127096611-ptk-2409
-
Upload
arif-rahman -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
Transcript of 127096611-ptk-2409
1
PENGGUNAAN METODE EKSPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN
CAMPURAN PENJUMLAHAN DAN PEMBAGIAN DI SD NEGERI PURWOYOSO 02 KOTA SEMARANG
Tugas Akhir Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Rangka
Menyelesaikan Diploma II PGSD
Disusun Oleh :
Nama : Megawati
Nim : 140 220 4271
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU KELAS SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006
i
2
HALAMAN PENGESAHAN
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah sebagai Tugas Akhir dalam menempuh
Pendidikan Guru Kelas Sekolah Dasar (PGKSD) Universitas Negeri Semarang tahun
2006. Telah disyahkan pada
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Kepala PGKSD Dosen Pembimbing
Drs. Jaino, M.Pd Dra. Eko Purwanti, M.Pd NIP. 13087561 NIP. 131 126 180
ii
3
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
1. Kesuksesan dan keberhasilan dapat dicapai dengan 99 % kerjakeras dan 1 %
kejeniusan atau kepintaran.
(All Albert Einstain)
2. Belajar dari pengalaman adalah guru yang terbaik (Napoleon Bonarpate)
3. Ing ngarso sung tuladha
Ing madya mangunkarso
Tutwuri handayani
(KI Hajar Dewantara)
PERSEMBAHAN :
Dengan sepenuh cinta dan kasih sayang ku persembahkan tulisan kecil ini
untuk : Bapak dan Ibu yang terkasih yang selalu memberikan dan mencurahkan
segenap kasih sayang dan selalu memberikan doa dan pengorbanan di setiap
langkahku yang tidak akan pernah lekang oleh waktu.
Adikku QQ yang selalu memberikan bantuan dan perhatiannya.
Om Makmun segala kasih sayang dan bantuannya.
My Beloved Heart dengan segala dukungannya. Selalu membuat aku
tersenyum dan selalu membuat hari-hariku menjadi berwarna . YOU’RE MY
INSPIRATION EVERYDAY
iii
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas semua rahmat dan
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik
dan tepat waktu tanpa suatu halangan apapun.
Penulisan menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih jauh dari
sempurna. Penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan program studi D2 PGKSD Universitas Negeri Semarang.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Kepala UPP D2 PGKSD UNNES Drs.Jaino, M.Pd.
2. Dosen Pembimbing Dra. Eko Purwanti yang telah memberikan bimbingannya
kepada penulis.
3. Ketua Pelaksana PPL, Drs. Aris Mujiono, M.Pd.
4. Kepala SD Negeri Purwoyoso 02,
5. Guru kelas VI SD Negeri Purwoyoso 02, Ibu Budiyanti yang telah membantu
dalam bimbingan.
6. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan
iv
5
manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahhuan pada umumnya dan dalam ilmu
pendidikan pada khususnya.
Semarang, September 2006
Penulis
MW
NIM : 1402204271
v
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PENGESAHAN ............................................................................................... ii
MOTTO ........................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Masalah .................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah .................................................................... 4
D. Tujuan ...................................................................................... 4
E. Manfaat .................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 6
A. Peranan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar ........................ 6
B. Cara-cara Pembelajaran Matematika ...................................... 8
C. Manajemen Bimbingan Matematika di Sekolah Dasar ............ 11
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 15
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 15
B. Pembahasan .............................................................................. 17
BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 18
A. Kesimpulan .............................................................................. 18
B. Saran ......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20
LAMPIRAN
vi
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil sebelum dilakukan bimbingan
Lampiran 2 : Hasil setelah dilakukan bimbingan.
vii
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kaitannya dengan perkembangan manusia, proses belajar juga
mengalami perkembangan. Belajar adalah perkembangan yang berasal dari
latihan dan usaha pada pihak individu. Sama halnya dengan manusia, belajarpun
mengalami proses kematangan. Ada tiga hal yang erat kaitannya antara
kematangan dan belajar.
Pertama, : Karena manusia mampu belajar, maka keanekaan mungkin
terjadi, perbedaan-perbedaan individu dalam kepribadian,
sikap-sikap dan pola-pola perilaku terjadi bukan hanya karena
kematangan namun kematangan dan belajar.
Kedua, : Kematangan memberi batasan dimana perkembangan tidak
dapat memperoleh kemajuan sekalipun dengan metode belajar
yang paling disukai.
