19-33-1-SM
Click here to load reader
Transcript of 19-33-1-SM
![Page 1: 19-33-1-SM](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89a00/html5/thumbnails/1.jpg)
1 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009
ABSTRAK
KARAKTERISTIK JAMUR Candida albicans BERBASIS FERMENTASI KARBOHIDRAT PADA AIR BAK WC SEKOLAH MENENGAH DI KELURAHAN ALALAK UTARA
Oleh : Aminuddin Prahatamaputra
Jamur Candida albicans secara alami terdapat dalam tubuh sebagai
flora normal. Di alam bebas, jamur ini ditemukan di tanah, kotoran binatang dan air. Jamur ini dapat menyebabkan keputihan pada vagina yang disebut kandidiasis vaginitis. Air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur Candida, sedangkan air yang mengalir dari keran toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jamur pemicu rasa gatal bahkan keputihan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan jamur Candida albicans berbasis fermentasi karbohidrat pada air bak WC siswi di SMA Banjarmasin secara umum, dan mengetahui kandungan jamur Candida albicans pada air bak WC siswi di masing-masing SMA Banjarmasin.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan observasi lapangan dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan pH air, pemeriksaan biakan pada media Sabouraud Dekstrosa Agar, pemeriksaan Gram, uji Germ tube dan uji fermentasi karbohidrat. Populasi dalam penelitian ini adalah jamur Candida albicans pada air bak WC di sekolah menengah kawasan Kelurahan Alalak Utara Banjarmasin yang berjumlah 10 buah bak WC. Sampel penelitian adalah jamur Candida albicans pada air bak WC siswi di sekolah menengah kawasan Alalak Utara Banjarmasin dengan rincian SMP 13 Banjarmasin 3 buah bak; SMP 21 Banjarmasin 3 buah bak; dan SMA 8 Banjarmasin 7 buah bak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 sampel bak WC siswi yang diperiksa di SMA Banjarmasin, 8 bak WC (80%) mengandung jamur Candida albicans dan 2 bak WC (20%) tidak mengandung jamur Candida albicans. Kandungan jamur Candida albicans yang terdapat pada air bak WC siswi di SMP 13 Banjarmasin sebesar 33,3%, SMP 21 Banjarmasin sebesar 100%, dan SMA 8 Banjarmasin sebesar 100%.
Kata Kunci : Karakteristik Jamur Candida albicans, Air Bak WC, Kelurahan Alalak Utara
![Page 2: 19-33-1-SM](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89a00/html5/thumbnails/2.jpg)
2 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009
PENDAHULUAN
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang organisma yang
berukuran mikroskopis dengan objek yang dipelajari meliputi virus,
bakteri, ragi/jamur, dan beberapa organisma kecil yang harus dilihat
dengan menggunakan mikroskop. Organisme tersebut melimpah di
sekitar kita dan bahkan hidup sebagai flora normal pada permukaan tubuh
manusia, tidak terkecuali sejenis jamur Candida albicans yang sering
menimbulkan masalah seperti gatal pada organ kewanitaan.
Candida albicans secara alami terdapat pada membran mukosa
dalam tubuh kita, paling banyak terdapat dalam saluran pencernaan.
Selain itu, Candida albicans juga ditemukan dalam vagina yang sehat,
mulut dan rektum (http://www.susukolostrum,com. 2007). Di alam bebas,
jamur ini ditemukan di tanah, kotoran binatang dan air (Gandahusada,
2006:316). Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum
mengandung 70% jamur Candida. Sedangkan air yang mengalir dari
keran toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jamur pemicu rasa
gatal bahkan keputihan (http://cantik-sehat.com/news., 2006).
Pertumbuhan yang terlalu pesat dari jamur Candida albicans dapat
menyebabkan infeksi pada vagina yang disebut kandidiasis vaginitis
(http://www.susukolostrum,com. 2007). Infeksi ini sering kali terjadi akibat
penggunaan air seperti toilet yang mengandung Candida sp. setelah
defekasi, tercemar dari kuku atau air yang digunakan untuk
membersihkan diri (Gandahusada, 2006:318). Candida albicans sering
menimbulkan vaginitis pada wanita dengan gejala utama fluor albus yang
sering disertai rasa gatal (Tjampakasari, 2006:36).
