171885057-Sidang-Ke-2-Gery

81
PENGARUH PEMBERIAN DENTAL HEALTH EDUCATION (DHE) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA PUTRA USIA 14-17 TAHUN DALAM MENGGOSOK GIGI DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TLOGOSARI SEMARANG Usulan Penelitian untuk Karya Tulis Ilmiah Diajukan oleh Gery Krismawan 11.210.0134 kepada FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Transcript of 171885057-Sidang-Ke-2-Gery

PENGARUH PEMBERIAN DENTAL HEALTH EDUCATION (DHE) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA PUTRA USIA 14-17 TAHUN DALAM MENGGOSOK GIGI DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TLOGOSARI SEMARANG

Usulan Penelitian untuk Karya Tulis Ilmiah

Diajukan oleh

Gery Krismawan

11.210.0134kepadaFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2013

Usulan Karya Tulis Ilmiah

PENGARUH PEMBERIAN DENTAL HEALTH EDUCATION (DHE) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA PUTRA USIA 14-17 TAHUN DALAM MENGGOSOK GIGI DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TLOGOSARI SEMARANG

Diajukan oleh

Gery Krismawan

112100134

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

drg. Kusuma Arbianti, MMR Tanggal 28 Agustus 2013Pembimbing II

drg. Grahita Aditya, Sp.Ort Tanggal 28 Agustus 2013

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ii

DAFTAR ISI .

iii

DAFTAR LAMPIRAN

v

BABIPENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang

1B. Rumusan Masalah

3C. Tujuan Penelitian

41. Tujuan Umum

42. Tujuan Khusus

4D. Manfaat Penelitian

41. Manfaat Teoritis

42. Manfaat Praktis

5BABIITINJAUAN PUSTAKA

6

A. Landasan Teori

6

1. Dental Health Education (DHE)

6

a. Definisi

6b. Macam-Macam Metode DHE

6c. Hubungan Pemberian DHE Dengan Perubahan Perilaku Remaja

82. Perilaku

9a. Definisi

9

b. Teori dan Model Perilaku Kesehatan

10

c. Proses Perubahan Perilaku

12

3. Perilaku Menggosok Gigi

16

a. Definisi

16

b. Waktu dan Frekuensi Menggosok Gigi

17

c. Cara Menggosok Gigi

18

4. Gambaran Perilaku Kesehatan Remaja di Panti Asuhan

19

5. Cara Pengukuran Indeks Plak

20

B. Kerangka Teori

24

C. Kerangka Konsep

25

D. Hipotesis

25

BABIIIMETODOLOGI PENELITIAN

26

A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

26

B. Variabel dan Definisi Operasional

26

1. Variabel

26

a. Variabel bebas

26

b. Variabel terikat

26

2. Definisi operasional

27

a. Dental Health Education.27b. Perilaku

27c. Perilaku Menggosok Gigi

27d. PlakIndeks

27

C. Populasi dan Sampel

27

1. Populasi

27

2. Sampel

28

D. Instrumen Penelitian

28

E. Alat dan Bahan

28

F. Cara penelitian

29

G. Skema Penelitian

30

H. Tempat dan Waktu Penelitian

31

I. Analisis Hasil

31

DAFTAR PUSTAKA

32

LAMPIRAN

33DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Daftar Penilaian

34Lampiran 2. Materi Diskusi

36Lampiran 3. Informed Consent Penelitian

38Lampiran 4. Informed Consent Responden

39Lampiran 5. Kuesioner 40

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan nasional. Hal ini dapat dilihat bahwa promosi kesehatan merupakan salah satu pilar dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 (RPKMIS) melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Salah satu tujuan dari RPKMIS 2010 khususnya kesehatan gigi dan mulut adalah turunnya secara bermakna insiden dan prevalensi penyakit gigi dan mulut sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat, dan tercapainya derajad kesehatan gigi dan mulut yang optimal.Peningkatan derajat kesehatan diselenggarakan upaya kesehatan dengan penyuluhan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive), pengobatan (curative), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu (Depkes RI,2000;Sri hidayati, dkk,2011). Salah satu yang termasuk penyuluhan kesehatan (promotive) yaitu Dental Health Education.

Dental Health Education adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk merubah perilaku seseorang, sekelompok orang atau masyarakat sehingga mempunyai kemampuan dan kebiasaan untuk berperilaku sehat di bidang kesehatan gigi dan mulut (Herijulianti dkk, 2002). Tujuannya yaitu untuk meningkatkan pemberdayaan perorangan dan masyarakat guna tercapainya tingkat kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik di masa mendatang.Masalah yang penting dan perlu disikapi dalam promosi kesehatan di Indonesia yaitu sukarnya merubah mind-set paradigma sakit ke paradigma sehat yang sudah tidak sesuai lagi dalam pembangunan kesehatan, lemahnya kemauan dan kemampuan dalam menyusun rencana dan strategi, serta kurang kuatnya memahami konsep promosi kesehatan.Berdasarkan teori Blum (1974), status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau masayarakat dipengaruhi oleh 4 faktor penting yaitu keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial budaya), perilaku dan pelayanan kesehatan (Budiharto, 2010). Dari keempat faktor tersebut yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut yaitu perilaku. Perilaku juga mempengaruhi faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan (Anita dan Rahayu, 2004).Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu (Pardede, 2002) dan salah satunya yang berkembang adalah perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan terbentuk dari tiga faktor utama yaitu, pertama adalah factor predisposisi yang terdiri atas pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, umur, pendidikan, pekerjaan dan status ekonomi keluarga. Kedua adalah factor pendukung yaitu terdiri atas lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya sarana dan prasarana kesehatan. Ketiga yaitu factor pendorong terdiri atas sikap dan perbuatan petugas kesehatan atau orang yang menjadi panutan (Budiharto, 2010). Usaha untuk dapat mengubah perilaku manusia diawali dari lingkungan keluarga, dalam hal ini peranan orang tua sangat membantu untuk menjelaskan serta dan memberi contoh. Untuk mengubah prilaku masyarakat yang telah terlanjur melakukan hal-hal yang tidak baik dapat di berikan penyuluhan yang di sesuaikan dengan tingkat pendidikan dan budaya yang terdapat di daerah tersebut. Penyuluhan dilakukan secara berkesinambungan (Herijulianti dkk, 2002).

