10 Merintis Kampanye Daoed Joesoef

24
Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur MERINTIS KAMPANYE PENYELAMATAN CANDI BOROBUDUR Oleh : Daoed Joesoef Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia 1978 - 1983 T Tiga belas abad yang lalu sekumpulan generasi Indonesia kontemporer yang terdidik, rohaniawan dan seniman yang sampai berusaha keras mencari nama asli tersebut sekarang tidak diketahui namanya, mendirikan berdasarkan berbagai naskah kuno (prasasti) sebuah bangunan dari batu massif di suatu dan keterangan-keterangan lisan penduduk di daerah yang dianggap keramat di Jawa Tengah sekitarnya. Pemikiran analitis ini pada gilirannya dan dilingkungi oleh beberapa gunung berapi. mencetuskan aneka tafsiran. Namun pada Ada di antara mereka yang kiranya menyadari akhirnya ada kesepakatan bahwa “Borobudur” tak akan berkesempatan menyaksikan adalah nama candi ini. penyelesaian konstruksi yang telah dimulai itu, Selain dari itu, tidak diketahui dengan pasti namun yakin bahwa generasi-generasi bilamana Candi Borobudur didirikan. Tidak ada mendatang akan menyempurnakannya, pula keterangan barang sedikit tentang raja mengagumi ciptaan awal mereka dan berusaha mana yang mengusahakan pembangunannya merawatnya. dan siapa arsiteknya. Juga menjadi pertanyaan Menurut penalaran arkeologi bangunan ini berapa lama waktu yang dibutuhkan dan tergolong pada apa yang disebut candi. Tidak bagaimana caranya untuk melaksanakan ada satu pun catatan kuno yang terwujudnya bangunan yang begitu megah dan mengungkapkan namanya sebagaimana yang indah. ditetapkan oleh para pembangunnya dahulu. Atas dasar petunjuk-petunjuk ilmu Para ilmuwan asing, terutama Belanda, dan purbakala (arkeologi), ilmu sejarah dan ilmu 163 Borobudur setelah direstorasi oleh Th. van Erp

description

Cerita Daoed Joesoef dalam memugar Borobudur. Beliau adalah Mendikbud pada saat pemugaran Candi Borobudur

Transcript of 10 Merintis Kampanye Daoed Joesoef

Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

MERINTIS KAMPANYE PENYELAMATANCANDI BOROBUDUR

Oleh :Daoed Joesoef

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia1978 - 1983

TTiga belas abad yang lalu sekumpulan generasi Indonesia kontemporer yang terdidik,

rohaniawan dan seniman yang sampai berusaha keras mencari nama asli tersebut

sekarang tidak diketahui namanya, mendirikan berdasarkan berbagai naskah kuno (prasasti)

sebuah bangunan dari batu massif di suatu dan keterangan-keterangan lisan penduduk di

daerah yang dianggap keramat di Jawa Tengah sekitarnya. Pemikiran analitis ini pada gilirannya

dan dilingkungi oleh beberapa gunung berapi. mencetuskan aneka tafsiran. Namun pada

Ada di antara mereka yang kiranya menyadari akhirnya ada kesepakatan bahwa “Borobudur”

tak akan berkesempatan menyaksikan adalah nama candi ini.

penyelesaian konstruksi yang telah dimulai itu, Selain dari itu, tidak diketahui dengan pasti

namun yakin bahwa generasi-generasi bilamana Candi Borobudur didirikan. Tidak ada

mendatang akan menyempurnakannya, pula keterangan barang sedikit tentang raja

mengagumi ciptaan awal mereka dan berusaha mana yang mengusahakan pembangunannya

merawatnya. dan siapa arsiteknya. Juga menjadi pertanyaan

Menurut penalaran arkeologi bangunan ini berapa lama waktu yang dibutuhkan dan

tergolong pada apa yang disebut candi. Tidak bagaimana caranya untuk melaksanakan

a d a s a t u p u n c a t a t a n k u n o y a n g terwujudnya bangunan yang begitu megah dan

mengungkapkan namanya sebagaimana yang indah.

ditetapkan oleh para pembangunnya dahulu. Atas dasar petunjuk-petunjuk ilmu

Para ilmuwan asing, terutama Belanda, dan purbakala (arkeologi), ilmu sejarah dan ilmu

163

Borobudur setelah direstorasi oleh Th. van Erp

tulisan kuno, menurut Prof. Dr. Soekmono, bentuk dan konstruksi Candi Borobudur

diperkirakan bahwa Candi Borobudur didirikan memang pantas dikagumi. Bertitik puncak di

sekitar tahun 800 Masehi oleh keluarga Raja sebuah stupa sentral, ia menjulang sampai lebih

Syailendra. Dapat diketahui pula bahwa rencana dari 30 meter di atas tanah, berdiri tegak dalam

bangunan candi itu pernah mengalami bentuk piramida yang elok dan anggun.

perubahan, yang dilaksanakan waktu sebagian Khaki terselubung menopang empat buah

besar bangunannya telah berdiri. Walaupun teras berbentuk persegi-panjang dengan tiga

begitu, tetap merupakan tanda tanya kapan buah teras berbentuk ligkaran. Panjang setiap

pembangunannya dimulai, bila diadakan sisi dasar candi yang berbentuk bujur sangkar

perubahan dan waktu persis penyelesaiannya. itu adalah 123 meter, sehingga luasnya

Terlepas dari misteri yang menyangkut nama, mencapai sedikit lebih dari satu hektar. Teras

waktu dibangun, berapa lama dan oleh siapa, berbentuk persegi panjang yang berada di atas

tanah itu menyangga tembok berukir yang

panjangnya tidak kurang dari tiga kilometer dan

terdiri dari 1.300 panel relief-dangkal (bas-relief)

serta menopang 432 buah Arca Buddha. Pada

teras bundar diatas setiap persegi panjang ini

terdapat 72 buah stupa yang berhiaskan garis-

garis lurus dan berisi sebuah Arca Buddha.

Tanpa mengabaikan kehebatan teknik

konstruksi yang telah diterapkan lebih dari 1100

tahun yang lalu, Borobudur berhak disebut

sebagai peninggalan budaya universal bukan

hanya karena besarnya. Cirinya yang sangat

menonjol adalah keharmonisan antara bentuk

dan maknanya yang luar biasa.

