10 KEKHAWATIRKAN SEPUTAR BAYI

9
10 KEKHAWATIRKAN SEPUTAR BAYI Demam, mata belekan, kerak di kepala, apa benar perlu dikhawatirkan? Semoga penjelasan yang diberikan Dr. Karel Staa, SpA., dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, ini dapat memberikan pencerahan. Selamat membaca! Utami Sri Rahayu. Ilustrasi Pugoeh Dok. nakita 1. DEMAM Demam bukanlah penyakit melainkan gejala dari penyakit atau mekanisme pertahanan tubuh bayi terhadap kuman atau virus yang masuk ke dalam tubuhnya. Bayi dikatakan demam bila suhu tubuhnya mencapai 38° C atau lebih. Saran: Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memberikan obat penurun panas yang dapat dilakukan setiap 4 jam sekali. Dosisnya disesuaikan dengan yang tercantum dalam kemasan atau sesuai anjuran dokter. Bila selama 1x24 jam pascapemberian obat suhu tubuhnya tidak cenderung turun, apalagi bila kondisi ini dibarengi gejala penyerta lain, seperti mencret, batuk atau pilek, segera periksakan bayi ke dokter. 2. BATUK Batuk sebenarnya tidak selalu mengindikasikan suatu gangguan kesehatan yang berbahaya. Seperti demam, gejala ini hanya suatu bentuk mekanisme pertahanan tubuh pada bayi yang merupakan daya refleks untuk menghalau benda-benda yang masuk saluran pernapasannya. Saran: Bila batuknya hanya 3-4 kali dalam sehari dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, tak perlu dikhawatirkan. Berikan banyak ASI untuk meredakan batuknya. Upayakan posisi tubuh bayi agak miring ketika tidur sehingga lendir atau dahaknya dapat mengalir turun keluar dari tenggorokan. Cobalah mencari tahu penyebabnya dan hindari bayi dari penyebab tersebut. Penyebab batuk pada bayi yang paling sering terjadi karena alergi. Bisa alergi udara, debu, makanan, dan lain-lain. Nah, saat batuknya sudah dirasa sangat mengganggu---sampai membuatnya tidak bisa tidur, selalu muntah ketika makan, ataupun disertai demam--- segera konsultasikan hal ini pada dokter. 3. PILEK Pilek adalah mekanisme pertahanan tubuh bayi dalam memerangi kuman yang masuk ke dalam rongga hidung. Saran: Bila hanya sekadar mengeluarkan cairan atau lendir dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, tak perlu sampai dibawa ke dokter. Umumnya dalam waktu 3–5 hari pileknya akan sembuh sendiri. Cukup berikan makan dan minum sesuai dengan menu sehari-hari. Untuk mengurangi lendir yang terlalu kental, gunakan air garam steril (NaCL 0,9 %) yang dapat dibeli bebas di apotek sebagai tetes hidung. Gunakan pipet, teteskan sebanyak 2 tetes pada setiap lubang hidungnya, bila tersumbat. Cara lain untuk mengurangi sumbatan adalah dengan menyedot lendir menggunakan alat pengisap lendir. Lakukan hati-hati agar tidak terjadi iritasi. Hidung yang lecet dapat menimbulkan masalah baru, yakni timbulnya radang sekunder di sekitar lubang hidung. Bayi baru perlu diperiksakan ke dokter kalau pileknya sudah begitu mengganggu: napas bayi jadi sesak atau ia tidak bisa tidur karena hidungnya terus-menerus tersumbat, atau terlalu banyak lendir di rongga hidungnya. 4. MENCRET Bila menyusu ASI, maka pada 2 minggu pertama kehidupannya, bayi akan sering mengalami buang air seolah-olah “mencret” hingga 5–10 kali dalam sehari. Selama berat badannya tetap mengalami peningkatan, kondisi ini tak perlu dikhawatirkan. “Mencret” yang dialaminya merupakan reaksi tubuh bayi pada kolostrum (ASI pertama yang diproduksi oleh ibu) yang mengandung sejenis zat seperti “pencahar”. Namun tidak semua bayi mengalami hal seperti ini. Bisa jadi malah frekuensi BAB-nya hanya 1 kali setiap 3–4 hari. Ini pun wajar saja. Bayi yang menyusu ASI umumnya kelak akan lebih sedikit memiliki keluhan dalam hal gangguan pencernaan dibandingkan dengan bayi yang mengonsumsi susu formula. Saran: Berikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan, selanjutnya bila memungkinkan terus pertahankan hingga bayi berusia 2 tahun. Gangguan pencernaan pada bayi yang minum susu formula biasanya berupa mencret. Mencret patut diwaspadai bila frekuensinya sering (lebih dari 4 kali) dan tidak ada ampasnya, serta volumenya setiap buang air tampak tidak normal. Untuk mengamati volumenya normal atau tidak, coba bandingkan dengan volume kotoran bayi kala BAB dalam kondisi sehat. Bila volumenya lebih banyak daripada biasanya, berarti mencret. Apalagi bila disertai demam, mual dan muntah. Mencret seperti ini harus segera ditangani di rumah sakit. 5. MATA BELEKAN

