119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

23
ETIKA KEBIJAKAN PUBLIK KONSEP DASAR ETIKA KEBIJAKAN PUBLIK Pengertian Kebijakan Publik dan Etika Kebijakan Publik Pengertian Kebijakan Publik Kebijakan Publik merupakan suatu aturan-aturan yang dibuat oleh  pemerintah dan merupakan bagian dari keputusan politik untuk mengatasi berbagai persoalan dan isu-isu yang ada dan berkembang di masyarakat. Kebijakan publik juga merupakan keputusan yang dibuat oleh pemerintah untuk melakukan pilihan tindakan tertentu untuk tidak melakukan sesuatu maupun untuk melakukan tidakan tertentu. Dalam kehidupan masyarakat yang ada di wilayah hukum suatu negara sering terjadi berbagai permasalahan. Negara yang memengang  penuh tanggung jawab pada kehidupan rakyatnya harus mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. Kebijakan publik yang dibuat dan dikeluarkan oleh negara diharapkan dapat menjadi solus i akan permas alahan- permas alahan terseb ut. Kebij akan Publi k ada lah sua tu keputusan yan g dimaks udk an unt uk tuj uan mengat asi  permasalahan yang muncul dalam suatu kegiatan tertentu yang dil akukan ole h ins tan si pemeri nta h dal am ran gka penyel enggaraan  pemerintahan (Mustopadidjaja, 2002). Untuk memahami lebih jauh  bagaimana kebijakan publik sebagai solusi permasalahan yang ada  pada masyarakat, kita harus memahami dulu apa dan seperti apa kebijakan publik itu sendiri. Berikut adalah definisi-definisi kebijakan  publik menurut para ahli kebijakan publik. Thomas R. Dye (1981) Kebijakan publik adalah apa yang tidak dilakukan maupun yang 1

Transcript of 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

Page 1: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 1/23

ETIKA KEBIJAKAN PUBLIK 

KONSEP DASAR ETIKA KEBIJAKAN PUBLIK 

Pengertian Kebijakan Publik dan Etika Kebijakan

Publik Pengertian Kebijakan Publik 

Kebijakan Publik merupakan suatu aturan-aturan yang dibuat oleh

 pemerintah dan merupakan bagian dari keputusan politik untuk 

mengatasi berbagai persoalan dan isu-isu yang ada dan berkembang di

masyarakat. Kebijakan publik juga merupakan keputusan yang dibuat

oleh pemerintah untuk melakukan pilihan tindakan tertentu untuk tidak 

melakukan sesuatu maupun untuk melakukan tidakan tertentu.

Dalam kehidupan masyarakat yang ada di wilayah hukum suatu

negara sering terjadi berbagai permasalahan. Negara yang memengang

 penuh tanggung jawab pada kehidupan rakyatnya harus mampu

menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. Kebijakan publik 

yang dibuat dan dikeluarkan oleh negara diharapkan dapat menjadi

solusi akan permasalahan-permasalahan tersebut. Kebijakan Publik 

adalah suatu keputusan yang dimaksudkan untuk tujuan mengatasi

 permasalahan yang muncul dalam suatu kegiatan tertentu yang

dilakukan oleh instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan

 pemerintahan (Mustopadidjaja, 2002). Untuk memahami lebih jauh

 bagaimana kebijakan publik sebagai solusi permasalahan yang ada

 pada masyarakat, kita harus memahami dulu apa dan seperti apa

kebijakan publik itu sendiri. Berikut adalah definisi-definisi kebijakan

 publik menurut para ahli kebijakan publik.

Thomas R. Dye (1981)

Kebijakan publik adalah apa yang tidak dilakukan maupun yang

1

Page 2: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 2/23

dilakukan oleh pemerintah. Pengertian yang diberikan Thomas R. Dye

ini memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Selain itu, kajiannya yang

hanya terfokus pada negara sebagai pokok kajian.

Easton (1969)

Mendefinisikan kebijakan publik sebagai pengalokasian nilai-nilai

Page 3: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 3/23

kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat.

Dalam pengertian ini hanya pemerintah yang dapat melakukan

sesuatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan

 bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan

 bentuk dari pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat.

