18-03 Krim edit.doc

9
Ratusan Warga Kotim Tolak Tambang Batu Bara Sampit, Dayak Pos Sedikitnya 900 lebih warga Desa Bajarau dan transmigrasi SP 3 Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menolak perusahaan tambang batu bara PT Bumi Makmur Waskita beroperasi di daerah itu. "Warga desa menolak karena mereka tidak ingin lingkungan dan lahan disekitar rusak serta berubah menjadi danau akibat penggalain batu bara," kata Camat Parenggean, Samsudin Marseleno di Sampit, Selasa (17/3). Penolakan warga tersebut disampaikan secara lisan dan belum disampaikan secara tertulis. Meski masih dalam bentuk lisan, pihak kecamatan akan menampung semua keinginan masyarakat. Banyak hal yang membuat masyarakat menolak pengoperasian tambang batu bara tersebut, selain khawatir lingkungan rusak, pertimbangan lain juga karena warga desa sudah bermitra dengan pihak perkebunan kelapa sawit yang saat ini sudah berjalan dengan baik. "Saya memang belum menenima laporan masyarakat tersebut secara tertulis, namun secara lisa laporan itu sudah saya terima. Saya akan menampung dan memantau lebih lanjut keluhan masyarakat dua Desa itu," katanya. Marselo menilai penolakan warga desa tersebut sangat masuk akal karena mereka saat ini telah bermitra dengan perusahaan sawit, yaitu PT MAKIN dan PT SISK sehingga lahan mereka itu tidak ingin digarap perusahaan tambang. Untuk diketahui, permasalahan itu masih dalam tahap proses mediasi antara warga di dua desa

Transcript of 18-03 Krim edit.doc

Ratusan Warga Kotim Tolak Tambang Batu Bara

Sampit, Dayak Pos

Sedikitnya 900 lebih warga Desa Bajarau dan transmigrasi SP 3 Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menolak perusahaan tambang batu bara PT Bumi Makmur Waskita beroperasi di daerah itu.

"Warga desa menolak karena mereka tidak ingin lingkungan dan lahan disekitar rusak serta berubah menjadi danau akibat penggalain batu bara," kata Camat Parenggean, Samsudin Marseleno di Sampit, Selasa (17/3).

Penolakan warga tersebut disampaikan secara lisan dan belum disampaikan secara tertulis. Meski masih dalam bentuk lisan, pihak kecamatan akan menampung semua keinginan masyarakat.

Banyak hal yang membuat masyarakat menolak pengoperasian tambang batu bara tersebut, selain khawatir lingkungan rusak, pertimbangan lain juga karena warga desa sudah bermitra dengan pihak perkebunan kelapa sawit yang saat ini sudah berjalan dengan baik.

"Saya memang belum menenima laporan masyarakat tersebut secara tertulis, namun secara lisa laporan itu sudah saya terima. Saya akan menampung dan memantau lebih lanjut keluhan masyarakat dua Desa itu," katanya.

Marselo menilai penolakan warga desa tersebut sangat masuk akal karena mereka saat ini telah bermitra dengan perusahaan sawit, yaitu PT MAKIN dan PT SISK sehingga lahan mereka itu tidak ingin digarap perusahaan tambang.

Untuk diketahui, permasalahan itu masih dalam tahap proses mediasi antara warga di dua desa dan pihak perusahaan tambang dan belum masuk ke tingkat kecamatan.

"Saya akan terus memantau permasalahan itu dengan harapan tidak ada masyarakat yang dirugikan dan fakta dilapangan masyarakat dua desa itu memang sudah bermitra dengan perusahaan sawit jadi untuk tambang pastinya sangat sulit masuk," terangnya.

Marselo berharap pihak perusahaan tambang batu bara untuk tidak memaksakan beroperasi dulu dikhawatirkan akan memicu amarah warga desa.

"Wajar jika warga desa menolak karena mereka sudah menikmati hasil kebun bermitra dengan perusahaan sawit itu," ucapnya.(Ant/003)

Polresta Tangkap Tujuh Pasangan Diduga "Mesum"

Banjarmasin, Dayak Pos

Anggota polisi dari Polresta Banjarmasin menangkap tujuh pasangan yang diduga mesum saat razia penyakit masyarakat dalam Operasi Bina Kusuma 2015 dengan sasaran hotel melati .

