lupus erythematosus.docx
-
Upload
muhammad-nabil -
Category
Documents
-
view
240 -
download
0
Transcript of lupus erythematosus.docx
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
1/22
BAB 1
PENDAHULUAN
Faktor imun dalam tubuh memiliki peran sangat penting. Terdapat beberapa
penyakit yang disebabkan gangguan atau kelainan pada sistem imun antara lain lupus
eritematosus. Penyakit lupus eritematosus merupakan penyakit sistemik autoimun
yang bersifat kronis yang melibatkan multiorgan, seperti pada kulit, sistem saraf,
ginjal, gastrointestinal, mata, juga rongga mulut.
Etiologi lupus belum bisa dipastikan tetapi terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskannya, dan semua teori tersebut memiliki patogenesis yang sama.
Manifestasi klinis dan prognosis lupus bervariasi dari ringan sampai berat.
Manifestasi lupus eritematosus pada rongga mulut dapat berupa lesi yang
spesifik seperti ulser atau erosi pada bukal atau palatum, dan lesi seperti lichen
planus. Lesi yang tidak spesifik seperti herpes simpleks labialis, lesi prakanker
leukoplakia, atau kandidiasis. Lesi pada rongga mulut biasanya dipicu oleh
penggunaan obat kortikosteroid.
okter gigi hendaknya tidak hanya memeriksa keadaan gigi pasien saja tetapi
juga memperhatikan keadaan mukosa dalam rongga mulut. Manifestasi pada rongga
mulut yang berupa ulser bisa menjadi deteksi a!al penderita lupus. "leh karenanya
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
2/22
sebagai dokter gigi diharapkan terus menambah !a!asan mengenai berbagai
kelainan#penyakit sistemik dan manifestasinya dalam rongga mulut serta
penatalaksanaannya di bidang $edokteran %igi.
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
3/22
BAB II
SISTEMIK LUPUS ERYTHEMATOSUS
&. Definisi
Lupus berasal dari bahasa latin yang berarti anjing hutan atau serigala,
sedangkan erythematosus dalam bahasa 'unani berarti kemerah(merahan. )stilah
lupus erythematosus pernah digunakan pada *aman 'unani kuno untuk menyatakan
suatu penyakit kulit kemerahan di sekitar pipi yang disebabkan oleh gigitan anjing
hutan. +
Lupus erythematosus LE- terdiri dari Systemic Lupus Erythematosus LE-
dan Discoid Lupus Erythematosus LE-. /erbeda dengan LE yang hanya akan
menunjukkan manifestasi pada kulit, LE merupakan tipe LE yang juga dapat
menunjukkan manifestasi pada organ tertentu selain pada kulit.0+ Menurut para ahli
reumatologi )ndonesia, LE adalah penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan
adanya autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun,
dan.1
disregulasi sistem imun, sehingga terjadi kerusakan pada beberapa organ
tubuh. Perjalanan penyakit LE bersifat eksaserbasi yang diselingi periode sembuh.
Pada setiap penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang berbeda.
