1_Rencana Strategis Bisnis

24
MODUL PELATIHAN PMPK FK UGM RENCANA STRATEGIS BISNIS BAGI RSUD DENGAN PENDEKATAN PROGRAM KLINIK

description

Renstra Bisnis

Transcript of 1_Rencana Strategis Bisnis

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 1 Modul Pelatihan

    MODUL PELATIHAN

    PMPK FK UGM

    RENCANA STRATEGIS BISNIS BAGI RSUD DENGAN PENDEKATAN

    PROGRAM KLINIK

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 2 Modul Pelatihan

    MODUL 1

    PENGENALAN RENCANA STRATEGIS BISNIS

    PENGANTAR

    Dampak dari kebijakan mengenai BLUD adalah banyak lembaga pelayanan publik

    terutama RSD, yang berkesempatan untuk mendapatkan fleksibilitas dalam pengelolaan

    keuangan. Dengan fleksibilitas ini, rumahsakit daerah dapat mengelola sumber daya yang

    dimiliki untuk pemenuhan kebutuhan pengguna secara cepat dan untuk menghasilkan

    pelayanan yang lebih bermutu. Dalam jangka panjang, hal ini akan meningkatkan daya

    saing dan citra rumah sakit daerah.

    Selain diberikan fleksibilitas, RSUD yang ingin menerapkan BLU juga diminta untuk

    berjanji memberikan pelayanan dengan standar minimal yang telah disepakati,

    merencanakan kegiatan dengan baik untuk menjamin penggunaan sumber daya secara

    optimal dengan indikator keberhasilan yang jelas, menerapkan sistem keuangan yang

    menjamin transparansi dan akuntabilitas, serta memiliki tata aturan internal yang juga

    transparan.

    Perencanaan yang baik dengan indikator yang jelas tertuang dalam Dokumen Rencana

    Strategis Bisnis (RSB) yang berusia 5 tahun dan menajdi dasar untuk menyusun Rencana

    Bisnis Anggaran. RSB ini akan menjadi salah satu acuan bagi Pemda untuk menilai

    pencapaian kinerja BLUD. Oleh karena itu membuat Dokumen RSB harus dilakukan

    secara teliti dan menggunakan perhitungan yang tepat dalam menetapkan indikator dan

    target keberhasilan.

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 3 Modul Pelatihan

    TUJUAN PEMBELAJARAN

    Dengan membaca modul ini, diharapkan dapat memahami:

    1. Hakekat RSD sebagai lembaga usaha yang mempunyai misi Sosial

    2. Apa yang disebut sebagai Rencana Bisnis

    3. Tujuan penyusunan renstra bisnis dan dinamika lingkungan bisnis

    4. Keterkaitan antara perencanaan budgeting dengan perencanaan yang lebih

    operasional

    5. Konsep dan kerangka pikir perencanaan berbasis program klinik

    6. Template rencana strategis bisnis berbasis perencanaan klinik

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 4 Modul Pelatihan

    POKOK BAHASAN

    HAKEKAT RSD SEBAGAI LEMBAGA DENGAN MISI SOSIAL

    Kebijakan desentralisasi merupakan awal terjadinya reformasi dalam bidang pengelolaan

    sumber daya daerah. Kebijakan ini kemudian diikuti oleh berbagai regulasi yang semakin

    meningkatkan kewenangan daerah dalam pengelolaan tersebut. Regulasi termutakhir

    adalah peraturan mengenai Badan Layanan Umum Daerah yang memberikan fleksibilitas

    pengelolaan keuangan pada institusi pelayanan publik yang memenuhi syarat-syarat

    tertentu. Kondisi ini menjadikan institusi pelayanan publik seperti rumah sakit menjadi

    lembaga yang harus menerapkan prinsip-prinsip usaha.

    Sebagai BLUD, RSD diberi kesempatan untuk menggali sumber-sumber pendapatan yang

    dapat berasal dari APBD/APBN, pendapatan operasional (dari hasil pelayanan kepada

    pengguna), hibah, kerjasama dengan pihak ketiga, hasil investasi maupun pendapatan lain

    yang sah. Banyak pihak yang memandang bahwa sebagai BLUD, RSD dapat menjalankan

    bisnis yang berarti mencari keuntungan. Hal ini tentu saja merupakan suatu kekeliruan jika

    mengacu pada definisi bisnis yang berarti: Bisnis merupakan usaha penyediaan produk

    dan jasa berkualitas bagi pemuasan kebutuhan customers untuk memperoleh return

    (pengembalian) jangka panjang memadai bagi kemampuan bertahan dan berkembang

    bisnis tersebut (Mulyadi, 1997).

