125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

28
A. KONSEP MEDIK PERILAKU KEKERASAN I.PENGERTIAN Menurut Patricia D. Barry (1998:140) yang dikutip oleh Yosep (2009) menyatakan perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, ke dalam diri atau secara dekstruktif. Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan defenisi tersebut maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan. (Damaiyanti,2008) . II. PENYEBAB a. FAKTOR PREDISPOSISI Ada berapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku kekerasan. (Yosep, 2009): 1) Teori biologic a) Neurologic factor, beragam komponen dari system syaraf seperti synap, neurotransmitter, dendrite, axon terminalis mempunyai peran memfasilitasi atau 1

Transcript of 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

Page 1: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

A. KONSEP MEDIK PERILAKU KEKERASAN

I. PENGERTIAN

Menurut Patricia D. Barry (1998:140) yang dikutip oleh Yosep (2009)

menyatakan perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran

perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam

dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat

diproyeksikan ke lingkungan, ke dalam diri atau secara dekstruktif.

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai

seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan defenisi tersebut maka perilaku

kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan

lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu saat sedang

berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan. (Damaiyanti,2008) .

II. PENYEBAB

a. FAKTOR PREDISPOSISI

Ada berapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku kekerasan. (Yosep, 2009):

1) Teori biologic

a) Neurologic factor, beragam komponen dari system syaraf seperti synap,

neurotransmitter, dendrite, axon terminalis mempunyai peran memfasilitasi atau

menghambat rangsangan dan pesan-pesan yang akan mempengaruhi sifat agresif.

System limbic sangat terlibat dalam menstimulasi timbulnya prilaku bermusuhan

dan respon agresif.

b) Genetic factor, adanya factor gen yang diturnkan melalui orang tua, menjadi

potensi prilaku agresif. Menurut riset

kazoo murakami(2007) dalam gen manusia terdapat dormant (potensi agresif

yang sedang tidur) dan akan bangun jika terstimulasi oleh factor eksternal.

Menurut penelitia genetic tipe kario XYY, pada umumnya dimiliki oleh penghuni

prilaku tindak criminal serta orang-orang yang terlibat prilaku hukum agresif.

c) Cyrcardian Rhytm (irama sirkadian), memegang peranan pada individu.

Menurut penelitan, jam-jam tertentu manusia mengalami peningkatan cortisol

1

Page 2: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

terutama pada jam-jam sibuk seperti menjelang masuk kerja dan menjelang

berakhirnya pekerjaan sekitar jam 9 dan jam 13. Pada jam tertentu orang lebih

mudah terstimulasi untuk bersikap agresif.

d) Biochemistry Faktor (factor biokimia tubuh) neurotransmitter di otak

(epinephrine, noripinephrin, dopamine, asetilkolin dan serotonin) sangat berperan

dalam menyampaikan informasi melalui persyarafan dalam tubuh, adanya

stimulus dari luar tubuh yang mengancam atau membahayakan akan di hantar

melalui implus neurotransmitter ke otak dan meresponnya melalui implus

neurotransmitter dan meresponnya melalui serabut an hormonefferent.

Peningkatan hormon androgen dan neropinephrin serta penurunan serotonin

dan GABA pada cairan cerebrospinal vertebra dapat menjadi factor predisposisi

terjadi prilaku agresif.

e) Brain Area Disorder ganguan pada system limbic dan lobus temoral, sindrom

otak orgaik, tumor otak, trauma otak, penyakit ensefpalitis, epilepsy di temukan

sagat berpengaruh terhadap prilaku agresif dan tindak kekerasan.

2) Teori psikologik

a) Teori psikoanalisa

Agresivitas dan kekerasan dapat dipengaruhi oleh riwayat tumbuh kembang

seseorang . teori ini menjelaskan bahwa adanya ketidak puasan fase oral antara

usia 0-2 tahun dimana anak tidak mendapat kasih sayang dan pemenuhan

kebutuhan air susu yang cukup cendrung mengembangkan sikap agresif dan

bermusuhan setelah dewasa sebagai kompensasi adanya ketidak percayaan pada

lingkungannya. Tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa aman mengakibatkan tidak

berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang rendah . perilaku agresif dan

tindak kekerasan merupakan pengungkapan secara terbuka terhadap rasa ketidak

berdayaannya dan rendahnya harga diri pelaku tindak kekerasan.