"Kami amankan mereka semua dari tiga hotel yang kami lakukan pemeriksaan," ucap Kasat Sabhara Polresta Banjarmasin Kompol Uskiansyah di Banjarmasin, Selasa (17/3).

Razia penyakit masyarakat dalam Operasi Bina Kusuma 2015 dilakukan pada Senin (16/3) malam dan dimulai sekitar pukul 22.30 Wita hingga Selasa (17/3) dini hari sekitar pukul 00.30 Wita.

Ia mengatakan, tujuh pasangan yang diduga mesum di kamar hotel itu didapati dari tiga hotel yang dilakukan razia di antaranya Hotel Widuri satu pasangan, Hotel Tedja tiga pasangan dan di Penginapan Melayu didapati tiga pasangan.

Semua pasangan yang diamankan dan diduga mesum itu tidak dapat menunjukan bukti pernikahan mereka saat polisi melakukan pemeriksaan.

"Karena mereka tidak bisa menunjukan bukti resmi telah menikah maka kami bawa ke kantor," tuturnya usai memimpin razia penyakit masyarakat itu.

Terus dikatakan, karena dalam operasi ini lebih mengedepankan proses pembinaan maka para pasangan itu langsung diserahkan ke Satuan Pembinaan Masyarakat Polresta Banjarmasin.

Sementara itu Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat Polresta Banjarmasin Kompol Karsidi di Banjarmasin mengatakan, tujuh pasangan itu dilakukan pembinaan terkait bahaya melakukan sek bebas di luar nikah.

"Dari tujuh pasangan itu satu pasangan di antaranya telah resmi menjadi sepasang suami istri dan itu bisa mereka buktikan," ucap Karsidi kepada Wartawan Antara.

Lanjutnya, untuk pasangan lain diberikan surat pernyataan untuk berjanji tidak mengulangi perbuatan itu lagi dan bersedia diproses secara hukum apabila nanti ditemukan kembali. (Ant/003)

Polres Balangan Tangkap Pelaku Pencabulan Anak Kandung

Balangan, Dayak Pos

Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort (Polres) Balangan Provinsi Kalimantan Selatan, menangkap seorang pria yang diduga sebagai pelaku pencabulan terhadap anak kandung yang masih di bawah umur.

"Kami sudah menangkap pelaku namun polisi mengalami kesulitan menggali keterangan karena pelaku mengidap tuna rungu atau bisu," ucap Kasubag Humas Polres Balangan Aipda Pektrus di Balangan, Selasa (17/3).

Ia mengatakan saat ini pelaku sudah diamankan di Polres Balangan dan pelaku diketahui bernama Uji (45) warga setempat dan saat ini sedang menjalani proses penyidikan.

Lanjut Pektrus, untuk langkah penyidikan pihaknya sedang menunggu hasil keterangan dari keluarga dan hasil visum dari pihak RSUD Balangan guna memastikan dugaan pencabulan oleh ayah terhadap anak kandung tersebut.

Terus dikatakannya, Uji merupakan warga Desa Hamparaya Kecamatan Batumandi Kabupaten Balangan, yang sejak lama mengidap tuna rungu atau bisu dan pelaku bekarja sebagai buruh lepas.

Dugaan sementara anak kandungnya yang berusia sembilan tahun sebut saja bunga (nama samaran) diduga dicabuli berkali-kali oleh Uji ayah kandungnya sendiri ketika istrinya yang juga ibu korban bernama Jubaidah sedang berjualan sayur.

"Hingga saat ini proses hukum atas pelaku terus dilakukan sampai menunggu pembuktian dari keterangan saksi dan hasil visum nantinya," tuturnya.

Sementara itu menurut keterangan ibu korban Jubaidah (41th) kondisi anaknya saat ini mengalami sedikit gangguan mental serta cacat fisik.

Ibu korban terus mengatakan, sudah hampir satu minggu korban mengalami pendarahan pada kemaluannya akibat dugaan perbuatan pencabulan yang dilakukan ayah kandungnya.

