PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KANDANG …repository.utu.ac.id/556/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9....
Transcript of PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KANDANG …repository.utu.ac.id/556/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9....
PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KANDANGTERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.)
SKRIPSI
OLEH
MISTARUSWAN08C10407143
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KANDANGTERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.)
SKRIPSI
OLEH
MISTARUSWAN08C10407143
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untukMemperoleh Gelar Sarjana Pertanian padaFakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk KandangTerhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman CabaiRawit (Capsicum frutescens L.).
Nama Mahasiswa : MISTARUSWANN I M : 08C10407143Program Studi : Agroteknologi
Menyetujui,Komisi Pembimbing
Pembimbing Ketua Pembimbing Anggota
Dewi Fithria,SP,.MP Ir. T. SarwanidasNIDN : 0108117203
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Diswandi Nurba, S.TP., M.Si.
Ketua Program Studi Agroteknologi
Jasmi, S.P., M.Sc.NIDN : 0128048202 NIDN : 0127088002
Tanggal Lulus : 12 Juni 2014
LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi/tugas Akhir dengan Judul :
Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhandan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L).
Yang disusun oleh :Nama : MISTARUSWANN I M :08C10407143Fakultas : PertanianProgram Studi : Agroteknologi
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 12 Juni 2014dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI :
1. Dewi Fithria, SP., MPPembimbing Utama/Ketua TIM Penguji : .................................................
2. Ir. T.SarwanidasPembimbing Anggota : .................................................
3. Mita Setiowati, SP., M ScPenguji Utama :..................................................
4. Jasmi, SP.,M ScPenguji Anggota :..................................................
Meulaboh, 12 Juni 2014Ketua Prodi Agroteknologi
Jasmi, SP. M.ScNIDN : 0127088002
Ya Allah…..Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahui sebagiankecil dariyang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu:“sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislahlautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkantambahan sebanyak itu (pula)”
(Al-Kahfi : 109)Alhamdulillah…..Hari ini telah Engkau penuhi harapankuHarapan untuk membahagiakan orang-orang tercintaWalau hari depan masih sebuah tanda tanya
Ayahanda.......Dengan iringan do’amu hari ini telah ku gapai cita-citaku yang engkau amanahkan dan harapkan.Ayah….hari ini ku buktikan segala usahamu, terima kasih ayah Do’aku selalu mengiringilangkahmu.......
Ibunda.......Lelahmu menanti keberhasilanku, do’amu membuat aku semangat, kasih sayangmumenjadikan aku tegar, hingga ku dapatkan hidup dengan penuh kesabaran walaupunberagam cobaan yang menghalangi.......Ibunda….tiada lagi yang tersisa dariku selain terus berdo’a dan berusaha untuk selalubisa membahagiakanmu.......
Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a, kupersembahkankarya tulis ini kepada yang mulia Ayahanda Abdul Rajab Ibunda tercinta Nur Mala Juga orang-orang yang kusayangi Abangku Darlis, dan Adikku Rika Fitri,Kausar, Nadia dan Kakak IparkuNur,Adik Iparku Abdul Manaf,Serta Ke Dua Anaknya Pira dan Risky (Terimakasih atas candatawa dan do’a kalian selama ini, semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya untuk kitasemua).
Terima Kasih yang tak terhingga ku ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan yang selalu setiadalam mengisi hari-hariku; Yusniadi, Uslaini Padli, SP. Ibrahin, SP.Zarkasyi, IsnanJhoni,Sukri,Novan Ipan rahmat, sp.Eke Deviana.Halsah,Nur Mawarni. Rosmalinda. Yuliani.Dedek Karlina. Soni, SP. Wira yanto, SP. Sari wati, Sp.,Hasan Basri, Sp. dan Teman-temanyang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu, Thank’s for Attention.
Ya Allah........Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan JiwakuAgar Selalu Melangkah di Jalan Mu......Amin.....!!!
Mista ruswan, Sp
Ya Allah…..Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahui sebagiankecil dariyang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu:“sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislahlautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkantambahan sebanyak itu (pula)”
(Al-Kahfi : 109)Alhamdulillah…..Hari ini telah Engkau penuhi harapankuHarapan untuk membahagiakan orang-orang tercintaWalau hari depan masih sebuah tanda tanya
Ayahanda.......Dengan iringan do’amu hari ini telah ku gapai cita-citaku yang engkau amanahkan dan harapkan.Ayah….hari ini ku buktikan segala usahamu, terima kasih ayah Do’aku selalu mengiringilangkahmu.......
Ibunda.......Lelahmu menanti keberhasilanku, do’amu membuat aku semangat, kasih sayangmumenjadikan aku tegar, hingga ku dapatkan hidup dengan penuh kesabaran walaupunberagam cobaan yang menghalangi.......Ibunda….tiada lagi yang tersisa dariku selain terus berdo’a dan berusaha untuk selalubisa membahagiakanmu.......
Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a, kupersembahkankarya tulis ini kepada yang mulia Ayahanda Abdul Rajab Ibunda tercinta Nur Mala Juga orang-orang yang kusayangi Abangku Darlis, dan Adikku Rika Fitri,Kausar, Nadia dan Kakak IparkuNur,Adik Iparku Abdul Manaf,Serta Ke Dua Anaknya Pira dan Risky (Terimakasih atas candatawa dan do’a kalian selama ini, semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya untuk kitasemua).
Terima Kasih yang tak terhingga ku ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan yang selalu setiadalam mengisi hari-hariku; Yusniadi, Uslaini Padli, SP. Ibrahin, SP.Zarkasyi, IsnanJhoni,Sukri,Novan Ipan rahmat, sp.Eke Deviana.Halsah,Nur Mawarni. Rosmalinda. Yuliani.Dedek Karlina. Soni, SP. Wira yanto, SP. Sari wati, Sp.,Hasan Basri, Sp. dan Teman-temanyang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu, Thank’s for Attention.
Ya Allah........Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan JiwakuAgar Selalu Melangkah di Jalan Mu......Amin.....!!!
Mista ruswan, Sp
Ya Allah…..Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahui sebagiankecil dariyang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu:“sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislahlautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkantambahan sebanyak itu (pula)”
(Al-Kahfi : 109)Alhamdulillah…..Hari ini telah Engkau penuhi harapankuHarapan untuk membahagiakan orang-orang tercintaWalau hari depan masih sebuah tanda tanya
Ayahanda.......Dengan iringan do’amu hari ini telah ku gapai cita-citaku yang engkau amanahkan dan harapkan.Ayah….hari ini ku buktikan segala usahamu, terima kasih ayah Do’aku selalu mengiringilangkahmu.......
Ibunda.......Lelahmu menanti keberhasilanku, do’amu membuat aku semangat, kasih sayangmumenjadikan aku tegar, hingga ku dapatkan hidup dengan penuh kesabaran walaupunberagam cobaan yang menghalangi.......Ibunda….tiada lagi yang tersisa dariku selain terus berdo’a dan berusaha untuk selalubisa membahagiakanmu.......
Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a, kupersembahkankarya tulis ini kepada yang mulia Ayahanda Abdul Rajab Ibunda tercinta Nur Mala Juga orang-orang yang kusayangi Abangku Darlis, dan Adikku Rika Fitri,Kausar, Nadia dan Kakak IparkuNur,Adik Iparku Abdul Manaf,Serta Ke Dua Anaknya Pira dan Risky (Terimakasih atas candatawa dan do’a kalian selama ini, semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya untuk kitasemua).
Terima Kasih yang tak terhingga ku ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan yang selalu setiadalam mengisi hari-hariku; Yusniadi, Uslaini Padli, SP. Ibrahin, SP.Zarkasyi, IsnanJhoni,Sukri,Novan Ipan rahmat, sp.Eke Deviana.Halsah,Nur Mawarni. Rosmalinda. Yuliani.Dedek Karlina. Soni, SP. Wira yanto, SP. Sari wati, Sp.,Hasan Basri, Sp. dan Teman-temanyang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu, Thank’s for Attention.
Ya Allah........Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan JiwakuAgar Selalu Melangkah di Jalan Mu......Amin.....!!!
Mista ruswan, Sp
iii
RINGKASAN
Mistaruswan Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)
Di bawah bimbingan Dewi Fitria, SP., MP selaku pembimbing utama dan Ir. T.
Sarwanidas selaku pembimbing anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan dosis
pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit, serta nyata
tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh Aceh Barat mulai bulan Juli sampai
November 2013.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Golden
phoenix diproduksi oleh PT pangan Agrilestari, kapur dolomit, pupuk kandang,
pupuk dasar Urea, SP-36 dan KCl, pestisida pegasus. Sedangkan alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang, sikup, hand spayer,
meteran, timbangan analitik, papan nama dan alat tulis lainnya.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola
faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor yang di teliti meliputi jarak tanam
dengan 3 taraf yaitu J1 (60 cm x 70 cm), J2 (60 cm x 80 cm) dan J3 (60 cm x 90
cm). Faktor dosis pupuk kandang 4 taraf yaitu P0 ( 0 ton ha-1 ) P1 ( 5 ton ha-1 ), P2
( 10 ton ha-1 ) dan P3 ( 15 ton ha-1 ).
Adapun peubah yang diamati adalah tinggi tanaman umur 30,45 dan 60
HST, diameter pangkal batang umur 30, 45 dan 60 HST, dan jumlah cabang umur
30 dan 45 HST, berat buah pertanaman dan produksi.
Hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa perlakuan jarak tanam
berpengaruh sangat nyata terhadap diameter pangkal batang umur 30 dan 45 HST
dan jumlah cabang umur 30 HST, berat buah pertanaman dan produksi ha-1.
Adapun jarak tanam berpengaruh yang nyata terhadap diameter pangkal batang
umur 60 HST, serta berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 30,45
dan 60 HST dan jumlah cabang umur 45 HST, produksi cabai rawit terbaik
didapati pada perlakuan (60 cm x 90 cm).
iv
Hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa perlakuan dosis pupuk
kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 45 dan 60 HST
dan diameter pangkal batang umur 45 dan 60 HST, jumlah cabang umur 30 dan
45 dan berat buah pertanaman dan produksi ton ha-1. Adapun dosis pupuk
kandang berpengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 HST, serta
berpengaruh tidak nyata terhadap diameter pangkal batang umur 30 HST,
produksi cabai rawit terbaik didapati pada perlakuan (60 cm x 90 cm).
Tidak terdapat interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk kandang
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan limpahan dan rahmat-
Nya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Jarak
Tanam dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Selawat beriringan salam
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Dewi Fithria,SP,.MP. Selaku pembimbing utama dan Ir.T.Sarwanidas
Selaku pembimbing anggota yang telah memberikan masukan dan bimbingan
sampai selesainya penulisan skripsi ini.
2. Jasmi, SP, M Sc. Selaku Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Teuku Umar.
3. Diswandi Nurba S.TP, M. Si. Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Teuku Umar dan Civitas Akademika yang telah menyediakan sarana dan
prasarana selama penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Fakultas
Pertanian Universitas Teuku Umar.
4. Ayahanda Abdul Rajab dan Ibunda Nur Mala, serta saudara-saudara saya atas
doa dan kasih sayang, pengorbanan dan dorongan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi hingga selesai.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap amal dan bantuan
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.
Meulaboh, 12 Juni 2014
Penulis
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan limpahan dan rahmat-
Nya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Jarak
Tanam dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Selawat beriringan salam
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Dewi Fithria,SP,.MP. Selaku pembimbing utama dan Ir.T.Sarwanidas
Selaku pembimbing anggota yang telah memberikan masukan dan bimbingan
sampai selesainya penulisan skripsi ini.
2. Jasmi, SP, M Sc. Selaku Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Teuku Umar.
3. Diswandi Nurba S.TP, M. Si. Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Teuku Umar dan Civitas Akademika yang telah menyediakan sarana dan
prasarana selama penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Fakultas
Pertanian Universitas Teuku Umar.