Menurut penelitian Eriska dkk (2008) yang berjudul Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi Dan Mulut Melalui Perubahan Perilaku Anak, menyatakan bahwa terjadi perubahan perilaku kesehatan setelah dilakukan promosi kesehatan yang dalam penelitian ini menggunakan metode penyuluhan.

Dari latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian DHE terhadap perubahan perilaku pada remaja dalam menggosok gigi sebelum tidur.B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : Apakah ada pengaruh pemberian Dental Health Education terhadap perubahan perilaku remaja putra usia 14 sampai 17 tahun dalam menggosok gigi sebelum tidur di panti asuhan Muhammadiyah Tlogosari Semarang ?C. Tujuan Penelitian1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Dental Health Education terhadap perubahan perilaku remaja putra usia 14 sampai 17 tahun dalam menggosok gigi sebelum tidur di panti asuhan Muhammadiyah Tlogosari Semarang.2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui perilaku remaja putra usia 14-17 tahun sebelum diberikan Dental Health Education di panti asuhan Muhammadiyah Tlogosari Semarang.b. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan perilaku setelah diberikan Dental Health Education.c. Untuk mengetahui pengaruh dari pemberian Dental Health Education terhadap perilaku kesehatan remaja putra usia 14-17 tahun di panti asuhan Muhammadiyah Tlogosari Semarang.D. Manfaat1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan tentang Dental Health Education terhadap perubahan perilaku remaja dalam menggosok gigi sebelum tidur.2. Manfaat praktis

a. Memberikan pemahaman mengenai pemilihan metode Dental Health Education dalam rangka merubah perilaku kesehatan seseorang / kelompok. b. Dapat memberikan pemahaman terhadap masyarakat bahwa perilaku kesehatan bisa dirubah menggunakan Dental Health Education.c. Memberikan pemahaman bagaimana menjadi penyuluh/tenaga kesehatan dalam melakukan Dental Health Education agar dapat mengubah perilaku kesehatan seseorang / kelompok.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori1. Dental Health Education (DHE)a. Definisi

Dental Health Education (DHE) adalah pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang merupakan bagian dari kurikulum di setiap sekolah karena merupakan bentuk pencegahan untuk mengendalikan penyakit gigi seperti karies dan penyakit periodontal. Bentuk pencegahan yang di lakukan adalah melalui perilaku pribadi yang melaksankan apa yang telah di ajarkanb. Macam-Macam Metode DHEMenurut Herijulianti dkk (2002) metode penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dibagi menjadi 2 jenis yaitu :1) Metode satu arah

Metode ini menitik-beratkan pendidik yang aktif, sedangkan pihak sasaran tidak diberi kesempatan untuk aktif.Yang termasuk metode ini antara lain Metode ceramah, Siaran melalui radio, Pemutaran film, Penyebaran selebaran dan Pameran.2) Metode Dua Arah

Metode ini menjamin adanya komunikasi dua arah antara pendidik dan sasaran. Peserta didik diberikan kesempatan mengemukakan pendapat dan dua orang atau lebih dengan latar belakang berbeda bekerja sama saling memberikan keterangan dan ikut serta dalam menyatakan pendapat.

Yang termasuk metode ini adalah Wawancara, Demonstrasi, Sandiwara, Simulasi, Curah pendapat / diskusi, Permainan peran (roll playing), dan Tanya Jawab.

Menurut Mubarak (2007) metode yang efektif di gunakan untuk penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah metode diskusi. Metode ini berfokus pada sasaran yang memberi peluang kepada sasaran untuk aktif mengkomunikasikan dan mengsosialisasikan gagasan dan konsep, serta memanfaatkan sumber-sumber informasi.

Metode diskusi digunakan dalam sebuah penyuluhan bila tujuan yang hendak dicapai berhubungan dengan kemampuan kognitif, yaitu adanya pemberian pengetahuan yang menuju suatu perubahan perilaku dari kelompok sasaran. Penyuluhan dengan metode diskusi juga bertujuan untuk menyamakan persepsi dari apa yang disampaikan penyuluh dengan apa yang akan diterima oleh pendengar (Herijulianti dkk, 2002)

Menurut Budiharto (2010) dalam pelaksanaan dental health education diperlukan teknik guna menyelaraskan dengan tahap-tahap perubahan perilaku yaitu,

a) Tahap Sadar (awareness), penggunaan media untuk merangsang indera

b) Tahap tertarik (interest), pemberian informasi yang penting

c) Tahap evaluasi (evaluation), perlu dukungan mental dan social serta dorongan dari orang lain yang berpengalaman

d) Tahap mencoba (trial), perlu dukungan mental dan social serta komunikasi langsung

e) Tahap adopsi (adaption), perlu informasi lebih lanjut dan menggunakan media yang informatif untuk pemantapan perilaku2. Perilakua. Definisi Perilaku sinonim dari aktivitas, aksi, kinerja, respons, atau reaksi. Dengan kata lain, perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakan oleh manusia. Secara teknis, perilaku adalah aktivitas glandular, muscular, atau elektrikal seseorang (Sunardi, 2010)

Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berhubungan dengan konsep sehat, sakit dan penyakit. Perilaku kesehatan merupakan fungsi dari niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan pemeliharaan kesehatan. Alasan dari seseorang untuk berperilaku kesehatan atau tidak karena pikiran dan perasaan dalam bentuk pengetahuan terhadap kesehatan, pengetahuan kesehatan orang lain yang menjadi panutan, sumber daya yang mencakup kesehatan, dan kebudayaan yang terbentuk sebagai akibat kehidupan masyarakat bersama (Budiharto, 2010)Dalam melakukan perubahan perilaku seseorang, pengetahuan menjadi dasar dari perubahan perilaku tersebut. Menurut Soekijo (2007), pengetahuan merupakan ranah kognitif yang mempunyai tingkatan, yaitu :

1) Tahu,

2) Memahami,

3) Aplikasi,

4) Analisis, 5) Sintesis, dan

6) Evaluasi.b. Teori dan model perilaku kesehatan Menurut Budiharto (2010) teori dan model perilaku kesehatan dibagi menjadi 2 yaitu 1) Model kepercayaan kesehatan (Health Belief Model HBM)

Model kepercayaan kesehatan ini dikembangkan oleh rosenstock (1966). HBM ini berhipotesis bahwa pengambilan keputusan dari suatu tindakan atau perilaku kesehatan tidak akan dilakukan sampai individu tersebut secara psikologis siap untuk bertindak terhadap suatu ancaman atau kondisi kesehatan tertentu. Kesiapan untuk bertindak ini sehubungan dengan :

a) Individu merasa bahwa suatu saat akan menghadapi masalah kesehatan dan merasakan akibatnya.

b) Individu percaya bahwa keberhasilan dari tindakan yang diambilnya menguntungkan dalam mengurangi kepekaan dan atau keparahan masalah kesehatan.

c) Individu percaya bahwa ada nilai pisikologis yang berhubungan dengan pengambilan tindakan kesehatan tersebut

2) Theory of Reasoned Action Adalah suatu model pengukuran terhadap hubungan antara pengetahuan, sikap, niat, dan perilaku. Teori ini menjanjikan bahwa perilaku yang di kendalikan oleh individu dapat secara tepat di prediksi dari niat untuk melakukan perilaku tersebut. Upaya pendidikan kesehatan gigi dan mulut berdasarkan teori ini di arahkan untuk meningkatkan niat seseorang untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut dengan :

a) Menekan pentingnya menjaga dan mempertahankan gigi.

b) Mendidik dan memperingatkan bahwa mereka dapat menjaga kesehatan dan mencegah penyakit gigi dan mulut.

c) Mengubah norma masyarakat dan sosisal sehingga makin banyak individu termotivasi untik memelihara kesehatan gigi dan mulutnya dan mendukung teman dan keluarga untuk melakukan hal yang sama (budiharto, 2010).c. Perubahan perilakud. Proses perubahan perilaku

Perubahan perilaku dapat terjadi secara alamiah yaitu perubahan karena pengaruh lingkungan dan perubahan secara sengaja dan sistematis yaitu melalui pendidikan.

Menurut Budiharto (2010), ada beberapa teori proses perubahan perilaku, yaitu :

1.) Penelitian pengembangan dan penyebaran (Research Development and Dissemination).

Teori ini menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri melalui proses belajar sendiri. Proses belajar sendiri yang dimaksud adalah proses belajar dari pengalaman hidup dengan trial and error atau mencoba, keliru, mencoba lagi, dan seterusnya sehingga menemukan sesuatu yang di anggap sebagai pengetahuan atau perilaku baru.

2.) Teori perubahan sikap

Teori ini menyatakan bahwa sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh orang lain karena :

a) Penyesuaian yaitu seseorang mengubah sikapnya sesuai orang yang mempengaruhinya apabila menguntungkan dirinya, tetapi akan menolak apabila tidak menyenangkan atau menguntungkan dirinya.

b) Identifikasi yaitu seseorang akan menganut sikap orang lain yang dikagumi atau disegani atau disenangi.

c) Internalisasi yaitu seseorang menerima sikap yang baru oleh karena sikap yang baru tersebut masih selaras dengan sikap dan niali-nilai yang dimiliki sebelumnya.

3.) Proses adopsi perilaku

Seseorang akan mengikuti atau menganut perilaku baru melalui tahapan sebagai berikut.

a) Sadar (Awareness) : seseorang sadar akan adanya informasi baru. Misalnya, menggosok gigi dapat menghilangkan plak gigi, dan dapat mencegah radang gusi serta karies gigi.

b) Tertarik (Interest) : pada tahapan ini, seseorang mulai tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai manfaat menggosok gigi sehingga orang tersebut mencari informasi lebih lanjut pada orang lain yang dianggap tahu, membaca, atau mendengarkan dari sumber yang dianggap tahu.

c) Evaluasi (Evaluation) : pada tahap ini orang tersebut mulai menilai, apakah akan memulai menggosok gigi atau tidak, dengan mempertimbangkan berbagai sudut misalnya, kemampuan membeli sikat gigi, pasta gigi atau melihat orang lain yang rajin menggosok gigi.

d) Mencoba (Trial) : orang tersebut mulai mencoba menggosok gigi. Dengan mempertimbangkan bahkan untung-ruginya, orang tersebut akan terus mencoba atau terus menghentikannya. Misalnya, apabila orang tersebut telah menggosok gigi merasa mulutnya nyaman, giginya bersih sehingga menambah rasa percaya diri, ia akan melanjutkan menggosok gigi secara teratur. Namun, jika menggosok gigi membuat ngilu, kegiatan menggosok gigi tidak akan dilanjutkan atau berhenti sementara.

