perbedaan pengaruh pemberian anestesi spinal dengan anestesi ...
11. ANESTESI
description
Transcript of 11. ANESTESI
I. PENDAHULUAN
Sesuai dengan wawasan Anestesiologi, kegiatan pelayanan anesthesia
mencakup antara lain :
Pelayanan anestesi/ analgesia di kamar bedah, ruang bersalin dan ruang
diagnostik.
Pengelolaan ruang perawatan/ terapi intensif (ICU)
Melakukan bantuan resusitasi kasus gawat, di ruang darurat atau di
bangsal yang membutuhkan.
Memberikan pelayanan terapi inhalasi.
Mengulangi nyeri membandel di poliklinik maupun di bangsal.
Tingkat pola pelayanan Anestesiologi berbeda dari satu rumah sakit ke rumah
sakit yang lain. Hal ini bergantung pada fasilitas anestesiologi yang tersedia dan
adanya pelayanan spesialistik lain yang memerlukan pelayanan Anestesiologi.
Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, kiranya tidak mudah membuat
suatu standar yang berlaku dalam situasi dan kondisi yang berbeda.
536
II. PROSEDUR PELAYANAN ANESTESIOLOGI
Penatalaksanaan dan Evaluasi pra anesthesiaEvaluasi oleh spesialisasi Anestesiologi penting untuk penilaian medis sebelum
anesthesia untuk pembedahan atau prosedur lain. Tujuannya adalah untuk
menjamin agar pasien berada dalam keadaan optimal untuk anesthesia dan
pembedahan.
Prinsip Umum Evaluasi pra anestesi hendaknya dilakukan oleh dokter yang mengelola
anesthesia.
Agar supaya terapi atau pemeriksaan yang diperlukan dapat
dilaksanakan, hendaknya diberikan waktu yang cukup untuk evaluasi
tersebut.
Meskipun evaluasi dini tidak selalu dapat dilakukan (misalnya
pembedahan darurat), tetapi penilaian diperlukan sebelum memulai
anesthesia dan pembedahan.
Evaluasi pra anesthesia hendaknya mencakup : Identifikasi pasien
Konfirmasi sifat prosedur yang akan dilaksanakan
Riwayat medis dan pemeriksaan klinis pasien yang mencakup
pemeriksaan pengobatan sekarang dan hasil pemeriksaan.
Pengaturan terapi dan pemeriksaan yang berkepentingan anesthesia
Konsultasi dengan dokter spesialis lain
Memberikan penjelasana tentang anesthesia agar supaya pasien merasa
tenang, puas dan menyetujui
Memberikan instruksi premedikasi bila dianggap perlu
Menentukan pilihan anesthesia
Memastikan adanya informed consent kecuali dalam keadaan darurat
Penatalaksanaan anesthesia/anelgesia Prinsip Umum
Anesthesia hendaknya dikelola oleh Dokter Spesialis Anestesiologi (DSAn)
537
Pedoman pemantauan selama anesthesia/analgesiaPemantauan yang ketat pada pasien yang diberi anesthesia/analgesia
merupakan suatu keharusan untuk mencegah kecelakaan
anesthesia/analgesia dan hasil yang tidak diinginkan.
Hal dibawah ini harus dipantau pada selang waktu yang sering dan
teratur (paling lambat setiap 5 menit), kecuali bila secara teknis tidak
mungkin.
oVentilasi :
Palpasi atau observasi balon reservoar, atau auskultasi bunyi
napas atau dianjurkan pemantauan CO2 tidak akhir (kapnografi).
Observasi terlepasnya hubungan mesin anesthesia/analgesia dari
pasien.
oSirkulasi :
Diukur tekanan darah dan palpasi frekuensi nadi atau auskultasi
denyut jantung
Pada operasi besar atau lama atau pada resiko tinggi dianjurkan
untuk menggunakan oksimeter pulsa.
oOksigenasi :
Oksigenasi darah pasien dipantau dengan memperhatikan warna
kuku, selaput lendir, warna darah dan dianjurkan penggunaan pulsa
oksimeter.
