127096611-ptk-2409

27
PENGGUNAAN METODE EKSPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN CAMPURAN PENJUMLAHAN DAN PEMBAGIAN DI SD NEGERI PURWOYOSO 02 KOTA SEMARANG Tugas Akhir Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan Diploma II PGSD Disusun Oleh : Nama : Megawati Nim : 140 220 4271 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU KELAS SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006 i

Transcript of 127096611-ptk-2409

Page 1: 127096611-ptk-2409

1

PENGGUNAAN METODE EKSPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN

CAMPURAN PENJUMLAHAN DAN PEMBAGIAN DI SD NEGERI PURWOYOSO 02 KOTA SEMARANG

Tugas Akhir Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Rangka

Menyelesaikan Diploma II PGSD

Disusun Oleh :

Nama : Megawati

Nim : 140 220 4271

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU KELAS SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006

i

Page 2: 127096611-ptk-2409

2

HALAMAN PENGESAHAN

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah sebagai Tugas Akhir dalam menempuh

Pendidikan Guru Kelas Sekolah Dasar (PGKSD) Universitas Negeri Semarang tahun

2006. Telah disyahkan pada

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Kepala PGKSD Dosen Pembimbing

Drs. Jaino, M.Pd Dra. Eko Purwanti, M.Pd NIP. 13087561 NIP. 131 126 180

ii

Page 3: 127096611-ptk-2409

3

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

1. Kesuksesan dan keberhasilan dapat dicapai dengan 99 % kerjakeras dan 1 %

kejeniusan atau kepintaran.

(All Albert Einstain)

2. Belajar dari pengalaman adalah guru yang terbaik (Napoleon Bonarpate)

3. Ing ngarso sung tuladha

Ing madya mangunkarso

Tutwuri handayani

(KI Hajar Dewantara)

PERSEMBAHAN :

Dengan sepenuh cinta dan kasih sayang ku persembahkan tulisan kecil ini

untuk : Bapak dan Ibu yang terkasih yang selalu memberikan dan mencurahkan

segenap kasih sayang dan selalu memberikan doa dan pengorbanan di setiap

langkahku yang tidak akan pernah lekang oleh waktu.

Adikku QQ yang selalu memberikan bantuan dan perhatiannya.

Om Makmun segala kasih sayang dan bantuannya.

My Beloved Heart dengan segala dukungannya. Selalu membuat aku

tersenyum dan selalu membuat hari-hariku menjadi berwarna . YOU’RE MY

INSPIRATION EVERYDAY

iii

Page 4: 127096611-ptk-2409

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas semua rahmat dan

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik

dan tepat waktu tanpa suatu halangan apapun.

Penulisan menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih jauh dari

sempurna. Penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan program studi D2 PGKSD Universitas Negeri Semarang.

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.

Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Kepala UPP D2 PGKSD UNNES Drs.Jaino, M.Pd.

2. Dosen Pembimbing Dra. Eko Purwanti yang telah memberikan bimbingannya

kepada penulis.

3. Ketua Pelaksana PPL, Drs. Aris Mujiono, M.Pd.

4. Kepala SD Negeri Purwoyoso 02,

5. Guru kelas VI SD Negeri Purwoyoso 02, Ibu Budiyanti yang telah membantu

dalam bimbingan.

6. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan

iv

Page 5: 127096611-ptk-2409

5

manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahhuan pada umumnya dan dalam ilmu

pendidikan pada khususnya.

