1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan...

18
1 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8.7 1 Asri Wijayanti Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perlindungan hukum bagi pekerja anak untuk berbasis The Suistainable Development Goals (SDGs) atau target pembangunan berkelanjutan (TPB) point 8.7. Penelitian hukum ini menggunakan pendekatan perundang-undanagan dan konseptual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aturan hukum telah memberikan perlindungan hukum yang cukup kepada pekerja anak. Sayangnya penegakan hukumnya belum maksimal. Implikasi atas penelitian ini adalah perlu dilakukan integrasi terstruktur yang lebih diupayakan tindakan nyata atas aturan hukum tentang perlindungan pekerja anak sesuai The Suistainable Development Goals (SDGs) atau target pembangunan berkelanjutan (TPB) point 8.7 untuk yang meliputi ketersediaan, aksesibilitas, dan kualitas. Kata kunci : perlindungan hukum, pekerja anak, SDGs. Latar Belakang Masalah Anak adalah generasi bangsa (A. Wijayanti et al., 2017). Sebagai penerus suatu generasi bangsa anak harus mendapat perlindungan hukum(Lilik Puja Rahayu, 2020) yang cukup di Indonesia. Sayangnya masih ditemukan banyak sekali anak yang melakukan pekerjaan. Jumlah pekerja anak baik di pedesaan maupun di Perkotaan masih sangat 1 Terima kasih kepada Kemenristek Dikti Reublik Indonesia, yang telah memberikan dana atas hibah Penelitian Dasar yang berjudul “Model Advokasi Serikat Pekerja Dalam Sengketa Hubungan Industrial Berbasis Kebenaran Formal Di Indonesia” yang didanai oleh tahun 2019- 2020.

Transcript of 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan...

Page 1: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

1

1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8.71

Asri Wijayanti

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perlindungan hukum bagi pekerja anak untuk berbasis The Suistainable Development Goals (SDGs) atau target pembangunan berkelanjutan (TPB) point 8.7. Penelitian hukum ini menggunakan pendekatan perundang-undanagan dan konseptual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aturan hukum telah memberikan perlindungan hukum yang cukup kepada pekerja anak. Sayangnya penegakan hukumnya belum maksimal. Implikasi atas penelitian ini adalah perlu dilakukan integrasi terstruktur yang lebih diupayakan tindakan nyata atas aturan hukum tentang perlindungan pekerja anak sesuai The Suistainable Development Goals (SDGs) atau target pembangunan berkelanjutan (TPB) point 8.7 untuk yang meliputi ketersediaan, aksesibilitas, dan kualitas.

Kata kunci : perlindungan hukum, pekerja anak, SDGs.

Latar Belakang Masalah

Anak adalah generasi bangsa (A. Wijayanti et al., 2017). Sebagai penerus suatu generasi bangsa anak harus mendapat perlindungan hukum(Lilik Puja Rahayu, 2020) yang cukup di Indonesia. Sayangnya masih ditemukan banyak sekali anak yang melakukan pekerjaan. Jumlah pekerja anak baik di pedesaan maupun di Perkotaan masih sangat

1 Terima kasih kepada Kemenristek Dikti Reublik Indonesia, yang telah memberikan dana atas hibah

Penelitian Dasar yang berjudul “Model Advokasi Serikat Pekerja Dalam Sengketa Hubungan Industrial Berbasis Kebenaran Formal Di Indonesia” yang didanai oleh tahun 2019- 2020.

Page 2: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

2

banyak dan sulit dapat diketahui dengan pasti karena tertutup (Sugiarti & Wijayanti, 2020)dan belum dapat dihapuskan. Di bidang pertanian adalah tempat yang dapat dijumpai lebih banyak pekerja anaknya. Juga di tempat tempat yang membahayakan kondisinya.

Keberadaan pekerja anak sangat mengganggu masa bermain dan kebutuhan akan pendidikan (Fitri et al., 2015). Banyak dijumpai pekerja anak yang bekerja lebih dari 40 jam per minggu bahkan juga masih dijumpai adanya pekerja anak di usia lima sampai 17 tahun yang melakukan pekerjaan di tempat tempat yang berbahaya. Alasan ekonomi menjadi salah satu factor penyebab yang mempengaruhi anak melakukan pekerjaan (International Labor Organization, 2018). Adanya keputusan rumah tangga untuk melibatkan anak mereka dengan pekerjaan atau memberikan kesempatan untuk bersekolah (Nurwati, 2008).

