1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan...

28
Universitas Kristen Petra 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul 1.1.1. Judul Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus di Ganjuran, Bantul 1.1.2. Pengertian Judul Pengertian Judul ditinjau dari asal maupun arti setiap kata yang menyusunnya yaitu sebagai berikut : 1.1.2.1.Gereja, Berasal dari bahasa Portugis igreja yang sebelumnya berasal dari bahasa latin yang mengambil lagi sebelumnya dari bahasa Yunani ekklesia, jadi ekklesia berarti kumpulan orang yang dipanggil ke luar (dari dunia ini). Sehingga gereja dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan : Sebuah “rumah ibadah” umat Kristen, di mana umat bisa berdoa atau bersembahyang. “umat” atau lebih tepat perhimpunan orang Kristen. Arti ini diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi gereja pertama- tama bukan sebuah gedung. Mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen, misalkan Gereja Katolik, Gereja Protestan, dll. Lembaga (administratif) daripada sebuah mazhab Kristen. Misalkan kalimat “ Gereja Katolik menentang perang Irak” (Gereja Katolik,1998) 1.1.2.2.Katolik, Berasal dari bahasa Inggris yang memiliki dua arti eklesiastikal, yang meliputi:Seluruh gereja Kristen Ortodoks.

Transcript of 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan...

Page 1: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Pengenalan Judul

1.1.1. Judul

Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus di Ganjuran, Bantul

1.1.2. Pengertian Judul

Pengertian Judul ditinjau dari asal maupun arti setiap kata yang

menyusunnya yaitu sebagai berikut :

1.1.2.1.Gereja,

Berasal dari bahasa Portugis igreja yang sebelumnya berasal dari bahasa

latin yang mengambil lagi sebelumnya dari bahasa Yunani ekklesia, jadi ekklesia

berarti kumpulan orang yang dipanggil ke luar (dari dunia ini). Sehingga gereja

dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan :

• Sebuah “rumah ibadah” umat Kristen, di mana umat bisa berdoa atau

bersembahyang.

• “umat” atau lebih tepat perhimpunan orang Kristen. Arti ini diterima sebagai arti

pertama bagi orang Kristen. Jadi gereja pertama- tama bukan sebuah gedung.

• Mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen, misalkan Gereja Katolik,

Gereja Protestan, dll.

• Lembaga (administratif) daripada sebuah mazhab Kristen. Misalkan kalimat “

Gereja Katolik menentang perang Irak” (Gereja Katolik,1998)

1.1.2.2.Katolik,

• Berasal dari bahasa Inggris yang memiliki dua arti eklesiastikal, yang

meliputi:Seluruh gereja Kristen Ortodoks.

Page 2: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

2

• Doktrin atau keyakinan kepada Gereja Katolik Roma,

Istilah ini berasal juga dari kata sifat Bahasa Yunani katholikos yang

berarti“umum” atau “universal “ atau “ keseluruhan “Sehingga Katolik merupakan

ajaran Kristiani yang dimulai dari keuskupan Romawi (Gereja Katolik,1998).

1.1.2.3. Hati Kudus Tuhan Yesus,

Dapat didefinisikan sebagai ‘pelindung’ paroki tertentu atau biasanya

ditujukan sebagai tujuan devosi umat. (wawancara dengan Rm.Bernardus

Soedarmojo O.Carm, 10 Juli 2006).

1.1.2.4.Ganjuran,

Merupakan nama dusun yang ada di Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten

Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta.(Pemerintah Daerah Kabupaten

Bantul,2002,p.120).

1.1.2.5. Bantul,

Merupakan nama salah satu kabupaten dari 4 kabupaten yang ada di propinsi

Daerah Istimewa Jogjakarta. (Bantul,1992).

Jadi, mengacu dari arti kata maupun asal katanya sendiri maka pengertian

judul secara keseluruhan adalah sebuah rumah ibadah yang bukan hanya sekedar

berfungsi sebagai gedung tetapi juga merupakan tempat berkumpulnya orang-orang

seiman melakukan kegiatan imani mereka (berdoa atau bersembahyang)yang mana

diperuntukkan secara khusus bagi umat beragama Katolik yang ada di Ganjuran,

Bantul dan umat beragama Katolik lainnya secara umum ( ditilik dari pengertian

gereja yang ingin memanggil ke ‘luar’ orang-orang yang berdosa) dengan

menggunakan nama pelindung paroki Hati Kudus Tuhan Yesus sebagai panutan iman

spiritualitas mereka.

Page 3: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

3

1.2.Latar Belakang Masalah

Sebuah gereja berisi banyak elemen di dalamnya, baik itu umat, para pejabat

gereja, sistem yang dipakai maupun unsur- unsur fisik yang berada di dalamnya.

Dalam kaitan dengan ajaran iman Katolik sendiri sebuah gereja lebih diartikan

sebagai ‘umat’ atau lebih tepatnya yaitu perhimpunan orang-orang Kristen dimana

gereja bukan berarti hanya berupa wujud fisik berupa sebuah gedung. (Unsur-

unsur,1985).

Adapun ajaran gereja Katolik yang banyak dianut di Indonesia adalah ajaran

gereja Katolik Roma. Ajaran Katolik Roma ini digolongkan menjadi dua ritus yaitu

ritus Barat (latin) dan juga ritus Timur, dan di Indonesia menggunakan ritus Barat

yang mana Bapak Paus Benedictus XVI sebagai pimpinan tertinggi dalam hirarki

gereja sebagai pengganti Santo Petrus.

Selain adanya Bapa Paus sebagai pemegang tahta suci tertinggi di Vatican,

Roma, ada beberapa hal yang sedikit membedakan ajaran iman Katolik Roma dengan

ajaran Kristen lainnya. Salah satu di antaranya yaitu adanya 7 Sakramen suci sebagai

bukti rahmat Tuhan sendiri (Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi, Sakramen Krisma,

Sakramen Tobat, Sakramen Imamat, Sakramen Perkawinan, dan Sakramen

Perminyakan).(Liturgi Katolik,1990)

Selain adanya ketujuh sakramen tersebut, gereja Katolik juga memiliki

liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan)

sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa kudus. Hal- hal lain yang

membedakan juga adalah adanya simbol Santo Santa sebagai orang kudus dan juga

adanya Hirarki (susunan pejabat gereja) yang jelas dalam Gereja Katolik sendiri.

Di Indonesia sendiri ajaran iman Katolik berkembang cukup pesat. Diawali

dari perjalanan Fransiskus Xaverius (seorang Portugis) sebagai misionaris pertama

yang singgah di Maluku dan ajaran iman Katolik yang awalnya mengalami pasang

surut akibat ancaman dari pemerintah Belanda yang mengajarkan iman Kristen saat

itu hingga akhirnya ajaran iman Katolik berkembang dengan pesatnya membawa

serta misi edukasi ataupun misi- misi lainnya seperti misi pelayanan dan

sosial(Baptisa,1982).

