LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

26
LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2 Pencapan Busa Dengan Zat Warna Pigmen Disusun oleh : Samba Ramadhan (07.K40073) Teti Husniati (07.K40082) Witri Aini Salis (07.K40088) Yolanda Istiqomah (07.K40091) Kelompok :3 Group : K 4 Dosen/asisten : Sasmaya, S. Teks Sukirman, S.ST Darmat Tgl. Masuk Laporan : 10 Desember 2009

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2

Pencapan Busa Dengan Zat Warna Pigmen

Disusun oleh : Samba Ramadhan (07.K40073)

Teti Husniati (07.K40082)

Witri Aini Salis (07.K40088)

Yolanda Istiqomah (07.K40091)

Kelompok : 3

Group : K 4

Dosen/asisten : Sasmaya, S. Teks

Sukirman, S.ST

Darmat

Tgl. Masuk Laporan : 10 Desember 2009

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

2009

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

Pencapan Busa Dengan Zat Warna Pigmen

I. Maksud Dan Tujuan

Maksud : Melihat pengaruh perbandingan binder busa dan pengental pada resep pasta

cap pada pencapan kain poliester - kapas dengan menggunakan zat warna

pigmen dengan metoda pencapan busa.

Tujuan : Memberikan warna pada bahan secara tidak merata dengan motif tertentu

dengan menggunakan zat warna pigmen.

II. Teori Dasar

Sejarah Kapas

Sejak abad ke-15 sebelum masehi hingga abad ke-15 sesudah masehi, India

merupakan pusat dari industri kapas. Pada saat yang bersamaan industri kapas

mesirjuga sedang berkambang. Beberapa jenis kapas stapel panjang yang terbaiak

tumbuh dilembah sungai Nil. Di Negara Amerika serikat orang-orang India pima telah

menanamkapas sewaktu bangsa spanyol dating ke-negri tersebut.pada tahun 1796

Inggris menjadi pusat industri kapas setelah Arkwirght dan Hargreaves menemukan alat

pintal khusus (spinning frame).

Jenis Kapas

Berdasarkan panjang dan kehalusan serat, kapas yang diperdagangkan digolongkan

dalam tiga kelompok yaitu:

1. kapas serat panjang

termasuk dalam kelompok ini adalah serat kapas yang panjang, halus, kuat,

berkilau, dengan panjang stapel 1-1,5 inci, misalny kapas mesir dan kapas sea

island. Kapas kelompok ini biasanya dipakai untuk benang dan kain yang sangat

halus.

2. kapas serat medium

termasuk dalam kelompok ini adalah kapas medium yang lebih kasar dan lebih

pendek dengan panjang stapel 1,5-1 3/8 inci, misalnya kapas up land.

3. kapas serat pendek

trermasuk dalam type ini adlah kapas-kapas yang pendek, kasar dan tidak

berkilau dengan panjang stapel 1 3/8 – 1 inci, misalanya kapas India, cina dan

sebagian kecil kapas timur tengah, eropa tenggara dan afrika selatan.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

Produksi Kapas

Kapas merupakan satu serat yang paling banyak digunakan sebagau serat

tekstil. Hal-hal yang mendorong banyak dipakainya serat kapas adalah:

Penemuan mesin yang dapat menghasilkan produksi serat secara masal.

Proses merserisasi yang menghasilkan serat kapas seperti sutera.

Proses pengkeretan secara kompresi sehingga dimensi kain / pakaian dapat

stabil.

Proses penggunaan cuci dan pakai atau proses penyetrikaan awet yang

akan memperbaiki sifat kelenyingannya.

Kapas diperoleh dari tanaman semak dengan tinggi sekitar 30-120 cm. kapas dapat

dipungut dengan tangan atau mesin. Setelah dipungut serat kapas dibersihkan(ginning),

untuk memisahkan serta dari bijinya. Serat-serat kapas yang telah dipisahkan disewbut

lint, dimanpatkan menjadi bal kapas dengan berat 400 pound. Biji-biji kapas setelah

proses pembersihan masih ditutupi oleh serat kapas yang pendek dengan panjang kira-

kira 3 mm, yang disebut linters. Linter dapat dipisahkan lagi dan dipakai sebagai bahan

dasar untuk pembuatan serat rayon atau serat selulosa asetat, sedangkan biji kapasnya

dapat diremuk untuk diambil minyaknya dan ampasnya untuk makanan ternak.