Berbagai upaya penghapusan bentuk pekerjaan terburuk untuk anak telah dilakukan baik secara nasional mengikuti kehendak bersama maupun secara universal dalam The Suistainable Development Goals (SDGs) atau target pembangunan berkelanjutan (TPB). Strategi menuju Indonesia bebas pekerja anak (Nandi, 2016) juga telah dilakukan oleh pemerintah (Avianti & Sihaloho, 2015). Berbagai aksi telah dikembangkan berdasarkan peran Pemangku kepentingan serta telah dilakukan integrasi peta jalan dalam perencanaan pembangunan daerah melalui Musrenbang. Segala upaya yang telah dilakukan ini masih belum mampu menghapuskan pekerja anak di Indonesia (Krulinasari, 2017)(Ajisukmo, 2012).

Rumusan Masalah

Dari uraian di atas muncul satu permasalahan yaitu bagimana bentuk perlindungan hukum bagi pekerja anak untuk berbasis target pembangunan berkelanjutan point 8.7 ?

Page 3: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

3

Tinjauan Pustaka

The Suistainable Development Goals (SDGs) atau target pembangunan berkelanjutan (TPB) adalah suatu rencana aksi global yang telah disetujui para pemimpin negara negara di dunia (Milivojevic et al., 2020) termasuk Indonesia untuk mengakhiri kemiskinan mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. Terdapat 169 target dari 17 tujuan yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030 (Horwitz, 2018). The Suistainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs)(World Health Organization, 2015) (Sun et al., 2020).

17 tujuan dari SDGs yaitu menghapus kemiskinan; mengakhiri kelaparan; mencapai kesehatan yang baik dan kesejahteraan; menyelenggarakan pendidikan yang bermutu; adanya kesetaraan gender; menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi; menyediakan energi bersih yang terjangkau; menciptakan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi; menyelenggarakan infrastruktur industri dan inovasi; mengurangi ketimpangan; mewujudkan kota yang berkualitas dan berkelanjuta; tersedianya konsumsi produksi yang bertanggung jawab; tanggap terhadap perubahan iklim; menjaga ekosistem laut; menjaga ekosistem darat; mewujudkan perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang kuat; serta terciptanya kemitraan untuk mencapai tujuan (Wahyuningsih, 2018).

Diantara 17 tujuan itu terdapat tujuan yang ke 8 yaitu menciptakan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi. Tepatnya pada poin 8.7, ditetapkan tujuan dengan mengambil langkah langkah yang segera serta efektif untuk menghilangkan kerja paksa mengakhiri perbudakan modern dan perdagangan manusia serta menegakkan larangan atau eliminasi pada bentuk yang terburuk dari pekerja anak termasuk perekrutan dan pemanfaatan serdadu anak, serta di tahun 2025 dapat mengakhiri segala bentuk tenaga kerja anak(ILO, 2018)

Page 4: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

4

Perlindungan anak di Indonesia telah diatur pada peraturan perundang undangan mulai dari konstitusi yaitu Undang Undang Dasar 1945 sampai dengan peraturan pelaksana nya yang terjadi atas UU 4/1979 tentang kesejahteraan anak, UU 7/1984 tentang pengesahan konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita, UU 20/1999 tentang pengesahan konvensi ILO nomor 138 mengenai batas usia minimal anak yang diperbolehkan bekerja, UU 39/1999 tentang hak asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 mengenai pelanggaran dan Tindakan segera untuk penghapusan bentuk bentuk pekerjaan terburuk untuk anak,UU 26/2000 tentang pengadilan hak asasi manusia, UU 23/2002 tentang perlindungan anak, 13/2003 tentang ketenagakerjaan, UU 23/2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, UU 33/2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah, UU 21/2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang, UU 11/2009 tentang jaminan kesejahteraan social, UU 11/2012 tentang system peradilan pidana anak, UU 6/2014 tentang desa, UU 23/2014 tentang pemerintahan daerah, UU 35/2014 tentang perubahan atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, Keputusan Presiden nomor 36 tahun 1990 tentang pengesahan konvensi hak anak, dan Keputusan Presiden 59/2002 tentang rencana aksi nasional penghapusan bentuk bentuk pekerjaan terburuk untuk anak.

