2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

13
 MEMAHAMI KEINGINTAHUAN DAN PENGETAHUAN SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Di Susun oleh : 1. Norlaila ( A1C110021) 2. M. Iqbal. A (A1C110020) 3. Mastawiyah (A1C110046) Kelompok : II Bid. Studi : Ilmu Alamiah Dasar Dosen Pembimbing : Dra.St.Wahidah Arsyad, M.Pd Prodi : Pend.Matematika

Transcript of 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

Page 1: 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

5/8/2018 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2-keingintahuan-dan-pengetahuan-sebagai-pangkal-kelahiran-ipa 1/13

 

MEMAHAMI KEINGINTAHUAN DAN PENGETAHUAN SEBAGAI PANGKAL

KELAHIRAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Di Susun oleh : 1. Norlaila ( A1C110021)

2. M. Iqbal. A (A1C110020)

3. Mastawiyah (A1C110046)

Kelompok : II

Bid. Studi : Ilmu Alamiah Dasar 

Dosen Pembimbing : Dra.St.Wahidah Arsyad, M.Pd

Prodi : Pend.Matematika

Page 2: 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

5/8/2018 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2-keingintahuan-dan-pengetahuan-sebagai-pangkal-kelahiran-ipa 2/13

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Masa Esa atas berkah

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul ³Kaitan Lahirnya Ilmu Pengetahuan Alam dengan Mitos´ ini dengan baik.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen

yang mengajar ilmu alamiah dasar.Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada

pengajar matakuliah IAD(Ilmu Alamiah Dasar) atas bantuan,bimbingan dan arahan

dalam penulisan makalah ini dan kepada teman±teman atas partisipasinya hingga

terselesaikan dengan baik dan lancar.

kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,

oleh sebab itu, Kami sangat mengharapkan kritik dan saran .

semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

teman-teman.

Penulis,

Page 3: 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

5/8/2018 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2-keingintahuan-dan-pengetahuan-sebagai-pangkal-kelahiran-ipa 3/13

 

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................ 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................ 1

1.3 TUJUAN .......................................................... ............................ 1

1.4 MANFAAT ......................................................................... ............. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 SEBAB-SEBAB TIMBULNYA MITOS ««««««««««....... 8

2.2 KETIDAKPUASAN TERHADAP MITOS «««««««««........... 10

2.3 LAHIRNYA ILMU PENGETAHUAN ALAM «................................... 10

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ................................................... ........................ 12

DAFTAR PUSTAKA ««««««««««««««««««««««...... 13

Page 4: 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

5/8/2018 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2-keingintahuan-dan-pengetahuan-sebagai-pangkal-kelahiran-ipa 4/13

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kepercayaan terhadap mitos masih banyak.Tidak sulit

menemukan orang yang percaya terhadap mitos. Mitos yang berkembang

sangatlah beragam dari hal yang kecil hingga hal yang besar. Mitos sebenarnya

sebuah cerita yang dikisahkan dengan cara yang dirasa masuk akal bagi para

pemercayanya. Cerita yang biasanya dianggap mitos menyangkut pemberitaan

para dewa,tokoh pahlawan /tokoh-tokoh zaman purba,terjadinya alam

semesta,dll. Kronologi cerita tidak jelas hal ini disebabkan para penyalur cerita

tidak memperhatikan apakah hal itu benar terjadi atau tidak terjadi. Sehingga

kebenarannya tidak bisa dipertanggung jawabkan.Tetapi, tidak sedikit manusia

yang tidak memercayai adanya mitos karna tidak bersifat ilmiah dan juga tidak

sesuai dengan logika kita.oleh karena itu,seiring perkembangan pikiran manusia

mulai terbentuk rasio yang bersifat ilmiah,jadi mitos sekarang tidak terpakai lagi

untuk menjawab pertanyaaan yang bersifat ilmiah,mitos hanya digunakan untuk

menjawab pertanyaan anak-anak kalau kita terlalu malas untuk menjawab

pertanyaan mereka,atau kita merasa anak-anak tersebut belum siap untuk

mencerna keterangan yang benar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah mitos itu?

