2. Breast Care
Transcript of 2. Breast Care
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tubuh manusia bisa diibaratkan seperti mesin, dimana mesin memiliki bagian-bagian
kecil yang membentuk suatu sistem dan memiliki fungsi masing-masing. Untuk dapat
mengoperasikannya dengan baik atau mengajarkan orang lain untuk
mengoperasikannya, sebaiknya kita tahu bagian-bagian mesin tersebut sehingga pada
saat kita menemui hambatan kita tahu pada bagian mana dari mesin tersebut yang
rusak atau yang tidak menjalankan fungsinya. Seperti halnya payudara, agar dapat
menyusui dengan baik sebaiknya kita tahu bagian-bagian dari payudara dan fungsinya
masing-masing.
Laktasi terjadi dibawah pengaruh berbagai kelanjar endokrin, terutama hormon-
hormon hipofisis prolaktin dan oksitosin. Keadaan ini dipengaruhi oleh isapan bayi
dan emosi ibu. Lakatasi mempunyai dua pengertian yaitu ; pembentukan produksi air
susu, pengeluaran air susu.
Buah dada merupakan sumber air susu ibu (ASI) yang akan menjadi sumber nutrisi
utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dilakukan perawatan. Bra
yang dugunakan harus sesuai dengan pembesaran buah dada, yang sifatnya adalah
menyokong payudara dari bawah bukan menekan dari depan.
Pada usia kehamilan 2 bulan terakhir dilakukan pemijatan, kolostrum dikeluarkan
untuk mencegah penyumbatan. Untuk mencegah puting susu kering dan mudah
pecah, maka puting susu (nipple) dan areola (bagian lingkaran hitam yang
mengelilingi puting) payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan
baby oil/biocream/air sabun/sejenisnya. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini
diperbaiki dengan jalan menarik-narik puting ke arah luar (dilakukan minimal satu
bulan sebelum melahirkan dan jika tidak ada indikasi).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kelompok tertarik membahas tentang
pembahasan makalah dengan judul “Perawatan Masa Kehamilan”
1
B. TUJUAN UMUM
Untuk memperoleh gambaran tentang perawatan pada masa kehamilan pada ibu
dengan menggunakan metode proses keperawatan.
C. TUJUAN KHUSUS
1. Mendapatkan gambaran tentang cara perawatan pada masa kehamilan
2. Mengetahui teknik-teknik perawatan payudara masa masa sebelum persalinan
3. Mengetahui cara perawatan personal hygiene ibu pada masa kehamilan serta
persipan untuk laktasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERAWATAN PADA MASA KEHAMILAN
Perawatan pada masa kehamilan merupakan hal yang penting untuk persiapan ibu
melahirkan janin yang dikandungnya. Perawatan masa kehamilan meliputi perawatan
kebersihan diri. Pada ibu hamil, sebaiknya ibu hamil mengenakan pakaian yang
longgar. Jangan mengenakan bra yang terlalu menekan payudara karena dapat
mengganggu peredaran darah payudara dan dapat menyebabkan puting susu
mendatar. Kenakan sepatu, selop atau sandal bertumit rendah.
Hygiene gigi perlu diperhatikan dan ibu hamil dianjurkan menyikat gigi secara
teratur. Gigi yang berlubang perlu mendapat perawatan. Jika perlu, penambahan atau
pencabutan gigi dapat dilakukan. Agar kesehatan terpelihara dan pertumbuhan janin
berlangsung dengan baik, hygiene kehamilan perlu mendapat perhatian. Makanan,
pakaian, kebersihan badan dalam kehidupan sehari-hari perlu diatur sehingga tidak
mengganggu kelangsungan kehamilan.
Perangsangan penting dilakukan agar pembentukan air susu ibu lancar, dengan cara
pengisapan puting susu ibu oleh bayi. Berkaitan dengan hal tersebut, sebaiknya bayi
sesegera mungkin disusui oleh ibu. Untuk memperlancar produksi air susu ibu,
pembendungan air susu ibu harus dicegah. Jika terdapat bendungan air susu ibu,
payudara membengkak, yang dirasa tegang dan nyeri oleh ibu. Jika terjadi demikian,
sebaiknya payudara dikosongkan dengan memompa air susu ibu, mengurut payudara
untuk mengeluarkan air susu ibu, dan melancarkan laktasi. Setiap kali menyusui,
payudara harus dikosongkan.
