218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

22
Askep Fraktur Klavikula 1. Pengertian Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai tipe dan luasnya (Harnowo, 2002). Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.( Reeves C.J,Roux G & Lockhart R,2001 ). Fraktur (patah tulang) adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (Smeltzer S.C & Bare B.G,2001). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Arif, 2000). Fraktur adalah discontinuitas dari jaringan tulang (patah tulang) yang biasanya di sebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak (Bernard Bloch, 1986). Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fraktur adalah suatu cedera pada tulang yang sebelumnya utuh menjadi retak atau patah yang dapat disebabkan oleh suatu trauma benda keras secara mendadak dan tidak disengaja. Klavikula atau tulang selangka merupakan tulang panjang yang menghubungkan lengan atas pada batang tubuh. Klavikula adalah tulang yang pertama mengalami pertumbuhan pada masa fetus.

description

Frakur Clavicula

Transcript of 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

Page 1: 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

Askep Fraktur Klavikula

1. Pengertian

Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai tipe

dan luasnya (Harnowo, 2002). Fraktur adalah setiap retak atau patah pada

tulang yang utuh.( Reeves C.J,Roux G & Lockhart R,2001 ). Fraktur (patah

tulang) adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang dan ditentukan sesuai

jenis dan luasnya. (Smeltzer S.C & Bare B.G,2001). Fraktur adalah

terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya

disebabkan oleh rudapaksa (Arif, 2000).

Fraktur adalah discontinuitas dari jaringan tulang (patah tulang) yang

biasanya di sebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak

(Bernard Bloch, 1986).

Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fraktur

adalah suatu cedera pada tulang yang sebelumnya utuh menjadi retak atau

patah yang dapat disebabkan oleh suatu trauma benda keras secara mendadak

dan tidak disengaja.

Klavikula atau tulang selangka merupakan tulang panjang yang

menghubungkan lengan atas pada batang tubuh. Klavikula adalah tulang yang

pertama mengalami pertumbuhan pada masa fetus.

2. Etiologi dan Predisposisi

Cedera dan benturan seperti pukulan langsung, gaya meremuk,

gerakan puntir mendadak, kontraksi otot ekstrim. Letih karena otot tidak

dapat mengabsorbsi energi seperti berjalan kaki terlalu jauh. Kelemahan

tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis pada fraktur patologis.

Menurut Oswari E (1993), penyebab fraktur adalah :

1) Kekerasan langsung; Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada

titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka

dengan garis patah melintang atau miring.

Page 2: 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

2) Kekerasan tidak langsung: Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah

tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah

biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor

kekerasan.

3) Kekerasan akibat tarikan otot: Patah tulang akibat tarikan otot sangat

jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan

dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.

3. Patofisiologi

Trauma pada bahu atau posisi terputar atau tertarik ke dalam

menyebabkan fraktur klavikula. Trauma direk pada klavikula juga

menyebabkan fraktur, sering akibat benturan dari arah lateral ke medial. Otot

yang sering terlibat adalah otot deltoid, trapezius, subclavius,

sternocleidomastoid dan pectoralis mayor.

Fraktur klavikula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme

kompressi atau penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang

melebihi kekuatan tulang tersebut dimana arahnya dari lateral bahu apakah itu

karena jatuh, keeelakaan olahraga, ataupun kecelakaan kendaraan bermotor.

Patah tulang klavikula pada umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan

tulang klavikula adalah tulang yang terletak dibawak kulit (subcutaneus) dan

tempatnya relatif di depan. Karena posisinya yang teletak dibawah kulit maka

tulang ini sangat rawan sekali untuk patah. Patah tulang klavikula terjadi

akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. Energi

tinggi yang menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan

menyebabkan fraktur.

Pada daerah tengah tulang klavikula tidak di perkuat oleh otot ataupun

ligament-ligament seperti pada daerah distal dan proksimal klavikula.

Klavikula bagian tengah juga merupakan transition point antara bagian lateral

dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan kenapa pada daerah ini paling

sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal ataupun proksimal .

