2. Laporan Praktikum

10
PENGARUH SUHU TERDAPAT KECEPATAN DIFUSI ZAT CAIR DAN ZAT PADAT DALAM AIR I. TUJUAN Mengetahui pengaruh suhu terhadap kecepatan proses difusi zat cair dan zat padat dalam air. II. LANDASAN TEORI Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara .Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu: Ukuran partikel Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi. Gambar 1 Difusi melalui membran permeabel zat bergerak dari daerah konsentrasi tinggi (cairan ekstraseluler, dalam hal ini)

description

Laporan Praktikum Transport Membran: Difusi dan Osmosis

Transcript of 2. Laporan Praktikum

PENGARUH SUHU TERDAPAT KECEPATAN DIFUSI ZAT CAIR DAN ZAT PADAT DALAM AIR

I. TUJUAN

Mengetahui pengaruh suhu terhadap kecepatan proses difusi zat cair dan zat padat dalam air.

II. LANDASAN TEORIDifusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian

berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.

Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.

Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:

Ukuran partikelSemakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.

Ketebalan membraneSemakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.

Luas suatu areaSemakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.

JarakSemakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.

Suhu

Gambar 1 Difusi melalui membran permeabel zat bergerak dari daerah konsentrasi tinggi (cairan ekstraseluler, dalam hal ini) menuruni gradien konsentrasinya (ke dalam sitoplasma).

Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya. Suhu yang lebih rendah menurunkan energi molekul, sehingga mengurangi laju difusi.

III. ALAT DAN BAHAN- Gelas air mineral - Sendok kecil- Stopwatch atau alat hitung waktu lainnya- Pewarna serbuk- Pewarna cair- Susu kental manis- Susu siap minum- Air panas dan air biasa

IV. CARA KERJA

1. Siapkan 2 gelas air mineral, bahan yang akan diuji, air panas, air biasa dan stopwatch.

2. Masukkan air panas ke salah satu gelas kurang lebih setengah gelas dan masukkan air biasa ke gelas lainnya.

3. Tuang bahan yang akan diuji pada masing-masing gelas secara bersamaan.4. Hitung dan catat waktunya!

Gambar 1 Rangkaian Prosedur Praktikum Kecepatan Difusi Zat Cair dan Zat Padat dalam Air

V. DATA PERCOBAAN

No. Bahan Air biasa Air panas

1. Pewarna serbuk >22 detik 22 detik

2. Pewarna cair >21 detik 21 detik

3. Susu kental >42 detik 42 detik

4. Susu siap minum >18 detik 18 detik

VI. PEMBAHASANBerdasarkan percobaan, pewarna maupun susu mengalami difusi (dari konsentrasi

tinggi ke konsentrasi rendah). Mekanismenya berupa pewarna maupun susu saat dituang/diteteskan ke dalam air akan menyebar. Saat membandingkan waktu yang digunakaan untuk menyebar berbeda antara air panas dengan air biasa. Waktu yang diperlukan untuk menyebar pada air panas lebih cepat daripada air biasa. Hal ini membuktikan bahwa suhu menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi difusi. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

VII. KESIMPULANDifusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian

berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu: Ukuran partikel, luas area, ketebalan membrane, jarak antara dua konsentrasi dan suhu. Waktu yang diperlukan difusi menggunakan air biasa dengan air panas berbeda. Proses difusi lebih cepat terjadi pada air panas. Pada dasar teori dijelaskan bahwa Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya. Suhu yang lebih rendah menurunkan energi molekul, sehingga mengurangi laju difusi.

PROSES TERJADINYA OSMOSIS PADA KENTANG

I. TUJUANMengetahui peristiwa osmosis pada sel tumbuhan.

II. LANDASAN TEORI Osmosis merupakan perpindahan zat dari daerah yang memiliki konsentrasi rendah ke

daerah yang memiliki konsentrasi tinggi melalui membran semipermeabel. Sel yang memiliki perbedaan konsentrasi dengan zat di sekitarnya, memungkinkannya mzengalami osmosis hingha akhirnya sel itu mempunyai konsentrasi yang sama dengan zat di sekitarnya(isotonik).

Perbedaan yang paling mencolok antara sel hewan dengan sel tumbuhan adalah keberadaan dinding sel yang mengakibatkamengakibatkan sel tumbuhan terasa lebih kaku dibanding sel hewan. Perbedaan ini menyebabkan sel tumbuhan lebih mampu memanfaatkan prinsip kerja osmosis. Misalnya pada peristiwa membuka dan menutupnya stoma.

Pada saat tumbuhan menyerap banyak air, maka sel penjaga dari stoma akan mendapat aliran air dan menjadi turgid sembari mengakibatkan stoma terbuka sehingga terjadi pengambilan karbondioksida di udara. Walaupun mendapat banyak aliran air, sel tidak akan menjadi lisis karena tertahan oleh dinding sel.

Sedangkan apabila tumbuhan mngandung sedikit air (konsentrasi garam dan mineral tinggi), maka sel penjaga stoma akan kehilangan air dan menjadi tertutup, sehingga tidak memungkinkan terjadinya pengambilan karbondioksida sekaligus dapat memperkecil intensitas penguapan.

III. ALAT DAN BAHAN- 2 buah kentang- Garam- Pisau- 2 gelas plastik- Neraca

IV. CARA KERJA1. Kupas kentang A dan kentang B sampai bersih lalu potong membentuk huruf "H".2. Isikan gelas A dengan air biasa dan gelas B dengan air dan garam.3. Timbang masing-masing kentang dengan menggunakan neraca dan catat massa

masing-masing kentang.4. Masukkan kentang A ke dalam gelas A dan kentang B ke dalam gelas B yang berisi

air garam.5. Rendam selama 15 menit.6. Tiriskan lalu timbang dan catat lagi massa masing-masing kentang.

