1. Survey Lahan 2. Penyediaan Benih 3. 4. · a.Media tanam Media tanam yang digunakan adalah...

92
1. Survey Lahan 2. Penyediaan Benih 3. Persiapan Lahan 4. Penanaman 5. Pemasangan Ajir 6. Perempelan 7. Pengairan 8. Pemupukan 9. Pengendalian OPT 10. Panen 11. Pasca Panen

Transcript of 1. Survey Lahan 2. Penyediaan Benih 3. 4. · a.Media tanam Media tanam yang digunakan adalah...

1. Survey Lahan2. Penyediaan Benih3. Persiapan Lahan4. Penanaman5. Pemasangan Ajir6. Perempelan7. Pengairan8. Pemupukan9. Pengendalian OPT10. Panen11. Pasca Panen

DefinisiProses penyediaan benih bermutu dari varietas unggul(bersertifikat)

TujuanUntuk menyediakan benih bermutu dari varietas unggul(bersertifikat) yang mampu berproduksi sesuai dengankeunggulan varietas, sehat dan mempunyai daya tumbuhyang baik

Alat dan bahan1. Benih melon hibrida F1 sebanyak 20.000 biji/ha2. Tanah3. Pupuk kandang4. Polybag5. Bambu6. Plastik tranparan7. Pestisida sistemik

1. Pemilihan Benih Gunakan varietas hibrida

Benih yang dipilih merupakan benih yang jelasvarietasnya (tepat jenis) dengan potensi yang sesuaidengan karakteristik varietas tersebut.

Memiliki pasar yang jelas

Varietas yang dipilih memiliki daya adaptasi yangtinggi dengan agroklimat setempat.

Prosedur pelaksanaan

2. Mutu benih Belum kadaluarsa

Tingkat kemurnian minimal 95%

Daya kecambah minimal 80% dan vigoritaskecambah tinggi

Benih sehat dan bebas OPT

3. Pembibitana.Media tanam

Media tanam yang digunakan adalah campuran daritanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2.Media dimasukkan dalam polybag ukuran 8 x 10 cmdan diletakkan di atas bedeng semaian yang ditutupsungkup

b.SungkupSungkup terbuat dari rangka bambu lebar bawah 1-1.25m, tinggi 0.5-0.6 m, bentuknya melengkung setengahlingkaran, panjang sungkup disesuaikan kebutuhanbibit. Pembibitan harus berada di tempat terbuka dansirkulasi udaranya baik

3. Pembibitanc.Penyemaian benih Benih direndam air hangat kuku (suhu ± 400C)

dicampur pestisida (nabati, agen hayati, kimia) sesuaikondisi lapangan dan dosis anjuran selama 1-2 jamsebelum disemai Benih ditiriskan dan diletakkan di atas kertas koran

basah selama 1 hari 2 malam (36 jam) pada suhu 250-300C Benih ditanam ke dalam media semai pada kedalaman

1 cm dengan letak calon akar atau bagian benih yangruncing berada di bawah (media semai dalam keadaanbasah)

3. Pembibitand. Pemeliharaan bibit

Pesemaian dijaga selalu dalam kondisi lembab namuntidak boleh terlalu basah (becek). Bibit dipindahkan kelapangan setelah berumur 10-14 hari atau telahmemiliki 1-2 helai daun sejati

Gambar 1. Media pesemaian dan bibit yang sudah disemai

Gambar 2 . Benih melon siap tanam

DefinisiKegiatan memperbaiki struktur tanah sehingga tanahmenjadi gembur, aerase dan drainase lebih baik sertamembentuk bedengan sebagai tempat tumbuhnya tanamanmelon

TujuanMenjamin pertumbuhan dan produksi tanaman secaraoptimal

Alat dan bahan1. Cangkul2. Kapur pertanian3. Pupuk kandang4. Pupuk anorganik5. Pasak penjepit dari bambu/kayu6. Mulsa plastik7. Pelubang mulsa plastik8. Ajir dari bambu9. Tali rafia

1. Lahan dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma

2. Penggemburan lahan dilakukan sampai kedalaman 20-30cm, lahan dibiarkan/dikering-anginkan selama 5-7 hari

3. Penghalusan bongkahan tanah hasil pencangkulan,dibiarkan 4-5 hari

4. Pembuatan bedengan tinggi 30 cm (sawah tadah hujan),40-50 cm (sawah irigasi), lebar bedengan 100-120 cm,lebar parit 50-60 cm, panjang bedengan maksimal 15 meter.Tinggi dan lebar parit disesuaikan dengan keadaan musimsaat penanaman