Alat yang digunakan dalam memberikan penyuluhan meliputi alat perawatan
payudara (misalnya, handuk, kapas, minyak kelapa, pompa puting, dan mangkok
susu), alat perawatan payudara setelah melahirkan (misalnya, handuk, minyak kelapa,
dan air hangat dalam waskom), dan alat peraga (gambar bahan makanan dan contoh
makanan bergizi untuk ibu hamil dan menyusui serta boneka atau payudara tiruan
untuk peragaan perawatan payudara). Metode demonstrasi digunakan dalam
penyuluhan ini.
3
Peragaan serta penyuluhan yang dilakukan sesuai dengan bentuk puting susu ibu
hamil sendiri. Puting susu ibu ada dua jenis, normal atau datar/melesak ke dalam.
(Saminem, 2009)
B. PERSIAPAN LAKTASI (BREAST CARE)
1. Defenisi
Adalah cara untuk membuat kelenjar dan jaringan mamae dapat berfungsi dengan
baik sehingga merangsang pengeluaran kolostrum ASI.
2. Tujuan Breast Care
a. Untuk memelihara kebersihan payudara
b. Untuk melenturkan dan menguatkan putting susu
c. Untuk mengeluarkan putting susu yang masuk kedalam atau datar
d. Untuk mempersiapkan produksi ASI
Salah satu tujuan persiapan persiapan persalinan adalah meningkatkan kesehatan
dan segera dapat memberikan laktasi. Untuk mempersiapkan laktasi, perlu
dilakukan persiapan perawatan payudara untuk persiapan laktasi.
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi
bayi, karena itulah jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Bra yang dipakai harus
sesuai dengan pembesaran payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara
dari bawah (suspension), bukan menekan dari depan.
3. Perawatan Payudara Sebelum Lahir (Prenatal Breast Care)
Bertujuan memelihara hygiene payudara, melenturkan atau menguatkan puting
susu, dan mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk ke dalam (retracted
nipple). Teknik perawatannya adalah sebagai berikut :
a. Kompres puting susu dan daerah sekitarnya dengan menempelkan kapas atau
lap yang dibasahi minyak
b. Bersihkan puting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering yang bersih
c. Pegang kedua puting susu, lalu tarik keluar bersama dan diputar 20 kali ke
dalam dan keluar
d. Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan lalu payudara diurut dari
pangkal menuju puting sebanyak 30 kali
4
e. Kemudian pijat daerah aerola sehingga keluar cairan 1-2 tetes untuk
memastikan saluran susu tidak tersumbat
f. Pakailah bra yang menopang payudara (Lily Yulaikhah, 2009)
4. Perawatan Puting Susu
a. Perawatan Puting Susu Normal
1) Siapkan alat
2) Kompres puting susu dengan kapas minyak selama 2 menit
3) Basahi kedua telapak tangan dengan minyak, tarik kemudian putar puting
susu bersama-sama dan putar ke dalam, kemudian putar ke luar sebanyak
20 kali
4) Rangsang puting susu dengan ujung waslap atau handuk kering yang
digerakkan ke atas-bawah beberapa kali
b. Perawatan Puting Susu Datar, menurut Hodman
1) Siapkan alat
2) Urut daerah di sekitar puting ke arah berlawanan sampai merata
menggunakan jari telunjuk/ibu jari
3) Basahi kedua telapak tangan dengan minyak, tarik kedua puting bersama-
sama dan putar ke dalam, kemudian putar keluar sebanyak 20 kali
4) Rangsang puting susu dengan ujung waslap atau handuk kering yang
digerakkan ke atas-bawah beberapa kali. (Saminem, 2009)
5
LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN PAYUDARA IBU HAMIL
6
C. PERSONAL HYGIENE IBU HAMIL
Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil
untuk mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor banyak
mengandung kuman-kuman.
Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya
proses ini terjadi perubahan-perubahan yang meliputi perubahan fisik, mental,
psikologis dan sosial.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatika dalam personal hygiene pada ibu hamil adalah
dimulai dari kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan payudara, kebersihan
pakaian, kebersihan vulva, kebersihan kuku tangan dan kaki.