Metode Penelitian

Penelitian hukum normatif ini mengguanakan pendekatan perundang-undangan dan konseptual. Penelitian hukum normatif adalah Pendekatan perundang-undanagan dan pendekatan konseptual.

Pembahasan

Anak adalah setiap orang yang berumur di bawah 18 tahun (Pasal 1 angka 26 UU 13/2003). Anak yang bekerja adalah anak yang melakukan

Page 5: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

5

pekerjaan dalam rangka membantu orang tua, melatih tanggung jawab, disiplin atau ketrampilan yang dilakukan dalam jangka waktu pendek dan di luar waktu sekolah serta tidak ada unsur eksploitasi di dalamnya. Pekerja anak adalah setiap anak yang melakukan pekerjaan yang memiliki sifat dan intensitas dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan dan keselamatan anak serta tubuh kembang anak secara optimal, baik fisik, mental, sosial dan intelektual nya.

Anak merupakan generasi bangsa, penerus dalam mewujudkan cita cita bangsa. Sangat diperlukan upaya untuk mewujudkan generasi bangsa yang berkualitas sejak dini. Sebagai penerus bangsa, anak perlu dipersiapkan kualitasnya melalui pengembalian kondrati masa anak anak yaitu bermain dan belajar. Sayangnya, pemberian perlindungan anak belum maksimal. Masih ada anak Indonesia yang bekerja atau terpaksa bekerja. Faktor utama anak bekerja adalah alasan ekonomi.

Jumlah pekerja anak diperkirakan pada tahun 2019 sejumlah 1,6 juta orang (https://lokadata.id/video/pekerja-anak-di-indonesia-terpaksa-membantu-ekonomi-keluarga). Dari lokadata, terdapat 97.000 orang pekerja anak, yang terdiri atas di wilayah pulau Jawa terdapat 23.000 pekerja anak; dengan Kabupaten Bandung Provinsi Jawabarat menduduki posisi yang tertinggi yaitu 23.000 pekerja anak atau 65% memiliki ijazah SD 23% ber ijazah kan SMP serta 12% tidak memiliki ijazah tidak bersekolah. Untuk wilayah Sumatera angka tertinggi dipegang oleh Kabupaten Humbang Hasundutan yang memiliki 17000 pekerja anak dengan komposisi 38% memiliki ijazah SD 31% memiliki ijazah SMP sisanya 31% tidak memiliki ijazah atau tidak bersekolah.

Wilayah yang ketiga adalah Papua Kabupaten Tolikara tercatat terdapat 14000 pekerja anak dengan 24% per ijazah SD 8% per ijazah SMP sisanya 68% tidak memiliki jasa atau tidak sekolah. Wilayah ke empat adalah pulau Sulawesi Kabupaten Bone memiliki 12000 pekerja anak, dengan komposisi 58% berijazakan SD 31% kebijakan SMP sisanya 11% tidak bersekolah.

Page 6: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

6

Wilayah kelima adalah Nusa Tenggara Kabupaten Sumba Timur menduduki peringkat yang tertinggi di Nusa Tenggara Barat yaitu tercatat 8000 pekerja anak dengan komposisi 34% berijazahkan SD 16% per ijazah SMP 1% per ijazah kan SMA sisanya 50% tidak bersekolah atau tidak memiliki ijazah. Wilayah ke enam adalah pulau Kalimantan Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan tercatat memiliki 5000 pekerja anak dengan komposisi 43% ber ijazah kan SD 17% tuh ijazah kan SMP 40% tidak memiliki ijazah.