Semarang, September 2006

Penulis

MW

NIM : 1402204271

v

Page 6: 127096611-ptk-2409

6

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PENGESAHAN ............................................................................................... ii

MOTTO ........................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Masalah .................................................................................... 3

C. Rumusan Masalah .................................................................... 4

D. Tujuan ...................................................................................... 4

E. Manfaat .................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 6

A. Peranan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar ........................ 6

B. Cara-cara Pembelajaran Matematika ...................................... 8

C. Manajemen Bimbingan Matematika di Sekolah Dasar ............ 11

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 15

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 15

B. Pembahasan .............................................................................. 17

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 18

A. Kesimpulan .............................................................................. 18

B. Saran ......................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20

LAMPIRAN

vi

Page 7: 127096611-ptk-2409

7

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil sebelum dilakukan bimbingan

Lampiran 2 : Hasil setelah dilakukan bimbingan.

vii

Page 8: 127096611-ptk-2409

8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kaitannya dengan perkembangan manusia, proses belajar juga

mengalami perkembangan. Belajar adalah perkembangan yang berasal dari

latihan dan usaha pada pihak individu. Sama halnya dengan manusia, belajarpun

mengalami proses kematangan. Ada tiga hal yang erat kaitannya antara

kematangan dan belajar.

Pertama, : Karena manusia mampu belajar, maka keanekaan mungkin

terjadi, perbedaan-perbedaan individu dalam kepribadian,

sikap-sikap dan pola-pola perilaku terjadi bukan hanya karena

kematangan namun kematangan dan belajar.

Kedua, : Kematangan memberi batasan dimana perkembangan tidak

dapat memperoleh kemajuan sekalipun dengan metode belajar

yang paling disukai.

Ketiga, : Ada ”Jadwal” yang pasti belajar .

Individu tidak dapat belajar sampai dirinya siap. Kesiapan

dalam belajar menentukan saat kapan belajar itu dapat dan

harus dilakukan.

Adapun keterlambatan dalam belajar menyebabkan timbulnya berbagai masalah.

Misanya : sulitnya berkonsentrasi, kejenuhan belajar, kebencian pada suatu mata

Page 9: 127096611-ptk-2409

9

pelajaran, dan masih banyak masalah belajar lainnya. Masalah-masalah tersebut

memberi dampak, baik pada perkembangan akademis terjadi kemerosotan nilai

hasil belajar, sedangkan pada perkembangan psikologisnya anak, terlihat adanya

perubahan perilaku anak.

Karena merasa kekurangan, anak menjadi minder dan malu bergaul dalam

kelompoknya, tertutup, acuh tak acuh dan terkadang anak menjadi agresif

terhadap teman-teman yang menolak dirinya.

Agar tidak menjadi masalah yang berlarut-larut, maka perlu adanya

penyelesaian. Salah satu cara penyelesaian masalah tersebut adalah melalui

bimbingan. Bimbingan diberikan oleh orang yang ahli dan berpengalaman dalam

melakukan bimbingan. Dalam paparan ini, nantinya akan dibahas tentang

bimbingan pada mata pelajaran yang sering kali menjadi hal yang menakutkan

bagi anak, misalnya matematika.

Bimbingan merupakan salah satu komponen yang erat kaitannya dalam

penyelenggaraan pendidikan. Kebutuhan pelaksanaan bimbingan berlatar

belakang beberapa aspek yaitu aspek psikologis, sosiologis, kultural dan

paedagogies. Dalam aspek psikologis terdapat banyak masalah salah satu

diantaranya adalam masalah belajar. Masalah ini muncul dan terkait erat dengan

berbagai komponen sistem pendidikan seperti kurukulum, strategi belajar

mengajar, alat bantu belajar, sumber-sumber dan sebagainya. Perkembangan ini

tentunya akan mempengaruhi kehidupan pada siswa dalam bidang akademik

khususnya.

Page 10: 127096611-ptk-2409

10

Dengan adanya perubahan ini siswa terpaksa harus menyesuaikan diri

dengan setiap perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai kesuksesan

yang berarti dalam keseluruhan proses belajarnya. Proses penyesuaian diri

tersebut memerlukan bantuan yang terarah dan sistematis melalui pelajaran

bimbingan belajar. Karena bimbingan pada hakikatnya merupakan salah satu

konsekuensi dari perkembangan pendidikan.

Bimbingan itu sendiri dilaksanakan dengan terarah dan sistematis. Oleh

karena itu manejerial dalam bimbingan merupakan upaya guru pembimbing

dalam melaksanakan bimbingan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Aspek

yang terkandung dalam manajerial yaitu perencanaan dan pengorganisasian

program, pelaksanaan dan pengarahan program, evaluasi dan survei.

