172780069 Cairan Amnion

21
I. PENDAHULUAN Cairan amnion mempunyai peranan penting dalam menunjang proses kehamilan dan persalinan. Di sepanjang kehamilan normal . Kompartemen dari cairan amnion menyediakan ruang bagi janin untuk tumbuh bergerak dan berkembang. Tanpa cairan amnion rahim akan mengerut dan menekan janin, pada kasus – kasus dimana tejadi kebocoran cairan amnion pada awal trimester pertama janin dapat mengalami kelainan struktur termasuk distrorsi muka , reduksi tungkai dan cacat dinding perut akibat kompresi rahim .(1,2,3,4) Menjelang pertengahan kehamilan cairan amnion menjadi semakin penting untuk perkembangan dan pertumbuhan janin , antara lain perkembangan paru-parunya , bila tidak ada cairan amnion yang memadai selama pertengahan kehamilan janin akan sering disertai hipoplasia paru dan berlanjut pada kematian. Selain itu cairan ini juga mempunyai peran protektif pada janin . Cairan ini mengandung agen-agen anti bakteria dan bekerja menghambat pertumbuhanbakteri yang memiliki potensi patogen. .(1,2,3,5,6) Selama proses persalinan dan kelahiran cairan amnion terus bertindak sebagai medium protektif pada janin untuk memantu dilatasi servik. Selain itu cairan amnion juga berperan sebagai sarana komunikasi anatara janin dan ibu. Kematangan dan kesiapan janin untuk lahir dapat diketahui dari hormon urin janin yang diekskresikan ke dalam cairan amnion. Cairan amnion juga dapat digunakan sebagai alat diagnostik untuk melihat adanya kelainan-kelainan pada proses pertumbuhan dan perkembangan janin dengan melakukan kultur sel atau melakukan spektrometer .(1,2) Jadi Cairan amnion memegang peranan yang cukup penting dalam proses kehamilan dan persalinan 1

description

Cairan amnion

Transcript of 172780069 Cairan Amnion

Page 1: 172780069 Cairan Amnion

I. PENDAHULUAN

Cairan amnion mempunyai peranan penting dalam menunjang proses

kehamilan dan persalinan.

Di sepanjang kehamilan normal . Kompartemen dari cairan amnion

menyediakan ruang bagi janin untuk tumbuh bergerak dan berkembang.

Tanpa cairan amnion rahim akan mengerut dan menekan janin, pada kasus

– kasus dimana tejadi kebocoran cairan amnion pada awal trimester pertama

janin dapat mengalami kelainan struktur termasuk distrorsi muka , reduksi

tungkai dan cacat dinding perut akibat kompresi rahim.(1,2,3,4)

Menjelang pertengahan kehamilan cairan amnion menjadi semakin

penting untuk perkembangan dan pertumbuhan janin , antara lain

perkembangan paru-parunya , bila tidak ada cairan amnion yang memadai

selama pertengahan kehamilan janin akan sering disertai hipoplasia paru dan

berlanjut pada kematian.

Selain itu cairan ini juga mempunyai peran protektif pada janin . Cairan

ini mengandung agen-agen anti bakteria dan bekerja menghambat

pertumbuhanbakteri yang memiliki potensi patogen. .(1,2,3,5,6)

Selama proses persalinan dan kelahiran cairan amnion terus bertindak

sebagai medium protektif pada janin untuk memantu dilatasi servik.

Selain itu cairan amnion juga berperan sebagai sarana komunikasi anatara

janin dan ibu. Kematangan dan kesiapan janin untuk lahir dapat diketahui dari

hormon urin janin yang diekskresikan ke dalam cairan amnion.