2. Apakah sebab timbulnya mitos?

3. Bagaimana pengaruh mitos di masyarakat?

4. Apa yang melatarbelakangi lahirnya IPA(Ilmu Pengetahuan alam)?

1.3 Tujuan

Memahami keingintahuaan dan pengetahuan sebagai pangkal kelahiaran Ilmu

Pengetahuan Alam.

Page 5: 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

5/8/2018 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2-keingintahuan-dan-pengetahuan-sebagai-pangkal-kelahiran-ipa 5/13

 

1.4 Manfaat

Dengan di buatnya makalah diharapkan dapat membantu para teman -teman

untuk mengetahui lebih dalam tentang mitos,perkembangan mitos,dampak ke

masyarakat dan kaitannya dengan lahirnya Ilmu Pengetahuan Alam(IPA).

Page 6: 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

5/8/2018 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2-keingintahuan-dan-pengetahuan-sebagai-pangkal-kelahiran-ipa 6/13

 

BAB II

PEMBAHASAN

Mitos di dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai cerita prosa yang di

tokohi oleh para dewa / manusia setengah dewa yang terjadi di dunia lain dan di

anggap benar-benar terjadi oleh empunya(pemerc aya)cerita/penganutnya. Di

sisi lain mitos juga diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui

pengalaman dan pemikiran sederhana serta dikaitkan dengan kepercayaan

akan adanya hal gaib. Sedangkan menurut C.A. Van Peursen bahwa mitos

adalah suatu cerita yang memberikan pedoman,arah atau petunjuk tertentu

kepada sekelompok orang. Cerita tersebut dapat di tularkan dari mulut ke mulut

atau dapat pula diungkapkan lewat tarian -tarian,pementasan

wayang(jawa),b¶usung( kalimantan),dan sebagainya. Inti cerita yang diceritakan

adalah lambang-lambang yang mencetuskan pengalaman manusia,lambang

kebaikan dan kejahatan,hidup dan kematian,dosa dan penyucian,perkawinan

dan kesuburan ,dan dunia dan akh irat.

Menurut A.Comte bahwa dalam sejarah perkembanganya mitos terbagi

atas tiga tahap, yaitu :

1. Tahap Teologi atau tahap metafisika

Pada tahap ini manusia menyusun mitos atau dongeng untuk

mengenal realita atau kenyataan dalam hidup . Selain itu, berusaha

untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang

terakhir dari segala sesuatu dan selalu dihubungkan dengan hal yang

gaib yang di anggap bahwa setiap gejala atau peristiwa dikuasai dan

diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainya. Realita atau

kenyataan tersebut yakni pengetahuan yang tidak objektif artinya

pengetahuan tersebut tidak didasarkan pada pengamatan suatu objek

melainkan subjektif. Mitos ini diciptakan untuk memuaskan rasa ingin

tahu manusia terhadap sesuatu.

Dalam alam pikiran mitos ,rasio atau penalaran belum terbentuk

yang bekerja hanya daya khayal,intuisi atau imajinasi. Seolah manusia

hanya berangan-angan yang tidak tahu apakah itu fakta atau sebatas

opini.

Page 7: 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

5/8/2018 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2-keingintahuan-dan-pengetahuan-sebagai-pangkal-kelahiran-ipa 7/13

 

Pada tahap teologi atau tahap metafisika ini manusia menemukan

identitas dirinya manusia sebagai subjek yang masih terbuka yang

dikelilingi oleh objek yaitu alam sehingga manusia mudah sekali

dimasuki oleh daya dan kekuatan alam hal ini disebabkan belum

mampunya manusia dalam memandang objek atau realita dengan

inderanya,sehingga manusia dan alam lebur jadi satu. Lewat mitos

  juga manusia dapat turut serta mengambil bagian dalam kejadian -

kejadian alam sekitarnya dan dapat menanggapi daya kekuatan alam.

