2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

21
15 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1. Pengertian Efektivitas Komunikasi Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksud. Salah satu ukuran efektivitas komunikasi yaitu dengan cara melihat secara umum, komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima (Mulyana, 2000, p. 22). Selain itu, untuk menciptakan efektivitas komunikasi diperlukan kriteria yang akan digunakan, seperti: (Hardjana, 2000, p. 23). Siapa penerima atau pemakai (receiver or user). Penerima pesan versus penerima yang dituju. Isi pesan (content). Isi yang diterima/tersalur versus yang dimaksudkan. Ketepatan waktu (timing). Sesuai jadwal versus menyimpang jadwal. Media komunikasi (media). Saluran yang digunakan versus saluran yang dimaksud. Format (format). Struktur yang diterima versus yang dikirim. Sumber pesan (source). Orang yang melakukan versus yang bertanggung jawab. Dengan demikian, tujuannya adalah untuk melihat perbedaan atau penyimpangan dari pelaksanaan dan sistem atau jaringan resmi yang sudah ditetapkan. 2.1.2. Faktor Faktor Penunjang Komunikasi yang Efektif Menurut Wilbur Schramm menampilkan apa yang ia sebut “the condition of success in communication”, yakni yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi-kondisi yang penunjang bagi komunikasi yang efektif adalah sebagai berikut: (Effendi, 2003, p. 41-42).

Transcript of 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

Page 1: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

15

Universitas Kristen Petra

2. LANDASAN TEORI

2.1. Efektivitas Komunikasi

2.1.1. Pengertian Efektivitas Komunikasi

Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang

dimaksud. Salah satu ukuran efektivitas komunikasi yaitu dengan cara melihat

secara umum, komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan

dan yang dimaksudkan pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan

yang ditangkap dan dipahami oleh penerima (Mulyana, 2000, p. 22).

Selain itu, untuk menciptakan efektivitas komunikasi diperlukan kriteria

yang akan digunakan, seperti: (Hardjana, 2000, p. 23).

Siapa penerima atau pemakai (receiver or user). Penerima pesan versus

penerima yang dituju.

Isi pesan (content). Isi yang diterima/tersalur versus yang dimaksudkan.

Ketepatan waktu (timing). Sesuai jadwal versus menyimpang jadwal.

Media komunikasi (media). Saluran yang digunakan versus saluran yang

dimaksud.

Format (format). Struktur yang diterima versus yang dikirim.

Sumber pesan (source). Orang yang melakukan versus yang bertanggung

jawab.

Dengan demikian, tujuannya adalah untuk melihat perbedaan atau

penyimpangan dari pelaksanaan dan sistem atau jaringan resmi yang sudah

ditetapkan.

2.1.2. Faktor – Faktor Penunjang Komunikasi yang Efektif

Menurut Wilbur Schramm menampilkan apa yang ia sebut “the condition

of success in communication”, yakni yang harus dipenuhi jika kita menginginkan

agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi-kondisi

yang penunjang bagi komunikasi yang efektif adalah sebagai berikut: (Effendi,

2003, p. 41-42).

Page 2: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

16

Universitas Kristen Petra

Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat

menarik perhatian komunikan.

Pesan harus menggunakan lambang - lambang tertuju kepada pengalaman

yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama

mengerti.

Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan

menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi

yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia

digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

2.2. Public Relations

2.2.1. Pengertian Public Relations (Hubungan Masyarakat)

Public Relations yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan

istilah hubungan masyarakat atau disingkat “Humas”, merupakan lapangan baru

di bidang komunikasi yang tumbuh dan berkembang sangat cepat pada permulaan

dekade ke-20 ini. (Rachmadi, 1992, p. 6). Istilah Public Relations yang di

Indonesia secara umum diterjemahkan menjadi “Hubungan Masyarakat” tampak

semakin berkembang, baik dalam kegiatan studi secara akademik, maupun dalam

kegiatan operasionalisasinya. Definisi spesifik dari Humas yang menekankan

tanggung jawab khusus, diberikan oleh Public Relations News: “Hubungan

Masyarakat adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik,

mengidentifikasi kebijaksanaan – kebijaksanaan dan prosedur – prosedur seorang

individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan

suatu program tindakan untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik.

(Frazier, 1987, p. 6).

Pada dasarnya, Public Relations adalah kegiatan komunikasi dengan

memiliki ciri – ciri yang sangat khas yaitu two way communication atau disebut

juga dengan komunikasi dua arah atau timbal balik. Komunikasi timbal balik ini

harus juga diimbangi dengan kegiatan Public Relations untuk memunculkan

timbal balik atau umpan balik yang sesuai dengan prinsip pokok Public Relations.

Page 3: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

17

Universitas Kristen Petra

Rachmadi mengungkapkan bahwa Public Relations adalah salah satu bidang ilmu

komunikasi praktis, yaitu penerapan ilmu komunikasi pada suatu

organisasi/perusahaan dalam melaksanakan fungsi manajemen (dalam Soemirat

dan Ardianto, 2007, p.11). Fungsi Public Relations pada umumnya adalah untuk

menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu

lembaga/perusahaan dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan

motivasi dan partisipasi. Semua itu bertujuan untuk menumbukan dan

mengembangkan goodwill (kemauan baik) publiknya serta memperoleh opini

publik yang menguntungkan bagi perusahaan. (Soemirat dan Ardianto, 2007,

p.12).