Cairan amnion juga dapat digunakan sebagai alat diagnostik untuk melihat

adanya kelainan-kelainan pada proses pertumbuhan dan perkembangan janin

dengan melakukan kultur sel atau melakukan spektrometer.(1,2)

Jadi Cairan amnion memegang peranan yang cukup penting dalam proses

kehamilan dan persalinan

1

Page 2: 172780069 Cairan Amnion

II. FAAL CAIRAN AMNION

Dua belas hari setelah ovum dibuahi , terrbentuk suatu celah yang

dikelilingi amnion primitif yang terbentuk dekat embryonic plate. Celah

tersebut melebar dan amnion disekelilingnya menyatu dengan mula-mula

dengan body stalk kemudian dengan korion yang akhirnya menbentuk

kantung amnion yang berisi cairan amnion.(2,3,6,7)

Cairan amnion , normalnya berwarna putih , agak keruh serta

mempunyai bau yang khas agak amis dan manis. Cairan ini mempunyai

berat jenis 1,008 yang seiring dengan tuannya kehamilan akan menurun dari

1,025 menjadi 1,010. .(2,3,8)

Asal dari cairan amnion belum diketahui dengan pasti , dan masih

membutuhkan penelitian lebih lanjut. Diduga cairan ini berasal dari lapisan

amnion sementara teori lain menyebutkan berasal dari plasenta.Dalam satu

jam didapatkan perputaran cairan lebih kurang 500 ml. .(2,3,8,9)

A. Sistem Komunikasi Fetal - maternal

Cairan Amnion merupakan salah satu sistem komunikasi antara janin

dan ibu , yang merupakan suatu hal yang essensial dalam menunjang

keberhasilan proses implantasi blastosit , pengenalan ibu terhadap

kehamilan , penerimaan imunologi hasil konsepsi , menjaga kehamilan ,

adaptasi ibu terhadap kehamilan , nutrisi janin , pematangan janin dan

mungkin untuk inisiasi dari kehamilan.Cairan amnion merupakan suatu

hal yang unik yang mempunyai sistem komunikasi langsung antara janin

dan ibu. .(2,3,4,5,,7,8)

Sistem komunikasi antara janin dan ibu yang disebut

“Paracrine arm” dimungkinkan melalui unsur utama dari cairan amnion

seperti urin janin dan sekresi paru-paru janin, hubungan timbal baliknya

, produk desidua yang terdapat dalam unsur utama darah ibu memasuki

2

Page 3: 172780069 Cairan Amnion

cairan amnion dan masuk ke dalam janin melalui pernafasan janin dan

penelanan cairan amnion oleh janin. .(2)

Proses Menelan

Proses menelan pada janin dimulai dari minggu ke 10 sampai minggu 12

, dengan kemampuan usus untuk melakukan peristaltik dan transpor glukosa

aktif. , sebagian cairan amnion yang ditelan diabsorbsi , dan yang tidak

diabsorbsi akan dikeluarkan melalui kolon bawah. Tidak jelas apa yang

merangsang janin untuk melakukan proses menelan ini , tetapi diduga saraf

janin yang analog dengan rasa haus , lambung yang kosong dan perubahan pada

komposisi cairan amnion menjadi faktor penyebab.

Proses menelan pada janin ini mempunyai efek yang sedikit terhadap

volume cairan amnion pada permulaan kehamilan, karena volume cairan

amnion yang ditelan sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan volume

keseluruhan dari cairan amnion.

Pada kehamilan lanjut , volume cairan amnion secara substansial diatur

oleh proses menelan oleh janin ini, berdasarkan penelitian jika proses menelan

terhenti maka kemungkinan terjadinya hidroamnion besar. .(2)

Pada janin yang aterm proses menelan berjumlah 200 – 760 ml per hari

sebanding dengan jumlah yang diminum oleh neonatus.. .(1,2,3,4,5,6,,8,9)

Pergerakan cairan amnion melalui traktus digestivus mefasilitasi

pertumbuhan dan perkembangan traktus tersebut.

Cairan amnion yang ditelan oleh janin memberikan kontribusi kalori

pada janin , juga kebutuhan nutrisi essensial. Pada kehamilan lanjut sekitar 0,8

g protein , setengah dari albumin dikonstribusikan pada janin .(2)

Volume cairan amnion

Volume cairan amnion pada setiap minggu usia kehamilan bervariasi ,

secara umum volume bertambah 10 ml per minggu pada minggu ke 8 usia

3

Page 4: 172780069 Cairan Amnion

kehamilan dan meningkat menjadi 60 ml per minggu pada usia kehamilan 21

minggu, yang kemudian akan menurun secara bertahap sampai volume yang

tetap setelah usia kehamilan 33 minggu.. normal volume cairan amnion

bertambah dari 50 ml pada saat usia kehamilan 12 minggu sampai 400 ml

pada pertengahan gestasi dan 1000 – 1500 ml pada saat aterm. Pada

kehamilan postterm jumlah cairan amnion hanya 100 sampai 200 ml atau

kurang.( .(1,2,3,4,5,,6,9)

Keadaan dimana jumlah cairan amnion tersebut kurang dari normal

disebut olygohidoamnion.

