2. LANDASAN TEORI 2.1 KONSUMSI - dewey.petra.ac.id · Jadi pendapatan itu mestilah dikeluarkan atau...
Transcript of 2. LANDASAN TEORI 2.1 KONSUMSI - dewey.petra.ac.id · Jadi pendapatan itu mestilah dikeluarkan atau...
4 Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI
2.1 KONSUMSI
2.1.1. Pengertian Konsumsi
Apabila seseorang menerima pendapatannya dari hasilnya
bekerja maka ia pun akan segera merencanakan untuk membelanjakan
pendapatannya itu, setelah dikurangi dengan segala
kewajibannya(seperti pajak,dan sebagainya). Jadi pendapatan itu
mestilah dikeluarkan atau dibelanjakan. Tidak ada seorang normal pun
di dunia ini yang akan terus menyimpan pendapatannya.
Di dalam ilmu ekonomi, konsumsi berarti penggunaan barang
dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi ( the use of goods and
services in the satisfaction of human wants). Konsumsi haruslah
dianggap sebagai maksud serta tujuan yang esensial daripada
produksi.(Rosyidi, 1996:147)
2.2 PRODUCT
2.2.1. Pengertian Produk
Produk adalah setiap apa saja yang memuat atribut kepentingan
fungsi, keuntungan, dan kegunaan dimana bisa dipakai untuk ditukar
serta digunakan sehingga dapat memenuhi keinginan / kebutuhan.
Produk meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan sarana
(Berman, 1995:254)
Produk sebagai suatu sifat kompleks baik itu bisa diraba
maupun tidak dapat diraba, termasuk di dalamnya bungkus, warna,
harga, citra perusahaan dan pengecer, pelayanan dari perusahaan serta
pengecer yang diterima oleh konsumen untuk memuaskan keinginan
atau kebutuhannya.( Basu Swastha,1990:165)
Universitas Kristen Petra
5
Klasifikasi Produk
Dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk produk dan
jasa, pemasar mengembangkan beberapa klasifikasi produk.Pemasar
membagi produk dan jasa menjadi 2 kelas besar berdasarkan pada jenis
konsumen yang menggunakannya, yaitu: (Kotler, 2002:451-452)
1. Barang Konsumen
a) Barang Convenience, yaitu barang yang biasanya sering dibeli
oleh konsumen, segera, dan dengan usaha minimum
b) Barang Shopping, yaitu barang yang karakteristiknya
dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya
dalam proses pemilihan serta pembelian.
c) Barang Khusus (Specialty Goods), yaitu produk konsumen
dengan dengan karakteristik unik atau identifikasi merk yang
dicari oleh sekelompok besar pembeli sehingga mereka
bersedia melakukan usaha khusus untuk membeli.
d) Produk yang tidak dicari (Unsought Goods), yaitu produk
konsumen dimana keberadaannya tidak diketahui oleh
konsumen atau kalaupun tahu, produk tersebut tidak terpikirkan
untuk dibeli.
2. Barang Industri
Produk Industri yaitu barang yang dibeli untuk diproses lebih
lanjut atau digunakan dalam menjalankan bisnis.
a) Bahan baku dan suku cadang (materials and parts)
Barang-barang dimana sepenuhnya memasuki produk yang
dihasilkan. Barang- barang itu terbagi menjadi dua yaitu :
a) Bahan mentah terbagi menjadi dua kelas utama: produk
pertanian (misalnya kapas, ternak, buah, sayuran) dan
produk alam (misalnya ikan, kayu, minyak mentah, biji
besi)
b) Bahan baku dan suku cadang hasil manufaktur dibagi
menjadi dua kategori: bahan baku komponen (misalnya
Universitas Kristen Petra
6
besi,benang, semen, kabel) dan suku cadang komponen
(misalnya motor kecil, ban, cetakan)
b) Bahan modal (capital items)
Barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan
atau pengelolaan produk akhir. Barang modal meliputi dua
kelompok, yaitu:
(a) Instalasi terdiri dari bangunan (misalnya pabrik, kantor)
dan peralatan (misalnya generator, bar, computer, lift).
(b) Peralatan meliputi peralatan dan perkakas pabrik yang
dapat dibawa – bawa serta peralatan kantor.
c) Perlengkapan dan jasa bisnis
Barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu
pengembangan atau pengelolaan produk akhir.
Perlengkapan ada dua jenis, yaitu : perlengkapan operasi
(pelumas, batubara, kertas tulis, pensil) serta barang untuk
pemeliharaan dan perbaikan.
