16 · C. Teater terbuka dan ruang musik underground D. Perpustakaan dan bengkel E. Ruang pamer...

12
2 PERENCANAAN TAPAK 2.1 Pemilihan lokasi 2.1.1 Lokasi tapak Tapak terletak di Surabaya Pusat dengan dua sisi yang berhadapan dengan jalan besar yaitu Jalan Gubeng Pojok dan Jalan Kusuma Bangsa dan satu sisi menghadap Jalan Selamet. Dua sisi lainnya berhadapan dengan perumahan. Tapak merupakan lahan kosong sehingga tidak diperlukan lagi penambahan biaya untuk pembebasan tanah, pembongkaran dan pembersihan sisa bangunan. 2.1.1.1 Kelebihan tapak Kelebihan dari tapak yang terletak di Jalan Gubeng Pojok yang diharapkan dapat mendukung kelangsungan proyek dan proses perancangan adalah: Terletak di pusat kota dan berhadapan dengan jalan utama. Cukup luas sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengolahan ruang luarnya. Fasilitas air bersih, jaringan telepon dan listrik terjamin serta merupakan daerah bebas banjir. Mudah dicapai oleh para seniman, pengguna seni, dan wisatawan Kemudahan akses pencapaian yang didukung oleh transportasi angkutan umum, akses lalu lintas utama dan strategis serta akses pedestrian. Merupakan daerah pemerintahan, pendidikan dan kebudayaan Daerah tersebut sudah dikenal sebagai pusat budaya dan seni Surabaya.

Transcript of 16 · C. Teater terbuka dan ruang musik underground D. Perpustakaan dan bengkel E. Ruang pamer...

Page 1: 16 · C. Teater terbuka dan ruang musik underground D. Perpustakaan dan bengkel E. Ruang pamer instalasi F. Ruang pamer temporer G. Ruang pamer tiga dimensi H. Ruang pamer dua dimensi

2 PERENCANAAN TAPAK

2.1 Pemilihan lokasi

2.1.1 Lokasi tapak

Tapak terletak di Surabaya Pusat dengan dua sisi yang berhadapan dengan

jalan besar yaitu Jalan Gubeng Pojok dan Jalan Kusuma Bangsa dan satu sisi

menghadap Jalan Selamet. Dua sisi lainnya berhadapan dengan perumahan. Tapak

merupakan lahan kosong sehingga tidak diperlukan lagi penambahan biaya untuk

pembebasan tanah, pembongkaran dan pembersihan sisa bangunan.

2.1.1.1 Kelebihan tapak

Kelebihan dari tapak yang terletak di Jalan Gubeng Pojok yang diharapkan

dapat mendukung kelangsungan proyek dan proses perancangan adalah:

• Terletak di pusat kota dan berhadapan dengan jalan utama.

• Cukup luas sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengolahan ruang luarnya.

• Fasilitas air bersih, jaringan telepon dan listrik terjamin serta merupakan daerah

bebas banjir.

• Mudah dicapai oleh para seniman, pengguna seni, dan wisatawan Kemudahan

akses pencapaian yang didukung oleh transportasi angkutan umum, akses lalu

lintas utama dan strategis serta akses pedestrian.

• Merupakan daerah pemerintahan, pendidikan dan kebudayaan

• Daerah tersebut sudah dikenal sebagai pusat budaya dan seni Surabaya.

Page 2: 16 · C. Teater terbuka dan ruang musik underground D. Perpustakaan dan bengkel E. Ruang pamer instalasi F. Ruang pamer temporer G. Ruang pamer tiga dimensi H. Ruang pamer dua dimensi

16

• Lingkungan sekitar yang mendukung, yaitu tersedianya fasilitas umum yang

menunjang berlangsungnya aktivitas seni kontemporer.

• Sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota dari Dinas Tata Kota Kotamadya

Surabaya, maka tata guna lahan tersebut diperuntukan untuk fasilitas umum.

2.1.1.2 Latar belakang pernilihan tapak

Lahan terletak di tengah kota sehingga memudahkan akses pencapaian keluar

masuk kendaraan pengunjung karena merupakan jalur utama sehingga fasilitas

angkutan umum mudah didapatkan, selain itu hal tersebut berdampak baik bagi

keberadaan bangunan dalam segi promosi. Letak yang berdekatan dengan berbagai

fasilitas umum lainnya yaitu Plaza Surabaya, Museum Kapal Selam, World Trade

Center, kompleks Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 1, SMUN 2, SMUN 5

dan SMUN 9 serta Kantor Kotamadya Surabaya, menguntungkan terhadap sasaran

yang akan diraih yaitu kalangan masyarakat pecinta seni, khususnya kaum muda.