Pada keadaan – keadaan tertentu jumlah cairan amnion dapat mencapai

2000 ml hal ini disebut dengan hydramnion.

Pengukuran Cairan amnion

Pengukuran volume cairan amnion telah menjadi suatu komponen

integral dari pemeriksaan kehamilan untuk melihat adanya resiko kematian

janin. Hal ini didasarkan bahwa penurunan perfusi uteroplasenta dapat

mengakibatkan gangguan aliran darah ginjal dari janin , menurunkan volume

miksi dan menyebabkan terjadinya oligohidroamnion

Selama lebih dari dua dekade , sejumlah metoda dengan menggunakan

ultrasonografi telah digunakan dalam mengukur jumlah cairan amnion,

seperti indeks cairan amnion , kantong vertika terbesar , dan pengukuran

biofisik profil

Phelan dan kawan-kawan mengemukakan suatu cara yang mudah dan

akurat dalam mengukur cairan amnion ini dengan menggunakan indeks cairan

amnion. .(1,2)

Table 2-1 : Typical Amnionic Fluid Volume

4

Page 5: 172780069 Cairan Amnion

Table 2-2 : Amnionic Fluid Index Value (mm) for normal pregnancies

5

Page 6: 172780069 Cairan Amnion

Indeks ini didapatkan dengan menambahkan kedalaman vertikal dari

kantong terbesar pada setiap kuadran uterus.

Tetapi beberapa faktor mungkin akan mempengaruhi indeks cairan

amnion , seperti dehidrasi pada ibu, dan ketinggian tempat

6

Page 7: 172780069 Cairan Amnion

Fungsi cairan amnion : .(1,2,3,4,5,6,8,9)

1. Melindungi janin dari trauma

2. tempat perkembangan musculoskeletal janin

3. menjaga suhu tubuh janin

4. meratakan tekanan uterus pada partus

5. membersihkan jalan lahir sehingga bayi kurang mengalami infeksi

6. Menjaga perkembangan dan pertumbuhan normal dari paru-paru dan

traktus gastro intestinalis

III. KANDUNGAN CAIRAN AMNION

Pada permulaan kehamilan , cairan amnion di ultrafisasi oleh plasma ibu .

Pada permulaan trimester ke dua , cairan amnion sebagian besar terdiri dari

cairan ekstra seluler yang berdifusi melalui kulit janin yang kemudian

mencerminkan komposisi plasma janin . setelah minggu ke 20 kornifikasi dari

kulit janin tetap mempertahankan difusi ini dan pada saat ini komposisi terbesar

pada cairan amnion adalah urine janin. Ginjal janin mulai memproduksi urine

pada minggu ke 12 usia kehamilan dan setelah minggu ke 18 memproduksi 7 –

14 ml per hari. Urin janin lebih banyak terdiri dari urea , kreatinin dan asam urat

dibandingkan plasma., juga terdiri dari deskuamasi sel-sel janin , vernix, lanuga

dan bermacam sekresi. .(2)

Karena bersifat hipotonik, efek jaringan menurunkan osmolaritas cairan

amnion sejalan dengan kemajuan usia kehamilan.. Cairan pulmonum

memberikan sedikit proporsi pada volume amnion, yang difiltrasi melalui

plasenta untuk beberapa saat. .(2)

Prolaktin

Prolaktin didapatkan dalam konsentrasi tinggi di cairan amnion ,

jumlahnya bisa mencapai 10.000 ng/ml , yang didapatkan pada minggu ke 20

7

Page 8: 172780069 Cairan Amnion

sampai 26 ehamilan ,hal ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar

prolaktin pada janin (mencapai 350 ng/ml) atau pada plasma ibu (mencapai

150s/d 200 ng/ml) jumlahnya makin menurun dan mencapau titik terendah

setelah kehamilan 34 minggu . beberapa penelitian membuktikan bahwa desidua

merupakan tempat sintesa prolactin yang berada dalam cairan amnion. .(2)

Fungsi dari prolactin yang berada dalam cairan amnion belum diketahui

, tetapi berapa peneliti berkesimpulan prolaktin dalam cairan amnion berfungsi

memperbaiki transfer cairan dari janin ke bagian ibu , dan menyediakan cairan

ekstraseluler serta mempertahankan janin dari dehidrasi selama kehamilan

lanjut ketika cairan amnion biasanya bersifat hipotonik.(2)

Alpha feto protein.

