111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

165
BAB I PENDAHULUAN I.I Maksud Praktikum Maksud dari pelaksanaan praktikum farmasetika dasar ini adalah agar mahasiswa/i dapat memahami dan memiliki keterampilan dalam pembuatan sediaan obat dalam bentuk serbuk bagi (pulveres) maupun serbuk tidak terbagi (pulvis). I.II Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa dapat membaca dan memahami resep dokter. 2. Mahasiswa dapat menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 3. Mahasiswa dapat menghitung dosis dengan benar. 4. Mahasiswa dapat menimbang bahan dengan benar. 5. Mahasiswa dapat mengerjakan bahan obat dalam sediaan. 6. Mahasiswa dapat mengemas sediaan dengan tepat dan memberikan informasi tentang sediaan kepada pasien. 1

description

laporan farmasi

Transcript of 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Page 1: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Maksud Praktikum

Maksud dari pelaksanaan praktikum farmasetika dasar ini adalah agar

mahasiswa/i dapat memahami dan memiliki keterampilan dalam pembuatan sediaan

obat dalam bentuk serbuk bagi (pulveres) maupun serbuk tidak terbagi (pulvis).

I.II Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat membaca dan memahami resep dokter.

2. Mahasiswa dapat menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

3. Mahasiswa dapat menghitung dosis dengan benar.

4. Mahasiswa dapat menimbang bahan dengan benar.

5. Mahasiswa dapat mengerjakan bahan obat dalam sediaan.

6. Mahasiswa dapat mengemas sediaan dengan tepat dan memberikan informasi

tentang sediaan kepada pasien.

1

Page 2: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Farmakope Indonesia edisi III, serbuk adalah campuran homogen

dua atau lebih bahan obat yang diserbukkan. Sedangkan menurut Farmakope

Indonesia edisi IV, serbuk adalah campuran bahan kering, bahan obat atau zat kimia

yang dihaluskan dan ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk oemakaian luar.

Serbuk dapat dibedakan atas 2 macam :

1. Serbuk bagi (pulveres)

Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih

sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang sesuai untuk sekali

minum.

2. Serbuk tidak terbagi (pulvis)

Serbuk tidak terbagi adalah serbuk baik untuk pemakaian dalam

maupun pemakaian luar. Misalnya serbuk tabor, serbuk bersin, serbuk gigi,

serbuk sakit maupun serbuk pencahar.

Kelebihan sediaan serbuk :

1. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si

penderita.

2. Cocok untuk anak-anak dan orang dewasa yang sulit menelan tablet atau

kapsul.

3. Lebih stabil dan mudah diserap oleh tubuh.

4. Obat yang volumenya besar untuk tablet/kapsul dapat dibuat dalam serbuk.

Kelemahan sediaan serbuk :

1. Tidak menutupi rasa obat yang tidak enak.

2. Pada penyimpanan menjadi lembab.

2

Page 3: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

3. Membutuhkan waktu yang lama dalam penyiapan di apotek.

Keseragaman bobot :

Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu, campur isi ke 20 bungkus tadi dan

timbang sekaligus, hitung bobot isi rata-rata. Penyimpangan antara penimbangan satu

persatu terhadap bobot isi rata-rata tidak lebih dari 15% tiap 2 bungkus dan tidak

lebih dari 10% tiap 18 bungkus.

Cara pembuatan serbukbagi maupun swrbuk tidak terbagi :

1. Serbuk diracik satu demi satu, dan dicampurkan secara sedikit demi sedikit

dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit.

2. Jangan mencampurkan obat berkhasiat keras dalam mortir, dalam keadaan

tidak diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori

mortir dan stemper.

3. Obat yang berbentuk Kristal / bongkahan besar digerus terlebih dahulu.

4. Obat yang berkhasiat keras, dan jumlahnya sedikit digerus barsamaan dengan

bahan pembawa (kontituen).

5. Obat yang warnanya berlainan digerus bersamaan agar diketahui homogenitas

serbuk.

6. Obat yang jumlah dan volumenya kecil digerus terlebih dahulu. Setelah

selesai meracik sediaan serbuk, bungkus dengan kertas perkamen atau yang

memiliki lapisan lilin.

Bahan tambahan harus memenuhi persyaratan :

1. Tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan.

2. Tidak melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk memberikan efek

yang diharapkan.

3. Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan

resmi.

4. Tidak mengganggu dalan pengujian dan penetapan kadar.

3

Page 4: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

R/ Ampisillin 0,250

Paracetamol 0,300

Aspirin 0,500

CTM 0,300

m.f.pulv.No.VII

S.q.dd.pulv 1

Pro : lutfi (4 thn)

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Resep 1

I. Resep asli / standar

a. Resep standar : -

b. Kelengkapan resep :

Nama dokter, alamat dan SIP tidak tertera

Tanggal penulisan resep tidak tertera

Signa penggunaan dalam sehari tidak jelas

c. Penggolongan obat

O :

G : Ampisillin

W : CTM

B : Aspirin

4

Page 5: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

d. Komposisi bahan : -

II. Uraian Bahan

a. Ampisillin ( FI III, 90 )

Sinonim : Ampicillinum

Kegunaan : Antibiotik

Pemerian : serbuk hablur renik, putih, tidak berbau atau hampir

tidak berbau, rasa pahit.

Kelarutan : Larut dalam 170 bagian air, praktis tidak larut dalam

etanol 95% P, dalam kloroform P dalam eter P, dalam aseton P dan

dalam minyak lemak.

Dosis : DLA : 1x = -

1 hari = 50 mg/kg – 100 mg/kg

( FI III, 923 )

DMD : 1x = -

1 hari = 4 g

DLD : 1x = 250 mg – 500mg

1 hari = 1 g – 2 g

( FI III, 960 )

b. Paracetamol ( FI III, 37 )

Sinonim : Acetaminopehenum, acetaminophen

Kegunaan : Analgetikum, Antipiretikum

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa

pahit.

5

Page 6: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95%

P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9

bagian propilenglikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida.

Dosis : DLA : 1x = 50 mg – 100 mg

1 hari = 200 mg – 400 mg

( FI III, 920 )

DMD : -

DLD : 1x = 500 mg

1 hari = 500 mg – 2 g

( FI III, 959 )

c. Aspirin ( FI III, 43 )

Sinonim : Acidum acetylicum

Kegunaan : Analgetikum, antipiretikum

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak

berbau atau serbuk hampir tidak berbau, rasa asam.

Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol

95% P, larut dalam kloroform P dan dalam eter P

Dosis : DLA : 1x = 40 mg – 50 mg

1 hari = 120mg – 200 mg

( FI III, 920 )

DMD : 1x = 1 g

1 hari = 8 g

DLD : 1x = 500mg – 1 g

1 hari = 1,5 g – 3 g

6

Page 7: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

( FI III, 959 )

d. CTM ( FI III, 153 )

Sinonim : Chlorpheniramini Maleas

Kegunaan : Antihistaminikum

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit.

Kelarutan : Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol 95%

P dan dalam 10 bagian kloroform P, sukar larut dalam eter p.

Dosis : DLA : 1x = -

1h = 0,35 ( dibagi dalam 4 dosis)

( FI III, 927 )

DMD : 1x = -

1h = 40 mg

DLD : 1x = 2 mg – 4 mg

1h = 6 mg – 16 mg

( FI III, 963 )

III. Perhitungan dosis

a. Amoxicillin, pro : Lutfi ( 4thn ), BB = 13 kg

DLA : 1x = 10 mg/kg x 13 kg = 130 mg

1h = 30 mg/kg x 13 kg = 390 mg

Dosis dalam resep

Amoxicillin : 1x = 250 mg : 7 = 35,7 mg < DL

1h = 37,5 mg x 4 = 142,8 mg < DL

Kesimpulan : Dosis Subterapi

Rekomendasi : Dosis dinaikkan sesuai DL

7

Page 8: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

1x : 130 mg

1h : 520 mg

b. Paracetamol

DLA ( 1 - 5thn ) : 1x = 50mg – 100mg

1h = 200mg – 400mg

DM : -

DMA : 1h = 4

4+12x 400=1000 mg

1x = 1000

4=250 mg

Dosis dalam resep

Paracetamol : 1x = 300mg : 7 = 42,8 mg < DL

1h = 42,8 mg x 4 = 171,2 < DL

Kesimpulan : Dosis subterapi

Rekomendasi : dosis dinaikkan sesuai DL

1x = 50 mg

1h = 50 mg x 4 = 200 mg

c. Aspirin

DLA : 1x = 40 mg – 50 mg / thn x 4 thn

= 160 mg – 200 mg

1h = 120 mg – 200 mg / thn x 4 thn

= 480 mg – 800 mg

DM : 1x = 1 g

1h = 8 g

DMA : 1x = 4

4+12x1 g=0,25 g

1h = 4

4+12x8 g=2 g

Dosis dalam resep

Aspirin : 1x = 500 mg : 7 = 71,4 mg < DL

1h = 71,4 mg x 4 = 285,6 mg < DL

8

Page 9: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Kesimpulan : Dosis Subterapi

Rekomendasi : Dosis dinaikkan sesuai DL

1x = 200 mg

1h = 200 mg x 4 = 800 mg

d. CTM

DLA : 1x = 4

4+12x (2 mg−4 mg )

= 0,5 mg – 1 mg

1h = 4

4+12x (6 mg−16 mg )

= 1,5 mg – 4 mg

DMA : 1h = 4

4+12x 40 mg=10 mg

1x = 10 mg : 4 = 2,5 mg

Dosis dalam resep

CTM : 1x = 300 : 7 = 42,85 mg > DL

1h = 42,85 mg x 4 = 171,42 mg > DL

Kesimpulan : Dosis Overdosis

Rekomendasi : dosis diturunkan sesuai DL

1x = 0,5 mg

1h = 0,5 mg x 4 = 2 mg

IV. Perbaikan resep

R/ Amoxicillin 130 mg

Paracetamol 50 mg

Aspirin 200 mg

CTM 0,5 mg

m.f.pulv. m.f.pulv.No.VII

S.q.dd.pulv 1

9

Page 10: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Pro : lutfi (4 thn)

V. Penimbangan bahan

1. Amoxicillin : 130 mg x 7 bks = 910 mg

2. Paracetamol : 50 mg x 7 bks = 350 mg

3. Aspirin : 200 mg x 7 bks = 1400 mg

4. CTM : 0,5 mg x 7 bks = 3,5 mg

Pengenceran CTM

Perbandingan ( 1 : 10 ) ( pengenceran tingkat I )

Timbang CTM = 50 mg

SL = 450 mg +

500 mg

CTM yang diambil = 3550

x500 mg=35 mg

Perbandingan (1 : 10 ) ( pengenceran tingkat II )

Timbang CTM = 50 mg

SL = 450 mg +

500 mg

CTM yang diambil = 3550

x500 mg=350 mg

SL = ( 500 mg x 7 ) – ( 910 mg + 350 mg + 1400 mg + 350 mg )

= 3500 mg – 3010 mg

10

Page 11: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratorium Farmasetika DasarAkademi Farmasetika Dasar

Apt : Riswan TakdirNo : 1Smd, 28/11/2010

An. Lutfi4X sehari 1 bungkus

Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

= 490 mg

VI. Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Timbang semua bahan sesuai penimbangan.

3. Masukkan hasil pengenceran CTM dalam mortir, gerus sampai halus.

4. Masukkan paracetamol dalam mortir, gerus sampai homogeny.

5. Masukkan amoxicillin dalam mortir, gerus ad halus dan homogeny.

6. Tambahkan SL 490 mg dalam mortir, gerus ad homogeny.

7. Keluarkan sediaan dan bagi menjadi 7 bagian sama banyak diatas kertas

perkamen.

8. Dikemas dan beri etiket putih

VII. Etiket

VIII. Edukasi

1. Obat diminum 4x sehari 1 bungkus, dihabiskan.

2. Obat diminum sesudah makan.

3. Obat ini berfungsi sebagai obat penurun demam dan alergi.

11

Page 12: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

dr. GunawanJln. Kesehatan 99 SamarindaSIP : 2578 / DU / 1996Smd, 28/11/ 2010R/ mentholChamporaad 0,05Zinci oxydum1Talc. Venetad 5m.f.pulv.adspS.u.ePro : Andi

Resep 2

I. Resep asli

a. Resep standar : -

b. Kelengkapan resep

Alamat pasien tidak tertera.

Paraf dokter tidak tertera.

Umur pasien tidak tertera.

c. Penggolongan obat

O :

G :

W :

B :

12

Page 13: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

d. Komposisi bahan : -

II. Uraian bahan

a. Menthol ( FI III, 362 )

Sinonim : Metholum

Kegunaan : Anti iritan

Pemerian : Hablur berbentuk jarum / prisma, tidak berwarna, bau

tajam, seperti minyak permen, rasa agak panas dan aromatic diikuti

rasa dingin.

Kelarutan : sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol

95% P, dalam kloroform P, dalam eter P, mudah larut dalam paravin

cair dan dalam minyak atsiri.

b. Champora ( FI III, 130 )

Sinonim : Kamper.

Kegunaan : Anti iritan.

Pemerian : Hablur putih atau massa hablur, tidak berwarna atau

putih, bau khas, tajam, rasa pedas dan aromatic.

Kelarutan : Larut dalam 700 bagian air, dalam 1 bagian etanol

( 95% ) P, dalam 0,25 kloroform P, sangat mudah larut dalam eter P,

mudah larut dalamminyak atsiri.

c. Zinci oxydum ( FI III, 636 )

Sinonim : Zinci oxydum

Kegunaan : Antiseptikum lokal, yaitu zat yang digunakan untuk

mendesinfeksi bermacam – macam permukaan dengan zat – zat

kimiawi.

Pemerian : serbuk amorf, sangat halus, warna putih atau putih

kekuningan, tidak berbau, tidak berasa,. Lambat laun meresap

karbondioksida dari udara.

13

Page 14: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol ( 95%)

P, larut dalam asam mineral dan dalam larutan alkali hidroksida.

d. Talc venet ( FI III, 591 )

Sinonim : Talcum.

Kegunaan : Zat tambahan.

Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada

kulit, bebas dari butiran, warna putih atau putih kelabu.

Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut.

III. Perhitungan bahan

Menthol = 0,05 g

Champora = 0,05 g

ZnO = 1 g

Talc = 5 – ( 1 + 0,05 + 0,05 ) = 3,9 g

IV. Penimbangan bahan

Menthol = 0,05 g

Champora = 0,05 g

ZnO = 1 g

Talc = 3,9 g

V. Cara kerja

1. Siapkan semua alat dan bahan.

2. Timbang bahan – bahan yang diperlukan sesuai perhitungan.

3. Masukkan champore bersama menthol dalam mortir, gerus sampai

mencair lalu keringkan dengan talc yang dimasukkan sedikit demi

sedikit.

4. Ayak ZnO untuk menghindari adanya serbuk ZnO, dengan ayakan

No.100

14

Page 15: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratorium Farmasetika DasarAkademi Farmasetika Dasar

Apt : Riswan TakdirNo : 2Smd, 28/11/2010

Tn. AndiTaburkan pada bagian yang sakit

OBAT LUAR

5. Campur ZnO dan campuran no 3, gerus hingga homogeny.

6. Masukkan campuran ke dalam pengemas yang cocok dan diberi etiket

biru.

VI. Etiket

VII. Edukasi

1. Fungsi dari obat ini adalah untuk mengatasi iritasi yang disebabkan

biang keringat atau gatal – gatal.

