179782616 1 II Teori Dan Aplikasi Persamaan Difusivitas

download 179782616 1 II Teori Dan Aplikasi Persamaan Difusivitas

of 63

description

teori

Transcript of 179782616 1 II Teori Dan Aplikasi Persamaan Difusivitas

  • BAB I: TEORI DAN APLIKASI PERSAMAAN DIFUSIVITAS

    (Versi 13 Februari 2005)

    Salah satu karakteristik utama yang selalu ingin diketahui dari suatu reservoir adalah tingkat

    atau kapasitas produksi sebagai fungsi dari waktu. Untuk mengetahui hal tersebut, biasanya

    digunakan model yang mengaitkan laju alir dan/atau tekanan terhadap waktu. Model yang

    dimaksud di sini adalah model matematis yang mendeskripsikan aliran dalam batuan

    reservoir dimana batuan berperan sebagai media alir berpori. Model matematis tersebut

    disebut dengan persamaan difusivitas. Solusi terhadap persamaan ini, baik solusi analitik

    maupun solusi numerik (yang umumnya menggunakan pendekatan finite difference)

    merupakan dasar untuk melakukan evaluasi dan analisis kinerja produksi dan peramalan

    kinerja reservoir pada waktu yang akan datang.

    Pada bab ini dibahas tentang pengembangan persamaan difusivitas khususnya untuk aliran

    satu fasa fluida incompressible, solusi eksak dan solusi pendekatan terhadap persamaan

    difusivitas, dan aplikasi solusi persamaan difusivitas tersebut dalam berbagai analisis untuk

    mengetahui karakteristik reservoir, misalnya analisis data well test (pressure transient test).

    Materi yang disajikan dalam bab ini merupakan bagian yang paling penting dan hampir

    menentukan semua metode perhitungan dalam teknik reservoir. Disamping itu, bidang kajian

    pada bab ini merupakan yang paling khas dan hanya dipelajari dalam bidang ilmu teknik

    reservoir.

    Pokok-pokok bahasan utama yang disajikan dalam bab ini adalah:

    1. Pengembangan persamaan difusivitas yang tergantung pada waktu, geometri media alir,

    dan jumlah fasa berdasarkan 3 (tiga) persamaan dasar, yaitu persamaan Darcy, persamaan

    kontinuitas, dan persamaan keadaan.

    2. Solusi eksak terhadap persamaan difusivitas untuk berbagai kondisi batas luar dan batas

    dalam.

    3. Solusi pendekatan (aproksimasi) terhadap persamaan difusivitas berdasarkan flow period,

    yaitu boundary condition tertentu, berupa aliran transient, pseudosteady state, dan steady

    state.

    4. Aplikasi solusi persamaan difusivitas dalam menentukan distribusi tekanan di dalam

    reservoir dan analisis data hasil pressure transient testing (buildup dan drawdown tests)

    untuk mendapatkan karakteristik batuan reservoir.

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 1

  • Persamaan Difusivitas

    Persamaan difusivitas digunakan untuk memodelkan kinerja sistem aliran yang bergantung

    pada waktu. Oleh karena itu, dasar dari persamaan difusivitas adalah persamaan kontinuitas

    yang menggambarkan perubahan jumlah massa pada suatu titik lokasi terhadap perubahan

    waktu. Nama difusivitas berasal dari persamaan yang digunakan untuk menggambarkan

    proses difusi panas (diffusion of heat). Kenyataannya, aliran fluida dalam media permeabel

    dapat dimodelkan oleh persamaan yang bentuknya sama dengan persamaan difusivitas untuk

    aliran panas (dan juga aliran listrik). Penggunaan persamaan difusivitas dalam teknik

    reservoir sangat luas. Model matematis ini telah dipakai sebagai:

    a. Alat untuk interpretasi data well test

    b. Model matematik dalam simulasi numerik reservoir

    c. Alat untuk analisis deliverability

    d. Model matematik untuk decline curve analysis menggunakan type curves

    e. dan sebagainya.

    Operator Matematika

    Dalam literatur, persamaan difusivitas dan tiga persamaan pembentuknya, yaitu persamaan

    kontinuitas, persamaan gerak, dan persamaan keadaan, seringkali dituliskan dalam bentuk-

    bentuk tertentu dengan menggunakan operator matematika tertentu. Hal itu berkenaan dengan

    besaran variabel yang terkandung dalam persamaan tersebut yaitu apakah berupa skalar atau

    vektor. Untuk itu, ada baiknya diketahui sejumlah operator matematika yang biasa digunakan

    dalam menyatakan persamaan-persamaan tersebut. Beberapa bentuk dan definisi operator

    matematika tersebut yang penting diantaranya:

    Pernyataan besaran skalar dan vektor

    a besaran skalar

    x atau dimana disebut dengan vektor kolom

    =

    xxx

    vektorbesaranx

    3

    2

    1r

    x...

    xx

    n

    2

    1

    Bentuk-bentuk operator:

    (1) Operator yang disebut nabla atau del yang digunakan untuk menyatakan gradien medan skalar dan didefinisikan sebagai:

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 2

  • xxx 3

    32

    21

    1 +

    +=

    = i

    ii

    xa

    dimana i adalah unit vektor untuk masing-masing variabel ke-i. Dengan demikian nabla suatu variabel skalar adalah berupa vektor yang dibentuk dari turunan dari

    komponen-komponen medan skalar. Sebagai contoh, nabla a atau del a adalah

    pernyataan untuk gradien a dimana a adalah fungsi skalar dengan komponen variabel

    x1, x2, dan x3, yaitu:

    xa

    xa

    xaa

    33

    22

    11

    ++

    =

    Sehingga jika gradien medan skalar dinyatakan dalam vektor kolom maka ditulis

    a =

    xaxaxa

    3

    2

    1

    dimana a adalah fungsi skalar.

    (2) Operator yang dibaca del dot dan disebut divergence sehingga seringkali ditulis sebagai div. Operator ini

    digunakan untuk menyatakan divergence medan vektor yang didefinisikan (dengan

    menggunakan definisi nabla dan definisi vektor) sebagai:

    ( vv ) = ( i

    ii x

    )( ) j jjv

    =

    ii

    ixv

    dimana operator disebut dengan dot dan didefinisikan sebagai ...yxyxyx 2211 ++= rr dan dibaca x dot y dimana x dan y masing-masing vektor.

    Sebagai contoh divergence dari vektor vv adalah

    z

    vy

    vxvvdivv 321

    ++

    == rr

    (3) Operator yang disebut dengan curl untuk menyatakan curl medan vektor yang didefinisikan

    sebagai:

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 3

  • ( vv ) = ( j

    jj x

    )( ) k kk v

    =

    xv

    xv

    3

    2

    2

    31 +

    xv

    xv

    1

    3

    3

    12 +

    xv

    xv

    2

    1

    1

    23

    (4) Operator 2 yang disebut dengan Laplacian dari medan skalar dan didefinisikan sebagai

    xxx 3

    2

    2

    22

    2

    12

    22

    +

    +=

    Persamaan Kontinuitas

    Persamaan kontinuitas memodelkan perubahan jumlah massa terhadap perubahan waktu.

    Dengan kata lain, pada dasarnya persamaan ini menyatakan hukum kekekalan massa. Untuk

    menjelaskan hal ini, tinjau suatu elemen, ds, dalam media berpori sebagai berikut:

    Laju alir massa dalam elemen, ds, adalah:

    Ketika tidak berarah normal (tegak lurus terhadap permukaan elemen), maka komponen

    normal dari adalah

    vr

    vr vr n . Oleh karena laju alir massa yang keluar dari elemen = r ds)nv( rr , maka total laju alir massa diperoleh dengan cara mengintegralkan laju alir massa yang keluar

    dari elemen tersebut, yaitu:

    s

    ds)nv(rr

    ds elemen

    media berpori

    nv vv

    vv

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 4

  • Jika diambil sejum olume tertentu = dv, yang harganya kecil, maka laju alir massa hilang

    (loss) dari dv adalah:

    lah v

    dvt

    )(=

    Sehingga total laju alir dari elemen (loss)

    = dvtv

    )P(

    Sekarang, laju alir massa keluar = laju alir massa loss, atau

    s

    ds)nv(rr = dv

    tv )P(

    Berdasarkan teori divergence (disebu a Gauss):

    ds)nv(

    t juga teorem

    s

    rr = dv)v(v v

    r r

    Sehingga:

    dv)v( v

    v = dvt

    )(

    v r r

    atau:

    )v(v rr = t

    )( (5)

    yang disebut d n persa

    berbagai geometri aliran.

    atkan persamaan difusivitas, maka dalam derivative di ruas kanan

    eadaan massa yang dinyatakan oleh harus dievaluasi dengan memasukkan unsur tekanan

    enga maan kontinuitas atau hukum kekekalan massa yang berlaku untuk

    Selanjutnya, untuk mendap

    k

    dan jumlah massa yang dinyatakan oleh harus diubah dalam bentuk keadaan massa pada suatu waktu (bisa saja dianggap konstan). Unsur tekanan dimasukkan dengan menggunakan

    persamaan Darcy melalui substitusi vr dan keadaan massa dimasukkan dengan menggunakan persamaan keadaan melalui substitusi seperti ditunjukkan pada bagian berikut.

    Pengembangan Persamaan Difusivitas

    Persamaan difusivitas diperoleh dengan menggabungkan persamaan-persamaan yang terkait

    ngan perubahan jumlah dan keadaan massa pada suatu

    waktu dan pada lokasi tertentu. Persamaan-persamaan tersebut adalah:

    1) Persamaan kontinuitas (continuity equation), yaitu hukum kekekalan massa

    satu sama lain dalam menyatakan hubu

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 5

  • 2) Persamaan gerak (equation of motion, EOM), yaitu hukum Darcy

    3) Persamaan keadaan (equation of state, EOS), yang menyatakan hubungan keadaan (state)

    dari material terhadap perubahan tekanan.

    Persamaan difusivitas yang paling banyak aplikasinya dalam teknik reservoir adalah

    me ini akan dijelaskan pengembangan persamaan

    ifusivitas untuk aliran radial. Tinjau ketiga persamaan dasar berikut:

    persamaan dalam bentuk aliran radial yang analog dengan geometri aliran dari reservoir

    nuju sumur. Oleh karena itu, pada bagian

    d

    1. Persamaan kontinuitas:

    )(t

    )ur(rr1

    r =

    (6) Asumsi yang digunakan:

    - Aliran radial

    - Tidak ada source dan/atau sinks

    2. Persamaan gerak:

    Gunakan hukum Darcy

    rr pk

    u= (7)

    kan:

    - Laminer

    3. an

    xp[ b

    Asumsi yang diguna

    - Aliran radial

    - Isotropik

    - Mengabaikan gravitasi

    Persamaan keada :

    eb )]pp(c = (8) digunakan:

    ble fluid

    Kompresibilitas kecil d

    Kem n gerak ke dalam persamaan kontinuitas menghasilkan:

    Asumsi yang

    - Isothermal

    - Slightly compressi

    - an konstan

    udian substitusi persamaa

    )(tr

    rrr =

    pk

    Den product rule untuk ruas kanan:

    1

    gan asumsi k dan konstan dan menggunakan

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 6

  • ttr

    prr

    kr1

    +

    =

    Sekarang gunakan product rule pada ruas kiri dan chain rule pada ruas kanan:

    tp

    ptp

    prrpr

    rpr

    rr1k

    +

    =

    +

    Susun ulang dengan mengumpulkan suku sejenis:

    +

    =

    +

    tp

    p1

    tp

    p1

    krp

    prp

    rpr

    rr

    tp

    p11pp 2

    pkprrr

    rr

    +=

    +

    (9)

    Sekarang tinjau persamaan keadaan:

    )]pp(cexp[ bb = (8) atau

    )]pp(cexp[cp bb

    = an asumsi c konstan dan kecil, maka Deng

    = cp

    Sekarang tinjau bahwa

    p1c

    =

    kemudian jika

    p1cf

    =

    maka dari definisi kompresibilitas total diperoleh:

    ct = c + cf

    = p

    1 +p

    1 (10)

