19-33-1-SM

13

Click here to load reader

Transcript of 19-33-1-SM

Page 1: 19-33-1-SM

1 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

ABSTRAK

KARAKTERISTIK JAMUR Candida albicans BERBASIS FERMENTASI KARBOHIDRAT PADA AIR BAK WC SEKOLAH MENENGAH DI KELURAHAN ALALAK UTARA

Oleh : Aminuddin Prahatamaputra

Jamur Candida albicans secara alami terdapat dalam tubuh sebagai

flora normal. Di alam bebas, jamur ini ditemukan di tanah, kotoran binatang dan air. Jamur ini dapat menyebabkan keputihan pada vagina yang disebut kandidiasis vaginitis. Air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur Candida, sedangkan air yang mengalir dari keran toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jamur pemicu rasa gatal bahkan keputihan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan jamur Candida albicans berbasis fermentasi karbohidrat pada air bak WC siswi di SMA Banjarmasin secara umum, dan mengetahui kandungan jamur Candida albicans pada air bak WC siswi di masing-masing SMA Banjarmasin.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan observasi lapangan dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan pH air, pemeriksaan biakan pada media Sabouraud Dekstrosa Agar, pemeriksaan Gram, uji Germ tube dan uji fermentasi karbohidrat. Populasi dalam penelitian ini adalah jamur Candida albicans pada air bak WC di sekolah menengah kawasan Kelurahan Alalak Utara Banjarmasin yang berjumlah 10 buah bak WC. Sampel penelitian adalah jamur Candida albicans pada air bak WC siswi di sekolah menengah kawasan Alalak Utara Banjarmasin dengan rincian SMP 13 Banjarmasin 3 buah bak; SMP 21 Banjarmasin 3 buah bak; dan SMA 8 Banjarmasin 7 buah bak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 sampel bak WC siswi yang diperiksa di SMA Banjarmasin, 8 bak WC (80%) mengandung jamur Candida albicans dan 2 bak WC (20%) tidak mengandung jamur Candida albicans. Kandungan jamur Candida albicans yang terdapat pada air bak WC siswi di SMP 13 Banjarmasin sebesar 33,3%, SMP 21 Banjarmasin sebesar 100%, dan SMA 8 Banjarmasin sebesar 100%.

Kata Kunci : Karakteristik Jamur Candida albicans, Air Bak WC, Kelurahan Alalak Utara

Page 2: 19-33-1-SM

2 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

PENDAHULUAN

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang organisma yang

berukuran mikroskopis dengan objek yang dipelajari meliputi virus,

bakteri, ragi/jamur, dan beberapa organisma kecil yang harus dilihat

dengan menggunakan mikroskop. Organisme tersebut melimpah di

sekitar kita dan bahkan hidup sebagai flora normal pada permukaan tubuh

manusia, tidak terkecuali sejenis jamur Candida albicans yang sering

menimbulkan masalah seperti gatal pada organ kewanitaan.

Candida albicans secara alami terdapat pada membran mukosa

dalam tubuh kita, paling banyak terdapat dalam saluran pencernaan.

Selain itu, Candida albicans juga ditemukan dalam vagina yang sehat,

mulut dan rektum (http://www.susukolostrum,com. 2007). Di alam bebas,

jamur ini ditemukan di tanah, kotoran binatang dan air (Gandahusada,

2006:316). Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum

mengandung 70% jamur Candida. Sedangkan air yang mengalir dari

keran toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jamur pemicu rasa

gatal bahkan keputihan (http://cantik-sehat.com/news., 2006).

Pertumbuhan yang terlalu pesat dari jamur Candida albicans dapat

menyebabkan infeksi pada vagina yang disebut kandidiasis vaginitis

(http://www.susukolostrum,com. 2007). Infeksi ini sering kali terjadi akibat

penggunaan air seperti toilet yang mengandung Candida sp. setelah

defekasi, tercemar dari kuku atau air yang digunakan untuk

membersihkan diri (Gandahusada, 2006:318). Candida albicans sering

menimbulkan vaginitis pada wanita dengan gejala utama fluor albus yang

sering disertai rasa gatal (Tjampakasari, 2006:36).