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
4/22
/eratnya penyakit LE dapat bervariasi, mulai dari penyakit yang ringan sampai
penyakit yang menimbulkan kecacatan, tergantung dari jumlah dan jenis antibodi
yang muncul dan organ yang terlibat.+,1
/. Etiologi dan Fato! P!edis"osisi
Etiologi utama LE sampai saat ini belum diketahui, namun beberapa faktor
predisposisi dapat berperan dalam patogenesis terjadinya penyakit ini. iantara
beberapa faktor predisposisi tersebut, sampai saat ini belum diketahui faktor yang
paling dominan berperan dalam timbulnya penyakit ini.2/erikut ini beberapa faktor
predisposisi yang berperan dalam timbulnya penyakit LE3
0. Faktor %enetik
/erbagai gen dapat berperan dalam respon imun abnormal sehingga timbul
produk autoantibodi yang berlebihan. $ecenderungan genetik untuk
menderita LE telah ditunjukkan oleh studi yang dilakukan pada anak
kembar. ekitar 4(25 anak kembar di*igot berisiko menderita LE, sementara
pada kembar mono*igot, risiko terjadinya LE adalah 265. 7isiko terjadinya
LE pada individu yang memiliki saudara dengan penyakit ini adalah 48 kali
lebih tinggi dibandingkan pada populasi
umum.1,2 tudi mengenaigenome telah mengidentifikasi beberapa kelompok
gen yang memiliki korelasi dengan LE. M9: (Major Histocompatibility
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
5/22
Complex) kelas )) khususnya9L&( 74 (Human Leukosit ntigen!74-,
telah dikaitkan dengan timbulnya LE. elain itu, kekurangan pada struktur
komponen komplemen merupakan salah satu faktor risiko tertinggi yang dapat
menimbulkan LE. ebanyak ;85 orang dengan defisiensi :0< homo*igot
akan berisiko menderita LE. i $aukasia telah dilaporkan bah!a
defisiensi varian dari struktur komplemen
reseptor 0, akan berisiko lebih tinggi menderita LE.0
4. Faktor )munologi
Pada LE terdapat beberapa kelainan pada unsur(unsur sistem imun, yaitu 3
a. &ntigen
alam keadaan normal, makrofag yang berupa &P: ntigen "resenting
Cell) akan memperkenalkan antigen kepada sel T. Pada penderita lupus,
beberapa reseptor yang berada di permukaan sel T mengalami perubahan pada
struktur maupun fungsinya sehingga pengalihan informasi normal tidak dapat
dikenali. 9al ini menyebabkan reseptor yang telah berubah di permukaan sel
T akan salah mengenali
perintah dari sel T.0=
b. $elainan intrinsik sel T dan sel /
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
6/22
$elainan yang dapat terjadi pada sel T dan sel / adalah sel T dan sel / akan
teraktifasi menjadi sel autoreaktif yaitu limfosit yang memiliki reseptor untuk
autoantigen dan memberikan respon autoimun. el T dan sel / juga akan sulit
mengalami apoptosis sehingga menyebabkan produksi imunoglobulin dan
autoantibodi menjadi tidak normal.4
c. $elainan antibodi
&da beberapa kelainan antibodi yang dapat terjadi pada LE, seperti substrat
antibodi yang terlalu banyak, idiotipe dikenali sebagai antigen dan memicu
limfosit T untuk memproduksi autoantibodi, sel T mempengaruhi terjadinya
peningkatan produksi autoantibodi, dan kompleks imun lebih mudah
mengendap di jaringan.>
+. Faktor 9ormonal
Peningkatan hormon dalam tubuh dapat memicu terjadinya LE. /eberapa studi
menemukan korelasi antara peningkatan risiko lupus dan tingkat estrogen yang
tinggi. tudi lain juga menunjukkan bah!a metabolisme estrogen yang abnormal
dapat dipertimbangkan sebagai faktor resiko terjadinya LE.>,6,;
1. Faktor Lingkungan
/eberapa faktor lingkungan dapat bertindak sebagai antigen yang bereaksi dalam
tubuh dan berperan dalam timbulnya LE. Faktor lingkungan tersebut terdiri dari3
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
7/22
a.)nfeksi virus dan bakteri
&gen infeksius, seperti virus dan bakteri, dapat berperan dalam timbulnya LE.
&gen infeksius tersebut terdiri dariEpstein #arr $irus E/?-, bakteri Streptococcus
dan Clebsiella%&
b. Paparan sinar ultra violet
inar ultra violet dapat mengurangi penekanan sistem imun, sehingga terapi menjadi
kurang efektif dan penyakit LE dapat kambuh atau bertambah berat. 9al ini
menyebabkan sel pada kulit mengeluarkan sitokin dan prostaglandin sehingga terjadi
inflamasi di tempat tersebut secara sistemik melalui peredaran pembuluh darah.=
c. tres
tres berat dapat memicu terjadinya LE pada pasien yang sudah memiliki
kecenderungan akan penyakit ini. 9al ini dikarenakan respon imun tubuh
akan
terganggu ketika seseorang dalam keadaan stres. tres sendiri tidak
akan
mencetuskan LE pada seseorang yang sistem autoantibodinya tidak
ada gangguan
sejak a!al.02,0=
d. "bat(obatan
"bat pada pasien LE dan diminum dalam jangka !aktu tertentu dapat
menyebabkan Drug 'nduced Lupus Erythematosus )LE-. @enis obat yang
dapat
menyebabkan )LE diantaranya kloroproma*in, metildopa, hidralasin,
prokainamid,
dan isonia*id.0>,0;
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
8/22
:. #a$%a!an Klinis
LE adalah penyakit autoimun multisistem yang dapat bersifat
eksaserbasi
dan remisi. Penyakit ini menyerang berbagai macam organ seperti
kulit, ginjal,
muskuloskeletal, saraf, kardiovaskular, serta rongga mulut.02,48
ebanyak 28(>85 pasien LE mengalami gangguan pada ginjalnya.
