2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.
Transcript of 2. LANDASAN TEORI 2.1. Efektivitas Komunikasi 2.1.1.
15
Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI
2.1. Efektivitas Komunikasi
2.1.1. Pengertian Efektivitas Komunikasi
Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang
dimaksud. Salah satu ukuran efektivitas komunikasi yaitu dengan cara melihat
secara umum, komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan
dan yang dimaksudkan pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan
yang ditangkap dan dipahami oleh penerima (Mulyana, 2000, p. 22).
Selain itu, untuk menciptakan efektivitas komunikasi diperlukan kriteria
yang akan digunakan, seperti: (Hardjana, 2000, p. 23).
Siapa penerima atau pemakai (receiver or user). Penerima pesan versus
penerima yang dituju.
Isi pesan (content). Isi yang diterima/tersalur versus yang dimaksudkan.
Ketepatan waktu (timing). Sesuai jadwal versus menyimpang jadwal.
Media komunikasi (media). Saluran yang digunakan versus saluran yang
dimaksud.
Format (format). Struktur yang diterima versus yang dikirim.
Sumber pesan (source). Orang yang melakukan versus yang bertanggung
jawab.
Dengan demikian, tujuannya adalah untuk melihat perbedaan atau
penyimpangan dari pelaksanaan dan sistem atau jaringan resmi yang sudah
ditetapkan.
2.1.2. Faktor – Faktor Penunjang Komunikasi yang Efektif
Menurut Wilbur Schramm menampilkan apa yang ia sebut “the condition
of success in communication”, yakni yang harus dipenuhi jika kita menginginkan
agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi-kondisi
yang penunjang bagi komunikasi yang efektif adalah sebagai berikut: (Effendi,
2003, p. 41-42).
16
Universitas Kristen Petra
Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat
menarik perhatian komunikan.
Pesan harus menggunakan lambang - lambang tertuju kepada pengalaman
yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama
mengerti.
Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi
yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia
digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
2.2. Public Relations
2.2.1. Pengertian Public Relations (Hubungan Masyarakat)
Public Relations yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan
istilah hubungan masyarakat atau disingkat “Humas”, merupakan lapangan baru
di bidang komunikasi yang tumbuh dan berkembang sangat cepat pada permulaan
dekade ke-20 ini. (Rachmadi, 1992, p. 6). Istilah Public Relations yang di
Indonesia secara umum diterjemahkan menjadi “Hubungan Masyarakat” tampak
semakin berkembang, baik dalam kegiatan studi secara akademik, maupun dalam
kegiatan operasionalisasinya. Definisi spesifik dari Humas yang menekankan
tanggung jawab khusus, diberikan oleh Public Relations News: “Hubungan
Masyarakat adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik,
mengidentifikasi kebijaksanaan – kebijaksanaan dan prosedur – prosedur seorang
individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan
suatu program tindakan untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik.
(Frazier, 1987, p. 6).
Pada dasarnya, Public Relations adalah kegiatan komunikasi dengan
memiliki ciri – ciri yang sangat khas yaitu two way communication atau disebut
juga dengan komunikasi dua arah atau timbal balik. Komunikasi timbal balik ini
harus juga diimbangi dengan kegiatan Public Relations untuk memunculkan
timbal balik atau umpan balik yang sesuai dengan prinsip pokok Public Relations.
17
Universitas Kristen Petra
Rachmadi mengungkapkan bahwa Public Relations adalah salah satu bidang ilmu
komunikasi praktis, yaitu penerapan ilmu komunikasi pada suatu
organisasi/perusahaan dalam melaksanakan fungsi manajemen (dalam Soemirat
dan Ardianto, 2007, p.11). Fungsi Public Relations pada umumnya adalah untuk
menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu
lembaga/perusahaan dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan
motivasi dan partisipasi. Semua itu bertujuan untuk menumbukan dan
mengembangkan goodwill (kemauan baik) publiknya serta memperoleh opini
publik yang menguntungkan bagi perusahaan. (Soemirat dan Ardianto, 2007,
p.12).
Roberto Simoes (1984) menyimpulkan definisi Public Relations sebagai:
(Rumanti, 2004, p.7).
Public Relations merupakan proses interaksi. Public Relations
menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah
pihak.
Public Relations adalah fungsi manajemen. Public Relations
menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau
organisasi dengan publiknya, baik internal maupun eksternal. Hal ini
merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen dalam
pencapaian tujuan organisasinya.
Public Relations merupakan aktivitas di berbagai bidang ilmu. Public
Relations menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi
publik, bertujuan menanamkan goodwill, kepercayaan, saling adanya
pengertian, dan citra yang baik dari publiknya.
Public Relations merupakan profesi professional dalam bidangnya. Juga,
Public Relations merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian
tujuan organisasi dengan secara tepat dengan secara terus menerus.
Public Relations merupakan penggabungan berbagai ilmu. Public
Relations merupakan penerapan kebijaksanaan dan pelaksanaannya
melalui interpretasi yang peka atas berbagai peristiwa.
