1h last exam

27
TEKAT DWI CAHYONO E 2611 20011 SURVEI NON DESTRUKTIF PADA BANGUNAN Kajian beberapa Teknik dan Studi Kasus Teknologi Ultrasonik dalam Analisis Keterandalan Bangunan Tugas Mata Kuliah Patologi Bangunan 1/22/2013 Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

Transcript of 1h last exam

Page 1: 1h last exam

TEKAT DWI CAHYONOE 2611 20011

SURVEI NON DESTRUKTIF PADA BANGUNAN

Kajian beberapa Teknik dan Studi Kasus Teknologi Ultrasonik dalam Analisis Keterandalan Bangunan

Tugas Mata Kuliah Patologi Bangunan

1/22/2013

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

Page 2: 1h last exam

PENDAHULUAN

Studi kelayakan dan analisis terhadap bagunan memiliki permasalahan utama, yaitu

hanya 10% bagian bangunan yang dapat diamati secara langsung sedangkan bagian

terbesarnya tertutup oleh struktur bangunan yang lain, dibawah tanah atau tertanam

bersama konstruksi dan tertutup oleh finishing maupun dekorasi. Sementara itu kegiatan

pengamatan membutuhkan analisis terhdap bagian yang tertutup tesebut untuk

mengidentifikasi potensi kerusakannya. Membuka bagian satu per satu bagian yang tertutup

membutuhkan waktu yang cukup lama, atau bahkan tidak mungin jika bagian tersebut

tertutup permanen. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan

menggunakan teknik non desruktif untuk mendapatkan data yang akurat selama proses

pengamatan.

Pengertian non destrukif (NDT) secara umum adalah teknik yang digunakan untuk

pengataman, observasi bagian dari bangunan atau gedung tanpa merubah dan merusaknya

(Hutton, 1991; Demaus, 1996; Livingston, 1996). Teknik ini dapat membantu kegiatan

pengamatan terhadap sifat bahan bangunan, analisis terhadap kerusakan yang tidak terlihat

dan pengamatan terhadap kemampuan daya dukungnya. Teknologi yang digunakan dan

tujuan analisis memerlukan desain dan teknik pengamatan yang berbeda. Faktor lain yang

harus diperhatikan adalah kelayakan sumberdaya manusia selama proses pengamatan,

diagnosis dan rangkuman hasil investigasi secara keseluruhan.

Salah satu teknologi yang digunakan dalam NDT adalah menggunakan gelombang

elektromagnetik. Gelombang ini secara definisi adalah gelombang yang dapat merambat 

walau tidak ada medium. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan

beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang/wavelength, frekuensi,

amplitude/amplitude, kecepatan. Beberapa pengertian lain yang masih berhubungan dengan

gelombang elektromagnetik antara lain adalah amplitudo dan frekuensi. Amplitudo adalah

tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak.

Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu.

Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi

elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi

2

Page 3: 1h last exam

berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan

semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya. Pita energi dan panjang

gelombang elektromagnetik disajkan pada Gambar 1 berikut ini :

Gambar 1. Gelombang Elektromagnetik.

A. TEKNIK YANG MENGGUNAKAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

1. Radiography

Teknik ini mengunakan sinar x atau sinar gamma yang diaplikasikan pada bahan

bangunan atau bagian dari bangunan untuk melihat kerusakannya. Kayu dan gipsum, serta

material yang memiliki berat jenis kecil, maka radiasi sinar x dan gamma yang

diaplikasikan lebih rendah, dibandingkan dengan bahan yang lebih rapat dan berat jenisnya

lebih besar, seperti beton dan lainnya. Namun secara umum, teknik radiography tidak teralu

terpengarh oleh kerapatan sasaran, hanya berbeda kekuatan sinar yang diaplikasikan ke

objek pengamatan. Teknik ini mampu mendeteksi keretakan, patah yagn tidak terlihat,

perbedaan kerapatan, objek asing didalam bahan bangunan atau perubahan lainnya.

