123497224 Hb Pada Penderita TB Paru

19
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bel akang Mas alah  T uberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi bak teri menahun yang di se babkan ol eh Mycobacterium tuberculosis, suatu ba si l tahan asam yang ditularkan melalui udara (Asih, 2004). Penyakit ini di tandai dengan pembentukan gr anul oma pad a ari ngan yang terinfeksi. Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi seperti ! Pleuritis, "fusi Pleura, "mpiema, #aryngitis dan TB usus.  T uberkulosis adalah penyakit akibat kuman Mycobacterium tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru$paru, biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif %ansoer, 2004). &uman ini mempunyai berbagai  enis spesies sesuai dengan tempat kuman tersebut ditemukan. Penye bab tuberkulosis terbanya k pada manusia adalah ti pe humane, sedan gk an ti pe bo'i ne seara alami bersifat parasi t terhadap sapi atau infeksi pada manusia teradi melalui makanan, susu dan produk yang teremar (harmoono, 200* !*+). Pen deri ta tu berk ul osis di ka -asan Asia seauh ini terus bertambah, Asia termasu k ka-asan dengan penyebaran tuberkulosis (TB) tertinggi di dunia. etiap +0 detik ada satu pasien *

description

Hb Pada Penderita TB Paru

Transcript of 123497224 Hb Pada Penderita TB Paru

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, suatu basil tahan asam yang ditularkan melalui udara (Asih, 2004). Penyakit ini ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi seperti : Pleuritis, Efusi Pleura, Empiema, Laryngitis dan TB usus.Tuberkulosis adalah penyakit akibat kuman Mycobacterium tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru-paru, biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer, 2004). Kuman ini mempunyai berbagai jenis spesies sesuai dengan tempat kuman tersebut ditemukan. Penyebab tuberkulosis terbanyak pada manusia adalah tipe humane, sedangkan tipe bovine secara alami bersifat parasit terhadap sapi atau infeksi pada manusia terjadi melalui makanan, susu dan produk yang tercemar (Dharmojono, 2001 :136).Penderita tuberkulosis di kawasan Asia sejauh ini terus bertambah, Asia termasuk kawasan dengan penyebaran tuberkulosis (TB) tertinggi di dunia. Setiap 30 detik ada satu pasien di Asia meninggal dunia akibat penyait ini. Sebelas dari 22 negara dengan angka kasus TB tertinggi berada di Asia, diantaranya Banglades, China, India, Indonesia, dan Pakistan. Empat dari lima penderita TB di Asia termasuk kelompok usia produktif (Kompas, 2007). Di Indonesia angka kematian akibat TB mencapai 140.000 orang per tahun atau 8 % dari korban meninggal di seluruh dunia. Jumlah penderita TB di Indonesia merupakan ketiga besar di dunia setelah India dan China.Tuberkulosis paru dapat bersifat akut dan mungkin menjadi kronik yang dapat menyebabkan anemia. Hemoglobin merupakan protein yang terkandung dalam sel darah merah. Fungsi hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan membawa karbondioksida dari jaringan ke paru-paru (Hoffbrand, 1996 :41). Kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan cara visual dan fotoelektrik, cara yang banyak dipakai di laboratorium klinik adalah yang dikenal dengan metode Sianmethemoglobin. Dengan cara ini akan didapat kadar hemoglobin yang lebih akurat dari pada cara visual. Kesalahan yang mungkin terjadi dengan menggunakan metode ini berkisar 2%. Nilai normal kadar hemoglobin adalah : Wanita 11-16 gr/dl, pria 13-18 gr/dl, bayi 14-23 gr/dl (Buku panduan praktikum hematologi).

B. Identifikasi MasalahDari uraian di atas dirumuskan identifikasi masalah, yaitu :1. Di Indonesia penyakit tuberkulosis paru merupakan penyait infeksi urutan ketiga besar di dunia2. Tuberkulosis merupakan penyakit akut dan mungkin bisa menjadi kronik3. Tuberkulosis kronik dapat mengakibatkan penurunan kadar hemoglobin (Hb)

C. Pembatasan MasalahDalam penelitian ini, masalah yang akan dibahas hanya membatasi pada pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) pad penderita tuberkulosis paru di ......

D. Perumusan MasalahPada penelitian ini yang akan disampaikan adalah :Bagaimana gambaran kadar hemoglobin (Hb) pada penderita tuberkulosis paru di .....

E. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar hemoglobin pada penderita tuberkulosis paru.

F. Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kadar hemoglobin pada penderita tuberkulosis paru di ....

BAB IITINJAUAN PUSTAKA1. Pengertian Tuberkulosisa. Definisi TuberkulosisTuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberulosis. Penyakit ini dinamakan tuberkulosis karena terbentuk nodul yang khas yakni tubercle (Bahar, A., 1990 : 715).

b. SejarahPenyakit tuberkulosis sudah dikenal sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Hal ini terbukti dari adanya sisa-sisa penyakit yang didapatkan pada mummi dari zaman Mesir kuno dan adanya tulisan tentang penyakit ini dalam Pen Tsao yakni medika China yang sudah berumur 5000 tahun (Bahar, A., 1990 : 715). Bakteri penyebab tuberkulosis untukpertama kali ditunjukkan oleh Robert Koch pada tahun 1882. Karena itu bakteri tuberkulosis sering disebut bakteri Koch atau Mycobacterium tuberculosis. Kemudian Erlich membuktikan bahwa bakteri tuberkulosis adalah gram positif dan bersifat tahan asam, sehingga ketika diberikan pewarnaan Ziechl Nielsen akan berwarna merah (Dharmojono, 2001 : 135).Sejak tahun 1995, Program Pemberantasan Tuberkulosis Paru telah dilaksanakan dengan srategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse chemotherapy) yang direkomendasi oleh WHO. Seiring dengan pembentukan Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis (GERDUNAS TBC), maka Pemberantasan Penyait Tuberkulosis Paru berubah menjadi Program Penanggulangan Tuberkulosis (TBC).

c. Sifat KumanKuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin, dan dapat tahan hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Sifat lain kuman ini adalah hidup dalam suasana aerob (Bahar, A., 1990 : 715).Komposisi sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik (Bahar, A., 1990 : 715). Basil tuberkulosis ini mampu tumbuh dalam biakan sederhana yang mengandung garam mineral, glukosa atau gliserol sebagai sumber karbon, dengan asam amino atau protein hydrolysate sebagai sumber nitrogen (Soedarto, 1990 : 17).Bakteri tuberkulosis paru akan mati oleh pemanasan 100oC selama 5-10 menit atau dalam proses pemanasan sesuatu sampai pada suhu sedang selama watu tertentu (pasteurisasi), umumnya dengan suhu 60oC selama 30 menit (Dharmojono, 2001 : 135)

d. Penularan dan PatogenesisTuberkulosis paru pada manusia dapat dijumpai pada dua bentuk, yaitu : (Bahar, A., 1990 : 715).1. Tuberkulosis PrimerPenularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuklei dalm udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultra violet, ventilasi yang bai dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat bertahan berhari-hari sampai berbulan-bulan.Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka partikel ini akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru, kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersinkan oleh makrofag keluar dari cabang trakea-bronkial beserta gerakan silia dengan sekretnya. Kuman ini juga dapat masuk melalui luka pada kulit atau mukosa, tetapi hal ini sangan jarang terjadi.Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Kuman yang bersarang di jaringan paru-paru akan membentuk sarang tuberkulosis. Pneumonia kecil disebut sarang primer. Sarang primer ini dapat terjadi dimana saja pada bagian paru-paru. Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening hilus (limfangitis lokal), dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus (limfadenitis regional). Sarang primer + limfangitis lokal + limfadenitis regional + kompleks primer.Kompleks primer ini selanjutnya menjadi :a. Sembuh tanpa meninggalkan cacatb. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas, berupa garis-garis fibrotikc. Berkomplikasi dan menyebar secara : Parkontinuitatum, yaitu menyebar ke sekitarnya Secara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun paru-paru yang di sampingnya. Dapat juga kuman tertelan bersama sputum atau ludah sehingga menyebar ke usus Secara limfogen, yaitu ke organ tubuh lainnya Secara hematogen, yaitu ke organ tubuh lainnya.

