1. Studi Kasus Pencitraan Sonogram Kelainan Organ Hepatobiliari Anjing (Canis Lupus)

6
Jurnal Kedokteran Hewan Deni Noviana, dkk ISSN : 1978-225X 81 STUDI KASUS PENCITRAAN SONOGRAM KELAINAN ORGAN HEPATOBILIARI ANJING (Canis lupus) Case Study Sonogram Interpretation of Hepatobiliary Organs Abnormalities of the Dogs (Canis lupus) Deni Noviana 1 , Budhy Jasa Widyananta 1 , I Wayan Widi Parnayoga 1 , dan Siti Zaenab 2 1 Bagian Bedah dan Radiologi Departemen Klinik Patologi dan Reproduksi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor 2 My Vets Animal Clinic Bukit Kemang, Jakarta Selatan E-mail: [email protected]; [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menginterpretasikan sonogram dengan kelainan organ hepatobiliari pada anjing. Pemeriksaan dilakukan pada 17 ekor anjing dengan menggunakan brightness mode dan color flow Doppler ultrasonografi. Berdasarkan hasil interpretasi pada sonogram, ditemukan 7 kasus abnormalitas hati dan 10 kasus abnormalitas kantung empedu. Abnormalitas yang ditemukan pada hati, terdiri atas tumor, hepatitis, dan kongesti hati. Kasus tumor hati ditandai dengan hepatomegali, tekstur hati tidak homogen, dan adanya massa pada parenkim hati. Sonogram kasus hepatitis ditunjukkan oleh adanya hepatomegali dan peningkatan aktivitas vaskularisasi hati. Sonogram kasus kongesti hati ditunjukkan oleh pembesaran diameter dan peningkatan echogenicity dinding pembuluh darah hati. Abnormalitas kantung empedu yang ditemukan antara lain cholecystitis, cholelithiasis dan mucocele. Penebalan dinding dengan atau tanpa edema merupakan citra yang ditemukan pada kasus cholecystitis. Sonogram kasus cholelithiasis menunjukkan adanya massa hyperechoic di dalam lumen kantung empedu disertai acoustic shadowing. Sonogram kasus mucocele menunjukkan adanya massa hypoechoic yang terdapat di dalam kantung empedu. ____________________________________________________________________________________________________________________ Kata kunci: anjing, ultrasonografi, hepatobiliari, abnormalitas ABSTRACT The purpose of this study was to interpret the sonogram of hepatobiliary organs abnormalities in dogs. Two dimensional Brightness- mode and color flow Doppler ultrasonography was used for the examination of 17 dogs. Based on those interpretations, 7 cases were hepatic abnormalities and 10 cases were gall bladder abnormalities. Abnormalities on hepatic were tumour, hepatitis, and hepatic congestion. Hepatic tumours were indicated by hepatomegaly, inhomogeneous of the hepatic texture, and masses in the hepatic parenchyma. Sonograms of hepatitis were showed by hepatomegaly and increased of hepatic vascularisation. Sonograms of hepatic congestion were showed by diameter enlargement and increased echogenicity of the hepatic blood vessels wall. Abnormalities on gall bladder were cholecystitis, cholelithiasis, and mucocele. Wall thickening with or without oedema were sonogram profiles in the cholecystitis cases. Sonograms of cholelithiasis were shown by hyperechoic mass in gallbladder lumen with acoustic shadowing. Sonograms of mucocele cases were showed by hypoechoic mass inside the gall bladder . ____________________________________________________________________________________________________________________ Key words: dog, ultrasonography, hepatobiliary, abnormalities PENDAHULUAN Sistem hepatobiliari merupakan suatu sistem organ yang terdiri atas dua organ utama yaitu hati dan kantung empedu. Hati merupakan organ terbesar kedua di dalam tubuh dan memiliki 1500 fungsi biokimia esensial. Organ hepatobiliari berperan penting dalam proses pencernaan makanan, metabolisme nutrisi, detoksikasi, dan sintesis substansi penting bagi tubuh (Rothuizen dan Meyer, 2000; Silva et al., 2010). Kelainan pada organ hepatobiliari cukup sering ditemukan pada anjing. Kelainan-kelainan tersebut dapat disebabkan oleh faktor eksternal maupun internal. Beberapa kelainan yang sering muncul diantaranya hepatitis, portosystemic shunts, kongesti vena porta, tumor primer, metastasis, malignant lymphoma, cholangitis, cholecystitis, dan cholelithiasis (Twedt dan Meyer, 2001; Sharon, 2009). Seiring dengan kemajuan teknologi, metode dalam mendiagnosis kelainan pada organ hepatobiliari menjadi lebih canggih sehingga pelaksanaan diagnosis menjadi lebih mudah dan akurat. Salah satu teknik diagnosis yang sering digunakan untuk mendeteksi kelainan pada organ hepatobiliari adalah ultrasonografi (Cruz- Arambulo dan Wrigley, 2003; Gaschen, 2009). Ultrasonografi (USG) merupakan teknik diagnosis non- invasive yang mampu memberikan gambaran detail mengenai struktur hati dan kantung empedu termasuk vaskularisasi sehingga dapat digunakan untuk mengetahui adanya berbagai jenis kelainan yang terjadi pada organ hepatobiliari anjing. Ultrasonografi dapat digunakan untuk mengevaluasi jaringan parenkim hati sehingga sangat berguna dalam membedakan kelainan fokal dengan kelainan difus (Gaschen, 2009; Kumar et al., 2012). Kombinasi USG dan pemeriksaan sitologi dengan teknik pengambilan biopsi menggunakan aspirasi jarum yang dipandu oleh USG akan semakin meningkatkan ketajaman diagnosis penyakit hati sekaligus memperkirakan prognosisnya (Guillot et al., 2009). Penggunaan color flow Doppler USG dapat memberikan gambaran mengenai lokasi buluh darah maupun kecepatan dan arah aliran darah sehingga sangat berguna dalam mengevaluasi vaskularisasi organ hepatobiliari (Molazem et al., 2007; Bhandal et al., 2009).

