LAPORAN DELEGASI DPR RI KE SIDANG SIXTH IPU GLOBAL … · 2020-01-22 · 1 LAPORAN DELEGASI DPR RI...
Transcript of LAPORAN DELEGASI DPR RI KE SIDANG SIXTH IPU GLOBAL … · 2020-01-22 · 1 LAPORAN DELEGASI DPR RI...
1
LAPORAN DELEGASI DPR RI
KE SIDANG SIXTH IPU GLOBAL CONFERENCE OF
YOUNG PARLIAMENTARIANS
9-10 SEPTEMBER 2019, ASUNCION - PARAGUAY
I. PENDAHULUAN
Sidang Sixth Global Conference of Young Parliamentarians yang dihadiri oleh para anggota
parlemen muda bertujuan untuk saling bertukar kebijakan dan praktek kreatif terhadapa isu-
isu tertentu dengan fokus pada bagaimana kebijakan dan praktik tersebut berkontribusi pada
pemberdayaan kaum muda. Anggota parlemen muda, sebagai pemimpin politik yang paling
dekat dengan generasi rmuda, dapat memainkan peran penting dalam memperkuat suara
orang muda dan menerjemahkan kepentingan mereka ke dalam tindakan nyata.
Sidang juga akan mencakup sesi-sesi yang ditujukan untuk bimbingan, serta pelatihan
keterampilan kepemimpinan dan komunikasi untuk anggota parlemen muda.
Sidang dihadiri kurang lebih 100 anggota palemen muda dari 40 (empat puluh) anggota
IPU, 1 (satu) associate member, 8 (delapan) observers dan 5 (lima) organisasi pemuda. Rata-
rata yang hadir berumur 38 tahun dan 40% dari peserta sidang adalah perempuan.
A. DASAR PENGIRIMAN DELEGASI
Partisipasi Delegasi DPR RI dalam Sidang Sixth Global Conference of Young
Parliamentarians pada tanggal 9–10 September 2019 di Asunción, Paraguay,
didasarkan pada Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor : 58/PIMP/I/2019-2020 tanggal
2 September 2019.
B. SUSUNAN DELEGASI
Adapun susunan Delegasi DPR RI ke sidang tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dave Akbarshah Fikarno, ME - Ketua Delegasi/F-PG/A-264
Wakil Ketua BKSAP
2. Irine Yusiana Roba Putri, S.Sos - Anggota Delegasi/F-PDIP/A-229
3. Dr. Jerry Sambuaga - Anggota Delegasi/F-PG/A-309
4. Rachel Maryam Sayidina - Anggota Delegasi/F-Gerindra/A-344
2
C. MAKSUD DAN TUJUAN PENGIRIMAN DELEGASI
Maksud dan tujuan pengiriman Delegasi DPR RI ke Sixth Global Conference of Young
Parliamentarians yaitu:
- Memanfaatkan Sixth Global Conference of Young Parliamentarians untuk
membina dan mengembangkan hubungan persahabatan dengan negara-negara
anggota IPU.
- Memaksimalkan peran anggota parlemen muda mengenai isu SDGs, kesejahteraan
dan kebijakan-kebijakan yang telah diambil.
- Sebagai sarana kerjasama yang efektif dan pertukaran informasi antara kaum muda
parlemen.
- Menyuarakan peran pemuda Indonesia di tingkat global
D. PERSIAPAN PELAKSANAAN TUGAS
Sebagai persiapan substansi Delegasi DPR RI ke pertemuan dimaksud, BKSAP telah
menyiapkan bahan-bahan masukan untuk masing-masing pertemuan dengan
mempertimbangkan saran masukan yang komprehensif dari Kementerian Luar Negeri
terkait isu-isu yang akan dibahas dalam pertemuan dan poin-poin penting yang akan
disampaikan Delegasi DPR RI. Adapun untuk persiapan teknis, Sekretariat BKSAP
DPR RI telah melakukan koordinasi dengan pihak Kedutaan Besar RI di Argentina
merangkap Paraguay dan Sekretariat IPU serta Parlemen setempat sebagai panitia.
