11 Hukum Yang Berlaku Dalam System Thinking Senge

10
11 HUKUM YANG BERLAKU DALAM SYSTEM THINKING SENGE system thinking Dalam sebuah Organisasi Belajar menurut Senge (1990), Berfikir secara sistem merupakan tonggak konseptual (conceptual corner stone) yang mendasari semua pilar disiplin pembelajaran. Berfikir sistem sangat berkepentingan terhadap pergeseran pola fikir (shift of mind) dari cara pandang parsial menuju cara pandang yang holistik. Oleh karena itu berfikir sistem merupakan paradigma yang melihat pada superioritas kesatuan yang menyeluruh (a paradigma premised upon the primary of the whole). Berfikir sistem merupakan disiplin yang melihat fenomena secara keseluruhan sehingga lebih menekankan kepada kerangka pikir yang saling berkaitan (interconnectedness). Berfikir sistem juga merupakan cara pandang yang berfokus pada perubahan (pattern of change) sehingga tidak melihat suatu fenomena yang hanya didasarkan pada cara yang statis. Dalam pengertian yang paling sederhana, berpikir sistem mengajarkan pentingnya berfokus pada gambar besar, dan mengurangi kecederungan berpikir pada tahap detail. Bila diterapkan dalam upaya untuk menciptakan kultur organisasi yang lebih responsif terhadap perubahan, pemikiran sistem akan menuntut anggota organisasi untuk lebih berkonsentrasi pada kecenderungan- kecenderungan besar untuk perubahan, bukan pada kejadian-kejadian kecil sehari-hari. Sehingga dengan berpikir sistem akan memberi inspirasi bagi anggota organisasi untuk melihat pola hubungan antar berbagai hal dalam satu kesatuan. Memandang betapa pentingnya berpikir sistem dalam lingkungan organisasi yang secara terus menerus belajar, Senge memberikan pandangannya mengenai hukum-hukum yang mendasari cara berpikir sistem melalui bukunya The Art and Practice of The Learning Organization, mengenai sebelas hukum yang merupakan fondasi (cornerstone) untuk bisa

description

oke buat bisnis

Transcript of 11 Hukum Yang Berlaku Dalam System Thinking Senge

Page 1: 11 Hukum Yang Berlaku Dalam System Thinking Senge

11 HUKUM YANG BERLAKU DALAM SYSTEM THINKING SENGE

system thinking

Dalam sebuah Organisasi Belajar menurut Senge (1990), Berfikir secara sistem merupakan tonggak konseptual (conceptual corner stone) yang mendasari semua pilar disiplin pembelajaran. Berfikir sistem sangat berkepentingan terhadap pergeseran pola fikir (shift of mind) dari cara pandang parsial menuju cara pandang yang holistik. Oleh karena itu berfikir sistem merupakan paradigma yang melihat pada superioritas kesatuan yang menyeluruh (a paradigma premised upon the primary of the whole). Berfikir sistem merupakan disiplin yang melihat fenomena secara keseluruhan sehingga lebih menekankan kepada kerangka pikir yang saling berkaitan (interconnectedness). Berfikir sistem juga merupakan cara pandang yang berfokus pada perubahan (pattern of change) sehingga tidak melihat suatu fenomena yang hanya didasarkan pada cara yang statis. Dalam pengertian yang paling sederhana, berpikir sistem mengajarkan pentingnya berfokus pada gambar besar, dan mengurangi kecederungan berpikir pada tahap detail. Bila diterapkan dalam upaya untuk menciptakan kultur organisasi yang lebih responsif terhadap perubahan, pemikiran sistem akan menuntut anggota organisasi untuk lebih berkonsentrasi pada kecenderungan-kecenderungan besar untuk perubahan, bukan pada kejadian-kejadian kecil sehari-hari. Sehingga dengan berpikir sistem akan memberi inspirasi bagi anggota organisasi untuk melihat pola hubungan antar berbagai hal dalam satu kesatuan.Memandang betapa pentingnya berpikir sistem dalam lingkungan organisasi yang secara terus menerus

belajar, Senge memberikan pandangannya mengenai hukum-hukum yang mendasari cara berpikir sistem

melalui bukunya The Art and Practice of The Learning Organization, mengenai sebelas hukum yang merupakan

fondasi (cornerstone) untuk bisa berfikir sistem (System Thinking) untuk menciptakan organisasi belajar (Learning

Organization) yaitu ;

