100406075 - Octavia (UTS).pdf

34
TUGAS PERENCANAAN KOTA UNSUR UNSUR PERENCANAAN KOTA Di susun Oleh: OCTAVIA.TANTONO NIM:100406075 [email protected] UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR MEDAN 2012

Transcript of 100406075 - Octavia (UTS).pdf

Page 1: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

TUGAS PERENCANAAN KOTA

UNSUR – UNSUR PERENCANAAN KOTA

Di susun Oleh:

OCTAVIA.TANTONO

NIM:100406075

[email protected]

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

MEDAN 2012

Page 2: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

Abstrak

Perencanaan kota berhadapan dengan lingkungan binaan dari perspektif munisipal dan

metropolitan. Profesi lainnya yang berhadapan dengan detail yang lebih kecil, disebut

arsitektur dan desain urban. Perencanaan kota termasuk pengorganisasian, atau

memengaruhi, distribusi penggunaan tanah dalam wilayah yang telah dibuat atau

dimaksudkan untuk dibuat. Perencanaan suatu kota memiliki beberapa subjek atau unsur

yang terdir dari : transportasi, pedestrian, tata guna lahan, perumahan, kawasan komersil,

industri, dan utilitas kota yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan suatu daerah, maka setiap daerah khususnya di Indonesia

memiliki rencana pembangunan daerah masing – masing.

Page 3: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pasal 13 ayat (2) bahwa pemerintah daerah wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan arah pembangunan yang ingin dicapai daerah dalam kurun waktu tertentu yang disusun berdasarkan Visi dan Misi Daerah yang dijabarkan ke dalam tujuan, strategi, dan tahapan pembangunan jangka panjang. Salah satu yang menjadi unsur dalam perencanaan pembangunan adalah sistem transportasi. Transportasi bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam segala kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Namun di jaman sekarang, salah satu permasalahan kota yang signifikan, justru muncul dari masalah transportasi. Transportasi kota sudah semakin parah dan menimbulkan biaya sosial yang sangat tinggi. Sehingga Pembangunan kota memerlukan dukungan sistem transportasi yang efesien yang menjadi salah satu prasyarat guna kelangsungan dan terjaminnya pelaksanaan pembangunan. Pembangunan sektor perhubungan di Kota harus direncanakan, dijabarkan, dan dilaksanakan secara terkoordinasi, terpadu, dan sesuai dengan perkembangan dan perubahan tuntutan di masa mendatang. Di dalam tulisan ilmiah ini membahas tentang Perencanaan Transportasi pada Kota bandung

serta Studi Kasus Tentang penerapan unsur perencanaan transportasi di kota Jakarta dan

Bandung, yang diikutsertakan Peta Perencanaan dan Foto untuk pendukungnya.

Page 4: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

BAB II. TEORI

1.1 UNSUR PERENCANAAN KOTA

Unsur – unsur perencanaan suatu kota terbagi menjadi beberapa subjek, antara lain

Transportasi Hubungan antara transportasi dan tata guna lahan sangatlah penting. Bermacam-macam pola pengembangan lahan menghasilkan bermacam-macam kebutuhan akan transportasi.

Pedestrian

Tata guna lahan Kebutuhan akan perencanaan penggunaan lahan berkaitan erat dengan penggunaan lahan-lahan yang lain. Hubungan antara berbagai penggunaan dapat saling mendukung, namun dapat juga salingmerusak

Perumahan Perumahan merupakan salah satu sarana penghunian yang erat sekali kaitannya dengan tata cara kehidupan masyarakatnya.

Kawasan komersil

Industri Lokasi kegiatan industri terjadi setelah terbentuk struktur wilayah berdasarkan kegiatan pelayanan, yang akhirnya akan mengembangkan suatu tempat sentral (kota) yang terjadi.