Roberto Simoes (1984) menyimpulkan definisi Public Relations sebagai:

(Rumanti, 2004, p.7).

Public Relations merupakan proses interaksi. Public Relations

menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah

pihak.

Public Relations adalah fungsi manajemen. Public Relations

menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau

organisasi dengan publiknya, baik internal maupun eksternal. Hal ini

merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen dalam

pencapaian tujuan organisasinya.

Public Relations merupakan aktivitas di berbagai bidang ilmu. Public

Relations menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi

publik, bertujuan menanamkan goodwill, kepercayaan, saling adanya

pengertian, dan citra yang baik dari publiknya.

Public Relations merupakan profesi professional dalam bidangnya. Juga,

Public Relations merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian

tujuan organisasi dengan secara tepat dengan secara terus menerus.

Public Relations merupakan penggabungan berbagai ilmu. Public

Relations merupakan penerapan kebijaksanaan dan pelaksanaannya

melalui interpretasi yang peka atas berbagai peristiwa.

Page 4: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

18

Universitas Kristen Petra

2.2.2. Peran Public Relations

Menurut Cutlip, Center, dan Broom dalam bukunya Effective Public

Relations (2000, p. 34-38) menjelaskan bahwa ada empat peran besar hubungan

masyarakat yang menjabarkan sebagian besar praktek ini. Dalam buku ini

disebutkan bahwa dalam berbagai kesempatan, praktisi memainkan semua peran

ini dalam berbagai tingkatan, meskipun muncul peran yang dominan pada saat

mereka melakukan pekerjaan sehari-hari dan menghadapi orang lain. Peran

tersebut yaitu:

Teknisi Komunikasi (Communication technician)

Kebanyakan praktisi memulai karier hubungan masyarakat mereka

sebagai teknisi komunikasi. Biasanya di dalam deskripsi kerja tingkat

pemula tercantum syarat keterampilan komunikasi dan jurnalistik.

Perekrutan teknisi komunikasi ditujukan untuk menulis dan menyunting

majalah karyawan, menulis siaran pers dan cerita feature,

mengembangkan isi situs web, dan berurusan dengan kontak media.

Praktisi yang memegang peran ini biasanya tidak ikut serta saat

manajemen mendefinisi masalah dan mencari jalan keluar. Mereka baru

terlibat untuk memperoduksi komunikasi dan menerapkan program, yang

terkadang tanpa bekal pengetahuan yang utuh tentang motivasi asal atau

hasil yang diinginkan. Meskipun mereka tidak diikutsertakan dalam

diskusi tentang kebijakan baru atau keputusan manajemen, mereka adalah

pihak yang dilimpahkan tugas memberi penjelasan pada karyawan dan

pers.

Praktisi bukan hanya mewakili karier dengan memegang peran ini,

tetapi juga menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk aspek

teknisi komunikasi. Akan tetapi, jika dibatasi hanya dengan peran ini,

biasanya praktisi tidak memberikan partisipasi berarti bagi pengambilan

keputusan dan perencanaan strategis manajemen. Mereka mengeluh

karena tidak menjadi bagian dari tim manajemen dan merupakan pihak

„terakhir yang tahu‟

Page 5: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

19

Universitas Kristen Petra

Penentu Ahli (Expert prescriber)

Ketika paktisi menjalankan peran ahli, sehingga tentunya akan

dipandang oleh pihak lain sebagai yang berwenang atas masalah dan

penyelesaian hubungan masyarakat. Manajemen puncak menyerahkan

hubungan masyarakat di tangan sang ahli dan mengambil peran yang

relative pasif. Praktisi yang beroperasi sebagai praktisi ahli bertugas

mendefinisikan masalah, mengembangkan program, dan bertanggung

jawab penuh atas penerapannya.

Ada kemungkinan manajer lain ingin agar hubungan masyarakat

tetap menjadi tanggung jawab tunggal praktisi, sehingga mereka dapat

kembali pada bisnis sebagaimana biasa, dengan anggapan bahwa segala

sesuatu akan ditangani oleh „ahli humas‟

Penentu ahli merupakan peran yang menggoda bagi praktisi,

karena secara pribadi mereka akan puas jika dipandang sebagai pemegang

wewenang yang menentukan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana hal

tersebut dilakukan. Peran ini menggoda majikan dan klien, karena mereka

ingin merasa yakin bahwa penanganan hubungan dilakukan oleh ahlinya.

Mereka juga salah berasumsi bahwa begitu ahlinya sudah bertugas mereka

tidak perlu lagi ikut serta. Partisipasi manajer puncak yang terbatas justru

berarti bahwa pengetahuan mereka yang relevan tidak disalurkan ke dalam

proses pemecahan masalah. Hubungan masyarakat menjadi terbagi dan

terpisah dari arus utama perusahaan.