Gb.1. Photo Session seluruh Delegasi
3
II. ISI LAPORAN
A. AGENDA SIDANG
Agenda yang dibahas dalam Sixth Global Conference of Young Parliamentarians
sebagai berikut :
Opening Session, remarks by :
- Mr. Blas Llano, President of the Congress of Paraguay
- Ms. Gabriela Cuevas Barron, IPU President
- Mr. Melvin Bouva, President of the Board of the IPU Forum of Young MPs
Panel Discussion
- Session 1 – Well-being and happiness as core elements of the Sustainable
Development Goals
- Session 2 – Policy-making for well-being and happiness and their effect on youth
empowerment: Case studies
- Session 3 – Measuring well-being and happiness and exercising oversight of
policy implementation
Training Hub
- Session I: Taking a deeper dive into your leadership "essence"
- Session II: Becoming a passionate and effective communicator
Presentations of group discussions in plenary
Closing Session
Presentation and adoption of the Outcome Document
Gb.2. Gedung Congress of Paraguay
4
B. SITUASI UMUM PERSIDANGAN
Sidang dibuka secara resmi pada tanggal 9 September 2019. Sesi pembukaan ditandai
dengan opening remarks oleh H.E. Mr. Blas Llano, President of the Congress of
Paraguay; Ms. Gabriela Cuevas Barron, IPU President; dan Mr. Melvin Bouva,
President of the Board of the IPU Forum of Young MPs.
H.E. Mr. Blas Llano, President of the Congress of Paraguay, menyampaikan bahwa
prinsip-prinsip SDGs sangat relevan untuk mengatasi tantangan dunia saat ini.
Meningkatnya ketidaksetaraan, krisis iklim semakin mengkhawatirkan dan
meningkatnya keresahan sosial memerlukan pendekatan dan solusi baru. Pertumbuhan
ekonomi saat ini dan model pembangunan tradisional tidak dapat memberikan jawaban
yang efisien untuk tantangan sosial, ekonomi dan lingkungan. Anggota parlemen muda
dengan kemampuan berinovasi dan kebaruan dalam berpikir tentunya dapat
memfasilitasi pencapaian SDGs yang membutuhkan upaya dan pemikiran yang berani.
Gb.3. Suasana saat Opening Ceremony
Forum of Young Parliament memberikan platform diskusi bagi anggota parlemen muda.
Isu well-being yang menjadi tema tahun ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai
kebahagiaan hakiki. Transisi menuju pendekatan kesejahteraan membutuhkan
perubahan mendasar dalam konseptualisasi dan pengembangan kebijakan dan
pengukuran kemajuan. Beberapa negara memimpin dalam mengimplementasikan
pendekatan ini dalam kebijakan, anggaran, legislasi, dan program pembangunan
nasional mereka di tingkat nasional dan lokal. Anggota parlemen muda, sebagai
5
pemimpin politik yang paling dekat dengan generasi termuda, dapat memainkan peran
penting dalam memperkuat suara anak muda dan menerjemahkan kepentingan mereka
ke dalam tindakan nyata.
Ms. Gabriella Cuevas Barron, President of IPU, menyampaikan bahwa IPU Global
Conference of Young Parliamentarians merupakan platform unik bagi anggota muda
parlemen untuk berkumpul, bertukar, belajar dan mendefinisikan strategi umum dan
inovatif untuk memajukan pemberdayaan kaum muda. Sejak 2014, Konferensi Global
telah membahas masalah topikal yang terkait dengan pemberdayaan kaum muda dan
telah memberikan orientasi kebijakan di berbagai bidang seperti partisipasi politik,
perdamaian dan kemakmuran, inklusi sosial dan ekonomi dan pendidikan dan pekerjaan.
Konferensi Global ke-6 Parlemen Muda akan mengejar upaya-upaya ini dengan
merenungkan pendekatan inovatif lain yang mempertimbangkan pemberdayaan pemuda
dari perspektif kesejahteraan. Anggota parlemen muda harus mampu berkontribusi
dalam mempercepat aksi-aksi yang dibutuhkan untuk memenuhi SDGs yang diadopsi
pada tahun 2015.