e) Adopsi (Adoption) : pada tahap ini, orang yakin dan telah menerima bahwa informasi baru berupa menggosok gigi memberi keuntungan bagi dirinya sehingga menggosok gigi menjadi kebutuhan.e. Peranan Promosi Kesehatan Terhadap Perubahan PerilakuPromosi kesehatan adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu atau masyrakat sehingga terjadi adanya perubahan perilaku. Hasil yang di harapkan dari promosi kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif (Notoatmodjo, 2012).f. Peran pendidik kesehatan terhadap perubahan perilakuMenurut Blum (1974), perilaku itu lebih besar perannya dalam menentukan pemanfaatan sarana kesehatan, dibandingkan dengan penyediaan sarana kesehatan itu sendiri. Pengalaman menunujukan bahwa penyediaan dan penambahan sarana pelayanan tidaklah selalu diikuti oleh peningkatan pemanfaatan sarana sarana tersebut. Misalnya, beberapa studi menunjukan bahwa puskesmas dan posyandu di daerah daerah tertentu tidaklah dimanfaatkan secara optimal (ministry of health, 1987; rasyid, dkk, 1988; sitohang & adi, 1989). Oleh karena itu jika kita menginginkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat maka kita harus bersedia dan mampu mengubah perilaku masyarakat (Demartoto, 2007).g. Faktor perubahan perilaku kesehatan gigi dan mulutMenurut Kegeles (1961), ada empat faktor utama agar seseorang mau melakukan pemeliharaan kesehatan gigi, yaitu: a) Merasa mudah terserang penyakit gigi.

b) Percaya bahwa penyakit gigi dapat dicegah.

c) Pandangan bahwa penyakit gigi dapat berakibat fatal.

d) Mampu menjangkau dan memanfaatkan fasilitas kesehatan3. Perilaku Menggosok Gigia. Definisi

Perilaku Menggosok gigi adalah tindakan membersihkan gigi dan mulut dari sisa makanan dan debris dan berguna untuk mencegah terjadinya penyakit pada jaringan keras maupun jaringan lunak pada rongga mulut (Putri dkk, 2011)

b. Waktu Dan Frekuensi Menggosok Gigi Menyikat gigi minimal di lakukan 2 kali dalam sehari sehingga meningkatkan kebersihan gigi dan mulut dan mengurangi resiko karies (Anitasari dan Rahayu, 2005). Seseorang harus menggosok gigi secara teratur minimal dua kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur karena bertujuan untuk mencegah plak dan debris (sisa-sisa makanan) yang melekat di permukaan gigi setiap malam dan merupakan hal yang perlu mendapat lebih banyak perhatian. Pada saat tidur produksi aliran saliva berkurang, sehingga mulut menjadi relative lebih kering dan fungsi self cleansing dan penetralan plak tidak akan berlangsung optimal. Penetralan plak yang tidak optimal dapat menyebabkan pH plak dibawah pH kritis (5.5) yang akhirnya menyebabkan demineralisasi email. (ADA ,2001).c. Cara menggosok gigi

Cara menyikat gigi di lakukan dengan cara teknik Roll di karenakan teknik ini paling efektif untuk membersihkan plak. Cara yang di lakukan adalah dengan sikat gigi diletakkan berkontak pada bagian samping gigi dengan bulu sikat mengarah ke apikal dan sejajar dengan sumbu gigi, bagian belakang sikat terletak setinggi permukaan oklusal gigi-geligi. Sikat kemudian diputar perlahan-lahan ke bawah pada rahang atas dan rahang bawah sehingga bulu sikat menyapu daerah gusi dan gigi sekitar 10 putaran untuk tiap bagian dan kemudian sikat digeser ke bagian berikutnya. Bila lengkung pada segmen anterior sempit, sikat dapat digerakkan vertikal. Bila semua permukaan bukal dan lingual sudah dibersihkan, permukaan oklusal dapat disikat dengan gerak rotasi. Subjek diinstruksikan untuk menyikat gigi dan berkumur dengan waktu yang telah ditentukan (Ariningrum, 2000).

4. Gambaran Perilaku Kesehatan Remaja di Panti AsuhanRemaja di panti asuhan berbeda dengan remaja pada umumnya Mereka cenderung lebih apa adanya Kurang kasih sayang, kurang perhatian, kesehatan yang tidak terjaga adalah beberapa problem yang ada di panti asuhan. Pengasuh yang jumlahnya tidak sebanding dengan penghuni panti asuhan, juga terkadang membuat adanya pembedaan terhadap 1 sama lain. Kesehatan jasmani dan rohani mereka pun juga tidak sama. Remaja di panti asuhan cenderung cuek atau tidak peduli dengan kesehatannya sendiri. Mereka hanya melakukan apa yang pengasuh perintahkan. Hanya segelintir remaja yang sadar akan kewajibannya untuk menjaga kesehatan, mereka termasuk kelompok yang masuk dalam kategori dewasa walaupun usianya mungkin masih dalam kelompok usia remaja (Kliegman dan Nelson,1996).5. Hubungan Pemberian DHE Dengan Perubahan Perilaku Kesehatan gigi dan mulut RemajaPemberian DHE terhadap perubahan perilaku kesehatan kepada anak atau remaja sangatlah penting karena melalui penyuluhan ini akan menambah pengetahuan anak ,dan pada akhirnya akan merubah perilaku si anak menuju yang lebih baik ,terutama perilaku kesehatan. Begitu juga dalam proses penyampaian materi pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada sasaran, pemilihan metode yang tepat sangat membantu tercapainya usaha mengubah tingkah laku sasaran (Herijulianti ,dkk ,2002)

Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. pada anak. Penyuluhan harus dibuat semenarik mungkin, atraktif, tanpa mengurangi isinya. Pendidikan dilakukan melalui demonstrasi secara langsung, program audio visual, atau melalui sikat gigi massal yang terkontrol. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut seharusnya dilakukan sejak usia dini. Proses pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan akan kesehatan gigi dan mulut. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada anak sekolah harus diberikan secara berulang-ulang dan menarik, untuk itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara siswa, guru, dan orang tua (Riyanti dan Saptarini, 2008)B. Kerangka TeoriBerdasarkan tinjauan pustaka yang telah di jabarkan di atas, dapat disusun kerangka teori sebagai berikut :

C. Kerangka Konsep

D. HipotesisAda pengaruh pemberian Dental Health Education (DHE) terhadap perubahan perilaku remaja putra usia 14-17 tahun dalam menggosok gigi di panti asuhan Muhammadiyah Tlogosari Semarang.BAB III

METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian dan Rancangan PenelitianJenis penelitian dalam penelitian ini adalah quasi experimental atau eksperimental semu dengan menggunakan rancangan penelitian pre post test design (Notoatmodjo ,2010).

B. Variabel dan Definisi Operasional1. Variabel penelitiana. Variabel bebas Variabel bebas didalam penelitian ini adalah pemberian Dental Health Education.b. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perubahan perilaku remaja putra usia14-17tahun dalam menggosok gigi sebelum tidur.c. Variabel Terkendali

1) Pola makan dan minum.2) Waktu menggosok gigi ( 2kali sehari.pada pagi hari dan sore hari.3) Anatomi gigi.d. Variabel Tidak Terkendali

1) Jumlah saliva2) Aliran Saliva4) PH saliva

5) Mikroorganisme di dalam rongga mulut

6) Kepatuhan sampel dalam menggosok gigi pada malam hari.2. Definisi operasionala. Dental Health EducationDental Health Education dilakukan menggunakan metode diskusi yang akan diterapkan pada remaja putra usia 14 17 tahun untuk merubah perilaku kesehatannya ,terutama perilaku menggosok gigi sebelum tidur. Diskusi ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan adanya pemberian materi atau pengetahuan tentang pentingnya menggosok gigi sebelum tidur.b. PerilakuPerilaku merupakan sikap, mental dan tingkah laku seseorang. Dalam penelitian ini, perilaku yang dimaksud adalah perilaku responden dalam menggosok gigi sebelum tidur.c. Indeks Plak

Indeks plak suatu angka yang menunjukkan keadaan klinis yang di dapat pada waktu pemeriksaan dengan cara mengukur luas dari permukaan gigi yang ditutupi oleh lapisan lunak yang melekat pada permukaan gigi, yang digunakan dalam penelitian ini adalah Personal hygiene performance (PHP).C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak panti asuhan Muhammadiyah Tlogosari Semarang.Dengan kriteria inklusinya sebagai berikut :

a. Usia 14 17 tahun

b. Terdapat karies yang telah di tambal

c. Tidak dalam perawatan ortodontik atau pemakaian protesa gigi,

d. Tidak terdapat penyakit mulut, seperti penyakit periodontal, gingivitis.

e. Susunan gigi crowded derajat ringan

f. Tidak di curigai memiliki riwayat penyakit sistemik

g. Tidak sedang merokok

h. Tidak sedang menggunakan obatobatan antibiotik

i. Minimal kehilangan 1- 2 gigi

j. Bersedia dijadikan sampel dan mengisi informed consent sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Dan kriteria ekslusi sebagai berikut :

a. Sedang mengalami penyakit periodontal

b. Tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan.c. Menyatakan keluar dari ke ikut sertaan sebagai sampel

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan metode total sampling. Sampel diambil dari seluruh remaja putra usia 14-17 tahun di panti asuhan Muhammadiyah Semarang yang berjumlah 34 orang.

D. Alat dan Bahan Penelitian.1. Alat Penelitian

a. Alat Diagnostik

b. Dappen glass

c. Senter / pen light

d. Inform consent

e. Quesioner formf. Form Personal Hygiene Performance (PHP).g. Posterh. Alat tulisi. Buku catatanj. Kamera digitalk. Maskerl. Sarung Tangan2. Bahan Penelitian

a. Disclosing agent

b. Alkohol 70%

c. Cotton pellet

d. Kapas

e. Tissue E. Cara Penelitian1. Pembuatan materi diskusia. Cara menyikat gigi di lakukan dengan cara teknik Roll di karenakan teknik ini paling efektif untuk membersihkan plak. Cara yang di lakukan adalah dengan sikat gigi diletakkan berkontak pada bagian samping gigi dengan bulu sikat mengarah ke apikal dan sejajar dengan sumbu gigi, bagian belakang sikat terletak setinggi permukaan oklusal gigi-geligi. Sikat kemudian diputar perlahan-lahan ke bawah pada rahang atas dan rahang bawah sehingga bulu sikat menyapu daerah gusi dan gigi sekitar 10 putaran untuk tiap bagian dan kemudian sikat digeser ke bagian berikutnya. Bila lengkung pada segmen anterior sempit, sikat dapat digerakkan vertikal. Bila semua permukaan bukal dan lingual sudah dibersihkan, permukaan oklusal dapat disikat dengan gerak rotasi. Subjek diinstruksikan untuk menyikat gigi dan berkumur dengan waktu yang telah ditentukan (Ariningrum, 2000).