4. Ayahanda Abdul Rajab dan Ibunda Nur Mala, serta saudara-saudara saya atas
doa dan kasih sayang, pengorbanan dan dorongan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi hingga selesai.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap amal dan bantuan
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.
Meulaboh, 12 Juni 2014
Penulis
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan limpahan dan rahmat-
Nya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Jarak
Tanam dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Selawat beriringan salam
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Dewi Fithria,SP,.MP. Selaku pembimbing utama dan Ir.T.Sarwanidas
Selaku pembimbing anggota yang telah memberikan masukan dan bimbingan
sampai selesainya penulisan skripsi ini.
2. Jasmi, SP, M Sc. Selaku Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Teuku Umar.
3. Diswandi Nurba S.TP, M. Si. Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Teuku Umar dan Civitas Akademika yang telah menyediakan sarana dan
prasarana selama penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Fakultas
Pertanian Universitas Teuku Umar.
4. Ayahanda Abdul Rajab dan Ibunda Nur Mala, serta saudara-saudara saya atas
doa dan kasih sayang, pengorbanan dan dorongan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi hingga selesai.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap amal dan bantuan
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.
Meulaboh, 12 Juni 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ................................................................................................ iiiUCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ vDAFTAR ISI................................................................................................... viDAFTAR TABEL ......................................................................................... viiDAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ixDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 11.1. Latar Belakang ................................................................................ 11.2. Tujuan Penelitian ............................................................................ 31.3. Hipotesis ......................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 42.1. Botani Tanaman Cabai Rawit.......................................................... 42.1. Marfologi Tanaman Cabai Rawit .................................................... 42.2. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Rawit............................................ 62.3. Jarak Tanam .................................................................................... 62.4. Pupuk Kandang................................................................................ 7
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN ........................................... 93.1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 93.2. Bahan dan Alat Penelitian .............................................................. 93.3. Rancangan Percobaan ..................................................................... 103.4. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 123.5. Pengamatan ..................................................................................... 15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 154.1. Pengaruh Jarak Tanam .................................................................... 154.2. Pengaruh Pupuk Kandang ............................................................... 214.3. Interaksi .......................................................................................... 29
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 305.1. Kesimpulan ..................................................................................... 305.2. Saran ............................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 31LAMPIRAN ................................................................................................... 33RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Susunan Kombinasi Perlakuan antara Jarak Tanam dan Pupuk Kandang...... 11
2. Dosis Pupuk Dasar yang diberikan Pada Tanaman Cabai Rawit .............. 13
3. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai Rawit Pada Berbagai Perlakuan JarakTanam Umur 30, 45 dan 60 HST............................................................... 16
4. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Cabai Rawit Pada BerbagaiPerlakuan Jarak Tanam Umur 30, 45 dan 60 HST .................................... 17
5. Rata-rata Jumlah Cabang Cabai Rawit Pada Berbagai Perlakuan JarakTanam Umur 30 dan 45 HST..................................................................... 19
6. Rata-rata Berat Buah Pertanaman Cabai Rawit Pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam ............................................................................................... 20
7. Rata-rata Produksi Cabai Rawit Pada Berbagai Perlakuan Jarak Tanamton ha-1........................................................................................................ 21
8. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai Rawit Pada Berbagai Perlakuan PupukKandang Umur 30, 45 dan 60 HST........................................................... 23
9. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Cabai Rawit Pada BerbagaiPerlakuan Pupuk Kandang Umur 30, 45 dan 60 HST .............................. 24
10. Rata-rata Jumlah Cabang Tanaman Cabai Rawit Pada BerbagaiPerlakuan Pupuk Kandang Umur 30 dan 45 HST .................................. 26
11. Rata-rata Berat Buah Pertanaman Cabai Rawit Pada Berbagai PerlakuanPupuk Kandang .......................................................................................... 27
12. Rata-rata Produksi Cabai Rawit Pada Berbagai Perlakuan PupukKandang ton ha-1 ....................................................................................... 29
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Diameter Pangkal Batang Umur 30, 45 dan 60 HST Pada BerbagaiPerlakuan Jarak Tanam .............................................................................. 18
2. Jumlah Cabang Umur 30 dan 45 HST pada Berbagai Perlakuan JarakTanam......................................................................................................... 19
3. Berat Buah Pertanaman Pada Berbagai Perlakuan Jarak Tanam ............... 20
4. Produksi ton ha-1 Pada Berbagai Perlakuan Jarak Tanam.......................... 22
5. Tinggi Tanaman Umur 30, 45 dan 60 HST Pada Berbagai PerlakuanPupuk Kandang .......................................................................................... 23
6. Diameter Pangkal Batang Umur 30, 45 dan 60 HST Pada Berbagai Perlakuan Pupuk Kandang ............................................................................ 25
7. Jumlah Cabang Umur 30 dan 45 HST pada Berbagai Perlakuan PupukKandang ..................................................................................................... 26
8. Berat Buah Pertanaman Pada Berbagai Perlakuan Pupuk Kandang.......... 28
9. Produksi ton ha-1 Pada Berbagai Perlakuan Pupuk Kandang..................... 29
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabairawit Umur 30 HST Pada BerbagaiPerlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang (cm) .................................. 34
2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Cabai rawit Umur 30 HST PadaBerbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang ............................ 34
3. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai rawit Umur 45 HST Pada BerbagaiPerlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang (cm) ................................... 35
4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Cabai rawit Umur 45 HST PadaBerbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang ............................ 35
5. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai rawit Umur 60 HST Pada BerbagaiPerlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang (cm) ................................... 36
6. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Cabai rawit Umur 60 HST PadaBerbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang ............................ 36
7. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Cabai Rawit Umur 30HST Pada Berbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang (cm) .. 37
8. Analisis Ragam Diameter Pangkal Batang Tanaman Cabai Rawit Umur30 HST Pada Berbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang...... 37
9. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Cabai Rawit Umur 45HST Pada Berbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang (cm) .. 38
10. Analisis Ragam Diameter Pangkal Batang Tanaman Cabai Rawit Umur45 HST Pada Berbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang...... 38
11. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Cabai Rawit Umur 60HST Pada Berbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang (cm) . 39
12. Analisis Ragam Diameter Pangkal Batang Tanaman Cabai Rawit Umur60 HST Pada Berbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang...... 39
13. Rata-rata Jumlah Cabang Tanaman Cabai Rawit Umur 30 HST PadaBerbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang (Buah) ................ 40
14. Analisis Ragam Jumlah Cabang Tanaman Cabai Rawit Umur 30 HSTPada Berbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang ................... 40
15. Rata-rata Jumlah Cabang Tanaman Cabai Rawit Umur 45 HST PadaBerbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang (Buah) ................ 41
x
Nomor Teks Halaman
16. Analisis Ragam Jumlah Cabang Tanaman Cabai Rawit Umur 30 HSTPada Berbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang ................... 41
17. Rata-rata Berat Buah Pertanaman Cabai Rawit Pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam dan Pupuk Kandang............................................................. 42
18. Analisis Ragam Berat Buah Pertanaman Cabai Rawit Pada BerbagaiPerlakuan Jarak Tanam dan Pupuk Kandang............................................ 42
19. Rata-rata Produksi Cabai Rawit Pada Berbagai Perlakuan Jarak Tanamdan Pupuk Kandang ................................................................................. 43
20. Analisis Ragam Produksi Cabai Rawit Pada Berbagai Perlakuan JarakTanam dan Pupuk Kandang ...................................................................... 43
21. Bagan Percobaan ....................................................................................... 46
22. Foto-foto Kegiatan .................................................................................... 47
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gampong Gleng Kecamatan Sungai
Mas Kabupaten Aceh Barat pada tanggal 27 Maret 1986 dari
Bapak Abdul Rajab dan Ibu Nur Mala. Penulis diberi nama
Mistaruswan anak kedua dari lima bersaudara.
Pada tahun 2001 penulis lulus dari Sekolah Dasar (SD) Negeri Gleng dan
tahun 2004 penulis juga lulus Sekolah Madrasah(MtS) Terbuka Babussalam.
Kemudian Pada tahun 2008 penulis lulus Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Negeri
1 Maulaboh dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Teuku Umar (UTU)
pada Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi Meulaboh Aceh Barat.
Pada akhir tahun 2013 penulis melakukan penelitian dengan Judul
Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Program
Studi Agroteknologi Universitas Teuku Umar (UTU). Kemudian pada awal tahun
2014 penulis berhasil dan sukses menyelesaikan kuliah di Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar (FP-UTU) Meulaboh Aceh Barat.
1
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) berasal dari daratan benua
Amerika, tepatnya di Amerika Latin. Cabai rawit yang dulunya merupakan
tanaman liar dan disebar oleh burung (cabai burung) mempunyai nama ilmiah
Capsicum frutesncens L.Capsicum pendulum, Capsicum baccatum, dan Capsicum
chenese. Karena ukuran buahnya yang kecil, di Indonesia cabai ini dikenal dengan
nama cabai rawit (Setiadi, 2007).
Cabai rawit merupakan salah satu jenis sayuran penting yang bernilai
ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah tropika seperti di
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa cabai rawit benar-benar merupakan
komunitas sayuran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Cabai
rawit juga mampu berproduksi didataran rendah maupun dataran tinggi dan relatif
tahan terhadap serangan penyakit (Setiadi, 2007).
Cabai merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat terkenal di
nusantara, karena rasa pedasnya yang khas maha cabai banyak digunakan sebagai
tambahan bumbu pelengkap masakan dan makanan khas Indonesia, sehingga
cabai banyak diminati dan dicari oleh konsumen sehingga permintaan cabai di
pasaran meningkat.
Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi tanaman cabai rawit yaitu
dengan mengatur jarak tanam dan pemberian bahan organik yang tepat. Jarak
tanam merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi tanaman.
Peningkatan produksi cabai rawit dapat dilakukan dengan cara perbaikan tingkat
kerapatan tanam. Untuk meningkatkan hasil tanaman cabai rawit. Peningkatan
2
tingkat kerapatan tanam persatuan luas sampai suatu batas tertentu dapat
meningkatkan hasil, tetapi penambahan jumlah tanam akan menurunkan hasil
karena terjadi kompetisi hara, air, radiasi matahari dan ruang tumbuh sehingga
akan mengurangi jumlah buah per tanaman (Irfan, 1999).
Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor penting untuk
mendapatkan hasil maksimal. Produksi maksimal dicapai bila mengunakan jarak
tanam yang sesuai. Semakin tinggi tingkat kerapatan suatu tanaman
mengakibatkan semakin tinggi tingkat persaingan antar tanaman dalam hal
mendapatkan unsur hara dan cahaya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu kesuburan tanah, jarak tanam yang tepat dan penggunaan pupuk yang
berimbang (Anonymous, 2006).
Selain mengatur jarak tanam yang tepat maka perlu usaha untuk
menambahkan unsur hara bagi tanaman yaitu dengan penambahan bahan organik.
Penambahan bahan organik pada tanah mempunyai pengaruh terhadap beberapa
sifat kimia, yang kemudian akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi cabai
rawit. Sumber pupuk organik dapat berasal dari kotoran hewan, bahan tanaman
dan limbah (Sutanto, 2002).
Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik, unsur
hara yang dikandung pupuk organik pada umunya rendah dan sangat bervariasi.
Pemberian bahan organik mampu meningkatkan kelebaban tanah dan membantu
perbaikan kesuburan tanah terutama apabila dilakukan dalam waktu yang relatif
panjang (Sutanto, 2002).
Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah ketersediaan unsur hara,
juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Salah satu pupuk kandang yang
3
diberikan melalui tanah yaitu kotoran Sapi.Pupuk kandang mengandung unsur
hara yang sangat lengkap,baik unsur hara makro seperti N, P,dan K, maupun
unsur hara mikro Ca, Mg, dan S, walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit.