Berdasarkan observasi lapangan di sekolah kawasan Kelurahan
Alalak Utara yaitu pada SMP 13, SMP 21, dan SMAN 8 Banjarmasin,
terlihat kondisi WC siswi kurang memenuhi syarat kebersihan baik dari
segi tempat penampung maupun air yang digunakan tampak keruh. Dari
![Page 3: 19-33-1-SM](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89a00/html5/thumbnails/3.jpg)
3 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009
50 siswi di sekolah menengah di Banjarmasin 29 siswi (58%) menyatakan
sering menggunakan fasilitas WC tersebut dan pernah mengalami
keputihan dan gatal-gatal pada organ genital. Mengingat air dapat
berfungsi sebagai sumber penularan penyakit jamur (kandidiasis)
terutama air bak WC yang digunakan secara umum untuk membersihkan
anggota badan bagian vital.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif. Metode
penelitian yang digunakan adalah observasi lapangan dan pemeriksaan
laboratorium. Populasi dalam penelitian ini adalah jamur Candida albicans
pada air bak WC yang terdapat di SMP 13, 21 dan SMA 8 Banjarmasin.
Sampel dalam penelitian ini adalah jamur Candida albicans pada air bak WC
siswi di SMP 13, 21, dan SMA 8 Banjarmasin. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria sampel air bak WC
yang khusus digunakan oleh siswi di SMP 13, 21 dan SMA 8 Banjarmasin
dengan jumlah 14 bak WC, dengan rincian seperti dalam tabel berikut:
Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian No. Sekolah Populasi Sampel 1. 2. 3.
SMP 13 Banjarmasin SMP 21 Banjarmasin SMA 8 Banjarmasin
6 7
11
3 4 7
∑ 24 14
Pemeriksaan laboratorium dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin pada bulan Juni 2009.
Alat yang digunakan meliputi autoklaf, oven, spuit 10 ml, botol sampel,
inkubator, cawan petri, ose, mikroskop, pipet ukur, tabung reaksi, tabung
Durham, oven, autoklaf, mikroskop, botol semprot, dan lampu spritus.
Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan jamur Candida albicans yaitu
kertas pH universal, Sabouraud Dekstrosa Agar, kloramfenikol,
![Page 4: 19-33-1-SM](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89a00/html5/thumbnails/4.jpg)
4 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009
cyclohexamide, serum, bahan media gula-gula (glukosa, maltosa, galaktosa,
sukrosa, laktosa), pepton, bromthymolblue, bahan pewarnaan Gram, larutan
NaCl 0,9%, minyak imersi, aquadest dan air bak WC siswi di Sekolah
Menengah Kelurahan Aalalak Utara Banjarmasin.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini diperoleh dari hasil
pemeriksaan laboratorium, yaitu dari pengambilan sampel sebanyak satu kali
selanjutnya sampel dianalisa berdasarkan hasil biakan yang meliputi: (1)
sterilisasi alat; (2) pembuatan media Sabouraud Dekstrosa Agar (Larone,
1986:207); (3) pembuatan media fermentasi karbohidrat yang terdiri dari
larutan kaldu, larutan karbohidrat dan media fermentasi; (4) pembuatan cat
pewarnaan Gram A, B, C, dan D; (5) pemeriksaan sampel biakan pada media
Sabouraud Dekstrosa A; (6) pemeriksaan Gram; (7) pemeriksaan
mikroskopis terhadap sel ragi, blastospora atau hifa semu; (8) Uji Germ Tube;
dan (9) pemeriksaan fermentasi karbohidrat.
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan pH, biakan media
Sabouraud Dekstrosa Agar, pemeriksaan Gram, biakan serum (germ tube),
uji fermentasi gula-gula dan data-data pendukung diolah dalam bentuk tabel.
Kemudian hasil yang menunjukkan Candida albicans dianalisa secara
deskriptif menggunakan persentase (Azwar, 2005:6) dengan rumus:
∑ (positif) Candida albicans % Candida albicans = x
100% ∑ (positif dan negatif) Candida albicans
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 1 kali pada tanggal 23-24
Juni 2009 untuk semua air bak WC, yaitu SMP 13, 21 dan SMA 8
Banjarmasin dimana sampel diambil pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
![Page 5: 19-33-1-SM](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89a00/html5/thumbnails/5.jpg)
5 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil seperti
dalam tabel berikut :
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Air Bak WC di SMP 13 B.masin
No
Kode sampel
Hasil Pemeriksaan Candida albicans pH Biakan Gram Germ tube Fermentasi
(+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) 1. 2. 3.