2. Pembuatan Quesioner

3. Uji Validitas4. Perijinan

5. Pre Test

a. Pengukuran Indeks Plak

Pengukuran indeks plak di ukur dengan menggunakan personal hygiene performance (PHP-M) atau indeks PHP yang diperkenalkan oleh Posdhadley dan Haley. Permukaan gigi yang diperiksa sesuai dengan kriteria sebagai berikut 6 1 66

16

Pemeriksaan dilakukan secara sistematis pada:

1) Permukaan labial gigi insisifus pertama kanan atas

2) Permukaan labial gigi insisifus pertama kiri bawah

3) Permukaan bukal gigi molar pertama kanan atas

4) Permukaan bukal gigi molar pertama kiri atas

5) Permukaan lingual gigi molar pertama kiri bawah

6) Permukaan lingual gigi molar pertama kanan bawah

Pemeriksaan plak indeks dilakukan pada permukaan mahkota gigi bagian fasial atau lingual dengan membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi lima subdivisi, yaitu :

1) D : distal

2) G : 1/3 tengah gingiva

3) M : mesial

4) C : 1/3 tengah

5) I/O : 1/3 tengah insisal/oklusal

Gambar 3.1 Lima Subdivisi Permukaan Gigi dalam Indeks Plak PHP (Sumber : Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi, 2009)Kriteria penilaian pengukuran plak indeks adalah sebagi berikut : 0 = tidak ada plak

1 = ada plak

Nilai tiap gigi= jumlah nilai dari 5 bagian gigi

Nilai tiap individu= jumlah nilai 6 gigi indeks dibagi 6

Cara pengukuran untuk menentukan indeks plak PHP yaitu dengan Rumus :

Jumlah total nilai plak seluruh permukaan gigi yang diperiksa

Jumlah gigi yang diperiksa

Nilai yang dihasilkan adalah berupa angka. Kriteria penilaian tingkat kebersihan mulut berdasarkan indeks plak PHP (Personal Hygiene Performance), yaitu :

1) Sangat Baik = 0

2) Baik

= 0,1 1,7

3) Sedang

= 1,8 3,4

4) Buruk

= 3,5 5Jika gigi indeks pada suatu segmen tidak ada, lakukan penggantian gigi tersebut dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika gigi molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi molar kedua, jika gigi molar pertama dan kedua tidak ada penilaian dilakukan pada molar ketiga, akan tetapi kalau molar pertama, kedua dan ketiga tidak ada maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.

2) Jika gigi insisivus pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti oleh gigi insisivus kiri dan jika gigi insisivus kiri bawah tidak ada, dapat diganti dengan gigi insisivus pertama kanan bawah, akan tetapi jika gigi insisivus pertama kiri atau kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.

3) Gigi indeks dianggap tidak ada pada keadaan keadaan seperti: gigi hilang karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi yang merupakan mahkota jaket, baik yang terbuat dari akrilik maupun logam, mahkota gigi sudah hilang atau rusak lebih dari bagiannya pada permukaan indeks akibat karies maupun fraktur, gigi yang erupsinya belum mencapai tinggi mahkota klinis.

4) Penilaian dapat dilakukan jika minimal ada dua gigi indeks yang dapat diperiksa.

b. Pemberian Quesioner

6. Penyuluhan dengan menggunakan metode diskusi

7. Post Test

a. Pengukuran Indeks Plak

b. Pemberian Quesioner

8. Analisis HasilF. Skema Penelitian

G. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat: Panti Asuhan Muhammadiyah Tlogosari Semarang2. Waktu: Bulan September 2013

H. Analisa Hasil

Data yang didapatkan dari hasil questioner akan dilakukan coding, tabulasi, entry data. Analisa data meliputi analisa deskriptif yakni analisa yang bertujuan mendeskripsikan suatu hal dengan mengubah data dalam bentuk yang mudah dipahami dan uji hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan analisa korelasi Pearson Product Moment. Analisa data dilakukan dengan program SPSS 16.0.Data yang didapatkan dari hasil penghitungan indeks plak selanjutnya diolah secara komputerisasi menggunakan SPSS versi 16.0. Data di uji normalitas dengan menggunakan uji shapiro wilk dimana jika nilai p > 0,05 maka data tersebut diasumsikan berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai p < 0,05 maka data tersebut diasumsikan berdistribusi tidak normal. Jika data indeks plak yang didapat distribusinya normal maka dilakukan analisis parametrik dengan menggunakan analisis varians T-Berpasangan. Apabila data yang di dapatkan tidak normal dan homogen maka di lakukan analisis uji non parametric Wilcoxon.DAFTAR PUSTAKAAmerica Dental Association ,2009 , http://www.ada.org/4333.aspx.Ariningrum, R, 2000. Beberapa Cara Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut, Semarang Departemen Kesehatan RI, Cermin Dunia Kedokteran, Jakarta, 126, 46 - 50Asrori. Mohammad. dan Ali Mohammad, 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara

Azwar, A, 19983. Pengantar pendidikan kesehatan. Jakarta : Sastra Hudaya. p.43-46

Budiharto. 2008. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan & Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta : EGCDep.Kes. RI, 1999. Rencana Pembangunan .Jakarta.

Dep.Kes. RI, 2010.Bidang Kesehatan., Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2005. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas.Jakarta.

Depkes RI, 1999. Profil Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia pada Pelita VI, JakartaDepkes RI, 2008. Riset Kesehatan Dasar, Jakarta

Handayani. S, Emilia. O dan Wahyun, 2009. Efektivitas Metode Diskusi Kelompok Dengan Dan Tanpa Fasilitator Pada Peningkatan Pengetahuan Sikap Dan Motivasi Remaja Tentang Perilaku Kesehatan. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 3.

Herijulianti, E., Indriani., Suasti, I. T., dan Sri, A. Pendidikan kesehatan gigi.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2002.