Dengan tidak berpartisipasi, kelihatan bahwa manajer tetap

bergantung pada praktisi setiap kali muncul hubungan masyarakat. Selain

itu, manajer hanya sedikit bahkan tidak sama sekali ber-komitmen

terhadap upaya hubungan masyarakat, dan tidak bertanggung jawab atas

keberhasilan atau kegagalan program. Akibatnya, manajer lain dalam

organisasi berasumsi dengan pandangan bahwa perkara hubungan

masyarakat bukan merupakan tugas mereka. Di mata mereka, hubungan

masyarakat adalah tugas yang hanya diperlukan sewaktu-waktu, dan

ditangani oleh staf pendukung yang tidak secaralangsung berurusan

dengan bisnis utama organisasi.

Page 6: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

20

Universitas Kristen Petra

Peran penentu ahli diperlukan secara berkala saja dalam situasi

krisis dan sepanjang program apapun, sehingga pada akhirnya

menghambat tersebarnya pemikiran tentang hubungan masyarakat ke

seluruh organisasi. Hal ini pun kerap menimbulkan rasa tidak puas yang

besar dalam diri praktisi karena merekalah satu-satunya pihak yang

dianggap bertanggung jawab atas hasil program, padahal hanya sedikit

bahkan tidak sama sekali mempunyai kenadali atas situasi dan faktor awal

yang krisis dari segala sesuatu yang mengarah pada masalah hubungan

masyarakat, manajemen puncak sering hanya menanggapi dengan

menempatkan seorang ahli bersama yang lain, dan tak habis-habisnya

berupaya mencari orang yang dapat menepis masalah hubungan

masyarakat tanpa perlu mengubah kebijakan. Produk, dan prosedur

organisasi.

Fasilitator Komunikasi (Communications fasilitator)

Peran fasilitator komunikasi menjadikan praktisi sebagai

pendengar yang sensitif dan pialang informasi. Fasilitator komunikasi

berfungsi sebagai penghubung, penerjemah, dan mediator antara

organisasi dan publik. Mereka mengelola komunikasi dua arah,

menfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam

hubungan, dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya

adalah menyediakan informasi yang diperlukan manajemen organisasi

maupun publik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang salling

menguntungkan.

Sebagai fasilitator komunikasi, praktisi mendapatkan dirinya

bertindak sebagai sumber informasi dan kontak resmi organisasi dengan

publiknya. Mereka menjadi wasit interaksi, menetapkan agenda diskusi,

meringkas dan mengulangi pandangan, memancing reaksi, dan membantu

partisipan mendiagnosa dan mengkoreksi kondisi yang menggangu

hubungan komunikasi. Fasilitator komunikasi memegang peran rentang

batas dan berfungsi sebagai penghubung antara organisasi dan publik.

Mereka beroperasi di bawah anggapan bahwa komunikasi dua arah akan

Page 7: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

21

Universitas Kristen Petra

meningkatkan kualitas keputusan kebijakan, prosedur, dan tindakan kedua

belah pihak yang dibuat oleh organisasi dan publik.

Fasilitator pemecah Masalah (Problem solving process fasilitator)

Praktisi yang mengambil peran kounikasi pemecahan masalah

bekerjasama dengan manajer lainnya dalam mendefinisikan dan

menyelesaikan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan

strategis. Kerjasama dan konsultasi diawali dengan pertanyaan pertama,

dan berlanjut hingga evaluasi program akhir. Praktisi pemecah masalah

membantu manajer lainnya dan organisasi menerapkan penggunaan proses

manajemen langkah demi langkah yang sama terjadap hubungan

masyarakat dalam menyelesaikan masalah organisasi lainnya.

Manajer kini berperan penting dalam menganalisa situasi masalah,

karena mereka adalah yang paling banyak tahu dan paling terkait jauh

dalam kebijakan, produk, prosedur, dan tindakan organisasi. Mereka

jugalah yang mempunyai kekuatan untuk membuat perubahan yang

diperlukan. Akibatnya, mereka harus terlibat dalam pemikiran evolusioner

dan perencanaan strategis program hubungan masyarakat. Jika para

manajer kini berpartisipasi dalam proses perencanaan strategis hubungan

masyarakat, maka mereka memahami motivasi dan sasaran program,

mendukung keputusan strategis dan taktis, berkomitmen untuk membuat

perubahan, dan menyediakan sumber yang diperlukan untuk mencapai

tujuan program.

Fasilitator pemecah masalah dilibatkan dalam tim manajemen

karena telah mendemonstasikan ketrampilan dan nilai dalam membantu

manajer lain menghindari dan mengatasi masalah. Dengan demikian,

pemikiran tentang hubungan masyarakat terfaktor dalam pengambilan

keputusan manajemen.

Page 8: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

22

Universitas Kristen Petra

2.2.3. Fungsi Public Relations

Menurut Cutlip, Center dan Broom (2006, p. 6), Fungsi Public Relations

ada 5 yaitu:

Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama

Membina hubungan yang harmonis antara suatu organisasi dan publiknya

yang merupakan khalayak sasaran

Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi,

dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang

mewakilinya atau sebaliknya

Melayani keinginan publik dan memberikan saran kepada pimpian

manajemen demi tujuan dan manfaat bersama

Menciptakan komunikasi dua arah, publikasi serta pesan dari badan atau

organisasi ke publiknya, dan sebaliknya untuk mencapai citra positif bagi

kedua belah pihak

2.2.4. Tugas Public Relations

Menurut buku Public Relations dalam teori dan praktek, terdapat 4 tugas

Public Relations yaitu: (Rachmadi, 1992, p. 23).

Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampian

informasi/pesan secara lisan, tertulis, atau melalui gambar (visual) kepada

publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang hal-

ikhwal perusahaan atau lembaga, segenap tujuan serta kegiatan yang

dilakukan.

Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat

umum/masyarakat.

Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan

perusahaan/lembaga, maupun segala macam pendapat (Public acceptance

dan non-acceptence).

Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media

massa untuk memperoleh public favour, public opinion, dan perubahan

sikap.

Page 9: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

23

Universitas Kristen Petra

2.2.5. Aktivitas Eksternal Public Relations

Aktivitas Public Relations dipilah menjadi dua bagian, yaitu fungsi

internal dan aktivitas eksternal. Berikut merupakan aktivitas eksternal Public

Relations:

Mensosialisaikan kebijakan perusahaan kepada publik.

Menjelaskan hasi Rapat Umum Pemegang Saham.

Menjelaskan hasil dan dasar diadakannya Rapat Umum Luar Biasa

Pemegang Saham.

Membantu pemasaran untuk menciptakan citra produk.

Mensosialisasikan prestasi yang dicapai oleh perusahaan.

Mengembangkan program-program pengembangan masyarakat, sebagai

bentuk tanggung jawab perusahaan kepada publik.

Menyiapkan sarana bagi publik untuk melihat perusahaan secara langsung.

Menyiapkan sarana bagi Pemerintah dan anggota Dewan Perwakilan

Rakyat untuk melihat kinerja perusahaan. (Wasesa dan Macnamara, 2006,

p. 128-129).

2.2.6. Program Public Relations

Kegiatan Public Relations dan programnya sangat bervariasi, baik untuk

program internal maupun eksternal. Program Public Relations harus jelas, tegas,

dan bermutu, supaya mudah dilaksanakan pendelegasinya dalam pencapaian

tujuan dengan menggunakan fungsi manajemen, yang telah disiapkan dengan

penelitian yang eksak, akurat, objektif, dan transparan. (Rumanti, 2004, p. 272).

2.2.7. Komunikasi Efektif dalam Program Public Relations

Menurut Cutlip (2006, p. 357-358) dalam buku Effective Public Relations,

terdapat tiga elemen komunikasi yang penting dalam sebuah program Public

Relations yaitu sumber pengirim (komunikator), pesan, dan tujuan (penerima).

Komunikasi yang efektif membutuhkan efisiensi dari semua pihak pada ketiga

elemen tersebut, dengan mempertimbangkan prinsip utama dalam

Page 10: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

24

Universitas Kristen Petra

mengimplementasikan program public relations melalui unsur 7C pada proses

komunikasi antara lain:

Credibility (Kredibilitas).

Komunikasi dimulai dengan iklim rasa saling percaya. Iklim ini

dibangun melalui kinerja di pihak institusi, yang merefleksikan keinginan

untuk melayani stakeholder dan publik. Penerima harus percaya kepada

pengirim informasi dan menghormati kompetensi sumber informasi

terhadap topik informasi.

Context (Konteks).

Program Komunikasi harus sesuai dengan kenyataan lingkungan.

Media massa hanyalah suplemen untuk ucapan dan tindakan dalam

kehidupan sehari-hari. Harus disediakan konteks untuk partisipasi dan

umpan balik. Konteks harus menginformasikan, bukan menentang, isi

pesannya. Komunikasi yang efektif membutuhkan lingkungan sosial yang

mendukung, yang sebagian besar dipengaruhi media massa.

Content (Isi).

Pesan harus mengandung makna bagi penerimanya dan harus

relevan dengan situasi penerima. Pada umumnya orang akan memilih item

informasi yang menjanjikan manfaat yang besar bagi mereka.

Clarity (Kejelasan).

Pesan harus diberikan dalam istilah sederhana. Kata harus

bermakna sama menurut si pengirim dan si penerima. Isu kompleks yang

harus dipadatkan ke dalam tema, slogan, atau stereotype yang

mengandung kesederhanaan dan kejelasan. Semakin jauh pesan yang akan

dikirim, pesan itu seharusnya semakin sederhana. Organisasi harus

berbicara dengan satu suara, tidak banyak suara.

Continuity and consistency (Kontinuitas dan konsistensi).

Komunikasi adalah proses tanpa akhir. Komunikasi membutuhkan

repetisi agar dapat masuk. Repetisi dengan variasi berperan untuk

pembelajaran dan persuasi. Beritanya harus konsisten.

Page 11: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

25

Universitas Kristen Petra

Channel (Saluran).

Saluran komunikasi (alat komunikasi) yang sudah ada harus

digunakan, sebaiknya saluran yang dihormati dan dipakai oleh si

penerima. Saluran yang berbeda punya efek berbeda dan efektif pada

tingkat yang berbeda-beda pada saat distribusi pesan (proses penyebaran

pesan). Dibutuhkan pemilihan saluran yang sesuai dengan publik sasaran.