S1.1 S1.2 S1.3
6,0 6,0 6,0
0 0 1
1 1 0
0 0 1
1 1 0
0 0 1
1 1 0
0 0 1
1 1 0
∑ 1 2 1 2 1 2 1 2 % 33,3 66,7 33,3 66,7 33,3 66,7 33,3 66,7
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Air Bak WC di SMP 21
B.masin No
Kode sampel
Hasil Pemeriksaan Candida albicans pH Biakan Gram Germ tube Fermenta
si (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-)
1. 2. 3. 4.
S2.1 S2.2 S2.3 S2.4
6,5 6,5 6,5 6,5
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
∑ 4 0 4 0 4 0 4 0 % 100 0 100 0 100 0 100 0
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Air Bak WC di SMA 8
B.masin No
Kode sampel
Hasil Pemeriksaan Candida albicans pH Biakan Gram Germ tube Fermenta
si (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
S3.1 S3.2 S3.3 S3.4 S3.5 S3.6 S3.7
6,0 6,0 5,5 6,0 6,0 6,0 5,5
1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0
∑ 7 0 7 0 7 0 7 0 % 100 0 100 0 100 0 100 0
![Page 6: 19-33-1-SM](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89a00/html5/thumbnails/6.jpg)
6 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Air Bak WC sekolah
No.
Nama sekolah ∑ bak WC
yang diperiksa
Candida albicans Positip (+) Negatip (-)
1. 2. 3.
SMP 13 SMP 21 SMA 8
3 4 7
1 4 7
2 0 0
∑ 14 12 2 % 100 85,7 14,3
Data-data pendukung diperoleh dari hasil observasi sekolah, kuesioner
terhadap pengelola WC dan kuesioner tarhadap responden (siswi).
Berdasarkan hasil observasi , didapatkan hasil seperti pada tabel
berikut:
Tabel 5. Hasil Observasi di 3 sekolah menengah Kelurahan Alalak Utara
No Nama sekolah ∑ kelas ∑siswi ∑WC siswi
∑pengelola WC siswi
1. 2. 3.
SMP 13 Banjarmasin SMP 21 Banjarmasin SMA 8 Banjarmasin
12 13 15
389 438 456
3 4 7
1 1 1
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap pengelola WC, didapatkan hasil
seperti pada tabel berikut:
Tabel 6. Hasil Kuesioner Pengelola WC di Sekolah sampel
No
Kode sampe
l
Frekuensi pembersihan bak
WC/minggu
Teknik pembersihan Penggunaan
desinfektan <1 kali
1 kali >1 kali Dikuras
dikuras & disikat Ya Tidak
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
S1.1 S1.2 S1.3 S2.1 S2.2 S2.3 S2.4 S3.1
0 0 0 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1
![Page 7: 19-33-1-SM](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89a00/html5/thumbnails/7.jpg)
7 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009
9. 10. 11. 12. 13. 14.
S3.2 S3.3 S3.4 S3.5 S3.6 S3.7
1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1
∑ 14 11 0 3 0 14 0 14 % 100 78,6 0 21,4 0 100 0 100
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap pengelola WC di Sekolah pada
tabel 6, diperoleh data bahwa frekuensi pembersihan bak WC rata-rata
kurang dari 1 kali dalam seminggu dengan teknik pembersihan dikuras dan
disikat tanpa menggunakan desinfektan.
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap responden, didapatkan hasil
seperti pada tabel berikut:
Tabel 7. Hasil Kuesioner Responden (siswi) di Sekolah
No
Nama sekolah f penggunaan WC Mengalami keputihan
∑
siswi
1x
2x
>2x
∑ sisw
i
Keruh,bau, gatal
Keruh,bau, tidak gatal
1. 2. 3.