Contohnya ,terjadinya gempa bumi disebabkan karena adanya

raksasa yang memikul bumi pada bahunya lalu dipindahakanya dari

satu bahu ke abahu yang lain atau zaman dulu ketika seseorang

kehilangan anaknya maka mereka akan memukul nyiru sambil

mencarinya karena mereka percaya bahwa anak mereka

disembunyikan oleh hantu atau mahluk gaib lainya. Mencari jawaban

atas masalah tersebut dengan menghubungkanya dengan makhluk

gaib di sebut berpikir secara irasional maksudnya belum dapat

dipertangungjawabkan kebenarannya.

2. Tahap Filsafat

Menurut Auguste Comte(1798-1857) manusia mulai berkembang

dimana manusia tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir,tetapi

manusia tidak lagi menyandarkan diri pada kepercayaan akan danya

kekuatan dan hal yang gaib,melainkan kepada akalnya sendiri. Akal

yang mampu melakukan abstraksi guna menemukan hakikat segala

sesuatu. Tahap filsafat ini rasio sudah mulai terbentuk dan mulai

dioperasikan, tetapi belum di temukan metode berpikir secara objektif.

3. Tahap Positif atau Riil ( Tahap Ilmu)

Pada tahap ini manusia telah mampu berfikir secara positif atau

riil(nyata) atas dasar pengetahuaan yang di capainya yang

dikembangkan secara positif melalui pengamatan,percobaan,dan

perbandingan. Pada tahap ini juga rasio sudah di operasikan secara

objektif. Menurut C.A.Van Peursen mengungkapkan bahwa di dalam

mitos manusia terikat. Manusia menerima keadaan sebagai takdir 

yang harus di terima. Lama kelamaan manusia tidak mau terikat, mka

manusia mencari penyelesaiaan dengan rasio . Dalam pemikiran

Page 8: 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

5/8/2018 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2-keingintahuan-dan-pengetahuan-sebagai-pangkal-kelahiran-ipa 8/13

 

ini,manusia sudah memisahkan dirinya sehingga memandang alam

dengan jarak terhadap dirinya (berpikir rasional). Manusia sebagai

subjek menempatkan dirinya di luar alam yang di jadikan obyek.

Pemecahan secara rasional mengandalkan rasio dalam usaha

memperoleh pengetahuan yang benar. Pemecahan ini di anut oleh

kaum rasionalis. Dalam menyusun pengetahuaan ,kaum rasionalis

menggunakan penalaran deduktif. Penalaran deduktif adalah cara

berpikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk

menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Pola pikir tersebut di sebut

silogisme.

2.1 Sebab-sebab Timbulnya Mitos

Sebab-sebab lahirnya mitos antara lain :

 A. Keterbatasan pengetahuan manusia

Pada saat manusia masih terbatas pengetahuannya, belum banyak yang

mereka ketahui. Pengetahuan mereka peroleh dari cerita orang, karena

seseorang mengetahui sesuatu hal. Kemudian memberitahukannya lagi

kepada orang lain, Apakah yang diketahui sudah benar atau belum,

merupakan permasalahan. Dari hal yang tersebut tersirat bahwa p engetahuan

manusia tentang hal tersebut masih sangat terbatas artinya manusia tidakmengetahui apakah hal tersebut benar atau tidak.

B. Keterbatasan penalaran manusia

Manusia memang mampu berpikir, namun pemikirannya pelu terus

menerus dilatih. Pemikiran itu sendiri apakah benar atau salah tidak pasti ,

akhirnya penalaran yang salah akan kalah oleh penalaran yang benar. Untuk

itu diperlukan waktu guna meyakinkan pemikiran tersebut.

C. Keingintahuan manusia yang telah dipenuhi untuk sementara

Kebenaran memang harus dapat diterima oleh akal tetapi sebagian lagi

dapat diterima secara intuisi, yakni penerimaan atas dasar kata hati tentang

sesuatu yang benar. Kata hati yang irasional dalam kehidupan masyarakat

awam sudah dapat diterima sebagai suatu kebenaran atau  pseudo science.