Anderson (1975)

Kebijakan publik adalah kebijakan kebijakan yang dibangun oleh

 badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah, di mana implikasi dari

kebijakan tersebut adalah:

kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai

tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan

kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah

kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh

 pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan

untuk dilakukan

kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti

merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu

masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam arti merupakan

keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu

kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif 

didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat

dan memaksa.Dye (1978)

Mendefinisikan kebijakan publik sebagai “Whatever governments

choose to do or not to do.”, yaitu segala sesuatu atau apapun yang

dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Dye

 juga memaknai kebijakan publik sebagai suatu upaya untuk 

mengetahui apa sesungguhnya yang dilakukan oleh pemerintah,

mengapa mereka melakukannya, dan apa yang menyebabkan mereka

melakukannya secara berbeda-beda. Dia juga mengatakan bahwa

apabila pemerintah memilih untuk melakukan suatu tindakan, maka

tindakan tersebut harus memiliki tujuan. Kebijakan publik tersebut

harus meliputi semua tindakan pemerintah, bukan hanya merupakan

keinginan atau pejabat pemerintah saja. Di samping itu, sesuatu yang

tidak dilaksanakan oleh pemerintah pun termasuk kebijakan publik.

Hal ini disebabkan karena sesuatu yang tidak dilakukan oleh

 pemerintah akan mempunyai pengaruh yang sama besar dengan

sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah.

David Easton

Mendefinisikan public policy sebagai : “The authoritative

allocation of value for the whole society, but it turns out that only thegovernment

3

Page 4: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 4/23

can authoritatively act on the ‘whole’ society, and everything the

government choosed do or not to do result in the allocation of values.”

Maksudnya, public policy tidak hanya berupa apa yang dilakukan oleh

 pemerintah, akan tetapi juga apa yang tidak dikerjakan oleh

 pemerintah karena keduanya sama-sama membutuhkan alasan-alasan

yang harus dipertanggungjawabkan.

Chief J.O. Udoji (1981)

Mendefinisikan kebijaksanaan publik sebagai “ An sanctioned

course of action addressed to a particular problem or group of related

 problems that affect society at large.” Maksudnya ialah suatu tindakan

 bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan tertentu yang diarahkan

 pada suatu masalah atau sekelompok masalah tertentu yang saling berkaitan yang mempengaruhi sebagian besar warga masyarakat.

Jonnes (1977)

Memandang kebijakan publik sebagai suatu kelanjutan kegiatan

 pemerintah di masa lalu dengan hanya mengubahnya sedikit demi

sedikit.

Edward

Kebijakan publik didefinisikan sebagai “What governments say

and do, or do not do. It is the goals or purposes of governments

 programs.” Maksudnya, apa yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah termasuk kebijakan publik. Merujuk pada

definisi di atas, kebijakan publik tampil sebagai sasaran atau tujuan

 program-program. Edward lebih lanjut menjelaskan bahwa kebijakan

 publik itu dapat diterapkan secara jelas dalam peraturan perundang-

undangan dalam bentuk pidato-pidato pejabat teras pemerintah

ataupun berupa program-program dan tindakan-tindakan yang

dilakukan pemerintah.

Chandler dan Plano (1988)

Kebijakan publik ialah pemanfaatan yang strategis terhadap

sumberdaya-sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-

masalah publik atau pemerintah. Selanjutnya dikatakan bahwa

kebijakan publik merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan

secara terus-menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok 

yang kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup,

dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan secara luas.

Woll (1966)

Kebijakan publik ialah sejumlah aktivitas pemerintah untuk 

memecahkan masalah di masyarakat, baik secara langsung maupun

melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.Dalam pelaksanaan kebijakan publik terdapat tiga tingkat pengaruh

Page 5: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 5/23

sebagai implikasi dari tindakan pemerintah tersebut yaitu:

Adanya pilihan kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh politisi,

 pegawai pemerintah atau yang lainnya yang bertujuanmenggunakan kekuatan publik untuk mempengaruhi kehidupan

masyarakat

Adanya output kebijakan, di mana kebijakan yang diterapkan pada

level ini menuntut pemerintah untuk melakukan pengaturan,

 penganggaran, pembentukan personil dan membuat regulasi dalam

 bentuk program yang akan mempengaruhi kehidupan masyarakat

Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan

yang mempengaruhi kehidupan masyrakat.

