Tumor Cerebellum, Vertigo, Parese N III Dx, Hemiparese Sn, HT Dan Hiperkolesterolemia
1SK-hemiparese-1
-
Upload
rizkiabinandraputra -
Category
Documents
-
view
22 -
download
3
description
Transcript of 1SK-hemiparese-1
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
LAPORAN STATUS KLINIK
NAMA MAHASISWA: Yuliana Fitri Setianingrum N.I.M.
: P27226008040TEMPAT PRAKTIK
: RSUD Dr.MoewardiPEMBIMBING
: Bpk Mulyanto, SSTFT
Tanggal Pembuatan Laporan: 03/02/2009Kondisi/kasus
: FT C I. KETERANGAN UMUM PENDERITA
N a m a
:Ny.PUmur
: 53 tahunJenis Kelamin:Perempuan Agama
:Islam Pekerjaan: Ibu rumah tangga Alamat : Ngrawu 3/6 Matesih Karanganyar No. CM
: 937331 II. DATA DATA MEDIS RUMAH SAKIT
Diagnosa klinis :
Hemiparese dextra Etiologi :
CVA infark
Topik
:
Subcortek
Medika mentosa :IVFD RL 20tpmInjeksi piracetam 3gram/8jamInjeksi ranitidin 1amp/12jamInjeksi vit B1 1amp/12jam Hasil laboratorium 28/01/09
Hb =13,19/d (p=12,16,l=13,5-18)
Glukosa sewaktu : 196 mg/dl (70-120) 31/01/09
Glukosa puasa : 111mg/dl (60-100)
Glukosa 2 jam pp : 182mg/dl (80-140) 06/02/09 Glukosa puasa : 153mg/dl (60-100) Hasil CT Scan 28/01/09 CVA infarkIII. SEGI FISIOTERAPI
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Lengan dan tungkai kanan lemah dan susah di gerakan
1. KELUHAN UTAMA DAN RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGKeluhan utama :lengan dan tungkai kanan lemah dan susah digerakanLokasi keluhan :lengan kanan dan tungkai kanan
Onset :6 hari yang lalu
Penyebab :CVA infark
Faktor faktor yang menperberat :miring ke sisi sehat
Faktor faktor yang memperingan :saat istirahat (terlentang)
Derajat bert keluhan :berat
Sifat keluhan :statis
Stadium dari kondisi :akut
2. RIWAYAT KELUARGA DAN STATUS SOSIALLingkungan kerja:pasien adalah ibu rumah tangga yang bertugas memasak dan menjaga cucunya di rumah Lingkungan tempat tinggal:tidak ada tangga Aktivitas rekreasi :pasien jarang melakukan rekreasi Aktivitas di waktu senggang :menonton tv, jalan-jalan pagi Aktivitas sosial : mengikuti posyandu lansiaRiwayat keluarga :riwayat hipertensi (-), riwayat stoke (-)3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien gelum pernah menderita stoke sebelumnya Hipertensi (+)Diabetes (+)B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN TANDA VITAL TB : 153cm,BB=46 kg
03/02/0904/02/0905/02/09
BP = 170/100mm hg BP = 170/110mm hg BP = 150/100PR = 80x/ menitPR = 84x/menit PR = 78x/menit RR = 20x/menit RR = 20xmenit RR = 20x/menit 06/02/09BP = 160/100 mm hg
PR = 83x/menit
RR = 21x/menit
2. INSPEKSI/OBSERVASI Inspeksi statis Keadaan umum pasien baik. Pasien terpasang infus di tangan kiri. Wajah pasien tampak simetris, namun bibir agak asimetris. Pasien terbaring di bed dengan shoulder kanan dalam posisi endorotasi, elbow ektensi, wrist pronasi dan finger sedikit fleksi serta hip kanan tidak terlalu ekso maupun endorotasi, ankle cenderung pada posisi plantar fleksi.
Inspeksi dinamis Lengan kanan dan tungkai kanan tidak bisa digerakkan.
Pasien sudah mampu miring ke sisi sehat dan mampu duduk dari tidur terlentang dengan tangan kiri berpegangan pada tepi bed sisi kiri.
3. PALPASI
Suhu lengan kanan dan tungkai kanan sama dengan yang kiri.