2. Tuberkulosis Post PrimerTuberulosis post primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di daerah atas paru-paru. Sarang ini mula-mula berbentuk pneumonia kecil. Dalam 3-10 minggu sarang ini menjadi tuberkel, yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel histosit dan sel-sel Datia-Langerhans (sel besar dengan banyak inti) yang dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan bermacam-macam jaringan ikat.Virulensi dan imunitas penderita, sarang dini dapat menjadi :a. Direabsorpsi dan sembuh tanpa meninggalkan cacatb. Sarang yang mula-mula meluas, tapi segera menyembuh dengan sebutan jaringan fibrosisc. Sarang dini yang meluas dimana granuloma berkembang meng-hancurkan jaringan sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis, dan menjadi lembek membentuk jaringan keju. Bila jaringan keju dibatukkan keluar maka akan terjadi kavitas. Kavitas ini mula-mula berdinding tipis, kemuadian menebal karena infiltrasi jaringan fibroblas dakam jumlah besar, sehingga menjadi sklerotik.

e. Gejala-gejala klinisGejala-gejala klinis (Bahar, A., 717-718) adalah sebagai berikut :Keluhan yang dirasakan oleh penderita tuberkulosis dapat bermacam-macam atau tanpa keluhan sama sekali. Keluhan terbanyak berupa :a. DemamSerangan demam yang pertama dapat sembuh kembali, panas badan dapat mencapai 40-41oC menyerupai demam influenza, dan penderita seakan tidak terbebas dari serangan ini. Keadaan seperti ini sangat dipengaruhi dengan daya tahan tubuh penderita dan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang masuk.b. BatukBatuk yang berlangsung lama yaitu lebih dari 4 minggu harus dicurigai, kemungkinan tuberkulosis paru-paru. Pada tuberkulosis paru batuk biasanya mulai ringan, akan tetapi makin lama main hebat.c. Sesak NafasPada penyakit yang ringan belum dirasakan sesak nafas. Hal ini hanya akan ditemukan pada penyait yang sudah lanjut, dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru-paru.d. Nyeri DadaNyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah ke pluera, sehingga menimbulkan plueritis.e. MaleisePenyakit tuberkulosis bersifat radang menahun. Gejala maleise sering ditemukan berupa : anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan menurun, meriang, nyeri otot, keringat malam, dll. Gejala maleise ini makin lama makin berat dan timbul secara tidak teratur.

2. Hemoglobina. Fungsi dan Struktur HemoglobinHemoglobin di dalam eritrosit berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan mengambil karbondioksida dari jaringan ke paru-paruuntuk dibuang ke luar tubuh (Hoffbrand, 1996 : 8). Hemoglobin tersusun dari heme dan globin. Haem merupakan molekul yang tersusun dari 4 cincin pirol yang dihubungkan denganjembatan metilan dan ditengahnya terdapat sebuah atom Fe yang membentuk ikatan N dan globin. Sedangkan globin merupakan protein yang tersusun dari 4 rantai polipeptida, 2 rantai adalah rantai alpha dan 2 rantai lainnya adalah non alpha.

Gambar 1. Struktur Heme (Hoffbrand, 1996)

b. Pembentukan HemoglobinProses pembentukan hemoglobin sampai menjadi lengkap melalui tiga tahapan, yaitu : pembentukan haem globin dan penggabungan heme dan globin.Pembentukan heme terutama terjadi di mitokondria, prosesnya bermula dari penggabungan glisin dan suksinil Ko-A di dlam organ hematopoetik membentuk asam amino ketoadipat dan kemudian amino levulinat dihasilkan di bawah pengaruh ALA sintase yang merupakan enzim pengatur kecepatan produksi heme. Molekul ALA berkondensasi membentuk porfobilinogen. Molekul porfobilinogen bergabung membentuk komponen porfirin dan uroporfirinogen. Uroporfirinogen merupakan prekursor seri porfirin yang kemudian diubah menjadi bentuk koproporfirinogen yang kemudian melalui protoporfirinogen menjadi protorpofirin yang mengikat besi menjadi heme. (Hoffbrand, 1996 : 8)SuksinilGlisin

Asam -aminolevulinat

Porfobilinogen

Uroporfirin IIIUroporfirinogen III Uroporfirinogen IUroporfirin I

Koproporfirin IIIKoproporfirinogen IIIKopropofirinogen IKoproporfirin I

Protoporfirin IXBesiHemGlobinHemoglobinGlobinHematinBesiBiliverdin

Bilirubin

Bilirubin Terkonjugasi

Urobilinogen dstUrobilin dstGambar 2. Katabolisme Hemoglobin (Baron, 1995 : 141)