Pengertian Etika Kebijakan Publik 

Kumorotomo mendefinisikan etika pelayanan publik sebagai suatu

cara dalam melayani publik dengan menggunakan kebiasaan-

kebiasaan yang mengandung nilai-nilai hidup dan hukum atau

norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia yang

dianggap baik (1992;7).

Darwin (2001), mengartikan etika birokrasi sebagai seperangkatnilai yang menjadi acuan atau penuntun bagi tindakan manusia

organisasi.

Widodo menyebutkan etika administrasi negara adalah merupakan

wujud kontrol terhadap administrasi negara dalam

melaksanakan apa yang menjadi tugas pokok, fungsi dan

kewenangannya (2001;241).

Manakala administrasi negara menginginkan sikap,

tindakan dan perilakunya dikatakan baik, maka dalam

menjalankan tugas pokok fungsi dan kewenangannya harus

menyandarkan pada etika administrasi negara.

Fadillah mengartikan etika pelayanan publik adalah suatu cara

dalam melayani publik dengan menggunakan kebiasaan-

kebiasaan yang mengandung nilai-nilai hidup dan hukum atau

norma yang mengatur tingkah laku manusia yang dianggap

5

Page 6: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 6/23

 baik (2001;27).

Page 7: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 7/23

Pentingnya Etika Dalam Kebijakan Publik 

Salah satu agenda Reformasi dalam bidang administrasi publik 

adalah mengupayakan terwujudnya Good Governance yaitu sistem

 penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, bertanggungjawab dan

 profesional yang ditandai adanya aparat birokrasi pemerintah yang

senantiasa mengedepankan terpenuhinya  public accountability and

responsibility. Untuk itu setiap aparat birokrasi pemerintah yang ada

diseluruh level pemerintahan harus memiliki rasa kepekaan(responsiveness) terhadap kepentingan masyarakat maupun terhadap

masalah-masalah yang ada dan harus dipecahkan di masyarakat,

 bertanggungjawab dalam pelaksanaan tugas/pekerjaan, dan harus pula

 bersifat representatif dalam pelaksanaan tugas. Hal ini berarti

dihindarinya penyalahgunaan wewenang ataupun tindakan yang

melampaui wewenang yang dimiliki baik ditinjau dari berbagai

 peraturan yang berlaku maupun dari nilai-nilai etika administrasi publik 

dan etika pemerintahan. Dan perlu ditekankan pula bahwa Good

Governance hanya akan terwujud apabila setiap aparat birokrasi

 pemerintah dalam pelaksanaan tugasnya senantiasa melandasi

 pengambilan kebijakan dengan prinsip ekonomis, efisien dan efektif 

sebagai perwujudan tanggung jawab yang bersifat obyektif, di samping

adanya tanggung jawab yang bersifat subyektif yaitu sikap tidak 

membedakan kelompok sasaran pembangunan dan senantiasa berupaya

mewujudkan keadilan serta adanya keterbukaan/kejujuran.

Dalam pelaksanaan otonomi daerah yang menerapkan prinsip-

 prinsip desentralisasi saat ini, pelayanan publik ( Public Service)menjadi isu sentral yang dijadikan pengukur untuk menilai tingkat

keefektifan pelaksanaan Good and Clean Governance. Apakah

 pengaruh etika dalam kebijakan publik,Etika dalam administrasi publik 

hakikatnya tidak mempersoalkan ”benar atau salah” tetapi lebih

menekankan kepada ”baik dan buruk”. Dalam paradigma dikotomi

 politik dan administrasi pemerintah memiliki 2 (dua) fungsi yang

 berbeda, yakni :

Fungsi politik, berkaitan dengan pembuatan kebijakan (public policymaking) dan fungsi administrasi yang berkaitan dengan pelaksanaan

7

Page 8: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 8/23

kebijakan-kebijakan tersebut. Hal ini berarti kekuasaan membuat

Page 9: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 9/23

kebijakan publik berada pada kekuasaan politik sedangkan

 pelaksanaan atas kebijakan politik ini merupakan kekuasaan dari

administrasi publik.

Fungsi administrasi, publik dihadapkan kepada sesuatu yang dilematis

mengingat adanya dikotomi antara politik dan administrasi.