Penampilan fisik Borobudur jelas

menunjukkan bahwa ia adalah sebuah Candi

Buddha. Agama Buddha yang berkembang di

Indonesia adalah Mahayana – Maha Agung –

164 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Sketsa Candi Borobudur karya Daoed Joesoef

yang memiliki tujuan khas dan yang juga fondasi kedua setelah mereka mengetahui

terbesar di Nepal, Tibet, Mongolia, China, Korea adanya proses tanah lorot.

dan Jepang. Di Jawa agama itu berbaur dengan Sesungguhnya, tataran kedua, yaitu

Tantrisme Hindu-Jawa kuno yang mempunyi “Rupadhatu” atau ajaran tentang bentuk yang

kebiasaan membaca mantra-mantra magis. Hal terdiri dari empat buah teras berbentuk persegi

inilah yang menjadi tradisi Borobudur yang panjang telah menampilkan teka-teki yang

tercermin dalam hiasan dan melalui penataan sangat menarik bagi para peneliti. Panel-panel

batu-batunya yang berwarna lembut. berukir yang jumlahnya ratusan di dinding teras

Setiap tataran dari gunung-buatan dan langkan di hadapannya merupakan ajaran

Borobudur bersesuaian dengan salah satu dari keagamaan yang dilukis pada batu yang,

tiga lingkup ajaran atau dhatu yang merupakan menurut pendapat umum, mungkin telah

a j a r a n B u d d h a t e n t a n g k e h i d u p a n : membuat para peziarah terdahulu terkesan.

“Kamadhatu” ajaran mengenai nafsu, Ilmu pengetahuan modern harus dapat

“Rupadhatu” ajaran tentang bentuk, dan menarik kesimpulan tentang maknanya dengan

“Arupadhatu” ajaran tentang ketanujudan. cara menghubungkan hal itu dengan kitab kuno

Dasar candi atau “Kaki Terselubung” Buddha. Jenis telaah ini membuktikan bahwa

melambangkan “Kamadhatu” dan ke-160 para arsitek Borobudur telah merencanakan hal

reliefnya menggambarkan dengan jelas tentang itu untuk membekali para peziarah beragama

nafsu dan kenikmatan serta hukuman yang Buddha dengan suatu latihan spiritual yang

berkai tan dengannya. Beberapa ahl i menegangkan dan penuh mistik, tetapi juga

beranggapan bahwa rel ief ini sangat praktis. Hal ini mirip kiranya dengan seorang

mempesona hingga mereka berpendapat Katolik yang telah lulus melewati Penderitaan 14

bahwa relief itu memang ditutup untuk Salib, orang Islam telah mengerjakan tawaf

menyembunyikannya dari pandangan para mengelilingi Ka'bah atau orang Hindu yang telah

peziarah yang sedang mencari ketenangan melakukan tujuh langkah di sekitar api suci.

hidup. Namun ada teori lain yang bersifat lugas, Pembangunan sesuatu candi, menurut

dengan dukungan bukti hasil kajian modern Prof. Dr. Soekmono, pada umumnya bermaksud

tentang tanah, menyatakan bahwa batu-batu itu memuliakan seorang raja yang telah wafat dan

ditumpuk di sekitar dasar candi dengan maksud telah bersatu kembali dengan dewa yang

agar tumpukan batu tadi berfungsi sebagai menjadi asalnya. Maka candi sekaligus

165Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

merupakan ungkapan yang nyata dari rasa biasa terhadap sejarah. Ketika berkunjung di

hormat yang mendalam terhadap keluhuran Semarang pada tahun 1814 kepadanya

orang tua dan kesadaran yang meresap diberitakan tentang keberadaan sebuah candi di

terhadap kebesaran agama. Dalam hal ini Candi Desa Bumisegoro dekat Magelang yang dia

Borobudur merupakan contoh yang sangat belum kenal dan oleh rakyat disebut Borobudur.

menarik: bentuknya sebagai punden berundak- Karena tidak sempat pergi sendiri dia

undak mewakili ciri khas bangunan yang memerintahkan seorang pejabat bernama

diperuntukkan bagi pemujaan roh nenek Cornelius, yang konon sudah berpengalaman

moyang dan susunannya yang diperjelas dengan candi-candi, untuk segera melakukan

dengan ukiran-ukiran menggambarkan penyelidikan.

pandangan hidup agama Buddha. Yang dijumpai Cornelius adalah sebuah

Berapa lamanya Candi Borobudur bukit ditumbuhi pohon-pohon rindang dan

menjalankan fungsinya sebagai mercu suar semak belukar yang cukup lebat. Di sela-sela

kebesaran keluarga Raja Syailendra dan tetumbuhan liar itu memang tampak dengan

keagungan agama Buddha tidak diketahui jelas batu-batu berukir yang banyak sekali

sama sekali. Kekuasaan wangsa Syailendra jumlahnya dan yang di berbagai tempat masih

lenyap dari Jawa Tengah pada pertengahan kelihatan dalam keadaan tersusun sebagai

abad IX dan seabad kemudian semua kegiatan bagian bangunan. Dengan bangunan tidak

politis dan cultural pindah dari Jawa Tengah ke kurang dari 200 orang penduduk desa dia

Jawa Timur. Namun tentang Borobudur tidak melakukan pembersihan. Dua bulan kerja tanpa

ada kabar beritanya selama sembilan abad. henti belum mampu menampakkan kembali

Baru pada abad XVIII agak terkuak tabir keseluruhan bangunan. Kalau semua

kegelapan yang menyelubungi bangunan ini, pepohonan yang tumbuh liar dicabut paksa

namun jati dirinya sebagai “candi” belum juga pasti akan ada bagian-bagian tertentu dari

tampil secara wajar. bangunan yang runtuh karena justru akar-akar

Dari tahun 1811 sampai 1815 negara kita pepohonan itu yang mengikat bagian-bagian

menjadi jajahan Inggris dengan Sir Thomas satu sama lain.

Stanford Raffles selaku Kepala Pemerintah. Dia Usaha pembersihan yang menyeluruh

berkedudukan di Jakarta tetapi sering terhadap Candi Borobudur mulai dilakukan di

berkeliling Jawa karena minatnya yang luar tahun 1834 oleh Hartmann yang sejak 1832

166 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

menjabat Residen Kedu. Berkat kerja ini di tahun menangani usaha penyelamatan Candi

1835 Borobudur tidak lagi merupakan puncak Borobudur dari keruntuhannya yang alami dan

belaka dari sebuah bukit melainkan betul-betul total. Walaupun selama tiga tahun revolusi

tampak sebagai bangunan yang berdiri di atas kemerdekaan (1946-149) saya bersekolah dan

puncak bukit atau, lebih persis, mencakup bermukim di Yogyakarta, jadi secara geografis

sebuah bukit. relatif dekat dengan tempat kedudukan sang

Sejak itu mulai usaha-usaha dari pihak Candi, kontak fisik saya yang pertama dengan

penguasa Indonesia untuk lebih menampakkan monumen budaya nasional ini baru terjadi di

lagi eksistensi Borobudur, berupa pembersihan tahun 1953. Satu-satunya kendaraan umum

unsur-unsur yang selama ini menimbunnya yang bertarif relatif murah kearah candi dari

hingga luput dari pandangan manusia, yaitu Yogyakarta adalah kereta api sampai Magelang.

debu Gunung Merapi, semak belukar, bahkan Dari kota ini ke kompleks Borobudur, yang

pohon beringin. Usaha pembersihan diikuti berjarak puluhan kilometer, hanya tersedia

dengan usaha penyelamatan candi dari andong yang ongkosnya tidak terjangkau oleh

ancaman keruntuhan. Namun hasilnya tidak kocek perantau yang sedang belajar, harus bisa

terlalu spektakuler karena usaha-usaha itu

di lakukan secara tambal-sulam, t idak

menyeluruh sekaligus. Kendala utamanya

adalah pembiayaan yang tidak kecil.