2. Cara pakai ditaburkan ditubuh atau bagian yang teriritasi.

3. Tidak efek samping tetapi jika terjadi iritasi berlebih hentikan

pemakaian dan hubungi dokter.

4. Simpan ditempat yang sejuk dan kering, jauhkan dari jangkauan anak

– anak.

15

Page 16: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

BAB IV

PEMBAHASAN

Resep 1

Pada praktikum kali ini,praktikan akan membuat sediaan serbuk,yaitu serbuk bagi

(pulveres).Pulveres adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan yang

digunakan untuk pemakaian dalam atau pemakaian luar.

Bahan – bahan yang digunakan dalam resep ini yaitu ampisilin yang berkhasiat

antibiotik,tetapi dalam praktikum kali ini ampisilin diganti dengan amoxicillin,hal ini

disebabkan kombinasi bahan yang dicampur rata rata diminum setelah makan,selain itu

resorpsi dari ampicilin dari usus 30-40% dihambat oleh makanan sehingga sebagian efek

dari obat tidak tepenuhi dengan baik,disbanding dengan amoxicillin yang resorpsinya lebih

lengkap (KI80%) dan pesat dengan kadar darah 2x lipatserta difusi ke jaringan tubuh lebih

baik sehingga amoxcilin dapat digunakan pada saat sesudah atau sebelum makan.Faktor

yang ke dua adalah dari umur pasien,Amoxicilin memiliki efek samping gangguan

usus,lambung,dan radang kulit lebih jarang terjadi,sedangkan efek samping ampisilin lebih

sering menimbulkan gangguan lambung,usus yang mungkinn ada kaitannya dengan

penyerapan yang kurang baik.Begitu pula reaksi alergi kulit dapat terjadi (OOP V,70),karena

pasien dalam resep ini anak anak,maka digunakanlah amoxcilin,karena efek samping lebih

kecil.

Pada resep ini juga terdapat bahan obat,acetaminophen dan aspirin yang memiliki

khasiat yang sama,yaitu sebagai analgetika dan antipiretik,maka di pilihlah salah 1 yang

digunakan yaitu acetaminophen karena aspirin memiliki efek yang rentan pada pasien yang

punya penyakit asam lambung.

Pada resep ini juga terdapat CTM yang berkhasiat sebagai histaminikum (menekan

alergi) tetapi memiliki efek mengantuk,oleh karena itu kita jangan lupa menginformasikan

pada pasien.Dalam resep ini CTM tidak mencapai 50mg,oleh karena itu dibuatlah

pengenceran menggunakan SL,agar CTM dapat ditimbang.

16

Page 17: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Resep 2

Pada resep kali ini akan membuat pulvis atau serbuk tidak terbagi,pada resep ini

mengandung

-Menthol yang berbentuk jarum tidak berwarna yang baunya seperti minyak permen dan

rasa nya panas dan aromatic diikuti rasa dingin ,menthol berfungsi sebagai anti iritan dan

karigen.

-Champora yang berbentuk hablur putih tak berwarna yang rasanya tajam pedas dan

aromatik,yang berfungsi sebagai anti iritan

-ZnO adalah serbuk amorf yang tak berbau,tak berasa,dan tidak larut di semua pelarut

-Talc venefum berbentuk serbuk hablur sangat halus licin dan mudah melekat pada kulit.

Untuk ZnO dan talcum harus diayak terlebih dahulu dengan ayakan no.100 untuk serbuk

halus,Zno diayak karena higroskopis atau menyerap CO2 di udara,agar tidak menggumpal

dan jadi tidak halus.Sedangkan talcum diayak di pengayak nomer 120 yaitu ayakan serbuk

yang sangat halus.

Tujuan dari pengayakan ini untuk menghilangkan butiran kasar,karena apabila

ditemukan butiran kasar dapat mengiritasi kulit.Talk veneum sebagai zat tambahan adalah

untuk meningkatan free flowing,yaitu agar bedak tabor mudah ditaburkan pada

kult,champora dan mentol digerus dalam mortar hingga tercampur dan mencair,hal ini

disebut titik eutektikum dimana titik ini merupakan peristiwa yang terjadinya karena adanya

penurunan titik lebur antara menthol dan campora,jadi pengerjaan mentol dan campora

boleh dicampur karena lebih menguntungkan dalam pembuatan bedak (IMO,43)

17

Page 18: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Muhammad. 1987 . Ilmu Meracik Obat . Gajah Mada Unifersity Press :

Yogyakarta.

Tim Penyusun. 1979 . Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Formularium Indonesia . Depkes RI : Jakarta.

18

Page 19: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

dr. Taufik Hidayat, Sp. AJl.A.W.Sjahranie No. 226 Samarinda

SIP. 01.01.1.3.2600/DKK/2003Smd,2010

R/ Phenobarbital0,03 mgPapaverin HCl0,01 mg

Ol. Sacch anisi5m.f.la..pulv.dtd. No XII

S.t.dd.pulv IR/ Curvita Syr No I

S. I dd 1 cthPro : Masya ( 3,3 thn )

Alamat: sempaja permai SmdSemoga Lekas Sembuh

Resep 3

I. Resep asli

a. Resep standar

Ol. Sacch anisi :

Oleaosacchara olie sokers, mengandung campuran satu tetes minyak

yang mudah menguap dengan 2 gr serbuk gula oleaosacchara tidak

boleh ada dalam sediaan.

b. Kelengkapan resep

Paraf dokter tidak tertera

19

Page 20: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Tanggal resep tidak lengkar

c. Penggolongan obat

O :

G : Luminal, Phenobarbital

W :

B : Ol. Sacch anisi

d. Komposisi bahan : -

II. Uraian bahan

a. Phenobarbital ( FI III, 481 )

Sinonim : Phenobarbitalum, luminal, fenobarbital.

Farmakologi : Memiliki sifat antikonvulis khusus yang terlepas dari

sifat hipnotiknya, yang digunakan terutama senyawa kerja panjang

untuk memberikan jaminan yang lebih kontinu terhadap serangan

granmal ( OOP, 394 ).

Kegunaan : Hipnotikum, sedativum.

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih tidak berbau, masa

agak pahit.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, tidak larut dalam etanol (

95% ) P, dalam eter P, dalam larutan alkali karbonat.

Dosis : DLA : 1x = 7,5 mg

1h = 45 mg – 80 mg

( FI III, 964 )

DMD : 1x = 300 mg

1h = 600 mg

DLD : 1x = 15 mg – 30 mg

1h = 45 mg – 60 mg

( FI III, 980 )

20

Page 21: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

b. Papaverin HCl ( FI III, 472 )

Sinonim : Papaverini hydrochloridum, papaverina

hidroklorida.

Kegunaan : Spasmolitikum

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih, tidak bernau, rasa

pahit, kemudian pedas.

Kelarutan : Larut dalam ± 40 bagian air dan dalam ± 120 bagian

etanol ( 95% ) P, larut dalam kloroform P, prkatis tidak larut dalam

eter P.

Dosis : DLA : 1x = 2,5 mg/kg

1h = -

( FI III, 945 )

DMD : 1x = 200 mg

1h = 600 mg

DLD : 1x = 40 mg – 100 mg

1h = 120 mg – 300 mg

( FI III, 980 )

c. Oleum anisi ( FI III, 451 )

Sinonim : Minyak adas manis.

Kegunaan : Zat tambahan.

Pemerian : Tidak berwarna atau kuning pucat, bau menyerupai

buahnya, rasa manis dan aromatic, menghablur jika diinginkan.

Kelarutan : dalam etanol larut dalam 3 bagian volume etanol

( 95% ) P, larutan mennjukkan opalesensi tidak lebih kuat dari

opalesensi yang terjadi jika 0,5 ml perak nitrat 0,1 N ditambahkan

pada campuran 0,5 ml natrium klorida 0,02 N dan 50 ml air.

21

Page 22: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

III. Perhitungan dosis

a. Phenobarbital

DLA : 1x = 15 mg – 20 mg

1h = 45 mg – 80 mg

DMD : 1x = 300 mg

1h = 600 mg

DM anak : 1x = 3 ,3

3,3+12x300 mg=64,70 mg

1h = 3 , 3

3 ,3+12x600 mg=129 , 41mg

Dosis dalam resep

Phenobarbital : 1x = 0,03 mg

1h = 0,03 mg x 3 = 0,09 mg

Kesimpulan : Dosis Subterapi

Rekomendasi : dosis dinaikkan

1x = 25 mg

1h = 25 mg x 3 = 75 mg

b. Papaverin HCl

DLA : 1x = 2,5 mg/kg x 11 kg = 27,5 mg

1h = 27,5 mg : 4 = 6,87 mg

DMA : 1x = 3 , 3

3 ,3+12x200 mg=43 , 3mg

1h =3 , 3

3 ,3=12x 600 mg=129 ,41 mg

Dosis dalam resep

Papaverin HCl : 1x = 0,01 mg

1h = 0,01 mg x 3 = 0,03 mg

Kesimpulan : Dosis Subterapi

Rekomendasi : Dosis dinaikkan

: 1x = 25 mg

22

Page 23: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

1h = 25 mg x 3 = 75 mg

IV. Perbaikan resep

R/ Phenobarbital 25 mg

Papaverin HCl 25 mg

Ol. Sacch anisi 5

m.f.pulv.dtd. No XII

S.t.dd.pulv I

V. Penimbangan bahan

1. Phenobarbital : 25 mg x 12 bks = 300 mg

2. Papaverin HCl : 25 mg x 12 bks = 300 mg

3. SL : 3 tetes Ol. Anisi

: 6000 mg – 5000 mg

: 1000 mg

VI. Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Timbang semua bahan sesuai penimbangan.

3. Masukkan Phenobarbital ke dalam mortir dan tambahkan sebagian

laktosa, gerus ad homogeny.

4. Tambahkan papaverin HCl ke dalam mortir, gerus ad homogeny.

5. Tambahkan 3 tetes oleum sacch anisi ke dalam mortir, gerus ad

homogeny.

6. Tambahkan sisa laktosa ke dalam mortir, gerus ad homogeny.

7. Keluarkan dari dalam mortir, bagi menjadi 12 bagian lalu bungkus

dengan kertas perkamen.

8. Masukkan ke dalam sak plastic.

9. Beri etiket putih.

23

Page 24: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratirium Farmasetika DasarAkademi Farmasi Samarinda

Apt : Riswan TakdirNo : 3Smd, 28 Nov 2010

Masya3x sehari 1 bungkus

Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

Laboratirium Farmasetika DasarAkademi Farmasi Samarinda

Apt : Riswan TakdirNo : 3Smd, 28 Nov 2010

Masya1x sehari 1 sendok teh

Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

VII. Etiket

Etiket untuk serbuk

Etiket untuk sirup

VIII. Edukasi

1. Obat ini diminum 3x sehari 1 bungkus untuk serbuknya dan 1x sehari

1 sendok the untuk sirupnya.

2. Simpan obat ditempat yang sejuk dan kering serta terhindar dari sinar

matahari.

24

Page 25: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

dr. Taufik Hidayat, Sp. AJl.A.W.Sjahranie No. 226 Samarinda

SIP. 01.01.1.3.2600/DKK/2003Smd,2010

R/ Codein HCl0,3 mgEfedrin0,2

m.f.pulv.dtd. No XS.tdd. pulv I

Pro: Rianti ( 7thn )Alamat: Samarinda, AWS No.3

Semoga Lekas Sembuh

Resep 4

I. Resep asli

a. Resep standar : -

b. Kelengkapan resep

Tanggal penulisan resep tidak lengkap.

Garis merah dibawah narkotik.

c. Penggolongan obat

O : Codein

G : Efedrin

25

Page 26: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

W :

B :

d. Komposisi bahan : -

II. Uaraian bahan

a. Codein HCl ( FI III,172 )

Sinonim : Codeini hydrochloridum

Farmakologi : codein termasuk analgetika narkotik yang termasuk

golongan agaris opicit. Mekanisme kerjanya dengan menduduki

reseptor nyeri SSP.

Kegunaan : Antitusivum

Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau serbuk hablur, putih,

tidak berbau, rasa pahit.

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air dan lebih kurang 90 bagian

etanol ( 95% ) P.

Dosis : DLA : -

DLD : 1x = 10 mg – 20 mg

1h = 30 mg – 60 mg

DMD : 1x = 60 mg

1h = 300 mg

( FI III, 964 )

b. Efedrin ( FI III, 236 )

Sinonim : Efedrini hydrochloridum

Kegunaan : Simpatomimetikum

26

Page 27: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Farmakologi : efedrin adalah golongan analgetika bekerja langsung

terhadap reseptor.

Pemerian : Hablur putih atau serbuk putih halus tidak berbau, rasa

pahit.

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 4 bagian air, dalam lebih

kurang 14 bagian etanol ( 95% ) P, praktis tidak larut dalam eter P.

Dosis : DLA : 1x = -

1h = 0,8 mg/kg – 16 mg/kg

( FI III, 933 )

DLD : 1x = 10 mg – 30 mg

1h = 30 mg – 100 mg

DMD : 1x = 50 mg

1h = 150 mg

( FI III, 968 )

c. SL ( FI III, 338 )

Sinonim : Gula putih, saccharosa, sacharum, laktosa.

Kegunaan : Zat tambahan, pemanis.

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.

Kelarutan : larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air

mendidh, sukar larut dalam etanol ( 95% ) P, praktis tidak larut dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Dosis : -

III. Perhitungan dosis

a. Codein HCl

DLD : 1x = 10 mg – 20 mg

1h = 30 mg – 60 mg

27

Page 28: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

DMD : 1x = 60 mg

1h = 300 mg

DMD : 1x = 7

7+12x 60 mg=22 ,10 mg

1h = 7

7+12x 300 mg=110 , 5 mg

DLA : 1x =7

7+12x (10 mg−20 mg )

= 3,6 mg – 22,10 mg

1h = 7

7+12x (30 mg−60 mg )

= 11,5 mg – 22,10 mg

Dosis dalam resep

Codein HCl : 1x = 0,3 mg

1h = 0,3 mg x 3 = 0,9 mg

Kesimpulan : dosis Subterapi

Rekomendasi : dosis dinaikkan

1x = 20 mg

1h = 20 mg x 3 = 60 mg

b. Efedrin HCl

DLA 1hari = 0,8 mg/kg – 16 mg/kg dibagi dalam 4 dosis.

Berat badan an.perempuan umur 7 thn : 17,5 kg ( ISO,445 )

DLA : 1h = 0,8 mg/kg x 17,5 kg = 14 mg

1x = 14 mg : 4 = 3,5 mg

DLA : 1h = 16 mg/kg x 17,5 kg = 280 mg

1x = 280 : 4 = 70 mg

28

Page 29: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

DMD : 1x = 7

7+12x50 mg=18 mg

1h = 7

7+12x150 mg=54 mg

Dosis dalam resep

Efedrin HCl : 1x = 0,2 g = 200 mg

1h = 200 mg x 3 = 600 mg

Kesimpulan : Dosis Overdosis

Rekomandasi : dosis diturunkan

1x = 15 mg

1h = 15 mg x 3 = 45 mg

IV. Perbaikan resep

R/ Codein HCl 20 mg

Efedrin HCl 15 mg

m.f.pulv.dtd.No X

S.tdd.pulv I

V. Penimbangan bahan

1. Codein HCl = 20 mg x 10 bks = 200 mg

2. Efedrin HCl = 15 mg x 10 bks = 150 mg

3. SL = ( 500 mgf x 10 ) – ( 200 mg – 150 )

= 4650 mg

VI. Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Timbang semua bahan sesuai penimbangan.

