11 VENTILASI PERNAFASAN

download 11 VENTILASI PERNAFASAN

of 4

Transcript of 11 VENTILASI PERNAFASAN

  • 7/22/2019 11 VENTILASI PERNAFASAN

    1/4

    VENTILASI PERNAFASAN

    1.DEFINISI VENTILASI

    Ventilasi merupakan proses pergerakan udara ke dan dari dalam paru. Proses ini berfungsi

    untuk menyediakan/menyalurkan oksigen dari udara luar yang dibutuhkan sel untuk

    metabolisme dan membuang karbondioksida hasil sisa metabolisme sel ke luar tubuh. Proses

    terdiri atas dua tahap, yaitu inspirasi, pergerakan udara dari luar ke dalam paru dan ekspirasi,

    pergerakan udara dari dalam ke luar paru. Namun secara volume pernapasan, ventilasi dibagi

    dua menjadi ventilasi per menit dan ventilasi alveolar.

    1.Minute Ventilasi(MV) : udara yang keluar masuk paru dalam 1 menit.

    Minute ventilasi dapat dihitung dengan rumus:

    MV = Vol. Tidal (VT) xRespiratory rate(RR)

    Volume tidal = volume sekali hembusan napas = 500 ml

    RR = respiration rate = frekuensi pernapasan dalam 1 menit = 12-18x/menit

    2. Alveolar ventilasi (AV)

    AV = (VTdead space)x RR

    Dead space= ruang mati= volume udara yang tidak mengalami pertukaran gas (150 ml per

    hembusan napas).

    2. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PROSES VENTILASI

    Saluran Pernapasan

    Secara fungsional saluran pernapasan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

    Zona Konduksi : terdiri atas hidung, faring, trakea, bronkus serta bronkiolus terminalis. Zona

    ini mempunyai fungsi untuk menyediakan sarana mengalirnya udara ke dan dari paru dan

    mempersiapkan udara yang masuk (pembersihan, pelembaban, penghangatan).

    Elastisitas Sistem Pernapasan

    Proses respirasi sangat diengaruhi oleh adanya pengembangan dan pengempisan paru dan

    rongga dada. Proses inspirasi dapat berlangsung apabila paru dan rongga dada mengembang

    dan begitu sebaliknya untuk proses ekspirasi. Kemampuan untuk mengembang dari jaringan

    paru dan dinding rongga dada disebut compliance. Sedangkan kemampuang untuk mengecil

    jaringan paru dan dinding rongga dada disebut elastisitas.

    Elastisitas pada sistem respirasi dibagi menjadi dua macaam, yaitu: elastisitas paru dan

    elatisitas toraks. Selama fase inspirasi diperlukan daya elastisitas yang aktif, sedangkan padafase ekspirasi diperlukan daya elastisitas yang pasif.

  • 7/22/2019 11 VENTILASI PERNAFASAN

    2/4

    Otot-Otot Pernapasan

    Inspirasi adalah proses aktif sehingga baik inspirasi biasa maupun inspirasi dalam selalu

    memerlukan aktifitas dari otot-otot inspirasi. Otot inspirasi utama yaitu diafragma. Otot-otot

    insirasi lainnya adalah m. intercostalis externus, m. levator costae, m. serratus posteriorsuperior, m. intercartilagineus (otot reguler/ekstrinsik) dan m. scaleni, m.

    sternocleidomastoideus, m. serratus anterior, m. pectoralis mayor et minor, m. latissimus

    dorsi (otot auxiliar). Otot auxiliar merupakan otot yang terutama membantu proses insirasi

    atau ekspirasi dalam.

    Proses ekspirasi biasa merupakan proses yang pasif dan terjadi karena daya elastis dari

    jaringan paru (recoil) dan tidak memerlukan aktifitas otot-otot ekspirasi. Otot-otot ekspirasi

    diperlukan pada proses ekspirasi dalam. Otot ekspirasi terdiri atas otot reguler/intrinsik (m.

    intercostalis internus, m. subcostalis, m. transversus thoracis, m. serratus posterior inferior)

    dan otot auxiliar (m. obliquus internus et eksternus abdominis, m. transversus abdominis, m.

    rectus abdominis).

    3. MEKANISME VENTILASI

    INSPIRAS

    Pada prinsipnya, pertukaran/pengaliran gas terjadi apabila terdapat perbedaan tekanan pada

    dua tempat atau lebih yang mana gas/udara tersebut akan mengalir dari tempat dengan

    tekanan tinggi ke tempat dengan tekanan rendah. Inspirasi terjadi apabila terjadi perbedaan

    tekanan antara alveoli dan udara luar, dimana tekanan intraalveoli lebih rendah dari tekanan

    udara luar (atmosfer). Pada inspirasi biasa tekanan ini berkisar antara -1 sampai -3 mmHg.

    Pada inspirasi mendalam tekanan intraalveoli dapat mencapai -30 mmHg. Penurunan tekana

    intrapulmonal (intraalveoli) pada waktu inspirasi disebabkan oleh mengembangnya rongga

    toraks akibat kontraksi otot-otot inspirasi. Pada waktu inspirasi costa tertarik ke caudal,

    diafragma berkontraksi menyebabkan diafragma turun ke bawah dan menyebabkan rongga

    dada membesar/mengembang.