Page 4: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

4

Dari perkembangannya yang memakan kurun waktu yang tidak sedikit

tersebut, akhirnya misi Katolik berkembang sangat pesat diwali oleh Pastor Van Lith

yang datang ke Muntilan (Jawa Tengah) dan hingga saat ini daerah ini menjadi pusat

agama Katolik. Misi Katolik ini dirasa cukup berhasil lewat misi edukasi yang

sebelumnya diterapkan yaitu lewat dibangunnya beberapa sekolah Katolik sehingga

banyak orang Jawa yang memasuki sekolah ini dengan alasan kemudahan hal

ekonomis sehingga misi meng- Katolik- kan orang- orang di daerah ini dirasa cukup

berhasil. (Unsur Indonesianisasi,1999)

Jika menilik dari kuantitas, sekitar 68 % dari umat Katolik di Indonesia

tinggal di daerah pedesaan dan hidup bertani dan mayoritas dari mereka adalah

masyarakat Jawa. Di lain pihak juga masyarakat Jawa juga menempati kuantitas etnis

tertinggi di Indonesia, sehingga dari hal itu menurut Pater Boelaars masyarakat Jawa

menjadi bahan pertimbangan pokok dalam pelayanan ajaran Katolik di Indonesia.

(Boelaars,2005).

Dalam kaitan dengan diadakannya inkulturasi, yang mana disemangati

Indonesianisasi, gereja- gereja Katolik di Indonesia secara umum tidak menimbulkan

gejolak yang berarti. Awalnya memang karena adanya adat yang sudah berakar dalam

pandangan hidup yang melandasi rakyat Indonesia, perjumpaan Injil (kabar gembira)

dengan adat setempat merupakan perjumpaan dua visi religius yang berlainan. Tetapi

setelah keduanya melakukan penyesuaian perbedaan bisa diatasi, di antaranya terlihat

dalam integrasi adat dalam perayaan religius yang mengalami perombakan total.

Melihat kenyataan yang ada di Indonesia dari segi kuantitas hanya sedikit

usaha- usaha inkulturasi budaya Indonesia yang diterapkan pada pembangunan

gereja- gereja di Indonesia. Dari awalnya mengingat kembali misi ajaran iman

Katolik di Indonesia maka tidak mengherankan dalam bentukan fisik gereja-gereja

kuno di Indonesia banyak mengadopsi gaya- gaya gereja yang dipakai di negara-

negara Eropa seperti gaya- gaya Renaisance, Romanika, Barok, Gothic, dll. Hal yang

hampir serupa juga terjadi, dimana mayoritas gereja- gereja yang ada di Indonesia

sangat tidak mewakili keIndonesiaan masyarakat kita yang mana lebih memilih

membangun gereja- gereja bertampang modern dewasa ini.

Page 5: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

5

1.3.Rumusan Masalah Desain

Bagaimana membuat sebuah gereja Katolik yang mewakili nilai- nilai

keIndonesiaan (beridentitas Indonesia) dengan mempertimbangkan jumlah mayoritas

etnis berpopulasi tertinggi yang menganutnya di Indonesia dan juga bagaimana

membuat sebuah gereja Katolik yang benar- benar sarat makna yang mencerminkan

ke Katolikan ajaran- ajarannya dan segala sesuatu yang melatar belakangi ajaran-

ajaran tersebut. Dalam hal ini dapat dikatakan membuat gereja katolik inkulturatif

(mengawinkan ajaran Katolik yang sebelumnya identik dengan tradisi luar dengan

tradisi setempat, dalm hal ini diwakili oleh budaya Jawa)

1.4.Tujuan

• Memberikan pelayanan kepada umat Katolik secara khusus bagi masyarakat

Ganjuran ataupun masyarakat Indonesia pada umumnya.

• Sebagai wadah pendukung pengembangan misi- misi ajaran Katolik yang

sebelumnya sudah ada dan berkembang di daerah Ganjuran.

• Membuat gereja yang benar- benar sarat makna imani dan juga beridentias

Indonesia khususnya Jawa sebagai etnis terbesar yang mewakili.

• Menjadikan tempat ini sebagai salah satu alternatif tempat peziarahan karena ada

misi khusus yang melatar belakangi perkembangan gereja yang dilengkapi

dengan adanya monumen religius berupa candi

1.5. Manfaat

• Membantu umat pengguna gereja ini masuk ke dalam kekhusukan suasana

beribadah yang ‘benar- benar ‘, karena membuat gereja sarat makna imani sangat

berpengaruh besar.

• Membuka kesempatan bagi beberapa komunitas kerasulan terutama yang sudah

ada maupun belum di daerah itu untuk semakin memperlebar misinya ke luar

daerah- daerah. (daerah ini nanti diharapkan sebagai ‘generator’ mesin pemanas),

sehingga jika ada suatu bentuk ketertarikan yang luar biasa terhadap ajaran iman

Page 6: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

6

Katolik yang mana didorong oleh penghadiran gereja ini secara tidak langsung

maka akan lebih mudah untuk seseorang berkeinginan meluangkan tenaganya

untuk memberitakan warta gembira kepada orang banyak dalam bidang/ segi

apapun.

1.6. Sasaran/ Lingkup Pelayanan

Gereja ini ditujukan khususnya bagi umat daerah Ganjuran dan juga kota-

kota lainnya di daerah Jawa Tengah dan juga tidak menutup kemungkinan bagi

peziarah dari kawasan lain di Indonesia maupun luar negeri.

1.7. Metode Perancangan

1.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Data- data yang digunakan nantinya dalam proyek ini diperoleh melalui :

• Studi Literatur

Berasal dari data- data dari buku, artikel maupun jurnal- jurnal.

• Studi Banding

Melalui survey beberapa bangunan- bangunan serupa yang pernah ada di

Indonesia, khususnya Jawa Tengah.

• Media yang lain

Melalui beberapa situs online dari internet.

• Wawancara dengan nara sumber

Melalui wawancara dengan orang- orang terkait maupun orang- orang yang ahli

di bidangnya, misalnya pastor dan biarawan/ wati dan juga ahli- ahli kebudayaan

Jawa.

• Survey Lapangan

Melalui pengamatan site terpilih (Ganjuran)

Page 7: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

7

1.7.2. Metode Analisis

Data- data yang ada diperoleh melalui studi literatur, dianalisa secara

keseluruhan dan hasil analisa digunakan sebagai landasan teori proses perancangan.

• Data- data mengenai iman Katolik dan juga mengenai nilai- nilai sosial dalam

kebudayaan Jawa dan penerapannya sehingga bisa digunakan sebagai landasan

teori dan juga memudahkan dalam mendekati bangunan secara konteks lokal dan

mendalami secara budaya.

• Pembuatan program ruang terlebih dulu dengan menganalisa kegiatan-kegiatan

apa saja yang ada di gereja tersebut, siapa saja yang terlibat, dan juga

menggunakan data-data baik kuantitas ataupun kualitas lain yang ada.

• Analisa pemilihan lokasi yaitu dengan beberapa pertimbangan, yang paling utama

adalah dengan menilik masalah desain yang ada, data dan sejarah tentang gereja-

gereja inkulturatif yang pernah ada, dan kemudian baru diputuskan site mana

yang paling cocok dalam pembuatan gereja ini.

• Analisa Tapak,

Data-data mengenai tapak beserta lingkungan sekitar diperoleh melalui survey

lapangan, wawancara, dianalisa dengan mencari potensi-potensi yang dapat

dimanfaatkan dan juga permasalahan-permasalahan yang harus dipecahkan

melalui perancangan bangunan tersebut.

• Mendalami sejarah, dan budaya setempat (terkait dengan usaha

menginkulturatifkan ajaran gereja dengan budaya).

• Menentukan konsep dasar filosofis yang berhubungan dengan keduanya di atas.

• Melakukan penataan massa.

• Memasukkan unsur-unsur lain seperti bentuk, warna, material, ornament

simbolik,dll dalam perancangan bangunannya nanti.