Dari uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh jarak
tanam dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai
rawit.
1.2. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan dosis
pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit, serta nyata
tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.
1.3. Hipotesis
1. Jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit.
2. Dosis pupuk kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
cabai rawit.
3. Terdapat interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk kandang terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Tanaman Cabai Rawit
a. Sistematika
Menurut Wiryanta (2005) tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
Divisio : Magnoliophyta
Clas : Magnoliophyta
Subclas : Asteridea
Ordo : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum frutecesns L.
2.2. Morfologi Tanaman Cabai Rawit
a. Akar
Tanaman cabai mempunyai akar yang cukup rumit dan hanya terdiri dari
akar serabut saja, biasanya diakar terdapat bintil yang merupakan hasil simbiosis
dengan beberapa mikroorganisme, tetapi tidak memiliki akar tunggang, namun
ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang
semu (Setiadi, 2005).
b. Batang
Batang tanaman cabai tegak dengan tinggi 50 – 100 cm dan sedikit
mengandung kayu, kayu terutama terdapat pada batang inti dekat dengan
permukaan tanah (Setiadi, 2005).
5
c. Daun
Daun cabai umumnya berwarna hijau muda sampai hijau gelap, tergantung
pada varietasnya. Daun cabai yang ditapong oleh tangkai daun mempunyai tulang
menyirip. Bentuk umumnya bulat telur, lonjong dan oval dengan ujung
meruncing, tergantung pada jenis dan varietasnya (Wirianta, 2005).
d. Bunga
Bunga cabai berkelamin dua (hermaprodit), yaitu dalam satu bunga terdapat
kelamin jantan dan kelamin betina. Bunga cabai tersusun atas tangkai bunga,
dasar bunga, kelopak bunga, mahkota, alat kelamin jantan dan kelamin betina,
letak bunga mengantung dan biasa tumbuh pada ketiak daun ada yang tunggal
atau bergerombol dalam tandan, biasanya dalam satu tandan terdapat 2 - 3 bunga,
warna bunga cabai bermacam-macam ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu,
yang memiliki 6 kelopak bunga yang berdiameter 5 - 20 mm adapun panjang
bunga 1-1,5 cm dan panjang tangkainya 1 - 2 cm. Mahkota bunga akan gugur
pada saat buah mulai terbentuk, kelopak bunga tertinggal dan melekat dipangkal
calon buah (Nawangsih, 2003).
e. Buah
Buah cabai merupakan buah sejati tunggal, terdiri dari satu bunga dengan
satu bakal buah. Buah ini terdiri atas bagian tangkai buah, kelopak daun dan
buah. Bagian buah tersusun atas kulit buah berwarna hijau sampai merah, daging
buah dan biji, permukaan buah rata, licin dan yang telah masak berwarna merah
mengkilat (Nawangsih, 2003).
6
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Rawit
a. Iklim
Daerah tumbuh cabai rawit yang paling cocok yaitu dataran dengan
ketinggian antara 0 - 500 m diatas permukaan laut (dpl), yang mepunyai iklim
tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Adapun curah hujan yang
diperlukan antara 1.500 – 2.500 mm / tahun, setiap varietas cabai hibrida
mempunyai daya penyesuaian diri terhadap lingkungan tumbuh (Suharjono,
2006).
b. Tanah
Tanah tempat tumbuh cabai rawit secara umum harus subur (kaya bahan
organik). Derajat keasaman atau pH tanah berkisar 6,0 - 7,0. Tanah ini
berstruktur remah atau gembur agar peresapan air dan sirkulasi udara dalam
tanah berjalan lancar. Kelembaban tanah harus cukup dengan ditandai oleh
kandungan air yang tidak berlebihan dan tidak kekurangan (kapasitas lapang).
Tanah tersebut juga mempunyai suhu yang sedang, tidak terlalu panas dan tidak
terlalu dingin (Setiadi, 2007).
2.4. Jarak Tanam
Jarak tanam cabai rawit, seperti di pare yang menggunakan bedengan dengan
lebar 1,25 m, yaitu jarak antar barisan 30 cm jarak dalam barisan 50 cm. Jarak
tanam yang dianjurkan 70 - 100 cm. Jarak dari pinggir bedengan sekitar 25 cm.
Hal ini mengingat sosok tanaman cabai yang tinggi dan besar (Setiadi, 2007).
Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor terpenting untuk
mendapatkan hasil maksimal. Produksi maksimal dicapai bila menggunakan jarak
tanam yang sesuai. Semakin tinggi tingkat kerapatan suatu per tanaman
7
mengakibatkan semakin tinggi tingkat persaingan antar tanaman dalam hal
mendapatkan unsur hara dan cahaya. Untuk mendapatkan jarak tanam yang tepat,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu kesuburan tanah dan jenis cabai
rawit (Anonymous, 2006).
Pada umumnya produksi setiap satuan luas tercapai dengan populasi tinggi,
karena tercapainya penggunaan cahaya secara maksimum di awal pertumbuhan.
Pada akhirnya penampilan masing–masing tanaman secara individu menurun
karena persaingan untuk cahaya dan faktor pertumbuhan lain. Tanaman
memberikan respon dengan mengurangi ukuran baik pada seluruh tanaman
maupun pada bagian bagian tertentu (Setiadi, 2007).
Cabai memerlukan jarak tanam yang tepat sehingga penggunaan cahaya di
awal pertumbuhan secara maksimum. Apabila jarak tanam terlalu rapat maka
penampilan masing masing tanaman secara individu menurun karena persaingan
untuk cahaya dan faktor pertumbuhan lainnya. Kerapatan tanaman persatuan luas
juga akan mengakibatkan perubahan iklim, mikro yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit (Setiadi, 2007).
2.5. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa
kotoran padat (faeses) yang bercampur sisa makanam maupun air kencing
(urine). Itulah sebabnya pupuk kandang terdiri dari dua jenis yaitu padat dan cair
(Lingga, 2001).
Pupuk kandang merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan
alami dibandingkan pembenah buatan / sintetis. Pada umumnya pupuk organik
mengandung hara makro N, P dan K rendah, tetapi mengandung hara mikro
8
dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman. Sebagai
bahan pembenah tanah pupuk organik mencegah terjadinya erosi, pengerakan
permukaan tanah (crusting) dan retakan tanah, mempertahankan kelengasan
tanah (Sutanto, 2002).
Pupuk kandang merupakan pupuk yang penting di Indonesia. Selain populasi
ternak lebih banyak sehingga volume bahan dapat mudah diperoleh, secara
kualitatif relativ lebih kaya hara dan mikrobia dibandingkan limbah pertanian.
Begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan
manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan
syarat mutlak bagi konsep pertanian. Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat
yang lebih baik dari pada pupuk organik lainnya apa lagi dari pupuk anorganik,
yaitu pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik
yang dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur
tanah sehingga mudah diolah dan banyak mengandung oksigen. Yang dimaksud
pupuk kandang ialah campuran kotoran hewan dan urine (Sutanto, 2002).
Pemberian pupuk kandang diberikan pada bedengan yang sudah disiapkan
terlebih dahulu. Namun, menggunakan takaran umum, per bedengan rata-rata
diberikan 1 - 10 kg pupuk kandang atau per hektar pupuk kandang memerlukan
sekitar 10 - 15 ton ha-1 pupuk kandang (Setiadi, 2007).
Pupuk kandang sangat baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit
dan sebagai bahan pembenah tanah yang paling baik, unsur hara yang terkandung
pupuk organik pada umumnya rendah dan bervariasi (Sutanto, 2002).
9
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat mulai dari bulan Juli sampai
November 2013.
3.2. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Benih
Benih cabai rawit yang digunakan adalah varietas Golden Phoenix diproduksi
dan dikemas oleh Pangan Agrilestari.Jawa Timur.
b. Kapur Dolomit
Kapur dolomit yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menetralkan
keasaman tanah dosis 2,5 ton ha-1 (Mg 1,0–1,5 %, dan Ca0 0,2 %).
c. Pupuk Kandang
Pupuk kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kotoran sapi
yang sudah terdekomposisi dengan sempurna.
d. Pupuk anorganik
pupuk anorganik yang digunakan dalam penelitian ini adalah, pupuk Urea
(45%N), KCl ( 60 % K20 ) dan SP-36 ( 36 % P205 )
d. Pestisida
Pestisida yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pegasus konsentrasi
2cc/l air.
10
2. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang,
sekrup, hand spayer, gembor, meter, timbangan analitik, papan nama, dan alat-
alat tulis lainnya.
3.3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan.
Faktor yang diteliti meliputi jarak tanam dan pupuk kandang.
Faktor jarak tanam (J) yang terdiri atas 3 taraf yaitu :
J1 : 60 cm x 70 cm
J2 : 60 cm x 80 cm
J3 : 60 cm x 90 cm
Faktor pupuk kandang (P) yang terdiri atas 4 taraf yaitu :
P0 : ( 0 ton ha-1 )
P1 : ( 5 ton ha-1 )
P2 : ( 10 ton ha-1 )
P3 : ( 15 ton ha-1 )
Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, maka
didapat 36 unit perlakuan. Susunan kombinasi pelakuan antara jarak tanam dan
pupuk kandang dapat dilihat pada Tabel 1.
11
Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Jarak Tanam dan Pupuk Kandang.
Model matematis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :Yijk = μ + βi + Jj + Pk + (JP)jk + εijkKeterangan :
Yijk = Hasil pengamatan pada faktor jarak tanam (J) pada taraf ke-j dan
pupuk kandang (P) pada taraf ke-k pada ulangan ke-i.
µ = Rata-rata umum
i = Pengaruh kelompok ke-i (i = 1,2 dan 3)
Jj = Pengaruh faktor jarak tanam (J) pada taraf ke-j (j=(1, 2 dan 3).
Pk = Pengaruh faktor pupuk kandang (P) ke-k ( k=1, 2, 3 dan 4)
(JP)jk = Pengaruh interaksi faktor jarak tanam pada taraf ke-j dan faktor
pupuk kandang pada taraf ke-k
εijk = Galat percobaan
No PerlakuanJarak Tanam
(cm x cm)Pupuk Kandang
(ton Ha-1)1 J1P0 60 x 70 02 J1P1 60 x 70 53 J1P2 60 x 70 104 J1P3 60 x 70 15
5 J2P0 60 x 80 06 J2P1 60 x 80 57 J2P2 60 x 80 108 J2P3 60 x 80 15
9 J3P0 60 x 90 010 J3PI 60 x 90 511 J3P2 60 x 90 1012 J3P3 60 x 90 15
12
Bila hasil uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan
dengan uji lanjut (BNJ) pada lever 5% (BNJ 0.05)
BNJ0,05 = q0.05 (p; dbg)
Keterangan :
BNJ0,05 = Beda nyata jujur pada lever 5%
q0,05(P;dbg) = Nilai baku q pada lever 5%; jumlah pelakuan p dan derajat bebas
galat
KTg = Kuadrat Tengah Galat
r = Jumlah Ulangan
3.4. Pelaksanaan Penelitian.
1. Perlakuan dan Penyemaian Benih
Benih terlebih dahulu direndam dengan air selama 5 menit. Kemudian benih
tersebut dipindahkan dalam babybag yang sudah disiapkan.
2. Pengolahan lahan
Lahan diolah terlebih dahulu menggunakan cangkul dengan membersihkan
sisa-sisa rerumputan atau tanaman sebelumnya, lalu dibuat bedengan dengan
ukuran 2,7 m x 2,4 m rata kiri kanan.
3. Pengapuran
Untuk menetralkan keasaman tanah maka dilakukan pengapuran. Pengapuran
dilakukan 7 hari sebelum tanam dengan cara menabur kapur dolomit di atas
bedengan yang sudah disiapkan dengan dosis 2,5 ton ha-1 (1,62 gr / bedengan).