18
Universitas Kristen Petra
2.2.2. Peran Public Relations
Menurut Cutlip, Center, dan Broom dalam bukunya Effective Public
Relations (2000, p. 34-38) menjelaskan bahwa ada empat peran besar hubungan
masyarakat yang menjabarkan sebagian besar praktek ini. Dalam buku ini
disebutkan bahwa dalam berbagai kesempatan, praktisi memainkan semua peran
ini dalam berbagai tingkatan, meskipun muncul peran yang dominan pada saat
mereka melakukan pekerjaan sehari-hari dan menghadapi orang lain. Peran
tersebut yaitu:
Teknisi Komunikasi (Communication technician)
Kebanyakan praktisi memulai karier hubungan masyarakat mereka
sebagai teknisi komunikasi. Biasanya di dalam deskripsi kerja tingkat
pemula tercantum syarat keterampilan komunikasi dan jurnalistik.
Perekrutan teknisi komunikasi ditujukan untuk menulis dan menyunting
majalah karyawan, menulis siaran pers dan cerita feature,
mengembangkan isi situs web, dan berurusan dengan kontak media.
Praktisi yang memegang peran ini biasanya tidak ikut serta saat
manajemen mendefinisi masalah dan mencari jalan keluar. Mereka baru
terlibat untuk memperoduksi komunikasi dan menerapkan program, yang
terkadang tanpa bekal pengetahuan yang utuh tentang motivasi asal atau
hasil yang diinginkan. Meskipun mereka tidak diikutsertakan dalam
diskusi tentang kebijakan baru atau keputusan manajemen, mereka adalah
pihak yang dilimpahkan tugas memberi penjelasan pada karyawan dan
pers.
Praktisi bukan hanya mewakili karier dengan memegang peran ini,
tetapi juga menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk aspek
teknisi komunikasi. Akan tetapi, jika dibatasi hanya dengan peran ini,
biasanya praktisi tidak memberikan partisipasi berarti bagi pengambilan
keputusan dan perencanaan strategis manajemen. Mereka mengeluh
karena tidak menjadi bagian dari tim manajemen dan merupakan pihak
„terakhir yang tahu‟
19
Universitas Kristen Petra
Penentu Ahli (Expert prescriber)
Ketika paktisi menjalankan peran ahli, sehingga tentunya akan
dipandang oleh pihak lain sebagai yang berwenang atas masalah dan
penyelesaian hubungan masyarakat. Manajemen puncak menyerahkan
hubungan masyarakat di tangan sang ahli dan mengambil peran yang
relative pasif. Praktisi yang beroperasi sebagai praktisi ahli bertugas
mendefinisikan masalah, mengembangkan program, dan bertanggung
jawab penuh atas penerapannya.
Ada kemungkinan manajer lain ingin agar hubungan masyarakat
tetap menjadi tanggung jawab tunggal praktisi, sehingga mereka dapat
kembali pada bisnis sebagaimana biasa, dengan anggapan bahwa segala
sesuatu akan ditangani oleh „ahli humas‟
Penentu ahli merupakan peran yang menggoda bagi praktisi,
karena secara pribadi mereka akan puas jika dipandang sebagai pemegang
wewenang yang menentukan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana hal
tersebut dilakukan. Peran ini menggoda majikan dan klien, karena mereka
ingin merasa yakin bahwa penanganan hubungan dilakukan oleh ahlinya.
Mereka juga salah berasumsi bahwa begitu ahlinya sudah bertugas mereka
tidak perlu lagi ikut serta. Partisipasi manajer puncak yang terbatas justru
berarti bahwa pengetahuan mereka yang relevan tidak disalurkan ke dalam
proses pemecahan masalah. Hubungan masyarakat menjadi terbagi dan
terpisah dari arus utama perusahaan.
Dengan tidak berpartisipasi, kelihatan bahwa manajer tetap
bergantung pada praktisi setiap kali muncul hubungan masyarakat. Selain
itu, manajer hanya sedikit bahkan tidak sama sekali ber-komitmen
terhadap upaya hubungan masyarakat, dan tidak bertanggung jawab atas
keberhasilan atau kegagalan program. Akibatnya, manajer lain dalam
organisasi berasumsi dengan pandangan bahwa perkara hubungan
masyarakat bukan merupakan tugas mereka. Di mata mereka, hubungan
masyarakat adalah tugas yang hanya diperlukan sewaktu-waktu, dan
ditangani oleh staf pendukung yang tidak secaralangsung berurusan
dengan bisnis utama organisasi.