Prosedur pelaksanaan

5. Bila perlu dilakukan pemberian kapur dengan dosis yangdisesuaikan dengan derajat keasaman (ph) tanahsetempat. Kapur yang telah dihaluskan ditaburkan kebedengan kemudian diaduk agar merata dengan tanah

6. Pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang sebanyak20 ton/ha dan pupuk ZA dosis 350 kg/ha, SP-36 dosis 225kg/ha dan KCl dosis 160 kg/ha atau NPK sebanyak 700 kgdengan cara disebarkan secara merata pada bedengan,diaduk-aduk dengan cangkul agar pupuk tercampurdengan tanah, kemudian disiram air sampai basah merata

Prosedur pelaksanaan

7. Pemasangan mulsa plastik hitam-perak dan pembuatanlubang tanam Mulsa yang digunakan adalah plastik hitam perak

dengan lebar 100-125 cm Bagian plastik berwarna perak menghadap ke atas

sedangkan yang berwarna hitam menghadap ke bawah Pemasangan mulsa dilakukan pada saat panas terik

matahari agar mulsa memuai sehingga rapat menutupbedengan dan tanah dalam keadaan basah. Gunakanpasak penjepit dari bambu atau kayu untuk mengaitkansisi-sisi mulsa dengan bedengan agar mulsa tidakmudah lepas

Prosedur pelaksanaan

Setelah mulsa terpasang dilanjutkan denganpembuatan lubang tanam pada mulsa menggunakankaleng susu bekas berdiameter 10 cm yangdipanaskan. Jarak antar lubang untuk 50 cm x 60cm (musim kemarau) atau 60 cm x 70 cm (musimhujan) tergantung jumlah populasi yang akanditanam. Kegiatan ini dilakukan 1 minggu sebelumtanam

8. Pemasangan ajir dilakukan sebelum tanam pada setiaplubang tanam. Bagian ajir yang masuk ke dalam tanahsekurang-kurangnya sedalam 20 cm

Prosedur pelaksanaan

Gambar 3. Penyiapan lahan untuk budidaya

Gambar 4. Penyiapan lubang tanam pada bedengyang menggunakan mulsa plastik

Gambar 5. Penampang bedengan

Gambar 6. Lubang tanam dan lubang kocor

DefinisiMemindahkan benih dari tempat penyemaian ke arealpertanaman

TujuanMenumbuhkembangkan tanaman sampai berproduksi

Alat dan bahan1. Air2. Bibit3. Tugal4. Gayung5. Keranjang plastik/alat angkut

Prosedur Pelaksanaan1. Sebelum penanaman bibit di lapangan, bedengan

disiram agar cukup lembab.2. Penanaman bibit di lapangan sebaiknya dilakukan

pada pagi dan sore hari.3. Prosedur menanam : Sehari sebelum pindah tanam, bedengan

direndam (digenangi) agar bedengan basah ataulubang tanam disiram sampai basah apabila airtidak mencukupi.

Prosedur Pelaksanaan Sebelum tanam, media pada bibit disiram sampai basah

agar media tidak pecah pada saat polibag dibuka Membuat lubang tanam pada bedengan sedalam 2-3 cm Lepaskan polibag dari media tanam bibit secara hati-hati,

bila perlu dirobek. Usahakan media tanah pada bibit tetapkompak atau tidak pecah dan penanaman pangkal batangsejajar dengan permukaan tanah bedeng

Usahakan posisi bibit dalam keadaaan tegak setelahditanam, supaya bagian bibit tidak menyentuh mulsa plastik

Setelah selesai penanaman, bibit disiram untuk mengurangitingkat kelayuan

Prosedur Pelaksanaan4. Tingkat kelembaban tanah diusahakan tetap optimum

5. Apabila dilakukan penyulaman harus dilakukan palinglambat 3 hari setelah tanam. Setelah 3 hari,penyulaman tidak perlu dilakukan karena tidak akantumbuh normal