3. Masukkan codein HCl ke dalam mortir, tambahkan sebagian SL, gerus

sampai homogeny dan halus.

29

Page 30: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratirium Farmasetika DasarAkademi Farmasi Samarinda

Apt : Riswan TakdirNo : 4Smd, 28/11/2010

An. Rianti3x sehari 1 bungkus

Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

4. Masukkan efedrin HCl ke dalam campuran No. 3 bersama sisa SL,

gerus sampai halus dan homogeny.

5. Keluarkan sediaan dari dalam mortir, bagi menjadi 2 bagian sama

banyak dengan menimbangnya.

6. Bagi masing – masing menjadi 5 bagian.

7. Bungkus dengan kertas perkamen dan kemas, beri etiket putih.

VII. Etiket

VIII. Edukasi

1. Diminum 3x sehari 1 bungkus,dihabiskan.

2. Obat ini berkasiat sebagai pereda batuk dan obat asma.

3. Efek samping dapat menyebabkan depresi pernapasan, ketagihan dan

sulit tidur.

4. Simpan obat ini ditempat yang kering dan sejuk dan terhindar dari

sinar matahari.

30

Page 31: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

BAB IV

PEMBAHASAN

Resep 3

Pada praktikum kali ini,praktikan akan membuat sediaan serbuk,yaitu serbuk bagi

(pulveres).Pulveres adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan yang

digunakan untuk pemakaian dalam atau pemakaian luar.

Pertama tama yang kita lakukan adalah menyaipakan alatdan bahan,setelah

semuanya siap digunakan yang pertama dibuat adalah bahan obat oleosacch anisi sebanyak

5 g dan oleum anisi 5 tetes,karena komposisi dari oleosacch anisi dalam Farmakope 5 yaitu

campuran 1 tetes minyak yang mudah menguap dengan 2 g serbuk dan gula,maka dalam

penghitungan bahan SL diambil 6 g dan 3 tetes oleum anisi.Dibuat pengenceran SL karena

pada resep diminta 5 g,maka ditimbang 6 g SL,dan sisihkan 1 g SL dibungkus tersendiri dan

yang SL 5 g dibuat oleum sacch anisi.Karena serbuknya semua berwarna putih maka perlu

ditambahkan carmine,agar terlihat homogen saat digerus.Maka dibuatlah penghitungan

carmine 5% x bobot perbungkus,karena hasil bobot perbungkus tidak bisa ditimbang maka

dibuat pengenceran carmine dengan cara timbang 50 mg carmine dengan 450 mg SL lalu

digerus dan diambil sebanyak 300 mg.Bahan – bahan lain juga ditimbang sesuai

perhitungan,namun penimbangan yang tertera pada resep tidak selamanya benar maka

harus menghitung dosis agar mendapat dosis yang pas sesuai dengan pasiennya.Jika semua

sudah digerus ad homogen,keluarkan dari mortar dan bagi menjadi 12 bungkus,masukkam

dalam pengemas yang sesuai dan beri etiket putih dan jangan lupa tulis “tidak boleh diulang

tanpa resep dokter” karena adanya obat keras pada resep ini.

31

Page 32: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Resep 4

Pada praktikum kali ini,praktikan akan membuat sediaan serbuk,yaitu serbuk bagi

(pulveres).Pulveres adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan yang

digunakan untuk pemakaian dalam atau pemakaian luar.

Pertama tama kita siapkan dulu alat dan bahan yang ingin digunakan,karena sediaan

obat serbuknya berwarna putih maka ditambahkan karmin agar terlihat homogen.maka

dibuat perhitungan karmin dengan cara 5% x bobot perbugkus,karena bobot perbungkus

tidak bisa ditimbang maka dibuat pengenceran dengan cara timbang karmin sebanyak 50

mg dan 450 mg SL,digerus lalu diambil sebanyak 250 mg.Bahan bahan lain yang ditimbang

juga ditimbang sesuai penimbangan,namun harus sesuai dengan umur dan berat badan

pasien agar efek terapi yang diharapkan sesuai dengan umur dan bobot pasien

tersebut.Setelah semua bahan digerus ditambahkan SL untuk memenuhi bobot ideal

perbungkus dan menutupi rasa obat yang pahit dan kurang enak.Setelah semua di gerus ad

homogen kita keluarkan hasil gerusan dan bagi 10 bungkus,masukkan dalam pengemas dan

beri etiket putih.Pada etiket tulislah “tidak boleh diulang tanpa resep dokter” karena adanya

codein HCl sebagai obat narkotik dan efedrin sebagai oba keras.

32

Page 33: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

33

Page 34: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Muhammad. 1987 . Ilmu Meracik Obat . Gajah Mada Unifersity Press :

Yogyakarta.

Tim Penyusun. 1979 . Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Formularium Indonesia . Depkes RI : Jakarta.

34

Page 35: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

dr. MalikaJl. Rambutan V / 23 Samarinda

SIP : 279 / DKK / 2001Smd,

R/ Tinctura Opii0,5Oleosacch. M.Pip2,0m.f.pulv.dtd.No.XX

S.t.dd.pulu.I.p.cPro : anita (10thn)

Resep 5

I. Resep asli

a. Resep standar

Oleosacch. M.Pip :

Oleaosacchara olie sokers, mengandung campuran satu tetes minyak

yang mudah menguap dengan 2 gr serbuk gula oleaosacchara tidak

boleh ada dalam sediaan.

b. Kelengkapan resep

Tanggal penulisan resep tidak lengkap

Paraf dokter tidak tertera

Garis merah dibawah nama obat narkotik tidak tertera

Alamat pasien tidak tertera

c. Penggolongan obat

O : Tinctura opii

G :

W : Ol. Menthae Pip

35

Page 36: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

B :

d. Komposisi bahan : -

II. Uraian bahan

a. Tinctura opii ( FI III, 463 )

Sinonim : Opii tincture, tingtur opium

Farmakologi : Bekerja dengan menduduki reseptor – reseptor nyeri

di SSP, hingga perasaan nyeri dapat diblokir.

Kegunaan : Narkotikum

Pemerian : Cairan jernih, coklat kemerahan, bau khas, rasa pahit.

Kelarutan : -

Dosis : DLD : 1x = 250 mg – 750 mg

1h = 500 mg – 2,25 g

DMD : 1x = 1,5 g

1h = 5 g

( FI III, 979 )

b. Ol. Mentahae Pip

Terdiri atas :

Oleum menthae pip ( FI III, 458 )

Sinonim : Minyak permen.

Kegunaan : Zat tambahan, karminativum.

Pemerian : Cairan, tidak berwarna, kuning pucat atau kuning

kehijauan, bau aromatic, rasa pedas dan hangat, kemudian dingin.

Kelarutan : dalam etanol larut dalam 4 bagian volume etanol

( 70% ) P, opalesensi yang terjadi tidak lebih kuat dari opalesensi

larutan yang dibuat dengan menambahkan 0,5 ml perak nitrat 0,1 N

pada campuran 0,5 ml natrium klorida 0,02 N dan 50 ml air.

Dosis : -

36

Page 37: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

SL ( FI III, 338 )

Sinonim : Gula putih, saccharosa, sacharum, laktosa.

Kegunaan : Zat tambahan.

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.

Kelarutan : larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air

mendidih, sukar larut dalam etanol ( 95% ) P, praktis tidak larut dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Dosis : -

III. Perhitungan dosis

a. Tincture opii

DLD : 1x = 250 mg – 750 mg

1h = 500 mg – 2,25 g

DMD : 1x = 15 g

1h = 5 g

DLD : 1x = 1020

x (250mg−750mg )

= 125 mg – 375 mg

1h = 1020

x (500 mg−2250 mg )

= 250 mg – 1125 mg

DMD :1x = 1020

x1500 mg=750 mg

1h = 1020

x5000 mg=2500 mg

Dosis dalam resep

Tincture opii :1x = 0,5 g = 500 mg

1h = 500 mg x 3 = 1500 mg

Kesimpulan : Dosis Terapi

37

Page 38: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratirium Farmasetika DasarAkademi Farmasi Samarinda

Apt : Riswan TakdirNo :5Smd, 5/11/2010

Anita3x sehari 1 bungkus

Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

IV. Penimbangan bahan

1. Tincture opii = 0,5 g x 20 bks = 10 g

2. SL = 2 g

3. Ol. M.Pip = 1 tetes

V. Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Timbang semua bahan sesuai dengan penimbangan.

3. Masukkan tincture opii ke dalam cawan porselen, timbang sebanyak

10 gr, kemudian uapkan diatas penangas air sampai menjadi 1/3

bagian, kemudian keringkan dengan sebagian SL.

4. Masukkan tincture opii yang telah dikeringkan ke dalam mortir uang

telah dihangatkan sebelumnya dengan direndam air panas. Sebelum

tincture opii dimasukkan, lap mortir terlebih dahulu sampai kering.

5. Gerus tincture opii yang sudah kering tadi, ditambahkan dengan

sebagian sisa SL, gerus sampai halus dan homogeny.

6. Terakhir tambahkan ol. Menthae pip sebanyak 1 tetes, gerus sampai

halus dan homogeny.

7. Bagi serbuk menjadi 20 bagian sama banyak, bungkus dengan kertas

perkamen. Beri etiket putih. Signa : 3x sehari 1 bungkus sesudah

makan.

VI. Etiket

38

Page 39: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

VII. Edukasi

1. Obat ini diminum 3x sehari 1 bungkus sesudah makan.

2. Khasiat obat ini adalah antitusivum (obat batuk kering).

3. Simpan ditempat yang sejuk dan kering serta terhindar dari cahaya

matahari.

39

Page 40: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

dr. AlisaJl. Kelinci 189 SamarindaSIP : 145 / DKK / 2001

Smd,R/ INH200 mg

Rifampicin300 mgVit. B6½ tab

m.f.l.a.dtd.No. XS.t.dd.pulv I p.c

Pro : maia (10thn)

Resep 6

I. Resep asli

a. Resep standar : -

b. Kelengkapan resep

Tanggal penulisan resep tidak tertera.

Paraf dokter tidak tertera.

Alamat pasien tidak tertera.

c. Penggolongan obat

O :

G : INH, Rifampicin

W :

B : Vit. B6

d. Komposisi bahan : -

40

Page 41: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

II. Uraian bahan

a. INH ( FI III, 320 )

Sinonim : Isoniazida, isoniazidum.

Famakologi : Terganggunya sintesa mycolic acid yang diperlukan

untuk membangun dinding bakteri (OOP V, 149).

Kegunaan : Antituberkulosis.

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak

berbau, rasa agak pahit, terurai perlahan – lahan oleh udara dan

cahaya.

Kelarutan : Mudah larut dalam etanol (95%) p, sukar larut dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Dosis : DMD : 1x = -

1h = 10 mg/kg

DLD : 1x = 4 mg/kg – 5 mg/kg

1h = -

( FI III, 972 )

b. Rifampicin ( FI III, 560 )

Sinonim : Rifamycinum, rifamisina.

Farmakologi : Perintangan spesifik dari enzim bakteri RNA

sehingga sintesa RNA terganggu (OOV, 150).

Kegunaan : Antibitikum.

Pemerian : serbuk halus, coklat merah.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalamair, mudah larut dalam

kloroform P, larut dalam etil asetat P dan dalam methanol P.

Dosis : DLD : 1x = -

1h = 600 mg

DMD : -

( FI III, 988 )

c. Vitamin B6 ( FI III, 541 )

41

Page 42: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Sinonim : Pyridoxini hydrochloridum, piridoksini

hidroklorida.

Farmakologi : Resorpsinya dari usus dan diubah menjadi metabolic

aktif pyridoxal fosfat dan pyridoxaminfosfat. Eksresinya berlangsung

lewat kemih sebagai pyrodxin (OOP V,447).

Kegunaan : Komponen vitamin B – kompleks.

Pemerian : hablur putih atau tidak berwarna, atau serbuk hablur

putih, tidak berbau, rasa asin.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol

(95%) P, praktis tidak larut dalam eter P.

Dosis : DLD : 1x = 5 mg – 150 mg

1h = -

DMD : -

( FI III, 987 )

III. Perhitungan dosis

a. INH

DMD : 1x = -

1h = 10 mg/kg

DLD : 1x = 4 mg/kg – 5 mg/kg

1h = -

Pro : Maia (10thn), BB : 24,7 kg

DLD : 1x = (4 mg/kg – 5 mg/kg) x 24,7 kg

=98,8 mg – 123,3 mg

1h = ( 98,8 mg – 123,3 mg ) x 3

= 296,4 mg – 370,5 mg

DMD : 1x = 10 mg/kg x 24,7 kg = 247 mg

1h = 247 mg : 3 = 82,3 mg

Dosis dalam resep

42

Page 43: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

INH : 1x = 200 mg

1h = 200 mg x 3 = 600 mg

Kesimpulan : dosis Overdosis

Rekomendasi : Dosis diturunkan

1x = 100 mg

1h = 100 mg x 3 = 300 mg

b. Rifampicin

DLD : 1x = -

1h = 600 mg

DLD : 1h = 600 mg

1x = 600 mg : 3 = 200 mg

Dosis dalam resep

Rifampicin : 1x = 300 mg

1h = 300 mg x 3 = 900 mg

Kesimpulan : Dosis Overdosis

Rekomendasi : Dosis diturunkan

1x = 200 mg

1h = 200 mg x 3 = 600 mg

c. Vit. B6 ( 1 tab= 25 mg/tab )

DLD : 1x = 5 mg – 150 mg

1h = -

DMD : -

DLD : 1x = 1020

x (5 mg−150 mg )

= 2,5 mg – 75 mg

1h = ( 2,5 mg – 75 mg ) x 3

= 7,5 mg – 225 mg

43

Page 44: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Dosis dalam resep

Vitamin B6 : 1x = ½ tab x 25 mg/tab = 12,5 mg

1h = 12,5 mg – 3 = 37,5 mg

Kesimpulan : Dosis Terapi

IV. Perbaikan resep

R/ INH 100 mg

Rifampicin 200 mg

Vit.B6 12,5 mg

m.f.l.a.dtd.No. X

S.t.dd.pulv I p.c

Pro : maia (10thn)

V. Penimbangan bahan

1. INH : 100 mg x 10 bks = 1000 mg

2. Rifampicin : 200 mg x 10 bks = 2000 mg

3. Vit B6 : 12,5 mg x 10 bks = 125 mg

Penegnceran Vit. B6

Perbandingan ( 1 : 6 )

Bahan yang ditimbang Vit B6 = 50 mg

SL = 450 mg +

500 mg

Vit. B6 yang diambil 25 mg x 300 mg = 150 mg

50 mg

44

Page 45: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratirium Farmasetika DasarAkademi Farmasi Samarinda

Apt : Riswan TakdirNo :6Smd, 10/11/ 2010

Anita3x sehari 1 bungkus

Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

Sisa pengenceran = 300 mg – 150 mg = 150 mg (dibungkus

tersendiri)

SL = (500 mg x 10 bks) – (1000 mg + 2000 mg + 150 mg)

= 5000 mg – 3150 mg

= 1850 mg

VI. Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Timbang semua bahan sesuai dengan penimbangan.

3. Masukkan Vit. B6 ke dalam mortir kecil, gerus sampai halus.

4. Masukkan INH kedalam mortir besar, tambahkan sebagian SL, gerus

sampai halus dan homogeny.

5. Masukkan rifampicin dan Vit. B6 yang telah dihaluskan kedalam

campuran no.4, gerus sampai halus dan homogeny.