$eterlibatan ginjal merupakan penyebab utama tingginya morbiditas dan
mortalitas
pada populasi ini. ecara klinis, penyakit ginjal pada LE bera!al
dari proteinuria
asimtomatik yang kemudian berkembang dengan cepat
menjadi glomerulonefritis
progresif disertai dengan gagal ginjal.02
ekitar ;25 pasien LE dapat menunjukkan manifestasi pada
muskuloskeletal. &rthralgia, deformitas sendi, kelainan sendi
temporomandibular dan
nekrosis avaskular telah dilaporkan terjadi pada pasien
LE.02
Pada kulit, manifestasi LE disebut juga lupus dermatitis. Lupus
dermatitis
dapat dibagi menjadi discoid lupus erythematosus LE- dan
subacute cutaneous lupus erythematosus :LE-. $ebanyakan gambaran
klinis LE pada kulit berupa
lesi diskoid yang umum bersifat fotosensitif,
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
9/22
eritema sedikit meninggi, bersisik, pada!ajah bagian pipi dan sekitar hidung
yang disebut buterly rash karena membentuk
seperti sayap kupu(kupu %ambar 0-, telinga, dagu, daerah leher,
punggung atas, dan bagian ekstensor dari lengan. ebanyak 25 individu dengan
LE memiliki LE namun, diantara individu dengan LE, sebanyak 485
memiliki LE.02,0=
%ambar#utterly rash.48
Tingkat keparahan butterly rush, kadang disertai dengan serangan
penyakit sistemik. :LE dapat menimbulkan bercak merah bersisik mirip
dengan psoriasis atau lesi sirkuler datar kemerahan. Pasien dengan manifestasi
ini sangat fotosensitifA kebanyakan memiliki antibodi terhadap 7o (&-.
Manifestasi LE pada kulit lainnya dapat ditemukan berupa urtikaria rekuren,
dermatitis lichen planus!like, bulla, dan panikulitis.02
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
10/22
Timbulnya manifestasi sistem saraf pusat P- dapat terjadi pada
sekitar 485 pasien LE dan biasanya disebabkan oleh vaskulitis serebral atau
kerusakan saraf langsung. Manifestasi P terdiri dari psikosis, stroke, kejang,
myelitis dan dapat memperburuk keseluruhan prognosis dari penyakit LE. ;,08
LE dapat melibatkan kardiovaskular, berupa vaskulitis dan perikarditis.
elain itu, kerusakan endokardium, miokarditis, dan cacat konduksi
biasanya juga terjadi. elama kelangsungan hidup pasien LE, arterosklerosis
akan meningkat dengan dipercepat oleh penyakit arteri koroner, dan hal ini telah
menjadi masalah klinis yang penting. /erdasarkan sebuah studi, dinyatakan
bah!a infark miokardium, gagal jantung, dan stroke adalah 6,2, 0+,4 dan 08,0
kali lebih sering terjadi pada perempuan dengan LE dibandingkan dengan
populasi umum. $ecenderungan peningkatan trombosis pada LE dipengaruhi
oleh adanya kelainan pada fibrinolisis,
protein antikoagulan protein -, dan
adanya antibodi antifosfolipid. P dan
trombosis vena dengan emboli paru
adalah penyebab utama morbiditas pada pasien
LE. ebagai pencegahan pasien
LE membutuhkan antikoagulan tingkat tinggi.00
. Diagnosa
iagnosis penyakit LE sangat sulit untuk ditegakkan. elain dapat
menimbulkan kerusakan beberapa organ dalam, gejala dari penyakit ini juga
terlihat
sangat bervariasi dan tidak sama pada setiap penderita. %ejala yang
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
11/22
dapat timbulberupa demam berkepanjangan, foto sensitifitas, perubahan berat
badan, kelenjar
limfe yang membengkak, dan terjadi perubahan terhadap
beberapa organ vital
lainnya. LE pada tahap a!al, seringkali memberikan
gambaran seperti penyakit lain
misalnya artritis reumatoid, gelomerulonefritis,
anemia, dermatitis, dan sebagainya.