Ketiga, : Ada ”Jadwal” yang pasti belajar .
Individu tidak dapat belajar sampai dirinya siap. Kesiapan
dalam belajar menentukan saat kapan belajar itu dapat dan
harus dilakukan.
Adapun keterlambatan dalam belajar menyebabkan timbulnya berbagai masalah.
Misanya : sulitnya berkonsentrasi, kejenuhan belajar, kebencian pada suatu mata
9
pelajaran, dan masih banyak masalah belajar lainnya. Masalah-masalah tersebut
memberi dampak, baik pada perkembangan akademis terjadi kemerosotan nilai
hasil belajar, sedangkan pada perkembangan psikologisnya anak, terlihat adanya
perubahan perilaku anak.
Karena merasa kekurangan, anak menjadi minder dan malu bergaul dalam
kelompoknya, tertutup, acuh tak acuh dan terkadang anak menjadi agresif
terhadap teman-teman yang menolak dirinya.
Agar tidak menjadi masalah yang berlarut-larut, maka perlu adanya
penyelesaian. Salah satu cara penyelesaian masalah tersebut adalah melalui
bimbingan. Bimbingan diberikan oleh orang yang ahli dan berpengalaman dalam
melakukan bimbingan. Dalam paparan ini, nantinya akan dibahas tentang
bimbingan pada mata pelajaran yang sering kali menjadi hal yang menakutkan
bagi anak, misalnya matematika.
Bimbingan merupakan salah satu komponen yang erat kaitannya dalam
penyelenggaraan pendidikan. Kebutuhan pelaksanaan bimbingan berlatar
belakang beberapa aspek yaitu aspek psikologis, sosiologis, kultural dan
paedagogies. Dalam aspek psikologis terdapat banyak masalah salah satu
diantaranya adalam masalah belajar. Masalah ini muncul dan terkait erat dengan
berbagai komponen sistem pendidikan seperti kurukulum, strategi belajar
mengajar, alat bantu belajar, sumber-sumber dan sebagainya. Perkembangan ini
tentunya akan mempengaruhi kehidupan pada siswa dalam bidang akademik
khususnya.
10
Dengan adanya perubahan ini siswa terpaksa harus menyesuaikan diri
dengan setiap perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai kesuksesan
yang berarti dalam keseluruhan proses belajarnya. Proses penyesuaian diri
tersebut memerlukan bantuan yang terarah dan sistematis melalui pelajaran
bimbingan belajar. Karena bimbingan pada hakikatnya merupakan salah satu
konsekuensi dari perkembangan pendidikan.
Bimbingan itu sendiri dilaksanakan dengan terarah dan sistematis. Oleh
karena itu manejerial dalam bimbingan merupakan upaya guru pembimbing
dalam melaksanakan bimbingan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Aspek
yang terkandung dalam manajerial yaitu perencanaan dan pengorganisasian
program, pelaksanaan dan pengarahan program, evaluasi dan survei.
B. Masalah
Dalam pembuatan belajar dapat timbul berbagai masalah, baik bagi diri
pelajar maupun pengajar (guru). Masalah yang muncul dari diri pelajar misalnya
pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar yang efektif, mempersiapkan
ujian atau ulangan, cara memusatkan perhatian, cara belajar kelompok, rasa tidak
suka pada suatu mata pelajaran tertentu dan lain sebagainya.
Masalah yang akan dibahas dalam paparan ini adalah kebencian atau rasa
tidak suka pada pelajaran matematika. Siswa cenderung beranggapan bahwa
matematika adalah pelajaran yang sulit. Jadi mereka merasa tidak mampu
11
sehingga menimbulkan kejenuhan pada pelajaran matematika dan akhirnya
berdampak pada nilai matematika yang diperoleh siswa.
Didalam laporan ini penulis akan menguraikan cara menangani dan
memberi bimbingan pada anak yang mengalami kesulitan belajar mata pelajaran
matematika kelas VI
C. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas maka rumusan masalahnya sebagai berikut,
bagaimanakah peran bimbingan yang menggunakan metode bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar matematika terutama pada penyelesaian bilangan
campuran pada siswa SD kelas VI ?
D. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan bimbingan terhadap anak yang mengalami
kesulitan belajar dalam melakukan operasi hitung bilangan campuran
penjumlahan dan pembagian adalah agar :
1. Siswa agar lebih mudah memahami materi pembelajaran matematika.
2. Siswa dapat melakukan operasi hitung bilangan campuran penjumlahan dan
pembagian.