    Persamaan (10) ke dalam Persamaan (9) menghasilkan: Sehingga substitusi

    tp

    ckrpr

    rr t =

    + c

    rp 2

    tpcpp1 t

    2 kr

    cr

    rrr = +

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 7

  • Dengan anggapan c kecil dan konstan serta gradient tekanan kecil sehingga

    0rp 2

    maka diperoleh persamaan difusivitas:

    tpcpr1 t

    krrr = (11)

    Persamaan difusivitas di atas adalah untuk aliran radial, satu fasa, fluida incompressible

    sudah dijelaskan termasuk asumsi untuk ketiga

    persamaan dasar yang digunakan. Dengan demikian, persamaan difusivitas di atas diperoleh

    jika asumsi-asumsi berikut dip

    an konstan-tidak tergantung pada tekanan

    ian gradien compressibility-pressure kuadrat.

    tuan lapangan, maka persamaan difusivitas dapat diturunkan sebagai

    (liquid) dengan asumsi-asumsi yang

    enuhi:

    (1) aliran radial fluida incompressible

    (2) aliran laminar (yaitu aliran yang mengikuti hukum Darcy)

    (3) permeabilitas konstan dan isotropik, kompresibilitas batuan konstan

    (4) mengabaikan efek gravitasi

    (5) kondisi isothermal

    (6) viskositas konstan terhadap tekanan

    (7) porositas konstan

    (8) kompresibilitas fluida kecil d

    (9) mengabaikan perkal

    Jika menggunakan sa

    berikut:

    Persamaan kontinuitas (satuan lapangan):

    ( ) ( )=

    t

    vrrr

    2339.0 (12)

    Persamaan Darcy (satuan lapangan):

    r

    001127.0v = pk (13)

    efinisi kompressibilitas: D

    =

    = cpp1

    c ff

    dan karena

    tp

    pt

    =

    (chain rule)

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 8

  • maka

    tp

    ct f = (14)

    Dari (12) dan (13):

    =

    trpk001127.0r

    rr2339.0

    atau

    ttr

    pk001127.0rrr

    2339.0+

    =

    Dari (14):

    tp

    ctrpk001127.0r

    rr2339.0

    f +

    =

    (15)

    Persamaan (15) merupakan persamaan diferensian parsial (PDP) umum untuk

    arkan aliran fluida dalam media berpori (radial flow) dalam satuan lapangan.

    erdasarkan asumsinya, maka persamaan tersebut terbata

    Darcy berlaku). Solusi persamaan di atas sulit dicari secara analitik karena sifat non-linieritas

    aitu koefisien persamaan yang terdiri dari , , , k dan yang tergantung pada p.

    menggamb

    B s untuk aliran laminer (agar hukum

    y cf

    Sekarang, jika digunakan asumsi tambahan seperti halnya dilakukan pada penurunan

    Persamaan (11), yaitu k, dianggap konstan (tidak tergantung pada p), gradient tekanan kecil sehingga

    2

    rp

    t fkecil sekali dan karenanya diabaikan, serta kompressibilitas konstan dan definisi c = c + c

    berlaku, maka diperoleh:

    tp

    k0002637.0c

    rp

    r1

    rp t2

    =+

    (16)

    dengan

    2

    = 1

    k0002637.0ct

    dimana disebut dengan hydraulic di

    ffusivity.

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 9

  • Dengan cara sama, persamaan serupa dapat diturunkan untuk aliran radial gas nyata, yaitu:

    =

    zp

    tk0002637.0rpr

    zp

    rr1

    dimana z adalah faktor deviasi gas. Begitu pula untuk aliran multifasa minyak, gas, dan air,

    ersamaan difusivitas dapat diturunkan sebagai p

    tpcpr1 t =

    0002637.0rrr t dimana ct adalah kompresibilitas total dari sistem,

    didefinisikan sebagai jumlah mobilitas dari

    asing-masing fasa:

    ccScScSc fggwwoot +++= dan t adalah total mobility dari sistem yang m

    ++= gww

    o

    ot

    gkkk

    Dalam persamaan-persamaan di atas, subskrip o, w, g, f, dan t adalah masing-

    ermeabilitas, saturasi, dan viskositas.

    Metode Solusi

    masing untuk minyak, air, gas, formasi, dan total sedangkan k, S, dan adalah masing-masing simbol untuk p

    PDP)

    ) PDP tersebut bersifat non-linier (koefisien persamaan, , dan ct, yang tergantung pada ariabel, p)

    adalah p (tekanan)

    n t (waktu).

    (satu) kondisi awal karena PDP berorde 1 terhadap waktu dan 2 (dua) kondisi batas karena

    adalah:

    ition (OBC):

    - No-flow (bounded)

    - Constant pressure

    Berdasarkan paparan di atas, maka diketahui sifat dan ciri persamaan difusivitas untuk aliran

    radial sebagai berikut:

    1) Bentuk persamaan adalah persamaan diferensial parsial (

    2

    dependent v

    3) PDP tersebut berorde 2 (orde 2 terhadap ruang, orde 1 terhadap waktu)

    4) Dependent variabel

    5) Independent variabel adalah r (lokasi dalam geometri radial) da

    Oleh karena itu, agar dapat diperoleh solusi dari persamaan difusivitas maka diperlukan 1

    PDP berorde 2 terhadap ruang. Berbagai macam kondisi batas yang dikenal

    Kondisi batas luar atau outer boundary cond

    - Infinite acting

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 10

  • Kondisi batas dalam atau inner boundary condition (IBC):

    - Constant rate

    - Constant pressure

    Untuk kondisi awal selalu dianggap bahwa reservoir pada awalnya mempunyai tekanan yang

    tan di seluruh reservoir, yaitu: seragam dan kons

    ( ) p0,rp i= Berdasarkan beberap ka ombinasi dari dua kondisi batas dalam dan luar, sampai saat ini telah

    lusi-solusi persamaan yang telah

    likasikan tersebut diperoleh dengan menggunakan kombinasi kondisi batas

    ar sebagai berikut (penjelasan lebih rinci ada pada bagian solusi

    uction;

    Outer boundary condition: Infinite-acting

    ndary condition: Constant-pressure production;

    ) re production;

    ) roduction;

    e.

    dilakukan jika menggunakan

    e masi

    enggunaan metode transfomasi

    h persamaan diferensial parsial menjadi

    masalah non-linieritas. Dalam

    ing sering digunakan. Aplikasi

    ansformasi Laplace dalam penyelesaian persamaan difusivitas pertama kali dilakukan oleh

    diketahui beberapa solusi dari persamaan difusivitas. So

    dibuat dan dipub

    dalam dan batas lu

    persamaan):

    (1) Inner boundary condition: Constant-rate prod

    (2) Inner boundary condition: Constant-rate production;

    Outer boundary condition: Bounded, no-flow

    (3) Inner boundary condition: Constant-rate production;

    Outer boundary condition: Bounded, constant pressure

    (4) Inner bou

    Outer boundary condition: Infinite-acting

    (5 Inner boundary condition: Constant-pressu

    Outer boundary condition: Bounded, no-flow

    (6 Inner boundary condition: Constant-pressure p

    Outer boundary condition: Bounded, constant pressur

    Penyelesaian secara analitik umumnya lebih mudah untuk

    m tode transformasi. Metode transformasi yang dapat digunakan adalah transfor

    Laplace, transformasi Boltzman, atau transformasi Fourier. P

    tersebut pada dasarnya adalah untuk menguba

    persamaan diferensial biasa dengan tujuan untuk mengatasi

    literatur, transformasi Laplace adalah metode yang pal

    tr

    van Everdingen dan Hurst pada tahun 1949. Skema berikut menggambarkan metodologi

    aplikasi transformasi Laplace untuk memperoleh solusi persamaan difusivitas.

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 11

  • Selanjutnya, Laplace transform inversion dapat menggunakan cara analitik maupun numerik.

    Salah satu metode numerik yang paling populer adalah algoritma Stehfest atau Gaver-

    Stehfest. Namun, metode Laplace transform inversion ini tidak dibahas dalam diktat ini.

    Disamping solusi yang menggunakan kondisi batas dalam dan batas luar umum seperti

    tersebut di atas, telah pula dibuat solusi yang menggunakan kondisi batas khusus pada dan

    di sekitar lubang sumur. Kondisi tersebut diantaranya adalah wellbore storage dan efek skin.

    Efek wellbore storage dimasukkan ke dalam solusi persamaan dengan menggunakan kondisi

    batas dalam khusus sedangkan faktor skin, karena sifat alaminya, dimasukkan sebagai fungsi

    tambahan (additive function) pada kondisi batas dalam. Demikian pula dengan batas luar.

    atas luar khusus telah dibuat dan dikembangkan. Salah satu batas luar khusus tersebut yang B

    telah terdokumentasi dalam literatur disebut prescribed flux yang dibuat oleh Doublet dan

    Blasingame pada tahun 1995 dan prescribed pressure yang dibuat oleh Permadi dan

    Damargalih pada tahun 2001 (Permadi, A. K. dan Damargalih, Y.: Decline Type Curves for

    Reservoirs with Waterflood or Water Influx Using Prescribed Pressure Models at the

    Reservoir Outer Boundary, Jurnal Teknologi Mineral, No.2, Vol.VIII/2001) lihat Kasus 8

    dan Kasus 9 pada solusi analitik eksak yang akan disampaikan pada bagian solusi analitik

    eksak berikut. Batas luar ini menggambarkan kondisi pada bidang kontak air-minyak jika

    reservoir berhubungan dengan sebuah aquifer atau reservoir mengalami proses injeksi air

    (waterflooding). Gambar skematik berikut menunjukkan kasus ini.

    Sebenarnya, model analogi seperti halnya sistem aliran aquifer-ke-reservoir dengan sistem

    aliran reservoir-ke-sumur tersebut dapat terus dikembangkan. Artinya, jika ada reservoir yang

    dikelilingi oleh aquifer dimana aquifer tersebut juga dikelilingi oleh aquifer lain, maka

    penyelesaian persamaannya dapat menggunakan analogi yang sama, yaitu menggunakan

    Laplace Space

    Diperoleh Solusi

    L

    inverse: L-1

    Real Space

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 12

  • model aliran yang bertingkat. Kasus ini dikenal dengan model komposit (composite model)

    seperti yang telah dikembangkan oleh Ramey atau oleh Ambastha.

    Top View: Finite Aquifer

    Legend:Oil-Water flowWater flowSide View:

    rwrera

    Solusi analitik terhadap initial boundary value problem untuk aliran satu fasa di dalam media

    berpori terdokumentasi di dalam literatur dalam dua bentuk pendekatan:

    1. Solusi eksak (exact solution), yaitu dalam bentuk Laplace transform solutions

    2. Solusi pendekatan (approximation solution), misalnya long-time approximation solution.

    Solusi Analitik Persamaan Difusivitas

    elah banyak usaha yang dilakukan untuk mendapatkan solusi persamaan difusivitas radial

    kan dalam upaya

    atkan solusi

    e

    alam persamaan dalam bentuk tak berdimensi (dimensionless form) dengan mendefinisikan

    s variables). Variabel tak berdimensi tersebut

    T

    berdasarkan kondisi batas dalam (di lubang sumur) dan kondisi batas luar (di pinggir

    reservoir) yang tertentu. Usaha-usaha tersebut terutama dilaku

    pengembangan metode analisis data hasil pressure transient test. Untuk mendap

    analitik persamaan difusivitas, terlebih dahulu persamaan tersebut ditransformasikan k

    d

    variabel tak berdimensi (dimensionles

    didefinisikan berdasarkan keadaan produksi di sumur, yaitu constant rate production case

    dimana sumur diproduksikan dengan laju produksi yang konstan dan constant pressure case

    dimana sumur diproduksikan dengan tekanan bawah sumur yang konstan.

    1. Variabel tak berdimensi untuk constant rate production case

    Dimensionless pressure, ( )ppqB

    khp i2

    D =

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 13

  • Dimensionless radius, rr

    rw

    D =

    Dimensionless outer radius, rw

    eDrre=

    Dimensionless time, rc

    kttD =

    w2

    t

    1

    storag coefficient,Dimensionless wellbore e rch

    CC

    w2

    t

    3D

    =

    2. k constant pressure production case

    Dimensionless pressure,

    Variabel tak berdimensi untu

    pppp

    pwfi

    iD

    =

    Dimensionless rate, ( )ppkh wfiD qB

    q 2=

    Dimensionless cumulative production, ( )Qpprhc119.1'dtqQ 0 DpD ==B

    pwfiw

    2t

    t D

    dim dalam hari atau ana 1= 0.006327 jika t 1= 0.0002637 jika t dalam jam, = 141.2, dan = 0.8936 dalam satuan lapangan.