Kebijakan yang dihasilkan dari konsensus politik harus bermain

dalam tataran ”benar atau salah” ketika dijalankan oleh administrasi

 publik.

Disinilah etika diperlukan untuk dijadikan sebagai pedoman,referensi, dan petunjuk tentang apa yang dilakukan dalam menjalankan

kebijakan politik ini. Etika disini juga dapat digunakan sebagai standar 

 penilaian terhadap perilaku Administrasi Negara dalam menjalankan

kebijakan politik apakah dilaksanakan secara ”baik atau buruk” karena

Administrasi Negara bukan saja memiliki keterikatan dengan kebijakan

 politik tapi lebih dari itu juga berkait dengan manusia dan kemanusiaan.

Berbagai Pertimbangan Etika dalam Kebijakan Publik 

Proses perumusan (formulation) dan penerapan

(implementation) kebijakan publik hendaknya juga harus dilakukan

sebaik mungkin, sebab suatu kebijakan pemerintah tidak hanya

mengandung konsekuensi yuridis semata, tetapi juga konsekuensi etis

atau moral. Sebagai suatu produk hukum, kebijakan publik berisi

 perintah (keharusan) atau larangan. Barangsiapa yang melanggar  perintah atau melaksanakan perbuatan tertentu yang dilarang, maka ia

akan dikenakan sanksi tertentu pula. Inilah implikasi yuridis dari suatu

kebijakan publik. Dengan kata lain, pendekatan yuridis terhadap

kebijakan publik kurang memperhatikan aspek dampak dan/ atau

kemanfaatan dari kebijakan tersebut. Itulah sebabnya, sering kita

saksikan bahwa kebijakan pemerintah sering ditolak oleh masyarakat

(public veto) karena kurang mempertimbangkan dimensi etis dan moral

dalam masyarakat.

Mengingat kelemahan dalam pendekatan yuridis yang selama ini

diterapkan, maka perlu dikembangkan pendekatan baru dalam perumusan

Page 10: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 10/23

kebijakan publik, yakni pendekatan etika / moral. Konsekuensi dari

 pendekatan baru ini adalah bahwa suatu kebijakan publik harus

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

Keterikatannya untuk menjamin terselenggaranya kepentingan/

kesejahteraan rakyat banyak.

Keterikatannya dengan upaya untuk memajukan daerah/ tanah air 

dimana kebijakan tersebut dirumuskan.

PENERAPAN ETIKA DALAM KEBIJAKAN PUBLIK 

Kebijakan Publik sebagai Keputusan yang Mengandung Konsekuensi

Moral

Secara rinci ukuran-ukuran normative dalam interaksi antara

 pengusaha, penyelengara Negara dengan masyarakar umum, serta

 bagaimana seharusnya kebijakan publik itu dilaksanakan sebagai berikut :

Keadilan sosial

Tolak ukur kemakmuran ekonomi yang besar adalah terwujudnya

keadlan sosial. Tujuan keadilan sosial tersusunya masyarakat

yangseimbang dan teratur sehingga seluruh waarga Negara memperolehkesempatan yang layak untuk membangun suatu kehidupan yang layak 

dan mereka yang lemah mendapat bantuan secukupnya.konsep keadilan

disatu pihak mewajibkan Negara unutuk mewujudkan kesejahteraan

umum, dan dipihak lain mewajibkan warga Negara untuk membantu

masyarakat atau Negara guna mencapai tujuan. Ada asas pokok Negara

kesejahteraan :

Setiap warga Negara berhak atas kesejahteraan dasar atau taraf 

minimum hidup.

10

Page 11: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 11/23

 Negara mempunyai persatuan orang yang bertanggung jawab atasa taraf 

hidup minimum semua warganya

Penematan kerja secara penuh merupakan puncak tujuan sosial yang

harus didukung oleh kebijakan pemerintah.

Bisa ditarik kesimpulan bahwa sistem Negara kesejahteraan ingin

menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas tertinggi.

Penyelengara Negara yang menuju cita-cita kesejahteraan atau

keadilan sosial merupakan kewajiban bagi seluruh aparat Negara

disetiap jenjang, dimana diatur dalam undang-undang pasal 27 ayat 1

dan 2, pasal 30, pasal 31 ayat 1 dan 2, pasal 1,2,dan 3, dan pasal 34.