Wilayah ke tujuh yaitu pulau Bali Kabupaten Karangasem memiliki 5000 pekerja anak dengan komposisi 48% tersisa Sakan SD 37% berijasakan SMP 1% berijazah SMA sisanya 14% tidak ber ijazah atau tidak sekolah. Wilayah ke delapan yang terakhir adalah Maluku di Kabupaten Halmahera Selatan Maluku Utara tercatat 3000 ada pekerja anak dengan komposisi 30% berijazahkan SD 35% berijazahkan SMP sisanya 35% tidak memiliki ijazah. Atas uraian di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 7: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

7

Dari data di atas dapat diketahui jumlah pekerja anak yang bekerja pada tiga wilayah yaitu wilayah Jawa Sumatera dan Sulawesi. Di wilayah pulau Jawa terdapat 565000 pekerja anak pada tahun 2019 yang terdiri atas 59% laki laki 41% perempuan yang memiliki ijazah SD adalah 38% memiliki ijazah SMP 45% memiliki ijazah SMA 5% dan tidak memiliki ijasa sebesar 12%. Selanjutnya untuk wilayah pulau Sumatera terdapat 445000 pekerjaan dengan komposisi 67% laki laki 33% pekerja anak perempuan mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2% dan tidak memiliki ijazah sebesar 42%. Untuk wilayah Sulawesi terdapat 195000 pekerjaan dengan komposisi 71% pekerja anak laki laki 29% pekerja anak perempuan mereka yang memiliki ijazah SD 42% ijazah SMP 31% ijazah SMA 3% dan yang tanpa memiliki ijazah sebesar 24%Untuk wilayah Sulawesi terdapat 195000 pekerjaan dengan komposisi 71% pekerja anak laki laki 29% pekerja anak perempuan

Page 8: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

8

mereka yang memiliki ijazah SD 42% ijazah SMP 31% ijazah SMA 3% dan yang tanpa memiliki ijazah 11 sebesar 24%. Atas uraian ini dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Cita -cita bangsa Indonesia dituangkan dalam pembukaan UUD 1945

alinea ke empat yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan, umum mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Upaya mewujudkan cita -cita bangsa sesuai kehendak pendiri bangsa membutuhkan peran aktif seluruh bangsa Indonesia, di bidang perlindungan pekerja anak ini.

Konstitusi Indonesia telah meletakkan dasar hak dalam memberikan perlindungan anak yaitu hak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta hak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, harus dimiliki oleh setiap anak. Negara memiliki kewajiban untuk memelihara fakir miskin dan anak anak yang terlantar (Pasal 28 b jo. Pasal 34 ayat (1) Undang Undang Dasar 19 45).

Nilai penting atas prinsip bahwa anak merupakan generasi bangsa maka harus mempersiapkan kualitas manusia yang baik telah dirumuskan oleh semua negara beradab di dunia dalam melaksanakan

Page 9: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

9

pembangunan nasionalnya. Indonesia telah mewujudkan pemberian perlindungan anak ke dalam peraturan perundang-undangan, seperti yang telah disebutkan di atas (Cita et al., 2019).

Perlindungan anak adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk menjamin dan memberikan perlindungan bagi anak serta haha anak agar dapat hidup tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan dari diskriminasi (Pasal 1 ayat (2) UU 23/2002 jo. UU 35/2014 tentang perlindungan anak.

Khusus untuk pekerja anak UU 13/2003 telah mengaturnya pada Pasal 68 sampai dengan Pasal 75. Prinsipnya terdapat larangan mempekerjakan anak. Larangan ini dapat disimpangi bagi anak yang berumur 13 sampai dengan 15 tahun untuk melakukan pekerjaan ringan yang tidak mengganggu perkembangan kesehatan fisik mental dan sosial nya. Syarat untuk dapat dilakukan penyimpangan yaitu harus ada izin tertulis dari orang tuanya atau wali ada perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali waktu kerja maksimum tiga jam yang dilakukan pada siang hari dengan tidak mengganggu waktu sekolah dijaminnya keselamatan dan Kesehatan kerja serta ada hubungan kerja yang jelas dengan menerima upah sesuai ketentuan yang berlaku.. Ketentuan ini tidak berlaku bagi anak yang bekerja pada usaha keluarganya. Pelanggaran atas perbuatan hukum ini adalah merupakan tindak pidana kejahatan dengan straf maxima sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah). (Pasal 68, 69 jo. Pasal 185 UU 13/2003).

