RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 MASA SIDANG II TAHUN … · ini kami buka dan dinyatakan terbuka...
Transcript of RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 MASA SIDANG II TAHUN … · ini kami buka dan dinyatakan terbuka...
Nomor : DPD.220/SP/7/2013
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH
SIDANG PARIPURNA KE-7
MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2013 – 2014
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
I. KETERANGAN
1. Hari : Selasa
2. Tanggal : 19 November 2013
3. Waktu : 09.00 WIB – Selesai
4. Tempat : Gedung Nusantara V
5. Pimpinan Sidang : Pimpinan DPD
1. H. Irman Gusman, S.E., M.B.A. (Ketua)
2. Dr. Laode Ida (Wakil Ketua)
3. GKR. Hemas (Wakil Ketua)
6. Sekretaris Sidang : 1. Sekretaris Jenderal DPD (Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto)
2. Wakil Sekretaris Jenderal DPD (Drs. Djamhur Hidayat)
7. Panitera : Kepala Biro Persidangan II (Ir. Sefti Ramsiaty, M.M.)
8. Acara : 1. Pembukaan Masa Sidang II Tahun Sidang 2013-2014;
2. Pidato Pembukaan Masa Sidang II Tahun Sidang 2013-
2014;
3. Penjelasan Presiden Republik Indonesia yang diwakili oleh
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tentang
Kebijakan Moda Transportasi Kendaraan Bermotor Roda
Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2)
atau Low Cost Green Car (LCGC);
4. Laporan Kegiatan Anggota DPD RI di Daerah Pemilihan.
9. Hadir : 90 orang
10. Tidak hadir : 42 orang
II. JALANNYA SIDANG :
1 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Mohon para Anggota Dewan yang terhormat untuk duduk sesuai dengan yang telah di
atur. Karena setiap masa sidang selalu ada perubahan tempat duduk. Sekarang Kalimantan
berada di depan ini ya.
Baik Bapak Ibu sekalian kita akan segera memulai Sidang Paripurna ini.
Bismillahirahmanirrahim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swasti astu. Mana ini Pak Wayan? Nah ada ya.
Yang saya hormati para Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,
yang kami hormati Presiden Republik Indonesia yang hadir pada kesempatan ini diwakili
yang terhormat Menteri Perekonomian Republik Indonesia, tepuk tangan untuk Pak Menteri
Perekonomian kita. Kemudian juga didampingi oleh Menteri Perindustrian Republik
Indonesia dan juga Menteri Perhubungan Republik Indonesia. Tiga menteri ini yang
mewakili Bapak Presiden dalam penjelasan untuk pertanyaan atau hak bertanya yang
diajukan oleh anggota dewan. Pada Sidang Paripurna pagi ini juga kita di hadiri oleh
gubernur, oleh bupati dan juga walikota karena cukup banyak saya ucapkan selamat dan
tepuk tangan buat yang hadir.
Bapak/Ibu/Hadirin yang berbahagia, sebelum kita memulai Sidang Paripurna Dewan
Perwakilan Daerah marilah kita menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan kepada
Anggota Dewan dan seluruh hadirin yang hadir di ruangan ini kami mohon untuk berdiri dan
mari kita bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.
PEMBICARA : PADUAN SUARA
Hiduplah Indonesia raya…
Indonesia tanah airku.
Tanah tumpah darahku.
Disanalah aku berdiri.
Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku.
Bangsa dan Tanah Airku.
Marilah kita berseru.
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku.
Hiduplah negriku.
Bangsaku Rakyatku semuanya.
Bangunlah jiwanya.
Bangunlah badannya.
Untuk Indonesia Raya.
SIDANG DIBUKA PUKUL 09.50 WIB
2 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Hadirin kami persilahkan untuk duduk kembali.
Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh sekretariat jenderal, sampai
saat ini telah hadir para anggota dewan 69 orang dari 132 orang yang telah menandatangani
daftar hadir. Dengan demikian sidang telah memenuhi syarat untuk dibuka. Dengan
mengucapkan bismillahirrahmanirrahim Sidang Paripurna ke-7 Dewan Perwakilan Daerah
ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.
Sidang dewan yang mulia, sesuai dengan jadwal acara Sidang Paripurna hari ini
mempunyai 4 agenda pokok yaitu pertama adalah Pembukaan Masa Sidang ke-II Tahun
Sidang 2013-2014. Yang kedua, Pidato Pembukaan Masa Sidang ke-II DPD Tahun Sidang
2013-2014. Yang ketiga, penjelasan pemerintah tentang kebijakan moda transportasi
kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau atau juga yang di
kenal dengan Low Cost Green Car. Yang keempat, laporan kegiatan Anggota DPD RI di
daerah pemilihannya masing-masing dimana kita hampir 20 hari ada di daerah masing-
masing. Untuk itu nanti setiap provinsi untuk menyampaikan berbagai persoalan yang ada di
daerahnya.
Sebelum kita memasuki agenda pokok sidang, perlu kami sampaikan bahwa pada
Sidang Paripurna kali ini hadir Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri
Perindustrian dan juga Menteri Perhubungan yang mewakili Presiden Republik Indonesia
untuk menyampaikan penjelasan pemerintah terkait hak bertanya Anggota DPD RI tentang
kebijakan moda transportasi kendaraan roda empat hemat energi dan harga terjangkau. Dan
kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi karena telah hadir beberapa gubernur, bupati,
dan walikota atau pejabat yang mewakili untuk ikut serta mendengarkan penjelasan
pemerintah tersebut sebagai hasil yang telah disampaikan melalui Anggota DPD RI di
provinsi, kabupaten/kota masing-masing. Pada kesempatan ini juga kami juga ingin ucapkan
selamat kepada Saudara Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto yang pada Senin kemarin telah
dilantik sebagai Sekretaris Jenderal DPD RI. Silakan berdiri. Ini Pak Sekjen yang baru.
Diharapkan dengan pelantikan tersebut akan dapat makin memperkuat sekretariat jenderal
dalam memberikan dukungan pelayanan keahlian maupun administratif terhadap semua
Anggota DPD RI dan juga kelembagaan daripada DPD RI ini.
Pada kesempatan ini juga kami juga menyampaikan turut berdukacita atas wafatnya
Drs. H. Hikmat Tomet, ayahanda Saudara Andika Hazrumi Anggota DPD RI Provinsi Banten
KETOK 1X
3 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
baru-baru ini. Teriring doa kiranya amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT dan
keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
Selanjutnya untuk mengawali Sidang Paripurna ini kami ingin mengajak kita semua
untuk berdoa bagi kelancaran pelaksanaan tugas-tugas seluruh Anggota DPD RI ke depan
dan juga dalam rangka untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerahnya. Untuk itu
marilah kita berdoa yang pada kesempatan ini kita mohon saudara H. Ahmad Jajuli, Wakil
Daerah dari Provinsi Lampung untuk berkenan memimpin doa. Waktu dan tempat kami
persilahkan.
PEMBICARA : HI. AHMAD JAJULI, S.IP (LAMPUNG)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semuanya.
Bapak dan Ibu, para hadirin yang kami muliakan, para undangan, mari kita
sempurnakan ikhtiar yang lalu dan juga kita ikhtiar untuk yang akan datang dengan sebaik-
baiknya berharap dengan doa ini munajat kita dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, Allah
SWT. Kita berdoa sesuai dengan ajaran agama dan keyakinan masing-masing. Bagi yang
muslim kita berdoa dengan cara Islam.
(Berdoa dalam Bahasa Arab)
Allahumma sholli wa sallim ala sayyidina muhammad wa shohbihi aj main
Qulillahumma malikal mulki tu’til mulka man tasyau wa tanzi’ul mulka mimman tasyau wa
tu'izzu man tasyau wa tudzillu man tasyau, biyadikal khayru innaka 'ala kulli syay-in qadir.
Tulijul layla fin nahari wa tulijun nahara fil layli wa tukhrijul hayya minal mayti wa tukhrijul
mayyita minal hayyi wa tarzuqu man tasyau bighayri hisab.
Segala puji bagiMu ya Allah yang telah memberikan kepada kami aneka kesehatan,
fasilitas hidup. Kami bersyukur kepada-Mu ya Allah atas segala sehat afiat, kemudahan
mengabdi, kekuatan dan kelancaran menjalankan amanah sebagai Anggota DPD dan juga
sebagai eksekutif pemerintahan. Terimalah ya Allah seluruh usaha kami selama ini,
pengabdian, kesungguhan yang kami berikan selama ini. Kami mohon Engkau ya Allah
jangan sia-siakan seluruh pengabdian kami selama ini. Wahai Dzat yang telah menitipkan
amanat kepada yang terpilih, kuatkan ikhtiar kami untuk memikulnya amanat ini, jauhkan
kami dari mengkhianati amanat yang telah diembankan kepada kami, mudahkan kami
mendapatkan ridho-Mu dengan jabatan ini. Wahai Dzat yang telah mencatat rinci semua
perbuatan hambatnya, karuniakan kepada kami kepandaian untuk dapat memprioritaskan
pengabdian amal, bantulah agar kami pandai mendahulukan tugas bangsa dan rakyat daripada
hajat pribadi antar kami masing-masing, bantulah kami agar mendapatkan kemudahan saat
kami harus menjawab pertanyaan di akhirat atas seluruh amanat kami sehingga kami bisa
selesai dengan sebaik-baiknya.
(Berdoa dalam Bahasa Arab)
Allahumma laa takzana djambang illa qufarota wa'lodolan illa hadayuta waradin
irrol ilasyaifan wa zatan illan qodaitah allahumma timlana huztilhotimah wala tim'alaina
bisu ihotimah allahumma baltana Indonesia baltana aminatan mut'mainah allahumma
aminah auta'autonana waislaminana waz'ulata ummu ninafiman hohaqah wataqoukah ya
robal alamin.
Ya Allah kami memohon kepadaMu jadikanlah bangsa kami bangsa yang berkah,
bangsa yang optimis, negara yang aman sentosa. Ya Allah stabilkan keamanan negeri kami,
damaikanlah para pemimpin kami, jadikanlah mereka semua orang-orang terpilih karena
takut kepadaMu dan paling takwa kepadaMu.
(Berdoa dalam Bahasa Arab)
4 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Robana atina fidunia hasannah walbilahiroti hasanah waqina azabannar.
Wasalimala sayyidina muhammadin wa'alahi wa'sabihi ajmain.
Walhamdulillahirrobbil'alamin.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Sidang Dewan yang mulia, mengawali Sidang Paripurna ke-7 ini beberapa hal perlu
menjadi perhatian kita bersama terkait pelaksanaan tugas Alat Kelengkapan DPD RI di Masa
Sidang ke-II Tahun Sidang 2013-2014. Pada masa sidang ini beberapa alat kelengkapan
diharapkan dapat menyelesaikan beberapa tugas yang telah dilaksanakan dari masa sidang
sebelumnya. Pertama, Komite I. Pada masa sidang ini akan melanjutkan pembahasan
mengenai RUU tentang Pengadilan Keagrariaan, juga akan melakukan pembahasan RUU
Otonomi Khusus Bali. Khusus untuk RUU Pengadilan Keagrariaan ini diharapkan dapat
segera diselesaikan pembahasanya sehingga dapat menjadi solusi berbagai fenomena
keagrariaan yang sering menjadi pemicu permasalahan lainnya. Selain membahas kedua
RUU tersebut kami meminta kepada Komite I untuk terus mengawal proses pembentukan 65
kabupaten/kota berdasarkan Surat DPR RI yang masuk pada tanggal 29 Oktober 2013 yang
lalu. Komite I DPD RI perlu secara cermat menyusun pandangan terhadap pembentukan
kabupaten/kota sebagai bagian dari tindak lanjut daripada aspirasi daerah.
Kemudian kepada Komite II, materi sidang yang akan dilakukan pembahasan adalah
mengenai pandangan dan pendapat terhadap RUU tentang Standarisasi dan Penilaian
Kesesuaian, mengenai juga pandangan pendapat RUU terhadap Perubahan atas Undang-
Undang No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Mengenai pandangan
dan pendapat RUU terhadap Perubahan atas Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dan juga mengenai pandangan dan pendapat
terhadap RUU mengenai Panas Bumi yang di harapkan pada Masa Sidang Ke-II ini dapat di
selesaikan sehingga ini menjadi keputusan DPD sebagai bagian daripada pertimbangan
kepada DPR RI.
Yang ketiga, Komite III. Pada Masa Sidang ke-II ini diharapkan dapat diselesaikan
pembahasan RUU tentang Perubahan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Selain itu kami juga meminta kepada Komite III untuk memberikan
pandangan dan pendapatnya terhadap RUU tentang Kesehatan Jiwa sesuai dengan surat dari
DPR yang di terima Pimpinan pada tanggal 29 Oktober 2013 yang lalu. Di bidang
pengawasan, Komite III akan melakukan finalisasi pengawasan atas pelaksanaan Undang-
Undang No. 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggara Ibadah Haji yang dilaksanakan secara
berkesinambungan sebagai upaya peningkatan pelayanan haji ke masyarakat. Di masa sidang
ini juga diharapkan dapat diselesaikan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang No. 36
tahun 2000 tentang Kesehatan yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak.
Buat Komite IV, pada masa sidang ini Komite IV DPD akan melakukan finalisasi
RUU Inisiatif tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Pertimbangan Terkait Tindak Lanjut Habsem I BPK Tahun 2013. Di samping itu
Komite IV DPD juga akan membahas RUU Inisiatif tentang Penyusunan dan Pelaporan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan
RUU Perubahan atas Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan.
Selain pembahasan yang dilakukan oleh komite pada masa sidang ini, melalui Panitia
Perancang Undang-Undang, DPD RI akan memberikan pandangan dan pendapat terhadap
5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
RUU tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2013
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah
Konstitusi. Pandangan ini ditunjukan sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan
kredibilitas Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu lembaga penegak supremasi hukum di
republik ini. Di Masa Sidang ke-II ini PPUU juga akan menyelesaikan RUU tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD
atau yang kita kenal MD3. Selain sebagai tindaklanjut Putusan Mahkamah Konstitusi atas
judicial review Undang-Undang MD3, RUU tersebut bertujuan untuk semakin meningkatkan
kerja konstitusional kelembagaan DPD RI ke depan. Di samping kerja beberapa alat
kelengkapan yang telah disebutkan tadi, Alat Kelengkapan DPD RI lainnya untuk masa
sidang ini juga memiliki agenda kerja yang cukup padat. Sekiranya kami menghimbau agar
setiap alat kelengkapan dapat menggunakan waktu Masa Sidang ke-II yang cukup singkat ini
secara efektif dan efisien agar setiap agenda kerja tersebut dapat kita selesaikan dengan baik.
Sidang dewan yang mulia, pada kesempatan ini izinkan pula saya mengajak kita
semua untuk memperhatikan, mencatat dan menelaah lebih lanjut beberapa kejadian selama
kurun waktu Oktober hingga November 2013 khususnya yang menjadi bagian tugas
konstitusional DPD RI sebagai wakil rakyat dan daerah. Salah satu isu nasional dan bahkan
internasional yang perlu menjadi perhatian kita adalah pemberitaan tentang insiden
penyadapan yang dilakukan oleh otoritas Pemerintah Australia sebagai negara sahabat dan
bahkan tetangga yang dekat. Bila benar telah terjadi pelanggaran hak privasi kepala negara
dan pejabat tinggi lainnya DPD RI sangat menyesalkan insiden tersebut. Bukankah kita
mengenal pepatah bahwa tetangga yang dekat itu lebih baik dari saudara yang jauh. Tetapi
insiden penyadapan itu telah melukai jati diri kita sebagai bangsa yang bermartabat. Dan
karena itu DPD RI meminta untuk dilakukan langkah-langkah diplomasi yang lebih efektif
dan tegas untuk mencegah supaya insiden serupa tidak terjadi lagi di masa-masa mendatang.
Kita juga prihatin atas musibah angin topan dahsyat yang dialami oleh saudara-
saudara kita di Filipina baru-baru ini. Sebagai tetangga dan negara sahabat kami juga turut
merasakan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh rakyat dan negara Filipina. Demikian juga
DPD memberikan penghargaan atas langkah-langkah kemanusiaan yang telah dilakukan oleh
Pemerintah Republik Indonesia ditengah keterbatasan kita sendiri kita tetap melaksanakan
upaya kemanusiaan itu dengan tulus hati sebagai wujud nyata semangat dan solidaritas serta
kebersamaan ASEAN. Untuk permasalahan kekinian secara nasionaldan juga perlu mendapat
perhatian adalah belum tuntasnya permasalahan Daftar Pemilih Sementara (DPT). Kami juga
laporkan bahwa pada tanggal 13 November 2013 telah dilaksanakan konsultasi antara
Presiden dengan pimpinan lembaga negara dan juga mengundang Ketua Komisi Pemilihan
Umum menyikapi permasalahan belum tuntasnya DPT tersebut. DPD RI berpendapat bahwa
diperlukan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah, KPU dan KPU Daerah
serta juga pemerintah daerah untuk dapat memenuhi hak konstitusional setiap warga negara
Indonesia yaitu hak untuk memilih. Untuk itu harus di lakukan kerjasama yang erat semua
pihak terkait untuk melakukan pengecekan ulang terhadap data pemilih serta untuk dapat
mendorong partisipasi aktif masyarakat.
Beberapa kasus kerusuhan belakangan ini masih sering terjadi dalam beberapa bulan
terakhir. Lambatnya penanganan kerusuhan yang pada awalnya hanya perselisihan kecil
kelompok masyarakat seringkali menjadi luas dan berdampak terhadap stabilitas keamanan di
daerah. Sebagai contoh kasus konflik horizontal di Luwuk, Sulawesi Tengah yang berawal
dari aspirasi masyarakat untuk pemekaran wilayah. DPD RI tentu sangat menyayangkan
lambatnya penangganan konflik tersebut sehingga menimbulkan dampak yang makin luas.
Kita juga perlu mencermati kericuhan di Mahkamah Konstitusi pada minggu yang lalu.
Tindakan yang dapat dikategorikan sebagai contempt of court ini tidak dapat kita diamkan
karena tidak hanya merendahkan martabat Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu lembaga
6 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
negara tetapi juga ingin merendahkan lembaga peradilan dan hukum di Indonesia. Karenanya
DPD RI meminta kepada instansi terkait untuk dapat melakukan tindakan hukum yang
semestinya kepada semua pihak untuk senantiasa melakukan upaya preferentif supaya hal-hal
serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. Kita juga perlu mencermati berbagai kondisi
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Laju pertumbuhan ekonomi
2014 yang diprediksi sebesar 5,8 sampai 6,2 persen perlu terus dijaga agar tidak kembali
turun. Berbagai sentimen positif ekonomi terus dijaga sehingga daya beli dan tingkat
produksi dalam negeri dapat terus kita tingkatkan. Tingkatan laju pertumbuhan ekonomi
tersebut diharapkan dapat menjadi tolak ukur peningkatan dan sekaligus pemerataan
kesejahteraan rakyat di daerah. Mendukung upaya tersebut DPD RI akan secara cermat untuk
dapat memberikan pertimbangan terhadap RUU tentang APBN maupun juga RAPBN-P
sebagai landasan arah pembangunan ekonomi negara.
Selain bermasalah ekonomi secara makro, kita juga perlu mencermati berbagai
tuntutan para pekerja sebagai bagian bangunan ekonomi nasional. Gelombang tuntutan
peningkatan upah buruh harus di cermati dan disikapi dengan baik. Kita tentu tidak
menginginkan ada ancaman mogok kerja yang mana akan berdampak menurunnya produksi
yang kemudian tentu akan mengancam kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya
di Indonesia. Karenanya kami minta kepada semua anggota dewan untuk dapat melakukan
koordinasi dengan instansi terkait dengan memberikan penjelasan yang baik kepada buruh
maupun juga pengusaha agar dicapai secara win-win solution untuk semua pihak. Memasuki
musim hujan kali ini kita juga perlu mencermati berbagai dampak yang dapat berimbas
kepada masyarakat. Peningkatan jumlah penyakit pencernaan dan kulit yang telah terjadi
selama musim hujan perlu disiapkan langkah antisipasinya. Selain itu, meningkatnya potensi
bencana seperti tanah longsor dan banjir juga perlu menjadi perhatian untuk kita dapat
meminimalisir dampak negatifny. Kita tentu perlu banyak belajar dari berbagai rangkaian
bencana yang terjadi agar dapat disusun pola penanggulangan yang tepat sehingga tidak
mengancam stabilitas ekonomi dan sosial masyarakat. Sebagai wakil daerah kami minta
kepada semua anggota dewan untuk dapat melakukan sinergi terhadap berbagai komponen
masyarakat dan pemerintah dalam mempersiapkan sistem penanggulangan dini daripada
bencana tersebut.
Sidang dewan yang mulia, pada Sidang Paripurna ke-6 DPD RI pada tanggal 25
Oktober 2013 yang lalu Saudara A.M. Fatwa dari Provinsi DKI Jakarta telah menyampaikan
hak bertanya Anggota DPD RI dan juga telah mendapat dukungan dari 96 orang Anggota
DPD RI yang mewakili seluruh provinsi. Hak bertanya Anggota DPD RI ini yang telah di
atur dalam konstitusi maupun juga Undang-Undang MD3 ditujukan kepada Presiden yang
terkait dengan kebijakan moda transportasi kendaraan bermotor roda empat yang hemat
energi dan harga terjangkau atau Low Cost Green Car. Kami sampaikan kalau hak bertanya
ini adalah merupakan hak konstitusi dan juga diatur dalam Peraturan Perundang-undangan.
Selama hampir 9 tahun keberadaan DPD RI hak bertanya ini kalau boleh kita sebut ini adalah
sebagai A.M. Fatwa inisiatif, dan kawan-kawan maksudnya. Mana Pak Wayan? Jadi A.M.
Fatwa dan kawan-kawan inisiatif karena kemarin waktu Panmus harus ada dkk-nya. Ini
merupakan untuk pertama kalinya dilaksanakan oleh Anggota DPD RI, hal ini jelas
merupakan pengayaan dari praktek demokrasi Pancasila yang secara nyata diinisiasi oleh
DPD sebagai salah satu buahnya reformasi. Beberapa pertanyaan yang disampaikan antara
lain : Satu, apa pertimbangan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan moda transportasi
kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau? Yang kedua,
kebijakan apa yang ditempuh oleh pemerintah untuk mengendalikan kepemilikan kendaraan
bermotor dari masyarakat yang sudah memiliki mobil mahal tapi terus menambah jumlah
koleksi kendaraan pribadi termasuk keinginan-keinginan untuk membeli mobil murah? Yang
ketiga, langkah apa yang akan diambil oleh pemerintah untuk memastikan program mobil
7 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
murah memenuhi syarat komponen lokal minimal 80%? Yang keempat, kebijakan apa yang
akan ditempuh pemerintah agar kebijakan mobil murah dalam quote and quote maksud kami
tidak hanya terkesan sebatas kebijakan populis untuk mendorong citra positif pemerintah
karena sebenarnya pemerintah belum memiliki cetak biru atau yang disebut dengan blue print
dalam membangun daya saing industri otomotif nasional? Yang kelima, apakah ada
kebijakan khusus dari pemerintah di bidang infrastruktur dan moda transportasi yang sesuai
kebutuhan setempat dan secara ekonomi relatif murah? Yang keenam, apakah kebijakan
pemerintah berupa mobil murah merupakan nama lain dari kebijakan mobil nasional?
Adakah cetak biru tentang itu yang telah mengalami uji publik dan mendapat dukungan
semua pihak termaksud lembaga legislatif sesuai kewenangan yang diberikan oleh konstitusi?
Yang ketujuh, bagaimanakah penjelasan pemerintah tentang kebijakan mobil murah dapat
mendukung dan berkorelasi terhadap upaya penurunan emisi gas rumah kaca? Yang
kedelapan, bagaimanakah penjelasan pemerintah tentang biaya eksternalitas salah satunya
biaya lingkungan akibat dari kebijakan mobil murah sudah diperhitungkan dan dimanakah
kompensasi untuk semua komponen kesejahteraan sosial yang hilang yang akan dicerminkan
kebijakan mobil murah?
Hak bertanya tersebut telah di sampaikan kepada Presiden Republik Indonesia oleh
Pimpinan DPD melalui Surat No. HM310/351/DPDX/2013 pada tanggal 31 Oktober 2013
perihal penyampaian hak bertanya Anggota DPD RI dan undangan kepada Presiden Republik
Indonesia untuk memberikan penjelasan dihadapan Sidang Paripurna DPD RI. Selanjutnya
melalui surat No. R57/Pres/11 November 2013 tanggal 14 november 2013, perihal jawaban
Presiden Republik Indonesia atas hak bertanya Anggota DPD RI Presiden telah menugaskan
Menteri Kordinator Bidang Perekonomian, Menteri Perindustrian dan Menteri Perhubungan
yang telah hadir pada pagi ini untuk dapat memberikan penjelasan tentang kebijakan moda
transportasi kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau.
Dan selanjutnya kami memberikan kesempatan untuk yang mewakili Presiden untuk
memberikan penjelasan yang dimaksud dihadapan Sidang Paripurna ini. Untuk hal tersebut
kami persilakan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang mewakili Presiden
untuk menyampaikan penyelesaiannya. Kami persilakan.
PEMBICARA : Ir. M. HATTA RAJASA (MENKO PEREKONOMIAN)
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.
Om swasti astu.