B. Masalah

Dalam pembuatan belajar dapat timbul berbagai masalah, baik bagi diri

pelajar maupun pengajar (guru). Masalah yang muncul dari diri pelajar misalnya

pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar yang efektif, mempersiapkan

ujian atau ulangan, cara memusatkan perhatian, cara belajar kelompok, rasa tidak

suka pada suatu mata pelajaran tertentu dan lain sebagainya.

Masalah yang akan dibahas dalam paparan ini adalah kebencian atau rasa

tidak suka pada pelajaran matematika. Siswa cenderung beranggapan bahwa

matematika adalah pelajaran yang sulit. Jadi mereka merasa tidak mampu

Page 11: 127096611-ptk-2409

11

sehingga menimbulkan kejenuhan pada pelajaran matematika dan akhirnya

berdampak pada nilai matematika yang diperoleh siswa.

Didalam laporan ini penulis akan menguraikan cara menangani dan

memberi bimbingan pada anak yang mengalami kesulitan belajar mata pelajaran

matematika kelas VI

C. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas maka rumusan masalahnya sebagai berikut,

bagaimanakah peran bimbingan yang menggunakan metode bagi siswa yang

mengalami kesulitan belajar matematika terutama pada penyelesaian bilangan

campuran pada siswa SD kelas VI ?

D. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan bimbingan terhadap anak yang mengalami

kesulitan belajar dalam melakukan operasi hitung bilangan campuran

penjumlahan dan pembagian adalah agar :

1. Siswa agar lebih mudah memahami materi pembelajaran matematika.

2. Siswa dapat melakukan operasi hitung bilangan campuran penjumlahan dan

pembagian.

Page 12: 127096611-ptk-2409

12

E. Manfaat

1. Manfaat bagi guru

- Sebagai salah satu bahan pustaka bagi guru dalam menambah

pemahaman pembelajaran matematika pada anak yang mengalami

kesulitan dalam belajar matematika (Manfaat Teoritis)

- Dapat menambah pengetahuan guru dalam mengatasi masalah belajar

matematika di Sekolah Dasar.

- Dapat mengoptimalkan pembelajaran matematika dikelas (Manfaat

praktek).

2. Manfaat bagi siswa

- Meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran matematika (Manfaat

teoritis)

- Dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika

(Manfaat praktis)

- Dapat menumbuhkan potensi yang dimiliki siswa dalam mata pelajaran

matematika (Manfaat praktis).

3. Manfaat bagi peneliti

- Sebagai acuan teoritis dalam mengatasi kesulitan belajar anak khususnya

pada pembelajaran matematika, dalam praktek mengajarnya nanti.

Page 13: 127096611-ptk-2409

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

1. Pengertian Belajar

Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh pakar

psikologi Gagne dan Barliner (1983 : 252) menyatakan bahwa belajar

merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena

hasil dari pengalaman.

Morgan et.al. (1986 : 152) menyatakan bahwa belajar merupakan

perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau

pengalaman.

Slavin (1994 : 152) menyatakan bahwa belajar merupakan

perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Dari pendapat

keempat ahli tersebut, maka konsep tentang belajar mengandung tiga unsur

utama, yaitu :

1) Belajar berkaitan dengan perubahan tingkah laku

Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar, maka diperlukan

perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan

belajar.

2) Perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.

6

Page 14: 127096611-ptk-2409

14

3) Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen, artinya

lamanya perubahan perilaku pada diri seseorang sukar untuk diukur.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Peristiwa belajar yang terjadi pada diri siswa dapat diamati dari

perbedaan perilaku (kinerja) sebelum dan setelah berada didalam belajar.