Perlindungan bentuk lainnya adalah anak dapat melakukan pekerjaan di tempat kerja yang merupakan bagian dari kurikulum Pendidikan atau pelatihan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang sepanjang usia anak minimal 14 tahun dengan syarat adanya petunjuk yang jelas tentang cara pelaksanaan pekerjaan serta bimbingan dan

Page 10: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

10

pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan dan adanya perlindungan keselamatan dan Kesehatan kerja.

Selain itu anak juga dapat melakukan pekerjaan untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Terhadap hal ini ada kewajiban pengusaha dengan cara memberikan pengawasan langsung dari orang tua atau wali waktu kerja paling lama tiga jam dalam satu hari dijamin nya kondisi dan lingkungan kerja yang tidak mengganggu perkembangan fisik mental social dan waktu sekolah adanya pemisahan tempat kerja apabila anak Bersama sama dipekerjakan dengan orang dewasa. Pelanggaran atas perbuatan hukum ini adalah merupakan tindak pidana pelanggaran dengan straf maxima sanksi pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 71. Pasal 187 UU 13/2003).

Hal yang penting lainnya adalah hukum menganggap anak bekerja apabila berada di tempat kerja kecuali dapat dibuktikan sebaliknya. Larangan mempekerjakan anak untuk pekerjaan pekerjaan terburuk yaitu pekerjaan dalam bentuk perbudakan; pekerjaan yang memanfaatkan menyediakan atau menawarkan anak untuk pelacuran produksi pornografi pertunjukan porno atau perjudian; segala pekerjaan yang memanfaatkan menyediakan atau melibatkan anak untuk produksi dan perdagangan minuman keras narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya dan atau pekerjaan yang membahayakan Kesehatan keselamatan atau moral anak. Menjadi kewajiban pemerintah untuk melakukan upaya penanggulangan anak yang bekerja di luar hubungan kerja. Pelanggaran atas perbuatan hukum ini adalah merupakan tindak pidana kejahatan dengan straf maxima sanksi pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) (Pasal 74 jo. Pasal 183 UU 13/2003).

Page 11: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

11

Penegakan hukum atas adanya pelanggaran tindak pidana kejahatan atau tindak pidana pelanggaran dalam mempekerjakan anak belum dapat maksimal mengingat keberadaan pekerjaan sangatlah rahasia atau tertutup.

Upaya penanggulangan ini penting untuk dilakukan mengingat adanya kondisi di mana tidak semua anak Indonesia memiliki kesempatan untuk memperoleh haha nyasar penuh dan menikmati kebutuhan khusus di masa perkembangan anak terutama anak anak yang terlahir dari keluarga miskin atau rumah tangga yang sangat miskin. Upaya untuk mencapai zero pekerja anak terus dilakukan oleh Indonesia.

Tindakan ini telah dilakukan Indonesia sehingga wajar apabila di tahun 2015 Indonesia juga berperan aktif untuk komitmen di dalam program the Sustainable development goals (SDGs) atau tujuan membangun berkelanjutan untuk tujuan akhir mengakhiri pekerjaan anak di Indonesia.

Point 8.7 SDGs adalah mengambil langkah langkah segera dan efektif untuk mengentaskan kerja paksa(Kasonde & Steele, 2017), mengakhiri perbudakan modern dan perdagangan manusia dan menegakkan larangan dan eliminasi bentuk terburuk dari tenaga kerja anak (Unicef, 2017), termasuk perekrutan dan pemanfaatan serdadu anak dan pada tahun 2025 mengakhiri segala bentuk tenaga kerja anak (Milivojevic et al., 2020).

Sebagai wujud komitmen pemerintah di bidang politik dalam melaksanakan SDGs ini di keluarlah Peraturan Presiden nomor 59 tahun 2017 tentang pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) yang dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pihak. Ada enam prinsip yang terdapat di dalam Perpres 59/2017, yaitu TPB sebagai agenda global dari oleh dan untuk rakyat (agenda of the people by the people and for the people); terdapat 17 tujuan dan 169 target dari PPP yang saling integrated dan indivisible (Unicef, 2017); tidak seorang pun tertinggal dengan memastikan

Page 12: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

12

kesetaraan non diskriminasi dan inklusi di semua tingkatan; TPB harus dibangun berdasarkan solidaritas kerjasama , mutual accountability dan partisipasi pemerintah dan semua pemangku kepentingan; TPB tetap berpijak pada Universal Declaration Of Human Rights serta perjanjian internasional lainnya mengenai HAM; TPB sebagai kelanjutan dari MDGs .