Keberadaan Candi Borobudur telah saya

ketahui sejak masa remaja di zaman penjajahan.

Di kota tempat saya lahir dan dibesarkan,

Medan, saya sempat belajar sampai ke tingkat

MULO, SMP-Belanda ketika itu. Salah satu mata

pelajarannya membahas aneka candi di Jawa

dan Sumatera, diantaranya Borobudur, yang

dikatakan terbesar dan termegah, sebanding

dengan Candi Angkor Wat di Kamboja.

Saya sungguh bersyukur telah diberi

kesempatan oleh sejarah turut secara langsung

167Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Sketsa pemandangan Candi Borobudur dari Desa Majaksingi karya Daoed Joesoef

hidup hemat. Bahkan ada ayam yang bertengger seenaknya

Sejak tahun 1951 saya mengikuti kuliah di di pagar langkan pertama dan kemudian

Universitas Indonesia dan bermukim di Jakarta. membuang kotorannya di situ, sungguh

Ketika itu saya mendapat kabar bahwa salah menjijikkan.

seorang sahabat karib sejak remaja, Adi Putera Orang yang betul-betul ingin mengunjungi

Parlindungan, telah berada di Yogyakarta dan candi pada hari kerja itu kelihatannya hanya

menjadi mahasiswa di Universitas Gadjah Mada. kami berdua. Pemilik warung yang kami

Saya pun bergegas pergi ke Kota Pelajar yang singgahi memberi peringatan supaya berhati-

terkenal ini untuk bernostalgia, melepaskan hati kalau menaiki candi karena sewaktu-waktu

rindu, sekaligus dengan sang kota dan dengan ia bisa runtuh, lebih-lebih kalau tiba-tiba ada

sahabat lama yang sudah lama tak bertemu. gempa.

Pada waktu itulah Adi Putera saya ajak jalan- Kami berdua tetap memberanikan diri naik

jalan ke Borobudur yang memang belum pernah ke Borobudur yang tak berjaga seorang pun.

dikunjunginya. Setiap orang kelihatannya bebas naik dan turun

Kami dapati Candi Borobudur dalam di candi ini. Di puncak tertinggi Borobudur kami

keadaan yang memprihatinkan. Lorong- duduk sambil melepaskan pandangan ke

lorongnya, yang penuh bertaburkan relief, tidak semua penjuru di tengah-tengah kesunyian dan

ada satu pun yang tegak lurus. Semuanya serba kebisuan puluhan stupa dan arca. Dari tempat

miring dan berlumut. Di sana-sini bahkan tertinggi ini kelihatan betul tidak hanya

bermunculan tunas-tunas kecil pohon kayu panorama indah tetapi juga betapa parahnya

yang tumbuh dari kotoran burung atau kerusakan candi. Di sana-sini bahkan ada

kelelawar. Ketika kami tiba di situ, di halaman goresan kenangan, tanda cinta kasih, lengkap

candi yang relatif luas, sepasukan prajurit TNI dengan nama dan tanggalnya; tega benar

sedang latihan berbaris. Ada anak-anak desa mereka berbuat begitu! Karena mengetahui

bergerombol menonton latihan ini, ada pula sedang musim bulan purnama, sejak berangkat

yang sedang bermain sepak bola atau sekedar dari Yogyakarta kami sudah berniat untuk

berkejar-kejaran, umunya hanya bercelana bermalam dan menikmati sinar bulan penuh di

tanpa kemeja. Kemudian ada kambing, domba puncak candi.

dan ayam serta itik yang berkeliaran dengan Rupanya yang berniat begitu tidak hanya

bebas tanpa menghiraukan keberadaan candi. kami berdua. Sejak maghrib di halaman candi

168 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Kemiringan kemelesakan dinding Candi Borobudur sebelum pemugaran II

semakin ramai dengan penjual makanan dan mencemarkan peninggalan nenek moyang

minuman: ada kacang, ketela dan jagung rebus, yang seharusnya dirawat dengan baik karena

pecel dan aneka ragam minuman panas dan memang pantas dibanggakan. Kalaupun jumlah

dingin. Sudah tentu ada pula nasi gudeg, penganut agama Buddha memang sudah

tongseng dan mi rebus. Jumlah orang yang begitu berkurang hingga mereka sudah terlalu

menaiki candi juga tidak sedikit, ada yang lemah untuk tetap peduli pada Borobudur,

sendirian, berpasangan berdua-dua atau bukankah kita, warga Indonesia, selalu

bergerombolan beramai-ramai dan ada pula berpotensi berupa manusia berbudi luhur dan

yang menyendiri bersemadi sambil membakar beradab? Mana buktinya?!

kemenyan dan setanggi. Maka itu tidak Puluhan tahun kemudian terjadilah kontak

mengherankan bila lorong-lorong candi menjadi saya yang kedua dengan Borobudur, namun kali

kotor, penuh dengan buangan daun dan kulit ini berupa kontak idiil atau boleh disebut “kontak

pisang, kertas pembungkus, puntung rokok, batin”. Ketika itu saya sedang belajar di

tongkol jagung dan sisa-sisa makanan lainnya, Sorbonne dan bermukim di Paris. Sejak remaja,

bagai tempat sampah saja. sejak duduk di kelas tertinggi HIS, sekolah dasar

Kabarnya Borobudur baru dibersihkan berbahasa Belanda di zaman kolonial, saya

dari sampah kotoran tersebut bila ada berita

kunjungan dari pembesar, pejabat atau inspeksi

dari dinas kepurbakalaan. Terlepas dari semua

kejorokan, keburukan dan celaan ini harus kami

akui bahwa ketika berada dalam keadaan bulan

purnama di puncak tertinggi Borobudur terasa

seakan-akan tak ada lagi jarak antara langit dan

bumi dan dari peleburan yang syahdu menjadi

keseluruhan ini memancar makna kehidupan

yang mencuat hingga ke dalam keabadian.