12
E. Manfaat
1. Manfaat bagi guru
- Sebagai salah satu bahan pustaka bagi guru dalam menambah
pemahaman pembelajaran matematika pada anak yang mengalami
kesulitan dalam belajar matematika (Manfaat Teoritis)
- Dapat menambah pengetahuan guru dalam mengatasi masalah belajar
matematika di Sekolah Dasar.
- Dapat mengoptimalkan pembelajaran matematika dikelas (Manfaat
praktek).
2. Manfaat bagi siswa
- Meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran matematika (Manfaat
teoritis)
- Dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika
(Manfaat praktis)
- Dapat menumbuhkan potensi yang dimiliki siswa dalam mata pelajaran
matematika (Manfaat praktis).
3. Manfaat bagi peneliti
- Sebagai acuan teoritis dalam mengatasi kesulitan belajar anak khususnya
pada pembelajaran matematika, dalam praktek mengajarnya nanti.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
1. Pengertian Belajar
Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh pakar
psikologi Gagne dan Barliner (1983 : 252) menyatakan bahwa belajar
merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena
hasil dari pengalaman.
Morgan et.al. (1986 : 152) menyatakan bahwa belajar merupakan
perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau
pengalaman.
Slavin (1994 : 152) menyatakan bahwa belajar merupakan
perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Dari pendapat
keempat ahli tersebut, maka konsep tentang belajar mengandung tiga unsur
utama, yaitu :
1) Belajar berkaitan dengan perubahan tingkah laku
Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar, maka diperlukan
perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan
belajar.
2) Perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
6
14
3) Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen, artinya
lamanya perubahan perilaku pada diri seseorang sukar untuk diukur.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Peristiwa belajar yang terjadi pada diri siswa dapat diamati dari
perbedaan perilaku (kinerja) sebelum dan setelah berada didalam belajar.
Oleh karena itu ada seperangkat faktor yang memberikan kontribusi belajar
yaitu :
a. Kondisi internal
1. Kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh.
2. Kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional
3. Kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan
lingkungan.
b. Kondisi eksternal
1. Variasi dan derajad kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari
2. Tempat belajar
3. Iklim
4. Suasana lingkungan
5. Budaya belajar masyarakat.
3. Pembelajaran yang Efektif
Seorang guru agar dikatakan profesional jika ia memiliki
penguasaan ketrampilan pembelajaran. Guru profesional dituntut mampu
15
mengaitkan kemampuan yang telah dimiliki yang akan dipelajari oles
siswa. Pembelajaran yang efektif menuntut beberapa kemampuan guru,
antara lain :
a. Merancang bahan belajar (stimulus) yang mampu menarik dan
memotivasi siswa untuk belajar.
b. Menggunakan berbagai strategi pembelajaran
c. Mengelola kelas agar tertib dan teratur
d. Memberitahu siswa tentang perilaku yang diharapkan untuk dimiliki
siswa.
e. Menjadi narasumber, fasilitator dan motivator yang handal
f. Memperhitungkan karakteristik intelektual, sosial dan kultural siswa.
g. Terampil memberikan pertanyaan dan umpan balik.
h. Mereview pelajaran bersama siswa.
B. Cara-Cara Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar
Pembelajaran matematika yang baik menuntut penggunaan metode-
metode pembelajaran yang bervariasi. Hal ini masuk dalam logika, karena suatu
topik matematika, kadang-kadang dapat diajarkan secara lebih baik hanya
dengan metode tertentu. Jika guru matematika hanya menggunakan satu jenis
metode mengajar, maka akan membuat para siswa menjadi lebih cepat bosan
atau jemu terhadap pesan yang disajikan.
16
Terdapat banyak metode pembelajaran matematika di Sekolah Dasar yang
digunakan antara lain :
1. Metode Ekspositori
Metode eksposition sering disebut dengan metode ceramah, guru
menjelaskan dan menyampaikan informasi, pesan atau konsep kepada
siswa. Langkah-langkah pengajaran eksposition adalah sebagai berikut :
Pertama, guru menuliskan topik, menginformasikan tujuan pembelajaran,
menyampaikan dan mengulas materi prasyarat, serta memotivasi siswa.
Kedua, guru menjelaskan dan menyajikan pesan kepada siswa dengan lisan
atau tertulis.
Ketiga, guru meminta siswa mengerjakan soal dengan menggunakan
konsep yang disampaikan guru.