Seiring dengan perumusan SDGs di tingkat global, Indonesia telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015 -2019 dan 2020 – 2024, sehingga substansi yang terdapat di dalam SDGs telah sesuai dengan RPJMN yang merupakan penjabaran dari Nawa cita sebagai visi dan misi presiden. RPJMN tahun 2020 - 2024 merupakan dokumen perencanaan untuk jangka menengah lima tahun yang menjadi dasar bagi setiap kementerian atau Lembaga untuk Menyusun rencana strategis kementerian atau Lembaga dan bagi pemerintah daerah dalam Menyusun rencana pembangunan Jangka menengah daerah atau RPJMD. RPJMN tahun 2020 – 2024 adalah sebagai tahap keempat dari rencana pembangunan jangka Panjang nasional RPJPN 2005- 2025. Gambaran integrasi SDGs dalam perencanaan bangunan tingkat nasional maupun daerah dapat dilihat dalam gambar berikut:

Page 13: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

13

Tujuan SDGs adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan social masyarakat pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari generasi ke generasi berikutnya. Komitmen SDGs diwujudkan di dalam 17 tujuan dan 169 target (Waldmüller et al., 2019).

Diantara 17 tujuan tersebut terdapat tujuan ke delapan yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Di sinilah tempat perlindungan bagi pekerja anak. Kebijakan RPJMN 2020 - 2024 yang sesuai adalah dalam rangka peningkatan nilai tambah ekonomi yang mencakup penciptaan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang terdiri atas penguatan kewirausahaan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi serta peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, investasi di sector riil dan industrialisasi.

Implementasi atas Langkah lanjut strategi pencapaian SDGs, melalui organisasi yang menyusun reaksi SDGs yang terdiri atas Tim pengarah Tim pelaksana dan kelompok kerja untuk masing masing pilar. Di bidang pekerja anak masuk dalam kelompok kerja atau pokja II pilar pembangunan ekonomi.

Implementasi SDGs poin 8.7 adalah mengambil tindakan cepat dan untuk memberantas kerja paksa, mengakhiri perbudakan dan penjualan manusia, mengamankan larangan dan penghapusan bentuk berburuk tenaga kerja anak termasuk perekrutan dan penggunaan tantara anak dan pada tahun 2025 mengakhiri tenaga kerja anak dalam segala bentuknya (“Identifying Role Violence Its Prev. Post-2015 Glob. Agenda,” 2018). Ada dua indicator pencapaian SDGs poin 8.7. Inkdikator pertama adalah persentasi dan jumlah anak usia 5-17 tahun yang bekerja dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur yang dibedakan berdasarkan bentuk bentuk pekerjaan terburuk untuk anak. Indikator pertama ini merupakan indicator global yang perlu dikembangkan dan memiliki proksi. Indicator kedua adalah persentasi

Page 14: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

14

dan jumlah anak usia 10 -17 tahun yang bekerja dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur. Indikator kedua ini merupakan indicator nasional sebagai proksi indicator global.

Mengikat SDGs merupakan kebutuhan kita secara bersama, maka semua pihak tidak boleh diam dan semua pihak harus terlibat maka pemerintah daerah merupakan suatu Lembaga yang penting dalam mewujudkan cita cita tersebut pemerintah daerah dapat mencegah adanya pekerjaan dan mengupayakan agar mereka dapat mengenyam Pendidikan untuk mempercepat penarikan pekerja anak di Kawasan industry sangat dibutuhkan kegiatan pengembangan masyarakat (community development) atau corporate social responsibility /CSR untuk membantu penarikan pekerja anak di kawasan industry. Tak kalah pentingnya untuk saat ini sangat dibutuhkan creating shared value (CsV). Creating shared value merupakan suatu konsep dan strategi bisnis yang menekankan pentingnya memasukkan masalah dan kebutuhan sosial dalam perencanaan strategi perusahaan ada tanggung jawab sosial perusahaan yang semula dalam CSR dan ini dikembangkan menjadi program kerja nyata perusahaan yang digunakan untuk meningkatkan mutu atau kualitas masyarakat sekitarnya.