Utilitas kota

Salah satu contoh konsep dan Ilustrasi dari perencanaan kota Bandung di masa depan :

Page 5: 100406075 - Octavia (UTS).pdf
Page 6: 100406075 - Octavia (UTS).pdf
Page 7: 100406075 - Octavia (UTS).pdf
Page 8: 100406075 - Octavia (UTS).pdf
Page 9: 100406075 - Octavia (UTS).pdf
Page 10: 100406075 - Octavia (UTS).pdf
Page 11: 100406075 - Octavia (UTS).pdf
Page 12: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

Pembagian SWK kota Bandung

Rencana struktur ruang

Page 13: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

Peta Rencana Pola Ruang

Page 14: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

Renacan Kawasan Lindung

1.2 PERENCANAAN TRANSPORTASI KOTA BANDUNG

Perkembangan Kota (dari masa ke masa) mempengaruhi perkembangan transportasi dan

berinteraksi dengan perubahan guna lahan.

Page 15: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

Perencanaan Kota BerInteraksi dengan Perencanaan Transportasi

Perencanaan Transportasi (dengan Unsur : Rencana kota/guna lahan)

Rencana Kota Rencana Guna Lahan - Generation Model

-Traffic Demand

-Distribution Model

-Desire Lines

-Assignment Model

-Travel Times & Flows

-Karakteristik Operasional

-Model Implementasi

-Model Evaluasi

Perencanaan Kota (dengan Unsur : Rencana Transportasi) Pengelolahan Data Analisis

Pembuatan Rencana (rencana guna lahan dan rencana jaringan jalan implementasi

rencana dan pemantauan & Evaluasi

Tujuan Pengembangan Sistem Transportasi

1. Tersusunnya suatu jaringan sistem transportasi yang efisien & efektif; 2. Meningkatnya kelancaran lalu-lintas dan angkutan; 3. Terselenggaranya pelayanan angkutan yang aman, tertib, nyaman, teratur, lancar dan

efisien; 4. Terselenggaranya pelayanan angkutan barang yang sesuai dengan perkembangan

sarana angkutan dan teknologi transportasi angkutan barang; 5. Meningkatnya keterpaduan baik antara sistem angkutan laut, udara dan darat

maupun antar moda angkutan darat; 6. Meningkatnya disiplin masyarakat pengguna jalan & pengguna angkutan

Prasarana transportasi dikembangkan sebagai pelayanan angkutan terpadu untuk lalu lintas lokal, nasional, regional dan internasional yang disusun dalam kerangka kerja seperti pada gambar di bawah ini.

Page 16: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

Tingkatan Rencana Kota

Rencana umum Tata Ruang kota : -Rencana Pemanfaatan Ruang

-Rencana Sistem transportasi

Rencana Detail Tata ruang kota : -Rencana Pemanfaatan Ruang

-Rencana system jaringan fungsi jalan

Rencana Teknik Ruang kota : -Rencana tapak pemanfaatan ruang

-Pra Rencana Pola dan konstruksi jalan

Page 17: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

BAB III STUDI KASUS

Studi kasus antara penerapan rencana perkembangan transportasi di kota Bandung dan

Jakarta

GAMBARAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI KOTA BANDUNG

No Aspek Permasalahan Dampak Alternatif Solusi

1 Prasarana jaringan jalan

• Luas penyediaan jalan masih rendah (2,32- 3,10%) • Kondisi jalan belum 100% mantap (14,2% rusak) • Hirarki fungsi jaringan jalan yang kurang ideal

• VCR tinggi (di jam puncak 30% ruas jalan VCR> 0,8) • Kecepatan perjalanan di ruas-ruas jalan arteri dan kolektor 15,71 km/jam • Lalulintas jalan yang tidak sesuai konsep hirarki fungsi, bottle neck

• Pe qrlu pembangunan jalan secara selektif hingga mencapai 5% luas • Peningkatan pagu anggaran dan prioritas pemeliharaan jalan • Restrukturisasi hirarki dan perbaikan manajemen lalin

2

Manajemen lalulintas

• APILL/ATCS tidak optimal fungsinya • Banyak lokasi on-street parking ilegal dan di jalan arteri/padat lalulintas • Fasilitas pejalan kaki kurang (8,31% jalan yang ada trotoar dan baru 29% kebutuhan zebracross dan JPO yang terpenuhi) • Kebutuhan rambu dan marka belum terpenuhi (baru 30%)