    Pada definisi tersebut jelas disebutkan bahwa menerapkan prinsip bisnis berarti

    memberikan produk atau jasa yang bermutu dan benar-benar sesuai dengan kebutuhan

    pengguna untk kelangsungan hidup organisasi itu sendiri. Hal ini berarti pola lama tidak

    bisa lagi diterapkan, misalnya pengadaan alat yang di-dropping dari pemerintah tanpa

    mengindahkan perencanaan RS. Sebaliknya, RSD harus mulai memikirkan mengenai

    langkah yang harus dilakukan dalam lima tahun kedepan untuk mengantisipasi berbagai

    kemungkinan. Pola manajemen RS swasta (modern) perlu diterapkan oleh RSD.

    Disisi lain, RSD yang BLUD tetap dapat menerima subsidi dari pemerintah (pusat maupun

    daerah). Hal ini untuk menyokong terlaksananya misi sosial RSD, yaitu memberikan

    pelayanan kesehatan pada orang miskin dengan mutu yang baik. Sebagai catatan,

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 5 Modul Pelatihan

    konsekuensi dari pelayanan yang bermutu adalah biaya, dan biaya ini merupakan tanggung

    jawab pemerintah.

    Berdasarkan bagan berikut ini, BLUD adalah lembaga yang barang atau jasa yang bersifat

    Quasi Public (semi-publik) yang berbeda dengan SKPD biasa (misalnya Dinas) yang

    menghasilkan public goods dan berbeda pula dengan BUMD yang menghasilkan private

    goods. Oleh karena itu BLUD masih dapat menerima subsidi berupa pendapatan dari

    APBD (dan APBN) disamping dapat memungut jasa pelayanan kepada masyarakat.

    Bagan 1. Konsep BLUD Menurut Permendagri 61/2007

    Subsidi ini terutama sekali diperlukan bagi RSD yang beroperasi di daerah yang sebagian

    besar masyarakatnya tergolong miskin atau hampir miskin (near-poor). Pada kondisi

    tersebut, masyarakat tidak mampu membeli pelayanan kesehatan bermutu baik, sehingga

    perlu dibantu oleh pemerintah. Mekanisme ini sudah mulai berjalan di beberapa daerah

    dalam bentuk program Jamkesda (Jembrana, Balikpapan, dan sebagainya). Ini tentu saja

    sangat tergantung pada kepedualian Pemerintah Daerah terhadap aksesibilitas masyarakat

    terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit. Bagi daerah dengan PAD-nya kecil dan

    masyarakat miskinnya banyak (misalnya NTT dan Nias), perlu subsidi dari pemerintah

    pusat untuk membantu masyarakat mengakses pelayanan kesehatan yang layak di RS.

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 6 Modul Pelatihan

    Oleh karena itu, pengguna pelayanan di RS dapat digolongkan sebagai pengguna langsung

    dan pengguna tidak langsung. Pengguna tidak langsung adalah pemerintah sebagai

    pemberi subsidi dan pihak lain (non pemerintah) yang memberikan donasi kemanusiaan

    bagi pasien tidak mampu. Ketiga jenis pengguna ini perlu dipenuhi atau dipuaskan

    kebutuhannya melalui proses yang bermutu (pelayanan klinik, manajemen operasional,

    termasuk manajemen keuangan yang transparan dan akuntabel), sehingga mendatangkan

    status keuangan yang sehat bagi RS dan misi RS terlaksana.

    Bagan 2. Perspektif Balanced Scorecard bagi RS dengan Misi Sosial

    Status Keuangan RS dan

    Menjalankan Misi

    Memuaskan

    Pemberi Subsidi

    Memuaskan Pasien yang

    Membeli (perorangan, asuransi,

    perusahaan)

    Memuaskan Pemberi Donor Kemanusiaan

    Proses Pelayanan yang Bermutu

    Pertumbuhan dan Pembelajaran

    (SDM)

    Strategi

    jual beli

    Strategi

    dana

    kemanusiaan

    Strategi

    Lobbying

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 7 Modul Pelatihan

    PERENCANAAN STRATEGIS BISNIS

    Rencana stratejik bisnis merupakan dokumen penting bagi rumahsakit yang akan

    melakukan transisi dari model manajemen konvensional yang mendapat subsidi penuh dari

    pemerintah, ke model pengelolaan lembaga publik yang lebih modern. Renstra bisnis akan

    memberikan guideline bagi manajemen RS, karena dokumen ini berperan sebagai

    blueprint bagi arah yang akan dituju oleh rumahsakit. Oleh karena itu, tujuan dari

    penyusunan rencana strategis bisnis adalah untuk merencanaan penggunaan sumber daya

    yang dimiliki oleh rumahsakit agar dapat digunakan seoptimal mungkin dalam menghadapi

    kebutuhan target penggunanya. Rencana strategis bisnis merupakan proses berkala untuk

    menyusun langkah-langkah yang diperlukan guna menjalankan misinya dan mencapai visi

    yang diinginkan, dengan menggunakan pola pikir stratejik.