Gb.4. Presiden IPU saat menyampaikan pidato saat Opening Ceremony
Saat ini dunia tengah dihadapkan dengan tantangan tingkat pengangguran kaum muda
yang masih sangat tinggi. Diproyeksikan 6 persen populasi dunia akan berada di bawah
garis kemiskinan dan kaum muda tiga kali lebih rentan untuk menganggur. Hal ini
membutuhkan komitmen bersama dan upaya-upaya global untuk memastikan inklusi
ekonomi, sosial dan politik kaum muda. Pencapaian Tujuan Pembangunan
6
Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs) sangat tergantung pada upaya-
upaya bersama tersebut.
Hon. Mr. Melvin Bouva, President of the Board of the IPU Forum of Young MPs,
menyampaikan bahwa sejalan dengan tema tahun ini yaitu akselerasi pencapaian SDGs,
dibutuhkan peranan yang lebih dominan dari anggota parlemen muda dunia. Statuta IPU
telah mensyaratkan keterlibatan anggota parlemen muda tetapi dibutuhkan upaya lebih
dari sekedar quota keterwakilan kaum muda di IPU. Oleh karena itu, selayaknya untuk
visi bersama meningkatkan kualitas keterwakilan tersebut. Berdasarkan riset yang
dilakukan IPU, ditemukan korelasi positif antara tingkat keterwakilan kaum muda dan
kualitas proses pengambilan kebijakan.
Forum of Young MPs merupakan sarana untuk berdialog dan mempelajari gagasan baru
di tengah upaya membangun politik, ekonomi dan masyarakat inklusif. Selain itu
merupakan sarana networking agar anggota parlemen muda dari seluruh dunia semakin
mengenal satu sama lain sehingga tercipta budaya kerja sama dan dialog global diantara
mereka. Forum ini juga memfasilitasi pemberdayaan anggota parlemen melalui
serangkaian aktifitas yang bertujuan meningkatkan kemampuan komunikasi dan
kepemimpinan. Pada tahun pertemuan ke-6 di Paraguay ini, serangkaian aktifitas
tersebut menjadi bagian dari agenda Forum.
Gb.5. Delegasi DPR RI saat menghadiri Opening Ceremony
7
Dalam Panel Discussion dibagi menjadi 3 (tiga) sesi dengan tema :
a. Sesi 1 – Well being and happiness as core elements of the Sustainable
Development Goals
Sebelas tahun tahun tersisa untuk mencapai SDG, fokusnya adalah pada upaya
percepatan untuk memenuhi tujuan global yang telah disepakati. Diskusi panel di
sesi ini memfasilitasi peserta untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang pemenuhan kesejahteraan dan kebahagiaan sebagai kebutuhan mendasar
umat manusia dan hubungannya dengan SDGs. Diskusi diarahkan pada upaya-
upaya parlemen menuju pembangunan yang lebih inklusif, adil dan seimbang serta
pendekatan untuk pertumbuhan ekonomi mempromosikan pembangunan
berkelanjutan, kesetaraan gender, pemberantasan kemiskinan, kebahagiaan dan
kesejahteraan semua orang, khususnya kaum muda. Selain itu dibahas mengenai
kontribusi anggota parlemen muda untuk menangani pola produksi dan konsumsi
yang tidak rasional yang menghambat keberlanjutan pembangunan. Apa yang dapat
dilakukan anggota parlemen muda untuk mempercepat pencapaian SDGs, serta
akankah menempatkan kesejahteraan di jantung semua upaya memberikan
jawabannya menjadi pertanyaan kunci yang akan dijawab di sesi ini.
Gb.6. Suasana Panel Discussion
8
b. Sesi II – Policy-making for well-being and happiness and their effect on youth
empowerment : Case studies
Sesi ini terdiri dari dua diskusi panel yang terfokus pada studi kasus tentang
kebijakan kesejahteraan, legislasi, mekanisme dan langkah-langkah, serta
dampaknya pada pemberdayaan pemuda dan peran yang dapat dimainkan oleh
anggota parlemen muda.
Panel pertama akan fokus pada inisiatif nasional dan yang kedua pada aksi lokal.