Makin banyaknya perusahaan atau Lembaga yang masyarakat yang menerapkan seluruh pekerja anak sebagai masalah sosial yang ada dan harus segera diatasi maka dapat dipastikan implementasi SDGs 8.7 akan lebih dapat tercapai dengan cepat. tidak kalah penting, peran pemerintah daerah tentukan sangat menentukan keberhasilan pencapaian SDGs 8.7 di bidang zero pekerja anak. Pemerintah daerah dapat menyusun program kerja daerah dalam mewujudkan konsep smart city ramah anak.

Surabaya merupakan salah satu kota di Indonesia yang telah menerapkan konsep smart city (A. Wijayanti, 2021) (Zanella et al., 2014) pada dasarnya merupakan pengembangan dari e-government (He et al., 2014) ada enam parameter yang menjadikan suatu kota dapat disebut telah menerapkan smart city konsep yaitu smart people (Chourabi et al., 2012), smart living(Batty et al., 2012), smart goverment(Hashem et al.,

Page 15: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

15

2016), smart economy (Söderström et al., 2014), smart mobility (Söderström et al., 2014), dan smart environment(Angelidou, 2014).

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aturan hukum telah memberikan perlindungan hukum yang cukup kepada pekerja anak. Sayangnya penegakan hukumnya belum maksimal. Penegakan hukum atas adanya pelanggaran tindak pidana kejahatan atau tindak pidana pelanggaran dalam mempekerjakan anak belum dapat maksimal mengingat keberadaan pekerjaan sangatlah rahasia atau tertutup.

Rekomendasi

Hendaknya dapat diupayakan tindakan nyata atas aturan hukum tentang perlindungan pekerja anak sesuai target point 8.7 SDGs untuk yang meliputi ketersediaan, aksesibilitas, dan kualitas.

Daftar Pustaka

Ajisukmo, C. R. P. (2012). Faktor-Faktor Penting Dalam Merancang Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Anak Jalanan Dan Pekerja Anak. Makara Human Behavior Studies in Asia. https://doi.org/10.7454/mssh.v16i1.1466

Angelidou, M. (2014). Smart city policies: A spatial approach. Cities. https://doi.org/10.1016/j.cities.2014.06.007

Avianti, A., & Sihaloho, M. (2015). Peranan Pekerja Anak Di Industri Kecil Sandal Terhadap Pendapatan Rumahtangga Dan Kesejahteraan Dirinya Di Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan. https://doi.org/10.22500/sodality.v1i1.9386

Batty, M., Axhausen, K. W., Giannotti, F., Pozdnoukhov, A., Bazzani, A., Wachowicz, M., Ouzounis, G., & Portugali, Y. (2012). Smart cities of

Page 16: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

16

the future. European Physical Journal: Special Topics. https://doi.org/10.1140/epjst/e2012-01703-3

Chourabi, H., Nam, T., Walker, S., Gil-Garcia, J. R., Mellouli, S., Nahon, K., Pardo, T. A., & Scholl, H. J. (2012). Understanding smart cities: An integrative framework. Proceedings of the Annual Hawaii International Conference on System Sciences. https://doi.org/10.1109/HICSS.2012.615

Cita, S. P., Masitha, Y. S., & Kumala, T. (2019). Analisis Pidana pada Anak Sebagai Freelancer di Indonesia Industri Hiburan. Konferensi Internasional.

Fitri, A. N., Riana, A. W., & Fedryansyah, M. (2015). Perlindungan Hak-Hak Anak Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Anak. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat. https://doi.org/10.24198/jppm.v2i1.13235

Hashem, I. A. T., Chang, V., Anuar, N. B., Adewole, K., Yaqoob, I., Gani, A., Ahmed, E., & Chiroma, H. (2016). The role of big data in smart city. International Journal of Information Management. https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2016.05.002

He, Y., Stojmenovic, I., Liu, Y., & Gu, Y. (2014). Smart city. In International Journal of Distributed Sensor Networks. https://doi.org/10.1155/2014/867593

Horwitz, P. (2018). Millennium development goals. In The Wetland Book: I: Structure and Function, Management, and Methods. https://doi.org/10.1007/978-90-481-9659-3_124

https://lokadata.id/video/pekerja-anak-di-indonesia-terpaksa-membantu-ekonomi-keluarga

Identifying the Role of Violence and Its Prevention in the Post-2015 Global Agenda. (2018). In Identifying the Role of Violence and Its Prevention in the Post-2015 Global Agenda. https://doi.org/10.17226/25076

ILO. (2018). Improving the Safety and Health of Young Workers. In Kantor Perburuhan Internasional , CH- 1211 Geneva 22, Switzerland.

