1 PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan dunia usaha...
Transcript of 1 PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan dunia usaha...
1
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan dunia usaha, semakin banyak perusahaan
kecil berkembang menjadi perusahaan besar serta banyak pesaing baru memasuki
pasar. Hal tersebut menjadikan dunia usaha sebagai ajang persaingan yang
bersifat kompetitif. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan untuk dapat
menghasilkan laba secara optimal dari pemanfaatan potensi-potensi yang
dimilikinya dengan baik. Oleh karena itu, pemimpin perusahaan harus mampu
membuat perencanaan, mengambil keputusan, dan mengadakan pengawasan yang
tepat dalam menghadapi ketatnya persaingan.
Modal kerja adalah sebagai faktor utama penggerak operasional ataupun
dapat disebut juga sebagai investasi perusahaan. Untuk itu diperlukan
ketersediaan modal kerja yang cukup pada perusahaan agar perusahaan dapat
beropersional secara optimal. Akan tetapi, modal kerja yang berlebihan
menunjukan bahwa ada dana yang tidak produktif, yang berarti bahwa perusahaan
mengalami kerugian akibat menyia-nyiakan kesempatan memperoleh laba.
Sehingga dalam mengelola modal kerja, perusahaan harus memperhatikan
kesempatan memperoleh laba yang ada namun tetap memperhatikan segala
kemungkinan risiko yang dihadapi.
Sebagai pemimpin perusahaan, seorang manajer keuangan pun akhirnya
dituntut bertanggung jawab untuk memperhatikan perolehan sumber dana dalam
memenuhi kebutuhan perusahaan akan modal kerja. Hal ini membuat manajer
dihadapkan berbagai pilihan untuk mendapatkan sumber dana. Sumber dana
tersebut digunakan untuk pengelolaan aktivitas perusahaan. Mulai dari
pembelanjaan bahan baku hingga diproses menjadi barang jadi dan kemudian
2
dijual untuk mendapatkan hasil penjualan. Pengelolaan aktivitas perusahaan ini
haruslah dikelola secara efisien agar perusahaan siap dan mampu menghadapi
persaingan yang ada bahkan persaingan yang lebih ketat dimasa yang akan
datang.
Analisis terhadap sumber dan penggunaan modal kerja merupakan hal
yang diperlukan bagi manajer keuangan, sebab analisis tersebut digunakan untuk
mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut
dibelanjai. Suatu laporan yang menggambarkan darimana datangnya dana dan
untuk apa dana itu digunakan disebut sebagai laporan sumber-sumber dan
penggunaan dana perusahaan yang sangat penting bagi bank dalam menilai
permintaan kredit yang diajukan ke bank (Riyanto, 2001 : 345).
Penelitian terdahulu yang membahas masalah yang hampir sama dilakukan
oleh Rochmawati (2005, dalam Puspasari, 2007). Dari hasil analisis,
menunjukkan bahwa PT. Modjopanggong Tulungagung pada tahun 2002-2003
mengalami penurunan modal kerja. Turunnya modal kerja ini disebabkan karena
penggunaannya lebih besar dari sumbernya. Pada tahun 2003-2004 mengalami
kenaikan modal kerja. Hal ini dilihat dari sumber yang diperoleh lebih besar
daripada pengunaannya.
Sedangkan pada penelitian yang berjudul “Analisis Manajemen Modal
Kerja Perusahaan Indonesia Prima Property Tbk Berdasarkan Data laporan
Keuangan Tahun 2004-2007”, berkesimpulan bahwa manajemen modal kerja PT.
Indonesia Prima Property Tbk buruk, ditunjukkan dari nilai NWC (Net Working
Capital) dan NOWC (Net Operating Working Capital) bernilai negatif serta CCC
3
(Cash Convertion Cycle) mengalami kenaikan lama hari.
(kelompoklaba.wordpress.com)
Wulansari (2004) meneliti bahwa perkembangan efisiensi penggunaan
modal kerja PT. Industri Sandang Nusantara (Persero) Unit Pabriteks Tegal pada
tahun 1997-2001 cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut nampak dari
kenaikan modal kerja yang lebih besar dibanding dengan kenaikan penjualannya
sehingga berakibat pada menurunnya laba opersi perusahaan.
Kesalahan dalam manajemen modal kerja juga akan dapat menimbulkan
masalah bagi perusahaan. Jumlah pokok pinjaman yang besar dan disertai tingkat
bunga yang tinggi, dapat membuat perusahaan mengalami kesulitan dalam
pengembalian hutang. Hal ini dapat mengakibatkan sejumlah perusahaan
mengalami kebangkrutan. Sebagai contoh, salah satu ikon terbesar studio film
Hollywood, Metro Goldwyn Mayer Studios Inc (MGM), akhirnya tak mampu
mempertahankan keberadaannya setelah berjuang selama bertahun-tahun untuk
mengatasi hutang (http://rimanews.com/read/20101104). Selain itu, juga terdapat
dua perusahaan yaitu PT. Prima Inreksa yang memproduksi sepatu dan PT. Kizon
produksi garmen di kawasan industri Cikupa, Kabupaten Tangerang, telah
dinyatakan pailit karena hutang oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat
(http://www.tempo.co/hg/bisnis).
Adapun yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah
memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga
tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya
modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.
4
Manajemen modal kerja juga penting bagi PT. Ungaran Printing Apparel.
PT. Ungaran Printing Apparel merupakan perusahaan garmen yang khusus
melayani printing, bordir, serta finishing yang bebasis di Indonesia. PT. Ungaran
Printing Apparel beralamat di Jalan Letjend Soeprapto Gang Serayu I No.1
Sidomulyo - Ungaran 50514. Konsumen utama yang mempercayakan pesanannya
pada PT. Ungaran Printing Apparel antara lain adalah Morich, Pantja Tunggal,
Ungaran Sari Garmen, Tyfountex, Inti Sari Garmen, Prospecta, Holi, Solo
Kawistara. Perusahaan-perusahaan garmen ini melayani pesanan dari Nike, Esprit,
Quick Silver, Adidas, Lotto, EDC, Melka, O'Neill, DKNY, Tommy Highifger,
Ocean Pacific (OP), Sun Valley, Rossignol, Federated, Animal, Polo, North Sail,
H&M, Calvin Klein, Roxy, Tenson, Spyder, dll. Dengan kata lain, PT. Ungaran
Printing Apparel merupakan perusahaan outsourcing dari perusahaan-perusahaan
garmen. Dalam satu hari, PT. Ungaran Printing Apparel dapat memproduksi
produknya sebanyak 40.000 pak. Awal pendirian PT. Ungaran Printing Apparel
pada tahun 2005 adalah berupa CV. Melihat perkembangan perusahaan yang terus
meningkat, PT. Ungaran Printing Apparel baru mengubah kegiatan usaha dalam
bentuk PT pada tahun 2010. Dengan kata lain, perubahan perusahaan dari CV
menjadi PT baru terjadi pada dua tahun berjalan.