Contoh nyata dari berbagai negara disampaikan, dianalisis, dan didiskusikan untuk
mengidentifikasi praktik terbaik. Peran kepemimpinan anggota parlemen muda
dalam mengadopsi kebijakan publik dan perundang-undangan yang berfokus pada
kesejahteraan rakyat menjadi salah satu pembahasan. Selanjutnya, dibahas juga
mengenai :
Panel I : Learning more about national initiatives
Panel II : Acting for well-being at the local level
Presentasi oleh panelis akan diikuti oleh debat dan pertukaran praktik yang baik.
c. Sesi III – Measuring well-being and happiness and exercising oversight of policy
implementation
Diskusi panel di sesi III terfokus pada berbagai pendekatan dan contoh upaya untuk
mengukur kebahagiaan dan kesejahteraan di seluruh dunia. Anggota parlemen
muda dapat meningkatkan peran pengawasan dan meminta pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan komitmen mereka untuk meningkatkan kehidupan
masyarakat. Selain itu anggota parlemen muda dapat melakukan refleksi undang-
undang atau kebijakan apa yang dapat diperjuangkan untuk memastikan pencapaian
penuh dari visi Leave No One Behind.
Dalam Mentorship Café, para peserta dibagi perkelompok untuk berdiskusi dan
interactive team exercises serta brainstorming beberapa tema yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini para parlemen muda dapat memperdalam wawasan dari
pengalaman delegasi lain dan para mentor dan menyusun rekomendasi untuk
disampaikan kepada delegasi lain.
9
Gb.7. Group Discussion dalam Mentorship Café
Selanjutnya di sesi Training Hub yang mengusung dua tema Taking a deeper dive into
your leadership "essence" dan Becoming a passionate and effective communicator, para
delegasi diminta untuk bergabung dengan delegasi dari beberapa negara untuk
berdiskusi mengenai kedua tema diatas.
Gb.8.
Wakil Ketua
BKSAP
berdiskusi
dengan
Delegasi
China
10
Gb.9.
Training
Hub
dengan
Delegasi
China
Gb.10.
Training Hub
dengan
Delegasi
Thailand
11
Gb.11.
Training
Hub dengan
Delegasi
Thailand
Sidang ditutup oleh Mr. Blas Llano, President of the Congress of Paraguay; Ms.
Gabriela Cuevas Barron, IPU President; dan Mr. Melvin Bouva, President of the Board
of the IPU Forum of Young MPs., pada tanggal 10 September 2019.
Dalam sesi penutupan, disampaikan undangan bagi seluruh parlemen untuk
mengirimkan delegasi parlemen muda ke 7th IPU Global Conference of Young
Parliamentarians yang akan diselenggarakan di Tbilisi – Georgia tahun 2020.
C. PARTISIPASI DELEGASI DPR RI
DPR RI berperan sangat aktif dalam setiap sesi persidangan. Pada sesi 1 dengan tema
Well-being and happiness as core elements of the Sustainable Development Goals,
Ketua Delegasi DPR RI, Yth. Dave Akbarshah Fikarno menyampaikan bahwa
pertumbuhan inklusif telah menjadi mantra pembangunan yang beresonansi secara
global saat ini. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) telah
mengidentifikasi bahwa pertumbuhan ekonomi pada tingkat apa pun seringkali gagal
untuk mengatasi tantangan kemiskinan, pengangguran, dan ketidaksetaraan. Oleh
karena itu, pertumbuhan ekonomi harus memenuhi kebutuhan semua orang dan
memberi manfaat bagi semua orang. Leave no one behind bermakna bahwa pendekatan
pembangunan yang inklusif, adil dan seimbang harus dimasukkan secara intrinsik ke
dalam upaya kolektif untuk mencapai tujuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada
tahun 2030. Di Indonesia, parlemen telah terlibat sejak tahap awal implementasi SDGs.
DPR RI membentuk Panja SDGs di bawah koordinasi BKSAP dengan mandat untuk
mengarusutamakan SDGs di parlemen.