Transcript of 10 KEKHAWATIRKAN SEPUTAR BAYI

Page 1: 10 KEKHAWATIRKAN SEPUTAR BAYI

10 KEKHAWATIRKAN SEPUTAR BAYIDemam, mata belekan, kerak di kepala, apa benar perlu dikhawatirkan? Semoga penjelasan yang diberikan Dr. Karel Staa, SpA., dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, ini dapat memberikan pencerahan. Selamat membaca!Utami Sri Rahayu. Ilustrasi Pugoeh Dok. nakita1. DEMAMDemam bukanlah penyakit melainkan gejala dari penyakit atau mekanisme pertahanan tubuh bayi terhadap kuman atau virus yang masuk ke dalam tubuhnya. Bayi dikatakan demam bila suhu tubuhnya mencapai 38° C atau lebih.Saran: Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memberikan obat penurun panas yang dapat dilakukan setiap 4 jam sekali. Dosisnya disesuaikan dengan yang tercantum dalam kemasan atau sesuai anjuran dokter.Bila selama 1x24 jam pascapemberian obat suhu tubuhnya tidak cenderung turun, apalagi bila kondisi ini dibarengi gejala penyerta lain, seperti mencret, batuk atau pilek, segera periksakan bayi ke dokter.2. BATUKBatuk sebenarnya tidak selalu mengindikasikan suatu gangguan kesehatan yang berbahaya. Seperti demam, gejala ini hanya suatu bentuk mekanisme pertahanan tubuh pada bayi yang merupakan daya refleks untuk menghalau benda-benda yang masuk saluran pernapasannya.Saran: Bila batuknya hanya 3-4 kali dalam sehari dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, tak perlu dikhawatirkan. Berikan banyak ASI untuk meredakan batuknya. Upayakan posisi tubuh bayi agak miring ketika tidur sehingga lendir atau dahaknya dapat mengalir turun keluar dari tenggorokan.Cobalah mencari tahu penyebabnya dan hindari bayi dari penyebab tersebut. Penyebab batuk pada bayi yang paling sering terjadi karena alergi. Bisa alergi udara, debu, makanan, dan lain-lain.Nah, saat batuknya sudah dirasa sangat mengganggu---sampai membuatnya tidak bisa tidur, selalu muntah ketika makan, ataupun disertai demam--- segera konsultasikan hal ini pada dokter.3. PILEKPilek adalah mekanisme pertahanan tubuh bayi dalam memerangi kuman yang masuk ke dalam rongga hidung.Saran: Bila hanya sekadar mengeluarkan cairan atau lendir dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, tak perlu sampai dibawa ke dokter. Umumnya dalam waktu 3–5 hari pileknya akan sembuh sendiri. Cukup berikan makan dan minum sesuai dengan menu sehari-hari.Untuk mengurangi lendir yang terlalu kental, gunakan air garam steril (NaCL 0,9 %) yang dapat dibeli bebas di apotek sebagai tetes hidung. Gunakan pipet, teteskan sebanyak 2 tetes pada setiap lubang hidungnya, bila tersumbat. Cara lain untuk mengurangi sumbatan adalah dengan menyedot lendir menggunakan alat pengisap lendir. Lakukan hati-hati agar tidak terjadi iritasi. Hidung yang lecet dapat menimbulkan masalah baru, yakni timbulnya radang sekunder di sekitar lubang hidung.Bayi baru perlu diperiksakan ke dokter kalau pileknya sudah begitu mengganggu: napas bayi jadi sesak atau ia tidak bisa tidur karena hidungnya terus-menerus tersumbat, atau terlalu banyak lendir di rongga hidungnya.4. MENCRETBila menyusu ASI, maka pada 2 minggu pertama kehidupannya, bayi akan sering mengalami buang air seolah-olah “mencret” hingga 5–10 kali dalam sehari. Selama berat badannya tetap mengalami peningkatan, kondisi ini tak perlu dikhawatirkan. “Mencret” yang dialaminya merupakan reaksi tubuh bayi pada kolostrum (ASI pertama yang diproduksi oleh ibu) yang mengandung sejenis zat seperti “pencahar”. Namun tidak semua bayi mengalami hal seperti ini. Bisa jadi malah frekuensi BAB-nya hanya 1 kali setiap 3–4 hari. Ini pun wajar saja. Bayi yang menyusu ASI umumnya kelak akan lebih sedikit memiliki keluhan dalam hal gangguan pencernaan dibandingkan dengan bayi yang mengonsumsi susu formula.Saran: Berikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan, selanjutnya bila memungkinkan terus pertahankan hingga bayi berusia 2 tahun.Gangguan pencernaan pada bayi yang minum susu formula biasanya berupa mencret. Mencret patut diwaspadai bila frekuensinya sering (lebih dari 4 kali) dan tidak ada ampasnya, serta volumenya setiap buang air tampak tidak normal. Untuk mengamati volumenya normal atau tidak, coba bandingkan dengan volume kotoran bayi kala BAB dalam kondisi sehat. Bila volumenya lebih banyak daripada biasanya, berarti mencret. Apalagi bila disertai demam, mual dan muntah. Mencret seperti ini harus segera ditangani di rumah sakit.5. MATA BELEKANBelek adalah reaksi normal pada mata bayi ketika saluran air matanya belum berfungsi normal. Akibatnya, air matanya tergenang dan menjadi belek. Ini bukan penyakit dan sering terjadi pada bayi usia 1 bulan. Jadi tak perlu khawatir. Saran: Lakukan pijatan lembut dan perlahan di wilayah kelopak mata dengan ujung jari telunjuk. Mulailah dari ujung mata dekat dahi menuju ke bagian tengah dahi. Pijatan ini juga bisa dilakukan sambil membersihkan mata bayi dengan menggunakan kapas bersih yang telah dicelup air hangat. Kalau masih bingung, silakan konsultasikan pada dokter.6. KOLIKUmumnya menimpa bayi baru lahir hingga usia 6 bulan, ditandai dengan tangisan panjang si kecil dengan nada melengking. Meski hingga kini belum diketahui penyebabnya namun yang pasti kolik bukanlah penyakit. Menurut penelitian, kolik terjadi karena fungsi pencernaan bayi yang belum normal dan produksi enzim yang juga belum sempurna. Namun seiring bertambahnya usia bayi, kolik akan hilang dengan sendirinya. Saran: Gunakanlah pendekatan psikologis. Tenangkan bayi, gendong dan peluklah ia sambil ditepuk-tepuk lembut. Bila perlu, gunakan metode gendong kanguru (cara menggendong bayi yang ditempelkan di dada ibu sehingga terjadi skin to skin contact/kulit bersentuhan dengan kulit) karena dapat membuatnya merasa lebih nyaman.7. RUAM KULITRuam kulit yang dialami si kecil belum tentu merupakan reaksi alergi. Kulit bayi belum berfungsi optimal, sehingga tentunya lebih peka terhadap benda asing. Inilah yang terkadang membuat kulitnya bereaksi dengan mengeluarkan bercak kemerahan. Kulit yang masih peka ini akan berlangsung hingga bayi berusia kurang lebih 1 tahun.Saran: Bersihkan bagian kulit yang mengalami ruam dengan air bersih, kemudian lap hingga kering. Bila perlu gunakan krim/salep khusus bayi (konsultasikan terlebih dulu pada dokter anak) dan oleskan tipis-tipis di daerah ruam.