Oleh karena itu ada seperangkat faktor yang memberikan kontribusi belajar

yaitu :

a. Kondisi internal

1. Kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh.

2. Kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional

3. Kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan

lingkungan.

b. Kondisi eksternal

1. Variasi dan derajad kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari

2. Tempat belajar

3. Iklim

4. Suasana lingkungan

5. Budaya belajar masyarakat.

3. Pembelajaran yang Efektif

Seorang guru agar dikatakan profesional jika ia memiliki

penguasaan ketrampilan pembelajaran. Guru profesional dituntut mampu

Page 15: 127096611-ptk-2409

15

mengaitkan kemampuan yang telah dimiliki yang akan dipelajari oles

siswa. Pembelajaran yang efektif menuntut beberapa kemampuan guru,

antara lain :

a. Merancang bahan belajar (stimulus) yang mampu menarik dan

memotivasi siswa untuk belajar.

b. Menggunakan berbagai strategi pembelajaran

c. Mengelola kelas agar tertib dan teratur

d. Memberitahu siswa tentang perilaku yang diharapkan untuk dimiliki

siswa.

e. Menjadi narasumber, fasilitator dan motivator yang handal

f. Memperhitungkan karakteristik intelektual, sosial dan kultural siswa.

g. Terampil memberikan pertanyaan dan umpan balik.

h. Mereview pelajaran bersama siswa.

B. Cara-Cara Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika yang baik menuntut penggunaan metode-

metode pembelajaran yang bervariasi. Hal ini masuk dalam logika, karena suatu

topik matematika, kadang-kadang dapat diajarkan secara lebih baik hanya

dengan metode tertentu. Jika guru matematika hanya menggunakan satu jenis

metode mengajar, maka akan membuat para siswa menjadi lebih cepat bosan

atau jemu terhadap pesan yang disajikan.

Page 16: 127096611-ptk-2409

16

Terdapat banyak metode pembelajaran matematika di Sekolah Dasar yang

digunakan antara lain :

1. Metode Ekspositori

Metode eksposition sering disebut dengan metode ceramah, guru

menjelaskan dan menyampaikan informasi, pesan atau konsep kepada

siswa. Langkah-langkah pengajaran eksposition adalah sebagai berikut :

Pertama, guru menuliskan topik, menginformasikan tujuan pembelajaran,

menyampaikan dan mengulas materi prasyarat, serta memotivasi siswa.

Kedua, guru menjelaskan dan menyajikan pesan kepada siswa dengan lisan

atau tertulis.

Ketiga, guru meminta siswa mengerjakan soal dengan menggunakan

konsep yang disampaikan guru.

2. Metode Penemuan

Metode penemuan mendorong siswa memahami sesuatu. Sesuatu

tersebut dapat berupa fakta, atau relasi matematika yang masih baru bagi

siswa, misalnya pola, sifat-sifat atau rumus tertentu.

Metode penemuan sering memakan waktu lama, karena kegiatan ini

mengembangkan konsep maupun ketrampilan matematika dan kaitannya

dengan pemecahan masalah maupun ketrampilan matematika dan kaitannya

dengan pemecahan masalah.

Page 17: 127096611-ptk-2409

17

3. Metode Laboratori

Metode laboratori merupakan metode mengajar yang orientasi

kegiatannya didasarkan atas percobaan dan penyelidikan dengan objek-

objek fisik.

Siswa melakukan penyelidikan individual, berpasangan atau

berkelompok dengan menggunakan benda-benda yang dapat dimanipulasi.

Dalam pembelajaran matematika, juga dapat menggunakan berbagai

macam teori belajar salah satu diantaranya adalah teori belajar J.S Bruner.

Dalam teorinya Bruner mengungkapkan 3 tahapan belajar yaitu :

1. Tahap Enactive

Siswa belajar konsep matematika dengan memanipulasi benda-benda

(objek) kongkret secara langsung.

2. Tahap Iconik (Pictorial)

Siswa memahami konsep matematika yang bersifat abstrak itu dengan

bantuan model-model semi kongkret berupa gambar atau grafik, tabel,

bagan peta dan lain sebagainya.

3. Tahap Symbolic

Siswa belajar konsep dan operasi matematika langsung dengan kata-kata

atau simbol-simbol tanpa bantuan objek konkret maupun model semi

kongkret.