Pada setiap pemberian anesthesia/analgesia dengan alat anesthesia
kadar O2 dalam system pernapasan dianjurkan dipantau dengan alat
analyzer O2 dengan alarm O2 rendah.
EKG
Pemantauan kontinyu EKG hendaknya dilakukan maka pada operasi
besar atau lama atau pada pasien dengan risiko tinggi, dimulai sejak
permulaan induksi anesthesia/ analgesia sampai pasien siap
meninggalkan kamar operasi.
Suhu
Pada setiap pemberian anesthesia/analgesia umum, hendaknya dapat
segera dilakukan pengukuran suhu tubuh bila diperlukan.
Urin
538
Pada operasi besar dan lama hendaknya dilakukan kateterisasi untuk
memantau pengeluaran urin.
Keamanan pasien selama anesthesia/ analgesia Mesin anesthesia/analgesia harus diperiksa, diuji, dan dipastikan
berfungsi
Bila digunakan elektrokauter, elektrokoagulator atau peralatan listrik lain
yang menimbulkan bunga api selama prosedur tindakan, maka
sebaiknya zat yang tidak terbakarlah yang dipakai untuk
anesthesia/analgesia atau persiapan lapangan operasi pra bedah.
Bila digunakan zat yang mudah terbakar, harus diperhatikan hal-hal
berikut :
oLantai bersifat konduktif
o Semua peralatan dan perabot dikamar operasi hendaknya di-bumi-
kan (grounding) dengan baik.
o Semua orang masuk kamar operasi harus mengenakan alas kaki
konduktif.
o Pakaian luar tidak boleh terbuat dari sutera, wol, nilon atau bahan
sintetik lain. Selimut wol tidak boleh berada di dalam kamar operasi.
o Dijaga jarak aman antara katup ekshalasi/ sungkup muka dengan
sumber api/lapangan pembedahan, yaitu diperlukan jarak minimal 50
cm. Pada jarak yang dekat ini sebaiknya digunakan eter/udara atau
closed system atau low flow semi closed system.
o Titik keluar listrik hendaknya setinggi 1,5 m dari lantai, sebaiknya
spark proof.
Laringoskop pipa jalan napas, kantong napas, sungkup muka, pipa
trakeal dan semua alat anesthesia/analgesia yang berhubungan
langsung dengan pasien hendaknya dicuci sesudah setiap prosedur.
Bantuan tenaga yang diperlukan untuk pelaksanaan anesthesia/analgesia
yang aman
Bantuan untuk dokter atau pengelola anesthesia/ analgesia perlu untuk
pelaksanaan anesthesia/ analgesia yang efisien dan aman.
Kehadiran tenaga bantuan (missal: perawat terlatih) diperlukan terutama
selama persiapan dan induksi anesthesia/ analgesia serta pada
pengakhiran anesthesia/analgesia.
539
Selama pemeliharaan anesthesia/analgesia, tenaga bantuan siap datang
segera, apabila sewaktu-waktu diperlukan.
Tenaga bantuan harus cukup terlatih.
Penatalaksanaan pasien pulih dari anesthesia/analgesia Setelah pengakhiran anesthesia/ analgesia pasien dievaluasi untuk
penatalaksanaan pasca anesthesia/ analgesia khusus. Pasien dikirim ke
kamar putih untuk pemantauan parameter fisiologis yang diperlukan oleh
tenaga terlatih.
Penatalaksanaan pasien dan evaluasi kondisinya untuk keluar dari kamar
pulih dilakukan oleh dokter yang bertugas.
Sebelum dipindahkan ketempat lain, pasien harus dalam keadaan stabil dan
sebaiknya sudah sadar kembali.
540
PERAWATAN/ TERAPI INTENSIF (ICU)
PERAWATAN/ TERAPI INTENSIF (ICU)Adalah satuan (unit) terdiri dari prasarana, sarana dan tenaga yang mampu
merawat/ memberi terapi pasien sakit kritis secara intenisf.