PT. Ungaran Printing Apparel merupakan salah satu dari tiga perusahaan
yang dimiliki oleh Lie Po Kong. Dua perusahaan lain yang dimiliki Lie Po Kong
adalah PT. Simut Sakti yang memproduksi cat dan CV. Sinar Mutiara yang juga
bergerak dibidang printing. Ketiga perusahaan ini saling terkait. Bahan baku cat
PT. Ungaran Printing Apparel sebagian besar didapat dari PT. Simut Sakti. PT.
Simut Sakti merupakan perusahaan pembuat cat dan juga sebagai distributor cat
5
luar negeri. PT. Ungaran Printing Apparel diberikan kelonggaran jangka waktu
yang lebih lama untuk pembayaran hutang dagangnya, tetapi dengan harga yang
sedikit lebih tinggi dari harga normal. Kebijakan ini diberlakukan dengan tujuan
memberikan keuntungan maksimal kepada pemilik. Dengan adanya kebijakan
pengambilan bahan baku cat pada PT. Simut Sakti tersebut, maka PT. Ungaran
Printing Apparel telah menyia-nyiakan kesempatan untuk dapat memperoleh
potongan sehingga PT. Ungaran Printing Apparel menanggung beban biaya tidak
memanfaatkan potongan tunai tersebut.
PT. Ungaran Printing Apparel mengalami penurunan omset perusahaan
yang nampak pada tahun 2009 dapat memperoleh sebesar Rp 12.000.000.000 dan
pada tahun 2011 hanya dapat memperoleh sebesar Rp 4.000.000.000. Penurunan
omset yang begitu drastis ini disebabkan karena adanya situasi krisis global yang
dialami banyak negara. Negara tujuan ekspor telah mengalami resesi yang
menyebabkan nilai tukar mata uang menjadi melemah. Melemahnya nilai tukar ini
akan menyebabkan seolah-olah barang menjadi lebih mahal akibatnya terjadi
penurunan daya beli masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang berpikir
pendapatan yang diperoleh lebih baik digunakan untuk mencukupi kebutuhan
pokok seperti makan dan minum daripada untuk keperluan membeli pakaian.
Selain itu, perdagangan bebas juga membuat persaingan bisnis semakin
ketat. Serangan dari produk luar membuat produksi dalam negri kalah bersaing.
Produk luar seperti dari Cina dapat memberikan harga yang lebih murah
dibandingkan dengan harga produk dalam negeri. Cina telah mampu menekan dan
mengefisiensikan biaya produksi. Efisiensi ini didapat dari penggunaan mesin-
mesin yang dapat memproduksi lebih banyak dan cepat dengan hasil lebih baik.
6
Sedangkan PT. Ungaran Printing Apparel lebih banyak mennyelesaikan secara
manual menggunakan tenaga manusia. Hasil produksi jauh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan menggunakan mesin. Dampak persaingan bebas ini telah
dirasakan oleh PT. Ungaran Printing Apparel. Akibatnya, banyak konsumen PT.
Ungaran Printing Apparel yang beralih memesan pesanan ke perusahaan Cina.
Selain itu, peralihan pesanan oleh konsumen juga dikarenakan adanya
kebijakan PT. Ungaran Printing Apparel yang mengharuskan PPN ditanggung
oleh konsumen, sedangkan ada beberapa konsumen yang tidak menghendaki
penanggungan PPN tersebut. Hal ini semakin menyebabkan penurunan
permintaan pesanan pada PT. Ungaran Printing Apparel. Penurunan omset
perusahaan ini juga dikarenakan penanggungan biaya yang cukup tinggi untuk
melakukan tuntutan uji laboratorium bahan baku cat di German dan Swiss.
Penanggungan biaya klaim jika terjadi kesalahan atau kerusakan produk
yang telah diproduksi juga menambah beban perusahaan. Biaya klaim bisa lebih
besar daripada pendapatan yang didapat. Sebagai contoh, PT. Ungaran Printing
Apparel yang menangani pesanan hanya pada bagian kantong saja akan dikenai
biaya claim sebesar satu pakaian jika produk mereka tidak memenuhi standar
yang telah disepakati. Standar tinggi yang diberikan konsumen menuntut
perusahaan lebih meningkatkan kualitas produksinya. Namun, dengan kondisi
yang dialami tersebut, PT. Ungaran Printing Apparel dapat mencapai titik pay
back period pada tahun 2008, yang berarti hanya setelah dalam tempo waktu 3
tahun saja PT. Ungaran Printing Apparel sudah dapat mengembalikan modal
awalnya. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian tentang
manajemen modal kerja di PT. Ungaran Printing Apparel.
7
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka persoalan
penelitian yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana siklus operasi PT. Ungaran Printing Apparel pada tahun 2009-
2011?
2. Bagaimana siklus kas PT. Ungaran Printing Apparel pada tahun 2009-2011?
3. Bagaimana kebutuhan modal kerja PT. Ungaran Printing Apparel pada tahun
2009-2011?
Manfaat dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana siklus operasi PT. Ungaran Printing Apparel
pada tahun 2009-2011.
2. Untuk mengetahui bagaimana siklus kas PT. Ungaran Printing Apparel pada
tahun 2009-2011.
3. Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan modal kerja PT. Ungaran Printing
Apparel pada tahun 2009-2011.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui
bagaimana manajemen modal kerja pada PT. Ungaran Printing Apparel sehingga
memberikan pertimbangan untuk dapat lebih mengefisiensikan modal kerjanya.
TELAAH TEORITIS
Modal kerja merupakan keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk
membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari (Sawir, 2005 dalam Puspasari
2007). Menurut Weston dan Brigham (dalam Puspasari, 2007) modal kerja adalah
investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas, (surat-
8
surat berharga), piutang dagang, dan persediaan. Sedangakan modal kerja menurut
Sundjaja dan Barlian (2003, dalam Puspasari 2007) adalah aktiva lancar yang
mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya
dalam melaksanakan suatu usaha, atau modal kerja adalah kas / bank, surat-surat
berharga yang mudah diuangkan (misalnya giro, cek, deposito), piutang dagang
dan persediaan yang tingkat perputarannya tidak melebihi satu tahun atau jangka
waktu operasi normal perusahaan. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di
atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa modal kerja merupakan kelebihan
aktiva lancar terhadap hutang lancar atau disebut juga modal kerja netto (Net
Working Capital) untuk menggerakan kegitan operasional perusahaan.
Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi
manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan (Sawir,
2005 dalam Puspasari 2007). Adapun yang ingin dicapai dari manajemen modal
kerja adalah :
a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar.
Penggelolaan ini diharapkan dapat mampu mengembalikan bahkan
memberikan keuntungan dari investasi yang dilakukan. Sehingga tingkat
pengembalian investasi adalah sama besar atau bahkan lebih besar dari biaya
modal untuk membiayai aktiva lancar tersebut.
b. Dalam jangka panjang dapat meminimalkan biaya modal yang telah
dikeluarkan untuk membiayai aktiva lancar.
9
c. Pengawasan pada ketersediaan dana pada aktiva lancar. Hal ini dimaksudkan
agar pada saat jatuh tempo perusahaan dapat memenuhi kewajiban
pengembalian sumber dana yang berasal dari hutang.
Sasaran tersebut mengindikasikan bahwa modal kerja perusahaan harus
terjaga ketersediaannya dalam arti harus mampu membiayai kebutuhan akan
pengeluaran-pengeluaran untuk mengoperasikan perusahaan sehari-hari.
