1H-NMR

download 1H-NMR

of 47

Transcript of 1H-NMR

  • Fenomena Resonansi Magnetik Inti

    Model fisika klasik:

    Inti atom bermuatan positif dan berputar pada porosnya (spin) membentuk medan magnet yang berputar penempatan di dalam suatu medan magnet (Bo)

    menghasilkan putaran presesi yang menyerap di daerah gelombang radio

    frekuensi presesi dinyatakan oleh:

    kekuatan medan magnet luar

    kekuatan medan magnet inti atom

  • Fenomena Resonansi Magnetik Inti

    Model kuantum:Inti atom bermuatan positif dan berputar pada porosnya (spin) untuk spin inti = dihasilkan dua keadaan energi kuantum:

    () dan () tanpa adanya pengaruh medan luar (Bo) kedua keadaan

    kuantum tersebut memiliki energi yang sama, tetapi pada pengaruh Bo kedua energi tidak sama, sehingga memungkinkan terjadinya serapan gelombang radio

  • Perbandingan populasi dan

    E E = h E = h

    Bo

    E = (h/2)Bo

    Semakin besar Bo (Gauss atau Tesla, 1T = 4G), semakin besar E

    semakin besar semakin besar E

    n ()n () = e

    E/kT

    Menentukan perbandingan populasi inti pada keadaan dan (distribusi Boltzmann):

    Semakin besar E, semakin besar populasi inti yang searah dengan Bo () umumnya := ~50,0001% : ~49,9999%

    = inti atom yang momen magnetnya searah dengan Bo = inti atom yang momen magnetnya berlawanan arah dengan Bo

  • Inti-inti atom yang dapat memberikan sinyal NMRSinyal NMR akan terjadi apabila inti memiliki nilai spin inti (I) 0

    Pada Bo = 2,3488 Tesla: 1H NMR beroperasi pada frekuensi sekitar 100 MHz 13C NMR beroperasi pada frekuensi sekitar 25 MHz

    Pada Bo = 14,0928Tesla: 1H NMR beroperasi pada frekuensi sekitar 600 MHz 13C NMR beroperasi pada frekuensi sekitar 150 MHz

    Alat NMR 100 MHz

    Alat NMR 600 MHz

  • Sensitivitas inti atomTabel berikut memberikan tingkat sensitivitas relatif inti-inti atom(contoh pada alat NMR 200 MHz)

    Pengukuran NMR proton ~ 60 kali lebih sensitif dibandingkan dengan pengukuran NMR karbon

    Pengukuran NMR nitrogen 16 kali kurang sensitif dibandingkan dengan pengukuran NMR karbon

  • Peralatan NMR

    Pengukuran sampel dalam larutan Volume larutan ~ 0,75 ml Pelarut yang digunakan:

    Jumlah sampel: dari beberapa mg - 100 mg Syarat pengukuran: sampel harus sangat murni

    1H NMR: pelarut yang terdeuterasiCDCl3, CD3OD, aseton-d6, benzena-d6, piridin-d5, DMSO-d6, D2O

    13C NMR: otomatis pelarut yang digunakanpada pengukuran 1H-NMR

    sampel

  • Sumbu horizontal pada NMR

    0246810 -2 -412

    TMS = 0 ppm

    (geseran kimia), ppm

    sampel - TMSalat = = ppm (satu persejuta, 10-6)

    Contoh:Pada alat yang beroperasi 100 MHz, sampel - TMS adalah 150 Hz,

    maka = 150 Hz/100 MHz = 1,00 ppmsecara otomatis pada alat yang beroperasi 300 MHz, sampel - TMS adalah 450 Hz,

    maka = 450 Hz/300 MHz = 1,00 ppm

    Setiap inti H yang kerapatan e-lebih rendah dari metil-TMS

    akan memiliki frekuensi lebih besar dari TMS

  • Data mentah sinyal NMR = FID (free induction decay)

    sec (t1)0.50 1.00 1.50 2.00

    Data mentah sinyal NMR adalah berupa fluktuasi amplitudo listrik yang meluruh terhadap waktu

