuh bayi. Sehingga, Eva meminta agar konsumen jangan mudah terbujuk untuk membeli susu yang mahal bila memang tak mampu. Jangan sampai, lanjutnya, ibunya memaksakan diri beli susu yang mahal, padahal uangnya tak cukup. Akibatnya, jumlah susu yang diberikan kepada bayi tak sesuai kebutuhan dan susu dibuat encer. Cara seperti ini justru berbahaya karena bisa membuat anak jadi kurang gizi. Sebab, zat-zat gizi yang seharusnya terkandung dalam takaran yang diminta, jadi berkurang. Sebaliknya, susu yang terlalu kental pun bisa merusak pertumbuhannya. Sebab, susu yang sudah ditakar dalam jumlah tertentu, mengandung multivitamin yang dibuat sesuai kebutuhan bayi. Bila dikentalkan, praktis zat-zat yang terkandung di dalamnya seperti protein, lemak, dan karbohidrat pun meningkat jumlahnya. Ini berbahaya karena bisa membuat bayi hipervitamin tertentu, tinggi elektrolit, kegemukan, atau susah buang air besar, tegas Eva. Eva lalu menjelaskan, cara membuat susu di jaman dulu dan sekarang pun sudah berbeda. Dulu, susu formula susah larut karena lemaknya tinggi, sehingga harus diseduh dengan air panas. Sekarang, susu formula sudah mengandung zat pelarut, yang bila dicampurkan dengan air suam-suam kuku. Menurut Eva, cara membuat susu yang benar adalah mencampurkan air dingin dan panas dengan perbandingan 2:1. Hasilnya, air susu tak terlalu panas atau dingin, tapi suam-suam kuku. Setelah itu, baru masukkan susu dan langsung dikocok. Bila diseduh dengan air panas, protein yang terkandung di dalam susu akan menggumpal dan vitaminnya rusak. Akhirnya, susu yang dibeli dengan harga mahal jadi percuma karena yang didapat hanya karbohidratnya saja dan sedikit lemak. MAKSIMAL TIGA JAM Sebaiknya, susu yang sudah dibuat jangan dibiarkan hingga tiga jam, meski dalam keadaan tertutup. Berdasarkan penelitian, udara di Indonesia termasuk lembap sehingga mengandung banyak jamur dan bakteri. Kondisi ini bisa mengubah kondisi susu. Dimasukkan ke kulkas sebetulnya boleh, tapi dikhawatirkan kandungan di dalamnya akan terpisah, mengendap, dan sebagainya. Apalagi, saat mau diberikan pada bayi harus dipanaskan lagi, jelas Eva. Dikhawatirkan, ada zat yang rusak saat pemanasan. Lantas, berapa kali sebaiknya bayi minum susu dalam sehari? Menurut Eva, tergantung kondisi bayi. Bila normal, rata-rata susu diberikan delapan kali sehari atau setiap tiga

jam sekali. Pemberian susu hingga 10 kali masih boleh, tapi jangan berlebihan. Sebab, bisa memicu timbulnya penyakit degeneratif, misalnya diabetes. Selain itu, bisa menyebabkan bayi obesitas karena susu formula mengandung kadar laktosa (zat gula) tinggi. ASI, produksinya hanya segitu saja, jadi tidak akan membuat bayi gemuk. Hanya ototnya saja yang berisi karena cukup protein, tutur Eva seraya menambahkan, saat mencapai usia 6 bulan, bayi mulai bisa mendapat makanan padat, misalnya buah, biskuit, dan bubur susu. Di usia 8 bulan, bayi sudah mulai makan nasi tim, dan pemberian susu dikurangi menjadi empat kali sehari. Lalu, mengapa banyak produsen susu yang mengedepankan pentingnya susu bagi perkembangan otak, bukan organ lain? Menurut Eva, itu disebabkan antara lain karena isu yang sedang menjadi tren saat ini. Sementara, masih banyak orangtua yang tak tahu apa kebutuhan bayinya. Sehingga, mereka merasa bila bayinya diberi susu dengan kandungan tertentu akan membuatnya jadi pintar. Padahal, faktor genetiklah yang menentukan kecerdasan anak secara mayoritas. Sebetulnya, yang penting, kan, anaknya sehat dulu, baru setelah itu dipintarkan. Enggak lucu, kan, anaknya pintar tapi sakit-sakitan. Jadi, pilih anak sehat dan pintar atau pintar tapi sakit-sakitan? pungkas Eva. PILIH YANG COCOK 1. Pilih yang kandungan nutrisinya paling lengkap, tapi harganya paling ekonomis di antara susu sejenis yang tersedia. 2. Kenali bayi Anda, sehingga bisa memilih susu yang cocok. Bila dia hiperaktif, beri susu yang sesuai agar tak menjadi semakin aktif dan akhirnya membuat tubuhnya kurus. 3. Jangan asal meniru orang lain dalam memilih susu formula. Sebab, reaksi bayi terhadap merek tertentu tak selalu sama. Bila reaksinya tidak bagus atau menyebabkan diare, hentikan segera. 4. Jangan menggonta-ganti susu formula, terutama bila anak mudah diare. Sering diare akan mengganggu pertumbuhan bayi. JANGAN BERHENTI MINUM SUSU! Sampai usia dewasa, susu tetap harus dikonsumsi karena tetap dibutuhkan tubuh. Sebaiknya, orang dewasa minum susu dua kali sehari untuk memenuhi kebutuhan kalsium yang tak akan tercukupi hanya dengan makan. Kebutuhan orang dewasa akan susu sekitar 800 mg/hari, sedangkan anak-anak dan lansia 1200 mg/hari. Dalam satu gelas susu, terkandung 250-300 mg kalsium. Jika hanya mengandalkan makan, kebutuhan ini sulit tercapai, kecuali bila rajin makan ikan teri beserta tulangnya atau makan tulang rawan, seperti kikil.