• over-saturated (tundaan di persimpangan tinggi) • Gangguan samping tinggi (pengurangan kapasitas hingga 30% di ruas ybs) • Keselamatan pejalan kaki, gangguan kelancaran lalulintas, hambatan terhadap promosi angkutan umum • Keselamatan dan kelancaran lalulintas jalan terganggu

• Re-setting sinyal dan perbaikan geometric persimpangan • Manajemen parkir, gedung parkir, pengendalian pemanfaatan ruang • Penyediaan lahan dan penambahan sesuai prioritas, pengembalian fungsi trotoar dan JPO • Sosialiasi disiplin lalulintas, penambahan penyediaan rambu dan marka sesuai prioritas

3 Terminal penumpang

• Lokasi terminal tipe C yang belum tertata • Terminal di pusat kota yang kurang

• Terjadinya terminal bayangan/pangkalan • Efisiensi jaringan angkutan kurang baik

• Pengaturan lokasi dan fasilitas terminal C •

Page 18: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

representatif • Lokasi terminal tipe A dan B yang berada pada jalan yang relatif macet

• Bus tidak masuk terminal, terminal bayangan

Penyediaanterminal pusat kota (best-practice Blok M-Jakarta) • Terminal terpadu, relokasi terminal

4 Jaringan trayek umum

• Armada angkutan didominasi angkot (38 trayek,4695kendaraan) • Trayek yang overlap (9 ruas jalan dilalui lebih dari 5 trayek angkot) • Armada lintas batas besar (+ 6000 armada)

• Kapasitas dan efisiensi angkutan rendah (hanya tersedia 73592 seat/hari, kecepatan 11,88 km/jam) • Gangguan lalulintas tinggi, persaingan penumpang • Pengaturan sulit

• Perbaikan sistem pengusahaan, evolusi perubahan trayek dan teknologi/armada, • Rerouting jaringan sesuai hirarki secara bertahap • Integrasi perencanaan angkutan dalam lingkup metropolitan Bandung

5 Angkutan umum non trayek

• Sebagian taksi tidak menggunakan argo • Ojek dan becak cukup banyak beroperasi (53 titik lokasi ojeg, 60 lokasi becak)

• Peran taksi rendah (kurang dari 1% angkutan) • Biaya transportasi tinggi (total biaya angkutan umum menjadi Rp. 417/km/orang)

• Perbaikan sistem pengusahaan, evaluasi kebutuhan armada taksi • Peningkatan penetrasi layanan angkot (saat ini baru 21,56%), pengaturan daerah dan tarif

6 Angkutan jalan rel

• Rute pelayanan barattimur (Padalarang- Bandung-Cicalengka) • Fleet terbatas hanya 27 KA/hari

• Peran angkutan KA terbatas (kurang dari 5%) • Kapasitas angkut terbatas (kurang dari 10 ribu pnp/hari)

• Reutilisasi rute jalan rel dan pengembangan trayek baru • Penambahan fleet dan integrasi antar moda • Pengembangan jenis teknologi baru (monorel)

Page 19: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

7 Angkutan barang

• Pembatasan operasi angkutan barang belum optimal (rute, waktu, tonase) • Penyediaanterminal angkutan barang (Gedebage) belum optimal

• Gangguan lalulintas jalan, percepatan kerusakan jalan • Distribusi barang kurang efisien

• Perlu Perda/SK Walikota tentang operasi angkutan barang • Pengembangan konsep terminal angkutan barang terpadu di Gede Bage

8 Angkutan udara

• Lokasi Bandara Hussein yang tidak lagi ideal

• Gangguan operasi penerbangan, limitasi penggunaan ruang

• Pemindahanlokasi bandara dengan tetap memperhatikan prinsip ekonomi dalam penyediaan simpul angkutan