b) Imitation, modeling,and imfomation processing theory;

2

Page 3: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

Menurut teori ini prilaku kekerasan biasa berkembang dalam lingkungan yang

mentolerir kekerasan . adanya contoh, model dan prilaku yang ditiru dari media

atau lingkungan sekitar memungkinkan individu meniru prilaku tersebut. Dalam

suatu penelitian beberapa anak dikumpulkan untuk menonton tayangan pemukulan

pada boneka dengan reward positif (makin keras pukulannya akan diberi coklat),

anak lain menonton tayangan cara mengasihi dan mencium boneka tersebut

dengan reward positif juga ( makin baik belaiannya mendapat hadiah coklat).

Setelah anak-anak keluar dan diberi boneka ternyata masing-masing anak

berprilaku sesuai dengan tontonan yang pernah dialaminya.

c) Learning theory

Perilaku kekerasan merupakan hasil belajar individu terhadap lingkungan

terdekatnya . ia mengamati bagaimana respon ayah saat menerima kekecewaan

dan mengamati bagaimana respon ibu saat marah. Ia juga belajar bahwa dengan

agresivitas lingkungan sekitar menjadi peduli, bertanya, menanggapi, dan

menganggap bahwa dirinya eksis dan patut untuk diperhitungkan.

3) Teori sosiokultural

Dalam budaya tertentu seperti rebutan berkah , rebutan uang receh , sesaji atau kotoran

kerbau dikeraton, serta ritual-ritual yang cendrung mengarah kepada kemusrikan secara

tidak langsung turut memupuk sikap agresif dan ingin menang sendiri. Control

masyarakat yang rendah dan kecendrungan menerima perilaku kekerasan sebagai cara

penyelesaian masalah dalam masyarakat merupakan factor predisposisi terjadinya prilaku

kekerasan . hal ini dipicu juga dengan maraknya demonstrasi , film-film kekerasan ,

mistik ,tahayul, dan perdukunan dalam tayangan televisi

4) Aspek religiusitas

Dalam tinjauan religiusitas , kemarahan dan agresivitas merupakan dorongan dan bisikan

syetan yang sangat menyukai kerusakan agar manusia menyesal. Semua bentuk kekerasan

adalah bisikan syetan melalui pembuluh darah ke jantung, otak dan organ vital manusia

3

Page 4: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

lain yang dituruti manusia sebagai bentuk kompensasi bahwa kebutuhan dirinya terancam

dan harus segera dipenuhi tetapi tanpa melibatkan akal(ego) dan norma agama(super ego).

b. FAKTOR PRESIPITASI

Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali berkaitan dengan;

- Ekspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri atau symbol solidaritas seperti dalam

sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian massal, dan sebagainya

- Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi social ekonomi

- Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak membiasakan

dialog untuk memecahakan masalah cendrung melakukan kekerasan dalam

menyelesaikan konflik

- Ketidak siapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidak mampuan

menempatkan dirinya sebagai seorang yang dewasa

- Adanya riwayat perilaku anti social meliputi penyalahgunaan obat atau alkoholisme dan

tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa frustasi

- Kematian anggota keluarga yang terpenting , kehilangan pekerjaan ,perubahan tahap

perkembangan , atau frustasi terhap perkembangan kelurga. (Yosep,2009)

III. PROSES TERJADINYA PERILAKU KEKERASAN

Stres, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari- hari yang harus di hadapi setiap

individu. Stres dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan tidak

menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat menimbulkan kemarahan. (Beck, Rawlins,

williams, 1986, dalam Keliant,1996).

Berikut ini digambarkan proses kemarahan

Proses terjadinya Perilaku Kekerasan / Amuk4

Page 5: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

Melihat gambar diatas, bahwa respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui tiga cara yaitu

Mengungkapkan secara verbal, menekan dan menantang. Dari ketiga cara ini cara yang pertama

adalah konstruktif, sedangkan dua cara yanmg lain adalah destruktif. Dengan melarikan diri atau

menantang akan menimbulkan rasa bermusuhan dan bila cara ini dipakai terus menerus, maka

kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri dan lingkungan dan akan tampak sebagai depresi

dan psikomatik atau agresif dan amuk.