Aisyah Aqilah hidup bahagia/ cerdas, pandai P Islami

Beberapa Zat Nutrien Penting Yang Dikandung dalam ASI (gratis) : 1. Laktosa Sebagai sumber penghasil energi, sebagai karbohidrat utama, meningkatkan penyerapan kalsium dalam tubuh, merangsang tumbuhnya laktobasilus bifidus. 2. Protein Memiliki fungsi untuk pengatur dan pembangun tubuh bayi. 3. Lemak Berfungsi sebagai penghasi kalor/energi utama, menurunkan resiko penyakit jantung di usia muda. 4. Vitamin A Vitamin yang sangat berguna bagi perkembangan penglihatan bayi. 5. Zat Besi Zat yang membantu pembentukan darah untuk menghindarkan bayi dari penyakit kurang darah atau anemia. 6. Taurin Neotransmitter yang baik untuk perkembangan otak anak anda. 7. Laktobasilus Menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh bayi yang dapat menyebabkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan. 8. Laktoferin Menghambat perkembangan jamur kandida dan bakteri stafilokokus yang merugikan kesehatan bayi. 9. Lisozim Sangat bermanfaat untuk mengurangi karies dentis dan maloklusi serta dapat memecah dinding bakteri yang merugikan. 10. Kolostrum Zat penting yang mengandung banyak zat gizi dan zat pertahanan tubuh bayi dari serangan penyakit. 11. AA dan DHA Zat yang didapat dari perubahan omega-3 dan omega-6 yang berfungsi untuk perkembangan otak janin dan bayi.

Sunday, February 22, 2009

Tips menyimpan ASI yang baik dan benar

Jika anda membutuhkan pompa susu, sangatlah penting untuk memperhatikan lebih cermat pemilihan pompa susu. Jangan memilih pompa susu hanya karena harganya murah dan bentuknya yang menarik, tetapi pilihlah pompa susu yang baik untuk payudara ibu. Pompa susu yang direkomendasikan oleh pakar-pakar ASI adalah pompa susu yang pompanya bekerja seperti jarum suntik/piston, karena pompa susu ini mempunyai pengaturan kekuatan hisap. Cara menghisapnya juga seperti hisapan bayi sehingga dapat merangsang payudara untuk memproduksi ASI lebih banyak. Pompa susu sebaiknya bekerja secara efektif dan memiliki kemampuan hisap yang baik serta dapat diatur sehingga tidak merusak puting. ASI sebaiknya langsung masuk ke botol atau kantung ASI, tanpa banyak terkena udara luar agar seminimal mungkin tidak tercemar oleh bakteri yang ada di lingkungan sekitar. Bagian pompa yang terkena ASI harus dapat disterilkan agar terjaga kebersihannya dan kesehatannya. Bagaimana tips menyimpan ASI yang Baik dan benar ? ASI yang telah dikeluarkan akan terpisah dalam beberapa lapisan. Hal ini biasa, cukup kocok botol tempat ASI disimpan. ASI yang membeku harus dihangatkan dengan cepat, tetapi tidak dalam air memdidih, karena ASI akan mengental. Jangan dibiarkan dalam suhu kamar. Mula-mula letakkan botol ASI dalam air dingin, kemudian perlahan-lahan berikan air hangat sampai ASI mencair, atau letakkan botol ASI beku ke dalam kulkas selama 12 jam sebelum ASI diminumkan (hingga ASI mencair dengan sendirinya). Setelah itu, hangatkan botol ASI tersebut dengan cara merendamnya dengan air hangat 600 C, sebentar saja, supaya ASI mencapai suhu tubuh yang normal. Hal-hal yang perlu dihindari adalah : Jangan menghangatkan ASI dengan microwave/oven, karena akan memberi panas yang sangat tinggi. Disamping itu juga akan menghancurkan nutrisi dan bahan-bahan kekebalan yang terkandung dalam ASI. Tidak perlu merebus ASI apabila akan diberikan pada bayi. Bagan dibawah ini menunjukkan berapa lama ASI dapat bertahan pada suhu udara tertentu: Pada Suhu Dalam Lemari ASI Dalam Freezer Udara Es Yang baru saja Bisa bertahan Bisa bertahan 3Bisa bertahan dikeluarkan antara 6-8 5 hari pada dalam waktu (fresh) jam pada suhu udara 2 minggu, suhu udara 40C atau apabila 260C atau kurang freezer ada di kurang dalam lemari

Yang sebelumny a sudah dibekukan dan dicairkan di lemari es Yang sudah dicairkan dengan air hangat Yang sudah diminumka n ke bayi dari botol yang sama

Bisa bertahan paling lama 4 jam

Bis bertahan 24 jam

es (1 pintu). Apabila 2 pintu, bisa bertahan sampai 3 bulan JANGAN Dimasukkan ke freezer kembali

Harus diberikan sekaligus

Bisa bertahan untuk 4 jam

Sisa dibuang

Dibuang

JANGAN dimasukkan ke freezer kembali Dibuang

Tips menyimpan ASI bersumber dari National Health and Medical Research Council Infant Feeding Guidelines.