Pada pengerjaan hitung bilangan campuran konsep yang disajikan

harus cara lisan dan verbal, dan ini sesuai dengan pengajaran dengan

Page 18: 127096611-ptk-2409

18

menggunakan metode ekspositori. Walaupun metode pembelajaran ini

terarah dari guru, namun proses dan hasil pembelajarannya dalam

pengerjaan hitung bilangan campuran akan lebih efektif.

Bilangan campuran itu sendiri adalah bilangan bulat yang dalam

penghitungannya terdapat berbagai unsur tanda hitung. Misalnya :

(24 x 10) : 18 – 10 = ....

Dalam pengerjaan bilangan campuran sangat diperlukan konsep-konsep

yang terarah. Pada tahap penanaman konsep biasanya guru menggunakan

berbagai macam teknik.

Didalam metode ekspositori guru menggunakan teknik aturan yang

merupakan proses mengajar dimana guru mengemukakan aturan-aturan,

hukum, prosedur atau rumus tertentu untuk diikuti siswa. Teknik ini hampir

sama dengan teknik definisi dan contoh. Teknik kedua yang digunakan

adalah teknik analisis yang merupakan suatu proses mengajar dimana guru

berusaha memilah-milah atau menguraikan suatu konmsep kedalam

langkah-langkah tertentu.

C. Manajemen Bimbingan Di Sekolah Dasar

Istilah manajemen berasal dari kata management. Dalam bahasa Inggris

banyak pakar yang mengartikan istilah manajemen dalam berbagai versi. Namun

pada prinsipnya manajement memuat makna segala upaya menggerakkan

Page 19: 127096611-ptk-2409

19

individu atau kelompok untuk bekerja sama dalam mendayagunakan sumber

daya dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan.

Managemen bimbingan belajar adalah segala upaya atau cara yang

digunakan guru sebagai pembimbing untuk mendayagunakan secara optimal

semua komponen atau sumber daya (tenaga, dana, sarana/prasarana) dan sistem

informasi berupa himpunan data bimbingan untuk menyelenggarakan dalam

rangka mencapai tujuan.

Dalam manajemen bimbingan belajar matematika terdapat beberapa tahapan

antara lain :

1. Perencanaan Program Bimbingan

Sebagai suatu kegiatan, apabila dilakukan secara sembarangan,

maka tidak akan mencapai keberhasilan. Oleh karena itu diperlukan adanya

perencanaan yang matang. Demikian juga dengan bimbingan di Sekolah

Dasar, apabila dilaksanakan secara terencana atau terprogram maka hasil

yang diharapkanpun mengidentifikasikan masalah belajar yang dimiliki.

Dalama hal ini penulis akan melakukan bimbingan belajar secara pribadi

yang akan dilakukan pada 2 orang siswa yaitu Dwi dan Endrik.

Pengumpulan data diri diperlukan dalam mengambil langkah selanjutnya

dalam melakukan atau memberikan bimbingan.

Pelayanan bimbingan belajar di Sekolah Dasar dalam

penyelenggaraannya melibatkan beberapa personil sekolah seperti kepala

sekolah, guru mata pelajaran dan orang tua anak itu sendiri.

Page 20: 127096611-ptk-2409

20

2. Pelaksanaan dan Pengarahan Program Bimbingan

a. Tahap Penanaman Konsep

Tahap penanaman konsep merupakan upaya untuk memberikan

pengertian-pengertian konsep sesuai dengan objek yang dihadapi.

Misalnya : Operasi Hitung Campuran

Soal : (20 + 4) : (12-6) =

Langkah-langkah penyelesaiannya sebagai berikut :

1. Kerjakan yang ada dalam tanda kurung, terlebih dahulu

20 + 4 = 24

12 – 6 = 6

2. Bagikan hasil operasi pada tanda kurung

24 : 6 = 4

Untuk mengerjakan operasi hitung campuran ada beberapa aturan

sebagai berikut :

1. Kerjakan terlebih dahulu yang ada dalam tanda kurung.

2. Jika tidak ada kurung kerjakan hitung perkalian dan pembagian,

setelah itu kerjakan dari kiri ke kanan.

