lupus erythematosus.docx

download lupus erythematosus.docx

of 22

Transcript of lupus erythematosus.docx

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    1/22

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Faktor imun dalam tubuh memiliki peran sangat penting. Terdapat beberapa

    penyakit yang disebabkan gangguan atau kelainan pada sistem imun antara lain lupus

    eritematosus. Penyakit lupus eritematosus merupakan penyakit sistemik autoimun

    yang bersifat kronis yang melibatkan multiorgan, seperti pada kulit, sistem saraf,

    ginjal, gastrointestinal, mata, juga rongga mulut.

    Etiologi lupus belum bisa dipastikan tetapi terdapat beberapa teori yang dapat

    menjelaskannya, dan semua teori tersebut memiliki patogenesis yang sama.

    Manifestasi klinis dan prognosis lupus bervariasi dari ringan sampai berat.

    Manifestasi lupus eritematosus pada rongga mulut dapat berupa lesi yang

    spesifik seperti ulser atau erosi pada bukal atau palatum, dan lesi seperti lichen

    planus. Lesi yang tidak spesifik seperti herpes simpleks labialis, lesi prakanker

    leukoplakia, atau kandidiasis. Lesi pada rongga mulut biasanya dipicu oleh

    penggunaan obat kortikosteroid.

    okter gigi hendaknya tidak hanya memeriksa keadaan gigi pasien saja tetapi

    juga memperhatikan keadaan mukosa dalam rongga mulut. Manifestasi pada rongga

    mulut yang berupa ulser bisa menjadi deteksi a!al penderita lupus. "leh karenanya

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    2/22

    sebagai dokter gigi diharapkan terus menambah !a!asan mengenai berbagai

    kelainan#penyakit sistemik dan manifestasinya dalam rongga mulut serta

    penatalaksanaannya di bidang $edokteran %igi.

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    3/22

    BAB II

    SISTEMIK LUPUS ERYTHEMATOSUS

    &. Definisi

    Lupus berasal dari bahasa latin yang berarti anjing hutan atau serigala,

    sedangkan erythematosus dalam bahasa 'unani berarti kemerah(merahan. )stilah

    lupus erythematosus pernah digunakan pada *aman 'unani kuno untuk menyatakan

    suatu penyakit kulit kemerahan di sekitar pipi yang disebabkan oleh gigitan anjing

    hutan. +

    Lupus erythematosus LE- terdiri dari Systemic Lupus Erythematosus LE-

    dan Discoid Lupus Erythematosus LE-. /erbeda dengan LE yang hanya akan

    menunjukkan manifestasi pada kulit, LE merupakan tipe LE yang juga dapat

    menunjukkan manifestasi pada organ tertentu selain pada kulit.0+ Menurut para ahli

    reumatologi )ndonesia, LE adalah penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan

    adanya autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun,

    dan.1

    disregulasi sistem imun, sehingga terjadi kerusakan pada beberapa organ

    tubuh. Perjalanan penyakit LE bersifat eksaserbasi yang diselingi periode sembuh.

    Pada setiap penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang berbeda.

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    4/22

    /eratnya penyakit LE dapat bervariasi, mulai dari penyakit yang ringan sampai

    penyakit yang menimbulkan kecacatan, tergantung dari jumlah dan jenis antibodi

    yang muncul dan organ yang terlibat.+,1

    /. Etiologi dan Fato! P!edis"osisi

    Etiologi utama LE sampai saat ini belum diketahui, namun beberapa faktor

    predisposisi dapat berperan dalam patogenesis terjadinya penyakit ini. iantara

    beberapa faktor predisposisi tersebut, sampai saat ini belum diketahui faktor yang

    paling dominan berperan dalam timbulnya penyakit ini.2/erikut ini beberapa faktor