Stuktur Fisika

Kapas mentah berwarna putih kecoklatan, tiap serat merupakan sebuah sel yang

sewaktu tumbuh dari bijinya berupa pipa silinder yang berongga pada porosnya.

Panjang seratnya kira-kira 1000 kali tebalnya. Potongan melintangnya beraneka

menurut kedewasaan seratnya. Serat yang tidak dewasa berkecenderungan berbentuk

u dengan dinding serat yang sangat tipis, sedangkan serat dewasa lebih berbentuk bulat

dengan rongga poros yang sempit.Serat kapas terdiri dari kutikula, dinding primer,

dinding sekunder dan lubang lumen. Kwalitas kapas bergantung pada panjang stapel,

jumlah konvolusi dan kecerahan. Kapas berstapel tingi kira-kira memiliki 300 konvolusi

setiap incinya, sedangkan serat pendek hanya memiliki kurang dari 200 puntiran.

Diameter serat kapas bervariasi dari 16-20 mikron.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

Penampang membujur kapas Penampang melintang kapas

Struktur Kimia

Analisa serat kapas menunjukan bahwa serat kapas terutama tersusun dari selulosa.

Selusosa merupakan polimer linier yang tersusun dari kondensasi molekul-molekul

glukosa.

Derajat polimerisasi selulosa pada kapas 2.000- 10.000 dengan berat molekul

1.580.000. Hasil analisa pada serat kapas menunjukanbahwa serat kapas terdiri dari:

Selulosa :94,0%

Protein :1,3%

Pektat :1,2%

Lilin :0,6%

Abu :1,2%

Pigmen dan zat lain :1,7*

Sifat Fisika

Warna kapas tidak betul-betul putih, biasanya sedikit krem. Warna kapas akan lebih

tua setelah penyimpanan selama2-5 tahun.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

Kekuatan serat kapas terutama dipengaruhi oleh kadar sellulosa dalam serat,

panjang rantai dan orientasinya. Kekuatan serat kapas salamkeadan basah lebih tinggi

dibandingkan dalam keadan kering.

Mulur serat kapas termasuk tinggi diantara serat selulosa alam, yaitu kira-kira dua

kali mulur rami. Mulur serat kapas berkisar antara 4-17 % dengan rata-rata 7% yang

tergantung dari jenisnya. MR kapas pada kondisi standar 7-8,5 %. Sedangkan berat

jenis serat kapas yaitu 1.5-1,56.

Sifat Kimia

Beberapa zat pengoksidasi dan penghidrolisa akan merusak kapas sehingga

kekuatanya menjadi turun. Kerusakan karena oksidasi dengan terbentuknya oksi

selulosa, biasanya terjadi pada pengelantanganyang erlebihan, penyinaran dalam

keadaan lembab atau pemanasan yang lama pada suhu diatas 140 oC

Asam akan merusak kapas dan membentuk hidroselulosa. Alkali yang pekat akan

menyababkan penggelembungan yang besar pada serat seperti pada proses

merserisasi, yang menyebabkan serat menjadi lebih mengkilap dan kekuatannya

menjadi lebih tinngi.

Pelarut yang biasa digunakan adalah kuproamonium hidroksida dan kuproatelina

diamina. Kapas mudah diserang oleh jamur dan bakteri, terutama pada keadan lembab

dan suhu hangat.Kapas memiliki beberapa sifat istimewa misalmya mudah dicuci, enak

dipakai dan murah, sehingga kapas lebih unggul disbanding serat lainnya.

Serat Poliester

Serat poliester adalah serat sintetik yang terbentuk dari molekul polimer poliester

linier dengan susunan paling sedikit 85 % berat senyawa dari hidroksi alkohol dan asam

tereftalat.

Penampang melintang poliester Penampang membujur poliester

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

Serat poliester pertama kali diperkenalkan pada tahun 1953. Poliester

merupakan polimer yang diperoleh dari reaksi senyawa asam dan alkohol. Calico

Printers Association dari Inggris menyempurnakan penelitian Dr. Carothers dari Du Port

dan memperoleh hak paten untuk seluruh bagian dunia kecuali Amerika Serikat yang

khusus ditangani oleh Du Pont.Serat poliester cepat sekali memperoleh perhatian

konsumen oleh karena sifat mudah penangananya (easy of care), bersifat cuci pakai

(wash and wear), tahan kusut dan awet.

Pembuatan Serat Poliester

Serat poliester dibuat secara pemintalan leleh dari dua jenis asam tereftalat.