    Dengan menggunakan variabel-variabel tak berdimensi tersebut, persamaan difusivitas

    kem

    23

    udian dapat dituliskan dalam bentuk:

    tr

    rrr D

    D

    D

    DD

    D =

    Kondisi awal dan kondisi batas dituliskan

    pp1

    D

    pula dalam bentuk variabel tak berdimensi dengan

    enggunakan definisi yang sama seperti ditunjukkan berikut ini. m

    Solusi Analitik Eksak

    Kasus 1: Infinite Acting Reservoir: Constant Rate Production - Line Source Approximation

    Kondisi batas untuk kasus ini adalah:

    1r

    pr

    D

    DD =

    , 0rD

    dan

    , ( ) 0t,rp DDD = rD

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 14

  • Solusinya adalah:

    ( ) ( )ruK1u,rp = u D0DDoduction - Cylindrical Source

    isi batas untuk kasus ini adalah:

    Kasus 2: Infinite Acting Reservoir: Constant Rate Pr

    Kond

    1r

    pr

    D

    DD =

    , 1rD =

    dan

    ,

    ( ) 0t,rp DDD = rD Solusinya adalah:

    ( ) ( )( )uuu,rp 12/3DD = Kasus 3: Closed Outer Boundary: Constant Rate Production

    isi batas untuk kasus ini adalah:

    KruK D0

    Kond

    1rD p

    r DD =

    dan

    , 1rD =

    0rD pD = , rr eDD =

    Solusinya adalah:

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )[ ]uIruKuKruIu ruKruIruIrKu,rp 1eD11eD13 D0eD1DeD1DD += s 4: Constant Pressure Outer Boundary: Constant Rate Production

    Kondisi batas untuk kasus ini adalah:

    u2/

    0

    Kasu

    1rD p

    r DD =

    ,

    dan

    ,

    1rD =

    ( ) 0t,rp DDD = rr eDD = Solusinya adalah:

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )[ ]uKruIuIuu ruIruKru,rp 1eD01eD02/3 D0eD0DDD += rK uKruI 0eD0

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 15

  • Kasus 5: Infinite-acting Reservoir: Constant Pressure Production

    ntuk kasus constant pressure production definisi dimensionless pressure berbeda dengan

    ess pressure untuk kasus constant rate production.

    Kondisi batas untuk kasus ini adalah:

    ,

    U

    definisi dimensionl

    ( ) 1t,rp DDD = 1rD = dan

    ( ) 0t,rp DDD = , rD Solusinya adalah:

    ( ) ( )( )uuu,rp DD = osed Outer Boundary: Constant Pressure Production

    ondisi batas untuk kasus ini adalah:

    = , dan

    K0

    ruK D0

    Kasus 6: Cl

    K

    ( )t,rp DDD 1 1rD =

    0rD pD = , rr eDD =

    Solusinya adalah:

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )[ ]uKruIuIruKu ruKruIrurKu,rp 0eD10eD1 D0eD1DeDDD ++= Kasus 7: Constant Pressure Outer Boundary: Constant Pressure Production

    us ini ad lah:

    = , dan

    ,

    Iu 01

    Kondisi batas untuk kas a

    ( )t,rp DDD 1 1rD =

    ( ) 0t,rp DDD = rr eDD =Solusinya adalah:

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )][ ruIuKuIru ruKruIru,rp eD0000 D0eD0DDD = escribed Flux Outer Boundary: Constant Rate Production

    ondisi batas dalam (in boundar

    Ku eD

    uIruK 0eD0

    Kasus 8: Pr

    K ner y condition) untuk kasus ini adalah:

    1r

    pr DD

    D=

    , 1rD =

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 16

  • dan kondisi batas luar (outer boundary condition) didefinisikan sebagai:

    ( )tqr

    DDextD

    D p

    r D = , rr eDD =

    Doublet dan Blasingame menggunakan salah satu dari definisi berikut untuk formulasi flux

    model:

    Step-function rate:

    ) Ramp-function rate:

    (a)

    ( ) ( )ttUqtq DstartD,DextDDext = (b

    ( ) ( )[ ]t/texp1qtq DstartD,DextDDext = Solusinya adalah:

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )[ ]uIruKuKruI ruIruKruKruI 1eD11eD12/ D0eD1D0eD + uu,rp 31DD =( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )[ ]uIruKuKruI uKruIuIruKuqru1 1eD11eD1 1D01D0DexteD ++

    Kasus 9: Prescribed Pressure Outer Boundary: Constant Rate Production

    (inner boundary condition) untuk kasus ini adalah: Kondisi batas dalam

    1r

    pr

    D

    DD =

    ,

    sedangkan kondisi batas luar (outer boundary condition) didefinisikan sebagai:

    tpt,rp DDextDDD = ,

    1rD =

    ( ) ( ) rr eDD = dimana tekanan tak berdimensi dapat dimodelkan oleh sembarang fungsi, misalnya,

    an:

    -function pressu

    )

    )[ ]t/tex1ptp DstartD,DextDDext =

    menggunakan ide Doublet dan Blasingame, fungsi berikut dapat digunak

    (a) Step re:

    ( ) ( ttUptp DstartD,DextDDext = (b) Ramp-function pressure:

    ( ) (p Solusinya adalah:

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )][ uIruKuKru 1eD01eD0 D0eD0D0eD + Iuu,rp 2/30DD = ruIruKruKruI ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )[ ]uIruKuKruI uIruKuKruIupDext+ 1eD01eD0 1D01D0 ++

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 17

  • Catatan:

    tik eksak yang dipaparkan di atas, mengandung fungsi khusus yang disebut

    modified Bessel function. Sebagai contoh, tinjau line-source solution dalam Kasus 1:

    Semua solusi anali

    )r,u(Ku1)u,r(P D0DD =

    Solusi berbentuk dimensionless dalam Laplace space tersebut mempuny i variable Laplace =

    u. Dalam persamaan tersebut, K0 adalah modified Bessel function jenis ke-2, orde ke-0.

    Bessel function ini (dan juga fungsi Bessel) dapat dijelaskan secara ringkas sebagai

    Fungsi Bessel muncul sebagai solu e amaan diferensial

    a

    Modified

    berikut.

    si dari p rs

    0y)nx(yxyx ; 0n dimana jika n = 0 dan persamaan dibagi dengan x

    22'''2 =++2, maka

    0yyx1y ''' =++

    atau jika ditulis dengan cara lain

    0yxy

    x1y

    2

    2 =++

    xaan di atas disebut dengan persamaan diferensial Bessel. Solusi persamaan tersebut

    c)x(Jcy n2n1 +=

    = Fungsi Bessel jenis pertama, orde ke-n

    n = Fungsi Bessel jenis kedua, orde ke-n.

    Persam

    adalah

    Y )x(

    dimana

    )x(Jn

    )x(Y

    Bentuk fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

    ++=

    =+

    0r

    r2nrn )1rn(!r

    )2/x()1()x(J , dengan fungsi gamma,

    dxex)n( x0

    1n =

    psinlim

    np

    )x(Jpcos)x(JY

    ppn

    nsin

    =

    =

    ,...2,1,0n,

    ,...2,1,0n,)x(Jncos)x(J

    )x(

    nn

    Jika x diubah menjadi x, dimana adalah suatu konstanta sehingga

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 18

  • nx 222 = maka persamaan diferensial Bessel menjadi

    olusi persamaan tersebut adalah:

    0y)nx(yxyx 222'''2 =++ S

    )x(Yc)x(Jcy n2n1 += dengan catatan bahwa jika n bukan bilangan bulat (integer) maka solusi persamaan di atas

    , ,...2,1,0n mendefinisikan fungsi Bessel yang lain pula.

    Dalam hal ini persamaannya adalah:

    22'''2

    olusi dari persamaan tersebut adalah

    , ,...2,1,0n imana

    s kedua, orde ke-n.

    entuk fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

    ) , i adalah unit imajiner, bilangan kompleks

    adalah

    )x(JB)x(JAy nn +=Bentuk persamaan diferensial yang lain akan

    nx(yxyx =++ 0y)S

    )x(Kc)x(Icy n2n1 += )x(IB)x(IAy nn +=d

    )x(In = Fungsi Modified Bessel jenis pertama, orde ke-n

    )x(Kn = Fungsi Modified Bessel jeni

    B

    Je)ix(Ji)x(I n2/innnn == ix(

    =

    ,...2,1,0n,psin2limnp

    =

    )x(I)x(I

    ,...2,1,0n,sin

    )x(I)x(I2

    )x(Kpp

    nn

    n

    n

    Solusi van Everdingen-Hurst

    v blikasikan solusi terhadap persamaan difuan Everdingen dan Hurst telah mempu sivitas

    dengan menggunakan transformasi Laplace untuk beberapa kasus atau kombinasi batas dalam

    dan batas luar seperti dijelaskan di atas. Kasus-kasus tersebut di antaranya sangat penting

    alam aplikasi teknik reservoir. Di dalam literatur, seringkali solusi untuk kasus-kasus

    tersebut disebut dengan solusi van Everdingen-Hurst. Disamping untuk kasus-kasus infinite-

    acting reservoir yang banyak diaplikasikan dalam pressure transient testing data analysis

    d

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 19

  • (yaitu Kasus 1 dan Kasus 2) yang akan dibahas pada bagian Solusi Analitik Pendekatan, tiga

    aplikasinya adalah: kasus lain yang paling banyak

    1. Kasus 3: Bounded (no-flow) outer boundary: constant rate production

    2. Kasus 4: Constant pressure outer boundary: constant rate production

    3. Kasus 6: Bounded (no-flow) outer boundary: constant pressure production.

    Aplikasi Solusi Kasus 3 Bounded (no-flow) outer boundary: constant rate production

    Solusi persamaan difusivitas dalam bentuk Laplace transform untuk kasus ini adalah:

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )][ uIru 1eD rsebut dapat dibagi

    tD yang kecil, yang

    ntuk harga tD yang besar:

    KuKruIuruKruIruIruKu,rp

    11eD12/3

    D0eD1D0eD1DD

    +=

    Menurut Matthews dan Russel, inversi dari bentuk Laplace transform te

    dua yaitu inverse solusi untuk harga tD yang besar dan untuk harga

    masing-masing dapat dituliskan sebagai berikut:

    U

    )1r(4

    1r2rlnr4r3rr2 24422 rln

    1rt41r

    p2 2

    eDeDeDeDD2

    eDD

    D2D

    += eDeDeD

    edangkan untuk harga tD yang kecil (perhatikan ruas-ruas dalam persamaan di atas yang S

    akan berharga nol pada harga tD yang besar):

    +

    = rlnr

    rt

    4r

    1r2

    kh2qp)t,r(p D

    eD

    2eD

    D2D

    2eD

    i 12

    +

    r4r3 4eD4eD)1r(4

    1r2rln

    2eD

    2

    2eDeD

    =1n n2eDn21n

    Dn0n1Dn0n1eDn1)](J)r(J[

    1

    2t )]r(J)(Y)r(Y)(J)[r(Je D2n

    dimana n adalah akar-akar dari persamaan karakteristik: 0)r(Y)(J)(Y)r(J eDn1n1n1eDn1 = Untuk menghitung tekanan pada rD = 1 atau r = rw, yang artinya di sumur, maka diperoleh:

    ++

    = =

    1n n21eDn

    21

    2n

    eDn21

    teD2

    eD

    Diw )](J)r(J[

    )r(Je2

    43

    rlnr

    t2kh2

    qp)t,r(pD

    2n

    Persamaan ini biasa disebut sebagai van Everdingen-Hurst constant-terminal-rate solution.