IV. RENTANG RESPON

Adaptif Maladaptif

5

Page 6: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

asertif frustasi pasif agresif perilaku kekerasn/amuk

- Perilaku asertif merupakan perilaku individu yang mampu menyatakan atau

mengungkapkan rasa marahnya atau tidak setuju tanpa menyakti orang lain.

- Frustrasi merupakan respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan. Frustrasi dapat di

alami sebagai suatu ancaman dan kecemasan. Akibat dari ancaman tersebut dapat

menimbulkan kemarahan.

- Pasif merupakan perilaku individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan marah,

yang sedang dialami.

- Agresif merupakan suatu perilaku yang menyertai marah. Klien mengespresikan secara

fisik tapi masih terkontrol, mendorong orang lain dengan ancaman

- Kekerasan/amuk merupakan rasa marah dan bermusuhan yang kuat, dan disertai

kehilangan kontrol yang dapat merusak diri,orang lain dan lingkungan

(Riyadi Sujono, 2009 : 114)

V. TANDA DAN GEJALA

1. Fisik

a) Muka merah dan tegang

b) Mata melotot/ pandangan tajam

c) Tangan mengepal

d) Rahang mengatup

e) Postur tubuh kaku

f) Jalan mondar- mandir

2. Verbal

a) Bicara kasar

b) Suara tinggi, membentak atau berteriak

c) Mengancam secara verbal atau fisik

d) Mengumpat dengan kata-kata kotor

e) Suara keras

f) Ketus

6

Page 7: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

3. Perilaku

a) Melempar atau memukul benda atau orang lain

b) Menyerang orang lain

c) Melukai diri sendiri/orang lain

d) Merusak lingkungan

e) Amuk/ agresif

4. Emosi

Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan jengkel,

tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, dan berkelahi, menyalahkan dan

menuntut.

5. Intelektual

Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme

6. Spiritual

Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain, tidak

peduli dan kasar

7. Sosial

Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran

8. Perhatian

Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.

VI. PERILAKU

Perubahan perilaku merupakan sebagai tanda awal dari ganguan fisik dan mental.

Pengkajiaan perilaku meliputi ; pendekatan perilaku,Frekuensi,Durasi dari faktor Presipitasi,

saat terjadi perubahan perilaku penting untuk menganalisa pemikiran.

Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :

1. Menyerang atau menghindar (fight of flight).

Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan saraf otonom beraksi

terhadap sekresi epineprhin yang menyebabkan tekanan darah meningkat , tacicardi,

wajah merah, pupil melebar, sekresi HCL meningkat, peristaltik gaster

menurun,pengeluaran urin dan saliva meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga

7

Page 8: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

meningkat disertai ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh

menjadi kaku, dan disertai refleks yang cepat.

2. Menyatakan secara asertif (assertivenes).

Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengespresikan kemarahannya yaitu

dengan perilaku pasif, agresif, dan asertif

3. Memberontak (acting out)

Perilaku yang muncul biasanya diertai akibat konflik perilaku accting out untuk

menarik perhatian orang lain

4. Perilaku kekerasan

Tindakan kekerasan atau amuk yang ditunjukan pada diri sendiri, orang lain, maupun

lingkungan.

VII.MEKANISME KOPING

Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme koping klien sehingga dapat membantu klien

untuk mengembangkan meknisme koping yang konstruktif dalam mengespresikan marahnya.

Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme koping pertahanan ego seperti

displacement, sublimasi, proyeksi, represi, denial, dan reaction formation.

- Displacement : melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan pada

objek yang tidak begitu berbahaya.

- Sublimasi : menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata

masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara

normal

- Proyeksi : kemarahan dimana secara verbal mengalihkan kesalahan diri sendiri pada

orang lain yang dianggap berkaitan

- Represi : individu merasa seolah olah tidak marah dan tidak kesal. Ia tidak mencoba

menyampaikannya kepada orang terdekat sehingga rasa marahnya tidak terungkap

dan ditekan sampai ia lupa

- Denial : mengingkari kenyataan.

8

Page 9: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

- Reaction formation : mencegah keinginan yang berbahaya bila ekspresikan dengan

melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya

sebagai rintangan.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN

Pemeberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan

hubungan kerja sama antara Perawat dengan klien, keluarga dan masyarakat untuk

mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat, 1991).

Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan prose keperawatan

yang meliputi 5 tahapan yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi dan evaulasi. Masing- masing berkesinambungan serta memerlukan

kecakapan keterampilan profesional tenaga keperawatan.