Page 2: 10 KEKHAWATIRKAN SEPUTAR BAYI

Yang terpenting dalam masalah ruam kulit adalah kepekaan orangtua untuk mencermati penyebabnya. Terkadang, beberapa penyebabnya tidak disadari. Seperti, karena kita mengganti merek pospak yang sudah biasa dikenakan pada bayi dengan merek lain. Bisa jadi bahan yang digunakan pada pospak merek lain tersebut tidak cocok dengan kulit si kecil.8. KERAK KEPALAKerak kepala ditandai dengan warna kemerahan di kulit kepala bayi, kadang disertai kerak kekuningan dengan atau tanpa gatal. Kondisi yang kerap muncul di usia 2-3 minggu ini tak perlu dikhawatirkan sebab hanya merupakan lepasan dari folikel rambut bayi. Ketika si kecil usia 8–12 bulan, biasanya kerak kepala sudah tidak ditemukan lagi.Saran: Masalah kerak tidak berbahaya, tetapi tidak boleh dibiarkan karena bisa menghambat keluarnya keringat dan mengundang datangnya bakteri sehingga menyebabkan infeksi pada bayi. Untuk membersihkan, olesi kerak kepala bayi dengan baby oil. Diamkan sejenak atau bila perlu semalaman baru selanjutnya dibersihkan dengan sisir bergigi rapat. Dengan cara itu kerak akan lepas dari kulit kepalanya. Bila kepala si kecil sudah tampak bersih, keramasi dengan menggunakan sampo bayi. Bilas sampai bersih dan keringkan dengan handuk yang lembut.9. LIDAH PUTIHPermukaan lidah yang tampak putih bukanlah penyakit melainkan sisa-sisa susu yang melekat di situ dan mendorong tumbuhnya organisme yang tidak berbahaya. Kondisi lidah putih ini umumnya akan lebih ekstrem terjadi pada bayi yang minum susu formula ketimbang bayi yang menyusu ASI.Saran: Setiap habis minum susu formula, bilaslah lidah bayi dengan 1 sendok makan air putih.10. KULIT BERSISIKPada minggu-minggu pertamanya, sebagian besar bayi memiliki kulit yang tampak kering dan mengelupas, terutama pada tangan dan kaki. Ini adalah sesuatu yang normal. Saran: Tak perlu tindakan apa pun karena umumnya akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu.Mengatasi Mata Belekan Pada BayiBelek adanya penyakit yang menyebabkan mata berair dan banyak mengeluarkan kotoran mata. Kondisi ini biasa dialami bayi. Beragam penyebabnya, antara lain:

Infeksi jalan lahir. Biasanya, infeksi jalan lahir didapat bayi ketika proses persalinan berlangsung. Dokter biasanya memberikan obat yang sesuai dengan penyebab infeksinya.