Jasa bisnis meliputi jasa pemeliharaan dan perbaikan serta jasa
konsultasi bisnis (misalnya konsultasi manajemen, hukum,
periklanan)
Klasifikasi produk berdasarkan daya tahan dan bentuk yaitu: (Kotler
2002:451)
1. Nondurable goods, yaitu produk yang berbentuk dan dapat diraba,
umumnya dikonsumsi / digunakan dalam satu kegunaan, dimana
sifatnya tidak tahan lama.
2. Durable goods, yaitu produk yang berbentuk dan dapat diraba,
umumnya bertahan lama serta dapat dipakai dalam beberapa
kegunaan.
3. Service, yaitu produk dimana tidak dapat diraba, tidak dapat
dipisahkan, berubah-ubah, umumnya membutuhkan kontrol
kualitas yang lebih, kredibel dan adaptasi.
Universitas Kristen Petra
7
2.3 PERILAKU KONSUMEN
Konsumen membeli barang dan jasa untuk memuaskan
berbagai keiginan dan kebutuhannya. Sebagai kodrat manusia sebagai
makhluk ekonomi manusia selalu berusaha untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Antara kebutuhan dan keinginan terdapat perbedaan yang
sangat signifikan, walaupun kadangkala orang sering menyamakan
antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan bersifat naluriah. Orang
merasa lapar, secara naluriah ia akan mencarai barang yang dapat
dimakan sebagai pemuas akan kebutuhannya. Tetapi keinginan
merupakan kebutuhan buatan, yakni kebutuhan yang dibentuk oleh
lingungan hidupnya baik lengkungan internal maupun lingkungan
eksternal
Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi mengapa
seseorang membeli suatu produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginannya. Selain jenis produk, faktor ekonomi, faktor
psikologis, faktor sosiologis dan faktor antropologis juga menentukan
perilaku seseorang (Basu Swasta,26)
Berdasarkan pada kesadaran akan motif-motif pembelian
konsumen serta kesediaannya untuk memberitahukannya, maka motif
pembelian dapat dikelompokkan dalam tingkatan yang berbeda yaitu:
1. Kelompok pembeli yang mengetahui dan bersedia memberi
tahukan motif pembelian mereka terhadap produk tertentu.
2. Kelompok pembeli yang mengetahui alasan mereka untuk membeli
produk dan bersedia memberitahukannya.
3. Kelompok pembeli yang tidak mengetahui motif pembelian yang
sesungguhnya terhadap produk tertentu.
Jarang sekali suatu pembelian hanya didorong oleh satu motif
saja. Adapun motif-motif yang menjadi pendorong suatu pembelian
antara lain motif biologis, sosiologis, ekonomis, agama dan
sebagainya.
Universitas Kristen Petra
8
Untuk memahami proses motivasi yang mendasari dan
mengarahkan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian perlu
dipahami beberapa konsep antara lain;
a. Teori ekonomi mikro
Menurut teori ini keputusan membeli merupakan hasil perhitungan
ekonomis rasional yang sadar. Teori ini didasarkan pada asumsi
yaitu:
1. Bahwa konsumen selalu mencoba untuk memaksimumkan
kepuasaanya dalam batas-batas kemampuan finansialnya
2. Bahwa ia mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif
sumber untuk memuaskan kebutuhannya.
3. Bahawa ia selalu bertindak rasional.
b. Teori Psikologis
Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori psikologis yang
secara garis besar dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu, teori belajar
dan teori psikoanalitis.
Teori psikologis ini mendasarkan pada penerapan teori psikologis
yang berpendapat bahwa pada umumnya manusia selalu didorong
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
c. Teori Psikoanalitis
Teori Psikoanalitis didasarkan pada asumsi bahwa perilaku
manusia dipengaruhi oleh adanya keinginan yang terpaksa dan
adanya motif yang tersembunyi. Perilaku manusia ini adalah
merupakan hasil kerja sama dari ketiga aspek dalam struktur
kepribadian manusiab yaitu, id (das es), ego (das ich) dan super
ego (das veber ich).
d. Teori Antropologis
Menurut teori ini bahwa perilaku manusia dipenhgaruhi oleh kultur
yang terdiri dari masyarakat sekitar, kelas sosial yang berlaku serta
keluarga.
Universitas Kristen Petra
9
2.3.1 Pengaruh yang mempengaruhi perilaku konsumen
Beberapa hal yang mempengaruhi yang mendasari perilaku
konsumen ada tiga kategori :
I. Pengaruh Lingkungan
Konsumen hidup di dalam lingkungan yang kompleks . Perilaku
proses keputusan yang dipengaruhi oleh (a) Budaya, (b) Kelas
Sosial, (c) Pengaruh pribadi,(d) Keluarga, dan (e) Situasi.