description

aaaaaaaaaa

Transcript of 1. Studi Kasus Pencitraan Sonogram Kelainan Organ Hepatobiliari Anjing (Canis Lupus)

  • Jurnal Kedokteran Hewan Deni Noviana, dkk

    ISSN : 1978-225X

    81

    STUDI KASUS PENCITRAAN SONOGRAM KELAINAN ORGAN

    HEPATOBILIARI ANJING (Canis lupus)

    Case Study Sonogram Interpretation of Hepatobiliary Organs Abnormalities of the Dogs

    (Canis lupus)

    Deni Noviana

    1, Budhy Jasa Widyananta

    1, I Wayan Widi Parnayoga

    1, dan Siti Zaenab

    2

    1Bagian Bedah dan Radiologi Departemen Klinik Patologi dan Reproduksi Fakultas Kedokteran Hewan

    Institut Pertanian Bogor, Bogor 2My Vets Animal Clinic Bukit Kemang, Jakarta Selatan

    E-mail: [email protected]; [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan menginterpretasikan sonogram dengan kelainan organ hepatobiliari pada anjing. Pemeriksaan dilakukan pada 17

    ekor anjing dengan menggunakan brightness mode dan color flow Doppler ultrasonografi. Berdasarkan hasil interpretasi pada sonogram,

    ditemukan 7 kasus abnormalitas hati dan 10 kasus abnormalitas kantung empedu. Abnormalitas yang ditemukan pada hati, terdiri atas tumor, hepatitis, dan kongesti hati. Kasus tumor hati ditandai dengan hepatomegali, tekstur hati tidak homogen, dan adanya massa pada parenkim

    hati. Sonogram kasus hepatitis ditunjukkan oleh adanya hepatomegali dan peningkatan aktivitas vaskularisasi hati. Sonogram kasus kongesti

    hati ditunjukkan oleh pembesaran diameter dan peningkatan echogenicity dinding pembuluh darah hati. Abnormalitas kantung empedu yang ditemukan antara lain cholecystitis, cholelithiasis dan mucocele. Penebalan dinding dengan atau tanpa edema merupakan citra yang

    ditemukan pada kasus cholecystitis. Sonogram kasus cholelithiasis menunjukkan adanya massa hyperechoic di dalam lumen kantung

    empedu disertai acoustic shadowing. Sonogram kasus mucocele menunjukkan adanya massa hypoechoic yang terdapat di dalam kantung empedu.

    ____________________________________________________________________________________________________________________ Kata kunci: anjing, ultrasonografi, hepatobiliari, abnormalitas

    ABSTRACT

    The purpose of this study was to interpret the sonogram of hepatobiliary organs abnormalities in dogs. Two dimensional Brightness-

    mode and color flow Doppler ultrasonography was used for the examination of 17 dogs. Based on those interpretations, 7 cases were hepatic

    abnormalities and 10 cases were gall bladder abnormalities. Abnormalities on hepatic were tumour, hepatitis, and hepatic congestion.

    Hepatic tumours were indicated by hepatomegaly, inhomogeneous of the hepatic texture, and masses in the hepatic parenchyma. Sonograms of hepatitis were showed by hepatomegaly and increased of hepatic vascularisation. Sonograms of hepatic congestion were showe d by

    diameter enlargement and increased echogenicity of the hepatic blood vessels wall. Abnormalities on gall bladder were cholecystitis,

    cholelithiasis, and mucocele. Wall thickening with or without oedema were sonogram profiles in the cholecystitis cases. Sonograms of cholelithiasis were shown by hyperechoic mass in gallbladder lumen with acoustic shadowing. Sonograms of mucocele cases were showed

    by hypoechoic mass inside the gall bladder.