    predisposisi yang berperan dalam timbulnya penyakit LE3

    0. Faktor %enetik

    /erbagai gen dapat berperan dalam respon imun abnormal sehingga timbul

    produk autoantibodi yang berlebihan. $ecenderungan genetik untuk

    menderita LE telah ditunjukkan oleh studi yang dilakukan pada anak

    kembar. ekitar 4(25 anak kembar di*igot berisiko menderita LE, sementara

    pada kembar mono*igot, risiko terjadinya LE adalah 265. 7isiko terjadinya

    LE pada individu yang memiliki saudara dengan penyakit ini adalah 48 kali

    lebih tinggi dibandingkan pada populasi

    umum.1,2 tudi mengenaigenome telah mengidentifikasi beberapa kelompok

    gen yang memiliki korelasi dengan LE. M9: (Major Histocompatibility

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    5/22

    Complex) kelas )) khususnya9L&( 74 (Human Leukosit ntigen!74-,

    telah dikaitkan dengan timbulnya LE. elain itu, kekurangan pada struktur

    komponen komplemen merupakan salah satu faktor risiko tertinggi yang dapat

    menimbulkan LE. ebanyak ;85 orang dengan defisiensi :0< homo*igot

    akan berisiko menderita LE. i $aukasia telah dilaporkan bah!a

    defisiensi varian dari struktur komplemen

    reseptor 0, akan berisiko lebih tinggi menderita LE.0

    4. Faktor )munologi

    Pada LE terdapat beberapa kelainan pada unsur(unsur sistem imun, yaitu 3

    a. &ntigen

    alam keadaan normal, makrofag yang berupa &P: ntigen "resenting

    Cell) akan memperkenalkan antigen kepada sel T. Pada penderita lupus,

    beberapa reseptor yang berada di permukaan sel T mengalami perubahan pada

    struktur maupun fungsinya sehingga pengalihan informasi normal tidak dapat

    dikenali. 9al ini menyebabkan reseptor yang telah berubah di permukaan sel

    T akan salah mengenali

    perintah dari sel T.0=

    b. $elainan intrinsik sel T dan sel /

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    6/22

    $elainan yang dapat terjadi pada sel T dan sel / adalah sel T dan sel / akan

    teraktifasi menjadi sel autoreaktif yaitu limfosit yang memiliki reseptor untuk

    autoantigen dan memberikan respon autoimun. el T dan sel / juga akan sulit

    mengalami apoptosis sehingga menyebabkan produksi imunoglobulin dan

    autoantibodi menjadi tidak normal.4

    c. $elainan antibodi

    &da beberapa kelainan antibodi yang dapat terjadi pada LE, seperti substrat

    antibodi yang terlalu banyak, idiotipe dikenali sebagai antigen dan memicu

    limfosit T untuk memproduksi autoantibodi, sel T mempengaruhi terjadinya

    peningkatan produksi autoantibodi, dan kompleks imun lebih mudah

    mengendap di jaringan.>

    +. Faktor 9ormonal

    Peningkatan hormon dalam tubuh dapat memicu terjadinya LE. /eberapa studi

    menemukan korelasi antara peningkatan risiko lupus dan tingkat estrogen yang

    tinggi. tudi lain juga menunjukkan bah!a metabolisme estrogen yang abnormal

    dapat dipertimbangkan sebagai faktor resiko terjadinya LE.>,6,;

    1. Faktor Lingkungan

    /eberapa faktor lingkungan dapat bertindak sebagai antigen yang bereaksi dalam

    tubuh dan berperan dalam timbulnya LE. Faktor lingkungan tersebut terdiri dari3

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    7/22

    a.)nfeksi virus dan bakteri

    &gen infeksius, seperti virus dan bakteri, dapat berperan dalam timbulnya LE.

    &gen infeksius tersebut terdiri dariEpstein #arr $irus E/?-, bakteri Streptococcus

    dan Clebsiella%&

    b. Paparan sinar ultra violet

    inar ultra violet dapat mengurangi penekanan sistem imun, sehingga terapi menjadi

    kurang efektif dan penyakit LE dapat kambuh atau bertambah berat. 9al ini

    menyebabkan sel pada kulit mengeluarkan sitokin dan prostaglandin sehingga terjadi

    inflamasi di tempat tersebut secara sistemik melalui peredaran pembuluh darah.=

    c. tres

    tres berat dapat memicu terjadinya LE pada pasien yang sudah memiliki

    kecenderungan akan penyakit ini. 9al ini dikarenakan respon imun tubuh

    akan

    terganggu ketika seseorang dalam keadaan stres. tres sendiri tidak

    akan

    mencetuskan LE pada seseorang yang sistem autoantibodinya tidak

    ada gangguan

    sejak a!al.02,0=

    d. "bat(obatan

    "bat pada pasien LE dan diminum dalam jangka !aktu tertentu dapat

    menyebabkan Drug 'nduced Lupus Erythematosus )LE-. @enis obat yang

    dapat

    menyebabkan )LE diantaranya kloroproma*in, metildopa, hidralasin,

    prokainamid,

    dan isonia*id.0>,0;