• Memasukkan sistem struktur, sains dan utilitas bangunan yang cocok.

• Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan semua elemen-elemen di atas menjadi

sebuah desain bangunan Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus di Ganjuran,

Bantul.

Page 8: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

8

1.8.Pendekatan Perancangan

Pendekatan perancangan merupakan sudut pandang seseorang dalam

mendekati suatu masalah desain guna mencapai pemecahan masalah yang tepat.

Dengan kata lain dapat diartikan sebagai metode atau cara untuk mendesain suatu

proyek. Sebelum memilih pendekatan yang akan dipakai, terlebih dahulu harus

dipilih bahwa karya Arsitektur itu nantinya didefinisikan sebagai apa. Dapat

didefinisikan sebagai Form (bentuk) ataupun sebagai Essay (cerita). Dalam kaitan

dengan pembuatan gereja inkulturasi ini maka definisi arsitektur yang kedua

dianggap lebih cocok, karena sesuai dengan ajaran iman kristiani katolik itu sendiri

yang banyak menggunakan lambang simbolis dalam perayaannya. Berdasarkan

masalah desainnya sendiri yaitu terdiri dari : “ Bagaimana membuat sebuah Gereja

Katolik Inkulturatif yang mencerminkan nilai- nilai kristiani sekaligus nilai- nilai

budaya Jawa dalam desain bangunannya “ maka pendekatan ‘konteks lokal setempat’

dirasa paling cocok karena selalu terkait dengan bagaimana membawa selain

atmosfer Katolik terutama juga membawa atmosfer Jawa sebagai jawaban dari

masalah desain yang ada.

1.9.Pendalaman Perancangan

Mengingat proyek ini sebagai gereja Katolik, maka perancangannya selalu

berkaitan dengan umat (komunitas) pendukung terselenggaranya kegiatan imani di

dalamnya. Maka penciptaan unsur budaya latar belakang mayoritas umat setempat

menjadi salah satu hal yang dapat sangat ‘ menyapa’ umat masuk dalam kekhusukan

kegiatan imani. Hal ini dapat dicapai dengan memperhatikan faktor budaya setempat

yaitu budaya Jawa itu sendiri, maka dari beberapa hal seperti : pembagian dan

penempatan ruang-ruang, penggunaan material ataupun ornamen, ataupun kegiatan di

dalamnya itu sendiri tidak bisa terlepas dari unsur-unsur Jawa. Berdasarkan hal itu

maka dipilih pendalaman budaya, dimana kita tahu juga bahwa Arsitektur merupakan

subordinate dan cerminan kebudayaan juga. Menindak lanjuti dari pemilihan

pendekatan yang ada yaitu konteks lokal setempat dan juga melihat lagi pada masalah

Page 9: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

9

desain maka budaya dipilih sebagai pendalaman. Budaya apa yang akan dipakai?

Tentu saja nilai- nilai budaya yang dapat langsung diterjemahkan dalam wujud

arsitektural, dimana sesuai dengan masalah desain selain nilai- nilai budaya Jawa

yang ingin dihadirkan nilai- niali budaya Katolik juga tetap diangkat dalam

pendesainan bangunan ini.

1.10.Data- Data Awal

1.10.1. Tinjauan terhadap Gereja Katolik 1.10.1.1. Sejarah Umum Gereja Katolik

Sejarah umum Gereja Katolik diawali dengan awal mula gereja Kristen di

bawah lima daerah utama yaitu : Yerusalem, Antiokia, Alexandria, Konstantinopel,

dan Roma. Uskup Roma sendiri dikenal sebagai orang yang utama dan pertama yang

selalu dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan pendapat. (Sejarah Gereja,1972).

Seiring berjalannya waktu Gereja- gereja Kristen tersebut mengalami

perpecahan dan adapun gerja Katolik sendiri mengalami perbedaan doktrin tentang

perumusan pengakuan iman Nicea- Konstantinopel sehingga Gereja Katolik terpecah

menjadi Barat dan Timur, perpecahan ini dikenal dengan Skisma Barat Timur.

Adapun negara – negara yang termasuk gereja Barat adalah Inggris, Prancis, Roma

dan negara- negara Skandinavia, sedangkan yang termasuk gereja Timur (gereja

Ortodoks) adalah Yunani, Rusia, dan Mesir.

Selain perpecahan- perpecahan tersebut, juga ada perpecahan terbesar yang

terjadi abad ke -16 yang dipelopori Marthin Luther yang nantinya melahirkan Gereja-

gereja Protestan; selain itu juga terjadi perpecahan sendiri yang dilakukan Inggris

sehingga memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma dan menjadi Gereja Katolik

Anglikan. Tetapi seluruh gereja- gereja tersebut kecuali Protestan tetap

mempertahankan cara beribadah mereka (cara beribadah Katolik Roma)

Page 10: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

10

1.10.1.2. Sekilas Tentang Ajaran Gereja Katolik

Hal-hal yang membedakan antara Gereja Katolik Roma dengan gereja-

gereja Kristen yang lain adalah terutama pada ajarannya dan hal- hal lain yang terkait.

Adapun dari ajarannya, sakramen dan liturgi adalah hal yang amat berbeda dengan

gereja- gereja Kristen yang lain, sehingga adapun karena adanya hal ini maka dalam

pembuatan bentuk fisik bangunannyapun nantinya akan ikut memberikan kontribusi

dan masukan. Sakramen sendiri berarti berkat dari Kristus terdiri atas :

• Sakramen Baptis

• Sakramen Penguatan ( Krisma)

• Sakramen Ekaristi

• Sakramen Pengakuan Dosa

• Sakramen Pengurapan Orang sakit

• Sakramen Imamat

• Sakramen Perkawinan

Selain itu Tata Perayaan Ekaristi berupa Liturgi merupakan tatanan yang

tidak dapat diubah- ubah dan dimanapun misa (perayaan iman) dirayakan akan tetap

sama urutan dan firman yang dibacakan. Adapun di dalam liturgi ada beberapa hal

pokok yang menjadi isinya yaitu berupa : ritus pembukaan, liturgi sabda, liturgi

ekaristi dan ritus penutup.

Selain itu hal lain yang membedakan antara Gereja Katolik dengan gereja-

gereja yang lain yaitu adanya Bapa Paus (sekarang Paus Benedictus XVI) sebagai

pemimpin umat Katolik tertinggi di dunia sebagai pengganti Rasul Petrus. Paus itu

sendiri merupakan bagian dari Hirarki Gereja yang di dalamnya juga terdapat

biarawan- biarawan yang lain seperti Kardinal, Bapa Uskup, Pastor (Imam), Diakon,

Frater,dll. (Sejarah Gereja,1972).

1.10.1.3. Beberapa Simbol dalam Ajaran Iman Katolik

Manusia yang percaya kepada Allah membutuhkan simbol-simbol untuk

menunjukkan kehadiran atau keterdekatan dengan Allah. Maka secara khusus Agama

Page 11: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

11

bergantung pada simbol-simbol. Terutama dalam Gereja Katolik banyak sekali

ditemui simbol-simbol religius seperti di bawah ini :

• Abu

Dalam ajaran agama Yahudi, abu melambangkan tanda tapa atau sesal, tetapi

dalam keadaannya sekarang gereja Katolik mengambil alih makna abu menjadi

penanda permulaan masa Prapaskah, yaitu pada hari Rabu Abu, dan juga pada hari

ini kita diingatkan kembali akan kefanaan kita, “ Ingatlah bahwa kamu debu dan

akan kembali menjadi debu “ (Pkh 3.30).