    ____________________________________________________________________________________________________________________ Key words: dog, ultrasonography, hepatobiliary, abnormalities

    PENDAHULUAN

    Sistem hepatobiliari merupakan suatu sistem organ

    yang terdiri atas dua organ utama yaitu hati dan kantung

    empedu. Hati merupakan organ terbesar kedua di dalam

    tubuh dan memiliki 1500 fungsi biokimia esensial.

    Organ hepatobiliari berperan penting dalam proses

    pencernaan makanan, metabolisme nutrisi, detoksikasi,

    dan sintesis substansi penting bagi tubuh (Rothuizen dan

    Meyer, 2000; Silva et al., 2010). Kelainan pada organ

    hepatobiliari cukup sering ditemukan pada anjing.

    Kelainan-kelainan tersebut dapat disebabkan oleh faktor

    eksternal maupun internal. Beberapa kelainan yang

    sering muncul diantaranya hepatitis, portosystemic

    shunts, kongesti vena porta, tumor primer, metastasis,

    malignant lymphoma, cholangitis, cholecystitis, dan

    cholelithiasis (Twedt dan Meyer, 2001; Sharon, 2009).

    Seiring dengan kemajuan teknologi, metode dalam

    mendiagnosis kelainan pada organ hepatobiliari menjadi

    lebih canggih sehingga pelaksanaan diagnosis menjadi

    lebih mudah dan akurat. Salah satu teknik diagnosis

    yang sering digunakan untuk mendeteksi kelainan pada

    organ hepatobiliari adalah ultrasonografi (Cruz-

    Arambulo dan Wrigley, 2003; Gaschen, 2009).

    Ultrasonografi (USG) merupakan teknik diagnosis non-

    invasive yang mampu memberikan gambaran detail

    mengenai struktur hati dan kantung empedu termasuk

    vaskularisasi sehingga dapat digunakan untuk

    mengetahui adanya berbagai jenis kelainan yang terjadi

    pada organ hepatobiliari anjing. Ultrasonografi dapat

    digunakan untuk mengevaluasi jaringan parenkim hati

    sehingga sangat berguna dalam membedakan kelainan

    fokal dengan kelainan difus (Gaschen, 2009; Kumar et

    al., 2012). Kombinasi USG dan pemeriksaan sitologi

    dengan teknik pengambilan biopsi menggunakan aspirasi

    jarum yang dipandu oleh USG akan semakin

    meningkatkan ketajaman diagnosis penyakit hati

    sekaligus memperkirakan prognosisnya (Guillot et al.,

    2009). Penggunaan color flow Doppler USG dapat

    memberikan gambaran mengenai lokasi buluh darah

    maupun kecepatan dan arah aliran darah sehingga sangat

    berguna dalam mengevaluasi vaskularisasi organ

    hepatobiliari (Molazem et al., 2007; Bhandal et al.,

    2009).

  • Jurnal Kedokteran Hewan Vol. 7 No. 2, September 2013

    82

    MATERI DAN METODE

    Penelitian ini dilakukan di My Vets Animal Clinic

    Kemang dan Laboratorium Bagian Bedah dan

    Radiologi Departemen Klinik, Reproduksi, dan

    Patologi Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian

    Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-

    Oktober 2011. Alat-alat yang digunakan antara lain

    mesin USG dua dimensi tipe stasioner (Sonoscape SSI-

    1000) dengan probe tipe linear dan convex, acoustic

    coupling gel sebagai media penghantar gelombang

    ultrasound, flashdisk yang akan digunakan untuk

    menyimpan data, kamera digital untuk dokumentasi,

    alat cukur, gunting, dan tisu. Hewan yang digunakan

    pada penelitian ini adalah anjing yang didiagnosis

    mengalami kelainan pada organ sistem hepatobiliari.

    Persiapan Hewan

    Tahapan pertama yang dilakukan adalah

    mendapatkan anamnesa serta pemeriksaan fisik terhadap

    anjing-anjing yang akan digunakan. Jika ditemukan

    gejala klinis yang menunjukkan adanya kelainan pada

    organ hepatobiliari maka dilakukan proses selanjutnya

    yaitu pemindaian menggunakan USG. Untuk

    mendapatkan hasil sonogram yang lebih baik maka

    dilakukan pencukuran rambut terlebih dahulu.

    Pencukuran rambut dilakukan pada seluruh bagian

    kranial abdomen antara xiphisternum sampai umbilikus

    dan juga termasuk satu atau dua intercostae terakhir

    pada teknik pemeriksaan USG (dAnjou, 2008; Noviana et al., 2011). Acoustic cupling gel dioleskan pada daerah

    yang telah dicukur bertujuan meningkatkan kontak

    transduser dengan permukaan kulit. Penggunaan gel

    harus sesuai karena penggunaan gel yang berlebihan

    dapat menyebabkan artefak yang dapat mengganggu

    pengamatan.