Prinsip keadilan sosial distributif adalah mengandaikan adanya

distribusi barang dan sumber-sumbeer daya secara adil. Yang paling

 penting dalam prinsip ini adalah meguntungkan kaum fakir dan miskin.

Maka para pengambil keputusan perlu menyadari masih banyak 

kelompok-kelompok yang sangat tertinggal. Dan pengambilan

keputusan harus bersifat objektif dalam mengatasi kemiskinan Negara,

 bukan berdasarkan kepentingan pribadi.

Partisipasi dan aspirasi warga

Pengambilan keputusan yang mengikat masyarakat umum dengan

tujuan demi tercapainya kesejahteraan yang lebih tinggi.bentuk 

 partisipasi masyarakat dalam penyelengaraan Negara teerbagi menjadi

empat :

Partisipasi dalam pemilihan

Bersifat rasional karena memilih wakil rakyat, mengangkat

 pimpinan atau penerapan ideology pembangunan tertentu. Bisa

dilakukan melalui pemilu, voting selebaran dan media massa

lainya.

Partisipasi kelompok warga Negara yang bergabung dengan

kelompok tertentu untuk menyampaikan aspirasi mereka.

Kelompok ini bisa jadi sarana penengah yang

11

Page 12: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 12/23

mengkomunikasikan antara warga Negara denga para pejabat-

 pejabat yang berkompeten.

Page 13: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 13/23

Kontak warga Negara dengan pemerintah

Komunikasi yang terjalin antara warga Negara dengan

 pemerintahanya dengan cara surat, menelpon atau pertemuan secara

 pribadi.

Partisipasi warga Negara secara langsung di lingkungan

 pemerintahan. Mensyaratkan keterlibatan secara langsung

didalam pembuatan kebijakan pemerintahan.

Berbagai tindakan yang dilakukan individu maupun kelompok 

yang memperlihatkan hubungan timbal balik antara pemerintah dengan

warga negaranya. Tindakan protes atau mogo yang sering dilakukan lehwarga adalah bentuk kuapan dari tuntutannya akibat saluran-saluran

apsirasi yang dimilikinya tersumbat oleh ketidak pedulianpemerintah.

Ada dua asan mengapa sistem partisipatoris dibutuhkan didalam

 Negara demokratis.

Karena sesungguhnya rakyat sendirilah yang paling paham mengenai

kebutuhannya sendiri.

Pemerintahan modern cenderung semakin kompleks, birokrasi tumbuh

membengkak diluar kendali.

Beberapa alasan yang menyebabkan partisipaatoris susah dilaksanakan :

Harapan yang dibebankan kepada masyarakat itu seringkali tidak 

realistis, yang dimana setiap warga Negara memiliki kegiatan yang

 berbeda sehingga sukar untuk memenuhinya sekaligus.

Struktur pastisipasi masyarakat dalam sistem modern semakin komplek.

Sedang keterbatasn birokrat untuk menyerap segala aspirasi para

warga.

Birokrasi terisi oleh para spesialisasi. Yang mengakibatkan para aparatur 

dalam pelaksanaannya terlambat dalam pelaksanaan permintaan

warga yang lebih sering menghendaki pada hasil akhir tanpa merinci

13

Page 14: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 14/23

apa saja yang mereka butuhkan.

Page 15: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 15/23

Masalah-masalah Lingkungan

Sebuah kebijakan yang didasari kesadaran akan lingkungan sekitar 

dimana berbagai kekhawatiran akan masalah kelestarian alam dan

lingkungan. Ada dua sumber daya alam yakni yang dapat diperbarui dan

yang tidak dapat diperbarui.

Selain masalah pelestarian alam, kekhawatiran juga muncul dari

dampak negatif industrialisasi dan pembangunan fisik yang apabila

tidak ditangani secara serius akan mengancam kehidupan manusia itu

sendiri.

Ada lima aspek yang harus mendapa perhatian lebih :

Kependudukan, dimana pemerintah haruslah menyediakan wilayah

 pemukiman yang sehat, pembukaan lahan tanpa menganggu

 potensi alam, dan memperbaiki lingkungan kumuh diperkotaan.