1. Mandi
Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan/hygiene terutama perawatan kulit,
karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun
lembut atau ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan. Hal yang perlu
diperhatiakan adalah :
a. Tidak mandi air panas
b. Tidak mandi air dingin
c. Pilih antara shower dan bak mandi sesuai dengan keadaan personal
d. Pada kehamilan lanjut, shower lebih aman daripada bak mandi (bath tub)
2. Perawatan Gigi
Saat hamil sering terjadi karies gigi yang berkaitan dengan emesis-hiperemesis
gravidarum, hipersaliva dapat menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi.
Memeriksakan gigi saat hamil diperlukan untuk mencari kerusakan gigi yang
dapat menjadi sumber infeksi.
3. Pakaian
Pakaian yang dikenakan harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat
pada daerah perut. Selain itu, wanita dianjurkan mengenakan bra yang
menyokong payudara dan memakai sepatu dengan hak yang tidak terlalu tinggi,
karena titik berat wanita hamil berubah.
Pakaian dalam yang digunakan harus selalu bersih dan menyerap keringat.
Dianjurkan pula memakai pakaian dan pakaian dalam dari bahan katun yang dapat
7
menyerap keringat. Pakaian dalam harus selalu kering dan harus sering diganti.
(Lily Yulaikhah, 2009)
4. Kebersihan Rambut & Kulit Kepala
Rambut berminyak cenderung menjadi lebih sering selama kehamilan karena over
activity kelenjar minyak kulit kepala dan mungkin memerlukan keramas lebih
sering. Rambut bisa tumbuh lebih cepat selama kehamilan dan mungkin
memerlukan pemotongan lebih sering.
Menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala pada ibu hamil sangatlah penting.
Disarankan ibu hamil untuk mencuci rambut secara teratur guna menghilangkan
segala kotoran, debu, dan endapan minyak yang menumpuk pada rambut kita
membantu memberikan stimulasi sirkulasi darah pada kulit kepala dan memonitor
masalah-masalah pada rambut dan kulit kepala.
Dengan keramas, dimana cara ini dapat membersihkan kotoran yang menyumbat
pori-pori di kulit kepala yang bisa menghambat pertumbuhan rambut. Selain itu,
keramas juga merupakan kegiatan pemijatan yang baik pada kulit kepala ibu
hamil untuk menstimulasi dan menyediakan jalan rambut baru untuk tumbuh
dengan mudah.
5. Kebersihan Vulva
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada hamil.
Meskipun ibu yang akan bersalin biasanya masih muda dan sehat, daerah daerah
yang tertekan tetap memerlukan perhatian serta perawatan protektif.
Wanita yang hamil jangan melakukan irrigasi vagina kecuali dengan nasihat
dokter karena irrigasi dalam kehamilan dapat menimbulkan emboli udara. Hal-hal
yang harus diperhatikan adalah
a. Celana dalam harus kering
b. Jangan gunakan obat/menyemprot ke dalam vagina
c. Sesudah BAB/BAK dilap dengan lap khusus
Setelah ibu mampu mandi sendiri (idealnya, dua kali sehari), biasanya daerah
perineum dicuci sendiri dengan menggunakan air dalam botol atau wadah lain
yang disediakan khusus untuk keperluan tersebut.
8
Cara ibu hamil melakukan vulva hygiene sendiri. Langkah-langkah yang dapat
dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu hamil adalah sebagai berikut :
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum.
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan
air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva
terlebih dahulu, dari depan ke belakang, kemudian membersihkan daerah anus.
Nasihati ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau
besar.
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua
kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
dikeringkan di bawah matahari dan disetrika.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka episotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menentuh daerah tersebut.