"leh karena itu, ketepatan diagnosis
dan deteksi dini penyakit LE penting untuk
diperhatikan, mengingat gejala penyakit ini sama dengan penyakit
lain.00,04
E. Te!a"i
Terapi LE sebaiknya dilakukan secara bersamaan dan berkesinambungan agar
tujuan terapi dapat tercapai.02,0= /erikut pilar terapi LE 3
a. Edukasi dan $onseling
)nformasi yang benar dan dukungan dari orang sekitar sangat dibutuhkan oleh
pasien LE dengan tujuan agar para pasien dapat hidup mandiri. /eberapa hal
perlu diketahui oleh pasien LE, antara lain perubahan fisik yang akan
dialami, perjalanan penyakit, cara mencegah dan mengurangi kekambuhan
seperti melindungi kulit dari paparan sinar matahari secara langsung,
memperhatikan jika terjadi infeksi, dan perlunya pengaturan diet agar
tidak kelebihan berat badan, displidemia atau terjadinya osteoporosis.0>
b. Program 7ehabilitasi
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
12/22
ecara garis besar pelaksanaan program rehabilitasi yang dilakukan oleh
pasien LE, antara lain3 istirahat yang cukup, sering melakukan terapi fisik,
terapi dengan modalitas, kemudian melakukan latihan ortotik, dan lain(lain. 01
c. Terapi Medikasi
@enis obat(obatan yang digunakan untuk terapi LE terdiri dari B&) ( on
Steroid nti!'nlamation Drugs-, antimalaria, steroid, imunosupresan dan obat
terapi lain sesuai manifestasi klinis yang dialami.01
0. B&) ( on Steroid nti!'nlamation Drugs-
B&) dapat digunakan untuk mengendalikan gejala LE pada
tingkatan yang ringan, seperti menurunkan inflamasi dan rasa sakit
pada otot, sendi dan jaringan lain. :ontoh obat 3 aspirin, ibuprofen,
baproCen dan sulindac. "bat(obatan tersebut dapat menimbulkan
efek samping, yaitu pada saluran pencernaan seperti mual,
muntah, diare dan perdarahan lambung.00
F.Manifestasi dala$ !ongga $&l&t
Lesi pada mukosa mulut merupakan yang tersering menjadi
target pada lupus eritematosus, seperti pada diskoid lupus
eritematosus dan lupus eritematosus sistemik. Lesi terlihat sebagai
daerah eritematous yang berpusat dan dikelilingi olehtepi putih yang
meninggi. Lesi sering ditemukan pada palatum, mukosa bukal, dan
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
13/22
palatum, dapat tidak spesifik dan terlihat seperti ulser tanpa rasa sakit .00
%ambar Dlserasi putih ireguler pada bukal %ambar erosi pada
bukal
%ambar lesi palatum
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
14/22
ekitar >25 penderita lupus mengeluhkan gejala pada rongga mulut
sepertirasa kering, rasa sakit, dan rasa terbakar terutama ketika makan makanan
panas danpedas. )nfiltrasi limfosit kelenjar saliva minor ditemukan pada 28(
>25 pasien, baikmereka mengeluhkan adanya rasa kering pada mulut ataupun
tidak. Sali*ary lo+ rateyang tidak terstimulasi menurun pada banyak penderita
lupus eritematosus sistemik. Lupus eritematosus sistemik juga menjadi
komponen diagnosis dari Sjogren,s
Syndrome%-
Lesi spesifik pada rongga mulut penderita lupus eritematosus dapat
berupaaphtae ( canker sores). Pada literatur, aphtae sering disebut juga sebagai
stomatitis aphtous rekuren. Lesi ini mengenai 025 pada populasi normal. Lesi
aphtae seringnyaberukuran kecil kurang dari 0 cm-, terasa sakit, dapat
ditemukan pada mukosabukal. Lesi pada lupus eritematosus cenderung lebih
lama, lebih besar, dan terlihatpada palatum. Lesi oral pada penderita lupus
diskoid menyerupai plak ber!arna merah yang dikelilingi oleh daerah putih.