2.1.1.3 Kondisi tapak

Kondisi fisik tapak adalah sebagai berikut:

• Koefisien Dasar Bangunan : 50 %.

• Koefisien Lantai Bangunan : Maksimal 4 lantai.

• Garis Sempadan Bangunan : Jalan Gubeng Pojok : 20 m.

Jalan Kusuma Bangsa : 20 m.

Jalan Selamet : 10 m.

Jalan Melati : 10 m.

Page 3: 16 · C. Teater terbuka dan ruang musik underground D. Perpustakaan dan bengkel E. Ruang pamer instalasi F. Ruang pamer temporer G. Ruang pamer tiga dimensi H. Ruang pamer dua dimensi

17

• Terdapat dua distrik di kawasan ini yaitu:

Distrik perumahan dengan ̂ atas-batas:

Jalan Selamet

Jalan Kusuma Bangsa

Jalan Gubeng Pojok Dalam

Distrik fasilitas umum dan pemerintahan dengan batas-batas:

Jalan Gubeng Pojok

Jalan Walikota Mustajab

Jalan Pemuda

Jalan Kusuma Bangsa

• Batas-batas (edges):

Kalimas

Stasiun Kereta Api Gubeng

2.2 Pendaerahan (Zoning)

Berdasarkan hasil analisis urban, analisis tapak, analisis program dan pola

sirkulasi, maka pendaerahan yang terjadi dibagi menjadi tiga yaitu daerah penerima,

daerah pertunjukan dan daerah penunjang. Penataan massa-massa yang terjadi dibuat

dinamis, tidak teratur (crossing axis) dan bergerak serta saling membingkai satu

sama lain, serta seperti susunan yang belum selesai.

Daerah penerima, meliputi lobby dan unit pengelola, diletakkan menghadap

Jalan Gubeng Pojok dengan asumsi bahwa jalan tersebut adalah jalan besar yang

dapat menarik orang ke dalam tapak. Daerah pertunjukan meliputi teater terbuka,

teater tertutup, ruang pertunjukan musik dan ruang pamer terbuka dan tertutup.

Page 4: 16 · C. Teater terbuka dan ruang musik underground D. Perpustakaan dan bengkel E. Ruang pamer instalasi F. Ruang pamer temporer G. Ruang pamer tiga dimensi H. Ruang pamer dua dimensi

Daerah pertunjukan diletakkan di tengah berdasarkan pola penyebaran pengguna

aktivitas dan perhitungan akustik. Perhitungan akustik yang dimaksud disini adahh

perhitungan dua arah yaitu agar daerah pertunjukan tidak terganggu oleh kebisingan

disekitarnya dan kebisingan dari daerah pertunjukan tidak mengganggu lingkungan

sekitarnya. Daerah penunjang meliputi perpustakaan dan bengkel, diletakkan

menghadap Jalan Kusuma Bangsa karena beban kebisingan jalan lebih kecil.

Modul yang digunakan secara umum adalah 8 m x 8 m, berdasarkan

perhitungan modul parkir pada lantai basement kecuali pada bangunan penerim'a

dengan modul 6 m x 6 m dan bangunan perpustakaan 10 m x 8 m dan 10 m x 4 m.

Tujuan lain dari perletakan bangunan penunjang di Jalan Kusuma Bangsa dan

bangunan penerima di Jalan Gubeng Pojok adalah sebagai facade yang juga berfungsi

sebagai "pagar" bagi fasilitas pertunjukan.

Gambar 2.1 Pendaerahan

Page 5: 16 · C. Teater terbuka dan ruang musik underground D. Perpustakaan dan bengkel E. Ruang pamer instalasi F. Ruang pamer temporer G. Ruang pamer tiga dimensi H. Ruang pamer dua dimensi

19

Keterangan:

A. Hall dan staff area

B. Teater tertutup

C. Teater terbuka dan ruang musik underground

D. Perpustakaan dan bengkel

E. Ruang pamer instalasi

F. Ruang pamer temporer

G. Ruang pamer tiga dimensi

H. Ruang pamer dua dimensi

I. Ruang pamer komik kontemporer

J. Ruang pamer terbuka

2.3 Pengaruh lingkungan sekitar terhadap tapak dan pengaruh perencanaan

tapak terhadap lingkungan sekitar

Berdasarkan hasil analisis urban menurut Kevin Lynch, Image of City, maka:

• Nodes, yang ada dalam kawasan ini adalah: kantor Kotamadya Surabaya, Plaza

Surabaya, World Trade Centre, Museum Kapal Selam, kompleks pendidikan

Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 1, SMUN 2, SMUN 5 dan SMUN 9.