ARAHAN KINERJA DAN WUJUD TRANSPORTASI KOTA BANDUNG

No Kebijakan Arahan Wujud dan Kinerja

1 Kinerja sistem transportasi Kota Bandung yang diharapkan (target: terwujud pada Tahun 2020)

•Mengembangkan kinerja sistem angkutan umum yang handal, dengan: - Angkutan massal sebagai moda utama di Kota Bandung - Share angkutan umum mencapai 60% dari total perjalanan - Sistem terminal yang terintegrasi dan tepat lokasi serta fungsi •Mengembangan kinerja sistem jaringan jalan di kota Bandung hingga mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM), yakni: - Luas jalan > 5% dari total luas wilayah - Kondisi jalan 100% mantap (tidak ada yang rusak) - Kecepatan lalulintas minimal 20 km/jam •Mengembangkan kinerja sistem angkutan barang yang efisien, dengan sistem transportasi multimoda

2 Arahan wujud jaringan transportasi (target: terwujud pada Tahun 2020)

• Arahan wujud jaringan pelayanan angkutan umum - Angkutan massal untuk trayek utama dan langsung - Bus sedang dan angkot untuk trayek cabang dan ranting - Pengembangan terminal terpadu antar kota dan terminal di pusat kota di • Arahan wujud jaringan jalan - Melengkapi sistem ring-radial pada jaringan jalan sekunder

Page 20: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

(khususnya arteri) - Rekayasa lalulintas untuk mengoptimalkan kapasitas jalan • Jaringan angkutan barang - Pengembangan rute dan manajemen operasi angkutan barang - Pengembangan terminal angkutan barang primer dan sekunder

KONSEP PENGEMBANGAN JARINGAN PRASARANA JALAN

• Fungsi hubungan jaringan jalan sekunder (PP 34/2006) – Jalan arteri sekunder menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua – Jalan kolektor sekunder menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga – Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan • Kualifikasi Penyediaan Prasarana Jalan – Standar Pelayanan Minimal Jalan (Kepmenkimpraswil No. 534/KPTS/M/2001) • Jaringan jalan perkotaan minimal 5% dari luas wilayah • Jika LHR > 20000 smp/hari � lebar jalan minimal 2 x 7 meter – Spesifikasi teknis jaringan jalan sekunder (PP 34/2006) • Jalan arteri sekunder: design speed > 30 km/j; lebar > 11 m; V/C < 1, tidak terganggu

Page 21: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

lalulintas lokal (sebaiknya disediakan jalur lambat) • Jalan kolektor sekunder: design speed > 20 km/j; lebar > 9 m; V/C < 1 • Jalan lokal sekunder: design speed > 10 km/j; lebar > 7,5 m; V/C < 1 – Syarat jalan tol (PP15/2005): • Lintas alternatif ruas jalan umum yang ada, yang minimal fungsinya arteri atau kolektor • Kecepatan rencana minimal 60 km/jam

Page 22: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

PETA RENCANA PENGEMBANGAN JALAN LAYANG (TOL)

KONSEP PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN ANGKUTAN UMUM

No Klasifikasi Trayek

Ciri-Ciri Pelayanan

1 Trayek Utama

- mempunyai jadwal tetap; - melayani angkutan antar kawasan utama, antara kawasan utama dan kawasan pendukung dengan ciri melakukan perjalanan ulang-alik secara tetap dengan pengangkutan yang bersifat massal; - dilayani oleh mobil bus umum; - pelayanan cepat dan atau lambat; - jarak pendek; - melalui tempat-tempat yang ditetap- kan hanya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

2 Trayek Cabang

- mempunyai jadwal tetap; - melayani angkutan antar kawasan pendukung, antara kawasan pendukung dan kawasan pemukiman; - dilayani dengan mobil bus umum; - pelayanan cepat dan atau lambat;

Page 23: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

- jarak pendek; - melalui tempat- tempat yang telah ditetapkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

3 Trayek Ranting

- melayani angkutan dalam kawasan pemukiman; - dilayani dengan mobil bus umum dan atau mobil penumpang umum; - pelayanan lambat; - jarak pendek; - melalui tempat-tempat yang telah ditetapkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

4 Trayek Langsung

- mempunyai jadwal tetap; - melayani angkutan antar kawasan secara tetap yang bersifat masal dan langsung; - dilayani oleh mobil bus umum; - pelayanan cepat; - jarak pendek; - melalui tempat-tempat yang ditetapkan hanya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

KONSEP PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN ANGKUTAN UMUM

• Spesifikasi Trayek (SK Dirjen Hubdat No. 687 Tahun 2002)