  • Data mentah sinyal NMR = FID (free induction decay)

    Data mentah FID pada 0,0000 0,0300 detik

    sec (t1)0.0050 0.0100 0.0150 0.0200 0.0250 0.0300

  • Pengubahan data mentah spektrum NMRPengubahan data mentah sinyal menjadi spektrum NMR dilakukan dengan mentransformasi Fourier (FT)

    ppm (f1)1.02.03.04.05.06.07.0

    Pada spektrum tersebut tampak adanya LIMA sinyal a ePerhatikan posisi sinyal dari residu pelarut CHCl3

    ab

    c

    de

    residu pelarutCHCl3

  • ppm (f1)1.02.03.04.05.06.07.0

    Kalibrasi nilai geseran kimia ke sinyal residu pelarut (= 7,26 ppm)

    Semua sinyal a e akan menyesuaikan posisinya sesuai dengan penetapan sinyal residu pelarut = 7,26 ppm

    ab

    c

    de

    sinyal ini dibuat = 7,26 ppm

  • ppm (f1)1.02.03.04.05.06.07.0

    0.89

    0.92

    2.00

    2.052.04

    Menetapkan nilai integrasi sinyal

    Perbandingan jumlah H sinyal a e berturut-turut 2:2:2:1:1 total hidrogen = 8 H

    ab

    c

    de

    CH2

    CH2CH2

    CHCH

  • Menetapkan nilai ppm dari puncak-puncak

    ppm (f1)1.02.03.04.05.06.07.0

    6

    .

    3

    3

    1

    6

    .

    3

    2

    6

    6

    .

    3

    2

    1

    6

    .

    3

    1

    5

    6

    .

    3

    1

    0

    6

    .

    3

    0

    5

    4

    .

    6

    3

    7

    4

    .

    6

    2

    7

    4

    .

    6

    2

    0

    4

    .

    6

    1

    2

    4

    .

    6

    0

    2

    3

    .

    9

    4

    6

    3

    .

    9

    3

    3

    3

    .

    9

    3

    0

    3

    .

    9

    2

    0

    1

    .

    9

    8

    1

    1

    .

    9

    7

    6

    1

    .

    9

    7

    1

    1

    .

    9

    6

    6

    1

    .

    9

    6

    1

    1

    .

    9

    5

    6

    1

    .

    9

    5

    1

    1

    .

    9

    4

    5

    1

    .

    9

    4

    1

    1

    .

    9

    3

    6

    1

    .

    8

    4

    9

    1

    .

    8

    3

    3

    1

    .

    8

    2

    2

    1

    .

    8

    1

    8

    1

    .

    8

    0

    7

    1

    .

    7

    9

    1

    0.89

    0.92

    2.00

    2.052.04

    ab

    c

    de

    sinyal e memiliki enam puncak

  • ppm (f1)6.2006.2506.3006.3506.4006.450

    6

    .

    3

    3

    1

    6

    .

    3

    2

    6

    6

    .

    3

    2

    1

    6

    .

    3

    1

    5

    6

    .

    3

    1

    0

    6

    .

    3

    0

    5

    0.89

    Menetapkan nilai ppm dari puncak-puncak

    Contoh untuk sinyal e

    sinyal e memiliki nilai H= 6,32 ppm

  • Parameter spektrum 1H NMR

    Geseran Kimia

    CH3CH3

    OH

    2-Butanol

    Informasi yang diperoleh dari spektrum 1H-NMR:1. Nilai geseran kimia (, ppm), tanpa satuan dan dinyatakan sebagai ppm

    (per sejuta) gugus fungsi2. Integrasi (luas area) setiap kelompok puncak jumlah H3. Multiplisitas puncak (s, d, t, q, qi, sext., hept.) hubungan antar H4. Konstanta kopling (J, Hz) jenis hubungan antar H stereokimia5. Sinyal proton: 0-15 ppm

    CCH

    HH

    C

    OH

    H

    C

    H

    H

    H

    HH

    20 mm

    39 mm 60 mm 63 mm

    TMS

    Tetrametilsilan(standar nol ppm)

    1 .0 0

    0

    1 .9 5

    0

    3 .0 0

    0

    3 .1 5

    0

    t

    d

    qisext

    J JJJ

    J

  • Mengapa sinyal NMR bisa berupa multiplet (lebih dari satu puncak)

    C C

    1Ha 1Hb

    Ketika sampel di bawah pengaruh medan luar Bo, Ha mendapat tambahan dan pengurangan energi magnetik dari Hb (karena Hb memi-liki dua atingkat energi dan ), sehingga sinyal Ha akan terbelah (split) menjadi dua puncak.