International Labor Organization. (2018). Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja Muda. In Kantor Perburuhan Internasional ,

Page 17: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

17

CH- 1211 Geneva 22, Switzerland.

Kasonde, M., & Steele, P. (2017). The people factor: An analysis of the human resources landscape for immunization supply chain management. Vaccine. https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2017.01.084

Krulinasari, W. (2017). Perlindungan Terhadap Anak Yang Bekerja Membantu Orang Tuanya Sebagai Nelayan Menurut Hukum Internasional Dan Implementasinya Di Indonesia. Istinbath : Jurnal Hukum. https://doi.org/10.32332/istinbath.v14i2.950

Lilik Puja Rahayu, A. W. (2020). Perlindungan Hukum Pekerja Lepas Di Kabupaten Bondowoso. Justitia Jurnal Hukum, 4(2).

Milivojevic, S., Hedwards, B., & Segrave, M. (2020). Examining the Promise and Delivery of Sustainable Development Goals in Addressing Human Trafficking and Modern Slavery. In The Emerald Handbook of Crime, Justice and Sustainable Development. https://doi.org/10.1108/978-1-78769-355-520201019

Nandi, N. (2016). Pekerja Anak Dan Permasalahannya. Jurnal Geografi Gea. https://doi.org/10.17509/gea.v6i1.1731

Nurwati, N. (2008). Pengaruh Kondisi Sosial dan Ekonomi Keluarga Terhadap Motivasi Pekerja Anak dalam Membantu Keluarga di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Jurnal Kependudukan Padjadjaran.

Söderström, O., Paasche, T., & Klauser, F. (2014). Smart cities as corporate storytelling. City. https://doi.org/10.1080/13604813.2014.906716

Sugiarti, Y., & Wijayanti, A. (2020). Keabsahan Pemutusan Hubungan Kerja. 4(2).

Sun, P., Lu, X., Xu, C., Sun, W., & Pan, B. (2020). Understanding of COVID-19 based on current evidence. In Journal of Medical Virology. https://doi.org/10.1002/jmv.25722

Unicef. (2017). Child labour | Child protection from violence, exploitation and abuse | UNICEF. In Unicef.

Wahyuningsih, W. (2018). Millenium Develompent Goals (Mdgs) Dan Sustainable Development Goals (Sdgs) Dalam Kesejahteraan Sosial. BismA. https://doi.org/10.19184/bisma.v11i3.6479

Page 18: 1. PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK BERBASIS SDGs 8 · asasi manusia, UU 1/2000 tentang pengesahan konvensi a UU nomor 182 ... mereka memiliki ijazah SD 39% ijazah SMP 37% ijazah SMA 2%

18

Waldmüller, J. M., Jamali, H., & Nogales, N. (2019). Operationalizing Sustainable Development Goals in Vulnerable Coastal Areas of Ecuador and Pakistan: Marginalizing Human Development? Journal of Human Development and Capabilities. https://doi.org/10.1080/19452829.2019.1666810

Wijayanti, A. (2021). Eksistensi Perlindungan Anak Editor : (A. W. Wijayanti (ed.)).

Wijayanti, A., Hidayat, N. A., Hariri, A., Sudarto, & Sholahuddin, U. (2017). Framework of child laborers legal protection in marginal communities. Man in India.

World Health Organization. (2015). Health in 2015: from MDGs, Millennium Development Goals to SDGs, Sustainable Development Goals. World Health Organisation.

Zanella, A., Bui, N., Castellani, A., Vangelista, L., & Zorzi, M. (2014). Internet of things for smart cities. IEEE Internet of Things Journal. https://doi.org/10.1109/JIOT.2014.2306328