• Edges, yang ada pada kawasan tersebut adalah Jalan Gubeng Pojok (sungai

Kalimas), Jalan Kusuma Bangsa (stasiun Kereta Api Gubeng), Jalan Pemuda dan

Jalan Walikota Mustajab.

• District, karakter fisik yang diciptakan oleh elemen pembentuk ruang kota

merupakan kawasan perumahan dan kawasan fasilitas umum dan pemerintahan.

Page 6: 16 · C. Teater terbuka dan ruang musik underground D. Perpustakaan dan bengkel E. Ruang pamer instalasi F. Ruang pamer temporer G. Ruang pamer tiga dimensi H. Ruang pamer dua dimensi

• Pathways, disekeliling tapak terdapat path major Jalan Gubeng Pojok, Jalan

Kusuma Bangsa dan path minor Jalan Selamet.

• Terdapat landmark berupa menara gardu listrik.

2.4 Perancangan urban

Data-data urban diatas kemudian dianalisa terhadap berbagai potensi dan

masalah yang diperkirakan muncul sehubungan dengan adanya bangunan yang

direncanakan.

Tapak terletak berdekatan dengan pusat aktivitas koridor yaitu Plaza Surabaya,

World Trade Center, Museum Kapal Selam, kantor Kotamadya Surabaya, kompleks

pendidikan kompleks Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 1, SMUN 2,

SMUN 5 dan SMUN 9, hal ini sangat meguntungkan dalam menarik masa ke dalam

bangunan karena persamaan sasaran yang dituju. Disediakan signed dan akses yang

memudahkan untuk masuk ke dalam tapak.

Berbatasan dengan perumahan sehingga diperlukan penanganan peredaman

suara agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat sekitar yaitu dengan perhitungan

akustik yang memadai, terutama untuk teater terbuka terhadap perumahan dan

stasiun Kereta Api Gubeng.

Posisi bangunan yang direncanakan adalah sebagai place bam maka disediakan

void yang cukup di sekitar bangunan yang terbangun. Kurang adanya ruang terbuka

di sepanjang koridor, khususnya untuk menunjang fungsinya sebagai pusat aktivitas.

Jalan Gubeng Pojok sebagai koridor utama merupakan jalur yang memiliki

intensitas kendaraan yang tinggi dengan kecenderungan macet yang cukup besar

maka dibuat dua koridor utama pada dua sisi tapak dimanfaatkan untuk akses masuk

Page 7: 16 · C. Teater terbuka dan ruang musik underground D. Perpustakaan dan bengkel E. Ruang pamer instalasi F. Ruang pamer temporer G. Ruang pamer tiga dimensi H. Ruang pamer dua dimensi

21

ke dalam pusat aktivitas agar keberadaan bangunan yang direncanakan tidak

menambah kemacetan.

Kurangnya fasilitas pejalan kaki di sepanjang koridor jalan utama, terutama

untuk penujang akses ke dalam pusat aktivitas maka disediakan akses pejalan kaki

yang cukup ke dalam pusat aktivitas.

Letaknya yang berada di tengah kota, maka jaringan sistem utilitas tersedia

lengkap, misalnya telepon, listrik dan air bersih, sehingga proses perancangan dapat

lebih dioptimalkan.

Sistem pembuangan limbah cair tersedia disekitarnya, sehingga mempermudah

proses perancangan dengan memperhitungan efisiensi, sedangkan pembuangan

limbah padat akan lebih dijelaskan pada bab III.

Landmark berupa menara tersebut diberi pengimbang berupa menara lift yang

diletakkan di dalam tapak. Di antara kedua menara tersebut 'seolah-olah' diberi

pengimbang horisontal berupa bangunan melayang memanjang melintang yang

seolah-olah menghubungkan kedua menara tersebut.

Pengoptimalan perancangan bentuk sehingga menjadi penanda dalam

keterbatasan peraturan daerah tentang Koefisien Lantai Bangunan (KLB) tapak

adalah maksimal empat lantai, dengan mempertimbangkan bentuk yang terjadi agar

tidak memberi bayangan pada lingkungan sekitarnya.