    Hal yang sama juga berlaku adanya transfer energi magnetik dari Ha ke Hb, sehingga sinyal Hbjuga terbelah menajdi dua puncak.

    Tranfer energi magnetik dari Hb ke Ha, dan sebaliknya dari Ha ke Hb, berlangsung melelaui ikatan kovalen.

  • Mengapa sinyal NMR bisa berupa multiplet (lebih dari satu puncak)

    Parameter terbelahnya sinyal multiplisitas sinyal, yang diakibat-kan adanya kopling (penjodohan) antar sinyal

    Multiplisitas sinyal identifikasi gugus tetangga (dekat atau jauh) Kekuatan penjodohan konstanta kopling J dalam satuan Hz Nilai J tergantung kepada:

    ~ jarak ikatan semakin jauh semakin kecil nilai J~ kerapatan elektron ikatan semakin tinggi kerapatan elektron

    semakin besar nilai J~ sudut ikatan digunakan dalam menentukan stereokimia relatif

    J JJJ

    J

    Pada contoh ini, satu sinyal terbelah menjadi ENAM puncak (sekstet), dengan nilai J masing-masing adalah sama.

    Nilai J (dalam satuan Hz) ditentukan dengan mengukur jarak antara dua puncak

    Adanya parameter ini menjelaskan mengapa data NMR dapat menentukan struktur molekul !

  • Multiplisitas sinyal

    Tedapat dua jenis multiplisitas:

    Multiplisitas yang mengikuti aturan segitiga Pascal triplet (t), kwartet (q), kwintet (qi), sekstet (sext.), heptet (hept.), dst karena nilai-nilai J sama besar terjadi pada hubungan antar gugus yang dapat berputar bebas

    Multiplisitas yang tidak mengikuti aturan segitiga Pascal dobel dari doblet (dd), dobel dari dobel dari doblet (ddd), dst karena nilai-nilai J tidak sama besar terjadi pada hubungan antar gugus yang tidak dapat berputar

    bebas (terutama gugus-gugus pada kerangka siklik)

    JJJ J

    JJ1

    J2

  • Pola multiplisitas untuk J1 = J2 = J3 =

    Jumlah proton tetangga

    1

    Pola sinyal

    1:1

    2

    1:2:1

    31:3:3:1

    Jumlah proton tetangga

    4

    Pola sinyal

    1:4:6:4:1

    51:5:10:10:5:1

    6

    1:6:15:20:15:6:1

    Mengikuti aturan segitiga Pascal

  • Pola multiplisitas dan sistem spin (unit struktur)Pola multiplisitas (sinyal proton) melahirkan UNIT STRUKTUR sebagaimana ditunjukkan oleh sistem spin A3

    X2

    Sistem spinA3X2O CH32H

    3H

    1HCH3

    CH3O 6H

    2H

    X2

    M

    A6

    Sistem spin A3MX2

    O

    O

    CH3 3H2H

    2H

    X2A3B2

    Sistem spin A3B2X2

  • Pola multiplisitas untuk J1 J2 J3 = Tidak mengikuti aturan segitiga Pascal puncak-puncak sama tinggi pada nilai geseran kimia yang sangat dekat

    memuncul efek bentuk ATAP

    H2

    H1OH3

    Ph

    H1H3 H22J1,23J1,3

    3J2,33J2,3

    3,00

  • Nilai Geseran Kimia dan Struktur Molekul

  • Spektrum 1H NMR: alkana rantai lurus

    3PPM

    2 1 0

    3 2 1 0

    3 2 1 0

    butana

    3 2 1 0

    heptana

    dodekana

    ikosana

    CH3

    CH2

    CH3/CH2 = 3:2

    CH3/CH2 = 3:5

    CH3/CH2 = 3:10

    CH3/CH2 = 3:18

    Perhatikan: sinyal proton metil

    tanpa adanya gugus fungsi apapun muncul pada ~ H 0.9 ppm, dan proton metilen pada ~ H 1.3 ppm

    karena nilai geseran kimia gugus metilen umumnya identik, kopling antar gugus ini menjadi tidak tampak