• Air

Air selalu menjadi materi utama dalam pembaptisan, maka lewat air kita masuk

dalam persekutuan Kristiani denganKristus.

• Alpha dan Omega

Alpha adalah huruf pertama dan Omega adalah huruf terkahir dalam abjad

Yunani, hal ini melambangkan Yesus sendiri sebagai awal dan akhir kehidupan.

• Anak Domba

Melambangkan Yesus sendiri, karena Ia dikurbankan untuk menebus dosa- dosa

manusia.

• Anggur

Anggur selalu dihubungkan dengan cinta dan kebenaran. Demikian dalam

perjamuan ekaristi sendiri, selalu ada anggur sebagai keterikatan antara Allah

dan manusia sendiri.

• Angka Tiga

Merupakan angka suci, karena merupakan pemersatu dari dua titik, dalam hal ini

setara dengan ke-tigaan Tri Tunggal Mahakudus, yaitu Bapa, Putra dengan Roh

Kudus (Allah dengan 3 pribadi).

• Cawan atau Piala

Merupakan simbol kerukunan atau keterikatan. Minum dari cawan yang sama

mengungkapkan persahabatan.

Page 12: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

12

• Daun Palma

Oleh bangsa Romawi digunakan sebagai simbol kemenangan, maka dalam

Alkitabpun diceritakan Yesus diarak memasuki Yerusalem diarak dengan

menggunakan daun palma.

• Ikan

Umat Kristen Perdana menggunakan ikan sebagai tanda pengenal kekristenan

bila ingin memperkenalkan iman mereka secara rahasia. Sedangkan dalam bahasa

Yunani sendiri kata ‘ikan’ mengandung arti huruf awal Yesus Kristus Putra Allah.

• Lilin

Lilin memberikan terang, Yesus sendiri mengajarkan agar kita senantiasa

menjadi pelita bagi sesama kita.

• Roti

Roti sekalian bersama dengan anggur dalam perayaan Ekaristi menempati

kedudukan yang penting dimana roti dipecah- pecah dan dibagi-bagi sebagai

perlambang tubuh Kristus yang dapat memberikan hidup kekal.

• Salib

Salib selalu mengingatkan kita akan penderitaan Kristus yang wafat untuk

menebus dosa manusia. Dalam kehidupan kita sehari-haripun tidak bias terlepas dari

salib, tetapi saatnya nanti Salib juga akan berarti menyimbolkan kemenangan.

• Warna Merah

Dalam perayaan ekaristi warna ini digunakan untuk memperingati para martir.

Selain itu warna ini juga digunakan pada hari raya Pentakosta yang berarti

kemenangan.

Page 13: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

13

1.10.2. Tinjauan Terhadap Perkembangan Ajaran Katolik sampai ke daerah

Ganjuran

Misi Katolik di daerah Jawa diawali dengan kedatangan Pastor Van

Lith, SJ ke Muntilan pada tahun 1896. Pada awalnya usahanya tidak membuahkan

hasil akan tetapi pada tahun 1904 tiba- tiba 4 orang kepala desa dari Kalibawang

(daerah Sendangsono sekarang) datang dan minta diberi pelajaran agama, sehingga

akhirnya 178 orang Jawa dibaptis di sebuah mata air Semagung yang terletak di

antara dua batang pohon Sono (Sendangsono).

Selain itu untuk memperlancar misi, akhirnya Van Lith mulai melakukan

pendekatan yang lain yaitu melalui anak-anak yaitu yang biasanya hidup

berkekurangan yaitu dengan mendirikan sekolah- sekolah dasar dan memberikan alat-

alat serta pakaian yang diperlukan. Sampai akhirnya pada tahun 1918 sekolah-

sekolah Katolik dikumpulkan dalam satu yayasan yaitu yayasan Kanisius dan

keberadaannya salah satunya yaitu berkembang sampai ke arah Ganjuran.

Selain hal tersebut, kedatangan orang Belanda Schmutzer bersaudara di

Ganjuran yang membawa misi iman lainnya (rerum novarum- ajaran sosial gereja)

juga merupakan generator berkembangnya pertumbuhan umat Katolik di Ganjuran

beserta fasilitas-fasilitas rohani yang ada baik berupa gereja sendiri maupun rumah

sakit ataupun sekolah-sekolah Katolik. (Gereja Hati,2004)

1.10.3. Tinjauan Terhadap Sejarah Awal Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus

(HKTY) di Ganjuran

1.10.3.1 Data awal Sejarah berdirinya Gereja HKTY dan Candi Ganjuran

Pembangunan Gereja ini diawali dengan adanya kegiatan kerasulan awam

yang dilakukan oleh keluarga Schmutzer (orang Belanda) yang bermukim di daerah

tersebut. Hal ini diawali dengan adanya pengambil alihan pabrik gula Gondang

lipuro, dan keluarga Schmutzer mulai menjalankan ajaran sosial gereja (rerum

novarum) dimana seiring berjalannya waktu mereka mulai menghayati spiritualitas

Hati Kudus Tuhan Yesus yang selalu bekerja dalam setiap langkah kehidupan

Page 14: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

14

mereka. Hal ini terjadi sekitar tahun 1912 an. Akhirnya sampai tahun 1919 karya

keluarga Schmutzer tidak berkesudahan di daerah ini, keluarga ini mulai membangun

12 sekolah (sesuai jumlah 12 rasul) sehingga era pengutusan, pewartaan dan

pemberdayaan masyarakat setempatpun dimulai.

Pada tahun 1920an Julius Schmutzer menikahi seorang perawat dan pekerja

sosial Caroline van Rijckevorsel dimana akhirnya beliau mulai membangun

poliklinik yang akhirnya sekarang lebih dikenal dengan Rumah sakit Elisabeth

Ganjuran

Akhirnya pada tahun 1924 gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus dibangun

disusul dengan adanya pembangunan Candi Hati Kudus Tuhan Yesus yang bercorak

Jawa- Hindhu pada tahun 1927, hal ini sekaligus menandakan secara simbolik

penyerahan Tanah Jawa kepada Hati Kudus Tuhan Yesus. Adapun pembangunan

Candi tersebut dilatar belakangi oleh keinginan keluarga Schmutzer yang terinspirasi

bahwa monumen- monumen semacam itu banyak ditemui di negeri Belanda. Di

dalam Candi tersebut terdapat Arca Kristus Raja dengan jari menunjuk Hati Kudus-

NYa yang terbuka ditahtakan di dalamnya. Arca ini menjadi simbol kebapaan Allah

yang meraja dan menguasai alam semesta, sedangkan Hati Kudus yang menyala

merupakan simbol kasih seorang Ibu yang bersedia memberikan bahkan

mengorbankan hidup (hatinya) sendiri demi anak- anaknya. Lebih jauh misi yang

diemban keluarga Schmutzer dalam kaitan dengan pembangunan candi ini adalah

agar candi ini dapat menarik orang/ masyrakat untuk menghayati iman dalam konteks

budaya setempat. (Gereja Hati,2004)

Adapun visi dan misi gereja Ganjuran yang tetap diemban sampai saat ini

adalah menjadi berkat bagi siapa dan apapun juga dan dilandasi oleh semnagat belas

kasih, kesetiaan dan kerelaan untuk berkorban yang setiap saat dapat ditimba dari

Hati Kudus Tuhan Yesus. Pengakuan akan Kristus Raja yang menguasai sendi- sendi

kehidupan Gereja Ganjuran diungkap dalam pengabdian umat secara total,

sebagaimana disimbolkan dalam perayaan prosesi. Secara lebih konkret visi tersebut

diterjemahkan dalam tindakan nyata sebagai berikut :

Page 15: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

15

• Menyelenggarakan kegiatan untuk semakin mendekatkan umat dari berbagai

kalangan kepada Hati Kudus Tuhan Yesus.