Adanya sumbatan pada saluran air mata bayi. Kondisi ini akan menghambat aliran air mata bayi ke rongga hidung, sehingga mata bayi pun berair terus-menerus. Nah, genangan air inilah yang bisa mengundang kuman penyebab infeksi.Bila kebetulan bayi Anda mengalami belekan, lakukanlah tindakan-tindakan berikut.

Perhatikan apakah belekan yang terjadi normal atau tidak. o Jika masih normal, artinya hanya sedikit belek pada mata bayi di pagi hari dan tidak sampai mengganggu (membuat mata bayi lengket),

maka Anda tidak perlu khawatir. Bersihkan saja matanya menggunakan kapas dan air hangat. Arahnya dari bagian dalam ke arah luar mata.

o Jika belek bayi cukup banyak, sehingga menyebabkan matanya lengket, cobalah mengompres matanya dengan kapas yang dicelupkan ke air hangat. Biasanya, kotoran yang membuat mata bayi lengket akan lebih mudah dibersihkan. Jangan sekali-sekali menggunakan boorwater atau cairan pembersih mata.

Segera bawa ke dokter, jika belekan lebih dari tiga hari. Sebelumnya, perhatikan apakah bagian putih matanya merah atau tidak. Sampaikan hal ini ke dokter ketika berkonsultasi.

Waspada terjadinya infeksi, yakni jika matanya kemerahan. Dokter biasanya akan memberi obat untuk membantu mengatasi infeksi. Perhatikan cara memberikan obat mata pada bayi, tanyakan dengan jelas cara pakainya.

Atasi penyumbatan saluran air mata jika hal ini terjadi dan infeksi telah diatasi. Untuk itu, kemungkinan Anda perlu melakukan pemijatan untuk membantu ‘membuka’ saluran air mata yang tersumbat. Perlu Anda tahu, saluran air mata ada di bagian dalam mata, dekat dengan pangkal hidung. Langkah-langkahnya:

o Cuci tangan sebelum memijat pangkal hidung bayi. o Upayakan jangan sampai kuku jari tangan Anda melukai kulit bayi yang masih rentan.o Perhatikan pula, apakah kulit jari-jari tangan Anda tidak kasar. Sebab, kulit yang kasar bisa saja melukai bayi ketika Anda memijatnya. o Pijatan biasanya dilakukan dengan menggerakkan ibu jari dari pangkal hidung bayi (tepi mata sebelah dalam) ke arah hidung (ke arah

bawah). Atau, pijat dalam gerakan berputar-putar. Lakukan pijat hidung bayi ini 2 - 3 kali sehari.o Jika merasa bahwa ibu jari Anda terlalu besar, gunakan jari lain untuk memijat bagian tersebut. o Ketika memijat, ingat bahwa kulit maupun otot si kecil masih sangat tipis. Jadi, Anda tak perlu menekannya dengan kuat, tetapi cukup

menggosok/mengusapnya perlahan-lahan.o Ketelatenan Anda melakukan pemijatan ini setiap hari, sangat membantu upaya ‘mengeringkan’ genangan air mata yang mengganggu

bayi.