Pengalaman saya di Borobudur ini betul-

betul menyentuh nurani. Ia membuat saya

murung sampai berhari-hari setelah saya

kembali di Jakarta. Orang-orang begitu tega

169Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Siotuasi Candi Borobudur tahun 1969

sudah bercita-cita untuk melanjutkan studi di tertangkap dan ditahan. Kepala tahanan adalah

perguruan tinggi Prancis yang bergengsi ini, seorang Letnan KL (Koningkelijk Leger) dan

yang didirikan oleh Robert de Sorbon di tahun kami sering berdiskusi. Sikapnya ramah karena

1253. dia mengetahui saya adalah anggota “Tentara

Saya jatuh cinta pada Sorbonne jauh Pelajar”. Dia sendiri bukan serdadu profesional

sebelum saya mengenalnya secara fisik dan tetapi mahasiswa yang kena wajib militer

alamiah. Hal ini diawali dengan membaca buku, Belanda. Dia belajar arsitektur di “Ecole de

sebuah risalah perjalanan, dari Djamaloedin Adi Beaux-Arts” Paris dan ingin kembali ke sana

Negoro, seorang wartawan senior di Medan. setelah masa wajib militernya selesai. Maka

Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka, setelah melihat sketsa saya tentang dirinya yang

sebanyak empat jilid. Salah satu bab dari buku sengaja duduk berpose atas permintaan saya,

ini memaparkan perkembangan intelektual, dia juga menganjurkan supaya saya belajar di

kelilmuan, dan keberadaan perguruan tinggi Paris dan berharap bisa saling bertemu kelak di

yang terkait dengan itu di Eropa Barat, termasuk Ibu Kota Budaya dari dunia ini. Dia bahkan

Sorbonne, yang sungguh memukau bagi anak mengajar saya berbahasa Perancis.

yang sedang bergairah belajar. Sejak tahun 1954 saya menjadi pembantu

Kemudian ada anjuran dari orang-orang dari dua orang Guru Besar di FE-Ui (Fakultas

Belanda berpangkat setelah melihat lukisan dan Ekonomi Universitas Indonesia). Pertama,

sketsa saya. Guru gambar saya di sekolah, sebagai asisten-akademis dari Prof. Dr. Scheffer,

Meneer Ter Haase dan koleganya Meneer Van untuk ilmu ekonomi moneter. Kedua, asisten-

Hooyer, tekeleeraar di HBS, menganjurkan administratif Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo,

supaya saya belajar di Paris. Anjuran yang sama untuk pendirian fakultas ekonomi di beberapa

datang dari Wali Kota Medan, Burgermeester Mr. daerah luar Jawa menurut model “the Jakarta

Pittlo. Pembesar Belanda ini punya kebiasaan School of Economics” yang dipeloporinya. Di

bersepeda keliling kota di hari Minggu dan samping menjadi Ketua Jurusan Ekonomi

pernah memergoki saya sedang membuat Umum, saya mendirikan pula jurusan baru, yaitu

sketsa di kompeks Pasar Sentral. Dia ternyata “Ekonomi Pemerintahan” (Public Economic

berjiwa liberal dan pengagum berat Perancis. Administration) dengan bantuan keuangan dari

Ketika tentara Belanda menduduki Ford Foundation. Berkat prestasi akademis dan

Yogyakarta di kuartal akhir tahun 1948, saya administratif saya tersebut, lembaga filantropis

170 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Amerika ini di tahun 1963 memberikan saya

beasiswa untuk melanjutkan studi (S-3) ke luar

negeri. Saya memilih Sorbonne, bukan

Berkeley, dan Ford Foundation tidak keberatan,

setelah saya jelaskan alasan-alasannya. Sudah

tentu sebagai alasan-alasan utama yang saya

ajukan adalah pertimbangan-pertimbangan

akademis, keilmuan, baru menyusul kultural,

jadi meliputi semua aspek kepribadian

intelektual menurut ukuran Barat, terutama

Eropa.

Namun sungguh aneh bin ajaib, pimpinan

Fakultas Ekonomi tidak menyetujuinya. Dekan,

atas anjuran Pembantu Dekan I, meminta saya

belajar ke Amerika, sama dengan dosen-dosen

muda lainnya. Prof. Sumitro sudah menyingkir

ke luar negeri untuk menghindari arestasi

pemerintah karena turut PRRI-Permesta

memberontak terhadap rezim Soekarno. Karena

itu tidak ada dosen senior yang berkompetensi

untuk membantu dan membela saya.

Berhubung pimpinan FE-UI menolak, Ford

Foundation menjadi ragu-ragu, namun tidak

menarik tawaran beasiswanya. Ia baru bersedia

memberi kalau Pemerintah Indonesia

menyetujui kepergian saya ke Perancis.

Sementara itu hubungan bilateral antara

Indonesia dan Amerika Serikat mulai memburuk

dan Bung Karno sudah mulai “mengusir”

beberapa perusahaan dan lembaga Amerika.

171Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Sketsa Arca Budha Borobudur karya Daoed Joesoef

Menurut proses perizinan belajar ke luar semua anak Indonesia digiring ke negeri

negeri yang berlaku, izin awal harus datang dari Belanda melulu. Sekarang, di zaman

Dekan. Izin Dekan ini menjadi dasar kemerdekaan, dikerahkan belajar ke Amerika

pertimbangan dasar dari Rektor dan dari sini saja? Lebih aneh lagi, Lembaga Amerika, Ford

baru ke Biro Menteri. Berhubung Dekan Foundation bersedia memberikan beasiswa

menolak pemberian izin, saya akhirnya untuk belajar ke luar negeri bukan Amerika,

memutuskan untuk langsung menemui Menteri. kenapa pimpinan FE-UI menolaknya mentah-

Ketika itu pendidikan tinggi berada di bawah mentah. Dengan pendirian seperti itu, Menteri

wewenang Kementerian Pendidikan Tinggi dan Syarief Thayeb pada saat itu juga memberikan

Ilmu Pengetahuan (PTIP) dan menterinya adalah izin tertulisnya, atas nama pemerintah

Prof. Dr. Syarief Thayeb. Indonesia, seperti yang diminta oleh Ford

Sesudah mendengarkan uraian saya Pak Foundation.

Menteri, yang juga berasal dari Aceh, ikut heran Seminggu kemudian, di pertengahan

dan sentimen nasionalnya kelihatan agak bulan Oktober 1964, saya sekeluarga bisa

tersinggung. Menurut dia penolakan Dekan tak terbang ke Paris. Istri saya, Sri Soelastri, yang

masuk di akal. Di zaman penjajahan dahulu adalah dosen Hukum Adat di UI, sebenarnya

172 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Sketsa patung singa yang ditempatkan dalam palet-palet pada saat pemugaran II ( karya Daoed Joesoef)

mendapat tawaran dari the Rockefeller karya seni dan budaya dari berbagai bangsa,

Foundation, untuk menempuh pendidikan S-3 di baik yang berasal dari zaman prasejarah,

mana saja yang dia kehendaki, kalau perlu ke sejarah kuno dan kontemporer. Melalui

Perancis. Namun istri saya dengan berat hati kegiatan-kegiatan UNESCO inilah saya

menolaknya mengingat anak kami ketika itu, mengetahui bahwa lembaga PBB yang satu ini

yang sudah kami tunggu-tunggu selama empat memupuk dana yang khusus disediakan untuk

tahun, baru berusia satu tahun dua bulan, berarti membiayai pemugaran monumen nasional

memerlukan perhatian penuh dari ibunya. yang diakui punya makna penting bagi

Tiga minggu kemudian Bung Karno kemanusiaan sebagai keseluruhan. Dana

memutuskan untuk menutup kantor Ford internasional ini akan “bebas” dalam tempo dua-

Foundation yang terletak di bilangan Kebon tiga tahun lagi untuk diperebutkan di antara