1.       Today’s problems come from yesterday’s solutions. Masalah hari ini datang dari solusi yang

lalu. Kita, manusia, senang ketika kita memecahkan masalah. Kita sering tidak berpikir banyak

tentang konsekuensi. Anehnya, solusi kemarin bisa menyerang kembali dan menciptakan

masalah baru. Analoginya  dari hukum ke satu ini dapat kita ambil dari contoh kasus-kasus

berikut :

-          Antibiotika yang menyembuhkan penyakit kemudian malah menimbulkan kuman yang resisten

-          Moral hazard layanan kesehatan saat ini dapat muncul karena layanan gratis yang diberikan

pemerintah sebelumnya

-          Orientasi kuratif masyarakat saat ini oleh karena orientasi kuratif layanan kesehatan masa lalu

Page 2: 11 Hukum Yang Berlaku Dalam System Thinking Senge

-          Jargon yang digulirkan pemerintah tentang masyarakat sadar hukum, malah akan meningkatkan

kasus penuntutan hukum

2.       The harder you push, the harder the system pushes back, semakin keras Anda menekan,

semakin kencang sistem mendesak ke belakang. Oleh senge berpikir sistem untuk fenomena ini

memiliki istilah “umpan balik kompensasi”. Maksudnya adalah semakin keras kita bekerja,

semakin banyak pekerjaan yang harus dilakukan atau semakin besar usaha yang seseorang

lakukan untuk mencoba meningkatkan sesuatu, tampaknya semakin besar usaha yang

dibutuhkan. Analogi di dunia nyata terhadap hukum ini dapat diambil dari contoh kasus-kasus

berikut,

-    Menghapus korupsi di Indonesia. Ini jelas terlihat semakin dibentuknya Komisi Pemberantasan

Korupsi oleh pemerintah, malah semakin banyak koruptor di Indonesia dan tanpa malu-malu lagi

mereka masuk penjara, menjadikan penjara penuh sesak.

-    Larangan aborsi illegal. Semakin pemerintah fokus terhadap kasus aborsi, semakin bertambah

kasus aborsi ini terjadi dimana-mana. Malahan baru-baru ini ditemukan sumur yang berisikan

sekitar 50 mayat bayi kasus aborsi.

-    Larangan perdagangan obat illegal. Hampir sama dengan kasus aborsi, malahan lebih parah lagi.

Penjara menjadi tempat paling aman dalam bertransaksi narkoba.  

3.       Behavior grows better before it grows worse. Perilaku tumbuh dengan lebih baik sebelum

tumbuh menjadi lebih buruk.

Solusi jangka pendek memberikan kita istirahat sejenak dan perbaikan sementara, tetapi tidak

menghilangkan masalah mendasar. Masalah-masalah ini akan membuat situasi lebih buruk

dalam jangka panjang. Analogi dari hukum ini dalam dunia nyata terlihat dala kasus-kasus

berikut,

-          Kesuksesan pilot proyek sebelum akhirnya gagal

-          Program Posyandu yaitu Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu selama ini hanya akrab di

telinga jika musim imunisasi tiba. Kegiatan yang dilaksanakan di Posyandu juga biasanya hanya

terbatas pada penimbangan badan anak serta pemberian makanan tambahan. Padahal, posyandu

bisa menjadi ujung tombak pengentasan persoalan gizi dan peningkatan kesehatan anak karena

Page 3: 11 Hukum Yang Berlaku Dalam System Thinking Senge

posyandu mampu menyentuh sampai tingkat desa, bahkan rukun warga (RW). Namun, dalam

beberapa tahun terakhir posyandu seperti mati suri.

"Revitalisasi Posyandu sudah dilakukan sejak tahun 1999. Tetapi apakah ada bukti

keberhasilannya? Dengan kondisi yang serba terbatas dan anggaran yang cuma Rp 800.000 per

tahun kualitas posyandu pun serba seadanya.