    Proses penyusunan renstra bisnis dipimpin oleh seorang leader yang akan menggalang

    konsensus mengenai arah yang ingin dituju dan arah mana yang tidak dituju. Hasil akhir

    dari perencanaan stratejik ini adalah adanya strategi dan rencana untuk jangka waktu 3 5

    tahun kedepan. Dengan demikian, renstra bisnis akan memberikan fokus pada organisasi

    dan akan menjadi template bagi kepala SMF, kepala Instalasi, kepala unit dan

    sebagainya dalam pengambilan keputusan operasional yang mendukung pencapaian visi

    dan pelaksanaan misi.

    Rencana strategis sebenarnya merupakan bagian dari manajemen strategis, dimana ada dua

    aspek lain yaitu berpikir stratejik dan momentum stratejik, sebagaimana yang digambarkan

    oleh Swayne, et.al. (2006) sebagai berikut. Aspek yang pertama adalah berpikir stratejik,

    yaitu suatu proses intelektual, suatu cara berpikir atau suatu metode untuk mendorong

    pemimpin melihat gambaran besar dari apa yang sedang terjadi di lingkungannya dan

    membandingkannya dengan apa yang telah dilakukan oleh organisasi. Sebenarnya proses

    berpikir startejik tidak hanya dilakukan oleh pimpinan, melainkan oleh seluruh bagian di

    rumahsakit. Orang yang berpikir stratejik akan:

    1. Memahami dan mengakui realitas perubahan

    2. Menanyakan asumsi saat ini dan kegiatan yang ada

    3. Membangun pemahaman sistem

    4. Memvisikan masa depan yang mungkin

    5. Menghasilkan ide-ide baru, dan

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 8 Modul Pelatihan

    6. Mempertimbangkan kecocokan organisasi dengan lingkungan luar

    Aspek ketiga dari manajemen stratejik setelah berpikir stratejik dan perencanaan stratejik

    adalah momentum stratejik yang merupakan aktivitas sehari-hari dalam menjaga agar

    strategi yang diimplementasikan dapat mencapai tujuan. Secara spesifik, momentum

    stratejik berarti:

    1. Pekerjaan nyata untuk mencapai tujuan

    2. Terkait dengan proses pengambilan keputusan dan konsekuensinya

    3. Terkait budaya

    4. Membutuhkan antisipasi, inovasi, dan unggulan

    5. Mengevaluasi kinerja strategi melalui kontrol

    6. Merupakan proses belajar

    7. Bertumpu pada penguatan strategic thinking dan perencanaan strategis secara

    periodik

    Bagan 3. Hakikat Manajemen Stratejik (Swayne et al, 2006)

    STRATEGIC MOMENTUM

    Aksi/Tindakan Manajerial

    Strategi Evaluasi Emergent Learning Re-initiate Strategic

    Thinking

    STRATEGIC PLANNING

    Situational Analysis

    Analisis Eksternal Analisis Internal Arahan Strategi

    Perumusan Strategi

    Arahan Strategi Strategi Adaptif Startegi memasuki pasar Strategi bersaing

    Rencana Implementasi

    Strategi pemberian pelayanan Strategi pendukung Rencana aksi

    STRATEGIC THINKING

    Orientasi eksternal Analisis Data Tantang Asumsi2 Ciptakan ide-ide baru

    Lingkungan Eksternal

    Lingkungan

    Eksternal

    Lingkungan

    Eksternal

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 9 Modul Pelatihan

    Sebagai contoh, sebuah RSUD menetapkan visinya melalui konsensus bersama yaitu

    menjadi RS bertaraf internasional. Strategi yang ditempuh adalah memperbaiki sistem

    pelayanan yang masih birokratis dan memperbaiki prosedur operasi standar. Momentum

    strategis pada RS tersebut adalah morning report yang dilaksanakan setiap pagi untuk

    mengevaluasi setiap perbaikan standar dan sistem yang dilakukan. Morning report juga

    mendorong terjadinya perubahan budaya dari bekerja sebagai sekedar melaksanakan

    kewajiban menjadi bekerja untuk menghasilkan output terbaik. Didalamnya terkandung

    proses belajar terus menerus untuk meningkatkan kualitas output secara kontinyu. Selain

    itu, juga terdapat budaya mengevaluasi bukan mencari kesalahan orang lain dalam

    rangka memperbaiki mutu pelayanan dan kinerja organisasi.