Sirih. Namun pemberian beasiswa tetap negara-negara anggotanya. Ketika itu dana

terjamin karena langsung dikirim dari kantor tersebut sedang dipakai membiayai proyek Abu

pusat Ford Foundation yang ada di New York. Siimbel, di tepi Sungai Nil. Proyek ini untuk

Dua tahun kemudian jumlah beasiswa bahkan menyelamatkan patung-patung besar yang

dinaikkan, tanpa saya minta, berdasarkan atas terpahat di batu karang di tepi Sungai Nil yang

prestasi belajar saya di Sorbonne yang secara terancam terbenam oleh kenaikan permukaan

teratur saya laporkan. Belakangan saya dengar berhubung Presiden Nasser dari Mesir

hal tersebut malah menambah “geregetan” membendung sungai ini hingga terbentuk

pimpinan FE-UI, karena dosen-dosen yang sebuah dam besar untuk pembangkit tenaga

belajar di Amerika tidak dilayani seperti itu. listrik dan penyaluran air irigasi yang lebih

Selain menjadi Ibu Kota Republik merata dan meliputi area pertanian yang lebih

Perancis, Paris ditetapkan PBB sebagai tempat luas.

kedudukan UNESCO, yaitu lembaga PBB yang Indonesia adalah sebuah “member-state”

mengurus soal-soal pendidikan, i lmu dari UNESCO, tetapi berbeda dengan

pengetahuan dan kebudayaan. Secara teratur kebanyakan negara-negara merdeka lainnya,

saya mengunjungi lembaga internasional ini Negara-Bangsa kita ini tidak mempunyai suatu

karena perpustakaannya relatif lengkap sekali, perwakilan khusus untuk dan di lembaga

seminarnya terbuka untuk setiap orang tanpa intelektual PBB yang satu ini. Hubungan dan

bayaran, demikian pula pameran-pameran urusan dengannya dirangkapkan pada

173Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Kedutaan Besar RI di Paris. Maka tidak kembali di tahun 1814, ia sudah dalam keadaan

mengherankan kalau sikap Kedutaan kita ini terlantar, abandoned, sudah tidak berfungsi lagi

dingin-dingin saja ketika saya laporkan ada sebagai tempat ibadah. Pada asasnya UNESCO

kesempatan baik bagi Indonesia di UNESCO memang tidak memugar tempat ibadah, tidak

untuk mendapatkan dana yang sangat berurusan dengan masalah agama. Menurut

diperlukan bagi perbaikan Borobudur. Alih-alih penampilannya sekarang Borobudur tinggal

mengambil langkah yang diperlukan demi berupa peninggalan budaya universal yang

merebut kesempatan emas tersebut, para tidak ada duanya di belahan bumi sebelah

diplomat senior di Kedutaan malah bersikap Selatan, yang menunjukkan kekhususan yang

menunggu sampai ada “petunjuk dari Jakarta”. mencerminkan kebudayaan Indonesia par

Padahal saya dengar pemerintah pernah excellence, walaupun pembangunannya dahulu

mengajukan permintaan bantuan UNESCO tidak bebas dari pengaruh agama Buddha

untuk perbaikan candi kita tersebut di tahun Mahayana yang juga menjadi kepercayaan

1955. Justru karena sudah ada permintaan itu religius di berbagai daerah di Asia.

maka mereka lebih bersikap “wait and see” Pak Dubes dan staf diplomatnya kelihatan

karena tidak mau dianggap “ngerusuhi” kerjaan tidak tertarik pada semua argumen yang saya

lembaga internasional ini. Padahal setiap tahun ajukan. Namun keengganan mereka untuk

kita selalu melunasi iuran keanggotaan kita di bertindak seperlunya saya kira, lebih karena

situ. tidak siap untuk berdiskusi secara akademis

Namun saya tidak mau pasrah begitu saja. mengenai hal-hal yang bersifat kultural, historis,

Saya terus mendesak Pak Dubes untuk bersikap apalagi keilmuan. Alih-alih membalik-balik buku

proaktif. Bagaimana mungkin Pemerintah Pusat yang bermutu di perpustakaan, mereka lebih

di Jakarta akan memberi “petunjuk” kalau KBRI- senang membolak-balik brosur penawaran

Paris tidak memberi laporan bahwa akan ada mobil mewah dan menggunakan waktu

dana di UNESCO yang tersedia untuk senggangnya di setiap “weekends” dan hari-

diperebutkan oleh negara-negara anggota bagi hari libur untuk “sight-seeing” di Eropa,

pemugaran bangunan kuno yang dikategorikan mumpung ada kesempatan. Melihat sikap yang

sebagai “human heritage” yang ada di menjijikkan ini saya pernah berniat membuat

wilayahnya. Dan Borobudur pasti berhak buku yang berjudul “the ugly Indonesians”.

disebut demikian mengingat sejak ditemukan Kebencian rupanya memang bisa timbal-

174 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

balik. Mereka jadi bersikap memusuhi saya. negara Indonesia yang bertanggung jawab

Saya dilarang belajar di kelder KBRI, padahal yang menyadari masalah krusial bangsa dan

sebagai gudang bawah tanah, tempat selaku pegawai negeri di jajaran Departemen

menyimpan barang-barang yang rusak tidak Pendidikan dan Kebudayaan yang bertugas

terpakai lagi, kehadiran saya di situ mengurus Borobudur, bangunan kultural. Saya

mengganggu proses kerja para diplomat kita. tetap hadir dan aktif ikut bicara selaku intelektual

Lagi pula saya berstatus pegawai negeri seperti independen dalam diskusi-diskusi interaktif

mereka, yang sedang bertugas belajar, bedanya UNESCO yang membahas masalah “human

hanya dalam paspor masing-masing, mereka heritage”.

berpaspor diplomatik sedangkan saya Saya berusaha menyakinkan dunia

berpaspor dinas. internasional tentang urgensi penyelamatan

Saya memang sesekali, tidak setiap hari, Candi Borobudur bagi kemanusiaan dan

belajar di kelder itu karena di situ ada white peradaban yang karenanya perlu dibantu. Saya

board yang masih bisa dipakai untuk latihan

matematika yang terkait dengan ekonometri

atau mempersiapkan seminar wajib doktoral

dua minggu lagi. Selain ini saya dilarang, selaku

Ketua PPI-Perancis, untuk memakai alamat

KBRI sebagai alamat pos PPI yang sudah

berjalan lama, jadi saya hanya meneruskan saja

kebiasaan yang saya anggap baik. Padahal

saya tahu persis bahwa nyaris semua

mahasiswa Amerika yang belajar di Paris,

mengalamatkan surat-surat pribadi mereka ke

kantor Kedutaan Besar Amerika yang ada di

Paris.