2. Surface Penetrating atau Impulse RADAR

Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam teknik ini adalah gelombang

radio. Gelombang radio digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi konstruksi

apabila terlihat gejala perubahan yang tidak sesuai atau memastikan bahwa gedung masih

layak untuk digunakan secara struktural. Teknologi ini lebih aman dibandingkan dengan

3

Page 4: 1h last exam

teknik Radiography karena tidak menggunakan radiasi elektron, tetapi menggunakan

gelombang radio. Biasanya digunakan untuk mengevaluasi gedung-gedung bersejarah atau

bangunan yang memiliki banyak hiasan dekoratif yang menutupi sebagian atau keseluruhan

dindingnya (Gambar 2).

Gambar 2. Penggunaan (Ground Penetrating Radar) GPR dalam Menganalisis Bangunan Gedung (Inset bagian atas : teknik pengukuran, inset bagian bawah : hasil penggambaran radar).

Kelebihan GPR lainnya antara lain adalah :

a. Efektif mengukur bahan bangunan yang memiliki kerapatan tinggi.

b. Mampu mendeteksi konstruksi lantai beton dan posisi pondasi.

c. Menentukan dengan tepat possi logam dalam konstruksi bangunan.

d. Menganalisis struktur besi didalam beton (Gambar 2).

e. Menentukan kerusakan dan kebocoran pipa.

4

Page 5: 1h last exam

Gambar 3. Hasil pengamatan tiga dimensi dari GPR (inset bagian atas : bahan yang dianalisis, inset bagian bawah : gambar struktur besi pada beton). (http://www.sandberg.co.uk/ground-radar/concrete-imaging.html)

3. Microwave Analysis

Gelombang mikro (microwave) dipancarkan ke permukaan bangunan, selanjutnya

energi yang terpantul dianalisis oleh alat penerima. Teknik ini sering digunakan untuk

bangunan dan bahan yang memiliki kepadatan yang tinggi, misalnya bangunan untuk

keperluan militer.

4. Thermography

Thermography menggunakan salah satu gelombang elektromagnetik, yaitu

gelombang inframerah yang terpancar dari permukaan bangunan maupun bahan bangunan.

Hasil yang didapatkan adalah sebaran suhu yang didapatkan pada seluruh atau sebagian

dari bangunan gedung. Teknik ini digunakan untu mendeteksi kerusakan bahan,

mendeteksi adanya bahan asing didalam struktur bangunan dan beberapa analisis lainnya.

5. Infrared Photograpy.

Teknik Infrared photography menggunakan gelombang yang sama dengan

thermography yaitu gelombang infra merah. Bedanya adalah melengkapi alatnya dengan

5

Page 6: 1h last exam

film infra merah dan filter tertentu yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Hasilnya

dapat menggambarkan perbedaan kadar air pada bangunan atau material bangunan dan

potensi adanya kerusakan di bawah permukaan.

Gambar 4. Hasil Analisis Thermography pada Bangunan Gedung (www.iredltd.co.uk)

Gambar 5. Hasil analisis thermography (Dua garis biru menunjukkan titik dimana ditemukan tanda-tanda kerusakan ikatan pada lantai semen)

6

Page 7: 1h last exam

Gambar 6. Hasil foto dengan infra merah (Candi Great Jaguar, Tikal, Guatemala; www.popphoto.com).

B. GELOMBANG SUARA (ACOUSTIC TESTING)

Gelombang suara merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk pengujian

NDT selain gelombang elektromagnetik. Dalam metode ini, gelombang suara dibangkitkan

oleh alat ke permukaan bangunan gedung, bahan bangunan atau bahan lain. Serangkaian

alat penerima suara kemudian ditempelkan di permukaan bahan yang dianalisis untuk

mencatat perbedaan waktu dan frekuensi suara setelah melewati permukaan bahan.

Hasilnya secara sederhana ditampilkan dalam bentuk panjang gelombang dan frekuensi,

sedangkan dalam pengembangan selanjutnya, hasil analisis dapat disajikan dalam tampilan

tiga dimensi.

Demanus (1995) menjelaskan bahwa teknik gelombang suara dapat mendeteksi

keretakan, kerusakan yang tidak terlihat pada permukaan serta mengukur ketebalan dan

keraptan. Teknik ini sangat efektif digunakan pada bahan yang homogen, seperti keramik,

logam dibandingkan dengan bahan yang heterogen (Watts, 1999).

Salah satu pengembangan gelombang suara dalam mendeteksi kerusakan gedung

adalah menggunakan teknik tomography. Tomografi secara definisi adalah penggambaran

lapisan demi lapisan bahan dengan menggunakan gejala perubahan gelombang setelah

melewati suatu bahan (Gambar 6). Gelombang yang digunakan bisa berupa gelombang

7

Page 8: 1h last exam

elektromagnetik, gelombang suara, gelombang magnet dan teknologi gelombang lainnya.

Nama alat yang digunakan menunjukkan sumber gelombang atau sumber data yang

dipakai. Beberapa contohnya dapat disajikan pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Tomografi dan Sumber Data yang Digunakan.

Name Sumber data KependekanAtom probe tomography Atom probe APTComputed Tomography Imaging Spectrometer

Visible light spectral imaging

CTIS

Confocal microscopy (Laser scanning confocal microscopy)

Laser scanning confocal microscopy

LSCM

Cryo-electron tomography Cryo-electron microscopy Cryo-ETElectrical capacitance tomography Electrical capacitance ECTElectrical resistivity tomography Electrical resistivity ERTElectrical impedance tomography Electrical impedance EITElectron tomography Electron

attenuation/scatterET

Functional magnetic resonance imaging Magnetic resonance fMRIMagnetic induction tomography Magnetic induction MITMagnetic resonance imaging or nuclear magnetic resonance tomography

Nuclear magnetic moment MRI or MRT

Neutron tomography NeutronOcean acoustic tomography SonarOptical coherence tomography Interferometry OCTOptical diffusion tomography Absorption of light ODTOptical projection tomography Optical microscope OPTPhotoacoustic imaging in biomedicine Photoacoustic

spectroscopyPAT

Positron emission tomography Positron emission PETPositron emission tomography - computed tomography

Positron emission & X-ray PET-CT

Quantum tomography Quantum stateSingle photon emission computed tomography Gamma ray SPECTSeismic tomography Seismic wavesThermoacoustic imaging Photoacoustic

spectroscopyTAT

Ultrasound-modulated optical tomography Ultrasound UOTUltrasound transmission tomography UltrasoundX-ray tomography X-ray CT,

CATScan

8

Page 9: 1h last exam

Gambar 6. Prinsip Dasar Tomografi (Penampang S1 dan S2 dibandingkan dengan Penampang keseluruhan P)

Prinsip dasar tomografi yang menggunakan sumberdata dari ultrasound (gelombang

suara) adalah bahwa kecepatan rambat suara di dalam bahan bangunan dipengaruhi oleh

kerapatan dan Modulus Of Elasticity (MOE). Sebagai contoh kasus pada kayu, serangan

jamur akan mengurangi kerapatan dan MOE. Demikian pula kerusakan pada struktur beton,

misalnya retak akan mengurangi kerapatan bahan dan akan terdeteksi oleh perubahan

kecepatan rambat suara yang diterima oleh alat penerima.

Hasil pengukuran sonic tomografi dengan bantuan software komputer mampu

menyajikan data gambar yang menunjukkan kondisi bahan yang dianalisis bagian per

bagian. Data ini selanjutnya disebut dengan tomogram. Dengan bantuan software komputer

juga dapat dilakukan analisis lanjutan berupa prosentase kerusakan dan bagian yang masih

layak (Gambar 7 dan 8).

9

Page 10: 1h last exam

(a) (b)

Gambar 8. Contoh kerusakan pada Kayu Linden (beberapa tahun setelah ditabrak oleh mobil). Bagian (a) jaringan kecepatan rambat gelombang, (b) Tomogram kerusakan kayu. (Sumber : Picus® User Manual).

Porto et.al., (2003) menyajikan data analisis sonic tomografi terhadap salah satu

bangunan bersejarah (Santa Giustina Monastery : Italia) yang dibangun sejak

abad ke 13. Timbulnya keretakan pada dinding di analisis dengan

horisontal dan vertikal tomografi. Desain selengkapnya pada Gambar 9.

Gambar 9. Porsi tampilan keretakan pada dinding bangunan (kiri), skema tomografi horisontal dan vertikal (tengah, kanan)

10

Page 11: 1h last exam

Sonic tomografi diletakkan pada jarak 20 cm dan 80 cm dari retakan yang

ditemukan secara visual. Pengamatan dilakukan pada ketinggian 4 meter dan 8 meter dari

tanah. Hasil sonic tomografi menunjukkan adanya tingkat perbedaan kerapatan penyusun

dinding dan beberapa bagian dinding yang ikatan antar partikelnya sudah lemah (Gambar

10). Perbedaan kecepatan gelombang suara yang melewati dinding disajikan dalam warna

yang berbeda. Hal ini memudahkan interpretasi hasil dan prognosis yang akan dilakukan

terhadap bangunan bersejarah tersebut.

Gambar 10. Hasil Sonic Tomografi : horizontal tomografi atas (kiri atas) dan bawah (kiri bawah); vertical tomographies pada jarak 80 cm (tengah) dan jarak 20 cm (kanan) dari bagian dinding yang retak.

C. MEMANFAATKAN INDRA (HEWAN DAN MANUSIA)

Pemindaian kerusakan tidak berdasarkan alat ataupun teknologi memadai,

melainkan menitikberatkan kepada kemampuan indera hewan dan manusia untuk

mendeteksi adanya kerusakan pada bagian yang tidak terlihat dari gedung maupun bagian

dari gedung. Teknik ini sepintas memiliki akurasi yang rendah. Tapi dengan kemampuan

dan pelatihan yang berulang-ulang dan dilakukan dengan baik, hasilnya akan memiliki

akurasi yang lebih tepat.

11

Page 12: 1h last exam

1. Rothound ® search dog

Analisis terhadap serangan dry rot (Serpula lacrymans) pada kayu atau panel yang

tertutup dilakukan secara periodik atau dengan melakukan pembongkaran pada penutup

panel bagian dari bangunan. Anjing Rothound ® dilatih untuk dapat mendeteksi miselium

dry rot sehingga sangat membantu dalam deteksinya (Gambar 11). Kelebihan

menggunakan teknik ini antara lain adalah lebih murah dan mampu menjangkau bagian

yang sulit dijangkau dan diamati oleh manusia.

Gambar 11. Aksi Anjing Rothound ® saat mendeteksi dry rot.

2. Dowsing

Dowsing adalah salah satu teknik kuno yang mengandalkan indera dan peralatan

sederhana untuk menemukan sesuatu yang tersembunyi, baik didalam tanah maupun

didalam bagian bangunan gedung. Tidak semua kegiatan dowsing memiliki tingkat akurasi

optimal, kadang bahkan tidak memberikan hasil apapun. Dengan kelebihan dan

kekurangannya, teknik ini tetap digunakan dalam salah satu inspeksi NDT bangunan

gedung.

12

Page 13: 1h last exam

D. TEKNIK LAINNYA

1. Microdrilling

Pengeboran mikro (MD) adalah teknik investigasi non destruktif yang bisa

diaplikasikan pada kayu atau bahan bangunan lainnya karena bagian yang diinvestigasi

terhalang oleh dekoratif. Kelebihannya adalah meminimalisir kerusakan dan biaya yang

lebih murah dibandingkan dengan pembongkaran. Apalagi jika yang dianalisis adalah

bangunan bersejarah yang tidak boleh ada perubahan tampakan luarnya.

Sebesar 1 mm bor dimasukkan kedalam bahan bangunan dengan kecepatan konstan,

kemudian dicatat kecepatan penetrasinya dan ukuran tahanan yang berbeda. Jika menembus

bagian yang banyak rongganya, kecepatannya nilai tahanannya akan berbeda jika

menembus bagian yang kerapatannya tinggi.

Metode ini juga efektif dilakukan pada bangunan dengan tingkat kerapatan yang

heterogen, kayu dengan ukuran besar dan bangunan dengan nilai estetika yang tinggi.

Sistem ini juga membantu surveyor dalam menyarankan perbaikan setelah investigasi. Data

yang berupa grafik kecepatan bor selama menembus bahan bangunan dapat dianalisis untuk

menentukan tingkat perbaikan yang akan dilakukan.

Gambar 12. Salah satu gambar alat microdrilling (http://www.robinsonspreservation. co.uk/dmd.html)

13

Page 14: 1h last exam

Fernandes (2003) melakukan pengujian terhadap bahan bangunan yang

dikumpulkan dari 6 bangunan bersejarah di portugal. Sebanyak 120 batu bata dikumpulkan

dari bangunan yang dibangun antara abad 16 sampai abad 19. Kecepatan microdrilling

yang digunakan bervariasi dari 6,7 sampai 21,8 N/mm2. Salah satu hasilnya pada batu bata

dengan kode PO 30 disajikan pada Gambar 13.

Gambar 13. Perbandingan hasil microdrlling (kiri) dengan kondisi bahan bangunan (kanan)

2. Magnetometry

Setiap bahan bangunan memiliki kekuatan medan magnet yang berbeda. Hal ini

kemudian dimanfaatkan untuik melakukan pengukuran sifat bahan berdasarkan induksi

medan magnet yang dimilikinya. Teknik ini digunakan untuk mendeteksi dan

mengidentifikasi medan magnet dari bahan yang tidak terlihat pada permukaan, baik bahan

non magnetik, seperti kayu, beton, batu bata, batu ataupun mendeteksi logam, bahan-bahan

logam lainnya didalam struktur bangunan.

Lebih jauh lagi, magnetometri juga mampu mendeteksi perubahan medan magnetik

bumi, sehingga daerah yang dianalisis bisa lebih luas. Selain sebagai salah satu teknik

NDT, magnetometri juga digunakan dalam bidang arkeologi, penyelidikan lingkunan dan

struktur lokasi suatu bangunan. Fitur yang dapat diidentifikasi selain yang sudah disebutkan

diatas antara lain adalah benda logam, beton bertulang, formasi batuan beku alam. Dinding

bangunan bersejarah yang terkubur di dalam bumi, parit, lubang besar, kiln dan daerah

yang mengalami kebakaran. Penggabungan dengan metode lain (gps misalnya) akan

meningkatkan keakuratan hasil analisis.

14

Page 15: 1h last exam

3. Geoteknikal Survey

Geoteknikal survey adalah salah satu teknik dan prosedur yang digunakan dalam

menyelidiki kondisi tanah, baik setelah ada bangunan atau sebelum. Kegiatannya dimulai

dengan mengambil sampel tanah dengan cara di bor, kemudian dianalisis di laboratorium.

Geoteknikal survey biasanya digabugnkan dengan RADAR untuk mendeteksi rongga dan

penghalang dibawah permukaan tanah.

Data yang dianalisis dan disampaikan pada investigasi geoteknikal seperti yang

dicontohkan oleh Revised Geotechnical Investigation (2009) antara lain adalah :

a. Jenis tanah, kedalaman jenis tanah dari permukaan tanah,

b. Posisi air tanah, potensinya serta penyediaan air tanah.

c. Jenis batuan dasar pada suatu areal.

d. Investigasi pengembangan dan penyusutan struktur tanah yang mempengaruhi

kondisi bangunan.

e. Penentuan jenis flooring dan investigasi kerusakan flooring.

f. Investigasi bagian tanah yang tertutup aspal maupun bahan bangunan lainnya.

g. Aliran air pada permukaan tanah.