Yang terhormat Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang terhormat
Wakil Ketua Dewan Daerah Republik Indonesia, yang terhormat Anggota Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia, yang kami hormati para gubernur, bupati, walikota yang
berkesempatan hadir dalam Sidang Paripurna yang terhormat ini, rekan-rekan menteri yang
saya hormati, para pejabat yang mewakili unsur pemerintah, hadirin sekalian yang saya
muliakan. Marilah pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, kita
memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat
karunia-Nya pada pagi hari ini kita dapat melaksanakan tugas-tugas konstitusional kita dalam
rangka melaksanakan penjelasan pemerintah tentang jawaban atas hak bertanya Anggota
DPD RI mengenai kebijakan moda transportasi kendaraan bermotor roda empat yang hemat
energi dan harga terjangkau dalam Sidang Paripurna DPD RI.
Pada kesempatan yang baik ini, kami ingin menyampaikan Bapak Presiden
memberikan perhatian dan apresiasi yang tinggi atas penggunaan hak bertanya Anggota DPD
RI. Pada kesempatan yang baik ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan
8 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
dan Anggota DPD RI atas kesempatan yang telah diberikan kepada pemerintah untuk
menyampaikan penjelasan jawaban atas hak bertanya Anggota DPD RI mengenai kebijakan
moda transportasi kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau
dalam Sidang Paripurna DPD RI pada tanggal 19 November 2013 pagi hari ini.
Sesuai dengan petunjuk presiden kami diminta bersama-sama dengan Menteri
Perindustrian dan Menteri Perhubungan untuk membacakan jawaban dan penjelasan Presiden
atas hak bertanya Anggota DPD RI mengenai kebijakan moda transportasi kendaraan
bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau. Perlu kami sampaikan kepada
Pimpinan dan Anggota DPD RI yang terhormat bahwa masalah transportasi khususnya di
enam kota besar menjadi perhatian utama dari Bapak Presiden sehingga hal tersebut menjadi
agenda pemerintah dan dibahas di dalam sidang kabinet untuk memberikan solusi dan
memberikan support kepada pemerintah daerah. Secara garis besar, kebijakan KBH2 telah
mempertimbangkan banyak aspek baik situasi ekonomi domestik, pola persaingan dan posisi
Indonesia dalam kerangka kerja sama regional. Pengendalian kepemilikan mobil masyarakat
kelas atas, tumbuhnya industri komponen lokal, berkembangnya industri otomotif nasional
hemat energi dan keterjangkauan serta sejumlah kebijakan pemerintah pusat tentang
dukungan atas transportasi umum yang layak.
Pimpinan dan Anggota DPD RI yang terhormat, pertama-tama perkenankan kami
untuk menjelaskan beberapa program pengembangan industri otomotif, yaitu: Pertama,
program kendaraan angkutan murah; Dua, program mobil penumpang hemat energi dan
harga terjangkau buatan dalam negeri; dan tiga, program pengembangan kendaraan Low
Carbon Emission atau LCE. Perkenankan kami memberikan penjelasan.
Pertama, program kendaraan angkutan murah. Sesuai dengan Keputusan Presiden
Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tim Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program
Prorakyat di mana salah satunya adalah program kendaraan angkutan umum murah. Program
kendaraan angkutan umum telah dilaksanakan sejak lebih 10 tahun yang lalu melalui
kebijakan pengenaan pajak penjualan barang mewah atau PPN BM sebesar nol persen untuk
kendaraan angkutan komersial, seperti pickup, truk dan bus komersial. Program angkutan
umum murah atau angkutan pedesaan yang dicanangkan sejak tahun 2010 yang dituangkan di
dalam Perpres 2011 tersebut adalah untuk membuat platform kendaraan angkutan umum atau
pickup yang dapat dikonversi menjadi mobil penumpang. Dalam program kendaraan
angkutan umum murah ini, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dan BPPT
mendesain prototipe platform dan komponennya. Sejak tahun 2011 telah dilakukan kegiatan
brainstorming, survei kebutuhan, dan spesifikasi kendaraan serta pengembangan
prototipenya. Saat ini program tersebut masih terus berjalan berupa bantuan peralatan dan uji
coba untuk pengembangan beberapa merk lokal antara lain Tawon, Gea, dan Viar.
Diperlukan pelaku usaha yang tangguh dan sumber daya manusia yang handal agar dapat
mentransfer desain dan know how ini menjadi produk mobil komersial. Selanjutnya, yang
diperlukan adalah tumbuhnya industri komponen otomotif dan bahan baku baja, plastik dan
karet serta dukungan finansial lembaga keuangan agar komersialisasi mobil angkutan umum
murah pedesaan ini juga dapat segera kita wujudkan. Fasilitas PPN BM nol persen yang
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013 berlaku untuk seluruh kendaraan
selain sedan atau station wagon sehingga peraturan pemerintah ini dapat dipakai untuk
mendukung program angkutan umum murah pedesaan.
Yang kedua, program mobil penumpang hemat energi dan harga terjangkau buatan
dalam negeri. Program pengembangan produksi mobil murah hemat energi dan harga
terjangkau buatan dalam negeri ditujukan dalam rangka memenangkan persaingan industri
otomotif di era Free Trade Area atau ASEAN dan Asia Timur. Sebagaimana diketahui pada
tahun 2015 ini, kita akan memasuki masyarakat ekonomi ASEAN. Pilarnya adalah kawasan
ini akan menjadi pasar tunggal ASEAN. Kawasan ini akan menjadi production base atau
9 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
kawasan berbasis produksi. Kawasan ini juga akan menjadi kawasan yang berdaya saing.
Kawasan ini juga akan mengintegrasikan ekonominya secara global. Oleh sebab itu,
persaingan akan menjadi semakin sengit. Aktivitas program ini dimulai sejak 4 tahun yang
lalu dan telah membuahkan hasil berupa masuknya investasi-investasi baru pada 5 industri
mobil dan sekitar 100 industri komponen otomotif serta industri bahan baku baja dan plastik.
Industri komponen yang terbentuk akan dapat menunjang program lain yang simultan sedang
dijalankan, antara lain program angkutan umum murah angkutan pedesaan, program
manufaktur mobil dengan merk orisinal domestik kita.
Yang ketiga, program yang ketiga, program pengembangan kendaraan Low Carbon
Eemission. Program Low Carbon Emission bagi mobil buatan dalam negeri untuk semua
kapasitas mesin internal combustion engine termasuk di dalamnya yang mengadopsi
teknologi hybrid, converter kit BBG, dan lain-lain. Program ini untuk mendorong produksi
mobil yang hemat BBM dan lebih bersih emisi gas buang. Tiga program utama tersebut
sedang dan terus kita jalankan.
Pimpinan dan Anggota DPD RI yang terhormat, selanjutnya izinkan kami akan
menyampaikan jawaban atas pertanyaan yang disampaikan Anggota DPD RI yang terhormat
kepada pemerintah sebagai berikut.
Pertanyaan pertama, kiranya Saudara Presiden dapat menjelaskan pertimbangan
pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut melalui penerbitan Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah berupa kendaraan
bermotor yang dikenai pajak penjualan atas barang mewah dan Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 33/M-IND/PER/7-2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan
Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau. Jawaban terhadap
pertanyaan nomor satu, pertimbangan pemerintah atas kebijakan mobil hemat energi dan
harga terjangkau adalah sebagai berikut. Pertama, meningkatnya kebutuhan kendaraan
bermotor dalam negeri akibat pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya kelas menengah
Indonesia. Sejalan dengan naiknya pendapatan perkapita membawa dampak meningkatnya
kebutuhan kendaraan bermotor akibat bertambahnya kegiatan komersial, industri, serta
mobilitas orang dan barang. Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan produksinya
guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Bila peluang ini tidak diisi dengan produk dalam
negeri, maka produk impor yang akan menguasai pasar dalam negeri. Apalagi sebagaimana
kami sebutkan tadi pada tahun 2015 kawasan ini akan menjadi kawasan yang disebut sebagai
Pasar Tunggal ASEAN. Oleh sebab itu kita bertekad untuk menempatkan Indonesia sebagai
basis produksi untuk tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri kita, akan tetapi
melalui melakukan penetrasi pasar secara regional dan global. Yang kedua, mengantisipasi
persaingan pasar bebas ASEAN dan internasional. Sejak tahun 2008, ASEAN Free Trade
Area bidang barang atau goods telah diberlakukan secara bertahap. B. ASEAN Economy
Community tahun 2015 dimana sektor otomotif menjadi salah satu prioritas untuk
diintegrasikan dalamat pasar ASEAN. C. Di tingkat regional APEC pembahasan difokuskan
pada isu pengembangan kendaraan bermotor yang hemat energi dan ramah lingkungan dalam
rangka mendukung penurunan emisi gas rumah kaca serta pencapaian sustainability. Dalam
menyikapi persaingan pada era Free Trade Area regional, ASEAN, dan Asia Timur, industri
otomotif Indonesia dituntut untuk selalu berinovasi menciptakan kendaraan hemat energi dan
harga terjangkau tidak hanya untuk keperluan pasar domestik akan tetapi juga pasar ekspor.
Saat ini negara lain dalam regional Free Trade Area seperti Thailand, Malaysia, China,
Jepang dan Korea telah pula memproduksi mobil sejenis Low Cost and Green Car. Thailand
yang merupakan sumber pasokan import mobil CBU atau completely build up terbesar bagi
Indonesia saat ini telah memproduksi 2,4 juta kendaraan pertahun. Thailand pada tahun 2012
sudah memproduksi mobil eco car sejenis LCGC sejumlah 140.000 dan akan meningkat
setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan regional serta siap untuk diekspor ke semua negara
10 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
ASEAN. Dengan demikian, apabila kita tidak memenuhi permintaan masyarakat dengan
produk sejenis dari dalam negeri maka kemungkinan besar akan terjadi banjir import
kendaraan jenis tersebut ke pasar dalam negeri Indonesia. Demikian juga sebaliknya, peluang
pasar bebas haruslah kita manfaatkan pula sehingga produk otomotif yang dibuat di dalam
negeri tersebut haruslah mampu diekspor. Ini pula yang menjadi road map otomotif nasional
kita untuk dapat menembus pasar ekspor. Maka, kualitas minimum tertentu dari produk
otomotif KBH2 haruslah kita penuhi.
Pertanyaan nomor 1b, kiranya Saudara Presiden sependapat dengan penanya bahwa
kebijakan tersebut dapat memperparah kemacetan di berbagai kota besar yang memiliki
sistem transportasi macet yang terintegrasi, murah, nyaman, aman, dan memadai. Kita
ketahui bersama bahwa sampai saat ini semua kota besar di Indonesia belum satupun yang
mempunyai sistem transportasi publik yang baik. Terhadap pertanyaan 1b tersebut,
pemerintah memberikan penjelasan program mobil hemat energi dan harga terjangkau KBH2
ini bersifat nasional sehingga distribusinya tidak dimaksudkan untuk kota-kota besar saja,
melainkan untuk kota-kota seluruh nusantara yang masih memerlukan alat transportasi ini.
Jumlah produksi mobil jenis ini diperkirakan sekitar 10 sampai 15 persen dari seluruh
produksi mobil nasional. Dari 508 kabupaten/kota di seluruh nusantara diperkirakan yang
mengalami kemacetan pada hari-hari dan jam-jam tertentu saat ini sebanyak 50
kabupaten/kota sedangkan yang lainnya relatif belum mengalami kemacetan seperti kota-kota
besar lainnya. Pengurangan kemacetan ini dilakukan dengan mengatur populasi kendaraan
bermotor di suatu daerah tertentu yang disesuaikan dengan perkembangan infrastruktur
transportasi. Dalam kaitannya dengan percepatan pengembangan sistem transportasi
angkutan umum yang terintegrasi, murah, aman, dan memadai, pemerintah pusat telah
melakukan berbagai langkah membantu pemerintah daerah berupa bantuan dan fasilitasi.
Presiden secara khusus memberikan prioritas kepada pengembangan sistem angkutan umum
yang baik di enam kota besar metropolitan. Untuk tahap pertama, yaitu Jabodetabek,
Bandung Raya, Mebidangro, Gerbangkertosusila, Sarbagita, Mamminasata. Langkah-langkah
pemberian bantuan dan fasilitasi secara rinci adalah sebagai berikut :
Pertama, Metropolitan Jabodetabek :
a. Pembangunan MRT Jakarta koridor utara selatan tahap satu, Lebak Bulus-
Bundaran Hotel Indonesia dengan memberikan hibah dari pemerintah pusat ke
pemerintah DKI Jakarta senilai 49 persen dari total pinjaman.
b. Memberikan fasilitasi dalam penyiapan pembangunan MRT koridor utara
selatan tahap kedua Bundaran HI-Kampung Bandan dan koridor timur barat
Balaraja-Cikarang dalam bentuk untuk pertama studi detail enginering design
sebagai kuchair dari pembahasan Indonesia dan Jepang kami telah
memasukkan program utama ini untuk keberlanjutan dari MRT tahap pertama
yang menghubungkan selatan-utara dan akan kita teruskan menghubungkan
timur dan barat sehingga sistem transportasi massal ini akan terintegrasi
dengan moda-moda transportasi lain yang memungkinkan menjadi lebih
efisien dan utamanya lebih murah bagi masyarakat kita
c. Memfasilitasi percepatan pembangunan monorail baik oleh swasta maupun
BUMN. Saya bersama Gubernur DKI melakukan pembahasan untuk MRT dan
juga monorail beberapa kali dan kita telah mencapai suatu kesepakatan
sehingga kita perlu mengakselerasi penyelesaian pembangunan MRT,
monorail dan juga penugasan-penugasan kepada kereta api untuk membangun
circle line di Jabotabek ini
d. Menugaskan PT. Kereta Api Indonesia untuk membangun jaringan kereta api
commuter dan jalur lingkar Jabodetabek
11 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
e. Mendorong percepatan penambahan armada dan sterilisasi jalur-jalur busway
Trans Jakarta
f. Mendorong percepatan pemberlakuan sistem ERP dan penerbitan parkir on
street
g. Mendukung dan memfasilitasi pembangunan 6 ruas jalan tol dan percepatan
penyelesaian jalan tol lingkar luar 1 dan 2
h. Mendorong percepatan pembentukan badan koordinasi dan fasilitasi
transportasi perkotaan Jabodetabek yang akan berkedudukan di bawah
Kementerian Perhubungan. Diharapkan dengan adanya badan koordinasi ini
maka lintas antar perbatasan, kebijakan-kebijakan antar wilayah tidak lagi
menjadi sebuah hambatan karena transportasi haruslah bebas dari hambatan-
hambatan batas-batas wilayah tersebut.
Kedua, Metropolitan Bandung Raya :
a. Pembangunan Bandung Intra Urban Toll Road.
b. Pembangunan jalan tol Soriang Koja.
c. Pembangunan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan.
d. Pembangunan jalur ganda double track dan elektrifikasi Padalarang, Cimahi,
Bandung, Cicalengka.
e. Reaktifasi jalur kereta api Cikudapeteh, Soreang, Ciwidey yang baru-baru ini
diresmikan dan saya langsung berhadapan dengan masyarakat mereka merasa
sangat tertolong dengan dibukanya kembali atau reaktifasi dari jalur kereta api
yang selama ini tidak aktif kembali dan sekarang aktif.
f. Pengembangan Trans Metro Bandung enam koridor.
Tiga, Metropolitan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo atau Mebidangro :
a. Pengembangan MRT di Mebidangro dilaksanakan dengan pembangunan 9
Koridor BRT (Bus Rapid Transit).
b. Pembangunan Kereta Api Commuter.
c. Pengembangan transfer untuk angkutan pemandu moda.
d. Angkutan pesisir pantai.
e. Pembangunan jalan tol Medan, Kuala Namu, Tebing Tinggi, dan Medan
Binjai, pembangunan fly over, under pass, dan outer ring road.
Yang keempat, Metropolitan Gerbangkertosusila atau Gresik, Bangkalan, Mojokerto
Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan :
a. Rencana induk angkutan masal Kota Surabaya.
b. Pengembangan jaringan kereta api.
c. Penanganan infrastruktur jalan.
d. Jalan tol tengah kota Surabaya, Waru, Wonokromo, Tanjung Perak dan jalan
tol Surabaya, eastern ring road.
e. Penyelesaian Middle Eastern Ring Road atau MER2C.
f. Peningkatan jalan akses menuju kawasan industri Gresik.
g. Penanganan beberapa simpang strategis. Ini semua dikaitkan pula tidak hanya
pada moda dan infrastrukturnya, akan tetapi juga simpul-simpul kegiatan
ekonomi seperti bandara dan juga pelabuhan-pelabuhan mengalami revitalisasi
dan sekaligus ekspansi dan pembangunan-pembangunan yang baru
Lima, Metropolitan Serbagita atau Denpasar, Badung, Giayar dan Tabanan :
a. Pengembangan Bus Rapid Transit (BRT) 2 koridor yaitu Gor Ngurah Rai,
GWK dan Batu Bulan, Nusa Dua
b. Pembangunan jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa
Yang keenam, Metropolitan Mamminasata atau Makassar, Maros, Sunggumi, Nasa
dan Takalar :
12 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
a. Pengembangan angkutan massal perkotaan dengan Bus Rapid Transit
b. Program pembatasan lalu lintas pada ruas-ruas utama.
c. Program peningkatan kapasitas jaringan jalan, program pengembangan
angkutan umum massal BRT Maminasata meliputi 11 koridor.
Anggota dewan yang kami muliakan, terhadap pertanyaan nomor 1 tersebut dapat
kami jelaskan bahwa saat ini kami sedang dan terus memantau dan menggerakkan agar
seluruh rencana tersebut dapat kita realisasikan walaupun di sana sini tentu ada hambatan-
hambatan.
Pertanyaan nomor 2, adanya kemungkinan tingginya permintaan mobil murah di
tengah rendahnya lifting minyak nasional yang berakibat besarnya ketergantungan atas impor
BBM. Kebijakan apa yang akan ditempuh untuk mengendalikan kepemilikan kendaraan
bermotor khusus mobil mahal dari masyarakat yang sudah memiliki tapi terus menambah
jumlah koleksi kendaran pribadi termasuk keinginan untuk membeli mobil murah terhadap
pertanyaan tersebut. Pemerintah memberikan penjelasan masyarakat kelas atas umumnya
akan membeli mobil kategori mewah dan bukan mobil hemat energi dan harga terjangkau.
Umumnya mobil kategori mewah dikategorikan kapasitas silinder lebih besar atau sama
dengan 3000cc. Ini masih belum diproduksi di dalam negeri atau masih diimpor dalam
bentuk Completly Built Up atau CBU. Bea masuk bagi mobil impor jenis ini diberikan tinggi.
Saat ini sebelum PP baru keluar adalah sekitar 40% bagi negara-negara asal impor yang tidak
termasuk dalam kerjasama ekonomi atau Free Trade Area dengan Indonesia. Selain itu,
dikenakan pula pajak penjualan atas barang mewah atau PPNBM kategori mobil mewah yang
berkisar antara 40-75% tergantung kapasitas mesin dan jenis kendaraan. Hal ini terkait jenis
mobil mewah impor jenis sedan, MVP dan SUV dengan kapasitas silider 3000cc keatas.
Dalam paket kebijakan stabilisasi dalam pertumbuhan ekonomi kita telah menetapkan bahwa
PPN BM untuk kategori mobil mewah akan dinaikan menjadi sebesar 125% untuk
mengurangi ketergantungan impor dan mengurangi defisit neraca perdagangan dan untuk
merangsang pengalihan aktivitas impor menjadi manufaktur di dalam negeri sedangkan
dalam rangka pengendalian kepemilikan mobil, pajak progresif telah pula diberlakukan.
Pertanyaan nomor 3, kiranya Saudara Presiden sependapat dengan penanyaan bahwa
terdapat kemungkinan produsen mengimpor secara utuh mobil murah atau kandungan
lokalnya tidak memenuhi syarat 80%. Kebijakan apa yang akan ditempuh menghadapi
kemungkinan dimaksud dengan kata lain langkah apa yang akan diambil untuk memastikan
program mobil murah memenuhi syarat komponen lokal minimum 80%? Terhadap
pertanyaan nomor 3 pemerintah memberikan penjelasan sebagai berikut : Fasilitas PPN BM
0% untuk kendaraan yang memenuhi persyaratan dalam program KBH2 hanya ditujukan
untuk konsumen yang berarti konsumen tidak perlu membayar pajak PPN BM yang tadinya
sebesar 10%. Program KBH2 hanya berlaku untuk semua merk kendaraan yang diproduksi di
dalam negeri dan hanya bagi kapasitas mesin 1000-1.200cc untuk bensin, serta 1500cc untuk
diesel. Program ini tidak berlaku bagi kendaraan yang diimpor secara utuh atau Completely
Built Up atau CBU. Dalam 5 tahun produsen dipersyaratkan untuk menggunakan 80%
komponen produksi dalam negeri terutama untuk penggerak utama atau power train yang
terdiri dari mesin atau engine, transmisi atau transmision dan axle. Pabrik mobil yang
mengikuti program ini haruslah membuat business plan berupa rencana manufaktur
komponen engine dan transaxle dalam negeri serta wajib merealisasikan penggunaan
komponen otomotif buatan dalam negeri dari tahun pertama sampai dengan tahun kelima
yang meliputi mesin dan peralatan sebagaimana diuraikan dalam buku yang lengkap. Secara
terpisah nanti akan disampaikan tersendiri oleh Menteri Perindustrian tentang dokumen-
dokumen pendukung tersebut. Kewajiban pemenuhan syarat komponen lokal ini diawasi oleh
pemerintah melalui surveyor independent yang akan memverifikasi pabrik mobil tersebut
13 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
dalam periode 6 bulanan. Dengan lebih lengkapnya struktur industri komponen otomotif
nasional maka semakin besar peluang untuk mendukung dan menumbuhkembangkan industri
perakitan mobil di dalam negeri dan ini artinya kita membuka kesempatan menunjuk kepada
kemandirian dan sekaligus membuka downstream industri dari otomotif kita dengan semakin
banyaknya industri-industri komponen yang tumbuh serta membuka lapangan kerja.
Pertanyaan nomor 4. Kebijakan apa yang akan ditempuh Saudara Presiden agar
kebijakan mobil murah tidak hanya terkesan sebatas kebijakan populis untuk mendorong citra
positif pemerintah karena sebenarnya pemerintah belum memiliki cetak biru dalam
membangun daya saing atau blue print industri otomotif. Terhadap pertanyaan nomor 4
pemerintah memberikan penjelasan sebagai berikut : Sejak tahun 2000 melalui PP No. 145
Tahun 2000 tentang Kelompok Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang dikenakan
pajak penjualan atas barang mewah telah dilaksanakan program manufaktur kendaraan
komersial di dalam negeri untuk keperluan angkutan publik. Dalam PP ini diberlakukan PPN
0% untuk kendaraan jenis angkutan umum seperti bus, truk, pick up. Terlihat bahwa program
ini mampu menumbuhkan kemandirian industri kendaraan komersial. Untuk keperluan
angkutan publik dari kebutuhan domestik untuk angkutan publik sekitar 338.000 unit per
tahun telah mampu dipenuhi sekitar 322.000 unit per tahun oleh industri dalam negeri atau
95% dari kebutuhan domestik. Peta jalan atau road map pengembangan industri kendaraan
bermotor sudah tersedia sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008
tentang kebijakan industri nasional. Dalam peta jalan tersebut industri otomotif dalam negeri
diarahkan menjadi basis untuk pengembangan industri kendaraan bermotor yang berdaya
saing untuk dapat meningkatkan peran bersaing di pasar internasional maka sesuai dengan
perkembangan teknologi dan tuntutan pasar internasional pengembangannya difokuskan pada
kendaraan bermotor yang ramah lingkungan dan ekonomis. Di samping itu untuk
meningkatkan kemandirian industri otomotif dilakukan pendalaman struktur melalui
pengembangan industri komponen, program KBH2 merupakan salah satu dari sejumlah
program simultan untuk mengembangkan industri otomotif yang sesuai dengan pasar dalam
negeri dan pasar ekspor. Program KBH2 ini mendatangkan komitmen investasi senilai 3
miliar US dollar dari industri otomotif dan senilai 3,5 miliar dollar dari sekitar 100 industri
komponen otomotif baru yang tumbuh dari kebijakan KB2H ini. Saat ini sebagian besar
komitmen tersebut sudah terealisasi dengan telah dibangunnya 5 pabrik-pabrik mobil baru
dan sekitar 80 pabrik komponen otomotif baru. Hal tersebut juga mendorong peningkatan
kualitas tenaga kerja terampil seperti dalam bidang teknik otomotif dan material, manajemen
produksi dan jasa distribusi serta manajemen logistik. Dampak positif lanjutan dari
peningkatan kegiatan manufaktur ini adalah meningkatnya kegiatan ekonomi di daerah-
daerah berupa terbentuknya usaha penyediaan stok komponen after sale service, jasa
perbengkelan serta peningkatan pajak daerah yang merupakan suatu rangkaian kegiatan
ekonomi yang saling terkait dan cukup besar. Dapat terlihat bahwa program KBH 2 ini
mempunyai keterkaitan erat dengan sektor ekonomi lainnya di seluruh wilayah nusantara.
Dampak penciptaan lapangan tenaga kerja baru yang langsung di sektor manufakturing
adalah sekitar 30.000 orang sedangkan penciptaan lapangan tenaga kerja baru di sektor
distribusi mobil dan komponen, dealer dan pemasaran, work shop dan after sales services
diperkirakan mencapai lebih dari 40.000 tenaga kerja. Struktur industri kendaraan bermotor
roda empat di Indonesia melibatkan industri dengan jumlah total sekitar 1470 pabrik dengan
ikatan supply chance yang erat antara industri perakitan, industri komponen tiruan, industri
komponen virtu dan seterusnya sehingga bisa kita katakan rantai atau value chance, rantai
distribusi dan rantai nilai tambah yang diakibatkan dari kebijakan ini bisa kita katakan sangat
signifikan di dalam meningkatkan daya saing bangsa dan sekaligus meningkatkan tenaga
kerja terampil Bangsa Indonesia.