RUANG LINGKUP PELAYAN ICU Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik berbagai penyakit akut yang
mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit
sampai beberapa hari tetap masih ada harapan untuk hidup.
Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh, sekaligus melakukan
penatalaksanaan spesifik dari problem dasar.
Pemantauan fungsi vital tubuh terhadap komplikasi :
o Penyakit
o Penatalaksanaan spesifik
o System bantuan tubuh
o Pemantauan itu sendiri
o Akibat tindakan medis
Penatalaksanaan untuk mencegah komplikasi akibat koma yang dalam, imobilitas
berkepanjangan, stimulasi berlebihan dan kehilangan sensori.
Memberiakn bantuan emosional terhadap pasien yang nyawanya pada saat itu
bergantung pada fungsi alat/mesin dan orang lain.
KEMAMPUAN PELAYANAN OPTIMAL Resusitasi Jantung, Paru, Otak
Penatalaksanaan jalan napas, termasuk intubasi endotrakeal dan ventilasi
Terapi zat asam
Pemantauan EKG kontinyu
Interpretasi dini hasil laboratorium yang cepat dibuat
541
Terapi Nutrisi Enteral dan Parenteral
Terapi titrasi dengan pompa infus/ pompa semprit
Mampu menggunakan alat Bantu kehidupan portable untuk transport pasien.
KELAINAN/ TINDAKAN YANG BANYAK DILAKUKAN DI ICU Observasi pasien pasca bedah mayor
Pasien gagal napas akut
Pasien politrauma
Pasien gagal sirkulasi akut
Observasi pasien dengan kesadaran menurun, gagal otak dan kenaikan tekanan
intrakranial
Observasi pasien sepsis
Pasien gagal ginjal akut
Pasien tetanus berat
Pasien keracunan
Pasien dengan gangguan muskulo-skeletal
542
Nama Diagnosis/TindakanOBSERVASI PASIEN PASCA BEDAH MAYOR
Yaitu observasi pasien yang telah mengalami mayor, misalnya bedah abnormal,
toraks atau lainnya yang memungkinkan.
Kriteria DiagnosisPascabedah mayor, misalnya bedah abdominal toraks, saraf, dll.
Diagnosis banding :Trauma berat
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan radiology
laboratorium darah rutin
analisis gas darah (AGD)
Konsultasi :Bergantung kelainan yang ditemukan
Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap segera
Terapi : Medik :
Cairan dan nutrisi, bantuan oksigen dan ventilasi.
Bedah :
Operasi ulang.
543
Penyulit : Perdarahan ulang
ARDS
Emboli
Gagal napas akut
Informed consent : Perlu
Lama perawatan : ± 1 - 3 hari
Masa pemulihan : Beberapa minggu
Output : Tidak ada penyulit :
Sembuh total
Ada penyulit :
Bergantung berat/ringan
544
Nama Diagnosis/TindakanPASIEN GAGAL NAPAS AKUT
Adalah pasien yang mengalami kegagalan fungsi yang disebabkan oleh adanya
kelainan dalam paru atau diluar paru, baik sentral ataupun perifer.
Kriteria Diagnosis Klinis : dispne, takipne, sianosis
Lab : AGD, PaO2 < 60 mmHg, PaCO2 > 50 mmHg
Diagnosis banding : Emboli
Gagal jantung
Gagal napas kronik
Pemeriksaan penunjang : laboratorium darah rutin
analisis gas darah (AGD)
Pemeriksaan radiology
Konsultasi :Spesialis Paru
Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap segera
Terapi : Medik :
Cairan dan nutrisi, bantuan medikamentosa.545
Tindakan :
Oksigenasi dan ventiasi mekanik, fungsi pleura, dll.
Penyulit : Infeksi
Barotraumaa
Intoksikasi O2
Ketergantungan alat Bantu napas
Informed consent : Perlu
Lama perawatan : Beberapa hari s/d beberapa minggu
Masa pemulihan : Bberapa hari s/d beberapa minggu
Output : Sembuh total atau terdapat gejala sisa.