20
Universitas Kristen Petra
Peran penentu ahli diperlukan secara berkala saja dalam situasi
krisis dan sepanjang program apapun, sehingga pada akhirnya
menghambat tersebarnya pemikiran tentang hubungan masyarakat ke
seluruh organisasi. Hal ini pun kerap menimbulkan rasa tidak puas yang
besar dalam diri praktisi karena merekalah satu-satunya pihak yang
dianggap bertanggung jawab atas hasil program, padahal hanya sedikit
bahkan tidak sama sekali mempunyai kenadali atas situasi dan faktor awal
yang krisis dari segala sesuatu yang mengarah pada masalah hubungan
masyarakat, manajemen puncak sering hanya menanggapi dengan
menempatkan seorang ahli bersama yang lain, dan tak habis-habisnya
berupaya mencari orang yang dapat menepis masalah hubungan
masyarakat tanpa perlu mengubah kebijakan. Produk, dan prosedur
organisasi.
Fasilitator Komunikasi (Communications fasilitator)
Peran fasilitator komunikasi menjadikan praktisi sebagai
pendengar yang sensitif dan pialang informasi. Fasilitator komunikasi
berfungsi sebagai penghubung, penerjemah, dan mediator antara
organisasi dan publik. Mereka mengelola komunikasi dua arah,
menfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam
hubungan, dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya
adalah menyediakan informasi yang diperlukan manajemen organisasi
maupun publik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang salling
menguntungkan.
Sebagai fasilitator komunikasi, praktisi mendapatkan dirinya
bertindak sebagai sumber informasi dan kontak resmi organisasi dengan
publiknya. Mereka menjadi wasit interaksi, menetapkan agenda diskusi,
meringkas dan mengulangi pandangan, memancing reaksi, dan membantu
partisipan mendiagnosa dan mengkoreksi kondisi yang menggangu
hubungan komunikasi. Fasilitator komunikasi memegang peran rentang
batas dan berfungsi sebagai penghubung antara organisasi dan publik.
Mereka beroperasi di bawah anggapan bahwa komunikasi dua arah akan
21
Universitas Kristen Petra
meningkatkan kualitas keputusan kebijakan, prosedur, dan tindakan kedua
belah pihak yang dibuat oleh organisasi dan publik.
Fasilitator pemecah Masalah (Problem solving process fasilitator)
Praktisi yang mengambil peran kounikasi pemecahan masalah
bekerjasama dengan manajer lainnya dalam mendefinisikan dan
menyelesaikan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan
strategis. Kerjasama dan konsultasi diawali dengan pertanyaan pertama,
dan berlanjut hingga evaluasi program akhir. Praktisi pemecah masalah
membantu manajer lainnya dan organisasi menerapkan penggunaan proses
manajemen langkah demi langkah yang sama terjadap hubungan
masyarakat dalam menyelesaikan masalah organisasi lainnya.
Manajer kini berperan penting dalam menganalisa situasi masalah,
karena mereka adalah yang paling banyak tahu dan paling terkait jauh
dalam kebijakan, produk, prosedur, dan tindakan organisasi. Mereka
jugalah yang mempunyai kekuatan untuk membuat perubahan yang
diperlukan. Akibatnya, mereka harus terlibat dalam pemikiran evolusioner
dan perencanaan strategis program hubungan masyarakat. Jika para
manajer kini berpartisipasi dalam proses perencanaan strategis hubungan
masyarakat, maka mereka memahami motivasi dan sasaran program,
mendukung keputusan strategis dan taktis, berkomitmen untuk membuat
perubahan, dan menyediakan sumber yang diperlukan untuk mencapai
tujuan program.
Fasilitator pemecah masalah dilibatkan dalam tim manajemen
karena telah mendemonstasikan ketrampilan dan nilai dalam membantu
manajer lain menghindari dan mengatasi masalah. Dengan demikian,
pemikiran tentang hubungan masyarakat terfaktor dalam pengambilan
keputusan manajemen.
22
Universitas Kristen Petra
2.2.3. Fungsi Public Relations
Menurut Cutlip, Center dan Broom (2006, p. 6), Fungsi Public Relations
ada 5 yaitu:
Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
Membina hubungan yang harmonis antara suatu organisasi dan publiknya
yang merupakan khalayak sasaran
Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi,
dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang
mewakilinya atau sebaliknya
Melayani keinginan publik dan memberikan saran kepada pimpian
manajemen demi tujuan dan manfaat bersama
Menciptakan komunikasi dua arah, publikasi serta pesan dari badan atau
organisasi ke publiknya, dan sebaliknya untuk mencapai citra positif bagi
kedua belah pihak
2.2.4. Tugas Public Relations
Menurut buku Public Relations dalam teori dan praktek, terdapat 4 tugas
Public Relations yaitu: (Rachmadi, 1992, p. 23).
Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampian
informasi/pesan secara lisan, tertulis, atau melalui gambar (visual) kepada
publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang hal-
ikhwal perusahaan atau lembaga, segenap tujuan serta kegiatan yang
dilakukan.
Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum/masyarakat.
Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan
perusahaan/lembaga, maupun segala macam pendapat (Public acceptance
dan non-acceptence).
Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media
massa untuk memperoleh public favour, public opinion, dan perubahan
sikap.