14 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Pertanyaan nomor 5, apakah ada kebijakan khusus dari Saudara Presiden di bidang
infrastruktur dan moda transportasi yang sesuai kebutuhan setempat dan secara ekonomi
relatif murah. Terhadap pertanyaan nomor 5 pemerintah memberikan penjelasan sebagai
berikut : kebijakan pemerintah di bidang infrastruktur dan moda transportasi terus-menerus
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing daerah secara efektif dan
efisien. Untuk daerah-daerah yang terpencil maka dari waktu-waktu selalu dibuka lintas-
lintas perintis untuk mengembangkan daerah-daerah tersebut baik dari moda transportasi,
jalan, penyeberangan baik laut udara serta multimoda. Selain membuka lintas-lintas perintis
moda transportasi setempat yang secara ekonomi relatif murah tetap dipertahankan dan
dikembangkan. Sejak tahun 2001 pemerintah telah mengembangkan angkutan jalan perintis
dalam upaya meningkat aksesibilitas dan mobilitas masyarakat khususnya pada wilayah
terisolir, belum berkembang dan atau wilayah perbatasan negara serta mengembangkan
kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal. Perkembangan angkutan jalan perintis dimulai
sejak tahun 2001 dengan melayani 74 trayek 12 provinsi menjadi 188 trayek pada 25 provinsi
dengan prioritas pengembangan pada wilayah terisolir dan belum berkembang. Secara nyata
program ini telah mampu meningkatkan tingkatkan daerah-daerah yang memiliki potensi
ekonomi namun tidak bisa berkembang karena masalah connectivity dan transportasi dengan
program-program dana keperintisan pemerintah maka daerah tersebut secara perlahan bisa
mandiri dan yang tadinya transportasinya dikembangkan dengan dana-dana subsidi saat ini
sudah menjadi daerah-daerah secara komersial dihubungkan oleh moda-moda transportasi.
Pimpinan, anggota DPD RI yang kami muliakan.
Disamping itu pemerintah pun memiliki Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Bangunan Ekonomi Indonesia. Ada 3 pilar utama di dalam MP3EI tersebut,
yang pertama mengembangkan ekonomi di 6 koridor dengan merata dan berkeadilan. Pilar
kedua adalah connectivity dan pilar ini adalah pilar yang berkaitan dengan pembicaraan kita
pada pagi hari ini dan pilar ketiga adalah meningkatkan sumber daya manusia, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Khusus connectivity dapat kami laporkan bahwa melalui MP3EI
secara agresif kita mempercepat konektivitas antar wilayah di 6 koridor dan ekonomi dengan
tujuan untuk menghubungkan simpul-simpul pertumbuhan ekonomi dengan demikian maka
kita dapat menekan biaya logistik yang harus kita turunkan, arus barang dan jasa akan lebih
cepat dan pergerakan masyarakat menjadi lebih mudah dan dinamis. Connectivity ini menjadi
pilar kita di dalam mengintegrasikan ekonomi lebih nasional dan menghubungkan kita secara
global. Kita mengatakan secara domestik kita terintegrasi secara global, kita terkoneksi. Oleh
sebab itu dapat kami laporkan bahwa sejak diluncurkan Bapak Presiden pada tahun 2011
sampai dengan Oktober 2013 total investasi MP3EI yang sudah ground breaking maupun
yang telah diresmikan mencapai 737,9 triliun dari jumlah investasi tersebut, 355 triliun
adalah infrastruktur dan dari 355 tersebut, 282 triliun adalah di sektor transportasi. Utamanya
untuk infrastruktur transportasi sebagaimana saya sebutkan tadi pelabuhan laut, bandara,
jalan dan jalur kereta api dengan demikian maka kita dapat meningkatkan daya saing dan
sekaligus menekan biaya logistik. Kami menargetkan bahwa biaya logistik kita harus kita
dari sekitar 26 % dari GDP kita akan kita tekan ke arah 22 % dari total GDP atau dari 14,08%
dari cost of production menjadi 10 % cost of production. Kuncinya adalah connectivity. Oleh
sebab itu maka ini menjadi perhatian utama Bapak Presiden agar connectivity menimbulkan
simpul-simpul pertumbuhan, menumbuhkembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru dan
menghubungkan kepada daerah-daerah yang masih terisolir, yang masih tertinggal sehingga
tumbuh ekonomi karena ada aktifitas connectivity ini. Pembenahan transportasi publik oleh
Pemda diharapkan tetap dijalankan untuk mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di kota
terutama kota-kota besar. Industri otomotif nasional sudah mampu produksi kendaraan
komersial mini van bus, truck dan siap memasok kebutuhan Pemda dengan produk buatan
dalam negeri. Industri nasional sebagai manufaktur dan industri karoserinya masih
15 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
menggunakan 20% dari kapasitasnya untuk memenuhi kebutuhan bus nasional yang saat ini
masih sekitar 4500 unit pertahun. Pemerintah daerah diharapkan dapat segera mempersiapkan
infrastruktur transportasi publik dibantu oleh pemerintah pusat dan industri dalam negeri
sanggup memenuhi kebutuhan tersebut sampai 100.000 unit bis dan truk besar pertahunnya.
Mohon maaf.
Pertanyaan nomor 6, apakah kebijakan Saudara Presiden berupa mobil murah
merupakan nama lain dari kebijakan mobil nasional? Adakah cetak biru tentang itu yang
mengalami uji publik dan mendapat dukungan semua pihak termasuk lembaga-lembaga
legislatif sesuai kemenangan yang diberikan konstitusi. Terhadap pertanyaan nomor 6 ini
perintah memberikan penjelasan sebagai berikut : program KBH 2 tentu saja mengikut road
map industri nasional. Target kita adalah menuju kepada kemandirian otomotif di tanah air
kita ini, memenuhi pasokan dalam negeri dan sekaligus sebagai basis industri untuk penetrasi
pasar global, pasar regional menghadapi era masyarakat ekonomi Asean dan 2020 kita
terintegrasi dalam kawasan Asia Pasifik dan Beyond 2020 integrasi ekonomi global. Saat ini
memang banyak yang masih mendefinisikan berbagai tentang terminologi mobil nasional
namun sejauh mobil tersebut di produksi dalam negeri yang menciptakan nilai tambah ini
haruslah kita utamakan. Industri otomotif dunia sesungguhnya mengadopsi sistem global
production tidak 100% produksi dalam negeri dan selalu saja ada unsur komponen yang
crossing dari negara produsen lain. Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN mobil
buatan Indonesia saat ini berkisar antara 30 sampai 80% sedangkan sepeda motor 60 sampai
95%. Yang belum bisa dibuat di dalam negeri untuk otomotif adalah engine dan transmisi.
Seperti telah disebutkan di atas program mobil hemat energi dan harga terjangkau atau yang
populer dengan sebutan KBH 2 ini adalah untuk menumbuhkan kemandirian di sektor
industri komponen otomotif. Dengan lebih lengkapnya struktur industri komponen otomotif
nasional maka semakin besar peluang untuk mendukung dan menumbuhkembangkan industri
perakitan mobil di dalam negeri termasuk mobil merk original Indonesia. Melalui program
pro rakyat bahwa mobil murah angkutan pedesaan juga telah menjadi prioritas untuk
dikembangkan dimana telah muncul beberapa merk seperti Viar, Gea dan Tawon yang
seluruhnya merupakan merk original dan diproduksi oleh anak bangsa. Industri otomotif
nasional tersebut telah dianggap memiliki kemampuan dalam pengembangan kendaraan
umum murah untuk pedesaan. Untuk pengembangan industri mobil murah dan ramah
lingkungan guna memenuhi kebutuhan pedesaan kita masih memerlukan dukungan
penguasaan teknologi, penguasaan teknologi, finansial dan jaringan purna jual.
Pertanyaan nomor 7A, kiranya Saudara Presiden dapat menjelaskan bagaimana
kebijakan mobil murah dan berkorelasi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca. Terhadap
pertanyaan ini penjelasan pemerintah sebagai berikut : pada program mobil hemat energi dan
harga terjangkau, industri otomotif disyaratkan untuk membuat kendaraan yang lebih ramah
lingkungan dengan menaikkan efisiensi penggunaan bahan bakar perkilometer jarak tempuh.
Saat ini rata-rata mobil berbahan bakar minyak mengkonsumsi 12 kilometer perliter BBM
sedangkan mobil hemat energi dan harga terjangkau ini disyaratkan untuk dapat
mengkonsumsi setidaknya 20 km perliter BBM sehingga penghematan yang dicapai dalam
konsumsi bahan bakar adalah 66% perunit mobil. Pemakaian BBM per kilometer untuk KBH
2 relatif lebih kecil sehingga BBM yang dibakar menjadi lebih sedikit perkilometer. Dengan
demikian maka emisi gas buang menjadi lebih kecil perkilometer. Mesin yang menggunakan
BBM lebih hemat ini diharapkan dapat menggantikan mesin kendaraan yang boros sehingga
menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik. Belum ini tidak termasuk di dalam program-
program kita yang kita sebut dengan program-program electric car yang terkait dengan
program-program yang tidak menggunakan bahan bakar fosil dan ini terus kita kembangkan.
Pertanyaan nomor 7B, kiranya Saudara Presiden dapat pula menjelaskan apakah biaya
eksternalitas salah satunya biaya lingkungan akibat dari kebijakan mobil murah sudah
16 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
diperhitungkan dan dimanakah kompensasi untuk semua komponen kesejahteraan sosial yang
hilang akan dicerminkan dalam kebijakan mobil murah. Terhadap pertanyaan tersebut
pemerintah memberikan penjelasan : program KBH 2 dimaksudkan untuk menciptakan
produk yang lebih hemat BBM dan ramah lingkungan sehingga program ini justru akan
mengurangi biaya eksternalitas lingkungan. Di lain pihak program ini akan meningkatkan
aktivititas ekonomi berupa tumbuhnya pabrik baru, pabrik komponen dan bahan baku,
peningkatkan lapangan kerja pada tingkat produsen, industri komponen termasuk jasa
perawatan diperbengkelan.
Pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang kami
hormati.
Kami telah menyampaikan jawaban atas 7 pertanyaan anggota dewan yang terhormat
dan tentu saja apabila diperlukan pendalaman, kami siap untuk memberikan penjelasan-
penjelasan tambahan baik pada kesempatan dalam Sidang Paripurna ini maupun pada
kesempatan di dalam sidang-sidang komite yang akan diwakili oleh menteri-menteri teknis
terkait. Demikianlah penjelasan pemerintah mengenai kebijakan moda transportasi,
kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau (KBH 2) dalam
Sidang Paripurna DPD RI hari ini.
Atas perhatian pimpinan dan anggota DPD RI yang terhormat, kami ucapkan terima
kasih. Semoga Allah Subhana Wata’ala selalu memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu
memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara yang tercinta.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Terima kasih kami ucapkan kepada Saudara Menteri Koordinator Perekonomian
terhadap penjelasan pemerintah terhadap pertanyaan anggota dewan dalam moda transportasi
kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau.
Bapak/Ibu sidang yang kami muliakan.
Seperti mana yang telah disampaikan tadi oleh Menko Perekonomian tentu ini akan
kita akan tindaklanjuti nantinya di tingkat komite untuk pendalaman oleh menteri yang
terkait. terhadap pimpinan yang saya hormati para menteri putusan presiden Republik
Indonesia Seperti tadi yang telah disampaikan mungkin ada 1, 2, 3 pertanyaan kita yang
merespon apa yang telah kami sampaikan, kami persilakan.
PEMBICARA : I WAYAN SUDIRTA, SH. (BALI)
Pimpinan. I Wayan Sudirta (B-67).
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, kami catat. Saya rasa cukup dulu 3 ya, sebentar ya. Baik, jadi kita telah diwakili
satu oleh Pak Marhany, Pak Wayan, Pak Jack. Baik, sudah cukup ya. Baik mohon
pertanyaannya to do point nanti yang terakhir Pak Fatwa. Baik, silakan Pak Marhany.
PEMBICARA : Ir. MARHANY VICTOR POLY PUA (SULUT)
Baik, terima kasih Pak Ketua.
Pimpinan yang saya hormati.
Para menteri utusan presiden dan banggakan.
17 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Pertama-tama saya sampaikan terima kasih banyak dan apresiasi yang luar biasa atas
respons Presiden terhadap penggunaan hak bertanya anggota DPD RI. Ini satu hal yang
sangat luar biasa dan membanggakan kita bersama. Presiden telah membangun sistem
ketatanegaraan Indonesia yang sangat baik dan oleh karena itu kita patut memberikan
apresiasi.
Lalu yang kedua, kami sampaikan terima kasih atas penjelasan yang juga sangat baik
yang tadi dibacakan oleh Bapak Hatta Radjasa Menko Perekonomian Indonesia tapi bagi
kami masih ada beberapa hal yang kami pikir agak samar dalam penjelasan yang
disampaikan tadi Pak Ketua dan kita sekalian. Pertama, kami menangkap sepertinya ada
pembelokan isu terhadap mobil murah ini menjadi isu kebijakan tentang mobil angkutan
untuk pedesaan padahal ketika ini di launching ini tidak pernah muncul soal angkutan
pedesaan ini. Kami juga berpendapat bertanya mengapa bukan public transportation yang
diperjuangkan secara strategis dan signifikan serta kena sasaran yang di angkat. Lalu
kemudian mengapa bukan pengaturan skema biaya transportasi murah dan temuan strategi
yang lebih radikal untuk mengurangi kepemilikan mobil privat dan beralih pada transportasi
publik dalam rangka menyehatkan perekonomian nasional. Saya kira ini belum tuntas tadi
dijelaskan misalnya pengalaman kita di Sulawesi Utara dengan adanya kabupaten kepulauan
yang masih tertinggal tertinggal justru kebijakan mobil murah belum didukung dengan
tersedianya infrastruktur dalam rangka implementasi kebijakan ini kami bahkan
menyampaikan apresiasi kebanggaan dan kegembiraan kepada Menteri Perhubungan Bapak
Jenderal E.E. Mangindaan atas kebijakan moda transportasi laut bantuan kapal yang
kemudian menyambungkan pulau-pulau itu dan sekarang menjadi sarana transportasi yang
membanggakan dan kami dengar bukan hanya Sulawesi Utara tapi provinsi kepulauan lain
juga diberi bantuan yang serupa kita sampaikan terimakasih ke Pak Menteri Perhubungan.
Dan selanjutnya Pak Ketua dan kita patut bertanya apakah benar kebijakan ini bagus ataukah
ada kepentingan kepentingan yang bermain di balik kebijakan ini, ini yang barangkali. Saya
melihat bahwa otonomi negara telah membuat kebijakan yang cenderung membingungkan
atau barangkali bisa menyesatkan dalam konteks Indonesia jangka panjang. Kebijakan ini
hanya unggul dari aspek populasi tapi bisa membahayakan negara dalam konteks jangka
panjang karena tidak komprehensif dan ini menunjukan tidak optimalnya koordinasi lintas
sektor dari pemerintah karena kita belum melihat tentang grand strategi kebijakan
transportasi nasional termasuk grand strategi memang terkait dengan membangun daya saing
industri otomotif nasional.
Nah saya mau sampaikan disini bahwa jangan-jangan negara terjebak dalam praktek
koorporatisme ini, ada kesan bahwa negara beroperasi demi kepentingan kapital jangan-
jangan dibalik kebijakan ini dengan mengatur dan mengontrol bisnis milik privat. Ini kan satu
satu hal yang perlu kita hati-hati karena dalam konteks teori kebijakan publik modern
memang koorporatisme menjadi bentuk negara baru dimana kebijakan diambil melalui
koorperasi publik dan mengabaikan pertimbangan-pertimbangan rasional dan parlemen nah
atau mungkin bisa terjadi didorong oleh kolusi eksekutif dan juga parlemen ini juga perlu
karena itulah maka forum DPD ini menjadi menarik dan jangan-jangan kita bisa keluar dari
konteks kebijakan ekonomi nasional seperti Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 mengaturnya sehingga jangan-jangan malah kita menuju ke model
liberalisme baru. Nah saya kira kita mengkritisi ini terlebih lanjut karena ini kami
berpendapat bahwa mungkin kebijakan ini mungkin sepatutnya untuk dievaluasi dan saya
kira DPD dapat menindaklanjutinya melalui pembahasan di komite-komite lebih lanjut.
Begini saja Pak Ketua.
Terima kasih.
18 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih. Silakan. Tolong to do point dan mohon waktunya. Langsung.
PEMBICARA : I WAYAN SUDIRTA, SH. (BALI)
Langsung saja.
Para hadirin, pimpinan yang saya hormati.
Para Menteri.
Kalau Pak Marhany terkesan sangat puas dengan kehadiran menteri. Saya juga ingin
mendukung bahwa sebatas suasana yang sangat menyenangkan, iya tapi Presiden kok tidak
hadir. Saya bisa merasa senang dengan jawaban-jawaban itu sama sekali tidak puas karena
Presiden tidak hadir. Sekali lagi saya merasa tidak puas karena Presiden sendiri tidak hadir.
Saya titip pesan terhadap Pak Menteri karena beberapa waktu yang lalu di DPR misalnya Pak
Habibie itu hadir sendiri menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan sejenis ini. Kami 96
tandatangan kalau dihitung 70% lebih anggota DPD bertandatangan, kenapa Presidennya
tidak sendiri hadir begitu. Itu sebagai awal.
Masalah yang kedua, tadi Pak Marhany menyinggung soal siapa yang ada dibalik ini?
Pertanyaan ini muncul diberbagai daerah. Jika dikaitkan dengan praktek-praktek
ketatanegaraan yang belum lama berlangsung, kita perlu khawatir tidak mustahil dalam
program mobil murah ini akan ada subsidi keringanan pajak yang luar biasa. Efek berikutnya
ketika kendaraan ini bertambah banyak subsidi yang akan memakan devisa kita untuk
membeli minyak di luar negeri juga akan menjadi beban negara, beban pemerintah yang
akhirnya berujung pada beban rakyat. Yang perlu kita hitung dan mungkin kita akan
disepakati ini akan didiskusikan sesungguhnya program ini menguntungkan rakyat dan
pemerintah karena adanya subsidi pajak, BBM dan lain-lain atau sesungguhnya hanya
merugikan seperti apa yang disinggung Pak Marhany jangan-jangan sudah ada orang yang
menitip keuntungan tapi malah mengatasnamakan rakyat, rakyat sama sekali tidak
diuntungkan.
Yang berikutnya, tadi disinggung juga angkutan pedesaan secara singkat saya
komentari dalam jawaban Saudara Menteri tidak ada muncul itu sementara Presiden beberapa
waktu yang lalu menyatakannya. Pertanyaannya jika betul diwujudkan angkutan pedesaan itu
sebagai program angkutan pedesaan, siapa yang jamin, siapa yang jamin kalau angkutan
pedesaan itu tidak melintas ke kota, menambah kemacetan di kota-kota.
Masalah yang ketiga, bisa jadi saya harus menyampaikan karena saya belum mampu
menangkap dengan baik atau memang penjelasan Saudara Menteri perlu dilengkapi untuk
menyakinkan kami. Kami tolong diyakinkan untuk satu hal. Kelihatannya program ini
spontan begitu lihat keadaan di India spontan, kelihatannya kajiannya belum matang karena
itu penjelasan bisa jadi berubah-ubah. Data, analisa menurut pemahaman kami untuk
program sebesar ini kelihatannya belum memadai oleh karena itu timbul kesan ada
kontradiksi, kontradiksi antara program mobil murah dengan program-program pemerintah
lainnya. Misalnya bagaimana mungkin program ini akan menguntungkan kita semua sekali
lagi kalau misalnya subsidi BBM bertambah. Pemerintah ingin mengurangi kemacetan di
kota-kota tapi kenyataannya kita menambah kendaraan. Pemerintah ingin mendengungkan
bagaimana menjaga lingkungan udara bersih tapi saya menghawatirkan kalau tidak diberi
penjelasan dengan tuntas jangan-jangan ini program akan menambah kerusakan lingkungan
dan udara yang bersih yang sementara ini kita punya minim akan dikotori lebih banyak lagi.
Terima kasih.
19 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik. Silakan Pak Jacob.
PEMBICARA : JACOB JACK OSPARA, S.Th., M.Th. (MALUKU)
Terima kasih pimpinan dan terima kasih pula saya sampaikan penuh penghargaan
kepada ketiga menteri yang ditugaskan mewakili presiden pada sidang yang terhormat ini.
Saya langsung saja.
Kita telah memasuki kurang lebih 3 era konsep ekonomi. Saya mau katakan era
pertama itu era aerodinamic diterapkan oleh Soeharto atau barkeleynomic juga diterapkan
oleh Soeharto dengan tekanannya pada system trickle down effect membangun pabrik besar
masyarakat sekitar yang nanti memperoleh bagian-bagian pentingnya berupa kucuran-
kucuran ke bawah. Nah Habibinomic tekanannya pada pengembangan pesawat terbang,
industri pesawat terbang itu menyatakan seolah-olah kiat sudah mau take off mau menuju ke
bulan. Nah kemudian sekarang kini SBY-nomic menekankan tri pro, pro growth, pro poor
dan pro job. Sorry pro job, 3 pro. Dalam program mobil nasional ini kelihatannya ketiga pro
itu tadi tidak seimbang dan simultan memperoleh perhatian yang memadai, oleh karena apa?
Yang namanya pro poor, poor itu kebanyakannya adanya dimana, di provinsi-provinsi
kepulauan, pulau-pulau kecil dan menengah. Kepri dibagian barat, Kalimantan Timur di
bagian tengah dan kami di Indonesia bagian timur. Sulawesi Utara relatif maju seperti
dikatakan oleh saudara saya dari Sulawesi Utara tetapi kami di Maluku luar biasa repotnya
dan karena itu menurut hemat saya ini merupakan ketidakadilan. Kalau buat mobil nasional
dikatakan low cost and green car yang menikmatinya di desa-desa atau di pulau-pulau besar
di Jawa, Kalimantan. Maksudnya di Jawa dan Sumatera ya. Kami yang ada di pulau-pulau
siapa yang menikmati mobil green car itu pak, mobil murah itu ya. Pulau-pualu di Kepulauan
Aru, Kepulauan apa namanya itu Maluku Barat Daya, Maluku Tenggara Barat tidak ada
yang membeli itu barang. Karena itu pak yang kedua, yang sebetulnya kami minta adalah ini
transportasi nasional itu dibina, diintegrasikan diantara 3 moda, angkutan udara, angkutan
laut dan angkutan darat ya. Kami di pulau-pulau kecil di Kepulauan Maluku misalnya
membutuhkan kapal-kapal yang Pak Mangindaan sudah lakukan ini kapal yang namanya
Sabuk Nusantara, Lintas Nusantara sekarang dan lain-lain sebagainya kami butuh itu dan
karena itu kami mohon supaya kapal-kapal model ini tolong dengan regulasi menteri jangan
direkomendasikan untuk ditender dalam perolehan perintis karena itu menimbulkan
ketidakadilan, masyarakat kami di pulau-pulau membutuhkan transportasi yang nyaman.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, saya rasa cukup pak.
PEMBICARA : JACOB JACK OSPARA, S.Th., M.Th. (MALUKU)
Saya mohon ini mendapatkan perhatian, oleh karena apa? Oleh karena dibutuhkan itu.
Jadi saya mohon supaya kalau bisa ini apa namanya SBY atau para menteri tolong mengatur
supaya kebijakan kita itu adil dan memperhatikan bagian-bagian yang poor tadi. Saya rasa itu
yang saya ingin kemukakan pada kesempatan ini.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, Pak Hamdani to do point saja waktunya terbatas.
20 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
PEMBICARA : H. HAMDANI, S.IP (KALTENG)
Terima kasih pimpinan.
Pak Menteri yang saya hormati.
Saya memberikan apresiasi atas dikeluarkannya kebijakan pemerintah melalui
penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013 dan Peraturan Menteri Perindustrian
Nomor 33 tentang pengembangan produksi kendaraan bermotor roda empat yang hemat
energi dan harga terjangkau (KBH 2). Bahwa kebijakan mobil murah ini sangat berguna
sekali khususnya untuk kami di Kalimantan. Hal ini dapat membantu masyarakat dalam
kemudahan memiliki alat transportasi, menghubungi daerah-daerah pedalaman pesisir pantai
dan sentra produksi perkebunan kemudian daerah transmigrasi serta daerah perbatasan
dengan negara tetangga guna untuk menunjang perekonomian masyarakat di 5 provinsi pulau
Kalimantan.
Yang kedua, kemudian apakah strategi kebijakan mobil murah ini berkaitan dengan
mengantisipasi Asean Economic Community 2015 mendatang yang akan membebaskan
barang-barang dari luar negeri masuk ke Indonesia. Bagaimana skema pemerintah untuk
menghadapi persaingan ini terhadap banyaknya mobil-mobil murah masuk melalui pabean
kita pada Asean Economic Community 2015 yang akan datang.
Terima kasih pimpinan.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, yang terakhir Pak Bahar. To do point saja.
PEMBICARA :Drs. H. BAHAR NGITUNG (SULSEL)
Terima kasih pimpinan dan sahabat-sahabat saya Senator Indonesia serta yang
terhormat Menteri Perekonomian dan Menteri Perindustrian serta Menteri Perhubungan.
Yang ingin saya sampaikan apakah kebijakan ini telah mempertimbangkan kondisi
jalan yang ada dipedesaan, yang mana saat ini kebanyakan desa masih membutuhkan mobil-
mobil yang hanya dapat dilewati oleh mobil yang double handle.