Molekul – molekulnya besar dan kaku, sukar di bengkokkan dan mudah kembali ke

bentuk semula setelah berubah bentuknya.Perbedaan utama antara kedua jenis polimer

tersebut adalah sifat tahan panas dari Dacron yang lebih dari serat kodel, tetapi

penyerapan terhadap uap air kecil. Gugus – gugus kimia dalam serat dapat bersatu

atau bergabung dengan zat warna yang sangat kecil. Pencelupannya dapat dilakukan

pada suhu dibawah 100 0C dengan dibantu zat penggelembung serat. Zat tersebut akan

memudahkan zat warna masuk kedalam serat.

Sifat – sifat Poliester

Serat poliester apabila dilihat dengan mikroskop kenampakannya hampir

serupa dengan serat nilon, yakni memanjang seperti silindar bulat dan bulat

seperti pada umumnya serat sintetik yang dipintal dengan cara pelelehan.Serat

poliester memilki kekuatan dan tahan gosok yang tinggi. Tetapi sifat kembali dari

mulur (tensile recovery) pada peregangan tinggi tidak sebaik nilon. Sifat ini dapat

terlihat pada percobaan berikut :

SeratPersentase kembali dari mulur

1 % mulur 3 % 5 % 15 %

Dacron

56

(biasa)

91 76 63 40

Nilon

200

(biasa)

81 88 86 77

Serat poliester memiliki daya ke bentuk asli yang sangat baik. Sifat ini sangat

penting untuk bahan – bahan pakaian. Kekusutan pada bahan celana dari serat

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

poliester akan lekas menjadi rapih kembali dibandingkan serat nilon. Sifat tersebut

serupa dengan serat wol.

Daya serap serat poliester terhadap air lebih sedikit dibandingkan dengan nilon.

Oleh karena serat poliester sedikit menyerap air dan mudah kembali kebentuk semula

pada tarikan yang kecil, maka serat tersebut sangat baik untuk bahan tekstil yang dilipat

permanen dan bersifat cuci dan pakai.

Daya serap terhadap air sangat rendah antara 0,4 – 0,8 % pada kondisi standar

(suhu 21 0C dan kelembaban relatif 65 %). Tetapi keuntungan serat poliester sukar

dikotori oleh kotoran yang larut dalam air dan juga lekas kering. Kekurangannya

poliester tidak enak dipakai, sukar dicelup dan menimbulkan listrik statis. Serta peka

terhadap panas.

Kekuatan poliester dalam keadaan basah hampir sama dengan dalam keadaan

kering. Kekuatan poliester dapat tinggi disebabkan karena proses peregangan dingin

pada waktu pemintalannya akan menyebabkan terjadinya pengkristalan molekul dengan

baik, demikian pula berat molekulnya dapat tinggi. Kekuatan poliester berkisar 4,0 – 7,5

gram / denier dengan mulur 40 % - 25 %.

Kelentingannya yang baik, cepat kering dan peka terhadap panas menyebabkan

serat poliester banyak digunakan untuk tekstil rumah tangga, alas duduk mobil atau

tutup tempat tidur. Serat poliester pada umumnya tahan terhadap asam maupun basa

yang lemah tetapi kurang tahan terhadap basa kuat dan dapat dikelantang dengan zat

pengelantang kapas. Demikian pula tahan terhadap serangga, jamur dan bakteri,

sedangkan terhadap sinar matahari ketahanannya cukup baik.

Kain campuran poliester – kapas

Tujuan pencampuran

Tujuan utama dari pencampuran serat poliester dan kapas adalah untuk

mendapatkan kain yang mutunya lebih baik dibandingkan dengan kain yang terbuat dari

masing – masing seratnya.Faktor yang merupakan suatu keuntungan dalam

pencampuran antar serat poliester dan kapas adalah sifat buruk dari poliester

merupakan sifat yang baik dari serat kapas, begitu pula sebaliknya. Sehingga dari

pencampuran kedua jenis serat ini, sifat – sifat yang kurang dari salah satu jenis serat

dapat diimbangi dengan sifat – sifat yang baik dari serat lain. Hal tersebut dapat dilihat

dari tabel berikut.