A. Budaya
Budaya digunakan di dalam studi perilaku konsumen ,
mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol – simbol lain
yang bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi,
melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota
masyarakat. Namun, dari prespektif yang berbeda, semua
bentuk pemasaran merupakan saluran tempat makna budaya
ditransfer ke barang konsumen.
B. Kelas Sosial
Kelas Sosial adalah pembagian di dalam masyarakat
yang terdiri dari individu – individu yang berbagi nilai, minat,
dan perilaku yang sama. Mereka dibedakan oleh perbedaan
status sosio ekonomi yang berjajar dari yang rendah hingga
yang tinggi. Status kelas sosial kerap menghasilkan bentuk-
bentuk perilaku konsumen yang berbeda. Beberapa dari
kontribusi yang paling awal terhadap studi perilaku konsumen
menggunakan perbedaan kelas sosial sebagai variabel utama
dalam menjelaskan perbedaan konsumen.
C. Pengaruh Pribadi
Pengaruh pribadi adalah subjek yang penting di dalam
penelitian konsumen.
D. Keluarga
Keluarga adalah unit pengambilan keputusan utama
dengan pola peranan dan fungsi yang kompleks dan bervariasi.
Universitas Kristen Petra
10
E. Situasi
Situasi adalah perilaku berubah ketika situasi berubah.
Kadang perubahan ini tak menentu dan tidak dapat diramalkan.
II. Perbedaan dan Pengaruh Individu
Pengaruh yang mendasari perilaku konsumen yang kedua
disebabkan oleh faktor internal yang menggerakkan dan
mempengaruhi perilaku.Faktor internal yang mempengaruhi dibagi
ke dalam lima diagram : (a) Sumber daya konsumen, (b) Motivasi
dan keterlibatan, (c) Pengetahuan, (d) Sikap dan (e) Kepribadian
dan gaya hidup
A. Sumber daya konsumen
Setiap orang membawa tiga sumber daya ke dalam
setiap situasi pengambilan keputusan yaitu waktu, uang, dan
perhatian (penerimaan informasi dan kemampuan pengolahan)
B. Motivasi dan keterlibatan
Motivasi adalah kegiatan yang berkepentingan
menjelaskan apa yang terjadi bila perilaku yang diarahkan
pada tujuan diberi energi dan diaktifkan. Sedangkan
keterlibatan konsumen adalah melihat bagaimana kehadiran
dan ketidakhadirannya mempengaruhi perilaku prose
pengambilan keputusan. Karena merupakan faktor pengarah
yang begitu potensial maka keterlibatan paling baik dipahami
sebagai pengaruh pemotivasi yang utama.
C. Pengetahuan
Pengetahuan dapat didefinisikan secara sederhana
sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan
D. Sikap
Definisi sikap adalah sebagai evaluasi menyeluruh yang
memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan
atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan
Universitas Kristen Petra
11
objek atau alternative yang diberikan. Setidaknya sikap adalah
variabel yang penting dimanfaatkan di dalam pengamatan
tentang perilaku konsumen.
E. Kepribadian dan gaya hidup.
Kepribadian didfinisikan sebagai suatu deduksi logis
yang berfokus pada pencocokan konsumen dengan produk
yang tersedia.Sedangkan gaya hidup adalah pola yang
digunakan orang yang hidup dan menghabiskan waktu serta
uang.
III. Proses Psikologis
Pengaruh yang mendasari perilaku konsumen yang ketiga adalah
Proses psikologis dimana proses tersebut dibagi menjadi 3 yaitu :
Pengolahan Informasi, Pembelajaran dan Perubahan sikap dan
perilaku.
A. Pengolahan informasi
Komunikasi adalah kegiatan pemasaran inti. Oleh
karena itu, penelitian konsumen menyangkut bagaimana orang
menerima, mengolah dan mengerti komunikasi. Penelitian
pengolahan informasi menyampaikan cara-cara dimana
informasi ditransformasikan, dikurangi. Dirinci, disimpan,
didapatkan kembali, dan digunakan .
B. Pembelajaran
Definisi dari pembelajaran adalah proses dimana
pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan,
sikap atau perilaku. Filosofinya adalah bahwa pengulangan
yang konstan akan mengukuhkan respons dan membina
kebiasaan membeli. Maka dari itu, beberapa peneliti
menyebutkan bahwa pembelajaran sebagai variabel sentral
dalam mengerti perilaku konsumen.