Dan yang kedua ingin saya sampaikan bahwa kenapa tidak ada keseriusan atau
keberpihakan pemerintah terhadap pengembangan mobil-mobil murah yang sudah ada seperti
di Sulawesi Selatan dengan mobil Moko yang sudah terjual banyak dan diinginkan oleh
masyarakat tetapi Menteri Perindustrian kurang memberikan perhatian untuk pengembangan
dan ini membutuhkan alat cetak bodi saja. Saya kira melalui kesempatan saya ingin
sampaikan agar Menteri Perindustrian memberikan perhatian khusus terhadap mobil murah
yang sudah dicetak di Sulawesi Selatan yang namanya mobil Moko, sudah pernah mendapat
bantuan tapi stop lagi karena mungkin karena ada merk-merk lain dari Jawa yang masuk.
Terima kasih pimpinan.
PEMBICARA : H. AHMAD SUBADRI (BANTEN)
Ketua dari Banten, ketua.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, saya rasa cukup ya.
21 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
PEMBICARA : H. AHMAD SUBADRI (BANTEN)
Satu hal lagi Pak Ketua.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Mohon pendek saja ya. Silakan ya.
PEMBICARA : H. AHMAD SUBADRI (BANTEN)
Iya pendek saja. Saya to do point.
Saya hanya ingin menyampaikan pesan kepada pemerintah untuk kosisten karena
yang disampaikan Pak Hatta Rajasa ini untuk sementara bisa menjawab beberapa pertanyaan
yang disampaikan oleh kami yang mengajukan hak bertanya. Sekali lagi kosistensi ini yang
saya tuntut karena seringkali pemerintahan sekarang ini tidak kosisten. Suatu contoh
misalnya di Banten dulu dijanjikan pelabuhan internasional Bojonegara sudah miliaran uang
kesana masuk tapi sekarang jadi diterabaikan lagi begitu juga tentang kawasan strategis
infrastruktur Selat Sunda tiba-tiba yang sudah diputus dengan presiden bisa dimentahkan lagi
oleh Menteri Keuangan. Nah sekarang pemerintah menjanjikan bahwa dengan program mobil
murah dan harga terjangkau ini tadi dengan jawaban-jawaban yang sangat piawai yang
disampaikan oleh Pak Menko Perekonomian, saya minta ini soal konsistensi walaupun tadi
nanti kita bisa dalami lagi dalam rapat-rapat komite untuk mendalami jawaban dari
pemerintah.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih. Kami persilakan kepada Menko Perekonomian untuk bisa
menjelaskan dengan singkat. Maaf Pak Fatwa ini soalnya Pak Fatwa yang jadi inisiatif jadi
sebetulnya sudah dijawab penuh tapi silakan untuk di try.
PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)
Terima kasih Saudara Ketua dan saudara-saudara para menteri yang mewakili
pemerintah.
Sebagai pengambil inisiatif mengajukan pertanyaan kepada pemerintah tentunya saya
amat bergembira, bersyukur atas respon positif dari presiden dan memang untuk sementara
penjelasan yang disampaikan oleh pemerintah melalui Menko Perekonomian tadi,
pertanyaan-pertanyaan tertulis itu secara formal memang sudah terjawab tetapi kami khawatir
bahwa kecurigaan-kecurigan atau persepsi dari masyarakat terhadap kebijakan pemerintah itu
belum bisa dipahami dengan jelas sesuai dengan realita yang berkembang di masyarakat juga
seperti hal-hal yang dikemukakan oleh rekan-rekan senator saya sebelumnya terutama dari
anggota yang terhormat Saudara Marhany Pua. Apa yang dikemukakan oleh presiden pada
rapat kabinet yang lalu yang disampaikan juga kepada pers bahwa niat semula pemerintah
inialah sebenarnya angkutan untuk pedesaan, tadi sudah ditanyakan apa jaminannya dan
apakah peraturan pemerintah dan keputusan Menteri Perindustrian tentang itu dan kemudian
sejumlah perusahaan otomotif mulai meluncurkan produk mobil murahnya ke pasar, apakah
ini menjamin untuk angkutan pedesaan sementara menurut keterangan keterangan Gubernur
DKI Jakarta bahwa dalam 10 bulan mulai bulan Januari sampai Oktober kemarin sejumlah
1.218.000 tambahan kendaraan mobil roda empat terutama di Jakarta. Saya kira realitas ini
22 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
menimbulkan pertanyaan besar bahwa dalam beberapa waktu yang akan datang ini kita
semakin cepat tua di jalan terutama untuk di Jakarta ini. Namun demikian sekali lagi terima
kasih dan apresiasi kita kepada pemerintah yang telah memberikan respon positif dan
memang tujuan utama juga bahwa polemik mobil murah di masyarakat ini kita memberikan
fasilitasi melalui forum ini, forum paripurna ini secara terhormat aspirasi masyarakat dan
juga memfasilitasi pemerintah untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat nah tinggal
sekarang ini bagaimana apakah bisa betul-betul kosistensi nyambung antara keterangan
pemerintah dengan realitas serta kecurigaan, anggapan-anggapan asumsi dari masyarakat.
Dan terakhir saya menyambut baik tadi appeal dari Menko Perekonomian agar
nanatinay untuk pendalaman ini bisa kita lakukan rapat kerja dengan menteri-menteri teknis
yang terkait khususnya dengan Komite II, rapat gabungan Komite II dengan Komite IV.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih. Kami persilakan Pak Menteri. Saya rasa cukup ya, maaf sudah
lebih. Silakan Pak Menko.
PEMBICARA : Ir. M. HATTA RAJASA (MENKO PEREKONOMIAN)
Yang terhormat pimpinan dan anggota DPD RI yang saya muliakan.
Terima kasih atas pertanyaan pendalaman sebagaimana tadi di awal saya sampaikan
akan lebih sangat baik dan mendalam apabila nanti para menteri teknis bersama anggota DPD
yang terhormat membahas itu di dalam komite mungkin Komite II kalau tidak salah yang
berkaitan dengan itu, ini akan sangat baik dan itu tentu karena ini adalah katakanlah program
nasional, program kita bersama. Oleh sebab itu segala hal, masukan, saran, kritikan akan
sangat baik kalau kita dalami disitu namun demikian ijinkan saya secara global untuk
merespon setuju tanggapan dan saran serta pertanyaan dari anggota DPD yang terhormat.
Pertama barangkali saya mungkin menyampaikan terlebih dahulu grand strategic
dalam konteks connectivity bangsa kita. Sudah begitu banyak peraturan yang kita keluarkan
menyangkut upaya bangsa ini untuk meningkatkan connectivity, kita telah memiliki dokumen
yang disebut master plan percepatan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia. Kita telah
memiliki dokumen yang disebut dengan sistem logistik nasional yang bermuara kepada
meningkatkan daya saing bangsa dan kesejahteraan rakyat dan yang ketiga kita pun telah
memiliki sebuah dokumen penting lainnya yaitu sistem connectivity kita. Dalam konteks
Asean kita pun memiliki kesepakatan Asean yang disebut Asean document blue print, Asean
connectivity yang kesemuanya itu berintikan kepada upaya besar bangsa kita meningkatkan
pembangunan infrastruktur. Nah sejak dilancarakan Bapak Presiden 2011 seluruh dokumen
tersebut memiliki satu sama lain saling komprehensif di mana dokumen atas kita adalah RPJP
kita, rencana pembangunan jangka panjang pemerintah 2025, kemudian RPJMN kita,
kemudian Rencana Tahunan Pemerintah yang disebut dengan RKP dan di dalam itu secara
komprehensif kita menegaskan satu peta jalan yang lebih terukur dalam masterplan
percepatan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia. Saya ingin saya sampaikan maka
esensi dari pembangunan MP3EI adalah meletakan keunggulan wilayah. Jadi oleh sebab itu
tematik dari pembangunan masing-masing koridor diberikan tema-tema. Kalau kita
menyebutkan pembangunan Trans Maluku itu artinya kita membangun jembatan laut mulai
dari infrastruktur moda-moda transportasi yang kita akselerasi termasuk juga pelabuhan-
pelabuhan dan kesemuanya dalam 3 moda transportasi tersebut. Dari tadi saya sampaikan
upaya akselerasi tersebut dari 737,9 triliun, 355 triliunnya adalah infrastruktur dan 292 triliun
diantaranya adalah transportasi. Inilah kemudian baru-baru ini world economy forum
23 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
meningkatkan daya saing kita dari urutan ke 50 menjadi urutan ke 38, baru pertama dalam
sejarah meningkat 12 poin. Mengapa begitu cepat peningkatan? World economy forum
melihat upaya besar bangsa ini untuk mengejar ketertinggalan kita di infrastruktur dan
melakukan akselerasi dan poin terbesar di dalam meningkatkan daya saing bangsa melalui
yang disampaikan world economy forum adalah 17 poin indikator pada infrastruktur, artinya
apa yang kita kerjakan nyata. Nah mari kita lihat strategi konsep dasar dari connectivity kita,
pertama memperpendek jarak ekonomi karena ini juga menjadi konsern daripada bapak-
bapak yang sekalian yang terhormat, anggota dewan yang terhormat. Memperpendek jarak
ekonomi artinya logistic cost harus kita turunkan dengan mempercepat pergerakan arus
barang dan jasa dan pergerakan mobilitas masyarakat dengan cost yang terjangkau, yang
dekat. Secara logistik maka kita tempatkan alur laut kepulauan Indonesia menjadi backbone
dalam mengefisiensikan logistik kita. Negara kepulauan, benua maritim ini harus kita
koneksikan dengan jembatan-jembatan laut. Oleh sebab itu sekaligus merespon anggota
dewan yang terhormat tadi itu untuk koridor 5, 6, koridor 4 itu backbone kita adalah para
logistik laut jadi membangun gerbang-gerbang. Oleh sebab itu di dalam MP3EI connectivity
kita meletakkan 2 gerbang utama, gerbang udara, gerbang laut dimana gerbang barat, gerbang
timur. Dengan demikian maka simpul-simpul melahirkan pusat-pusat pertumbuhan baru
berbasis keunggulan wilayah di dalam koridor tersebut menjadi pusat pertumbuhan baru yang
terkoneksi satu sama lain. Jadi kuncinya itu akan ada pusat pertumbuhan baru manakala ada
konektivitas disitu. Jadi kita kita sungguh memberikan perhatian tinggi terhadap konektivitas
ini. Oleh sebab itu dia menjadi pilar utama di dalam MP3EI kita, hanya ada 3 pilarnya itu dan
pilar utamanya adalah connectivity tadi itu. Jadi oleh sebab itu pada tahun 2013 mengapa
anggaran pembangunan kita sudah mendekati 5% untuk pembangunan belanja modal yang
utamanya adalah infrastruktur dimana 200-an triliun APBN kita untuk belanja modal which is
itu sebagian besar infrastruktur hampir 100 triliun ada diseluruh APBD-APBD pemerintah
daerah dan 140 triliun tambahan ada di BUMN dan swasta sehingga totalnya mendekati
angka 450 triliun atau sudah mendekati sekitar 5% dari GDP kita. Nah ini secara nasional.
Secara kewilayahan Bapak Presiden sudah memberikan prioritas fase pertama yang saya
sebutkan di dalam penjelasan yaitu 6 mulai dari Jabodetabek kemudian Maminahasa. Ada 6
tadi itu, yang kesemuanya itu adalah upaya kita untuk mempercepat arus pergerakan arus
barang dan jasa, muaranya penurunan logistik dan mobilitas masyarakat. Tadi didalam
penjelasan sudah disebutkan bahwa memang pada akhirnya kita memprioritaskan pada
angkutan publik yang murah. Tadi sudah secara rinci kami jelaskan bagaimana busway,
bagaimana kereta api Insya Allah untuk pertama kalinya nanti Kalimantan memiliki kereta
api dan ini sudah akan ground breaking di daerah Kalimantan walaupun masih diprioritas
untuk angkutan-angkutan yang bersifat komoditi namun itu dikembangkan nanti untuk
angkutan-angkutan masyarakat. Jadi semua itu spesifik kepada kewilayahan dan kita
prioritaskan. Kita menyadari, Bapak Presiden menyadari bahwa pemerintah daerah harus di
support oleh pemerintah pusat untuk meningkatkan arus barang dan jasa serta menghilangkan
hambatan-hamabtan, simpul-simpul hambatan pada kemacetan yang mengganggu aktivitas
ekonomi nasional kita. Jadi kita secara konsisten. Nah untuk itu maka ada 3 pendekatan
bapak/ibu sekalian agar ini bisa berjalan dengan lancar. Yang pertama, tidak semua yang
bersifat komersial itu, yang bersifat komersial harus dibiayai lagi oleh pemerintah karena
dana kita terbatas. Oleh sebab itu membangun infrastruktur terutama yang transportasi yang
sudah mampu secara komersial kita dorong BUMN kita, kita dorong public privat
partnership. Pemerintah fokus kepada dana pembangunan keperintisan, membuka
keterisolasian, membuka infrastruktur pedesaan, wilayah-wilayah terisolir, daerah-daerah
koridor 5, 6 daerah timur Indonesia. Sedangkan yang belum komersial tapi secara ekonomi
bisa digerakkan pemerintah menyediakan dana yang kita sebut dengan program viability gap
fund. Jadi contoh kita mau membangun jalan trans Sumatera dan trans Sulawesi, trans
24 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Kalimantan, kita sudah putuskan ingin membangun jalan baru di Sumatera yang kita sebut
dengan new highway hybrid dibawah Kementerian PU tapi kalau itu kita dorong swasta tidak
ada yang mau karena belum secara komersial bergerak. Oleh sebab itu pemerintah
memutuskan berikan penugasan kepada BUMN kita sebagaimana kita memberikan
penugasan kepada membangun jalan tol di Bali, sebagaimana juga diberikan penugasan
kepada kereta api untuk membangun commuter. Penugasan ini tentu memerlukan pendanaan
yang kita sebut VGF tadi itu, Viability Gap Fund sehingga dengan masuknya dana
pemerintah tidak semuanya maka IRR yang tadinya rendah menjadi naik. Begitu kita
memikirkan untuk meningkatkan konektivitas, meningkatkan pelayanan publik,
meningkatkan transportasi sehingga betul-betul segala skema yang memungkinkan kita
mengakselerasi itu kita lakukan. Jadi saya ingin memberikan secara general. Jadi bukan
berarti kalau kita mengantisipasi masyarakat ekonomi Asia, persaingan kedepan yang
semakin tinggi kemudian kita mengembangkan KBH 2 maka berarti kita tidak memikirkan
angkutan publik, tidak demikian. Angkutan publik yang murah, yang cepat menjadi prioritas
utama pemerintah ini. Tadi saya sudah sampaikan bagaimana saya bersama dengan Gubernur
DKI dalam satu rapat kita putuskan oke pemerintah pusat memberikan hibah 49% dananya
agar tidak terlalu membebani pemerintah daerah. Demikian juga untuk daerah-daerah lain
yang sekarang sedang kita bahas di 6 wilayah yang saya sebutkan tadi pemerintah akan tune
in, masuk untuk memberikan kemungkinan mereka dengan tambahan dana APBD dan public
privat partnership memungkinkan itu terakselerasi. Jadi ini serius sekali kita untuk itu.
Nah sekarang kembali kepada KBH 2. Saya kira tidak ada agenda terselubung disitu
percayalah. Kalau PPNBM itu diberikan 10% bukan dinikmati oleh produsen akan tetapi
konsumen kita dan kita harapkan dengan demikian maka akan beralih. Di sisi yang lain
pemerintah kita menaikkan bea masuk yang tinggi kepada kendaraan mewah yang tidak
diproduksi di dalam negeri kita dengan 125% dibebani sedangkan yang kendaraan murah,
hemat energi kita berikan PPNBM kepada konsumen bukan kepada produsen. Produsen tetap
saja kalau konsumennya tidak berdaya, tidak membeli ya berarti tidak dinikmati oleh
produsen tersebut. Tapi yang ingin saya sampaikan kepada anggota dewan semua, mari kita
mencermati betul dunia seperti apa yang kita hadapi saat ini di dalam masyarakat ekonomi
Asean dan terintegrasinya ekonomi secara global. Kalau kita tidak membangun itu dan tidak
mengembangkan KBH 2 dipastikan negara Asian lain akan mengembangkan itu. Dengan
peningkatan ekonomi kita yang tidak bisa ditahan, midlle class yang growing, mereka
membutuhkan kendaraan maka Indonesia akan banjir dengan barang import. Kita tidak bisa
mencegah itu atas nama masyarakat ekonomi Asian. Terpulang kepada kita mengambil itu
menjadikan Indonesia sebagai basis produksi penetrasi pasar ekspor tidak hanya memenuhi
kebutuhan domestik atau kita menjadi penonton dimana itu dikembangkan di negara Asean
yang lain maka kita menjadi market base bukan menjadi production base. Ini sesuatu yang
prinsip. Ya ini oleh sebab itu tadi saya sebutkan ada 100 industri komponen yang tumbuh,
ada sekian ribu tenaga yang terjadi transformasi dari tenaga yang non skill menjadi skill
semua ini menunjukan bahwa kita memang memperhatikan betul gerak dari persaingan ke
depan ini. Jadi saya kira percayalah tidak ada agenda terselubung disitu, semuanya clear dan
kita kecuali kalau kita membebaskan kendaraan-kendaraan import mewah dan sebagainya.
Import barang mewah yang build up 125% kita kenakan dan kita di protes oleh berbagai
macam negara, kita katakan ini policy kita dan kita tidak akan bergerak.
Bapak/ibu sekalian, ada waktu dari 1 sampai 6, sampai 5 tahun untuk kita audit, kalau
tidak terjadi 80% produksinya didalam negeri maka kita bisa evaluasi, kita bisa stop tidak
sesuai dengan keinginan kita. Jadi road map itu mari sama-sama kita kawal. Jadi esensinya
bapak/ibu sekalian tidak berarti kita tidak mengembangkan kebijakan angkutan murah yang
bisa massal.
25 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Yang kedua, angkutan pedesaan. Bapak presiden mengeluarkan satu kebijakan yang
disebut dengan cluster keempat. Kita punya program perlindungan sosial melalui 4 cluster
karena kita menyadari bahwa pertumbuhan yang tinggi saja tidak cukup buat bangsa ini
diperlukan sandingan yaitu program yang kita sebut program perlindungan sosial. Itu kita
masukan di dalam master plan percepatan penurunan kemiskinan di Indonesia. Oleh sebab
itu cluster keempat berisikan kepada 4 program utama. Yang pertama, upaya untuk
memberikan listrik murah kepada masyarakat. Yang kedua adalah upaya membangun
perumahan murah untuk rakyat. Yang ketiga adalah mengenai air bersih yang untuk rakyat
dan keempat angkutan pedesaan untuk rakyat. Ini sudah dimulai sejak tahun 2010. Jadi bukan
sesuatu dadakan karena ada pertanyaan anggota dewan yang terhormat, tidak sama sekali dan
itu kita jalankan hingga saat ini angkutan pedesaan akan tetapi memang tidak seperti
membalik telapak tangan. Kita terus menjalankan program angkutan pedesaan itu, cikal
bakalnya bergerak, ketentuannya sudah ada dan dikawal oleh Menteri Perindustrian dan
angkutan murah pedesaan ini sudah ada beberapa prototype tetapi di dalam penjelasan tadi
saya sebutkan bahwa masih diperlukan pembiayaan, secara komersialnya dia harus bisa
sustain, kalau membuat tapi tidak sustain, tidak bisa juga jalan industri itu. Oleh sebab itu, ini
terpisah sama sekali angkutan murah pedesaan tetap berjalan dan menjadi program kita, dan
itu sudah menjadi ada didalam cluster 4 pemerintah. Jadi ini yang tetap akan menjadi
program kita yang akan kita teruskan.
Pimpinan, anggota dewan yang terhormat.
Barangkali secara umum itu. Untuk pendalaman saya mengusulkan nanti di dalam
komite dan tentu masih banyak dari para anggota dewan yang terhormat yang ingin
mendalami dan akan sangat baik apabila itu nanti didalam komite nanti kita bahas. Saya akan
memberikan koalisi dasar kebijakan dasar nasional kita. Nah khusus untuk tadi itu
connectivity saya ingin sampaikan bahwa Menteri Perhubungan memprioritaskan betul hal
yang terkait dengan membuka keterisolasian karena sebagian yang selama ini dibiayai oleh
pemerintah, APBN kita seperti pelabuhan, bandar udara, kereta api sekarang sudah di absorb
public privat partnership, sudah dipegang oleh BUMN dan juga beberapa foreign investment
bekerjasama dengan BUMN sehingga beban APBN atau dana APBN kita fokuskan betul
untuk membangun daerah-daerah keperintisan, pelabuhan-pelabuhan yang membuka
keterisolasian dan juga mempercepat pembangunan-pembangunan multi moda yang
memungkinkan masyarakat kita lebih menekan cost keluaran logistiknya.
Ini saja pimpinan yang ingin kami sampaikan dan saya yakin bahwa beberapa
pertanyaan masih perlu pendalaman dan saya mengusulkan nanti di dalam komite bis akita
dalami dengan menteri-menteri terkait, ada 3 menteri utama yang berkaitan dengan
infrastruktur yaitu yang pertama Menteri PU, yang kedua Menteri Perhubungan, yang ketiga
adalah Menteri ESDM untuk infrastruktur energi dan nanti ditambah lagi dengan Menteri
Perindustrian tentu saja yang terkait dengan infrastruktur dan manufaktur kita. Ini saja yang
mungkin respon dari kami sementara.
PEMBICARA : Ir. H. BAMBANG SUSILO, MM. (KALTIM)
Interupsi Ketua. Ketua, sebelum Pak Hatta turun bisa Ketua Komite II interupsi,
ketua.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Silakan Pak Bambang, mohon waktunya.
26 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
PEMBICARA : Ir. H. BAMBANG SUSILO, MM. (KALTIM)
Iya terima kasih Ketua dan Pak Hatta sebagai Menteri Ekuin.
Kebetulan apa yang telah di ekspose oleh Pak Hatta ini domain dari pada Komite II
DPD RI plus ya, plus plus begitu dan saya harap keempat menteri yang telah disebutkan oleh
Pak Ketua itu untuk mudah atau berkolaborasi atau bersinergi dengan Komite II DPD RI. Itu
Pak Hatta, jadi mohon diintruksikan kepada 4 menteri itu. Ini adalah kendala kami ketika
sebenaranya Komite II sudah sejak lama menyambut apa yang namanya program pemerintah
dengan mobil murah ini namun ke 4 menteri ini cukup sulit untuk didatangkan ke DPD RI
kecuali kalau Pak Hatta datang seperti ini banyak menteri ikut ini terus terang saja saya
smapaikan kepada Pak Ketua.
Terus kedua teman-teman, ini merupakan suatu visi misi calon pemimpin kita ke
depan, kita applause buat Pak Hatta, dia bisa menggambarkan konektivitas untuk
menunjukan perekonomian yang cukup bagus di negara kita. Itu saja terima kasih kepada Pak
Hatta dan tolong dan tolong 4 menteri terkait tadi untuk bisa bersinergi dengan Komite II
plus yang ada Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
Terima kasih.
PEMBICARA : Ir. M. HATTA RAJASA (MENKO PEREKONOMIAN)
Terima kasih bapak.
Ada satu tadi yang ditanya Banten tadi tentang Bojonegara. Bojonegara ini ya ini
sudah cukup lam. Jadi kalau kita melihat strategi pembangunan industri kita. Kalau kita
melihat trend industri di Pantura kita bergerak ke arah timur sedangkan Banten menjadi
pelabuhan yang heavy industry dan Petro chemical seperti pabrik baja kemudian seluruh
Petro chemical kita disitu sehingga Bojonegara tetap akan menjadi pelabuhan akan tetapi di
dorong BUMN dan swasta. Basenya itu menjadi pelabuhan curah baik cair maupun balt ini
disesuaikan dengan kondisi keadaan dari industri perkembangan industri yang ada. Banten
adalah salah satu provinsi yang menikmati pembangunan melalui MP3EI terbesar, jadi ada
pabrik baja kemudian berapa petra chemical dan nanti akan dibangun lagi sebuah industri
Petro chemical dengan skala 6 sampai 7 bilion USD juga di daerah Banten, jadi memang
trend industrinya ke sana sedangkan industri manufaktur dalam MP3EI di Jawa kita batasi
pada yang smart industry tidak bisa lagi yang dirty industry and heavy industry karena
keterbatasan lahan dan kita tidak ingin juga menganggu lahan-lahan subur pertanian kita.
Oleh sebab itu maka memang industri akan kita dorong ke kawasan ekonomi khusus lain
seperti Sumatera yang sudah kita tetapkan akan ditetapkan, satu sudah ditetapkan Sumangke
kawasan ekonomi khusus, kita akan menetapkan segera lagi Tanjung Api-api, kita akan
tetapkan Belitung sebagai kawasan ekonomi khusus kemudian di Sulawesi satu lagi yaitu di
daerah Palu kemudian kita akan menetapkan kawasan ekonomi khusus di Kalimantan di
daerah Maloy dan sekitarnya, dan 3 yang kita sebut dengan sentra industri di daerah Papua.