4. Pemberian pupuk kandang
Pupuk kandang yang diberikan pada bedengan yaitu sesuai perlakuan. Pupuk
kandang tersebut diberikan 4 hari sebelum tanam dengan cara mencampurkan
secara merata pada permukaan tanah.
13
5. Pemupukan
Dosis pupuk dasar yang diberikan yaitu pupuk Urea 45 kg ha-1,KCl dan SP-
36 80 kg ha-1. Pupuk dasar tersebut diberikan per tanaman, diberikan 1 hari
sebelum tanam: Adapun dosis pupuk dasar yang diberikan dapat dilihat pada tabel
2.
Tabel 2. Dosis pupuk dasar yang diberikan pada tanaman cabai rawit.
PlotDosis Pupuk dasar (gr/tanaman) Jarak
Tanam(cm x cm)Urea SP-36 dan KCl
J1P0 1.89 3.36
60 x 70J1P1 1.89 3.36J1P2 1.89 3.36J1P3 1.89 3.36J2P0 2.16 3.84
60 x 80J2P1 2.16 3.84J2P2 2.16 3.84J2P3 2.16 3.84J3P0 2.43 4.32
60 x 90J3P1 2.43 4.32J3P2 2.43 4,32J3P3 2.43 4.32
Pupuk susulan diberikan pada umur 60 HST, yakni hanya pupuk Urea
dengan dosis 45 kg ha-1 (J1 = 1.89 gr/tanaman), (J2 = 2.16 gr/tanaman) dan (J3 =
2.43 gr/tanaman).
6. Penanaman
Penanaman yang dilakukan pada umur bibit 30 HST, dengan cara membuat
lubang tanam dengan tugal dan ditanam satu bibit per lubang tanam dengan jarak
tanam sesuai dengan perlakuan. Tanaman yang diambil sebagai sampel 3 tanaman
dalam setiap plot percobaan.
7. Pemeliharaan
14
Pemeliharaan tanaman cabai rawit meliputi : penyiraman, penyulaman,
penyiangan gulma dan pengendalian hama dan penyakit.
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari, sesuai
dengan cuaca.
b. Penyulaman
penyulaman dilakukan pada umur 7 HST dengan bibit umur yang sama.
c. Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan terhadap rumput – rumput liar yang tumbuh di
sekitar tanaman cabai rawit dan di luar bedengan. Penyiangan gulma
dilakukan dengan cara mencabut rumput-rumput menggunakan tangan atau
cangkul kecil.
d. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai rawit dilakukan dengan
cara disemprot menggunakan pestisida pegasus.
8. Panen
Pemanenan pertama dilakukan pada umur 69 HST, panen berikutnya
dilakukan sesuai dengan tingkat kemasakan buah (85 – 90%). Waktu pemanenan
dilakukan pada pagi hari setelah embun menguap dari permukaan kulit buah. Hal
ini dimaksudkan agar buah yang dipetik tidak terkontaminasi oleh mikroba
pembusuk
3.5. Pengamatan
Adapun peubah-peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
15
1. Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang yang diberi tanda hingga
sampai ke titik tumbuh tertinggi pada umur 30, 45 dan 60 HST.
2. Diameter pangkal batang (mm)
Diameter pangkal batang diukur pada umur 30, 45 dan 60 HST, dengan
menggunakan jangka sorong.
3. Jumlah cabang (buah)
Jumlah cabang diamati pada umur 30 dan 45 HST, dengan cara menghitung
jumlah cabang per tanaman.
4. Berat buah per tanaman
Berat buah per tanaman dihitung dengan menjumlahkan berat buah dari
panen 1 sampai panen ke 5, panen dilakukan 7 hari sekali.
5. Produksi (ton ha-1)
Produksi perhektar dihitung dengan mengkoversikan produksi per plot
kedalam satuan ton ha-1.
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Jarak Tanam.
Hasil uji F pada analisis sidik ragam (Lampiran genap 2 sampai 20)
menunjukkan bahwa faktor jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap
diameter pangkal batang dan jumlah cabang umur 30 HST dan berat buah
pertanaman dan produksi, namun berpengaruh tidak nyata terhadap peubah
lainnya.
1. Tinggi Tanaman
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 30, 45
dan 60 HST.
Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan jarak tanamumur 30, 45 dan 60 HST.
Jarak Tanam Tinggi Tanaman ( cm )Simbol cm x cm 30 HST 45 HST 60 HST
J160 x 70
39,78 42,57 48,78
J260 x 80
44,78 47,78 50,78
J360 x 90
40,44 44,37 54,00
BNJ 0.05 - - -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
perbedaan yang tidak nyata pada taraf peluang 5%.
Tabel 3 menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap
tinggi tanaman cabai rawit umur 30, 45 dan 60 HST, namun secara statistik
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa tinggi tanaman
berpengaruh tidak nyata. Hal ini diduga karena jarak tanam yang diperlukan
merupakan jarak tanam yang optimal, sehingga tidak ada pengaruh kompetisi baik
17
air,cahaya maupun unsur hara didalam tanah, Rosmarkum dan Yuwono (2002).
Jarak tanam yang lebar akan memberikan ruang yang cukup bagi tanaman untuk
mendapatkan cahaya matahari karena tidak ternaungi (Gardner et al., 1991).
2. Diameter Pangkal Batang
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap diameter pangkal batang
30, 45 dan 60 HST.
Tabel 4. Rata-rata diameter pangkal batang cabai rawit pada berbagai perlakuanjarak tanam umur 30, 45 dan 60 HST.
Jarak Tanam Diameter Pangkal Batang (mm)Simbol cm x cm 30 HST 45 HST 60 HST
J1 60 x 70 4,93 a 7,09 8,31 aJ2 60 x 80 6,21 b 7,49 9,08 abJ3 60 x 90 5,82 b 7,51 10,20 b
BNJ 0.05 0,81 - 1,65
.Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbedanyata pada taraf peluang 5%
Tabel 4 menunjukkan bahwa diameter pangkal batang tanaman cabai rawit
umur 30 HST berpengaruh sangat nyata terhadap jarak tanam pada perlakuan J2
yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan J3 dan J1, Pada umur 45 berpengaruh
tidak nyata terhadap diameter pangkal batang. Namun secara statistik
menunjukkan perbedaan diameter pangkal batang yang tidak nyata, dan umur 60
HST berpengaruh nyata terhadap jarak tanam pada perlakuan J3 yang tidak
berbeda nyata dengan perlakuan J2 dan J1.
18
Gambar 1. Diameter pangkal batang umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagaiperlakuan jarak tanam
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa diameter pangkal
batang terbesar dijumpai pada jarak tanam J3 (60 cm x 90 cm). Hal ini diduga
jarak tanam yang lebih jarang tidak terjadi persaingan antar tanaman untuk
mendapatkan unsur hara, air, cahaya matahari maupun ruang tumbuh. Dengan
tingkat kerapatan yang optimum maka akan mengakibatkan pembentukan bahan
kering yang maksimum (Effendi, 1997). Ketika tanaman dengan jarak tanam yang
rapat terjadi persaingan antar tanaman untuk mendapatkan cahaya seperti yang
pernah di teliti oleh Marjenah (1992), pada intensitas cahaya yang relatif sedikit
tanaman cenderung memacu pertumbuhan untuk memperoleh cahaya yang di
perlukan. Pada jarak tanam yang lebih lebar secara profesional mendapatkan
cukup cahaya untuk aktifitas fisiologis.
3. Jumlah Cabang
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang 30, dan 45
HST.
4.93
6.21 5.827.09 7.49 7.518.31
9.0810.20
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
J1 J2 J3
Dia
met
er B
atan
g (m
m)
Jarak Tanam (cm)
30 HST
45 HST
60 HST
19
Tabel 5. Rata-rata jumlah cabang cabai rawit pada berbagai perlakuan jaraktanam umur 30 dan 45 HST.
Jarak Tanam Jumlah cabang (buah)Simbol cm x cm 30 HST 45 HST
J1 60 x 70 6,67 a 16,56J2 60 x 80 7,99 b 18,78J3 60 x 90 9,78 c 17,89
BNJ 0.05 1,76 -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluang 5%
Tabel 5 menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit jumlah cabang umur 30
HST terbanyak dijumpai pada perlakuan J3 yang berbeda nyata dengan perlakuan
lainnya, sedangkan pada umur 45 HST dijumpai pada J2 tidak berbeda nyata
dengan J1 dan J3.
Gambar 2. Jumlah cabang umur 30 dan 45 HST pada berbagai perlakuanjarak tanam.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa jumlah cabang
terbanyak tanaman cabai rawit dijumpai J3 (60 cm x 90 cm). Hal ini diduga pada
jarak tanam yang lebih jarang maka tidak terjadi persaingan antar tanaman lain
untuk mendapatkan unsur hara, air, cahaya matahari, maupun ruang tumbuh. Pada
jarak tanam yang berbeda maka berbeda pula pertumbuhannya. Apabila jarak
tanam terlalu rapat, akar tanaman yang satu akan masuk kedalam perakaran
6.677.99
9.78
16.56 18.78 17.89
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
J1 J2 J3Jum
lah
Cab
ang
(uni
t)
Jarak Tanam (cm)
30 HST
45 HST
20
tanaman yang lainnya, sehingga saling berebut dalam penyerapan zat hara dan
pertumbuhan generatif tidak maksimal, di samping itu cahaya yang diperoleh
tanaman menjadi lebih sedikit karena saling menutupi sehingga hasil fotosintesis
tidak maksimal (Hidayat, 2011)
4. Berat Buah Per tanaman
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap berat buah pertanaman.
Tabel 6. Rata-rata berat buah pertanaman cabai rawit pada berbagai perlakuanjarak tanam.
Jarak TanamBerat buah per tanaman (gr)
Simbol cm x cmJ1 60 x 70 37,59 aJ2 60 x 80 47,56 bJ3 60 x 90 67,01 c
BNJ 0.05 5,19Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluan 5%
Tabel 6 menunjukkan bahwa berat buah pertanaman dijumpai pada
perlakuan J3 (60 cm x 90 cm), yang berbeda nyata dengan perlakuan J2 dan J1.
Gambar 3. Berat buah pertanaman pada berbagai perlakuan jarak tanam.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa berat buah
pertanaman dijumpai pada J3 (60 cm x 90 cm). Hal ini diduga bahwa jarak
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
Ber
at B
uah
Per
tan
aman
(gr)
20
tanaman yang lainnya, sehingga saling berebut dalam penyerapan zat hara dan
pertumbuhan generatif tidak maksimal, di samping itu cahaya yang diperoleh
tanaman menjadi lebih sedikit karena saling menutupi sehingga hasil fotosintesis
tidak maksimal (Hidayat, 2011)
4. Berat Buah Per tanaman
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap berat buah pertanaman.
Tabel 6. Rata-rata berat buah pertanaman cabai rawit pada berbagai perlakuanjarak tanam.
Jarak TanamBerat buah per tanaman (gr)
Simbol cm x cmJ1 60 x 70 37,59 aJ2 60 x 80 47,56 bJ3 60 x 90 67,01 c
BNJ 0.05 5,19Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluan 5%
Tabel 6 menunjukkan bahwa berat buah pertanaman dijumpai pada
perlakuan J3 (60 cm x 90 cm), yang berbeda nyata dengan perlakuan J2 dan J1.
Gambar 3. Berat buah pertanaman pada berbagai perlakuan jarak tanam.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa berat buah
pertanaman dijumpai pada J3 (60 cm x 90 cm). Hal ini diduga bahwa jarak
37.5947.56
67.01
J1 J2
Jarak Tanam
20
tanaman yang lainnya, sehingga saling berebut dalam penyerapan zat hara dan
pertumbuhan generatif tidak maksimal, di samping itu cahaya yang diperoleh
tanaman menjadi lebih sedikit karena saling menutupi sehingga hasil fotosintesis
tidak maksimal (Hidayat, 2011)
4. Berat Buah Per tanaman
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap berat buah pertanaman.
Tabel 6. Rata-rata berat buah pertanaman cabai rawit pada berbagai perlakuanjarak tanam.
Jarak TanamBerat buah per tanaman (gr)
Simbol cm x cmJ1 60 x 70 37,59 aJ2 60 x 80 47,56 bJ3 60 x 90 67,01 c
BNJ 0.05 5,19Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluan 5%
Tabel 6 menunjukkan bahwa berat buah pertanaman dijumpai pada
perlakuan J3 (60 cm x 90 cm), yang berbeda nyata dengan perlakuan J2 dan J1.
Gambar 3. Berat buah pertanaman pada berbagai perlakuan jarak tanam.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa berat buah
pertanaman dijumpai pada J3 (60 cm x 90 cm). Hal ini diduga bahwa jarak
67.01
J3
21
tanaman yang lebih jarang tidak terjadi persaingan antar tanaman maupun dengan
tanaman lain untuk mendapatkan unsur hara, air, cahaya matahari maupun ruang
tumbuh. Salah satu cara untuk meningkatkan produktifitas tanaman cabai yang
lebih tinggi. Maka perlu dibudidayakan secara organik yaitu dengan pengaturan
jarak tanam yang lebih jarang atau yang sudah di anjurkan. Populasi tanaman di
tentukan oleh jarak tanam yang mempengaruhi produksi peningkatan kerapatan
tanam persatuan luas sampai batas tertentu akan meningkatkan hasil optimal, akan
tetapi peningkatan jumlah tanaman juga dapat menurunkan hasil karena terjadi
persaingan (kompetisi) air, unsur hara, cahaya matahari, ruang tumbuh sehingga
akan mengurangi suplai makanan ke tanaman (Irfan,1999).
5 . Produksi
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap produksi.
Tabel 7. Rata-rata produksi cabai rawit pada berbagai perlakuan jarak tanam.
Jarak TanamProduksi (ton ha-1)
Simbol cm x cmJ1 60 x 70 3,25 aJ2 60 x 80 4,58 bJ3 60 x 90 5,87 c
BNJ 0.05 0,49Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluang 5%
Tabel 7 menunjukkan bahwa produksi tanaman cabai rawit produksi
tertinggi di jumpai pada perlakuan J3 (60 cm x 90 cm) yang tidak berbeda nyata
dengan perlakuan J2 (60 cm x 80) namun berbeda nyata dengan perlakuan J1 (60
cm x 70).
22
Gambar 4. Produksi cabai rawit pada berbagai perlakuan jarak tanam
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa produksi tanaman
cabai rawit terbanyak di jumpai pada perlakuan J3 (5,87 ton ha-1). Hal ini diduga
bahwa salah satu usaha dalam meningkatkan hasil produksi cabai adalah dengan
pengaturan jumlah tanaman per hektar atau jarak tanam yang merupakan faktor
penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi, seperti pengolahan tanah. Hasil
cabai rawit dipengaruhi pula oleh jumlah tanaman per satuan luas. Penggunaan
jarak tanam yang tepat untuk jenis tanaman di tujukan untuk menghindari
persaingan antara tanaman dalam penyerapan air, unsur hara, penggunaan cahaya
matahari dan persaingan dengan tumbuhan pengganggu. Penggunaan jarak tanam
yang tepat sangat penting dalam pemanfaatan cahaya matahari secara maksimum
untuk proses fotosintesis (Gerry, 2004).
4.2. Pengaruh Pupuk Kandang.
Hasil uji F pada analisis sidik ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa faktor pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman
45 dan 60 HST diameter pangkal batang 45 dan 60 HST, jumlah cabang 30 dan
0.001.002.003.004.005.006.007.00
Pro
duks
i (to
n ha
-1)
22
Gambar 4. Produksi cabai rawit pada berbagai perlakuan jarak tanam
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa produksi tanaman
cabai rawit terbanyak di jumpai pada perlakuan J3 (5,87 ton ha-1). Hal ini diduga
bahwa salah satu usaha dalam meningkatkan hasil produksi cabai adalah dengan
pengaturan jumlah tanaman per hektar atau jarak tanam yang merupakan faktor
penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi, seperti pengolahan tanah. Hasil
cabai rawit dipengaruhi pula oleh jumlah tanaman per satuan luas. Penggunaan
jarak tanam yang tepat untuk jenis tanaman di tujukan untuk menghindari
persaingan antara tanaman dalam penyerapan air, unsur hara, penggunaan cahaya
matahari dan persaingan dengan tumbuhan pengganggu. Penggunaan jarak tanam
yang tepat sangat penting dalam pemanfaatan cahaya matahari secara maksimum
untuk proses fotosintesis (Gerry, 2004).
4.2. Pengaruh Pupuk Kandang.
Hasil uji F pada analisis sidik ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa faktor pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman
45 dan 60 HST diameter pangkal batang 45 dan 60 HST, jumlah cabang 30 dan
3.25
4.58
5.87
J1 J2
Jarak Tanam
22
Gambar 4. Produksi cabai rawit pada berbagai perlakuan jarak tanam
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa produksi tanaman
cabai rawit terbanyak di jumpai pada perlakuan J3 (5,87 ton ha-1). Hal ini diduga
bahwa salah satu usaha dalam meningkatkan hasil produksi cabai adalah dengan
pengaturan jumlah tanaman per hektar atau jarak tanam yang merupakan faktor
penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi, seperti pengolahan tanah. Hasil
cabai rawit dipengaruhi pula oleh jumlah tanaman per satuan luas. Penggunaan
jarak tanam yang tepat untuk jenis tanaman di tujukan untuk menghindari
persaingan antara tanaman dalam penyerapan air, unsur hara, penggunaan cahaya
matahari dan persaingan dengan tumbuhan pengganggu. Penggunaan jarak tanam
yang tepat sangat penting dalam pemanfaatan cahaya matahari secara maksimum
untuk proses fotosintesis (Gerry, 2004).
4.2. Pengaruh Pupuk Kandang.
Hasil uji F pada analisis sidik ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa faktor pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman
45 dan 60 HST diameter pangkal batang 45 dan 60 HST, jumlah cabang 30 dan
5.87
J3
23
45 HST, berat buah pertanaman dan produksi, namun berpengaruh tidak nyata
terhadap peubah lainnya.
1. Tinggi Tanaman
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman 30, 45
dan 60 HST.
Tabel 8. Rata-rata tinggi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan pupukkandang umur 30, 45 dan 60 HST.
Pupuk Kandang Tinggi Tanaman (cm)Simbol Ton ha-1 30 HST 45 HST 60 HST
P0 0 18,75 a 26,30 a 32,67 aP1 5 24,17 ab 34,86 b 41,33bP2 10 24,75 ab 35,89 b 39,56 bP3 15 26,08 b 37,67 b 40,00 b
BNJ 0,05 6,07 5,61 5,18Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluang 5%
Tabel 8 menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit tinggi tanaman umur 30
HST dijumpai pada perlakuan P3 yang berbeda nyata dengan perlakuan laianya,
yang pada umur 45 dan 60 HST, dijumpai pada P3 yang tidak berbeda nyata
dengan perlakuan P2 dan P1, namun berbeda nyata dengan perlakuan P0.
Gambar 5. Tinggi tanaman umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagai perlakuanpupuk kandang
18.7526.30
32.67
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
0Tin
ggi T
anam
an (
cm)
23
45 HST, berat buah pertanaman dan produksi, namun berpengaruh tidak nyata
terhadap peubah lainnya.
1. Tinggi Tanaman
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman 30, 45
dan 60 HST.
Tabel 8. Rata-rata tinggi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan pupukkandang umur 30, 45 dan 60 HST.
Pupuk Kandang Tinggi Tanaman (cm)Simbol Ton ha-1 30 HST 45 HST 60 HST
P0 0 18,75 a 26,30 a 32,67 aP1 5 24,17 ab 34,86 b 41,33bP2 10 24,75 ab 35,89 b 39,56 bP3 15 26,08 b 37,67 b 40,00 b
BNJ 0,05 6,07 5,61 5,18Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluang 5%
Tabel 8 menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit tinggi tanaman umur 30
HST dijumpai pada perlakuan P3 yang berbeda nyata dengan perlakuan laianya,
yang pada umur 45 dan 60 HST, dijumpai pada P3 yang tidak berbeda nyata
dengan perlakuan P2 dan P1, namun berbeda nyata dengan perlakuan P0.
Gambar 5. Tinggi tanaman umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagai perlakuanpupuk kandang
18.75 24.17 24.75 26.0826.3034.86 35.89 37.67
32.6741.33 39.56 40.00
5 10 15
Dosis Pupuk Kandang (ton ha-1)
23
45 HST, berat buah pertanaman dan produksi, namun berpengaruh tidak nyata
terhadap peubah lainnya.
1. Tinggi Tanaman
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman 30, 45
dan 60 HST.
Tabel 8. Rata-rata tinggi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan pupukkandang umur 30, 45 dan 60 HST.
Pupuk Kandang Tinggi Tanaman (cm)Simbol Ton ha-1 30 HST 45 HST 60 HST
P0 0 18,75 a 26,30 a 32,67 aP1 5 24,17 ab 34,86 b 41,33bP2 10 24,75 ab 35,89 b 39,56 bP3 15 26,08 b 37,67 b 40,00 b
BNJ 0,05 6,07 5,61 5,18Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluang 5%
Tabel 8 menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit tinggi tanaman umur 30
HST dijumpai pada perlakuan P3 yang berbeda nyata dengan perlakuan laianya,
yang pada umur 45 dan 60 HST, dijumpai pada P3 yang tidak berbeda nyata
dengan perlakuan P2 dan P1, namun berbeda nyata dengan perlakuan P0.
Gambar 5. Tinggi tanaman umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagai perlakuanpupuk kandang
26.08
37.67
15
30 HST
45 HST
60 HST
24
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa tinggi tanaman
cabai rawit dijumpai pada P3 (15 ton ha-1 ). Hal ini diduga karena pupuk kandang
merupakan jenis pupuk yang diberikan pada tanah dan membawa unsur-unsur
penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk kandang mempunyai banyak
kelebihan di antaranya, mengandung zat tertentu seperti mikro organisme. Pupuk
kandang apabila dicampur dengan pupuk organik padat lain dapat mengaktifkan
unsur hara yang ada dalam pupuk organik tersebut. Pupuk kandang dapat
memperbaik sifat kimia tanah mengandung unsur hara makro maupun unsur hara
mikro walaupun jumlahnya lebih rendah jika di bandingkan dengan pupuk
anorganik, pupuk kandang merupakan peranan penting dalam pertumbuhan
tanaman cabai rawit (Musnamar, 2005).
2. Diameter Pangkal Batang
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap diameter pangkal
batang 30, 45 dan 60 HST.
Tabel 9. Rata-rata diameter pangkal batang pada berbagai pupuk kandangumur 30, 45 dan 60 HST.
Pupuk Kandang Diameter Pangkal Batang (mm)Simbol Ton ha-1 30 HST 45 HST 60 HST
P0 0 3,92 4,71a 5,35 aP1 5 4,12 5,76 b 7,29 bP2 10 4,40 5,88 b 7,28 bP3 15 4,53 5,74 b 7,66 b
BNJ 0,05 - 0,70 1,29Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluang 5%
Tabel 9 menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit diameter pangkal batang
umur 30 HST dijumpai pada perlakuan P3 tidak beda dengan perlakuan lainnya,
25
yang pada umur 45 dan 60 HST di jumpai pada perlakuan P3 (15 ton ha-1), yang
tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 dan P1 namun berbeda nyata dengan
perlakuan P0.