2. Metode Penemuan
Metode penemuan mendorong siswa memahami sesuatu. Sesuatu
tersebut dapat berupa fakta, atau relasi matematika yang masih baru bagi
siswa, misalnya pola, sifat-sifat atau rumus tertentu.
Metode penemuan sering memakan waktu lama, karena kegiatan ini
mengembangkan konsep maupun ketrampilan matematika dan kaitannya
dengan pemecahan masalah maupun ketrampilan matematika dan kaitannya
dengan pemecahan masalah.
17
3. Metode Laboratori
Metode laboratori merupakan metode mengajar yang orientasi
kegiatannya didasarkan atas percobaan dan penyelidikan dengan objek-
objek fisik.
Siswa melakukan penyelidikan individual, berpasangan atau
berkelompok dengan menggunakan benda-benda yang dapat dimanipulasi.
Dalam pembelajaran matematika, juga dapat menggunakan berbagai
macam teori belajar salah satu diantaranya adalah teori belajar J.S Bruner.
Dalam teorinya Bruner mengungkapkan 3 tahapan belajar yaitu :
1. Tahap Enactive
Siswa belajar konsep matematika dengan memanipulasi benda-benda
(objek) kongkret secara langsung.
2. Tahap Iconik (Pictorial)
Siswa memahami konsep matematika yang bersifat abstrak itu dengan
bantuan model-model semi kongkret berupa gambar atau grafik, tabel,
bagan peta dan lain sebagainya.
3. Tahap Symbolic
Siswa belajar konsep dan operasi matematika langsung dengan kata-kata
atau simbol-simbol tanpa bantuan objek konkret maupun model semi
kongkret.
Pada pengerjaan hitung bilangan campuran konsep yang disajikan
harus cara lisan dan verbal, dan ini sesuai dengan pengajaran dengan
18
menggunakan metode ekspositori. Walaupun metode pembelajaran ini
terarah dari guru, namun proses dan hasil pembelajarannya dalam
pengerjaan hitung bilangan campuran akan lebih efektif.
Bilangan campuran itu sendiri adalah bilangan bulat yang dalam
penghitungannya terdapat berbagai unsur tanda hitung. Misalnya :
(24 x 10) : 18 – 10 = ....
Dalam pengerjaan bilangan campuran sangat diperlukan konsep-konsep
yang terarah. Pada tahap penanaman konsep biasanya guru menggunakan
berbagai macam teknik.
Didalam metode ekspositori guru menggunakan teknik aturan yang
merupakan proses mengajar dimana guru mengemukakan aturan-aturan,
hukum, prosedur atau rumus tertentu untuk diikuti siswa. Teknik ini hampir
sama dengan teknik definisi dan contoh. Teknik kedua yang digunakan
adalah teknik analisis yang merupakan suatu proses mengajar dimana guru
berusaha memilah-milah atau menguraikan suatu konmsep kedalam
langkah-langkah tertentu.
C. Manajemen Bimbingan Di Sekolah Dasar
Istilah manajemen berasal dari kata management. Dalam bahasa Inggris
banyak pakar yang mengartikan istilah manajemen dalam berbagai versi. Namun
pada prinsipnya manajement memuat makna segala upaya menggerakkan
19
individu atau kelompok untuk bekerja sama dalam mendayagunakan sumber
daya dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan.
Managemen bimbingan belajar adalah segala upaya atau cara yang
digunakan guru sebagai pembimbing untuk mendayagunakan secara optimal
semua komponen atau sumber daya (tenaga, dana, sarana/prasarana) dan sistem
informasi berupa himpunan data bimbingan untuk menyelenggarakan dalam
rangka mencapai tujuan.
Dalam manajemen bimbingan belajar matematika terdapat beberapa tahapan
antara lain :
1. Perencanaan Program Bimbingan
Sebagai suatu kegiatan, apabila dilakukan secara sembarangan,
maka tidak akan mencapai keberhasilan. Oleh karena itu diperlukan adanya
perencanaan yang matang. Demikian juga dengan bimbingan di Sekolah
Dasar, apabila dilaksanakan secara terencana atau terprogram maka hasil
yang diharapkanpun mengidentifikasikan masalah belajar yang dimiliki.
Dalama hal ini penulis akan melakukan bimbingan belajar secara pribadi
yang akan dilakukan pada 2 orang siswa yaitu Dwi dan Endrik.