-           Desa Siaga

    

4.       The easy way out usually leads back in, Jalan Keluar yang mudah biasanya mengarah pada

jalan kembali. Maksudnya adalah kita sering mencari solusi yang mudah bagi kita untuk

menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi padahal solusi yang kita berikan itu  malah dapat

menjadi bumerang bagi kita dan permasalahan menjadi kompleks. Analogi dari hukum dalam

dunia nyata dapat kita lihat pada kasus berikut,

-          Menutup lokalisasi pelacuran.  Disini pemerintah hanya memandang mudah permasalahan tanpa

melihat efek yang akan ditimbulkan. Penutupan lokalisasi dengan maksud menghentikan praktik

pelacuran akan berjalan sia-sia, karena justru dengan penutupan tempat lokalisasi ini, PSK akan

mencari praktek baru. Akhirnya PSK akan nampak merebak memenuhi sudut kota dan

menjajakan dirinya secara mencolok. Ditempat lokalisasi kontrol terhadap PSK dapat dilakukan

secara teratur dan keberadaan PSK sendiri dapat terdata secara rapi. Namun ketika lokalisasi

ditutup dan masing-masing PSK tidak terorganisir lagi maka kontrol itu menjadi sulit dilakukan,

akibatnya penyebaran penyalkit menular akan makin mudah terjadi. Selain itu ditempat lokalisasi

ada aturan yang melarang masuk anak di bawah umur. Namun ketika PSK secara sendiri-sendiri

menjajakan dirinya secara terbuka, makapeluang anak dibawah umur untuk bisa menikmati

hubungan seksual dengan PSK semakin mudah.  

5.       The cure can be worse than the disease. Obatnya bisa lebih buruk daripada penyakit. Hukum

ini menggambarkan bahwa solusi itu ibaratkan obat bagi setiap permasalahan. Jika solusi yang

diberikan melebihi dari kapasitasnya permasalahan yang dihadapi dapat menjadi tidak efektif

bahkan menjadi ketergantungan atau kecanduan dan berbahaya. Analogi dari hukum ini dapat

dilihat pada kasus berikut,

-          Program  Jaringan Pengaman Sosial (JPS) atau BLT yang membuat sebagian orang menjadi

tergantung

Page 4: 11 Hukum Yang Berlaku Dalam System Thinking Senge

-          Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk pertanian, Pencemaran oleh pestisida tidak saja

pada lingkungan pertanian tapi juga dapat membahayakan kehidupan manusia dan hewan

dimana residu pestisida terakumulasi pada produk-produk pertanian dan pada perairan.

6.       Faster is slower , Lebih cepat berarti lebih lambat. Ketika kita melihat keberhasilan kita di

depan mata kita melakukannya dengan kecepatan penuh tanpa hati-hati maka proses

pertumbuhan kita akan malah menjadi lambat dibandingkan dengan yang seharusnya artinya

sesuatu yang instan dan tanpa melalui proses yang selayaknya, sebenarnya adalah mengalami

perlambatan. Analogi dari hukum ini sebagai berikut,

-        Keinginan membersihkan KKN di pemerintah yang tergesa-gesa dan tidak sistemik, sehingga

terlihat hanya tebang pilih dan penyelesaiannya sangat lambat bahkan jalan di tempat.

-        Menetapkan visi tanpa mengikutsertakan karyawan dalam proses (tidak ada shared vision).

Organisasi tersebut akan tumbuh dengan lambat.

-        Promosi yang berlebihan tanpa disertai dengan perbaikan kualitas pelayanan yang memadai

-        Penambahan banyak orang dalam proyek yang telah berhasil sebelumnya malah akan menjadi

lambat karena komunikasi yang kurang efektif (overhead) dan hilangnya koherensi tim.  

7.       Cause and effect are not closely related in time and space , Penyebab dan akibat tidak terkait

erat dalam arti ruang dan waktu. Orang-orang sering mengasumsikan setiap ada sebab pasti ada

akibat yang tidak jauh dari sebabnya padahal semua itu karena adanya gejala yang jelas yang

mengindikasikan bahwa terdapat masalah. Misalkan kalau terdapat masalah di lini pabrik, kit

akan mencari sebab di pabrik, atau penjualan tidak bisa mencapai target kit aberpikir kita butuh

insetif penjualan yang baru atau promosi. Menurut pandangan Senge bahwa “sebab” dan

“akibat” tidaklah dekat dalam sisi ruang dan waktu. Analogi hukum ini dapat terlihat pada kasus

berikut,

-          Dampak krisis ekonomi mengakibatkan terjadinya lost of generation yang akan tampak pada

beberapa dekade kemudian

-          Pelayanan yang kurang informatif akan menurunkan revenue karena pasiennya pergi ke tempat

lainnya

Page 5: 11 Hukum Yang Berlaku Dalam System Thinking Senge

8.       Small changes can produce big results-but the areas of highest leverage are often the least

obvious Perubahan kecil dapat menghasilkan akibat yang besar- tapi area yang sangat signifikan

acapkali kurang jelas. Dalam berpikir sistem, perubahan kecil yang berfokus akan memberikan