Gambar 7. Pembuatan lubang tanam dengan tugal

Gambar 8. Penanaman melon di lapangan

DefinisiMemberi air sesuai kebutuhan tanaman pada daerahperakaran tanaman dengan air yang memenuhi standarbaku mutu, pada waktu, cara dan jumlah yang tepat

TujuanMenjamin kebutuhan air bagi tanaman sehinggapertumbuhan dan proses produksinya berjalan optimal

Alat dan bahan1. Air2. Pompa air3. Gembor4. Selang plastik/paralon5. Cangkul

Prosedur pelaksanaan:1. Setelah tanam sampai umur 2 minggu, penyiraman

dilakukan setiap hari atau 2 hari sekali pada waktupagi atau sore hari, dengan cara parit antarbedengan digenangi sampai mencapai 2/3 tinggibedengan sambil air disiramkan ke masing-masingtanaman. Apabila air tidak cukup menggenangibedengan, lubang tanam disiram dengan air

2. Pada awal pembentukan bunga perairan dilakukanseminggu 2 kali dengan cara parit antar bedengandigenangi sampai mencapai 2/3 tinggi bedengan.Apabila air tidak cukup menggenangi bedengan,lubang tanam disiram dengan air

Prosedur pelaksanaan:3. Pada saat pembentukan dan mulai pembesaran

buah pengairan dilakukan 3 hari sekali dengan caraparit antar bedengan digenangi sampai mencapai2/3 tinggi bedengan. Apabila air tidak cukupmenggenangi bedengan, lubang tanam disiramdengan air

4. Pada awal pembentukan net/jaring pada kulit buah,penyiraman dilakukan 4 hari sekali denganmenyiram setiap tanaman menggunakan gembor,arit tidak perlu digenangi

Prosedur pelaksanaan:5. Setelah jaring pada kulit buah terbentuk, pengairan

dilakukan 3 hari sekali dengan cara parit antarbedengan digenangi sampai mencapai 2/3 tinggibedengan. Apabila air tidak cukup menggenangibedengan, lubang tanam disiram dengan air

6. Pada saat pematangan buah yaitu setelah tanamanberumur 55 hari, pengairan dihentikan sampai saatpanen

7. Pada daerah yang telah terkontaminasi/terinvestasipenyakit layu Fusarium, penyiraman langsung ke setiaptanaman menggunakan selang

Gambar 9. Pengairan dengan sistem penggenangan danmenggunakan selang plastik

Definisi Mengikat batang tanaman pada ajir dan tangkai buah pada

palang Memangkas dan membuang cabang-cabang yang tidak

produktif dan tidak dikehendaki

Tujuan Tanaman tumbuh mengikuti ajir yang telah dipasang Buah tergantung dengan kuat pada palang dan tidak

bersentuhan dengan tanah Menjamin pertumbuhan tanaman sehingga proses produksi

berlangsung maksimal dan mengurangi kelembaban dalamtajuk tanaman sehingga akan mengurangi resiko terjadinyaserangan hama dan penyakit

Merangsang tumbuhnya tunas-tunas produktif

Alat dan bahan1. Tali rafia2. Gunting pangkas3. Kantong plastik4. Kantong brongsong buah

Prosedur pelaksanaan

1. Setelah tanaman berumur 12 hari atau setelah memilikidaun, batang tanaman mulai diikat dengan rafia padaajir supaya tanaman merambat pada ajir tersebut.Pengikatan ini dilakukan setiap 3 atau 4 hari sekaliikatan mencapai ujung ajir

2. Sampai dengan ruas ke 8 dan di atas ruas ke 11cabang atau ranting yang tumbuh harus dipangkas

3. Cabang pada ruas ke 9-11 dibiarkan tumbuhsebagai tempat tumbuhnya calon buah yang akandibesarkan dengan menyisakan 1 helai daun

4. Setelah buah dari cabang 9-11 tumbuh sebesarbola pingpong, dipilih satu buah yang paling baik(tidak cacat, bentuknya lonjong) untuk terusdipelihara sampai besar, sedangkan cabanglainnya dipotong disisakan 1 helai daun

Prosedur pelaksanaan

5. Setelah buah terpilih, pada saat itu juga dilakukanpengikatan buah (gantung buah) untuk menghindaripatahnya tangkai buah. Serta dilakukanpembrongsongan untuk menghindari kontak dengantanah, mencegah serangan lalat buah dan menjagakualitas buah