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 10 Modul Pelatihan

    KETERKAITAN ANTARA PERENCANAAN BUDGETING DENGAN

    PERENCANAAN YANG LEBIH OPERASIONAL

    Penyusunan rencana strategis bisnis merupakan proses yang kontinyu dan seharusnya

    memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan pengembangan sistem dan sub sistem di

    rumahsakit. Namun sebelum lebih jauh membahas mengenai kaitan tersebut, ada prasyarat

    yang harus dimiliki dalam menyusun perencanaan strategis. Prasyarat tersebut adalah

    adanya komitmen dan kepemimpinan baik di level rumahsakit maupun stakeholder. Horak

    (1999) menggambarkannya sebagai berikut.

    Bagan 4. Diadaptasi dari Strategic Planning in Health Care (Bernard J Horak, 1999)

    Perencanaan strategis bisnis yang disusun tanpa adanya kepemimpinan tidak akan

    mengandung konsesnsus mengenai arah yang hendak dituju oleh rumahsakit.

    Kepemimpinan juga menjadi faktor kunci yang penting dalam menggalang komitmen dari

    seluruh komponen di rumahsakit untuk mengimplementasikan rencana yang sudah dibuat.

    Sebagaimana dikatakan oleh para pakar, membuat rencana strategis yang baik merupakan

    proses yang rumit, namun mengimplementasikannya jauh lebih rumit. Jika tidak ada

    komitmen, maka rasa tanggung jawab terhadap pencapaian target dan kinerja akan sangat

    minim, bahkan tidak ada.

    Komitmen dan

    Kepemimpinan

    Perencanaan Strategis

    Bisnis

    Pe

    nin

    gk

    ata

    n K

    ine

    rja R

    S d

    ala

    m

    rera

    ng

    ka

    Ba

    lan

    ced

    Sco

    reca

    rd

    Manajemen Operasional Klinik

    dan Non Klinik

    Perancangan Sistem

    Pengembangan

    SDM

    Perancangan Sistem

    Keuangan

    Perencanaan

    fisik RS

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 11 Modul Pelatihan

    Komitmen juga dibutuhkan dari stakeholder eksternal RSUD, khususnya stakeholder

    kunci. Tanpa adanya komitmen, rumahsakit daerah yang hendak menerapkan pola

    keuangan Badan Layanan Umum tidak akan mendapat dukungan dari DPRD atau Pemda

    sehingga tidak akan pernah disahkan menjadi BLU.

    Produk akhir perencanaan strategis adalah strategi dan program. Sebagaimana ditunjukkan

    oleh bagan di atas, bagi RS dengan misi sosial ada strategi yang berbeda untuk diterapkan

    pada segmen pengguna yang berbeda pula. Dalam hal ini, RSUD memiliki 3 jenis segmen

    pengguna, yaitu pengguna yang membeli langsung, yang memberi subsidi dan yang

    membelikan untuk orang lain (donatur kemanusiaan).

    Bagi segmen yang membeli langsung, baik perorangan (out of pocket) maupun dengan

    jaminan kesehatan (asuransi, perusahaan), RSUD dapat menerapkan strategi jual beli.

    Paket pelayanan dijual dengan tarif sama dengan atau lebih tinggi dari unit cost. Jenis

    sumber pendapatan ini merupakan peluang bagi RSUD untuk menjual produk yang

    disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pengguna (customize).

    Bagi segmen yang memberi subsidi, dalam hal ini pemeirntah, RSUD dapat menerapkan

    strategi lobby atau negosiasi untuk memperoleh alokasi anggaran kesehatan yang

    dibutuhkan. Saat ini subsidi bagi pasien tidak mampu dialokasikan melalui program

    Askeskin. Sedangkan untuk segmen pengguna yang membelikan untuk orang lain, RSUD

    dapat menerapkan strategi dana kemanusiaan (filantrofi) dengan badan amal, pertunjukkan

    amal, proposal kemanusiaan dan sebagainya.

    Rencana strategis bisnis yang telah disusun selanjutnya akan menjadi acuan bagi

    pengembangan sistem manajemen dan sub sistem di rumahsakit. Sebagai contoh, jika

    strategi yang ditempuh oleh rumahsakit adalah fokus pada pengembangan layanan Ibu dan

    Anak sebagai unggulan (centre of excellence), maka langkah selanjutnya adalah

    menyesuaikan sistem dan sub sistem yang ada dalam layanan Ibu dan Anak tersebut.