Catatan :

• Tanda x dan : lebih kuat dari tanda + dan –

• Tanda x dan : sama kuat begitu juga tanda + dan –

• Jika sama kuat, pengerjaannya dari kiri ke kanan

Page 21: 127096611-ptk-2409

21

b. Tahap Pemahaman Konsep

Upaya pemahaman konsep dilakukan dengan memberikan contoh-

contoh penyelesaian soal. Selanjutnya siswa di beri soal-soal latihan

mulai dari soal-soal yang mudah meningkat ke yang sulit.

c. Tahap Pembinaan Keterampilan

Masing-masing siswa diberikan soal tentang operasi hitung campuran.

Dari tahapan-tahapan tersebut dapat diambil tiga langkah umum

penyelesaian masalah dalam matematika yaitu :

1. Memahami atau mempresentasikan masalah, ini berarti

menterjemahkan presentasi soal verbal ke dalam bentuk

matematika.

2. Melaksanakan perhitungan harus dilaksanakan secara tertib,

artinya tahap penanaman konsep harus dilaksanakan secara

sistematis atau berurutan. (Dirjen Dikdasmen 1997 : 84)

Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan.

Untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan mencapai tujuan

maka diperlukan adanya evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan

mengumpulkan bukti berupa data yang mengindikasikan keberhasilan

program bimbingan. Dengan kata lain, evaluasi pelaksanaan program

bimbingan merupakan upaya menilai efisiensi dan efektifitas pelayanan

bimbingan di sekolah.

Page 22: 127096611-ptk-2409

22

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

Dalam pelaksanaan bimbingan belajar guru mengambil beberapa langkah

yaitu :

1. Biodata siswa yang dibimbing

a. Nama : Dwi Budi Lestari

TTL : Semarang, 8 Maret 1995

Alamat : Purwoyoso Timur Rt 2 Rw V Kec. Ngaliyan Kota Semarang

Nama Orang Tua :

Ayah : Sarjito

Ibu : Umi Kulsum

Perjaan :

Ayah : Pegawai Negeri

Ibu : Ibu Rumah Tangga

b. Nama : Endrik Kurniawan

TTL : Semarang, 16 Desember 1994

Alamat : Jl. Margosoyo 10 Kelurahan Tambakaji

Nama Orang Tua :

Ayah : Suyono

Ibu : Ekarina

15

Page 23: 127096611-ptk-2409

23

Perjaan :

Ayah : Swasta

Ibu : Ibu Rumah Tangga

2. Merencanakan pelaksanaan bimbingan

Dalam perencanaan, langkah awal yang dilaksanakan guru adalah

mengidentifikasi masalah belajar pada diri siswa setelah itu guru mulai

menyusun langkah-langkah bimbingan yang akan dilaksanakan.

3. Pelaksanaan bimbingan

Dalam pelaksanaan bimbingan guru mengambil beberapa langkah

yaitu : guru menanamkan terlebih dahulu aturan-aturan dalam operasi hitung

campuran.

Misalnya : 210 : 7 + (20+10)

Penyelesaian

1. Kerjakan terlebih dahulu yang ada dalam tanda kurung

20 + 10 = 30

2. Setelah itu kerjakan operasi hitung pembagian

210 : 7 = 30

3. Langkah terakhir yaitu kerjakan operasi hitung penjumlahan

30 + 30 = 60

Jadi hasil 210 : 7 + (20 + 10) = 30 + 30 = 60

Dalam pelaksanaan bimbingan guru juga memberikan pelatihan kepada

siswa yaitu siswa dilatih untuk belajar menghitung.

Page 24: 127096611-ptk-2409

24

C. Pembahasan

1. Masalah

Dwi Budi Lestari dan Endrik Kurniawan merupakan siswa yang

mempunyai sifat malas belajar, bersikap santai dan kurang responsif, mereka

kesulitan dalam memahami dan melakukan operasi hitung bilangan

campuran penjumlahan dan pembagian oleh karena itu mereka tertinggal

jauh dari teman-temannya.