"Awalnya korban hanya mengeluh sakit dan dikira hanya mengalami haid pertama kali namun setelah diperiksa ternyata korban mengalami luka di kemaluan," ujarnya.

Atas kejadian itu Jubaidah melihat adanya kejanggalan dan langsung berkordinasi dengan pihak keluarga serta dibantu warga langsung melaporkan perbuatan ke polisi dengan dasar adanya dugaan pencabulan.

Dari laporan itu pelaku langsung dilakukan penangkapan oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Balangan dan saat ini pelaku sudah ditahan di rumah tahanan Polres setempat.(Ant/003)

Polisi Tangkap Pasangan Isap Sabu-Sabu Di Hotel

Banjarmasin, Dayak Pos

Anggota polisi pada saat melaksanaan razia penyakit masyarakat berhasil menangkap pasangan suami-istri yang diduga mengisap sabu-sabu di sebuah kamar hotel di kawasan Banjarmasin Tengah.

"Pasangan itu kami tangkap karena ditemukan barang bukti di kamar hotel yang mereka huni saat itu," ucap Kasat Sabhara Polresta Banjarmasin Kompol Uskiansyah di Banjarmasin, Selasa (17/3).

Penangkapan terhadap pasangan suami-istri itu dilakukan pada Selasa (17/3) dini hari sekitar pukul 00.30 Wita di sebuah penginapan/hotel yang ada di Kota Banjarmasin.

Dari pemeriksaan awal pelaku yang juga suami-istri itu diketahui bernama M. Arsyad (34) dan Rabiatul Astri (30) keduanya warga Sei Bakung Kecamatan Sei Tabuk Kabupaten Banjar Kalsel.

Bukan itu saja selain menangkap pasangan menikmat barang haram tersebut polisi juga menangkap teman mereka bernama Tina (28) warga Pekapuran Banjarmasin yang diduga ikut menikmati barang haram di kamar hotel bernomor 211 itu.

Dikatakannya, untuk barang bukti yang ditemukan polisi pada saat razia penyakit masyarakat dalam rangka penutupan Operasi Bina Kusuman 2015. Barang bukti tersebut diketahui berupa seperangkat alat isap sabu-sabu, plastik klip dan pipet yang masih ada sisa sabu-sabu.

"Mereka bertiga langsung kami bawa ke kantor beserta barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian," tutur pria yang pernah menjabat sebagai Kapolsekta Banjarmasin Barat itu. Uski terus mengatakan, karena kasus merupakan tindak pidana narkotika maka langsung diserahkan ke Satuan Narkoba Polresta Banjarmasin sebagai satuan yang berwenang melakukan proses penanganannya.

Sementara itu Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Drs Wahyono MH di Banjarmasin turut mengatakan kasus tersebut masih dalam proses pembuktian.

"Jika memang nanti hasil pemeriksaan tes urine terhadap mereka itu positif, maka akan diproses sesuai aturan yang berlaku," ujar orang nomor satu di lingkungan Polresta Banjarmasin.

Pelaku M.Arsyad telah mengakui kalau mereka memang mengisap sabu-sabu dan usai mengisap barang haram itu rencananya ingin berhiburan ke tempat hiburan malam yang ada di kota tersebut.

"Saya hanya ikut menikmati saja dan sabu-sabu itu tidak tau siapa yang bawa kemungkinan istri saya bisa juga teman dia," tuturnya saat di ruang penyidik Satuan Narkoba Polresta Banjarmasin.

Berdasarkan pantauan Wartawan Antara di tempat kejadian ketiga pelaku pengisap sabu-sabu itu ditangkap di kamar hotel/penginapan Melayu bernomor kamar 211 di kawasan Jalan Kampung Melayu Banjarmasin Tengah.(Ant/003)

Kasat : Pemilik Kelotok Tewas Karena Tenggelam

Banjarmasin, Dayak Pos

Kepala Satuan Polisi Perairan Polresta Banjarmasin AKP Untung Widodo di Banjarmasin mengatakan pemilik kelotok (perahu bermesin) tewas karena tenggelam di perairan sungai Alalak Tengah Kec. Banjarmasin Utara.