    Misalnya centre of excellence diterjemahkan sebagai pelayanan yang terintegrasi antara

    rawat jalan, rawat inap dan penunjang yang berada dalam satu lokasi, cepat tanggap

    terhadap kebutuhan pengguna, akurat, dan cost effective. Dari sistem manajemen

    operasional klinik, layanan yang terintegrasi akan membutuhkan SOP yang berbeda

    dengan layanan sebelumnya. Dari aspek SDM, perlu dipikirkan pengembangan skill SDM,

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 12 Modul Pelatihan

    pengembangan teamwork dan sebagainya. Dari aspek keuangan harus dikembangkan

    sistem billing dan sistem informasi keuangan yang mampu memberikan informasi

    keuangan tertentu kepada pengguna (pasien dan keluarganya) maupun kepada manajemen

    secara tepat waktu dan akurat. Bahkan strategi di level RS ini juga akan mempengaruhi

    pengembangan fisik RS (bukan sebaliknya). Kapasitas yang harus dibangun, desain

    bangunan sampai dengan interior menyesuaikan dengan strategi besar RS.

    Strategi yang telah di-break down menjadi rencana kerja kemudian diterjemahkan kedalam

    bahasa keuangan, yaitu kebutuhan biaya dan potensi pendapatan yang dapat diperoleh.

    Semuanya dibuat dalam kurun waktu 5 10 tahun, tergantung pada eriode perencanaan.

    Dengan demikian, jelas bahwa antara strategi, perencanaan, dan penganggaran memiliki

    keterkaitan yang sangat erat dan merupakan hubungan sebab akibat, sebagaimana

    digambarkan pada bagan berikut.

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 13 Modul Pelatihan

    PERUMUSAN

    STRATEGI

    PERENCANAAN

    STRATEJIK DAN

    PEMROGRAMAN

    PENGANGGARAN

    Analisis

    Pasar

    Definisikan

    bisnis dan

    strategi

    Aktivitas

    penciptaan

    nilai jangka

    panjang

    Proyeksi

    kinerja

    keuangan

    jangka

    panjang

    Aktivitas

    penciptaan

    nilai jangka

    pendek

    Proyeksi

    kinerja

    keuangan

    jangka

    pendek

    (Rencana

    Bisnis

    Anggaran)

    Trendwatch

    ing

    - Asp

    ek

    kompetisi

    - Asp

    ek regulasi

    - Kon

    disi

    ekonomi

    makro

    Envisioning:

    - Analisi

    s SWOT

    - Misi

    - Visi

    - Keyaki

    nan dasar dan

    nilai-nilai

    dasar

    - Strateg

    i

    Perencanaan

    Stratejik:

    - Tuju

    an stratejik

    - Inisi

    atif stratejik

    Programmin

    g

    - Prog

    ram

    - Proy

    eksi neraca

    - Proy

    eks

    Pendapatan

    - Proy

    eksi Arus

    Kas

    Penganggara

    n

    - Angg

    aran

    operasional

    - Angg

    aran Modal

    (investasi)

    - Angg

    aran Kas

    - Proy

    eksi Neraca

    - Proy

    eksi laporan

    pendapaan

    - Proy

    eksi arus kas

    Bagan 5. Kaitan Antara Perencanaan dengan Penganggaran (Mulyadi, 1997)

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 14 Modul Pelatihan

    KONSEP DAN KERANGKA PIKIR PERENCANAAN BERBASIS PROGRAM

    KLINIK

    Kondisi yang berkembang saat ini di banyak RS daerah adalah bahwa perencanaan

    merupakan tugas direktur atau manajemen RS. Bahkan tugas merencana diserhakan

    kepada bagian perencanaan. Klinisi sebagai tenaga motor penggerak berjalannya

    rumahsakit tidak dilibatkan atau tidak dimotivasi untuk terlibat penuh dalam proses

    perencanaan.

    Disisi lain, klinisi menganggap bahwa perencanaan sebagai bagian sistem manajemen

    adalah urusan direksi/pihak manajemen. Padahal, rumahsakit bukan merupakan lembaga

    birokrat yang kegiatannya bertumpu pada kegiatan yang dilakukan oleh para profesional.

    Oleh karena itu, sistem manajemen di rumahsakit seharusnya mendukung kinerja para

    profesional, bukan sebaliknya sehingga menjadikan rumahsakit sebagai lembaga yang

    birokratis.

    Kegiatan pelayanan di rumahsakit berbasis pada kegiatan yang dilakukan di SMF. Para

    tenaga medis berkelompok dalam SMF-SMF sesuai dengan keahliannya masing-masing.

    Oleh karena itu, tenaga medis akan menjadi pemimpin dibidang ilmunya masing-masing.

    Jika rumahsakit memutuskan untuk mengembangkan pelayanan bedah kearah bedah

    digestif atau ortopedik, maka keputusan itu seharusnya berasal dari kelompok spesialis

    bedah. Direktur dan tim manajemen tinggal memberikan dukungan yang dibutuhkan dan

    mengintegrasikan pengembangan tersebut dengan pengembangan dan aktivitas lain di

    bagian lain di rumahsakit. Dengan model seperti ini, sangat besar peluang bagi dokter

    spesialis untuk meningkatkan volume kegiatannya sesuai dengan peluang pasar yang

    dimiliki. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan pula pendapatan yang diperoleh

    dokter spesialis akan lebih besar dari direktur sesuai dengan kinerja pelayanan yang

    dilakukan.