Merupakan suatu glikoprotein yang disintesa yolk sac janin pada awal

kehamilan Konsentrasinya dalam cairan amnion meningkat sampai kehamilan

13 minggu dan kemudian akan berkurang.

Jika kadar Alpha feto protein ini meningkat dan diiringi dengan

peningkatan kadar asetil kolin esterase menunjukan adanya kelainan jaringan

syaraf seperti neural tube defek atau defek janin lainnya.

Jika peningkatan kadar alpha feto protein tidak diiringi dengan

peningkatan kadar asetilkolinesterase menunjukan adanya kemungkinan etiologi

lain atau adanya kontaminasi dari darah janin. .(2,10))

Lesitin – Sphingomyelin

Lesitin ( dipalmitoyl phosphatidycholine) merupakan suatu unsur yang

penting dalam formasi dan stabilisasi dari lapisan surfaktan , yang

mempertahankan alveolar dari kolaps dan respiratori distress, sebelum minggu

ke 34 kadar lesitin dan sphingomyelin dalam cairan amnion sama

konsentrasinya. , setelah minggu ke 34 konsentrasi lesitin terhadap

sphingomyelin relative meningkat .

8

Page 9: 172780069 Cairan Amnion

Tabel 3-1 :Perubahan Kadar lesitin sphingomyelin pada cairan amnion selama

kehamilan normal.

Tabel 3-2 : Kebutuhan respirasi support dibandingkan dengan rasio L/S

9

Page 10: 172780069 Cairan Amnion

Jika konsentrasi lesitin dalam cairan amnion lebih dari dua kali kadar

sphingomyelin ( L/S Ratio ), menunjukan resiko terjadinya gawat nafas pada

janin sangat rendah. Tetapi jika perbandingan kadar lesitin sphingomyelin kecil

dari dua resiko terjadinya gawat nafas pada janin meningkat.

Karena lesitin dan sphingomyelin juga ditemukan pada darah dan

mekonium , kontaminasi oleh kedua substansi tersebut dapat mebiaskan hasil.

.(2,3,4,5,8,9)

Selama kehamilan sejumlah agen bioaktif bertumpuk di cairan amnion ,

kompartemen cairan amnion merupakan suatu tempat penyimpanan yang luar

biasa yang khususnya bermanfaat dalam kehamilan dan persalinan. Banyaknya

agen bioaktif yang terakumulasi dalam cairan amnion selama kehamilan

merupakan suatu hal yang tipikal dari inflamasi jaringan . Suatu hal yang unik

dari agen agen bioaktif ini adalah bersifat uterotonik seperti PGE2 , PGF2 , PAF

dan endothelin-1 , produk-produk ini dapat dilihat pada vaginadan cairan

amnion setelah proses persalinan dimulai . Agen-agen inflamasi ini penting

peranannya dalam proses dilatasi servik . .(2,10,11)

Sitokin

Makrofag terdapat dalam cairan amnion dalam jumlah yang kecil

sebelum proses persalinan , sebenarnya leukosit tidak dapt melakukan penetrasi

normal melalui membran janin baik secara in vivo atau in vitro, tetapi dengan

10

Page 11: 172780069 Cairan Amnion

adanya inflamasi dari desidua pada partus preterm , leukosit ibu akan diambil

menuju cairan amnion , fenomena juga pada partus yang aterm, aktivasi leukosit

diakselerasi oleh inflamasi dan memungkin kan melewati membran janin.

.(2,10,11)

Interleukin -1β

Interleukin -1β merupakan sitokin primer , yang diproduksi secara cepat

sebagai respon dari infeksi dan perubahan imunologi dan Interleukin -1β akan

merangsang sitokin lain dan mediator inflamasi lainnya.

