119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
-
Upload
dona-matovani-etsa -
Category
Documents
-
view
99 -
download
4
Transcript of 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 1/23
ETIKA KEBIJAKAN PUBLIK
KONSEP DASAR ETIKA KEBIJAKAN PUBLIK
Pengertian Kebijakan Publik dan Etika Kebijakan
Publik Pengertian Kebijakan Publik
Kebijakan Publik merupakan suatu aturan-aturan yang dibuat oleh
pemerintah dan merupakan bagian dari keputusan politik untuk
mengatasi berbagai persoalan dan isu-isu yang ada dan berkembang di
masyarakat. Kebijakan publik juga merupakan keputusan yang dibuat
oleh pemerintah untuk melakukan pilihan tindakan tertentu untuk tidak
melakukan sesuatu maupun untuk melakukan tidakan tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat yang ada di wilayah hukum suatu
negara sering terjadi berbagai permasalahan. Negara yang memengang
penuh tanggung jawab pada kehidupan rakyatnya harus mampu
menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. Kebijakan publik
yang dibuat dan dikeluarkan oleh negara diharapkan dapat menjadi
solusi akan permasalahan-permasalahan tersebut. Kebijakan Publik
adalah suatu keputusan yang dimaksudkan untuk tujuan mengatasi
permasalahan yang muncul dalam suatu kegiatan tertentu yang
dilakukan oleh instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan (Mustopadidjaja, 2002). Untuk memahami lebih jauh
bagaimana kebijakan publik sebagai solusi permasalahan yang ada
pada masyarakat, kita harus memahami dulu apa dan seperti apa
kebijakan publik itu sendiri. Berikut adalah definisi-definisi kebijakan
publik menurut para ahli kebijakan publik.
Thomas R. Dye (1981)
Kebijakan publik adalah apa yang tidak dilakukan maupun yang
1
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 2/23
dilakukan oleh pemerintah. Pengertian yang diberikan Thomas R. Dye
ini memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Selain itu, kajiannya yang
hanya terfokus pada negara sebagai pokok kajian.
Easton (1969)
Mendefinisikan kebijakan publik sebagai pengalokasian nilai-nilai
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 3/23
kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat.
Dalam pengertian ini hanya pemerintah yang dapat melakukan
sesuatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan
bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan
bentuk dari pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat.
Anderson (1975)
Kebijakan publik adalah kebijakan kebijakan yang dibangun oleh
badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah, di mana implikasi dari
kebijakan tersebut adalah:
kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai
tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan
kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah
kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh
pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan
untuk dilakukan
kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti
merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu
masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam arti merupakan
keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu
kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif
didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat
dan memaksa.Dye (1978)
Mendefinisikan kebijakan publik sebagai “Whatever governments
choose to do or not to do.”, yaitu segala sesuatu atau apapun yang
dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Dye
juga memaknai kebijakan publik sebagai suatu upaya untuk
mengetahui apa sesungguhnya yang dilakukan oleh pemerintah,
mengapa mereka melakukannya, dan apa yang menyebabkan mereka
melakukannya secara berbeda-beda. Dia juga mengatakan bahwa
apabila pemerintah memilih untuk melakukan suatu tindakan, maka
tindakan tersebut harus memiliki tujuan. Kebijakan publik tersebut
harus meliputi semua tindakan pemerintah, bukan hanya merupakan
keinginan atau pejabat pemerintah saja. Di samping itu, sesuatu yang
tidak dilaksanakan oleh pemerintah pun termasuk kebijakan publik.
Hal ini disebabkan karena sesuatu yang tidak dilakukan oleh
pemerintah akan mempunyai pengaruh yang sama besar dengan
sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah.
David Easton
Mendefinisikan public policy sebagai : “The authoritative
allocation of value for the whole society, but it turns out that only thegovernment
3
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 4/23
can authoritatively act on the ‘whole’ society, and everything the
government choosed do or not to do result in the allocation of values.”
Maksudnya, public policy tidak hanya berupa apa yang dilakukan oleh
pemerintah, akan tetapi juga apa yang tidak dikerjakan oleh
pemerintah karena keduanya sama-sama membutuhkan alasan-alasan
yang harus dipertanggungjawabkan.
Chief J.O. Udoji (1981)
Mendefinisikan kebijaksanaan publik sebagai “ An sanctioned
course of action addressed to a particular problem or group of related
problems that affect society at large.” Maksudnya ialah suatu tindakan
bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan tertentu yang diarahkan
pada suatu masalah atau sekelompok masalah tertentu yang saling berkaitan yang mempengaruhi sebagian besar warga masyarakat.