Page 3: 10 KEKHAWATIRKAN SEPUTAR BAYI

[milis-nakita] Belekan pada bayi..(. 03) {01}

uma umiSat, 07 Apr 2007 17:15:22 -0700

dear pak Mad..Pengalaman saya,bayi saya dl juga mengalami hal yang demikian ,hanya saja hanya +-1bl.yang saya lakukan pada waktu itu hanya rajin2 membersihkan daerah sekitar mata dengan tisu khusus bayi terutama jika cairan mata beleknya sampai keluar.alhamdulillah bisa sembuh.jika pada perkembangannya mata putra bapak timbul gejala yg menyertai lainnya (misal mata merah,nyeri,bengkak,gatal dsb) sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.ini ada beberapa artikel.maaf jika tidak membantu.1.JANGAN SEPELEKAN BELEKAN! Belekan memang belum tentu menunjukkan kelainan serius. Namun untuk amannya, jika si kecil sering belekan segera konsultasikan pada dokter. Si kecil belekan terus? Lebih baik pelajari dulu. Jika beleknya keluar tiap kali bangun tidur, itu sih wajar. Belek memang kotoran pada mata yang muncul ketika bangun tidur. Namun, bisa juga belekan ini menjadi tak wajar. Biasanya jika terdapat peradangan pada selaput mata yang disebabkan mikroorganisme tertentu seperti virus, klamidia, bakteri, dan sebagainya. Bagaimana membedakan belekan yang wajar dan tidak? Belekan normal terjadi hanya pada kondisi tertentu. Biasanya setelah bangun tidur. Pada situasi lainnya, belekan tersebut tidak muncul lagi. Sementara, belekan akibat peradangan akan disertai gejala lain, seperti mata merah, bengkak, nyeri, dan kelopak mata terasa mengganjal. PENYEBAB BELEKAN ABNORMAL Beberapa penyebab belekan abnormal, dijelaskan dr. Gusti G. Suardana, Sp.M., dari Jakarta Eye Center berikut ini: 1. KELAINAN ANATOMIS Gangguan anatomis biasanya berkaitan dengan saluran air mata bayi- tepatnya di saluran penghubung kantung air mata dengan rongga hidung- yang tersumbat (ductus nasolacrimalis). Seperti diketahui, air mata diproduksi oleh kelenjar air mata yang berada di sekitar kelopak mata bagian dalam. Namun karena adanya sumbatan ini, air mata tersebut tak bisa dialirkan ke rongga hidung. Lama-kelamaan, genangan air mata pada saluran yang buntu ini dapat mengakibatkan terjadinya infeksi. Gejalanya adalah mata selalu berair dan banyak beleknya terutama pada pagi hari. Lantaran itulah, bayi yang dengan kelainan anantomis ini akan sering mengalami infeksi/peradangan yang pada akhirnya memunculkan belekan terus-menerus. Mata bayi juga akan selalu berair seperti sedang menangis. * Pengobatan: Biasanya dokter akan memberikan obat tetes antibiotika untuk mematikan kuman yang kemungkinan bersarang pada saluran air mata yang buntu. Selain itu, dilakukan pula pemijatan di daerah pinggir mata bagian dalam dekat hidung ke arah bawah. Dengan begitu, diharapkan terjadi pembukaan membran atau saluran yang tersumbat tadi. Pemijatan ini disamping memberikan tekanan hidrostatikuntuk membuka sumbatan juga berperan menjaga agar kantong air mata tetap dalam keadaan kosong sehingga memperkecil kesempatan berkembangnya kuman penyebab infeksi. Jika setelah menjalani pengobatan maupun pijat saluran air mata tetap buntu, maka langkah berikutnya yang akan dilakukan adalah memasukan kawat halus ke dalam saluran air mata untuk "menyodok" sumbatan saluran di rongga hidung agar terbuka. Tindakan ini dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah probing. Hal ini biasanya dilakukan nanti saat anak sudah mencapai usia 12-15 bulan. Upaya-upaya tersebut tak selamanya bisa berhasil. Adakalanya saluran tersebut tertutup lagi. Kalau sudah begitu, jalan terakhir yang dapat ditempuh adalah pembedahan. Dokter akan membuat saluran langsung (by pass) dari kantong air mata (sakus lakrimal) menembus tulang hidung sehingga air mata bisa mengalir ke hidung. Langkah pembedahan ini biasanya dilakukan setelah anak lebih besar, atau usianya di atas dua tahun. 2. INFEKSI DIDAPAT DI JALAN LAHIR Belekan pada bayi juga bisa muncul sebagai akibat infeksi selaput mata bayi baru lahir yang didapat saat bayi keluar dari jalan lahir. Berikut diantaranya: Ophthalmia Neonatorum Bayi baru lahir yang mengalami peradangan pada selaput mata akan menunjukkan gejala mata merah, bengkak dan banyak belekan. Penyebabnya dapat berupa iritasi kimia, bakteri, klamidia dan kadang-kadang virus herpes simplek. Hampir setiap bakteri patogen dapat menyebabkan peradangan ini. Namun, Neisseria Gonorrhoeae (GO) merupakan kuman yang paling menjadi perhatian karena dapat menyebabkan kecacatan pada kornea atau penglihatan dan yang paling buruk adalah kebutaan. Disamping itu, klamidia juga dapat menyebabkan peradangan pada selaput mata bayi. Kedua mikroorganisme tersebut didapat saat bayi melalui jalan lahir ibunya. Gejalanya dapat berupa kedua kelopak mata lengket, penuh

