112 Spo Pneumonia 2013

download 112 Spo Pneumonia 2013

of 5

description

SPO Pneumonia 2013

Transcript of 112 Spo Pneumonia 2013

Pengertian

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PNEUMONIA

No. Dokumen:

Revisi:

00Halaman:

1 / 5

SPO

Tanggal Terbit:

2 Oktober 2013

Ditetapkan:

Direktur

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PNEUMONIA

No. Dokumen:

SPO/PPIRS/112/13Revisi:

00Halaman:

5 / 5

Pengertian

Pneumonia merupakan infeksi ( HAIs : Healthcare Associated Infections ) tersering dalam hal mortalitas dan morbiditas nya, setelah infeksi saluran kemih. Umumnya pasien yang menderita pneumonia ( HAIs ) adalah bayi, anak-anak dan orang tua di atas umur 65 tahun. Biasanya disebabkan :

Bakteri pneumonia rumah sakit (Hospital Acquired Pneumonia / HAP), yaitu seseorang yang setelah lebih dari 48 jam di rawat di rumah sakit menunjukkan gejala sebagai berikut : Demam ( >38C ), batuk dan sesak napas, disertai dahak purulen dan pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leukositosis (>12.000/mm3 ) atau leukopenis (38C ), Eritema Nyeri pharying Batuk Suara serakDan paling sedikit satu dari kriteria berikut :

Terdapat kuman pada pembiakan dari tempat yang spesifik

Terdapat kuman dari biakan darah

Tes anti gen pada darah atau sekresi saluran napas positifKenaikan titer diagnostik antibody tunggal ( Igm ) sebanyak empat kali pada kadar serum ( IgG ) untuk kuman phatogen 1. Terdapat abses yang terlihat pada pemeriksaan langsung, selama pembedahan , atau pemeriksaan histopatologi

2. Pada pasien berumur 1 tahun terdapat dua tanda-tanda berikut tanpa ada penyebab lainnya :

Demam ( >38C ) Hipotermi ( 38C ) Nyeri atau nyeri tekan pada daerah sinus yang terserang

Sakit kepala

Eksudat purulen

Tersumbatnya lubang hidung

Dan paling sedikit satu dari berikut :

Transiluminasi positif

Pemeriksaan radiografi positif

III. BronchitisKriteria pasien yang dinyatakan tracheo bronchial bila memenuhi paling sedikit satu dari kriteria berikut :

1. Tidak terdapat pneumonia baik secara klinis maupun radiolografik

Dan pasien mengalami paling sedikit dua dari tanda tanda berikut tanpa ada penyebab lain yang diketahui :

Demam ( >38C )

Batuk Produuksi sputum baru atau meningkat

Ronchi Wheezing

Dan paling sedikit satu dari berikut :

Biakan positif dari aspiat trachea dalam atau bronchoscopy

Tes antigen positif dari sekresi saluran napas Pasien berumur < 1 tahun yang tidak terdapat pneumonia baik secara klinis maupun radiografik dan mengalami paling sedikit dua dari tanda tanda ini tanpa penyebab lainnya yang diketahui :-

Demam ( >38C )

Batuk

Produuksi sputum baru atau meningkat

Ronchi Wheezing

Respiratory distress

Apneu

Bradikardi

Dan paling sedikit satu dari keadaan berikut :

Biakan positif dari aspirat trachea dalam atau bronchoscopy

Tes antigen positif dari sekresi saluran napas Kenaikan titer antibody tunggal (IgM) atau kenaikan kadar serum (IgM) empat kali lipat daru dua kali pemeriksaanIV. Pneumonia

Pasien dikatakan menderita pneumonia bila memenuhi paling sedikit satu dari kriteria berikut :

1. Pada pemeriksaan fisik terdapat ronchi basah atau pekak ( dullness ) pada perkusi dan salah satu diantar keadaan berikut :

Timbul peribahan baru berupa sputum purulen atau terjadi perubahan sifat sputum

Isolasi kuman positif pada biakan darah Isolasi kuman pathogen dan aspirasi trachea, sikatan/cuci bronchus atau biopsy

2. Foto thorax menunjukkan adanya infiltrate, konsolidasi, kavitasi, efusi pleura baru atau progresif dan salah satu diantara keadaan berikut :

Darah

Isolasi kuman pathogen positif dan aspirasi trachea, sikatan/cuci bronchus atau sputum

Virus dapat diisolasi atau terdapat antigen virus dalam sekresi saluran napas Timbul perubahan baru berupa sputum purulen atau terjadi perubahan sifat sputum