Interleukin -1β secara normal tidak terdeteksi sebelum proses persalinan

, Interleukin -1β baru akan muncul pada cairan amnion pada persalinan yang

preterm atau sebagai reaksi dari infeksi pada cairan amnion.

Pada kehamilan aterm,s eperti prostaglandin Interleukin -1β diproduksi

pada desidua setelah induksi persalinan atau dilatasi servik, yang kemudian

akan didistribusikan pada cairan amnion dan vagina.

Sitokin lainnya yang terdapat dalam cairan amnion adalah Interleukin -6

atau Interleukin – 8. .(2,10,11)

Prostaglandin

Prostaglandin terutama PGE2 juga PGF2α di dapatkan pada cairan

amnion pada semua tahap persalinan . Sebelum proses persalinan dimulai

prostanoid dalam cairan amnion dihasilkan dari ekskresi urine janin dan

mungkin juga oleh kulit , paru-paru dan tali pusat. Seiring dengan pertumbuhan

janin , kadar prostaglandin dalam cairan amnion meningkat secara

bertahap.Walaupun demikian tidak ada pertambahan kadar prostaglandin yang

dapat dihubungkan atau diinterprestasikan sebagai pertanda pre partus. faktanya

jumlah total kadar prostaglandin dalam cairan amnion pada saat kehamilan

cukup bulan sebelum persalinan dimulai sangat kecil (sekitar 1µg) , karena

11

Page 12: 172780069 Cairan Amnion

waktu paruh prostaglandin dalam cairan amnion sangat lama yaitu 6 – 12 jam ,

jumlah dari prostaglandin yang memasuki cairan amnion sangat kecil

Hubungan antara peningkatan kadar prostaglandin dalam cairan amnion

dan inisiasi dari persalinan menjadi suatu tanda tanya selama lebih 30 tahun

terakhir

Kadar prostaglandin dalam cairan amnion sebelum dan selama

persalinan pada kehamilan aterm dapat dilihat pada table 3-3 dan 3-4

Konsentrasi dari PGF2α , PGFM dan PGE pada bagian atas cairan

amnion pada saat permulaan persalinan (pembukaan 2,5 atau kurang) tidak

lebih besar dibandingkan sebelum proses persalinan , kadar prostaglandin dalam

kantong belakang cairan amnion pada saat pembukaan 3 cm jauh lebih besar

dibandingkan kadarnya sebelum proses persalinan dimulai , dan lebih lanjut

kadarnya akan meningkat seiring dengan makin majunya pembukaan servik

Lebih lanjut kadar prostaglandin pada kantong belakang jauh lebih besar

dari pada bagian atas pada semua thap dari proses persalinan .

Table 3-3 : Kadar rata-rata Prostaglandin dalam cairan amnion pada saat

persalinan

12

Page 13: 172780069 Cairan Amnion

Table 3-4 : Kadar Prostaglandin dalam cairan amnion pada bagian atas dan

kantong belakang dihubungkan dengan dilatasi servik

Kadar prostaglandin cairan amnion di bagian atas pada saat pembukaan

3 sampai dengan 5 cm secara signifikan lebih besar dibandingkan kadarnya

sebelum proses persalinan dimulai.

Setelah itu pada pembukaan 5,5 sampai dengan 7 cm tidak ada

peningkatan kadar prostaglandin pada bagian atas cairan amion.

Dilatasi cervik pada pembukaaan 3 sampai dengan 5 memegang peranan

penting dalam kemajuan persalinan . Pada tahap ini bagian janin telah masuk ke

dalam pelvis ibu , yang membagi dua cairan amnion secara anatomi dan fungsi

ke dalam dua bagian. Sebelum pemisahan lengkap dari dua bagian ini

kandungan dari cairan amnion dapat bercampur antara keduanya , tetapi setelah

pemisahan lengkap dari cairan amnion ini transfer prostaglandin dari kantong

belakang ke bagian atas menurun abahkan hilang sama sekali.

13

Page 14: 172780069 Cairan Amnion

PGFM yang terdapat pada kantong belakang cairan amnion jumlahnya

jauh lebih besar dari pada PGE2 . .(2,10,11)

Lebih lanjut banyak bukti yang menunjukan bahwa peningkatan kadar

prostaglandin dalam cairan amnion bukan merupakan suatu indikasi bahwa

prostaglandin mempunyai peranan penting dalam inisiasi persalinan :

1. Tidak adanya hubungan peningkatan kadar prostaglandin dengan

proses persalinan sebelum persalinan dimulai.