    Proses Pemindaian Pemindaian dilakukan pada ruangan yang tenang,

    tanpa gangguan, dan pencahayaan yang tidak terlalu

    terang. Alat diletakkan sedemikian rupa sehingga

    operator dapat melihat monitor dengan baik tanpa

    mengganggu pergerakan dalam memindai. Alat USG

    diatur agar memiliki frekuensi yang sesuai yaitu 5-7

    MHz untuk anjing sedang atau 3-5 MHz untuk anjing

    besar. Penyesuaian nilai gain dan titik fokus dilakukan

    setiap saat untuk mendapatkan visualisasi yang

    optimal. Transducer dilapisi dengan gel akustik sebagai

    media yang meningkatkan penetrasi ultrasound pada

    kulit. Pemeriksaan dilakukan dengan posisi hewan

    berbaring dorsal, berbaring kiri, atau berbaring kanan.

    Tranducer diposisikan tepat di kaudal xiphisternum

    dengan bidang pindaian diarahkan dorsokranial sampai

    gambaran hati tercitrakan dengan optimal. Pemindaian

    dilakukan dari sisi kiri ke kanan, dari sisi ventral ke

    dorsal sehingga pemeriksaan keseluruhan bagian hati

    dapat dipenuhi. Jika terjadi pembesaran hati, maka

    sebaiknya transducer diposisikan lebih jauh ke kaudal

    mendekati umbilicus untuk memastikan keseluruhan

    hati dapat teramati. Pada anjing kecil proses

    pemindaian hati dilakukan secara tranversal atau sagital

    dengan pendekatan subcostae sedangkan pada anjing

    besar proses pemindaian dilakukan melalui intercostae.

    Pemeriksaan kantung empedu dilakukan dengan

    pemindaian hati di sebelah kanan dari linea alba

    (dAnjou, 2008; Noviana et al., 2011).

    Interpretasi Sonogram

    Interpretasi terhadap sonogram dilakukan pada saat

    yang sama dengan pemindaian (real time). Pengamatan

    dilakukan terhadap sonogram dengan memperhatikan

    adanya perubahan ukuran, perubahan bentuk,

    perubahan posisi, perubahan marginasi, dan

    echogenicity kemudian dibandingkan dengan gambaran

    sonogram normal (Noviana et al., 2011).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pemeriksaan USG dilakukan terhadap 17 ekor

    anjing dengan kasus kelainan organ hepatobiliari.

    Berdasarkan interpretasi tersebut didapatkan 7 kasus

    kelainan pada hati dan 10 kasus kelainan pada kantung

    empedu.

    Kelainan Pada Hati

    Kelainan yang ditemukan pada hati berupa tumor,

    hepatitis, dan kongesti disajikan pada Tabel 1.

    Kasus tumor

    Pada sonogram kasus 1 (Gambar 1A) terlihat lobus

    kanan dan tengah memiliki tekstur yang tidak homogen

    dengan echogenicity berupa mixed hypo-hyperechoic.

    Selain itu, terlihat adanya massa multinodulus

    berbentuk bulat dengan ukuran bervariasi yang

    Tabel 1. Kasus-kasus kelainan yang didapat pada hati

    Kasus Signalement

    Nama/ras/umur Interpretasi USG Diagnosis USG

    1 Bubu/Dalmatian/9 tahun Hepatomegali, massa multinodulus, tekstur tidak homogen Tumor Hati

    2 Chubby/Shih Tzu/8 tahun Hepatomegali, massa pada parenkim, tekstur tidak

    homogen

    Tumor hati

    3 Joy/Cocker spaniel/9 tahun Hepatomegali asimetris, massa multinodulus, tekstur tidak

    homogen

    Tumor hati

    4 Zigi/Mix Labrador/12 tahun Hepatomegali, massa multinodulus, tekstur tidak homogen Tumor hati

    5 Chibby/Cocker spaniel/5 tahun Hepatomegali, pembuluh darah aktif Hepatitis

    6 Bobby/Dacshund/15 tahun Hepatomegali, distensi dan peningkatan echogenicity

    dinding vena hepatika menjadi lebih hyperechoic

    Kongesti hati,

    hepatitis

    7 Whisky/Golden retriever/7 tahun Distensi vena porta dan vena hepatika Kongesti hati

  • Jurnal Kedokteran Hewan Deni Noviana, dkk

    83

    menyebar di bagian lobus kanan dan tengah. Di bagian

    kaudal lobus tengah terdapat suatu massa berbentuk

    bulat dengan permukaan yang tidak rata dan terlihat

    hypoechoic. Massa tersebut memiliki diameter 4,5-5,5

    cm. Pemeriksaan dengan menggunakan color Doppler

    menunjukkan bahwa massa tersebut adalah jaringan

    lunak dengan vaskularisasi sangat aktif. Secara

    keseluruhan ukuran hati mengalami pembesaran.