SMP 13 Banjarmasin
SMP 21 Banjarmasin SMA
8 Banjarmasin
30 30 40
10 9
14
6 10 12
14 11 14
9 16 23
7 4 15
2 12 8
∑ 100 33 28 39 48 26 22 % 100 33 28 39 48 54.2 45.8
Pembahasan
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil positip
biakan, pemeriksaan Gram, pemeriksaan Germ tube, dan pemeriksaan
fermentasi karbohidrat pada sampel dengan kode S1.3 (sampel SMP 13),
S2.1-S2.4 (sampel SMP 21), dan kode S3.1-S3.7 (sampel SMA 8).
Sedangkan hasil negatip terdapat pada sampel dengan kode S1.1 dan S1.2
![Page 8: 19-33-1-SM](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89a00/html5/thumbnails/8.jpg)
8 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009
(sampel SMP 13). Hasil negatip ini disebabkan karena pada saat
pengambilan sampel air, bak WC baru saja dibersihkan.
Hasil positip pada biakan media Sabouraud Dekstrosa Agar ditandai
dengan adanya pertumbuhan koloni berupa yeast like colony (koloni yang
menyerupai ragi) yang berwarna putih kekuning-kuningan, halus mengkilat
dan sedikit menonjol. Hasil positip pemeriksaan Gram ditandai dengan
ditemukannya sel ragi yang berwarna ungu (Gram positip) dan blastospora
pada pemeriksaan mikroskopis dengan perbesaran obyektif 100x
menggunakan minyak imersi. Hasil positip pemeriksaan Germ tube
ditunjukkan dengan adanya pembentukkan kecambah dari blastospora
berupa tabung-tabung kecil. Hasil positip pemeriksaan fermentasi karbohidrat
adalah terbentuknya asam dan gas pada glukosa, maltosa, dan galaktosa,
terbentuknya asam pada sukrosa dan tidak terbentuknya asam dan gas pada
laktosa. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium ini, menunjukkan
bahwa jamur yang terdapat pada air bak WC di SMP 13 dan 21 serta SMA 8
Banjarmasin adalah jamur Candida albicans, karena menurut Darmani
(2003:13), diagnosis terhadap jamur Candida sp. dapat ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis (pemeriksaan Gram) dan
pemeriksaan biakan. Dimana untuk hasil pemeriksaan Gram, bentuk ragi
bersifat gram positip (berwarna ungu), berbentuk oval, kadang-kadang
berbentuk germ tube atau budding. Begitu pula menurut Prasetyo (2007:3)
bahwa jamur Candida albicans pada sediaan Gram akan terlihat bentuk ragi
yang bersifat gram positip, blastospora, atau hifa semu. Sedangkan hasil
pemeriksaan biakan pada media Sabouraud Dekstrosa Agar menurut
Darmani (2003:13), akan terbentuk pertumbuhan koloni yang berupa yeast
like colony (koloni yang menyerupai ragi) yang berwarna putih kekuning-
kuningan, permukaannya halus dan sedikit menonjol. Untuk identifikasi
Candida albicans menurut Tjampakasari (2006:33), dapat dilakukan dengan
uji germ tube yaitu perbenihan pada medium yang mengandung protein
![Page 9: 19-33-1-SM](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89a00/html5/thumbnails/9.jpg)
9 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009
(misalnya serum) akan terjadi pembentukan kecambah dari blastospora.
Sedangkan menurut Jawetz (1996:628), Candida albicans akan membentuk
tabung benih dalam 2-3 jam bila diletakkan dalam serum pada suhu 37°C. Uji
fermentasi jamur Candida albicans menunjukkan hasil terbentuknya asam
dan gas pada glukosa dan maltosa, terbentuknya asam pada sukrosa dan
tidak terbentuknya asam dan gas pada laktosa (Tjampakasari, 2006:33), dan
menurut Koneman (1992:840), hasil fermentasi jamur Candida albicans
ditunjukkan dengan terbentuknya asam dan gas pada glukosa, maltosa dan
galaktosa, terbentuknya asam pada sukrosa, dan tidak memfermentasi
laktosa.
Selain itu menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum
mengandung 70% jamur Candida. Sedangkan air yang mengalir dari keran
toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jamur pemicu rasa gatal
bahkan keputihan (http://cantik-sehat.com/news., 2006). Hal ini juga telah
dibuktikan oleh Diba (2004), bahwa air bak WC Umum Pasar Martapura 35%
mengandung Candida albicans dan menurut Astuti (2005), air bak WC Ruang
Bersalin RS Ratu Zalecha 14% juga mengandung Candida albicans.