Berdasarkan observasi lapangan di sekolah kawasan Kelurahan

Alalak Utara yaitu pada SMP 13, SMP 21, dan SMAN 8 Banjarmasin,

terlihat kondisi WC siswi kurang memenuhi syarat kebersihan baik dari

segi tempat penampung maupun air yang digunakan tampak keruh. Dari

Page 3: 19-33-1-SM

3 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

50 siswi di sekolah menengah di Banjarmasin 29 siswi (58%) menyatakan

sering menggunakan fasilitas WC tersebut dan pernah mengalami

keputihan dan gatal-gatal pada organ genital. Mengingat air dapat

berfungsi sebagai sumber penularan penyakit jamur (kandidiasis)

terutama air bak WC yang digunakan secara umum untuk membersihkan

anggota badan bagian vital.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif. Metode

penelitian yang digunakan adalah observasi lapangan dan pemeriksaan

laboratorium. Populasi dalam penelitian ini adalah jamur Candida albicans

pada air bak WC yang terdapat di SMP 13, 21 dan SMA 8 Banjarmasin.

Sampel dalam penelitian ini adalah jamur Candida albicans pada air bak WC

siswi di SMP 13, 21, dan SMA 8 Banjarmasin. Teknik sampling yang

digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria sampel air bak WC

yang khusus digunakan oleh siswi di SMP 13, 21 dan SMA 8 Banjarmasin

dengan jumlah 14 bak WC, dengan rincian seperti dalam tabel berikut:

Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian No. Sekolah Populasi Sampel 1. 2. 3.

SMP 13 Banjarmasin SMP 21 Banjarmasin SMA 8 Banjarmasin

6 7

11

3 4 7

∑ 24 14

Pemeriksaan laboratorium dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi

Jurusan PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin pada bulan Juni 2009.

Alat yang digunakan meliputi autoklaf, oven, spuit 10 ml, botol sampel,

inkubator, cawan petri, ose, mikroskop, pipet ukur, tabung reaksi, tabung

Durham, oven, autoklaf, mikroskop, botol semprot, dan lampu spritus.

Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan jamur Candida albicans yaitu

kertas pH universal, Sabouraud Dekstrosa Agar, kloramfenikol,

Page 4: 19-33-1-SM

4 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

cyclohexamide, serum, bahan media gula-gula (glukosa, maltosa, galaktosa,

sukrosa, laktosa), pepton, bromthymolblue, bahan pewarnaan Gram, larutan

NaCl 0,9%, minyak imersi, aquadest dan air bak WC siswi di Sekolah

Menengah Kelurahan Aalalak Utara Banjarmasin.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini diperoleh dari hasil

pemeriksaan laboratorium, yaitu dari pengambilan sampel sebanyak satu kali

selanjutnya sampel dianalisa berdasarkan hasil biakan yang meliputi: (1)

sterilisasi alat; (2) pembuatan media Sabouraud Dekstrosa Agar (Larone,

1986:207); (3) pembuatan media fermentasi karbohidrat yang terdiri dari

larutan kaldu, larutan karbohidrat dan media fermentasi; (4) pembuatan cat

pewarnaan Gram A, B, C, dan D; (5) pemeriksaan sampel biakan pada media

Sabouraud Dekstrosa A; (6) pemeriksaan Gram; (7) pemeriksaan

mikroskopis terhadap sel ragi, blastospora atau hifa semu; (8) Uji Germ Tube;

dan (9) pemeriksaan fermentasi karbohidrat.

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan pH, biakan media

Sabouraud Dekstrosa Agar, pemeriksaan Gram, biakan serum (germ tube),

uji fermentasi gula-gula dan data-data pendukung diolah dalam bentuk tabel.

Kemudian hasil yang menunjukkan Candida albicans dianalisa secara

deskriptif menggunakan persentase (Azwar, 2005:6) dengan rumus:

∑ (positif) Candida albicans % Candida albicans = x

100% ∑ (positif dan negatif) Candida albicans

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 1 kali pada tanggal 23-24

Juni 2009 untuk semua air bak WC, yaitu SMP 13, 21 dan SMA 8

Banjarmasin dimana sampel diambil pada saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

Page 5: 19-33-1-SM

5 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil seperti

dalam tabel berikut :

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Air Bak WC di SMP 13 B.masin

No

Kode sampel

Hasil Pemeriksaan Candida albicans pH Biakan Gram Germ tube Fermentasi

(+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) 1. 2. 3.