6. Terakhir tambahkan sisa SL, gerus sampai halus dan homogeny.

7. Bagi menjadi 10 bagian yang sama banyak diatas kertas perkamen dan

dibungkus. Beri etiket putih. Signa 3x sehari 1 bungkus sesudah

makan.

VII. Etiket

45

Page 46: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

VIII. Edukasi

1. Obat ini adalah obat kombinasi yag digunakan untuk mengobati

penyakit TBC

2. Adanya penambahan Vit. B6 adalah untuk mengurangi efek samping

dari kombinasi INH dan rifampicin.

3. Pada saat setelah meminum obat ini, mungkin air seni, ludah, ataupun

keringat akan berwarna kemerahan, hal ini adalah hal biasa dari

pemakaian rifampicin.

4. Obat ini diminum 3x sehari 1 bungkus sesudah makan.

BAB VI

PEMBAHASAN

Resep 5

Pada praktikum kali ini,praktikan akan membuat sediaan serbuk,yaitu serbuk bagi

(pulveres).Pulveres adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan yang

digunakan untuk pemakaian dalam atau pemakaian luar.

Pada resep ini mengandung oleo sacch m pip,yang mengandung campuran 1 tetes minyak

yang mudah menguap,(oleum menthae) dan 2 gr Sl dan tingtuur opii dalam bentuk

tingtur.Tinctura opii dalam resep ini dalam jumlah besar maka pembuatannya dengan

menguapkan diatas tangas air sampai kental baru ditambahkan zat tambahan dan aduk

sampai kering.Setelah diuapkan tincture opii akan berkurang beratnya yaitu dalam jumlah

kecil,maka pembuatannya dalam lumping panas.Tinctur opii harus ditimbang menggunakan

timbangan kasar karena beratya lebih dari 1 g.Kemudiaan oleum ditetesi terakhir supaya tak

menguap.Pada resep ini ditambahkan SL sebanyak 4 g untuk memenuhi bobot ideal

pulveres.

46

Page 47: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Pertama tama kita siapkan alat dan bahan,setelah itu kita timbang tincture opii sebanyak 10

g dalam cawan porselen yang sudah di tara lalu uapkan di atas tangas air menjadi 1/3

bagian,sambil menunggu tincture opii di uapkan,kita perlu memanaskan mortar.Setelah

tincture opii diuapkan dan dikeringkan dengan Sl sebanyak 6 g dalam cawan

porselen.Setelah digerus masukkan dalam mortar yang panas tadi yang sebelumnya sudah

di lap hingga kering,gerus ad homogen.Keluarkan dari mortir yang digerus tadi,lalu timbang

dan bagi menjadi 20 bagian.Penyimpangan dalam perbungkus dengan total berat adalah 15

% tiap 2 bungkus.dan tidak lebih 10% tiap 18 bungkus.Kemas rapi dengan perkamen dan

beri etiket putih.Karena tincture opii adalah narkotik maka harus ditulis “tidak boleh diulang

tanpa resep dokter” dan obat ini diminum setelah makan.

Resep 6

Pada praktikum kali ini,praktikan akan membuat sediaan serbuk,yaitu serbuk bagi

(pulveres).Pulveres adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan yang

digunakan untuk pemakaian dalam atau pemakaian luar.

Pada resep ini riampicin,INH,dan vitamin b6 dalam pemakaiannya dipisah karena apabila

digabung akan menyebabkan hipotoksisitas.

Yang pertama tama dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan.Setelah semuanya

siap,dibuat pengenceran carmine 15 mg dengan cara timbang 50 mg. Bahan bahan lain yang

ditimbang juga ditimbang sesuai penimbangan,namun harus sesuai dengan umur dan berat

badan pasien agar efek terapi yang diharapkan sesuai dengan umur dan bobot pasien

tersebut.

Setlah semua bahan dgerus ditambahkan SL untuk rifampicin sebanyak 0,3 g dibungkus jadi

10 bungkus (10x300mg = 3000 mg – 1200 mg = 1800 mg) jadi SL yang digunakan sebanyak

1800 mg.Penambahan SL ini bertujuan untuk memenuhi bobot ideal dari serbuk dan

menutupi rasa pahit dan kurang enak pada obat tersebut.bungkus dalam kertas perkamen

dn beri etiket putih.

47

Page 48: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

48

Page 49: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Muhammad. 1987 . Ilmu Meracik Obat . Gajah Mada Unifersity Press :

Yogyakarta.

Tim Penyusun. 1979 . Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Formularium Indonesia . Depkes RI : Jakarta.

49

Page 50: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Maksud Praktikum

Maksud dari pelaksanaan praktikum farmasetika dasar ini adalah agar

mahasiswa/i dapat memahami dan memiliki keterampilan dalam pembuatan sediaan

obat dalam bentuk kapsul.

I.II Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat membaca dan memahami resep dokter.

2. Mahasiswa dapat menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

3. Mahasiswa dapat menghitung dosis dengan benar.

4. Mahasiswa dapat menimbang bahan dengan benar.

5. Mahasiswa dapat mengerjakan bahan obat dalam sediaan.

6. Mahasiswa dapat mengemas sediaan dengan tepat dan memberikan informasi

tentang sediaan kepada pasien.

50

Page 51: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Kapsul adalah sediaan yang terbungkus cangkang kapsul,keras atau lunak,menurut

farmakope Indonesia edisi III. Sedankan menurut farmakope IV adalah cangkang kapsul

dibuat dari gelatin pati,atau bahan lain yang cocok.

Kapsul cangkang keras,kapsul ini terdiri atas bagian wadah dan tutup myang terbuat

dari metal selulosa,gelatin , pati,atau bahan lain yang cocok.ukuran kapsul bervariasi dari

no.5 sampai no. 000, kecuali cangkang kapsul untuk hewan.cangkang kpsul biasanya diisi

dengan bahan padat atau serbuk,butiran atau granul.campuran serbuk yang cenderung

meleleh dapat diisikan kedalam kapsul cangkang keras.jika menggunakan absorben,seperti

MgO3 atau silicon doksida.

Kapsul cangkang lunak,kapsul jenis merupakan satu kesatuan berbentuk

bulat,silindris atau bulat telur yang terbuat dari gelatin atau bahan lain yang cocok.biasanya

tebal daripada cangkang keras dan dapat di plastisasi dengan penambahan senyawa poliol

seprti sorbitol atau gliserin.

Keuntungan bentuk sediaan kapsul:

Bentuknya menarik dan praktis

Dapat menutupi rasa dan bau yang kurang enak

Mudah ditelan,cepat hancur/larut dalam perut sehingga cepat diarbsorbsi

Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dan dosis yang berbeda-beda

sesuai kebutuhan manusia

Kapsul dapat diisi dengan cepat tanpa zat tambahan

Kerugian bentuk sediaan kapsul:

Tidak untuk zat- zat yang mudah menguap karena pori- pori kapsul tidak dapat

menahan penguapan

Tidak untuk zat yang bersifat higroskopis

Tidak untuk zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul

Tidak dapat diberikan untuk balita

51

Page 52: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Tibisa dibagi ½

Uji kebocoran kapsul:

Kapsul diletakkan dikertas saring atau kertas buram dan digelindingkan beberapa kali

Apabila kapsul bocor akan meninggalkan noda dikertas

Cara membersihkan kapsul:

Bagian luar kapsul harus bebas dari sisa bahan obat yang mungkin masih menempel

pada dinding kapsul

Caranya: kapsul diletakkan diatas sepotong kain (linen,wool) kemudian digosok

hingga bersih

Sebaiknya kapsul disimpan:

Diruang yang tidak terlalu lembab atau kering

Didalam wadah gelas tertutup rapat diberi silica

Didalam wadah plastic,diberi pengering

Didalam blister/ strip alumunim foil.

52

Page 53: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

dr. alisaJl. Kelinci 189 SamarindaSIP : 145 / DKK / 2001

Smd,R/ prednisone½ tabAminophyllin½ tab

CTM2 mgm.f.pulv.la.dtd.No X da.in.caps

S.o.q.h.caps IPro : Komeng (10thn)

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Resep 1

I. Resep asli

a. Resep standar : -

b. Kelengkapan resep

Paraf dokter tidak tertera

Tanggal penulisan resep tidak tertera

Alamat pasien tidak tertera

c. Penggolongan obat

O :

G : Prednison, Aminophyllin

W :

53

Page 54: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

B : CTM

d. Komposisi bahan : -

II. Uraian bahan

a. Prednisone

Sinonim : Prednisonum.

Farmakologi : Kortikosteroid yang bekerja dengan mempengaruhi

metabolism garam dan air (OOP V,679).

Kegunaan : serbuk hablur putih atau hampir putih, tidak berbau,

mula – mula tidak berasa kemudian pahit.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol

(95%) P, dalam kloroform P, dalam

Dosis : DLA : 1x = -

1h = 1 mg/kg – 2 mg/kg

DMD : -

( FI III, 949 )

b. Aminophyllin ( FIIII, 82 )

Sinonim : Aminofilia, aminophyllinum, teofilina etildimina

Farmakologi : Berdaya spasmilotis, menstimulasi jantung dan

mendilatasinya menstimulasi SSP dan pemafaran (OOP V, 613).

Kegunaan : Bronkodilator, antispasmodikum, diuretikum.

Pemerian : Butir atau sebuk, putih atau agak kekuningan, bau

lemah mirip aminiak, rasa pahit.

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 5 bagian air, jika dibiarkan

mungkin menjadi keruh, praktis, tidak larut dalam etanol (95%) P dan

dalam eter P.

Dosis : DLA : 1x = 5 mg/kg

54

Page 55: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

1h = -

( FI III, 922 )

DMD : 1x = 500 mg

1h = 1500 mg

( FI III, 960 )

c. CTM ( FI III, 153 )

Sinonim : Chlorpheniramini Maleas

Kegunaan : Antihistaminikum

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit.

Kelarutan : Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol 95%

P dan dalam 10 bagian kloroform P, sukar larut dalam eter p.

Dosis : DLA : 1x = -

1h = 0,35 ( dibagi dalam 4 dosis)

( FI III, 927 )

DMD : 1x = -

1h = 40 mg

DLD : 1x = 2 mg – 4 mg

1h = 6 mg – 16 mg

( FI III, 963 )

III. Perhitungan dosis

a. Prednisone

Tiap 4 jam 1 kapsul = 164

+ 1 = 5x sehari

DLA : 1x = -

55

Page 56: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

1h = 1 mg/kg – 2 mg/kg

BB laki-laki 10thn

(ISO 42, 445) 10 thn 6 bln adalah 23,9 kg

Berat : bulan = 2 3,9 kg : 126 bln = 0,19 kg/bln

Jadi umur anak 10 thn = 0,19 kg/bln x 120 bln = 22,8

DLA : 1h = (1 mg/kg – 2 mg/kg) x 22,8 kg

= 22,8 mg – 45,6 mg

DLA : 1x = ( 22,8 mg – 45,6 mg ) : 3

= 7,6 mg – 15,2 mg

1x = ( 22,8 mg – 45,6 mg ) : 4

= 5,7 mg – 11,4 mg

Dosis dalam resep

Prednisone : 1x = ½ tab x 5 mg = 2,5 mg

1h = 2,5 mg x 5 = 12,5 mg

Kesimpulan : dosis subterapi

Rekomendasi : dosis dinaikkan

1x = 6 mg

1h = 35 mg

b. Aminophyllin

DLA : 1x = 5 mg/kg

56

Page 57: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

1h = -

DMD : 1x = 500 mg

1h = 1500 mg

DLA : 1x = 5 mg/kg x 22,8 kg = 114 mg

1h = 114 mg x 6 = 684 mg

DMD : 1x = 1020

x500 mg=250 mg

1h = 1020

x1500 mg=750 mg

Dosis dalam resep

Aminophyllin : 1x = ½ tab x 200 mg = 100 mg

1h = 100 mg x 5 = 500 mg

Kesimpulan : Dosis Terapi

c. CTM

DLA : 1x = -

1h = 0,35 mg (dibagi dalam 4 dosis)

DMD : 1x = -

1h = 40 mg

DLA : 1x = 0,35 mg : 4 = 0,0875 mg

DMA : 1h = 1020

x 40 mg=20 mg

1x = 20 mg : 6 = 3,33 mg

Dosis dalam resep

CTM : 1x = 2mg

1h = 2 mg x 5 = 10 mg

Kesimpulan : Dosis Terapi

IV. Perbaikan resep

R/ Prednison 1,2 tab

Aminophyllin 0,6 tab

57

Page 58: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

CTM 2 mg

m.f.pulv.la.dtd.No X.da.in.caps

S.o.q.h caps I

V. Penimbangan

1. Prednisone : 6 mg x 10 kapsul = 60 mg = 12 tab

2. Aminophyllin : 120 mg x 10 kapsul = 1200 mg = 6 tab

3. CTM :2 mg x 10 kapsul = 20 mg = 5 tab

VI. Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Timbang semua bahan sesuai perhitungan.

3. Gerus tablet prednisone dimortir kecil, gerus sampai halus.

4. Gerus tablet aminophyllin dalam mortir kecil, gerus ad halus.

5. Buat pengenceran CTM, ambil 50 mg CTM dan 450 mg SL,

masukkan dalam mortir dan gerus ad halus dan homogeny. Ambil dan

timbang sebanyak bahan yang dibutuhkan dari campuran ini.

6. Masukkan hasil gerusan tablet prednisone ke dalam mortir, tambahkan

sebagian SL, kemudian gerus sampai halus dan homogeny.

7. Masukkan hasil gerusan aminophyllin dan pengenceran CTM ked

al;am mortir sampai halus dan homogeny. Kemudian tambahkan sisa

SL, gerus sampai halus dan homogeny.

8. Bagi serbuk menjadi 10 bagian yang sama, kemudian masukkan ke

dalam cangkang kapsul yang telah disiapkan, kemudian tutup dengan

kepala kapsul sampai rapat.

9. Kemas dan beri etiket putih.

VII. Etiket

58

Page 59: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratirium Farmasetika DasarAkademi Farmasi Samarinda

Apt : Riswan TakdirNo :1Smd, 12 Nov 2010

Komeng3x sehari 1 kapsul

Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

VIII. Edukasi

1. Obat ini adalah obat yang digunakan bagi pasien penyakit asma yang

disebabkan oleh adanya peradangan pada saluran pernapasan.

2. Obat ini diminum setiap 4 jam 1 kapsul.

3. Obat ini disimpan ditempat yang kering dan terlindung dari cahaya

matahari.

59

Page 60: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Dr.MalikaJl. Rambutan V/23 Samarinda

SIP : 279 / DKK / 2001Smd,

R/ Ext. Belladone3Eaeosacch. Foeniculli2

m.f.la.pulv.No X da.in.capsS.t.dd.caps

Pro : Azis (13thn)

Resep 2

I. Resep asli

a. Resep standar

Oleosacch. Foeniculli :

Oleaosacchara olie sokers, mengandung campuran satu tetes minyak

yang mudah menguap dengan 2 gr serbuk gula oleaosacchara tidak

boleh ada dalam sediaan.

b. Kelengkapan resep

Tanggal penulisan resep tidak lengkap

Alamat pasien tidak tertera

Paraf dokter tidak tertera

c. Penggolongan obat

O : Ext. belladone

G :

60

Page 61: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

W :

B : Ol. Sacch foeniculli

d. Komposisi bahan : -

II. Uraian bahan

a. Extrak belladone ( FI III, 108 )

Sinonim : Belladone extracum.