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    8/22

    :. #a$%a!an Klinis

    LE adalah penyakit autoimun multisistem yang dapat bersifat

    eksaserbasi

    dan remisi. Penyakit ini menyerang berbagai macam organ seperti

    kulit, ginjal,

    muskuloskeletal, saraf, kardiovaskular, serta rongga mulut.02,48

    ebanyak 28(>85 pasien LE mengalami gangguan pada ginjalnya.

    $eterlibatan ginjal merupakan penyebab utama tingginya morbiditas dan

    mortalitas

    pada populasi ini. ecara klinis, penyakit ginjal pada LE bera!al

    dari proteinuria

    asimtomatik yang kemudian berkembang dengan cepat

    menjadi glomerulonefritis

    progresif disertai dengan gagal ginjal.02

    ekitar ;25 pasien LE dapat menunjukkan manifestasi pada

    muskuloskeletal. &rthralgia, deformitas sendi, kelainan sendi

    temporomandibular dan

    nekrosis avaskular telah dilaporkan terjadi pada pasien

    LE.02

    Pada kulit, manifestasi LE disebut juga lupus dermatitis. Lupus

    dermatitis

    dapat dibagi menjadi discoid lupus erythematosus LE- dan

    subacute cutaneous lupus erythematosus :LE-. $ebanyakan gambaran

    klinis LE pada kulit berupa

    lesi diskoid yang umum bersifat fotosensitif,

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    9/22

    eritema sedikit meninggi, bersisik, pada!ajah bagian pipi dan sekitar hidung

    yang disebut buterly rash karena membentuk

    seperti sayap kupu(kupu %ambar 0-, telinga, dagu, daerah leher,

    punggung atas, dan bagian ekstensor dari lengan. ebanyak 25 individu dengan

    LE memiliki LE namun, diantara individu dengan LE, sebanyak 485

    memiliki LE.02,0=

    %ambar#utterly rash.48

    Tingkat keparahan butterly rush, kadang disertai dengan serangan

    penyakit sistemik. :LE dapat menimbulkan bercak merah bersisik mirip

    dengan psoriasis atau lesi sirkuler datar kemerahan. Pasien dengan manifestasi

    ini sangat fotosensitifA kebanyakan memiliki antibodi terhadap 7o (&-.

    Manifestasi LE pada kulit lainnya dapat ditemukan berupa urtikaria rekuren,

    dermatitis lichen planus!like, bulla, dan panikulitis.02

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    10/22

    Timbulnya manifestasi sistem saraf pusat P- dapat terjadi pada

    sekitar 485 pasien LE dan biasanya disebabkan oleh vaskulitis serebral atau

    kerusakan saraf langsung. Manifestasi P terdiri dari psikosis, stroke, kejang,

    myelitis dan dapat memperburuk keseluruhan prognosis dari penyakit LE. ;,08

    LE dapat melibatkan kardiovaskular, berupa vaskulitis dan perikarditis.