Maramis, W. F. (2006). Ilmu perilaku dalam pelayanan kesehatan. Surabaya : Airlangga University Press

Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan: Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.Putri MH, Herijulianti Eliza, Nurjannah Neneng. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran; 2010: 54-64; 93-98; 104-109.

Riyanti Eriska dan Saptarini Risti, 2008. Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Melalui Perubahan Perilaku Anak Improving of the Oral And Dental Health. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Bandung.

Sunaryo, Welas. H, 2007 Perbandingan Pendidikan Kesehatan Antara Metode Diskusi Dan Pemecahan Masalah Dalam Perubahan Perilaku Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Swadana Pekalongan. The Soedirman Journal of Nursing, Volume 2, No.1.

LAMPIRAN 1

VariabelDeskripsiSkor

PENGARUH PEMBERIAN DHE TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA1.Tindakan yang dilakukan setelah makan malam dan sebelum tidur- Menggosok gigi : 4

- Kumur-kumur :3

- Minum air putih : 2

-Tidak tahu : 1

2.Tujuan menggosok gigi sebelum tidur- Mencegah bakteri di mulut menjadi 2x lipat : 4

- Menghindari sakit gigi : 2

- Mencegah terbentuknya plak : 3

- Tidak tahu : 1

3.Akibat jika tidak menggosok gigi sebelum tidur- Gigi berlubang : 4

- Bau Mulut : 3

- Gigi menjadi kuning : 2

- Tidak tahu : 1

4.Menggosok gigi sebelum tidur penting untuk mencegah gigi berlubang- Penting : 4

- Tidak penting : 2

- Biasa saja : 3

- Tidak tahu : 1

5. Lama waktu menggosok gigi sebelum tidur- 1 menit : 2

- 2 menit : 3

- 2,5 menit : 4

- Tidak tahu : 1

6. Cara menggosok gigi saat sebelum tidur- gerakan sikat gigi memutar : 4

- gerakan dari atas ke bawah : 3

- gerakan dari kanan ke kiri : 2

- Tidak tahu : 1

7.Manfaat menggosok gigi sebelum tidur- Gigi sehat dan bersih : 4

- Gigi kuat dan cemerlang : 3

- Gigi menjadi tidak mudah keropos : 2

- Tidak tahu : 1

8. Pentingnya menggosok gigi sebelum tidur-Sangat setuju 4

- Setuju : 3

- Biasa saja : 2

- Tidak setuju : 1

9.Menggosok gigi sebelum tidur untuk mencegah gigi berlubang- Sangat setuju 4

- Setuju : 3

- Biasa saja : 2

- Tidak setuju : 1

10.Bakteri di mulut menjadi 2x lipat bila tidak menggosok gigi sebelum tidur- Sangat setuju 4

- Setuju : 3

- Biasa saja : 2

- Tidak setuju : 1

LAMPIRAN 2

Materi Diskusi

NoTarget yang Ingin Di CapaiMateri Diskusi

1.Responden mengetahui pentingnya menggosok gigi sebelum tidur1. Seberapa pentingnya menggosok gigi sebelum tidur2. Akibat jika tidak menggosok gigi sebelum tidur3. Apa saja yang terjadi di dalam mulut saat sedang tidur

2.Responden mengetahui cara menggosok gigi sebelum tidur yang benar1. Metode menggosok gigi yang digunakan saat akan menggosok gigi sebelum tidur2. Durasi / lama waktu menggosok gigi sebelum tidur yang baik dan benar

3.Responden mengetahui apa saja manfaat dari menggosok gigi sebelum tidur1. Bagaimana kondisi di dalam mulut setelah menggosok gigi sebelum tidur2. Apa saja yang terjadi pada bagian-bagian mulut setelah menggosok gigi sebelum tidur3. Dampak yang ditimbulkan bila menggosok gigi sebelum tidur

4.Responden mengetahui akibat bila tidak menggosok gigi sebelum tidur1. Bagaimana kondisi di dalam mulut bila tidak menggosok gigi sebelum tidur2. Apa saja yang terjadi pada bagian-bagian mulut bila tidak menggosok gigi sebelum tidur3. Dampak yang ditimbulkan bila tidak menggosok gigi sebelum tidur

LAMPIRAN 3INFORMED CONSENT PENELITIAN

Kepada Yth. saudara

Di tempat

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan ini saya Gery Krismawan salah satu Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung Semarang (UNISSULA), memohon kesediaan Ibu untuk membantu melengkapi kuesioner yang saya susun untuk membantu penelitian saya yang berjudul PENGARUH PEMBERIAN DENTAL HEALTH EDUCATION (DHE) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA PUTRA USIA 14-17 TAHUN DALAM MENGGOSOK GIGI DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TLOGOSARI SEMARANG

Jika saudara berkenan dan setuju untuk mengisi kuesioner ini utuk membantu saya dalam penelitian ini, saudara dapat menandatangani surat persetujuan dihalaman selanjutnya yang telah disediakan. Saya selaku peneliti berjajnji akan merahasiakan dan tidak mempublikasikan kuesioner ini kepada siapapun.

Demikian penyampaian dari saya, terima kasih atas partisipasi saudara.Wassalamualaikum Wr.Wb.

Peneliti

LAMPIRAN 4

INFORMED CONSENT RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

:

Jenis Kelamin

:

Usia

:

Alamat

:

Pekerjaan

:

Menyatakan bahwa saya berbeda tanpa ada paksaan dan saya menyantakan kesedian saya untuk mengikuti penelitian ini sampai selesai.