Universitas Kristen Petra
12
C. Perubahan sikap dan perilaku.
Perubahan sikap dan perilaku adalah sasaran pemasaran
yang lazim. Proses ini mencerminkan pengaruh psikologis
dasar yang menjadi subjek dari beberapa penelitian yang
intensif
2.4 PERILAKU PEMBELIAN
Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, bergantung
pada jenis keputusan pembelian. Ada 4 jenis perilaku pembelian
konsumen berdasarkan keterlibatan konsumen dan tingkat perbedaan
merk : ( Kotler, edisi millennium 2002 : 202-204 )
1. Perilaku pembelian yang rumit
Perilaku pembelian yang rumit itu lazim terjadi bila produknya
mahal, jarang dibeli, berisiko dan sangat mengekspresikan diri.
Konsumen pada umumnya tidak tahu banyak tentang kategori
produk.
2. Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan
Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam sebuah pembelian
namun melihat sedikit perbedaan diantara berbagai merk. Dalam
hal ini, konsumen akan membeli dengan cukup cepat, barangkali
konsumen sangat peka terhadap harga yang baik atau terhadap
kenyamanan berbelanja. Setelah pembelian, konsumen mungkin
mengalami disonansi atau ketidak nyamanan yang muncul setelah
merasakan adanya hal tidak mengenakkan dari produk tersebut.
3. Perilaku pembelian karena kebiasaan
Konsumen tidak secara luas mencari informasi tentang merk,
mengevaluasi karakteristik merk, dan memutuskan merk apa yang
akan dibeli. Setelah pembelian, konsumen mungkin tidak
mengevaluasi pilihan tersebut karena mereka tidak banyak terlibat
dengan produk tersebut. Bagi produk untuk keterlibatan rendah,
proses pembelian dimulai dari keyakinan merk yang dibentuk oleh
Universitas Kristen Petra
13
pemahaman pasif, lalu dilanjutkan dalam perilaku pembelian dan
kemudian akan diikuti dengan evaluasi.
4. Perilaku pembelian yang mencari variasi
Situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang
rendah namun perbedaan merk sangat signifikan. Dalam situasi ini,
konsumen sering melakukan peralihan merk. Perpindahan merk
terjadi karena mencari variasi dan bukannya karena ketidak
puasan.
2.5 KEPUTUSAN PEMBELIAN
Proses keputusan konsumen merupakan hal penting yang
dilakukan konsumen dalam membeli suatu produk. Bagi konsumen,
proses keputusan konsumen merupakan suatu kegiatan penting karena
dalam proses tersebut memuat berbagai langkah yang terjadi secara
berurutan sebelum konsumen mengambil keputusan (Engel, 1994 : 31-
32)
Tahap-tahap proses keputusan konsumen meliputi : ( Kotler,
edisi millennium 2002 : 204-210)
1. Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai pada saat konsumen mengenali
sebuah masalah atau kebutuhan.
2. Pencarian informasi
Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong
untuk mencari informasi lebih banyak. Melalui pengumpulan
informasi, konsumen mengetahui tentang merk-merk yang
bersaing dan keistimewaan merk tersebut.
3. Evaluasi alternative
Para konsumen memiliki sikap berbeda-beda dalam
memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting.
Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang
memberikan manfaat yang dicarinya. Kebanyakan konsumen
Universitas Kristen Petra
14
mempertimbangkan beberapa atribut dalam keputusan pembelian
mereka.
4. Keputusan pembelian
Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas
merk-merk dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin
membentuk niat untuk membeli produk yang disukai.
5. Perilaku pasca pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level
kepuasan atau ketidak puasan. Kepuasan konsumen merupakan
fungsi dari seberapa dekat harapan konsumen atas suatu produk
dengan kinerja yang dirasakan konsumen terhadap produk tersebut.
Apabila kinerja produk lebih rendah dari harapan, konsumen akan
kecewa, sebaliknya bila ternyata sesuai dengan harapan, konsumen
akan merasa puas dan jika melebihi harapan, konsumen akan
sangat puas.
Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan
Sumber: Kotler, edisi millennium 2002: 204
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
KeputusanPembelian
Perilaku Pasca
Pembelian
Universitas Kristen Petra
15
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam
pembelian yaitu: (Kotler, 1997: 153-167)
1. Budaya
Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam
terhadap perilaku. Peran budaya, sub-budaya, dan kelas social
konsumen sangatlah penting.
2. Sosial
Sebagai tambahan dari faktor budaya, perilaku seorang
konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok
acuan, keluarga, peran serta dan status.
3. Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi. Karakteristik tersebut adalah usia, tahap siklus hidup,
pekerjaaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep diri konsumen.
4. Psikologis
Pilihan pembelian konsumen dipengaruhi oleh 4 faktor
psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta
keyakinan dan pendirian.
2.6 PSIKOLOGI REMAJA
Remaja adalah masa transisi dari anak ke dewasa. Definisi remaja
untuk masyarakat Indonesia sama sulitnya dengan menetapkan definisi
remaja secara umum. Masalahnya karena Indonesia terdiri dari bebagai
macam suku, adat, dan tingkatan sosial-ekonomi maupun pendidikan.