12
Gb.12. Wakil Ketua Delegasi menyampaikan intervensi
Hal pertanyaan tentang mengatasi pola produksi dan konsumsi yang tidak rasional yang
menghambat pembangunan berkelanjutan, DPR RI berkeyakinan diperlukan langkah
berani. Indonesia berkomitmen untuk menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dengan
kebutuhan mendesak akan kelestarian lingkungan. Hal ini dilakukan, antara lain melalui
penyelarasan kebijakan nasional dengan wacana global produksi komoditas
berkelanjutan. Salah satu contoh kebijakan Pemerintah RI terkait REDD+. Pada tahun
2015, Presiden Joko Widodo memperpanjang moratorium ijin konsesi hutan baru untuk
hutan primer dan lahan gambut. Moratorium dimaksudkan untuk mengembangkan
proses yang ditingkatkan untuk perencanaan dan perizinan penggunaan lahan,
memperkuat pengumpulan data dan sistem informasi, dan membangun lembaga yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pembangunan rendah emisi Indonesia. Contoh lain
adalah upaya RI untuk meningkatkan keberlanjutan minyak sawit. Selain memperkuat
standar nasional wajib penanaman dan pengolahan kelapa sawit, yang sejalan dengan
standar internasional yang ditetapkan oleh RSPO, Pemerintah mengambil langkah-
langkah korektif tanpa henti dan konsisten moratorium perluasan lahan untuk minyak
kelapa sawit, skema kerja sama antara pemerintah-swasta sektor-masyarakat sipil dalam
restorasi gambut, dan praktik manajemen berkelanjutan pada minyak sawit sejalan
dengan upaya untuk mencapai SDGs pada tahun 2030. Sebuah rancangan undang-
undang tentang perkebunan kelapa sawit saat ini sedang dalam perdebatan di Dewan
13
Perwakilan Rakyat. Undang-undang ini bertujuan untuk memperkuat tata kelola
perkebunan kelapa sawit dan instrumen uji tuntas hak asasi manusia dalam industri
minyak sawit di Indonesia. Upaya-upaya untuk meningkatkan produksi minyak sawit
berkelanjutan diikuti oleh upaya-upaya serupa pada komoditas lain seperti kakao, kopi,
dan karet.
Indonesia juga percaya bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan berkelanjutan mengharuskan kita segera mengurangi jejak ekologis kita.
Ini khususnya terkait dengan Sasaran 12 SDGs. Hanya ada satu jalan ke depan: transisi
dari ekstraksi linier, manufaktur, konsumsi dan pembuangan ke model ekonomi sirkular
yang menjaga sumber daya dalam perekonomian melalui desain, daur ulang,
remanufaktur yang lebih baik, dan penggunaan kembali. Transisi menuju ekonomi
sirkular memerlukan komitmen dari semua lapisan masyarakat untuk bertanggung
jawab dalam konsumsi mereka dan limbah selanjutnya. Pemuda memiliki potensi untuk
menjadi mesin yang menggerakkan gerakan ini; untuk menjadi agen perubahan. Mereka
kreatif, imajinatif, dan akan datang dengan tindakan nyata untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan nasional. Karenanya, para anggota parlemen muda berada
dalam posisi strategis untuk mendorong kaum muda untuk lebih bertanggung jawab atas
pola produksi dan konsumsi mereka, serta memberdayakan mereka melalui kebijakan
di semua tingkatan.
Indonesia percaya bahwa menjadikan kesejahteraan generasi muda adalah kunci
kemajuan nasional. Menurut sensus populasi terakhir, ada 62 juta anak muda berusia
15-29 tahun di Indonesia, yang merupakan 26% dari populasi. Diproyeksikan bahwa
populasi kaum muda akan mencapai 70 juta pada tahun 2035, dan bahwa dividen
demografis Indonesia akan mencapai puncaknya pada tahun 2030. Sejumlah besar kaum
muda ini akan mewarisi upaya-upaya pembangunan saat ini. Karena itu, penting untuk
memberikan perhatian kepada kaum muda sebagai bagian dari upaya nasional untuk
memajukan keterlibatan semua pihak dalam proses pencapaian SDGs.