Page 3: 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

Pada fraktur sepertiga tengah klavikula otot stemokleidomastoideus

akan menarik fragmen medial keatas sedangkan beban lengannya akan

menarik fragmen lateral ke bawah. Jika fraktur terdapat pada ligament

korako-klavikula maka ujung medial klavikula sedikit bergeser karena

ditahan ligament ini.Fraktur yang terjadi kearah medial terhadap fragment

maka ujung luar mungkin tampak bergeser kearah belakang dan atas,

sehingga membentuk benjolan dibawah kulit.2

4. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis menurut Chaeruddin Rosjad, 1998. Sebelum

menggambil keputusan untuk melakukan penatalaksanaan definitive. Prinsip

penatalaksanaan fraktur ada 4 R yaitu :

1) Recognition : diagnosa dan penilaian fraktur. Prinsip pertama adalah

mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anannesis, pemeriksaan

klinis dan radiologi. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan : lokasi

fraktur, bentuk fraktur, menentukan tehnik yang sesuai untuk pengobatan,

komplikasi yang mungkin terjadi selama pengobatan.

2) Reduction : tujuannya untuk mengembalikan panjang & kesegarisan

tulang. Dapat dicapai yang manipulasi tertutup/reduksi terbuka progresi.

Reduksi tertutup terdiri dari penggunaan traksimoval untuk menarik

fraktur kemudian memanupulasi untuk mengembalikan kesegarisan

normal/dengan traksi mekanis. Reduksi terbuka diindikasikan jika reduksi

tertutup gagal/tidak memuaskan. Reduksi terbuka merupakan alat frusasi

internal yang digunakan itu mempertahankan dalam posisinya sampai

penyembuhan tulang yang solid seperti pen, kawat, skrup dan plat.

Reduction interna fixation (orif) yaitu dengan pembedahan terbuka kan

mengimobilisasi fraktur yang berfungsi pembedahan untuk memasukkan

skrup/pen kedalam fraktur yang berfungsi untuk menfiksasi bagian-bagian

tulang yang fraktur secara bersamaan.

3) Retention:  imobilisasi fraktur tujuannya mencegah pengeseran fregmen

dan mencegah pergerakan yang dapat mengancam union. Untuk

mempertahankan reduksi (ektrimitas yang mengalami fraktur) adalah

Page 4: 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

dengan traksi. Traksi merupakan salah satu pengobatan dengan cara

menarik/tarikan pada bagian tulang-tulang sebagai kekuatan dngan kontrol

dan tahanan beban keduanya untuk menyokong tulang dengan tujuan

mencegah reposisi deformitas, mengurangi fraktur dan dislokasi,

mempertahankan ligamen tubuh/mengurangi spasme otot, mengurangi

nyeri, mempertahankan anatomi tubuh dan mengimobilisasi area spesifik

tubuh. Ada 2 pemasangan traksi yaitu : skin traksi dan skeletal traksi.

4) Rehabilitation, mengembalikan aktiftas fungsional seoptimal mungkin.

5. Komplikasi

Berikut merupakan beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada

penderita Fraktur :

1) Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh

dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut atau miring

2) Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus tetapi

dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.

3) Nonunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.

4) Compartment syndroma adalah suatu keadaan peningkatan takanan yang

berlebihan di dalam satu ruangan yang disebabkan perdarahan masif pada

suatu tempat.

5) Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya

permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi.

Ini biasanya terjadi pada fraktur.

6) Fat embolism syndroma, tetesan lemak masuk ke dalam pembuluh darah.

Faktor resiko terjadinya emboli lemak ada fraktur meningkat pada laki-

laki usia 20-40 tahun, usia 70 sam pai 80 fraktur tahun.

7) Tromboembolic complicastion, trombo vena dalam sering terjadi pada

individu yang imobiil dalam waktu yang lama karena trauma atau ketidak

mampuan lazimnya komplikasi pada perbedaan ekstremitas bawah atau

trauma komplikasi paling fatal bila terjadi pada bedah ortopedil.

Page 5: 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

8) Infeksi, Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan.

Pada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan

masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa

juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan

plat.

9) Avascular necrosis, pada umumnya berkaitan dengan aseptika atau

necrosis iskemia.

10) Refleks symphathethic dysthropy, hal ini disebabkan oleh hiperaktif

sistem saraf simpatik abnormal syndroma ini belum banyak dimengerti.

Mungkin karena nyeri, perubahan tropik dan vasomotor instability.

6. Pemeriksaan Diagnostik

1) Pemeriksaan roentgen : Menentukan lokasi/luasnya

fraktur/trauma

2) Skan tulang, tomogram, skan CT/MRI : memperlihatkan fraktur, juga

dapat di gunakan untuk

mengidentifikasi jaringan lunak

3) Arteriogram : Dilakukan bila kerusakan vaskuler

dicurigai.