Capability of the audiens (Kapasitas atau kemampuan audiens).

Komunikasi harus mempertimbangkan kemampuan audiens,

komunikasi akan efektif apabila mudah dipahami oleh audiensi. Terdapat

faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan ini antara lain faktor waktu

yang mereka miliki, kebiasaan, kemampuan membaca, dan pengetahuan

yang telah mereka miliki.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan Komunikator harus

mempunyai informasi yang memadai, kredibilitas, dan dapat menyampaikan

informasi tersebut melalui saluran dan cara yang dapat dipahami oleh penerima.

Selain itu pesan yang hendak disampaikan harus sesuai dengan kapasitas

pemahaman penerima dan relevan dengan kepentingan dan kebutuhan penerima.

Selain itu, pesan harus memotivasi kepentingan penerima dan menimbulkan

respon. (Cutlip, 2006, p. 407). Teori ini merupakan teori yang digunakan untuk

menjadi komponen keberhasilan dari program Public Relations.

2.3. Sosialisasi

2.3.1. Pengertian Sosialisasi

Menurut kacamata Sosiologi, sosialisasi didefinisikan sebagai proses

dalam diri seseorang ketika mereka belajar mengenai nilai dan norma yang

terdapat dalam masyarakat, sehingga mereka mampu memainkan peran masing –

masing dengan tepat dalam masyarakat (“socialization is the process through

which people learn attitudes, values, and actions appropriate for members of a

particular culture”). (Schaefer, 2007, p. 96). Melalui proses sosialisasi,

diharapkan setiap anggota masyarakat dapat belajar untuk mengetahui nilai dan

Page 12: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

26

Universitas Kristen Petra

norma yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga mereka dapat bertindak sesuai

dengan nilai, norma dan keyakinan tersebut. (dalam Putri, 2014, p. 7-8)

Sosialisasi merupakan bagian dari publikasi dan meiliki kemiripan dengan

promosi. Promosi sering dihubungkan dengan penjualan, tetapi kenyataannya

promosi mempunyai arti luas. Promosi dapat diartikan sebagai setiap aktivitas

yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi

masyarakat untuk tetap menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan. Dalam

kaitannya dengan organisasi, kegiatan promosi yang dimaksud adalah suatu

proses pemberitahuan dan mempengaruhi masyarakat untuk menanfaatkan jasa-

jasa yang ditawarkan oleh organisasi (Effendy, 2005, p. 29). (dalam Komariah,

2015, p. 113)

Sosialisasi adalah langkah awal dari organisasi dalam mengenalkan

produk atau programnya. Sedangkan promosi adalah tindakan lanjut yang

berkesinambungan dalam memperkenalkan produk dan program kepada

masyarakat. Terdapat dua tipe dalam melakukan sosialisasi (Komsiah, 2008, p. 8),

yaitu :

Formal Sosialisasi tipe ini terkaji melalui lembaga-lembaga yang

berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam Negara, seperti

pendidikan disekolah dan pendidikan militer.

Informal Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan

yang bersifat kekeluargaan seperti antar teman, sahabat, sesama anggota

klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat. (dalam

Komariah, 2015, p. 113-114)

2.4. Media

2.4.1. Pengertian Media

Media adalah satu tipe komunikasi yang berpengaruh dan tanpa disadari

isi dari media akan meresap dalam aktivitas dunia saat ini. Semua informasi

ditranmisikan melalui mesin. Menurut Rogers (1989), komputer merupakan

teknologi yang penting untuk masyarakat informasi. Persepsi diri melalui media

menambah dimensi untuk self-ascriptions (dalam Budiargo, 2015). Media sendiri

akan menjadi sumber yang signifikan bagi identifikasi. Pengaruh media, pada

Page 13: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

27

Universitas Kristen Petra

tingkat personal dan kolektif menciptakan ketergantungan media secara universal.

Media membantu menciptakan lingkungan di mana identitas dibentuk. Media

mempunyai peran khusus dalam dialog budaya komunikasi secara mikro maupun

makro. Sebagaimana peran model perilaku mereka, memengaruhi identitas

personal kita saat ini sama banyaknya dengan interaksi antarmanusia pada masa

lalu.

2.4.2. New Media

New media (media baru) dapat diartikan sebagai media yang tersaji secara

online di situs web (website) internet. (Romli, 2012, p.31 – 32). Dalam prespektif

studi media atau komunikasi massa, media online menjadi objek kajian teori

“media baru” (new media), yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses ke

konten (isi/informasi) kapan saja, di mana saja, pada setiap perangkat digital serta

umpan balik pengguna interaktif, pratisipasi kreatif, dan pembentukan komunitas

sekitar konten media, juga aspek generasi “real-time”.

Menurut Chun (2006) New media merupakan penyerdehaan istilah

(simplifikasi) terhadap bentuk media di luar lima media massa konvensional-

televisi, radio, majalah, koran, dan film. Sifat new media adalah cair (fluids),

konektivitas individual, dan menjadi sarana untuk membagi peran kontrol dan

kebebasan (dalam Romli, 2012, p.31 – 32). New media merujuk pada

perkembangan teknologi digital, namun new media sendiri tidak serta merta

berarti media digital. Video, teks, gambar, grafik yang diubah menjadi data – data

digital berbentuk byte, hanya merujuk pada sisi teknologi multimedia, salah satu

dari tiga unsur dalam new media, selain ciri interaktif dan intertekstual.