Sifat - sifat Poliester Kapas

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

Sifat mekanik A B – A

Kemampuan

menyerap air

C B – A

Kemampuan untuk

dicelup

C A

Sifat estetika A B

Abrasi basah B B

Abrasi kering B C – B

Tahan kusut A C

Daya menahan

lipatan

A C

Tahan listrik statis C A

Tahan piling C A

Keterangan :

A = Baik , B = Sedang, C = Buruk

Dari tabel tersebut terlihat bahwa masing – masing serat tidak memiliki semua

sifat yang sempurna untuk bahan tekstil. Meskipun telah diupayakan suatu perubahan

fisik pada serat tersebut, namun sifat kimia masing – masing serat tidak berubah

sehingga karakteristik pencelupannya bergantung pada masing – masing serat.

Sifat – sifat Bahan Campuran Poliester – Kapas

Bahan – bahan yang terbuat dari serat poliester merupakan bahan yang memiliki

sifat – sifat yang baik seperti kekuatan tinggi, daya tahan abrasi yang baik, sifat cuci

pakai yang baik, dan lipatan yang lama.Sifat – sifat yang baik dari serat poliester

tersebut akan lebih baik lagi jika dicampur dengan serat selulosa pada kondisi tertentu.

Serat selulosa yang dicampur dengan serat poliester ini akanmemberikan bahan

campuran dengan sifat yang baik, diantaranya : Rasa yang nyaman dalam pemakaian.

Daya Elektrostatik

Bahan yang terdiri dari 100 % serat poliester dapat menimbulkan daya

elektrostatik. Daya ini menyebabkan bahan melekat pada tubuh, sehingga memberikan

rasa yang kurang nyaman pada pemakai. Dalam pencampuran serat poliester dan

kapas, jumlah serat sampai 35 % dari campurannya, dapat menghilangkan daya

elektrostatik dari serat poliester sampai tingkat minimal.

Kekuatan Tarik

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

Jumlah yang kecil dari serat poliester dalam pencampurannya tidak akan

memberikan perbaikan pada kekuatan tarik kapas dan bahkan akan melemahkan

bahan tersebut. Untuk mendapatkan kain campuran serat poliester dan kapas dengan

kekuatan baik, paling sedikit dibutuhkan 60 % serat poliester dalam larutan.

Daya Tahan Abrasi

Daya tahan abrasi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan

keawetan. Bahan yang terdiri dari 100 % serat poliester memiliki daya tahan abrasi yang

baik sekali. Jumlah 30 – 40 % serat kapas dalam campuran masih memberikan daya

tahan abrasi yang cukup baik.

Daya Tahan Kusut

Jumlah serat kapas tidak melebihi 35 % dalam kain campuran poliester – kapas, masih

memberikan daya tahan kusut yang baik.

Pencapan dengan zat warna pigmen

Pencapan dengan zat warna pigmen dapat digunakan pada semua jenis serat.

Zat warna pigmen tidak mempunyai afinitas terhadap serat, maka fiksasinya ke dalam

serat diperlukan bantuan zat pengikat yaitu binder. Kekuatan ikatan antara zat warna

pigmen dengan serat tergantung pada daya ikat dari binder yang digunakan. Oleh

karena sifat fiksasi zat warna pigmen yang demikian, maka zat warna pigmen dapat

diaplikasin pada semua jenis serat termasuk serat-serat gelas. Ditinjau dari segi

ekonomis, metoda pencapan zat warna pigmen sangat sederhana dan murah. Proses

pencucian yang dimaksudkan untuk menghilangkan sisa-sisa zat warna, pengental dan

zat-zat pembantu, tidak diperlukan pada metoda pencapan pigmen. Oleh sebab itu

metoda ini sangat luas digunakan dalam industri.

Dalam perkembangannya, saat ini sudah banyak diproduksi selain zat warna

pigmen sintentik juga binder sintentik yang lebih menjamin hasil cap sesuai keinginan.

Demikian pula halnya dengan penggunaan pengental, dari mulai pengental alam

berkembang menjadi pengental emulsi air dalam minyak (w/o), kemudian emulsi minyak

dalam air (o/w) dan pada akhirnya pengental sintetis. Komponen pasta cap pigmen

didasarkan pada tiga hal penting, yaitu : dispersi zat warna pigmen, binder dan zat

pembantu ikatan silang, serta pengetal yang sesuai. Hasil pencapan pigmen yang baik

ditandai dengan tingkat kecerahan yang tinggi, sifat pegangan yang tidak kaku dan sifat

daya ketahanan yang tinggi terhadap gosok dan pencucian.