Adanya kandungan jamur Candida albicans pada air bak WC di SMP
13 dan 21 serta SMA 8 Banjarmasin dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain:
1. Jumlah pengguna WC rata-rata perhari
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap responden (100 orang siswi),
dapat diketahui bahwa setiap siswi menggunakan fasilitas WC setiap hari
dengan frekuensi penggunaan WC 1 kali bahkan lebih dari 2 kali perhari.
Jumlah siswa di SMP 13 adalah 389 orang. Bila setiap siswi menggunakan
fasilitas WC setiap hari sebanyak 1 kali, maka minimal jumlah pengguna
WC/hari adalah sekitar 389 orang. Jumlah WC yang tersedia adalah 6 buah,
sehingga rata-rata pengguna untuk 1 buah WC adalah 65 orang. Jumlah
siswa di SMP 21 adalah 438 orang dengan jumlah WC siswi sebanyak 4
![Page 10: 19-33-1-SM](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89a00/html5/thumbnails/10.jpg)
10 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009
buah, sehingga rata-rata pengguna WC untuk 1 buah WC sekitar 63 orang.
Jumlah siswa di SMA 8 sebanyak 456 orang dengan jumlah WC siswi 7
buah, rata-rata pengguna WC untuk 1 buah WC sekitar 43 orang.
Perbandingan jumlah pengguna dengan jumlah WC ini kurang ideal, karena
menurut Suparlan (1988:89) perbandingan jumlah WC dengan jumlah
pengguna WC yang ideal adalah untuk setiap 40 orang wanita disediakan 1
buah WC. Jadi semakin banyak jumlah pengguna WC, maka semakin besar
kemungkinan terjadi kontaminasi jamur ke air. Adanya jamur Candida
albicans pada air dapat disebabkan karena kontaminasi setelah defekasi.
Selain itu dapat juga terkontaminasi melalui kuku dari pengguna WC yang
menderita kandidiasis ataupun orang normal, karena jamur ini sering
ditemukan pada kotoran di bawah kuku orang normal
(http://www.duniasex.com/forum/showthread.php).
2. Frekuensi pembersihan bak WC Frekuensi pembersihan bak WC sangat mempengaruhi pertumbuhan
jamur Candida albicans. Frekuensi pembersihan bak WC di SMA
Banjarmasin rata-rata kurang dari 1 kali dalam seminggu. Hal ini dianggap
masih kurang, karena menurut Wijono (2000:1148) syarat WC yang
digunakan untuk umum adalah harus dibersihkan paling sedikit 2-3 kali
sehari. Kurangnya frekuensi pembersihan bak WC ini berarti memberikan
kesempatan kepada jamur untuk tumbuh dan berkembang di dalam air
sehingga air tersebut akan menjadi sumber infeksi bagi yang
menggunakannya.
3. Derajat keasaman (pH) air bak WC Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil bahwa pH air
seluruh bak WC (10 bak) di sekolah sampel berkisar antara 5,5-6,5. Air bak
WC yang mengandung jamur Candida albicans (8 bak), memiliki pH berkisar
antara 5,5-6,5. Kondisi ini sangat memungkinkan jamur Candida albicans
untuk tumbuh dan berkembang. Menurut Tjampakasari (2006:33) jamur
![Page 11: 19-33-1-SM](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89a00/html5/thumbnails/11.jpg)
11 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009
Candida albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi
pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5.
Air bak WC yang mengandung jamur Candida albicans ini
kemungkinan dapat menyebabkan infeksi pada vagina yang disebut
kandidiasis vaginitis atau keputihan. Keputihan yaitu jika jumlah lendir yang
keluar lebih banyak dari biasanya, berbau serta berwarna keruh (seperti susu
basi, kuning kehijauan) dengan atau tanpa rasa gatal di sekitar kemaluan
(sekitar kemaluan bagian luar)
(http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/mb7kedua.html, 2007).