S1.1 S1.2 S1.3

6,0 6,0 6,0

0 0 1

1 1 0

0 0 1

1 1 0

0 0 1

1 1 0

0 0 1

1 1 0

∑ 1 2 1 2 1 2 1 2 % 33,3 66,7 33,3 66,7 33,3 66,7 33,3 66,7

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Air Bak WC di SMP 21

B.masin No

Kode sampel

Hasil Pemeriksaan Candida albicans pH Biakan Gram Germ tube Fermenta

si (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-)

1. 2. 3. 4.

S2.1 S2.2 S2.3 S2.4

6,5 6,5 6,5 6,5

1 1 1 1

0 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

∑ 4 0 4 0 4 0 4 0 % 100 0 100 0 100 0 100 0

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Air Bak WC di SMA 8

B.masin No

Kode sampel

Hasil Pemeriksaan Candida albicans pH Biakan Gram Germ tube Fermenta

si (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

S3.1 S3.2 S3.3 S3.4 S3.5 S3.6 S3.7

6,0 6,0 5,5 6,0 6,0 6,0 5,5

1 1 1 1 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0

∑ 7 0 7 0 7 0 7 0 % 100 0 100 0 100 0 100 0

Page 6: 19-33-1-SM

6 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Air Bak WC sekolah

No.

Nama sekolah ∑ bak WC

yang diperiksa

Candida albicans Positip (+) Negatip (-)

1. 2. 3.

SMP 13 SMP 21 SMA 8

3 4 7

1 4 7

2 0 0

∑ 14 12 2 % 100 85,7 14,3

Data-data pendukung diperoleh dari hasil observasi sekolah, kuesioner

terhadap pengelola WC dan kuesioner tarhadap responden (siswi).

Berdasarkan hasil observasi , didapatkan hasil seperti pada tabel

berikut:

Tabel 5. Hasil Observasi di 3 sekolah menengah Kelurahan Alalak Utara

No Nama sekolah ∑ kelas ∑siswi ∑WC siswi

∑pengelola WC siswi

1. 2. 3.

SMP 13 Banjarmasin SMP 21 Banjarmasin SMA 8 Banjarmasin

12 13 15

389 438 456

3 4 7

1 1 1

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap pengelola WC, didapatkan hasil

seperti pada tabel berikut:

Tabel 6. Hasil Kuesioner Pengelola WC di Sekolah sampel

No

Kode sampe

l

Frekuensi pembersihan bak

WC/minggu

Teknik pembersihan Penggunaan

desinfektan <1 kali

1 kali >1 kali Dikuras

dikuras & disikat Ya Tidak

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

S1.1 S1.2 S1.3 S2.1 S2.2 S2.3 S2.4 S3.1

0 0 0 1 1 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1

Page 7: 19-33-1-SM

7 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

9. 10. 11. 12. 13. 14.

S3.2 S3.3 S3.4 S3.5 S3.6 S3.7

1 1 1 1 1 1

0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1

0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1

∑ 14 11 0 3 0 14 0 14 % 100 78,6 0 21,4 0 100 0 100

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap pengelola WC di Sekolah pada

tabel 6, diperoleh data bahwa frekuensi pembersihan bak WC rata-rata

kurang dari 1 kali dalam seminggu dengan teknik pembersihan dikuras dan

disikat tanpa menggunakan desinfektan.

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap responden, didapatkan hasil

seperti pada tabel berikut:

Tabel 7. Hasil Kuesioner Responden (siswi) di Sekolah

No

Nama sekolah f penggunaan WC Mengalami keputihan

siswi

1x

2x

>2x

∑ sisw

i

Keruh,bau, gatal

Keruh,bau, tidak gatal

1. 2. 3.