  • ppm (t1)0.501.001.502.002.50

    ppm (t1)0.8500.900

    Spektrum 1H NMR: alkana bercabang

    Perhatikan: gugus alkil semakin bercabang

    memiliki nilai yang lebih besar, atau

    (CH) > (CH2) > (CH3)pada lingkungan kimia yang sama

    nilai kurang dari 2 ppm nilai J untuk alkil linier ~ 7 Hz

    15

    6

    2-Metilpentana

    CH CH2

    CH3

  • ppm (t1)0.501.001.502.002.50

    ppm (t1)0.8500.900

    Spektrum 1H NMR: alkana bercabang

    15

    6

    2-Metilpentana

    *

    * *

    metil doblet (6H)metil C-1 dan C-6

    metil triplet (3H)metil C-5

    metililen kwartetmetililen C-3

    metililen kwintetmetililen C-4

    metin C-2

    Perhatikan: Gugus bercabang multiplisitas semakin rumit

  • Spektrum 1H NMR: keton

    ppm

    0.501.001.502.002.50

    15

    6

    2-Metil-3-pentanon

    O

    3H

    6H

    2H

    1H

    O O

    +

    unit propionil

    O

    unit isobutiril

    Perhatikan: gugus alkil yang terikat ke

    gugus keton : 2 3 ppm

    spektrum keton = jumlah dari dua spektrum alkinil

    H2-4

    q

    t

    d

    sept.

    H3-5

    H3-1/ H3-6

    H-2

  • Spektrum 1H NMR: perbandingan spektrum alkana dan keton

    ppm (t1)0.501.001.502.002.50

    15

    6

    2-Metilpentana

    15

    6

    2-Metil-3-pentanon

    O

    daerah sinyal-sinyal-CHn-C=O-CHn-alkena-CHn-aromatik

  • Spektrum 1H NMR: alkohol

    ppm (t1)0.501.001.502.002.503.003.504.004.50

    ppm (t1)0.901.001.101.201.301.401.50

    OH1-butanol

  • Spektrum 1H NMR: eter

    ppm (t1)1.02.03.04.0

    ppm (t1)3.3003.3503.4003.4503.500

    ppm (t1)0.901.001.101.201.301.401.501.601.70

    2H 2H 2H 3H 3H

    qt

    sekst

    t t

    O

    etil propil eter

  • Spektrum 1H NMR: turunan alkilhalida

    ppm (t1)1.02.03.04.0

    Cl13

    2H 2H 3H

    3H2H2H

    t

    t

    sekst

    sekst

    t

    t

    Br13

  • Spektrum 1H NMR: turunan alkilamina

    ppm (t1)0.501.001.502.002.503.003.504.004.50

    NH2

    1

    4

  • Spektrum 1H NMR: turunan ester

    ppm (t1) 0.501.001.502.002.503.003.504.004.50

    2H 2H 2H 3H 3H

    2H 2H 2H 3H 3H

    O

    O O

    + O

    etil butirat unit butirilunit etiloksi

    O +

    unit propiloksi

    O O

    Opropil propionat unit propiril

  • Spektrum 1H NMR: alkena

    Sinyal-sinyal alkena muncul pada geseran kimia ~ 4 7 ppm (bertumpang tindih dengan sinyal-sinyal aromatik)

    Sinyal-sinyal alkena dicirikan oleh adanya tiga jenis kopling:~ kopling-trans: sekitar 14 - 18 Hz (kopling besar)~ kopling-cis: sekitar 7 12 Hz (kopling kecil)~ kopling geminal (khusus untuk alkena ujung): 0 2 Hz