Farmakologi : Melumpuhkan akomodasi (ryclopegia) sebagai

spasmolitikum pada kejang di saluran lambung dan urogenital (OOP

V, 48).

Kegunaan : Parasimpatalitik.

Pemerian : Masaa kental, coklat tua.

Kelarutan : -

Dosis : DLD : 1x = 10 mg – 20 mg

1h = 30 mg – 60 mg

DMD : 1x = 20 mg

1h = 80 mg

b. Oleosacch Foeniculli ( FI III, 457 )

Terdiri dari :

Ol. foeniculli

Sinonim : Minyak adas..

Farmakologi : Menstimulasi sekresi dahak, berdaya spasmolitis juga

berdaya bakteriostatis (OOP V, 625).

Kegunaan : Karminatikum.

Pemerian : Cairan kuning pucat, tidak berwarna, baud an rasa

khas, menyerupai buahnya.

Kelarutan : Larut dalam 1 bagian etanol (90%) P.

Dosis : -

61

Page 62: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

SL ( FI III, 338 )

Sinonim : Gula putih, saccharosa, sacharum, laktosa.

Kegunaan : Zat tambahan.

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.

Kelarutan : larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air

mendidih, sukar larut dalam etanol ( 95% ) P, praktis tidak larut dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Dosis : -

III. Perhitungan dosis

a. Ext. belladone

DLD : 1x = 1320

x (10 mg−20 mg )

= 6,5 mg – 13 mg

1h = 1320

x (30 mg−60 mg )

= 19,5 mg – 30 mg

DMD : 1x =1320

x 20 mg=13 mg

1h = 1320

x 80 mg=52 mg

Dosis dalam resep

Ext. belladone : 1x = 3 g = 3000 mg : 10 = 300 mg

1h = 300 mg x 3 = 900 mg

Kesimpulan : Dosis overdosis

Rekomendasi : Dosis diturunkan

1x = 10 mg

1h = 10 mg x 3 = 30 mg

62

Page 63: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

IV. Perbaikan resep

R/ ext. belladone 100 mg

Elaeosacch foeniculli 2

m.f.la.pulv. no X da.in.caps

S.t.dd.I.caps

V. Penimbangan bahan

1. Ext. Belladone = 100 mg

2. Elaeosacch foeniculli

SL = 2 g

Ol. Foeniculli = 1 tetes

VI. Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Timbang semua bahan sesuai dengan penimbangan.

3. Buat oleaosacch foeniculli dengan mencampurkan 2 gr SL dan 1 tetes

oleum foeniculli, gerus sampai kering dan homogeny di dalam mortir

kecil.

4. Panaskan mortir dengan air panas kemudoan buang airnya dan

keringkan.

5. Masukkan ext. belladone yang sudah ditimbang ke dalam mortir yang

sudah dipanaskan tadi, lalu tambahkan etanol 70% 3 tetes, kemudian

tambahkan sebagian SL sampai kering dan homogeny.

6. Tambahkan hasil pembuatan Ol. Foeniculli ke dalam campuran No. 5

lalu tambahkan masing – masing ke dalam cangkang kapsul lalu tutup

himgga rapat.

7. Kemas dan beri etiket putih.

63

Page 64: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratirium Farmasetika DasarAkademi Farmasi Samarinda

Apt : Riswan TakdirNo :2Smd, 12 Nov 2010

Azis3x sehari 1 kapsul

Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

VII. Etiket

VIII. Edukasi

1. Obat ini digunakan pada pasien yang mengalami kejang pada saluran

percernaan (lambung) serta membantu mengeluarkan angin dari dalam

perut sehingga rasa kembung dapat dikurangi.

2. Obat ini diminum 3x sehari 1 kapsul.

3. Simpan obat ditempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari.

64

Page 65: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

BAB IV

PEMBAHASAN

Resep 1

Pada resep kali ini sediaan yang dikerjakan adalah kapsul .Pengertian kapsul yaitu

bentuk sediaan obat yang terbungkus cangkang kapsul,keras atau lunak (FI III),Cangkang

kapsul dibuat dari gelatin , pati, bahan lain yang cocok (FI IV).

Pertama tama kita siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.Kemudian timbang

semua bahan sesuai penimbangan.Sebelum itu kita harus menghitung dosis sesuai umr dan

berat badan pasien agar efek dari obat terapi.Setelah semua bahan yang kita gerus halus

dan homogen lalu timbang bobot akhirnya.Perhitungan bobot akhir

Bobot aminophyllin + prednisone + CTM = 2900 = 290 mg

Numero 10

Jadi setiap 1 kapsul bobotnya 290 mg,yang digunakan adalah cangkang nomor 1,walaupun

bobotnya tidak sesuai dengan cangkang no 1 yaitu 300 mg,tapi tidak perlu ditambahkan

bahan tambahan.Sebab salah 1 keuntungan kapsul adalah dapat diisi dengan cepat tanpa

bahan tambahan.Lalu bagi sebanyak 10 bagian yang sama banyak di atas kertas

perkamen.Kemudian masukkan kedalam cangkang kapsul no 1.Masukkan kedalam sak

plastic dan beri etiket putih.Pada etiket “tidak boleh diulang tanpa resep dokter” karena

mengandung prednisone,prednisone adalah obat keras.

65

Page 66: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Resep 2

Pada resep kali ini sediaan yang dikerjakan adalah kapsul .Pengertian kapsul yaitu

bentuk sediaan obat yang terbungkus cangkang kapsul,keras atau lunak (FI III),Cangkang

kapsul dibuat dari gelatin , pati, bahan lain yang cocok (FI IV).

Pertama tama kita siapkan alat dan bahan yang digunakan,setelah itu timbang

semua bahan sesuai penimbangan.Kita harus menghitung dosis terlebih dahulu sesuai umur

dan berat badan agar obat bisa mencapai efek terapi yang di inginkan.Setelah semua siap

kita harus memanaskan mortir,sembari menunggu mortir panas,kita timbang extract

belladone 100 mg yang sebelumnya harus ditara dulu kaca arlojinya.Setelah itu masukkan

ext belladone yang telah di timbang kedalam mortir yang panas dan dikeringan dengan

SL.Penambahan Sl berguna untuk mengeringkan ext belladone. Penambahan SL ext

belladone 5 – 10 kali berat ext belladone sebanyak

9 x 100 mg = 900 mg

Kemudian tambahkan alcohol 70% 2 – 3 tetes gerus ad kering dan homogen,seteah

itu tambahkan oleosacch foeniculli sebanyak 2 g yag mengandung campuran 1 tetes oleum

foeniculli dan 2 g SL gerus ad homogen.Ol. foeniculli dimasukkan terakhir agar tidak

menguap.Jadi setelah semua kita gerus ad homogen kita timbang bobot akhirnya,dimana

saya dapat bobot 290 mg.

Jadi seperti resep 1 yang bobotnya 290 mg kita juga menggunakan cangkang kapsul

nomor 1,bago 10 bagian sama banyak di atas kertas perkamen lalu masukkan kedalam

cangkang kapsulnya dan beri etiket putih

66

Page 67: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Muhammad. 1987 . Ilmu Meracik Obat . Gajah Mada Unifersity Press :

Yogyakarta.

Tim Penyusun. 1979 . Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Formularium Indonesia . Depkes RI : Jakarta.

67

Page 68: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Resep 3

I. Resep asli

a. Resep standar : -

b. Kelengkapan resep

Paraf dokter tidak tertera.

Alamat pasien tidak tertera.

c. Penggolongan obat

O :

G :

W :

B : Ol. Iecoris

d. Komposiso bahan : -

68

Dr. Dwi Puspita

SIP : 2698 / DKK / 2007

Jl. Krembangan Asri No. 127 Gresik

Gresik, 19/08/2008

R/ Ol. Iecoris Aselli Gtt. X

f.caps.dtd. No.V

S.s.dd.caps I

Pro : Putri (14thn)

Page 69: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

II. Uraian bahan

a. Ol. Iecoris aselli ( FI III, 457 )

Sinonim : Minyak ikan.

Farmakologi : Sintesis mengandung campuran dari kedua vitamin

terlarut dalam minyak atau tersolubilisasi dalam air dengan bantuan

detergens (tween).

Kegunaan : Sumber vitamin A dan vitamin D.

Pemerian : Kuning pucat, bau khas, agak menis, tidak tengik, rasa

khas.

Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam

kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P.

Dosis : DLD : 1x = 5 ml

III. Perhitungan dosis : -

IV. Penimbangan bahan

1 gr air = 20 tetes pipet internasional, 1 gr air = 22 tetes pipet biasa.

Ol. Iecoris aselli : 10 tts x 5 = 50 tts x 2210

= 55 tts pipet biasa untuk 5

kapsul = 11 tts pipet biasa untuk 1 cangkang.

Perhitungan

Untuk menentukan isi kapsul :

20 tetesair20 tetes pipet international

x 10=10 tts /kpsl

Untuk menentukan cangkang kapsul 10tts /kpsl20 ttsair

x1gr=0,5 g:

: cangkang No. 0

69

Page 70: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratirium Farmasetika DasarAkademi Farmasi Samarinda

Apt : Riswan TakdirNo 3Smd, 19 Nov 2010

Putri (14thn)1x sehari 1 kapsul

Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

V. Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Ambil Ol. Iecoris aselli dalam beaker gelas.

3. Masukkan kedalam cangkang kapsul sebanyak 10 tetes untuk tiap

kapsul. Tutup kapsul dengan bantuan campuran alkali dan air yang

dioleskan pada tepi mulut badan cangkang kapsul.

4. Uji kebocoran dengan menggelindingkan kapsul pada kertas saring.

5. Masukkan ke dalam wadah yang cocok, beri etiket putih.

VI. Etiket

VII. Edukasi

1. Obat ini untuk multivitamin (sumber Vit A dan Vit D).

2. Diminum 1x sehari 1 kapsul.

3. Simpan ditempat yang kering dan sejuk serta terhindar dari sinar

matahari.

70

Page 71: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Resep 4

I. Resep asli

a. Resep satndar : -

b. Kelengkapan resep

Nama dokter, SIP dan alamat praktek tidak tertera.

Tanggal penulisan resep tidak tertera.

Paraf dokter tidak tertera.

Umur dan alamat pasien tidak tertera.

c. Penggolongan obat

O :

G : Coffeinum, theophyllinum

W :

B :

d. Komposisi bahan : -

II. Uaraian bahan

a. Coffeinum (FI III, 175)

Sinonim : Kofeina.

71

R/ Coffeinum

Theophyllinum aa 1,5

m.f.caps.No XX

S.t.d.d.caps.I

Pro : Nn. Chika

Page 72: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Farmakologi : Kofeina adalah perangsang susunan saraf pusat yang

kuat dari korteks, medulla, sampai medulla spinalis.

Kegunaan : Stimulan saraf pusat, kordiotonikum.

Pemerian : Serbuk atau hablur bentuk jarum mengkilat biasanya

menggumpal, putih, tidak berbau rasa pahit.

Kelarutan : Agak sukar larut dalam air dan dalam etanol (95%) P,

mudah larut dalam kloroform P, sukar larut dalam eter P.

Dosis : DLD : 1x = 100 mg – 200 mg

1h = 300 mg – 600 mg

DMD : 1x = 500 mg

1h = 1,5 mg

( FI III, 964 )

b. Theophyllinum (FI III, 597)

Sinonim : Teofilina.

Farmakologi : Teofilina juga menstimulasi SSP dan pernapasan,

serta bekerja diuretic lemah dan singkat.

Kegunaan : Spasmolotikum bronchial.

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, pahit, mantap

diudara.

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 150 bagian air, lebih

mudah larut dalam air panas, larut dalam lebih kurang 120 bagian

etanol (95%) P, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam

ammonia encer P.

Dosis : DLD : 1x = 200 mg

1h = 500 mg

DMD : 1x = 500 mg

1h = 1g

( FI III, 990 )

III. Perhitungan dosis

72

Page 73: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

a. Coffeinum

DLD : 1x = 100 mg – 200 mg

1h = 300 mg – 600 mg

DMD : 1x = 500 mg

1h = 1500 mg

Dosis dalam resep

Coffeinum : 1x = 1500 mg : 20 kapsul = 75 mg

1h = 75 mg x 3 = 225 mg

Kesimpulan : Dosis Subterapi

Rekomendasi : Dosis dinaikkan

1x = 100 mg

1h = 100 mg x 3 = 300 mg

b. Theophyllinum

DLD : 1x = 200 mg

1h = 500 mg

DMD : 1x = 500 mg

1h = 1000 mg

Dosis dalam resep

Theophyllinum : 1x = 1500 mg : 20 kapsul = 75 mg

1h = 75 mg x 3 = 225 mg

Kesimpulan : Dosis Subterapi

Rekomendasi : Dosis dinaikkan

1x = 200 mg

1h = 200 mg x 3 = 600 mg

IV. Perbaikan resep

R/ Coffeinum 2

Theophyllinum 4

73

Page 74: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratirium Farmasetika DasarAkademi Farmasi Samarinda

Apt : Riswan Takdir No : 4Smd, 19 Nov 2010

Nn. chika1x sehari 1 kapsul

Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

m.f.caps.No.XX

S.t.d.d.caps I

V. Penimbangan bahan

1. Coffeinum : 2 g

2. Theophyllinum : 4 g

VI. Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Timbang semua bahan sesuai perhitungan.

3. Masukkan coffeinum ke dalam mortir lalu gerus ad halus.

4. Masukkan theophyllinum ke dalam mortir, lalu gerus ad homogeny.

5. Keluarkan dari mortir dan timbang bobot akhir. Lalu dibagi menjadi 2

bagian yang sama banyak masing – masing untuk 10 kapsul.

6. Masukkan ke dalam cangkang kapsul yang sesuai.

7. Kemas dalam sak plastic dan beri etiket putih.

VII. Etiket

74

Page 75: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

VIII. Edukasi

1. Diminum 3x sehari 1 kapsul.

2. Obat ini digunakan untuk sesak yang merangsang system saraf pusat.

3. Simpan obat ditempat yang kering dan terlindung dari cahaya

matahari.

75

Page 76: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

BAB IV

PEMBAHASAN

Resep 3

Pada resep kali ini sediaan yang dikerjakan adalah kapsul .Pengertian kapsul yaitu bentuk

sediaan obat yang terbungkus cangkang kapsul,keras atau lunak (FI III),Cangkang kapsul

dibuat dari gelatin , pati, bahan lain yang cocok (FI IV).

Sediaan kapsul yang dibuat berisi oleum iecoris asselli atau minyak ikan yang berfungsi

sebagai sumber vitamin A dan vitamin D. Dalam pengerjaannya cangkang kapsul yang

digunakan adlah cangkang kapsul keras. Seharusnya untuk bahan yang berisi cair kapsul

yang digunakan adalah cangkang kapsul lunak. Dengan cangkang kapsul lunak resiko

kebocoran bisa di minimalisir atau bahkan tidak terjadi kebocoran. Sebelum memasukkam

oleum iecoris aselli kita harus mentaranya terlebih dahulu ditimbanga kasar untuk bobot

yang sesuai untuk tiap kapsulnya.