Page 4: 10 KEKHAWATIRKAN SEPUTAR BAYI

belekan bahkan sampai keluar nanah. Bila sekret pada mata sedemikian banyak maka kemungkinan organisme penyebabnya adalah gonorea. * Pengobatan: Pemberian antibiotika yang cocok oleh dokter adalah satu-satunya upaya pengobatan. Disamping itu perawatan juga penting, seperti membersihkan belek setiap sebelum memberikan obat salep mata. Harus diingat bila kuman penyebabnya adalah GO, bayi harus dirawat di rumah sakit di ruang isolasi karena mudah menular dan harus mendapat pengobatan intensif. Glaukoma kongenital Glaukoma kongenital adalah glaukoma yang terjadi sejak lahir. Pada bayi dan orang dewasa, glaukoma disebabkan oleh peningkatan tekanan di dalam bola mata. Perbedaannya, pada bayi umumnya disertai kelainan struktur segmen depan bola mata. Kelainan ini menyebabkan air mata terbendung dan mengakibatkan peninggian tekanan bola mata. Selanjutnya terjadi peningkatan tekanan bola mata yang akan menyebabkan kelainan pada kornea (bagian hitam mata), yaitu diameternya menjadi lebih lebar dan semakin tipis dan keruh. Disamping itu akibat tekanan yang tinggi terus-menerus juga akan mengenai saraf penglihatan (saraf optik) sehingga akan mengganggu penglihatan. Gejala yang dapat menyertai bayi dengan glaukoma kongenital adalah takut akan sinar, selalu memutup matanya bila kena cahaya, mata selalu berair dan diameter kornea lebih lebar dibandingkan dengan kornea bayi yang normal. * Pengobatan Segera periksakan ke dokter mata untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan. Bila tidak, maka pasti bayi ini akan buta total akibat kerusakan saraf mata yang bersifat permanen. Penanganan glaukoma satu-satunya adalah dengan cara pembedahan. Namun harus disadari, walaupun telah dilakukan tindakan pembedahan misalnya, tidak dijamin 100% penglihatan akan normal. Kelainan retina akibat infeksi toksoplasma Infeksi toksoplasma diakibatkan sejenis parasit toksoplasmogondii yang biasa terdapat pada bulu kucing dan hewan peliharaan rumah lainnya. Parasit ini dapat menginfeksi manusia. Bila terjadi pada wanita hamil, parasit ini akan mencapai janin melalui tali pusat dan kemudian akan menimbulkan dampak serius pada janin tersebut. Salah satunya bayi akan mengalami kerusakan mata, khususnya pada bagian retina. Alhasil, jika terinfeksi dan terutama bila mengenai bagian paling sensitif retina (makula) maka daya penglihatannya akan sangat buruk. * Pengobatan: Penyakit toksoplasma memang dapat diobati, tetapi fungsi penglihatan bayi tidak akan kembali. Tindakan operasi tidak cukup membantu memperbaiki ketajaman penglihatan. Infeksi virus Rubella pada mata Rubella merupakan virus yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Bila terjadi pada wanita hamil akan menimbulkan dampak pada janinnya berupa Congenital Rubella Syndrome. Sindrom tersebut di antaranya berupa kelainan pada jantung, susunan saraf, dan mata. Salah satu dampak virus rubella pada mata bayi adalah terjadinya katarak yaitu adanya perubahan lensa mata yang tadinya jernih dan tembus cahaya menjadi keruh dan buram. Akibatnya cahaya tidak dapat masuk ke dalam mata dengan leluasa. Katarak ini akan menyebabkan si kecil tak bisa melihat jelas, mengalami penglihatan sampai sangat buram, dan sangat peka terhadap cahaya. Katarak memang tak menular dari satu mata ke mata yang lain, tapi dapat terjadi pada kedua mata di saat yang bersamaan. Seperti diketahui perkembangan penglihatan dimulai saat lahir dan baru mencapai normal pada usia 5 6 tahun. Perkembangan paling pesat terjadi kurang lebih pada usia 6 bulan pertama. Bila pada masa ini terjadi hambatan perkembangan, seperti adanya lensa yang keruh maka penglihatan tidak akan berkembang dengan baik. * Pengobatan: Katarak tak mengakibatkan kebutaan permanen dan dapat diatasi dengan operasi. Tindakan ini harus dilakukan sedini mungkin. Jika ditunda-tunda, sampai anak usia lima tahun misalnya, justru masa-masa "emas" akan terlewati begitu saja. Setelah dilakukan operasi, dokter mata akan melakukan rehabilitasi penglihatan agar penglihatannya dapat berkembang lagi. MEMBUKA SALURAN AIR MATA BAYI PERAWATAN DI RUMAH * Amati bila mata tampak selalu belekan dan berair sejak bayi kemungkinan besar adalah akibat sumbatan duktus nasolakrimal. * Bersihkan selalu belekan yang ada dengan cara terlebih menekan sudut mata dekat hudung sehingga keluar belekan yang banyak. * Kemudian bersihkan dengan kapas lidi basah (cotton bud) yang bersih dengan hati-hati sesering mungkin untuk mencegah terjadinya infeksi. Bila sudah bersih baru berikan obat mata sesuai frekuensi yang dianjurkan oleh dokter.