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 20

  • Dengan demikian, persamaan di atas dapat digunakan untuk menghitung tekanan di sumur

    infinite dari fungsi eksponensial dan fungsi Bessel dapat ditentukan. Untuk

    itu, digunakan cara tabulasi yang berupa harga pD pada berbagai harga tD untuk beberapa

    dua kelompok masing-masing pD

    D) untuk interval harga tD 1000 (untuk infinite acting) dan tD < 0.25 (untuk finite D D eD

    arga pD terhadap tD untuk kelompok pertama. Perlu dicatat di sini bahwa tabel tersebut

    berlaku pula untuk menghitung water influx dari aquifer dengan menggunakan analogi aliran

    ir

    (pwf) jika deret

    harga reD. Dalam literatur, tabulasi tersebut dibagi ke dalam

    = f(t r2eD

    reservoir) dan p = f(t ) untuk interval harga 1.5 < r < 10. Tabel berikut adalah tabulasi

    h

    dari aquifer menuju reservoir sebagai aliran dari reservoir menuju sumur dimana reservo

    sebagai sumur dengan radius rw dan aquifer sebagai reservoir dengan radius re. Hal ini akan

    dibahas lebih lanjut pada Bab IX.

    Tabel: pD vs. tD Sistem Infinite Radial, Constant Rate Production

    tD pD tD pD tD pD0 0 0.15 0.3750 60.0 2.4758 0.0005 0.0250 0.2 0.4241 70.0 2.5501 0.001 0.0352 0.3 0.5024 80.0 2.6147 0.002 0.0495 0.4 0.5645 90.0 2.6718 0.003 0.0603 0.5 0.6167 100.0 2.7233 0.004 0.0694 0.6 0.6622 150.0 2.9212 0.005 0.0774 0.7 0.7024 200.0 3.0636 0.006 0.0845 0.8 0.7387 250.0 3.1726 0.007 0.0911 0.9 0.7716 300.0 3.2630 0.008 0.0971 1.0 0.8019 350.0 3.3394 0.009 0.1028 1.2 0.8672 400.0 3.4057 0.01 0.1081 1.4 0.9160 450.0 3.4641 0.015 0.1312 2.0 1.0195 500.0 3.5164 0.02 0.1503 3.0 1.1665 550. 3.5643 0 0.02 0 9 4.0 1 0 600 3 6 5 .166 .275 .0 .6070.03 0.1 8 81 5.0 1.3625 650.0 3.6476 0.04 0.2077 6.0 1.4362 700.0 3.6842 0.05 0.2301 7.0 1.4997 750.0 3.7184 0.06 0.2500 8.0 1.5557 800.0 3.7505 0.07 0.2680 9.0 1.6057 850.0 3.7805 0.08 0.2845 10.0 1.6509 900.0 3.8088 0.09 0.2999 15.0 1.8294 950.0 3.8355 0.1 0.3144 20.0 1.9601 100.0 3.8584 30.0 2.1470 40.0 2.2824 50.0 2.3884 Untuk tD < 0 .01, p D 2 /tD Untuk 100 < , pD 0. tD < 0.25 r2eD 5 (ln tD + 0.80907)

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 21

  • Aplikasi Solusi Kasus 4 Constant pressure outer boundary: constant rate production

    Solusi persam ifusivit bentuk Laplace transform untuk kasus ini adalah:

    aan d as dalam

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )[ ]u1KIuru IKuIrp 0e2/3 000DD + Dengan meng kan car sa eperti as atthe Russell yang

    mengikuti Carslaw dan Jaeger mendapatkan:

    ru eDI1DuK0

    rDureDurDuKr 0eDu, =

    guna a yang ma s pada K us 3, M ws dan

    {

    =

    1n 222n

    nw

    )]r(J)([

    )eq,r(p

    imana n adalah akar-akar dari persamaan karakteristik: eDn0n1

    20t (JD2n= eDi J

    2rlnkh2p)t eDr

    d

    0)r(J)(Y)r(Y)(J eDn0n1eDn0n1 = Lagi, jika deret infinite dari fungsi eksponensial dan fungsi Bessel dapat ditentuka an y ng

    iasanya dilakukan secara implisit dengan menggunakan cara tabulasi yang berupa harga pD

    pada berbagai harga tD untuk beberapa harga reD, maka pwf dapat dihitung.

    ter boundary: constant pressure production

    Untuk kasus ini, maka tekanan di sumur berharga konstan. Sedangkan tekanan pada rD 1 apat ditentukan dengan menggunakan solusi seperti disajikan di atas. Dalam literatur

    disajikan cara dengan maenggunakan tabulasi seperti telah dibahas pada dua kasus

    bagai harga reD.

    b

    Aplikasi Solusi Kasus 6: Bounded (no-flow) ou

    d

    sebelumnya. Tabulasi tersebut berupa QpD vs. tD untuk ber

    Solusi Analitik Pendekatan

    Mendapatkan dan/atau menggunakan solusi analitik eksak dari persamaan difusivitas,

    umumnya bersifat kompleks. Karena itu, akan jauh lebih sederhana jika diambil solusi

    endekatan (aproksimasi). Solusi pendekatan yang dimaksud di sini pada dasarnya adalah

    an

    ell testing adalah:

    Periode aliran transient

    dy state

    Periode aliran steady state.

    p

    sebagai penyederhanaan terhadap solusi eksak yang dikembangkan menurut periode alir

    tertentu di reservoir. Dengan menetapkan periode aliran maka kondisi aliran di reservoir

    dapat didefinisikan terlebih dahulu untuk kemudian dirumuskan solusi persamaan difusivitas

    yang berlaku khusus pada periode yang sudah didefinisikan. Periode aliran tersebut yang

    banyak aplikasinya dalam teknik reservoir, khususnya dalam analisis data w

    Periode aliran pseudostea

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 22

  • 1) Periode Transient

    Periode aliran ini terjadi pada saat-saat awal produksi ketika efek batas luar reservoir

    belum terasa di sumur dan dengan demikian reservoir berperilaku seperti halnya tidak ada

    batas (reservoir bersifat infinite-acting). Karena itu,

    p = pi pada r Jika sumur berproduksi pada laju konstan, maka:

    rp)r2(

    Bkh001127.0q

    = pada r = rw

    Pada waktu awal, selalu dianggap tekanan sama dengan tekanan awal:

    ial boundary value problem ini telah dapat diperoleh seperti

    . Jika dilakukan inversi secara analitik dari solusi Laplace transform-

    p = pi pada t = 0.

    Solusi eksak terhadap init

    ditunjukkan di atas

    nya maka diperoleh:

    =

    t4rEi

    21p

    D

    D2

    D

    atau dalam variabel lapangan (berdimensi), solusi tersebut adalah:

    2

    =t

    rcEkh

    Bq6.70p)t,r( ti (5)

    k00105.0ip

    atau sering pula ditulis sebagai

    +=tk

    Eikh

    p)t,r(p i (5x)

    dimana Ei(-x) = fungsi exponential integral dari (-x) yang didefinisikan sebagai berikut:

    rc948 2t

    Bq6.70

    K++==

    )!4(4x

    )!3(3x

    )!2(2x

    !1xxln

    udue)x(Ei

    432

    x

    u

    Secara kualitatif sifat integral ini dapat dijelaskan oleh gambar berikut. Gambar (a) dan

    yaitu masing-masing -u (Gambar a) dan 1/u (Gambar b). Hasil perkalian kedua fungsi tersebut

    ditunjukkan oleh Gambar (c) yaitu kurva e-u/u. Integral dari kurva pada Gambar (c)

    x dan

    (b) menunjukkan kurva dari kedua komponen dalam integrand

    kurva e

    tersebut yang dievaluasi antara ditunjukkan oleh Gambar (d), yang berbentuk sama dengan kurva Gambar (c). Oleh karena itu, untuk harga x yang kecil, maka Ei(x)

    f

    luas daerah di bawah kurva seperti terlihat pada bagian yang diarsir pada Gambar (c).

    mempunyai harga yang besar, karena harga ungsi integral tersebut merupakan harga

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 23

  • Sebaliknya, harga Ei(x) kecil untuk harga x yang besar. Fungsi Ei(x) biasanya diplot

    dalam skala log-log seperti ditunjukkan secara skematik pada gambar berikutnya.

    Selain diplot dengan menggunakan skala log-log, fungsi exponential integral juga sering

    disajikan dalam bentuk tabulasi. Berikut adalah contoh tabel harga fungsi Ei untuk harga

    x antara 0.000 dan 0.209 dengan interval 0.001.

    x 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0.00 + 6.332 5.639 5.235 4.948 4.726 4.545 4.392 4.259 4.142 0.01 4.038 3.944 3.858 3.779 3.705 3.637 3.574 3.514 3.458 3.405 0.02 3.355 3.307 3.261 3.218 3.176 3.137 3.098 3.062 3.026 2.992 0.03 2.959 2.927 2.897 2.867 2.838 2.810 2.783 2.756 2.731 2.706 0.04 2.681 2.658 2.634 2.612 2.590 2.568 2.547 2.527 2.507 2.487 0.05 2.468 2.449 2.431 2.413 2.395 2.377 2.360 2.344 2.327 2.311 0.06 2.295 2.279 2.264 2.249 2.235 2.220 2.206 2.192 2.178 2.164 0.07 2.151 2.138 2.125 2.112 2.099 2.087 2.074 2.062 2.050 2.039 0.08 2.027 2.015 2.004 1.993 1.982 1.971 1.960 1.950 1.939 1.929 0.09 1.919 1.909 1.899 1.889 1.879 1.869 1.860 1.850 1.841 1.832 0.10 1.823 1.814 1.805 1.796 1.788 1.779 1.770 1.762 1.754 1.745 0.11 1.737 1.729 1.721 1.713 1.705 1.697 1.689 1.682 1.674 1.667 0.12 1.660 1.652 1.645 1.638 1.631 1.623 1.616 1.609 1.603 1.596 0.13 1.589 1.582 1.576 1.569 1.562 1.556 1.549 1.543 1.537 1.530 0.14 1.524 1.518 1.512 1.506 1.500 1.494 1.488 1.482 1.476 1.470 0.15 1.464 1.459 1.453 1.447 1.442 1.436 1.431 1.425 1.420 1.415 0.16 1.409 1.404 1.399 1.393 1.388 1.383 1.378 1.373 1.368 1.363 0.17 1 .358 1.353 1. 348 1. 343 1.338 1. 3 33 1. 9 32 1. 4 32 1. 9 31 1.314 0.18 1 .310 1.305 1.301 1.296 1.291 1.287 1.282 1.278 1.274 1.269 0.19 1.265 1.261 1.256 1.252 1.248 1.243 1.239 1.325 1.231 1.227 0.20 1.223 1.219 1.215 1.210 1.206 1.202 1.198 1.195 1.191 1.187

    (a) (b) (c)

    e u u

    e uu1

    = x

    udu

    ue)x(Ei

    u u u

    u = x

    x

    =

    (d)

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 24

  • Jika diperhatikan, terlihat pada gambar log-log plot di atas, bahwa untuk harga argumen x

    yang kecil (yaitu x < 0.01) maka Ei(x) dapat didekati oleh harga logaritmik, yaitu:

    Ei(x) - ln (x) = -ln (x) - ln () = -ln (x) 0.5772 dimana angka 0.5772 merupakan konstanta Euler. Harga exponential dari konstanta Euler

    ini adalah:

    = e 0.5772 = 1.781 Sehingga berdasarkan definisi:

    Ei(x) = - Ei(-x)

    maka:

    -Ei(-x) - ln (x) 0.5772 Sehingga solusi eksaknya dalam real space menjadi:

    =

    t4ln21p 2

    DD re D

    Atau dalam variabel lapangan dengan mengganti pD, tD, dan rD, persamaan tersebut

    menjadi (lihat juga Persamaan (5) jika fungsi Ei diganti oleh fungsi ln):

    kh

    5772.0

    tk00105.0rclnBp

    2t

    i (5a)

    Ka

    x) = 2.303 log (x)

    = q6.70)t,r(p

    rena

    ln (

    70.6 x 2.303 = 162.6

    *)Skala luhanya i strasi

    0.00 0 0.