6. Setelah calon buah yang akan dibesarkan terpilih,ujung batnag utama dipotong (toping) denganmenyisakan 30-35 daun

7. Bekas pangkasan dikumpulkan dengan kantong plastikyang telah disiapkan kemudian ditimbun dalam tanah

Prosedur pelaksanaan

Gambar 10. Pemilihan calon buah dan pengikatan

DefinisiKegiatan menjaga kebersihan kebun dengan caramembersihkan areal pertanaman dari gulma, daun-daun,ranting bekas pangkasan dan buah-buahan yangbusuk/rontok maupun sampah

TujuanMenjamin proses produksi berlangsung secara maksimaldengan menekan resiko serangan organisme pengganggutanaman serta menekan persaingan untuk mendapatkantempat tumbuh, sinar matahari dan unsur hara

Alat dan bahan1. Kored2. Cangkul3. Gunting pangkas4. Kantong plastik

Prosedur pelaksanaan1. Pengendalian gulma dilakukan pada saat gulma mulai

tumbuh. Gulma yang tumbuh di sepanjang parit di luarlubang tanam dibersihkan dengan kored, cangkul atausecara manual (tangan) minimal seminggu sekali

2. Pembersihan gulma pada lubang tanam dilakukansecara manual (tangan) minimal seminggu sekali

Prosedur pelaksanaan3. Kebersihan kebun Membuang kotoran-kotoran, daun-daun, ranting dan

cabang bekas pangkasan Pangkas daun, ranting dan buah-buahan yang busuk

dan rontok yang sakit atau yang menunjukkan tanda-tanda terserang hama dan penyakit

Bekas pangkasan dikumpulkan di suatu tempat yangtelah disiapkan kemudian ditimbun dalam tanah ataudibakar

Semua peralatan setelah digunakan harus dicucisampai bersih, dikeringkan kemudian disimpan

Gambar 11. Sanitasi Kebun

DefinisiMemberikan unsur hara tambahan atau susulan pada

TujuanMemenuhi kebutuhan nutrisi tanaman untuk menjaminpertumbuhan tanaman secara optimal dan menghasilkanproduksi dengan mutu yang baik

Alat dan bahan1. Pupuk anorganik : NPK (16:16:16) dosis 400 kg/ha,

KNO3 40 kg/ha, pupuk daun 3 liter/ha2. Air3. Ember/drum4. Gelas ukur5. Perekat dan perata6. Masker7. Kacamata8. Knapsack sprayer9. Tongkat pengaduk10.Topi11.Sarung tangan

Prosedur pelaksanaan1. Pemupukan susulan I (7 HST) berupa pupuk NPK

konsentrasi 2 gram/liter sebanyak 200 ml larutanpupuk/tanaman

2. Pemupukan susulan II (14 HST) berupa pupuk NPKkonsentrasi 2 gram/liter sebanyak 200 ml larutanpupuk/tanaman

3. Pemupukan susulan III 21 HST/menjelangpembungaan) berupa pupuk NPK konsentrasi 2gram/liter sebanyak 200 ml larutan pupuk/tanaman

4. Pupuk susulan IV (28 HST/setelah pembungaan) berupapupuk NPK konsentrasi 2 gram/liter sebanyak 200 mllarutan pupuk/tanaman

5. Pupuk susulan V (35 HST/setelah seleksi buah) berupapupuk NPK konsentrasi 4 gram/liter sebanyak 200 mllarutan pupuk/tanaman

6. Pupuk susulan VI (40 HST) berupa pupuk NPK konsentrasi4 gram/liter sebnayak 200 ml larutan pupuk/tanaman

7. Pupuk susulan VII (50 HST) berupa pupuk KNO3konsentrasi 1 gram/liter sebanyak 200 ml larutanpupuk/tanaman

8. Pupuk susulan diberikan dengan cara dilarutkan dalam airdan disiramkan di sekitar tanaman

9. Pupuk pelengkap cair diberikan dengan cara disemprotkanmelalui daun. Pupuk daun diberikan pada musim kemarau,sedangkan pada musim hujan tidak diberikan karena dapatmerangsang tumbuhnya jamur

10. Frekuensi pemberian satu kali dalam seminggu (tergantungkondisi tanaman). Dosis 2 cc/liter

11. Untuk mendapatkan kebutuhan pupuk (jenis maupun dosis)yang tepat sesuai kondisi setempat sebaiknya dilakukananalisa hara tanah maupun jaringan tanama