Lagi-lagi saya tidak mau menyerah begitu

saja. Malah situasi yang tidak membantu ini saya

anggap sebagai suatu tantangan pribadi yang

harus saya respons selayaknya selaku warga

175Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Sketsa laboratorium Borobudur karya Daoed Joesoef

te rus-menerus mengucapkan, “ . . .we, adanya kesempatan untuk turut rebutan dana

Indonesians, are not lacking wants for higher UNESCO, saya memerlukan identitas resmi

means, but we are lacking mean for higher membenarkan saya untuk mengambil

wants...” Untuk memperoleh data mutakhir yang keputusan, tidak hanya sekedar menjelaskan

akurat tentang keadaan candi saya minta masalah selama diskusi. Respons Pak Mashuri

bantuan adik saya, Soelaiman Joesoef, seorang sangat positif. Dia mengangkat saya sebagai

antropolog lulusan UI, yang menjabat sebagai “penasihat” Delegasi Indonesia untuk UNESCO

kurator di Museum Pusat Jakarta. yang secara formal berkunjung ke Paris dua

Akhirnya saya menulis surat langsung tahun sekali untuk menghadiri General

kepada Pak Mashuri, Menteri Pendidikan dan Conference dimana dibahas dan diputuskan

Kebudayaan, yang sudah saya kenal sejak program kerja dan anggaran yang terkait

zaman revolusi fisik, selaku sesama anggota dengan itu selama dua tahun mendatang.

Tentara Pelajar, dia dari daerah Surakarta, saya Karena ketiadaan dana pemerintah kita

dari daerah Yogyakarta. Selain menjelaskan tidak bisa mengirim fungsionarisnya dari Jakarta

ke Paris untuk menghadiri setiap kali diadakan

diskusi arkeologis dan usaha penyelamatan

monumen nasional. Sebenarnya “kekurangan”

ini tidak terlalu menghambat usaha perebutan

dana pemugaran kalau saja KBRI kita di Paris

menjalankan fungsinya dengan baik. Dari Pak

Mashuri saya ketahui bahwa Dubes Indonesia di

Paris sebenarnya bertugas ganda, sebagai

Ketua Perwakilan RI di Republik Perancis dan

Ketua Perwakilan RI di UNESCO yang kebetulan

bermarkas di Paris. Jadi dia dan/atau staf

d ip lomatnya yang sebenarnya harus

menghadiri diskusi-diskusi harian yang

membahas kepentingan RI di bidang

p e n d i d i k a n , i l m u p e n g e t a h u a n d a n

kebudayaan. Namun karena mereka tidak

176 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Sketsa situasi pemugaran II Candi Borobudur karya Daoed Joesoef

peduli, saya bertekad terus berjuang sendirian, oleh seorang Dubes yang direkrut dari jajaran

adakalanya harus membolos kuliah, untuk Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PPI-

mendapatkan dana pemugaran Borobudur. Perancis diijinkan kembali beralamatkan KBRI

Apalagi yang menjadi “saingan” candi kita ini karena KBRI adalah milik semua warga

dalam rebutan dana internasional yang dikelola Indonesia yang sedang bermukim di Perancis.

oleh UNESCO ketika itu cukup berbobot juga, Dia tidak keberatan saya belajar di kantor yang

yaitu kota air Venesia (Italia) yang terancam dipimpinnya, bahkan akan menyediakan satu

tenggelam dan Mohenjodaro, sebuah ruin kamar khusus, tidak lagi di khelder. Hal ini saya

kerajaan tua di Pakistan. tolak, saya sudah senang diijinkan belajar

Keadaan berubah secara diamentral kembali di khelder, sebab tidak setiap hari,

ketika terjadi perubahan Dubes kita di Paris. hingga penggunaan kantor bisa lebih efisien

Dubes baru ini juga seorang perwira tinggi AD, dan efektif kalau digunakan untuk kegiatan

Letjen Askari (1969). Tiga hari setelah mulai diplomatis murni. Dia bahkan mendanai saya

bertugas, saya langsung mengajukan pulang ke Indonesia selama sebulan, menemui

permohonan audiensi. Dalam pertemuan pejabat-pejabat terkait masalah Borobudur agar

pertama ini, yang berlangsung hampir tiga jam, mereka betul-betul memahami apa yang

saya paparkan keadaan mahasiswa Indonesia sedang dipertaruhkan.

di Perancis and Eropa, selaku Ketua PPI- Sementara menunggu keputusan dari

Perancis dan masalah Borobudur, selaku Pemerintah Pusat, Pak Askari meminta saya

penasihat Delegasi Indonesia untuk UNESCO. tetap bertugas di UNESCO di samping berkuliah

Sikap Pak Askari sangat reasonable. Dia di Sorbonne. Seorang diplomat dari KBRI dia

tidak hanya menghargai pendapat saya tetapi perintahkan mendampingi saya dalam

j u g a m e n e r i m a k e t e r b u k a a n d a n melaksanakan tugas perwakilan RI di UNESCO.

keterusterangan saya. Dia berkata memahami Kemudian dia mengharapkan saya mulai

benar temperamen orang Aceh karena selama mencari calon-calon yang kapabel selaku staf

periode revolusi fisik dia ditugaskan oleh lokal dari perwakilan kita di UNESCO.

Pemerintah Pusat untuk “mendampingi” Daoed Akhirnya Borobudur keluar sebagai

Bereuh di Aceh. Dia sepakat dengan usul saya pemenang dalam perebutan dana internasional

agar Presiden menetapkan sebuah perwakilan yang kita butuhkan bagi usaha pemugarannya.

tersendiri bagi dan di UNESCO yang dipimpin Pada bulan Januari 1971 “International Panel

177Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Meeting” yang diadakan di Yogyakarta delegasinya ke Indonesia, yang terdiri dari

“unanimously agrees that the only way to save ilmuwan dari berbagai disiplin dan pakar dalam

Borobudur from disintegration is to dismantle berbagai bidang yang diperlukan oleh kerja

and rebuild the square terraces.” Terkait erat penyelamatan candi. Di Indonesia mereka ini

dengan keputusan itu, pada bulan April di tahun m e n d a p a t k e s e m p a t a n t i d a k h a n y a

yang sama, Pemerintah Indonesia membentuk mengunjungi Borobudur, tetapi lebih-lebih

“Badan Pemugaran Candi Borobudur”, yaitu bertemu dan bertukar pikiran dengan tenaga

instansi resmi yang bertanggung jawab atas ahli kita sendiri, memang relatif sedikit

penanganan semua aspek yang terkait dengan jumlahnya, tetapi merupakan orang-orang yang

karya besar restorasi dan UNESCO, bersamaan serius dan handal di bidangnya masing-masing.

dengan itu, menetapkan petugasnya sebagai Rupanya ahli-ahli asing itu sangat

koordinator. Karena lembaga PBB ini sudah terkesan dengan kemampuan ahli-ahli kita

menyetujui untuk membantu pemugaran tersebut dalam bersama-sama menyusun

Borobudur, ia semakin sering mengirim rencana kerja yang terpadu, terarah, sistematik

dan rasional. Begitu rupa hingga UNESCO

memberitahukan negara-negara Asia yang

mempunyai juga candi-candi yang terancam

runtuh, dengan persetujuan Pemerintah

Indonesia, agar memanfaatkan ker ja

pemugaran Candi Borobudur sebagai tempat

training fungsionaris mereka untuk mendapat

pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan

tekn is yang d ipe r lukan bag i usaha

penyelamatan warisan budaya/monumen

nasional masing-masing.