    11 0. 1 1 1

    10

    1

    0. 0.001

    0.01

    0.1 1 10

    Ei

    i

    (x)

    E (x)

    -ln(x

    akln n( 7

    )

    x0 m a Ei(x)- (x)=-l x)-0.57 2

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 25

  • maka jika fungsi ln diganti dengan fungsi log diperoleh:

    +=

    ktrc1688log

    khBq6.162

    p)t,r(p2

    ti

    Karena log (1688) = 3.227 3.23, maka diperoleh:

    ktBq6.162

    = 23.3rc

    logkh

    p)t,r(p 2t

    i (6)

    Perlu dicatat bahwa

    72 = ln (1.781)

    9

    Persamaan (5) dan persamaan lainnya yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan

    logaritmik terhadap Ei-function, yaitu Persamaan (5a) dan (6) dapat digunakan untuk

    reservoir termasuk di lokasi sumur (r

    = rw). Persamaan (6) merupakan basis untuk analisis data transient well testing karena

    pada lubang sumur (r = rw) pendekatan logarith

    argumen Ei-function yang berharga kecil) berlaku.

    er a:

    (1) n tidak dapat diinversikan secara langsung sehingga untuk

    kan metode integrasi numerik dan pendekatan (aproksimasi),

    ) Long time approximation terhadap cylindrical source solution diperoleh dengan

    0.57

    1.781/0.00105 = 1696.1

    log (1696.19) = 3.229.

    menghitung pressure drop (pi p) pada tiap titik di

    mic terhadap Ei-function (yaitu untuk

    P lu dicatat di sini bahw

    Cylindrical source solutio

    menghitungnya diperlu

    (2

    menggunakan sifat-sifat modified Bessel function untuk argumen yang kecil yang

    ternyata ekivalen dengan pendekatan logaritmik persamaan di atas, yaitu line-source

    solution.

    Dalam hal yang kedua, persamaan tersebut adalah:

    ( )

    = 80907.0

    r

    tln21

    t,rpD

    2D

    DDD

    Dengan demikian, line source solution merupakan pendekatan terhadap cylindrical

    um sehingga line source solution mempunyai batasan-

    rate production case

    source solution yang lebih um

    batasan dalam penerapannya. Tabel berikut menunjukkan ringkasan solusi untuk constant

    , reservoir infinite acting serta batasan-batasan yang dimilikinya.

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 26

  • Tabel Solusi untuk constant rate, reservoir infinite-acting

    Kasus ( )t,rp DDD solution Berlaku untuk Cylindric ( )( )

    al-source solution -1

    L u /3

    uKruK

    12

    D0 all t D

    t4rEi

    21

    D

    D2

    10r

    t

    D2

    D > Line-source solution

    Log-approximation of Line-source solution

    ret4ln

    21

    D2

    D 25r

    t

    D2

    D >

    Contoh 1: M

    enghitung Tekanan Dengan Solusi Ei-Function

    Contoh ini diambil dari Craft dan Hawkins hal. 238. Dalam suatu reservoir, minyak

    mengalir ke sebuah sumur yang berproduksi 200 STB/day. Jika o = 0.72 cp, Bo = 1.475 bbl/ST t = 15x10 i-1, = 23.4%, dan pi = 3000 psia, hitung tekanan pada radius 1000 ft setelah sumur berproduksi selama 10 hari.

    Penyelesaian:

    Deng aan (5), yaitu

    B, k = 100 md, h = 15 ft, c -6 ps

    an menggunakan Persam

    =

    tk00105.0rcEi

    khBq6.70

    p)t,r(p2

    ti

    aka pada r = 1000 ft dan t = 10 hari m

    =

    )hari/jam24)(10)(100(00105.0)1000()10()15)(72.0)(234.0(Ei

    )15)(100()475.1)(72.0)(200(6.703000p

    p = 3000 + 10.0 Ei(-0.10)

    Dari tabel harga Ei diperoleh Ei(-0.10) = - 1.823, sehingga

    26

    p = 3000 + 10.0(-1.82) = 2981.8 psia.

    engan Solusi Ei-Function

    Contoh 2: Menghitung Distribusi Tekanan D

    Untuk contoh di atas, hitung distribusi tekanan, yaitu tekanan pada setiap titik di reservoir

    ada t = 10 hari. Kemudian hitung hal yang sama untuk t = 0.1 hari, t = 1.0 hari, dan t =

    100 hari. Plot distribusi tekanan tersebut.

    p

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 27

  • Penyelesaian:

    Dengan menggunakan cara yang sama seperti contoh di atas untuk berbagai harga radius

    an waktu seperti yang diminta, maka diperoleh tabel dan plot tekanan terhadap radius

    atas sampai yang paling

    Perhitungan untuk harga r yang kecil jika t besar menggunakan pendekatan logaritmik

    ekanan:

    t = 0.1 days t = 1.0 days t = 10.0 days t = 100.0 days

    d

    seperti ditunjukkan berikut dengan catatan:

    1. Kurva pada gambar tersebut berturut-turut dari yang paling

    bawah adalah untuk t = 0.1 hari, t = 1.0 hari, t = 10 hari, dan t = 100 hari.

    2.

    sedangkan untuk harga r yang besar jika harga t kecil tidak dapat dilakukan karena

    keterbatasan harga fungsi Ei dalam tabel untuk argumen-argumen tersebut.

    Tabel: Hasil Perhitungan Distribusi T

    r (ft) Ei(-x) p (psia) Ei(-x) p (psia) Ei(-x) p (psia) Ei(-x) p (psia)1 10.933 2890.70 13.235 2867.69 15.538 2844.67 17.841 2821.65

    10 6.332 2936.70 8.630 2913.72 10.933 2890.70 13.235 2867.69100 1.823 2981.78 4.038 2959.63 6.332 2936.70 8.630 2913.72300 0.260 2997.40 1.919 2980.82 4.142 2958.59 6.332 2936.70600 6.2e-3 2999.94 0.774 2992.26 2.783 2972.18 4.948 2950.54

    1000 4.2e-6 3000.00 0.219 2997.81 1.823 2981.78 4.038 2959.633000 - - 1.2e-5 3000.00 0.260 2997.40 1.919 2980.816000 - - - - 6.2e-3 2999.94 0.774 2992.26

    10000 - - - - 4.2e-6 3000.00 0.219 2997.81

    Distribusi Tekanan

    2800

    5

    0

    5

    1 1 1 1Jarak di

    28 0

    29

    ana 0

    29

    ia

    0

    3000

    0 100ra

    000 0000al, feet

    Tek

    n, p

    s

    t = 0.1 hari

    t = 1.0 hari

    t = 10 hari

    t = 100 hari

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 28

  • Persamaan (5x) menjadi lebih berarti dalam aplikasinya, khususnya dalam analisis data

    well testing, jika kita memasukkan efek skin. Karena sifatnya additive dalam hal pressure

    drop di sumur, yaitu pada r = rw, maka jika efek skin dimasukkan dalam pressure drop:

    =

    tkrc948Ei

    khBq6.70

    pp2

    wtwfi + )p( s (5x)

    dimana adalah pressure drop tambahan akibat skin, yaitu perbedaan antara pwf

    ideal dan pwf real, yang menurut van Everdingen-Hurst dapat dimodelkan dengan

    persamaan steady state aliran radial:

    )p( s

    =

    w

    d

    w

    d

    ss r

    rln

    khqB2.141

    rr

    lnhkqB2.141)p(

    =w

    d

    s rr

    ln1kk

    khqB2.141

    Jika

    =

    w

    d

    s rr

    ln1kks

    yang dikenal sebagai Hawkins formula untuk menghitung skin faktor, s, maka

    skh

    qB2.1)p( s (5y) 14=

    Oleh karena itu:

    pp wfi =

    rc948EiBq6.70 2wt +

    tkkhsqB2.141

    kh

    =

    s2

    tkrc948Ei

    khBq6.70 2wt (5z)

    Dalam kasus seperti ini, dimana untuk r = rw argument fungsi Ei cukup kecil setelah

    waktu produksi yang pendek, maka pendekatan logaritmik dapat dipakai sehingga

    (p)s

    rw rd

    pwf, real

    pwf, idealkks

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 29

  • = pp wfi

    s2

    tkrc1688ln

    khBq6.70 2wt (5w)

    2) Periode Pseudosteady State

    Aliran pseudosteady-state terjadi ketika semua batas reservoir pada closed reservoir

    system sudah terasa yaitu gangguan akibat aktivitas produksi sudah sampai di batas

    reservoir. Oleh karenanya, kondisi ini dicapai pada t yang cukup besar. Kondisi

    e ini terkait dengan keadaan reservoir terbatas (finite-bounded), yaitu

    empunyai kondisi tidak ada aliran (no-flow outer boundary condition) dan sumur

    berproduksi dengan laju alir konstan. Jadi, kasus pseudosteady state terjadi jika:

    Kondisi batas luar berupa no-flow, yaitu:

    pseudosteady stat

    m

    tp = konstan

    rp = 0, pada r = re no-flow

    Untuk kasus ini, solusi eksaknya telah dibuat dan inversi solusi Laplace-nya diperoleh

    sebagai berikut:

    ( ) ( )1r41r2rlnr4r3

    1r

    rlnrt4r

    1rt,rp

    eD2DDD 2

    eD2 2

    eD2

    eDeD4

    eD4

    eD2

    DeD2

    DD

    2

    +=

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( )[ ]( ) ( )[ ]

    +

    =

    1n n1

    2eDn1

    2n

    Dn0n1Dn0n1eDn12tn

    JrJ

    rJYrYJrJe D2

    dimana J0 dan J1 masing-masing adalah fungsi Bessel jenis pertama orde nol dan orde

    pertama dan Y0 dan Y1 masing-masing adalah fungsi Bessel jenis kedua orde nol dan

    orde pertama dan n adalah akar dari suatu persamaan karakteristik. Untuk kasus ini persamaan karakteristik tersebut adalah:

    ( ) ( ) ( ) ( ) 0rYJ =rJ eDn1nY eDn1n11 pada masa produksi yang sudah lama (pada harga

    t yang besar) maka solusi pendekatan dapat diperoleh dengan membuang suku

    Karena aliran pseudosteady-state terjadi

    penjumlahan, yang mendekati nol jika harga t besar, sehingga:

    ( ) ( )1r41r2rlnr4r3

    1r

    rlnrt4

    r1r

    2t,rp

    eD2 2

    eD2

    eDeD4

    eD4

    eD2

    DeD2

    DD

    2

    eD2DDD

    +=

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 30

  • Pada lubang sumur, dimana , persamaan tersebut menjadi:

    1reD >>

    ( )43

    rlnr

    t2t,1p eD

    eD2

    DDD +=

    atau dapat pula ditulis sebagai:

    ( )4eDADDD

    jika variabel waktu tak berdimensi berdasarkan drainage area, t

    3rlnt2t,1p +=

    AD, didefinisikan sebagai

    berikut:

    rc

    kt1= te2

    tAD

    Dalam bentuk variabel lapangan dengan mengganti pD, tD, dan rD, persamaan tersebut

    ditulis sebagai berikut:

    += 3rlnt2qB2.141pp eDD 4rkh eD2iwf

    atau

    3r0qB

    += 4rlnc

    kt000527.kh

    2.141ppw

    e

    e2iwf

    (6a)

    terhadap waktu (selama periode pseudosteady

    state), maka

    rt

    Jika Persamaan (6a) di atas didiferensiasi

    hrct e2

    tKarena vo

    qB0744.0pwf =

    lume pori batuan yang terisi liquid dalam cuft, adalah

    maka

    = hrV e2p

    Vc

    qB2337.0t

    p

    pt

    wf =

    Jadi, selama periode pseudosteady state, laju penurunan tekanan berbanding terbalik

    engan volume pori (yang terisi fluida). Hasil ini memberikan cara dan metodologi

    analisis terhadap data hasil pengujian yang disebut dengan reservoir limit testing untuk

    ntukan ukuran reservoir.

    d

    mene

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 31

  • Selanjutnya, di atas sudah disebutkan bahwa respons tekanan tergantung pada bentuk dan

    kuran reservoir. Dengan prinsip tersebut, Matthew

    memperoleh persamaan:

    u , Brons dan Hazebroek, serta Dietz,

    chABtq2339.0

    rC781.1

    A4logkh

    Bq6.162pp iwf

    =t2wA

    (7)

    dimana

    A = Luas daerah pengurasan

    CA = Dietz shape factor

    hape factor adalah suatu konstanta yang dimasukkan ke dalam persamaan solusi

    aan tersebut cocok atau berlaku untuk bentuk luas daerah

    pengurasan sumur (drainage area) yang lain selain lingkaran dengan sumur di tengahnya.