Pembagunan sektoral, sektor pertanian yang mengharuskan

 penggunaan pestisida kimia terkadang membawa efek buruk pada

lingkungan. Maka dari pada itu haruslah ada pengawasan

yangyang tepat.

Media lingkungan seperti tanah, air atau ruang, pemakaian media

tersebut hendaknya direncanakan secara tepat denganmengindahkan pelstarian lingkungan.

Unsur-unsur penunjang, seperti pendidikan, pengembangan ilmu dan

teknologi, pengaturan aparatur atau pembebanan biaya terhadap

konservasi lingkungan. Dalam pendidikan, hendaknya ekologi

dimasukan dalam kurikulum karena menyangkut kesadaran warga

akan menjaga lingkungannya.

Legalitas, menerapkan peraturan perundangan mengenai

lingkungan

secara tegas.

Page 16: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 16/23

Standar Penilaian Etika dalam Kebijakan Publik 

Seperangkat nilai yang dapat digunakan dalam sebagai acuan, referensi,

dan penuntun dalam etika birokrasi adalah :

 Nilai efisiensi yang mengarah pada penggunaan sumber dana dan daya

yang dimiliki secara tepat, tidak boros, dan dapat

dipertanggungjawabkan.

 Nilai membedakan milik pribadi dan milik kantor. Birokrasi publik yang

 baik adalah birokrasi yang dapat membedakan antara milik kantor dan

milik pribadi.

 Nilai impersonal. Dalam melaksanakan hubungan dengan orang atau pihak 

lain dalam organisasi hendaknya dilaksanakan secara formal

(impersonal ) dan tidak dilaksanakan secara pribadi ( personal ).

 Nilai marytal system. Dalam kaitannya dengan penerimaan (recruitment )

atau promosi ( promotion) hendaknya dilaksanakan dengan

menggunakan merytal sistem. Merytal system merupakan suatu sistem

 penarikan atau promosi pegawai yang tidak didasarkan pada hubungan

kekerabatan, akan tetapi berdasarkan pada pengetahuan (knowledge),

ketrampilan ( skill ), kemampuan (capable), dan pengalaman (experince).

 Nilai responsible. Birokrasi publik yang baik adalah birokrasiyang responsible, yaitu aparatur yang mempunyai rasa tanggung jawab

serta memiliki kemampuan dan kecakapan dalam menjalankan tugas

dan wewenangnya. Responsibilitas (responsibility) menurut Friedrich

dalam Darwin (1998) merupakan konsep yang berkenaan dengan

standar profesional dan kompetensi teknis yang dimiliki oleh

administrator (birokrasi publik) dalam menjalankan tugasnya.

 Nilai responsivitas yaitu berkaitan dengan daya tanggap birokrasi terhadap

 permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Birokrasi publik yang baik adalah birokrasi yang mempunyai daya tanggap yang tinggi dan

cepat

16

Page 17: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 17/23

menanggapi terhadap permasalahan atau keluhan dari masyarakat.

Dilema Etika dalam Kebijakan Publik 

Dalam sistem administrasi publik atau pelayanan publik telah dikenal

norma-norma yang bersifat absolut dan relatif diterima orang. Norma-

norma yang bersifat absolut cenderung diterima di mana-mana atau dapat

dianggap sebagai universal rules. Norma-norma ini ada dan terpelihara

sampai saat ini di semua atau hampir di semua masyarakat di dunia, yang

 berfungsi sebagai penuntun perilaku dan standar pembuatan keputusan.

Kaum deontologis (salah satu pendekatan dalam etika) menilai bahwa

norma-norma ini memang ada hanya saja manusia belum sepenuhnya

memahami, atau masih dalam proses pemahaman. Norma-norma ini

 biasanya bersumber dari ajaran agama dan filsafat hidup, dan perlu

dipertahankan karena memiliki pertimbangan atau alasan logis untuk 

dijadikan dasar pembuatan keputusan. Misalnya dalam pelayanan publik 

diperlukan norma tentang kebenaran (bukan kebohongan), pemenuhan janji kepada publik, menjalankan berbagai kewajiban, keadilan, dsb.,

merupakan justifikasi moral yang semakin didukung masyarakat di mana-

mana. Melalui proses konsensus tertentu, norma-norma tersebut biasanya

dimuat dalam konstitusi kenegaraan yang daya berlakunya relatif lama.