9
D. SOP BREAST CARE
NoStandar Operating Procedure (SOP)
Breast Care
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Memeriksa ulang catatan medik/keperawatan
2 Mencuci tangan
3 Mempersiapkan alat
(catatan keperawatan, handuk, kapas, minyak kelapa, pompa puting, dan mangkok
susu, boneka atau payudara tiruan untuk peragaan perawatan payudara)
4 Bawa alat ke tempat klien
TAHAP ORIENTASI
5 Memberi salam dan memperkenalkan diri
6 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
7 Memberi kesempatan bertanyaan
TAHAP KERJA
8 Buka pakaian atas ibu dan bra
9 Dekatkan alat-alat
10 Pasang handuk dipundak belakang dan di bagian perut ibu
11 Kompres putting susu dengan kapas (kain kassa yang diberi baby oil/ minyak
kelapa selama kurang lebih 5 menit agar kotoran mudah dibersihkan)
12 Letakkan ibu jari dan telunjuk pada dasar puting susu ke kiri dan ke kanan sambil
sedikit ditarik keluar, lakukan berangsur-angsur hingga jumlah putaran kurang
lebih 20 kali ke luar dan ke dalam
13 Topang payudara dengan tangan kiri dan tangan kanan pada pangkal payudara,
lalu urut dari pangkal payudara kearah putting sebanyak 30 kali
14 Pijat putting susu hingga keluar cairan untuk memastikan bahwa saluran susu
tidak tersumbat
15 Bersihkan putting susu dan sekitarnya dengan waslap yang kering
TAHAP TERMINASI
16 Mengevaluasi respon klien
17 Mencuci tangan
18 Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan
10
E. SOP PERSONAL HYGIENE (VULVA HYGIENE)
NoStandar Operating Procedure (SOP)
Personal Hygiene (Vulva Hygiene)
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Memeriksa ulang catatan medik/keperawatan
2 Mencuci tangan
3 Mempersiapkan alat
(oleum coccus yang hangat (direndam dalam air hangat), kapas, handuk besar: 2
buah, peniti: 2 buah, air hangat dan dingin dalam baskom, waslap: 2 buah, bengkok)
4 Bawa alat ke tempat klien
TAHAP ORIENTASI
5 Memberi salam dan memperkenalkan diri
6 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
7 Memberi kesempatan bertanyaan
TAHAP KERJA
8 Memasang sampiran/menjaga privacy
9 Memasang selimut mandi
10 Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
11 Memasang alas dan perlak dibawah pantat
12 Pasien disuruh BAK/BAB
13 Perawat memakai sarung tangan kiri
14 Mengguyur vulva dengan air matang
15 Pispot diambil
16 Mendekatkan bengkok ke dekat pasien
17 Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil kapas basah. Membuka vulva
dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri
18 Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora kanan, labia minora
kiri, labia minora kanan, vestibulum, perineum. Arah dari atas ke bawah dengan
kapas basah (1 kapas, 1 kali usap)
19 Perhatikan keadaan perineum. Bila ada jahitan, perhatikan apakah lepas/longgar,
bengkak/iritasi. Membersihkan luka jahitan dengan kapas basah
20 Menutup luka dengan kassa yang telah diolesi salep/betadine
11
21 Memasang celana dalam dan pembalut
22 Mengambil alas, perlak dan bengkok
23 Merapikan pasien, mengambil selimut mandi dan memakaikan selimut pasien
TAHAP TERMINASI
16 Mengevaluasi respon klien
17 Mencuci tangan
18 Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa perawatan pada masa kehamilan merupakan hal yang
penting untuk persiapan ibu melahirkan janin yang dikandungnya. Perawatan masa
kehamilan meliputi perawatan kebersihan diri dan persiapan untuk laktasi ibu setelah
melahirkan.
Perawatan diri pada ibu hamil bertujuan untuk pencegahan dan meringankan infeksi,
untuk membersihkan vagina dan daerah sekitar perineal dan memberikan rasa
nyaman. Perawatan masa kehamilan dapat membantu ibu setelah dilakukannya
persalinan.
Agar kesehatan terpelihara dan pertumbuhan janin berlangsung dengan baik, hygiene
kehamilan perlu mendapat perhatian. Makanan, pakaian, kebersihan badan dalam
kehidupan sehari-hari perlu diatur sehingga tidak mengganggu kelangsungan
kehamilan.
B. SARAN
1. Sebaiknya seorang perawat dapat membantu ibu dalam persiapan laktasi dan
mengajarkan ibu bagaimana cara menyusui yang benar
2. Sebaiknya perawat dapat memberikan pendidikan keperawatan tentang personal
hygiene kepada ibu hamil, serta cara menjaga kebersihan diri selama kehamilan
13
DAFTAR PUSTAKA
Yulaikhah, Lily. 2009. Seri Asuhan Kehamilan. Jakarta; EGC
Saminem. 2009. Asuhan Kebidanan : Kehamilan Normal. Jakarta; EGC
Sumber Lain :
http://intand14kiiroi.blogspot.com
14