Jonnes (1977)
Memandang kebijakan publik sebagai suatu kelanjutan kegiatan
pemerintah di masa lalu dengan hanya mengubahnya sedikit demi
sedikit.
Edward
Kebijakan publik didefinisikan sebagai “What governments say
and do, or do not do. It is the goals or purposes of governments
programs.” Maksudnya, apa yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah termasuk kebijakan publik. Merujuk pada
definisi di atas, kebijakan publik tampil sebagai sasaran atau tujuan
program-program. Edward lebih lanjut menjelaskan bahwa kebijakan
publik itu dapat diterapkan secara jelas dalam peraturan perundang-
undangan dalam bentuk pidato-pidato pejabat teras pemerintah
ataupun berupa program-program dan tindakan-tindakan yang
dilakukan pemerintah.
Chandler dan Plano (1988)
Kebijakan publik ialah pemanfaatan yang strategis terhadap
sumberdaya-sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-
masalah publik atau pemerintah. Selanjutnya dikatakan bahwa
kebijakan publik merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan
secara terus-menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok
yang kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup,
dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan secara luas.
Woll (1966)
Kebijakan publik ialah sejumlah aktivitas pemerintah untuk
memecahkan masalah di masyarakat, baik secara langsung maupun
melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.Dalam pelaksanaan kebijakan publik terdapat tiga tingkat pengaruh
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 5/23
sebagai implikasi dari tindakan pemerintah tersebut yaitu:
Adanya pilihan kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh politisi,
pegawai pemerintah atau yang lainnya yang bertujuanmenggunakan kekuatan publik untuk mempengaruhi kehidupan
masyarakat
Adanya output kebijakan, di mana kebijakan yang diterapkan pada
level ini menuntut pemerintah untuk melakukan pengaturan,
penganggaran, pembentukan personil dan membuat regulasi dalam
bentuk program yang akan mempengaruhi kehidupan masyarakat
Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan
yang mempengaruhi kehidupan masyrakat.
Pengertian Etika Kebijakan Publik
Kumorotomo mendefinisikan etika pelayanan publik sebagai suatu
cara dalam melayani publik dengan menggunakan kebiasaan-
kebiasaan yang mengandung nilai-nilai hidup dan hukum atau
norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia yang
dianggap baik (1992;7).
Darwin (2001), mengartikan etika birokrasi sebagai seperangkatnilai yang menjadi acuan atau penuntun bagi tindakan manusia
organisasi.
Widodo menyebutkan etika administrasi negara adalah merupakan
wujud kontrol terhadap administrasi negara dalam
melaksanakan apa yang menjadi tugas pokok, fungsi dan
kewenangannya (2001;241).
Manakala administrasi negara menginginkan sikap,
tindakan dan perilakunya dikatakan baik, maka dalam
menjalankan tugas pokok fungsi dan kewenangannya harus
menyandarkan pada etika administrasi negara.
Fadillah mengartikan etika pelayanan publik adalah suatu cara
dalam melayani publik dengan menggunakan kebiasaan-
kebiasaan yang mengandung nilai-nilai hidup dan hukum atau
norma yang mengatur tingkah laku manusia yang dianggap
5
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 6/23
baik (2001;27).