    Hasil interpretasi dari tekstur parenkim hati yang

    memiliki echogenicity mixed hypo-hyperechoic dan

    perbesaran ukuran hati secara menyeluruh merupakan

    tanda dari kasus limfoma atau metastasis tumor

    sedangkan massa di bagian kaudal lobus tengah yang

    memiliki echogenicity hypoechoic dapat didiagnosis

    sebagai kasus limfoma, metastasis, primary hepatic

    neoplasia, atau hematoma. Jika hasil interpretasi dari

    dua bagian tersebut digabungkan maka dapat

    disimpulkan bahwa jenis tumor pada kasus 1 adalah

    limfoma (dAnjou, 2008). Menurut Mannion (2006), sonogram pada kasus limfoma hati akan menunjukkan

    peningkatan echogenicity parenkim hati secara

    menyeluruh disertai dengan perbesaran ukuran hati.

    Kealy et al. (2011) menyatakan bahwa sonogram kasus

    limfoma hati dapat menunjukkan penurunan

    echogenicity parenkim hati secara menyeluruh pada

    kondisi benign limfoma. Peningkatan echogenicity

    parenkim secara menyeluruh akan terlihat pada

    keadaan malignant limfoma.

    Pada sonogram kasus 2 terlihat tekstur lobus

    kanan, kiri, dan tengah homogen dengan echogenicity

    mixed hypo-hyperechoic. Pada lobus tengah dan kiri

    ditemukan massa berbentuk elips dengan echogenicity

    mixed an-hypoechoic. Massa I memiliki ukuran 5,0x2,3

    cm sedangkan massa II memiliki ukuran 4,5x3,7 cm

    dengan echogenicity yang an-hypoechoic. Batas

    marginasi kedua massa tersebut terlihat dengan jelas.

    Pemeriksaan dengan menggunakan color Doppler

    menunjukkan vaskularisasi pada kedua massa tersebut

    sangat aktif. Ukuran hati mengalami pembesaran

    menyeluruh.

    Pada kasus 2 terdapat 2 massa yang menempel pada

    hati. Massa I dan II memiliki echogenicity mixed an-

    hypoechoic. Menurut dAnjou (2008), keberadaan suatu massa pada hati dengan echogenicity mixed dapat

    didiagnosis sebagai nodular hiperplasia, neoplasia

    primer, metastasis, dan hematoma. Dari diagnosis

    kedua massa tersebut dapat disimpulkan bahwa tumor

    pada kasus 2 merupakan neoplasia primer.

    Pada sonogram kasus 3 terlihat tekstur lobus kanan,

    kiri, dan tengah tidak homogen dan terdapat bentukan

    massa multinodulus dengan echogenicity mixed (an-

    hypo-hyperechoic). Ukuran nodul bervariasi dengan

    diameter rata-rata 1 cm. Ukuran hati terkesan

    membesar dengan bentuk asimetris. Menurut dAnjou (2008), adanya massa multinodulus dengan mixed

    echogenicity dapat didiagnosis sebagai nodular

    hiperplasia, neoplasia primer, metastasis, atau

    hematoma sedangkan pembesaran hati dengan bentuk

    asimetris dapat didiagnosis sebagai neoplasia primer,

    metastasis, granuloma, trombosis, atau hematoma. Jika

    diambil irisan dari diferensial diagnosis dari kedua

    interpretasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa jenis

    tumor pada kasus 3 adalah neoplasia primer.

    Pada sonogram kasus 4 terlihat tekstur lobus kanan,

    kiri, dan tengah tidak homogen. Terdapat multinodulus

    hypoechoic dengan ukuran bervariasi pada lobus hati.

    Di bagian kaudal hati ditemukan massa hypoechoic

    berbentuk bulat, berdiameter sekitar 2 cm, dan

    memiliki batas kapsula yang jelas. Menurut dAnjou (2008), terbentuknya multinodulus dan massa

    hypoechoic pada lobus hati memiliki beberapa

    diferensial diagnosis, yaitu nodular hiperplasia,

    metastasis, limfoma, hepatik neoplasia, atau hematoma.

    Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada

    abdomen ditemukan kondisi yang menunjukkan

    keberadaan tumor primer pada limpa sehingga

    disimpulkan bahwa jenis tumor pada kasus 4

    merupakan metastasis dari tumor yang ada pada limpa.

    Kasus hepatitis

    Kasus hepatitis ditemukan pada kasus 5 dan 6. Hasil

    sonogram dari kedua kasus tersebut menunjukkan

    adanya pembesaran ukuran hati dan meningkatnya aliran

    pembuluh darah. Menurut dAnjou (2008), gambaran sonogram hepatitis ditandai dengan perubahan

    echogenicity parenkim hati menjadi mixed hypo-

    hyperecoic, diffuse hypoechoic (hepatitis akut) atau

    diffuse hyperechoic (hepatitis kronis). Pada sonogram

    kasus hepatitis juga ditandai dengan pembesaran ukuran

    hati secara menyeluruh dengan batas yang halus.