• Menyediakan berbagai fasilitas yang dapat membantu umat untuk semakin

banyak menghidupi dan mengamalkan semangat Hati Kudus Tuhan Yesus.

• Memperhatikan kaum yang lemah (sakit, miskin dan tertindas) baik secara

jasmani maupun rohani agar ikut merasakan belas kasih Hati Kudus Tuhan

Yesus.

• Mengajak semua orang yang berkehendak baik untuk bersyukur dengan

membagikan berkat yang telah diterimanya melalui berbagai kegiatan amal

kasih.

• Menghormati tradisi Ganjuran yang menyelamatkan dengan cara menggali,

melestarikan dan mengembangkannya melalui berbagai kesempatan dan

kegiatan.

Seiring berjalannya kegiatan rohani yang cukup aktif di daerah Ganjuran ini,

adanya berkat Tuhan yang khusus juga ditemukan. Pada tahun 1998 sumber air

dari dasar Candi ditemukan Bapak Suparto, selanjutnya air ini disebut Tirta

Perwitasari, sehingga tidak jarang peziarah- peziarah domestik ataupun asing

banyak berdatangan.Selain hal- hal tersebut di atas kegiatan yang cukup spesifik

yang dilakukan di daerah ini adalahnya lahirnya Paguyuban Hati Kudus Tuhan

Yesus (Abdi Dalem) yang dipelopori oleh Rm. G. Utomo, Pr. Sehingga apabila

disimpulkan kegiatan warga gereja Hati Kudus Tuhan Yesus di Ganjuran dapat

dibedakan menjadi 4 macam sebagai berikut :

• Menjadi Pendoa

Sejak tahun 1997 telah diumumkan kepada para devosan dimanapun

mereka berada agar mengirimkan ujub- ujub (permohonan-permohonan)

pribadinya ke Ganjuran sehingga selalu diselenggarakan misa atau

sembahyangan khusus untuk mengantar ujub-ujub semacam itu kepada

Tuhan.

Page 16: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

16

• Melayani Peziarah

Meskipun semula tidak terbayang, para peziarah yang dari hari ke hari

semakin banyak berdatnagn perlu mendapat pelayanan yang layak. Oleh

sebab itu melayani dan menyediakan fasilitas yang layak bagi para peziarah

merupakan salah satu kewajiban gereja Ganjuran.

• Mewartakan Spiritualitas Hati Kudus Tuhan Yesus

Hal ini sesuai dengan yang telah disampaikan sebelumnya yaitu salah

satunya melalui doa- doa devosi dan kegiatan- kegiatan yang lain.

• Menjadi Saluran berkat

Pada kenyataannya mulai banyak peziarah dan para devosan yang peduli

kepada sesamanya yang kekurangan, oleh sebab itu disusun mekanisme

untuk menampung dan mengelola dana sosial candi Ganjuran. (Gereja

Hati,2004).

1.10.3.2. Makna Simbol- Simbol dan Ibadat Khusus yang dipakai di Gereja

HKTY di Ganjuran

Simbol persatuan dan perlindungan. Gedung gereja adalah tempat umat

beriman berkumpul untuk menyatukan hati memuliakan dan memohon

perlindungan kepada Tuhan Allah. Di tempat ini selalu diselenggarakan Perayaan

Ekaristi dan ditahtakan Sakramen Maha Kudus lambang kehadiran Tuhan di

tengah- tengah umatNya. Oleh karena itu gedung gereja inilah yang seharusnya

menjadi persinggahan pertama para peziarah yang memohon perlindungan Tuhan

Allah mereka.

• Candi Ganjuran

Simbol keabadian dan kebesaran. Bangunan batu yang tidak lapuk oleh

waktu dan cuaca melambangkan penyertaan Tuhan kepada umatNYa yang

bersifat kekal abadi. Kesetiaan Tuhan tidak dibatasi oleh waktu dan situasi

apapun,. Di dalam simbol keabadiaan inilah raja- raja zaman dulu

dimakamkan dan pemujaan kepada Yang Maha Esa dilakukan. Oleh karena

itu tidak salah jika Kristus yang meraja dengan Hati KudusNya pun

Page 17: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

17

ditahtakan di dalam candi untuk dipuja dan dimintai pertolongan seluruh

umatNya.

• Arca Kristus Raja

Simbol keagungan sekaligus belas kasih Yesus Kristus yang takterhingga.

Arca ini melambangkan pengakuan umat beriman kepada Sang Penguasa

Tunggal yakni Yesus Kristus. Tapi umat beriman sekaligus juga mengakui

bahwa Sang Penguasa meraja dengan belas kasihNya yang tak terhingga.

Belas kasih itu dibuktikanNya dengan rela menderita dan wafat di kayu salib

untuk menebus dosa- dosa manusia. Arca ini juga mengajarkan kepada

seluruh umat beriman bahwa jalan menuju kemuliaan adalah kesediaan

untuk berkorban dan melakukan secara nyata belas kasih Hati Kudus Tuhan

Yesus.

• Tirta Perwitasari

Simbol berkat kehidupan yang dianugerahkan kepada segenap umat

beriman. Air adalah penentu hidup atau matinya setiap makhluk. Dengan

menganugerahkan Tirta Perwitasari (air dari dasar Candi Ganjuran) Tuhan

telah memberi kehidupan kepada umatNya. Itulahsebabnya, air yang

dianugerahkan bukan sembarang air tetapi air yang secara medis memiliki

banyak kelebihan dibanding air pada umumnya.

• Misa Prosesi

Simbol penyerahan umat kepada kuasa Hati Kudus Tuhan Yesus. Perayaan

ini ditandai dengan berbagai upacara kebesaran. Pada kesempatan ini umat

dari berbagai tempat datang mempersembahkan sebagian berkat atau buah

karya mereka yang diungkap dalam beraneka simbol : roti-anggur, hasil

bumi, makanan tradisioanl, gunungan, aneka hiasan, uang dan sebagainya.

Persembahan itu adalah bagian terbaik dari buah karya manusia (berkat

Tuhan) yang dihaturkan kembali kepada penciptaNya. Disebut misa prosesi

karena pada perayaan akbar ini selalu diadakan perarakan. Tradisi ini

merupakan adaptasi dengan inkulturasi budaya Jawa atas perarakan

Sakramen Mahakudus. Tradisi ini diperkirakan merupakan tradisi Eropa

Page 18: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

18

hanya saja kiranya diberi motif Jawa dengan gaya kerajaan Jawa karena

pada awalnya Prosesi di Ganjuran memang diselenggarakan pada bulan

Oktober pada hari raya Kristus Raja. Pada tataran yang lebih luas dan lebih

aktual, prosesi dapat juga dimaknai sebagai simbol peziarahan umat

manusia yang menempuh perjalanan panjang selama hidupnya, namun harus

selalu mengarah dan menuju pada Kristus, Tuhan dan Raja mereka.

• Gamelan dan Tarian

Musik dan Tarian Jawa ini merupakan simbol kemegahan, syukur, pujian,

dan penghormatan yang dilakukan secara tradisional Jawa, sekaligus simbol

pengharagaan pada nilai- nilai tradisi budaya Jawa. (Gereja Hati,2004).