Dengan perkatan lain, tidak ada profil remaja Indonesia yang seragam dan
berlaku secara nasional.
Walaupun demikian, sebagai pedoman umum kita dapat
menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah. Untuk remaja
Indonesia disertai pertimbangan sebagai berikut:
Universitas Kristen Petra
16
1. Usia 11 tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda
seksual sekunder mulai nampak (kriteria fisik)
2. Di banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap
akil balik, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat
tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria
sosial)
3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan
perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity,
menurut Erik Erison), tercapainya fase genital dari perkembangan
psikoseksual (menurut Freud) dan tercapainya puncak
perkembangan kognitif (piaget) maupun moral (Kohlberg) (kriteria
psikologis)
4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk
memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut
masih menggantungkan diri pada orang tua , belum mempunyai
hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara adat/tradisi), belum
bisa memberikan pendapat sendiri dan sebagainya. Dengan
perkataan lain, orang-orang yang sampai batas usia 24 tahun
belum dapat memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial
maupun psikologis, masih dapat digolongkan remaja. Golongan ini
cukup banyak terdapat di Indonesia, terutama di kalangan
masyarakat kelas menengah ke atas yang mempersyaratkan
berbagai hal (terutama pendidikan setinggi-tingginya) untuk
mencapai kedewasaan. Tetapi dalam kenyataannya cukup banyak
pula orang yang mencapai kedewasaan sebelum usia tersebut.
5. Definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan, karena arti
perkawinan masih sangat penting di masyarakat kita secara
menyeluruh. Seorang yang sudah menikah pada usia berapa pun
dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik
secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga
Universitas Kristen Petra
17
Karena definisi remaja di sini dibatasi secara khusus untuk yang
belum menikah (Dr. Sarlito, 2004:14-15).
Selanjutnya dalam batasan di atas ada 6 penyesuaian diri yang
harus dilakukan remaja yaitu:
1. Menerima dan mengintegrasikan pertumbuhan badannya dalam
kepribadiannya.
2. Menentukan peran dan fungsi seksual yang kuat dalam kebudayaan
dimana ia berada.
3. Mencapai kedewasaan dengan kemandirian, kepercayaan diri dan
kemampuan untuk menghadapi kehidupan.
4. Mencapai posisi yang diterima oleh masyarakat
5. Mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas dan nilai –
nilai yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan.
6. Memecahkan problem-problem nyata dalam pengalaman sendiri
dan dalam kaitannya dengan lingkungan. (Carballo, 1978:250)
menurut Rousseau Umur 15-20 tahun. Dinamakan masa
kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan merupakan puncak
perkembangan emosi. Dalam tahap ini terjadi perubahan dari
kecenderungan mementingkan diri sendiri kepada kecenderungan
memperhatikan kepentingan orang lain dan kecenderungan
memperhatikan harga diri. Gejala lain yang timbul juga dalam tahap
ini adalah bangkitnya dorongan seks.(Muss, 1968:27-30)
Hall juga menyatakan Masa Remaja (adolescence) : 12-25
tahun,yaitu masa topan badai (strum und drug),yang mencerminkan
kebudayaan modern yang penuh gejolak akibat pertentangan nilai-nilai
(Dr. Sarlito, 2004:24)
2.7 GAYA HIDUP
2.7.1. Pengertian Gaya hidup
Dalam membicarakan apa yang dimaksud dengan gaya hidup
dalam pemasaran memang dapat diinterpretasikan bermacam – macam
Universitas Kristen Petra
18
oleh para pemasar dan teorisi. Namun pada umumnya pendapat –
pendapat mereka memiliki kesamaan pokok yang dapat dijadikan dasar
dalam penelitian ini.
Definisi gaya hidup menurut Kotler:
“ Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam kehidupan
sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat
(opini) yang bersangkutan.”(1989:189)
Dapat diartikan secara umum :
“ Gaya hidup adalah pola hidup orang yang tercermin dari bagaimana
memanfaatkan waktu dan menggunakan uang; minat mereka terhadap
berbagai hal di lingkungan mereka; serta pendapat mereka tentang
mereka sendiri dan berbagai hal di lingkungan mereka.
2.7.2. Mengukur gaya hidup
Melihat bahwa gaya hidup dibentuk dari komponen AIO yang
disebut juga dimensi gaya hidup, maka untuk mengukur gaya hidup
dipakai teknik pengukuran AIO atau lebih dikenal dengan nama teknik
psikografis.