Gambar 6. Diameter pangkal batang umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagaiperlakuan pupuk kandang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa diameter pangkal
batang tanaman cabai rawit dijumpai pada dosis P3 (15 ton ha-1 ). Hal ini diduga
bahwa penambahan pupuk kandang pada tanah dapat memperbaiki sifat fisik
tanah seperti kemampuan mengikat air, porositas dan berat volume tanah.
Interaksi antara pupuk kandang dan mikro organisme tanah dapat
memperbaiki agregat dan struktur tanah. Hal ini dapat terjadi karena hasil
dekomposisi oleh mikro organisme tanah seperti polisakarida dapat berfungsi
sebagai lem atau perekat antar partikel tanah. Keadaan ini berpengaruh langsung
terhadap porositas tanah. Pada tanah berpasir, pupuk kandang dapat berperan
sebagai pemantap agregat yang lebih besar dari pada tanah liat (Hartatik dan
Widowati, 2002).
3.92
4.71
5.35
0.001.002.003.004.005.006.007.008.009.00
0
Dia
met
er P
angk
al B
atan
g(m
m)
25
yang pada umur 45 dan 60 HST di jumpai pada perlakuan P3 (15 ton ha-1), yang
tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 dan P1 namun berbeda nyata dengan
perlakuan P0.
Gambar 6. Diameter pangkal batang umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagaiperlakuan pupuk kandang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa diameter pangkal
batang tanaman cabai rawit dijumpai pada dosis P3 (15 ton ha-1 ). Hal ini diduga
bahwa penambahan pupuk kandang pada tanah dapat memperbaiki sifat fisik
tanah seperti kemampuan mengikat air, porositas dan berat volume tanah.
Interaksi antara pupuk kandang dan mikro organisme tanah dapat
memperbaiki agregat dan struktur tanah. Hal ini dapat terjadi karena hasil
dekomposisi oleh mikro organisme tanah seperti polisakarida dapat berfungsi
sebagai lem atau perekat antar partikel tanah. Keadaan ini berpengaruh langsung
terhadap porositas tanah. Pada tanah berpasir, pupuk kandang dapat berperan
sebagai pemantap agregat yang lebih besar dari pada tanah liat (Hartatik dan
Widowati, 2002).
3.92 4.12 4.40 4.534.71
5.76 5.88
5.745.35
7.29 7.28 7.66
5 10 15
Dosis Pupuk Kandang (ton ha1)
25
yang pada umur 45 dan 60 HST di jumpai pada perlakuan P3 (15 ton ha-1), yang
tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 dan P1 namun berbeda nyata dengan
perlakuan P0.
Gambar 6. Diameter pangkal batang umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagaiperlakuan pupuk kandang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa diameter pangkal
batang tanaman cabai rawit dijumpai pada dosis P3 (15 ton ha-1 ). Hal ini diduga
bahwa penambahan pupuk kandang pada tanah dapat memperbaiki sifat fisik
tanah seperti kemampuan mengikat air, porositas dan berat volume tanah.
Interaksi antara pupuk kandang dan mikro organisme tanah dapat
memperbaiki agregat dan struktur tanah. Hal ini dapat terjadi karena hasil
dekomposisi oleh mikro organisme tanah seperti polisakarida dapat berfungsi
sebagai lem atau perekat antar partikel tanah. Keadaan ini berpengaruh langsung
terhadap porositas tanah. Pada tanah berpasir, pupuk kandang dapat berperan
sebagai pemantap agregat yang lebih besar dari pada tanah liat (Hartatik dan
Widowati, 2002).
5.74
7.66
15
30 HST
45 HST
60 HST
26
3. Jumlah Cabang
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang pada
umur 30, dan 45 HST.
Tabel 10. Rata-rata jumlah cabang tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuanpupuk kandang umur 30, dan 45 HST.
Pupuk Kandang Jumlah cabang (buah)Simbol Ton ha-1 30 HST 45 HST
P0 0 4,85 a 12,33 aP1 5 5,64 ab 11,78 aP2 10 6,31 bc 13,11 aP3 15 7,64 c 16,00 b
BNJ 0.05 1,38 2,32Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluang 5%
Tabel 10 menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit jumlah cabang umur 30
dan 45 HST dijumpai pada perlakuan P3, yang pada umur 30 HST tidak berbeda
nyata dengan perlakuan P2 dan P1, namun yang pada umur 45 HST berbeda nyata
dengan pelakuan lainnya.
Gambar 7. Jumlah cabang umur 30 dan 45 HST pada berbagai perlakuanpupuk kandang
4.85
12.33
0.002.004.006.008.00
10.0012.0014.0016.0018.00
0
Jum
lah
Cab
ang
( bu
ah )
Dosis Pupuk Kandang (ton ha-1 )
26
3. Jumlah Cabang
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang pada
umur 30, dan 45 HST.
Tabel 10. Rata-rata jumlah cabang tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuanpupuk kandang umur 30, dan 45 HST.
Pupuk Kandang Jumlah cabang (buah)Simbol Ton ha-1 30 HST 45 HST
P0 0 4,85 a 12,33 aP1 5 5,64 ab 11,78 aP2 10 6,31 bc 13,11 aP3 15 7,64 c 16,00 b
BNJ 0.05 1,38 2,32Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluang 5%
Tabel 10 menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit jumlah cabang umur 30
dan 45 HST dijumpai pada perlakuan P3, yang pada umur 30 HST tidak berbeda
nyata dengan perlakuan P2 dan P1, namun yang pada umur 45 HST berbeda nyata
dengan pelakuan lainnya.
Gambar 7. Jumlah cabang umur 30 dan 45 HST pada berbagai perlakuanpupuk kandang
4.85 5.64 6.317.64
12.33 11.7813.11
16.00
5 10 15
Dosis Pupuk Kandang (ton ha-1 )
26
3. Jumlah Cabang
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang pada
umur 30, dan 45 HST.
Tabel 10. Rata-rata jumlah cabang tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuanpupuk kandang umur 30, dan 45 HST.
Pupuk Kandang Jumlah cabang (buah)Simbol Ton ha-1 30 HST 45 HST
P0 0 4,85 a 12,33 aP1 5 5,64 ab 11,78 aP2 10 6,31 bc 13,11 aP3 15 7,64 c 16,00 b
BNJ 0.05 1,38 2,32Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluang 5%
Tabel 10 menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit jumlah cabang umur 30
dan 45 HST dijumpai pada perlakuan P3, yang pada umur 30 HST tidak berbeda
nyata dengan perlakuan P2 dan P1, namun yang pada umur 45 HST berbeda nyata
dengan pelakuan lainnya.
Gambar 7. Jumlah cabang umur 30 dan 45 HST pada berbagai perlakuanpupuk kandang
7.64
16.00
15
30 HST
45 HST
27
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa jumlah cabang
tanaman cabai rawit dijumpai pada P3 (15 ton ha-1). Hal ini diduga pupuk
kandang merupakan golongan pupuk mikro. Selain itu pupuk kandang sebagai
sumber bahan organik memiliki kelebihan jika di bandingkan dengan pupuk
anorganik seperti (1) dapat meningkatkan kadar bahan organik tanah. (2)
meningkatkan nilai tukar kation, (3) memperbaiki struktur tanah, (4)
meningkatkan aerasi dan kemampuan tanah dalam memegang air, (5)
menyediakan lebih banyak macam unsur hara seperti nitrogen, fosfor, kalium
dan unsur mikro lainnya dan, (6) penggunaannya tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan (Sutanto, 2008).
Pada umumnya pupuk kandang Sapi mengandung nitrogen (N) 2 - 8 %,
fosfor (P2 O5) 0,2-1 %, kalium (K2 O5) 1-3 %, magnesium (Mg) 1,0 - 1,5 % dan
unsur mikro (Sutanto, 2008)
4. Berat Buah Per tanaman
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap berat buah pertanaman
Tabel 11. Rata-rata berat buah per tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuanpupuk kandang.
Pupuk KandangBerat buah per tanaman (gr)
Simbol Ton ha-1
P0 0 30,93 aP1 5 36,36 bP2 10 41,25 cP3 15 43,63 c
BNJ 0.05 4,07Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluang 5%.
28
Tabel 11. menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit berat buah pertanaman
di jumpai pada perlakuan P3 yang tidak berbeda dengan perlakuan P2 dan P1
namun berbeda nyata dengan perlakuan P0.
Gambar 8. Berat buah pertanaman pada berbagai perlakuan pupuk kandang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa berat buah
pertanaman cabai rawit dijumpai pada P3 (15 ton ha-1). Hal ini diduga karena
pupuk kandang dapat memberikan tambahan bahan organik, memperbaiki sifat
fisik tanah, serta mengembalikan hara yang terangkut hasil panen. Selain itu juga
dapat mencegah kehilangan air dalam tanah dan laju infiltrasi air. Beberapa unsur
hara yang terkandung di dalam pupuk kandang adalah N, P, K, Ca, Mg, S, Fe dan
masih banyak unsur-unsur yang lainnya (Musnamar, 2003)
5 . Produksi
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap produksi.
30.93
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
0Ber
at B
uah
Per
tan
aman
(gr)
28
Tabel 11. menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit berat buah pertanaman
di jumpai pada perlakuan P3 yang tidak berbeda dengan perlakuan P2 dan P1
namun berbeda nyata dengan perlakuan P0.
Gambar 8. Berat buah pertanaman pada berbagai perlakuan pupuk kandang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa berat buah
pertanaman cabai rawit dijumpai pada P3 (15 ton ha-1). Hal ini diduga karena
pupuk kandang dapat memberikan tambahan bahan organik, memperbaiki sifat
fisik tanah, serta mengembalikan hara yang terangkut hasil panen. Selain itu juga
dapat mencegah kehilangan air dalam tanah dan laju infiltrasi air. Beberapa unsur
hara yang terkandung di dalam pupuk kandang adalah N, P, K, Ca, Mg, S, Fe dan
masih banyak unsur-unsur yang lainnya (Musnamar, 2003)
5 . Produksi
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap produksi.
30.9336.36
41.25
5 10
Dosis Pupuk Kandang (ton ha-1)
28
Tabel 11. menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit berat buah pertanaman
di jumpai pada perlakuan P3 yang tidak berbeda dengan perlakuan P2 dan P1
namun berbeda nyata dengan perlakuan P0.
Gambar 8. Berat buah pertanaman pada berbagai perlakuan pupuk kandang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa berat buah
pertanaman cabai rawit dijumpai pada P3 (15 ton ha-1). Hal ini diduga karena
pupuk kandang dapat memberikan tambahan bahan organik, memperbaiki sifat
fisik tanah, serta mengembalikan hara yang terangkut hasil panen. Selain itu juga
dapat mencegah kehilangan air dalam tanah dan laju infiltrasi air. Beberapa unsur
hara yang terkandung di dalam pupuk kandang adalah N, P, K, Ca, Mg, S, Fe dan
masih banyak unsur-unsur yang lainnya (Musnamar, 2003)
5 . Produksi
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan
bahwa pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap produksi.
43.63
15
Dosis Pupuk Kandang (ton ha-1)
29
Tabel 12. Rata-rata produksi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan pupukkandang.
Pupuk KandangProduksi (ton ha-1)
Simbol Ton ha-1
P0 0 2,93 aP1 5 3,36 bP2 10 3,53 bP3 15 3,86 c
BNJ 0.05 0,38Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluang 5%.
Tabel 12. menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit produksi (ton ha-1)
dijumpai pada P3 (15 ton ha-1 ) yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 dan
P1 namun berbeda dengan perlakuan P0.