Lesi ini mirip dengan lichen planus 0=,0>
%ambar Lesi mirip lichen planus
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
15/22
Lesi non spesifik pada rongga mulut penderita lupus eritematosus dapat
berupa lesi herpes simpleC labialis. Lesi ini terasa sakit berupa kelompok kecil
blisterpada bibir dan gusi. Lesi ada selama dua sampai empat minggu, dapat
sembuh dengan sendirinya. Penderita lupus eritematosus mendapatkan terapi
imunosupresif sehinggamenyebabkan lesi kambuh lebih sering yaitu hampir
setiap bulan. Lesi non spesifik
lainnya adalah teven @honsons yndrome @-. Penyakit ini merupakan
komplikasi dari oral herpes yang jarang terjadi. eperti herpes, @ dipicu oleh
obat(obatan, yang tersering yaitu golongan sulfa. antikonvulsan, dan obat pain
killer. Padapenderita ini terlihat ulser pada mata, mulut, hidung, genital, dn
kulit biasanya dua sampai empat minggu setelah herpes sembuh. Lesi pada
kulit disebut GtargetG karena adanya konfigurasi melingkar. /ila lesi ini
bergabung sehingga terjadi erosi yangmeluas penderita sebaiknya dira!at di
rumah sakit.00
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
16/22
%ambar Lesi herpes simpleC
Lesi non spesifik lainnya berupa oral kandidiasis atau yang dikenal
dengan thrush, yang menjadi komplikasi paling sering akibat penggunaan obat
imunosupresifseperti kortikosteroid sistemik. Thrush terlihat sebagai plak putih(
merah yang dapat ditemukan pada berbagai tempat di rongga mulut. Lesi
biasanya asimtomatik, tetapipenderita mengeluhkan rasa terbakar dan kesulitan
menelan. Lesi lain yang dapatditemukan pada individu yang mendapat terapi
imunosupresif adalah kanker pdamukosa seperti karsinoma sel skuamosa, yang
mempengaruhi kulit, oral dan genital.Lesi yang ditemukan biasanya berupa plak
putih leukoplakia- atau plak meraheritroplakia- pada daerah bukal atau lidah.00
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
17/22
%ambar Thrush
%ambar lesi prekanker leukoplakia
%. Penatalasanaan l&"&s e!ite$atos&s dala$ %idang edote!an
gigi
$unci dalam penatalaksanaan masalah gigi dan mulut ada tiga faktor,
yangpertama yaitu komunikasi antara pasien, tenaga medis, baik dokter atau
dokter gigi.Pasien harus menceritakan ri!ayat sekarang dan masa lalunya,
termasuk ri!ayatpengobatan sebelumnya sehingga dokter gigi dapat mengetahui
keadaan medis pasiendengan baik, disamping mendapatkan informasi langsung
dari dokter yang mera!atpasien sebelumnya. @ika pasien lupus membutuhkan
operasi gigi, maka perludilakukan komunikasi antara dokter gigi dengan
dokter. Prosedur operasi mungkinmemerlukan perubahan pada dosis obat steroid
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
18/22
dan memerlukan antibiotik profilaksisterutama pada pasien lupus disertai
penyakit jantung. Pemeriksaan setelah operasiharus lebih sering dilakukan
dalam jangka !aktu yang lebih lama dibanding denganpasien non lupus. Faktor
kedua yaitu perlu adanya pemeriksaan oleh diri sendiri sel
examination-.