Pengetahuan intuisi ini tidak dapat diandalkan sebagai dasar untuk menyusun

pengetahuan secara teratur. Pengetahuan ini dapat digunakan sebagai

Page 9: 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

5/8/2018 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2-keingintahuan-dan-pengetahuan-sebagai-pangkal-kelahiran-ipa 9/13

 

hipotesis(dugaan sementara) dan selanjutnya perlu dilakukan analisis atau

pengamatan untuk membuktikan kebenaran hipotesis .

D. Keterbatasan alat Indra manusia

1. Alat penglihatan

Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak

tampak jelas oleh mata. Mata tak dapat rnembedakan sepuluh gambar 

yang berbeda satu dengan yang lain dalarn satu detik. Jika ukuran

partikel jauh, maka mata tak mampu rnelihatnya.

2. Alat pendengaran

Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai

frekuensi dari 50 sampai 50,000 hertz per detik. Getaran di bawah 50

atau di atas 30,000 hertz per detik ti dak terdengar.

3. Alat pencium dan pencecap

Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap

maupun yang diciumnya. Manusia hanya bisa membedakan empat jenis

rasa, yakni rasa manis, asin, asarn dan pahit. Bau seperti parfum dan

bau-bauan yang Iain dapat dikenai oleh hidung kita, bila konsentr asinya di

udara lebih dari sepersepuluh juta ppm. Melalui bau, rnanusia dapat

rnembedakan satu benda dengan benda yang lainnya. Namun, tidak

semua orang bisa melakukannya.

4. Alat perasa

  Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau

dingin, namun sangat relatif, sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat

observasi.

  Alat-alat indera tersebut, sangat berbeda -beda di antara manusia. Ada

yang sangat tajam penglihatannya, ada yang tidak. Demikian juga ada yang

tajam penciumannya, ada yang lernah. Akibat dan keterbatasan alat indera kita,

maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir dan salah pemikiran. Latihan

dapat meningkatkan ketepatan alat indera, namun tetap sangat terbatas.

mengurangi kesalahan pengamatan tersebut.

Page 10: 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

5/8/2018 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2-keingintahuan-dan-pengetahuan-sebagai-pangkal-kelahiran-ipa 10/13

 

2.2 Ketidakpuasan Terhadap Mitos

Seiring perkembangan zaman yang bergulir rasa keingintahuan manusia

semakin menjadi-jadi dan terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas. Hal ini

menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal inimeliputi kebutuhan±kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari. Dengan rasa

keingintahuan yang sangat besar manusia mulai mencari sebab terjadinya

fenomena-fenomena dengan melakukan penyelidikan. Penyelidikan ini

menghasilkan jawaban atas banyak persoalan yang terjadi. Manusia secara

terus menerus selalu mengembangkan pengetahuan tidak hanya sekedar untuk

memenuhi kebutuhan kelangsungan hidupnya saja tapi manusia berusaha untuk

mengetahui mana yang benar dan mana yang salah,mereka juga berusaha

menentukan mana yang baik dan buruk,mana yang indah dan jelek. Manusiaberpikir dan harus menarik kesimpulan dan pemperoleh pengetahuan dari hasil

berpikirnya. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk pemikir,merasa,bersikap

dan bertindak. Dengan demikian alam pemikiran manusia mulai berkembang.

perkembangan ini di dukung oleh sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia

yang tidak puas dan sifat ingin lebih baik . Hal ini berlangsung secara terus-

menerus hingga menimbulkan rasa ketidakpuasan t erhadap mitos yang sejak

lama mereka percaya.