Tersedianya modal yang cukup memberikan sinyal yang baik bagi perusahaan
agar dapat beroperasi secara efisien serta perusahaan juga tidak akan mengalami
kesulitan keuangan.
Keuntungan-keuntungan atas tersedianya modal kerja yang cukup bagi
perusahaan menurut Munawir (2002:116) antara lain :
a. Dengan adanya penurunan nilai atas aktiva lancar, maka perusahaan akan
terlindungi dari krisis modal kerja.
b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat
sesuai dengan waktu jatuh temponya.
c. Menjamin dimilikinya ketersediaan kas untuk menjamin perusahaan untuk
mememenuhi kewajibannya sehingga dapat memungkinkan bagi perusahaan
untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang
mungkin akan terjadi.
d. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki jumlah persediaan yang cukup
untuk memenuhi permintaan pesanan dari para konsumennya.
e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan kepada para langganannya.
10
f. Perusahaan akan dapat beroperasi secara optimal karena perusahaan
meperoleh bahan baku ataupun keperluan untuk menjalankan proses
produksinya.
Siklus Operasi dan Siklus Kas
Kegiatan operasional perusahaan merupakan serangkaian dari bagaimana
perusahaan menyediakan bahan baku, memproses bahan tersebut menjadi barang
setengah jadi hingga menjadi barang jadi yang siap dipasarkan. Kemudian barang
yang sudah jadi dan siap jual ini diperjualbelikan baik secara kredit maupun
secara kontan. Jika barang tersebut dijual secara kredit, maka akan memunculkan
piutang. Sehingga pada akhir seluruh rangkaian tersebut, perusahaan menerima
hasil penjualan dalam bentuk kas. Proses perubahan dari bahan baku sampai
menjadi kas hasil dari penjualan melalui kegiatan produksi merupakan satu siklus
operasi. Dengan pemahaman tersebut, maka dapat diketahui bahwa siklus operasi
perusahaan terdiri dari:
a. Rata-rata usia persediaan yaitu rata-rata waktu yang diperlukan perusahaan
untuk memproses bahan baku hingga menjadi barang jadi hasil dari proses
produksi.
b. Rata-rata pengumpulan piutang yaitu rata-rata waktu yang diperlukan
perusahaan untuk menjual barang jadi sampai dengan menerima hasilnya
yang berupa kas masuk.
Sehingga siklus operasi perusahaan (SO) dapat dihitung dengan menjumlahkan
rata-rata usia persediaan (RUP) dengan rata-rata pengumpulan piutang (RPP)
(Widayanti, dkk, 2009: 223).
11
Dalam melakukan proses produksi, perusahaan sering kali membayar
secara kredit untuk mendapatkan bahan baku atau yang disebut juga hutang
dagang maupun upah tenaga kerja yang dapat disebut sebagai hutang gaji. Hal ini
berarti perusahaan sudah dapat mulai melakukan proses produksi tetapi belum
mengeluarkan kas. Waktu yang diperlukan untuk membayar hutang dagang
maupun hutang gaji dikatakan sebagai rata-rata pembayaran kewajiban (RPK).
Periode antara kas keluar sampai dengan kas masuk disebut sebagai siklus kas.
Dengan demikian, siklus kas (SK) dapat dihitung dengan mengurangkan siklus
operasi (SO) dengan rata-rata pembayaran kewajiban (RPK)(Widayanti, dkk,
2009: 224).
Modal kerja merupakan modal atau dana yang diperlukan perusahaan
untuk melakukan kegiatan opersional perusahaan sehari-hari. Kebutuhan modal
kerja pada setiap perusahaan adalah berbeda-beda. Modal kerja pada perusahaan
yang berbeda tetapi memproduksi barang yang sama dengan omset yang sama
besar bukan berati membutuhkan modal kerja yang sama pula. Semakin lama
siklus operasi pada perusahaan tersebut berarti semakin besar juga kebutuhan
akan modal kerjanya.
Sumber Pendanaan Modal Kerja
Kebutuhan modal kerja yang dimiliki perusahaan dapat didanai dengan
cara memunculkan kewajiban. Manajemen yang konservatif menyatakan bahwa
aktiva lancar seharusnya didanai dari sumber dana jangka pendek. Pendanaan
modal kerja dapat diperoleh dari beberapa sumber (Widayanti, dkk, 2009: 230-
234) :
12
1. Sumber pendanaan spontan
Pendanaan spontan didapat secara spontan untuk mendanai modal kerja
karena meningkatnya kebutuhan modal kerja. Sumber pendanaan spontan
yang utama adalah hutang dagang dan accruals.
a. Hutang dagang
Hampir semua perusahaan memiliki hutang dagang. Hutang dagang ini
muncul karena adanya hubungan dengan pemasok. Barang dapat
diperoleh terlebih dahulu, dan perusahaan diberikan jangka waktu
tertentu dalam pembayarannya. Syarat pembayaran ditentukan sesuai
dengan kesepakatan yang dibuat antara perusahaan dengan pemasok.
b. Accruals
Sumber pendanaan spontan yang lain adalah accruals. Accruals ini
berhubungan dengan jasa yang diterima. Jasa yang telah diterima, namun
belum dibayarkan akan memunculkan kewajiban. Keawajiban ini pada
waktu tertentu harus dibayarkan yang biasanya rutin pada periode
tertentu. Pos umum yang termasuk pada accruals adalah hutang gaji dan
hutang pajak.
2. Sumber pendanaan dengan negosiasi
Berkebalikan dengan sumber pendanaan spontan, sumber pendanaan dengan
negosiasi merupakan kebutuhan dana untuk memenuhi modal kerja tidak
didapat secara spontan. Sumber pendanaan dengan negosiasi diperoleh
dengan jalan melewati pembicaraan terlebih dahulu. Dengan pembicaraan
tersebut, sumber akan memberikan dananya untuk membantu memenuhi
13
kebutuhan modal kerja pada perusahaan. Terdapat 3 sumber pendanaan
dengan negosiasi:
a. Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan
Pinjaman tanpa jaminan ini diperoleh tanpa menggunakan jaminan fisik.
Peminjaman dana hanya didasarkan atas kepercayaan. Sumber jaminan
jangka pendek tanpa jaminan biasanya didapat dari bank atau dari
masyarakat dalam instrumen surat berharga pasar uang (commercial
paper). Dikarenakan tanpa jaminan, maka perusahan yang akan
meminjam dana adalah perusahaan yang benar-benar dapat dipercaya.
Dapat dipercaya mengandung arti bahwa perusahaan tersebut dalam
keadaan sehat keuangannya dengan manajemen yang baik. Dalam
kelancaran peminjaman dan pengembalian, biasanya perusahaan telah
memiliki hubungan yang baik dengan sumber pinjaman seperti dengan
bank. Bank merupakan sumber yang umum dipakai oleh perusahaan.
Perusahaan yang lancar pengembalian pinjaman dana tanpa adanya
keterlambatan, akan terus dipercaya sehingga akan terjalin hubungan
yang baik dan saling menguntungkan. Kreditor akan dengan tenang
meminjamkan dananya, dan perusahaan akan memperoleh dana tersebut
untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Terdapat bermacam-macam
kredit bank:
- Single payment note yaitu pinjaman yang diperoleh perusahaan dari
bank yang dicairkan pada awal periode dan pinjaman tersebut akan
dibayar pada akhir periode kredit.