Zat warna pigmen adalah zat warna yang tidak larut dalam air, diperdagangkan

dalam bentuk terdispersi kerap disebut juga emulsi pigmen. Terutama dibuat dari bahan

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

baku sintetis, selain tersedia cukup banyak warna-warna, untuk pigmen putih digunakan

bahan dasar titanium dioksida, campuran kupro dan alumunium untuk warna metalik

serta besi oksida untuk mendapatkan warna kecoklatan. Dalam melakukan pemilihan

zat warna pigmen yang penting diperhatikan selain harganya juga sifat-sifat ketahanan

lunturnya, kecerahannya dan kekuatan pewarnaannya.

Pasta cap yang digunakan sebaiknya mempunyai sifat reologi seperti plastik,

dapat dipindahkan pada tekstil dengan mudah tetapi penetrasinya terbatas. Jika terjadi

perakelan pasta akan mengencer dan setelah perakelan kembali menjadi solid pada

permukaan kain, sehingga tidak berpenetrasi lebih jauh ke dalam tekstil hanya tinggal di

permukannya saja, sehingga menghasilkantingkat pewarnaan yang lebih baik. Pada

penggunaan pengental dispersi, untuk menghindari ketidakrataan warna pada pencapan

kain-kain halus dan kain-kain hidrofob dan juga terjadinya screen fram marks, dapat

dikombinasikan dengan pengental koloid (misal dari jenis eter selulosa) yang

mengurangi efek pecahnya lapisan pasta cap. Namun demikian perlu tetap diperhatikan

efek pegangan kaku jika penambahanpengental koloid semakin besar.

Micropearl

Pencapan busa merupakan pencapan yang menghasilkan motif pencapan yang

mengembang dengan efek timbul. Pengembangan yang terjadi, dikarenakan

penambahan komponen micropearl pada pasta pencapan. Pada pasta pencapan yang

diberi pengental, zat pengikat (binder) dan zat pelengkap lainnya. Tanpa adanya

micropearl pada pasta cap maka motif yang dihasilkan tidak akan mengembang.

Struktur micropearl

Micropearl merupakan mikrokapsul yang dapat mengembang dengan adanya

pemanasan disekelilingnya. Micropearl ini terbuat dari termoplastik resin yang sangat

kecil yang mudah dibentuk pada suhu tertentu. Molekul micropearl berukuran 10 – 30

mikron. Micropearl mempuanyai dua komponen utama yaitu :

Liquid hidrokarbon yang berfungsi sebagai zat pengembang (blowing agent)

yang terletak pada inti atau pusat molekul , berukuran 3 – 7 mikron.

Kopolimer akrilonitril yang berfungsi sebagai dinding (kulit) yang terletak

mengelilingi hidrokarbon yang melindungi inti (blowing agent).

Pada saat pemanasan Liquid hidrokarbon (blowing agent) setelah melewati titik

didihnya, akan berubah menjadi gas yang mendesak dinding (kulit) disekelilingnya

sehingga terbentuk penggelembungan balon – balon kecil yang disebut mikrobalon.

Mekanisme pengembangannya :

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

MEKANISME PENGEMBANGAN MICROPEARL

Table micropearl – F Series

Micropearl

Ukuran

partikel

(mikron)

Penyusun

kulit

Suhu awal

(0C)

Suhu

maksimum

(0C)

Ketahanan

terhadap panas

F – 50 10 – 15Kopolimer

akrilonitril135 – 140 160 – 170 Baik

F – 80S 20 – 30Kopolimer

akrilonitril135 – 140 160 – 170 Sangat baik

F – 100 20 – 30Kopolimer

akrilonitril135 – 140 170 – 180 Sangat baik

F – 85 15 – 25Kopolimer

akrilonitril145 – 150 160 – 170 Sangat baik

F 80VS 6 – 12Kopolimer

akrilonitril150 – 170 160 – 170 Sangat baik

F - 1400 10 - 15Kopolimer

akrilonitril100 - 105 130 - 140 Baik

Struktur kimia dari poliakrilonitril

Nama lain untuk akrilonitril adalah vinyl sianida, CH2CHCN. Penggambaran

reaksi yang terjadi secara umum dari polimerisasi akrilonitril adalah sebagi berikut :

Kulit : thermoplastik resin

Inti : Hidrokarbon Microballoon

Penambahan suhu pemanasan Menyusut

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

Selam reaksi berlangsung, panjang rantai terus bertambah, dan terbentuklah rantai

polimer yang panjang dengan komposisi sebagai berikut :

Polimerisasi dari akrilonitril dan kopolimernya memakai inisiator redoks. Inisiator

ini meninggalkan gugus yang bersifat asam pada ujung – ujung rantai polimer, seperti

SO3 dan SO4H. Sifat kimia dari kopolimer akrilonitril yaitu memiliki ketahanan yang

sangat baik terhadap asam – asam mineral, lemak, dan garam – garam netral.