    Pada kasus 5, sonogram menunjukkan tekstur

    parenkim hati homogen hypoechoic dengan kesan

    ukuran hati membesar (Gambar 1B). Pemeriksaan color

    Doppler menunjukkan aliran darah di dalam pembuluh

    darah pada hati sangat aktif sedangkan pada kasus 6,

    kasus hepatitis disertai dengan kondisi kongesti vena

    hepatika. Sonogram pada kasus hepatitis umumnya

    menunjukkan adanya pembesaran ukuran hati secara

    menyeluruh dan perubahan echogenicity dari parenkim

    hati. Hepatitis akut dapat dibedakan dengan hepatitis

    kronis melalui pemeriksaan ultrasonografi. Sonogram

    pada kasus hepatitis akut menunjukkan perubahan

    echogenicity parenkim hati menjadi lebih hypoechoic,

    sedangkan sonogram pada kasus hepatitis kronis akan

    memperlihatkan parenkim hati menjadi lebih

    hyperechoic. Hepatitis kronis biasanya tidak

    menyebabkan pembesaran ukuran hati meskipun terjadi

    infiltrasi neoplastik dalam jumlah besar (dAnjou 2008).

    Kasus kongesti hati

    Kongesti hati ditemukan pada kasus 6 dan 7. Hasil

    sonogram dari kedua kasus tersebut menunjukkan

    pelebaran diameter (distensi) dari pembuluh darah yang

    ada di hati. Menurut dAnjou (2008), kongesti pembuluh darah di hati ditandai dengan membesarnya

    ukuran pembuluh darah, meningkatnya echogenicity

    dinding buluh darah, dan disertai pembesaran hati

    (hepatomegali). Perubahan pada vaskularisasi hati lebih

    sering diakibatkan efek sekunder dari kelainan lain

    (Mannion, 2006).

  • Jurnal Kedokteran Hewan Vol. 7 No. 2, September 2013

    84

    Pada kasus 6, kongesti terjadi pada vena hepatika.

    Pada sonogram terlihat echogenicity dinding vena

    hepatika meningkat menjadi lebih hyperechoic. Selain

    itu terlihat ukuran vena hepatika membesar (distensi)

    terutama bagian yang akan menuju vena kava kaudalis

    sedangkan pada kasus 7 kongesti terjadi pada vena

    hepatika sekaligus vena porta. Pada sonogram terlihat

    adanya pembesaran diameter vena porta dan vena

    hepatika (Gambar 1C).

    Kelainan pada Kantung Empedu

    Kelainan yang ditemukan pada kantung empedu

    berupa cholecystitis, cholelithiasis, mucocele, dan

    dilatasi disajikan pada Tabel 2.

    Kasus cholecystitis

    Kasus cholecystitis ditemukan pada kasus 1, 2, 3, 4,

    5, dan 6. Pada kasus 2, 5, dan 6, terlihat dinding

    kantung empedu mengalami penebalan (hyperechoic)

    tanpa disertai dengan edema. Penebalan dinding

    kantung empedu tersebut merupakan salah satu tanda

    bahwa kantung empedu mengalami peradangan.

    Perubahan kantung empedu yang diikuti oleh

    pembesaran dari common bile duct berkorelasi

    langsung dengan kejadian hepatitis (Kemp et al., 2013).

    Pada kasus 1 dan 3, penebalan dinding kantung

    empedu disertai dengan edema (Gambar 2A). Hal ini

    terlihat pada sonogram berupa dua garis hyperechoic

    yang dipisahkan oleh suatu garis hypoechoic. Garis

    hypoechoic yang berada di antara garis hyperechoic

    tersebut merupakan edema yang muncul akibat

    peradangan (Aissi dan Slimani, 2009) sedangkan pada

    kasus 4, penebalan dinding kantung empedu hanya

    terjadi pada bagian muara dekat duktus sistikus. Hal ini

    menunjukkan bahwa peradangan yang terjadi bersifat

    ascenden dengan sumber infeksi berasal dari saluran

    pencernaan.

    Kasus cholelithiasis

    Cholelithiasis ditemukan pada satu ekor anjing

    Chow chow berumur 9 tahun. Hasil sonogram pada

    kasus tersebut menunjukkan adanya massa hyperechoic

    yang menggumpal di dalam lumen kantung empedu

    (Gambar 2B). Newel dan Graham (2002) menyatakan,

    suatu massa atau struktur yang bersifat hyperechoic di

    dalam kantung empedu dengan atau tanpa acoustic

    shadowing merupakan cholelith. Cholelith dapat

    berukuran sangat kecil seperti pasir atau sangat besar

    dan tunggal. Cholelith dapat berada di bagian kantung

    empedu maupun di saluran empedu.

    Cholelithiasis ditandai dengan penumpukan massa

    yang mengeras hingga membentuk kalkuli atau batu di

    dalam kantung empedu. Batu empedu dapat dengan

    mudah terdeteksi menggunakan ultrasonografi. Pada

    sonogram akan terlihat suatu struktur hyperechoic dan

    di bagian posterior akan terbentuk acoustic shadowing.