2. Faktor Pendukung

Kurangnya tingkat pemahaman Dwi dan Endrik dalam mempelajari

operasi hitung bilangan campuran penjumlahan dan pembagian membuat

peneliti untuk memberikan bimbingan belajar kepada Dwi dan Endrik.

Dalam memberikan bimbingan belajar tentang operasi hitung bilangan

campuran, sekolah memberikan tanggapan yang baik terhadap penelitian ini.

buktinya, dengan membantu menyediakan buku-buku dalam mendukung

dalam pelaksanaan penelitian.

3. Faktor Penghambat

Pelaksanaan bimbingan belajar terhadap Dwi dan Endrik kurang

berjalan lancar dikarenakan kurangnya sikap antusias yang diperlihatkan

Dwi dan Endrik.

Respon negative seperti yang diperlihatkan Dwi dan Endrik

Page 25: 127096611-ptk-2409

25

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan bimbingan, guru mengadakan evaluasi terhadap

bimbingan yang telah dilaksanakan. Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan

menganalisis hasil pengerjaan siswa.

Dari hasil bimbingan pribadi yang dilakukan pada 2 orang murid yaitu Dwi Budi

Lestari dan Endrik Kurniawan diperoleh hasil :

1. Peserta didik (Dwi Budi Lestari dan Endrik Kurniawan) sebelum

dilaksanakan bimbingan.

Sebelum dilaksanakan bimbingan, Dwi Budi Lestari dan Endrik

Kurniawan merupakan siswa yang mempunyai sifat yang malas belajar,

bersikap santai dan kurang responsif. Oleh karena itu sebagai pendidik kita

wajib memberikan bimbingan pada peserta didik yang mengalami kesulitan

dalam belajar. Sehingga prestasinya menjadi lebih baik.

2. Peserta didik (Dwi Budi Lestari dan Endrik Kurniawan) sesudah

dilaksanakan bimbingan.

Sesudah dilaksanakan bimbingan, peserta didik yang bernama Dwi

Budi Lestari dan Endrik Kurniawan tidak malas belajar, nilai dalam

pengerjaan-pengerjaan soal sudah lebih baik, lebih responsif dan tidak lagi

18

Page 26: 127096611-ptk-2409

26

B. Saran

Melalui pengamatan terhadap proses manajemen bimbingan matematika

di SDN Purwoyoso 02 yang dilakukan pada 1 (dua) siswa kelas VI. Penulis

memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Mengharap guru dalam mengatasi kesulitan belajar perlu adanya kesabaran,

karema kesulitan belajar itu dapat teratasi melalui tahapan-tahapan tertentu.

2. Bimbingan untuk pembelajaran matematika guru harus bisa menggunakan

lebih dari satu metode belajar matematika yaitu metode ekpositori, tanya

jawab, penemuan dan pemberian tugas.

3. Manajemen bimbingan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

4. Proses bimbingan, dalam operasi hitung campuran dilakukan dengan

mengajarkan aturan-aturan dalam operasi hitung campuran.

5. Sekolah sebagai lembaga pendidikan membantu guru dalam mengatasi

kesulitan belajar melalui penyediaan dan sarana dan prasarana yang

memadai untuk kegiatan belajar mengajar.

6. Mengharapkan orang tua ikut membantu mengatasi kesulitan belajar

anaknya dan mau bekerjasama dengan guru maupun sekolah.

Page 27: 127096611-ptk-2409

27

DAFTAR PUSTAKA

Rusyan A. Tabrani, 1996, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Yogyakarta, Rineka Cipta.

Slameto, 1995, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta

Ilmu. Etty Kartikawati, 1997, Hakekat Bimbingan di SD Jakarta, Depdikbud. Abdul Aziz, MA, 2005, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Guru, Jakarta, Depag RI Heru Mugiarso, M.Pd, 2004, Bimbingan dan Konseling, Semarang, UPT UNNES

Press.