Mereka yang yakin dengan kenyataan ini dapat digolongkan sebagai kaum

absolutis.

Suatu norma dapat dikatakan baik kalau memiliki konsekuensi atau

outcome yang baik, yang berarti bahwa harus didasarkan pada kenyataan.Dalam hal ini kaum relativis berpendapat bahwa nilai-nilai yang bersifat

universal itu baru dapat diterima sebagai sesuatu yang etis bila diuji

dengan kondisi atau situasi tertentu. Misalnya, berbohong adalah norma

universal yang dinilai tidak baik. Tetapi bila berbohong ternyata membawa

hasil yang baik, maka berbohong itu sendiri tidak dapat dinilai sebagai

melanggar norma etika. Sebaliknya menceriterakan kebenaran itu baik.

Akan tetapi bila menceriterakan kebenaran akan membawa konsekuensi

yang jelek, maka menceriterakan kebenaran itu sendiri tidak dapat dinilai

sebagai sesuatu yang etis. Karena itu, kaum teleologis ini berpendapat

 bahwa tidak ada suatu prinsip moralitas yang bisa dianggap universal,

17

Page 18: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 18/23

kalau belum diuji atau

Page 19: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 19/23

dikaitkan dengan konsekuensinya.

Implikasi dari adanya dilema diatas maka sulit memberi penilaian

apakah aktor-aktor pelayanan publik telah melanggar nilai moral yang ada

atau tidak, tergantung kepada keyakinannya apakah tergolong absolutis

atau relativis. Hal yang demikian barangkali telah menumbuhkan suasana

KKN di negeri kita. Persoalan moral atau etika akhirnya tergantung kepada

 persoalan “interpretasi” semata.

Hierarki Etika, di dalam pelayanan publik terdapat empat tingkatan

etika. Pertama,etika atau moral pribadi yaitu yang memberikan tegurantentang baik atau buruk, yang sangat tergantung kepada beberapa faktor 

antara lain pengaruh orang tua, keyakinan agama, budaya, adat istiadat,

dan pengalaman masa lalu. Kedua adalah etika profesi, yaitu serangkaian

norma atau aturan yang menuntun perilaku kalangan profesi tertentu.

Ketiga adalah etika organisasi yaitu serangkaian aturan dan norma yang

 bersifat formal dan tidak formal yang menuntun perilaku dan tindakan

anggota organisasi yang bersangkutan. Dan keempat, etika sosial, yaitu

norma-norma yang menuntun perilaku dan tindakan anggota masyarakat

agar keutuhan kelompok dan anggota masyarakat selalu terjaga atau

terpelihara (Shafritz & Russell, 1997: 607-608).

19

Page 20: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 20/23

DAFTAR PUSTAKA

Herlambang, 2010.  http://masyrakatherlambang.blogspot.com/2010/10/etika -

dalam-kebijakan-publik.html. (senin, 15 Oktober 2012, pukul 20.55

WITA).

Hidayat, Putra. 2011. http://putratrihidayat.blogspot.com/2011/05/etika-dalam -

kajian-kebijakan-publik-dan.html. (senin, 15 Oktober 2012, pukul

20.51 WITA).

Suganda, Amrullah. 2012.  http://amrullohsuganda.blogspot.com/2012/10/ 

kebijakan-publik-sebagai-keputusan.html. (senin, 15 Oktober 2012, pukul

19.38 WITA).

Zaini, W. Afrizal. 2012.

http://afrizalwszaini.wordpress.com/2012/01/13/defenisikebijakan- 

 publik-menurut-pakar/. (senin, 15 Oktober 2012, pukul 19.50 WITA).

Page 21: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 21/23

15

Novita Sari

106514031TUGAS INDIVIDU 

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK

“Etika Kebijakan Publik”

Page 22: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 22/23

O l e h :

Page 23: 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

7/16/2019 119166633-ETIKA-KEBIJAKAN-PUBLIK

http://slidepdf.com/reader/full/119166633-etika-kebijakan-publik 23/23

Administrasi Negara

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI

MAKASSAR 2012