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 7/23
Pentingnya Etika Dalam Kebijakan Publik
Salah satu agenda Reformasi dalam bidang administrasi publik
adalah mengupayakan terwujudnya Good Governance yaitu sistem
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, bertanggungjawab dan
profesional yang ditandai adanya aparat birokrasi pemerintah yang
senantiasa mengedepankan terpenuhinya public accountability and
responsibility. Untuk itu setiap aparat birokrasi pemerintah yang ada
diseluruh level pemerintahan harus memiliki rasa kepekaan(responsiveness) terhadap kepentingan masyarakat maupun terhadap
masalah-masalah yang ada dan harus dipecahkan di masyarakat,
bertanggungjawab dalam pelaksanaan tugas/pekerjaan, dan harus pula
bersifat representatif dalam pelaksanaan tugas. Hal ini berarti
dihindarinya penyalahgunaan wewenang ataupun tindakan yang
melampaui wewenang yang dimiliki baik ditinjau dari berbagai
peraturan yang berlaku maupun dari nilai-nilai etika administrasi publik
dan etika pemerintahan. Dan perlu ditekankan pula bahwa Good
Governance hanya akan terwujud apabila setiap aparat birokrasi
pemerintah dalam pelaksanaan tugasnya senantiasa melandasi
pengambilan kebijakan dengan prinsip ekonomis, efisien dan efektif
sebagai perwujudan tanggung jawab yang bersifat obyektif, di samping
adanya tanggung jawab yang bersifat subyektif yaitu sikap tidak
membedakan kelompok sasaran pembangunan dan senantiasa berupaya
mewujudkan keadilan serta adanya keterbukaan/kejujuran.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah yang menerapkan prinsip-
prinsip desentralisasi saat ini, pelayanan publik ( Public Service)menjadi isu sentral yang dijadikan pengukur untuk menilai tingkat
keefektifan pelaksanaan Good and Clean Governance. Apakah
pengaruh etika dalam kebijakan publik,Etika dalam administrasi publik
hakikatnya tidak mempersoalkan ”benar atau salah” tetapi lebih
menekankan kepada ”baik dan buruk”. Dalam paradigma dikotomi
politik dan administrasi pemerintah memiliki 2 (dua) fungsi yang
berbeda, yakni :
Fungsi politik, berkaitan dengan pembuatan kebijakan (public policymaking) dan fungsi administrasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
7
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 8/23
kebijakan-kebijakan tersebut. Hal ini berarti kekuasaan membuat
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 9/23
kebijakan publik berada pada kekuasaan politik sedangkan
pelaksanaan atas kebijakan politik ini merupakan kekuasaan dari
administrasi publik.
Fungsi administrasi, publik dihadapkan kepada sesuatu yang dilematis
mengingat adanya dikotomi antara politik dan administrasi.
Kebijakan yang dihasilkan dari konsensus politik harus bermain
dalam tataran ”benar atau salah” ketika dijalankan oleh administrasi
publik.
Disinilah etika diperlukan untuk dijadikan sebagai pedoman,referensi, dan petunjuk tentang apa yang dilakukan dalam menjalankan
kebijakan politik ini. Etika disini juga dapat digunakan sebagai standar
penilaian terhadap perilaku Administrasi Negara dalam menjalankan
kebijakan politik apakah dilaksanakan secara ”baik atau buruk” karena
Administrasi Negara bukan saja memiliki keterikatan dengan kebijakan
politik tapi lebih dari itu juga berkait dengan manusia dan kemanusiaan.
Berbagai Pertimbangan Etika dalam Kebijakan Publik
Proses perumusan (formulation) dan penerapan
(implementation) kebijakan publik hendaknya juga harus dilakukan
sebaik mungkin, sebab suatu kebijakan pemerintah tidak hanya
mengandung konsekuensi yuridis semata, tetapi juga konsekuensi etis
atau moral. Sebagai suatu produk hukum, kebijakan publik berisi
perintah (keharusan) atau larangan. Barangsiapa yang melanggar perintah atau melaksanakan perbuatan tertentu yang dilarang, maka ia
akan dikenakan sanksi tertentu pula. Inilah implikasi yuridis dari suatu
kebijakan publik. Dengan kata lain, pendekatan yuridis terhadap
kebijakan publik kurang memperhatikan aspek dampak dan/ atau
kemanfaatan dari kebijakan tersebut. Itulah sebabnya, sering kita
saksikan bahwa kebijakan pemerintah sering ditolak oleh masyarakat
(public veto) karena kurang mempertimbangkan dimensi etis dan moral
dalam masyarakat.
Mengingat kelemahan dalam pendekatan yuridis yang selama ini
diterapkan, maka perlu dikembangkan pendekatan baru dalam perumusan
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 10/23
kebijakan publik, yakni pendekatan etika / moral. Konsekuensi dari
pendekatan baru ini adalah bahwa suatu kebijakan publik harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
Keterikatannya untuk menjamin terselenggaranya kepentingan/
kesejahteraan rakyat banyak.
Keterikatannya dengan upaya untuk memajukan daerah/ tanah air
dimana kebijakan tersebut dirumuskan.