4) Hitung darah lengkap : Ht mungkin meningkat

(hemokonsentrasi). Peningkatan jumlah

SOP adalah respon stress setelah

trauma.

5) Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban

kreatinin untuk kirens ginjal.

6) Profil koagulasi : Perubahan dapat terjadi pada

kehilangan darah, transfuse multiple

atau cedera hati.

Page 6: 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian pada klien fraktur menurut Doengoes, (2000) diperoleh data

sebagai berikut :

Aktivitas (istirahat)

Tanda : Keterbatasan / kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin

segera fraktur itu sendiri atau terjadi secara sekunder dari

pembengkakan jaringan nyeri)

Sirkulasi

Tanda : Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri)

atau hipotensi ( kehilangan darah), takikardia ( respon stress,

hipovolemia), penurunan / tidak ada nadi pada bagian distal yang

cedera : pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian yang terkena

pembengkakan jaringan atau massa hepatoma pada sisi cedera.

Neurosensori

Gejala : Hilang sensasi, spasme otot, kebas / kesemutan (panastesis)

Tanda : Deformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan, rotasi,

krepitasi, spasme otot, terlihat kelemahan / hilang fungsi, agitasi

(mungkin berhubungan dengan nyeri atau trauma)

Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada

area jaringan / kerusakan tulang : dapat berkurang pada imobilisasi ;

tidak ada nyeri akibat kerusakan saraf, spasme / kram otot (setelah

imobilisasi)

Page 7: 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

Keamanan

Tanda : Laserasi kulit, avulse jaringan, perubahan warna, pendarahan,

pembengkakan local (dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba)

Penyuluhan

Gejala : Lingkungan cedera

2. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen

tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress,

ansietas

2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dispnea, kelemahan/keletihan,

ketidak edekuatan oksigenasi, ansietas, dan gangguan pola tidur.

3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status

metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan oleh

terdapat luka / ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor kulit

buruk, terdapat jaringan nekrotik.

4) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan,

kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan

kekuatan/tahanan.

5) Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons inflamasi

tertekan, prosedur invasif dan jalur penusukkan, luka/kerusakan kulit,

insisi pembedahan.

6) Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat,

salah interpretasi informasi.

3. Intervensi

1) Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan

dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan aktual atau potensial,

digambarkan dalam istilah seperti kerusakan; awitan yang tiba-tiba atau

Page 8: 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

perlahan dari intensitas ringan samapai berat dengan akhir yang dapat di

antisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan.

Tujuan : nyeri dapat berkurang atau hilang.

Kriteria Hasil : - Nyeri berkurang atau hilang

- Klien tampak tenang.

Intervensi dan Implementasi :

a. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga

R/ hubungan yang baik membuat klien dan keluarga kooperatif

b. Kaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri

R/ tingkat intensitas nyeri dan frekwensi menunjukkan skala nyeri

c. Jelaskan pada klien penyebab dari nyeri

R/ memberikan penjelasan akan menambah pengetahuan klien tentang

nyeri.

d. Observasi tanda-tanda vital.

R/ untuk mengetahui perkembangan klien

e. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic

R/ merupakan tindakan dependent perawat, dimana analgesik

berfungsi untuk memblok stimulasi nyeri.

2. Intoleransi aktivitas adalah suatu keadaaan seorang individu yang tidak

cukup mempunyai energi fisiologis atau psikologis untuk bertahan atau

memenuhi kebutuhan atau aktivitas sehari-hari yang diinginkan.

Tujuan : pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.

Kriteria hasil : - Perilaku menampakan kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan diri.

- Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan

beberapa aktivitas tanpa dibantu.

- Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya

baik.

Page 9: 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

Intervensi dan Implementasi :

a. Rencanakan periode istirahat yang cukup.

R/ mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan, dan energi terkumpul

dapat digunakan untuk aktivitas seperlunya secar optimal.

b. Berikan latihan aktivitas secara bertahap.

R/ tahapan-tahapan yang diberikan membantu proses aktivitas secara

perlahan dengan menghemat tenaga namun tujuan yang tepat,

mobilisasi dini.

c. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan.

R/ mengurangi pemakaian energi sampai kekuatan pasien pulih

kembali.

d. Setelah latihan dan aktivitas kaji respons pasien.

R/ menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai

akibat dari latihan.