Page 5: 10 KEKHAWATIRKAN SEPUTAR BAYI

* Dilanjutkan dengan memijat dari atas ke bawah berkali-kali dengan harapan terjadi peningkatan tekanan hidrostatik untuk membantu membuka sumbatan /obstruksi duktus nasolakrimal. Hilman Hilmansyah. Foto: Iman/nakita2.My baby's eyelids are pink and crusty. Could he have conjunctivitis?

My baby's eyelids are pink and crusty. Could he have conjunctivitis? If your baby is a newborn, he may be having a reaction to the antibiotic drops he was given at birth, or he may have caught an infection during his journey through the birth canal. Your baby's doctor will treat these types of infections right away to prevent damage to your baby's vision.

If the whites of one or both of your baby's eyes and the lower rim of his eyelids are red after the newborn stage, chances are he has an infection called conjunctivitis, also known as pinkeye or red-eye. The infection occurs when a virus, some bacteria, an allergen, or some other substance inflames the transparent membrane covering the white of the eyes and the inside of the eyelids (the conjunctiva). As your baby's system tries to fight the infection, his eyes may tear or become crusty. It's important that you treat the infection promptly, so call your baby's doctor as soon as you notice these symptoms.How can I find out what's causing the infection? The doctor will examine your baby's eyes and ask about his symptoms. Here are some possibilities:• If your baby's eyes are producing a thick yellow discharge that causes his eyelids to swell or stick together, bacteria such as staphylococcus, streptococcus, or hemophilus are probably to blame. • If your baby has conjunctivitis as well as cold symptoms, then the infection is more likely to be viral.• If your baby's eyes seem itchy and swollen as well as watery and bloodshot and he has a runny nose, he may be having an allergic reaction to an irritant such as dust, pollen, or smoke, although allergic reactions are rare in babies under 1 year. An allergic reaction doesn't stem from an infection, but it could become one if your baby continues to be exposed to the irritant.

How can I treat conjunctivitis? If your newborn has conjunctivitis, call your doctor right away. This can be a serious infection in an infant. The treatment will depend on the type of conjunctivitis your baby has. The doctor may give him antibiotics or prescribe frequent eye washings.

Bacterial conjunctivitis If bacterial conjunctivitis is the culprit, your doctor will prescribe antibiotic ointment or drops for you to use on your baby's eyes for about seven days. You may find the ointment easier to apply than drops: Wash your hands, then gently pull your baby's lower eyelid down a little bit and run a ribbon of ointment along it. (The ointment falls away from the tube as you squeeze, so you just need good aim.) When your baby blinks, the ointment will get into his eye.

If you're using drops, aim them at the inside corner of your baby's eye. This may be easiest to do this when his eye is shut. When he opens it, the medicine will run into his eye.

Wash your hands before and after treating your baby's eyes. Never share medications or use an old medication. They're not likely to be sterile and could make the infection worse.

Your doctor will probably also recommend washing your baby's eyes with warm water and gently rubbing away the dried discharge, since a buildup of infected fluid can make antibiotics less effective. Make sure you use the full prescribed course of antibiotics even after the symptoms are gone. Otherwise, the infection might return.

Viral conjunctivitis Viral conjunctivitis usually clears up on its own in a week or so. Your doctor will advise you to keep the area clean by gently washing your baby's eyes with warm water and rubbing away the dried discharge. If his eyes haven't improved after two weeks, let your doctor know. .

Warning: Bacterial and viral conjunctivitis are extremely contagious. To keep this kind of infection from spreading, you'll need to wash your hands after every contact with your baby's eyes. Keep his towels, clothing, and bedding separate from yours, and wash these items regularly. The infection will continue to be contagious until the symptoms are gone, so if your baby goes to a daycare facility, you'll need to keep him home until then.

Allergic conjunctivitis Since allergic conjunctivitis is the result of your baby's having been exposed to an irritating substance, you need to identify the allergen and keep him away from it. See our allergies article for tips on how to keep your home allergen-free.

If your baby's eyes are making him uncomfortable, you can soothe them with over-the-counter or prescription eyedrops made especially for allergic conjunctivitis.

Page 6: 10 KEKHAWATIRKAN SEPUTAR BAYI

My newborn's eyes keep getting infected. What could be causing this? At least 20 percent of all infants are born with one or both of their tear ducts blocked, or partially blocked, which can lead to conjunctivitis-like symptoms such as a white or yellow discharge, or full-blown conjunctivitis. If this is the case with your baby, you'll probably notice the discharge about two weeks after his birth, when his first real tears form. (Until that time, he has enough tears to coat the surface of his eyes, but not enough to collect and run from his eyes.)

Once his tears start to flow, they should drain into his nose through tiny ducts inside the corners of his eyes. If the membrane that covers these ducts doesn't break open by itself shortly after birth, or if it opens only partially, fluid will back up into the eye, where it can easily become infected.

You may first notice that your baby's eyes tend to be watery. Once they become infected, you'll see a white or yellow discharge in the corner of the eye that may crust over at night and seal the eyelid shut.