PENERAPAN ETIKA DALAM KEBIJAKAN PUBLIK
Kebijakan Publik sebagai Keputusan yang Mengandung Konsekuensi
Moral
Secara rinci ukuran-ukuran normative dalam interaksi antara
pengusaha, penyelengara Negara dengan masyarakar umum, serta
bagaimana seharusnya kebijakan publik itu dilaksanakan sebagai berikut :
Keadilan sosial
Tolak ukur kemakmuran ekonomi yang besar adalah terwujudnya
keadlan sosial. Tujuan keadilan sosial tersusunya masyarakat
yangseimbang dan teratur sehingga seluruh waarga Negara memperolehkesempatan yang layak untuk membangun suatu kehidupan yang layak
dan mereka yang lemah mendapat bantuan secukupnya.konsep keadilan
disatu pihak mewajibkan Negara unutuk mewujudkan kesejahteraan
umum, dan dipihak lain mewajibkan warga Negara untuk membantu
masyarakat atau Negara guna mencapai tujuan. Ada asas pokok Negara
kesejahteraan :
Setiap warga Negara berhak atas kesejahteraan dasar atau taraf
minimum hidup.
10
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 11/23
Negara mempunyai persatuan orang yang bertanggung jawab atasa taraf
hidup minimum semua warganya
Penematan kerja secara penuh merupakan puncak tujuan sosial yang
harus didukung oleh kebijakan pemerintah.
Bisa ditarik kesimpulan bahwa sistem Negara kesejahteraan ingin
menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas tertinggi.
Penyelengara Negara yang menuju cita-cita kesejahteraan atau
keadilan sosial merupakan kewajiban bagi seluruh aparat Negara
disetiap jenjang, dimana diatur dalam undang-undang pasal 27 ayat 1
dan 2, pasal 30, pasal 31 ayat 1 dan 2, pasal 1,2,dan 3, dan pasal 34.
Prinsip keadilan sosial distributif adalah mengandaikan adanya
distribusi barang dan sumber-sumbeer daya secara adil. Yang paling
penting dalam prinsip ini adalah meguntungkan kaum fakir dan miskin.
Maka para pengambil keputusan perlu menyadari masih banyak
kelompok-kelompok yang sangat tertinggal. Dan pengambilan
keputusan harus bersifat objektif dalam mengatasi kemiskinan Negara,
bukan berdasarkan kepentingan pribadi.
Partisipasi dan aspirasi warga
Pengambilan keputusan yang mengikat masyarakat umum dengan
tujuan demi tercapainya kesejahteraan yang lebih tinggi.bentuk
partisipasi masyarakat dalam penyelengaraan Negara teerbagi menjadi
empat :
Partisipasi dalam pemilihan
Bersifat rasional karena memilih wakil rakyat, mengangkat
pimpinan atau penerapan ideology pembangunan tertentu. Bisa
dilakukan melalui pemilu, voting selebaran dan media massa
lainya.
Partisipasi kelompok warga Negara yang bergabung dengan
kelompok tertentu untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Kelompok ini bisa jadi sarana penengah yang
11
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 12/23
mengkomunikasikan antara warga Negara denga para pejabat-
pejabat yang berkompeten.
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 13/23
Kontak warga Negara dengan pemerintah
Komunikasi yang terjalin antara warga Negara dengan
pemerintahanya dengan cara surat, menelpon atau pertemuan secara
pribadi.
Partisipasi warga Negara secara langsung di lingkungan
pemerintahan. Mensyaratkan keterlibatan secara langsung
didalam pembuatan kebijakan pemerintahan.
Berbagai tindakan yang dilakukan individu maupun kelompok
yang memperlihatkan hubungan timbal balik antara pemerintah dengan
warga negaranya. Tindakan protes atau mogo yang sering dilakukan lehwarga adalah bentuk kuapan dari tuntutannya akibat saluran-saluran
apsirasi yang dimilikinya tersumbat oleh ketidak pedulianpemerintah.
Ada dua asan mengapa sistem partisipatoris dibutuhkan didalam
Negara demokratis.
Karena sesungguhnya rakyat sendirilah yang paling paham mengenai
kebutuhannya sendiri.
Pemerintahan modern cenderung semakin kompleks, birokrasi tumbuh
membengkak diluar kendali.
Beberapa alasan yang menyebabkan partisipaatoris susah dilaksanakan :
Harapan yang dibebankan kepada masyarakat itu seringkali tidak
realistis, yang dimana setiap warga Negara memiliki kegiatan yang
berbeda sehingga sukar untuk memenuhinya sekaligus.
Struktur pastisipasi masyarakat dalam sistem modern semakin komplek.
Sedang keterbatasn birokrat untuk menyerap segala aspirasi para
warga.
Birokrasi terisi oleh para spesialisasi. Yang mengakibatkan para aparatur
dalam pelaksanaannya terlambat dalam pelaksanaan permintaan
warga yang lebih sering menghendaki pada hasil akhir tanpa merinci
13
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 14/23
apa saja yang mereka butuhkan.