Jadi ini semua menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru dan kawasan perhatian investasi. Jadi
ini ke depan memang seperti itu trendnya jadi tidak mati atau tidak berubah tapi kita memang
menyesuaikan sebab kalau kontainer bergerak ke sana menjadi tidak efisien dan kalah karena
industrinya bergerak ke timur sedangkan untuk itu jembatan Selat Sunda ini masih tetap akan
tetapi memang pada waktu itu kita tidak mungkin membiayainya melalui APBN kita karena
APBN kita terbatas dan tentu daerah-daerah nanti marah kalau sampai 200 triliun habis untuk
itu oleh sebab itu kita selesaikan melalui program penggagas, pemerkasa dan BUMN kita
yang kita harapkan 2014 kita menyeselesaikan Filled FS nya dan kemudian kita tenderkan
dan ini peminatnya cukup banyak dan negara-negara sahabat juga ingin involved disitu
seperti Korea dan China tapi Korea sangat ingin membantu men-support dalam konteks
27 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
teknologi tapi Presiden sudah menetapkan pembangunan itu harus menggunakan otak
Indonesia, harus menggunakan Insinyur-insinyur Indonesia, desainnya Indonesia dan
diharapkan menjadi ikon baru Indonesia.
Terima kasih Bapak Pimpinan.
Anggota dewan yang terhormat.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
PEMBICARA : DJASARMEN PURBA (KEPULAUAN RIAU)
Interupsi pimpinan sebelum turun Pak Hatta.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Saya rasa cukup ya, tidak ada lagi ya. Sudah cukup pak.
PEMBICARA : DJASARMEN PURBA (KEPULAUAN RIAU)
Sekali saja, terakhir.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Tidak ada, cukup ya. Kan tadi sudah dijelaskan detailnya nanti di komite kita hanya
mendengar saja sebetulnya tapi karena dari Pak Menterinya memberikan ruang tapi sudah
dijawab betul karena masih banyak agenda kita yang harus kita selesaikan.
Baiklah Bapak-Ibu sekalian, saudara anggota yang saya hormati.
Terima kasih kita sampaikan kepada Presiden Republik Indonesia yang telah
memenuhi undangan daripada kita dalam menjawab atau memberikan respon terhadap hal
bertanya mengenai moda transportasi kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan
harga terjangkau atau yang kita kenal dengan low cost green car yang diwakili oleh Menko
Perekonomian, Menteri Perindustrian dan Menteri Perhubungan. Tentu kita semua
mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah menjelaskan secara gamblang,
terbuka, apa adanya saya lihat yang ini tentu juga kita sebagai wakil-wakil rakyat dan daerah
bisa memberikan penjelasan ke daerah kita kalau kita pulang di akhir minggu untuk dapat
kita berkoordinasi bagaimana pun tentu negara dalam hal ini pemerintah baik pusat maupun
daerah bersama-sama ingin memperbaiki sistem logistik nasional dalam moda transportasi
yang terpadu yang tadi sudah dijelaskan.
Bapak-Ibu sekalian tentu apresiasi terhadap pertanyaan ini yang telah dipenuhi oleh
Bapak Presiden dan juga ini tentu akan menggairahkan demokrasi di Indonesia ini. Seperti
tadi yang telah dijelaskan bapak/ibu sekalian bahwasannya apa yang telah disampaikan oleh
Presiden yang tadi telah disampaikan oleh Menko Perekonomian dan nanti melalui Komite II
yang terkait bersama Komite IV tentu kita bisa mendalami dan tentu ini menjadi bahan buat
kita dalam bentuk respon policy dan juga pengawasan terhadap kebijakan nasional.
Sekali lagi mari kita berikan applause yang besar kepada pemerintah dan bapak/ibu
sekalian dikarenakan waktu sudah hampir jam 12.00 ini kita skors sidang dan mohon kita jam
13.30 kembali untuk melanjutkan laporan-laporan dari daerah yang kita perlu respon pada
masa sidang ini. Baiklah dengan mengucapkan Wassalamu’alaikum Wr. Wb, kita skors
sidang sampai jam 13.30.
KETOK 2X
28 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Tepuk tangan buat kita semua.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saudara-saudara Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang sama
saya hormati, Pak Sesjen dan jajarannya yang sama saya hormati, saya kira waktu sudah
menunjukkan jam 14.00. Karena itu, skors sidang saya cabut.
Kita tinggal melanjutkan sebetulnya, tidak perlu menghitung kuorum untuk
memperoleh laporan dari daerah-daerah. Dan, saya akan mulai....
PEMBICARA : Prof. Dr. Dra. Hj. ISTIBSYAROH, SH., MA. (JAWA TIMUR)
Pimpinan, coba Pimpinan.
Ini kalau boleh usul karena sebenarnya kita kan laporan daerah sejak pagi tadi.
Kemudian, sekarang kan baru mulai jam 14. 000. Kalau umpama daerah-daerah yang mau
menyerahkan saja bagaimana?
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Saya kira saya serahkan kepada rekan-rekan Anggota DPD yang terhormat. Yang mau
menyerahkan, yang merasa tidak terlalu urgent untuk menyampaikannya kepada rekan-rekan
yang lain dalam forum ini karena nanti akan dipilah juga ke alat kelengkapan dan mau
menyerahkan langsung, silakan. Tetapi, kalau ada yang mau, silakan juga.
PEMBICARA : ERMA SURYANI RANIK, SH. (KALBAR)
Pak Pimpinan, di depan Pak, B-80.
Pimpinan, saya kira kita urut saja mulai dari depan tapi bagi teman-teman rekan-rekan
Senator dari provinsi yang merasa harus diserahkan juga tidak apa-apa. Tetapi, tidak
mengurangi hak dari provinsi-provinsi yang ingin membacakan karena kami dari Kalimantan
Barat memilih untuk membacakan.
Terima kasih, Pimpinan.
KETOK 1X
SIDANG DISKORS PUKUL12.00 WIB
SKORS DICABUT PUKUL 14.00 WIB
29 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan saya kira itu, itu yang saya maksudkan seperti itu. Jadi, kita mulai dari sana,
kita mengarah ke sini. Oh, sini dulu. Silakan.
PEMBICARA : ARYANTHI BARAMULI PUTRI, SH., MH. (SULUT)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita
Om swastiastu.
Saudara Pimpinan DPD RI, para Anggota, dan para hadirin yang saya hormati. Puji
syukur kepada Tuhan YME bahwa kami empat Anggota DPD RI utusan Sulawesi Utara telah
melaksanakan reses tanggal 26 Oktober s.d. 17 November. Yang ingin kami sampaikan
berupa aspirasi, khususnya mengenai pemekaran daerah Provinsi Bolmong Raya, Kota
Langowan, Kota Tahuna, dan Kabupaten Talaud Selatan. Dan, ada yang perlu disampaikan
mengenai CPNS, yaitu meminta penjelasan kepada Kementerian Pemberdayaan dan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi tentang pembatalan pengangkatan CPNS yang sudah
diverifikasi dan validasi data nasional. Khusus untuk TVRI. Untuk nasional, angkanya adalah
700 sekian orang dan untuk Sulawesi Utara 17 orang. Mohon bilamana teman-teman dari
provinsi lain ada yang mempunyai persoalan yang sama mengenai tenaga honorer TVRI,
kami bisa bersama-sama untuk menindaklanjutinya dengan memohon izin dari Pimpinan
DPD RI dan bisa dilanjutkan di Komite I.
Sementara untuk Komite II, mengenai perhubungan dan juga peternakan dan
kesehatan hewan, khususnya mengenai kesehatan di Kota Manado tentang rabies. Lalu
kemudian, masalah ESDM dan juga infrastruktur.
Sementara untuk Komite III, yaitu mengenai pendidikan, khususnya masalah guru.
Diusulkan kepada pemerintah, untuk pengangkatan kepala kepala sekolah langsung dari pusat
karena kenyataan selama ini masih sering terjadi pengangkatan kepala sekolah yang tidak
profesional dan hanya mengikuti selera para pejabat setempat.
Sementara untuk Komite IV, mengenai anggaran, khususnya untuk mendorong
pembangunan dan pengembangan Universitas Kristen Indonesia Tomohon. Dan, juga tentang
infrastruktur dan tentang kesehatan.
Sekian dan terima kasih. Laporan ini empat orang Anggota DPD RI. Saya sendiri
Aryanthi Baramuli Putri, Ir,. Marhany Pua, Ibu Sintje Sondakh Mandey, dan Pak Alvius
Lomban.
Sekian dan terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Bu Aryanthi.
Berikut dari NTT. Sambil menunggu rekan kita dari NTT, ini penting memang
pertanyaan tadi saya kira. Banyak yang muncul, banyak yang menanyakannya pada saya
untuk meminta penjelasan khusus karena terkait dengan penerimaan CPNS, tenaga honorer
kemarin. Ada yang usianya sampai 50-an lebih, kemudian juga masa kerjanya, masa
mengabdinya begitu lama, dikasih tes yang sama dengan yang baru mengabdi beberapa tahun
yang lalu. Padahal, lihat tulisan saja itu mengisi kertas selembar yang komputer itu juga sulit
sekali. Ini juga jadi problem. Jadi, ada beberapa dari Maluku, dari Papua, dari daerah saya
juga ada beberapa daerah, termasuk yang ini. Saya kira mengajukan pertanyaan, nanti kita
formulasikan.
Silakan.
30 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Semua daerah ya? Oke.
PEMBICARA : Ir. EMANUEL BABU EHA (NTT)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastiastu.
Pimpinan yang kami hormati, Anggota yang terhormat, laporan reses ini rupanya
mungkin berulang-berulang. Tetapi, mungkin ada dua hal yang ingin saya kemukakan.
Pertama, kaitannya dengan pemiludaka Sumba Barat Daya yang sudah makan korban
puluhan orang meninggal, terbunuh karena konflik antara satu dengan yang lainnya. Konflik
ini terjadi karena pleno KPU menetapkan pasangan ini menang. Digugat sampai MK,
ternyata juga tetap menang. Ternyata setelah itu polisi menghitung menghitung kembali
suara, ternyata terjadi manipulasi versi polisi. Dan, itulah yang mengakibatkan bentrok satu
dengan yang lain. Dan, sampai minggu yang lalu masih terjadi pembunuhan lagi sehingga
mungkin ini perlu mungkin menjadi pencermatan DPD untuk bagaimana memfasilitasi
sehingga ini tidak berlanjut konflik yang seperti ini. Oleh karena itu, mungkin ini juga
menjadi pencermatan dan usulan dari masyarakat, kalau bisa pemilukada ini sudah sebaiknya
mungkin untuk kabupaten/kota ini cukup dipilih DPRD saja sehingga tidak melibatkan
masyarakat karena konflik akan berkepanjangan.
Yang kedua adalah juga masih kaitannya dengan pemekaran Kabupaten Malaka di
Belu. Dan, pemilukada itu juga Belu mestinya bulan Agustus, tetapi ternyata pemilukada di
Belu itu tertunda akibat bupati tidak mau mengikutsertakan masyarakat Malaka walaupun
KPU, Kementerian Dalam Negeri sudah berupaya untuk menyurati bupati supaya ikut serta
dalam pemilukada itu. Tetapi, bupati tetap pada pendiriannya, tidak memberikan data dan
tidak memberikan dana sehingga sampai dengan saat ini pemilukada Belu tidak jalan. Dan,
nanti pada akhirnya akan ada pejabat bupati kabupaten induk dan pejabat bupati kabupaten
pemekaran. Dan, ini mungkin baru terjadi di republik di mana dua-duanya adalah pejabat.
Oleh karena itu, mungkin tentu juga mungkin ini menjadi tugas DPD, pikiran kami agar bisa
juga untuk berkoordinasi dengan KPU dan pemerintah pusat.
Satu lagi mungkin kaitannya dengan pemekaran tadi memang di NTT masih ada tiga
kabupaten yang ingin melakukan pemekaran yang sekarang sementara mereka giat-giatnya
untuk pembahasan. Yaitu, Kabupaten Timur Tengah Selatan ingin membagi menjadi tiga
kabupaten, yaitu Mollo, Amanuban, dan Amanatun. Kemudian, Kabupaten Kupang ingin
membagi menjadi dua kabupaten, yaitu Lelogama dan Amarasi. Dan, Kabupaten Sumba
Timur ingin membagi menjadi tiga, yaitu Kota Waingapu, dan Lolo, dan Lewa.
Sementara yang lainnya kaitannya berhubungan dengan tanah. Saat ini, banyak
investor yang mau masuk ke NTT berlomba-lomba mencari tanah dan bahkan berkolusi
dengan pemerintah daerahnya sehingga akibatnya rakyat yang memiliki hak atas tanah itu
tidak diikutsertakan. Terjadilah pemberontakan ataupun rakyat melawan kepada
pemerintahnya sendiri, dan bahkan mengusir investornya. Oleh karena itu, mungkin ini
menjadi pencermatan mungkin dari DPD untuk mencoba melihat bagaimana untuk kembali
meluruskan ini kembali. Dan, mereka minta RUU tentang Pengakuan dan Perlindungan
Masyarakat Adat supaya kalau bisa itu dipercepat sehingga demikian ada menjadi pegangan
bagi masyarakat dalam mempertahankan hak ulayatnya.
Itulah berapa hal yang ingin kami kemukakan, sedangkan yang lainnya sesungguhnya
sudah berulang kali dan akan distribusikan ke bidangnya. Demikian penyampaian kami, kami
ucapkan terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
31 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Pak Ema.
Kita persilakan kepada Kalimantan Barat. Sambil menunggu teman Kalimantan Barat
lagi, khusus untuk pemilihan kepala daerah itu memang saya baru memberikan sebetulnya
penjelasan di inti sari ini tentang pemilihan oleh DPRD. Sekilas saja, kalau satu orang saja
dirampas haknya diambil haknya oleh pemerintah, itu luar biasa marahnya. Kalau jutaan
orang diambil, diserahkan kepada sejumlah politisi yang katakanlah begitu keadaannya
sekarang. Saya kira nanti kita diskusikan berikutnya. Nanti kita cari jalan keluarnya kira-kira
seperti apa, dan DPD sudah memutuskan bahwa pemilihan secara langsung masih tetap
berlangsung.
Silakan.
PEMBICARA : ERMA SURYANI RANIK, SH. (KALBAR)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera dan om swastiastu.
Pimpinan DPD yang saya hormati, Bapak-Ibu Rekan-rekan Senator Indonesia yang
saya hormati. Bersamaan dengan ini, kami dari Provinsi Kalimantan Barat akan melaporkan
hasil kegiatan reses empat orang Anggota Provinsi Kalimantan Barat yaini Ibu Maria Goreti,
Ibu Hj. Hairiah, Bapak H. Ishaq Shaleh, dan saya sendiri Erna Suryani Ranik.
Ada pun poin-poin laporan yang ingin kami sampaikan adalah sebagai berikut. Dari
Komite I, pertama-tama masyarakat Kalimantan Barat menyatakan penghargaan yang tinggi
atas kerja-kerja dan dukungan-dukungan Komite I khususnya dan Dewan Perwakilan Daerah
dalam rangka membentuk pengadilan agraria. Yang kedua dari Komite I menginginkan agar
DPD RI secara serius untuk dapat membahas tentang persoalan perbatasan, terutama daerah-
daerah yang masih terisolir. Yang ketiga, Komite I juga mendapatkan mandat tentang
persoalan bidan desa hanya ditempatkan di wilayah-wilayah perbatasan yang kurang
mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Dari bidang kegiatan Komite II, kami laporkan ke dalam Sidang Paripurna yang
terhormat ini adalah persoalan infrastruktur, persoalan pertanian perkebunan, serta persoalan
perikanan masih menjadi persoalan besar di Kalimantan Barat. Secara khusus untuk
persoalan di bidang kehutanan, Senator Hairiah dari Provinsi Kalimantan Barat memohon
kiranya Kementerian Kehutan dapat memperhatikan alih fungsi lahan yang terjadi di
Kalimantan Barat karena kebanyakan areal lindung di Kabupaten Kapuas Hulu mencapai
50,56% dari keseluruhan lahannya sehingga dapat mempengaruhi aktivitas masyarakat di
sekitar hutan.
Dari Komite III, kami sampaikan kepada Sidang Paripurna yang terhormat ini bahwa
persoalan kesehatan Ibu dan anak di Kalimantan Barat masih mengkhawatirkan. Ini dapat
terlihat dari jumlah bayi yang lahir dari perempuan muda yang berusia 15 sampai 19 tahun di
Kalimantan Barat masih sangat tinggi. Karena itu, kami mohon ini bisa ditindaklanjuti oleh
komite yang bersangkutan. Selain itu, Kalimantan Barat juga memiliki kasus gizi buruk yang
paling tinggi ini tercatat terjadi di Kabupaten Ketapang, terdapat 31 kasus gizi buruk.
Sementara ini, terjadi di Kabupaten Bengkayang adalah upaya menurunkan angka kematian
dan ibu karena Kabupaten Bengkayang ini adalah kabupaten berbatasan. Yang terakhir
Bapak, Ibu, Rekan-rekan Senator yang terhormat, kami sampaikan juga bahwa dari segi
kesehatan, Dinas Kesehatan Kalimantan Barat menyampaikan kekhawatirannya bahwa kasus
32 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
gizi buruk ini merupakan hal yang sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak Kalimantan
Barat dan akan mempengaruhi generasi yang mendatang.
Masih dari Komite III, dalam Sidang Paripurna ini kami sampaikan bahwa dari bidang
Kurikulum 2013, pihak Dinas Pendidikan, para guru banyak yang menyebutkan bahwa
Kurikulum 2013 itu aneh tapi nyata. Aneh karena nyaris tanpa sosialisasi tiba-tiba dilakukan
pelaksanaan. Pelaksanaannya sudah nyata. Meskipun demikian, daerah menyatakan tidak bisa
berbuat apa-apa dan hanya bisa menunggu dan berpasrah kepada pelaksanaan kurikulum ini.
Karena itu, bisa dikatakan bahwa di Kalimantan Barat realisasi penerapan Kurikulum 2013
baru dapat terealisasikan 2% saja.
Yang terakhir, Bapak-Ibu dari Komite IV, kami sampaikan dan kami laporkan bahwa
dan mohon perhatian dari pimpinan DPD, jalan Batang Tarang-Tayan, Kabupaten Sanggau
yang merupakan jalan penghubung antarnegara saat ini dalam kondisi rusak berat. Setiap hari
setidak-tidaknya ada tiga truk yang terguling dan terbalik di jalan ini. Masyarakat tidak bisa
melaluinya. Ini calon Provinsi Tayang yang diperjuangkan oleh Komite I. Karena itu, kami
dari Kalimantan Barat semua senator mengharapkan ini bisa ditindaklanjuti oleh Bapak-Ibu
yang menjadi Pimpinan Komite II, terkait dengan persoalan infrastruktur dengan Malayasia
ini hubungannya.
Yang kedua, ada program baru yang sekarang sedang berlangsung, yaitu PPIP atau
Program Penguatan Infrastuktur Pedesaan dari APBN-P 2013. Hal ini memerlukan
pengawasan yang ketat agar dapat menjamin ini diterima oleh masyarakat dengan
sepenuhnya. Karena, ada beberapa indikasi ada terjadi pemotongan yang dilakukan, baik itu
oleh konsultan maupun oknum tim sukses Anggota DPR yang katanya berjuang untuk
mendapatkan dana PPIP ini.
Yang ketiga, kami sampaikan dan kami laporkan bahwa program PNPM Mandiri
pedesaan dan program PNPM Mandiri perkotaan dirasakan efektif dan bermanfaat bagi
masyarakat. Karena itu, masyarakat mengusulkan agar DPD RI dapat mengusahakan
tambahan anggaran untuk kenaikan program-program ini dari APBN.
Yang keempat, dalam kerangka memantau pelaksanaan BLSM, BSM, dan beras
miskin, Anggota DPD menemukan bahwa masyarakat mendapatkan manfaat dari program-
program ini dan dirasakan dapat mendorong penguatan ekonomi masyarakat. Catatan penting
dari masyarakat adalah DPD hendaknya melakukan pengawasan bersama-sama dengan
DPRD Provinsi dan Kabupaten supaya dana yang dikucurkan serta pelaksanaan program
BLSM ini dapat benar-benar kepada masyarakat yang memerlukan.
Kelima, kebutuhan daya listrik. Masyarakat Kalimantan Barat mengeluhkan seringnya
PLN memadamkan listrik dan mengakibatkan terganggunya kegiatan masyarakat. Kebutuhan
ketersediaan listrik di Kalimantan barat adalah hal yang sangat penting saat ini karena hampir
setiap minggu, tiga hari dalam seminggu, Kota Pontianak listriknya padam.
Yang keenam, menurunnya semangat dan daya nasionalisme serta kecintaan terhadap
negara kesatuan Republik Indonesia di kalangan pemuda. Hal ini penting untuk kita cermati,
apalagi yang berada di daerah perbatasan.
Ketujuh atau yang terakhir, Anggota DPD RI hendaknya lebih keras lagi dalam
membangun sinergisitas dengan semua elemen masyarakat di tingkat nasional agar dapat
mendukung amandemen kelima Undang-undang Dasar 1945 guna penguatan ketatanegaraan
Indonesia. Dalam temuan di lapangan, aspirasi masyarakat mendukung penguatan DPD RI
untuk bisa lebih berperan di dalam konteks kebangsaan Indonesia ini. Demikian laporan ini
kami sampaikan dari Provinsi Kalimantan Barat. Semoga dapat ditindaklanjuti oleh komite-
komite yang bersangkutan. Akhir kata.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Shalom.
Om shanti shanti shanti om.
33 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Bu Erma.
Selanjutnya, Kalimantan Tengah.
PEMBICARA : Dr. Pdt. RUGAS BINTI, BD., M.Div., D.Min. (KALTENG)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera.
Om swastiastu.
Kami berempat telah melaksanakan tugas seperti teman-teman yang lain. Dalam
banyak persamaan pergumulan kita, tetapi satu hal yang perlu kita perhatikan ialah kita perlu
mendorong saudara tetangga kita sebelah sana untuk memproses RUU Pengakuan dan
Perlindungan Masyakat Hukum Adat karena ini selama ini yang ditunggu-tunggu dari
periode yang sebelumnya 2004 – 2009 sudah ada produk itu. Kita kembangkan lagi, sudah
kita putuskan di Paripurna. Tetapi, tampaknya di kamar sebelah sana belum ada tanda-
tandanya bahwa ini akan digodok dan akan diproses sampai menjadi undang-undang.
Padahal, produk ini sangat ditunggu-tunggu di daerah untuk menyelesaikan kasus pertanahan.
Beberapa waktu yang lalu di reses in saya ikut seminar nasional di Fakultas Hukum
Universitas Palangkaraya. Narasumbernya seorang ahli madat, Pak Abdurrahman. Muncul di
sana bahwa pengadilan-pengadilan pun kadang-kadang berbeda persepsi tentang kasus-kasus
tanah ini, khususnya menyangkut tanah adat. Ini tentu sangat tidak menguntungkan
masyarakat. Karena itu, mari kita dorong agar RUU ini nanti bisa menjadi produk, menjadi
undang-undang sehingga ada pegangan yang kuat untuk membela masyarakat kita di daerah.
Saya kira demikian saja yang bisa kami sampaikan. Lengkapnya kami sampaikan
kepada Pimpinan.
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Maluku Utara.
PEMBICARA : Drs. H. ABDURACHMAN LAHABATO (MALUKU UTARA)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera.
Om swastiastu.
Saudara Pimpinan DPD RI yang saya hormati, rekan-rekan Senator yang saya
hormati. Pertama-tama, saya mengajak kepada kita semua untuk memanjatkan puji dan
syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena dengan penyertaann-Nya, maka
pelaksanaan tugas reses kita dari tanggal 26 sampai tanggal 17 berjalan dengan lancar. Kami
berempat juga memulai reses dari tanggal 26 sampai tanggal 17 memperoleh sekian banyak
soal dengan harapan soal-soal ini bisa ditindaklanjuti oleh DPD sesuai komite masing-
masing. Lengkapnya akan kami sampaikan kepada Pimpinan untuk diteruskan kepada
masing-masing komite. Tetapi, ada satu hal yang perlu kami sampaikan untuk mendapat
perhatian bersama.
34 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Wilayah Maluku Utara itu memiliki keunggulan di bidang perikanan. Illegal fishing
itu masih menjadi soal biasa, tontonan biasa bagi nelayan-nelayan di pesisir Halmahera.
Sampai sekarang itu masih belum bisa teratasi dengan baik. Ada beberapa sebab yang
menajdi soal bagaimana mengatasi illegal fishing itu. Pengamatan kami dan berbagai aspirasi
yang kami peroleh karena infrastruktur pendukung bagi aparatur yang menjaga,
mengamankan wilayah itu masih sangat terbatas. Ada cara lain mungkin nanti komite terkait
menindaklanjuti. Apa bisa atau tidak melegalkan illegal fishing yang dilakukan oleh negara
tetangga itu sehingga bisa mendongkrak pendapatan daerah. Diskusi-diskusi kami dengan
sejumlah pakar di daerah sepertinya memberi isyarat sebenarnya bisa melegalkan fishing
yang selama ini masih dianggap ilegal oleh negara-negara tetangga. Nah, ini menjadi salah
satu pekerjaan rumah bagi kami untuk menyampaikan kepada forum yang terhormat ini untuk
menindaklanjuti pada komite-komite masing-masing. Tadi secara informal kami telah
menyampaikan bersama dengan Pak yang terhormat Anggota dari Sulawesi Utara Pak
Marhany menyampaikan kepada Pak Menteri Perhubungan, bagaimana kalau Pelabuhan
Bitung itu dijadikan sebagai pelabuhan eksport bidang perikanan dan perikanan di illegal
fishing itu bisa dilegalkan sehingga ekspor bisa melalui Bitung, tidak harus melalui Tanjung
Perak, Surabaya, terlalu jauh.
Mungkin itu beberapa hal yang perlu kami sampaikan. Semoga mendapat perhatian
dari anggota yang terhormat, dan harapan masyarakat Maluku Utara bisa ditindaklanjuti
karena ini amanat undang-undang.