14
- Line of kredit (kredit rekening koran) yaitu perjanjian antara bank
dengan perusahaan, dimana bank menyediakan sejumlah plafon
tertentu dan perusahaan dapat menggunakannya dalam jangka waktu
periode tertentu.
- Revolving credit agreements, merupakan pinjaman perusahaan
kepada bank. Pinjaman ini akan selalu dilakukan pembaharuan
setiap kali jatuh tempo.
b. Surat berharga pasar uang (commercial paper)
Perusahaan yang membutuhkan dana dapat juga menerbitkan surat
berharga. Surat berharga ini merupakan surat hutang jangka pendek yang
dapat diperjualbelikan kepada masyarakat. Dengan membeli surat
berharga ini, berarti memberikan pinjaman dana kepada perusahaan
penerbit. Orang yang akan membeli surat berharga akan memastikan
bahwa perusahaan penerbit merupakan perusahaan yang mampu bertahan
dan tetap ada untuk melunasinya disaat surat hutang tersebut jatuh
tempo. Surat berharga pasar uang ini biasanya dapat diperjual belikan di
bursa, sehingga likuiditasnya terjamin. Dengan begitu, masyarakat
pembeli surat hutang jangka pendek ini dapat tenang dan memberikan
kepercayaannya kepada perusahaan penerbit surat.
c. Pinjaman jangka pendek dengan jaminan
Merupakan pinjaman dapat diperoleh dengan cara mengikatkan suatu
aset tertentu (piutang, persediaan) sebagai jaminan. Macam-macam
pinjaman jenis ini antara lain:
15
- Pledging yaitu perusahaan dapat memperoleh pinjaman dengan cara
menjadikan piutang sebagai jaminan pinjaman.
- Factoring yaitu piutang dengan tingkat diskon tertentu kepada
perusahaan factor.
- Pinjaman dengan persediaan sebagai jaminan. Perusahaan
mengikatkan persediaannya untuk dijadikan sebagai jaminan.
Namun, persediaan yang dijaminkan ini masih tetap dimanfaatkan
oleh perusahaan, akan tetapi harus sepengetahuan kreditur.
METODE PENELITIAN
Satuan Analsis dan Satuan Pengamatan
Satuan analisis mengandung perilaku atau karakteristik yang diteliti.
Satuan analisis bisa berupa individu, bisa juga berupa lembaga. Satuan analisis
pada penelitian ini adalah PT. Ungaran Printing Apparel. Satuan analisis ini
dibedakan dengan satuan pengamatan. Satuan pengamatan adalah satuan tempat
informasi diperoleh tentang satuan analisis. Sedangkan satuan pengamatan pada
penelitian ini adalah bagian keuangan pada PT. Ungaran Printing Apparrel.
Jenis dan Sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer didapat dari wawancara langsung dengan pihak perusahaan
PT. Ungaran Printing Apparel. Sedangkan data sekunder, diperoleh dari data
laporan keuangan PT. Ungaran Printing Apparel selama periode waktu tahun
2009-2011. Data yang diperlukan meliputi:
16
• Rata-rata usia persediaan (RUP) merupakan rata-rata waktu yang diperlukan
dari mulai proses produksi sampai dengan menjadi barang jadi. Untuk dapat
mengetahui RUP maka diperlukan data penjualan serta rata-rata piutang.
• Rata-rata pengumpulan piutang (RPP) merupakan rata-rata waktu yang
diperlukan dari barang jadi, djual, sampai dengan uang kas masuk. Untuk
dapat mengetahui RPP, maka diperlukan data HPP dan rata-rata persediaan.
• Rata-rata pembayaran kewajiban (RPK) merupakan waktu yang diperlukan
untuk membayar hutang dagang maupun hutang gaji.
• Data biaya-biaya administrasi dan penjualan diperlukan untuk menunjang
perhitungan kebutuhan modal kerja.
Data yang diperoleh adalah berupa data dalam satuan USD dan IDR.
Untuk itu, pada penelitian ini seluruh data di konversikan kedalam satuan IDR
sesuai kurs yang terjadi pada periode tersebut agar mempermudah pada saat
pengolahan serta analisis data.
Langkah Analisis
Analisis data pada penelitian ini menggunakan langkah perhitungan
sebagai berikut:
1. Siklus operasi perusahaan (SO) dapat dihitung dengan menjumlahkan rata-
rata usia persediaan (RUP) dengan rata-rata pengumpulan piutang (RPP).
Berikut rumus untuk menghitung siklus operasi:
SO = RUP + RPP ......................................................................................(3.1)
Rata-rata pengumpulan piutang = 360/(penjualan/rata-rata piutang) .......(3.2)
Rata-rata usia persediaan = 360/(HPP/rata-rata persediaan) ....................(3.3)
17
2. Siklus kas (SK) dapat dihitung dengan mengurangkan siklus operasi (SO)
dengan rata-rata pembayaran kewajiban (RPK). Berikut rumus untuk
menghitung siklus kas:
SK = SO – RPK .........................................................................................(3.4)
SK = RUP + RPP – RPK ...........................................................................(3.5)
3. Untuk dapat menghitung kebutuhan modal kerja, maka dapat mengalikan
siklus operasi (SO) serta kebutuhan dana setiap hari. Berikut rumus untuk
menghitung kebutuhan modal kerja:
Kebutuhan modal kerja = SO x kebutuhan dana setiap hari .....................(3.6)
………(3.7)
Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah Time series analysis
dengan membandingkan modal kerja antara periode yang satu dengan periode
yang lainnya.
ANALISIS DATA
Berdasarkan data-data yang telah terkumpul dan langkah analisis seperti
disebutkan sebelumnya, maka pada bagian ini akan membahas dan menganalisis
jawaban dari persoalan penelitian yang telah dirumuskan. Pembahasan dan
analisis lebih lanjut akan dipaparkan sebagai berikut:
Siklus operasi
Siklus operasi akan berkesinambungan dengan kebutuhan modal kerja.
Apabila rangkaian proses perubahan dari bahan baku sampai menjadi kas semakin
panjang, maka kebutuhan modal kerja juga akan menjadi semakin besar. Untuk
itu, siklus operasi pada perusahaan diharapkan dapat berlangsung dengan waktu
18
yang lebih singkat. Siklus operasi dapat dihitung dengan menjumlahkan rata-rata
pengumpulan piutang dengan rata-rata usia persediaan. Berikut adalah
perhitungan siklus operasi PT. Ungaran Printing Apparel tahun 2009-2011:
19
Tabel 1 Perhitungan Siklus Operasi
PT. Ungaran Printing Apparel Tahun 2009-2011
Rumus Tahun
2009 2010 2011
Rata-rata pengumpulan piutang =
= 19,08 hari
= 50,80 hari
= 63,45 hari
Rata-rata usia persediaan =
= 216,28 hari
= 388,20 hari
= 270,30 hari
SIKLUS OPERASI = Rata-rata pengumpulan piutang + rata-rata usia persediaan
= 19,08 + 216,28 = 235,36 hari
= 50,80 + 388,20 = 439,01 hari
= 63,45 + 270,30 = 333,75 hari
Perubahan SO 86,53% -23,98% Sumber : Data sekunder, laporan keuangan PT. Ungaran Printing Apparel tahun 2009-2011
20
Dari hasil perhitungan data, diperoleh siklus operasi PT. Ungaran Printing
Apparel tahun 2009 adalah selama 235,36 hari. Hal ini berarti PT. Ungaran Printing
Apparel rata-rata membutuhkan waktu 235,36 hari untuk melakukan proses
perubahan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi melalui kegiatan produksi.