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 15/23
Masalah-masalah Lingkungan
Sebuah kebijakan yang didasari kesadaran akan lingkungan sekitar
dimana berbagai kekhawatiran akan masalah kelestarian alam dan
lingkungan. Ada dua sumber daya alam yakni yang dapat diperbarui dan
yang tidak dapat diperbarui.
Selain masalah pelestarian alam, kekhawatiran juga muncul dari
dampak negatif industrialisasi dan pembangunan fisik yang apabila
tidak ditangani secara serius akan mengancam kehidupan manusia itu
sendiri.
Ada lima aspek yang harus mendapa perhatian lebih :
Kependudukan, dimana pemerintah haruslah menyediakan wilayah
pemukiman yang sehat, pembukaan lahan tanpa menganggu
potensi alam, dan memperbaiki lingkungan kumuh diperkotaan.
Pembagunan sektoral, sektor pertanian yang mengharuskan
penggunaan pestisida kimia terkadang membawa efek buruk pada
lingkungan. Maka dari pada itu haruslah ada pengawasan
yangyang tepat.
Media lingkungan seperti tanah, air atau ruang, pemakaian media
tersebut hendaknya direncanakan secara tepat denganmengindahkan pelstarian lingkungan.
Unsur-unsur penunjang, seperti pendidikan, pengembangan ilmu dan
teknologi, pengaturan aparatur atau pembebanan biaya terhadap
konservasi lingkungan. Dalam pendidikan, hendaknya ekologi
dimasukan dalam kurikulum karena menyangkut kesadaran warga
akan menjaga lingkungannya.
Legalitas, menerapkan peraturan perundangan mengenai
lingkungan
secara tegas.
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 16/23
Standar Penilaian Etika dalam Kebijakan Publik
Seperangkat nilai yang dapat digunakan dalam sebagai acuan, referensi,
dan penuntun dalam etika birokrasi adalah :
Nilai efisiensi yang mengarah pada penggunaan sumber dana dan daya
yang dimiliki secara tepat, tidak boros, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Nilai membedakan milik pribadi dan milik kantor. Birokrasi publik yang
baik adalah birokrasi yang dapat membedakan antara milik kantor dan
milik pribadi.
Nilai impersonal. Dalam melaksanakan hubungan dengan orang atau pihak
lain dalam organisasi hendaknya dilaksanakan secara formal
(impersonal ) dan tidak dilaksanakan secara pribadi ( personal ).
Nilai marytal system. Dalam kaitannya dengan penerimaan (recruitment )
atau promosi ( promotion) hendaknya dilaksanakan dengan
menggunakan merytal sistem. Merytal system merupakan suatu sistem
penarikan atau promosi pegawai yang tidak didasarkan pada hubungan
kekerabatan, akan tetapi berdasarkan pada pengetahuan (knowledge),
ketrampilan ( skill ), kemampuan (capable), dan pengalaman (experince).
Nilai responsible. Birokrasi publik yang baik adalah birokrasiyang responsible, yaitu aparatur yang mempunyai rasa tanggung jawab
serta memiliki kemampuan dan kecakapan dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya. Responsibilitas (responsibility) menurut Friedrich
dalam Darwin (1998) merupakan konsep yang berkenaan dengan
standar profesional dan kompetensi teknis yang dimiliki oleh
administrator (birokrasi publik) dalam menjalankan tugasnya.
Nilai responsivitas yaitu berkaitan dengan daya tanggap birokrasi terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Birokrasi publik yang baik adalah birokrasi yang mempunyai daya tanggap yang tinggi dan
cepat
16
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 17/23
menanggapi terhadap permasalahan atau keluhan dari masyarakat.
Dilema Etika dalam Kebijakan Publik
Dalam sistem administrasi publik atau pelayanan publik telah dikenal
norma-norma yang bersifat absolut dan relatif diterima orang. Norma-
norma yang bersifat absolut cenderung diterima di mana-mana atau dapat
dianggap sebagai universal rules. Norma-norma ini ada dan terpelihara
sampai saat ini di semua atau hampir di semua masyarakat di dunia, yang
berfungsi sebagai penuntun perilaku dan standar pembuatan keputusan.