Proses keperawatan klien marah adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap

pengkajian terdiri dari pengumpiulan data, klasifikasi data, analisa data dan perumusan

masalah atau kebutuhan klien.

1.1 pengumpulan data

Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual

- Aspek biologis

Respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonom bereaksi

terhadap sekresi epineprin sehingga tekanan darah, tacicardi, muka merah,

pupil melebar, pengeluaran urin menibgkat. Ada gejala yang sama dengan

9

Page 10: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

kecemasan seperti meningkatnya kewaspadaan, ketegangan otot, seperti

rahang terkatiup, tangan dikepal, tubuh kaku, dan refleks cepat

- Aspek emosional

Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, frustasi,

dendam,ingin memukul orang lain, mengamuk, bermusuhan, dan sakit hati,

menyalahkan dan menuntut.

- Aspek intelektual

Perawat perlu mengkaji cara klien marah, mengidentifikasi penyebab marah,

bagaimana informasi di proses, diklaeifikasi, dan diintegrasikan.

- Aspek sosial

Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan ketergantungan.

Emosi, marah sering merangsang kemarahan orang. Klien sering kali

menyalurkan kemarahan dengan mengkritik tingkah laku yang lain sehiungga

orang lain merasa sakit hati dengan mengucapkan kata-kata kasar yang

berlebihan disertai suara keras. Proses tersebut dapat mengasingkan individu

tersendiri menjauhkan duiri dari orang lain, menolak mengikuti aturan.

- Aspek spiritual

Kepercayaan, nilai dan moral, mempengaruhi hubungan individu dan

lingkungan. Hal yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat

menimbulkan kemarahan yang dimanifestasikan dengan amoral dan rasa tidak

berdosa.

Dari uraian tersebut diatas jelaslah bahwa perawat perlu mengkaji individu secara komprehensip

meliputi aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual yang secara singkat dapat dilukiskan

sebagai berikut :

Aspek fisik terdiri dari : muka merah, pandangan tajam, napas pendek dan cepat, sakit

fisik, berkeringat,penyalah gunaan zat, tekanan darah meningkat.

Aspek emosi : tidak adekuat, tidak aman, dendam, jengkel.

Akpek intelektual mendominasi bawel, sartasme, berdebat, meremehkan.

Aspek sosial : penolakan, kekerasan, ejekan, humor.

10

Page 11: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

1.2 Klasifikasi data

Data yang didapat pada pengumpulan data, dikelompokan menjadi dua yaitu data

subjektif dan data objektif

- Data subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga. Data

ini didapat melalui wawancara perawat dengan klien dan keluarga

- Data objektif adalah data yang ditemukan secara nyata. Data ini didapat melalui

observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawatt

1.3 Analisa data

Dengan melihat data subjektif dan objektif dapat menentukan permasalahan yang

dihadapi klien dan dengan memperhatikan pohon masalah dapat diketahui penyebab

sampai pada efek dari masalah tesebut

Pohon masalah/masalah keperawatan (Keliat, 2006)

AKIBAT

MASALAH UTAMA

PENYEBAB

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon aktual dan potensial dari

individu, keluarga atau masyarakat tehadap masalah kesehatan ( Carpenito, 1996 di kutip

oleh Keliat, 2006 ). Adapun kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien dengan

perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :

11

Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan konsep Diri : Harga

Diri Rendah

Perilaku kekerasan/ amuk

Page 12: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

Perilaku Kekerasan

Resiko Perilaku kekerasan

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

3. Intervensi / rencana tindakan keperawatan

Intervensi / rencana tindakan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan jiwa

yang mana membagi karateristik tindakan menjadi ;

Tindakan konseling / psikoterapeutik.

Pendidikan kesehatan

Perawatan mandiri dan aktifitas hidup sehari-hari

Terapi modalitas keperawatan

Perawatan berkelanjutan (Continuity – care)

Tindakan kolaborasi (terapi somatik dan psikofarmaka)

Pada dasarnya tindakan keperawatan terdiri dari tindakan observasi dan pemantauan

(monitoring),terapi keperawatan,pendidkan kesehatan dan tindakan kolaborasi. Tindakn

keperawatan mencakup tindakan mandiri Perawat,kerja sam dengan klien,kerja sama dengan

keluarga, kerjasama dengan kelompok dan kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa yang lain.