Lebih lanjut lagi Assael menjelaskan dua cara pengukuran
tersebut sebagai berikut :
1. Perbendaharaan aktivitas , minat dan pendapat (AIO) itu mula-
mula dikembangkan dengan cara menformulasikan sejumlah besar
pertanyaan yang sesuai dengan AIO konsumen, kemudian
menyeleksi sejumlah kecil pertanyaan terbaik dalam
mendefinisikan segmen dari konsumen tersebut.
2. Pendekatan kedua dalam megukur gaya hidup ini adalah
menggambarkan konsumen lewat aktivitas pembeliannya dan
bukan aktivitas pribadinya. Pendekatan ini memerlukan identifikasi
sejumlah besar pembelian dan menetukan pola
pembeliannya.”(Assael,1984:256,259)
Universitas Kristen Petra
19
2.8 GAYA MAHASISWA
Sebelumnya, perlu dicatat bahwa dalam mengemukakan seluk-
beluk mahasiswa di Indonesia, penulis menggunakan tulisan dari John
S, Nimpoeno dalam buku “ Kepribadian dan Perubahannya”. Hal ini
disebabkan penulis menilai tulisan dari Nimpoeno ini cukup
komprehensif dan tepat. Bisa jadi karena beliau adalah seorang
pengamat sosial yang cukup berpengalaman luas, khususnya dalam
dunia kemahasiswaan di Indonesia. Dan yang terpenting adalah teori
pendapat-pendapatnya dapat dijadikan sebagai acuan atau bahan
perbandingan dengan tujuan penelitian ini.
2.8.1. Pengertian Mahasiswa
Dari tulisan Nimpoeno, tersimpullah bahwa mahasiswa
sepanjang jaman adalah manusia yang muda umur dan muda
pengalaman, dengan segala ambisi, demikian juga segala kebutuhan
pribadinya sesuai dengan nalurinya untuk masa umurnya itu.
2.8.2. Pengertian Gaya Mahasiswa
Gaya merupakan bentuk pernyataan diri ke luar, melalui
penampilan dan tingkah laku. Maka tentunya usaha ekspresi ini
diharapakan akan membuat impresi pada orang lain. Maka orang lain
tidak hanya terkesan, melainkan juga dapat menangkap makna
pernyataan diri itu, maka terciptalah sebuah komunikasi sosial.Dengan
demikian gaya pada hakekatnya berfungsi sebagai ekspresi
sosial.Ekspresi sosial atau ekspresi diri dengan makna sosial dari
mahasiswa akan mencerminkan self-image mahasiswa Indonesia
menurut masanya, yang selanjutnya dugayakan melalui penampilan
dan tingkah laku yang khas, menurut Nimpoeno perlu memperhatikan
beberapa unsure pengaruh psikososial. Pengaruh- pengaruh yang di
beberapa unsure pengaruh psikososial adalah antara lain:
Universitas Kristen Petra
20
a. Pembedaan atas kelompok–kelompok sosial menurut persepsi
masyarakat sesuai masanya.
b. Reference group atau kelompok–kelompok pencontoh, yang
diasumsikan sebagai ideal-image mahasiswa
c. Kondisi dan iklim sosial orang tua mahasiswa pada waktu itu.
d. Kondisi dan iklim sosial perguruan tinggi menurut jaman yang
bersangkutan.(1982:115)
Dalam jaman pembangunan yang disertai arus globalisasi yang
semakin deras ini, berlaku iklim sosial berupa perubahan – perubahan
fisik, sosial dan psikologis yang bertambah kompleks pula. Begitu pula
dengan mahasiswa kita, identitas mereka mengalami perubahan yang
setiap kali dinyatakan melalui gaya dan tingkah laku sosialnya. Jadi
identitas mahasiswa boleh dikatakan identitas musiman, sebab tidak
ada objek identifikasi tetap yang dapat diandalkan. Dengan demikian,
gaya hidup mahasiswa pun turut berubah dari waktu ke waktu. Namun
pergantian itu membutuhkan waktu yang cukup lama.
2.9 UANG
2.9.1 Pengertian Uang
Definisi uang sudah lama menjadi bahan perdebatan karena
uang tidak dapat didefinisikan secara jelas. Seorang ahli ekonomi
mengatakan:
“ Memang merupakan suatu fakta yang aneh dan benar – benar nyata
bahwa walaupun uang merupakan subjek ekonomi yang pertama
menarik perhatian orang-orang yang cermat, dan sejak itu merupakan
pusat utama penelitian ekonomi, namun hingga sekarang, belum
terdapat ancer-ancer persetujuan mengenai apa yang seharusnya
ditunjukan oleh kata-kata tersebut. Dunia usaha menggunakan istilah
uang dalam beberapa pengertian, sementara diantara ahli-ahli ekonomi
terdapat pengertian uang yang berbeda hamper sebanyak pengertian
yang digunakan oleh para penulis.”(A.P.Andrew,1899)
Universitas Kristen Petra
21
2.9.2 Fungsi Uang
2.9.2.1 Fungsi Pokok Uang
Uang mempunyai satu tujuan dalam sistem ekonomi yaitu
memudahkan pertukaran barang dan jasa, serta mempersingkat
waktu dan usaha yang diperlukan untuk melakukan perdagangan.