DefinisiKegiatan pengendaliaan OPT dilakukan dengan sistemterpadu untuk menurunkan populasi OPT atau intensitasserangan sehingga tidak merugikan secara ekonomis danaman bagi lingkungan

Tujuan1. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa

kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu(kualitas) produk

2. Menjaga kesehatan tanaman keamanan produk, dankelestarian lingkungan hidup

Bahan1. Pestisida (insektisida, fungisida, herbisida) yang

terdaftar dan diizinkan, sesuai dengan Daftar Pestisidauntuk Pertanian dan Kehutanan

2. Pestisida nabati dan agens hayati3. Air

Alat1. Knapsack sprayer, power sprayer2. Ember/drum3. Pengaduk4. Takaran (skala ml dan liter)5. Kuas6. Pisau7. Gunting pangkas8. Alat/sarana pelindung: sarung tangan, masker, topi,

sepatu boot, baju lengan panjang

Prosedur Pelaksanaan1. Lakukan pengamatan OPT secara rutin dengan

mengambil contoh untuk mengetahui jenis hama danpopulasinya

2. Mengenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT,dan musuh alaminya

3. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan

4. Konsultasikan kepada petugas PHP/POPT atau petugasdinas pertanian setempat

Menggunakan benih/bibit sehat Perlakuan benih sebelum penyemaian, misalnya dengan

air hangat, fungisida, atau PGPR Sanitasi kebun dengan membuang/eradikasi gulma dan

bagian-bagian tanaman yang terserang

Jika tersedia, gunakan varietas tahan/toleran Melakukan pergiliran tanaman/rotasi untuk memutus

siklus hidup hama/penyakit Menjaga aerasi dan draenasi tanah untuk mengurangi

kelembaban tanah yang terlalu tinggi Pengaturan pH tanah dengan pemberian kapur /

belerang

Penggunaan perangkap likat (sticky trap) Penggunaan mulsa plastik hitam – perak Pemberongsongan buah Pengumpulan dan pemusnahan kelompok telur/ulat

hama

Pemanfaatan musuh alami yang potensial untukpengendalikan hama, antara lain predator, parasitoid,dan enthomopatogen

Penggunaaan agens antagonis seperti Trichoderma spp,Gliocladium, Pseudomonas fluorecense, dan mikrobaendofit

Pengendalian juga dapat dilakukan denganmenggunakan pestisida alami/nabati

Pestisida (insektisida, acarisida, fungisida, bakterisida)digunakan apabila populasi hama/penyakit ataukerusakan tanaman telah mencapai ambangpengendalian atau cara-cara pengendalian lainnya tidakdapat menekan populasi hama atau penyakit

Jenis Hama

Thrips (Thrips parvispinus KarnyThrips (Thrips parvispinus KarnyThrips (Thrips parvispinus Karny

1. Lalat buah (Bactrocera cucurbitae Coquilet)

Gejala: Buah yang terserang berwarna kehitaman dan

keras Timbul bercak bulat membusuk dan berlubang kecil Buah akan rusak dan rontok

2. Thrips (Thrips parvispinus Karny )

Gejala : Daun muda atau tunas menjadi keriting, tanaman

menjadi kerdil Serangannya ditemui di tunas, daun, bunga dan

buah Serangga menghisap cairan daun dan bersembunyi

di celah-celah daun pucuk yang belum terbuka Hama aktif menyerang pada pagi hari atau senja.

Serangan hama ini sangat tinggi pada musimkemarau

3. Kutu (Aphis gossypii Glover)

Gejala: Daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman

menjadi keriting akibat cairan daunnya dihisaphama

Ciri lain yaitu terdapat getah cairan yangmengandung madu dan dari kejauhan terlihatmengkilap, pada tanaman banyak dijumpai semuthitam