Sedangkan pada tahun 2010 siklus operasi PT. Ungaran Printing Apparel
membutuhkan waktu 439,01 hari serta 333,75 hari pada tahun 2011.
Melihat perkembangan siklus operasi PT. Ungaran Printing Apparel pada
tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 86,53% dari tahun sebelumnya, PT.
Ungaran Printing Apparel dapat dikatakan memburuk. Sikus operasi yang melebihi 1
tahun ini tidaklah sesuai dengan periode normal operasi perusahaan yang biasanya
akan berputar kurang dari 1 tahun. Keadaan ini diakibatkan karena rata-rata usia
pesediaan yang begitu besar. Hal tersebut nampak pada nilai nilai HPP tahun 2010
yang mengalami penurunan cukup drastis menjadi sebesar Rp 1.118.565.424,82 dari
tahun 2009 yang mencapai Rp 2.194.597.541,54. Nilai rata-rata persediaan PT.
Ungaran Printing Apparel dapat dikatakan besar.
Besarnya persediaan ini diakibatkan karena adanya jumlah pemesanan bahan
baku cat yang besar. Pesanan yang besar ini dilakukan oleh PT. Ungaran Printing
Apparel dikarenakan adanya minimum order dari supplier. Oleh sebab itu, PT.
Ungaran Printing Apparel memesan catnya dalam jumlah yang besar walaupun
jumlah bahan baku cat sesungguhnya yang dibutuhkan tidak sebesar yang dipesan.
Persediaan yang besar ini juga diakibatkan karena bahan baku yang sudah dimiliki
(tersedia di gudang) tidak semuanya dapat digunakan untuk pengerjaan pesanan dari
konsumen lain. Hal ini dikarenakan bahan baku cat yang diperlukan pada pesanan
konsumen lain berbeda dengan bahan baku yang telah ada. Untuk itu, PT. Ungaran
Printing Apparel harus membeli bahan baku yang baru sesuai dengan kebutuhan. Hal
21
inilah yang menyebabkan penumpukan persediaan bahan baku pada PT. Ungaran
Printing Apparel.
Tidak hanya bahan baku cat yang terdapat dalam persediaan PT. Ungaran
Printing Apparel. Bahan baku alumunium untuk membuat kerangka screen printing
juga diperlukan dalam proses produksi perusahaan. Alumunium ini pada akhir tahun
dilakukan penumpukan pembelian untuk persediaan proses produksi berikutnya. Hal
ini dilakukan untuk mengatisipasi masalah tren harga alaumunium yang selalu
mengalami kenaikan di awal tahun. Pembelian diakhir tahun ini dilakukan dengan
melihat ketersediaan dana yang masih ada pada perusahaan. Jika dilihat besarnya
komposisi alumunium, persediaan alumunium lebih kecil dibandingkan dengan cat
dari total persediaan secara keseluruhan. Oleh sebab itu, alumunium tidak
memberikan pengaruh yang besar terhadap nilai persediaan.
Yang menambah besarnya nilai rata-rata persediaan ini juga diakibatkan
adanya pembatalan pesanan dari pihak konsumen secara tiba-tiba. PT. Ungararan
Printing Apparel harus mengirimkan sample kepada konsumen. Untuk itu, PT.
Ungaran Printing Apparel segera menyediakan bahan baku untuk melayani pesanan
tersebut. Namun, mendadak pesanan tersebut dibatalkan. Pembatalan pemesanan ini
diakibatkan karena tidak terjadinya kesepakatan harga yang sesuai, kualitas yang
tidak memenuhi standar pesanan, serta PT. Ungaran Printing Apparel merasa bahwa
target penyelesaian pesanan terlalu cepat sehingga tidak dapat memenuhinya. Bahan
baku yang telah dibeli tidak mungkin untuk dikembalikan kepada supplier. Keadaan
ini membuat persediaan yang ada menjadi semakin menumpuk. Hal ini terjadi pada
tahun 2010 oleh konsumen USG. Yang membuat perusahaan semakin merugi adalah
kesalahan pada kebijakan saat konsumen melakukan pesanan. Konsumen begitu
diberikan kemudahan memesan tanpa adanya pembayaran uang muka terlebih dahulu.
22
Resiko batal pesan yang ditanggung PT. Ungaran Printing Apparel pun menjadi
begitu besar.
Jika dibandingkan dengan keadaan yang sesungguhnya, PT. Ungaran Printing
Apparel melakukan proses produksinya hanya selama 2 hingga 3 hari saja. Yang
menyebabkan lamanya rata-rata usia persediaan ini adalah karena adanya
penumpukan bahan baku yang tidak digunakan dalam proses produksi. Sehingga dana
yang tertahan dalam persediaan juga besar.
Selain itu, nilai penjualan justru mengalami penurunan. Penurunan penjualan
yang begitu besar dari Rp 12.325.033.992,28 pada tahun 2009 merosot tajam menjadi
Rp 5.306.489.920,79 di tahun 2010, disebabkan karena adanya persaingan pasar
bebas yang membuat banyak konsumen beralih ke perusahaan lain. Penurunan nilai
penjualan ini mengakibatkan rata-rata pengumpulan piutang mengalami peningkatan
lama hari bahkan menyebabkan laba bersih perusahaan mengalami penurunan laba
bersih hingga 97,98%. Keadaan inilah yang memperparah siklus operasi perusahaan
menjadi semakin lama.
Namun, pada tahun 2011 PT. Ungaran Printing Apparel dapat memperbaiki
siklus operasinya. Siklus operasi yang terjadi dapat dipersingkat 105,26 hari menjadi
333,75 hari. Melihat dari Siklus operasi terdiri dari RUP dan RPP, percepatan siklus
operasi PT. Ungaran Printing Apparel diakibatkan karena nilai RUP yang mengalami
penurunan serta RPP yang mengalami peningkatan. Penurunan RUP ini disebabkan
karena PT. Ungaran Printing Apparel mengalami peningkatan nilai HPP serta
penurunkan rata-rata persediaan. RUP dapat turun juga diakibatkan karena adanya
peningkatan penjualan di tahun 2011.
Jika dilihat dari data diatas, rata-rata piutang tahun 2011 mengalami
peningkatan sebesar Rp 557.087.276,10 dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini
23
disebabkan karena adanya kelonggaran pembayaran piutang hingga mencapai 90 hari,
terutama bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan pemesanan dalam jumlah yang
lebih besar. Selain itu, PT. Ungaran Printing Apparel juga tidak memberikan
potongan jika konsumen tersebut membayar lebih cepat dari waktu yang telah
ditentukan. Akibatnya banyak konsumen yang membayar kewajibannya mundur dari
waktu yang telah ditentukan.