    Standar sinyal etena: 5,28 ppm

    H

    H H

    R

    Jgemsekitar 0 - 2 Hz

    Jcissekitar 7 - 12 Hz

    Jtranssekitar 14 - 18 Hz

  • Spektrum 1H NMR: alkena monosubstitusi

    ppm (t1)4.004.505.005.506.006.50

    H

    H H

    H

    OHA

    HB

    HCR

    HA

    HB

    HCO

    R

    ddHc

    dd

    dddd

    HbHa

    HaHbHc

    OR

    OR

    O

    R

    O

    R

    5,28 ppm

  • Spektrum 1H NMR: alkena disubstitusi

    ppm (t1)1.02.03.04.05.0

    CH2HA

    HB

    CH3OH

    HAHB

    -CH2-O

    -OH

    -CH3

    sinyal HA dan HBmuncul sebagai

    singlet yang melebar dengan nilai geseran kimia yang berbeda

  • Spektrum 1H NMR: alkena disubstitusi

    1.02.03.04.05.06.07.08.09.0

    6.136.256.386.506.636.756.887.00

    Jtrans Jtrans

    HAHB

    CHCl3

    H-C=O

    CH3

    dq ddq

    dd

    dH

    O

    CH3

    HB

    HA

    mendapat kopling visinal dari HAdan kopling visinal dari metil

    mendapat kopling visinal dari HA, kopling visinal dari H-aldehid dan kopling jarak jauh dari metil

  • Spektrum 1H NMR: alkena trisubstitusi

    1.02.03.04.05.0

    3.504.004.505.00

    1.4001.4501.5001.5501.600

    R1

    2

    3

    4

    5

    H-2 H2-1

    H3-4 H3-5

    R = aromatik

    sebagai tm (tripel dari multiplet):t kopling dari CH2 dan m kopling jarak jauh dari dua gugus CH3

    Sinyal gugus metil yang cisterhadap gugus metilen memiliki nilai geseran kimia lebih kecil dari gugus metil yang trans terhadap gugus metilen

  • Spektrum 1H NMR: aromatik turunan benzena

    Sinyal-sinyal aromatik turunan benzena muncul pada ~ 6 8 ppm Sinyal-sinyal aromatik turunan benzena dicirikan oleh adanya tiga jenis

    kopling:~ kopling-orto: sekitar 8 - 9 Hz (kopling besar)~ kopling-meta: sekitar 1 - 3 Hz (kopling kecil, umumnya ~ 2 Hz)~ kopling-para: lebih kecil dari kopling-meta, umumnya ~ 0 Hz

    Standar sinyal benzena: 7,26 ppm

    R

    Ha

    Hd

    Hc

    Hb

    R

    Jortosekitar 7 - 9 Hz

    Jmetasekitar 1 - 3 Hz

    Jparasekitar 0 - 2 Hz

    Jorto => Ja-b, Jb-c, Jc-dJmeta => Ja-c, Jb-dJpara => Ja-d

  • Spektrum 1H NMR: turunan benzena monosubstitusi

    OH OH OH

    A B C

    OH

    D

    OH

    E

    OH

    OHH5

    H4H3

    H2

    H6dodm

    dodm

    to

    to

    totm Jika ditarik bidang simetri sepanjang -OH (atau NO2)dan H-4, maka terlihat pada fenol (dan nitrobenzena)terbentuk sekaligus dua simetri: yaitu simetri geseran kimia (H-2 = H-6 dan H-3 = H-5) dan simetri multiplisitas, sehingga fenol (dan nitroben-zena) menghasilkan tiga sinyal proton: H-2/H-6 (2H, dd), H-3/H-5 (2H, t), dan H-4 (1H, tt).