Pengumpulan data diri diperlukan dalam mengambil langkah selanjutnya
dalam melakukan atau memberikan bimbingan.
Pelayanan bimbingan belajar di Sekolah Dasar dalam
penyelenggaraannya melibatkan beberapa personil sekolah seperti kepala
sekolah, guru mata pelajaran dan orang tua anak itu sendiri.
20
2. Pelaksanaan dan Pengarahan Program Bimbingan
a. Tahap Penanaman Konsep
Tahap penanaman konsep merupakan upaya untuk memberikan
pengertian-pengertian konsep sesuai dengan objek yang dihadapi.
Misalnya : Operasi Hitung Campuran
Soal : (20 + 4) : (12-6) =
Langkah-langkah penyelesaiannya sebagai berikut :
1. Kerjakan yang ada dalam tanda kurung, terlebih dahulu
20 + 4 = 24
12 – 6 = 6
2. Bagikan hasil operasi pada tanda kurung
24 : 6 = 4
Untuk mengerjakan operasi hitung campuran ada beberapa aturan
sebagai berikut :
1. Kerjakan terlebih dahulu yang ada dalam tanda kurung.
2. Jika tidak ada kurung kerjakan hitung perkalian dan pembagian,
setelah itu kerjakan dari kiri ke kanan.
Catatan :
• Tanda x dan : lebih kuat dari tanda + dan –
• Tanda x dan : sama kuat begitu juga tanda + dan –
• Jika sama kuat, pengerjaannya dari kiri ke kanan
21
b. Tahap Pemahaman Konsep
Upaya pemahaman konsep dilakukan dengan memberikan contoh-
contoh penyelesaian soal. Selanjutnya siswa di beri soal-soal latihan
mulai dari soal-soal yang mudah meningkat ke yang sulit.
c. Tahap Pembinaan Keterampilan
Masing-masing siswa diberikan soal tentang operasi hitung campuran.
Dari tahapan-tahapan tersebut dapat diambil tiga langkah umum
penyelesaian masalah dalam matematika yaitu :
1. Memahami atau mempresentasikan masalah, ini berarti
menterjemahkan presentasi soal verbal ke dalam bentuk
matematika.
2. Melaksanakan perhitungan harus dilaksanakan secara tertib,
artinya tahap penanaman konsep harus dilaksanakan secara
sistematis atau berurutan. (Dirjen Dikdasmen 1997 : 84)
Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan.
Untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan mencapai tujuan
maka diperlukan adanya evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan
mengumpulkan bukti berupa data yang mengindikasikan keberhasilan
program bimbingan. Dengan kata lain, evaluasi pelaksanaan program
bimbingan merupakan upaya menilai efisiensi dan efektifitas pelayanan
bimbingan di sekolah.
22
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
Dalam pelaksanaan bimbingan belajar guru mengambil beberapa langkah
yaitu :
1. Biodata siswa yang dibimbing
a. Nama : Dwi Budi Lestari
TTL : Semarang, 8 Maret 1995
Alamat : Purwoyoso Timur Rt 2 Rw V Kec. Ngaliyan Kota Semarang
Nama Orang Tua :
Ayah : Sarjito
Ibu : Umi Kulsum
Perjaan :
Ayah : Pegawai Negeri
Ibu : Ibu Rumah Tangga
b. Nama : Endrik Kurniawan
TTL : Semarang, 16 Desember 1994
Alamat : Jl. Margosoyo 10 Kelurahan Tambakaji
Nama Orang Tua :
Ayah : Suyono
Ibu : Ekarina
15
23
Perjaan :
Ayah : Swasta
Ibu : Ibu Rumah Tangga
2. Merencanakan pelaksanaan bimbingan
Dalam perencanaan, langkah awal yang dilaksanakan guru adalah
mengidentifikasi masalah belajar pada diri siswa setelah itu guru mulai
menyusun langkah-langkah bimbingan yang akan dilaksanakan.
3. Pelaksanaan bimbingan
Dalam pelaksanaan bimbingan guru mengambil beberapa langkah
yaitu : guru menanamkan terlebih dahulu aturan-aturan dalam operasi hitung
campuran.
Misalnya : 210 : 7 + (20+10)
Penyelesaian
1. Kerjakan terlebih dahulu yang ada dalam tanda kurung
20 + 10 = 30
2. Setelah itu kerjakan operasi hitung pembagian
210 : 7 = 30
3. Langkah terakhir yaitu kerjakan operasi hitung penjumlahan
30 + 30 = 60
Jadi hasil 210 : 7 + (20 + 10) = 30 + 30 = 60
Dalam pelaksanaan bimbingan guru juga memberikan pelatihan kepada
siswa yaitu siswa dilatih untuk belajar menghitung.