SMP 13 Banjarmasin

SMP 21 Banjarmasin SMA

8 Banjarmasin

30 30 40

10 9

14

6 10 12

14 11 14

9 16 23

7 4 15

2 12 8

∑ 100 33 28 39 48 26 22 % 100 33 28 39 48 54.2 45.8

Pembahasan

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil positip

biakan, pemeriksaan Gram, pemeriksaan Germ tube, dan pemeriksaan

fermentasi karbohidrat pada sampel dengan kode S1.3 (sampel SMP 13),

S2.1-S2.4 (sampel SMP 21), dan kode S3.1-S3.7 (sampel SMA 8).

Sedangkan hasil negatip terdapat pada sampel dengan kode S1.1 dan S1.2

Page 8: 19-33-1-SM

8 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

(sampel SMP 13). Hasil negatip ini disebabkan karena pada saat

pengambilan sampel air, bak WC baru saja dibersihkan.

Hasil positip pada biakan media Sabouraud Dekstrosa Agar ditandai

dengan adanya pertumbuhan koloni berupa yeast like colony (koloni yang

menyerupai ragi) yang berwarna putih kekuning-kuningan, halus mengkilat

dan sedikit menonjol. Hasil positip pemeriksaan Gram ditandai dengan

ditemukannya sel ragi yang berwarna ungu (Gram positip) dan blastospora

pada pemeriksaan mikroskopis dengan perbesaran obyektif 100x

menggunakan minyak imersi. Hasil positip pemeriksaan Germ tube

ditunjukkan dengan adanya pembentukkan kecambah dari blastospora

berupa tabung-tabung kecil. Hasil positip pemeriksaan fermentasi karbohidrat

adalah terbentuknya asam dan gas pada glukosa, maltosa, dan galaktosa,

terbentuknya asam pada sukrosa dan tidak terbentuknya asam dan gas pada

laktosa. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium ini, menunjukkan

bahwa jamur yang terdapat pada air bak WC di SMP 13 dan 21 serta SMA 8

Banjarmasin adalah jamur Candida albicans, karena menurut Darmani

(2003:13), diagnosis terhadap jamur Candida sp. dapat ditegakkan

berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis (pemeriksaan Gram) dan

pemeriksaan biakan. Dimana untuk hasil pemeriksaan Gram, bentuk ragi

bersifat gram positip (berwarna ungu), berbentuk oval, kadang-kadang

berbentuk germ tube atau budding. Begitu pula menurut Prasetyo (2007:3)

bahwa jamur Candida albicans pada sediaan Gram akan terlihat bentuk ragi

yang bersifat gram positip, blastospora, atau hifa semu. Sedangkan hasil

pemeriksaan biakan pada media Sabouraud Dekstrosa Agar menurut

Darmani (2003:13), akan terbentuk pertumbuhan koloni yang berupa yeast

like colony (koloni yang menyerupai ragi) yang berwarna putih kekuning-

kuningan, permukaannya halus dan sedikit menonjol. Untuk identifikasi

Candida albicans menurut Tjampakasari (2006:33), dapat dilakukan dengan

uji germ tube yaitu perbenihan pada medium yang mengandung protein

Page 9: 19-33-1-SM

9 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

(misalnya serum) akan terjadi pembentukan kecambah dari blastospora.

Sedangkan menurut Jawetz (1996:628), Candida albicans akan membentuk

tabung benih dalam 2-3 jam bila diletakkan dalam serum pada suhu 37°C. Uji

fermentasi jamur Candida albicans menunjukkan hasil terbentuknya asam

dan gas pada glukosa dan maltosa, terbentuknya asam pada sukrosa dan

tidak terbentuknya asam dan gas pada laktosa (Tjampakasari, 2006:33), dan

menurut Koneman (1992:840), hasil fermentasi jamur Candida albicans

ditunjukkan dengan terbentuknya asam dan gas pada glukosa, maltosa dan

galaktosa, terbentuknya asam pada sukrosa, dan tidak memfermentasi

laktosa.

Selain itu menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum

mengandung 70% jamur Candida. Sedangkan air yang mengalir dari keran

toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jamur pemicu rasa gatal

bahkan keputihan (http://cantik-sehat.com/news., 2006). Hal ini juga telah

dibuktikan oleh Diba (2004), bahwa air bak WC Umum Pasar Martapura 35%

mengandung Candida albicans dan menurut Astuti (2005), air bak WC Ruang

Bersalin RS Ratu Zalecha 14% juga mengandung Candida albicans.