1.10.4. Tinjauan Terhadap Data- Data semula Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, di

Ganjuran

Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran terletak 17 km dari arah

Yogyakarta ke arah selatan. Umatnya berjumlah kurang lebih 7000 orang, tersebar di

27 wilayah, sebagian besar adalah kaum petani, dan selebihnya adalah guru,

pedagang, dan buruh. Hampir 100 % ‘pengguna’ dari gereja adalah etnis Jawa, hanya

saja sebagian besar devosan/ peziarah yang datang terutama peziarah Candi Tyas

Dalem (Hati Kudus Tuhan Yesus) bukan merupakan etnis Jawa.

Gereja ini terbangun tidak bisa terlepas dari usaha keluarga Schmutzer.

Yang merupakan misi dari keluarga Schmutzer pada awalnya adalah membuat

masyarakat Ganjuran dan sekitarnya makmur dengan mendirikan sekolah, rumah

sakit, dan menjadikan buruh sebagai mitra kerja. Semuanya itu dilaksanakan dengan

menimba semangat Hati Kudus Tuhan Yesus. Spiritualitas itulah yang diwarisi

Gereja Ganjuran. Kompleks gereja sendiri tidak berdiri sendiri, di dalamnya juga

terdapat pastoran, balai paroki, bangunan candi dan pelatarannya, halaman parkir,

kios-kios rohani dan makam. Selain itu di samping kanan kiri terdapat rumah sakit

Elisabeth, beberapa sekolah-sekolah Katolik, biara susteran CB, dan juga panti

asuhan Santa Maria, dimana kesemuanya itu menjadi satu kesatuan sebagai misi

imani yang ada di daerah Ganjuran ini. (Gereja Hati,2004)

Page 19: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

19

1.10.5. Pengertian Inkulturasi dalam Gereja Katolik

Dalam arti luas dan generik, inkulturasi adalah sejenis penyesuaian dan

adaptasi kepada masyarakat, kelompok umat, kebiasaan, bahasa, dan perilaku yang

biasa terdapat pada suatu tempat. Begitu juga dengan tugas seorang Pastor (imam), ia

harus memakai bahasa yang paling dimengerti pendengarnya, bahasa yang paling

‘menyapa’ dan ‘mengena’ bagi pendengarnya.

Di Alkitab sendiri pernah dikatakan bahwa dulunya rasul Petrus sudah

melakukan inkulturasi untuk yang pertama kalinya, dimana tantangan ini diembannya

karena orang-orang pada jaman itu kurang bisa membedakan antara agama Kristen

dan agama Yahudi, dan mereka mulai tertarik mendalami ajaran Kristen akibat

inkulturasi atau ‘pendekatan’ yang dilakukan rasul Petrus. Dari pengalaman ini

sendiri Allah berusaha mengajarkan bahwa “ Sesungguhnya kini aku telah mengerti,

bahwa Allah tidak memandang bangsa, melainkan berkenan kepada siapa saja yang

menyegani Allah dan yang suci hidupnya, dari bangsa manapun juga” (Kis 10.34f).

Tidak hanya Rasul Petrus, rasul Pauluspun melakukan misi inkulturatif.

Dalam melakukan inkulturasi misi yang diemban Paulus tidaklah mudah, ia bukan

hanya belajar bahasa tetapi ia memperlengkapi dirinya dengan budaya, tradisi dan

agama Yunani, Romawi dan Yahudi. Selain itu mental inkulturatif yang dipunyai

Paulus ditinjukkan dalam hal-hal berikut : selalu diusahakannya mencari kontak dan

kontinuitas dengan isi pikiran pendengar, mematok tanah berpijak yang kukuh tetapi

tidak dapat ditawar- tawar, Kristus dan InjilNya harus tetap diwartakan.

Selain inkulturasi Rasul Petrus dan Paulus, inkulturasi yang dilakukan St.

Justinus Martir dan juga inkulturasi gereja selanjutnya memiliki dampak yang cukup

berarti dalam perkembangan inkulturasi yang ada, demikian halnyapun yang sudah

sampai di Indonesia sendiri. Di China sendiri, misi inkulturatif yang diemban Matteo

Ricci tercapai dengan dua tujuan pesan dengan memasuki dunia dan gaya hidup

China serta berada dalam kelompok religius setempat demi evangelisasi persuasive.

Page 20: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

20

Tetapi kehadiran proses inkulturasi harus memilik balance(keseimbangan),

antara budaya ataupun ajaran iman Katolik itu sendiri, yang dapat diupayakan,

melalui :

• Membaurkan kekristenan ke ‘dalam’ sambil mengakarkannya pada tradisi dan

kebudayaan.

• Menghantar simbiose antara Injil dan budaya bangsa-bangsa.

• Penegasan bahwa Injil dan Kristus tidak merugikan kebudayaan melainkan

meluhurkannya.

• Pembinaan sistematis inkulturasi.

• Pembinaan ini mengandung beberapa segi. Keseluruhan usaha ini akan

menghasilkan gereja lokal yang sehat apabila dilakukan dengan penuh

kebijaksanaan.

Pentingnya berdialog dengan berbagai instansi agama, pemerintah, ilmuwan,

karena didasari pemikiran bahwa proses inkulturatif sangat menyangkut berbagai

pihak yang ada.(Gereja dan,1984)

1.10.6. Tinjauan nilai-nilai sosial Jawa pada umumnya terkait dengan Rancangan

Arsitektur

Bagi yang mempelajari kosmologi kuno, bumi dan langit selalu dianggap

memiliki berbagai daya prana atau energi gaib. Begitu juga dengan Arsitektur

hendaknya sebagai lingkungan ciptaan manusia juga perlu berkontekstualisasi dengan

fenomena alam tersebut. Dalam prinsip-prinsip kosmologi, pusat dan dualisme Jawa

sendiri tidak bisa terlepas dari ‘kepercayaan-kepercayaan’ lain seperti pengaruh

Hindu, Budha ataupun Fengshui China yang sebelumnya diperkirakan lebih

berkembang. Bidang yang masuk dalam antropologi Arsitektur ini memiliki

kecenderungan mengkaji perubahan sosial budaya dalam rupa bangunan dan tata

letak bangunan.

Daerah Jawa Tengah sendiri merupakan pusat dari ‘kerajaan Jawa’, dimana

banyak mengetengahkan tradisi budayanya. Adapun salah satu bentuk mitologi yang

dianut adalah kosmologikal dualisme, yang antara lain adalah letak laut vs gunung,

Page 21: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

21

makhluk darat vs makhluk laut, orang-orang di pegunungan vs orang- orang di pesisir

dan juga penggunaan awalan, ataupun akhiran dalam penggunaan bahasa yang ada.

Tidak ada perubahan yang kentara dalam bentukan-bentukan di literatur-

literatur Jawa akhir-akhir ini, tetapi ada sedikit perubahan yang terjadi dalam seni-

seni visual dan juga bentukan- bentukan bangunan. Dimana salah satunya dalam

seni-seni visual, objek yang dihadirkan lebih ambigu, abstrak dan kebanyakan hadir

dalam rupa penghadiran bentuk 2 dimensi. Pada bentukan bangunan-bangunan

sendiri terutama bangunan rumah tingggal tidak bisa dipisahkan dari candi-candi

yang ada di Jawa sendiri, hanya saja kehadirannya tentu saja lebih ‘pendek’ dari relief

di candi- candi tersebut.