Binder

Binder dapat dibuat dari zat dengan berat molekul tinggi dalam suatu

polimerisasi. Monomer – monomer penting yang dapat digunakan adalah derivate asam

akrilat (terutama ester), butadiene, vinyl asetat, urea formaldehid, melamine formaldehid

dan sejenisnya cocok untuk dipergunakan sebagai bahan dasar pembuat zat pembantu

ikatan (fixer), yang berfungsi untuk zat adhesif antara binder dan serat, juga mendukung

ikatan silang pada permukaan lapisan binder sehingga dapat meningkatkan sifat tahan

luntur hasil pencapan. Jumlah penggunaannya kira –kira 10% dari jumlah pasta cap.

Proses fiksasi sebaiknya tanpa adanya air. Udara panas dengan suhu atas

1200C adalah sesuai untuk reaksi silang tiga dimensi. Penggunaan udara suhu tinggi

mungkin dapat meniadakan air tapi sekalipun demikian reaksi ikatan silang dengan

adanya uap air tidak dapat berjalan dengan baik. Pengunaan udara panas akan

memberikan efek lebih baik. Katalis dipergunakan untuk menghasilkan suasana asam.

Proses fiksasi tersebut mempergunakan golongan ammonium khlorida atau seng nitrat.

Penggunaan ammonium khlorida lebih disukai karena hasil pewarnaan lebih baik.

Katalis yang digunakan ebesar 0,5 – 20%. Katalis diamonium-idrogen-fosfat dan asam

oksalat juga dapat digunakan sebagi alternative.

Reaksi ikatan silang antara binder itu sendiri (saling reaksi dari gugus metilol

atau reaksi gugus metilol dengan gugus hidroksi) terjadi pada kondisi asam dapat

digambarkan sebagai berikut :

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

Pemanas awetan

Pengeringan pendahuluan dilakukan sebelum pemanas awetan dengan tujuan

untuk mengeringkan pasta cap. Dari pengalaman setelah penyimpanan semalam

ternyata memberikan hasil dengan sifat – sifat ketahanan hasil cap yang lebih baik

daripada pasta ap yang baru dibuat langsung dikerjakan pada kain. Suhu

pemanasawetan biasanya berkisar antara 1200C – 1900C bergantung pada jenis katalis

yang digunakan.

Hubungan antara waktu dan suhu pemanas awetan adalah hubungan timbale

balik artinya bila suhunya cukup tinggi maka waktu yang dipergunakan dapat

dipersingkat dan demikian juga sebaliknya. Pada proses pemanasan saat suhu

pemanasawetan terjadi polimerisasi antara fixer dan zat pengikat, polimerisasi

dipercepat dengan adanya katalisator. Lapisan film inilah yang melindungi micropearl

dipermukaan kain. Lapisan filam mengakibatkan kekakuan bertambah.

III. Alat Dan Bahan

Alat1. Ember 2. Gelas plastik3. Gelas piala4. Gelas ukur5. Pipet ukur6. Pengaduk7. Stirrer 8. Kasa datar9. Rakel

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

10.Timbangan11.Alat tulis12.Mixer Bahan

1. Zat Warna pigmen2. Binder Busa3. Pengental Emulsi4. Bahan poliester – kapas

IV. Resep

1:0Binder busa : 92 gramPengental Emulsi : 0 gramZat Warna Pigmen : 8 gram +

100 gram1:1Binder busa : 46 gramPengental Emulsi : 46 gramZat Warna Pigmen : 8 gram+

100 gram1:2Binder busa : 30,7 gramPengental Emulsi : 61,3 gramZat Warna Pigmen : 8 gram +

100 gram2:1Binder busa : 61,3 gramPengental Emulsi : 30,7 gramZat Warna Pigmen : 8 gram+

100 gramFungsi Zat

Zat Fungsi Zat

Binder Busa Memberikan efek mengembang pada hasil

pencapan

Pengental Emulsi Perekat pasta cap pada bahan, mengatur

kekentalan pasta cap

Zat Warna Pigmen Memberikan warna pada bahan

Perhitungan

1:0

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

Binder busa : = 46 gramPengental Emulsi : 0 gram

Zat Warna Pigmen : = 4 gram

1:1

Binder busa : = 23 gram

Pengental Emulsi : = 23 gram

Zat Warna Pigmen : = 4 gram

1:2

Binder busa : = 15,1 gram

Pengental Emulsi : = 30,65 gram

Zat Warna Pigmen : = 4 gram

2:1

Binder busa : = 30,65 gram

Pengental Emulsi : = 15,1 gram

Zat Warna Pigmen : = 4 gram

V. Diagram Alir

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

VI. Cara Kerja

Pembuatan pengental induk1. Pengental sintetik yang berupa powder dilarutkan.