1gr air = 20 tetes pipet internasional

1gr air = 22 tetes pipet biasa (telah dihitung)

Ol.Iecoris Aselli= 10 tetes x 5 kapsul = 50tetes x 22/20

= 55 tetes pipet biasa untuk 5 kapsul

Jadi, 1 kapsul terdiri dari 11 tetes

Kita juga harus menentukan nomor cangkang berapa yang akan digunakan , cara

perhitungannya yaitu :

1kapsul / 22 tetes = 1gr / 11 tetes

11/22 = gr

0,5 = gr

76

Page 77: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Jadi, cangkang kapsul yang digunakan adalah nomor O

Perlu diperhatikan , untuk mengisi kapsul dengan bahan cair kapsul diletakkan dalam posisi

berdiri dengan bantuan gabus yang telah dilubangi sebelumnya. Cara meneteskannya pun

harus tegak lurus. Setelah oleum iecoris aselli dimasukkankedalam badan kapsul tutup

kapsul dengan bantuan campuran alcohol dan air yang dioleskan pada bagian luar badan

kapsul , kemudian ditutup sambil diputar hingga rapat. Semuanya harus dilakukan dengan

cepat, agar tidak merusak cangkang kapsul.

Resep 4

Pada resep kali ini sediaan yang dikerjakan adalah kapsul .Pengertian kapsul yaitu

bentuk sediaan obat yang terbungkus cangkang kapsul,keras atau lunak (FI III),Cangkang

kapsul dibuat dari gelatin , pati, bahan lain yang cocok (FI IV).

Resep kali ini mengandung 2 zat aktif yaitu cofeinum dan theophylin,keduanya

berasal dari tanaman yang sama dan mempunyai indikasi yang sama dan sinergis.Maka dari

itu harus di hitung dosis rangkapnya terlebih dahulu,setelah dihitung baik dosis 1x maupun

1 h nya tidak lebih dari 1 maka tidak over dosis,jadi resep 3 bisa dibuat tanpa rekomendasi

yang ditujukan untuk dokter yang menulis resepnya.Sebab apoteker dan asisten apoteker

tidak berhak mengubah dosis

77

Page 78: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

78

Page 79: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Muhammad. 1987 . Ilmu Meracik Obat . Gajah Mada Unifersity Press :

Yogyakarta.

Tim Penyusun. 1979 . Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Formularium Indonesia . Depkes RI : Jakarta.

79

Page 80: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

PENDAHULUAN

I.I Maksud Praktikum

Maksud dari pelaksanaan praktikum farmasetika dasar ini adalah agar

mahasiswa/i dapat memahami dan memiliki keterampilan dalam pembuatan sediaan

obat dalam bentuk salep.

I.II Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat membaca dan memahami resep dokter.

2. Mahasiswa dapat menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

3. Mahasiswa dapat menghitung dosis dengan benar.

4. Mahasiswa dapat menimbang bahan dengan benar.

5. Mahasiswa dapat mengerjakan bahan obat dalam sediaan.

6. Mahasiswa dapat mengemas sediaan dengan tepat dan memberikan informasi

tentang sediaan kepada pasien.

80

Page 81: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Salep adalah sediaan setengah padat yng mudah dioleskan dan digunakan sebgai obat

luar.bahan obat harus larut atau terdispersi homogeny dalam dasar salep yang cocok.

Bedasarkan konsisitensinya,salep dibedakan menjadi:

Unguenta adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega,tidak mencair

pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan

Krim(cremores)adalah sediaan setengah padat yang berupa emulsi mengandung air

yang tidak kurang dari 60%.terdapat dua tipe krim taitu tipe air-minyak dan minyak-air.krim

mudah diserap kulit dan dapat dicuci dengan air.

Pasata adalah sediaan massa lembek,mengandung lebih dari 50% bahan atau serbuk

dan merupakan penutup atau pelindung kulit.

Cerata adalah salep berlemak yang mengandung lilin(wax) presentase tinggi

sehingga konsistensinya lebih keras.

Gel,jelli adalah salep yang lebih halus umumnya cair dan mengandung

sedikit atau tanpa lilin.

Sedangkan penggolongan salep berdasarkan efek terapi dibedakan menjadi salep

epidermik,salep diadermik,salep endodermik.

Salep pidermik adalan salep yang dapat melindungi kulit dan menghasilkan efek

lokal karena bahan obat tak diarbsobsi.dasar salep yang digunakan adalah dasar salep

hidrokarbon.

Salep endodermik adalah salep dimana bahan obatnya menembus kedalam kulit dan

terabsorsi sebagian.

Salep diadermik adalah salep dimana bahan obatnya menembus kedalam melalui

kulit dan mencapai efek yang diinginkan karena diarbsorsi seluruhnya.

Penggolongan salep erdasarkan dasar salep dibedakan menjadi salep hirofobik

(berlemak) dan hidrofilik (menarik air). Dalam membuat sediaan salap ada beberapa dasar

salep antara lain:

Dasra salep hidrokarbon disebut pula dasar salep berlemak contohnya:

vaselin,paraffin cair dan minyak nabati.

81

Page 82: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Dasar salep serap dibedakan menjadi dasar salep yang bercampur dengan air

membentuk emulsi w/o contohnya lanolin anhidrat,em ulsi w/o yang dapat

bercampir dengan sejumlah larutan air tambahan juga berfungsi sebagai emolien

contohnya lanolin.

Dasar salep yang dapat dicuci dengan air cocok untuk dasar kosmetik contohnya

dasar salep emulsi o/w emlsyifing ointment BP

Dasar salep yang larutn dalam air atau disebit pula dasar salep berlemak contohnya

PEG,tragaka n,gom arab.

Pemilihan dasar salep dipengaruhi oleh:

Khasiat yang diinginkan

Sifat bahan yang dicampurkan

Ktersediaan hayati

Stabilitas

Ketahanan sediaan jadi

Kualitas dasar salep yang baik:

Stabil

Selama dipakai bebas dari inkompatibilitas,tidak terpengaruh suhu dan kelembapan

kamar

Lunak,semua zat dalam salep harus dalam keadaan halus serta seluruh produk harus

lunak dan homogeny

Mudah dipakai

Dasar salep yang cocok

Dapat terdistribusi merata

Persyaratan salep:

Stabil,salep harus stabil sejak diproduksi sampai dipakai.bebas dri ketidak

campuran.stabil pada kelembapan dan suhu kamar.

Lembut/licin,salep umumnya digunakn pada bagian kulit yang meradang lika atau

teriitasi

Homogeny obat cair atau padat harus terbagi rata dalam dasar salep.

82

Page 83: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Mudah digunakn salep harus mudah dioleskan.melunak pada suhu tubuh. Salep jenis

emulsi paling mudah dicuci dengan air dari kulit.

Dasar salep yang cocok,harus cocok secara fisika dan kimia dengan bahan obat.tidak

mengahambat efek terapi obat.mudah melepaskan baha obat dan tidak mengiritasi

seta stabil dalam penyimpanan.

Fungsi salep:

Pembawa bahan obat untuk pengobatan kulit

Bahan pelumas kulit (omolient)

Pelindung kulit

Peraturan pembuatan salep:

Peraturan salep pertama, zat- zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan

kedalamnya,jika perlu dilakukan pemanasan

Peraturan salep kedua, zat- zat yang dapat larut dalam air jika tidak ada petunjuk lain

dilarutkan dalam air.asalkan air yang digunakan dapat diserap oleh dasar salep dan

jumlah air yang dip[akai dikurngi dari basis salep

Peraturan salep etyiga, bahan- bahan yang sukar atu hanya sebagain larut dalam air

dan lamak,harus diserbukan terlebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak B4O

Peraturan salep keempat,salep- salep yang dibuat dengan cara

mencairkan,campuranya harus digerus sampai dingin.

83

Page 84: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Resep 1

I. Resep Asli

a. Resep Standar

R/ Pasta Zinci Aleosa 20

Sengoksida 60

Oleum Sesami 40

b. Kelengkapan Resep

Paraf dokter tidak tertera

Umur dan alamat pasien tidak tertera

c. Penggolongan Obat

O :

G :

84

dr. Mohammad Alif

SIP No. 133/SIP/DKK/2004

Jl. Imam Bonjol 200 Samarinda

Smd, 15 Des 2010

R/ Pasta Zinci Aleosa 20

m.f.pasta

Pro : Susan

Page 85: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

W :

B : Sengoksida

d. Komposisi bahan

Sengoksida 12 g

Oleum Sesami 8 g

II. Uraian Bahan

a. Sengoksida ( FI III, 636 )

Sinonim : Zinci oxydum

Kegunaan : Antiseptikum lokal, yaitu zat yang digunakan untuk

mendesinfeksi bermacam – macam permukaan dengan zat – zat

kimiawi.

Pemerian : serbuk amorf, sangat halus, warna putih atau putih

kekuningan, tidak berbau, tidak berasa,. Lambat laun meresap

karbondioksida dari udara.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol ( 95%)

P, larut dalam asam mineral dan dalam larutan alkali hidroksida.

b. Oleum Sesami ( FI III, 459 )

Sinonim : Minyak wijen

Kegunaan : Sebagai dasar salep

Pemerian : Cairan kuning muda, bau lemah, rasa tawar, tidak

membeku pada suhu 0 ˚.

Kelarutan : Sukar larut dalam etanol ( 95% ) P, mudah larut dalam

kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah.

85

Page 86: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratorium Farmasetika dasarAkademi Farmasi Samarinda

Apt : Riswan Takdir No : 1Smd, 15/12/2010

SusanDioleskan pada bagian yang sakit

OBAT LUAR

III. Penimbangan bahan

Sengoksida = 60

100x20=12 g

Oleum sesame = 40

100x20=8 g

IV. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Timbang bahan sesuai penimbangan.

3. Ayak sengoksida dengan pengayak 100 smesh dan timbang serbuk

yang telah diayak.

4. Masukkan oleum sesami ke dalam mortir, masukkan sengoksida yang

telah diayak. Gerus sampai homogen.

5. Masukkan bahan sediaan ke dalam pot kosong yang telah ditimbang.

Beri etiket biru.

V. Etiket

VI. Edukasi

Obat ini berkhasiat sebagai obat antiseptikum ekstern.

Obat dioleskan pada bagian yang teriritasi.

Simpan obat ditempat yang kering dan sejuk.

86

Page 87: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Jika terjadi iritasi hentikan pemakaian.

87

Page 88: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

dr. Muhammad AlifSIP No. 133/SIP/DKK/2004

Jl. Imam Bonjol 200 SamarindaSmd, 15 Desember 2010

R/ Unguentum 2 – 4 10Ungt. Peruvianumad 20

m.f.ungt.d.s.us.extrPro : Tn. Ahmad Doni

Resep 2

I. Resep Asli

a. Resep standar

Unguentum 2 – 4 ( Formularium Indonesia, 196 )

Acid salicyl 2

Sulfur praecip 4

Vaselin ad 100

Unguentum peruvianum ad 20 ( Formularium Indonesia, 244 )

Balsam peru 3

Vaselin kinung27

b. Kelengkapan resep

Paraf dokter tidak tertera

Alamat dan umur pasien tidak tertera.

88

Page 89: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

c. Penggolongan Obat

O :

G :

W :

B :

d. Komposisi bahan

Acid salicyl 0,2

Sulfur praecip 0,4

Vaselin putih 9,4

Balsam peru 1

Vaselin kuning 9

II. Uraian bahan

a. Acidum salicylicum ( FI III, 56 )

Sinonim : Asam salisilat

Kegunaan : Antifungi, yaitu obat luar yang dipakai untuk

mematikan atau menghambat fungi pathogen ( Ansel, 636 ).

Pemerian : hablur ringan tidak berwarna atau serbuk

berwarna putih, hampir tidak berbau, rasa agak manis atau tajam.

Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian

etanol ( 95% ) P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P,

larut dalam larutan ammonium asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P,

kalium sitrat P dan natrium p.

b. Sulfur praecip ( FI III, 591 )

Sinonim : sulfur praecipitatum, belerang endap.

Kegunaan : Antiskabies, yaitu obat yang mematikan tungau kudis,

bersifat membunuh tungau kudis. ( kamus kedokteran, 313 )

89

Page 90: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah

larut dalam karbondisulfida P, sukar larut dalam minyak zaitun P,

sanagt sukar larut dalam etanol ( 95% ) P.

c. Vaselin album ( FI III, 633 )

Sinonim : Vaselin putih

Kegunaan : Zat tambahan, yaitu sebagai dasar salep hidrokarbon

( IMO, 54 )

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini

tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (

95% ) P, larut dalam kloroform P, dalam eter p dan dalam eter minyak

tanah P, larutan kadang – kadang beropalesensi lemah.

d. Balsam peru ( FI III, 102 )

Sinonim : Balsamum peruvianum

Kegunaan : Antiseptikum ekstern, yaitu zat – zat yang digunakan

dalam dermatologi untuk mendesinfeksi kulit dan selaput lender

( OOP, 228 ).

Pemerian : Cairan kental, lengket tidak berserat, coklat

tua, dlam lapisan tipis berwarna coklat, transoaran kemerahan, bau

aromatic khas menyerupai vanillin.

Kelarutan : Larut dalam kloroform P, sukar larut dalam

eter P, dalam eter minyak tanah P dan dalam asam asetat glacial P.

e. Vaselin kuning ( FI III, 633 )

Sinonim : Vaselin flavum.

Kegunaan : Zat tambahan, sebagai bahan dasar salep.

90

Page 91: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, kuning muda

sampai kuning, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan

hingga dingin tanpa diaduk. Berflouresensi lemah, juga jika dicairkan,

tidak berbau, hampir tidak berbau.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (

95% ) P, larut dalam kloroform P, dalam eter p dan dalam eter minyak

tanah P, larutan kadang – kadang beropalesensi lemah.

III. Penimbangan bahan

Asam salisilat =2

100x10=0,2 g=200 mg

Belerang endap = 4

100x10=0,4 g=400 mg

Vaselin putih = 94

100x10=9,4 g=9400 mg

Balsam peru = 3

100x10=1 g=1000 mg

Vaselin kuning = 27

100x10=9 g=9000 mg

IV. Cara Kerja

1. Disiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.

2. Timbang bahan – bahan sesuai dengan penimbangan.

3. Gerus belerang endap hingga halus, sisihkan.

4. Gerus asam salisilat dan diteteskan eter secukupnya, digerus hingga

eter menguap lalu tambahkan belerang endap, gerus hingga homogen.

5. Tambahkan vaselin, gerus ad homogeny. Terkhir tambahkan balsam

peru sedikit demi sedikit, gerus ad homogen.

6. Masukkan bahan yang sudah ditimbang ke dalam pot kosong yang

sudah ditimbang, beri etiket biru.

91

Page 92: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratorium Farmasetika DasarAkademi farmasi Samarinda

Apt : Riswan TakdirNo : 2Smd, 15/12/2010

Tn. Ahmad doniOleskan pada bagian yang sakit

OBAT LUAR

V. Etiket

VI. Edukasi

1. Obat ini berkhasiat sebagai antijamur.

2. Obat ini dioleskan pada bagian yang sakit.

3. Simpan obat di tempat yang sejuk, kering dan terlindung

cahaya ,atahari.

4. Obat ini dipakai untuk pemakaian luar.

92

Page 93: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

BAB IV

PEMBAHASAN

Resep 1

Pada praktikum kali ini akan dibuat sediaan salep.Salep adalah sediaan setengah

padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar (FI III),salep berdasar

konsistensi terdiri dari unguenta,krim,pasta,cerata,dan gel.Pada resep ini akan dibuat

sediaan pasta.Pasta adalah sediaan yang ber massa lembek mengandung lebih dari 50%

bahan obat serbuk.