Dilihat dari data laporan keuangan PT. Ungaran Printing Apparel tahun 2009-
2011, terjadi penumpukan piutang pada beberapa konsumen seperti Pantja Tunggal
dan Holi. Pantja Tunggal dan Holi merupakan konsumen yang melakukan pesanan
dengan jumlah yang besar dalam frekuensi pemesanan yang sering. Konsumen
tersebut sering kali mundur dalam pembayaran hutangnya. Lamanya pembayaran
piutang ini diakibatkan karena konsumen menghendaki untuk melunasi piutangnya
dalam jumlah besar sekaligus yang merupakan gabungan dari beberapa kali
pemesanan. Walapun demikian, PT. Ungaran Printing Apparel tetap menerima
pesanan dari kedua perusahaan tersebut. PT. Ungaran Printing Apparel
mempertahankan konsumen ini dikarenakan adanya kepercayaan yang telah tercipta
dengan baik. PT. Ungaran Printing Apparel melonggarkan pembayaran piutang ini
dengan maksud agar para konsumennya akan terus melakukan pesanan sehingga akan
muncul kepercayaan yang lebih baik dari konsumen.
Mengingat PT. Ungaran Printing Apparel merupakan perusahaan outsourcing
dari perusahaan garmen, PT. Ungaran Printing Apparel hanya bertanggungjawab
mengerjakan pesanan hanya pada bagian yang diprinting saja. Namun, PT. Ungaran
Printing Appparel memberikan jaminan kerusakan tidak hanya kepada perusahaan
garmen, tetapi juga sampai pada konsumen utama. Jika ternyata barang pesanan tiba
pada konsumen utama tidak memenuhi standar yang telah disepakati, seperti sablon
24
yang mengelupas setelah dilakukan pencucian beberapa kali, maka konsumen
meminta pertanggungjawaban akibat kerusakan tersebut. Untuk itu, PT. Ungaran
Printing Apparel harus kembali mengulang mengerjakan pesanan. Sampai akhirnya
mencapai hasil yang sesuai standar dan konsumen membayarkan hutangnya.
Penerimaan pembayaran piutang dari perusahaan garmen harus menunggu
pembayaran dari konsumen utama setelah semua pesanan telah benar-benar
terselesaikan dengan baik. Hal ini yang semakin membuat lamanya penerimaan
pembayaran piutang.
Untuk mengatasi mundurnya pembayaran piutang dari perusahaan garmen,
PT. Ungaran Printing Apparel melihat dari keterangan target waktu penyelesaian
pesanan yang telah diberikan oleh konsumen utama. Pembayaran piutang perusahaan
garmen dengan PT. Ungaran Printing Apparel dilakukan dengan kesepakatan bahwa
pembayaran akan diberikan setelah barang pesanan telah terselesaikan dan sampai
pada konsumen utama dengan baik. Jika pembayaran melebihi waktu yang telah
disepakati, maka PT. Ungaran Printing Apparel berhak menagih piutang tersebut.
Dalam hal pembayaran piutang, konsumen melakukan pembayaran dengan
Letter of Credit (LC). LC diberikan oleh konsumen setelah barang pesanan sampai di
tangan konsumen utama. Di dalam LC, besarnya piutang adalah total dari beberapa
pesanan sehingga piutang awal akan dibayarkan setelah mendapatkan beberapa
pesanan. Sedangkan dalam LC terdapat jatuh tempo waktu untuk dapat mencairkan
dananya. Sehingga, PT. Ungaran Printing Apparel harus menunggu sampai batas
waktu pencairan untuk dapat memperoleh dananya. Hal inilah yang memperpanjang
waktu pengumpulan piutangnya. Namun, selain LC, konsumen juga membayar dalam
bentuk cash. Bank-bank yang digunakan PT. Ungaran Printing Apparel antara lain
adalah Danamon, BCA, dan Mandiri. Meskipun rata-rata pengumpulan piutangnya
25
sedikit meningkat, tapi rata-rata usia persediaan tahun 2011 cukup mengalami
penurunan.
Siklus kas
Siklus kas adalah kemampuan kas berputar dalam suatu periode tertentu.
Siklus kas dapat dihitung dengan cara mengurangkan sikus operasi dengan rata-rata
pembayaran kewajiban. Perhitungan siklus operasi telah dijelaskan pada analisis
sebelumnya. Sedangkan data rata-rata pembayaran kewajiban didapat dari wawancara
kepada narasumber PT. Ungaran Printing Apparel. Berikut adalah perhitungan siklus
kas PT. Ungaran Printing Apparel pada tahun 2009 hingga tahun 2011:
Tabel 2 Perhitungan Siklus Kas
PT. Ungaran Printing Apparel Tahun 2009-2011
Rumus Tahun
2009 2010 2011
SIKLUS KAS = sikus operasi - rata-rata pembayaran kewajiban
= 235,36 – 30 = 205,36 hari
= 439,01 – 30 = 409,01 hari
= 333,75 – 30 = 303,75 hari
Perubahan SK 99,17% -25,74%
Sumber : Data primer, wawancara kepada narasumber PT. Ungaran Printing Apparel Data sekunder, laporan keuangan PT. Ungaran Printing Apparel tahun 2009-
2011
Dari pengolahan data yang telah dilakukan, siklus kas PT. Ungaran Printing
Apparel tahun 2009 adalah selama 205,36 hari. Hal ini berarti periode antara kas
keluar sampai dengan kas masuk PT. Ungaran Printing Apparel membutuhkan waktu
selama 205,36 hari. Dari hasil wawancara kepada pihak perusahaan, rata-rata
pembayaran kewajiban dari tahun 2009 hingga tahun 2011 adalah tetap yaitu selama
30 hari. PT. Ungaran Printing Apparel dapat dikatakan membayar kewajiban kepada
pemasok lebih cepat daripada waktu kelonggaran 90 hari yang telah diberikan.
26
Percepatan pembayaran kewajiban ini dimaksudkan untuk kepentingan
supplier PT. Simut Sakti yang pada kenyataannya merupakan perusahaan dalam satu
pemilik. Pemilik tidak hanya melakukan manajemen pada PT. Ungaran Printing
Apparel, tetapi juga harus memanajemeni PT. Simut Sakti. PT. Simut Sakti
membutuhkan dana untuk proses proses produksinya. Untuk itu, sumber dana yang
berupa piutang dari PT. Ungaran Printing Apparel juga harus lancar diperoleh. Oleh
sebab itu, sedapat mungkin PT. Ungaran Printing Apparel segera membayarkan
kewajibannya agar tidak terjadi penumpukan dana yang mengendap dan PT. Simut
Sakti pun juga dapat terus mendapatkan sumber dana sehingga dana dapat terus
berputar yang akan memberikan keuntungan maksimal bagi pemilik.
Oleh karena nilai rata-rata pembayaran kewajiban yang selalu sama dari tahun
2009 hingga 2011, maka setiap kenaikan siklus operasi perusahaan akan berpengaruh
pada kenaikan siklus kasnya. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan siklus operasi
perusahaan akan berpengaruh pada penurunan siklus kas perusahaan tersebut. Karena
siklus operasi pada tahun 2010 mengalami kenaikan, maka siklus kas yang terjadi
juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 99,17%. Pada tahun 2011, siklus kas PT.