23
Universitas Kristen Petra
2.2.5. Aktivitas Eksternal Public Relations
Aktivitas Public Relations dipilah menjadi dua bagian, yaitu fungsi
internal dan aktivitas eksternal. Berikut merupakan aktivitas eksternal Public
Relations:
Mensosialisaikan kebijakan perusahaan kepada publik.
Menjelaskan hasi Rapat Umum Pemegang Saham.
Menjelaskan hasil dan dasar diadakannya Rapat Umum Luar Biasa
Pemegang Saham.
Membantu pemasaran untuk menciptakan citra produk.
Mensosialisasikan prestasi yang dicapai oleh perusahaan.
Mengembangkan program-program pengembangan masyarakat, sebagai
bentuk tanggung jawab perusahaan kepada publik.
Menyiapkan sarana bagi publik untuk melihat perusahaan secara langsung.
Menyiapkan sarana bagi Pemerintah dan anggota Dewan Perwakilan
Rakyat untuk melihat kinerja perusahaan. (Wasesa dan Macnamara, 2006,
p. 128-129).
2.2.6. Program Public Relations
Kegiatan Public Relations dan programnya sangat bervariasi, baik untuk
program internal maupun eksternal. Program Public Relations harus jelas, tegas,
dan bermutu, supaya mudah dilaksanakan pendelegasinya dalam pencapaian
tujuan dengan menggunakan fungsi manajemen, yang telah disiapkan dengan
penelitian yang eksak, akurat, objektif, dan transparan. (Rumanti, 2004, p. 272).
2.2.7. Komunikasi Efektif dalam Program Public Relations
Menurut Cutlip (2006, p. 357-358) dalam buku Effective Public Relations,
terdapat tiga elemen komunikasi yang penting dalam sebuah program Public
Relations yaitu sumber pengirim (komunikator), pesan, dan tujuan (penerima).
Komunikasi yang efektif membutuhkan efisiensi dari semua pihak pada ketiga
elemen tersebut, dengan mempertimbangkan prinsip utama dalam
24
Universitas Kristen Petra
mengimplementasikan program public relations melalui unsur 7C pada proses
komunikasi antara lain:
Credibility (Kredibilitas).
Komunikasi dimulai dengan iklim rasa saling percaya. Iklim ini
dibangun melalui kinerja di pihak institusi, yang merefleksikan keinginan
untuk melayani stakeholder dan publik. Penerima harus percaya kepada
pengirim informasi dan menghormati kompetensi sumber informasi
terhadap topik informasi.
Context (Konteks).
Program Komunikasi harus sesuai dengan kenyataan lingkungan.
Media massa hanyalah suplemen untuk ucapan dan tindakan dalam
kehidupan sehari-hari. Harus disediakan konteks untuk partisipasi dan
umpan balik. Konteks harus menginformasikan, bukan menentang, isi
pesannya. Komunikasi yang efektif membutuhkan lingkungan sosial yang
mendukung, yang sebagian besar dipengaruhi media massa.
Content (Isi).
Pesan harus mengandung makna bagi penerimanya dan harus
relevan dengan situasi penerima. Pada umumnya orang akan memilih item
informasi yang menjanjikan manfaat yang besar bagi mereka.
Clarity (Kejelasan).
Pesan harus diberikan dalam istilah sederhana. Kata harus
bermakna sama menurut si pengirim dan si penerima. Isu kompleks yang
harus dipadatkan ke dalam tema, slogan, atau stereotype yang
mengandung kesederhanaan dan kejelasan. Semakin jauh pesan yang akan
dikirim, pesan itu seharusnya semakin sederhana. Organisasi harus
berbicara dengan satu suara, tidak banyak suara.
Continuity and consistency (Kontinuitas dan konsistensi).
Komunikasi adalah proses tanpa akhir. Komunikasi membutuhkan
repetisi agar dapat masuk. Repetisi dengan variasi berperan untuk
pembelajaran dan persuasi. Beritanya harus konsisten.
25
Universitas Kristen Petra
Channel (Saluran).
Saluran komunikasi (alat komunikasi) yang sudah ada harus
digunakan, sebaiknya saluran yang dihormati dan dipakai oleh si
penerima. Saluran yang berbeda punya efek berbeda dan efektif pada
tingkat yang berbeda-beda pada saat distribusi pesan (proses penyebaran
pesan). Dibutuhkan pemilihan saluran yang sesuai dengan publik sasaran.
Capability of the audiens (Kapasitas atau kemampuan audiens).
Komunikasi harus mempertimbangkan kemampuan audiens,
komunikasi akan efektif apabila mudah dipahami oleh audiensi. Terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan ini antara lain faktor waktu
yang mereka miliki, kebiasaan, kemampuan membaca, dan pengetahuan
yang telah mereka miliki.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan Komunikator harus
mempunyai informasi yang memadai, kredibilitas, dan dapat menyampaikan
informasi tersebut melalui saluran dan cara yang dapat dipahami oleh penerima.