Hipotonus pada otot lengan kanan dan tungkai kanan.
4. JOINT TEST
Tes Integritas
Tidak terdapat tanda-tanda sublukasi dan hipermobilitas pada gerak fleksi shoulder kanan.
Pemeriksaan Gerak Dasar (Gerak aktif/pasif fisiologis)
Gerak aktif Lengan kanan dan tungkai kanan tidak bisa bergerak.
Gerak pasif
Lengan kanan dan tungkai kanan dapat digerakkan full ROM tanpa nyeri dan tahanan di akhir gerakan.
Pemeriksaan Gerak Pasif accessory
Pemeriksaan gerak pasif terdapat endfell normal. 5. MUSCLE TEST
Belum dapat menggerakkan otot lengan kanan dan tungkai kanan. Belum tampak atropi pada otot lengan kanan dan tungkai kanan.6. NEUROLOGICAL TEST
(Pemeriksaan reflek, myotom tes, dermatom tes, Straight Leg Raising, dll)
Reflek patologis ( reflek babinsky (-)
( reflek chaddok (-)
Reflek fisiologis ( reflek bicep menurun
( reflek patella menurun
( reflek achiles menurun
7. KEMAMPUAN FUNGSIONAL
Kemampuan fungsional dasar Pasien sudah mampu miring ke sisi sehat secara mandiri Pasien dapat melakukan aktivitas duduk dengan posisi awal terlentang,tangan kiri berpegangan pada sisi bed
Keseimbangan dan koordinasi saat duduk kurang
Aktivitas fungsionalPasien hanya mampu mengerakan lengan kirinya untuk melakukan aktivitas fungsional, seperti makan dan minum sendiri 8. PEMERIKSAAN SPESIFIK
Pemeriksaan spastisitas dengan Skala Asworth Hasil pemeriksaan terdsapat hasil nilai 0 pada lengan kanan dan tungkai kanan (tidak ada peningkatan tonus otot). Pemeriksaan sensorik Diskriminasi dua titik 3/5 Interprestasi 3/5 ( adanya gangguan sensorisKinestesia
5/5 >3/5 ( normal, tidak ada
gangguan sensoris
Taktil
5/5
Pemeriksaan fungsi motorik dengan MMAS
(Modified Motor Assesment Scale) ( terlampir
C. UNDERLYING PROCESS & MEKANISME (CLINICAL REASONING)
D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Impairment Adanya abnormalitas tonus otot (flasid)
Potensial terjadi komplikasi tirah baring Potensial munculnya pola sinergis dan spastisitas Adanya gangguan keseimbangan dan koordinasi dudukFunctional Limitation
Keterbatasan dalam transver dan ambulasiDisability/Participation restriction
Gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hariE. PROGRAM FISIOTERAPI
Tujuan Jangka Pendek Menstimulasi munculnya tonus otot Mencegah terjadinya komplikasi akibat tirah baring lama: ( mencegah dekubitus, mencegah komplikasi paru, mencegah kontraktur otot dan kekakuan sendi )
Mengontrol pola sinergis dan mengontrol spastisitas bila sudah timbul spastisitas Melatih kemampuan aktif fungsional Tujuan Jangka Panjang Mengoptimalkan kemampuan aktifitas pasien secara mandiri dari kemampuan yang sudah didapat dari tujuan jangka pendek Teknologi intervensi FT
Sweep Tapping dan Aproksimasi Deep Breathing Exercise
Positioning Mobilisasi dini dengan latihan gerak pasif dan aktif Latihan aktifitas fungsioanal
F. EVALUASI
Evaluasi dilakukan setelah terapi, berupa : Pemeriksaan ekspansi sangkar thorak
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui mobilitas sangkar thoraks saat bernafas. Pemeriksaan dilakukan dengan cara pasien diminta untuk inspirasi maksimum kemudian ekspirasi maksimum, kemudian diukur selisih lingkar thorak pada waktu inspirasi maksimum dan eskpirasi maksimum. Titik patokannya yaitu pada axilla dan processus xypoideus. PatokanE1E2E3E4
Axilla 4 cm4 cm4 cm4 cm
Proc. Xypoideus 3,5 cm4 cm4 cm4 cm
Dari data diatas didapatkan hasil berupa tidak ada penurunan ekspansi sangkar thorak. Pemeriksaan pola sinergis