Adanya kandungan jamur Candida albicans pada air bak WC di SMP

13 dan 21 serta SMA 8 Banjarmasin dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

antara lain:

1. Jumlah pengguna WC rata-rata perhari

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap responden (100 orang siswi),

dapat diketahui bahwa setiap siswi menggunakan fasilitas WC setiap hari

dengan frekuensi penggunaan WC 1 kali bahkan lebih dari 2 kali perhari.

Jumlah siswa di SMP 13 adalah 389 orang. Bila setiap siswi menggunakan

fasilitas WC setiap hari sebanyak 1 kali, maka minimal jumlah pengguna

WC/hari adalah sekitar 389 orang. Jumlah WC yang tersedia adalah 6 buah,

sehingga rata-rata pengguna untuk 1 buah WC adalah 65 orang. Jumlah

siswa di SMP 21 adalah 438 orang dengan jumlah WC siswi sebanyak 4

Page 10: 19-33-1-SM

10 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

buah, sehingga rata-rata pengguna WC untuk 1 buah WC sekitar 63 orang.

Jumlah siswa di SMA 8 sebanyak 456 orang dengan jumlah WC siswi 7

buah, rata-rata pengguna WC untuk 1 buah WC sekitar 43 orang.

Perbandingan jumlah pengguna dengan jumlah WC ini kurang ideal, karena

menurut Suparlan (1988:89) perbandingan jumlah WC dengan jumlah

pengguna WC yang ideal adalah untuk setiap 40 orang wanita disediakan 1

buah WC. Jadi semakin banyak jumlah pengguna WC, maka semakin besar

kemungkinan terjadi kontaminasi jamur ke air. Adanya jamur Candida

albicans pada air dapat disebabkan karena kontaminasi setelah defekasi.

Selain itu dapat juga terkontaminasi melalui kuku dari pengguna WC yang

menderita kandidiasis ataupun orang normal, karena jamur ini sering

ditemukan pada kotoran di bawah kuku orang normal

(http://www.duniasex.com/forum/showthread.php).

2. Frekuensi pembersihan bak WC Frekuensi pembersihan bak WC sangat mempengaruhi pertumbuhan

jamur Candida albicans. Frekuensi pembersihan bak WC di SMA

Banjarmasin rata-rata kurang dari 1 kali dalam seminggu. Hal ini dianggap

masih kurang, karena menurut Wijono (2000:1148) syarat WC yang

digunakan untuk umum adalah harus dibersihkan paling sedikit 2-3 kali

sehari. Kurangnya frekuensi pembersihan bak WC ini berarti memberikan

kesempatan kepada jamur untuk tumbuh dan berkembang di dalam air

sehingga air tersebut akan menjadi sumber infeksi bagi yang

menggunakannya.

3. Derajat keasaman (pH) air bak WC Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil bahwa pH air

seluruh bak WC (10 bak) di sekolah sampel berkisar antara 5,5-6,5. Air bak

WC yang mengandung jamur Candida albicans (8 bak), memiliki pH berkisar

antara 5,5-6,5. Kondisi ini sangat memungkinkan jamur Candida albicans

untuk tumbuh dan berkembang. Menurut Tjampakasari (2006:33) jamur

Page 11: 19-33-1-SM

11 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

Candida albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi

pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5.

Air bak WC yang mengandung jamur Candida albicans ini

kemungkinan dapat menyebabkan infeksi pada vagina yang disebut

kandidiasis vaginitis atau keputihan. Keputihan yaitu jika jumlah lendir yang

keluar lebih banyak dari biasanya, berbau serta berwarna keruh (seperti susu

basi, kuning kehijauan) dengan atau tanpa rasa gatal di sekitar kemaluan

(sekitar kemaluan bagian luar)

(http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/mb7kedua.html, 2007).