    EKSPIRASI

    Ekspirasi berlangsung bila tekanan intrapulmonal lebih tinggi daripada tekanan udara luar

    sehingga udara bergerak ke luar paru. Peningkatan tekanan di dalam rongga paru terjadi bila

    volume rongga paru mengecil akibat proses penguncupan yang disebabkan oleh daya elastis

    jaringan paru dan relaksasi diafragma dan otot-otot inspirasi. Pada proses ekspirasi biasa

    tekanan intrapulmonal berkisar antara +1 sampai +3 mmHg.

  • 7/22/2019 11 VENTILASI PERNAFASAN

    3/4

    Tekanan Intrapleura

    Tekanan intrapleura adalah tekanan di dalam rongga pleura (cavum pleura). Dalam keadaan

    normal ruang ini hampa udara dan mempunyai tekanan negatif (lebih rendah) kurang lebih -4

    mmHg dibandingkan dengan tekanan intraalveoli.

    4. VOLUME DAN KAPASITAS PARU

    Volume dan kapasitas pernapasan merupakan gambaran fungsi ventilasi sistem pernapasan.

    Dengan mengetahui besarnya volume dan kapasitas pernapasan dapat diketahui besarnya

    kapasitas ventilasi maupun ada tidaknya kelainan fungsi ventilasi pada seseorang. Volume

    pernapasan terdiri atas:

    1. Volume Tidal (VT)

    VT adalah volume inspirasi/ekspirasi pada satu kali hembusan napas pada pernapasan

    biasa/normal. VT dalam keadaan normal rata-rata 500 ml.

    2. Volume Cadangan Inspirasi (VCI)

    VCI adalah volume udara yang masih dapat dihisap ke dalam paru setelah inspirasi biasa.

    Nilai normal antara 2500-3500 ml dengan nilai rata-rata 3000 ml.

    3. Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)

    VCE adalah volume udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru setelah ekspirasi biasa.

    Nilai normal antara 900-1.300 ml dengan nilai rata-rata 1.000 ml.

    4. Volume Residual (VR)

    VR adalah volume udara yang masih tertinggal/tetao di dalam paru sesudah ekspirasi

    maksimal. Nilai normal antara 1.000-1.400 ml dengan nilai rata-rata 1.200 ml.

    5. Volume Ekspirasi Paksa (Forced Expiratory Volume, FEV)

    FEV adalah volume udara yang dapat diekspirasi keluar paru dengan hembusan napas yang

    kuat, cepat dan tuntas setelah melakukan inspirasi sedalam-dalamnya. FEV1 adalah volume

    ekspirasi paksa selama 1 detik. Biasanya nilai FEV1 adalah sekitar 80%, artinya, dalam

    keadaan normal 80% udara yang dapat dipaksa keluar dari paru yang mengembang

    maksimum dapat dikeluarkan dalam 1 detik pertama.

    Kapasitas Pernapasan merupakan penjumlahan dari dua volume atau lebih. Kapastias

    pernapasan terdiri atas:

    1. Kapasitas inspirasi

    Kapasitas inspirasi = volume tidal (VT) + Volume cadangan inspirasi (VCI)

    2. Kapasitas Residu Fungsional (KRF)

    KRF = Volume residual (VR) + Volume cadangan inspirasi (VCI)

  • 7/22/2019 11 VENTILASI PERNAFASAN

    4/4

    3. Kapasitas Vital (VC)

    VC adalah volume maksimum udara yang dapat dikeluarkan selama satu kali bernapas

    setelah inspirasi maksimum. VC = VT + VCI + VCE.

    4. Kapasitas Paru Total (KPT)

    KPT adalah volume udara maksimum yang dapat ditampung oleh paru. Nilai rata-ratanya

    5.700 ml.

    KPT = VT + VCI + VCE + VR

    5. GANGGUAN VENTILASI PERNAPASAN

    1. Hipoventilasi

    Keadaan ini terjadi apabila CO2 yang dikeluarkan oleh paru lebih kecil dari CO2 yang

    dihasilkan oleh jaringan sehingga terjadi peningkatan kadar CO2 dalam darah (hiperkapnia).

    Hiperkapnia menyebabkan peningkatan produksi asam karbonat dan menyebabkan

    peningkatan pembentukan H+ yang akan menimbulkan keadaan asam yang disebut asidosis

    respiratorik.

    2. Hiperventilasi

    Keadaan ini terjadi apabila CO2 yang dikeluarkan oleh paru lebih besar dari CO2 yang

    dihasilkan oleh jaringan sehingga akan terjadi penurunan kadar CO2 dalam darah.

    Hiperventilasi dapat dipicu oleh keadaan cemas, demam dan keracunan aspirin.

    Hiperventilasi menyebabkan hipokapnia (PCO2 arteri di bawah normal karena PCO2

    dipengaruhi oleh jumlah CO2 yang larut dalam darah). Pada hipokapnia jumlah H+ yang

    dihasilkan melalu pembentukan asam karbonat berkurang. Keadaan ini sering disebut dengan

    alkalosis respiratorik.