Dalam Sesi 2 yang bertemakan Policy-making for well-being and happiness and their
effect on youth empowerment : Case studies, di Panel I : Learning more about national
initiatives, Yth. Irine Yusiana Roba Puteri menyampaikan bahwa Nawacita (sembilan
prioritas) Presiden Joko Widodo, setiap orang berperan dalam proses pembangunan, dan
itu termasuk kaum muda. Membangun generasi muda bangsa kita dan menjaga
kesejahteraan mereka, memang merupakan salah satu prioritas Presiden Joko Widodo
periode kedua di kantor. Kesejahteraan kaum muda diterjemahkan ke dalam dua aspek
utama pendidikan dan kesempatan kerja, serta mengatasi tantangan ketidakcocokan
antara keterampilan lulusan sekolah dan permintaan pasar tenaga kerja.
14
Gb.13. Yth. Irine Yusiana Roba Puteri saat menyampaikan intervensi
Di sektor manufaktur, misalnya, Indonesia menyadari bahwa hambatan terbesar untuk
investasi baru adalah kurangnya tenaga kerja terampil atau terlatih dan peraturan tenaga
kerja yang terlalu ketat tentang tunjangan pesangon. Salah satu upaya adalah melalui
kebijakan nasional yang memberikan potongan pajak penghasilan ganda untuk
perusahaan yang melakukan pelatihan kejuruan dan program magang untuk lulusan
yang menganggur atau pencari kerja. Kebijakan lain adalah memberikan pengurangan
pajak tiga kali lipat untuk pengeluaran penelitian dan pengembangan. Dalam rangka
meningkatkan fleksibilitas pasar tenaga kerja, Pemerintah menghapus peraturan
ketenagakerjaan yang terlalu ketat yang membuat pembayaran pesangon terlalu berat
dan menetapkan upah minimum yang tidak terlalu tinggi untuk mendorong perusahaan
mempekerjakan pekerja secara permanen.
Beberapa intervensi kebijakan tentang kesejahteraan warga telah diperkenalkan. Pada
tahun 2018, Indonesia mengalokasikan lebih dari USD 30,34 miliar atau 20% dari
anggaran nasional untuk sektor pendidikan. Untuk mengamankan kesejahteraan warga
negara, Indonesia juga telah menerapkan asuransi kesehatan universal yang mencakup
lebih dari 217 juta warga (81,8% dari total populasi). Asuransi Ketenagakerjaan juga
telah menjadi kewajiban bagi perusahaan. Asuransi menjamin empat jenis perlindungan,
yaitu: Perlindungan Hari Tua; Perlindungan Kecelakaan Kerja; Perlindungan Kematian;
15
dan Perlindungan Pensiun. Anggota parlemen muda berada dalam posisi strategis untuk
mempertahankan keberlanjutan program-program tersebut dan memastikan para
pemuda akan mendapat manfaatnya.
Pada Panel 2 : Acting for well-being at the local level, Dr. Jerry Sambuaga
menyampaikan bahwa Indonesia mengikuti perkembangan pengukuran kesejahteraan di
seluruh dunia. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia telah merilis indeks kebahagiaan
Indonesia. Menurut indeks kebahagiaan terbaru, orang-orang di daerah perkotaan di
seluruh Indonesia cenderung lebih bahagia daripada orang-orang di daerah pedesaan.
Dari fakta ini, disimpulkan bahwa pemerintah harus lebih memperhatikan program
pengembangan daerah pedesaan. Secara khusus, satu inisiatif yang dipelopori oleh
pemerintah adalah program Dana Desa.
Berdasarkan UU 6/2014 (dikenal sebagai UU Desa), program dana desa mensyaratkan
bahwa pemerintah pusat mengalokasikan dana untuk masing-masing provinsi dan
kabupaten, di atas transfer antar pemerintah lainnya. Setiap desa diberikan otonomi
untuk menentukan penggunaan dana ini, yang kemudian secara resmi diusulkan dalam
rencana pengeluaran.