2.5 Pencapaian tapak

Berdasarkan data-data yang ada, penataan sirkulasi dan konsep perancangan

sangat berpengaruh pada jalan masuk dan keluar tapak, untuk it %? cr

berikut merupakan acuan untuk penentuan pemilihan jalan masuk dan keluar/tapk

Page 8: 16 · C. Teater terbuka dan ruang musik underground D. Perpustakaan dan bengkel E. Ruang pamer instalasi F. Ruang pamer temporer G. Ruang pamer tiga dimensi H. Ruang pamer dua dimensi

22

2.5.1 Berdasarkan sirkulasi jalan

Akses ma^uk ke dalam tapak dibagi menjadi dua yaitu dari Jalan Gubeng Pojok

dari Jalan Kusuma bangsa. Jalan Gubeng Pojok merupakan koridor dengan intensitas

penggunaan jalan tinggi sehingga diharapkan akses yang dibuka dari jalan ini dapat

menangkap pengguna aktivitas dari pusat keramaian yang ada di sekitar tapak. Akses

dari Jalan Kusuma Bangsa (sebagai side entrance) diharapkan dapat mengurangi

padatnya arus dari Jalan Gubeng Pojok dengan menjadi altenatif yang mudah dicapai

bagi pengguna pusat aktivitas yang sudah pernah berkunjung. Jalur servis diutamakan

melalui Jalan Kusuma Bangsa. Jalur bagi mobil pemadam kebakaran dapat melalui

Jalan Gubeng Pojok maupun Jalan Kusuma Bangsa. Bila perlu, dapat pula melalui

jalan keluar di Jalan Selamet.

2.5.2 Berdasarkan konsep perancangan

Perletakan jalan masuk utama diharapkan dapat mencerminkan konsep dinamis

dan tidak secara langsung menunjukkan hirarki sirkulasinya. Hal ini sesuai dengan

konsep demokrasi atau menjunjung tinggi kebebasan orang yang berada didalamnya

untuk memutuskan sendiri arah jalannya, khususnya bagi pejalan kaki. Jalan masuk

utama ada dua yaitu untuk pejalan kaki dan untuk kendaraan bermotor. Jalur pejalan

kaki disediakan akses tersendiri yang langsung menuju lobby utama. Jalan masuk

utama untuk kendaraan bermotor terletak sesudah jalur pejalan kaki dengan

pemikiran bahwa jalur kendaraan bermotor tidak memerlukan jalur terdekat menuju

lobby utama.

Kesan dinamis diperoleh melalui akses pejalan kaki yang diberi patra yang

menunjukkan keteraturan lalu ditembus jalur untuk pejalan kaki yang bersifat

Page 9: 16 · C. Teater terbuka dan ruang musik underground D. Perpustakaan dan bengkel E. Ruang pamer instalasi F. Ruang pamer temporer G. Ruang pamer tiga dimensi H. Ruang pamer dua dimensi

23

menentang patra tersebut. Konsep dinamis pada jalur kendaraan bermotor dibuat

melingkar untuk menentang bentuk-bentuk lurus.

2.5.3 Perletakan jalan masuk berdasarkan konsep urban dan perancangan

Jalan masuk utama di Jalan Gubeng Pojok agar dapat dengan mudah dikenali

diberi penanda berupa bangunan melayang yang cukup tinggi sebelum akses masuk.

Letaknya yang cukup tinggi dan menonjol diharapkan dapat menjadi patokan dan

penangkap dari jarak yang cukup jauh sehingga pengendara mobil atau kendaraan

dapat memperhitungkan kapan harus mengambil haluan di jalan yang cukup padat

ini. Jalan masuk dari Jalan Kusuma Bangsa diberi penanda yang tidak terlalu

menonjol karena diseberangnya terdapat penanda yang sudah ada dari dulu yaitu

menara gardu listrik. Jalan masuk diletakkan seolah-olah diantaranya, sehingga pada

kedua arah jalan di Jalan Kusuma Bangsa ada penanda yang dapat dijadikan patokan

atau penangkap yang memudahkan pengguna untuk menemukan jalan masuk ke

dalam tapak.

2.6 Sistem sirkulasi dalam tapak

2.6.1 Sirkulasi Kendaraan

Sirkulasi kendaraan dalam tapak menggunakan sistem linear yang dinamis

mengelilingi tapak untuk kemudian menuju tempat parkir terbuka atau basement.