    literatur, shape factor tersebut disajikan untuk berbagai drainage area pada

    iantaranya bounded reservoir dan vertically fractured

    tuk water drive reservoir dan karakter produksi yang tidak

    iketahui. Selanjutnya, pembahasan tentang hal ini disajikan pada bagian di bawah ini.

    olume daerah

    pengurasan sumur (drainage area volume),

    Dietz s

    pseudosteady state agar persam

    Sebagai contoh, CA untuk drainage area dengan lokasi sumur di dalamnya seperti terlihat

    pada gambar skematik berikut diberikan oleh harga-harga sebagai berikut:

    31.62

    4.5132

    30.8828

    Dalam

    berbagai geometri reservoir d

    reservoir dan bahkan un

    d

    Aplikasi lain yang sangat bermanfaat dari Persamaan (6a) di atas adalah bahwa

    persamaan tersebut bisa digunakan untuk memperkirakan tekanan reservoir rata-rata pada

    suatu saat setelah sumur berproduksi atau dilakukan test produksi. Untuk itu, variabel

    tekanan awal, pi, diganti oleh variabel tekanan rata-rata di dalam v

    p . Tekanan rata-rata volumetrik tersebut

    diperoleh dengan menggunakan konsep material balance yang dapat dijelaskan sebagai

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 32

  • p pada suatu waktu, (pi - p )berikut. Penurunan tekanan dari pi ke , yang diakibatkan oleh

    pengurangan fluida sebanyak qB rb/D untuk waktu t jam, atau total pengurangan sebesar

    24tqB615.5 dalam cuft

    adalah

    )hr(c

    24tqB615.5

    VcVpp

    e2

    tti

    ==

    = rhc

    qBt0744.0

    e2

    t

    atau

    rc et

    Substitusi ke Persamaan (6a) diperoleh:

    hqBt0744.0pp 2i +=

    += 43

    rrln

    khqB2.141

    rhc

    qBt0744.0

    rhc

    qBt0744.0ppw

    e

    e2

    te2

    twf

    atau

    =43

    rrln

    khqB2.141pp

    w

    ewf (8)

    Jika tekanan reservoir rata-rata, p , tersebut disubstitusi dengan cara yang sama ke

    Persamaan (7) maka:

    = 2

    wA rC781.1

    A4logkh

    Bq2.162pp

    Jika reservoir berbentuk lingkaran dengan radius re, maka:

    wf

    = 5.1

    r

    rln

    khBq2.162pp 2

    w

    2e

    wf (9)

    m b aan untuk laju alir, Persamaan (9) dapat ditulis

    ai berikut:

    Atau jika ditulis dala entuk persam

    sebag

    = 75.0)r/ reln(

    ppB

    kh00708.0qw

    wf

    rti dalam aplikasinya, khususnya dalam analisis

    data well testing, jika efek skin dimasukkan dalam pressure drop, yaitu:

    Persamaan (8) juga menjadi lebih bera

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 33

  • =43

    rrln

    khqB2.141pp

    w

    ewf + )p( s

    dimana adalah pressure drop tambahan akibat skin. Dengan menggunakan

    mulasi yang sama untuk pressure

    )p( sfor drop akibat skin seperti dinyatakan di atas, maka

    3r

    kqB e

    wf += s

    4rln

    h2.141pp

    w (10)

    Demikian pula Persamaan (6a), jika faktor skin dimasukkan, maka persamaan tersebut

    ditulis sebagai:

    ++= s3rlnkt000527.0qB2.141pp e 4rrckh we2tiwf

    (11)

    3)

    liran steady-state flow terjadi pada harga t yang sangat besar (sumur

    telah diproduksikan dengan sangat lama) pada suatu sistem reservoir dengan kondisi batas

    n laju produksi di lubang sumur konstan

    nversikan ke real

    space maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

    Periode Steady State

    Secara teoretis, a

    luar reservoir berupa tekanan konstan da

    (constant production rate). Solusi eksak untuk sistem seperti ini telah ditunjukkan pada

    bagian sebelumnya. Jika solusi dalam Laplace space tersebut tersebut dii

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( )[ ]( )

    rDD

    rlnt,rp eDDD = ( ) ( )[ ] + n1Dn0n1Dn0eDn02n JrYYrJrJe D

    t2

    =1n eDn02n12n rJJdimana n adalah akar positif dari persamaan karakteristik:

    ( ) ( ) ( ) ( ) 0YrJrY =J1 n1eDn0eDn0n ada sumur, yaitu pada rD = 1, persamaa

    P n tersebut menjadi:

    ( )( ) ( )( ) [ ] += 222 eDn0neDDD rJe2rlnt,1p Dn =

    1n eDn0n1n

    2t

    rJJ

    2

    Pada harga t yang besar, harga dari suku ke dua pada ruas kanan yang berupa

    enjumlahan menjadi kecil sekali sehingga persamaan solusi untuk kondisi steady-state

    menjadi lebih sederhana yaitu:

    p

    ( ) rlnt,1p eDDD =

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 34

  • yang dalam variabel lapangan dengan mengganti pD, tD, dan reD, persamaan tersebut dapat

    ditulis sebagai berikut:

    rrln

    khqB2.141

    ppw

    eiwf

    = (12)

    Persamaan di atas dapat juga diperoleh dari Persamaan Darcy radial. Atau jika ditulis

    dalam bentuk persamaan untuk laju alir, Persamaan (12) dapat ditulis sebagai berikut:

    )r/rln(B

    )pp(hk00708.0q

    we

    wfi

    =

    e = pi dimana pe

    adalah tekanan pada batas luar reservoir, maka persamaan tersebut dapat ditulis sebagai:

    Mengingat kondisi batas luar reservoir berupa tekanan konstan sehingga p

    )r/rln(B

    qwe

    = )pp(hk00708.0 wfe

    Periode transient, pseudosteady state, dan steady state tersebut di atas dapat diobservasi

    elalui plot pwf terhadap waktu seperti ditunjukkan berikut:

    Dietz Shape Factor

    m

    pwf

    Log t t

    Transient

    Late Transien

    Transient

    pwf tLate Transient Pseudosteady

    State Pseudosteady State

    Tin

    rata

    jau solusi aproksimasi untuk kondisi pseudosteady state yang dinyatakan dalam tekanan

    -rata, Persamaan 8:

    =43

    rrln

    khqB2.141pp

    w

    ewf (8)

    Ing

    kon r

    boundary) dengan sumur berada di tengah-tengah reservoir yang berbentuk lingkaran.

    Padahal dalam kenyataan, sumur tidak selalu berada di tengah-tengah reservoir dan/atau

    n geometri reservoir lain selain

    bentuk lingkaran, Dietz mengembangkan sebuah konstanta untuk ditambahkan ke dalam

    at bahwa solusi ini diperoleh dengan menggunakan kondisi batas dalam laju produksi

    stan (constant well production rate) dan kondisi batas luar tidak ada aliran (no-flow oute

    reservoir tidak selalu dapat diasumsikan berbentuk lingkaran. Agar solusi dapat digunakan

    untuk lokasi sumur lain selain di tengah-tengah reservoir da

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 35

  • persamaan solusi. Dengan sedikit manipulasi, Persamaan (8) dapat ditulis kembali dalam

    bentuk:

    pwf

    =43

    rrln

    khqB2.141p

    w

    e

    = eln

    21

    r

    rln21

    khqB2.141p 2/3

    w2

    e2

    = 14p

    er4r4ln

    21

    khqB2.1

    2/3w

    2e

    2

    Dengan menyelesaikan argument natural log sebagai berikut:

    r w2 62.31

    r

    r32.56A4

    er4r4 e

    2

    w22/3

    w2e ==

    2

    2

    dimana A = luas daerah pengurasan, ft dan = Konstanta Euler = 1.781. Harga 31.62 di atas disebut dengan Dietz shape factor untuk reservoir berbentuk lingkaran dengan sumur berada

    di tengah reservoir. Tinjau bahwa Persamaan (7) dapat dengan mudah diubah menjadi

    = 2

    wAwf rC781.1

    A4logkh

    Bq2.162pp

    seperti telah ditunjukkan di atas. Dietz telah pula mengembangkan shape factor untuk

    berbagai geometri lainnya. Beberapa shape factor untuk bentuk-bentuk segiempat dan bujur

    sangkat dengan berbagai posisi sumur

    Distribu esi T kanan Menurut Solusi Analitik

    Pada bagian terdahulu telah diberikan contoh mengenai distribusi tekanan menurut solusi Ei-

    function, yaitu untuk kasus infinite acting reservoir dengan sumur berproduksi pada laju

    an. Demikian pula halnya jika tekanan dari hasil perhitungan menurut solusi

    persamaan difusivitas untuk kasus-kasus yang lain diplot terhadap jarak radial dari sumur

    rw sampai r = re, maka akan diperoleh distribusi tekanan di reservoir.

    Berdasarkan masing-masing kondisi batas luar dan batas dalam maka plot untuk infinite dan

    konstan atau laju alir konstan

    menghasilkan berbagai distribusi tekanan terhadap jarak yang khas. Berikut adalah gambar

    ematik berbagai plot distribusi tekanan tersebut untuk enam kasus yang paling mungkin

    ditemui di lapangan. Dari berbagai plot tersebut, perhatikan kasus-kasus mana yang

    memberikan plot distribusi tekanan yang khas untuk periode aliran transient, pseudosteady

    produksi konst

    mulai dari r =

    finite reservoir dengan kondisi produksi di sumur tekanan

    sk

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 36

  • state, dan steady state. Juga perhatikan karakteristik plot yang dihasilkan oleh masing-masing

    periode aliran tersebut.

    1) Kasus Infinite Acting Reservoir dengan OBC = Infinite, IBC = Constant pressure:

    BC = Infinite, IBC = Constant rate:

    2) Kasus Infinite Acting Reservoir dengan O

    3) Kasus Finite Acting Reservoir dengan OBC = Constant pressure, IBC = Constant pressure:

    4) Kasus Finite Acting Reservoir dengan OBC = Constant pressure, IBC = Constant rate.

    Steady state artinya tekanan di setiap titik di reservoir todak berubah terhadap waktu:

    q

    p

    Waktu

    i

    p p

    Radius rw re

    wf = C

    q

    Waktu

    pi

    p

    Radius rw re

    q = C

    q

    Waktu

    pi

    p

    Radius rw re

    q = C

    q

    Waktu

    pi

    p p

    Radius rw re

    wf = C

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 37

  • 5) Kasus Finite Acting Reservoir dengan OBC = No flow, IBC = Constant pressure:

    Productivity Index

    6) Kasus Finite Acting Reservoir dengan OBC = No flow, IBC = Constant rate. Pseudosteady

    state artinya tekanan di setiap titik di reservoir menurun terhadap waktu dengan laju

    penurunan konstan:

    Productivity index didefinisikan sebagai perbandingan laju produksi liquid dalam STB/day

    terhadap pressure drawdown di tengah interval atau zona produksi. Secara matematis

    productivity index dituliskan sebagai

    pp wfqJ = STB/day/psi

    Productivity index merupakan besaran untuk mengukur potensi sumur atau kemampuan

    sumur untuk berproduksi. Untuk menghitung productivity index dari data uji produksi, sumur

    dibiarkan berproduksi sampai waktu yang cukup lama sehingga dapat dianggapp telah

    mencapai periode pseudosteady state. Productivity index sebaiknya dihitung pada kondisi

    demikian karena hanya pada keadaan aliran pseudosteady state beda antara p dan pwf akan

    konstan. Seperti disebutkan di atas periode pseudosteady state dicirikan oleh perubahan

    tekanan terhadap waktu yang konstan. Sedangkan untuk periode aliran lainnya, hal tersebut

    ungkinan besar perhitungan productivity index menjadi tidak tidak berlaku sehingga kem

    akurat.

    q

    Waktu

    pi

    p

    Radius rw re

    q = C

    Cp =

    q

    pi

    Waktu

    p

    rw re

    pwf = C

    Radius

    dt

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 38

  • Telah ditunjukkan di atas bahwa untuk periode pseudosteady state:

    = 75.0)r/rln(

    ppB

    kh00708.0qwe

    wf

    Sehingga:

    [ ]75.0)r/rln(Bkh00708.0J

    we =

    jectivity IndexIn

    mur injeksi tersebut dapat berupa disposal

    tekanan reservoir yang menyebabkan laju injeksi

    rsebut. Atau secar

    Terminologi ini digunakan untuk sumur injeksi. Su

    well atau sumur injeksi dalam proyek perolehan sekunder (secondary recovery) atau pressure

    maintenance. Injectivity index didefinisikan sebagai perbandingan laju injeksi dalam

    STB/day terhadap kelebihan tekanan di atas

    te a matematis:

    pp

    Iwf

    = STB/day/psi

    Prinsip Superposisi

    Dari apa yang telah dipaparkan pada bagian solusi analitik di atas dan keadaan nyata di

    lapangan yang dapat dimodelkan oleh masing-masing solusi analitik tersebut, dapat dikatakan

    bahwa solusi persamaan difusivitas yang paling banyak aplikasinya adalah solusi Ei-function,

    yaitu solusi analitik pendekatan untuk periode aliran transient. Namun, seperti ditunjukkan

    pada contoh di atas, terlihat bahwa solusi tersebut seolah-olah hanya dapat digunakan untuk

    menghit

    q

    ung distribusi tekanan pada reservoir infinite-acting akibat produksi dari satu sumur

    lusi tersebut untuk sumur

    ang berproduksi dengan laju alir konsta dan dimulai dari t = 0. Prinsip superposisi dapat

    dipakai untuk mengurangi keterbatasan-keterbatasan tersebut sehingga solusi Ei-function

    akan untuk, misalnya, kasus reservoir yang diproduksi dengan jumlah sumur yang

    bih dari satu (superposition in space) dan kasus sumur yang berproduksi dengan laju

    produksi variabel (variable-rate wells superposition in time). Landasan prinsip superposisi

    benarnya adalah konsep matematik yaitu berawal dari sifat khusus integral yang dinyatakan

    konvolusi (atau dikenal pula sebagai Faltung atau Duhamels principle)

    dan yang paling membatasi pemakaiannya adalah bahwa so

    y n

    dapat digun

    le

    se

    oleh teori integral

    yang berkaitan dengan definisi Laplace transform. Secara sepintas, teori integral konvolusi

    tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 39

  • Teori Integral Konvolusi

    Secara umum, Laplace transform suatu product dua fungsi bukan product dari masing-masing

    aplace transform. oduct dari dua fungsi f dan g, yang ditulis sebagai f g sehingga

    =

    ) G(s)

    at komutatif)

    L Ada sejenis pr

    ]gf[L ]g[L]f[L = F(s

    dimana F(s) dan G(s) adalah masing-masing Laplace transform dari f(t) dan g(t) dan L

    adalah simbol operasi transfomasi Laplace dengan s sebagai parameter transformasi. Operasi

    product (dengan simbol ) di atas disebut dengan konvolusi yang menyatakan bahwa konvolusi dari f dan g adalah fungsi f g yang didefinisikan sebagai:

    =t

    0d)(g)t(f)t)(gf( , untuk 0t

    sehingga

    F(s) G(s) = L

    t

    0d)(g)t(f

    Karena bentuk integral seperti itu maka relasi di atas sering disebut dengan integral

    konvolusi. Dengan demikian, teori konvolusi menyatakan bahwa Laplace transform dari

    konvolusi dua fungsi adalah product dari Laplace transform masing-masing fungsi. Secara

    ringkas, sifat-sifat teori konvolusi menghasilkan relasi dan operasi sebagai berikut:

    1. ]gf[L = F G 2. L-1[FG] = gf (inversi) 3. gf = fg (sif

    Contoh 3: Aplikasi Teori Konvolusi

    Tentukan L-1 s( )4s1

    2

    Penyelesaian:

    Jika F(s) = s1 dan G(s) =

    )4s(1

    2 , maka dari table Laplace transform diketahui

    f(t) = L-1[F(s)] = 1 dan g(t) = L-1[G(s)] = et t4

    Sehingga

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 40

  • L-1[F(s)G(s)](t) = 1

    =

    et t4

    de1t

    0

    4

    =161]

    41t[e4

    1 t4 +

    gen-Hurst

    ngatasi non-linearitas dari persamaan diferensial parsial akibat adanya

    alam vitas untuk aliran gas nyata. Namun hal ini tidak dibahas

    i dalam dik

    berawal dari sifat integral yang dinyatakan

    els principle), namun untuk tujuan

    plikasinya alam teknik teservoir, prinsip superposisi akan dinyatakan dengan

    cara berikut: Penambahan solusi pada persamaan diferensial linier menghasilkan solusi baru

    rhadap persamaan differensial awal. Oleh karenanya, jika pressure drop suatu sumur dapat

    h satu solusi maka pressure drop di sumur lain yang juga dapat dimodelkan

    tu deng ga berbeda)

    dapat ditambahkan pada pressure drop sumur pertama dan hasilnya berupa solusi baru untuk

    pres re drop total, p, pada suatu lokasi di dalam ama dengan jumlah pressure drop di lokasi tersebut yang diakibatkan oleh pressure

    pj, yang ada dalam reservoir tersebut. Sebagai contoh, anggap

    tiga buah sumur, yaitu Sumur A, B, dan C mulai berproduksi pada waktu yang sama dari

    cting. Maka pressure drop di Sumur A adalah:

    umur A = (pi mur A + (pi p)akibat Sumur B + (pi p)akibat Sumur C

    ontoh untuk superposition in space yang lain adalah situasi dimana pressure drop akibat

    Selain menjadi dasar prinsip superposisi baik superposition in time maupun superposition in

    space, teori integral konvolusi juga diaplikasikan untuk mendapatkan solusi constant pressure

    production dari solusi constant rate production (dikenal sebagai van Everdin

    identity) dan me

    product ct d persamaan difusisecara rinc tat ini.

    Walaupun landasan teori dari prinsip superposisi

    oleh teori integral konvolusi (atau Faltung atau Duham

    pembahasan a d

    te

    dimodelkan ole

    oleh solusi yang sama (ten an hasil yang mungkin sama atau mungkin ju

    sumur pertama tersebut. Dengan kata lain, su

    reservoir s

    drop masing-masing sumur,

    suatu reservoir infinite-a

    (pi pwf)total di S p)akibat Su

    C

    produksi satu atau lebih sumur dimonitor di satu sumur observasi seperti ditunjukkan oleh

    diagram skematik berikut. Pada diagram tersebut Sumur 1 berproduksi sebesar q1 dan

    menyebabkan pressure drop sebesar p1 dan Sumur 2 berproduksi sebesar q2 dan menyebabkan pressure drop sebesar p2. Sedangkan sumur observasi tidak berproduksi.

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 41

  • Dengan menerapkan prinsip superposisi, maka pressure drop yang terukur di sumur observasi

    adalah:

    ppp 21t += .

    lainnya.

    Sumur observasi

    r1

    r2

    Sumur 1 q1 p1

    Sumur 2 q2 p2

    Dengan contoh kasus di atas, maka solusi persamaan difusivitas dapat digunakan untuk

    memodelkan satu jenis well testing yang disebut dengan interference test atau pulse test.

    Interference test pada dasarnya adalah untuk menentukan parameter reservoir dari respons

    tekanan di suatu sumur akibat produksi dari satu atau lebih sumur yang

    Jika kita gunakan solusi Ei-function dan pendekatan logaritmik, maka untuk contoh kasus

    pertama, pressure drop total diberikan oleh (Catatan: Ei(x) = -Ei(-x), -Ei(x) = Ei(-x)):

    pA = )pp( wfi ASumurditotal

    =

    s25772.0tk00105.0

    rclnkh

    Bq6.70A

    2wAtA

    rcEiBq6.70 2ABtB

    rcEiBq6.70 2ACtC

    kt00105.0kh kt00105.0khdimana sA adalah faktor skin di Sumur A. Perlu dicatat bahwa faktor skin hanya dimasukkan

    pada perhitungan pressure drop karena pressure drop tersebut dihitung di Sumur A.

    Sedangkan di kedua sumur lain, walaupun mungkin pula terdapat faktor skin, tidak

    dimasukkan karena tidak mempengaruhi pressure drop di Sumur A, kecual Sumur A tersebut

    berada di zona damaged Sumur B dan/atau Sumur C. Selanjutnya, untuk contoh kasus kedua

    pressure drop total di sumur observasi diberikan oleh:

    = + pt p1 p2

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 42

  • kt00105.0rcEi

    khBq6.70 21t1 +

    kt00105.0rcEi

    khBq6.70 22t2 =

    Contoh aplikasi superposisi yang lain, yang juga penting, adalah memodelkan pressure drop

    dalam reservoir terbatas (finite). Walaupun, Ei-function solution diperoleh untuk reservoir

    infinite, namun dengan prinsip superposition in space hal tersebut dapat dilakukan. Tinjau

    suatu sumur yang berlokasi pada jarak d dari no-flow boundary yang berupa sebuah patahan

    seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Sumur tersebut berproduksi sebesar q1 yang

    menyebabkan pressure drop sebesar p1. Secara matematis, kasus ini identik dengan kasus

    a pada jarak

    ang sama antara kedua sumur nyata-bayangan dipandang sebagai no-flow boundary yang

    Dengan

    emikian pressure drop di sumur adalah

    suatu sumur yang berjarak 2d dari suatu sumur bayangan yaitu suatu sumur yang

    mempunyai sejarah produksi yang sama dengan sumur nyata. Dengan kata lain, sistem satu

    sumur yang berada dekat no-flow boundary sama dengan sistem dua sumur nyata-bayangan

    dan ini disebut dengan method of image. Hal ini dikarenakan garis yang berad

    y

    artinya sepanjang garis tersebut gradien tekanan adalah nol sehingga tidak ada aliran. Jadi,

    kasus ini adalah sama dengan dua sumur yang berada pada reservoir infinite.

    d :

    Fault (patahan) Sumur Bayangan Sumur

    p = )pp( wfi

    =

    s25772.0

    tk00105.0rcln

    khBq6.70 2wt

    kt00105.0)d2(cEi

    khBq6.70 2t

    Sumur Observasi

    r2

    d dq1 p1

    r1

    pt

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 43

  • Dan pressure drop yang terukur di sumur observasi yang berjarak r1 dari sumur nyata dan r2

    dari sumur bayangan adalah:

    pt = p1 + pbayangan

    =

    kt00105.0rcEi

    khBq6.70 21t +

    kt00105.0rcEi

    khBq6.70 22t

    Contoh aplikasi prinsip superposisi yang mungkin paling penting adalah yang menyangkut

    dimensi waktu atau yang dikenal dengan sebutan superposition in time. Dalam hal ini solusi

    persamaan difusivitas dengan prinsip superposisi dapat digunakan untuk memodelkan sumur

    dengan laju produksi bervariasi (variable-rate producing wells) seperti diilustrasikan oleh

    gambar skematik berikut.

    Pada gambar di atas, suatu sumur berproduksi sebesar q1 dari t = 0 sampai t = t1. Pada t = t2,

    h menjadi q2. Masalah yang harus dipecahkan adalah: pada waktu t > t2,

    berapakah tekanan di sumur? Dengan menggunakan prinsip superposisi seperti contoh-

    ur total dari

    kontribusi tiap sumur hanya sekarang lokasi sumurnya tetap. Jadi pressure drop total

    q1 dengan t = t - t1, yaitu p2. Superposition in time ini dapat digambarkan secara skematik sebagai berikut.

    q

    t1 t

    q2 - q1 q2 q1

    t t1

    pi pwf

    laju produksi beruba

    contoh di atas, kasus ini dapat dipandang sebagai perhitungan tekanan sum

    diakibatkan oleh pressure drop di Sumur 1 akibat q1 dengan t = t, yaitu p1, dan pressure drop di Sumur 2 akibat q2

    p akibat q1 : p1

    p akibat (q2 q1 ) : p2

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 44

  • q q2 - q1

    q2

    q1

    t1 t

    q

    t1 t

    q1 Sumur 1

    q

    t1 t

    q2 - q1 Sumur 2

    Oleh karenanya, pressure drop total yang diakibatkan oleh masing-masing pressure drop

    Sumur 1 dan Sumur 2 diberikan oleh:

    21t ppp +=

    = s2kt00105.0

    rcEikh

    wt1

    +

    Bq6.70 2

    s2

    )tt(k00105.0rcEi

    khB)qq(6.70

    1

    2wt12

    Atau, karena perhitungan dilakukan r = rw (di sumur), maka argumen fungsi Ei cukup kecil

    sehingga dapat digunakan pendekatan logaritmik:

    = s2

    ktrc1688ln

    khBq6.70

    p2

    wt1t

    +

    s2

    )tt(krc1688ln

    khB)qq(6.70

    1

    2wt12

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 45

  • Contoh 4: Superposition in Space and Time

    Tiga buah sumur telah dibor pada suatu reservoir (k = 25 md, h = 43 ft, = 16%) dengan lokasi masing-masing ditunjukkan pada gambar. Dua dari tiga sumur tersebut telah

    memproduksikan minyak ( = 0,44 cp, B = 1,32 rb/STB) dengan jadwal produksi seperti ditunjukkan pada tabel. Hitung pressure drop total yang terukur di Sumur 3 pada akhir hari

    ke-8 jika ct = 18 x 10-6 psi-1.