Pemeriksaan pola sinergis dengan inspeksi pada saat pasien menguap, bersin, atau batuk. Hasil yang didapat adalah belum nampak adanya pola sinergis.POLA SINERGIS PADA STROKE
Pola sinergisEkstremitas atasEkstremitas bawah
Flexor sinergis Scapula : elevasi dan retraksi
Bahu : abduksi, eksorotasi (endorotasi)
Siku : fleksi
Lengan bawah : supinasi (pronasi)
Pergelangan tangan : fleksi
Jari-jari dan ibu jari : fleksi dan adduksi Pelvis : elevasi dan retraksi
Panggul : fleksi, eksternal rotasi
Lutut : fleksi
Pergelangan kaki : dorsi fleksi dalam supinasi
Jari-jari : ekstensi, dalam keadaan spastis jari-jari fleksi
Ibu jari : ekstensi
Ekstensor sinergis Scapula : protraksi dan depresi
Bahu : endorotasi dan adduksi
Siku : ekstensi
Lengan bawah : pronasi
Pergelangan tangan : sedikit ekstensi atau fleksi
Jari-jari dan ibu jari : fleksi dan adduksi Pelvis : elevas, retraksi
Panggul : ekstensi, endorotasi, adduksi
Lutut : ekstensi
Pergelangan kaki : plantar fleksi, inversi
Jari-jari : fleksi, adduksi
Ibu jari : ekstensi
Spastisitas dengan Skala Asworth pada lengan kanan dan tungkai kananE1 = nilai 0
E2 = nilai 0
E3 = nilai 0
E4 = nilai 1SKALA ASWORTH YANG DIMODIFIKASINilaiKeterangan
0Tidak ada peningkatan tonus otot.
1Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan terasanya tahanan minimal (catch and release) pada akhir ROM pada waktu sendi digerakkan fleksi atau ekstensi.
2Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan adanya pemberhentian gerakan (catch) dan diikuti dengan adanya tahanan minimal sepanjang sisa ROM, tetapi secara umum sendi tetap mudah digerakkan.
3Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian besar ROM, tetapi sendi masih mudah digerakkan
4Peningkatan tonus otot sangat nyata, gerak pasif sulit dilakukan.
5Sendi atau ekstremitas kaku/rigid pada gerakan fleksi atau ekstensi.
Kemampuan fungsi motorik dengan MMAS(Modified Motor Assesment Scale)
E1E2E3E4
a.Terlentang ke tidur miring pada sisi sehat1122
b.Terlentang ke duduk samping bed3344
cKeseimbangan duduk3334
MODIFIED MOTOR ASSESSMENT SCALE
(MMAS)NILAI
NORMALITEM YANG DI UKUR
Telentang ke tidur miring pada sisi sehat.
1Miring sendiri tanpa bantuan (pasien miring sendiri dengan lengan sehatnya, kaki sakit digerakkan oleh kaki sehat, posisi awal harus telentang tanpa kaki semifleksi)
2Bisa menggerakkan kaki menyilang secara aktif dan separuh badan yang bawah mengikuti (posisi awal sama dengan atas dan lengan mengikuti belakangan)
3Lengan mampu diangkat, menyilang badan dengan lengan satunya, kaki bergerak secra aktif dan badan mengikuti (posisi awal sama dengan diatas)
4Lengan bisa digerakkan sendiri secara aktif dan sisi tubuh/badan yang istirahat mengikuti (posisi awal sama dengan diatas)
5Tangan dan kaki bisa berputar kesamping tapi tidak seimbang (posisi awal sama dengan diatas, shoulder protraksi dan lengan fleksi ke depan)
6
Mampu miring dalam 3 detik (posisi awal sama dengan diatas tidak menggunakan tangan)
Telentang keduduk disamping bed
1Miring, kepala naik tetapi tidak dapat bangun ke duduk (pasien dibantu untuk ke miring)
2Miring untuk duduk disamping bed (terapis membantu pasien dengan gerakan, pasien mengontrol posisi kepala)
3Miring untuk duduk disamping bed (terapis siap memberikan bantuan pada pasien dengan membantu membawa lutut ke samping bed )
4Miring ke duduk disamping bed (tanpa bantuan terapis)