Terima kasih
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Berikutnya, Sulawaesi Selatan.
PEMBICARA : Drs. H. BAHAR NGITUNG (SULSEL)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pimpinan DPD yang saya hormati, segenap sahabat-sahabat Senator Indonesia,
Sekretariat Jenderal Sesjen yang saya hormati. Perkenankan saya menyampaikan beberapa
aspirasi secara singkat dan secara tertulis di rangkuman dari empat anggota yang telah kami
sampaikan. Namun, ada lima garis besar yang dapat kami sampaikan bahwa masyarakat dan
rakyat dan pemerintah daerah Sulawesi Selatan melalui dengan sangat kepada lembaga yang
terhormat ini kiranya dapat mendesak kepada pemerintah untuk mempercepat pembangunan
jalan negara antara Takalar dan Sinjai, antara Makassar-Parepare, antara Maros dan Bone,
Parepare-Tana Toraja.
Yang kedua, dimohonkan dengan sangat melalui lembaga yang terhormat ini pula,
percepatan pembangunan pelabuhan udara Sultan Hasanuddin di mana setiap hari telah
mendarat 227 pesawat sehingga dibutuhkan percepatan perluasan pembangunan infrastruktur
bandara serta pelabuhan laut yang direncanakan menjadi pelabuhan internasional, di mana
salah satu pelabuhan peti kemas yang akan dibangun di daerah baru. Pemerintah daerah
Takalar telah menyiapkan lahan yang cukup untuk pembangunan pelabuhan ini.
Yang ketiga, pemerintah dan rakyat Sulawesi Selatan mendesak DPD untuk
memperjuangkan di mana telah mendapat persetujuan presiden untuk pembangunan wisma
negara di center point of Indonesia yang ada di Makassar. Di mana wisma negara ini akan
35 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
menjadi kebanggaan rakyat dan menjadi bangunan yang monumental peninggalan
pemerintahan SBY. Itulah mungkin satu-satunya yang dapat dibanggakan oleh rakyat
Sulawesi Selatan apabila pemerintah dapat membangun wisma negara. Andaikata wisma
negara ini tidak terbangun, tidak ada hal yang dapat kita kenang untuk pemerintahan SBY.
Yang keempat, Sulawesi Selatan menjadi lumbung pangan nasional. Bahkan,
gubernur telah mencanangkan Sulawesi Selatan menjadi lumbung pangan yang siap dengan
stok beras 2.500.000 ton dan jagung 2.000.000 ton. Sekarang sudah tercapai 2 juta ton. Untuk
meningkatkan ini dibutuhkan infrastruktur, seperti irigasi dan perbaikan-perbaikan irigasi
yang dibangun masih zaman Belanda. Bahkan, di pemerintahan SBY belum pernah ada
irigasi yang dibangun. Oleh karena itu, untuk mencapai target stok pangan nasional yang
25% dari target nasional yang 10.000, pembangunan irigasi dan perbaikan irigasi yang sudah
tua sangat diperlukan.
Dan yang terakhir yang kelima, Sulawesi Selatan terkenal dengan sutra,tetapi akhir-
akhir ini redupnya masalah sutra di Sulawesi Selatan diakibatkan karena benih yang kurang
baik dari PT Pertani. Oleh karena itu, dalam masa reses ini saya didampingi dari staf
Kementerian Kehutanan bertemu dengan petani sutra daerah seluruh Sulawesi Selatan dengan
dihadiri pula tiga pemerintah daerah Soppeng, Wajo, dan Enrekang yang merupakan daerah
penghasil sutra. Disepakati bahwa petani harus diberikan kebebasan untuk mengimpor benih
dari Cina karena petani lebih memilih benih 300.000 perdos dibanding dengan benih dari
Pertani yang gratis karena hasilnya jauh lebih besar. Dan, disepakati dalam pertemuan itu,
Menteri Kehutanan akan memfasilitasi dan memberikan kebijakan khusus bagi petani.
Alhamdulillah dengan kegiatan ini insya Allah suara saya akan bertambah di daerah ini. Dan,
sutra akan menjadi sebuah kebanggaan daerah karena dulu di zaman Soeharto kalau
menyebut sutra pasti ingat Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, untuk mengembalikan kejayaan
sutra ini, satu-satunya jalan adalah mengimpor benih dari Cina.
Demikian yang dapat kami sampaikan rangkuman beberapa hal. Terakhir sekali
adalah aspirasi rakyat daerah Luwu Tengah yang menginginkan masuk di dalam daftar
daerah otonomi baru. Bahkan, sudah menelan satu korban jiwa dan puluhan luka-luka ampai
sekarang masih dirawat di rumah sakit karena tuntutan masyarakat untuk perceptan daripada
pemekaran wilayah kabupaten yang memang dimungkinkan. Karena, Walmas Luwu Tengah
ini berada di Kabupaten Luwu. Kalau mau dikunjungi harus melewati satu kabupaten, satu
Kotamadya Palopo sehingga dia secara administratif berpisah. Ini menyulitkan juga bagi
rakyat untuk mendapatkan pelayanan maksimal dari pemerintah daerah.
Demikian dapat saya sampaikan. Lebih kurangnya saya minta maaf.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Berikutnya dari Sumatera Utara membacakan.
PEMBICARA : Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (SUMUT)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
Om swastiastu.
Baiklah, yang saya hormati Bapak Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah, Bapak
Wakil, Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudari Anggota DPD RI, para hadirin yang saya
hormati. Saya memang tidak bermaksud berlama-lama, hanya barangkali jelas empat kami
memang sudah melaksanakan kunjungan kerja ke daerah masing-masing. Tetapi, yang paling
penting adalah bahwa saya ingin menyampaikan salam dari masyarakat di kaki Gunung
36 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Sinabung yang sangat berduka. Ada 6.200 pengungsi sekarang tertampung di 16 titik. Anak-
anak cukup banyak, lansia apalagi. Dan, ini sejak 15 Oktober sampai sekarang tidak pernah
berhenti. Tetapi, saya sangat berharap simpati dan empati dari teman-teman. Mohon maaf,
Pak, DPD juga saya tidak melihat ada yang datang, dalam arti kata secara kelembagaan.
Kalau saya dengan Pak Parlin bolak-balik, apa sajalah kerja kami di sana, main-main ke sana.
Tetapi, saya sangat berharap adalah dari DPD yang seperti itu. Saya tidak tahu transport apa-
apa karena saya tidak pernah memanfaatkan dana-dana seperti itu. Tetapi, ini tidak perlu
diminta, saya kira memang adalah kewajiban kita bersama untuk melihatnya. Itu saja.
Kemudian, tidak banyak yang kita sampaikan hasil kerja teman-teman, hanya ada
beberapa. Pertama adalah dari BPJS Kesehatan yang sekarang sebenarnya 1 Januari 2014
sudah diimplementasikan, tetapi untuk Sumatera Utara baru ada delapan kabupaten/kota yang
mengintegrasikan Jamkesda-nya. Nah, ini barangkali DPD perlu mendorong waktunya hanya
kurang dari 40 hari menuju 1 Januari, barangkali lebih kurang kita. Tetapi, daerah tidak
paham, kabupaten/kota tidak paham bagaimana mengintegrasikan. Bukan lagi tidak paham,
malah tidak mau ada kesan di Medan itu tidak mau. “Ah, kami mau mengelola sendiri,”
seperti itu. Artinya, kebijakan pusat ini tidak sampai begitu ke daerah. Ini yang barangkali
DPD harus bicara banyak karena ini adalah hak-hak kesehatan masyarakat yang mau kita
implementasikan.
Yang kedua adalah bahwa kalau kita bicara tentang angka kematian ibu ini sudah
sangat jelas bahwa indikator di mana masalah kesehatan itu tidak terperhatikan. Jadi,
kalaupun program pusat luar biasa tentang kesehatan ceritanya, tetapi ini tidak sampai juga
kebijakannya di daerah. Jadi, tidak nyambung, istilahnya seperti itu, dan tidak teratur secara
struktur. Kalaupun banyak tenaga dokter di Sumatera Utara, itu tidak terbagi secara merata.
Ini jelas diperlukan kebijakan-kebijakan. Jadi, hal-hal umum seperti ini sangat diperlukan
adalah dorongan dari DPD bagaimana pusat mengeluarkan kebijakan yang bisa berkelanjutan
di daerah, bisa ditindaklanjuti.
Saya kira itu saja dari saya. Mudah-mudahan tadi kalau kurikulum saya tidak
menyinggung lagi, tadi dari Kalimantan Barat sudah sangat jelas. Yang jelas di Sumatera
Utara baru ada 9 dari 33 kabupaten kota yang integrasi dalam implementasi Kurikulum 2013
tersebut. Itu masih kurang buku, masih kurang latihan guru, dan sebagainya. Saya punya
catatan panjang tentang hal itu yang nanti akan ditindaklanjuti di Komite III.
Saya kira demikian yang saya sampaikan. Mudah-mudahan ini mendapat perhatian,
kemudian ditindaklanjuti oleh DPD di komite-komite, dan kemudian bisa juga mendapat
perhatian dari pemerintah.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Selanjutnya dari Maluku.
PEMBICARA : ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Yang kami hormati Pimpinan DPD RI, para Anggota DPD RI, Saudara Sesjen DPD
RI beserta staf.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastiastu.
37 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Saya akan mewakili teman-teman dari Provinsi Maluku untuk membacakan laporan
kunjungan kerja dalam masa reses kita, yaitu dari tanggal 26 Oktober – 17 November 2013.
Laporan secara terperinci akan kami serahkan dalam kesempatan berbahagia dalam sidang
ini, yaitu menyangkut laporandari Komite I, II, III, dan IV. Namun, ada beberapa hal yang
perlu kami sampaikan yang penting-penting saja.
Yang pertama, menyangkut sumber daya alam. Sebagaimana kita ketahui bersama
bahwa tambang emas Gunung Botak di Kabupaten Buru yang beberapa tahun ini sangat
menghebohkan masyarakat khusus di Pulau Buru dan umumnya di Provinsi Maluku telah
menimbulkan akses luar biasa besar bagi kebutuhan ekonomi masyarakat sosial di Kabupaten
Buru.
Perlu kami sampaikan bahwa pemerintah Kabupaten Buru sedang mengusahakan agar
izin WP atau wilayah pertambangan ini segera dikeluarkan. Karena, dengan diperlambatnya
izin WP ini, maka eksplorasi oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab terus berjalan
dan itu menimbulkan korban yang cukup besar dan juga pencemaran lingkungan yang sangat
besar. Untuk itu, kami mohon kesediaan untuk masyarakat di Pulau Buru mengharapkan agar
DPD ikut mendorong pemerintah, dalam hal ini untuk segera mengeluarkan WP karena
informasi yang kami terima, WP itu tidak lagi diproses di DPR RI, tetapi oleh menetri terkait.
Yang kedua, yaitu masalah perkebunan di Kepulauan Aru, yang mana kita ketahui
perkebunan tebu yang dibuka oleh PT Menara Group telah mengancam masa depan
masyarakat adat di Kepulauan Aru. Keberadaan Menara group dengan perkebunan tebunya
tidak pernah melibatkan masyarakat adat sebagai pemilik areal, kecuali melalui keputusan
sepihak dari pemerintah kabupaten provinsi dan Kementerian Pertanian. Masyarakat telah
melakukan berbagai unjuk rasa, baik secara fisik dengan mendatangi pemerintah kabupaten
dan pemerintah provinsi serta menggalang dukungan di dunia maya dengena menggerakkan
gerakan yang disebut “Save Aru” yang telah mencuri perhatian berbagai kalangan di dalam
maupun di luar negeri. Jadi, ini masalah tanah yang diambil oleh perusahaan yang tidak
melibatkan pemilik areal, dalam hal ini yaitu masyarakat adat. Mungkin ini sama dengan apa
yang disampaikan oleh tadi Pak Pendeta dari Kalimantan tengah.
Kemudian, masalah infrastruktur. Kita juga ketahui bersama bahwa jalan-jalan di
Provinsi Maluku sebagian besar adalah jalan provinsi dan Jalan kabupaten. Jalan nasional itu
setiap tahun bertambah tebal, tetapi tidak bertambah panjang. Sedangkan, jalan provinsi dan
jalan kabupaten itu rusaknya sangat parah nasional sehingga kami mengusulkan agar jalan-
jalan kabupaten maupun jalan provinsi itu bisa menjadi jalan nasional sehingga anggarannya
melalui APBN.
Kemudian, yang ketiga masalah pengangkatan tenaga honorer dan ikatan dinas
menjadi pegawai negeri sipil. Ini sama dengan yang disampaikan oleh dari Sulawesi Utara
maupun Bapak-bapak dari provinsi yang lain, hampir sama, yaitu pengangkatan PNS.
Kemudian, masalah kesehatan. Kami juga hampir sama dengan dari Sumatera Utara,
yaitu kesiapan daerah untuk menghadapi BPJS di 1 Januari 2014. Rasanya sangat jauh sekali
dari yang kita harapkan sehingga ini juga perlu untuk DPD RI menanyakan kesiapan Menteri
Kesehatan bagaimana mendorong daerah untuk siap menghadapi BPJS di 1 Januari 2014.
Mengenai angka kematian ibu dan anak di Provinsi Maluku masih buruk dan tingginya
kematian ibu dan anak cukup tinggi.
Kemudian, Kurikulum 2013 belum bisa dijalankan karena hampir sebagian besar
kabupaten/kota belum mendapat pelatihan untuk melaksanakan Kurikulum 2013. Dan, agak
aneh yaitu bahwa buku Kurikulum 2013 harus dibeli dengan harga 4 juta, padahal mereka
sendiri belum diberikan pelatihan sehingga mereka masih menggunakan Kurikulum KTSP.
Demikian Pimpinan dan para Senator sekalian yang dapat kami laporkan, hal-hal ini
saja. Secara terperinci, laporan dari Komite I, II, II, dan IV tertulis akan kami serahkan dalam
sidang yang mulia ini. Demikian. Terima kasih.
38 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Selanjutnya kami serahkan kepada...
PEMBICARA : I WAYAN SUDIRTA, SH. (BALI)
Interupsi, Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Ya silakan, Pak.
PEMBICARA : I WAYAN SUDIRTA, SH. (BALI)
Forum seperti ini sangat berharga karena memang salah satu inti daripada kegiatan
kita di daerah harus ditampilkan. Cuma, saya menerima beberapa pesan dan sms yang mau
membacakan itu harus dihargai, tetapi ada usulan bagaimana kalau yang tidak membacakan
boleh menyerahkan sekaligus karena Paripurna ini agak panjang, beberapa teman juga ada
agenda, dibolehkan menyerahkan lebih dulu bagi yang mau menyerahkan. Tetapi, bagi yang
mau membacakan patut kita hargai.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Ya, kita persilakan dulu yang dari Kalimantan Tengah. Selanjutnya mungkin, silakan.
Eh, Kalimantan Selatan. Ya, mungkin kalau ada yang menyerahkan yang lain sambil kita
menunggu supaya satu kali penyerahannya, silakan.
PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (SUMBAR)
Interupsi, Pimpinan.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya sangat menghormati apa yang dilakukan oleh teman-teman. Sesuai dengan
kesepakatan, yang mau membacakan, silakan. Yang mau menyerahkan juga silakan. Tetapi,
saya berharap yang menyerahkan tadi tidak boleh pulang ya. Itu satu. Karena, kebiasaan kita
kalau sudah diserahkan, kabur. Kalau sudah kabur seperti ini, saya minta BK untuk bertindak.
Ya, setuju ya. Itu menjadi penting karena ini adalah lembaga negara dewan yang terhormat.
Tentu ada mekanisme dan sistem yang harus kita hormati dan kita jalani secara baik dan
benar. Jadi, jangan dengan alasan diserahkan, lalu jadwal sidang diperpendek. Bukan begitu
maksudnya. Sidang kita ini sampai jam 23.00. itu perlu dipahami. Yang membuat tatib itu
kita. Jadi, tidak mengurangi rasa hormat teman-teman, silakan. Tetapi, saya berharap ruangan
ini tidak ditinggalkan setelah menyerahkan tadi.
Terima kasih.
PEMBICARA : INTSIAWATI AYUS, SH., MH. (RIAU)
Interupsi, Pimpinan.
39 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Setelah tadi sudah diserahkan, tentu selanjutnya ingin membacakan. Urutnya
bagaimana lagi? Kalau boleh ya kami dari Riau mau mulai.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Tadi sudah sejumlah yang menyerahkan itu ada di sebelah kiri saya, yang
membacakan di sebelah kanan saya. Saya belum bisa mendata satu-satu, tetapi yang belum
membacakan dan mau membacakan saya kira, mohon tenang duduk dulu. Nanti saya yang
komandoi dari sini. Dari Riau. Ntar dulu, izinkan saya. Dari Kalimantan Timur, dari Riau,
dari Sumatera Barat, Papua, habis. Jadi, empat. Kep. Ri, ada lima. Enam ya.
PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)
Pak Ketua, maaf saya interupsi.
Mungkin tidak populer sebenarnya kalau ramai-ramai menyerahkan, lantas kita
komentari. Tetapi, saya kira tidak baik juga kalau kita lewatkan begitu saja satu tontonan tadi
yang sesungguhnya kurang elegan. Jadi, soal laporan ini itu bukan sekadar hak, tetapi
kewajiban. Jadi, yang benar sebenarnya itu semua tampil menyampaikan, tetapi dipersingkat.
Bukan lantas ramai-ramai menyerahkan map. Kalau begitu ya dikirim saja ke Sekretariat
Jenderal. Jadi, saya juga mengoreksi Pimpinan seyogyanya tidak membenarkan ini,
seyogyanya tidak menerima. Ini tidak benar. Ini hak sekaligus kewajiban. Dan, saya mohon
untuk seterusnya tidak lagi kita lakukan itu.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Pak Fatwa.
Itu saya kira catatan-catatan tadi kita perlu ingat bersama. Dan, saya persilakan dari
Kalimantan Timur. Selanjutnya, Gorontalo. Kemudian, Riau, Sumatera Barat, Papua, dan
terakhir Kep. Ri.
Sebagai catatan memang tadi mungkin suasanya yang dibaca dalam sidang ini setelah
mencapai puncak saya kira tadi sebetulnya penjelasan dari presiden oleh Pak Menko sehingga
suasananya agak redup dalam sini. Tetapi, marilah kita untuk kali ini kita persilakan teman-
teman untuk menyampaikan laporannya dan sebagian tadi saya tidak bisa tahan, Pak. Saya
tidak bisa larang karena saya hanya memimpin sidang. Kalau mereka menyerahkan, saya kira
menyampaikan laporan itu konsepnya menyerahkan atau membacakan. Itu juga masih kita
perlu diskusikan nanti. Nanti perbaiki dalam tatib kalau itu diperlukan.
Silakan.
PEMBICARA : Ir. H. BAMBANG SUSILO, MM. (KALTIM)
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastiastu.
Yang saya hormati Pimpinan DPD RI, rekan-rekan Senator, Sekretariat, dan hadirin
sekalian yang sangat saya banggakan. Dari Kalimantan Timur, saya mewakili empat senator.
Pertama yang berurusan dengan Komite I. Karyawan-karyawati TVRI Kaltim sama
dengan Sulawesi Utara melapor ke DPD RI karena pada tahun 2012 sebanyak 41 karyawan-
karyawati TVRI Kaltim sudah dinyatakan klarifikasi, validasi, dan lain sebagainya itu sudah
40 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
baik dan sudah masuk kriteria CPNS kriteria 1. Namun, pada tahun 2013, ke-41 orang
tersebut dinyatakan tidak memenuhi kriteria-kriteria yang digariskan CPNS. Di seluruh
Indonesia, sama dengan Bu Aryanthi tadi sebanyak 700 sekian CPNS. Tentunya ini ada suatu
ketidaksinkronan atau ketidakadilan mengenai CPNS di lingkungan karyawati dan alain
sebagainya.
Komite II, Blok Mahakam sekarang yang diributkan agar dikuasai sahamnya oleh
negara atau dikembalikan ke negara. Sekarang, Pimpinan, Blok Mahakam tersebut beberaopa
rig-nya agak bocor. Ini menimbulkan ekosistem atau semburan gas yang sampai siang hari ini
belum reda. Ini juga minta dilanjuti oleh DPD, khususnya komite terkait. Sekarang ini rig
yang bersangkutan sudah mulai tenggelam dan sebagainya, dan semburan gasnya tersebut
mengakibatkan ekosistem di sekitarnya atau lingkungannya menjadi rusak, termasuk areal
penduduk yang dekat rig Blok Mahakam tersebut mengalami gangguan-gangguan
pernapasan dan lain sebagainya. Nah, ini perlu saya sampaikan.
Saya sampaikan juga kepada Pimpinan dan rekan-rekan Senator yang hadir di Sidang
paripurna sore hari ini, pertambangan di mana pun juga, termasuk di Kalimantan Timur
mengakibatkan lingkungan rusak parah. Contohnya, baru ketika kita reses pada minggu
kedua bulan November ini, ada aktivitas pertambangan yang membuat power plant daripada
Pertamina, khususnya di Kecamatan Sanga-sanga menjadi home base Pertamina, power
plant-nya terganggu akibat pertambangan sehingga produksi minyak kita di situ perbarelnya
setiap harinya menurun. Ini perlu juga ditindaklanjuti oleh komite terkait, terutama lembaga
tinggi negara kita, yaitu DPD RI.
Antrean BBM di Kalimantan Timur yang merupakan, ini sama saja tikus mati di
lumbung padi, sekarang ini berkilo-kilo di pom bensin untuk antrean BBM. Ini ada suatu
ketidak adilan kalau kita lihat pom bensin yang ada di Pulau Jawa.
Mengenai pertanian, alhamdulillah juga di sini, tanggal 25, dua menteri berhasil kami
lakukan atau kami undang di Kalimantan Timur, khususnya di daerah Sebakung, Kabupaten
Penajam Paser Utara, yaitu Menteri Pertanian dan Kementerian PU untuk sama-sama melihat
panen raya, merupakan pilot project, khususnya Komite II DPD RI tentang bibit padi yang
telah dikeluarkan oleh keluarga besar Gusdur dengan nama bibitnya, yaitu G1 Wijaya. Ini
pada tanggal 25 besok akan disaksikan panen raya oleh Kementerian PU dan Kementerian
Peratnian. Ini juga dalah satu cara bagaimana DPD semakin melekat kepada rakyatnya. Ada
sekitrar 2.506 kelompok tani yang akan hadir di area itu, di area pekan raya yang akan
dilaksanakan pada tanggal 25 itu. Itu Komite II.
Komite III, Kurikulum 2013 perlu dievaluasi. Terus, yang IV sama dengan
Kalimantan Barat tadi, dana PPIP yang sekarang ini sedang digaung-gaungkan oleh DPR RI
ketika reses kemarin ini perlu juga diawasi secara ketat dan cermat agar segala sesuatunya
tidak bertentangan dengan konstitusi, khususnya Pileg 9 April 2014 hari Rabu.
Saya pikir itu saja dari Kalimantan Timur. Kurang lebihnya mohon maaf .
Akhirul kalam, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om shanti shanti shanti om.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Pak Bambang.
Berikutnya dari Gorontalo. Silakan, Bu.
41 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
PEMBICARA : RACHMIYATI JAHJA (GORONTALO)
Laporan kunjungan kerja Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Republik
Indonesia Provinsi Gorontalo.
Yang terhormat Pimpinan DPD RI, rekan-rekan Anggota DPD RI, Sekretaris Jenderal
yang baru bersama seluruh jajaran, hadirin yang saya muliakan. Dengan mengucapkan
basmalah, bismillahirrahmanirrahim, saya mewakili rekan-rekan membaca laporan hasil
reses sebagai berikut.
Komite I, Dr. Budi Doku, menjelang pemilu 2014 banyak warga mengeluhkan belum
memiliki e-KTP dengan berbagai alasan. Perlu ditindaklanjuti agar tidak terjadi salah
pendataan pada pemilu nanti.
Masyarakat berharap agak sengketa-sengketa pemilu tidak terlalu lama sehingga
pemerintah fokus pada pembangunan. Oleh karena itu, dipandang perlunya DPD RI agar
terus membahas dan menciptakan RUU yang tepat untuk menghindari pengalaman-
pengalaman tersebut.
Komite II, Hana Hasanah Fadel Muhammad, di Gorontalo sendiri terdapat produk
lokal yang bernilai ekonomis. Misalnya, bentor yang merupakan alat transportasi umum
paling populer di Provinsi Gorontalo. Mirisnya, kepopuleran alat transportasi ini tidak diikuti
oleh peran serta pemerintah daerah untuk merumuskan standar keselamatan dari bentor ini
sendiri. Beberapa kajian yang telah dilakukan menilai bahwa bentor memiliki tingkat savety
yang masih minim.
Komite III, saya sendiri. Komite III mengambil salah satu bidang, yaitu kesehatan.
Dalam rangka menekan angka kematian ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu nifas, kami
mengambil salah satu sampel di salah satu kabupaten, yaitu Kabupaten Gorontalo di mana
Kabupaten Gorontalo yang terluas dan paling banyak penduduknya. Kabupaten Gorontalo
menggagas satu program, yaitu yang disebut dengan Gegas (Gusus Tugas) dan program
Gemerlap Sehat. Di sini, program ini ternyata mampu menekan angka kematian ibu di amna
pada tahun 2012, mampu menekan angka kematian ibu di mana pada tahun 2012, terdapat 16
angka kematian ibu dari 6.143 kelahiran hidup dan di tahun 2013 sampai dengan bulan
September bisa ditekan sampai dengan 50% menjadi 8 angka kematian ibu per 4.966
kelahiran hidup di Kabupaten Gorontalo. Dalam penerapannya, program ini membentuk tim
Gegas Kabupaten Gorontalo menyediakan nomor layanan operator Dinas Kesehatan
kabupaten lewat sms dan nomor operator RSUD dunda Limboto, sms yang terkoneksi ke
seluruh tim Gegas di seluruh tingkatan Kabupaten Gorontalo. Dan, dengan program tersebut
telah mengantarkan Bapak Bupati Kabupaten Gorontalo mewakili pemerintah Provinsi
Gorontalo mendapatkan penghargaan Kstaria Bakti Husada Kartika oleh pemerintah pusat.