24
C. Pembahasan
1. Masalah
Dwi Budi Lestari dan Endrik Kurniawan merupakan siswa yang
mempunyai sifat malas belajar, bersikap santai dan kurang responsif, mereka
kesulitan dalam memahami dan melakukan operasi hitung bilangan
campuran penjumlahan dan pembagian oleh karena itu mereka tertinggal
jauh dari teman-temannya.
2. Faktor Pendukung
Kurangnya tingkat pemahaman Dwi dan Endrik dalam mempelajari
operasi hitung bilangan campuran penjumlahan dan pembagian membuat
peneliti untuk memberikan bimbingan belajar kepada Dwi dan Endrik.
Dalam memberikan bimbingan belajar tentang operasi hitung bilangan
campuran, sekolah memberikan tanggapan yang baik terhadap penelitian ini.
buktinya, dengan membantu menyediakan buku-buku dalam mendukung
dalam pelaksanaan penelitian.
3. Faktor Penghambat
Pelaksanaan bimbingan belajar terhadap Dwi dan Endrik kurang
berjalan lancar dikarenakan kurangnya sikap antusias yang diperlihatkan
Dwi dan Endrik.
Respon negative seperti yang diperlihatkan Dwi dan Endrik
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan bimbingan, guru mengadakan evaluasi terhadap
bimbingan yang telah dilaksanakan. Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan
menganalisis hasil pengerjaan siswa.
Dari hasil bimbingan pribadi yang dilakukan pada 2 orang murid yaitu Dwi Budi
Lestari dan Endrik Kurniawan diperoleh hasil :
1. Peserta didik (Dwi Budi Lestari dan Endrik Kurniawan) sebelum
dilaksanakan bimbingan.
Sebelum dilaksanakan bimbingan, Dwi Budi Lestari dan Endrik
Kurniawan merupakan siswa yang mempunyai sifat yang malas belajar,
bersikap santai dan kurang responsif. Oleh karena itu sebagai pendidik kita
wajib memberikan bimbingan pada peserta didik yang mengalami kesulitan
dalam belajar. Sehingga prestasinya menjadi lebih baik.
2. Peserta didik (Dwi Budi Lestari dan Endrik Kurniawan) sesudah
dilaksanakan bimbingan.
Sesudah dilaksanakan bimbingan, peserta didik yang bernama Dwi
Budi Lestari dan Endrik Kurniawan tidak malas belajar, nilai dalam
pengerjaan-pengerjaan soal sudah lebih baik, lebih responsif dan tidak lagi
18
26
B. Saran
Melalui pengamatan terhadap proses manajemen bimbingan matematika
di SDN Purwoyoso 02 yang dilakukan pada 1 (dua) siswa kelas VI. Penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Mengharap guru dalam mengatasi kesulitan belajar perlu adanya kesabaran,
karema kesulitan belajar itu dapat teratasi melalui tahapan-tahapan tertentu.
2. Bimbingan untuk pembelajaran matematika guru harus bisa menggunakan
lebih dari satu metode belajar matematika yaitu metode ekpositori, tanya
jawab, penemuan dan pemberian tugas.
3. Manajemen bimbingan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
4. Proses bimbingan, dalam operasi hitung campuran dilakukan dengan
mengajarkan aturan-aturan dalam operasi hitung campuran.
5. Sekolah sebagai lembaga pendidikan membantu guru dalam mengatasi
kesulitan belajar melalui penyediaan dan sarana dan prasarana yang
memadai untuk kegiatan belajar mengajar.
6. Mengharapkan orang tua ikut membantu mengatasi kesulitan belajar
anaknya dan mau bekerjasama dengan guru maupun sekolah.
27
DAFTAR PUSTAKA
Rusyan A. Tabrani, 1996, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Yogyakarta, Rineka Cipta.
Slameto, 1995, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta
Ilmu. Etty Kartikawati, 1997, Hakekat Bimbingan di SD Jakarta, Depdikbud. Abdul Aziz, MA, 2005, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Guru, Jakarta, Depag RI Heru Mugiarso, M.Pd, 2004, Bimbingan dan Konseling, Semarang, UPT UNNES
Press.