Gambar 9. Produksi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan pupuk kandang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa produksi (ton ha-1)
tanaman cabai rawit dijumpai pada P3 (15 ton ha-1). Hal ini diduga kandungan P3
paling tinggi maka hasil lebih tinggi, tapi tidak beda nyata dengan P2 dan P1
namun berbeda dengan P0. Susunan kimia pupuk kandang berbeda di setiap
tempat. Susunan tersebut tergantung dari macam ternak, umur dan keadaan
hewan, serta cara mengurus dan menyimpan pupuk sebelum dipakai. Pupuk
2.93
0.000.501.001.502.002.503.003.504.004.50
0
Pro
duks
i (to
n ha
-1)
Dosis Pupuk Kandang (ton ha-1)
29
Tabel 12. Rata-rata produksi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan pupukkandang.
Pupuk KandangProduksi (ton ha-1)
Simbol Ton ha-1
P0 0 2,93 aP1 5 3,36 bP2 10 3,53 bP3 15 3,86 c
BNJ 0.05 0,38Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluang 5%.
Tabel 12. menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit produksi (ton ha-1)
dijumpai pada P3 (15 ton ha-1 ) yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 dan
P1 namun berbeda dengan perlakuan P0.
Gambar 9. Produksi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan pupuk kandang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa produksi (ton ha-1)
tanaman cabai rawit dijumpai pada P3 (15 ton ha-1). Hal ini diduga kandungan P3
paling tinggi maka hasil lebih tinggi, tapi tidak beda nyata dengan P2 dan P1
namun berbeda dengan P0. Susunan kimia pupuk kandang berbeda di setiap
tempat. Susunan tersebut tergantung dari macam ternak, umur dan keadaan
hewan, serta cara mengurus dan menyimpan pupuk sebelum dipakai. Pupuk
2.933.36 3.53
3.86
5 10 15
Dosis Pupuk Kandang (ton ha-1)
29
Tabel 12. Rata-rata produksi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan pupukkandang.
Pupuk KandangProduksi (ton ha-1)
Simbol Ton ha-1
P0 0 2,93 aP1 5 3,36 bP2 10 3,53 bP3 15 3,86 c
BNJ 0.05 0,38Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf peluang 5%.
Tabel 12. menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit produksi (ton ha-1)
dijumpai pada P3 (15 ton ha-1 ) yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 dan
P1 namun berbeda dengan perlakuan P0.
Gambar 9. Produksi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan pupuk kandang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa produksi (ton ha-1)
tanaman cabai rawit dijumpai pada P3 (15 ton ha-1). Hal ini diduga kandungan P3
paling tinggi maka hasil lebih tinggi, tapi tidak beda nyata dengan P2 dan P1
namun berbeda dengan P0. Susunan kimia pupuk kandang berbeda di setiap
tempat. Susunan tersebut tergantung dari macam ternak, umur dan keadaan
hewan, serta cara mengurus dan menyimpan pupuk sebelum dipakai. Pupuk
15
30
kandang memiliki keunggulan dibandingkan dengan pupuk lain, yaitu; merupakan
humus yang dapat menjaga tanah sehingga tanah mudah diolah dan terisi banyak
oksigen, sebagai sumber hara makro (nitrogen, fosfor, dan kalium). Meningkatkan
daya menahan air (water holding capacity). Banyak mengandung mikro
organisme. Semua keunggulan pupuk kandang tersebut membuat pupuk kandang
dianggap sebagai pupuk yang lengkap. Pupuk kandang dapat berasal dari: sapi,
kuda, kambing, babi, unggas dan lain-lain (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).
4.3. Pengaruh Interaksi.
Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 2 sampai dengan 20)
menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang tidak nyata antara jarak tanam dan
pupuk kandang terhadap semua peubah pertumbuhan dan hasil tanaman cabai
rawit yang diamati. Hal ini menunjukan bahwa perbedaan respon beberapa jarak
tanam tidak tergantung pada dosis pupuk kandang begitupun sebaliknya.
31
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap diameter pangkal batang
umur 30 HST dan jumlah cabang umur 30 HST, berat buah pertanaman dan
produksi per hektar. Berpengaruh nyata terhadap diameter pangkal batang
umur 60 HST, serta berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur
30,45 dan 60 dan diameter pangkal batang umur 45 HST, jumlah cabang
umur 45 HST. Produksi cabai rawit tertinggi didapati pada jarak tanam (60 cm
x 90 cm).
2. Pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman 45, 60
HST, diameter pangkal batang 45,60 HST, jumlah cabang umur 30, 45
HST,berat buah pertanaman dan produksi per hektar. Berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman umur 30 HST, serta berpengaruh tidak nyata terhadap
diameter pangkal batang umur 30 HST. Produksi cabai rawit tertinggi didapati
dengan pemberian pupuk kandang 15 ton ha1.
3. Terdapat interaksi yang tidak nyata antara faktor jarak tanam dan pupuk
kandang terhadap tanaman cabai rawit.
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penggunaan jarak tanam
dan pupuk kandang terhadap tanaman cabai rawit dan holtikultura lainnya.
32
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2006. Jagung. http// Warintek. Progressio. or. Id./pertanian/cabairawit. Htm. Diakses 29 September 2013.
Effendi, S. 1997. Bercocok Tanam cabai.Yasaguna, Jakarta.
Gerry, Dian, S, 2004, Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Nitrogen danPupukKandang Sapi Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung ManispadaJarak Tanam yang Berbeda, Universitas Brawijaya, Malang.
Gardner, FP., R.B. Pearse dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi TanamanBudidaya.H. Susilo (Penerjemah) Penerbit Universitas Indonesia.Jakarta. 428 hlm. Terjemah dari: Fisiollogi Of Crop Plants.
Hidayat, H. 2011. Buku Panduan Praktikum Fisiologi Tanaman. Politeknik NegeriLampung. Bandar Lampung
Hartatik, W. Dan L.R. Widowati.2002. Pupuk Kandang Balai Besar LitbangSumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan PengembanganPertanian, Jakarta.
Irfan, M. 1999, Respon Tanaman Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pengolahantanah dan Kerapatan Tanam Pada Tanah Andisol dan Ultisol. PascaSarjana Universitas Sumatra Utara. Medan.
Lingga, P. Marsono. 2001. Penunjuk penggunaan pupuk. Penebar swadaya.Jakarta.
Leiwakabessy FM, dan Sutandi A. 2004. Diktat Kuliah Pupuk dan Pemupukan.Departemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Marjenah, 1998. Pertumbuhan dan Respon Morfologi Terhadap perbedaanintensitas cahaya. Laporan penelitian lembaga penelitian universitasmulawarman samarindra
Musnamar, E.1.2003.Pupuk Organik.Penebar Swadaya, Jakarta
. 2005.Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nawangsih, A. A. Imdad, P. H, Wahyudi. A.2003. Cabai Hot Beauty. PenebarSwadaya. Jakarta 128 Hal.
Rosmarkum, A., dan N.M Yuwono, 2002. Balai Kesuburan Tanah.Kanisius.Yogyakarta.224 hlm
Setiadi, 2005. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya, Jakarta 183 Hal.
33
, 2007. Jenis dan Budidaya Cabai Rawit. Penebar swadaya, Jakarta.
Suharjono, H. 2006. Bertanam 30 Jenis Sayuran.Penebar Swadaya. Jakarta. 183Hal.
Sutanto, 2002. Pertanian Organik. Menuju Pertanian Alternatif danBerkelanjutan. Kanius, Yogyakarta.
, 2008. Dasar–dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius,Yogyakarta.
Sarwanto, A, 2000, Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Tanaman, Kanisius,Yogyakarta.
Wiryanta, W. T. Bernardinus. 2005. Bertanam Cabai Pada Musin Hujan.Agromedia Pustaka, Jakarta, 165 Hal.
34
Lampiran 1. Rata-rata tinggi tanaman cabai rawit umur 30 HST pada berbagaiperlakuan jarak tanam dan pupuk kandang (cm).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
J1P0 26 27 26 79,00 26,33J1P1 23 23 27 73,00 24,33J1P2 29 42 28 99,00 33,00J1P3 44 35 28 107,00 35,67J2P0 26 26 24 76,00 25,33J2P1 38 45 38 121,00 40,33J2P2 26 43 30 99,00 33,00J2P3 35 35 37 107,00 35,67J3P0 23 20 27 70,00 23,33J3P1 39 26 31 96,00 32,00J3P2 26 36 37 99,00 33,00J3P3 39 36 24 99,00 33,00
Total 374,00 394,00 357,00 1125Ῡ = 31,25
Lampiran 2. Analisis ragam tinggi tanaman cabai rawit Umur 30 HST ada berbagaiperlakuan jarak tanam dan pupuk kandang.
SumberKeragaman DB JK KT Fhit
F Tabel0,05 0,01
Ulangan 2 57,167 28,583 0,818 tn 3,44 5,72J 2 99,500 49,750 1,424 tn 3,44 5,72P 3 499,639 166,546 4,767 * 3,05 4,82
J X P 6 255,778 42,630 1,220 tn 2,55 3,76Galat 22 768,667 34,939Total 35 1680,750
KK = 18,92%
Keterangan :
tn : tidak nyata
* : nyata
35
Lampiran 3. Rata-rata tinggi tanaman cabai rawit umur 45 HST pada berbagaiperlakuan jarak tanam dan pupuk kandang (cm).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
J1P0 26 27 32 84,97 28,32J1P1 28 21 31 79,12 26,37J1P2 31 42 32 105,00 35,00J1P3 44 39 31 114,00 38,00J2P0 23 29 26 78,00 26,00J2P1 43 45 42 130,00 43,33J2P2 32 45 33 110,00 36,67J2P3 37 35 40 112,00 37,33J3P0 24 23 27 73,74 24,58J3P1 36 34 35 104,62 34,87J3P2 29 36 43 108,00 36,00J3P3 46 39 28 113,00 37,67
Total 398,26 414,05 400,14 1212,45Ῡ = 33,68
Lampiran 4. Analisis ragam tinggi tanaman cabai rawit Umur 45 HST ada berbagaiperlakuan jarak tanam dan pupuk kandang.
SumberKeragaman DB JK KT Fhit F Tabel
0,05 0,01Ulangan 2 12,399 6,199 0,208 tn 3,44 5,72
J 2 94,558 47,279 1,587 tn 3,44 5,72P 3 689,518 229,839 7,713 ** 3,05 4,82
J X P 6 350,823 58,470 1,962 tn 2,55 3,76Galat 22 655,557 29,798Total 35 1802,854
KK = 16,21 %
Keterangan :
tn : tidak nyata
** : Sangat nyata
36
Lampiran 5. Rata-rata tinggi tanaman cabai rawit umur 60 HST pada berbagaiperlakuan jarak tanam dan pupuk kandang (cm).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
J1P0 36 34 31 101 33,67J1P1 38 33 35 106 35,33J1P2 32 44 33 109 36,33J1P3 47 42 34 123 41,00J2P0 25 26 31 82 27,33J2P1 45 48 45 138 46,00J2P2 35 48 37 120 40,00J2P3 38 36 43 117 39,00J3P0 38 35 38 111 37,00J3P1 43 46 39 128 42,67J3P2 43 38 46 127 42,33J3P3 48 41 31 120 40,00
Total 468,00 471,00 443,00 1382Ῡ= 38,39
Lampiran 6. Analisis ragam tinggi tanaman cabai rawit Umur 60 HST ada berbagaiperlakuan jarak tanam dan pupuk kandang.