Pasta dibagi menjadi 3 yaitu pasta berlemak,pasta kering,pasta pendingin.Pada

resep 2 ini termasuk pasta berlemak sabagai minyak lemak menjadi dasar salepnya.Saat

membuat sediaan ini sengoksida harus diayak terlebih dahulu dengan ayakan 100 mesh

karena kalau ditimbang dahulu baru kemudian di ayak hasilnya tidak sesuai.Ayakan kita

harus benar benar terayak agar tidak ada gumpalan gumpalan yang ikut

tercampur.Sengoksida dicampur terakhir sebab,kalau dimasukkan di awal dikhawatirkan

akan sukar bercampur atau hasilnya terlalu padat namun dapat diatasi dengan penambahan

sedikit demi sedikit sengoksida agar massa homogen dan tidak kaku karena jumlah basis

saelp lebih sedikit dari zat yang padat.

Jangan lupa menuliskan netto pada pot salep dengan cara

(pot kosong + sediaan) – pot kosong

93

Page 94: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Resep 2

Pada praktikum kali ini akan dibuat sediaan salep.Salep adalah sediaan setengah

padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar (FI III),salep berdasar

konsistensi terdiri dari unguenta,krim,pasta,cerata,dan gel.Pada resep 3 kali ini akan

membuat sediaan unguenta,unguenta adalah salep yang memiliki konsistensi seperti

mentega tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan.

Pada resep terdapat resep standar yaitu unguentum 2-4 yang biasa disebut vaselin

kuning.Unguentum 2-4 terdiri dari asam salisilat 2 dan belerang endap 4 serta vaselin

kuning ad 100 (formularium Indonesia). 2-4 menunjukkan perbandingan masing masig

bahan.Vasellin putih tidak digunakan dalam resep ini,karena vaselin putih adalah bentuk

yang dipucatkan warnanya dari vaselin kuning.Pemucatan menggunakan asam sulfat yang

apabila terkena mata akan sangat berbahaya.

Pada resep ini balsam peru ditambah terakhir karena penggerusan dalam waktu lama akan

membuat munculnya dammar dan membuat khasiatnya hilang.

94

Page 95: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Muhammad. 1987 . Ilmu Meracik Obat . Gajah Mada Unifersity Press :

Yogyakarta.

Tim Penyusun. 1979 . Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Formularium Indonesia . Depkes RI : Jakarta.

95

Page 96: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Dr. malikaJl. Rambutan V / 23 SamarindaSIP : 279 / DKK / 2001Smd,R/ ungt. Whitefield10AddeTinct. Iodii 3%5m.f.da.s.u.ePro : Aliya

Resep 3

I. Resep asli

a. Resep standar

R/ Ungt. Whitefield 10

Asam benzoate 5

Asam salisilat 5

Lanolin 45

Vaselin putih 45

b. Kelengkapan resep

Paraf dokter tidak tertera

Umur dan alamat pasien tidak tertera

Tanggal resep tidak lengkap

c. Penggolongan obat

96

Page 97: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

O :

G :

W :

B : Asam benzoate, asam salisilat, lanolin, vaselin putih.

d. Komposisi bahan

Asam benzoate 0,5

Asam salisilat 0,5

Lanolin 4,5

Vaselin putih 4,5

Tinct. Iodii 3% 5

II. Uraian Bahan

a. Asam benzoate ( FI III, 49 )

Sinonim : Acidum benzoicum

Kegunaan : Antiseptikum ekstern, antijamur

Pemerian : hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak berbau.

Kelarutan : Larut dalam ± 350 bagian air, dalam ± 3 bagian etanol

( 95% ), dalam 8 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.

b. Asam salisilat ( FI III, 56 )

Sinonim : Acidum salicylicum

Kegunaan : Antifungi, yaitu obat luar yang dipakai untuk

mematikan atau menghambat fungi pathogen ( Ansel, 636 ).

Pemerian : hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna

putih, hampir tidak berbau, rasa agak manis atau tajam.

Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol

( 95% ) P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P, larut

dalam larutan ammonium asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P, kalium

sitrat P dan natrium P.

97

Page 98: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

c. Lanolin ( FI III, 61 )

Sinonim : Adeps lanae, lemak bulu domba

Kegunaan : Zat tambahan

Pemerian : Zat berupa lemak, lekat, kuning muda atau kuning

pucat, agak tembus cahaya, bau lemah dan khas.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam

etanol ( 95% ) P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P.

d. Vaselin putih ( FI III, 633 )

Sinonim : Vaselin album

Kegunaan : Zat tambahan, yaitu sebagai dasar salep hidrokarbon

( IMO, 54 )

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap

setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol ( 95% )

P, larut dalam kloroform P, dalam eter p dan dalam eter minyak

tanah P, larutan kadang – kadang beropalesensi lemah.

e. Tinct. Iodii ( FI III, 317 )

Sinonim : Iodii tincture, tingtur iodium

Kegunaan : Anti infeksi kulit

Pemerian : Cairan jernih, berwarna coklat kemerahan, berbau

iodium dan etanol ( FI IV, 466 )

Kelarutan : -

III. Penimbangan

1. Asam benzoate = 5

100x10=0,5 g

98

Page 99: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

2. Asam salisilat = 5

100x10=0,5 g

3. Lanolin = 45

100x10=4,5 g

a. Adeps lanae = 75

100x 4,5=3,375 g

b. Aqua = 25

100x 4,5=1,125 g

4. Vaselin putih = 45

100x10=4,5 g

5. Tingtur iodii 3% = 5 g

IV. Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Timbang semua bahan sesuai penimbangan

3. Buat lanolin. Caranya campur adeps lanae dan air, gerus, sisihkan.

4. Asam salisilat ditambah etanol ± 3 tetes, gerus, tambahkan asam

benzoate.

5. Tambahkan vaselin putih, gerus ad homogeny.

6. Tambahkan lanolin, gerus ad homogeny.

7. Tambahkan tingtur iodii sedikit demi sedikit, gerus.

8. Masukkan ke dalam pot salep yang sudah ditimbang sebelumnya.

Kemas dan beri etiket.

99

Page 100: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratorium farmasetika dasarAkademi farmasi samarinda

Apt : Riswan TakdirNo : 3Smd,23/12/2010

AliyaOleskan pada bagian yang sakit

OBAT LUAR

V. Etiket

VI. Edukasi

1. Salep ini berfungsi sebagai obat antijamur dan antiseptic.

2. Dioleskan pada daerah yang sakit atau gatal.

3. Simpan ditempat yang tertutup rapat, kering dan terlindung dari

cahaya matahari.

100

Page 101: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

dr. AgustianiJl. Merpati 7 SamarindaSIP : 311 / DKK / 2000

Smd, R/ stearic acid3Mineral oil1,1

Triethanolamine0,75Metyl parabenqsPropel parabenqs

Ol. RosaeqsAqua destillata41,4

m.f.da.S.hand CreamPro : Nn. Indri

Resep 4

I. Resep asli

a. Resep standar : -

b. Kelengkapan resep

Tanggal resep tidak tertera

Paraf dokter tidak tertera

Umur dan alamat pasien tidak tertera

c. Penggolongan obat

O :

G :

101

Page 102: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

W :

B : Stearic acid, Mineral oil, Triethanolamine,Metyl paraben,Propel paraben,Ol. Rosae,Aqua destillata.

d. Komposisi bahan : -

II. Uraian Bahan

a. Acidum stearicum ( FI III, 57 )

Sinonim : Asam stearat.

Kegunaan : Zat tambahan, sebagai zat pengemulsi.

Pemerian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan,

hablur putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.

Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian

etanol ( 95% ) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter

p.

b. Paraffinum liquidum ( FI III, 474 )

Sinonim : Parafin cair, mineral oil.

Kegunaan : Laksativum.

Pemerian :Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak

berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol ( 95% )

P, larut dalam eter P.

c. Triethanolaminum ( FI III, 612 )

Sinonim : Triethanolamina, TEA.

Kegunaan : Zat tambahan, yaitu sebagai emulgator tipe w/o,

bersama – sama dengan asam stearat membentuk sabun.

102

Page 103: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Pemerian : Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat,

bau lemah mirip amoniak, higroskopik.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol ( 95% ) P, larut

dalam kloroform P.

d. Methyils Parabenum ( FI III, 378 )

Sinonim : Metil paraben, nipagin.

Kegunaan : Zat pengawet.

Pemerian : Serbuk hablur halus, hampir tidak berbau, tidak

mempunyai rasa, kemudian agak membakar, diikuti rasa tebal.

Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air, dalam 20 bagian air

mendidih, dalam 3,5 bagian etanol ( 95% ) dan dalam 3 bagian aseton

P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hodroksida, larut

dalam 60 bagian gliserol P panas, dalam 40 bagian minyak lemak

panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.

e. Prorylis parabenum ( FI III, 535 )

Sinonim : Propil paraben, nipasol.

Kegunaan : Zat pengawet.

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian

etanol ( 95% ) P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol

P, dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan atau

alkali hidroksida.

f. Oleum rosae ( FI III, 459 )

Sinonim : Minyak mawar.

Kegunaan : Pengaroma.

Pemerian : Cairan, tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai

bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25o kental, jika didinginkan

103

Page 104: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

perlahan – lahan berubah menjadi massa hablur bening yang jika

dipanaskan mudah terbakar.

Kelarutan : Larut dalam 1 bagian kloroform P, laritan jernih.

g. Aqua destillata ( FI III, 96 )

Sinonim : Air suling.

Kegunaan : Zat tambahan.

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa.

III. Penimbangan bahan

1. Asam stearat = 3 g

2. Mineral oil = 1,1 g

3. Triethanolamina = 0,75 g

4. Metal paraben = 0,12% x ( 3 + 1,1 + 0,75 + 41,4 ) = 55 mg

5. Propel paraben = 0,02% x ( 3 + 1,1 + 0,75 + 41,4 ) = 9 mg

6. Oleum rosae = 1 tetes

7. Aqua destillata = 41,4 ml

IV. Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Timbang semua bahan sesuai penimbangan.

3. Panaskan mortir dengan menuankan air panas ke dalam mortir.

4. Masukkan ke dalam beaker gelas aqua destillata dan metal paraben

dan taruh diatas penangas air sampai larut.

5. Masukkan ke dalam cawan porselen propel paraben, mineral oil dan

asam stearat lau taruh diatas penangas air sampai mencair.

6. Tambahkan TEA pada fase air aduk sampai larit.

104

Page 105: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratorium Farmasetika DasarAkademi farmasi Samarinda

Apt : Riswan TakdirNo : 4Smd, 15/12/2010

Nn. indriOleskan pada bagian yang sakit

OBAT LUAR

7. Masukkan fase minyak ke dalam mortir, tambahkan fase air sedikit

demi sedikit, aduk cepat hingga memnentuk cream.

8. Tambahkan oleum 1 tetes dan gerus hingga homogeny.

9. Masukkan sediaan ke dalam pot salep yang sudah ditimbang dan beri

etiket biru

V. Etiket

VI. Edukasi

1. Krim ini digunakan untuk melembutkan kulit tangan.

2. Dioleskan pada permukaan kulit tangan.

3. Disimpan ditempat yang sejuk dan kering, simpan pada wadah tertutup

rapat dan terlindung dari cahaya matahari.

4. Hanya untuk pemakaian luar.

105

Page 106: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

BAB IV

PEMBAHASAN

Resep 3

Pada praktikum kali ini akan dibuat sediaan salep.Salep adalah sediaan setengah

padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar (FI III).Dalam resep ini salep

yang dibuat terdiri dari ungt.whitefield adde tinc iodii.Unguenta whitefield ini juga bisa

disebut salep putih terdiri dari asam benzoate 0,5 g,asam salisilat 0,5 g,dan vaselin putih 4,5

g.dan lanolin yang terdiri dari adeps lanae 75% dan air 25% dan terakhir tambahkan tinc

iodii 5 g.

Pada resep kali ini ada bahan asam benzoate dan asam salisilat yang mudah larut

dengan etanol 95% untuk melarutkanya.Keunggulan etanol 95% dari etanol 70% adalah

etanol 95% hanya mengandung 5 % air dibanding etanol 70% yang berisi 30% air.

Pada resep ini juga dipakai vaselin putih bukan kuning karena resep sudah jelas kau

yang dipakai adalah ungt,whitefield yang berarti salep putih.Vaselin putih adalah bentuk

yang dipucatkan warnanya dari vaselin kuning.Pemucatan menggunakan asam sulfat yang

apabila terkena mata akan sangat berbahaya.

Jangan lupa memberi etiket biru pada pot salep

Resep 4

Pada praktikum kali ini akan dibuat sediaan salep.Salep adalah sediaan setengah

padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat uar (FI III).Dalam resep ini akan

dibuat hand krim.Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung air

tidak kurang dari 60%.Tipe krim ada 2 yaitu tipe air minyak dan minyak air.

Dalam resep ini terlebih dahulu membuat 2 fase yang disebut fase air dan fase

minyak>Campuran fase air adalah aquades dan nipagin yang di cairkan di bekerglass dengn

106

Page 107: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

air panas.Lalu campurkan fase minyak yang terdiri dari as stearat,mineral oil dan nipasol

kedalam cawan poreselen yang sudah di tara lalu dileburkan diatas tangas air.

Pada praktkum kali ini sediaan yang saya buat tiak jadi sebab mortir yang digunakan kurang

panas dan penggerusannya tidak cepat.Dan jangan lupa tambahkan TEA yang berfungsi

sebagai emulgator untuk menggabungkan fase minyak dan fase air.

107

Page 108: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

108

Page 109: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Muhammad. 1987 . Ilmu Meracik Obat . Gajah Mada Unifersity Press :

Yogyakarta.

Tim Penyusun. 1979 . Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Formularium Indonesia . Depkes RI : Jakarta.

109

Page 110: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Resep 5

I. Resep asli

a. Resep standar

Ungt. Leniens 40

Cera alba 5

Cetaceum 10

Adeps lanae 10

Oleum sesame 50

Adde

Air dingin 20

Tinct. Benzoate 5

b. Kelengkapan resep

Nama, SIP, alamat praktek dokter tidak tertera.

Paraf dokter tidak tertera.

Umur dan alamat pasien tidak tertera.

c. Penggolongan obat

O :

G :

W :

B :

110

R/ Ungt. Leniens Ph. Ned V 40

S.u.e d.i.d

Pro : Fatmawati

Page 111: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

d. Komposisi bahan

Cera alba 5

Cetaceum 10

Adeps lanae 10

Oleum sesame 50

Air dingin 20

Tinct. Benzoate 5

II. Uraian bahan

a. Cera alba ( FI III, 140 )

Sinonim : Malam putih

Kegunaan : Zat tambahan

Pemerian : Zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau

khas lemah.

Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam

etanol ( 95% ) P dingin, larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat,

dalam minyak lemak atsiri.

b. Cetaceum ( FI III, 141 )

Sinonim : Setaceum, spermaceti, malam padat murni.

Kegunaan : zat tambahan.

Pemerian : Massa hablur, bening, licin, putih mutiara, bau dan

rasa lemah.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol ( 95% )

P dingin, larut dalam 20 bagian etanol ( 95% ) P mendidih, dalam eter

P dalam karbondisulfida P, dalam minyak lemak dan dalam minyak

atsiri.

111

Page 112: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

c. Adeps lanae ( FI III, 61 )

Sinonim : Lemak bulu domba

Kegunaan : Zat tambahan

Pemerian : Zat berupa lemak, lekat, kuning muda atau kuning

pucat, agak tembus cahaya, bau lemah dan khas.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam

etanol ( 95% ) P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P.

d. Aqua destillata ( FI III, 96 )

Sinonim : Air suling.