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
19/22
9. Penatalasanaan l&"&s e!ite$atos&s dala$ %idang edote!an
gigi
$unci dalam penatalaksanaan masalah gigi dan mulut ada tiga faktor,
yangpertama yaitu komunikasi antara pasien, tenaga medis, baik dokter atau
dokter gigi.Pasien harus menceritakan ri!ayat sekarang dan masa lalunya,
termasuk ri!ayatpengobatan sebelumnya sehingga dokter gigi dapat mengetahui
keadaan medis pasiendengan baik, disamping mendapatkan informasi langsung
dari dokter yang mera!atpasien sebelumnya. @ika pasien lupus membutuhkan
operasi gigi, maka perlu dilakukan komunikasi antara dokter gigi dengan
dokter. Prosedur operasi mungkinmemerlukan perubahan pada dosis obat steroid
dan memerlukan antibiotik profilaksis terutama pada pasien lupus disertai
penyakit jantung. Pemeriksaan setelah operasi harus lebih sering dilakukan
dalam jangka !aktu yang lebih lama dibanding denganpasien non lupus. Faktor
kedua yaitu perlu adanya pemeriksaan oleh diri sendiri sel
examination-.
Pemeriksaan rongga mulut harus dilakukan secara rutin oleh tiap individu di
rumah karena dengan demikian tanda(tanda kelainan pada rongga mulutdapat
terdeteksi lebih dini. Misalnya untuk kasus periodontal, bila pasien secara rutin
menjaga kebersihan rongga mulutnya dan memiliki kesadaran serta pengetahuan
yang cukup mengenai kesehatan rongga mulutnya maka keadaan yang lebih
parah dapat terhindarkan. Faktor ketiga yaitu pencegahan,misalnya untuk kasus
periodontal, satu( satunya cara adalah dengan teknik penyikatan gigi yang baik
minimal dua kali sehari. apat pula disertai dengan penggunaan dental floss,
.
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
20/22
dental tape, dan rubber tips.48
Penatalaksanaan lesi oral spesifik seperi lesi ulser# apthae pada penderita
lupus eritematosus memerlukan kombinasi terapi kortikosteroid sistemik dengan
dengan anti(metabolit seperti a*athioprine )muran- atau mycophenolate mofetil
:ell:ept- dengan cyclophosphamide. ebagai terapi tambahan dapat diberikan
:olchidne 8,= mg dua kali sehari, apsone 088(028 mg#hari, atau thalidomide
088(488 mg#hari. edangkan untuk lesi seperti lichen planus pada diskoid
lupus eritematosus dapat diterapi dengan kombinasi obat topikal dan
sistemik. Terapi topikal mengandung kortikosteroid seperti clebetasol gel
diaplikasikan 1(2 kalisehari-, dengan atau tanpa topikal tacrolimus ointment 4(
+ kali sehari-. Thalidomide 088(488 mg sehari, dengan atau tanpa
hydroCychloro
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
21/22
sistemik dapat menyebabkan kematian karena infeksi .
Penatalaksanaan lesi non spesifik lainnya yaitu untuk kandidiasis pada
penderita lupus dapat diberikan prednisone dengan dosis yang diturunkan,
nystatin oral lo*enges atau pil, dan obat antifungal seperti flucona*ole
iflucan-, sedangkanpenatalaksanaan lesi prekanker seperti leukoplakia atau
eritroplakia dapat dilakukandengan operasi, electrocautery, dan ree.ing% elain
itu dapat diberikan krim topikalimi
-
7/25/2019 lupus erythematosus.docx
22/22
Penatalaksanaan untuk keluhan rasa sakit dan rasa terbakar pada
penderita lupus eritematosus adalah yang pertama dengan pemberian terapi
untuk faktororganik yang menyebabkan ketidaknyamanan misalnya terapi untuk
kandidiasis atau lichen planus baik secara sistemik maupun topikal, kemudian
dapat dicoba pemberianvitamin /0 +88 mg dan vitamin /= 28 mg sebanyak
tiga kali sehari selama empatminggu sebagai placebo .02