What can I do about a blocked tear duct? First you'll need to have a doctor look at your baby's eyes. If she thinks there's an infection, she'll probably prescribe drops or an ointment to clear it up. Then she may recommend that you try to unblock your infant's tear ducts by carefully massaging the skin near the corner of the eye next to the nose.

Putting gentle, upward pressure on this area repeatedly throughout the day may help pop open the membrane, leaving the duct clear. Sometimes lukewarm compresses can also help.

Until the duct opens fully, you'll need to regularly clean the discharge from your baby's eyes. Dip a cotton ball in saline solution (which you can buy at the drugstore) and gently wipe the eye from the inside corner out. Use a fresh cotton ball for every wipe.

If a duct remains clogged after age 6 months, your doctor may suggest a simple outpatient surgery to clear it, or she may suggest that you wait until your baby is at least a year old. Once a duct has opened — by itself or with help — it should remain open and not cause any more trouble.

Mata Belek pada BayiEhmmm judulnya jelek banget, tapi memang belum ada kata lain yang dapat menggantikannya (kecuali dalam bahasa negara lain/ bahasa daerah). Anakku yg nomor dua memang penuh cerita dari yang lahir dipaksa sampai dengan mata belekan. mertuaku bilang pasti sembuh, 40 hari pasti sembuh....tapi ternyata lewat 40 koq ga sembuh2... aku rajin banget search di internet soal ini dan juga rajin nanya kanan kiri depan belakang soal ini, karena kasian banget dan mungkin orang lain ngeliatnya jijik karena mata bayi kita kotor terus, kalau memangis tambah parah sedangkan bayi ga mungkin ga nangis. ke dokter? 3 dokter sekaligus, 2 dokter spesialis dan 1 dokter umum (chinesse) hasilnya dokter spesialis anak yg pertama bilang kalau " ada kemungkinan bayi yang dilahirkan normal matanya kotor karena jalan lahir" ...anakku dikasi obat tetes mata dan obat anti alergi. hasilnya "belum sembuh juga", yang ada malah jadi bertanya2 apa yang dimaksud oleh dia soal jalan lahir yang menyebabkan mata bayi belekan? apakah jalan lahirnya kotor? apa kena air ketuban yg kotor dan hal2 negatif lainnya. padahal selama ini yang aku jalanin normal2 saja dan biasa2 saja. dokter spesialis ke dua mengatakan " oh jalan air matanya tersumbat ditekan2 saja dekat pangkal hidung pakai kapas, dibersihkan pakai air hangat dari dalam ke luar dan diberikan obat tetes. hasilnya: belum juga dokter ketiga menyarankan sama dengan dokter nomor 2, membersihkan dengan air hangat dan juga obat tetes. hasilnya ya belum juga. mungkin aku juga terlalu pengen sembuh instan ya, hari ini kedokter, besok harus sembuh ... :) saran dari tetangga dan teman mata bayi ditetes asi karena asi juga merupakan antibiotik alamiah. dan ini menjadi tentangan dari ortu akrena katanya anak tetangga mereka dahulu ditetsin asi matanya jadi buta. galau banget deh jadinya kalau begini caranya. Pokoknya yg aku usahain dibersihkan terus mata bayi entah pakai kapas / kain-handuk lembut yg dikasi air hangat supaya tetap terlihat bersih, walaupun kadang risih juga karena hampir setiap saat harus membawa2 handuk/kapas. setelah putus asa banget, dan setelah baca lewat internet soal sebab2 mata belekan jadi tambah pesimis dan jadi ngeri ngebayangin bahwa memang mata belekan yg tiada henti itu bisa menyebabkan kebutaan jika belekan tersebut disebabkan oleh sipilis atau penyakit2 kelamin lainnya. walaupun aku yakin sehat dan walaupun aku yakin suamiku juga sehat, tetap aja perasaan bersalah menghantui. Akhirnya aku memberanikan diri untuk meneteskan ASi ke mata anakku, memang agak gambling tapi dari cerita sahabatku bahwa anaknya ga apa2 matanya ditetesin ASI aku jadi berani. ditetes Asi pada pagi hari dan dibersihkan dengan kain kasa / handuk lembut yang telah dicelupkan ke air hangat dan tak lupa diurut pelan dari pangkal hidung sd pangkal mata. Alhamdulilah setelah usaha itu dan doa yang terus 2an dipanjatkan, mata anakku sembuh sebelah dan selang 2 minggu mata yg satunya juga sembuh. senangnya bukan main. meskipun anakku harus menunggu sampai 2 bulan lebih untuk sembuh aku masih sangat bersyukur atas kesembuhannya. aku ga tau dokter / konsultan kesehatan mana yg menganjurkan memakai ASI dalam hal penyembuhan sakit mata anak maupun penelitian soal ASI, namun aku sangat berterimakasih pada teman-teman yg bersedia sharing soal pengalamannya sehingga belek mata anakku sembuh total. That's what friends are for