Semarang, LAMPIRAN 5KUESIONER

PENGARUH PEMBERIAN DENTAL HEALTH EDUCATION (DHE)

TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA PUTRA USIA 14-17 TAHUN

DALAM MENGGOSOK GIGI DI PANTI ASUHAN

MUHAMMADIYAH TLOGOSARI SEMARANG

1. Tindakan apa yang sebaiknya anda lakukan setelah makan malam dan sebelum tidura. Menggosok Gigi

b. Kumur-kumur

c. Minum air putih

d. Tidak tahu

2. Apa tujuan dari anda menggosok gigis ebelum tidura. Mencegah bakteri di dalam mulut menjadi 2x lipatb. Menghindari sakit gigic. Mencegah terbentuknya plakd. Tidak tahu

3. Apa akibat jika tidak menggosok gigi sebelum tidura. Gigi berlubangb. Bau mulutc. Gigi berubah warnad. Tidak tahu

4. Apakah menggosok gigi sebelum tidur penting untuk mencegah gigi berlubang

a.Penting

b.Tidak penting

c. Biasa saja

d.Tidak tahu

5.Berapa lama waktu menggosok gigi sebelum tidur ?

a. 1 menit

b. 2 menit

c. 2,5 menit

d. Tidak tahu

6. Bagaimana cara menggosok gigi saat sebelum tidur

a. Gerakan sikat gigi memutar

b. Gerakan dari atas ke bawah

c. Gerakan dari kanan ke kiri

d. Tidak tahu

7. Apa saja manfaat menggosok gigi sebelum tidur

a. Gigi sehat dan bersih

b. Gigi kuat dan cemerlang

c. Gigi menjadi tidak mudah keropos

d. Tidak tahu

8. Seberapa pentingnya menggosok gigi sebelum tidur

a. Sangat penting

b. Penting

c. Biasa saja

d. Tidak tahu

9. Apakah menggosok gigi sebelum tidur untuk mencegah timbulnya plak

a. Sangat setuju

b. Setuju

C. Biasa saja

d. Tidak tahu

10. Apakah bakteri di mulut menjadi 2x lipat bila tidak menggosok gigi sebelum tidur

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Biasa saja

d. Tidak tahu

Lampiran IKepada Yth.

Santri Panti Asuhan Muhammadiyah Tlogosari.

SemarangAssalamu alaikum wr.wb

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita sekalian. Amin.

Selanjutnya kami sampaikan bahwa berkenaan dengan penelitian dalam rangka penyusunan karya tulis ilmiah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung, saya akan melakukan penelitian di Panti Asuhan Muhammadiyah Tlogosari, Semarang

Sehubungan dengan hal tersebut di atas kami mohon bantuan dan kesediaan Saudara untuk memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan kegiatan pemeriksaan gigi.

Demikian atas kesediaan Saudara, saya ucapkan terima kasih

Wassalamu alaikum wr.wb

Hormat saya,

Gery Krismawan

PenelitiPERSETUJUAN SAMPEL

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

:

Umur

:

Jenis Kelamin

:

Alamat

:

Nomor Telepon:

Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi subyek penelitian dari

Nama

: Gery Krismawan

Nim

: 112100134

Fakultas

: Kedokteran Gigi

Setelah saya membaca prosedur penelitian yang terlampir, saya mengerti dan memahami benar prosedur penelitian yang berjudul : Pengaruh pemberian Dental Health Education (DHE) Terhadap Perubahan Perilaku Remaja Usia 14-17 Tahun dalam Menggosok Gigi di Panti Asuhan Muhammadiyah Telogosari, Semarang. Dengan ini saya menyatakan sanggup menjadi subyek penelitian dengan sebenarn benarnya tanpa suatu paksaan.

Semarang, .

Santri

.Lampiran 2

KARTU STATUS PENELITIAN

A. Identifikasi Subyek

1. Nama

: .....................................................

2. Tanggal Lahir

: ...................................................... Umur : ............

3. Jenis Kelamin

: Laki-laki/Perempuan

4. Alamat Asal

: .................................................................................

B. Data Akumulasi Indeks Plak PHP

Kriteria penilaian pengukuran plak indeks adalah sebagi berikut : 0 = tidak ada plak

1 = ada plak

Jumlah total nilai plak seluruh permukaan gigi yang diperiksa

Jumlah gigi yang diperiksa

Lampiran 3

Tabel Pengukuran Indeks PlakHari ke -1 hingga hari ke -7

GigiMGCO/IDTotal

11Labial

16Buccal

26Buccal

31Labial

36Lingual

46Lingual

Total

Perilaku Kesehatan

Dental Health Education

Wawancara

Demonstrasi

Two Way Methode

One Way Methode

Penyebaran selebaran

Metode Ceramah

Simulasi

Sandiwara

Siaran melalui radio

Bermain Peran

Diskusi

Pemutaran film

Tanya Jawab

Pameran

Perubahan Perilaku

Proses Perubahan Perilaku

Penelitian Pengembangan dan Penyebaran

Proses Adopsi Perilaku

Interest

Awareness

Teori Perubahan Sikap

Trial

Evaluation

Internalisasi

Penyesuaian

Identifikasi

Adoption

Perubahan Perilaku Menggosok Gigi SebelumTidur

Pemberian DHE

Perilaku Menggosok Gigi

IP PHP =

Pengambilan Sampel

34 Remaja Putra

Pertemuan 1 (Hari pertama)

Penghitungan Indeks Plak

Pemberian Quesioner

Pertemuan 2 (Hari kedua)

Penyuluhan (metode diskusi)

Pertemuan 3 (Hari Ketiga)

Pengukuran Indeks Plak

Penyuluhan (metode diskusi)

Pertemuan 4 (Hari Keempat)

Pengukuran Indeks Plak

Penyuluhan (metode diskusi)

Pertemuan 5 (Hari Kelima)

Pengukuran Indeks Plak

Pemberian Quesioner

Analisis Data

IP PHP =

vii