Gambar 2 Rangkaian Prosedur Praktikum Osmosis pada Kentang

V. DATA PERCOBAANSifat Fisis Kentang A Kentang B

Massa Sebelum 48,0 gram 46,8 gramMassa Sesudah 50,054 gram 49,05 gramTekstur Sebelum Keras KerasTekstur Sesudah Keras Lunak

VI. PEMBAHASANSetelah kedua kentang direndam dalam larutan yang berbeda. Diperoleh hasil pada

kentang A yang direndam menggunakan air biasa, massanya bertambah sebanyak 2,054 gram sedangkang pada kentang B yang direndam menggunakan air garam massanya juga bertambah sebanyak 2,25 gram.

Akan tetapi, dari sumber yang kami baca seharusnya pada kentang B mengalami penyusutan massa. Karena sesuai dengan prinsip osmosis yaitu zat dengan konsentrasi yang lebih rendah akan berpindah ke zat dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Seharusnya air pada kentang (hipotonis) berpindah ke air garam (hipertonis).

Pada percobaan ini kami salah dalam menentukan takaran garam yang dimasukkan ke dalam air. Sehingga yang terjadi air garam justru masuk ke dalam kentang.

VII. KESIMPULANPeristiwa osmosis adalah perpindahan zat cair dari yang konsentrasinya rendah ke yang

konsentrasinya tinggi. Seperti pada kentang dan air, air yang memiliki konsentrasi rendah berpindah ke kentang yang memiliki konsentrasi tinggi sehingga berat kentang bertambah. Sedangkan, pada larutan garam dan kentang peristiwa osmosis yang terjadi adalah zat cair pada kentang yang memiliki knsentrasi rendah berpindah ke larutan garam yang memiliki konsentrasi tinggi sehingga berat kentang berkurang.Sumber: http://endositosis.blogspot.co.id/2013/10/laporan-praktikum-osmosis-pada-kentang.html

OSMOSIS MELALUI SELAPUT TELUR

I. TUJUAN

Mengetahui proses osmosis yang terjadi pada selaput telur.

II. LANDASAN TEORI

Osmosis adalah perpindahan molekul-molekul pelarut (misal air) dari larutan berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke larutan berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui selaput (membran) semipermeabel. Jika pelarut yang digunakan berupa air, osmosis dapat berarti perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari larutan yang kadar airnya tinggi ke larutan yang kadar airnya rendah.

III. ALAT DAN BAHAN- Telur ayam kampung- Gelas beker 50 ml- Air

IV. CARA KERJA

1. Ambil sebutir telur, kemudian pukul-pukulah pelan-pelan pada bagian ujung telur yang tumpul sehingga cangkangnya retak. Jangan sampai selaput di dalamnya pecah

2. Bersihkan bagian ujung telur yang tumpul dari cangkang yang sudah retak-retak dengan cara mengambil retak-retakan cangkang dengan hati-hati sehingga didapatkan ujung telur yang tanpa cangkang kurang lebih 3 cm persegi.

3. Pada ujung telur yang satunya (yang lebih lancip) dibuat lubang 4. Isilah bekerglass 50 ml dengan air kurang lebih 40 ml.5. Masukkan telur ke dalam bekerglass yang sudah diisi air dengan pelan-pelan dan

tunggu hingga 15 menit apakah cairan telur naik hingga lubang pada ujung telur yang lebih lancip.

Gambar 3 Rangkaian Prosedur Praktikum Osmosis pada Selaput Telur

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah 15 menit ternyata cairan dalam telur naik akan tetapi tidak keluar hingga lubang pada ujung telur. Proses osmosis alami yang terjadi pada telur ayam kampung (Callus domestica), proses osmosis ini merupakan proses transpor pasif karena tanpa aktivitas energi. Osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membrane semipermeabel semata.

Dari hasil pengamatan kita dapat mengetahui dan menghitung nilai laju osmosis yang terjadi pada telur ayam. Pada prosedur kerja yang telah dibuat, dimana telur ayam kampong harus dilubangi pada kedua kutub telur.

Kutub telur pertama dilubangi hingga menembus cangkang dan selaput telur sebaliknya pada kutub telur berlawanan di lubangi hingga cangkangnya saja , kita dapat mengamati bagaimana molekul air yang memiliki konsentrasi rendah dapat berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi, serta dapat mengamati bagaimana molekul air menembus membrane sel telur (selaput) yang selektif permeabel. Dalam hal ini air sebagai pelarut yang memiliki konsentrasi rendah (hipotonis) dan cairan di dakam telur merupakan pelarut yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonis). Kesetimbangan dinamis akan terjadi jika konsentrasi antara larutan air dan cairan telur sama dan terbentuk larutan yang isotonis. Perpindahan larutan juga terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi,

Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup.Misalnya jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel lainnya.

VI. KESIMPULAN- Proses naiknya cairan yang terdapat dalam telur dapat diartikan sebagai proses osmosis

karna dilihat dari pengertiannya osmosis merupakan proses perpindahan molekul air dari kosentrasi rendah ke kosentrasi tinggi.

- Cairan yang terdapat dalam telur dapat naik ke atas karena air yang merupakan pelarut yang memilki konsentrasi rendah (hipotonik) akan berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonik) melewati selaput membran telur yang selektif permeable dengan melawan gradient konsentrasi melalui proses osmoregulasi. Maka air tersebut yang mengakibatkan tekanan pada cairan telur tersebut naik.