Kaum deontologis (salah satu pendekatan dalam etika) menilai bahwa
norma-norma ini memang ada hanya saja manusia belum sepenuhnya
memahami, atau masih dalam proses pemahaman. Norma-norma ini
biasanya bersumber dari ajaran agama dan filsafat hidup, dan perlu
dipertahankan karena memiliki pertimbangan atau alasan logis untuk
dijadikan dasar pembuatan keputusan. Misalnya dalam pelayanan publik
diperlukan norma tentang kebenaran (bukan kebohongan), pemenuhan janji kepada publik, menjalankan berbagai kewajiban, keadilan, dsb.,
merupakan justifikasi moral yang semakin didukung masyarakat di mana-
mana. Melalui proses konsensus tertentu, norma-norma tersebut biasanya
dimuat dalam konstitusi kenegaraan yang daya berlakunya relatif lama.
Mereka yang yakin dengan kenyataan ini dapat digolongkan sebagai kaum
absolutis.
Suatu norma dapat dikatakan baik kalau memiliki konsekuensi atau
outcome yang baik, yang berarti bahwa harus didasarkan pada kenyataan.Dalam hal ini kaum relativis berpendapat bahwa nilai-nilai yang bersifat
universal itu baru dapat diterima sebagai sesuatu yang etis bila diuji
dengan kondisi atau situasi tertentu. Misalnya, berbohong adalah norma
universal yang dinilai tidak baik. Tetapi bila berbohong ternyata membawa
hasil yang baik, maka berbohong itu sendiri tidak dapat dinilai sebagai
melanggar norma etika. Sebaliknya menceriterakan kebenaran itu baik.
Akan tetapi bila menceriterakan kebenaran akan membawa konsekuensi
yang jelek, maka menceriterakan kebenaran itu sendiri tidak dapat dinilai
sebagai sesuatu yang etis. Karena itu, kaum teleologis ini berpendapat
bahwa tidak ada suatu prinsip moralitas yang bisa dianggap universal,
17
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 18/23
kalau belum diuji atau
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 19/23
dikaitkan dengan konsekuensinya.
Implikasi dari adanya dilema diatas maka sulit memberi penilaian
apakah aktor-aktor pelayanan publik telah melanggar nilai moral yang ada
atau tidak, tergantung kepada keyakinannya apakah tergolong absolutis
atau relativis. Hal yang demikian barangkali telah menumbuhkan suasana
KKN di negeri kita. Persoalan moral atau etika akhirnya tergantung kepada
persoalan “interpretasi” semata.
Hierarki Etika, di dalam pelayanan publik terdapat empat tingkatan
etika. Pertama,etika atau moral pribadi yaitu yang memberikan tegurantentang baik atau buruk, yang sangat tergantung kepada beberapa faktor
antara lain pengaruh orang tua, keyakinan agama, budaya, adat istiadat,
dan pengalaman masa lalu. Kedua adalah etika profesi, yaitu serangkaian
norma atau aturan yang menuntun perilaku kalangan profesi tertentu.
Ketiga adalah etika organisasi yaitu serangkaian aturan dan norma yang
bersifat formal dan tidak formal yang menuntun perilaku dan tindakan
anggota organisasi yang bersangkutan. Dan keempat, etika sosial, yaitu
norma-norma yang menuntun perilaku dan tindakan anggota masyarakat
agar keutuhan kelompok dan anggota masyarakat selalu terjaga atau
terpelihara (Shafritz & Russell, 1997: 607-608).
19
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 20/23
DAFTAR PUSTAKA
Herlambang, 2010. http://masyrakatherlambang.blogspot.com/2010/10/etika -
dalam-kebijakan-publik.html. (senin, 15 Oktober 2012, pukul 20.55
WITA).
Hidayat, Putra. 2011. http://putratrihidayat.blogspot.com/2011/05/etika-dalam -
kajian-kebijakan-publik-dan.html. (senin, 15 Oktober 2012, pukul
20.51 WITA).
Suganda, Amrullah. 2012. http://amrullohsuganda.blogspot.com/2012/10/
kebijakan-publik-sebagai-keputusan.html. (senin, 15 Oktober 2012, pukul
19.38 WITA).
Zaini, W. Afrizal. 2012.
http://afrizalwszaini.wordpress.com/2012/01/13/defenisikebijakan-
publik-menurut-pakar/. (senin, 15 Oktober 2012, pukul 19.50 WITA).
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 21/23
15
Novita Sari
106514031TUGAS INDIVIDU
ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK
“Etika Kebijakan Publik”
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 22/23
O l e h :
7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK
http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 23/23
Administrasi Negara
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR 2012