• Rekomendasi Jenis Armada (SK Dirjen Hubdat No. 687 tahun 2002)

Page 24: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

KONSEP PENGEMBANGAN JARINGAN ANGKUTAN BARANG

• Prinsip Pengembangan Terminal Angkutan Barang (KM 31/1995) – Terminal barang berfungsi melayani kegiatan bongkar dan/atau muat barang, serta perpindahan intra dan /atau moda transportasi – Lokasi terminal barang harus memenuhi persyaratan: • Terletak dalam jaringan lintas angkutan barang; • Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya IIIA • Tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 Ha untuk terminal di Pulau Jawa • mempunai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan jarak sekurangkurangnya 50 m di Pulau Jawa

• Pengaturan Kelas Jalan untuk Rute Angkutan Barang (PP 43/1993)

Klasifikasi Fungsi jalan Dimensi kendaraan dan muatan

Sumbu Terberat

Kelas I Arteri 2500 x 18000 mm 10 ton

Kelas II Arteri 2500 x 18000 mm 10 ton

Kelas III A Arteri atau Kolektor 2500 x 18000 mm 8 ton

Kelas III B Arteri atau Kolektor 2500 x 12000 mm 8 ton

Kelas III C Arteri atau Kolektor 2100 x 9000 mm 8 ton

Page 25: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

PETA RENCANA TERMINAL DAN RUTE ANGKUTAN BARANG

TAHAPAN PENGEMBANGAN JARINGAN PRASARANA JALAN

Pogram Kegiatan

Jangka Pendek (2007-2010): Optimalisasi kondisi jalan eksisting

• Peningkatan struktur pada kondisi jalan yang rusak • FS dan DED peningkatan kapasitas (capex) untuk: - Ruas-ruas jalan arteri sekunder - Jalan tol/layang prioritas 1: Pasteur-Cileunyi dan Ujung Berung-gede Bage • Penyiapan ROW (pengadaan tanah) untuk: - ROW Pelebaran jalan arteri sekunder (menjadi 4 s/d 6 jalur cepat, 2 jalur lambat, 2 arah, median) - ROW Pembangunan jalan tol/layang prioritas 1

Jangka Menengah (2011-2015): Restrukturisasi Jaringan Jalan

• Pemeliharaan dan peningkatan jalan sesuai dengan kebutuhan • Pelebaran jalan arteri sekunder sebagai struktur pembentuk sistem transportasi kota • Pembangunan jalan tol layang/prioritas 1 • FS dan DED peningkatan kapasitas (capex): - ruas-ruas jalan kolektor sekunder (menjadi 4 lanjur plus kerb/bahu) - Jalan tol layang dalam kota Prioritas 2 (Kiaracondong-Suci dan Pasteur-Kopo)

Page 26: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

• Penyiapan ROW (pengadaan tanah) untuk: - ROW Pelebaran jalan kolektor sekunder - ROW Rencana jalan tol dalam kota Prioritas 2

Jangka Panjang (2016-2020): Ekspansi Jaringan Jalan

• Pemeliharaan dan peningkatan jalan sesuai dengan kebutuhan • Pelebaran jalan kolektor sekunder untuk mengekspansi kapasitas jaringan jalan • Pembangunan jalan layang/tol prioritas 2

TAHAPAN MANAJEMEN TRANSPORTASI

Program Kegiatan

Jangka Pendek (2007-2010): Manajemen lalulintas untuk optimasi kapasitas jaringan

• Re-setting sinyal lampu lalulintas dan optimasi kapasitas jalan dengan pembatasan akses dan perubahan arah lalulintas • Kebijakan larangan parkir untuk optimasi kapasita - di semua ruas jalan arteri - di sejumlah jalan kolektor yang padat

Jangka Menengah (2011-2015): Capacity restraint untuk promosi angkutan umum

• Pembatasan operasi kendaraan pribadi (misal: 3 in 1, plat nomor ganjil/genap, kawasan bebas mobil) • Kebijakan tarif untuk pembatasan kendaraan pribadi (misal: road pricing, pajak progressive, parkir progressive) • Larangan sepeda motor masuk jalur cepat jalan arteri (hanya di jalur lambat)