Pembuatan pasta cap1. Semua zat disatukan yaitu binder busa, zat warna dan pengental sintetik.

2. Pasta cap diaduk hingga homogeny.

Proses Pencapan1. Siapkan screen dan rakel yang bagus agar hasil pencapan maksimal.

2. Maka simpan pasta cap diatas screen untuk dilakukan perakelan.

3. Perakelan dilakukan diatas kain poliester kapas.

4. Setelah pasta cap pindah kekain maka kain langsung di keringkan.

5. Setelah itu kain di thermofiksasi 1400C selama 3 menit.

VII. Diskusi

Kerataan warna

Kerataan warna terbaik didapatkan resep 4 (Binder : Pengental = 2 : 1). Terbaik

kedua ada pada resep 3 (Binder : Pengental = 1 : 2). Selanjutnya kerataan yang cukup

baik ada pada resep 2 (Binder : Pengental = 1 : 1). Kerataan yang kurang baik ada pada

resep1 (Binder : Pengental = 1 : 0).

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

Dari data diatas kerataan yang baik ada pada resep yang menggunkan

pengental. Hal ini dikarenakan fungsi pengental untuk mengatur kekentalan pasta cap

dan sebagai zat yang berguna menempelkan pasta cap pada bahan.

Dengan adanya pengental maka penempelan pasta cap dapat berjalan

sempurna. Pada resep 1 (Binder : Pengental = 1 : 0) dikarenakan tidak adanya

pengental maka ada motif yang tidak tertutupi oleh pasta cap sehingga pada saat pasta

cap menggelembung setelah di thermofiksasi / curing ada bagian yang berlubang.

Sedangkan pada pasta cap yang mengandung pengental seperti resep 2 (Binder

: Pengental = 1 : 1), 3 (Binder : Pengental = 1 : 2) dan 4 (Binder : Pengental = 2 : 1)

kerataan warna yang dihasilkan mulai dari sangat baik sampai cukup dan tidak ada motif

yang berlubang saat menggelembung.

Ketajaman motifKetajaman morif terbaik terdapat pada resep 2 (Binder : Pengental = 1 : 1) hal ini

dikarenakan pasta cap mengandung binder dan pengental dengan jumlah yang

seimbang sehingga penempelan pasta cap di permukaan bahan sangat baik. Resep

selanjutnya yang memiliki hasil yang baik adalah resep 3 (Binder : Pengental = 1 : 2)

dimana jumlah pengental yang digunakan lebih banyak 2 kali lipat dari jumlah binder

busa. Sehingga ketajaman yang dimiliki hasil pencapan baik dan batas antara motif dan

bahan sangat jelas.

Ketajaman pada resep 1 (Binder : Pengental = 1 : 0) cukup baik hal ini

dikarenakan motif yang mengembang sehingga terkesan agar meleber ke pinggiran

motif padahal jika diamati lebih dekat itu tidak terjadi.

Pada resep 4 (Binder : Pengental = 2 : 1) terjadi pembesaran motif padahal telah

menggunakan pengental. Mungkin hal ini terjadi karena jumlah binder busa yang

digunakan lebih banyak 2 kali lipat dibandingkan pengental yang adapada pasta

sehingga motif tetap melebar meskipun telah menggunakan pengental pada pasta cap.

Ketuaan warna

Ketuaan warna terbaik ada pada resep 2 (Binder : Pengental = 1 : 1), kedua

terbaik untuk ketuaan warna ada pada resep 3 (Binder : Pengental = 1 : 2). Untuk warna

yang tidak terlalu tua ada pada resep 1 (Binder : Pengental = 1 : 1) dan untuk warna

yang muda ada pada resep 4 (Binder : Pengental = 2 : 1).