    elain itu, kerusakan endokardium, miokarditis, dan cacat konduksi

    biasanya juga terjadi. elama kelangsungan hidup pasien LE, arterosklerosis

    akan meningkat dengan dipercepat oleh penyakit arteri koroner, dan hal ini telah

    menjadi masalah klinis yang penting. /erdasarkan sebuah studi, dinyatakan

    bah!a infark miokardium, gagal jantung, dan stroke adalah 6,2, 0+,4 dan 08,0

    kali lebih sering terjadi pada perempuan dengan LE dibandingkan dengan

    populasi umum. $ecenderungan peningkatan trombosis pada LE dipengaruhi

    oleh adanya kelainan pada fibrinolisis,

    protein antikoagulan protein -, dan

    adanya antibodi antifosfolipid. P dan

    trombosis vena dengan emboli paru

    adalah penyebab utama morbiditas pada pasien

    LE. ebagai pencegahan pasien

    LE membutuhkan antikoagulan tingkat tinggi.00

    . Diagnosa

    iagnosis penyakit LE sangat sulit untuk ditegakkan. elain dapat

    menimbulkan kerusakan beberapa organ dalam, gejala dari penyakit ini juga

    terlihat

    sangat bervariasi dan tidak sama pada setiap penderita. %ejala yang

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    11/22

    dapat timbulberupa demam berkepanjangan, foto sensitifitas, perubahan berat

    badan, kelenjar

    limfe yang membengkak, dan terjadi perubahan terhadap

    beberapa organ vital

    lainnya. LE pada tahap a!al, seringkali memberikan

    gambaran seperti penyakit lain

    misalnya artritis reumatoid, gelomerulonefritis,

    anemia, dermatitis, dan sebagainya.