Jangka Panjang (2016-2020): Travel demand management dan pengembangan Intelligent Transport System (ITS)

• Peak spreading, dengan strategi: - dekonsentrasi pusat kegiatan (sesuai pelaksanaan RTRW) - pengaturan jam kerja (masuk dan pulang kerja) • Pengembangan Intelligent Transport Area • Pengembangan SIG untuk manajemen lalulintas

TAHAPAN PENGEMBANGAN JARINGAN ANGKUTAN UMUM

Program Kegiatan

Jangka Pendek (2007-2010): Perbaikan Pengusahaan Angkutan

• Studi masterplan angkutan umum metropolitan Bandung (berikut sosialisasinya) • Perbaikan sistem pengusahaan angkutan umum - Perorangan menjadi perusahaan/koperasi - Ijin melekat di kendaraan menjadi melekat di trayek • Pengembangan terminal: - Terminal pusat penyebaran di pusat Primer: terminal terpadu antar kota (GedeBage) dan terminal interchange di pusat kota (St.

Page 27: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

Hall) - Pengembangan terminal tipe C di pusat-pusat sekunder • Pilot project pengembangan angkutan umum - Uji coba route tendering - Uji coba angkutan massal (pengoperasian busway/lane)

Jangka Menengah (2011-2015): Perubahan Jaringan Trayek

• Re-routing jaringan trayek sesuai dengan hirarki • Perubahan armada secara bertahap - Angkot ke bus besar/bus sedang di trayek utama/cabang - Busway/buslane di trayek langsung • FS angkutan massal kota/metropolitan Bandung • Reutilisasi rel KA ke Soreang dan Jatinangor

Jangka Panjang (2016-2020): Pengembangan Angkutan Massal

• Pengembangan rute angkutan massal sesuai masterplan dan hasil FS - diutamakan untuk trayek langsung dan beberapa rute utama - jenis teknologi dispesifikasi berdasarkan kebutuhan kapasitas dan kajian teknis

TAHAPAN PENGEMBANGAN JARINGAN ANGKUTAN BARANG

Program Kegiatan

Jangka Pendek (2007-2010): Normalisasi Kelas Jalan

• Studi masterplan angkutan barang metropolitan Bandung • Normalisasi kelas jalan yang tidak memenuhi syarat geometrik dan struktur • Pembatasan operasi angkutan barang dengan truk besar (4 as atau lebih) di jam tertentu dan ruas jalan tertentu • FS Pengembangan Terminal Terpadu Barang Gede Bage

Jangka Menengah (2011-2015): Pengembangan simpul dan Rute

• Pengembangan Terminal Terpadu Gedebage - Pelengkapan fasilitas pokok (parkir, gudang, kantor, alat bongkar muat) - Pelengkapan fasilitas intermoda (layout, interkoneksi KA dan jalan) • Pengembangan Rute Angkutan Barang - Penyesuaian kelas jalan arteri dan kolektor sekunder sesuai syarat jalan kelas II/IIIA - Penerapan satu pintu angkutan barang dari

Page 28: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

luar kota di Gede Bage (larangan truk besar 4 as atau lebih melintasi jalan sekunder) • Revitalisasi Gedebage sebagai Dryport

Jangka Panjang (2016-2020): Pengembangan Itermodality

• Pengembangan intermodality angkutan barang di terminal gedebage - Optimalisasi penggunaan moda KA untuk angkutan barang ke luar kota - Aplikasi sistem multimoda untuk angkutan dalam kota (angkutan terhirarki) • Pengembangan angkutan multimoda - Pengembangan teknologi transportasi multimoda di terminal gedebage (teknologi informasi untuk database, SIG/tracking, financing) - Ujicoba aplikasi transportasi multimoda (single operator, single document)

Penerapan Transportasi pada Kota Jakarta

Pemerintah DKI Jakarta akan membangun mass rapid transit (MRT), salah satu transportasi

massal untuk mengatasi kemacetan. Saat ini, proyek MRT tengah memasuki tender fisik.