Ketuaan warna pada motif hasil pencapan busa tampaknya dipengaruhi oleh

jumlah pengental yang digunakan. Hal ini dapat diketahui karena pada resep 3 (Binder :

Pengental = 1 : 2) warna yang dihasilkan cukup tua. Akan tetapi jika diinginkan warna

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

yang tua maka resep yang paling baik adalah resep 2 (Binder : Pengental = 1 : 1) yaitu

resep yang memiliki jumlah binder busa dan pengental yang seimbang.

Jika menginginkan warna yang muda dapat menggunakan resep 4 (Binder :

Pengental = 2 : 1) yaitu resep yang memiliki lebih banyak binder busa dibandingkan

pengental pada pasta capnya.

Pada resep 1 (Binder : Pengental = 1 : 1) yang tidak menggunakan pengental

pada pasta capnya warna yang dihasilkan ada padatingkat pertengahan yaitu tidak

terlalu muda maupun tidak terlalu tua.

Penggelembungan hasil cap

Penggelembungan hasil cap terbaik adalah penggelembungan dengan resep 1

(Binder : Pengental = 1 : 0) yaitu resep yang tidak menggunakan pengental sama sekali

pada pasrta capnya. Motif hasil pencapan memiliki penggelembungan yang baik dan

sangat terlihat meskipun hanya sekilas melihat.

Pada resep 4 (Binder : Pengental = 1 : 2) penggelambunag pun terjadi. Meskipun

tidak terlihat sejelas resep 1 akan tetapi dengan prbandingan binder busa yang lebih

banyak dari pengental akan enghasilakn penggelembungan motif yang lebih tampak.

Pada resep 2 (Binder : Pengental = 1 : 1) dan 3 (Binder : Pengental = 2 : 1)

penggelem,bungan tidak terlalu terlihat akan tetapi pada bagian motif terlihat ada

undakan sehingga motif terlihat lebih timbul.

Akan tetapi jikamenginginkan penggelembungan yang baik dan kuat pada motif

serta memiliki daya kilat dapat menggunakan binder yang mengandung karet (busa

rubber).

Kekakuan

Kekakuan pada resep 1 (Binder : Pengental = 1 : 0), terutama pada bagian motif

sangat kaku. Hal ini dikarenakan terjadi penggelembungan pada bagian motif sehingga

motif menjadi keras.

Pada resep 2 (Binder : Pengental = 1 : 1), 3 (Binder : Pengental = 2 : 1) dan 4

(Binder : Pengental = 1 : 2) pun kekakuan pada motif terjadi. Hal ini dikarenakan adanya

pengental serta binder yang menutupi bagian permukaan bahan dan telah

berpolimerisasi dengan bahan sehingga sudah kuat menempel pada serat.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2-foam printing

Pengamatan

Resep 1(Binder :

Pengental = 1 : 0)

Resep 2(Binder :

Pengental = 1 : 1)

Resep 3(Binder :

Pengental = 1 : 2)

Resep 4(Binder :

Pengental = 2 : 1)

Kerataan Warna 4 3 2 1

Ketajaman Motif 3 1 2 4

Ketuaan Warna 4 2 1 3

Penggelembungan Hasil Cap

1 4 3 2

Kekakuan Baik Baik Baik Baik

Keterangan :Angka 1 – 4 : Angka tersebut menunjukkan tingkatan pengamatan terhadap hasil pencapan. Semakin tinggi angka maka kualitas hasil pencapan semakin menurun.

VIII. Kesimpulan

1. Hasil pencapan yang memiliki kerataan terbaik adalah resep 4 (Binder : Pengental = 1 :

2).

2. Hasil pencapan yang memiliki ketajaman terbaik adalah resep 2 (Binder : Pengental =

1 : 1).

3. Hasil pencapan yang memilki ketuaan terbaik adalah resep 3 (Binder : Pengental = 2 :

1)

4. Sedangkan untuk kekakuan hampir semua hasil pencapan kaku pada bagian motif akan

tetapi hasil cap yang paling kaku ada pada resep 1 (Binder : Pengental = 1 : 0).

IX. Daftar Pustaka

www.wikipedia.com

www.google.com

Suprapto,Agus,dkk.2006.Bahan Ajar Praktikum Pencapan. Bandung : Sekolah Tinggi

Teknologi Tekstil.

Wibowo, Slamet H. 2002.Pengaruh Suhu Pemanasawetan Terhadap Hasil Pencapan Busa

Dengan Menggunakan Zat Pembusa Mikrokapsul Turunan Akrilonitril Pada Kain Poliester-

SKRIPSI. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.