Komite IV, harus ada skala prioritas yang terumuskan secara tegas dalam proses
pengelolaan keuangan negara yang menimbulkan pemborosan sumber daya publik. Selama
ini, hampir tidak ada upaya untuk menetapkan skala prioritas anggaran di mana ada
keterpaduan antara rencana kegiatan dengan kapsitas sumber daya yang dimiliki.
Dengan mengucapkan hamdalah, alhamdulillahirabbil’alamin, laporan ini saya
akhiri.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Bu.
Berikutnya dari Riau.
42 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
PEMBICARA : INTSIAWATI AYUS, SH., MH. (RIAU)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera.
Om swastiastu.
Yang terhormat Ketua dan Bapak-Ibu Anggota DPD RI, kami akan menyampaikan
singkat atas nama DPD RI dari Riau di Paripurna ini dan rinci dari aspirasi ini mohon dapat
ditindaklanjuti dan teragendakan di komite masing-masing.
Yang kami sampaikan adalah sebagai berikut, bahwa Provinsi Riau tanggal 27
November ini akan pilkada putaran 2 untuk gubernur Riau. Kedua, adalah catatan khusus dari
Ibu Maimanah Umar. Kami akan membacakan yang di sini kalau anggotanya yang hadir,
kalau dua anggota tidak hadir, tidak kami bacakan. Yaitu, mempertanyakan di forum
Paripurna ini, catatan-catatan dari Pansus DBH yang lalu. Dari kami adalah yang khsuus
dibacakan, yaitu catatan dari Riau menyangkut untuk pembangunan masyarakat dan daerah
demi kesejahteraan masyarakat. Ada satu benang merah yang mengganggu masyarakat dan
daerah dalam mengelola sumbr daya alam dan sumber daya ekonomi di daerah, mulai dari
tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota sampai ke provinsi adalah tentang kewenangan
pusat dan daerah yang tegas di sini untuk salah satu kami tujukan kepada Kementerian
Kehutanan. Karena, setiap pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi di
daerah akan terikat atas kewenangan Kementerian Perhutanan. Saat bicara tentang
perbatasan, saat bicara tentang kawasan hutan, kawasan konsensi, alih fungsi lahan,
pembangunan yang akan dituangkan dalam RTRWP semuanya tersandra oleh kebijakan
Kementerian Kehutanan. Makanya, RTRWP tidak selesai-selesai dan saaat kita membangun
pun kita kan tersandera dengan RTRWP yang tidak selesai-selesai. Untuk itu, salah satu dari
kewenangan Kementerian Kehutanan di daerah yang mengganggu pembangunan SDA dan
SDE salah satunya dalam waktu dekat, paling lambat bulan depan, kami akan
mengagendakan rapat akbar korban kebijakan Kehutanan dan konflik agraria seprovinsi Riau.
Dengan itu, mohon dukungan dari DPD RI untuk seluruhnya karena kami pahami masalah ini
adalah masalah yang terbentang dariAceh sampai Papua. Tersanderanya semua pembangunan
dengan kewenangan kawasan-kawasan hutan, apalagi saat bicara hak pengelolaan di atas
tanah mengingat tanah tidak tumbuh, tetapi masyarakat tumbuh. Maka, konflik agraria itulah
akan muara berikutnya. Jadi, demikian yang dapat kami sampaikan.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Bu Iin.
Berikutnya dari Sumatera Barat, kami persilakan.
PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (SUMBAR)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastiastu.
Yang sama-sama kita hormati Pimpinan Rapat, kemudian yang saya hormati seluruh
Anggota Senator DPD RI, jajaran Sekretariat Jenderal DPD RI, hadirin sekalian yang saya
muliakan. Bapak dan Ibu sekalian, kami Anggota DPD RI dari Provinsi Sumatera Barat sama
dengan yang lain masih berempat, belum kurang. Tiga tidak ada di tempat, Ketua DPD RI,
tidak ada laporan ke mana perginya. Kalau di provinsi kan sama ya, Pak Wayan, sam atidak
43 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
ada laporan. Kemudian, Bu Ema masih di Padang, pilkada. Belum beruntung beliau. Tetapi,
mewakili Pak Irman ada lokakarya di Padang. Pak Afrizal baru minta izin.
Izinkan saya menyampaikan singkat saja. secara umum, kepada Komite II, kami
berharap Sumatera Barat itu 19 kabupaten kota itu termasuk di dalam hutan lindung. Dan, ada
yang sifatnya sangat spesifik di Sumatera Barat itu adalah TamanNasional Kerinci Seblat,
hutan lindung. Ada beberapa kabupaten yang sama sekali daerahnya tidak bisa digarap,
terutama masyarakat yang tingga di daerah perbukitan dan pegunungan yang mata
pencahariannya itu adalah berada di kawasan hutan sejak nenek moyang sampai sekarang.
Akibat kebijakan politik negara ini karena ada perjanjian-perjanjian dunia internasional,
mereka harus hidup di garis kemiskinan. Kesehatannya kurang, ekonominya kurang,
pendidikannya juga kurang. Dan, ini selalu disuarakan, baik di DPD maupun di DPR, tetapi
tidak pernah mendapat perhatian, bahkan secara khusus pembahasannya secara lengkap. Nah,
melalui Komite II kita berharap, karena terkait dengan hutan lindung, kiranya untuk bisa
bersama Kementerian Kehutanan meninjau beberapa surat keputusan yang dibuat oleh
Menetri Kehutanan yang tidak merugikan daerah. Dan kalaupun itu harus dilakukan mestinya
harus ada kompensasi negara ini terhadap masyarakat yang tinggal di daerah-daerah tersebut
sehingga mereka tidak terkungkung dalam kemiskinan.
Kemudian yang kedua, sama yang disampaikan oleh teman-teman yang lain, termasuk
Pak Laode tadi yang soal guru. Sama, Pak, kita mengalami hal yang sama. Saya kira ini harus
diangkat ke tingkat yang lebih strategis, apakah dibentuk pansus dan segala macamnya,
terserah. Yang paling penting adalah bahwa yang masuk dalam kategori 2 ini menjadi hal
yang sangat diharapkan oleh pegawai yang berstatus sebagai kontrak itu. Kategori 2 ini di
daerah, secara khusus saya sampaikan, inin menjadi ombang-ambing juga. Daerah
mengatakan ini menjadi kebijakan pusat. Ketika ditanya ke pusat, itu menjadi domainnya
pemerintah daerah. Ada yang sudah berumur 55 tahun, kalau itu dia diangkat berarti 2 atau 1
tahun lgai dia harus udah pensiun. Kemudian, materi tesnya disamakan dengan anak-anak
yang baru berusia 21 tahun dan 22 tahun. Membaca saja, seperti yang dikatakan Pimpinan,
dia tidak sanggup lagi. Nah, tentu ini menjadi perhatian kita DPD RI, secara khusus adalah
Komite III. Saya berharap ini bisa menjadi catatan penting oleh DPD untuk bisa menampung
aspirasi masyarakat kita yang kita wakili di daerah.
Saya kira demikian yang dapat kami sampaikan. Jika ada salah dan janggal, mohon
maaf.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Salam sejahtera untuk kita semua
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Pak Alirman Sori.
Berikutnya, dari Papua.
PEMBICARA : AHMAD SYAIFULLAH MALONDA, SP (SULTENG)
Dari Sulteng, Pak.
44 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Sulteng terlalu jauh ke belakang, masih mutar sekali lagi. Sambil itu tadi sebetulnya
Pak Irman lagi menerima tamu sehingga saya yang memimpin sidang pada sore hari ini. Itu
lazim dalam pembagian tugas pimpinan.
PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)
Menurut konvensi, ini tidak diatur dalam tata tertib. Itu memang ketua itu tidak
diwajibkan harus berada di situ karena dia adalah speaker, mewakili kita bermacam-macam
kegiatan. Ini bukan saya membela ketua. Saya menegaskan hbhawa itu sudah begitu itu.
Memang tidak perlu berjejer-jejer pimpinan di depan itu kalau persoalan rutin.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Ya, Pak. Saya sudah sampaikan tadi, saya kira sudah paham kita.
Saya persilakan dulu Ibu Ibo untuk menyampaikan laporannya dari Papua.
PEMBICARA : FERDINANDA W IBO (PAPUA)
Selamat sore.
Sala sejahtera buat kita semua.
Yang kami hormati Bapak Pimpinan DPD, yang kami hormati Sesjen dan semua staf,
yang kami hormati dan banggakan semua Anggota Senator DPD RI. Kami akan
membawakan laporan kegiatan dari Provinsi Papua. Kami ada empat anggota ya. Semua
empat anggota, tetapi satu izin, Pak Paulus hari ini lagi terbang bersama gubernur ke
pedalaman di Papua, Pak Ketua. Lalu, yang satu Elion Number sakit. Yang ada kami dengan
Herlina Murib, tetapi sebentar tadi dia keluar.
Izinkan kami untuk membacakan yang penting saja dan selainnya nanti kami serahkan
kepada Pimpinan untuk disampaikan kepada komite. Hal-hal yang akan kami sampaikan dari
Komite I adalah hanya satu hal dari Komite I. Pada waktu anggota DPD akan melaksanakan
FGD di Uncen (Universitas Cendrawasih), yaitu pada hari Rabu tanggal 6 November 2013.
Kegiatan tersebut dibatalkan karena ada demonstrasi dari masyarakat mengenai otonomi plus
yang terjadi di Papua. Di Papua ada otonomi khusus No. 21 Tahun 2001. Tetapi, karena ada
namanya otonomi plus, lalu dari otonomi plus diadakan undang-undang pemerintahan Papua
di mana masyarakat tidak menerima sehingga agar pagar dari tenpat perkuliahan itu ditutup
dan kami tidak bisa mengadakan FGD tersebut. Yang diminta dari masyarakat adalah kenapa
tidak sosialisasi dulu mengenai otonomi plus atau UU pemerintahan yang mungkin akan
menggantikan Undang-Undang No. 21 Tahun 2001. Karena, mereka draf yang tersebar yang
sudah diedarkan itu dimuat beberapa hal yang akan kami bacakan di sini, yaitu draft tersebut
yang tersebar yang merupakan duplikat dari Undang-Undang Otonomi Aceh yang bernuansa
islam. Yang kedua karena Undang-Undang Otsus Tahun 2001 itu hasil kongres Papua yang
dihadiri oleh kurang lebih 10.000 orang dan semua komponen di Papua karena di Papua ada
yang memihak Indonesia, ada yang memihak untuk merdeka dan ada yang netral. Nah
semuanya berkumpul bersama karena orang Papua minta merdeka otonomi itu Undang-
Undang No. 21 Tahun 2001 itu muncul sehingga maksud tadi yang demo itu adalah kenapa
tidak sosialisasi dulu seperti itu sehingga apabila itu akan sampai kepada DPD maka itu perlu
diperhatikan bahwa karena otonomi itu undang-undang sudah ada lalu ada undang-undang
lagi. Apakah ini betul aturannya.
45 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Yang kedua dari Komite II. Yang diminta adalah pelaksanaan Undang-Undang No. 38
Tahun 2004 tentang pembangunan jalan kabupaten provinsi itu supaya bisa dijalankan sesuai
dengan yang sudah ditetapkan.
Komite III itu mengenai kesehatan. Di Papua kematian ibu melahirkan itu memang
ibu, bayi dan balita itu sangat serius. Adapun angka kematian ibu di Provinsi Papua itu 362
per 100.000 kelahiran hidup dan itu sudah diatas dari angka nasional yang sebenarnya 228
per 100.000 kelahiran hidup tapi sudah melampaui beberapa poin. Dan angka kematian
bayipun sedemikian, itu sudah tertinggi 41 per 1000 kelahiran hidup, jauh lebih tinggi dari
angka nasional yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup. Dan di Kabupaten Jayawijaya angka
kematian balita tercatat ini sampel tercatat 43 per 1000 kelahiran hidup dan itu lebih lagi.
Mungkin ada yang lebih lagi dari itu ada yang sampai 50-60 sehingga ini sangat prihatin
sekali mengenai sarana dan prasarana. Dan banyak desa yang sebenarnya tidak ada apakah itu
bidan apakah itu tenaga kesehatan. Kalau dokter biasanya ada di distrik.
Hal yang berikut mengenai kesehatan. Pada tanggal 10-13 November kemarin ada
kongres IDBI di Hotel Sahid. Kami juga ikut ke sana karena saya bidan saya ikut juga
Kongres Ikatan Bidan Indonesia maka diminta kepada DPD RI untuk membahas dan
merekomendasikan Undang-Undang Kebidanan. Itu yang diminta. Dulu jadi satu, Undang-
undang Keperawatan dan Kebidanan itu jadi satu tetapi oleh DPR kebidanan itu harus dipisah
sehingga oleh kongres besar itu merekomendasikan dan mempercayakan kami untuk
menyampaikan di hari ini supaya Undang-Undang Kebidanan itu harus dibahas dan
direkomendasikan kepada DPD dan juga di DPR.
Mengenai pendidikan ini mengenai kurikulum 2013 itu sudah dilakukan bimbingan
teknis sebagai guru-guru tetapi tidak semua guru akan hadir ini. Nah ini sangat disesalkan
tetapi itu yang terjadi. Hal yang berikut mengenai agama. Bagi umat muslim untuk
pelaksanaan haji kuota untuk Papua itu sangat kurang, 450 sampai 500. Tetapi yang sedang
menunggu itu 9000 lebih. Mungkin nanti tahun-tahun depan itu jadi 10.000 sehingga ini perlu
diperhitungkan. Mungkin nanti tambah lagi-tambah lagi. Jadi perlu ada suatu keadilan. Nah
di Papua banyak orang yang menunggu untuk naik haji. Dan satu hal berikut, kalau umat
muslim bisa ke Mekah maka kami umat nasrani juga sebenarnya diperintahkan untuk harus
ke Yerusalem untuk berbakti. Karena kalau tidak berbakti sesuai dengan kitab suci kami
Sekara 14 Ayat 69 itu dikatakan bahwa kami harus ikut suatu perayaan pondok daun. Ini
kami usulkan untuk bisa dikehendaki. Memang hubungan diplomat antara Indonesia dengan
Israel tidak ada tapi kalau Pancasila kita Ketuhanan yang Maha Esa itu yang pertama maka
itu kami lihat dari sisi iman kami sehingga kesempatan ini kami sampaikan seperti itu.
Mengenai testing yang terjadi pada beberapa waktu yang lalu, ini karena waktunbya
tidak bersamaan maka yang testing di Ujungpandang dia datang testing lagi di Papua. Nah ini
jadi dia double testing. Jadi kalau di sana lolos dia diterima di sana kalau di sini lolos double
atau itu sehingga kami usulkan sehingga itu ditentukan satu hari sama tapi tidak pada hari
ibadah kami di hari Minggu. Karena kemarin itu di Indonesia lain itu di hari Minggu
sedangkan di Papua itu terjadi pada hari Senin kalau saya tidak salah sehingga ada yang
double. Karena dia baca dia kirim dengan email-kah dikirim dengan apa ke sana dan ada
saudara yang mencacat itu dan dia tinggal testing saja dan itu sangat tidak adil.
Mengenai pengangkatan CPNS saya kira semua provinsi sama Pak ini perlu untuk
dibicarakan karena ada yang sudah lama dan dia punya umur tambah terus mendekati pensiun
sangat tidak adil. Mestinya umur sekian harus didahulukan dulu sedangkan yang muda bisa
tunggu beberapa tahun ke depan. Saya kira itu saja yang saya sampaikan.
Terima kasih atas perhatiannya.
Selamat sore.
Salam sejahtera buat kita.
46 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Ibu Ibo. Berikutnya Bengkulu.
PEMBICARA : Dra. ENI KHAIRANI, M.Si. (BENGKULU)
Pimpinan, laporan dari Bengkulu sedang di-print tapi kalau diperkenankan saya
menyampaikan secara lisan. Diperkenankan? Nanti menyusul tertulisnya. Boleh?
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan.
PEMBICARA : Dra. ENI KHAIRANI, M.Si. (BENGKULU)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swasti astu.
Kami ingin menyampaikan beberapa poin saja dari hasil kegiatan di daerah Anggota
DPD RI dari Provinsi Bengkulu. Saya hanya membacakan yang Komite I saja karena yang
lain biarlah nanti saya sampaikan secara tertulis karena orangnya tidak hadir untuk nanti bisa
didistribusikan ke komite yang terkait.
Khusus yang Komite I. Karena proses pembahasan Rancangan Undang-Undang
tentang Pilkada saat ini masih sedang berlangsung, banyak masyarakat yang menitipkan
kepada kami Anggota DPD dari Bengkulu untuk tetap memperjuangkan karena keresahan
sudah semakin tinggi di daerah karena trendnya ini masyarakat lebih condong mekanisme
atau sistem pilihan pilkada itu kembalikan saja ke DPRD, tidak hanya untuk Tingkat II tapi
sampai ke pemilihan gubernurpun mereka menyarankan dikembalikan ke DPRD. Bukan
tidak mendukung yang lebih ideal menyerahkan kepada masyarakat, kepada rakyat
pimpinannya tapi karena potensi konflik demikian tinggi lalu begitu tingginya juga indikasi
terjadinya money politik masyarakat lebih mendorong kembalikan ke DPRD saja, satu itu.
Lalu yang kedua, untuk proses pembahasan Undang-Undang tentang desa, masyarakat
masih mengharapkan DPD RI bisa memperjuangkan anggaran khusus dari APBN yang bisa
disalurkan ke desa langsung sehingga infrastruktur di desa ada ruang untuk terjadi perbaikan
dan perubahan-perubahan yang lebih signifikan ketimbang skema mekanisme penyaluran
dananya diserahkan lewat kabupaten. Yang kedua itu.
Lalu yang ketiga soal sengketa tapal batas yang hingga hari ini tidak selesai-selesai
antar kabupaten satu dengan kabupaten yang lainnya. Walaupun di Undang-Undang No. 24,
Undang-Undang tentang pemerintah daerah dipastikan itu domain gubernur tapi hingga
sampai hari ini tidak bisa diselesaikan oleh gubernur. Yang kedua, meskipun sduah ada
peraturan pemerintah yang berusaha untuk menyelesaikan itu secara teknis tapi ternyata
sudah dua tahun berlangsung tetap juga belum menjawab persoalan sementara masyarakat
yang ada di desa di sekitar tapal batas itu sangat tersiksa karena proses pembangunan tidak
bisa berjalan, pelayanan administrasi tidak bisa juga berjalan dengan baik lebih-lebih saat ini
akan diselenggarakanya pesta demokrasi dan ini menimbulkan sebuah persoalan tersendiri
sehingga masyarakat sudah menyampaikan kemungkinan boikot tidak akan ikut dalam proses
pemilu yang akan datang ini. Mohon bantuan Pimpinan dan Komite I untuk dapat
membahasnya lebih lanjut sehingga sengketa tapal batas yang ada di daerah ditempat kami
itu ada 3 tempat ini bisa selesai. Lalu ada kasus yang lain soal sengketa tapal batas yang
diajukan ke Mahkamah Konstitusi antara Bengkulu Selatan dengan Kabupaten Kaur dan
47 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Bengkulu Selatan dengan Kabupaten Seluma, sudah diajukan ke Mahkaman Konstitusi
namun keputusannya itu menyerahkan kembali ke Kementerian Dalam Negeri untuk
menyelesaikannya. Sementara anggaran yang dikeluarkan untuk prosesnya ke MK itu
miliyaran. Luar biasa ini. Ini kasus di Bengkulu ini mudah-mudahan bisa menjadi catatan
tersendiri sehingga tidak membuat anggaran daerah menguap begitu saja ke Makmakah
Konstitusi. Demikian.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Ibu Eni. Berikutnya Sulawesi Tengah.
PEMBICARA : AHMAD SYAIFULLAH MALONDA, SP (SULTENG)
Bismillahirahmanirahiim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang terhormat Bapak Ketua DPD, Wakil Ketua DPD, rekan-rekan Anggota DPD
Sekjen yang baru. Kami dari Sulawesi Tengah alhamdulilah sudah selesai melaksanakan
reses dan laporan secara rinci akan kami serahkan kepada Pak Ketua Cuma dalam hal ini ada
beberapa saran dari kami sendiri sebenarnya, ketika kami melakukan reses di daerah bahkan
sebelum reses rapat denga bebrapa kepala dinas, beberapa bupati itu sudah menelpon kami
untuk datang ke daerahnya. Ketika kami datang ke daerahnya mereka memberikan aspirasi
kepada menuntut janji kepada kami. Janjinya bagaimana ini Pak? Reses yang anda lakukan
ini seperti apa? Inilah laporan kami, inilah keluhan-keluhan dari rakyat-rakyat daerah kami
kemana Bapak salurkan itu? Kami sebagai Anggota DPD ya menjawab, akan kami salurkan
ke kementerian yang terkait dengan usulan dari Bapak-Bapak tetapi kami juga mengatakan
bahwa semua reses yang kami lakukan itu akan kami paripurnakan. Setelah itu kami berikan
kepada komite-komite yang bersangkutan dengan hal-hal yang sudah Bapak ajukan. Tapi itu
sudah berlaku 4 tahun yang lalu. Nah sekarang ketika beberapa kepala dinas itu menanyakan
kembali, apa yang sudah anda lakukan setelah ini? Nah anda ingin maju lagi ke DPD, yang 4
tahun lalu itu kemana usulan Bapak? Ya karena kita orang politisi kita tahu jawabnyalah tapi
persoalannya ketika mereka menanyakan tentang kelembagaan apa yang sudah dilakukan
oleh lembaga ini tentang aspirasi-aspirasi itu? Olehnya dalam kesempatan ini kami memohon
kiranya mungkin usulan dari kami ketika kita melaksanakan paripurna setidak-tidaknya ada
dirjenlah yang bisa hadir dengan kita sehingga hasil aspirasi kita yang kita dapat dari daerah
dilihat langsung oleh dirjen dan mungkin diberitakan kepada koran-koran media nasional,
jangan cuma media daerah. Ketika media melihat kita berdiskusi dengan dirjen berarti
mereka tahu bahwa memang betul-betul Anggota DPD ini menyalurkan aspirasi yang sudah
kami berikan kepada dia, tapi buktinya setelah ini apa? Kita memberikan kepada keynote
speaker kita, keynote speaker kita juga ada usulan dari daerahnya sendiri, Pak Laode kita
suruh untuk menerima aspirasi kita tapi dia juga punya ada aspirasi dari daerahnya. Kapan
dia bisa urus daerahnya kita juga kan? Jadi kami berharap ketika kita ada paripurna ini kita
harus undang minimal menterilah, kalau bisa menteri kita hadirkan di sini atau dirjen kita
hadirkan untuk melihat bahwa inilah yang kita lakukan ketika kita reses di daerah.
Kemudian itu barangkali unek-unek dari saya. Mengenai laporan akan saya serahkan
sekarang kepada Ketua.
Terima kasih, mohon maaf. Lebih dan kurang kami memohon maaf.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
48 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Berikutnya dari Kepri. Kalau tidak ada dari Kepri maka dari Jambi. Jambi tidak ada?
Maka dari Sulawesi Barat. Juga tidak ada? Oh Kepri? Kepri.
PEMBICARA : Drs. HARDI SELAMAT HOOD (KEPULAUAN RIAU)
Bu, nanti kita berdua saja. Ibu separuh, saya separuh.
Bismillahirahmanirahiim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Pimpinan DPD RI yang saya muliakan, Saudara-saudara Pimpinan Alat Kelengkapan
serta Saudara-saudara Anggota DPD RI dan Saudara Sekretaris Jenderal DPD RI beserta
jajaranya. Alhamdulillah Allah SWT telah mempertemukan kita dalam Sidang Paripurna
yang berbahagia ini. Ada pantun dari Ibu Aida. Laksmana menghadap raja di istana
menghadap dengan datuk menteri, jaring aspirasi telah telaksana kini saatnya laporan diberi.
Saudara-saudara Anggota Senator yang kami hormati, sudah menjadi kewajiban dan
sekaligus menjadi rutinitas kita untuk selalu menyampaikan laporan hasil kegiatan selama di
daerah pemilihan masing-masing. Laporan kegiatan selama ada di daerah pemilihan memiliki
makna sebagai bentuk akuntabilitas tugas dan fungsi kita sebagai wakil rakyat. Untuk itu
kami sampaikan hal-hal sebagai berikut :
Komite I. A. Pengadilan Keagrariaan. Masalah-masalah keagrariaan di daerah
khususnya Provinsi Kepulauan Riau telah bermunculan dan semakin hari masalah yang
timbul semakin kompleks. Banyak sengketa agraria yang sampai sekarang proses
penyelesaianya berlarut-larut dan terus menjadi polemik di masyarakat diantaranya seperti
keberadaan PT. BMW di Lagoi Bintan yang diketahui telah mendapatkan hak guna usaha
(HGU) untuk pembangunan kawasan wisata terpadu di Kabupaten Bintan Kepulauan Riau.