1.Konsep MRT & Bus Trowongan. Rencananya pembangunan fisik proyek MRT akan dimulai tahun 2012. Berikut detail perbedaan Plan Bus-Terowongan dan MRT Jakarta :

DKI Jakarta membangun MRT dengan dukungan dana dari Jepang melalui Japan

International Coorporation Agency (JICA). Proyek angkutan massal ini akan dikerjakan

selama hampir lima tahun, dimulai Januari 2012 - Oktober 2016.

Page 29: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

Berikut Contoh Mass Rapid Transports - MRT Tujuan Fatmawati - Kota

Akan ada 6 stasiun bawah tanah yang terdapat di :

- Masjid Al Azhar

- Istora Senayan (Ratu Plaza)

- Bendungan Hilir, Setia Budi,

-Dukuh Atas dan Bundaran Hotel Indonesia

-tujuh stasiun elevated di Lebakbulus

-Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, Blok M, dan

-Sisingamangaraja.

2. Maket MRT Jakarta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mengembangkan proyek Mass Rapid Transit (MRT) dalam waktu dekat. Proyek MRT akan dimulai dengan pembangunan jalur 14.5 km dari Terminal Lebak Bulus hingga Stasiun Dukuh Atas. Pembangunan jalur pertama ini akan menjadi awal sejarah pengembangan jaringan terpadu dari sistem MRT yang merupakan bagian dari sistem transportasi massal DKI Jakarta pada masa yang akan datang.

Page 30: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

3. Konsep Transportasi Masa Depan Jakarta

MRT merupakan konsep transportasi massal tercepat dan tercanggih yang mampu

mengangkut penumpang sekitar 340-400 ribu penumpang. Untuk tahap pertama, MRT

Jakarta akan dirancang menghubungkan Lebak Bulus-Dukuh Atas yang dapat ditempuh

dalam waktu hanya 28 menit dan rencanannya akan mulai dibangun pada tahun 2011 dan

mulai beroperasi pada tahun 2016. Proyek pembangunan MRT Jakarta tersebut menelan

biaya 120.017 miliar Yen Jepang.

Page 31: 100406075 - Octavia (UTS).pdf
Page 32: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

Peta rencana jaringan tol Jakarta

Peta Rencana Jaringan Kereta

Page 33: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

Peta Rencana Jaringan Jalan dan Terminal

BAB IV KESIMPULAN

Perencanaan kota / daerah memiliki pernanan yang sangat penting dalam pengembangan

daerah tersebut. Setiap kota memiliki rencana pembangunan daerahnya masing – masing.

Hal ini dikarenakan, setiap daerah memiliki tingkat permasalahan dan kebutuhan yang

berbeda – beda. Subjek – subjek perencanan suatu kotaterdiri dari : transportasi,

pedestriann, tata guna lahan, perumahan, kawasan komersil, industri, dan utilitas kota yang

saling berkaitan satu dengan lainnya. Di tinjau dari perencanaan transportasi, setiap daerah

berusaha untuk menyelesaikan masalah – masalah yang dengan berbagai cara, mulai dari

meningkatkan transportasi umum, pembangunan jalan, serta perubahan jalur kendaraan.

Rencana kota tanpa memperhatikan perencanaan transportasi menghasilkan kesemrawutan

lalu lintas . Akibat selanjutnya adalah meningkatnya jumlah kecelakaan, pelanggaran lalu

lintas, turunnya sopan santun dalam lalu lintas. Selain itu perkembangan kota akan

terhambat atau tidak terkendali tanpa ada perencanaan transportasi

Page 34: 100406075 - Octavia (UTS).pdf

DAFTAR PUSTAKA

http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1477819&page=4

http://bandung.go.id

http://yafi20.blogspot.com/2011/03/konsep-mrt-dan-bus-terowongan-jakarta.html

http://dtk-jakarta.or.id/v3/ http://id.wikibooks.org/wiki/Pembenahan_Transportasi_Jakarta/Transportasi_Kota_Jakarta

http://ocw.usu.ac.id/course/download/10580000035-perencanaan-kota/tka_541_slide_sejarah_perencanaan_kota_2.pdf http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1300927