Skema ini merupakan bagian dari visi Presiden Joko Widodo untuk membangun
Indonesia dari pinggiran dengan berfokus pada daerah-daerah yang lebih terpinggirkan
di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk menutup kesenjangan infrastruktur antara daerah
pedesaan dan perkotaan, meningkatkan akses pedesaan ke layanan masyarakat yang
vital, dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Gb.14. Yth. Dr. Jerry Sambuaga saat menyampaikan intervensi
16
Dalam Sesi 3 - Measuring well-being and happiness and exercising oversight of policy
implementation, Yth. Rachel Maryam Sayidina menyampaikan Indeks Kebahagiaan
Indonesia mengukur kebahagiaan dan kepuasan hidup warga negara Indonesia dengan
menggunakan 10 indikator termasuk kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan
rumah tangga, keluarga, waktu luang, hubungan sosial, rumah dan aset, lingkungan dan
keselamatan.
Gb.15. Yth. Rachel Maryam Sayidina saat menyampaikan intervensi
Menurut survei terbaru pada 2018, Indonesia mencapai 70,69 dari 100 pada indeks
kebahagiaan itu. Indeks kebahagiaan dapat digunakan untuk menginformasikan
kebijakan yang terkait dengan kesejahteraan dan kesejahteraan dalam banyak hal. Salah
satu temuan dari survei terbaru adalah orang berpenghasilan tinggi cenderung lebih
bahagia daripada yang lebih rendah. Karena itu, pemerintah harus fokus pada kebijakan
yang merangsang penciptaan lapangan kerja, meningkatkan upah minimum secara
proporsional, dan membantu orang miskin mendapatkan penghasilan melalui kebijakan
transfer tunai.
Salah satu upaya untuk memberikan distribusi pendapatan proporsional di seluruh
negara adalah melalui dana desa. Setelah diberlakukannya undang-undang nasional
tentang desa, ada peningkatan jumlah dana yang mengalir ke desa-desa di seluruh
Indonesia. Setiap tahun terus meningkat. Pada 2015 jumlahnya mencapai Rp. 20,8
triliun dan telah meningkat secara bertahap menjadi Rp 120 triliun pada tahun 2018.
Para anggota parlemen muda dapat mengambil bagian dalam memantau pencairan dana
ini dan mengawasi implementasi UU Desa. Anggota parlemen muda dapat bekerja
bersama sebagai gugus tugas yang membantu kepala desa dan pemimpin daerah dalam
17
program mereka yang melibatkan dana desa untuk mempercepat pembangunan. Kami
percaya bahwa proses pemantauan dan perencanaan perlu dilaksanakan untuk
memastikan bahwa belanja desa selaras dengan target-target nasional SDGs.
Gb.16. Serba serbi Sixth Global Conference of Young Parliamentarians
III. HASIL PERSIDANGAN
Sidang mengadopsi Outcome Document yang berisi poin-poin sebagai berikut :
Terkait kesejahteraan,
Mengadopsi pendekatan kesejahteraan ketika berkontribusi dalam proses anggaran,
termasuk melalui pendekatan kesejahteraan dalam alokasi anggaran serta penilaian
kesejahteraan, pemuda, dan dampak gender.
18
Mendanai penelitian dan tools untuk membantu anggota parlemen menilai kesejahteraan
dengan lebih baik juga merupakan kunci.
Membangun atau memperkuat struktur kelembagaan untuk menilai dan mempromosikan
kesejahteraan di acara lintas sektoral di lembaga-lembaga negara. Ini termasuk komite
parlemen tentang kesejahteraan, komisioner dan kementerian.
Meningkatkan fungsi pengawasan parlemen untuk menilai dan memantau kinerja
pemerintah dengan dalam memberikan kesejahteraan kepada orang-orang. Memperkuat
akuntabilitas bagi kinerja pemerintah adalah salah satu cara untuk berkontribusi pada
hasil yang lebih kuat bagi masyarakat.
Untuk berkontribusi pada semua tahapan siklus kebijakan, anggota parlemen muda
menuntut transparansi, keterbukaan parlemen dan akses ke informasi Publik. Ini tidak
hanya memastikan bahwa informasi tersedia untuk keputusan berbasis bukti, tetapi juga
akan berfungsi sebagai penangkal korupsi.