Pada pertengahan tahun 1972 Pemerintah

Indonesia memutuskan untuk membentuk

sebuah perwakilan khusus di UNESCO dan

bermarkas di kompleks perkantoran duta besar

dari negara-negara anggota lainnya yang

178 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Sketsa situasi pemugaran II Candi Borobudur karya Daoed Joesoef

disediakan oleh UNESCO demi kemudahan dan Hubungan persahabatan antara Pak Askari dan

kelancaran berkomunikasi satu sama lain. saya berkembang semakin akrab. Karena saya

Dubes kita di situ direkrut dari Departemen tidak lagi belajar di khelder berhubung ujian

Pendidikan dan Kebudayaan, persis seperti mata pelajaran ekonometri telah saya tempuh

yang pernah saya anjurkan dan diperjuangkan dengan baik, dia sesekali mengundang saya ke

oleh Pak Askari dengan gigih. Pak Dubes adalah kantornya untuk bertukar pikiran tentang hakikat

Prof. Drs. Soepojo Padmodipoetro, Sekjen aneka peristiwa di Eropa Barat dan Timur yang

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan sedang bergejolak dalam rangka “Perang

mantan Rektor Universitas Gadjah Mada. Saya Dingin”. Dia senang karena dalam berdiskusi

pun berhasil mendapatkan staf lokal yang saya selalu menggunakan “idiom militer” yang

handal untuk perwakilan kita di UNESCO ini. Dia membentuk penalarannya selama ini. Saya

adalah saudara M. Zaini, alumnus IKIP Malang, mampu berbuat demikian karena saya

yang melanjutkan studi kependidikannya di mengikuti juga kuliah “strategi” yang diberikan

Amerika dan Belanda, dan kemudian ke Paris oleh Jenderal Beauffre yang diakui sebagai

untuk mendalami seni lukis.

Pada bulan Desember di tahun yang sama

UNESCO membentuk “Consultative Committee”

dan melansir “international appeal for the

restoration of Borobudur.” Pada tanggal 27

Januari 1973 Pemerintah Indonesia dan

UNESCO menandatangani “a formal agreement

for the implementation of the Borobudur

Restoration Project”.

Karena merasa tugas saya sudah selesai,

saya mengundurkan diri dari keterlibatan saya

dengan urusan-urusan UNESCO, guna

memusatkan kembali perhatian sepenuhnya

pada studi doctoral di Sorbonne. Walaupun

begitu saya menyatakan selalu bersedia

memberikan pendapat bila dianggap perlu.

179Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Sketsa bengkel peralatan pemugaran Candi Borobudur karya Daoed Joesoef

bapak persenjataan nuklir Perancis. Undangan mendengar serta membahas progress report

berdiskusi semakin kerap, hingga kadang- dari para teknisi-penanggung jawab kerja di

kadang saya terpaksa menolak, ketika PBB lapangan, saya menyempatkan diri untuk

menetapkan Paris sebagai tempat permanen membuat sketsa tentang kegiatan-kegiatan

untuk pembicaraan perdamaian tiga segi antara yang ada di situ. Melalui sketsa-sketsa ini saya

Vietnam Utara, Vietnam Selatan dan Amerika ingin mengabadikan bagaimana anak-anak

Ser ika t . D iskus i -d iskus i in i semak in bangsa dari generasi abad XX berusaha

menyuburkan hasrat saya untuk kelak menyelamatkan karya monumental dari

mendirikan suatu lembaga pengkajian strategis generasi abad VIII dengan menggunakan alat-

dan hubungan internasional. alat konstruksi modern yang ketika itu tidak ada

Kerja besar pemugaran Borobudur secara dan mungkin pula belum terbayangkan oleh

resmi dimulai pada tanggal 10 Agustus 1973. para pembangun candi pada masanya.

Lembaga te r t ingg i pemer in tah yang Pada bulan Oktober 1982, setelah bekerja

bertanggung jawab atas pelaksanaan keras, tekun, teliti dan sistematik, kerja restorasi

pemugaran ini adalah Departemen Pendidikan candi dinyatakan selesai. Biaya yang telah

dan Kebudayaan. Pada tahun 1978, lima tahun dikeluarkan tercatat sebesar dua puluh juta US

setelah saya kembali ke Tanah Air, saya dolar dan dua per tiga di antaranya berasal dari

ditetapkan oleh Presiden Soeharto sebagai kas Pemerintah Indonesia. Dari jumlah sebesar

Menteri dari departemen tersebut dan dengan ini, setelah diperiksa oleh auditor internasional,

sendirinya berkewajiban mengawasi kelancaran tidak ada satu sen pun yang dikorup. Jadi betul-

kegiatan pemugaran Candi Borobudur. Maka betul suatu karya yang bermartabat dari orang-

terjadilah kontak-kontak fisik dan idiil yang serba orang yang bermartabat. Bukan tidak ada kritik

intensif antara sang candi dengan saya yang terhadap usaha pemugaran ini.

saya tanggap dan hayati sebagai suatu Tidak kurang dari seorang Sutan Taksir

panggilan sejarah yang harus dipenuhi, Al isyahbana, seorang intelektual dan

kalaupun bukan sebagai suatu suratan takdir budayawan kondang, yang menganggap

(destiny). pengeluaran uang sebesar itu tidak efektif bagi

Setiap kali saya mengadakan kunjungan perjalanan bangsa. Adalah lebih bermanfaat,

kerja ke tempat pemugaran untuk melihat menurut dia, kalau dana itu bukan dipakai untuk

sendiri hasil kerja yang sudah dicapai dan merehabilitasi masa lalu tetapi membangun

180 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Prasasti peresmian dimulainya pemugaran Candi Borobudur pada tanggal10 Agustus

1973

masa depan, berupa pembangunan pendidikan menurut mereka, seorang muslim yang

dan infrastruktur yang diperlukan bagi notabene bernama Daoed Joesoef, nama dari

pembangunan ekonomi nasional. Sebagai dua orang nabi, keturunan Aceh, bekerja keras

jawaban saya katakan bahwa pendidikan membangun kembali berhala menjelang runtuh.

adalah bagian dari kebudayaan, berupa sistem Berbeda dengan s ikap Sutan Takdir

nilai yang kita hayati. Borobudur adalah salah Alisyahbana yang secara gentleman menemui

satu dari nilai tersebut dan begitu tinggi nilai itu saya di kantor untuk menyatakan pandangan

hingga kalau kita biarkan pupus begitu saja tidak kritisnya, kelompok yang mengatasnamakan

akan bisa dimaafkan oleh nurani. Pemugaran Islam ini bergerak secara sembunyi di malam

candi ini merupakan kekaguman dan hari. Mereka menyebarkan surat selebaran di

penghormatan kita kepada semua pencipta dalam kegelapan dan sesekali melemparkan

Candi Borobudur dahulu, para “local genius” batu ke arah proyek. Maka kepada para pekerja,

yang sampai sekarang tidak kita ketahui yang sebagian besar adalah penganut agama

namanya. Pemugaran ini dalam dirinya adalah Islam, saya katakan supaya bekerja terus tanpa

juga hasil renungan syntypical tentang sejarah

sebuah bangsa dimana sejarahnya sendiri

dilihat sebagai satu dari unsur-unsur pola

kebudayaannya. Sebagai suatu Negara-bangsa

boleh saja kita dianggap muda, tetapi selaku

makhluk manusia yang kin i berhasi l

mengelompok menjadi satu Bangsa, kita

ternyata mempunyai suatu masa lalu yang

cukup tua, cukup panjang dan cukup gemilang,

bernenek moyang terampil dan berbudi tinggi.