Selain data yang disebutkan diatas, untuk daerah yang tanahnya sering tertutup oleh

salju harus dilakukan beberapa analisis tambahan, diantaranya analisis terhadap suhu harian

rata-rata tanah, perubahan iklim yang ekstrem, analisis batuan saat tertutup salju dan

salinitas (Department Public Works and Services, 2010).

4. Geophysical Surveying

Survei geofisik lebih sering digunakan untuk pengamatan arkeologi. Namun bisa

juga dilakukan untuk survey NDT pada bangunan, khususnya bagian yang tertutup oleh

permukaan tanah. Ada dua teknik utama dalam survey geofisik, yaitu :

a. Resisitivity

Mengalirkan listrik ke tanah kemudian mengukur tahanan yang dihasilkan.

b. Magnetometry

Teknik ini digunakan untuk mendeteksi perbedaan medan magnet pada

permukaan tanah, kemudian diinterpretasi.

15

Page 16: 1h last exam

Untuk mempertajam survey geofisik, hasilnya diakurasi dengan metode pengamatan

lain, seperti RADAR, magnetometry, dowsing dan teknik lainnya yang dianggap perlu.

Carey (2012) melakukan pengamatan geofisik pada salah satu wilayah di Eropa, hasil

interpretasi dengan metode magnetometri menemukan dan menetapkan struktur batuan,

jaringan pipa dan beberapa hal menarik yang tersembunyi dibawah lapisan permukaan

tanah (Gambar 14).

Gambar 14. Salah satu hasil interpretasi survei geofisik (Casey, 2012).

5. Remote Sensing

Remote sensing (pengindraan jarak jauh) adalah istilah yang digunakan untuk

kegiatan pengambilan data permukaan bumi dengan menggunakan pesawat, balon udara,

roket dan satelit. Teknik ini memanfaatkan gelombang elektromagnetik dalam pengambilan

data, namun interpretasinya menggunakan software komputer. Beberapa teknik remote

sensing dapat digunakan untuk mengevaluasi kerusakan gedung. Friedland et. al., (2006)

melakukan melakukan analisis kerusakan bangunan gedung akibat Badai (Gambar 15).

16

Page 17: 1h last exam

Gambar 15. Perbandingan citra digital dari satelit USACE (a) dan kondisi bangunan berdasarkan foto darat (b)

6. Close-circuit television Surveying (CCTV)

CCTV dapat dijadikan data utama maupun data tambahan untuk menganalisis

kerusakan yang terjadi pada bangunan. CCTV memanfaatkan beberapa kamera yang

terhubung dengan alat penyimpanan data berkapasitas besar mampu menyajikan data

perubahan penggunaan gedung dari waktu ke waktu secara detail, sehingga memudahkan

untuk interpretasi kerusakan dan kemungkian untuk memperbaiki kerusakan dengan baik.

7. Fiber Optic Surveying

Teknik ini menggunakan alat yang dinamakan borescope. Borescope adalah alat

yang terdiri dari serangkaian lensa kecil yang dihubungkan dengan fiber optik sehingga

mampu menyajikan data visual pada bagian yang sulit diamati. Jika diperlukan, maka

bagian yang diamati dibor seukuran ujung borescope, kemudian borescope dimasukkan

untuk mengamati gejala kerusakan visual yang terdapat pada objek.

8. Liquid Penetrant Testing

Minyak berwarna diaplikasikan kepada bahan berpori, selanjutnya minyak tersebut

akan menampilkan perbedaan warna sesuai dengan kerusakan yang terjadi. Selain minyak,

air berwarna dan asap juga digunakan dalam teknik ini. Bahan penetrant yang digunakan

harus mempunyai minimal tiga syarat utama, yaitu memiliki tegangan permukaan yang

tinggi, sudut kontak diatas 90oC dan kekentalan yang tepat. Aplikasi penetrant bisa

17

Page 18: 1h last exam

dilakukan dengan penyemprotan, pelaburan, maupun perendaman. Teknik lain yang lebih

rumit adalah electrostatic spraying dan thixotropic penetrant. Electrostatic spraying adalah

teknik penyemprotan dengan bantuan elektron, sedangkan thixotropic penetrant adalah

penetrant yang mampu berubah bentuk dari gel menjadi cairan setelah menyentuh

permukaan bahan.

Secara umum, prosedur aplikasi penetrant disajikan pada Gambar 16 berikut ini :

Gambar 16. Proses aplikasi liquid penetrant (a. bagian material yang mengalami keretakan yang tidak terlihat oleh mata, b. aplikasi penetrant, c. menghilangkan penetrant, d. keretakan mudah terlihat).

9. Load testing

Menguji kemampuan bahan bangunan atau bagian dari gedung dengan memberikan

beban yang proporsional. Teknik ini berguna pada bangunan yang telah mengalami

kerusakan akibat api maupun ledakan, sehingga tepat dalam menentukan teknik

pengendalian dan perbaikannya. Teknik ini juga penting sebagai langkah awal dalam

kegiatan NDT secara keseluruhan pada bangunan gedung, sehingga semua surveyor aman

dalam melakukan pekerjaannya.

18

Page 19: 1h last exam

PUSTAKA

Bowyer JL, Shmulsky R, Haygreen JG. 2003. Forest Products and Wood Science. An Introduction. Ed ke-4. Iowa: Blackwell Publishing Company.

Carey G. 2012. Discovering Dumfries and Galloway’s Past; Geophisical Survey at Innermessan, Near Stranraer. Interim Report. University Of Glasglow.

Demanus, R. (1995). Structural timber testing. Construction Repair. Tisbury : Cathedral Communications.

Fernandes F, Lourenco, PB. 2003. Evaluation of the compressive strenght of ancean clay bricks using microdrilling. Gumaraes Portugal.

Friedland, CJ., Levitan ML., Adam B.J. Suitability of Remoting Sensing Per Building Damage Assessment of Residential Buildings Subjected to Hurricane Storm Surge. in Fourth International Workshop on Remote Sensing for Post-Disaster Response Cambridge, UK, 2006.

Leicester RH., Wang CH et al. 2003. An engineering model for the decay of timber in ground contact. 34th Annual Conference of the International Research Group on Wood Preservation

Kumi-Woode, BG. 1996. Natural Decay Resistance of Some Ghanian Timbers and Wood Decay Hazard Potential for Ghana [thesis]. Canada:Lakehead University.

Huckfeldt T. 2003a. Biologische Charakterisierung von Hausfäulepilzen (Biological characterisation of house-rot fungi). http://www.bfafh.de /aktuell/pdf/ lwl27/lwl27_185.pdf [12 Januari 2010].

Priadi, T. 2011. Analisis Bahaya Pelapukan Kayu pada Perumahan di Pulau Jawa. Desertasi Sekolah Pascasarjana. IPB.

Picus User Manual, 2003. Picus Sonic Tomograph User Manuals. Rostock. Germany.

Porto F, Valluzzi M.R., Modena C. 2003. Use of Sonic Tomography for The Diagnosis and The Control of Intervention in Historic Masonry Buildings. NDT in Civil Engineering 2003.

Revised Geotechnical Investigation (2009). Systems Biotechnology Building Campus Research Park (East Campus POD I) Northwest St Corner of Colorado Avenue and Innovation Drive Boulder. Report Geotechnical Investigation. Colorado. USA.

Watt, S.D. 1999. Building Pathology ; Principles and Practices. Cambridge, The University Press.

19