Selain itu pesan yang hendak disampaikan harus sesuai dengan kapasitas
pemahaman penerima dan relevan dengan kepentingan dan kebutuhan penerima.
Selain itu, pesan harus memotivasi kepentingan penerima dan menimbulkan
respon. (Cutlip, 2006, p. 407). Teori ini merupakan teori yang digunakan untuk
menjadi komponen keberhasilan dari program Public Relations.
2.3. Sosialisasi
2.3.1. Pengertian Sosialisasi
Menurut kacamata Sosiologi, sosialisasi didefinisikan sebagai proses
dalam diri seseorang ketika mereka belajar mengenai nilai dan norma yang
terdapat dalam masyarakat, sehingga mereka mampu memainkan peran masing –
masing dengan tepat dalam masyarakat (“socialization is the process through
which people learn attitudes, values, and actions appropriate for members of a
particular culture”). (Schaefer, 2007, p. 96). Melalui proses sosialisasi,
diharapkan setiap anggota masyarakat dapat belajar untuk mengetahui nilai dan
26
Universitas Kristen Petra
norma yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga mereka dapat bertindak sesuai
dengan nilai, norma dan keyakinan tersebut. (dalam Putri, 2014, p. 7-8)
Sosialisasi merupakan bagian dari publikasi dan meiliki kemiripan dengan
promosi. Promosi sering dihubungkan dengan penjualan, tetapi kenyataannya
promosi mempunyai arti luas. Promosi dapat diartikan sebagai setiap aktivitas
yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi
masyarakat untuk tetap menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan. Dalam
kaitannya dengan organisasi, kegiatan promosi yang dimaksud adalah suatu
proses pemberitahuan dan mempengaruhi masyarakat untuk menanfaatkan jasa-
jasa yang ditawarkan oleh organisasi (Effendy, 2005, p. 29). (dalam Komariah,
2015, p. 113)
Sosialisasi adalah langkah awal dari organisasi dalam mengenalkan
produk atau programnya. Sedangkan promosi adalah tindakan lanjut yang
berkesinambungan dalam memperkenalkan produk dan program kepada
masyarakat. Terdapat dua tipe dalam melakukan sosialisasi (Komsiah, 2008, p. 8),
yaitu :
Formal Sosialisasi tipe ini terkaji melalui lembaga-lembaga yang
berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam Negara, seperti
pendidikan disekolah dan pendidikan militer.
Informal Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan
yang bersifat kekeluargaan seperti antar teman, sahabat, sesama anggota
klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat. (dalam
Komariah, 2015, p. 113-114)
2.4. Media
2.4.1. Pengertian Media
Media adalah satu tipe komunikasi yang berpengaruh dan tanpa disadari
isi dari media akan meresap dalam aktivitas dunia saat ini. Semua informasi
ditranmisikan melalui mesin. Menurut Rogers (1989), komputer merupakan
teknologi yang penting untuk masyarakat informasi. Persepsi diri melalui media
menambah dimensi untuk self-ascriptions (dalam Budiargo, 2015). Media sendiri
akan menjadi sumber yang signifikan bagi identifikasi. Pengaruh media, pada
27
Universitas Kristen Petra
tingkat personal dan kolektif menciptakan ketergantungan media secara universal.
Media membantu menciptakan lingkungan di mana identitas dibentuk. Media
mempunyai peran khusus dalam dialog budaya komunikasi secara mikro maupun
makro. Sebagaimana peran model perilaku mereka, memengaruhi identitas
personal kita saat ini sama banyaknya dengan interaksi antarmanusia pada masa
lalu.
2.4.2. New Media
New media (media baru) dapat diartikan sebagai media yang tersaji secara
online di situs web (website) internet. (Romli, 2012, p.31 – 32). Dalam prespektif
studi media atau komunikasi massa, media online menjadi objek kajian teori
“media baru” (new media), yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses ke
konten (isi/informasi) kapan saja, di mana saja, pada setiap perangkat digital serta
umpan balik pengguna interaktif, pratisipasi kreatif, dan pembentukan komunitas
sekitar konten media, juga aspek generasi “real-time”.
Menurut Chun (2006) New media merupakan penyerdehaan istilah
(simplifikasi) terhadap bentuk media di luar lima media massa konvensional-
televisi, radio, majalah, koran, dan film. Sifat new media adalah cair (fluids),
konektivitas individual, dan menjadi sarana untuk membagi peran kontrol dan
kebebasan (dalam Romli, 2012, p.31 – 32). New media merujuk pada
perkembangan teknologi digital, namun new media sendiri tidak serta merta
berarti media digital. Video, teks, gambar, grafik yang diubah menjadi data – data
digital berbentuk byte, hanya merujuk pada sisi teknologi multimedia, salah satu
dari tiga unsur dalam new media, selain ciri interaktif dan intertekstual.