    Kalkuli yang berada di dalam buluh empedu sulit

    terdeteksi karena ukurannya yang kecil dan adanya

    gangguan dari gas yang berada di usus (Nyland et al.,

    2002).

    bl

    Gambar 1. (A) Sonogram hati pada kasus tumor 1; (B) Sonogram hati pada kasus hepatitis 5; (C) Sonogram hati pada kasus

    kongesti 7.

    Tabel 2. Kasus-kasus kelainan yang didapat pada kantung empedu

    Kasus Signalement

    Nama/ras/umur Interpretasi USG Diagnosis USG

    1 Britney/Golden retriever/ Penebalan dinding, endapan di lumen Cholecystitis, mucocele

    2 Stanley/Mixed/12 tahun Penebalan dinding, endapan di lumen Cholecystitis, mucocele

    3 Funny/Mixed/5 tahun Penebalan dinding Cholecystitis

    4 Mochi/Pom/5 tahun Penebalan dinding Cholecystitis

    5 Bear/Chow chow/9 tahun Penebalan dinding, massa (hyperechoic) di

    lumen

    Cholecystitis,

    Cholelithiasis

    6 Baby/GR/1 tahun Penebalan dinding, endapan di lumen Cholecystitis, mucocele

    7 Boncel/Dachshund/8 tahun Endapan di lumen Mucocele

    8 Momo/Mix/15 tahun Endapan di lumen Mucocele

    9 Mushu/Shih tzu/8 tahun Endapan di lumen Mucocele

    10 Morgan/Mini snautzer/12 tahun Pembesaran lumen, endapan di lumen Mucocele,distensi

    kantung empedu

  • Jurnal Kedokteran Hewan Deni Noviana, dkk

    85

    Kasus mucocele Kasus mucocele ditemukan pada kasus 1, 2, 6, 7, 8,

    9, dan 10. Hasil sonogram dari kasus ini menunjukkan

    adanya suatu bentukan massa hypoechoic di dalam

    kantung empedu. Mucocele merupakan suatu massa

    hypoechoic yang berasal dari kumpulan endapan cairan

    empedu (biliary sludge) yang mengendap pada kantung

    empedu (Newel dan Graham, 2002), dan merupakan

    kelainan yang paling sering ditemukan pada anjing

    (Aguirre et al., 2007).

    Pada kasus 1, mucocele yang terbentuk belum terlihat

    jelas. Pada sonogram hanya terlihat peningkatan

    echogenicity cairan di dalam lumen menjadi lebih

    hypoechoic. Pada kasus 6, 7, 8, dan 9 mucocele yang

    terbentuk di lumen kantung empedu dapat terlihat jelas

    sedangkan pada kasus 10 (Gambar 2C), mucocele

    terlihat memenuhi lumen kantung empedu sehingga

    menyebabkan distensi kantung empedu.

    Mucocele dapat dibedakan dengan endapan cairan

    empedu (biliary sludge) maupun debris meskipun

    memiliki echogenisitas yang hampir sama. Mucocele

    tidak terpengaruh oleh gravitasi sehingga saat

    dilakukan pemeriksaan melalui USG maka mucocele

    tidak akan bergerak sama sekali (Worley et al., 2004),

    sedangkan debris akan terpengaruh oleh gravitasi

    sehingga posisi dan bentuknya akan berubah saat

    hewan direposisi. Mucocele pada kantung empedu

    biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat

    pemeriksaan karena kasus mucocele tidak

    menunjukkan gejala klinis yang signifikan. Mucocele

    dapat menyebabkan peritonitis lokal dan ruptur kantung

    empedu (Kealy et al., 2011).

    KESIMPULAN

    Secara umum gambaran sonogram yang dapat

    terlihat pada kasus tumor adalah hepatomegali, tekstur

    hati yang tidak homogen, dan adanya massa pada

    parenkim hati. Kasus hepatitis menunjukkan kondisi

    hepatomegali dan meningkatnya aktivitas pembuluh

    darah hati. Sonogram kasus kongesti hati menunjukkan

    perbesaran diameter dan meningkatnya echogenicity

    dinding pembuluh darah pada hati. Sonogram kasus

    cholecystitis dicirikan dengan penebalan dinding

    kantung empedu tanpa atau disertai edema. Kasus

    cholelithiasis ditandai dengan adanya bentukan massa

    hyperechoic di dalam kantung empedu yang disertai

    dengan acoustic shadowing. Sonogram kasus mucocele

    menunjukkan adanya suatu bentukan massa hypoechoic

    di dalam kantung empedu.

    DAFTAR PUSTAKA

    Aguirre, A.L., S.A. Center, J.F. Randolph, A.E. Yeager, A.M. Keegan, H.J. Harvey, and H.N. Erb. 2007. Gallbladder disease in

    Shetland sheepdags: 38 cases (1995-2005). J. Am. Vet. Med.