Strategi Pelaksanaan

NoPasien Keluarga

SP1. P SP1. K

1. Mengidentifikasi penyebab PK Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK Menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala, serta proses terjadinya PK

3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan Menjelaskan cara merawat pasien PK

4. Mengidentifikasi akibat PK

5. Menyebutkan cara mengontrol PK

12

Page 13: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

6. Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol PK secara fisik 1

7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian

SP2. P SP2. K

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan PK

2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara fisik 2

Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien PK

3. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harianSP3. P SP3. K

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)

2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal

Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

3. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

SP4. P

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual

3. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harianSP5. P

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih pasien mengontrol PK dengan minum obat

3. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Intervensi atau perencanaan merupakan suatu pedoman bagi perawat dalam melakukan

implementasi yang tepat.

3.1 Tujuan Umum

Klien mampu mengekspresiakn rasa marah nya secara efektif

13

Page 14: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

3.2 Tujuan Khusus

Klien dapat menciptakan hubungan saling percara

Tindakan

Bina hubungan saling percaya : mengungkapkan salam terapeutik, perkenalan diri,

menjelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang , buat kontrak

waktu, tempat dan topik penbijaraan yang jelas

Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan nya

Ciptakan lingkunga yang aman pada klien dan selalu bersikap empati

Rasional

Dengan adanya hubungan saling percaya pasien merasa nyaman dan aman saat

berintraksi dengan perawat

Klien mengetahui penyebab marah

Tindakan

Beri kesempatan untuk menceritakan perasaannya

Bantu klien untuk mengungkapkan faktor penyebab perasaan jengkel atau kesal

Rasional

Dengan pengungkapan perasaan klien, dapat di selesaikan masalahnya

Klien mengetahui tanda dan gejala marah

Tindakan

Anjurkan klien menceritakan rasa marah atu jengkel sesuai dengan apa yang

dirasakan

Lihat tanda dan gejala perilaku klien

Tentukan bersama mengenai masalah uang klien alami

Rasional

Dengan melihat gejala dan perilaku dapat membantu mengontrol dan membuat

tindakan pada klien

Klien mengetahui respon marahnya

Tindakan

Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang bisa dilakukan klien

baik verbal pada orang lain,pada lingkungan,bahakan pada diri sendiri.

Anjurkan klien bermain peran sesuai denagn perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan

14

Page 15: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

Komunikasi dengan klien tentang respon marahnya

Rasional

Dengan mengkomunikasikan respon klien, klien mengetahui respon marahnya

Klien dapat mengidentifikasi keuntungan atu kerugian marahnya

Tindakan

Bicarakan keuntunga dan kerugian dengan perilaku kekerasannya

Bersama klien memberi simpulan keuntungan dan kerugian marahnya

Rasional

Menumbuh kembangkan pengetahuan klien keuntungan dan kerugian marahnya.

4. IMPLEMENTASI

Implementasi tinadakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan.

Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, Perawat perlu mengvalidasi

dengan singkat, apakah rencana tindakan masih sesuai dan di butuhkan oleh klien saat ini

( Here and Now ). Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan

interpersonal, intelektual dan tehnikal yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan. ( Keliat,

2006 : 17 )

4.1 Tindakan Keperawatan Pada Emergenci

Psikofarmaka

Manajemen krisis:

Pembatasan gerak

Pengekangan fisik

4.2 Tindakan keperawatan untuk Pasien

a. Tujaan

o Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

o Pasien dapat mengidentifikasikan tanda-tanda perilaku kekerasan

o Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah di

lakukannya

o Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekersannya

o Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,spiritual,sosial

dan dengan terpai phisikofarmaka

15

Page 16: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

b. Tindakan

o Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang

lalu

o Diskusikan persaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan

Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik

Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara pshikologi

Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial

Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual

Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual

o Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa di lakukan pada

saat marah secara verbal, terhadap orang lain,terhadap diri sendiri,terhadap

lingkungan.

o Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya

o Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara

fisik,obat,sossial atau verbal dan spiritual.

o Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ; Latihan nafas dalam dan

pukul kasur bantal,susn jadwal latihan nafas dalam dan pukul kasur bantal.

o Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosila atu verbal ;

Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara

fisik,latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal ; menolak dengan

baik,meminta dengan baik,mengunkapkan perasaan dengan baik.

o Susun jadwal latihan mengkupkan marah secara verbal.

o Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual

Diskusikan Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dan sosial

atau verbal.