2.4.3. Website

Website merupakan kumpulan halaman web yang saling terhubung dan

file - filenya saling terkait. Web terdiri dari page atau halaman, dan kumpulan

halaman yang dinamakan homepage. Homepage berada pada posisi teratas,

dengan halaman - halaman terkait berada di bawahnya. Biasanya setiap halaman

di bawah homepage disebut child page, yang berisi hyperlink ke halaman lain

dalam web. (Gregorius, 2000, p. 30).

Page 14: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

28

Universitas Kristen Petra

Website awalnya merupakan suatu layanan sajian informasi yang

menggunakan konsep hyperlink, yang memudahkan surfer atau pengguna internet

melakukan penelusuran informasi di internet. Informasi yang disajikan dengan

web menggunakan konsep multimedia, informasi dapat disajikan dengan

menggunakan banyak media, seperti teks, gambar, animasi, suara, atau film.

2.4.4. Karakteristik Twitter

Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh

Twitter Inc yang dibentuk pada tahun 2006 oleh Jack Dorsey. Twitter berawal dari

sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh anggota dewan dari Podcasting

perusahaan Odeo. Dalam pertemuan tersebut, Jack Dorsey memperkenalkan ide

twitter dimana individu bisa menggunakan SMS layanan untuk berkomunikasi

dengan sebuah kelompok kecil. Proyek ini dimulai pada tanggal 21 secara terbuka

pada tanggal 15 Juli 2006. Twitter menjadi perusahaan sendiri pada bulan April

2007.

Twitter adalah situs tidak berbayar, berisi pesan yang hanya terdiri dari

140 karakter dengan sebutan tweet, dan disebarkan 5 Op. cit 6 Loc. cit dengan

sangat cepat kepada semua pengguna yang mengikuti suatu akun tertentu.

Uniknya adalah tweet yang menarik atau penting akan diambil dan diteruskan

menggunakan fitur “retweet” yang biasanya berlabel RT di Twitter oleh pengguna

lain. (dalam Rahmat, 2014, p. 6-7)

Twitter sebagai new media memiliki karateristik yang dijabarkan oleh

Lister (Hilda Kitti, 2003):

Digitality Pada Twitter, semuanya terdigitalisasi, karena berbagai format

yang dikirimkan oleh kita, secara sederhana mengalami proses sehingga

menjadi tampilan seperti yang tertera di halaman Twitter penggunanya.

Teks tersampaikan, foto tersebar dimanapun kita berada.

Interactivity Pada Twitter, pesan dan tweet yang kita hubungkan dapat

dikaitkan satu sama lain. Interaktivitas inilah yang membedakan antara

media baru dengan media yang lebih konvesional.

Dispersality Pada Twitter, tidak terlalu jelas mana yang menjadi produsen

dari suatu tweet dengan konsumennya. Karena semuanya saling terkait.

Page 15: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

29

Universitas Kristen Petra

Virtuality Pada Twitter, benar-benar terasa pengalaman kita berinteraksi

karena pesan-pesan yang disampaikan secara virtual yang biasanya

disampaikan lewat komputer ataupu telepon genggam.

Twitter sendiri memiliki berbagai karakteristik yang unik. Fungsi

pencarian Twitter yang memungkinkan penggunanya untuk mencari tweet yang

mengandung kata atau frase tertentu. (dalam Rahmat, 2014, p. 6-7)

2.4.5. Karakteristik Facebook

Facebook bermula dari rancangan situas yang dibuat mahasiswa Harvard

pada awal tahun 2004. Popularitasnya kemudian mendunia dan menjadi salah satu

situs jejaring sosial paling populer saat ini, dengan lebih dari 800 juta pengguna

menurut situs InternetWorldStats. Facebook memungkinkan penggunanya

membuat profil diri, memutakhirkan profilnya dengan informasi pribadi. Selain

membuat profil diri, pengguna facebook juga bisa mendaftarkan pengguna lain

sebagai “teman” yang bisa dikirimi pesan, bergabung dalam group atau kelompok

tertentu, mengirimkan dan/atau menandai gambar, meninggalkan komentar

terhadap gambar yang dikirim pengguna lain (Grosseck, Bran & Tiru, 2011).

(dalam Wibawanto, 2012, p. 39)

Terdapat beberapa karakteristik Facebook menurut sebagian penelitian

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara signifikan, yakni: (dalam

Wibawanto, 2012, p. 39)

Memfasilitasi hubungan positif antara mahasiswa

Meningkatkan motivasi

Melibatkan mahasiswa dalam mencapai keberhasilan transfer pengetahuan

Mengembangkan sikap positif terhadap aktivitas pembelajaran dan

mengingkatkan kualitas pembelajaran

Mengembangkan interaksi dalam hubungan antar mahasiswa dan dosen di

luar kelas.