Uang tidak dapat dimakan atau dipakai atau digunakan untuk
mendukung proses-proses produktif. Oleh karena itu, orang yang
terasing tidak akan membutuhkan uang karena mereka tidak
mempunyai kesempatan untuk menukarkan barang dan jasa dengan
orang lain.
Satu-satunya tujuan uang dalam sistem perekonomian adalah
untuk memungkinkan perdagangan dilaksanakan semurah mungkin
sehingga dapat mencapai tingkat spesialisasi optimum, dengan
disertai peningkatan produktivitas.
2.9.2.2. Fungsi Khusus Uang
Uang melayani tujuan pokoknya sebagai “roda utama
sirkulasi, alat utama perdagangan” dengan melaksanakanempat
fungsi khusus, yang masing-masing fungsi menghindari salah satu
kesulitan barter.
Fungsi – fungsi ini adalah sebagai berikut:
(a) Uang sebagai satuan nilai
Fungsi utama uang yang pertama dikenal dengan
berbagai sebutan, salah satu yang paling umum adalah satuan
nilai (unit of value), standar nilai (standart of value), satuan
hitung (unit of account), nilai tukar umum (common measure of
value). Semua istilah-istilah ini mewakili satu gagasan yang
utama yaitu: satuan moneter berfungsi sebagi satuan terhadap
makna nilai dari barang-barang dan jasa-jasa diukur dan
dinyatakan. Segera setelah satuan moneter diperkembangkan
Universitas Kristen Petra
22
seperti dollar, poundsterling, atau rupiah, maka nilai dari setiap
barang atau jasa dapat dinyatakan sebagai suatu harga, yang
kita artikan sebagai jumlah satuan moneter untuk apa yang dia
akan tukarkan.
(b) Uang sebagai alat tukar
Berbagai istilah telah diberikan untuk fungsi yang
kedua ini, yaitu alat tukar (medium of exchange), perantara
pembayaran (medium of payment), alat sirkulasi (ciculating
medium) dan alat pembayaran (means of payment). Fungsi
uang itu dijalankan oleh sesuatu yang umumnya diterima orang
dalam pertukaran barang dan jasa. Satu-satunya syarat yang
diperlukan untuk objek yang akan digunakan sebagai uang
adalah bahwa orang pada umumnya bersedia menerimanya
dalam pertukaran barang dan jasa.
(c) Uang sebagai standar pembayaran tertunda
Segera setelah uang digunakan secara umum sebagai
satuan nilai dan alat pembayaran, maka dengan sendirinya ia
menjadi unit ( satuan) yang digunakan untuk mengukur
pembayaran tertunda atau pembayaran di masa depan. Sistem
ekonomi modern memerlukan adanya sejumlah besarkontrak
dalam bentuk demikian. Kebanyakan kontrak ini berupa
kontrak untuk pembayaran pokok hutang dan bunga hutang
yang menetapkan pembayaran di masa depan dalam unit-unit
moneter.
Uang merupakan suatu standar pembayaran tertunda
yang memuaskan hanya jika daya belinya dapat dipertahankan
konstan sepanjang waktu, atau kalau pun nilaina berubah,
perubahan itu tidak dapat diperkirakan.
(d) Uang sebagai alat penimbun kekayaan
Setelah uang digunakan sebagai satuan nilai dan diterima
secara umum sebagai alat pembayaran, dengan cepat uang itu
Universitas Kristen Petra
23
digunakan secara luas sebagai alat penimbun kekayaan. Uang
merupakan alat penimbun kekayaan yang baik dapat membayar
keperluan mendadak yang tidak dapat diperhitungkan
sebelumnya dan terutama untuk melunasi hutang-hutang yang
ditetapkan dalam nilai uang. Hal ini tidak berarti uang adalah
stabil dan secara keseluruhan merupakan penimbun kekayaan
yang memuaskan; dapat dikatakan demikian hanya bila daya
beli uang tidak menurun. Tetapi dalam praktek yang
sebenarnya uang melakukan fungsi ini dengan nialai yang tidak
tetap.