2.4.3. Website
Website merupakan kumpulan halaman web yang saling terhubung dan
file - filenya saling terkait. Web terdiri dari page atau halaman, dan kumpulan
halaman yang dinamakan homepage. Homepage berada pada posisi teratas,
dengan halaman - halaman terkait berada di bawahnya. Biasanya setiap halaman
di bawah homepage disebut child page, yang berisi hyperlink ke halaman lain
dalam web. (Gregorius, 2000, p. 30).
28
Universitas Kristen Petra
Website awalnya merupakan suatu layanan sajian informasi yang
menggunakan konsep hyperlink, yang memudahkan surfer atau pengguna internet
melakukan penelusuran informasi di internet. Informasi yang disajikan dengan
web menggunakan konsep multimedia, informasi dapat disajikan dengan
menggunakan banyak media, seperti teks, gambar, animasi, suara, atau film.
2.4.4. Karakteristik Twitter
Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh
Twitter Inc yang dibentuk pada tahun 2006 oleh Jack Dorsey. Twitter berawal dari
sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh anggota dewan dari Podcasting
perusahaan Odeo. Dalam pertemuan tersebut, Jack Dorsey memperkenalkan ide
twitter dimana individu bisa menggunakan SMS layanan untuk berkomunikasi
dengan sebuah kelompok kecil. Proyek ini dimulai pada tanggal 21 secara terbuka
pada tanggal 15 Juli 2006. Twitter menjadi perusahaan sendiri pada bulan April
2007.
Twitter adalah situs tidak berbayar, berisi pesan yang hanya terdiri dari
140 karakter dengan sebutan tweet, dan disebarkan 5 Op. cit 6 Loc. cit dengan
sangat cepat kepada semua pengguna yang mengikuti suatu akun tertentu.
Uniknya adalah tweet yang menarik atau penting akan diambil dan diteruskan
menggunakan fitur “retweet” yang biasanya berlabel RT di Twitter oleh pengguna
lain. (dalam Rahmat, 2014, p. 6-7)
Twitter sebagai new media memiliki karateristik yang dijabarkan oleh
Lister (Hilda Kitti, 2003):
Digitality Pada Twitter, semuanya terdigitalisasi, karena berbagai format
yang dikirimkan oleh kita, secara sederhana mengalami proses sehingga
menjadi tampilan seperti yang tertera di halaman Twitter penggunanya.
Teks tersampaikan, foto tersebar dimanapun kita berada.
Interactivity Pada Twitter, pesan dan tweet yang kita hubungkan dapat
dikaitkan satu sama lain. Interaktivitas inilah yang membedakan antara
media baru dengan media yang lebih konvesional.
Dispersality Pada Twitter, tidak terlalu jelas mana yang menjadi produsen
dari suatu tweet dengan konsumennya. Karena semuanya saling terkait.
29
Universitas Kristen Petra
Virtuality Pada Twitter, benar-benar terasa pengalaman kita berinteraksi
karena pesan-pesan yang disampaikan secara virtual yang biasanya
disampaikan lewat komputer ataupu telepon genggam.
Twitter sendiri memiliki berbagai karakteristik yang unik. Fungsi
pencarian Twitter yang memungkinkan penggunanya untuk mencari tweet yang
mengandung kata atau frase tertentu. (dalam Rahmat, 2014, p. 6-7)
2.4.5. Karakteristik Facebook
Facebook bermula dari rancangan situas yang dibuat mahasiswa Harvard
pada awal tahun 2004. Popularitasnya kemudian mendunia dan menjadi salah satu
situs jejaring sosial paling populer saat ini, dengan lebih dari 800 juta pengguna
menurut situs InternetWorldStats. Facebook memungkinkan penggunanya
membuat profil diri, memutakhirkan profilnya dengan informasi pribadi. Selain
membuat profil diri, pengguna facebook juga bisa mendaftarkan pengguna lain
sebagai “teman” yang bisa dikirimi pesan, bergabung dalam group atau kelompok
tertentu, mengirimkan dan/atau menandai gambar, meninggalkan komentar
terhadap gambar yang dikirim pengguna lain (Grosseck, Bran & Tiru, 2011).
(dalam Wibawanto, 2012, p. 39)
Terdapat beberapa karakteristik Facebook menurut sebagian penelitian
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara signifikan, yakni: (dalam
Wibawanto, 2012, p. 39)
Memfasilitasi hubungan positif antara mahasiswa
Meningkatkan motivasi
Melibatkan mahasiswa dalam mencapai keberhasilan transfer pengetahuan
Mengembangkan sikap positif terhadap aktivitas pembelajaran dan
mengingkatkan kualitas pembelajaran
Mengembangkan interaksi dalam hubungan antar mahasiswa dan dosen di
luar kelas.
Dengan adanya beberapa karakteristik di atas, hal ini dapat sesuai dan
mendukung salah satu sosial media facebook yang digunakan dalam sosialisasi
program SIM online. Dimana tujuan dari media facebook dalam sosialisasi ini
30
Universitas Kristen Petra
digunakan untuk memberikan informasi atau pesan dalam bentuk pembelajaran
kepada masyarakat mengenai SIM online.