    Untuk dapat mengembangkan pola manajemen demikian, para klinisi harus mulai menjadi

    pemimpin untuk pengembangan produk pelayanan dibidangnya masing-masing. Dalam hal

    ini, para klinisi tersebut dikenal sebagai pemimpin klinik (clinical leader). Sebagai

    pemimpin, klinisi bertugas untuk menetapkan visi bersama dalam kelompoknya masing-

    masing yang bisa jadi kemudian membentuk visi rumahsakit. Para klinisi juga bertugas

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 15 Modul Pelatihan

    untuk memimpin perubahan yang diperlukan dalam kelompoknya masing-masing,

    menyusun rencana dan melaksanakan rencana tersebut.

    Kegiatan pelayanan di rumahsakit harus merupakan kegiatan yang menambah nilai bagi

    pengguna. Kegiatan menambah nilai tersebut dapat dilakukan pada saat sebelum pengguna

    menerima pelayanan di RS, pada proses pelayanan di RS dan pasca pelayanan di RS.

    Kesemuanya ini merupakan kegiatan inti di rumahsakit yang disebut sebagai aktivitas

    pelayanan. Termasuk dalam aktivitas pelayanan adalah identifikasi pasar dan

    kebutuhannya, merencanakan kebutuhan RS untuk melayani kebutuhan pasar, inovasi

    proses klinik, dan sebagainya. Sedangkan aktivitas pendukung harus merupakan kegiatan

    penunjang penambah nilai. Termasuk didalamnya adalah budaya organisasi, struktur

    organisasi, norma perilaku, SDM, keuangan, sistem infromasi dan teknologi. Secara lebih

    jelas hubungan antara aktivitas pelayanan dengan aktivitas pendukung di RS digambarkan

    melalui ilustrasi rantai nilai berikut.

    Bagan 6. Rantai Nilai (Swayne et al, 2006; diadaptasi dari Porter, Competitive

    Advantage; Creating and Sustaining Superior Performance, New York Free Press

    1985)

    Dengan core business pada pelayanan kesehatan, fokus perencanaan strategis bisnis RS

    seharusnya terletak pada aktivitas pelayanan. Visi RS harus diterjemahkan menjadi strategi

    yang berbasis pada hasil penilaian terhadap kebutuhan pengguna dan pemberi subsidi.

    Pra

    Pelayanan:

    Proses

    Pelayanan:

    Proses Pelayanan

    Klinik

    Pasca

    Pelayanan:

    Follow-up

    Budaya Organisasi

    Asumsi Bersama, Nilai-nilai bersama

    Struktur Organisasi

    Fungsi, Divisi, Matriks

    Sumber Daya Strategis

    Keuangan, SDM, Informasi, Teknologi

    Nilai

    yang

    didapat

    Aktifitas

    Pelayanan

    Aktifitas

    Pendukung

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 16 Modul Pelatihan

    Strategi ini yang kemudian diterjemahkan menjadi perencanaan klinik untuk menentukan

    jumlah pelayanan dan nilai yang akan diberikan pada pengguna maupun pemberi subsidi.

    Perencanaan klinik mencakup:

    1. Apa saja produk yang dihasilkan?

    Apa konsekuensi penetapan produk terhadap berbagai hal: SDM, Peralatan, Proses

    Pelayanan Klinik (Pathways), Fisik Bangunan, Keuangan, dll.

    2. Bagaimana dampaknya terhadap cost pelayanan? DRG dll

    Perencanaan klinik berbeda dengan perencanaan biasa karena pada perencanaan klinik data

    epidemiologi menjadi basis utama pengembangan produk pelayanan. Trend epidemiologi

    akan menjadi dasar melakukan proyeksi kebutuhan pelayanan kesehatan di masyarakat

    yang menjadi sasaran, dan kemudian mengambil keputusan strategis. Dengan

    mengembangkan perencanaan strategis bisnis berbasis pada pendekatan klinik, peran tim

    fungsional (klinisi) menjadi lebih menonjol dan melibatkan tenaga ahli yang berasal dari

    berbagai disiplin ilmu. Yang terpenting adalah pendekatan ini diyakini sebagai metode

    yang lebih user friendly bagi tim perencana di rumahsakit dibandingkan dengan metode

    konvensional.

    Sebagai contoh, sebuah rumahsakit di kota besar ingin mengembangkan unit pelayanan

    kanker sebagai salah satu produk unggulan (centre of excellence). Proses penanganan

    kasus kanker adalah sebagai berikut.