Latihan shalat atau berdoa

Buat jadwal latihan shalat atau berdoa

o Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat

Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar

( benar nama pasien,benar nama obat,benar cara minum obat,benar waktu

minum obat,benar dosis obat ) di sertai penjelasan guna obat dan akibat

berhenti minum obat.

16

Page 17: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

Susun jadwal minum obat secara teratur

4.2. Tinadakan keperawatan Untuk Keluarga

a. Tujuan.

Keluarga dapat merawat pasien di rumah

b. Tindakan

Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan ( penyebab,

tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut )

Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan

Anjurkan keluarga untuk memotifasi pasien melakukan tindakan yang

telah di ajarkan oleh perawat

Ajarka keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien

dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat

Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus di lakukan bila

pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan

Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera di

laporkan kepada perawat seperti melempar atau memukul benda atau orang

lain.

5. EVALUASI

Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada

klien. Evaluasi dilakukan terus-menerus pada respons klien terhadap tindakan keperawatan

yang telah dilaksanakan. Evaluasi dibagi dua yaitu; Evaluasi proses/formatif yang dilakukan

setiap selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil/sumatif yang dilakukan dengan

membandingkan antara respons klien dan tujuan khusus seta umum yang telah ditentukan.

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai pola pikir.

S : Respons Subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Dapat

diukur dengan menanyakan ; “ Bagaimana perasaan anda setelah latihan napas

dalam? “

O : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Dapat

diukur dengan mengobservasi perilaku klien pada saat tindakan dilakukan, atau

17

Page 18: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

menanyakan kembali apa yang telah diajarkan atau memberi umpan balik sesuai

hasil observasi.

A : Analaisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah

masih tetap atau muncul masalah baru atau data yang kontraindikasi dengan masalah

yang ada. Dapat pula membandingkan hasil dengan tujuan.

P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada respons klien yang

terdiri dari tindak lanjut klien, dan tindak lanjut oleh Perawat.

Evaluasi yang dilakukan pada pasien :

a. Pasien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan dan akibat dari poerilaku kekerasan yang dilakukan.

b. Pasien mampu menggunakan cara mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai

jadwal :

Secara fisik, secara sosial atau verbal, secara spiritual, dengan terapi pshikofarmaka.

Evaluasi yang dilakukan pada Keluarga :

a. Keluarga mampu mencegah terjadinya perilaku kekerasan

b. Keluarga mampu menunjukan sikap yang mendukung dan menghargai pasien

c. Keluarga mampu memotifasi pasien dalam melakukan cara mengontrol perilaku

kekerasan

d. Keluarga mapu mengidentifikasi perilaku pasien yang harus di laporkan pada Perawat

6. TERAPIK

Tearapi Medik

Pasien melakukan kekerasan di tenangkan dengan sedative atu anti pshikotik yang sesuai,

seperti ; Diazepam ( Valium ) 5 – 10 mg, Lorazepam ( Ativan ) 2 – 4 mg di berikan dengan cara

intravena.

Terapi aktivitas kelompok (TAK)

Terapi aktivitas kelompok yang dapat diberikan untuk klien dengan PK adalah:

TAK STIMULASI PERSEPSI

Sesi I : mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

Sesi II : mencegah perilaku kekerasan fisik

Sesi III: Mencegah perilaku kekerasan social

18

Page 19: 125057784 Askep Perilaku Kekerasan Docx

Sesi IV: Mencegah perilaku kekerasan spiritual

Sesi V :Mencegah perilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi ana, 2005, Modul BC-CMHN.Riyadi Sujono, 2009, Asuhan Keperawatan Jiwa , Graha MedikaKusumawati, farida, 2010, Buku Ajar Kerperawatn Jiwa, Salemba MedikaSuliswati, 2005,. Konsep dasar Keperawatn kesehatan Jiwa, EGC. Jakarta.Damaiyanti,Mukhripah. 2008. Komunikasi Terapeutik dalam Praktek Keperawatan. Refika

Aditama. JakartaKeliat, Budi Ana. 2006. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 2. EGC. Jakarta

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Refika Aditama. Bandung File;///D: Asuhan- Keperawatan- pada- klien -dengan –htm, 20 ;00., tanggal 03 05 2011File; /// D:/ Askep Perilakuu Kekerasan, 20;00 tanggal 03-05-2011

19