dampak yang signifikan, namun sangatlah sulit untuk menemukan hal yang kecil tersebut karena

terkadang tidak nampak jelas sehingga orang tidak menyadari perubahan yang telah

dilakukannya itu. Analogi dari hukum ini dapat dilihat pada perubahan kecil yang telah

dilakukan Abdul Gani, semasa menjadi CEO Garuda Indonesia, menemukan sesuatu yang luar

biasa yaitu “ketepatan waktu”. Baginya, ketepatan waktu adalah sesuatu yang mudah dicapai

dengan biaya yang murah. Sementara itu orang-orang bisnis yang menjadi sasaran utama Garuda

sangat mengutamakan waktu. Baginya, variabel lain dapat dikompensasi tetapi waktu tidak.

Maka setelah berhasil mencegah perdarahan di Garuda, ia segera membenahi ketepatan waktu.

Caranya sederhana saja, tentukan berapa angka ketepatan waktu sekarang, tetapkan target setiap

bulan, komunikasikan dan berikan imbalan merata kepada setiap karyawan. Baginya ketepatan

waktu merupakan hasil kerja team. Mulai dari check in counter, baggage handling, boarding

kedalam pesawat, hantaran catering, kesigapan team maintanance, kecermatan awak kabin dan

sebagainya. Hasilnya adalah perlahan-lahan angka ketepatan Garuda meningkat dan berhasil

memperoleh penghargaan internasional. Perubahan kecil ini disambut dengan antusias oleh

karyawan. Mereka semua senang dan penumpang pun mengapresiasi. Perubahan kecil ini

menghasilkan apa yang disebut Halo effect. Sebuah hal kecil yang telah mengubah citra yang

besar dan menimbulkan effect yang luar biasa. Maka mulailah dengan hal kecil yang

menimbulkan dampak yang besar. (diambil dari Change karya Rhenald Kasali, 2007:151)    

9.       You can have your cake and eat it too – but not at once , Anda dapat memiliki kue dan

memakannya juga - tetapi tidak sekaligus. Dalam berpikir sistem, sangat memperhatikan proses

perubahan yang terjadi dan memerlukan kesabaran karena Jika kita sabar maka beberapa tujuan

bisa diraih. Analoginya adalah anda bisa meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya tetapi

dilihatnya dalam waktu yang agak lama, atau misalkan sebuah organisasi yang ingin

meningkatkan kemampuan karyawannya dengan menyekolahkan, maka kemampuan karyawan

akan naik namun perlu waktu.

Page 6: 11 Hukum Yang Berlaku Dalam System Thinking Senge

10.   Dividing an elephant in half does not produce two small elephants , Membagi gajah menjadi

dua  tidak mengahasilkan dua ekor gajah kecil. Ketidakmampuan untuk melihat sistem secara

keseluruhan sering dapat menyebabkan keputusan suboptimal. Guna memahami konteks

manajerial yang paling menantang membutuhkan keseluruhan sistem yang membangkitkan

konteks ini. Misalkan membagi dua organisasi pelayanan maka tidak akan mennghasilkan dua

organisasi pelayanan yang sama. Atau dalam kasus otonomi melalui pemekaran daerah.

11.   There is no blame , Tidak Ada yang perlu disalahkan. Maksud dari hukum ini adalah kita

cenderung menyalahkan orang lain (pesaing, pers, perubahan pasar, pemerintah) atas

permasalahan yang kita alami. Berpikir sistem menunjukkan pada kita bahwa tidak ada orang

luar. Tapi kita dan penyebab masalah kita adalah bagian dari Sistem. Obatnya terletak pada

hubungan kita dengan musuh kita.

Kesimpulan :

Ke 11 hukum Berpikir sistem ini menunjukkan bahwa semua solusi memiliki konsekuensi,

kadang buruk dan tak terduga. Sistem di sekitar kita adalah apa yang ada pada diri kita dan

seharusnya tidak menyalahkan tetapi belajar dari mereka. Kita harus memahami apa yang kita

hadapi, baik manusia maupun sebuah teknologi PL secara sadar belajar rangkaian hubungan

sebab dan akibat sistem secara keseluruhan dan sebagai bagian dari sistem dan belajar

bagaimana bekerjasama dengan diri kita sendiri.

Referensi

Rhenald Kasali. 2007. Change :Manajemen perubahan dan Manajemen Harapan. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta

Senge,Peter M.(1990). The Fifth Discipline : The art and practice of the learning

organization.New York: Doubleday