    "leh karena itu, ketepatan diagnosis

    dan deteksi dini penyakit LE penting untuk

    diperhatikan, mengingat gejala penyakit ini sama dengan penyakit

    lain.00,04

    E. Te!a"i

    Terapi LE sebaiknya dilakukan secara bersamaan dan berkesinambungan agar

    tujuan terapi dapat tercapai.02,0= /erikut pilar terapi LE 3

    a. Edukasi dan $onseling

    )nformasi yang benar dan dukungan dari orang sekitar sangat dibutuhkan oleh

    pasien LE dengan tujuan agar para pasien dapat hidup mandiri. /eberapa hal

    perlu diketahui oleh pasien LE, antara lain perubahan fisik yang akan

    dialami, perjalanan penyakit, cara mencegah dan mengurangi kekambuhan

    seperti melindungi kulit dari paparan sinar matahari secara langsung,

    memperhatikan jika terjadi infeksi, dan perlunya pengaturan diet agar

    tidak kelebihan berat badan, displidemia atau terjadinya osteoporosis.0>

    b. Program 7ehabilitasi

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    12/22

    ecara garis besar pelaksanaan program rehabilitasi yang dilakukan oleh

    pasien LE, antara lain3 istirahat yang cukup, sering melakukan terapi fisik,

    terapi dengan modalitas, kemudian melakukan latihan ortotik, dan lain(lain. 01

    c. Terapi Medikasi

    @enis obat(obatan yang digunakan untuk terapi LE terdiri dari B&) ( on

    Steroid nti!'nlamation Drugs-, antimalaria, steroid, imunosupresan dan obat

    terapi lain sesuai manifestasi klinis yang dialami.01

    0. B&) ( on Steroid nti!'nlamation Drugs-

    B&) dapat digunakan untuk mengendalikan gejala LE pada

    tingkatan yang ringan, seperti menurunkan inflamasi dan rasa sakit

    pada otot, sendi dan jaringan lain. :ontoh obat 3 aspirin, ibuprofen,

    baproCen dan sulindac. "bat(obatan tersebut dapat menimbulkan

    efek samping, yaitu pada saluran pencernaan seperti mual,

    muntah, diare dan perdarahan lambung.00

    F.Manifestasi dala$ !ongga $&l&t

    Lesi pada mukosa mulut merupakan yang tersering menjadi

    target pada lupus eritematosus, seperti pada diskoid lupus

    eritematosus dan lupus eritematosus sistemik. Lesi terlihat sebagai

    daerah eritematous yang berpusat dan dikelilingi olehtepi putih yang

    meninggi. Lesi sering ditemukan pada palatum, mukosa bukal, dan

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    13/22

    palatum, dapat tidak spesifik dan terlihat seperti ulser tanpa rasa sakit .00

    %ambar Dlserasi putih ireguler pada bukal %ambar erosi pada

    bukal

    %ambar lesi palatum

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    14/22

    ekitar >25 penderita lupus mengeluhkan gejala pada rongga mulut

    sepertirasa kering, rasa sakit, dan rasa terbakar terutama ketika makan makanan

    panas danpedas. )nfiltrasi limfosit kelenjar saliva minor ditemukan pada 28(

    >25 pasien, baikmereka mengeluhkan adanya rasa kering pada mulut ataupun

    tidak. Sali*ary lo+ rateyang tidak terstimulasi menurun pada banyak penderita

    lupus eritematosus sistemik. Lupus eritematosus sistemik juga menjadi

    komponen diagnosis dari Sjogren,s

    Syndrome%-

    Lesi spesifik pada rongga mulut penderita lupus eritematosus dapat

    berupaaphtae ( canker sores). Pada literatur, aphtae sering disebut juga sebagai

    stomatitis aphtous rekuren. Lesi ini mengenai 025 pada populasi normal. Lesi

    aphtae seringnyaberukuran kecil kurang dari 0 cm-, terasa sakit, dapat

    ditemukan pada mukosabukal. Lesi pada lupus eritematosus cenderung lebih

    lama, lebih besar, dan terlihatpada palatum. Lesi oral pada penderita lupus

    diskoid menyerupai plak ber!arna merah yang dikelilingi oleh daerah putih.

    Lesi ini mirip dengan lichen planus 0=,0>

    %ambar Lesi mirip lichen planus

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    15/22

    Lesi non spesifik pada rongga mulut penderita lupus eritematosus dapat

    berupa lesi herpes simpleC labialis. Lesi ini terasa sakit berupa kelompok kecil

    blisterpada bibir dan gusi. Lesi ada selama dua sampai empat minggu, dapat

    sembuh dengan sendirinya. Penderita lupus eritematosus mendapatkan terapi

    imunosupresif sehinggamenyebabkan lesi kambuh lebih sering yaitu hampir

    setiap bulan. Lesi non spesifik

    lainnya adalah teven @honsons yndrome @-. Penyakit ini merupakan

    komplikasi dari oral herpes yang jarang terjadi. eperti herpes, @ dipicu oleh

    obat(obatan, yang tersering yaitu golongan sulfa. antikonvulsan, dan obat pain

    killer. Padapenderita ini terlihat ulser pada mata, mulut, hidung, genital, dn

    kulit biasanya dua sampai empat minggu setelah herpes sembuh. Lesi pada

    kulit disebut GtargetG karena adanya konfigurasi melingkar. /ila lesi ini

    bergabung sehingga terjadi erosi yangmeluas penderita sebaiknya dira!at di

    rumah sakit.00

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    16/22

    %ambar Lesi herpes simpleC

    Lesi non spesifik lainnya berupa oral kandidiasis atau yang dikenal

    dengan thrush, yang menjadi komplikasi paling sering akibat penggunaan obat

    imunosupresifseperti kortikosteroid sistemik. Thrush terlihat sebagai plak putih(

    merah yang dapat ditemukan pada berbagai tempat di rongga mulut. Lesi

    biasanya asimtomatik, tetapipenderita mengeluhkan rasa terbakar dan kesulitan

    menelan. Lesi lain yang dapatditemukan pada individu yang mendapat terapi

    imunosupresif adalah kanker pdamukosa seperti karsinoma sel skuamosa, yang

    mempengaruhi kulit, oral dan genital.Lesi yang ditemukan biasanya berupa plak

    putih leukoplakia- atau plak meraheritroplakia- pada daerah bukal atau lidah.00

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    17/22

    %ambar Thrush

    %ambar lesi prekanker leukoplakia

    %. Penatalasanaan l&"&s e!ite$atos&s dala$ %idang edote!an

    gigi

    $unci dalam penatalaksanaan masalah gigi dan mulut ada tiga faktor,

    yangpertama yaitu komunikasi antara pasien, tenaga medis, baik dokter atau

    dokter gigi.Pasien harus menceritakan ri!ayat sekarang dan masa lalunya,

    termasuk ri!ayatpengobatan sebelumnya sehingga dokter gigi dapat mengetahui

    keadaan medis pasiendengan baik, disamping mendapatkan informasi langsung

    dari dokter yang mera!atpasien sebelumnya. @ika pasien lupus membutuhkan

    operasi gigi, maka perludilakukan komunikasi antara dokter gigi dengan

    dokter. Prosedur operasi mungkinmemerlukan perubahan pada dosis obat steroid

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    18/22

    dan memerlukan antibiotik profilaksisterutama pada pasien lupus disertai

    penyakit jantung. Pemeriksaan setelah operasiharus lebih sering dilakukan

    dalam jangka !aktu yang lebih lama dibanding denganpasien non lupus. Faktor

    kedua yaitu perlu adanya pemeriksaan oleh diri sendiri sel

    examination-.