2.5. SIM Online
SIM (Surat Izin Mengemudi) adalah tanda bukti legitimasi kompetensi,
alat kontrol, dan data forensic kepolisian bagi seseorang yang telah lulus uji
pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan untuk mengemudikan Ranmor di jalan
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan berdasarkan Undang-Undang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, demikin bunyi Peraturan Kepala Kepolisian Republik
Indonesia Nomor 9 tahun 2012 tentang Surat Ijin Mengemudi. Sedangkan arti
online sendiri adalah data kependudukan di server Kemendagri interkoneksi
dengan server Korlantas Polri dan Server Bank Rakyat Indonesia (BRI) serta data
pemohon SIM/Pengemudi interkoneksi diseluruh Satpas, Polda, dan Korlantas
Polri. (“SIM Online”, 2015, Desember).
Dasar Hukum SIM adalah UU No. 2 Tahun 2002 Pasal 14 ayat (1) B,
Pasal 15 ayat (2) c dan Pasal 77 UU No. 22 tahun 2009. Fungsi SIM adalah
sebagai bukti kompetensi mengemudi, sebagai registrasi Pengemudi Kendaraan
Bermotor yang memuat keterangan identitas Pengemudi, dan sebagai sarana
pendukung kegiata penyelidikan, penyidakan dan identifikasi forensic kepolisian.
Tujuan SIM online adalah bentuk upaya membangun dan melaksanakan
pelayanan prima kepada masyarakat di bidang regident SIM guna terciptanya zero
complain, bebas korupsi dan terciptanya birokrasi bersih. Sentralisasi data SIM
untuk memudahkan online perpanjangan/pengalihan golongan SIM, pembayaran
via Bank, online registrasi serta memudahkan pengawasan dan peningkatan
tanggung jawab pejabat penerbit SIM. Sosialisasi program SIM online ini
dilakukan sejak tanggal 6 Desember 2015 hingga saat ini dan sosialisasi ini dapat
dilakukan hingga tingkat kabupaten. Arifin Prasetyo, S.Sos mengatakan bahwa
Sosialisasi ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu: (hasil wawancara dengan
Anggota Humas Polestabes Surabaya, 30 Juni 2016)
Membuat acara sosialisasi SIM online yang dilakukan kepada pihak media
dengan menggunakan press release sehingga media dapat
mempublikasikan kepada masyarakat.
31
Universitas Kristen Petra
Menggunakan beberapa media. Media yang digunakan dalam hal ini
adalah media cetak, website dan media sosial. Media cetak yang
digunakan adalah brosur sedangkan website dari Humas Polrestabes
Surabaya digunakan untuk memberikan informasi dan mengajak
masyarakat agar mau mengikuti sosialisasi SIM online. Media sosial
menggunakan twitter dan facebook untuk memberikan informasi mengenai
SIM online.
Menyebarkan brosur mengenai SIM online.
Mengadakan acara launching bersama masyarakat dengan tema “Sehari
Bersama Polisi Lalu Lintas”. Salah satunya di Kota Surabaya berada di
Taman Bungkul pada saat car free day. Dalam acara ini akan terdapat
berbagai acara yang menarik mengenai SIM online. Terdapat semua
layanan dan kekuatan milik Polisi Lalu lintas, diantaranya Mobil
Pendidikan Masyarakat (Dikmas), Mobil SIM keliling, mobil dan motor
gede (moge) pengawal atau patrol, serta Taman Lalu Lintas maupun acara
live musik.
Mengadakan sosialisasi pada kampus-kampus seperti STIESIA,
UNITOMO dan ITS pada kota Surabaya agar dapat memberikan
Gambar 2.1. Media sosial Facebook yang digunakan dalam sosialisasi SIM online
Sumber: Facebook Divisi Humas Polri, Juli 2016
32
Universitas Kristen Petra
penjelasan lebih jelas kepada mahasiswa-mahasiswi yang rata-rata berusia
17 tahun keatas.
Pada saat ini terdapat 45 Satlantas Polrestabes online perpanjangan SIM
online di Indonesia yaitu: Polrestabes Surabaya, Polrestabes Bandung, Polrestabes
Semarang, Polresta Denpasar, Polresta Bandar Lampung, Polres Serang, Polresta
Palembang, Polres Kupang, Daan Mogot, Polresto Jakarta Utara, Polresto Jakarta
Barat, Polresto Jakarta Selatan, Polresto Jakarta Pusat, Polresto Jakarta Timur,
Polresta Tangerang, Polres Tangerang Kabupaten 1, Polres Tangerang Kabupaten
2, Polrestro Bekasi kota, Polres Bekasi, Polresta Depok, Polresta Depok (Pasar
Segar), Polres Sleman, Polresta Ambon, Polresta Jayapura, Polres Manokwari,
Polres Ternate, Polrestabes Makasar, Polrestabes Medan, Polresta Pontianak,
Polresta Banda Aceh, Polresta Padang, Polresta PekanBaru, Polresta Bengkulu,
Polresta Jambi, Polres Mataram, Polres Bulungan, Polresta Banjarmasin, Polres
Palangkaraya, Polresta Mamuju, Polresta Kendari, Manado, Polresta Palu,
Polresta Pangkal Pinang, Polresta Gorontalo, Polresta Balerang.