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 100 orang siswi di SMP 13 dan

21 serta SMA 8 Banjarmasin, 48 orang mengaku mengalami keputihan, 26

orang (54,29%) keputihan yang disertai gatal pada vagina dan 22 orang

(45,8%) keputihan yang tidak disertai gatal pada vagina. Jumlah siswi yang

mengalami keputihan paling banyak adalah siswi di SMA 8 yaitu 23 orang

(47.9%), SMP 21 sebanyak 16 orang (33.3%), dan SMP 13 sebanyak 9

orang (18.8%). Infeksi ini kemungkinan terjadi akibat penggunaan air toilet

yang mengandung Candida albicans, karena menurut Gandahusada

(2006:318), infeksi kandidiasis vaginitis dapat terjadi akibat penggunaan air

seperti toilet yang mengandung jamur Candida albicans setelah defekasi,

tercemar dari kuku atau air yang digunakan untuk membersihkan diri.

Karakteristik Jamur sebagai Sumber Belajar Mikrobiologi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan untuk

pembelajaran, mikrobiologi baik tingkat SMP, SMA) maupun Perguruan

Tinggi, yaitu :

1. Bagi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas

(SMA), selain sebagai sumber informasi dalam bidang bioteknologi

konvensional juga dapat dijadikan sebagai panduan untuk melakukan

praktikum sederhana mengenai jamur Candida albicans.

Page 12: 19-33-1-SM

12 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

2. Bagi Perguruan Tinggi, selain sebagai sumber informasi dan sebagai

panduan untuk melakukan praktikum sederhana mengenai jamur Candida

albicans, juga dapat dimanfaatkan sebagai panduan bagi mahasiswa

untuk melakukan penelitian serupa terhadap jamur lain dalam bidang

mikrobiologi.

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 sampel bak WC siswi yang

diperiksa di SMA Banjarmasin, 8 bak WC (80%) mengandung jamur Candida

albicans dan 2 bak WC (20%) tidak mengandung jamur Candida albicans.

Kandungan jamur Candida albicans yang terdapat pada air bak WC siswi di

SMP 13 Banjarmasin sebesar 33,3%, SMP 21 Banjarmasin sebesar 100%,

dan SMA 8 Banjarmasin sebesar 100%. DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Diba, Farah. 2004. Pemeriksaan Pencemaran Candida albicans pada Air Bak WC Umum di Pasar Martapura Tahun 2004. Karya Tulis Ilmiah tidak diterbitkan. Banjarbaru.

Darmani, Endang Herliyanti. 2003. Kandidiasis : Diagnosa dan Identifikasi. (online), (http://adasidna.blogspot.com. Diakses 21 Mei 2009). Medan: Fakultas Kedokteran Sumut.

Gandahusada, Srisasi. 2006. Parasitologi Kedokteran. (Edisi Ketiga). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jawetz Ernest, Melnick Joseph L., Adelberg Edward A. 1996. Mikrobiologi

Kedokteran (Medical Microbiology). (Edisi 20). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Koneman, Elmer W. 1992. Colour Atlas and Textbook of Diagnostic

Microbiology. (Fourth Edition).Philadelphia: J.B. Lippincott Company.

Page 13: 19-33-1-SM

13 Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

Larone, Davise H. 1986. Medically Important Fungi: A Guide to Identification. (Second Edition). Newyork.

Prasetyo, Wicaksono Sigit. 2007. Candidiasis. (Online), (http://fkuii.org./tiki-

download wikiattachment.php?, diakses 21 Pebruari 2009). Suparlan. 1988. Pedoman Pengawasan Sanitasi Tempat-tempat Umum.

Surabaya: Surabaya Merdekaprint. Tjampakasari, Connie Riana. 2006. Karakteristik Candida albicans. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Wijono, Djoko. 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Teori, Strategi

dan Aplikasi. (Vol.2). Surabaya: Airlangga University Press. Vagina Spa Bikin Suami Makin Mesra: Candida Biang Petaka. (Online),

(http://cantik-sehat.com/news/2006/09/page/8/, diakses 21 Pebruari 2009).

Mengatasi Jamur. 2007. (online), (http://www.susukolostrum.com, diakses 21

Pebruari 2009). Apakah Keputihan Itu?.2007. (Online),

(http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/ mb7kedua.html, diakses 2 Maret 2009).

Tinjauan Pustaka Candida albicans (Online),(http://www.duniasex.com.forum/

showthread.php?:11., diakses 3 Juni 2009)