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 17 Modul Pelatihan

    Bagan 7. Proses Penanganan Kanker di RS

    Pilihan strategi yang dapat diambil oleh RS tersebut adalah fokus pada volume pelayanan

    (banyaknya jumlah pasien yang ditangani) atau keunikan kasus (teknologi tinggi). Jika

    fokus pada volume kegiatan, maka pelayanan dapat dikembangkan pada unit rawat jalan

    atau one day surgery. Sedangkan jika fokus pada keunikan kasus dan dengan demikian

    konsekuensinya adalah RS harus menguasai teknologi yang tinggi, maka RS tersebut harus

    mengembangkan pelayanan pelayanan kearah spesialistik dan sub spesialistik.

    Pendekatan yang digunakan dalam menyusun perencanaan berbasis program klinik adalah

    sebagaimana ditunjukkan pada bagan berikut. Visi RS yang dibandingkan dengan hasil

    analisis terhadap kebutuhan pengguna akan menjadi basis perumusan strategi yang

    kemudian diterjemahkan menjadi program klinik.

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 18 Modul Pelatihan

    Bagan 8. Kerangka pengembangan Rencana Strategis Bisnis dengan Pendekatan Berbasis Program Klinik (Harvard

    Medical International, 2006)

    Program and Financial

    Requirements

    Demand Supply Strategic Options

    Clinical Programming Market

    Population based Demand

    Projection Based

    on US Model

    Market Based Demand

    Projection Based

    on Local Data

    Demand

    Projection

    Local, National,

    International Market Supply

    Market

    Attractiveness

    Legislative / Regulatory

    Constraints

    Logistical

    Constraints

    Consumer

    Preferences

    Preferred

    Option

    Option 1: General Tertiary

    Care Teaching Hospital

    Option 2: Specialty Teaching Hospital,

    Diag. Center

    Program

    Components

    Centers of Excellence

    Medical Programs

    Surgical

    Programs

    Clinical Program

    Plan

    Market Assessment Clinical Program Plan Vision Strategy

    Option 3: Community

    Hospital

    w/CME

    Service Lines

    Emergency Care

    Primary Care

    Network

    Business

    Environment

    Environment

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 19 Modul Pelatihan

    TEMPLATE RENCANA STRATEGIS BISNIS BERBASIS PERENCANAAN

    KLINIK

    Salah satu tantangan bagi rumahsakit daerah di Indonesia dalam mengembangkan rencana

    strategis bisnis adalah sangat minimnya data yang tersedia. Seringkali data tersedia namun

    akurasinya diragukan. Bagaimanapun juga, proses perencanaan tetap harus dijalani

    sehingga tim perencana harus memiliki kreativitas yang tinggi dalam memperoleh data dan

    menganalisis data yang minim untuk menghasilkan informasi yang diperlukan secara

    maksimal.

    Seringkali proses pengumpulan data dan analisis yang berat mengalihkan perhatian tim

    perencana dari tujuan semula, yaitu menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk

    pengambilan keputusan stratejik. Oleh karena itu, modul ini juga dilengkapi dengan

    template yang akan menjaga agar hanya data yang diperlukan yang dikumpulkan dan

    dianalisis dan hanya informasi yang diperlukan yang disajikan dalam dokumen

    perencanaan.

    Template yang dikembangkan oleh Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM

    mengadopsi berbagai konsep pengembangan business strategic plan untuk lembaga non

    for profit maupun untuk lembaga pelayanan kesehatan dan memadukannya dengan

    pengalaman menyusun business plan atau rencana stratejik di berbagai rumahsakit

    pemerintah. Template ini dikembangkan atas dasar prinsip berikut:

    1. core business rumahsakit adalah pelayanan kesehatan, oleh karenanya data

    epidemiologi dari instansi resmi, publikasi hasil penelitian maupun hasil pengamatan akan

    menjadi basis analisis pasar disamping data pendukung lainnya;

    2. renstra bisnis merupakan alat manajemen untuk menetapkan arah rumahsakit,

    mengetahui perubahan lingkungan yang terjadi, menyusun strategi untuk menghadapi

    perubahan lingkungan dalam rangka mencapai visi, menetapkan target kinerja dan

    menyediakan seperangkat indikator untuk mengetahui tingkat keberhasilan strategi;

    3. rumahsakit di Indonesia dihadapkan pada kondisi pasar yang tidak stabil, sebagian

    mudah terpengaruh oleh trend global sementara sebagian yang lain tidak memiliki

    bargaining power untuk mengakses pelayanan yang bermutu. RS pemerintah diharapkan

    mampu melayani semua kalangan tersebut yang tentu saja memiliki need, demand serta

    kemampuan ekonomi yang berbeda.