Simbol adalah sesuatu yang berdiri untuk menggantikan yang lain dan

klasifikasinya adalah cara untuk menyusun sesuatu. Berdasar untuk mencari kode,

orang-orang Jawa mengembangkan kepercayaan mereka, sistem, organisasi sosial

dan pengembangan teknologi. Sebelum era Hindu, orang-orang Jawa telah

mengembangkan sistem mereka yang unik yang menyimbolkan klasifikasi

berdasarkan nomor, yaitu nomor dua, tiga , lima dan sembilan. Klasifikasi dualisme

simbolik adalah salah satu yang tertua dalam keempat pengklasifikasian tersebut.

Dualisme mengacu pada dua kecenderungan dimana dua kekuatan yang saling

kontradiktif, mandiri, dan saling mengisi. Dalam klasifikasi dualisme, sesuatu diatur

berdasarkan pada kekontradiksian mereka, pasangan mereka sebagaimana secara

alami saling mengisi, seperti: tinggi dan pendek, sacral dan profane, kanan dan kiri,

malam dan siang, lelaki dan perempuan, depan dan belakang, timur dan barat, gunung

dan laut, dll. Bentuk dualisme ini dapat diperluas tanpa batasan. Di Jawa sendiri teori

dualisme dipakai terutama pada organisasi sistem sosial.

Dalam penerapannya pada rumah-rumah Jawa kelas, penerapan antara

dualisme, pusat dan linearitas banyak ditemui. Konsep pusat sendiri banyak

ditemukan mendominasi peletakan pendapa yang mana selalu menjadi fokus di

tengah-tengah. Sedangkan linearitas mendominasi pada tempat paling sakral di dalam

rumah, dimana diletakkan di tengah dari bagian belakang dalem ageng. Jadi dapat

juga dikatakan bahwa prinsip pusat dan linearitas mengekspresikan perbedaan

Page 22: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

22

antara bagian rumah yang sakral dan yang profan (untuk orang kebanyakan/ lebih

rendah).(Kosmologi Jawa,2000)

1.10.7. Program Kebutuhan Ruang

1.10.7.1. Pola Aktivitas Kegiatan Imani + Batas Pelayanan

Kegiatan- kegiatan di gereja dibagi 3 bagian utama menjadi kegiatan berdoa

di gereja (merupakan yang paling utama), Kegiatan ziarah dan kegiatan penunjang

lainnya. Adapun kegiatan berdoa di gereja utama (1) dibagi menjadi 3 bagian:

• Misa Kudus (perayaan Ekaristi), terdiri dari : misa harian, misa mingguan, misa

perayaan khusus (sesuai liturgi), misa pembaptisan, perkawinan,dll.

• Kegiatan pendukung misa kudus, seperti : latihan koor, latihan alat musik

(khususnya gamelan), latihan putra altar,dll.

• Kegiatan pelayanan lainnya (untuk mengembangkan iman),--- di Balai Paroki (2)

seperti : kegiatan MUDIKA, WKRI, kegiatan LANSIA Katolik, kegiatan sekolah

minggu, kegiatan bina iman, kegiatan retret, kegiatan doa paguyuban (paguyuban

Hati Kudus Tuhan Yesus ), tirakatan, sarahsehan, dan kegiatan dewan paroki.

Sedangkan untuk kegiatan ziarah difasilitasi melalui ruang- ruang untuk ziarah

(3), yang dibagi menjadi :

• Doa devosi di depan candi kepada Hati Kudus Tuhan Yesus.

• Mengambil mata air dan mandi di mata air Tirta Perwitasari.

• Mengikuti misa prosesi.

• Mengikuti jalan salib.

Sedangkan untuk kegiatan- kegiatan penunjang difasilitasi melalui ruang- ruang

penunjang, seperti area dan/ fasilitas sebagai berikut:

• Parkir, terdiri dari mobil umat setempat, mobil peziarah.

• Kegiatan pemukiman para ‘pelayan’ (imam)---Pastoran.

Page 23: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

23

• Pelayanan untuk peziarah, antara lain seperti:untuk penjualan souvenir,untuk

Penyediaan tempat tinggal sementara, untuk sekretariat pelayanan candi dan

kafetaria.

Batas Pelayanan Gereja Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran :

Paroki ini memiliki satu stasi yaitu stasi Tambran yang terletak di Kelurahan

Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Bantul. Terletak 6 km ke arah Tenggara dari

Ganjuran, meliputi wilayah Pundong Lor, Pundong Kidul dan Mulyodadi Kidul.

Jumlah umat sekitar 678 orang, dimana 90 % nya aktif sembahyang di wilayah-

wilayah dan hanya 75 % yang aktif ke gereja. (Hati Kudus,2004)

Selain terdapat stasi Tambran, Gereja Ganjuran juga dibagi menjadi

wilayah-wilayah seperti di bawah ini :

Wilayah Santo Simon Gunturgeni,

• terletak 15 km kea rah barat laut dari Ganjuran.

• Terdiri dari 46 KK (54 L, dan 50 P).

• Dibagi menjadi kring Klagaran, Kring Dayu, Kring Gunturgeni, kring Esole, dan

kring Wonotinggal.

Wilayah Santo Petrus Kanisisus Kaligondang,

• Terdapat 81 KK dan 274 orang.

• Dibagi menjadi kring Kaligondang barat, tengah, timur dan kring Santa Maria.

Wilayah Santo Bartolomeus Siten,

• Terletak 1 km dari gereja Ganjuran kearah Barat.

• Meliputi 2 pedukuhan yaitu Siten dan Kanutan.

• Terdapat 144 KK (400 jiwa).

Wilayah Santo Yakobus Minor,

• Terletak 3 km dari gereja Ganjuran kea rah Timur Laut.

• Terdiri dari 3 pedukuhan yaitu Peni, Serut dan Karangasem.

• Terdiri dari 47 KK (151 orang).

• Terdiri dari 3 kring.

Page 24: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

24

Wilayah Santo Philipus Gunungan,

• Terletak 750 m ke arah Timur laut dari gereja Ganjuran.

• Terdiri atas Dusun Gunungan dan Dusun Gedogan (kelurahan Sumbermulyo).

• Terdiri dari 109 KK.

• Dibagi menjadi 4 kring.

Wilayah Santo Yohanes Pemandi Karangmojo,

• Terletak 4-5 km ke arah Timur Laut dari gereja Ganjuran.

• Termasuk di dalamnya 4 dusun, yaitu Karangmojo, Cepoko, Dowaluh dan

Sumberbatikan.

• Terdiri dari 215 jiwa.

1.10.7.2. Struktur/ Hirarki kepemimpinan Gereja

Paus Benedictus XVI

Kardinal Julius Darmaatmojo

Mgr. Ignatius Suharyo,Pr ( Uskup Agung Semarang )

Rm. Jarot, Pr ( Pastor Paroki )

Rm.G.Utomo, Pr Rm. Wiyono, Pr

Diagram 1.1 Hirarki Gereja

Page 25: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

25

1.10.7.3. Daftar Jumlah Pejabat Gereja + Jumlah Umat

Di Paroki Ganjuran sendiri digembalakan oleh 3 orang imam Projo

dengan jumlah umat Ganjuran sekitar 5000 umat yang mana tersebar pada daerah-

daerah di bawah ini.