    Laju produksi (STB/day)

    Hari Sumur 1 Sumur 2 Sumur 3 1 250 SI SI 2 250 SI SI 3 250 SI SI 4 250 400 SI 5 250 400 SI 6 250 400 SI 7 250 400 SI 8 250 400 SI

    Penyelesaian:

    Dengan menggunakan prinsip superposisi, persoalan di atas menjadi sederhana. Pressure

    drop akibat masing-masing Sumur 1 dan Sumur 2 dihitung dengan line-source solution

    3

    1 2

    500 ft 1000 ft

    (transient solution atau Ei-function solution), yaitu:

    Bq6.70p =

    =tk00105.0

    rcEikh

    )t,r(pp2

    ti

    Jika p1 = pressure drop akibat Sumur 1 dan p2 at Sumur 2, maka

    p1 =

    = pressure drop akib

    )24x8)(25(00105.0)500)(10x18)(44.0)(16.0(Ei

    )43)(25()32.1)(44.0)(250(6.70 26

    = 9.535 [ Ei ( 0.063)]

    p1 =

    = 9.535(2.249) = 21.44

    )24x5)(25(105.0)1000)(10x18)(44.0)(16.0(Ei

    )43)(25()32.1)(44.0)(400(6.70 26

    = 15.256[ Ei ( 0.402)]

    = 15.256(0.702) = 10.71

    Jadi,

    p1 = 21.44 + 10.71 = 32.15 psi.

    00

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 46

  • Aplikasi Solusi Pada Analisis Data Well Testing

    ata hasil test. Jika well testing dilakukan dalam waktu yang

    ngkat maka aliran yang terjadi di reservoir (sekitar sumur) bersifat transient dan oleh karena

    itu di

    Data yang dihasilkan dari ssure tr ent test yang berupa data tekanan tadi kemudian

    dianali untu asi di sekitar lubang sumur dalam radius tertentu (radius

    pengujian) dengan mak untuk nentuka kemampuan formasi tersebut dalam

    memproduksikan fluida. Hal ini dilakukan dengan menghitung atau menentukan parameter

    reservo serta enali ahan si (anoma baik alami maupun karena sebab lain di

    kitar lubang sumur. Beberapa parameter reservoir yang dapat diperoleh dari hasil pressure

    diantaranya adalah tekanan reservoir, permeabilitas rata-rata reservoir (lebih

    , dan anomali yang terjadi di reservoir

    misalnya perubahan permeabilitas karena adanya barrier atau layering.

    Di atas telah disebutkan bahwa data yang dihasilkan dari pressure transient testing adalah

    yang

    erupa est (pressure drawdown test) dimana sumur dibiarkan berproduksi, setelah

    ditutup sementara waktu, untuk kemudian penurunan tekanan di sumur dicatat atau melalui

    ara pe gu buildup test dimana sumur ditutup, setelah berproduksi

    alam selang waktu tertentu, untuk kemudian kenaikan tekanan di sumur dicatat. Pada bagian

    berikut dibahas tentang kedua test tersebut khususnya dalam hal cara analisis data

    engg solusi persamaan difusivitas yang telah dibahas di muka. Namun, perlu

    disebutkan di sini bahwa pembahasan analisis data dari kedua test tersebut hanyalah sebagai

    emberikan ilustrasi aplikasi solusi persamaan

    untuk memahami secara lebih jauh tentang

    ologi analisis data pressure transient testing.

    Yang dimaksud dengan well testing di sini adalah apa yang dikenal dalam literatur sebagai

    pressure transient testing. Pada prinsipnya, well testing tersebut dilakukan dengan cara

    menciptakan gangguan di sumur yaitu perubahan laju alir sehingga diperoleh respons

    berupa perubahan tekanan. Respons perubahan tekanan di sumur ini terhadap waktu

    kemudian dicatat sebagai d

    si

    sebut pressure transient testing.

    pre ansi

    sis k mengevaluasi form

    sud me n

    ir meng perub fat li)

    se

    transient testing

    tepat permeabilitas efektif dalam radius pengujian), transmisibilitas, faktor skin, produktivitas

    dan damage ratio (yaitu perbandingan produktivitas teoretis terhadap produktivitas nyata),

    jari-jari (atau volume) pengurasan, batas reservoir

    perubahan tekanan terhadap waktu. Data tersebut diperoleh melalui cara pengujian

    b flow t

    c n jian yang berupa pressure

    d

    m unakan

    pengantar dan bertujuan semata-mata untuk m

    difusivitas. Banyak hal yang harus dipelajari

    metod

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 47

  • Flow Test

    Sesuai dengan namanya, flow test dilakukan dengan membuka sumur dan mengalirkan fluida

    pada laju alir konstan (atau pada laju produksi yang menurun secara kontinu, atau pada laju

    alir yang berbeda-beda/multirate) setelah sumur ditutup sementara. Penutupan sumur harus

    cukup lama dan aliran harus sampai stabil (stabilized flow). Suatu flow test yang ideal,

    berupa pengujian dengan laju alir konstan pada reservoir infinite-acting, dapat dimodelkan

    oleh solusi analitik pendekatan persamaan difusivitas yaitu pendekatan logaritmik terhadap

    solusi Ei-function. Oleh karenanya, analisis atau interpretasi data hasil test dapat dilakukan

    engan menggunakan Persamaan (6): d

    = 23.3

    rc

    ktlogkh

    Bq6.162p)t,r(p 2

    ti

    sehingga pada r = rw:

    = 23.3

    rc

    ktlogkh

    Bq6.162p)t(p 2

    wtiwf (8)

    +=

    ktrc1688log

    khBq6.162

    p)t(p2

    wtiwf

    karena log 1688 = 3.23. Untuk suatu reservoir dengan pi, q, , B, k, h, , ct, dan rw konstan, maka Persamaan (8) dapat ditulis sebagai:

    pwf = b + m log(t)

    dimana b = konstanta dan

    m = konstanta = kh

    Bq6.162 (9) Dengan demikian, jika data yang digunakan diambil pada waktu-waktu awal yaitu pada

    periode aliran transient, maka plot pwf vs. t pada kertas semilog akan berbentuk garis lurus

    dengan kemiringan m. Sudah tentu, hal tersebut dapat terjadi jika asumsi yang digunakan

    untuk mendapatkan Persamaan (8) dipenuhi. Asumsi tersebut adalah:

    Aliran laminer, horizontal, pada reservoir homogen

    Harga-harga permeabilitas, porositas, ketebalan formasi, kompresibilitas total, viskositas,

    dan faktor volume formasi tidak tergantung pada tekanan

    Fluida satu fasa incompressible dalam periode transient (transient drawdown)

    Gradient tekanan diabaikan.

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 48

  • Jika ketebalan formasi diketahui, maka dari Persamaan (9), diperoleh:

    hm

    Bq6.162k =

    dimana m adalah slope dari plot data pwf vs. t.

    Sekarang, jika drawndown test dilakukan cukup lama sehingga mencapai periode

    pseudosteady state maka untuk melakukan analisis data drawdown test tersebut dapat

    digunakan Persamaan (7), yaitu:

    chABtq2339.0

    rC781.1

    A4logkh

    Bq6.162 pp

    t2wAiwf

    =

    Jika pi, q, , B, k, h, A, , ct, dan rw konstan, persamaan di atas dapat dituliskan sebagai: t

    dimana b = konstanta, dan

    m = konstanta =

    pwf = b + m

    cAhqB2339.0

    t

    Dengan demikian, jika data yang digunakan diambil m a

    sehingga tercapai periode pseudosteady state, maka plot pwf vs. t pada kertas kartesian akan

    anya, data yang diperoleh dapat digunakan untuk

    pengurasan (volume reservoir) dengan:

    elalui test yang dilakukan cukup lam

    berbentuk garis lurus dengan kemiringan m. Pada periode aliran ini, gangguan dari sumur

    telah mencapai batas reservoir. Oleh karen

    menghitung volume daerah

    A h = c'm

    qB2339.0t

    .

    r lubang sumur, dapat

    l.

    Selanjutnya, data dari pressure drawdown test juga dapat digunakan untuk mendapatkan

    informasi mengenai kerusakan formasi. Data yang dipakai adalah yang berasal dari periode

    transient. Seperti telah dikemukakan di atas, van Everdingen dan Hurst menyatakan bahwa

    (p)s, yaitu pressure drop tambahan akibat adanya damage di sekitadimodelkan dengan persamaan steady state aliran radia

    skh

    qB2.141)p( s=

    dimana s adalah faktor skin yang dinyatakan oleh Hawkins sebagai

    = drln1ks ws rk

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 49

  • Jika dari data pada periode aliran transient diperoleh plot pwf vs. t pada kertas semilog yang

    erbentuk garis lurus de gan kemiringan m:

    m

    b n

    = kh

    Bq6.162 (9) aka

    a positif), artinya ada kerusakan di sekitar lubang sumur.

    Dengan demikian, jika (p)s ini ditambahkan ke dalam persamaan untuk menghitung pwf ideal (keadaan normal tanpa kerusakan), maka diperoleh:

    m

    (p)s = 0.869 m s (10) Dari Persamaan (10), terlihat bahwa jika s berharga positif maka terdapat pressure drop

    tambahan (pressure drop berharg

    += s869.023.3ktlogBq6.162pp iwf rc 2wt

    bah bentuk (rearranged) untuk mendapatkan harga skin faktor

    kh

    Persamaan di atas dapat diu

    sebagai berikut:

    +

    = 23.3rc

    ktlog

    khqB6.162pp

    151.1s 2wt

    wfi

    Jadi, jika p

    1 jam

    i, q, , B, k, h, , ct, dan rw diketahui, skin factor dapat dihitung jika pwf dan t diketahui. Keduanya diperoleh dari plot pwf vs. t pada periode aliran transient dan biasanya

    diambil untuk t = 1 jam, sehingga p = p . Dengan memasukkan harga m absolut diperoleh:

    +

    = 23.3rc

    klogm

    pp151.1s 2

    wt

    jam1i

    Buildup Test

    Pressure buildup testing dimulai dengan memproduksikan sumur dengan laju produksi

    konstan untuk waktu yang cukup lama sampai terjadi stabilized pressure pada periode

    pseudosteady state, menutup sumur (biasanya di permukaan) sehingga tekanan di sumur naik

    (builds up), dan kemudian perubahan tekanan tersebut dimonitor dan dicatat terhadap waktu.

    Dengan demikian, keuntungan pressure buildup test adalah dalam hal kontrol karena menjaga

    menutup sumur) relatif

    mudah. Sedangkan kerugiannya adalah tidak ada produksi selama testing berlangsung.

    Bahkan sering terjadi sumur sulit untuk diproduksikan kembali setelah dilakukan penutupan.

    produksi dengan laju produksi konstan sama dengan nol (yaitu

    Teori dan Aplikasi Persamaan Difusivitas, hal. 50

  • Pressure buildup test dapat dimodelkan dengan prinsip superposisi (superposition in time).

    Pandang proses pengujian buildup seperti ditunjukkan oleh gambar skematik berikut.

    kedua yang berlokasi sama dengan sum ama, dialirkan dengan laju produksi konstan

    besar q, sementara sumur pertama dibiarkan tetap mengalir dengan laju alir q. Waktu

    pengaliran sumur kedua dinya