Kesejahteraan tidak dapat dicapai tanpa mengembangkan "manusia", termasuk melalui:
Tindakan mendesak yang lebih besar untuk mengatasi ketimpangan di dalam dan di
antara negara-negara kita. Pertumbuhan ekonomi terlalu sering dicurangi demi orang
kaya. Bukan hanya kekayaan yang harus didistribusikan secara merata, tetapi juga
kebahagiaan. Setiap orang pantas mendapat kesempatan yang sama menuju kehidupan
yang bahagia dan sejahtera.
Fokus yang lebih besar pada isu-isu yang sangat penting bagi kaum muda, seperti
pekerjaan, partisipasi politik, dan kesehatan mental dan reproduksi. Yang terpenting,
pendidikan sangat penting untuk kaum muda. Kami menyerukan akses universal ke
pendidikan berkualitas, agar kaum muda dapat memperoleh pekerjaan di masa depan dan
soft skill yang dibutuhkan untuk unggul di dunia modern.
Upaya berani untuk menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda. Peluang ekonomi
lainnya, seperti akses ke kredit - terutama untuk wanita muda - dan program
kewirausahaan, diperlukan untuk memungkinkan kreativitas kaum muda untuk
berkembang demi kebaikan orang-orang dari segala usia.
Upaya yang lebih besar untuk kesetaraan gender. Pada tahun 2019, tidak dapat diterima
bagi perempuan untuk menghadapi kesenjangan gender, tidak terwakili dalam politik,
atau menghadapi kekerasan berbasis gender.
Peningkatan pendanaan untuk olahraga untuk kaum muda. Setiap dolar yang
diinvestasikan dalam olahraga menghemat lebih banyak kemungkinan biaya kesehatan di
masa depan. Ini juga memiliki efek membuat orang-orang muda keluar dari
ketergantungan narkoba dan jauh dari kejahatan ilegal.
Memupuk hubungan sosial dan komunitas. Kesukarelaan adalah salah satu cara yang
dapat diperkuat.
19
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kehadiran Indonesia dalam Sixth Global Conference of Young Parliamentarians
memiliki nilai strategis baik dalam penguatan hubungan bilateral DPR RI dengan
negara-negara anggota IPU maupun dalam kerangka kerja sama multilateral antar
parlemen IPU;
Konsep sidang ‘training hub’ yang terdiri dari bimbingan, serta pelatihan
keterampilan kepemimpinan dan komunikasi untuk anggota parlemen muda
merupakan terobosan baru dalam meningkatkan kapasitas anggota parlemen muda di
forum internasional.
Penetapan Tbilisi, Georgia sebagai tuan rumah penyelenggara The 7th Global
Conference of Young Parliamentarians tahun 2020.
B. SARAN
BKSAP dapat mensosialisasikan hasil-hasil Sidang Sixth Global Conference of
Young Parliamentarians terutama kepada anggota Panja SDGs.
Secara khusus terkait anggota parlemen periode baru dimana anggota parlemen yang
berumur 21- 40 tahun berjumlah sekitar 95 orang (16,52%) dari 575 anggota, BKSAP
dapat mengkomunikasikan mengenai Sidang Global Conference of Young
Parliamentarians guna meningkatkan partisipasi mereka dalam forum-forum global.
V. PENUTUP
A. ANGGARAN
Biaya yang digunakan untuk melakukan perjalanan 4 (empat) Anggota DPR RI, 1
(satu) orang Pejabat Sekretariat Jenderal DPR RI (Sekretaris Delegasi), dan 1 (satu)
orang Tenaga Ahli BKSAP adalah sebesar Rp. 1.275.134.680,- (Satu Milyar Dua
Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Seratus Tiga Puluh Empat Ribu Enam Ratus Deleapan
Puluh Rupiah).
B. KETERANGAN LAMPIRAN
Laporan ini dilengkapi oleh lampiran hasil-hasil persidangan sebagai berikut:
Outcome Document
List of Delegates
Kliping berita media cetak
20
C. KATA PENUTUP
Demikianlah pokok-pokok Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang Sixth Global
Conference of Young Parliamentarians pada tanggal 9-10 September 2019 di
Asunción, Paraguay. Atas nama delegasi, kami mengucapkan terima kasih atas
kepercayaan yang diberikan kepada delegasi untuk melaksanakan tugas berat yang
mulia demi bangsa dan negara Indonesia.
Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, September 2019
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42