Berikut ini merupakan persyaratan dan bagan dari mekanisme SIM online
baru dan peningkatan golongan dan juga mekanisme penerbitan SIM online
perpanjangan.
Gambar 2.2. Brosur Mekanisme Penerbitan SIM online
Sumber: Satlantas Polrestabes Surabaya, Desember 2015
33
Universitas Kristen Petra
Form SIM dapat didapatkan dengan mengisi secara online pada website
yang telah disediakan. Salah satu contoh website yang tersedia di Kota Surabaya
adalah www.satlantasrestabessby.com. Form ini dapat isi sesuai dengan data
pribadi yang lengkap dan benar agar dapat mempermudah proses saat pembuatan
SIM.
Gambar 2.3. Website SIM online
Sumber: www.satlantasrestabessby.com, Desember 2015
34
Universitas Kristen Petra
2.6. Nisbah antar Konsep
Public Relations atau Humas adalah hal yang penting karena mereka
berperan untuk menyelenggarakan dan merencanakan komunikasi. Salah satu
kegiatan eksternal Public Relations adalah membuat program Public Relations
seperti mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada publik. Komunikasi
merupakan hal yang penting karena komunikasi merupakan aktivitas dasar
manusia.
Suatu komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa
yang dimaksudanya. Oleh karena itu, perlu adanya hal-hal yang perlu diperhatikan
yaitu siapa penerima atau pemakai (receiver or user), isi pesan (content),
ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), format (format) dan sumber
pesan (source).
Dalam penerapannya Satlantas Polrestabes Surabaya menggunakan
Humas/Public Relations yang bertugas untuk menjalankan sosialisasi program
SIM online. Sosialisasi ini diberikan dalam maksud untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat Surabaya mengenai SIM online dan mengajak
agar masyarakat mau menggunakan SIM online.
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam sosialisasi program
SIM online ini, tiga elemen komunikasi yang efektif dalam sebuah program
Public Relations membutuhkan sumber pengirim (komunikator), pesan, dan
tujuan (penerima). Dengan mempertimbangkan prinsip utama dalam
mengimplementasikan program public relations melalui unsur 7C pada proses
komunikasi, credibility, context, content, clarity, continuity and consistency,
channel, dan capability of the audiens.
Selain itu, sosialisasi dilakukan agar masyarakat Surabaya dapat belajar
untuk mengetahui nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat seperti salah
satunya adalah sosialisasi program SIM online. Agar masyarakat Surabaya dapat
bertindak dengan nilai, norma dan keyakinan tersebut. Sehingga pada akhirnya
dapat dilihat apakah sosialisasi yang telah dilakukan merupakan komunikasi yang
efektif atau tidak efektif.
35
Universitas Kristen Petra
2.7. Kerangka Pemikiran
Public Relations di Indonesia secara umum diterjemahkan menjadi “Hubungan Masyarakat”. Definisi spesifik
dari Humas menurut Public Relations News: “Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen yang
mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan – kebijaksanaan dan prosedur – prosedur seorang
individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan suatu program tindakan untuk
mendapatkan pengertian dan penerimaan publik. (Frazier, 1987, p. 6).
Satlantas Polrestabes di Surabaya merupakan salah satu kepolisian Indonesia yang mempunyai program baru
mengenai SIM online. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat Surabaya, maka Satlantas Polrestabes
Surabaya melakukan komunikasi melalui sosialisasi program SIM online. Namun banyak masyarakat Surabaya
yang salah mentafsirkan mengenai program SIM online. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana
sikap masyarakat Surabaya mengenai sosialisasi program SIM online.
Efektivitas Komunikasi Humas dalam Sosialisasi program
SIM online oleh Satlantas Polrestabes Surabaya
Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran
Sumber: Olahan Penulis, 2016
Efektif Tidak Efektif
Komunikasi Efektif dalam Program Public Relations (Cutlip, 2006, p. 357-
358).
Credibility (Kredibilitas)
Context (Konteks)
Content (Isi)
Clarity (Kejelasan)
Continuity and Consistency (Kontinuitas dan konsistensi)
Channel (Saluran)
Capability of the audiens (Kapasitas atau kemampuan audiens).
Komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan pengirim atau sumber,
berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. (Mulyana, 2000, p.22). Selain
itu, untuk menciptakan efektivitas komunikasi diperlukan kriteria yang akan digunakan, seperti siapa penerima
atau pemakai, isi pesan ketepatan waktu, media komunikasi, format dan sumber pesan.(Hardjana, 2000, p.23)
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode
penelitianyang digunakan adalah metode survei. Survei adalah data dikumpulkan dari responden
yang banyak jumlahnya dengan menggunakan kuesioner.