Ungaran Printing Apparel mengalami penurunan menjadi 303,75 hari. Hal ini juga
disebabkan adanya penurunan pada siklus operasi perusahaan. Siklus kas pada
perusahaan yang semakin pendek akan semakin baik, karena kas berputar lebih cepat
sehingga kas yang tertanam akan semakin sedikit.
Kebutuhan modal kerja
Kebutuhan modal kerja pada setiap perusahaan adalah berbeda-beda.
Kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh kebutuhan dana setiap hari dan siklus
operasi. Jika semakin besar kebutuhan dana setiap hari ataupun siklus operasinya,
maka kebutuhan modal kerja perusahaan juga akan semakin besar. Kebutuhan modal
27
kerja dapat dihitung dengan cara mengalikan kebutuhan dana setiap hari dengan
siklus operasinya. Sama seperti analisa siklus kasnya, siklus operasi juga telah
dihitung pada analisis bagian siklus operasi. Berikut adalah perhitungan kebutuhan
modal kerja PT. Ungaran Printing Apparel tahun 2009-2011:
28
Tabel 3 Perhitungan Kebutuhan Modal Kerja
PT. Ungaran Printing Apparel Tahun 2009-2011
Rumus Tahun
2009 2010 2011
KEBUTUHAN DANA SETIAP HARI =
= Rp 14.764.314,96
= Rp 11.909.775,21
= Rp 11.469.966,40
Perubahan Kebutuhan Dana Setiap Hari
-19,33% -3,69%
KEBUTUHAN MODAL KERJA = kebutuhan dana setiap hari x siklus operasi
= Rp 14.764.314,96 x 255,36 hari = Rp 3.474.962.518,45
= Rp 11.909.775,21 x 439,01 hari = Rp 5.228.510.129,10
= Rp 11.469.966,40 x 333,75 hari = Rp 3.828.073.226,59
Perubahan Kebutuhan Modal Kerja
50,46% -26,78%
Sumber: Data sekunder, laporan keuangan PT. Ungaran Printing Apparel tahun 2009-2011
29
Dari pengolahan data di atas, nampak bahwa kebutuhan modal kerja PT.
Ungaran Printing Apparel pada tahun 2009 sebesar Rp 3.474.962.518,45 mengalami
kenaikan 50,46% menjadi Rp 5.228.510.129,10 pada tahun 2010. Sedangkan
kebutuhan dana setiap hari pada tahun 2010 mengalami penurunan. Penurunan ini
disebabkan karena adanya penurunan HPP yang begitu drastis yang hampir mencapai
50% dari tahun 2009. Walapun terjadi sedikit penurunan kebutuhan dana setiap hari,
kebutuhan modal kerja PT. Ungaran Printing Apparel tidaklah semata-mata juga
mengalami penurunan. Kenaikan kebutuhan modal kerja ini diakibatkan karena
adanya peningkatan siklus operasi yang begitu tinggi hingga mencapai lebih dari
80%. Hal ini menunjukan bahwa penurunan yang terjadi pada kebutuhan dana setiap
hari tidak signifikan dengan peningkatan siklus operasi perusahaan.
Namun, penurunan 26,78% kebutuhan modal kerja yang terjadi pada tahun
2011 menunjukan adanya keselarasan penurunan kebutuhan dana setiap hari dengan
penurunan siklus operasi. Kebutuhan modal kerja PT. Ungaran Printing Apparel
sebesar Rp 3.828.073.226,59 berarti perusahaan membutuhkan ketersediaan dana Rp
3.828.073.226,59 untuk untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukannya perhitungan serta analisis data, maka penelitian
manajemen modal kerja pada PT. Ungaran Printing Apparel diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Siklus operasi yang terjadi pada PT. Ungaran Printing Apparel pada tahun 2009
hingga tahun 2011 rata-rata mengalami siklus selama 336,04 hari. Siklus operasi
yang paling lama ada pada tahun 2010 yaitu selama 439,01 hari. Siklus operasi
30
yang bernilai hingga melebihi 1 tahun ini, diakibatkan karena adanya nilai
penjualannya mengalami penurunan yang drastis serta kesalahan kebijakan saat
konsumen melakukan pesanan tanpa adanya penyerahan uang muka. Selain itu
juga besarnya nilai persediaan dan lamanya pembayaran piutang. Namun, pada
tahun 2011 PT. Ungaran Printing Apparel mengalami penurunan siklus operasi
menjadi 333,75 hari.
2. Pola siklus kas PT. Ungaran Printing Apparel adalah sesuai dengan pola siklus
operasinya. Jika siklus operasi mengalami kenaikan, maka siklus kas perusahaan
juga mengalami kenaikan, begitu pula sebaliknya. Keadaan ini disebabkan karena
Rata-rata pembayaran kewajiban (RPK) pada PT. Ungaran Printing Apparel
adalah tetap yaitu selama 30 hari.
3. Adanya penurunan kebutuhan dana setiap hari tidaklah semata-mata menurunkan
kebutuhan modal kerja. Hal ini nampak pada kebutuhan modal kerja PT. Ungaran
Printing Apparel pada tahun 2010. Kebutuhan modal kerja PT. Ungaran Printing
Apparel malah mengalami peningkatan 50,46% menjadi Rp 5.228.510.129,10.
Hal ini disebabkan adanya peningkatan siklus operasi yang begitu besar hingga
mencapai 86,53%.
Saran
Sebuah penelitian akan memiliki arti jika hasil dari penelitian tersebut dapat
memberikan sumbangan berupa pemikiran baik secara teoritis maupun secara terapan
agar data dijadikan landasan bagi penelitian selanjutnya. Saran berkaitan dengan
sumbangan penelitian bagi para pengguna penelitian.
Dengan dihasilkannya kesimpulan diatas, kiranya hal ini dapat menjadi
pertimbangan bagi perusahaan dalam memanajemeni modal kerjanya. Dilihat dari
31
manajemen modal kerjanya, upaya yang dilakukan oleh PT. Ungaran Printing Apparel
diharapkan dapat mengelola modal kerjanya secara lebih efisien dengan cara:
1. Memperpendek siklus operasi
• Siklus operasi perusahaan selalu diharapkan dapat berlangsung lebih cepat
agar kebutuhan modal kerja menjadi lebih rendah. Melihat hasil dari rata-rata
lama hari dari barang baku hingga barang jadinya maka perusahaan perlu
mengurangi lamanya siklus operasinya. Untuk dapat menurunkan siklus
operasi pada PT. Ungaran Printing Apparel, sebaiknya perusahaan ini
meminimalkan/mengurangi nilai persediaannya dengan cara lebih
mengetatkan kebijakan saat konsumen melakukan pesanan. Perusahaan
seharusnya meminta uang muka terlebih dahulu dari konsumen. Uang muka
yang telah diberikan dapat dijadikan jaminan untuk pemesanan. Jika pesanan
dibatalkan, maka uang muka yang telah diberikan akan hangus tidak dapat
dikembalikan. Dengan adanya uang muka ini, perusahaan akan mengurangi
resiko batal pesan dari konsumen sehingga bahan baku yang telah dipesan
tidak menjadi sia-sia dan tidak menumpuk menambah nilai persediaan.