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 20 Modul Pelatihan

    Template ini juga dapat digunakan oleh rumahsakit daerah yang akan menuju pengelolaan

    keuangan secara BLU karena sudah mengakomodir kebutuhan informasi yang

    dipersyaratkan dalam PP no. 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

    Umum. Berikut ini adalah outline renstra bisnis:

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 21 Modul Pelatihan

    RENCANA STRATEGIS BISNIS

    RUMAH SAKIT DAERAH

    Tahun 2011 - 2015

    I. RINGKASAN EKSEKUTIF

    II. RENCANA ORGANISASI

    A. LATAR BELAKANG

    1. Berisi sejarah singkat berdirinya organisasi

    2. Landasan hukum berdirinya RS

    3. Sejarah singkat mengenai tujuan utama BLUD terutama upaya menghadapi

    persaingan global

    B. VISI

    C. MISI

    D. TUJUAN

    III. ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS

    A. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

    1. Profil Pasar RS ...

    2. Peta Persaingan

    3. Anggaran Pemerintah untuk Kesehatan

    4. Analisis Ketersediaan Tenaga Medis di Kabupaten/Kota/provinsi ...

    B. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL

    1. Aktifitas Pelayanan bagi Segmen Pasar yang Membeli Langsung, Mendapat

    Subsidi dan Membelikan untuk Orang Lain

    a) Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan dan Gawat Darurat

    b) Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

    c) Pelayanan di Instalasi Penunjang

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 22 Modul Pelatihan

    2. Aktivitas Pendukung

    a) Budaya Organisasi

    b) Struktur Organisasi

    c) Sumber Daya Keuangan

    d) Sumber Daya Manusia

    e) Sumber Daya Informasi

    f) Sumber Daya Teknologi

    g) Sumber Daya Fasilitas Fisik (Bangunan dan Peralatan)

    C. ANALISIS SWOT

    1. Kekuatan

    2. Kelemahan

    3. Peluang

    4. Ancaman

    D. ASUMSI-ASUMSI

    E. ISU STRATEGIS/ISU PENGEMBANGAN

    IV. RENCANA PEMASARAN

    A. SASARAN, TARGET DAN STRATEGI

    1. Sasaran, indikator dan Target Volume Kegiatan Tahun 2011 2015

    a) Sasaran

    b) Indikator

    c) Target Kinerja Pelayanan untuk Pasien Umum

    d) Target Kinerja Pelayanan untuk Pasien Askes

    e) Target Kinerja Pelayanan untuk Pasien Jamkesmas

    2. Strategi

    B. STRATEGI PEMASARAN

    1. Kebijakan Tarif Pelayanan

    2. Pengembangan Produk Baru (Program Klinik)

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 23 Modul Pelatihan

    V. RENCANA MANAJEMEN RS .... TAHUN 2009 2013

    A. KONDISI MANAJEMEN DAN STAF

    B. PROYEKSI KEBUTUHAN SDM

    C. PROYEKSI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN SUB SISTEM

    D. STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN SDM DAN SUB SISTEM

    VI. PROGRAM TAHUN 2009 2013

    VII. RENCANA KEUANGAN

    A. ASUMSI KEUANGAN

    B. PROYEKSI PENDAPATAN RS ........ TAHUN 2009 2013

    1. Pendapatan dari Pelayanan

    2. Pendapatan dari APBD/APBN

    3. Pendapatan dari HIBAH

    4. Pendapatan dari kerjasama

    5. Pendapatan lainnya yang sah

    C. PROYEKSI BIAYA RS ........ TAHUN 2009 2013

    1. Biaya Langsung

    a) Biaya Pelayanan untuk Segmen Umum

    b) Biaya Pelayanan untuk Segmen ASKES

    c) Biaya Pelayanan untuk Segmen JAMKESMAS

    2. Biaya Tidak Langsung

    D. PROYEKSI LAPORAN ARUS KAS

    E. PROYEKSI NERACA

  • Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD dengan Pendekatan Program Klinik

    PENGENALAN RENCANA STRATEGI BISNIS | 24 Modul Pelatihan

    ________________________________________________________________________

    REFERENSI DAN BAHAN BACAAN

    Harvard Medical International (2006), One World, One Medicine

    Horak, Bernard J (1999), Strategic Planning in Health Care

    Lloyd, Chuff (1999) Business Planning; A Step by Step Guidelines to Make a Business and

    Marketing Plan, MAUS Business System, North Sydney, Australia.

    Management Science for Health (2005), A guide on Preparation of a Hospital Strategic

    Business Plan, United States Agency for International Development

    Napier, et al (1998), High Impact Tools and Activities for Strategic Planning, McGraw Hill

    Company, New York.

    Trisnantoro (2005), Aspek Strategis Manajemen Rumahsakit; Antara Misi Sosial dan

    Tekanan Pasar, Andi Offset, Jogjakarta