4. Kumbang Daun (Aulacophora femoralisMotschulsky)Gejala: Terdapat luka bekas serangan berupa keratan

konsentrasi pada daun

Pada stadia larva, hama menyerang jaringanperakaran sampai pangkal batang

Kerusakan pada akar atau pangkal batang dapatmenyebabkan tanaman menjadi layu

5. Ulat perusak daun (Palpita sp. dan Spodoptera litura )

Gejala: Daun-daun tanaman yang terserang menjadi

meranggas hingga tinggal tulang daunnya Bahkan jika tanaman sudah berbuah ulat ini

menggerogoti kulit buah Kadang-kadang merusak bunga sehingga

menggagalkan pembentukan buah

6. Tungau(Tetranycus cinnabarinus boisduval)

Gejala: Pada daun terdapat luka nekrotis berupa titik-titik

kuning yang makin lama menghitam kemudiandaun yang terserang melengkung dan terpelintir

Pada bagian bawah daun yang terserang akanterlihat sekumpulan hama yang tampak seperti titik-titik merah dan kuning

Jenis Penyakit

1. Virus kuning (virus Gemini)

Gejala: Daun menunjukkan adanya bercak kuning dan

beberapa daun menjadi keriting Virus dapat ditularkan melalui benih, alat pertanian

dan kupu-kupu merupakan serangga vektor bagivirus

Pada serangan berat, perkembangan buah akanlambat sehingga buah yang dihasilkan tidaksempurna, terutama pada bentuk buah dan rasanya

2. Layu bakteri (Pseudomonas sp)

Gejala: Perubahan warna pada daun muda menjadi coklat tua

dan pada akhirnya mengering Pada serangan lebih lanjut dapat menurunkan

produksi/gagal panen

3. Layu Fusarium (Fusarium oxysporum)

Gejala: Pada tanaman muda/pesemaian dapat menyebabkan

tanaman busuk atau tumbuh kerdil Pada tanaman dewasa daun menjadi pucat, bagian

atas tanaman layu dan sedikit demi sedikit menjadilayu keseluruhan dan mati

Batang menjadi nekrotik/retak dan mengeluarkancairan berwarna coklat

4. Antraknosa (Collectotrichum lagenarium (Pass))

Gejala: Pada daun, batang muda, bunga dan buah terdapat

bercak-bercak berwarna coklat kelabu sampaikehitaman yang sedikit demi sedikit melekuk danbersatu

Jaringan tanaman yang terdapat dibawahnya jugamembusuk

5. Busuk buah (Phytophtora nicotianae)

Gejala: Serangan pada batang ditandai dengan bercak coklat

kebasahan yang memanjang Serangan serius dapat menyebabkan tanaman mati

layu Daun yang terserang seperti tersiram air panas

kemudian meluas. Serangan pada buah ditandaidengan bercak kebasah-basahan yang menjadicoklat kehitaman dan lunak

Makin lama bercak menjadi berkerut dan mengendap.Pada bagian buah yang busuk diselimuti kumpulancendawan putih

6. Embun bulu (downy mildew) (Pseudoperenosporacubenses)

Gejala: Serangan dimulai dengan adanya bercak-bercak

berwarna kuning muda yang dibatasi oleh urat-uratdaun sehingga terkesan menjadi bercak bersudut

Semakin lama bercak berubah warna menjadikecoklatan

Apabila daun dibalik maka akan terlihat kumpulankonidia dan kondiofor cendawan berwarna kelabu

7. Busuk pangkal batang (Mycosphaerella melonisPasserini)

Gejala: Pangkal batang yang terserang mula-mula seperti

tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarnamerah coklat

Tahap berikutnya tanaman layu dan mati Daun tanaman yang terserang akan mengering,

apabila diremas seperti kerupuk dan berbunyi kresek-kresek jika diterpa angin

Alat dan bahan1. Gunting2. Keranjang3. Terpal plastik

1. Penentuan saat panen

Penentuan saat panen dapat dilakukan dengan caramengamati penampakan fisik buah dan umur tanaman: Jaring atau net pada kulit buah telah terbentuk

dengan sempurna, tebal dan merata Adanya retakan yang terjadi pada pangkal tangkai

buah Terjadi perubahan warna kulit buah, misalnya dari

hijau tua menjadi kekuningan Kulit buah terasa halus tidak berbulu

Prosedur pelaksanaan

Munculnya aroma buah melon yang khas Daun bendera berwarna kekuningan Pada melon berdaging putih panen dilakukan pada

umur 35 hari setelah pembungaan sedangkan padamelon berdaging merah pada umur 40 hari setelahpembungaan

Pengambilan sampel untuk test rasa dan kadar gulatelah terbentuk dengan sempurna, tebal dan merata