Globin dibentuk dari rantai polipeptida di ribosom yang diatur oleh DNA. Sifat yang ditentukan oleh DNA akan diteruskan oleh messenger RNA melalui membran inti ke dalam ribosom yang terdapat dalam sitoplasma. Di dalam sitoplasma asam amino diikat oleh transfer RNA yang kemudian menyusun diri membentuk rantai polipeptida. Rantai polipeptida yang terbentuk akan menjadi molekul globin yang kemudian akan bergabung dengan molekul heme menjadi hemoglobin. (Hoffbrand, 1996 :8)c. Hubungan pemeriksaan kadar hemoglobin dengan tuberkulosisTuberulosis paru adalah infeksi menahun yang umumnya menimbulkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi pada masing-masing penderita. Penyebaran kuman tuberulosis dapat melalui lesi yang meluas. Aliran limfe (limfogen), melalui aliran darah (hematogen) yang dapat menimbulkan lesi tuberkulosis diberbagai organ, antara lain : pluera, selaput otak, ginjal dan tulang. (Junaedi, P. A. S., 1992 : 212)Tuberkulosis paru merupakan penyait radang kronis, keadaan ini biasanya dapat mengakibatkan terjadinya anemia. (Hoffbrand, 1996 : 41)Hemoglobin merupakan protein yang terkandung dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan dan mengembalikan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. (Hoffbrand, 1996 : 8)Oksigen dapat ditranspor dari paru-paru ke jaringan-jaringan melalui 2 jalan, yaitu secara fisik larut dalam plasma atau secara kimia yang berkaitan dengan hemoglobin sebagai oksihemoglobin (Hbo2). Hubungan yang berkaitan dengan transpor oksihemoglobin yaitu satu gram hemoglobin dapat meningkat 1,34 ml oksigen. Karena konsentrasi hemoglobin rata-rata dalam darah pria dewasa berkisar sekitar 15 gram per 100 ml, maka 100 ml darah dapat mengangkut (15 X 1,34 = 20,1) 20,1 mloksigen kalau darah jenuh sekali. Akan tetapi apabila darah yang teroksigenisasi dan meninggalkan kapiler paru-paru ini mendapatkan sedikit tambahan darah vena campuran dari sirkulasi bronkial. Proses pengenceran ini menjadi penyebab sehingga darah meninggalkan paru-paru hanya jenuh 97% dan 19,5% volume diangkut ke jaringan. (Prince, A. A., 1995 : 656)

3. Diagnosa LaboratoriumA. Tes LaboratoriumMenurut Bahar (1990 : 719) Pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pada penderita tuberkulosis paru adalah dengan pemeriksaan :1. SputumPemeriksaan sputum adalah penting, karena dengan ditemukannya kuman BTA diagnosis dapat dipastikan. Disamping itu pemeriksaan sputum juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang sudah diberikan. Pemeriksaan sputum yang benar sangat penting untuk mendapatkan hasil optimal. Pada pemeriksaan pertama sebaiknya tiga kali pemeriksaan sputum. Uji resistensi perlu dilakukan apabila diduga terdapat resistensi terhadap pengobatan.

2. Daraha. HemoglobinKadar hemoglobin ditemukan menurun terutama pada penderita dengan batuk masif dan akut maupun batuk darah yang berulang kali dalam waktu yang lama.b. LeukositLeukosit yang berkisaran antara 15.000-17.000/mm3 menunjukkan fase yang akut pada penderita tuberkulosis paru.c. Laju Endap DarahLED meningkat pada berbagai keadaan termasuk tuberkulosis paru-paru, dan akan turun perlahan-lahan sampai menjadi normal kembali. Jadi pemeriksaan LED penting sekali untuk menentukan keadaan perjalanan penyait.

4. Kerangka Berfikir

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

1. Definisi Operasional Variabela. HemoglobinSel darah merah adalah sel yang terbanyak di dalam darah. Karena sel ini mengandung senyawa yang berwarna merah, yaitu hemoglobin. Untuk mengukur kadar hemoglobin menggunakan Spektrofotometer dengan satuan gr/dl, dan nilai normal 11-16 gr/dl untuk wanita, dan 13-18 gr/dl untuk pria.b. Penderita Tuberkulosis ParuTuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman tahan asam Mycobacterium tuberculosis.Penderita tuberkulosis adalah pasien yang dinyatakan terinfeksi tuberkulosis paru oleh dokter dan sesuai dengan hasil pemeriksaan mikroskopis BTA positif dan sebagai penunjang dilakukan pemeriksaan darah lengkap di laboratorium.

2. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian dilakukan di Laboratorium Klinik Rumah Sakit....................