2. Jumlah total prostaglandin dalam cairan amnion dan jumlah yang

memasuki cairan amnion sebelum dan selama persalinan sangat kecil

dibandingkan kadar yang dibutuhkan untuk menginduksi persalinan.

3. Kadar Prostaglandin pada kantong belakang kompartemen

berhubungan dengan proses dilatasi servik

Platelet activing factor (PAF)

Platelet activing factor merupakan suatu reseptor yang termasuk dalam

kelompok heptahelicl dari reseptor transmembran dan berperan pada

peningkatan sel-sel myuometrium serta meningkatkan kontraksi uterus.

Kadar Platelet activing factor dalam cairan amnion meningkat selama

proses persalinan.

Platelet activing factor , seperti prostaglandin , sitokinin dan endothelin-

1 , diproduksi di leukosit sebagai hasil proses inflamasi yang terjadi ketika

servik berdilatasi.

Platelet activing factor diinaktifkan oleh enzim Platelet activing factor

acetylhudrolase. Enzim ini didapatkan pada aktifitas spesifik yang tinggi dari

makrofag, yang terdapat dalam jumlah yang besar di desidua

Pelepasan arakidonat dari 1-alkil-2 arakidonoil fosfatidilkolin

menyokong pembentukan Platelet activing factor karena produk lain dari reaksi

ini , yaitu 1-alkil lisifosfatidilkolin , yang merupakan kosubtrat untuk

biosintesis Platelet activing factor.(2,10,11)

14

Page 15: 172780069 Cairan Amnion

IV. INFUS AMNION

Pada tahun 1976 gabbe dan kawan-kawan mengemukakan suatu metoda

yang memindahkan cairan amnion yang mempunyai variabel yang dapat

meyebabkan deselarasi denyut jantung janin dengan cairan salin. Transvagina

infus amnion dilakukan pada tiga masalah klinik yaitu : .(2)

1. Pengobatan dari variabel atau deselarasi denyut jantung janin

yang memanjang.

2. Profilaksis pada kasus – kasus yang diketahui

oligohidroamnion dengan pecah ketuban lama.

3. Untuk mendilusi atau membersihkan mekonium yang tebal.

Cara ini dilakukan dengan memberikan 500 sampai dengan 800 ml

bolus cairan normal salin yang hangat diikuti dengan pemberian infus secara

kontinu sebanyak 3 ml per jam.

Tabel 4-1 Komplikasi yang terjadi karena pemberian amnioinfusion

15

Page 16: 172780069 Cairan Amnion

V. TES – TES YANG MENGGUNAKAN CAIRAN AMNION

Amniosintesis

Obstetri modern menginginkan deteksi kelainan pada kehamilan sedini

mungkin . Untuk membuat diagnosis terrsebut umumnya dipakai sel-sel yang

terdapat di dalam cairan amnion dengan melakukan amniosintesis .

.(1,2,3,4,5,6,8,9)

Amniosintesis pada saat ini lebih sering dilakukan melalui

transabdominal.

Penggunaan amniosintesis antara lain digunakan dalam manajamen

kelahiran preterm , dimana dapat mendeteksi secara cepat adanya infeksi

intraamnion.

Penggunaan lainnya adalah untuk mendeteksi infeksi sitomegalo virus

pada janin yang dilakukan dengan kultur cairan amnion, hal ini berkaitan

dengan adanya reaksi rantai polymerase yang digunakan untuk mendeteksi

DNA virus .

Penggunaan lain Amniosintesis adalah untuk mendeteksi kadar alpha

feto protein dalam cairan amnion . deteksi kadar alpha feto protein ini

dilakukan jika pada pemeriksaan USG tidak menunjukan adanya peningkatan

kadar alpha feto protein serum ibu.

Amniosintesis sering digunakan untuk mengkonfirmasi kematangan

paru janin , dengan menggunakan konsentrasi relatif dari surfactan – active

phospholipid

Amniosintesis untuk diagnostic genetic biasannya dilakukan pada usia

kehamilan 15-20 minggu , beberapa pusat studi telah mengkonfirmasikan

pada saat itu amnioxintesis cukup aman dilakukan dan mempunyai keakuratan

diagnostic 99%.

16

Page 17: 172780069 Cairan Amnion

Pada wanita yang berusia 35 tahun amniosintesis rutin dilakukan

untuk mendeteksi adanya kelainan genetik , karena terjadinya peningkatan

resiko tersebut .

Pada penyakit-penyakit hemolitik dari janin penggunaan amniosintesis

dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin dalam cairan amnion. Ketika sel-

sel darah janin mengalami hemolisis , menjadi pigmen-pigmen terutama

bilirubin. Kadar bilirubin dalam cairan amnion berhubungan langsung dengan

derajat hemolisis dan secara tidak langsung memprediksikan anemia pada

janin, pengukuran kadar bilirubin ini menggunakan spektrofometer, yang

dilakuka pada lebih 350 - 700µ rentang panjang gelombang dan nilai-nilainya

ditulis pada suatu kertas semilogaritma dengan panjang gelombang sebagai

koordinat linear dan kepadatan optik sebagai koordinat logaritma

Selain penggunaan diagnostik amniosintesis juga digunakan sebagai terapi

seperti kasus-kasus hidroamnion .dengan memindahkan cairan amnion . .(2)

Teknik pengambilan

Bantuan USG diperlukan untuk memandu jarum spinal ukuran 20-22

mencapai kantong amnion dengan menghindari plansenta, tali pusat dan janin.

Inspirasi awal sekitar 1-2 ml , kemudian cairan tersebut dibuang untuk

mengurangi kemungkinan adanya kontaminasi sel-sel ibu, kemudian lebih

kurang 20 ml cairan diambil lagi , kemudian jarum dilepaskan ,Titik luka di

observasi kalau ada perdarahan dan denyut jantung janin dipantau

Komplikasi kecil seperti bercak perdarahan pada vagina , atau

kebocoran amnion berkisar 1-2 %. Dan insiden chorioamniotis jauh lebih

kecil dari 1 dibandingkan 1000 kejadian.

Kemungkinan terkenanya tusukan jarum pada janin sangat jarang

dengan penggunaan bantuan USG. Kesalahan dalam kultur sel juga sangat

jarang tetapi dapat terjadi jika janin abnormal. Kematian pada janin berkisar

kurang dari 0,5 % yang sebagian dihasilkan karena telah adanya abnormalitas

17

Page 18: 172780069 Cairan Amnion

pada janin seperti abrupsi plasenta , implantasi abnormal plasenta , anomali

uterus dan infeksi.

Amniosintesis dini.

Amniosintesis dini dilakukan pada usia kehamilan 11 sampai 14

minggu, teknik yang digunakan sama dengan uang biasa dilakukan , tetapi

karena membrane masih bersatu dengan dinding uterus akan menimbulkan

kesulitan dalam menembus kantong kehamilan dan jumlah cairan yang

diambil sangat sedikit biasanya sekitar 1 ml untuk setiap minggu kehamilan.

Amniosintesis dini ini mempunyai resiko keguguran dan komplilkasi

yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara tradisional. Dari beberapa studi

jumlah keguguran setalah amniosintesis dini adalah 2,5 % dibandingkan

dengan amniosintesis tradisional yang berkisar 0,7 %.

Amniosintesis dini ini juga diduga menyebabkan kelainan deformitas

kaki pada janin lebih besar dibandingkan dengan penggunaan cara tradisional.

Beberapa studi menunjukan angka kejadian Talipes equines varus adalah 1

sampai dengan 1,4 % dibandingkan dengan cara tradisional 0,1 %. Dan

kemungkinan kultur sel yang salah terjadi setelah prosedur awal sehingga

membutuhkan tindakan prosedur invasive tambahan

Karena alasaan-alasan inilah banyak pusat studi tidak menganjurkan

melakukan amniosintesis sebelum kehamilan 14 minggu.

Shake test

Shake test atau test busa diperkenalkan oleh clements dan kawan-kawan pada

tahun 1972, untuk mempersingkat waktu dan mempunyai akurasi yang lebih

tepat dalam mengukur kadar lesitin – sphingomyelin. .(2)

Tes ini tergantung kepada kemampuan surfaktan dalam cairan amnion

, ketika dicampur dengan ethanol , untuk mendapatkan busa yang stabil pada

batas air dan cairan.