Dengan adanya beberapa karakteristik di atas, hal ini dapat sesuai dan

mendukung salah satu sosial media facebook yang digunakan dalam sosialisasi

program SIM online. Dimana tujuan dari media facebook dalam sosialisasi ini

Page 16: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

30

Universitas Kristen Petra

digunakan untuk memberikan informasi atau pesan dalam bentuk pembelajaran

kepada masyarakat mengenai SIM online.

2.5. SIM Online

SIM (Surat Izin Mengemudi) adalah tanda bukti legitimasi kompetensi,

alat kontrol, dan data forensic kepolisian bagi seseorang yang telah lulus uji

pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan untuk mengemudikan Ranmor di jalan

sesuai dengan persyaratan yang ditentukan berdasarkan Undang-Undang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan, demikin bunyi Peraturan Kepala Kepolisian Republik

Indonesia Nomor 9 tahun 2012 tentang Surat Ijin Mengemudi. Sedangkan arti

online sendiri adalah data kependudukan di server Kemendagri interkoneksi

dengan server Korlantas Polri dan Server Bank Rakyat Indonesia (BRI) serta data

pemohon SIM/Pengemudi interkoneksi diseluruh Satpas, Polda, dan Korlantas

Polri. (“SIM Online”, 2015, Desember).

Dasar Hukum SIM adalah UU No. 2 Tahun 2002 Pasal 14 ayat (1) B,

Pasal 15 ayat (2) c dan Pasal 77 UU No. 22 tahun 2009. Fungsi SIM adalah

sebagai bukti kompetensi mengemudi, sebagai registrasi Pengemudi Kendaraan

Bermotor yang memuat keterangan identitas Pengemudi, dan sebagai sarana

pendukung kegiata penyelidikan, penyidakan dan identifikasi forensic kepolisian.

Tujuan SIM online adalah bentuk upaya membangun dan melaksanakan

pelayanan prima kepada masyarakat di bidang regident SIM guna terciptanya zero

complain, bebas korupsi dan terciptanya birokrasi bersih. Sentralisasi data SIM

untuk memudahkan online perpanjangan/pengalihan golongan SIM, pembayaran

via Bank, online registrasi serta memudahkan pengawasan dan peningkatan

tanggung jawab pejabat penerbit SIM. Sosialisasi program SIM online ini

dilakukan sejak tanggal 6 Desember 2015 hingga saat ini dan sosialisasi ini dapat

dilakukan hingga tingkat kabupaten. Arifin Prasetyo, S.Sos mengatakan bahwa

Sosialisasi ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu: (hasil wawancara dengan

Anggota Humas Polestabes Surabaya, 30 Juni 2016)

Membuat acara sosialisasi SIM online yang dilakukan kepada pihak media

dengan menggunakan press release sehingga media dapat

mempublikasikan kepada masyarakat.

Page 17: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

31

Universitas Kristen Petra

Menggunakan beberapa media. Media yang digunakan dalam hal ini

adalah media cetak, website dan media sosial. Media cetak yang

digunakan adalah brosur sedangkan website dari Humas Polrestabes

Surabaya digunakan untuk memberikan informasi dan mengajak

masyarakat agar mau mengikuti sosialisasi SIM online. Media sosial

menggunakan twitter dan facebook untuk memberikan informasi mengenai

SIM online.

Menyebarkan brosur mengenai SIM online.

Mengadakan acara launching bersama masyarakat dengan tema “Sehari

Bersama Polisi Lalu Lintas”. Salah satunya di Kota Surabaya berada di

Taman Bungkul pada saat car free day. Dalam acara ini akan terdapat

berbagai acara yang menarik mengenai SIM online. Terdapat semua

layanan dan kekuatan milik Polisi Lalu lintas, diantaranya Mobil

Pendidikan Masyarakat (Dikmas), Mobil SIM keliling, mobil dan motor

gede (moge) pengawal atau patrol, serta Taman Lalu Lintas maupun acara

live musik.

Mengadakan sosialisasi pada kampus-kampus seperti STIESIA,

UNITOMO dan ITS pada kota Surabaya agar dapat memberikan

Gambar 2.1. Media sosial Facebook yang digunakan dalam sosialisasi SIM online

Sumber: Facebook Divisi Humas Polri, Juli 2016

Page 18: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

32

Universitas Kristen Petra

penjelasan lebih jelas kepada mahasiswa-mahasiswi yang rata-rata berusia

17 tahun keatas.

Pada saat ini terdapat 45 Satlantas Polrestabes online perpanjangan SIM

online di Indonesia yaitu: Polrestabes Surabaya, Polrestabes Bandung, Polrestabes

Semarang, Polresta Denpasar, Polresta Bandar Lampung, Polres Serang, Polresta

Palembang, Polres Kupang, Daan Mogot, Polresto Jakarta Utara, Polresto Jakarta

Barat, Polresto Jakarta Selatan, Polresto Jakarta Pusat, Polresto Jakarta Timur,

Polresta Tangerang, Polres Tangerang Kabupaten 1, Polres Tangerang Kabupaten

2, Polrestro Bekasi kota, Polres Bekasi, Polresta Depok, Polresta Depok (Pasar

Segar), Polres Sleman, Polresta Ambon, Polresta Jayapura, Polres Manokwari,

Polres Ternate, Polrestabes Makasar, Polrestabes Medan, Polresta Pontianak,

Polresta Banda Aceh, Polresta Padang, Polresta PekanBaru, Polresta Bengkulu,

Polresta Jambi, Polres Mataram, Polres Bulungan, Polresta Banjarmasin, Polres

Palangkaraya, Polresta Mamuju, Polresta Kendari, Manado, Polresta Palu,

Polresta Pangkal Pinang, Polresta Gorontalo, Polresta Balerang.