Kegunaan : Zat tambahan.

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa.

Kelarutan : -

e. Oleum Sesami ( FI III, 459 )

Sinonim : Minyak wijen

Kegunaan : Sebagai dasar salep

Pemerian : Cairan kuning muda, bau lemah, rasa tawar, tidak

membeku pada suhu 0 ˚.

Kelarutan : Sukar larut dalam etanol ( 95% ) P, mudah larut dalam

kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah.

f. Tinct. Benzoate

Terdiri atas :

Asam benzoate

Sinonim : Acidum benzoicum

kegunaan : Antifungi

112

Page 113: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Pemerian : Serbuk hablur putih atau sisik mengkilat tidak

berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak asam dan pahit kemudian

manis.

Spiritus

Sinonim : Spiritus fortior

Kegunaan : zat tambahan

Pemerian : Zat cair tak berwarna, jernih dengan bau dan rasa

yang mudah dikenal yang dapat terbakar dengan cahaya yang sedikit

member penerangan.

III. Penimbangan

1. Cera alba = 5

100x20=1g+(20 % x1 g )=1,2 g

2. Cetaceum = 10

100x20=2 g+(20 % x 2 g )=2,4 g

3. Adeps lanae = 10

100x10=2g+(20 % x 2 g )=2,4 g

4. Oleum sesame =5

100x20=10 g+(20 % x 10 )=12 g

5. Air dingin =20

100x20=4 g

6. Tinct. Benzoate = 5

100x20=1 g

IV. Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Timbang semua bahan sesuai penimbangan.

3. Panaskan mortir dab stenper dengan air panas hingga dinding mortir

terasa panas, buang airnya.

113

Page 114: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratorium Farmasetika DasarAkademi Farmasi Samarinda

Apt : Riswan TakdirNo : 5Smd, 30/12/2010

FatmawatiOleskan pada bagian yang sakit

Obat Luar

4. Buat fase minyak dengan cara lebr fase alba, cetaceum, adeps lanae,

dan ol. Sesame dalam cawan porselen diatas tangas air, lebur hinnga

meleleh.

5. Masukkan tinct. Benzoate sedikit demi seidkit, gerus ad homogeny.

6. Tambahkan air dingin sedikit demi sedikit, gerus ad homogeny.

7. Masukkan ke dalam pot salep yang sudah ditimbang sebelumnya.

Kemas dan beri etiket.

V. Etiket

114

Page 115: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

VI. Edukasi

1. Obat ini sebagai obat pelembut kulit.

2. Oleskan obat pada bagian yang sakit.

3. Simpan obat di tempat yang sejuk, kering dan terlindung dari cahaya

matahari.

115

Page 116: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Resep 6

I. Resep asli

a. Resep standar : -

b. Kelengkapan resep

Nama, SIP, dan alamat dokter tidak tertera.

Alamat pasien tidak tertera.

Paraf dokter tidak tertera.

c. Penggolongan obat

O :

G :

W :

B :

d. Komposisi bahan : -

116

R/ sulfathiazole podwer 5

Triethanolamine 2

Destilled water 24 cc

White beeswax 5

Mineral oil ad 100

........................................d. in. 1/4

S.a.u.e

Pro : Ny. Mathilda

Page 117: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

II. Uraian bahan

a. Sulfathiazole powder : -

b. Triethanolaminum ( FI III, 612 )

Sinonim: Triethanolamina, TEA.

Kegunaan : Zat tambahan, yaitu sebagai emulgator tipe w/o,

bersama – sama dengan asam stearat membentuk sabun.

Pemerian : Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning

pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol ( 95% ) P, larut

dalam kloroform P.

c. Aqua destillata ( FI III, 96 )

Sinonim : Air suling.

Kegunaan : Zat tambahan.

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa.

Kelarutan : -

d. White beeswax ( FI III, 140 )

Sinonim : Cera alba, Malam putih

Kegunaan : Zat tambahan

Pemerian : Zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau

khas lemah.

Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam

etanol ( 95% ) P dingin, larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat,

dalam minyak lemak atsiri.

e. Mineral oil FI III, 474 )

Sinonim: Parafin cair.

117

Page 118: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Kegunaan : Laksativum.

Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi,

tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol

( 95% ) P, larut dalam eter P.

III. Penimbangan

1. Sulfathiazole powder = 5 x ¼ = 1,25 g

2. Triethanolamine = 2 x ¼ = 0,5 g

3. Distilled water = 24 cc x ¼ = 6 g

4. White beeswax = 5 x ¼ = 1,25 g

5. Mineral oil = ad 100

= 25 – ( 1,25 + 0,5 + 6 + 1,25 )

= 25 – 9

= 16 g

IV. Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Timbang masing – bahan sesuai penimbangan.

3. Panaskanmortir dengan menuang air panas hingga dinding mortir

terasa panas, buang airnya.

4. Masukkan cera dan mineral oil ke dalam cawan porselen, lalu

leburkan di atas tangas air.

5. Larutkan aqua dan TEA, tambahkan sulfathiazole. Aduk ad larut.

6. Masukkan fase minyak yang telah dilebur ke dalam mortir hangat,

kemudian masukkan fase air sedikit demi sedikit sambil digerus cepat

sampai terbentuk krim.

7. Masukkan sediaan ke dalam pot salep yang sudah ditimbang, kemas

dan beri etiket.

118

Page 119: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Laboratorium Farmasetika DasarAkademi Farmasi Samarinda

Apt :Riswan TakdirNo : 6 Smd, 30 Des 2010

Ny. MathildaDioleskan pada bagian yang sakit

OBAT LUAR

V. Etiket

VI. Edukasi

1. Salep ini digunakan sebagai pencegah bakteri yang menyebabkan

alergi.

2. Oleskan salep pada kulit yang sakit.

3. Simpan salep di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari.

119

Page 120: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

BAB IV

PEMBAHASAN

Resep 5

Pada resep kali ini sediaan yang dikerjakan adalah unguenta. Pengertian dari

unguenta itu adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada

suhu biasa tetapi mudah dioleskan.

Pada praktikum kali ini menggunakan bahan-bahan seperti cera alba, cetaceum,

adeps lanae, oleum sesami, air suling, dan tingtur benzoate. Pertama-tama siapkan alat dan

bahan kemudian timbang bahan-bahan pada timbangan halus dan timbangan kasar.

Kesalahan pada penimbangan akan berpengaruh pada bobot akhir salep atau nettonya.

Setelah menimbang lebur fase minyak yang terdiri dari cera alba, cetaceum, adeps lanae

dan oleum sesamidiatas tangas air didalam cawan porselen dengan kain kassa sebagai

penyaringnya. Tujuannya untuk menyaring kotoran yang mungkin tertinggal saat peleburan.

Sambil menunggu fase minyak saat dilebur , panaskan mortir dan stamper dengan air panas.

Untuk membuat fase air masukkan air panas ke dalam beaker gelas. Setelah panas mortir

dan stamper dirasa cukup, buang air panas tadi lalu keringkan dengan lap dan tisu. Pada

saat pengerjaan baik mortir, fase minyak, dan fase air harus sama-sama panas agar salep

dapat terbentuk. Masukkan fase minyak dalam mortir lalu masukkan fase air sedikit demi

sedikit lalu gerus sampai homogen. Terakhir, masukkan sediaan yang telah jadi ke dalam pot

kosong yang telah ditimbang.

Setelah ditimbang, banyak sediaan yang tidak mencapai bobot yang diinginkan.Hal ini

dikarenakan kesalahan menimbang, seharusnya setiap bahan yang dilebur bobotnya

dilebihkan 10%-20% karena pada saat disaring ada bahan yang tertinggal.

Kita juga harus membuat copie resep, sebab pada resep tertera “did” . da in dimidio yang

berarti berilah separonya.

120

Page 121: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Copie Resep 5

Apotek Sumber Rejeki

Jln. MT. Haryono 10

Teip: (0541) 738731

Apt Riswan Takdir, S.Farm, Apt

SIA: 2912/DIA/2007

SALINAN RESEP

Resep untuk : Fatmawati

Resep dari dokter : -

Tanggal ditulisnya resep : -

Tanggal pembuatan resep : -

No : 2

R/ Ungt. Leniens. Ph. Ned.V 40

s.u.e did

Pro: Fatmawati

Det 20

p.c.c

Riswan TakdirS.Farm, Apt

121

Page 122: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Resep 6

Pada resep ketiga ini praktikan membuat sediaan berupa krim. Krim adalah sediaan

setengah padat berupa emulsi, mengandung air tidak kurang dari 60% mudah diserap kulit

dan dapat dicuci dengan air. Dalam resep terdapat sulathiazole powder diganti dengan

chlorampenikol, TEA, air suling, cera alba, dan mineral oil. Pertama-tama yang dilakukan

adalah menyiapkan alat dan bahan, lalu lakukan penimbangan bahan yang sesuai baik pada

timbangan halus maupun timbangan kasar. Kesalahan pada waktu menimbang dapat

mempengaruhi bobot akhir sediaan. Buat fase minyak terlebih dahulu dengan memasukkan

mineral oil dan cera alba dalam cawan porselen kemudian lebur di atas tangas air. Lalu

larutkan chlorampenikol dalam beaker gelas tambahkan TEA letakkan di tamgas air. Sambil

menunggu fase minyak dan fase air , panaskan mortir dan stamper denga air panas. Setelah

panas pada mortir dan stamper dirasa cukup , buang airnya dan keringkan dengan lap dan

tisu. Setelah itu masukkan fae minyak sedikit demi sedikit sambil digerus lalu tambahkan

fase air sedikit demi sedikit digerus cepat hingga terbentuk krim. Setelah sediaan jadi ,

masukkan kedalam pot kosong yang telah ditimbang. Jangan lupa tuliskan pada etiket “

dioleskan pada bagian yang teriritasi”.

Akan tetapi banyak sediaan yang tidak jadi atau tidak sempurna. Hal ini bisa disebabkan

beberapa factor , pertama saat menambahkan TEA pada fase air , cholrampenikol dan

aquades sudah dingin. Padahal peran TEA disini sangat penting yaitu sebagai emulgator

untuk menyatukan fase air dan fase minyak . Kedua faktor mortir yang sudah dingin dan

penggerusannya yang tidak cepatmembuat sediaan tidak jadi.

Pada resep kita harus membuat copie resep karena diresep terdapat “d.in. ¼’ yang m

embuat kita hanya membuat ¼ .

122

Page 123: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

Copie Resep 6

Apotek Sumber Rejeki

JLn. MT. Haryono

Telp: (0541) 738731

Apt : Riswan Takdir S.farm, Apt

SIA :2912/DIA/2007

SALINAN RESEP

Resep untuk : Ny. Mathilda

Resep dari dokter : -

Tanggal ditulisnya resep : -

Tanggal pembuatan resep : 30 Desember 2010

No : 3

R/ Sulathiazole 5

TEA 2

Distilled water 24cc

White beeswax 5

Mineral oil ad 100

s.u.e

det ¼

Riswan Takdir , S.Farm ,Apt

123

Page 124: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

124

Page 125: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

BAB V

PENUTUP

V.I. Kesimpulan

Setelah melaksanakan paraktikum,praktikan dapat kesimpulan

1.Untuk resep pertama dengan bahan obat ampisilin,parasetamol,aspirin dan

CTM.Obat ini berfungsi sebagai obat penurun demam dan alergi,obat ini

diminum 4x sehari 1 bungkus dan harus dihabiskan dan diminum setelah 1 jam

makan.

2.Untuk resep kedua dengan bahan obat camper,mentol zinc oxydum dan

talc.Obat ini berfungsi sebagai mengatasi iritasi yang disebabkan biang

keringat,yang pemakaiannya dengan cara ditaburkan .Obat ini harus disimpan

ditempat sejuk dan kering.

3.Untuk resep ketiga ini dengan bahan obat Phenobarbital,papaverin hcl dan

ol.sacch anisi.obat ini berfungsi sebagai obat

4.Untuk resep keempat dengan bahan obat codein hcl efedrin.Obat ini

berfungsi sebagai obat batuk yang kronis,dan diminum 3x sehari,apabila masih

batuk selama 3 hari setelah minum obat segara hubungi dokter.

5.Untuk resep kelima dengan bahan obat tincture opii,oleosacch M.pip.Obat ini

berfungsi sebagai obat batuk kering yang diminum setelah makan 3x sehari.

6Untuk resep keenam dengan bahan INH,Rifampcin,dan vitamin b6.Obt ini

berfungsi sebagai obat TBC,pada resep ini ada vitamjn B6 yang berfungsi

mengurangi efek samping dari INH dan rifampicin.setelah minumobat ini

mungkin air seni ludah maupun keringat akan berwarna merah.

7Untuk resep ketujuh dengan bahan obat prednisone,aminopilin,dan CTM.Obat

ini berfungsi sebagai obat penghilang asma,dan diminum tiap 4 jam sekali 1

kapsul.

125

Page 126: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

8.Untuk resep ke delapan dengan bahan obat ext,balladone,oleosacch

foeniculli.Obat ini berfungsi sebagai kejang pada lambung serta mengeluarkan

angina dari perut sehingga tidak kembung.diminum 3x shari 1 apsul.

9.Untuk resep ke sembilan dengan bahan obat ol.lecaris aseli.Obat ini berfungsi

sebagai multivitamin d dan a.diminum 1 x sehari 1 kapsul.

10.Untuk bahan obat theopylinum dan coffeinum.Obat ini berfungsi sebagai

saluran pernapasan yang mempengaruhi efek stimulant saraf pusat.

11.Untuk bahan obat pasta zinci aleosa.Obat ini berfungsi sebagai

antiseptic.Diolekan terlebih dahulu pada kassa,disimpan ditempat sejuk dan

kering

12,Untuk resep ke 12 dengan bahan obat acid salicyl,sulf preacip,dan vaselini

serta balsam peru dan vaselin vlavum.Obat ini berfungsi sebagai obat anti

jamur,dan dioleskan pada bagian yang terkena jamur.

13.Untuk resep ke 13 dengan bahan obat acid salicylicum,acid benzoate lanolin

dan vas. Album.obat ini berfungsi sebagai obat anti jamur hingga infeksi,dioles

pada bagian teriritasi.

14.Untuk resep 14 dengan bahan obat stearic acid,mineral oil,metyl

paraben,propyl paraben dan oleum rosae.Obat ini berfungsi sebagai obat untuk

melembutkan kulit tangan

15.Untuk resep ke 15 dengan bahan obat cera flava cetaceum adeps lanae

ol.sesami aqua.Berfungsi sebagai pelembut kulit.disimpan di tempat kering dan

sejuk.

16.Untuk resep 16 dengan bahan obat TEA,aqua dest,white beeswax,dan

sulathazole powder.Obat ini berfungsi sebagai pencegah alergi

126

Page 127: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

V.II. Saran

Untuk kelancaran praktikum sebaiknya:

-praktikan mengambil bahan obat dengan hati hati dan tidak berlebihan pada

waktu penagmbialannya

-pada saat membuat sediaan jangan masih ada bahan obat yang tersisa

-Hati hati dalam menggunakan peralatan praktikum supaya tidak pecah da tidak

retak

127

Page 128: 111668043 Kompilasi Laporan Fardas Riswan 10

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Muhammad. 1987 . Ilmu Meracik Obat . Gajah Mada Unifersity Press :

Yogyakarta.

Tim Penyusun. 1979 . Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta.

Tim Penyusun. 1996 . Formularium Indonesia . Depkes RI : Jakarta.

128