SumberKeragaman
DB JK KT FhitF Tabel
0,05 0,01Ulangan 2 39,389 19,694 0,774 tn 3,44 5,72
J 2 93,722 46,861 1,841 tn 3,44 5,72P 3 408,333 136,111 5,347 ** 3,05 4,82
J X P 6 251,111 41,852 1,644 tn 2,55 3,76Galat 22 560,000 25,455Total 35 1352,556
KK = 13,14 %
Keterangan :
tn : tidak nyata
** : sangat nyata
37
Lampiran 7. Rata-rata diameter pangkal batang tanaman cabai rawit umur 30 HSTpada berbagai perlakuan jarak tanam dan pupuk kandang (mm).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
J1P0 3,19 3,06 3,46 9,71 3,24J1P1 3,25 2,52 3,04 8,81 2,94J1P2 4,54 4,68 3,98 13,20 4,40J1P3 4,75 3,97 3,93 12,65 4,22J2P0 5,27 3,70 4,06 13,03 4,34J2P1 5,21 4,57 4,80 14,58 4,86J2P2 3,65 5,20 4,65 13,50 4,50J2P3 4,19 4,81 5,82 14,82 4,94J3P0 4,32 4,07 4,12 12,51 4,17J3P1 5,17 4,39 4,10 13,66 4,55J3P2 3,64 4,99 4,27 12,90 4,30J3P3 4,73 5,17 3,44 13,34 4,45
Total 51,91 51,13 49,67 152,71Ῡ = 4,24
Lampiran 8. Analisis ragam diameter pangkal batang tanaman cabai rawit umur 30HST pada berbagai perlakuan jarak tanam dan pupuk kandang.
SumberKeragaman
DB JK KT FhitF Tabel
0,05 0,01Ulangan 2 0,215 0,108 0,282 tn 3,44 5,72
J 2 5,852 2,926 7,666 ** 3,44 5,72P 3 2,088 0,696 1,824 tn 3,05 4,82
J X P 6 3,345 0,557 1,461 tn 2,55 3,76Galat 22 8,396 0,382Total 35 19,897
KK = 14,56 %
Keterangan :
tn : tidak nyata
** : sangat nyata
38
Lampiran 9. Rata-rata diameter pangkal batang tanaman cabai rawit umur 45 HSTpada berbagai perlakuan jarak tanam dan pupuk kandang (mm).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
J1P0 4,06 4,56 3,93 12,55 4,18J1P1 6,26 5,38 5,36 17,00 5,67J1P2 5,99 6,14 5,64 17,77 5,92J1P3 5,60 5,75 5,18 16,53 5,51J2P0 4,81 2,91 5,36 13,08 4,36J2P1 6,31 5,46 6,25 18,02 6,01J2P2 5,32 7,04 6,53 18,89 6,30J2P3 5,46 6,37 5,60 17,43 5,81J3P0 6,00 4,96 5,83 16,79 5,60J3P1 6,01 5,67 5,17 16,85 5,62J3P2 4,84 6,11 5,28 16,23 5,41J3P3 5,80 6,79 5,12 17,71 5,90
Total 66,46 67,14 65,25 198,85Ῡ = 5,52
Lampiran 10. Analisis ragam diameter pangkal batang tanaman cabai rawit umur 45HST pada berbagai perlakuan jarak tanam dan pupuk kandang.
SumberKeragaman DB JK KT Fhit
F Tabel0,05 0,01
Ulangan 2 0,153 0,076 0,167 tn 3,44 5,72J 2 0,741 0,371 0,809 tn 3,44 5,72P 3 7,974 2,658 5,805 ** 3,05 4,82
J X P 6 4,377 0,729 1,593 tn 2,55 3,76Galat 22 10,074 0,458Total 35 23,318
KK = 12,25 %
Keterangan :
tn : tidak nyata
** : sangat nyata
39
Lampiran 11. Rata-rata diameter pangkal batang tanaman cabai rawit umur 60 HSTpada berbagai perlakuan jarak tanam dan pupuk kandang (mm).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
J1P0 6,81 5,21 6,12 12,93 4,31J1P1 7,65 6,32 6,95 20,92 6,97J1P2 7,13 6,13 7,22 20,48 6,83J1P3 6,12 7,46 6,84 20,42 6,81J2P0 4,43 4,38 5,32 14,13 4,71J2P1 7,33 7,73 7,13 22,19 7,40J2P2 7,05 8,46 8,04 23,55 7,85J2P3 7,18 7,72 6,92 21,82 7,27J3P0 6,68 6,97 7,40 21,05 7,02J3P1 7,82 7,36 7,34 22,52 7,51J3P2 6,72 7,62 7,15 21,49 7,16J3P3 9,81 8,46 8,45 26,72 8,91
Total 84,73 78,61 84,88 248,22Ῡ = 6,90
Lampiran 12. Analisis ragam diameter pangkal batang tanaman cabai rawit umur 60HST pada berbagai perlakuan jarak tanam dan pupuk kandang.
SumberKeragaman
DB JK KT FhitF Tabel
0,05 0,01Ulangan 2 2,133 1,067 0,675 tn 3,44 5,72
J 2 12,222 6,111 3,865 * 3,44 5,72P 3 29,659 9,886 6,253 ** 3,05 4,82
J X P 6 7,855 1,309 0,828 tn 2,55 3,76Galat 22 34,786 1,581Total 35 86,654
KK = 18,24 %
Keterangan :
tn : tidak nyata
* : nyata
** : sangat nyata
40
Lampiran 13. Rata-rata jumlah cabang tanaman cabai rawit umur 30 HST padaberbagai perlakuan jarak tanam dan pupuk kandang (buah).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
J1P0 3 4 4 11,00 3,67J1P1 7 3 5 15,00 5,00J1P2 5 6 5 16,00 5,33J1P3 6 7 5 18,00 6,00J2P0 4 3 6 13,64 4,55J2P1 6 7 6 18,75 6,25J2P2 7 6 3 15,75 5,25J2P3 8 9 7 23,75 7,92J3P0 8 5 6 19,00 6,33J3P1 7 5 5 17,00 5,67J3P2 10 8 7 25,00 8,33J3P3 9 9 9 27,00 9,00
Total 79,72 72,42 67,75 219,89
Ῡ = 6,11
Lampiran 14. Analisis ragam jumlah cabang tanaman cabai rawit umur 30 HST padaberbagai perlakuan jarak tanam dan pupuk kandang.
SumberKeragaman
DB JK KT FhitF Tabel
0,05 0,01Ulangan 2 6,066 3,033 1,684 tn 3,44 5,72
J 2 32,914 16,457 9,140 ** 3,44 5,72P 3 37,693 12,564 6,978 ** 3,05 4,82
J X P 6 6,806 1,134 0,630 tn 2,55 3,76Galat 22 39,613 1,801Total 35 123,092
KK = 21,97 %
Keterangan :
tn : tidak nyata
** : sangat nyata
41
Lampiran 15. Rata-rata jumlah cabang tanaman cabai rawit umur 45 HST padaberbagai perlakuan jarak tanam dan pupuk kandang (buah).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
J1P0 11 13 14 38,00 12,67J1P1 14 9 8 31,00 10,33J1P2 14 13 15 42,00 14,00J1P3 15 11 12 38,00 12,67J2P0 15 16 12 43,00 14,33J2P1 12 9 15 36,00 12,00J2P2 10 15 11 36,00 12,00J2P3 19 19 16 54,00 18,00J3P0 10 9 11 30,00 10,00J3P1 14 14 11 39,00 13,00J3P2 16 14 10 40,00 13,33J3P3 18 16 18 52,00 17,33
Total 168,00 158,00 153,00 479,00
Ῡ = 13,31
Lampiran 16. Analisis ragam jumlah cabang tanaman cabai rawit umur 45 HST padaberbagai perlakuan jarak tanam dan pupuk kandang.
SumberKeragaman DB JK KT Fhit
F Tabel0,05 0,01
Ulangan 2 9,722 4,861 0,955 tn 3,44 5,72J 2 16,889 8,444 1,659 tn 3,44 5,72P 3 95,194 31,731 6,233 ** 3,05 4,82
J X P 6 69,833 11,639 2,286 tn 2,55 3,76Galat 22 112,000 5,091
Total 35 303,639
KK = 16,96 %
Keterangan :
tn : tidak nyata
** : sangat nyata
42
Lampiran 17. Rata-rata berat buah pertanaman cabai rawit pada berbagai perlakuanjarak tanam dan pupuk kandang (gr).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
J1P0 22 23 23 68,42 22,81J1P1 30 27 29 85,26 28,42J1P2 28 29 32 89,46 29,82J1P3 29 28 38 95,21 31,74J2P0 34 28 32 93,70 31,23J2P1 35 27 42 104,59 34,86J2P2 38 41 40 118,90 39,63J2P3 35 37 40 110,88 36,96J3P0 37 38 41 116,25 38,75J3P1 47 39 51 137,36 45,79J3P2 56 54 53 162,92 54,31J3P3 65 59 63 186,57 62,19
Total 456,17 429,11 484,21 1369,49Ῡ = 38,04
Lampiran 18. Analisis ragam berat buah pertanaman cabai rawit pada berbagaiperlakuan jarak tanam dan pupuk kandang.
SumberKeragaman
DB JK KT FhitF Tabel
0,05 0,01Ulangan 2 126,548 63,274 4,037 * 3,44 5,72
J 2 3021,639 1510,820 96,391 ** 3,44 5,72P 3 854,422 284,807 18,171 ** 3,05 4,82
J X P 6 198,373 33,062 2,109 tn 2,55 3,76Galat 22 344,824 15,674Total 35 4545,806
KK = 10,41 %
Keterangan :
tn : tidak nyata
** : sangat nyata
* : nyata
43
Lampiran 19. Rata-rata produksi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan jaraktanam dan pupuk kandang (ton ha-1).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
J1P0 1,90 1,98 1,65 5,53 1,84J1P1 2,27 2,56 2,88 7,70 2,57J1P2 2,50 2,12 3,06 7,68 2,56J1P3 2,09 3,18 3,05 8,31 2,77J2P0 2,96 3,53 3,20 9,69 3,23J2P1 2,98 3,35 3,96 10,29 3,43J2P2 3,38 3,41 3,45 10,23 3,41J2P3 3,75 3,45 3,77 10,97 3,65J3P0 3,86 3,43 3,90 11,19 3,73J3P1 4,15 3,95 4,15 12,25 4,08J3P2 4,01 4,78 5,10 13,89 4,63J3P3 5,20 4,88 5,40 15,48 5,16
Total 39,04 40,59 43,57 123,20Ῡ = 3,42
Lampiran 20. Analisis ragam produksi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuanjarak tanam dan pupuk kandang.
SumberKeragaman
DB JK KT FhitF Tabel
0,05 0,01Ulangan 2 0,882 0,441 3,178 tn 3,44 5,72
J 2 23,144 11,572 83,422 ** 3,44 5,72P 3 4,035 1,345 9,696 ** 3,05 4,82
J X P 6 0,384 0,064 0,461 tn 2,55 3,76Galat 22 3,052 0,139Total 35 31,497
KK = 10,88 %
Keterangan :
tn : tidak nyata
** : sangat nyata
BAGAN PERCOBAAN
Blok I Blok II Blok III
J1P1
J3P1
J2P0
J2P2
J1P3
J2P1
J1P2
J1P0
J2P3
J3P3
J3P0
J3P2
J3P3J3P3
J1P3
J1P1
J2P0
J1P0
J2P2J1P2
J3P0 J2P0
J2P1
J3P1
J1P2J1P1
J2P3
J1P0
J3P0
J3P2
J2P3
J2P1
J3P1
J2P2
J1P3
J3P2
Keterangan :
Jarak antar Plot = 30 cm
Jarak antar Ulangan = 50 cm
DOKUMENTASI
(Foto-foto Kegiatan)
Gambar 1.Penyiapan lahan danPenggalian Drainase.
Gambar 2.Pemberian Kapur
Dolomit
Gambar 3.Pemberian Pupuk
Kandang pada Plot
Gambar 4.Bibit Sudah siap
ditanam umur 30 Hst
Gambar 5.Buah cabai rawit yang telah
memenuhi kriteria panen
.
Gambar 6.Kawan penelitian sedangmemetik buah cabai rawit
saat Panen
Gambar 7.Melibatkan Rekan Mahasiswa dalam
pelaksanaan penelitian
Gambar 8.Proses pemanenan hasil penelitian
Gambar 9.Tumpukan cabai rawit hasil panen