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 100 orang siswi di SMP 13 dan
21 serta SMA 8 Banjarmasin, 48 orang mengaku mengalami keputihan, 26
orang (54,29%) keputihan yang disertai gatal pada vagina dan 22 orang
(45,8%) keputihan yang tidak disertai gatal pada vagina. Jumlah siswi yang
mengalami keputihan paling banyak adalah siswi di SMA 8 yaitu 23 orang
(47.9%), SMP 21 sebanyak 16 orang (33.3%), dan SMP 13 sebanyak 9
orang (18.8%). Infeksi ini kemungkinan terjadi akibat penggunaan air toilet
yang mengandung Candida albicans, karena menurut Gandahusada
(2006:318), infeksi kandidiasis vaginitis dapat terjadi akibat penggunaan air
seperti toilet yang mengandung jamur Candida albicans setelah defekasi,
tercemar dari kuku atau air yang digunakan untuk membersihkan diri.
Karakteristik Jamur sebagai Sumber Belajar Mikrobiologi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan untuk
pembelajaran, mikrobiologi baik tingkat SMP, SMA) maupun Perguruan
Tinggi, yaitu :
1. Bagi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas
(SMA), selain sebagai sumber informasi dalam bidang bioteknologi
konvensional juga dapat dijadikan sebagai panduan untuk melakukan
praktikum sederhana mengenai jamur Candida albicans.
![Page 12: 19-33-1-SM](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89a00/html5/thumbnails/12.jpg)
12 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009
2. Bagi Perguruan Tinggi, selain sebagai sumber informasi dan sebagai
panduan untuk melakukan praktikum sederhana mengenai jamur Candida
albicans, juga dapat dimanfaatkan sebagai panduan bagi mahasiswa
untuk melakukan penelitian serupa terhadap jamur lain dalam bidang
mikrobiologi.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 sampel bak WC siswi yang
diperiksa di SMA Banjarmasin, 8 bak WC (80%) mengandung jamur Candida
albicans dan 2 bak WC (20%) tidak mengandung jamur Candida albicans.
Kandungan jamur Candida albicans yang terdapat pada air bak WC siswi di
SMP 13 Banjarmasin sebesar 33,3%, SMP 21 Banjarmasin sebesar 100%,
dan SMA 8 Banjarmasin sebesar 100%. DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Diba, Farah. 2004. Pemeriksaan Pencemaran Candida albicans pada Air Bak WC Umum di Pasar Martapura Tahun 2004. Karya Tulis Ilmiah tidak diterbitkan. Banjarbaru.
Darmani, Endang Herliyanti. 2003. Kandidiasis : Diagnosa dan Identifikasi. (online), (http://adasidna.blogspot.com. Diakses 21 Mei 2009). Medan: Fakultas Kedokteran Sumut.
Gandahusada, Srisasi. 2006. Parasitologi Kedokteran. (Edisi Ketiga). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jawetz Ernest, Melnick Joseph L., Adelberg Edward A. 1996. Mikrobiologi
Kedokteran (Medical Microbiology). (Edisi 20). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Koneman, Elmer W. 1992. Colour Atlas and Textbook of Diagnostic
Microbiology. (Fourth Edition).Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
![Page 13: 19-33-1-SM](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89a00/html5/thumbnails/13.jpg)
13 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009
Larone, Davise H. 1986. Medically Important Fungi: A Guide to Identification. (Second Edition). Newyork.
Prasetyo, Wicaksono Sigit. 2007. Candidiasis. (Online), (http://fkuii.org./tiki-
download wikiattachment.php?, diakses 21 Pebruari 2009). Suparlan. 1988. Pedoman Pengawasan Sanitasi Tempat-tempat Umum.
Surabaya: Surabaya Merdekaprint. Tjampakasari, Connie Riana. 2006. Karakteristik Candida albicans. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Wijono, Djoko. 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Teori, Strategi
dan Aplikasi. (Vol.2). Surabaya: Airlangga University Press. Vagina Spa Bikin Suami Makin Mesra: Candida Biang Petaka. (Online),
(http://cantik-sehat.com/news/2006/09/page/8/, diakses 21 Pebruari 2009).
Mengatasi Jamur. 2007. (online), (http://www.susukolostrum.com, diakses 21
Pebruari 2009). Apakah Keputihan Itu?.2007. (Online),
(http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/ mb7kedua.html, diakses 2 Maret 2009).
Tinjauan Pustaka Candida albicans (Online),(http://www.duniasex.com.forum/
showthread.php?:11., diakses 3 Juni 2009)