    N N N

    A B C

    O

    O

    O

    O

    O

    O

    N

    D

    O

    O

    N

    E

    O

    O

    N

    O

    O

    NH5

    H4H3

    H2

    H6dodm

    dodm

    to

    to

    totm

    O

    O

  • 6.507.007.508.00

    H-2/H-6

    H-3/H-5

    H-4

    7,26 ppm

    H-3/H-5

    H-4

    H-2/H-6

    OH

    24

    6

    NO2

    24

    6

    Spektrum 1H NMR: turunan benzena monosubstitusi

    sinyal proton benzena

  • Spektrum 1H NMR: turunan benzena disubstitusi

    Untuk dua substituen yang tidak sama muncul empat sinyal proton aromatik, kecuali pada 1,4-disubstitusibenzena (dua sinyal)

    Tampak adanya simetri multiplisitas:

    O

    OHdd

    ddtd

    tdbidang simetrimultiplisitas

    O

    OH

    bidang simetrimultiplisitas

    dt

    dt

    to

    tm

    O

    HObidang simetrimultiplisitas

    dd

    dd

    bidang simetrigeseran kimia

    AB C

    7.007.50

    H 7,26 H-2/H-6 H-3/H-5

    O6

    5

    2HO 3

    2H 2H

  • Spektrum 1H NMR: turunan benzena disubstitusi

    1H 1H 1H 1H

    1H1H1H1H1H

    H 7,26

    H-6 H-4H-5

    H-3

    OH

    H-2 H-5

    H-6 H-4

    O

    OH3

    65

    4

    O6

    5

    4

    OH

    2

    7.007.50

    O

    OHdd

    ddtd

    tdbidang simetrimultiplisitas

    O

    OH

    bidang simetrimultiplisitas

    dt

    dt

    to

    tm

    O

    HObidang simetrimultiplisitas

    dd

    dd

    bidang simetrigeseran kimia

    AB C

  • Spektrum 1H NMR: turunan benzena trisubstitusi

    O

    HO

    OH

    OH

    O

    HO

    HO

    O

    HO

    OH

    H

    H

    H

    OH

    O

    HO

    HO

    H

    H

    H

    3

    5

    6

    2

    5

    6

    dm

    do

    dodm

    dm

    dodm

    do

    Pola multiplisitas untuk 1,2,4-trisubstitusibenzena dan 1,3,4-trisubstitusi benzena

  • Spektrum 1H NMR: turunan benzena trisubstitusi

    6.507.007.50

    H 7,26

    O

    HO

    OH

    3

    5

    6

    OH

    O

    HO

    HO 2

    5

    6

    H-6d

    H-3d

    H-5dd

    H-2d

    H-6dd

    H-5d

    7,76

    7,337,38 6,82

    6,39 6,27

  • Spektrum 1H NMR: turunan benzena trisubstitusi

    OOH

    OH

    O

    OOH

    H

    OH

    H

    OH

    OOH

    OH

    H

    3

    6

    5

    dm

    do

    dodm

    do

    to

    OH

    4H

    OH

    OH

    3

    4

    H

    H

    O OH

    HO

    OH

    H6

    dm

    dm

    tm

    OH

    4H

    HO2

    Tiga sinyal aromatik:sinyal d (1H) sinyal d (1H) dan sinyal dd (1H)

    Dua sinyal aromatiksinyal d (2H) dan sinyal t (1H)

    Dua sinyal aromatiksinyal d (2H) dan sinyal t (1H)

    do

    Pola multiplisitas untuk 1,2,5-, 1,2,6- dan 1,3,5-trisubstitusi benzena

  • Spektrum 1H NMR: turunan benzena trisubstitusi

    6.506.757.007.25

    6,81 6,49

    H-2/H-6

    H-4

    O

    6

    OH

    4

    HO2

    7,26

    H-4

    H-3/H-5

    6,39

    OH

    O

    5

    OH

    OH

    3

    4

    OOH

    3

    6

    OH

    4

    7,21

    H-6

    H-4

    H-3

    6,827,02

  • Spektrum 1H NMR: turunan benzena tetrasubstitusi

    6.006.507.00

    6,96

    H-6

    RO

    O

    OH

    OH

    R

    H6H8

    AR OH

    OHR

    B

    H5'H6'O

    O

    OH

    OH

    HO

    OH

    A C

    B

    2

    456

    8 1'

    3'

    5'6'

    nimfaeol B

    6,83 6,00 5,96

    H-5 H-8 H-6