3. Populasi dan SampelPopulasi penelitian ini adalah pasien yang memeriksakan tuberkulosis paru di Rumah Sakit.................. dan sampel yang digunakan adalah data hasil pemeriksaan penderita tuberkulosis BTA positif yang berada di Rumah Sakit..............

4. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut :a. Mendata penderita jumlah pasien penderita tuberkulosis paru dengan buku jurnal di laboratorium.b. Mengambil data dan melakukan pencatatan terhadap penderita tuberkulosis BTA positif dan memeriksa kadar hemoglobin.c. Metode penelitian dilakukan secara deskriptif.

5. Teknik Analisa DataData yang diperoleh dihitung dengan prosentase :Prosentase (%) = X x 100X : Kadar hemoglobinN :Jumlah pasien

6. Instrumen Penelitiana. Bahan1. Darah EDTA2. Sputum (Dahak)3. Pewarnaan4. Alkohol 30%5. Larutan Carbol Fuchsin6. Asam Alkohol7. Methylene blueb. Alat1. Spektrofotometer2. Spuit3. Kaca benda4. Ose5. Bunsenc. Cara Kerja1. Pemeriksaan Mikrobiologia. Pewarnaan Sediaan dengan Metode Ziehl NeelsenPrinsip : Dengan pewarnaan ini pori-pori lipid pada bakteri akan melebur sehingga zat warna dapat masuk ke dalam tubuh kuman. Bila preparat dingin, zat warna tidak dapat terlepas kembali walaupun dipengaruhi oleh asam, sehingga kuman yang tidak tahan asam akan mengambil zat warna ke-2 pada pewarnaan berikutnya. Basil tahan asam berwarna merah, sedangkan basil tidak tahan asam berwarna biru.b. Cara Pembuatan Preparat1. Kaca benda dibersihkan dengan alkohol 70% sehingga bebas lemak dan kotoran2. Kaca benda diberi label dan diberi nama, no.lab, dan pemeriksaan BTA3. Pembuatan koiling harus selalu aseptik. Koiling harus rata dan membentuk oval4. Preparat dibiarkan kering di udara, setelah kering dilewatkan di atas nyala bunsen 2-3 kali5. Setelah kering dilakukan pewarnaanc. Cara pewarnaan Preparat diletakkan di atas jembatan pewarnaan, teteskan larutan carbol fuchsin pada hapusan dahak sampai menutupi seluruh permukaan sputum Dipanaskan dengan nyala api spirtus sampai keluar uap. Zat warna tidak boleh mendidih, dibilas dengan air mengalir. Preparat diteteskan dengan alkohol 30% sampai zat warna carbol fuchsin hilang. Kemudian dibilas dengan air mengalir. Diteteskan larutan methylen blue sampai menutupi permukaan selama 10-20 detik. Kemudian dibilas dengan air mengalir Dikeringan sediaan di udara terbuka Preparat dibaca di bawah mikroskop pembesaran 100 X menggunakan minyak imersi.Pembacaan hasil BTA berdasarkan IUATLD (Internasional Union Againts Tuberculosis Lung Diseases) sebagai berkiut :a. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang = Negatifb. Ditemukan 1-9 BTA per 100 lapang pandang = ditulis jumlah yang ditemukanc. Ditemukan 10-99 BTA per 100 lapang pandang = +1 (+)d. Ditemukan 1-10 BTA per satu lapang pandang = +2 (++)e. Ditemukan >10 BTA per satu lapang pandang = +3 (+++)

2. Pemeriksaan HematologiPemeriksaan hematologi menggunakan spektrofotometer Dihidupkan alat dan diatur absorbansinya pada angka 0 Dilakukan pengukuran blanko terlebih dahulu Sampel pasien dimasukkan ke dalam cuvet, setelah itu ukur serapannya Hasilnya dicatat.

DAFTAR PUSTAKABahar, A., Ilmu Penyakit Dalam, Soeparman (Ed), Jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1990.

Baron, D. N., Kapita Selekta Patologi Klinik, Edisi IV, Alih bahasa Petrus Andrianto, EGC, Jakarta, 1995.

Dharmojono, H., Penyakit Menular dari Binatang ke Manusia, Jakarta, 2001.

Hoffbrand, A. V., dan J. E. Pettit., Kapita Selekta Kedokteran, Edisi II, Alih bahasa Iyan Darmawan. EGC. Jakarta. 1996

Soemasto, S. A., Kapita Selekta Kedokteran, Media Asculapius FKUI, Jakarta, 2000.1