18

Page 19: 172780069 Cairan Amnion

Ada dua masalah dalam tes ini :

1. Kemungkinan kontaminasi dari cairan amnion, reagen atau tabung

kaca, dapat mengakibatkan kesalahan pengukuran

2. Kemungkinan terjadinya false negative.

Beberapa senter menggunakan tes ini sebagai tes penapisan dan jika

negatif akan menggunakan tes lain yang lebih baik dalam mendeteksi rasio

L/S

Lumadex- FSI tes

Merupakan suatu tes yang didasarkan dari shake tes untuk

mengidentifikasi aktifitas surfaktan pada cairan amnion

Fluoresen Polarisasi (Microviscometri)

Adalah sebuah tes yang menggunakan mikroviskositas dari lemak

yang terdapat dalam cairan amnion , yang kemudian dicampur dengan suatu

bahan fluorsensi spesifik yang berikatan dengan hidrokarbon dari lemak

surfaktan . Intensitas dari fluoresensi ini diinduksi dengan lampu polarisasi

kemudian akan diukur . teknik ini cepat dan mudah dilakukan, akan tetapi

biaya yang diperlukan untuk melakukan tes ini cukup mahal

Dipalmitoylphosphatidylcholin (DPPC tes)

Merupakan suatu tes dengan menggunakan pengukuran kadar

Dipalmitoylphosphatidylcholin dalam cairan amnion yang mempunyai

sensitifitas dan spesifisitas 100% dan 96% , yang digunakan untuk mendeteksi

gawat nafas pada janin

VI. Ringkasan

19

Page 20: 172780069 Cairan Amnion

Cairan Amnion mempunyai peranan penting dalam menunjang proses

kehamilan dan persalinan.

Cairan amnion merupakan salah satu sistem komunikasi fetal maternal.

Volume cairan amnion pada saat aterm berkisar antara 1000-1500 ml yang

dapat diukur dengan menggunakan ultrasonografi ataupun indeks cairan

amnion.

Cairan amnion mempunyai banyak fungsi baik sebagai pelindung janin ,

tempat pertumbuhan dan perkembangan janin ataupun sebagai barier pada

proses persalinan.

Didalam cairan Amnion terkandung zat-zat seperti prolactin , Alpha feto

protein , lesitin dan sphingomyelin dan sejumlah agen bioaktif seperti sitokinin ,

prostaglandin , Platelet activing factor , selain urine , lanugo ,sel-sel epitel ,

verniks kaseosa dan protein

Tes – tes yang dapat dilakukan dengan menggunakan cairan amnion

antara lain amniosintesa , shake test , lumadex – FSI tes , mikroviscometri ,

DPPC tes

20

Page 21: 172780069 Cairan Amnion

Daftar Pustaka

1. Hacker and mooree.Essensial obstetric and gynaecologi .2/e : Philadelpia :

WB saunders company :1992

2. Cunningham FG,MacDonald PC,Leveno KJ,Gillstrap LC. Williams

Obstetrics.21ed.Connecticut: Appleton and Lange, 2001

3. Mochtar R. Sinopsis obstetric , Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC ,

1994

4. Supono. Ilmu kebidanan fisiologis. Palembang Bagian obstetric dan

ginekologi RSUP Palembang/FK Unsri, 1985

5. WiknjosastroH, Saifuddin AB Rachimhadi T.editor.Ilmu Kebidanan Edisi

ketiga .Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirhardjo, 1994

6. Siswodarmo R. Obstetri Fisiologis. Edisi 1. Yogyakarta : Andi Offset , 1992

7. Ganong WF. Fisiologi Kedokteran Edisi 10 Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 1995

8. Sadller TW. Embriologi kedokteran Langmans. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 1996

9. Sastrawinata S. Obstetri Fisiologis. Bandung :

10. Speroff L , Glass RH, Kase GH. Clinical gynecologyc endocrinology and

infertility 6th edition. Philadelpia : William and Wilkins, 1999

11. Hunt JS , Prostagalandins, immunoregulation and macrophage function. In

Coulam BC,Faulk WP, Mcintrye JA eds. Imumnuological obstetrics 1st

edition. New York : Norton Medical Book , 1992

21