Sirkulasi kendaraan dipisahkan dengan pusat aktivitas pejalan kaki. Parkir dibedakan

antara parkir mobil dan sepeda motor. Sistem sirkulasi kendaraan dirancang untuk

dapat dilalui mobil pemadam kebakaran dan dapat mencapai bangunan-bangunan

Page 10: 16 · C. Teater terbuka dan ruang musik underground D. Perpustakaan dan bengkel E. Ruang pamer instalasi F. Ruang pamer temporer G. Ruang pamer tiga dimensi H. Ruang pamer dua dimensi

didalamnya. Di samping itu sirkulasi yang terbentuk dapat memberikan vista bagi

pengendara yang hendak parkir.

2.6.2 Sirkulasi manusia

Jalur sirkulasi pejalan kaki dipisahkan dengan jalur sirkulasi kendaraan dengan

tujuan mengutamakan kenyamanan pejalan kaki. Salah satunya adalah dengan

memberi akses ke semua fasilitas dalam tapak berupa selasar dengan penutup atap

agar aktivitas pejalan kaki tidak terganggu.

Baik sirkulasi di dalam bangunan maupun di luar bangunan menggunakan

konsep dinamis yang membentuk pergerakan, yang dimaksudkan untuk mengarahkan

pengguna suatu fasilitas ke fasilitas-fasilitas yang lain.

2.7 Sistem parkir dalam tapak

Sebagian besar parkir kendaraan berada di basement, dengan tujuan mengurangi

cross antara aktivitas pejalan kaki dengan aktivitas kendaraan bermotor. Berdasarkan

analisis perhitungan modul pada basement dalam proses perancangan, modul parkir

yang dipakai adalah 8 m x 8 m yang juga dipakai sebagai modul utama tapak dan

bangunan. Bentuk parkir pada tapak disesuaikan dengan konsep perancangan, yaitu

dinamis, mengalir dan mencerminkan kebebasan bergerak.

2.8 Pola penataan ruang luar

Ruang luar direncanakan sebagai ruang publik, yaitu fasilitas berkumpulnya

publik, sekaligus sebagai linkage dengan lingkungan sekitar tapak. Berdasarkan

Page 11: 16 · C. Teater terbuka dan ruang musik underground D. Perpustakaan dan bengkel E. Ruang pamer instalasi F. Ruang pamer temporer G. Ruang pamer tiga dimensi H. Ruang pamer dua dimensi

25

analisis urban, ruang void yang dibentuk berdasarkan irama koridor yang sudah ada,

yaitu sepanjang Jalan Gubeng Pojok dan Jalan Kusuma Bangsa.

Sehubungan dengan peraturan daerah yang sudah ada Koefisien Dasar

Bangunan adalah 50 %, maka lahan terbuka dapat dioptimalkan sebagai ruang

terbuka bagi tapak dan lingkungan disekitarnya. Konsep dinamis, heterogenitas

bentuk dan kebebasan bergerak diterapkan pada penataan lansekap, patra jalur

kendaraan dan pejalan kaki.

Ruang terbuka yang dibentuk di area pertunjukan difungsikan sebagai ruang

terbuka semi publik yang menerus di samping fungsinya sebagai ruang terbuka yang

mendukung keheterogenitasan bentuk ruang tertutup sehingga konsep dinamis dapat

tercipta.

2.9 Pengolahan bentuk lahan

Secara bentuk, kondisi tapak yang ada mencerminkan sifat dinamis yang sesuai

dengan konsep awal. Berdasarkan konsep pengolahan bentuk lahan adalah berupa

rangka-rangka, bentuk-bentuk unfinished dengan perpaduan keanekaragaman bentuk.

Sistem pematusan lahan mempertimbangkan eflsiensi bahan dan kelancaran sistem,

namun tetap sesuai dengan konsep perancangan. Penggalian dan pengurugan pada

tapak hanya terjadi pada pengolahan lansekap taman agar sesuai dengan konsep

perancangan.

2.10 Detail lansekap

Penataan detail lansekap yang dipakai disesuaikan dengan konsep perancangan.

Penataan dan jenis tanaman yang dipakai, elemen-elemen air, bentukan dan penataan

Page 12: 16 · C. Teater terbuka dan ruang musik underground D. Perpustakaan dan bengkel E. Ruang pamer instalasi F. Ruang pamer temporer G. Ruang pamer tiga dimensi H. Ruang pamer dua dimensi

26

lansekap diterangkan lebih lanjut pada bab HI. Bentuk dan penataan elemen

perlengkapan jalan dan detail-detail lansekap lainnya disesua;kan dengan konsep

perancangan yang saling mendukung agar tercipta bentuk-bentuk yang dinamis,

saling memvista, unfinished dan heterogenitas bentuk.