5 Telentang ke duduk disamping bed (tanpa bantuan terapis)
6Telentang ke duduk disamping bed selama 10 detik (tanpa bantuan terapis)
Keseimbangan duduk
1Duduk dengan support (terapis membantu pasien untuk duduk)
2Duduk tanpa support selama 10 detik (tanpa menahan, lutut & kaki bersamaan, kaki dapat disupport dengan lantai)
3Duduk tanpa support dengan berat badan cenderung kedepan (berat harus cenderung kedepan dengan baik dengan paha difleksikan, kepala dan thorak ekstensi, berat harus seimbang di kedua sisi)
4Duduk tanpa support, memutar kepala dan trunk untuk melihat ke belakang (kaki tersangga kedua-duanya pada lantai) jangan biarkan lutut abduksi atau telapak kaki bergerak, tangan rileks, jangan biarkan tangan untuk bergerak, putar tubuh ke kanan dan kiri)
5Duduk tanpa support, raih kedepan untuk menyentuh lantai dan kembali ke posisi awal, kaki tersangga pada lantai. Jangan biarkan pasien untuk menahan. Jangan biarkan lutut dan telapak kaki untuk bergerak. Sangga lengan yang lemah bila perlu. Tangan harus menyentuh lantai paling tidak 10 cm didepan telapak kaki. Raih dengan masing-masing lengan.
6Duduk di stool/kursi kecil , raih kesisi samping untuk menyentuh lantai, kembali ke posisi semula (telapak kaki tersangga di lantai) jangan biarkan pasien untuk menahan. Jangan biarkan lutut dan telapak kaki untuk bergerak. Sangga lengan yang lemah jika perlu. Pasien harus meraih kesamping, bukan ke depan. Raih kedua sisi kanan kiri.
Duduk ke berdiri
1Dapat berdiri dengan bantuan terapis (berbagai metode)
2Dapat berdiri dengan diawasi terapis (berat badan masih didistribusikan tidak merata dengan menggunakan bantuan dari tangan)
3Dapat berdiri (tidak boleh berat sebelah atau dibantu tangan)
4Dapat berdiri sendiri dan mampu mempertahankan dalam 5 detik dengan hip dan knee ekstensi (tidak boleh berat sebelah)
5Duduk ke berdiri dan duduk lagi tanpa dijaga/diawasi (tidak boleh berat sebelah, ekstensi penuh dari hip dan knee)
6Mampu duduk ke berdiri tanpa diawasi 3 kali dalam 10 detik (tidak boleh berat sebelah)
G. PROGNOSIS
Stroke ( Quo ad vitam
= jelek
Qou ad sanam= jelek
Gerak dan fungsi ( Quo ad fungsionam= dubia at malam
Quo ad cosmetican= jelek
H. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut ( pemberian edukasi terhadap keluarga pasien dan pasien
Melakukan change position / alih posisi pasien setiap 2 jam sekali.
Latihan pasif pada lengan dan tungkai kanan, dengan bantuan lengan kiri dan tungkai kiri ataupun dilakukan oleh keluarga.
Keluarga pasien diharapkan selalu memberikan motivasi pasien untuk latihan setiap hari Pasien tetap datang/terapi ke fisioterapi untuk mendapat program fisioterapi yang lebih lanjut ( saran pada pasien / keluarga )I. HASIL TERAPI AKHIR
Ny. P. usia 53 tahun dengan diagnosa klinis Hemiparese dekstra oleh karena CVA infarik dilakukan intervensi FT selama 4 hari. Hasilnya sebagai berikut :1. Ekspansi sangkar toraks - Tidak ada penurunan ekspansi sangkar thorak2. Pola Sinergis - Belum nampak adanya pola sinergis
3. Spastisitas
- Ada sedikit perubahan peningkatan spastisitas
4. Fungsi Motoris
- Ada sedikit peningkatan kemampuan motorik
SNH
Posisioning
Approksimasi & sweep tapping
P. terjadi decubitus
DBE
Change P.
Potensial terjadi pola sinergis & spastisitas
Imobilisasi
Tonus otot menurun
P. ggn paru
Flasid
Lat. akt. fgsnl
P. kontraktur & kekakuan sendi
Aktifitas fungsional menurun
Ggn keseimbangan & koordinasi
Mobilisasi dini