Isolasi kuman positif pada biakan darah Isolasi kuman pathogen dan aspirasi trachea, sikatan/cuci bronchus atau biopsy

Virus dapat diisolasi atau terdapat antigen virus dalam sekresi saluran napas Titer IgM atau IgG spesifik meningkat empat kali lipat dalam dua kali pemeriksaan

Terdapat tanda-tanda pneumonia pada pemeriksaan histopatalog

3. Pada pasien berumur 1 tahun terdapat dua tanda-tanda berikut tanpa ada penyebab lainnya Apneu

Takipneu

Bradikardi

Wheezing

Ronchi basah

Batuk

Dan paling sedikit satu diantar keadaan berikut :

Produksi dan skresi saluran napas meningkat

Timbul perubahan baru berupa sputum purulen atau terjadi perubahan sifat sputum

Isolasi kuman positif pada biakan darah Isolasi kuman pathogen dan aspirasi trachea, sikatan/cuci bronchus atau sputum

Virus dapat diisolasi atau terdapat antigen virus dalam sekresi saluran napas Terdapat tanda-tanda pneumonia pada pemeriksaan histopatologi

4. Gambaran radiologi toraks serial pada pasien berumur I tahun menunjukkan infiltrate baru atau progresif, konsolidasi, kavitasi atau terjadi perubahan sifat sputum

5. Isolasi kuman positif pada biakan terdapat tanda-tanda pneumonia pada pemeriksaan histopatologi

V. Infeksi lain pada pernapasan bawahPasien dinyatakan menderita Infeksi saluran pernapasan di bawah lainnya haruslah memenuhi paling sedikit satu kriteria berikut :

Ditemukan kuman pada hapusan atau biakan jaringan paru atau cairan paru termasuk cairan pleura pasien

Terdapat abses paru-paru atau empisema yang terlihat waktu pemebdahan atau pemeriksaan histopatologi

Terdapat rongga abses yang terlihat pada pemeriksaan radiografis

Tujuan

1. Untuk menurunkan angka infeksi pneumonia dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dengan menekan angka infeksi serendah mungkin2. Menghentikan penyebaran infeksi

Kebijakan 1. SK Menkes No. 270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.

2. SK Menkes No. 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.

3. SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.4. SK Menkes 1165.A/Menkes/SK/X/2004 tentang KARS.5. SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 tentang Pembentukan Komite PPIRS dan Tim PPIRS.

6. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

7. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Prosedur

A. Kebersihan Tangan

1. Petugas melakukan kebersihan tangan setiap kali kontak dengan secret saluran napas baik dengan atau tanpa sarung tangan2. Kebersihan tangan juga dilakukan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien yang mendapat intubasi dan trakeostomi

B. Cairan dan obat

1. Nebulasi dan humudifikasi hanya boleh menggunakan cairan steril yang diberikan secara aseptik. Cairan tersebut tidak boleh digunakan pada alat yang terkontaminasi.

2. Sisa cairan dan botol yang sudah dibuka harus dibuang dalam 24 jam, beri tanggal dan identitas3. Bila flacon multidose digunakan untuk terapi harus disimpan dalam lemari es atau suhu kamar sesuai aturan pakai dan tidak melewati tanggal kadaluarsa

C. Pemeliharaan Alat terapi Pernapasan yang sedang dipakai1. - Penampung cairan harus diisi segera sebelum dipakai. Bila cairan hendak ditambahkan maka sisa cairan harus dibuang terlebih dahulu

Air telah mengembun dalam pipa harus dibuang dan tidak boleh dialirkan balik ke dalam penampungan

2. - Alat nebulasi dinding dan penumpangannya harus diganti secara rutin setiap 24 jam dengan yang cara steril atau didesinfeksi

Alat nebulasi lain dan penampungnya harus diganti dengan yang steril atau sudah didesinfeksi setiap 24 jam

Alat pelembab udara ruangan yang dapat menimbulkan tetesan tidak boleh digunakan

3. Alat penampung pelembab udara oksigen dinding yang dapat dipakai ulang harus dibersihkan , di cuci dan dikeringkan setiap hari

4. Setiap pipa dan masker yang digunakan untuk terapi oksigen harus diganti pada setiap pasien

5. Tubing ventilator diganti setiap minggunya6. Bila mesin respirator digunakan untuk beberapa pasien maka pada setiap pergantian pasien semua sirkuit alat bantu napas harus diganti dengan yang tehnik steril atau sudah di desinfeksi.

Unit TerkaitKeperawatan