2.3 Lahirnya Ilmu Pengetahuan Alam

Menanggapi ketidak puasan dan sifat ingin ingin tahu itu,banyak upaya

bertahap yang telah dilakukan oleh manusia,berawal dari mitos yang sudah

tidak diakui,dilanjutkan dengan penalaran deduktif(Rasionalisme),penalaran

induktif(Empirisme),sampai kepada pendekatan ilmiah yang merup akan cikal

bakal kelahiran IPA.Supaya himpunan pengetahuan itu dapat disebut dengan

ilmu pengetahuan,maka harus digunakan perpaduan antara rasionalisme dan

empirisme,yang dikenal dengan metode keilmuan atau pendekatan ilmiah.

Pengetahuan yang disusun dengan cara ini diperoleh melalui kegiatan

penelitian ilmiah.Penelitian ilmiah ini dilaksanakan secara sistematik dan terkontrol

berdasarkan atas data-data empiris.Kesimpulan dari penelitian ini dapat menghasilkan

suatu teori. Teori ini masih bisa diuji dalam hati mengenai

Page 11: 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

5/8/2018 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2-keingintahuan-dan-pengetahuan-sebagai-pangkal-kelahiran-ipa 11/13

 

kemantapannya.Artinya,bilamana diadakan penelitian ulang,yang dilakukan oleh

siapapun,dengan langkah-langkah yang serupa dan pada kondisi yang sama,akan

diperoleh hasil yang konsisten.

Metode keilmuan ini bersifat obyektif ,bebas darikeyakinan,prasangka,dan perasaan pribadi serta bersifat terbuka.Artinya dapat diuji

ulang oleh siapapun.Dengan demikian,kesimpulan yang diraih lebih bisa diandalkan

dan hasilnya lebih mendekati kebenaran.

Secara lengkap dapat dikatakan bahwa suatu himpunan pengetahuan

dapat disebut dengan IPA bilamana memenuhi persyaratan.Berikut: obyeknya

pengalaman manusia yang berupa gejala-gejala alam,yang dikumpulkan melalui

metode keilmuan serta mempunyai manfaat untuk kesejahteraan manusia.

Page 12: 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

5/8/2018 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2-keingintahuan-dan-pengetahuan-sebagai-pangkal-kelahiran-ipa 12/13

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi,yang disebut dengan mitos secara umum adalah suatu cerita yang

memberikan pedoman atau arah tertentu kepada sekelompok orang.cerita itu

dapat ditularkan dan dapat pula diungkapkan. akan tetapi,mitos-mitos itu cuma

anggapan orang-orang dulu yang pemikirannya masih sangat terbatas. Oleh

karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk pemikir,merasa,bersikap dan

bertindak,maka timbullah ketidakpuasan dan keingintahuan terhadap mitos itu

dan keinginan untuk meneliti kebenarannya . Dengan demikian alam pemikiran

manusia mulai berkembang. perkembangan ini di dukung oleh sifat manusia yang

ingin maju, sifat manusia yang tidak puas dan sifat ingin lebih baik

Dalam usahanya yang bertahap,manusia akhirnya sampai pada tahap

perpaduan empirisme dan rasionalisme,yang dikenal dengan metode keilmuan

atau metode ilmiah yang merupakan cikal bakal ilmu pengetahuan.dan dengan

memenuhi syarat-syarat,yaitu: obyeknya pengalaman manusia yang berupa

gejala-gejala alam,yang dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai

manfaat untuk kesejahteraan manusia,maka dapatlah sudah ilmu pengetahuan itu

dengan IPA.

Page 13: 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA

5/8/2018 2 Keingintahuan Dan Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2-keingintahuan-dan-pengetahuan-sebagai-pangkal-kelahiran-ipa 13/13

 

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id

Jasin, Maskoeri. 2009. Ilmu Alami ah Dasar .Jakarta : PT Rajagrafindo Persaja.

Mas¶ud, Ibnu dan Joko Paryono.2008. Ilmu Alami ah Dasar . Bandung : CV Pustaka

Setia.

Purnama, Hari. 2003. Ilmu Alami ah Dasar . Jakarta : PT Ardi Mahasatya.

Reece,Campbell Mitchell.2004. Biol ogi . Jakarta : Erlangga.