Gambar 1.1. Peta Area Ganjuran dan kecamatan serta Dusun-dusun lainnya

Page 26: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

26

Universitas Kristen Petra

1.10.7.4.Program Kebutuhan Ruang

Tabel 1.1. Program Ruang

RUANG KAPASITAS STANDAR

SATUAN

LUAS SUMBER

Gereja Utama (1)

1.1 Ruang Umat (Nave )

1.2 Ruang paduan suara

1.3 Ruang organ

1.4 Ruang gamelan

1.5 Altar

- Meja

-Sanctuari (tabernakel,dll)

- Podium untuk bacaan

1.6 Sakristi

1.7 Ruang untuk sembahyang

(lilin )

- Untuk Hati Kudus Yesus

- Untuk Ibu Maria

1.8 Ruang Devosi

1.9 Ruang alat dan Ruang

Kontrol

1.10 Gudang

1.11Ruang pengakuan

1.12 Jalan Salib

1.13 Toilet

3000 orang

30 orang

2 buah

3 buah

10 buah

3.6 m2/10 orng

1 m2/orng

@1.2x1.2m=1.44 m2

3.24 m2

1x2m=2m2

TOTAL

+ Sirkulasi

Total Luasan

1080 m2

30 m2

2 m2

6 m2

3 m2

72 m2

2.88 m2

27 m2

2 m2

2 m2

42 m2

28 m2

25 m2

9.72 m2

14 m2

20 m2

1365.60 m2

409.68 m2

1775.28 m2

SB

SB

SB

SB

Neufert

Sleeper

SB

Sleeper

SB

SB

SB

SB

SB

SB

SB

SB

RUANG KAPASITAS STANDAR

SATUAN

LUAS SUMBER

Balai Paroki (2)

2.1 Hall

2.2 Toilet

2.3 Ruang Pertemuan

2.4 Ruang Auditorium

- Panggung

- Ruang rias

- Ruang Ganti

- Toilet Pemain

- R.tata lampu

- R.Tata suara

- Gudang

2.5 Ruang Sekretariat Paroki

- Sekretariat Mudika- Rekat

- Sekretariat WKRI

- Sekretariat Pastoran

- Sekreatariat Lansia

120 orang

4 buah

4 buah

500 orang

20 orang

20 orang

5 buah

10 orang

5 orang

15 orang

4 orang

1.2 m2/ orng

2m2

24m2/ruang

0.6m2/orng

1.5m2/orang

1.67m2/orang

2m2

9m2/orng

9m2/orng

9m2/orng

9m2/orng

144m2

8m2

96m2

300m2

110m2

30m2

33.4m2

10m2

7.5m2

7.5m2

21 m2

90m2

45m2

135m2

36m2

Page 27: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

27

- Ruang Duduk

- Ruang rapat

- Gudang

- Toilet

2.6 Toilet

2.7 R.Ketua Dewan

2.8 R.Wakil Dewan

2.9 R.Kepala seksi-seksi

2.10 R.Arsip

2.11 R.bursa

2.12 Perpustakaan mini

6 orang

50 orang

1 buah

2 buah

1.44 m2/orang

2m2/buah

2m2/buah

TOTAL

+ Sirkulasi

Total Luasan

16.62m2

72m2

6m2

4m2

4m2

25m2

25m2

175m2

12.5m2

15m2

200m2

1628.52 m2

488.56m2

2117.08m2

RUANG KAPASITAS STANDAR

SATUAN

LUAS SUMBER

Ruang-Ruang untuk

Peziarah(3)

3.1 Candi + Space u/berdoa

3.2 Tempat untuk sumber air

3.3 Altar candi

3.4 Tempat lilin

3.5 Space untuk umat

3.6 Space untuk jalan salip

3 buah

5000 orng

15 buah

1.2 m2

0.2m2/orng

1.5x1.5m=2.25m2/jalan salib

TOTAL

+ Sirkulasi

Total Luasan

50m2

14.4m2

15m2

3.6m2

1000m2

33.75m2

1116.75 m2

335.02m2

1451.77 m2

SB

SB

SB

SB

SB

SB

RUANG KAPASITAS STANDAR

SATUAN

LUAS SUMBER

Ruang- Ruang Penunjang (4)

4.1 Parkir

- Mobil umat setempat

- Mobil peziarah

- Bus Peziarah

- Sepeda Motor

4.2 Pastoran

- Ruang Tamu

- R.Konsultasi

- Ruang Santai

- Ruang Doa

- Ruang makan

- Dapur

- R.Tidur Pastor setempat

5 buah

150 buah

2 buah

200 buah

10 orng

2 orng

6 orng

6 orng

6 orng

2buah

15 m2/mobil

15 m2/mobil

30 m2/bus

1.5 m2/motor

TOTAL

+ Sirkulasi

Total Luasan

12.6 m2/orng

1m2/orng

11.15 m2/kmr

75m2

2250m2

60m2

300m2

2685 m2

805.5 m2

3490.5 m2

7.65m2

25.2m2

9.3m2

6m2

10.89m2

6.48m2

33.45m2

SB

SB

SB

SB

Neufert

Sleeper

Neufert

Sleeper

Neufert

Neufert

Neufert

Tabel 1.1. Program Ruang (sambungan)

Page 28: 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengenalan Judul · liturgi yang terdiri atas Ibadat Sabda, Ibadat Ekaristi dan juga konsekrasi (perjamuan) sebagai bagian terpenting (inti) dari perayaan misa

Universitas Kristen Petra

28

- R.Tidur Pastor tamu/ tamu

- KM

- Gudang

- Garasi

- Rumah Koster

* Ruang Tamu

* R.Tidur

* KM

* R.Makan + Dapur

* Gudang

* R.cuci setrika

4.3 Kios Souvenir Rohani

4.4 Losmen Peziarah

- Hall Penerima

- WC

- Kamar Tidur

- Gudang

- R.Genset

- Ruang pompa

- STP

4.5 R.Sekretariat Candi

4.6 Kafetaria (untuk

peziarah/umat)

- Ruang Makan

- Dapur

- Gudang

4.7 Kolam / Open Space

4.8 Gudang

4.9 WC Umum

4.10 KM Umum ( Tirta

Perwitasari )

4.11 Pos Parkir

4.12 R.Genset

4.13 R.AHU

4.14 R.Panel

4.15 R.PLN

4.16 Tempat Bermain Anak

4.17 R.Pompa

2 buah

6 buah

2buah

2 buah

15 buah

2buah

20 buah

100 orang

20 buah

10 buah

11.15 m2/kmr

3.56 m2/buah

24.5 m2/buah

11.15m2/buah

TOTAL

+ Sirkulasi

Total Luasan

2m2/kios

2 m2/buah

24m2/kmr

1.4m2/orng

25% R.makan

76% Dapur

2m2/buah

4m2/orang

TOTAL

+ Sirkulasi

Total Luasan

22.30m2

7.13m2

6m2

49m2

8m2

22.30m2

2m2

4m2

6m2

3.23m2

228.93 m2

68.68 m2

297.61 m2

30 m2

50 m2

8m2

480m2

20m2

12m2

12m2

24m2

20m2

140m2

35m2

26.60m2

20m2

30m2

40m2

40m2

16m2

30m2

6m2

7.5m2

7.5m2

20m2

30m2

1104.6m2

331.38 m2

1435.98 m2

Neufert

Neufert

SB

SB

Asumsi

Neufert

SB

Asumsi

Asumsi

Asumsi

TOTAL KESELURUHAN 10568.22 m2

Tabel 1.1. Program Ruang (sambungan)