2.9.3. Uang Saku
Uang saku adalah uang pemberian dari orang tua baik dari
pihak ayah atau ibu saja (single parent), dapat pula dari pihak ayah
atau ibu atau orang lain (saudara,dll) yang digunakan untuk membeli
barang-barang yang menjadi hobi atau kebutuhan.
Penggunaan uang saku ini bisa digunakan oleh mahasiswa
untuk berbagai macam kebutuhan, baik kebutuhan primer, sekunder
atau tersier. Namun bisa pula uang saku tersebut ditabung atau
digunakan untuk keperluan yang mendesak.
2.10 HUBUNGAN ANTAR KONSEP
Mahasiswa sebagai icon generasi muda yang tak lepas dari
perkembangan informasi dan teknologi merupakan sasaran empuk bagi
pangsa pasar ekonomi, khususnya dunia fashion. Karena seringnya
bersinggungan dengan teknologi yang mempercepat arus informasi
kemungkinan menjadi salah satu penyebabnya. Bahkan cenderung
berlomba-lomba untuk menciptakan trend sendiri biar dianggap
berbeda atau mempunyai karakter. Banyak Alasan lain untuk membeli
kebutuhan apparel selain untuk mengikuti trend, misalnya karena
memang kebutuhan, hobi, koleksi, mencari kepuasan, bahkan hanya
Universitas Kristen Petra
24
untuk mengisi waktu luang merupakan salah satu alasan yang
menonjol.
Dalam penelitian ini keperluan apparel yang dimaksud
meliputi, pakaian, accessories, dan kosmetik. Sehingga ingin diketahui
alokasi pengeluaran dana mahasiswa untuk masing-masing konsumsi
ketiga jenis kebutuhan apparel tersebut. Kemudian ingin diketahui
pula faktor-faktor yang memotivasi alokasi pengeluaran dana
mahasiswa Universitas Kristen Petra untuk ketiga jenis kebutuhan
apparel tersebut.
Lingkungan pergaulan sehari-hari diduga juga menjadi pemicu
perilaku konsumsi seeorang. Sehingga penelitian ini juga ingin
mengetahui bagaimana alokasi pengeluaran dana mahasiswa
Universitas Kristen Petra pada masing-masing populasi komunitas
yang dibagi menjadi populasi tahun angkatan, populasi per fakultas
atau jurusan, dan juga populasi berdasarkan jenis kelamin untuk
konsumsi ketiga jenis kebutuhan apparel yang telah disebutkan dan
faktor-faktor apa saja yang memotivasi alokasi pengeluaran dana
tersebut. Dengan demikian diharapkan akan didapatkan hasil penelitian
yang terperinci untuk mengetahui alokasi pengeluaran dana mahasiswa
Universitas Kristen Petra dan faktor-faktor yang motivasi konsumsi
tersebut.
2.11 HIPOTESA
Hipotesa atau dugaan awal untuk penelitian ini adalah
konsumsi apparel dikalangan mahasiswa sangat penting dan diduga :
1. 50% pengeluaran dana mahasiswa untuk konsumsi apparel.
2. Persentase tertinggi dari 50% apparel adalah pakaian sebesar 50%.
3. Alokasi pengeluaran dana mahasiswa Universitas Kristen Petra
untuk konsumsi apparel yang terbesar diduga untuk keperluan
pakaian.
Universitas Kristen Petra
25
4. Tunjungan Plaza merupakan tempat favorit untuk berbelanja
barang – barang kebutuhan apparel.
5. Mengikuti trend dan menambah percaya diri merupakan motivasi
yang dapat mempengaruhi konsumsi apparel.
Universitas Kristen Petra
26
KERANGKA PEMIKIRAN
UANG SAKU MAHASISWA UK PETRA
Konsumsi Education Food Entertainment Apparel Refreshing
-Uang Kuliah - Makanan - Film -Baju - Liburan LN -Uang Buku - Camilan - Music -Celana - Liburan LK -Fotokopi - Vitamin - Clubbing -Jam - Liburan DK -Seminar - Minuman - Sport -Kalung -Workshop - dll - dll - Topi -Studi Ekskursi - dll - Skripsi - Internet&print - dll
1. Bagaimana alokasi penggunaan pengeluaran dana untuk konsumsi
mahasiswa Universitas Kristen Petra pada umumnya
2. Bagaimana alokasi penggunaan pengeluaran dana untuk konsumsi apparel
mahasiswa Universitas Kristen Petra
- Komposisi uang saku yang dipakai untuk masing-masing apparel
- Frekuensi pembelian masing - masing apparel
- Tempat Favorit yang sering dikunjungi
3. Faktor –faktor yang memotivasi alokasi pengeluaran dana mahasiswa
Universitas Kristen Petra untuk konsumsi apparel?