Persedian pada perusahaan ini dapat lebih terjaga. Pengurangan pada rata-
rata usia persediaan ini perlu dilakukan agar jumlah bahan baku tidaklah
berlebihan sehingga biaya persediaan tidak membengkak.
• Selain itu, PT. Ungaran Printing Apparel perlu mempercepat pengumpulan
piutangnya. Perusahaan seharusnya mengumpulkan piutang dengan secepat
mungkin tetapi jangan sampai menyebabkan menurunnya volume penjualan
karena ketatnya kebijaksanaan kredit yang dijalankan. Untuk mempercepat
pengumpulan piutang, PT. Ungaran Printing Apparel lebih baik menerima
pembayaran dengan cara cash, karena dengan pembayaran secara cash, PT.
32
Ungaran Printing Apparel tidak perlu menunggu hingga waktu tempo
pencairan. Selain itu, pembayaran cash melalui transfer membutuhkan waktu
yang lebih cepat daripada mengunakan LC. PT. Ungaran Printing Apparel
sebaiknya meminta pembayaran piutang untuk setiap pesanan, bukan dengan
total beberapa pesanan Dengan pembayaran piutang untuk setiap pesanan,
piutang yang jatuh tempo akan dapat segera terbayarkan tanpa harus
menunggu beberapa pesanan selesai dikerjakan. Mempercepat pengumpulan
piutang juga dapat dengan cara memberi potongan kepada konsumen yang
membayar kewajibannya lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Untuk
mempercepat pengumpulan piutang, PT. Ungaran Printing Apparel juga
dapat memberikan kewajiban tambahan pembayaran berupa bunga jika
konsumen telah lalai membayarkan kewajibannya yang melebihi jatuh
tempo. Besarnya bunga yang diwajibkan sesuai dengan jumlah lamanya hari
keterlambatan. Jika semakin lama terlambat membayar kewajiban, maka
semakin besar pula bunga yang harus dibayarkan. Dengan begitu, konsumen
akan lebih mempertimbangkan untuk lebih cepat membayar kewajibannya
dari pada memperlambat pembayaran. Dengan mempercepat siklus operasi,
perusahaan juga akan mempercepat siklus kas serta mengurangi kebutuhan
modal kerjanya.
2. Memperpendek siklus kas
PT. Ungaran Printing Apparel sebaiknya memperpanjang rata-rata pembayaran
kewajibannya selambat mungkin namun dengan tetap menjaga kepercayaan
pihak supplier kepada perusahaan. Melihat periode kas kluar hingga kas
masuknya (siklus kas), maka perusahaan juga perlu memanfaatkan kelonggaran
pembayaran kewajiban 90 hari yang diberikan dari supplier. Dengan
33
memperlama RPK, siklus kasnya akan menjadi semakin cepat. Selain itu, siklus
operasi PT. Ungaran Printing Apparel juga perlu dipercepat untuk menunjang
percepatan siklus kasnya.
3. Mengurangi kebutuhan moda kerja
Kebutuhan modal kerja pada perusahaan diharapkan dapat bernilai lebih kecil.
Hal ini juga tak lepas dari PT. Ungaran Printing Apparel. Untuk mengurangi nilai
kebutuhan modal kerjanya, PT. Ungaran Printing Apparel sebaiknya mengurangi
total biaya operasional agar kebutuhan dana setiap hari juga mengalami
penurunan. Pengurangan lama siklus operasi perusahaan juga dapat mengurangi
kebutuhan modal kerja PT. Ungaran Printing Apparel.
Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini.
Keterbatasan ini hendaknya ditindaklanjuti sehingga penelitian dapat menjadi lebih
mendalam. Salah satu keterbatasan penelitian ini adalah laporan keuangan yang
kurang lekap, sehingga sebagian data yang diperoleh berasal dari wawancara kepada
pihak perusahaan. Dengan adanya proses wawancara ini, maka tidak didapatinya
bukti tertulis. Data yang diperoleh berdasarkan ingatan dan sepengetahuan dari
narasumber, yang mungkin tidak secara mendetil diceritakan.
Beranjak dari keterbatasan tersebut, penulis menyarankan agar pada penelitian
selanjutnya perlunya memilih perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang
lengkap. Selain itu perlu dilakukan wawancara yang lebih mendalam agar
memperoleh informasi yang lebih terperinci. Penelitian ini juga dapat dikembangkan
dalam hal analisis sumber dan strategi pendanaan modal kerja.
34
DAFTAR PUSTAKA
Frenky. 2011. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja.
(http://frenkymay.blogspot.com/2011/06/analisis-sumber-dan-penggunaan-
modal.html).
Ismayanti, Neneng. 2010. Penarikan Sample.
(http://nenengismayanti.blogspot.com/2010/04/penarikan-sampel.html.) 17
november 2011 jam 11.44
Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
Puspasari, Ridya Freshca. 2007. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja (Studi
Kasus pada PT. Atlantic Ocean Paint Tahun 2004-2006). Proposal, Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang.
Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Kedua,
Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat,
Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
Seeger, Stefan, dkk. 2011.Working capital management in the Swiss Chemical
industry. Journal of Business Chemistry. Vol. 2. (Agustus: 87-98).
Sunday, Kehinde James. 2011. Effective Working Capital Management in Smalland
Medium Scale Enterprises (SMEs). International Journal of Business and
Management. Vol. 6, No. 9; (September:271-279).
Supriyadi, Anang. 2008. Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja dalam
Perhitungan Rasio Likuiditas, Rentabilitas dan Profitabilitas pada Perusahaan
35
Mebel Rizky Furniture di Klaten.Skripsi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
Syamsuddin, Lukman. 1985. Manajemen Keuangan Perusahaan. Malang: PT.
Rajagrafindo Persada.
Tahir, Mohammad and Melati. 2011. The Effect of Working Capital Management on
Firm’sProfitability: A Review Paper. Interdiscipplinary Journal of
Contemporary Reseach in Business. Vol. 3, no. 4; (Agustus: 365-376).
Widayanti, Rita, dkk, 2009, Manajemen Keuangan, edisi II, Salatiga: Unversitas
Kristen Satya Wacana.
Wulansari, Sindu Prabawati. 2004. Analisis Perkembangan Efisiensi Penggunaan
Modal Kerja pada PT.Industri Sandang Nusantara (Persero) Unit Prabriteks
Tegal. Skripsi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
http://kelompoklaba.wordpress.com/2008/11/29/analisis-manajemen-modal-kerja-
perusahaan-indonesia-prima-property-tbk-berdasarkan-data-laporan-keuangan-
tahun-2004-2007/. 17 November 2011 jam 13.00
http://rimanews.com/read/20101104/4956/karena-utang-perusahaan-film-james-bond-
bangkrut 13 November 2011 jam 11.16
http://www.scribd.com/doc/46788100/PENARIKAN-SAMPEL. 17 November 2011
jam 12.05
http://www.tempo.co/hg/bisnis/2011/06/16/brk,20110616-341109,id.html 13
November 2011 jam 11.07