3. Kerusakan integritas kulit adalah keadaan kulit seseorang yang mengalami

perubahan secara tidak diinginkan.

Tujuan : Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang

sesuai.

Kriteria Hasil : - tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.

- luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.

- Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat

ditoleransi.

Intervensi dan Implementasi :

a. Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka.

R/ mengetahui sejauh mana perkembangan luka mempermudah dalam

melakukan tindakan yang tepat.

b. Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka.

R/ mengidentifikasi tingkat keparahan luka akan mempermudah

intervensi.

Page 10: 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

c. Pantau peningkatan suhu tubuh.

R/ suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasikan sebagai adanya

proses peradangan.

d. Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa

kering dan steril, gunakan plester kertas.

R/ tehnik aseptik membantu mempercepat penyembuhan luka dan

mencegah terjadinya infeksi.

e. Jika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan, misalnya

debridement.

R/ agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak menyebar luas

pada area kulit normal lainnya.

f. Setelah debridement, ganti balutan sesuai kebutuhan.

R/ balutan dapat diganti satu atau dua kali sehari tergantung kondisi

parah/ tidak nya luka, agar tidak terjadi infeksi.

g. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

R / antibiotik berguna untuk mematikan mikroorganisme pathogen pada

daerah yang berisiko terjadi infeksi.

4. Hambatan mobilitas fisik adalah suatu keterbatasan dalam kemandirian,

pergerakkan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau

lebih.

Tujuan : pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas

optimal.

Kriteria hasil : - penampilan yang seimbang..

- melakukan pergerakkan dan perpindahan.

- mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di

toleransi, dengan karakteristik :

    0 = mandiri penuh

   1 = memerlukan alat Bantu.

    2= memerlukan bantuan dari orang lain untuk

bantuan, pengawasan, dan pengajaran.

Page 11: 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

  3 = membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat

Bantu.

    4 = ketergantungan; tidak berpartisipasi dalam

aktivitas.

Intervensi dan Implementasi :

a. Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan.

R/ mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.

b. Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas.

R/ mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan aktivitas apakah

karena ketidakmampuan ataukah ketidakmauan.

c. Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu.

R/ menilai batasan kemampuan aktivitas optimal.

d. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.

R/ mempertahankan /meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.

e. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.

R/ sebagai suaatu sumber untuk mengembangkan perencanaan dan

mempertahankan/meningkatkan mobilitas pasien.

5. Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan perifer,

perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang tinggi, prosedur invasif dan

kerusakan kulit.

Tujuan : infeksi tidak terjadi / terkontrol.

Kriteria hasil : - tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.

- luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.

- Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat

ditoleransi.

Intervensi dan Implementasi :

a. Pantau tanda-tanda vital.

R/ mengidentifikasi tanda-tanda peradangan terutama bila suhu tubuh

meningkat.

Page 12: 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

b. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik.

R/ mengendalikan penyebaran mikroorganisme patogen.

c. Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter,

drainase luka, dll.

R/ untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial.

d. Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti

Hb dan leukosit.

R/ penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal bisa

terjadi akibat terjadinya proses infeksi.

e. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.

R/ antibiotik mencegah perkembangan mikroorganisme patogen.

6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat,

salah interpretasi informasi.

Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi,

efek prosedur dan proses pengobatan.

Kriteria Hasil : - melakukan prosedur yang diperlukan dan

menjelaskan alasan dari suatu tindakan.

- memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan

dan ikut serta dalam regimen perawatan.

Intervensi dan Implementasi:

a. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.

R/ mengetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan

keluarga tentang penyakitnya.

b. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya

sekarang.

R/ dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan

keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.

c. Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya.

R/ diet dan pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan.

Page 13: 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

d. Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah

diberikan.

R/ mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta

menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

Page 14: 218062369 Askep Fraktur Klavikula Docx

Daftar Pustaka

Doenges Marlyn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, (Edisi 3), (Alih Bahasa 1 Made Kriase), Jakarta: EGC.

Reeves CJ, Roux G and Lockhart R, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Buku I, (Penerjemah Joko Setyono), Jakarta : Salemba Medika

Smeltzer, Suzane C. 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Brunner and Suddarth., Editor Monica Ester, (Edisi 8), (Alih Bahasa Agung Waluyo) Jakarta: EGC.

Price S.A. and Wilson L.M., 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, (Edisi 6), Buku II, Jakarta: EGC