Namun lahan seluas 17.960 hektar dari 23.000 hektar lebih tersebut selama 22 tahun
ditelantarkan dan belum dimanfaatkan sejak 1999. Masyarakat menilai lahan yang
ditelantarkan tersebut berpotensi merugikan negara yang diperkirakan mencapai miliaran
rupiah dengan menghitung pajak atas tanahnya. Maka masyarakat menginginkan lahan
tersebut diambil alih oleh pemerintah daerah untuk kepentingan masyarakat. Terkait
kelembagaan tak terelakan bahwa hasil penyerapan aspirasi terkait masalah keagrariaan yang
terus bermunculan di daerah khususnya Kepulauan Riau maka sangat diperlukan
pembentukan kelembagaan khusus menanggani dan menyelesaikan konflik dan sengketa
keagrariaan secara tuntas, utuh dan menyeluruh.Mengingat keunikan permasalahan
pertanahan dan keterbatasan kapasitas dan respon kelembagaan yang ada di sinilah relefansi
menghadirkan pengadilan keagrariaan kini saatnya merintis pembentukan pengadilan
keagrariaan di bawah peradilan umum di lingkungan Mahkamah Agung. Pengadilan
keagrariaan ini nantinya diisi para hakim dan aparatur yang terdidik dan terlatih khususnya
untuk menangani perkara keagrariaan.
Tata ruang FTZ. Terkait tata ruang di Provinsi Kepulauan Riau SK Menteri
Kehutanan No. 463 Tahun 2013 yang mengatur tentang perubahan peruntukan kawasan hutan
menjadi bukan kawasan hutan seluas 124.775 hektar, perubahan fungsi kawasan tersebut saat
ini menjadi polemik masyarakat juga.
Selanjutnya, pelanggaran hak asasi manusia. Kasus pelanggaran hak asasi manusia
terhadap WNI asal Batam yang menjadi TKI ilegal sangat mengusik hati kami sebagai
senator di Provinsi Kepulauan Riau yaitu ditembaknya 4 warga Batam oleh Polisi Malaysia
dengan tuduhan sebagai perampok padahal belum ada bukti-bukti yang jelas bahwa mereka
49 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
adalah para perampok. Namun data-data yang kami peroleh langsung dari korban dan teman
korban yang menjadi TKI ilegal di Malaysia sangat jelas telah terjadi pelanggaran HAM
dalam penembakan 4 warga negara tersebut. Keluarga korban juga merasakan kecewa dengan
otopsi sepihak yang dilakukan oleh Polisi Malaysia. Hal ini perlu untuk mendapat perhatian
DPD kiranya.
Komite II. Tidak dibacakan karena orangnya tidak ada.
Komite III. Dibacakan karena orangnya yang membacakan. Permasalahan pertama
tentu adalah kurikulum 2013. Pada kota Batam dinyatakan kurikulum 2013 dilaksanakan
secara menyeluruh. Inilah salah satu kota atau kabupaten yang menerima kurikulum 2013
secara menyeluruh. Akibat tersebut ternyata para orang tua diwajibkan atau diharapkan
mempunyai buku yang dilakukan dengan fotokopi sendiri. Ini jelas meresahkan karena
pemerintah Republik Indonesia belum menyatakan kurikulum 2013 dilaksanakan pada
seluruh sekolah.
Selanjutnya Komite IV. Orangnya ada. Komite IV menitikberatkan kepada DBH
untuk Kabupaten Natuna. Seperti diketahui bahwa Kabupaten Natuna baru terbentuk selama
13 tahun. Perkembangan pembangunan di segala bidang tertinggal bandingkan dengan daerah
lain seperti pembangunan infrastruktur. Dalam rangka mempersiapkan diri untuk menerima
investor baik asing maupun dalam negeri Pemerintahan Kabupaten Natuna akan melakukan
pelabuhan udara sipil. Dana pembangunan tersebut bersumber APBD Kabupaten Natuna
sebesar 206 Miliar. Oleh sebab itu kami merasakan bahwa dana untuk pembangunan
infrastruktur Kabupaten Natuna telah bersumber dari Dana Bagi Hasil akan tetapi selama ini
DBH gas adalah sebesar 30 berbanding 70. Pemerintah Kabupaten Natuna hanya menerima
30% dari hasil minyak dan gas. Hal ini berbeda dengan daerah lain seperti Papua dan Aceh.
Banyak lagi yang kami bacakan tentu ini tak dapat diselesaikan sampai di sini tetapi kami
akan serahkan kepada komite-komite nantinya. Akhirnya pantun Bapak Presiden. Daun sirih
diatas batu, terima kasih thank you.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KEPULAUAN
RIAU)
Pimpinan, Pak Laode. Jangan diserahkan dulu. Ada dilengkapi yang masih kurang.
Pak Laode. Mohon maaf, Pak Laode. Sebetulnya tadinya saya mau membacakan tapi
saya di kamar kecil. Jadi ada yang tertinggal ini jadi terpaksa diambil ini. Kalau boleh saya
pendek saja tapi masalah hak asasi manusia penting sekali.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Dari situ saja Bu.
PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KEPULAUAN
RIAU)
Jadi begini, tadi kan disampaikan karena saya sendiri yang menghadapi datang terus
seluruh Indonesia wanita-wanita yang suaminya terbunuh, dibunuh, yang dituduh perampok
oleh Malaysia. Nah berdasarkan apa yang kita data-data semua yang sudah mati terbunuh ada
151 TKI yang sudah tertembak mati. Kemudian ada 174 Warga Negara Indonesia di
Malaysia yang menanti divonis mati. Yang ingin kami sampaikan misalnya yang tahun lalu
ya Pak Laode, itu 4 orang datang kepada kami menunjukan foto-fotonya dan lain-lain sampai
sekarang tidak terbukti mereka itu merampok muka mereka sudah hancur lebur tapi mereka
50 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
tetap ditembak di dadanya dan mereka itu bekerja di bangunan kelapa sawit. Malah satu
orang baru menelepon istrinya sebentar lagi saya pulang dan kemudian diumumkan gank
hitam dia tidak berbaju hitam dan namanya A, B, C, D bukan namanya kemudian diralat
namanya salah dan lain-lain. Nah intinya adalah kemudian kejadian lagi beberapa waktu yang
lalu yang di katakan 4 orang lagi. Intinya adalah bahwa mohon Pak Laode bahwa kita betul-
betul menunjukan sikap di sini karena adanya kecemburuan dari tenaga kerja di sana terhadap
warga Indonesia yang mau dibayar murah, rendah, setia dan lain-lain. Kemudian ada tekong-
tekongnya. Tekong itu perantara. Kemudian majikan-majikan sering bertahun-tahun tidak
membayar gaji, begitu ditagih gajinya dikerahkanlah dan polisi akan naik pangkat kalau
berhasil melakukan hal tersebut. Dan mohon maaf Pak Laode, dilakukanlah penggerebekan-
penggerebekan. Itu kami sendiri melihat di penampungan, ada bayi-bayi kembar yang
diperkosa dia dapat dari majikan dan majikan mengenyahkannya dan dimintakan supaya
ramai diserbu, digeledah izin dan lain-lain sehingga tertangkap. Itu setiap pemulangan ada
90 perempuan dan lain-lain. Terlepas dia ilegal atau legal, tapi itu ada itu adalah hak asasi
manusia dan mereka diperkosa dan mereka dibuang begitu dan mereka ditembak, dituduh
perampok padahal tidak ada bukti perampoknya. Nah yang saya ingin sampaikan adalah
apakah boleh menuntut hak asasi manusia kalau orang sudah disiksa, saya melihat sendiri
fotonya, wajahnya sudah hancur kemudian ditembak dadanya. Dan yang terakhir, ini lagi 4
orang itu, jelas ada foto bahwa mereka tinggal di tempat, mereka sedang membersihkan,
sedang ngepel tiba-tiba diserbu ditembak mereka jatuh mati begitu saja. Jadi saya mohon
supaya DPD di sini kita bersikap, kita tanyakan kepada pemerintah dan pemerintah Malaysia
bagaimana peraturan terhadap TKI. Saya sangat terganggu karena saya merasa sebagai
wanita kalau seumpama kita, harga diri bangsa kita sudah betul-betul dijatuhkan dan kita
betul-betul harus berjuang untuk ini.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Bu Aida. Saya kira catatan tadi penting, nanti kita serahkan kepada
Komite III untuk dikaji atau didalami lebih jauh.
Silakan. Terima kasih. Dalam catatan saya DKI Jakarta...
PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)
Pak Ketua, ini kalau kita serahkan lagi kepada komite itu memerlukan proses panjang.
Ini kan tidak perlu ada penelitian tetapi konstatering ini langsung dikomunikasikan dengan
Kementerian Luar Negeri yang memang ada suatu direktorat perlindungan warga negara di
luar negeri. Jadi ini kita serahkan langsung kepada Pimpinan untuk menindaklanjuti. Jadi itu
cukup dengan surat sebenarnya dari Pimpinan tidak perlu dikembalikan kepada Komite III.
Jadi cukup Pimpinan meminta data dari Kepulauan Riau untuk lantas diteruskan ke
Kementerian Luar Negeri. Ini sebenarnya tugas sekretariat jenderal teknisnya itu.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Pak Fatwa. Saya kira tadi yang saya maksudkan sebetulnya kita dalami
apakah Komite III karena ini bidangnya Komite III ketenagakerjaan, yang disampaikan tadi
sebetulnya bukan sekedar dari dari kasusnya Kerpri tapi juga dari daerah-daerah lain di
Indonesia.
51 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KEPULAUAN
RIAU)
Pak Laode, itu Kepri hanya tempat menyebrang. Itu dari seluruh Indonesia, dari
Sumbawa, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepri hanya tempat penyebrangannya.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Oke, saya sudah paham. Nanti kita coba dalami. Ini kan data informasi yang baru kita
terima. Nanti kita coba serahkan meminta sekretariat jenderal untuk mengolahnya dan
mengkoordinasikannya dengan Komite III untuk selanjutnya kita ambil sikap. Saya kira
menarik, misalnya setelah apa besok atau kapan kita langsung kalau datanya tersedia valid
karena karena harus cek dan ricek juga data itu kemudian kita sampaikan ke publik. Saya kira
itu. Catatan saya itu ada dua yang tidak dalam ruangan ini yaitu satu Sulawesi Barat
kemudian kedua Jambi. Tapi yang terakhir yang akan menyampaikan saya kira dari DKI
Jakarta. Silahkan Pak Pardi.
PEMBICARA : H. PARDI (DKI JAKARTA)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swasti astu.
Bismillahirahmanirahiim.
Yang saya hormati Saudara Ketua, para Wakil Ketua dan para Anggota Dewan
Perwakilan Daerah Senator Republik Indonesia, Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya kita dapat terus menjalankan tugas, fungsi dan wewenang sebagai Anggota DPD RI.
Pelaksanaan kegiatan Anggota DPD RI di daerah pemilihan bertepatan dengan peringatan
hari pahlawan 10 November 1945 yang ke-68. Hari pahlawan merupakan salah satu tonggak
kepahlawanan dan pengorbanan untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Para
pemimpin politik dan penyelenggara negara harus menggunakan momentum peringatan ini
sebagai sebuah usaha meningkatkan kemandirian dan kedaulatan Indonesia dan dapat
memberikan kesempatan kepada semua warga negara untuk berkembang dan maju di
berbagai bidang dan sektor kehidupan. Kami menyambut baik inisiatif 96 Anggota DPD RI
tanggal 25 Oktober untuk mengajukan hak bertanya kepada pemerintah tentang kebijakan
mobil murah. Kondisi kemacetan di DKI Jakarta sungguh sangat kronis sehingga kebijakan
mobil murah dapat dipandang kotraproduktif dengan pengembangan sistem transportasi
massal ibukota negara. Selain itu kebijakan tersebut juga menggambarkan tidak ada garis
tegas antara kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengenai penyelesaian
kemacetan di ibukota. Saudara Wakil Presiden pernah mengeluarkan instruksi 17 langkah
atasi kemacetan Jakarta beberapa bulan yang lalu namun terkait kebijakan mobil murah
Saudara Wakil Presiden juga menyatakan bahwa solusi kemacetan bukan dengan mambatasi
atau menghentikan produksi mobil murah. Singkat saja, langsung.
Pengembangan Kepulauan Seribu. DKI Jakarta memiliki satu kabupaten yaitu
Kabupaten Kepulauan Seribu untuk pengembangan kepulauan tersebut diperlukan komitmen
pemerintah untuk menyediakan infrastruktur dan aparatur pemerintah yang dapat melayani
masyarakat. Peberapa permasalahan terkait Kepulauan Seribu adalah Satu, perencanaan
pembangunan pengembangan dan pembangunan Kabupaten Kepulauan Seribu beririsan
dengan pengembangan wilayah taman nasional di bawah Kementerian Kehutanan sehingga
52 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
diperlukan koordinasi antara instansi yang terkait. Pentingnya dukungan anggaran besar dan
tepat sasaran dalam pengembangan dan perencanaan pembangunan Kabupaten Kepulauan
Seribu. Pentingnya penataan pelabuhan karena masyarakat membutuhkan transportasi murah
dari dan Kepulauan Seribu. Namun Kepulauan Kali Adem yang semula difungsikan sebagai
pelabuhan kapal warga kini berubah menjadi pelabuhan kapal komersil sedangkan
Perlabuhan Angke sudah semraut dan tidak terawat. Pemerintah perlu menyediakan
pengolahan air bersih karena alat pengelolaan air laut menjadi air tawar yang sudah ada tidak
berfungsi lagi.
Akses internet atau hot spot. Warga Kepulauan Seribu sangat membutuhkan itu untuk
dapat mendapatkan informasi-informasi dari luar. Pentingnya keberadaan aparatur
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan masyarakat di Kepulauan Seribu. Kemarin kita
ke Kepulauan Seribu, lurah kita telepon tidak ada, camat kita telepon tidak ada di tempat,
bupatipun juga tidak ada di tempat. Jokowi jangan tidur. Pentingnya tetap pada tunjangan
resiko bagi para tenaga honor. Selama ini ada tunjangan itu, selama gubernurnya Jokowi itu
dihapus. Pentingnya penempatan pegawai yang semestinya fungsional tidak menjadi pegawai
struktural hal ini didasari adanya permintaan banyak warga yang menginginkan tetap adanya
dokter spesialis di rumah sakit Kepulauan Pramuka. Begitu pula dengan pengadaan alat
bedah. Karena memang di Rumah Sakit Umum Kepulauan Seribu itu ada dua lantai, rumah
sakitnya sangat bagus, memang dokter spesialisnya tidak ada, alat-alat juga tidak ada maka
terkadang ada rumah sakit merujuk. Maka dari itu kita DPD RI sekali-sekalilah ada
kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu karena sangat memprihatinkan.
Penutup. Demikian laporan kegiatan masa kerja di daerah DPD RI Provinsi DKI
Jakarta 26 Oktober 2013 sampai dengan 17 November 2013. Semoga hasil laporan kegiatan
di daerah ini dapat ditindaklanjuti dengan baik melalui alat-alat kelengkapan DPD RI.
Wabilahitaufiq walhidayah.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Pak H. Pardi.
Sidang dewan yang mulia, telah kita ikuti kegiatan laporan dari berbagai daerah. Saya
kira tadi ada beberapa catatan saya, nanti saya diingatkan, yang menurut saya sangat penting
untuk memperoleh perhatian dari kita semua. Saya kira pertama adalah soal CPNS, Tes
CPNS daerah tenaga honorer atau CPNS tenaga honorer. Saya kira seluruh daerah tadi
mengeluhkan itu dan kita perlu mempertanyakan ini dan sekaligus menyarankan kalau bisa
langsung juga ke Presiden sekaligus juga kita minta pertimbangan khusus dari Kementerian
PAN dan Pak Sekjen, ini sebagai mantan Dirjen di Kementerian Otonomi Daerah dan
beberapa jabatan lainnya di kementerian itu saya kira sudah mendengar langsung dan saya
juga sudah bicara secara sekilas dengan beliau untuk mencoba mempersiapkan surat yang
terkait dengan bagaimana jalan keluar yang kita mintakan dari DPD kepada pihak pemerintah
kepada Presiden atau Kementerian PAN. Itu yang pertama.
Kemudian yang kedua soal..
PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (SUMBAR)
Interupsi Pimpinan. B-12.
Menyarankan apa yang disampaikan tadi. Informasinya tanggal 4 sudah ada
pengumuman. Jadi jangan terlambat. Jangan terlambat karena ini diharapkan DPD dapat
membantu solusi tentang kategori II. Kategori II namanya sekarang.
53 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Iya. Saya berharap ini secepatnya kita persiapkan dan besok Komite II dan Komite III.
Karena ini bukan wilayah Komite III saja, ini hanya guru kalau itu. Dan Komite III dan
Komite I untuk gabung besok untuk memberikan, menyampaikan harapan kepada pemerintah
melalui pers. Kalau saya berharap seperti itu. Dan kita minta pihak sekretariat jenderal untuk
menyiapkan datanya. Begitu ya.
PEMBICARA : Drs. H. ABDURACHMAN LAHABATO (MALUKU UTARA)
Interupsi Pimpinan, ada kaitan dengan itu sebetulnya.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Kalau tidak terlalu penting artinya biarkan saya sampaikan dulu seterusnya ya.
Maksud saya penting juga itu tapi tidak ada kelanjutannya yang terpenting bagi saya.
Kemudian soal RTRW. Ini saya kira Ibu Iin tadi ini juga saya kira ini sangat penting juga
karena terbengkalainya RTRW itu berimplikasi pada perencanaan pembangunan dan
pelaksanaan pembangunan yang terkait juga dengan kebutuhan rakyat dan perkembangannya
di berbagai daerah di Indonesia. Saya kira juga perlu memperoleh perhatian yang serius.
Caranya apakah saya kira ini mungkin urgent, sangat urgent di Komite II atau bagi DPD. Itu
yang kedua.
Yang ketiga soal TKI. Saya kira ini juga, ini TKI yang di Malaysia. Tadi saya kira
saran Pak Fatwa dan rekan-rekan kita dari Riau berdasarkan itu kita perlu melakukan, kita
perlu datanya dan kita lakukan cross check untuk kemudian kita ambil langkah-langkah
strategis untuk itu untuk disampaikan kepada pihak yang terkait di Kementerian Dalam
Negeri, juga di Kementerian Tenaga Kerja. Saya kira itu tiga hal yang terpenting.
Soal tindak lanjut saya kira tadi catatan itu dirasakan oleh semua, tindak lanjut reses
ini. Makanya sebetulnya mari kita jadikan ini pelajaran, pengalaman untuk kita melangkah
hasil-hasil reses yang dianggap strategis atau aspirasi dari daerah mari kita lakukan untuk
segera menindaklanjutinya secara kelembagaan. Jadi kalau itu yang terkait dengan agenda-
agenda program dan seterusnya kita langsung sampaikan dan tindakannya kita sampaikan ke
daerah. Jadi setiap step itu kegiatan kita yang terkait dengan aspirasi kita kirimkan ke daerah
sehingga daerah juga memperoleh informasi yang tentang progress-nya. Soal pers saya kira,
memang kita tidak bisa memaksa pers untuk memuat kegiatan kita. Nah biasanya pers
mempunyai cara pandang sendiri untuk memuat suatu berita atau tidak memuat suatu berita.
Pak Abdurachman silakan.
PEMBICARA : Drs. H. ABDURACHMAN LAHABATO (MALUKU UTARA)
Terima kasih Pimpinan. Saya berharap karena pengumuman CPNS itu tanggal 4,
memang sebagian besar laporan kita itu tidak jauh berbeda berkaitan dengan CPNS. Karena
itu pihak sekretariat jenderal diharapkan segera mengidentifikasi sehingga pada saat
menyampaikan aspirasi itu secara menyeluruh seluruh provinsi. Di Maluku Utara juga saya
sampaikan tadi, memang saya tidak sempat membacakan tapi tidak jauh beda dengan
berbagai daerah di provinsi yang lain termasuk CPNSD. Katakanlah misalnya Calon Pegawai
Negeri Sipil di instansi vertikal di bidang pertanahan. Itu kuotanya sangat sedikit dan
ditengarai sangat sedikit itu dengan maksud nanti di-drop dari pusat. Itu artinya sebenarnya
54 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
sumber daya lokal itu kan sebenarnya sudah cukup banyak yang memiliki kompetensi yang
sama, mestinya itu diberdayakan, penerimaannya lebih banyak di sana, tidak harus drop dari
Jakarta.
Terima kasih Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Saya kira soal ini kita sepakat semua. Nanti kita minta sekretariat jenderal untuk
mempersiapkan bahannya dan saya berharap paling tidak dua hal strategis yang besok kita
umumkan ke publik yaitu kita mintakan ke publik pihak pemerintah menanggapinya secara
serius yaitu soal penerimaan CPNS terkait khususnya tenaga honorer atau hal-hal yang lain
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Nanti kita minta Pak Sekjen yang telah berpengalaman
untuk itu dan kita akan coba melihatnya sebelum kita umumkan ke publik. Yang kedua
adalah soal tenaga kerja itu. Datanya bisa diserahkan langsung kepada sekretariat jenderal
untuk coba di-crosscheck.
Saudara-saudara sekalian, sebelum menutup Sidang Paripurna kali ini kami perlu
mengingatkan bahwa Sidang Paripurna ke-8 Masa Sidang II DPD RI akan berlangsung pada
tanggal 14 Desember, sekali lagi 14 Desember 2013 dengan agenda laporan perkembangan
tugas alat kelengkapan dan pengesahan Keputusan DPD RI sekaligus menutup Masa Sidang
II Tahun Sidang 2013-2014. Jadi sehingga sekali masa sidang ini kita manfaatkan seefektif
mungkin hari-hari kita berada di Senayan ini. Kami menghimbau agar waktu yang singkat ini
dapat digunakan seefisien dan seefektif mungkin untuk menghasilkan kerja-kerja politik yang
maksimal baik kepentingan rakyat dan daerah.
Akhirnya saya mengucapkan alhamdulillah..
PEMBICARA : Prof. Dr. JHON PIERIS, SH., MS. (MALUKU)
Pak Ketua, mungkin sudah disampaikan oleh banyak penanya sebelumnya. Saya tadi
agak terlambat. Kita punya dua menko lagi, Kesra dan Polkam, juga Ketua MK, Ketua MA.
Tidak terkait dengan hak bertanya yang dipelopori Pak Fatwa tapi sebaiknya tradisi ini kita
coba teruskan pada setiap paripurna menghadirkan mereka-mereka untuk hal-hal krusial yang
kita anggap penting untuk dibahas bersama dengan DPR. Kita baru tradisi Ketua BPK. Coba
dipikirkan untuk ketua lembaga negara yang lain semisal Mahkamah Konstitusi. Boleh jadi
lembaga ini juga mencedrai demokrasi pada tingkat nasional dan daerah-daerah. Hal ini harus
didesain sedemikian rupa supaya pada Sidang Paripurna seperti ini mereka diundang. Saya
kira banyak sekali pers yang hadir tadi dan kalau ini bisa kita lakukan kinerja kita cukup baik,
image politik dari masyarakat cukup baik terhadap lemabga negara ini.
Terima kasih
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Pak Jhon.
Saya kira itu nanti kita cari formulasinya, mari kita diskusikan di dalam Panmus
terlebih dahulu mana formulasi-formulasi ke depan yang bisa diambil oleh DPD.
PEMBICARA : Drs. H. ZULBAHRI M., M.Pd (KEPULAUAN RIAU)
Ketua, sedikit.
55 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MS II TS 2013-2014, SELASA 19 NOVEMBER 2013
Ini menanggapi pidato akhir dari Pak Wakil Ketua. Tadi Paripurna ke-8 itu tanggal
14, kalau tidak salah kemarin di Panmus tanggal 20 kita paripurna karena kami sudah
menyusun jadwal komite Pak. Jadi mohon klarifikasi.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Oke, nanti ini catatan dari Sekretariat ini tanggal 14 Desember 2013. Nanti kita coba
cross check sesuai dengan agenda. Rapat ini, paripurna ini tidak mengubah agenda yang
sudah ditetapkan oleh setiap alat kelengkapan maupun melalui Panmus atau yang ditetapkan
melalui paripurna yang lalu.
Akhirnya dengan mengucapkan alhamdulilah Sidang Paripurna ke-7...
PEMBICARA: Ir. H. BAMBANG SUSILO, MM. (KALTIM)
Pimpinan. Sebelah kanan, Pimpinan.
Mohon maaf Pimpinan. Sekarang mohon ditindaklanjuti pasca Keputusan MK.
Karena banyak sekali masalah-masalah aspirasi yang telah diekspos oleh saudara-saudara kita
rekan-rekan dari senator masing-masing provinsi, itu persis sama atau berhubungan dengan
apa yang telah diputuskan oleh MK. Ini kayanya pasca Keputusan MK itu itu semakin jauh di
awang-awang kelihatannya, semakin kita tidak bersinergi atau duduk dalam satu meja dengan
DPR dan pemerintah. Nah itu Pimpinan. Jadi saya mohon jangan sampai Keputusan MK ini
menjadi warisan bagi anggota-anggota DPD setelah 9 April 2014. Harus ada suatu kejelasan
yang jelas paska Keputusan MK, bagaimana DPD duduk sejajar dalam legislasi dengan
pemerintah dan DPR.
Terima kasih, Ketua.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Saya kira tidak soal lagi yang perlu diangkat, nanti akan menjadi catatan ya, catatan
untuk Pimpinan saya kira untuk mengelolahnya.
Sekali lagi akhirnya dengan mengucapkan alhamdulilah Sidang Paripurna ke-7 kami
tutup.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om shanti shanti om.
KETOK 3X
SIDANG DITUTUP PUKUL 16.12 WIB