Berikut ini merupakan persyaratan dan bagan dari mekanisme SIM online

baru dan peningkatan golongan dan juga mekanisme penerbitan SIM online

perpanjangan.

Gambar 2.2. Brosur Mekanisme Penerbitan SIM online

Sumber: Satlantas Polrestabes Surabaya, Desember 2015

Page 19: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

33

Universitas Kristen Petra

Form SIM dapat didapatkan dengan mengisi secara online pada website

yang telah disediakan. Salah satu contoh website yang tersedia di Kota Surabaya

adalah www.satlantasrestabessby.com. Form ini dapat isi sesuai dengan data

pribadi yang lengkap dan benar agar dapat mempermudah proses saat pembuatan

SIM.

Gambar 2.3. Website SIM online

Sumber: www.satlantasrestabessby.com, Desember 2015

Page 20: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

34

Universitas Kristen Petra

2.6. Nisbah antar Konsep

Public Relations atau Humas adalah hal yang penting karena mereka

berperan untuk menyelenggarakan dan merencanakan komunikasi. Salah satu

kegiatan eksternal Public Relations adalah membuat program Public Relations

seperti mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada publik. Komunikasi

merupakan hal yang penting karena komunikasi merupakan aktivitas dasar

manusia.

Suatu komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa

yang dimaksudanya. Oleh karena itu, perlu adanya hal-hal yang perlu diperhatikan

yaitu siapa penerima atau pemakai (receiver or user), isi pesan (content),

ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), format (format) dan sumber

pesan (source).

Dalam penerapannya Satlantas Polrestabes Surabaya menggunakan

Humas/Public Relations yang bertugas untuk menjalankan sosialisasi program

SIM online. Sosialisasi ini diberikan dalam maksud untuk memberikan

pemahaman kepada masyarakat Surabaya mengenai SIM online dan mengajak

agar masyarakat mau menggunakan SIM online.

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam sosialisasi program

SIM online ini, tiga elemen komunikasi yang efektif dalam sebuah program

Public Relations membutuhkan sumber pengirim (komunikator), pesan, dan

tujuan (penerima). Dengan mempertimbangkan prinsip utama dalam

mengimplementasikan program public relations melalui unsur 7C pada proses

komunikasi, credibility, context, content, clarity, continuity and consistency,

channel, dan capability of the audiens.

Selain itu, sosialisasi dilakukan agar masyarakat Surabaya dapat belajar

untuk mengetahui nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat seperti salah

satunya adalah sosialisasi program SIM online. Agar masyarakat Surabaya dapat

bertindak dengan nilai, norma dan keyakinan tersebut. Sehingga pada akhirnya

dapat dilihat apakah sosialisasi yang telah dilakukan merupakan komunikasi yang

efektif atau tidak efektif.

Page 21: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.

35

Universitas Kristen Petra

2.7. Kerangka Pemikiran

Public Relations di Indonesia secara umum diterjemahkan menjadi “Hubungan Masyarakat”. Definisi spesifik

dari Humas menurut Public Relations News: “Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen yang

mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan – kebijaksanaan dan prosedur – prosedur seorang

individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan suatu program tindakan untuk

mendapatkan pengertian dan penerimaan publik. (Frazier, 1987, p. 6).

Satlantas Polrestabes di Surabaya merupakan salah satu kepolisian Indonesia yang mempunyai program baru

mengenai SIM online. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat Surabaya, maka Satlantas Polrestabes

Surabaya melakukan komunikasi melalui sosialisasi program SIM online. Namun banyak masyarakat Surabaya

yang salah mentafsirkan mengenai program SIM online. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana

sikap masyarakat Surabaya mengenai sosialisasi program SIM online.

Efektivitas Komunikasi Humas dalam Sosialisasi program

SIM online oleh Satlantas Polrestabes Surabaya

Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran

Sumber: Olahan Penulis, 2016

Efektif Tidak Efektif

Komunikasi Efektif dalam Program Public Relations (Cutlip, 2006, p. 357-

358).

Credibility (Kredibilitas)

Context (Konteks)

Content (Isi)

Clarity (Kejelasan)

Continuity and Consistency (Kontinuitas dan konsistensi)

Channel (Saluran)

Capability of the audiens (Kapasitas atau kemampuan audiens).

Komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan pengirim atau sumber,

berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. (Mulyana, 2000, p.22). Selain

itu, untuk menciptakan efektivitas komunikasi diperlukan kriteria yang akan digunakan, seperti siapa penerima

atau pemakai, isi pesan ketepatan waktu, media komunikasi, format dan sumber pesan.(Hardjana, 2000, p.23)

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode

penelitianyang digunakan adalah metode survei. Survei adalah data dikumpulkan dari responden

yang banyak jumlahnya dengan menggunakan kuesioner.