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    19/22

    9. Penatalasanaan l&"&s e!ite$atos&s dala$ %idang edote!an

    gigi

    $unci dalam penatalaksanaan masalah gigi dan mulut ada tiga faktor,

    yangpertama yaitu komunikasi antara pasien, tenaga medis, baik dokter atau

    dokter gigi.Pasien harus menceritakan ri!ayat sekarang dan masa lalunya,

    termasuk ri!ayatpengobatan sebelumnya sehingga dokter gigi dapat mengetahui

    keadaan medis pasiendengan baik, disamping mendapatkan informasi langsung

    dari dokter yang mera!atpasien sebelumnya. @ika pasien lupus membutuhkan

    operasi gigi, maka perlu dilakukan komunikasi antara dokter gigi dengan

    dokter. Prosedur operasi mungkinmemerlukan perubahan pada dosis obat steroid

    dan memerlukan antibiotik profilaksis terutama pada pasien lupus disertai

    penyakit jantung. Pemeriksaan setelah operasi harus lebih sering dilakukan

    dalam jangka !aktu yang lebih lama dibanding denganpasien non lupus. Faktor

    kedua yaitu perlu adanya pemeriksaan oleh diri sendiri sel

    examination-.

    Pemeriksaan rongga mulut harus dilakukan secara rutin oleh tiap individu di

    rumah karena dengan demikian tanda(tanda kelainan pada rongga mulutdapat

    terdeteksi lebih dini. Misalnya untuk kasus periodontal, bila pasien secara rutin

    menjaga kebersihan rongga mulutnya dan memiliki kesadaran serta pengetahuan

    yang cukup mengenai kesehatan rongga mulutnya maka keadaan yang lebih

    parah dapat terhindarkan. Faktor ketiga yaitu pencegahan,misalnya untuk kasus

    periodontal, satu( satunya cara adalah dengan teknik penyikatan gigi yang baik

    minimal dua kali sehari. apat pula disertai dengan penggunaan dental floss,

    .

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    20/22

    dental tape, dan rubber tips.48

    Penatalaksanaan lesi oral spesifik seperi lesi ulser# apthae pada penderita

    lupus eritematosus memerlukan kombinasi terapi kortikosteroid sistemik dengan

    dengan anti(metabolit seperti a*athioprine )muran- atau mycophenolate mofetil

    :ell:ept- dengan cyclophosphamide. ebagai terapi tambahan dapat diberikan

    :olchidne 8,= mg dua kali sehari, apsone 088(028 mg#hari, atau thalidomide

    088(488 mg#hari. edangkan untuk lesi seperti lichen planus pada diskoid

    lupus eritematosus dapat diterapi dengan kombinasi obat topikal dan

    sistemik. Terapi topikal mengandung kortikosteroid seperti clebetasol gel

    diaplikasikan 1(2 kalisehari-, dengan atau tanpa topikal tacrolimus ointment 4(

    + kali sehari-. Thalidomide 088(488 mg sehari, dengan atau tanpa

    hydroCychloro

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    21/22

    sistemik dapat menyebabkan kematian karena infeksi .

    Penatalaksanaan lesi non spesifik lainnya yaitu untuk kandidiasis pada

    penderita lupus dapat diberikan prednisone dengan dosis yang diturunkan,

    nystatin oral lo*enges atau pil, dan obat antifungal seperti flucona*ole

    iflucan-, sedangkanpenatalaksanaan lesi prekanker seperti leukoplakia atau

    eritroplakia dapat dilakukandengan operasi, electrocautery, dan ree.ing% elain

    itu dapat diberikan krim topikalimi

  • 7/25/2019 lupus erythematosus.docx

    22/22

    Penatalaksanaan untuk keluhan rasa sakit dan rasa terbakar pada

    penderita lupus eritematosus adalah yang pertama dengan pemberian terapi

    untuk faktororganik yang menyebabkan ketidaknyamanan misalnya terapi untuk

    kandidiasis atau lichen planus baik secara sistemik maupun topikal, kemudian

    dapat dicoba pemberianvitamin /0 +88 mg dan vitamin /= 28 mg sebanyak

    tiga kali sehari selama empatminggu sebagai placebo .02