Prosedur pelaksanaan

2. Waktu dan cara panen Panen pertama dilakukan terhadap buah yang sudah

benar-benar siap panen, sedangkan sisanya dipanenpada tahap berikutnya

Tangkai buah dipotong dengan gunting disisakan 2-3cm atau membentuk huruf T dan diletakkan miringagar getah tidak menetes di buah

Pemotongan tangkai buah dilakukan secara hati-hatiagar buah tidak rusak

Prosedur pelaksanaan

Buah yang telah dipanen dikumpulkan di keranjang,diberi alas dan diletakkan di tempat yang diberipeneduh berupa terpal plastik

Penumpukan buah dilakukan secara hati-hati,maksimum 7 tumpukan dan setiap lapis diberi pelapismisalnya jerami, kertas atau koran bekas untukmenghindari kerusakan kulit buah

Selesai panen buah secepatnya dipindahkan ketempat penampungan buah

Tanaman yang sudah dipanen segera dibongkar dandibuang di tempat yang jauh dari areal penanaman

Prosedur pelaksanaan

Gambar 12. Tanaman Melon yang sudah siap di panen

Gambar 13. Cara pemanenan buah melon

Gambar 14. Potong tangkai buah sehinggaberbetuk huruf T

Gambar 15. Buah yang sudah dipanen dimasukkandalam keranjang

DefinisiKegiatan sortasi, pengkelasan, pengemasan danpenyimpanan buah berdasarkan ukuran dan standarmutu yang telah ditentukan

TujuanMenghasilkan buah dengan standar mutu yang baikdan seragam

Alat dan bahan1. Kain lap2. Sarung tangan3. Timbangan4. Lakban5. Keranjang buah6. Stiker7. Kemasan kotak karton8. Jaring/net plastik9. Gudang10.Jerami/potongan kertas

1. Sortasi dan Pengkelasan Buaha. Di tempat penampungan dilakukan penyortiran buah.

Dipilih buah yang yang mulus, jaring tebal danmerata, bentuknya normal, tidak luka, tidak terserangpenyakit, tidak ada cacat fisik maupun mikrobiologis,tidak ada noda getah, tidak ada bintik-bintikkehitaman, tidak ada noda kudis (scab), tidak adaluka memar

Prosedur pelaksanaan

b. Setelah buah disortir kemudian ditimbang dandilakukan pengkelasan berdasarkan berta buah danpenampakan fisikKelas A berat > 1,8 kgKelas B berat 1,2 - 1,8 kgKelas C berat < 1,2 kgOff-grade, buah muda, terlalu matang, memar, cacatdan di luar kelas

c. Para penyortir dan pegawai harus menggunakansarung tangan dari kain rajut/katun supaya tidakmengotori dan/atau merusak buah

Prosedur pelaksanaan

d. Buah yang sudah ditimbang kemudian dibersihkandengan kain lap, ditempeli sticker dan siap untukdikemas, disimpan dalam gudang ataudidistribusikan

Prosedur pelaksanaan

2. Pengemasan buaha. Buah dimasukkan ke dalam kemasan dari kertas

karton yang mempunyai sekat, lubang ventilasi dandasarnya diberi potongan-potongan kertas ataujerami

b. Dalam satu kemasan hanya berisi buah dengankelas yang sama

c. Kemasan harus bersih

Prosedur pelaksanaan

d. Setiap kemasan harus diberi label dari bahan yangtidak beracun (tinta dan lemnya) yang menerangkan: Identifikasi produk (nama, asal dan kode

produsen yang telah diketahui) Asal produk (nama varietas, tulisan atau gambar

‘melon” apbila produk tidak terlihat dari luar) Daerah asal (nama negara, lokasi tumbuh dan

nama asal/daerah) Spesifikasi komersial (kelas, ukuran dengan

minimum dan maksimum, kode, ukuran, jumlahbuah).

Prosedur pelaksanaan

e. Sebelum kemasan ditutup dan dilakban, di atas buahdiberi potongan-potongan kertas

f. Buah dapat juga dikemas satu persatu menggunakanjaring/net palstik

Prosedur pelaksanaan

Gambar 16. Pengangkutan

Gambar 17. Pengumpulan

Gambar 18. Sortasi

Gambar 19. Pengemasan Buah