    Assoc. 231(1):79-88. Aissi, A. and C. Slimani. 2009. Ultrasound diagnosis of cholecystitis

    in a dog (A case report). Global Veterinaria 3(6):514-515.

    Bhandal, J., L.L. Head, D.A. Francis, R.A. Foster, and A. Berrington. 2009. Use of color flow doppler ultrasonography to diagnose a

    bleeding neuroendocrine tumor in the gallbladder of a dog.

    JAVMA. 235(11):1326-1329. Cruz-Arambulo, R. and R. Wrigley. 2003. Ultrasonography of the

    acute abdomen. Clin. Tech. Small Anim. Pract. 18(1):20-31.

    dAnjou, A.M. 2008. Liver. In Atlas of Small Animal Ultrasonography. Pennick, D. and A.M. d`Anjou (Eds.).

    Blackwell Publishing Ltd., Oxford.

    Gaschen, L. 2009. Update on hepatobiliary imaging. Vet. Clin.

    North Am. Small Anim. Pract. 39(3):439-467.

    Guillot, M., M.A. Danjou, K. Alexander, C. Bdard, M. Desnoyers, G. Beauregard, and J.R. Del Castillo JR. 2009. Can sonographic finding predict the result of liver aspirates in dogs with suspected

    liver disease? Vet. Radiol. Ultrasound (5):513-518.

    Kealy, J.K., H. McAllister, and J.P. Graham. 2011. Diagnostic Radiology and Ultrasonography of the Dog and Cat. 5th ed.

    Saunders Elsevier, Missouri.

    Kemp, S.D., D.L. Panciera, M.M. Larson, G.K. Saunders, and S.R. Werre. 2013. A Comparison of hepatic sonographic features and

    hispathologic diagnosis in canine liver disease : 138 cases. J.

    Vet. Intern. Med. May 6.doi:10.III/JVIM.12091. Kumar, V., A. Kumar, A.C. Varshney, S.P. Tyagi, M.S. Kanwar, and

    S.K. Sharma. 2012. Diagnostic imaging of canine hepatobiliary

    affections: A review. Vet. Med. Int. 24(6):254-258. Mannion, P. 2006. The liver and Spleen. In Diagnostic Ultrasound

    in Small Animal Practice. Mannion, P. (Ed.). Blackwell

    Publishing, Oxford. Molazem, M., A. Vajhi, S. Soroori, A. Veshkini, M. Masoudifard,

    and S. Pedram. 2007. Three-dimensional color doppler

    ultrasonography study of normal liver vascular pattern in dog. IJVS. 2(3):49-58.

    Newel, S.M. and J.P. Graham. 2002. The Liver and Spleen. In

    Textbook of Veterinary Diagnostic Radiology. 4th ed. W.B. Saunders, Philadelphia.

    Gambar 2. (A) Sonogram kantung empedu pada kasus cholecystitis 1; (B) Sonogram kantung empedu pada kasus cholelithiasis

    5; (C) Sonogram kantung empedu pada kasus mucocele 10.

  • Jurnal Kedokteran Hewan Vol. 7 No. 2, September 2013

    86

    Noviana, D., S.H. Aliambar, M.F. Ulum, dan R. Siswandi. 2011.

    Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil. IPB Press, Bogor.

    Nyland, T.G., J.S. Mattoon, E.J. Herrgesell, and E.R. Wisner. 2002.

    Liver and Spleen. In Small Animal Diagnostic Ultrasound. Nyland, T.G. and J.S. Mattoon (Eds.). 2nd ed. W.B. Saunders,

    Philadelphia.

    Rothuizen, J. and H.P. Meyer. 2000. History, Physical Examination, and Signs of Liver Disease. In Textbook of Veterinary Internal

    Medicine. Ettinger, S.J. and E.C. Feldman (Eds.). 4th ed. W.B.

    Saunders, Philadelphia.

    Sharon, A.C. 2009. Diseases of the gallbladder and billiary tree. Vet.

    Clin. North Am. Small Anim. Pract. 39(3):543-598. Silva, S., C.A. Wyse, M.R. Goodfellow, P.S. Yam, T. Preston, K.

    Papasouliotis, and E.J. Hall. 2010. Assessment of liver function in

    dogs using the 13c-galactose breath test. Vet. J. 185(2):152-156. Twedt, D.C. and H.P. Meyer. 2001. Liver Disease. In Veterinary

    Internal Medicine. Ettinger, S.J. and E.C. Feldman (Eds.). 4th

    ed. W.B. Saunders, Philadelphia. Worley, D.R., H.A. Hottinger, and H.J. Lawrence. 2004. Surgical

    management of gall-bladder mucoceles in dogs:22 cases (19992003). J. Am. Vet. Med. Assoc. 225(9):1418-1422.