"Korban sudah dipastikan meninggal dunia akibat tenggelam saat menyelamatkan kelotoknya yang bocor dan tenggelam," ucapnya, Selasa (17/3).

Ia mengatakan, pada Senin (16/3) sore sekitar pukul 16.00 Wita saat melintas di perairan Alalak Tengah Banjarmasin Utara, kelotok korban tenggelam karena bocor namun korban bernama Salmin alias Anim (32) warga Alalak Utara sempat selamat dari musibah itu.

Merasa kelotoknya tenggelam lalu korban meminta bantuan kepada warga sekitar untuk menolongnya mengangkat klotok miliknya yg tenggelam di perairan tersebut.

Tidak berapa lama saksi atas nama Mawansyah sempat melihat korban sudah naik di atas kelotoknya sekitar pukul 21.00 Wita, namun tidak beberapa lama masyarakat hanya menemukan klotok korban mengapung di sungai.

Sedangkan korban tidak ada di kelotok itu, kemudian warga dibantu Tim SAR, Emergency serta Satpolair melakukan mencarian terhadap korban.

Setelah dilakukan pencarian oleh Tim SAR gabungan lebih kurang 2,5 jam tepatnya sekitar pukul 23.00 Wita akhirnya korbanpun berhasil ditemukan tidak jauh dari tempat kejadian kelotoknya tenggelam dan korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Saat korban ditemukan oleh Tim SAR gabungan dalam keadaan meninggal dunia, keluarga korban langsung membawanya ke rumah duka untuk di semayamkan.

"Atas kejadian ini sudah bisa kami pastikan korban tewas karena meninggal dunia dan pihak keluarga menolak untuk dilakukan visum dan memilih jenasah korban langsung dibawa pulang," ujar pria penyandang balok tiga di pundaknya itu.(Ant/003)

Kapolresta Berikan Penghargaan Korban Jambret Tangkap Pelaku

Banjarmasin, Dayak Pos

Kepala Kepolisian Resor Kota Banjarmasin Kombes Pol Drs Wahyono MH di Banjarmasin memberikan penghargaan kepada korban jambret yang berhasil menangkap pelaku dan menggagalkan aksi penjambretan tersebut.

"Saya berikan penghargaan karena usahanya untuk menggagalkan aksi kriminal itu," tuturnya usai pelaksanaan upacara bulanan di halaman Polresta Banjarmasin, Selasa (17/3).

Untuk korban yang diberikan penghargaan itu diketahui bernama Rina Amalia warga Banjarmasin seorang pekerja swasta di kota tersebut.

Lanjutnya, pemberian penghargaan itu berupa piagam dan uang santunan pengobatan karena korban sendiri mengalami luka-luka atas usahanya menggagalkan aksi kejahatan yang menimpa dirinya.

Bukan itu saja, Rina diberikan penghargaan bersama-sama dengan 18 anggota polisi yang juga mendapatkan penghargaan atas kinerja mereka di lapangan dalam pelaksanaan tugas.

Acara tersebut dilakukan pada upacara bulanan, Selasa (17/3) pagi sekitar pukul 08.00 Wita di halaman Polresta Banjarmasin dan dipimpin langsung oleh Kapolresta Banjarmasin.

Ia terus mengatakan, menangkap pelaku kejahatan memang merupakan tugas pihak kepolisian namun apabila tanpa bantuan masyarakat kinerja itu kurang bersinergi.

Untuk itu polisi dan masyarakat harus menjalin hubungan baik dan harmonis, setiap masukan maupun informasi yang diterima akan langsung ditindaklanjuti.

Selain itu masyarakat diminta untuk turut serta membantu tugas kepolisian dalam menjaga dan memelihara keamanan serta ketertiban masyarakat di kota tersebut.

"Laporkan setiap ada kejadian atau peristiwa. Setiap laporan yang masuk dari masyarakat akan langsung ditangani dan ditindaklanjuti," kata orang nomor satu dijajaran Polresta Banjarmasin itu.(Ant/003)