546
Nama Diagnosis/TindakanPASIEN GAGAL SIRKULASI AKUT
Adalah pasien yang mengalami gangguan perfusi jaringan yang disebabkan oleh
berbagai factor.
Kriteria Diagnosis Tekanan darah turun lebih dari 30 mmHg
Gangguan perfusi jaringan
Vasokontriksi perifer
Oliguria dan asidosis metabolik
Diagnosis banding :Keadaan terminal dari penyakit
Pemeriksaan penunjang : laboratorium darah rutin
pengukuran tekanan darah vena setnral (CVP)
pengukuran kapilar paru (PCWP)
Konsultasi :-
Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap segera
Terapi : Medik :
Cairan , koreksi asam –basa, oksigen dan ventilasi.547
Bedah :
Bila terjadi pendarahan.
Penyulit : ARDS
Gagal ginjal
DIC
Informed consent : Perlu
Lama perawatan : Beberapa hari
Masa pemulihan : Beberapa hari
Output : Tanpa :
Baik
Dengan penyulit :
Kurang baik
548
Nama Diagnosis/TindakanOBSERVASI PASIEN DENGAN KESADARAN MENURUN, GAGAL OTAK DAN KENAIKAN TEKANAN INTRAKRANIAL
Kriteria DiagnosisKesadaran soporous sampai koma dengan sebab yang belum jelas.
Diagnosis banding : Intoksikasi
Kelainan susunan syarat pusat
Gangguan metabolic/ endokrin
Pemeriksaan penunjang : laboratorium darah rutin
analisis gas darah (AGD)
CT Scan
Konsultasi :Spesialis Penyakit Dalam
Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap segera
Terapi : Medik :
Menjaga jalan napas, oksigenasi dan ventilasi.
Bedah :
Sesuai dengan kelainan yang ada.
Penyulit :Infeksi
549
Informed consent : Perlu
Lama perawatan : Beberapa hari
Masa pemulihan : Beberapa hari sampai beberapa minggu
Output : Sesuai dengan penyakit utamanya
550
Nama Diagnosis/TindakanOBSERVASI PASIEN SEPSIS
Adalah pasien yang mengalami infeksi dengan tanda-tanda toksik.
Kriteria DiagnosisAdanya sumber infeksi dengan gangguan kardiosirkukulasi/ metabolik.
Diagnosis banding :Infeksi dengan dehidrasi
Pemeriksaan penunjang : laboratorium darah rutin
analisis gas darah (AGD)
kultur darah
sputum urin dan pus
radiologi
Konsultasi :Spesialisasi imunologi
Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap segera
Terapi : Medik :
Cairan, koreksi asam-basa, antibiotika, obat inotropik, oksigenasi dan ventilasi
serta imunoterapi.
Bedah :551
Kalau perlu dilakukan terapi bedah.
Penyulit : Syok
DIC
Informed consent : Perlu
Lama perawatan : Beberapa hari
Masa pemulihan : Beberapa hari
Output : Tidak ada penyulit :
Baik
Ada penyulit :
Sangat buruk
552
Nama Diagnosis/TindakanPASIEN DENGAN GAGAL GINJAL AKUT
Adalah pasien yang mengalami infeksi kegagalan fungsi ginjal secara mendadak
yang disebabkan kelainan prerenal, renal atau postrenal.
Kriteria DiagnosisAdanya oliguria disertai peninggian kadar ureum dan kreatinin pada pasien yang
sebelumnya tanpa kelainan ginjal.
Diagnosis banding :Gagal ginjal kronik
Pemeriksaan penunjang : laboratorium darah rutin
Faal ginjal
Elektrolit (K, Na, Cl)
Pemeriksaan urin lengkap
Konsultasi :Spesialisasi penyakit dalam (Nefrolog)
Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap segera
Terapi : Cairan
Nutrisi
Diuretic 553
CAVH
Dialysis
Penyulit : Edema
Gagal jantung
Informed consent : Perlu
Lama perawatan : Beberapa hari
Masa pemulihan : Beberapa hari
Output : Tidak ada penyulit :
Baik
Ada penyulit :
Kurang baik
554