Salah satu bukti dari semua itu adalah Candi

Borobudur.

Kecaman yang pedas juga ternyata

datang dari kelompok orang-orang yang

mengaku beragama Islam. Isi kecaman bahkan

bersifat sangat pribadi. Bagaimana mungkin,

181Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Sketsa situasi pemugaran II Candi Borobudur karya Daoed Joesoef

ragu dan takut. Kepada mereka saya katakan lakukan 30 tahun yang lalu, sewaktu masih

bahwa hidup ini sebaiknya bercermin pada sama-sama mahasiswa, yaitu duduk berduaan

“kehidupan” sebuah sungai. Sebagai tanda di puncak tertinggi Candi Borobudur. Hasrat ini

hidup ia terus mengalir, selalu bisa mengatasi baru dapat terwujud dua minggu kemudian

hambatan, mengarah ke tujuannya yang ketika dia sudah sembuh dari penyakit yang

terakhir. Namun dalam tetap mengalir itu ia tidak ketika itu membuatnya berhalangan hadir. Kalau

pernah memutuskan diri dari sumbernya barang dahulu dari atas kelihatan sekali betapa kumuh

sedetik, ia tetap berhubungan dengan asal-usul dan reyotnya Borobudur, kini kami berdua

kejadianya. Bagi manusia yang hidup dan terus menyaksikan dari ketinggian sebuah bangunan

bergerak menuju akhir kehidupan itu, asal-usul kuno yang asri dan megah dan anggun sekali.

yang tidak boleh dilupakannya adalah Kami berdua lebih banyak diam saja, tidak ingin

kebudayaannya, sistem nilai yang dihayatinya. menganggu suasana yang kebetulan sedang

Dan Candi Borobudur merupakan sebuah karya hening, sunyi dan sepi. Kami tahu sudah tidak

seni-budaya yang cukup membanggakan dan muda lagi, sudah berumah tangga dan punya

bahkan turut dikagumi oleh manusia-manusia anak. Namun kami menyadari bahwa masing-

dari bangsa-bangsa lain yang terpelajar dan masing memegang jabatan publik yang punya

beradab. tanggung jawab besar di bidang pendidikan dan

Pada tanggal 23 Februar i 1983 kebudayaan, yang langsung menentukan

pemugaran Candi Borobudur dengan resmi perkembangan kecerdasan kehidupan bangsa,

dinyatakan berakhir dengan sukses, sesuai seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945.

dengan rencana kerja semula, oleh Presiden Menurut perhitungan para teknikus,

Republik Indonesia dengan disaksikan Direktur dengan pemugaran ini Borobudur akan mampu

Jenderal UNESCO. Di antara tokoh-tokoh bertahan selama 1000 tahun lagi. Bila sesudah

nasional yang diundang menghadiri hari itu candi ini runtuh dan tidak terselamatkan lagi,

bersejarah ini, saya tetapkan Adi Putera orang-orang Indonesia seharusnya mampu

Parlindungan, yang sementara itu sudah menciptakan nilai-nilai spektakuler lain sebagai

menjadi Guru Besar dan Rektor dari Universitas pengganti yang bisa dibanggakan sesuai

Sumatera Utara. Sayang dia tidak dapat dengan pandangan hidup zamannya.

memenuhi undangan tersebut hingga tidak Sampai sekarang kalau sesekali saya

dapat saya ulangi lagi apa-apa yang kami berkesempatan menatap bulan purnama, saya

182 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Prasasti peresmian selesainya pemugaran II Candi Borobudur tanggal 23 Februari 1983

tentu terkenang Borobudur, my ageless

Borobudur. Saya bangga bisa belajar keluar

negeri, di perguruan tinggi yang saya pilih

sendiri, yang merupakan impian sejak kecil,

dengan dibiayai oleh lembaga filantropis asing,

jadi tidak mengusik pajak rakyat dan dengan

persetujuan pemerintah. Saya bangga telah

berani melawan kehendak pimpinan FE-UI dan

tidak menyesak telah berseteru dengan salah

seorang Dubes dari KBRI-Paris. Andaikata saya

tidak ke Paris, tidak ada yang mau tahu bahwa

ada dana pemugaran dari UNESCO. Andaikata

saya bersikap tidak peduli demi hubungan baik

dengan sang Dubes, “bapak” komunitas

Indonesia di Perancis, dana pemugaran itu pasti

jatuh ke tangan negeri lain. Dengan kata lain,

Borobudur runtuh, who cares?!

Setelah saya pikir-pikir sekarang, Tuhan

beralasan memberkahi sikap nonkonformis

saya. Saya ditakdirkan olehNya untuk

menyelamatkan Borobudur selama 1000 tahun

lagi dan tidak sekedar menjadi warga Indonesia

pertama yang berhasil meraih gelar “Docteur

d'Etat” di Sorbonne, jenis gelar akademis

tertinggi yang bergengsi di lingkungan

pendidikan universitas Perancis.

Sekali merangkuh dayung dua-tiga pulau

terlampaui.

183Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur

Situasi pemugaran II Candi Borobudur

Foto udara situasi pemugaran II Candi Borobudur

BIODATA PENULIS

Prof. Dr. Daoed Joesoef, lahir di Medan pada tanggal 8

Agustus 1926. Setelah lulus SMA tahun 1949 di Yogyakarta,

meneruskan kuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Sempat bekerja sebagai dosen di almaternya tersebut (1958-

1965), berturut-turut meraih gelar Certificate Doctorate de

l'Universite, mention droit pada tahun 1967, Diploma d'Etudes

Superiurs tahun 1973 dan Docteur es Sciences economiques

tahun 1973, kesemuanya dari Universite de Paris. Selain karir di

bidang akademik, terdapat pula karir di bidang militer sebagai

seorang tentara pelajar dengan jabatan terakhir sebagai Letnan

Muda di Komando Militer Kota Besar Jakarta Raya (1950 -

1952). Selain itu juga pernah menjabat sebagai direktur CSIS

pada tahun 1970-1973. Puncak karir tercapai ketika menjabat

sebagai Menteri Kebudayaan dan Pendidikan pada tahun 1978-

1983 yang membuatnya terlibat aktif dalam Pemugaran II Candi

Borobudur.

184 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur