PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret,...

160
i UPAYA PENINGKATAN PENDAMPINGAN IMAN REMAJA PUTRI DI ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT DENGAN KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Domisia Viviati NIM: 091124023 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret,...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

i

UPAYA PENINGKATAN PENDAMPINGAN IMAN REMAJA PUTRI

DI ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT

DENGAN KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Domisia Viviati

NIM: 091124023

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada seluruh anggota kongregasi

Suster Misi Fransiskan Santo Antonius (SMFA)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

v

MOTTO

“Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala

rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang

sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,

aku sama sekali tidak berguna” (1Kor 13:2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Maret 2015

Penulis,

Domisia Viviati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertada tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama: Domisia Viviati

NIM : 091124023

Menyatakan bahwa demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya

memeberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya

yang berjudul:

UPAYA PENINGKATAN PENDAMPINGAN IMAN REMAJA PUTRI DI

ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT DENGAN

KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS beserta perangkat yang

diperlukan (jika ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama

tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 17 Maret 2015

Yang menyatakan

(Domisia Viviati)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

viii

ABSTRAK

Judul skripsi adalah UPAYA PENINGKATAN PENDAMPINGAN

IMAN REMAJA PUTRI DI ASRAMA DHARMAWATI SINTANG

KALIMANTAN BARAT DENGAN KATEKESE MODEL SHARED

CHRISTIAN PRAXIS. Adapun latar belakang pemilihan judul ini bertitik tolak

dari keprihatinan penulis akan pelaksanaan pendampingan iman remaja di asrama

Dharmawati, yang secara khusus penulis rasakan sewaktu membantu menjadi

pendamping di asrama Dharmawati. Kegiatan pendampingan iman di asrama

Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah

terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti kegiatan pendampingan

iman kelihatannya karena aturan asrama yang wajib diikuti oleh setiap anggota

asrama. Selain itu juga model dan metode yang digunakan kurang menarik dan

kurang relevan dengan kehidupan remaja di asrama Dharmawati. Situasi tersebut

mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai proses pelaksanaan

pendampingan iman di asrama Dharmawati dan mengupayakan suatu kegiatan

yang dapat menarik dan melibatkan kaum remaja dalam pendampingan tersebut.

Tujuan dari penulisan skripsi adalah memperoleh data mengenai

pendampingan iman yang ideal, memperoleh gambaran pelaksanaan

pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati untuk membantu remaja

berkembang menjadi remaja yang dewasa, bertanggungjawab dan beriman serta

memberikan satu model kegiatan yang cocok untuk menarik perhatian kaum

remaja semakin terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendampingan iman.

Bertolak dari tujuan penulisan, penulis memperoleh data-data mengenai

pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati dengan melakukan

penelitian yang didukung oleh studi pustaka. Penelitian dilakukan dalam bentuk

kuesioner dan wawancara kepada para responden. Hasil dari penelitian terungkap

bahwa pendampingan iman yang dilakukan selama ini terasa monoton,

membosankan dan kurang bervariasi.

Untuk itulah penulis mengusulkan salah satu model kegiatan sebagai

upaya untuk meningkatkan pendampingan iman remaja. Kegiatan tersebut adalah

katekese model SCP. Penulis mengusulkan katekese model SCP karena model ini

sungguh melibatkan peserta, bersifat dialogis paritisipatif. Model SCP juga

mempunyai lima langkah yang semakin membawa peserta berdialog dengan

pengalaman hidup dan mengkonfrontasikannya dengan visi dan Tradisi Kristiani

untuk semakin membangun kerajaan Allah di dunia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

ix

ABSTRACT

The title of my thesis THE WAY IMPROVING FAITH FOR FEMALE

TEENAGERS AT DHARMAWATI DORMITORY SINTANG WEST

KALIMANTAN USING SHARED CHRISTIAN PRAXIS CATECHESIS

MODEL. The background of this title selection starts from the author concern

with the in which implementation in mentoring teenagers faith in Dharmawati

dormitory. In particular, the author feels when she helping works as an dormitory

chaperone. Faith mentoring activities such as Eucharist, pilgrimages,

recollection/retreat, rosary prayers and worship prayer has been programmed

regularly. But young people who participated in this actkvities apparently join in

because of rules that reguire them. In addition the models and methods that are

used are not attractive and nor relevant to the lives of young people in the

Dharmawati dormitory. Seeing this situation, author of fait mentoring investigate

in Dharmawati dormitory and creating an activity which can certainly attract and

involve young people in this faith mentoring.

The aim of this thesis was to obtain data on how to improve faith

mentoring, to obtain an overview in implementing faith mentoring of female

teenagers in Dharmawati dormitory to help them developing maturenity,

responsibility and more faithful also to provide suitable model of activities to

attract the attention of young people to get involve actively in faith mentoring

process.

Based on the purpose of writing, the authors obtained data on the

implementation of faith mentoring in Dharmawati dormitory faith by doing

research from literature riview. The research was conducted in the form of

questionnaires and interviews torespondents. The results of the study revealed that

the faith mentoring which made during this ctivities faith where monotonous,

boring and less varied.

For this reason the author proposes a model of activity to improve the

implementation of faith mentoring for teenagers, by SCP catechesis model. The

author proposes a single SCP because this model really involve the participants

with paritisipative dialogue. SCP model also has five steps that are increasingly

bringing participants to create dialogue with life experience and confront itwith

the vision of Christian Tradition and for the greatest kingdom of God in the world.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Bapa atas berkat dan

rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi yang berjudul UPAYA

PENINGKATAN PENDAMPINGAN IMAN REMAJA PUTRI DI ASRAMA

DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT DENGAN

KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS .

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk untuk memperoleh gelar

sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

sanata Dharma Yogyakarta. Melalui skripsi ini penulis ingin memberikan

sumbangan pemikiran untuk meningkatkan pendampingan iman kaum remaja

putri di asrama Dharmawati Sintang dengan katekese.

Terususunya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak

baik langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini dengan tulus hati

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung SJ, M.Ed selaku dosen pembimbing utama

sekaligus dosen pembimbing dosen akademik yang telah meluangkan waktu

memimbing penulis dengan penuh kesabaran, perhatian, masukan dan kritikan

sehingga penulis termotivasi untuk mengerjakan dan menyelsaikan penulisan

skripsi ini.

2. Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y, M.Hum selaku dosen peguji kedua yang

memberikan dukungan dan mengingatkan penulis untuk selalu semangat

menulis dan menyelsaikan skripsi dengan cepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

xi

3. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ, selaku dosen penguji ketiga yang memberi

semangat dan perhatian serta mengingatkan penulis untuk tekun menulis

skripsi.

3. Segenap staf Dosen Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma yang telah mendampingi dan mendidik penulis

selama belajar dan menyusun skripsi ini.

4. Segenap staf Sekertariat dan perpustakaan Prodi IPPAK dan seluruh

karyawan yang telah mendukung penulis selama penulis belajar dan menyusun

skripsi ini.

5. Pemimpin Komunitas, suster pendamping asrama serta seluruh para suster di

komunitas Dharmawati serta seluruh warga asrama khususnya siswi kelas XI,

XII SMA/SMK selaku subyek peneliti.

6. Para suster anggota kongregasi SMFA khususnya para suster di komunitas

Yogyakarta yang telah memberi perhatian, dukungan dan motivasi lewat doa,

kerjasama yang baik sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini.

7. Dewan pimpinan kongregasi yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menimba pengetahuan di Universitas Sanata Dharma.

8. Bapak ibu serta adik-adikku yang telah memberi dukungan dan semangat

dalam menyelsaikan studi dan skripsi ini.

9. Teman-teman mahasiswa angkatan 2009/2010 yang turut mendukung proses

belajar dan skripsi ini serta semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu

yang turut ambil bagaian mendukung dan membantu penulis hingga

penyelsaian skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

xii

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga

penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang

berkepentingan.

Yogyakarta, 17 Maret 2015

Penulis,

Domisia Viviati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................

MOTTO ...............................................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................................

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN…………………………………

ABSTRAK ..........................................................................................................

ABSTRACT………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR ........................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................

BAB I: PENDAHULUAN..................................................................................

A. Latar Belakang...……………….…........................................................

B. Rumusan Masalah………………….......................................................

C. Tujuan Penulisan………….....................................................................

D. Manfaat Penulisan.………………………………..................................

E. Metode Penulisan....................................................................................

F. Sistematika Penulisan..............................................................................

BAB II: POKOK-POKOK PENDAMPINGAN IMAN REMAJA ………........

A. PENDAMPINGAN IMAN .....................................................................

1. Pengertian Umum Pendampingan.......................................................

2. Pengertian Iman……….......................................................................

a. Iman Dalam Kitab Suci.................................................................

b. Iman Menurut Dokumen Gereja....................................................

c. Iman Menurut Para Ahli................................................................

3. Pendampingan Iman ...........................................................................

4. Tujuan Pendampingan Iman................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xiii

xix

1

1

6

6

7

7

8

10

10

10

11

11

13

14

15

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

xiv

B. GAMBARAN UMUM KAUM REMAJA...............................................

1. Pengertian Remaja..............................................................................

2. Ciri-ciri Masa Remaja …………………………...............................

a. Masa Remaja Sebagai Periode Yang Penting……………………

b. Masa Remaja Sebagai Periode Peralihan………………………...

c. Masa Remaja Sebagai Periode Perubahan……………………......

d. Masa Remaja Sebagai Usia Bermasalah…………………………

e. Masa Remaja Sebagai Masa Mencari Identitas. …………………

f. Masa Remaja Sebagai Masa Yang Menimbulkan Ketakutan……

g. Masa Remaja Adalah Masa Yang Tidak Realistik……………….

h. Masa Remaja Sebagai Ambang Masa Dewasa………………….

3. Minat-minat Remaja...........................................................................

a. Minat Rekreasi.............................................................................

b. Minat Sosial……………………………......................................

c. Minat Pribadi…………………………………………………....

d. Minat Terhadap Pendidikan…………………………………….

e. Minat Terhadap Pekerjaan………………………………………

f. Minat Pada Agama……………………………………………...

g. Minat Dalam Simbol Status…………………………………….

4. Perkembangan Remaja……………………………………………...

a. Perkembangan Fisik Remaja........................................................

b. Perkembangan Mental Remaja.....................................................

c. Perkembangan Sosial Remaja.....................................................

d. Perkembangan Emosi..................................................................

e. Perkembangan Moral...................................................................

f. Perkembangan Iman Remaja Menurut Fowler………….............

5. Lingkungan Hidup Remaja................................................................

a. Lingkungan Keluarga...................................................................

b. Lingkungan Sekolah....................................................................

c. Lingkungan Masyarakat..............................................................

6. Problem Remaja.................................................................................

17

17

18

18

18

18

19

19

19

20

20

21

21

21

22

22

22

22

23

23

23

24

24

25

26

27

30

30

31

32

33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

xv

a. problem Dalam Keluarga…………………………………….....

b. Problem Dalam Masyarakat…………………………………....

c. Problema Dalam Gereja………………………………………..

d. Roblem dalam diri sendiri...........................................................

C. PENDAMPINGAN IMAN REMAJA.....................................................

1. Pengertian Pendampingan Iman Remaja............................................

2. Ciri Pendampingan Iman Kaum Remaja............................................

3. Tujuan Pendampingan Iman Remaja.................................................

4. Kualifikasi Pribadi Pendampingan Iman……………………………

a. Sebagai Pribadi………………………….....................................

b. Hubungan Dengan Peserta……………………………………...

c. Sebagai Pemimpin……………………………………………....

BAB III: PENDAMPINGAN IMAN REMAJA DI ASRAMA

DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT...................

A. Gambaran Umum Asrama Dharmawati………………………………...

1. Profil Asrama Dharmawati.................................................................

a. Sekilas Asrama Dharmawati…………………………………….

b. Tujuan Asrama Dharmawati…………………………………….

2. Program Pendampingan…………......................................................

a. Aktifitas Harian………………………………………………….

b. Kegiatan Rohani…………………………………………………

(1) Perayaan Ekaristi…………………………………………….

(2) Rekoleksi…………………………………………………….

(3) Retret………………………………………………………..

(4) Ziarah Ke Gua Maria………………………………………..

(5) Devosi Kepada Bunda Maria………………………………..

(6) Doa Bersama………………………………………………...

c. Kegiatan Hari Libur……………………………………………..

B. Penelitian Terhadap Pendampingan Iman Remaja Di Asrama

Dharmawati.............................................................................................

1. Desain Penelitian…………………...................................................

33

34

34

34

35

35

36

37

38

39

40

40

42

43

43

43

45

46

47

47

48

48

50

50

50

50

53

53

53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

xvi

a. Latar Belakang Penelitian………………………………………

b. Tujuan Penelitian……………………………………………….

c. Jenis Penelitian………………………………………………….

d. Instrumen Pengumpulan Data…………………………………..

e. Responden………………………………………………………

f. Waktu Dan Tempat Penelitian………………………………….

g. Variabel Penelitian……………………………………………...

C. Laporan Hasil Penelitian pendampingan iman di Asrama

Dharmawati..............................................................................................

1. Identitas Responden…………………………………………….

2. Pendampingan Iman Di Asrama……………………………….

3. Faktor- faktor Pendukung Pendampingan Iman………………..

4. Faktor- faktor Penghambat Pendampingan iman……………….

D. Hasil Wawancara Dengan Staf Inti Asrama........................................

E. Pembahasan Hasil Penelitian Pendampingan Iman Remaja

Di Asrama Dharmawati Sintang…………………………….............

1. Identitas Responden……………………………………………...

2. Pendampingan Iman Yang Dilaksankan Di Asrama……………..

3. Faktor- faktor Pendukung Pendampingan iman………………….

4. Faktor- faktor Penghambat Pendampingan iman………………...

F. Kesimpulan Hasil Penelitian Pendampingan Iman Remaja

Di Asrama Dharmawati Sintang……………………………………

BAB IV: PENINGKATAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN IMAN

REMAJA DENGAN KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN

PRAXIS (SCP).....................................................................................

A. Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP).....................................

1. Pengertian SCP...................................................................................

a. Shared…………………...............................................................

b. Christian………………………………………………………...

c. Praxis………………………........................................................

2. Langkah- langkah Katekese Model Shared Christian Praxis……….

53

54

54

55

56

57

57

58

58

59

63

65

66

68

68

69

73

73

74

76

76

77

78

79

80

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

xvii

a. Langkah I (pertama) : Pengungkapan Pengalaman Praksis

Faktual…………………………………………………………..

b. Langkah II (kedua) : Refleksi Kritis Pengalaman Faktual …….

c. Langkah III (ketiga) : Mengusahakan Supaya Tradisi Dan Visi

Kristiani Lebih Terjangkau…………………………………......

d. Langkah IV (keempat) : Interprestasi Dialektik Antara Praksis

Dan Visi Peserta Dengan Tradisi Dan Visi Kristiani…………...

e. Langkah V (Kelima): Keterlibatan Baru Demi Makin

Terwujudnya Kerajaan Allah…………………………………...

3. Alasan menggunakan model Shared Christian Praxis…………......

B. Usaha Peningkatan Pendampingan Iman Remaja....................................

1. Pengertian Peningkatan........................................................................

2. Tujuan Peningkatan..............................................................................

3. Arah Peningkatan.................................................................................

C. Usulan Program Pendampingan................................................................

1. Latar Belakang Usulan Program..........................................................

2. Pemilihan Tema ……………………..................................................

3. Waktu Pelaksanaan..............................................................................

4. Matriks Program Pendampingan.........................................................

3. Contoh Persiapan Katekese.................................................................

BAB V: PENUTUP............................................................................................

A. Kesimpulan ..............................................................................................

B. Saran ........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

LAMPIRAN:

Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................

Lampiran 2: Surat Bukti Penelitian.................................................................

Lampiran 3: Lembar Kuesioner......................................................................

Lampiran 4: Panduan Wawancara Dengan Staf Inti asrama..........................

81

82

83

84

85

86

87

87

87

88

89

89

90

96

98

105

118

118

119

121

(1)

(2)

(3)

(6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

xviii

Lampiran 5: Hasil Wawancara Dengan Staf Inti Asarama…………………

Lampiran 6 : Daftar Nama Responden...........................................................

Lampiran 7: Acara Harian Asrama.................................................................

Lampiran 8 : Bacaan Kitab Suci.....................................................................

Lampiran 9: Lagu-lagu untuk Katekese SCP..................................................

(7)

(11)

(13)

(14)

(16)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

xix

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru: dalam terjemahan baru, yang

diselenggarakan Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. 2002.

B. Singkatan Dokumen Gereja

AA: Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang

KerasulanAwam (18 November 1965)

PO : Presbyterorum Ordinis, Dekrit Tentang Pelayanan dan Kehidupan Para

Imam

GE : Gravissimum Educationis, Pernyataan Konsili Vatikan II Tentang

Pendidikan Kristen,

LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja

tanggal 21 November 1964

GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Tentang Gereja di Dunia Dewasa Ini,

7 Desember 1965

EN : Evangeli Nutiandi, Paus Paulus VI, diterjemahkan oleh R Hardawiryana,SJ

DOKPEN-KWI, Jakarta, 1995.

DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Tentang Wahyu Ilahi, diterjemahkan oleh

R Hardawiryana, SJ . DOKPEN- KWI, Jakarta, 1990. Naskah asli tanggal

18 November 1965.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

xx

EG : Evangelii Gaudium, Paus Fransiskus, Seruan Apostolik, 24 November 2013.

DOKPEN- KWI, Jakarta, Juli 2014.

C. Singkatan Lain

Art : Artikel

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMK : Sekolah Menegah Kejuruan

HP : Hand Phone

FB : Facebook

LCD : Liquid Crystal Display

SMFA : Suster Misi Fransiskan Antonius

SCP : Shared Christian Praxis

Luk : Lukas

Mrk : Markus

Mat : Matius

Ef : Efesus

Kor : Korintus

Kej : Kejadian

Ibr : Ibrani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

xxi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bagian pendahuluan ini, penulis menguraikan hal-hal yang berkaitan

dengan judul skripsi, diantaranya adalah tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan periode dari masa anak menuju masa dewasa, di

mana anak mengalami pertumbuhan yang cepat di segala bidang. Mereka bukan

lagi anak-anak baik berdasarkan pada bentuk, cara berpikirnya dan sikap, akan

tetapi mereka belum dewasa dan matang (Bambang Soetawan, 1974: 19). Pada

masa ini remaja masih harus menerima banyak dari orang lain, tetapi dari dirinya

sendiri juga ingin memberi. Untuk itulah mereka harus mengembangkan dirinya

agar maju dan menjadi dewasa. Menjadi dewasa adalah suatu proses

perkembangan yaitu remaja harus menerima dirinya sendiri dan kemudian dapat

menilai kemampuan-kemampuannya dalam bidang jasmani, pikiran, perasaan dan

dalam bidang rohani.

Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri. Mereka masih sangat

labil, tidak jarang mereka menjadi bingung sendiri menghadapi gejala-gejala

pertumbuhan dalam dirinya (Tangdilintin, 1984: 10). Kebingungan tersebut

menjadi semakin rawan oleh transisi nilai sosio-budaya yang melanda masyarakat.

Laju perkembangan dan modernisasi serta lancarnya arus komunikasi massa,

kemudahan-kemudahan teknologi kaum remaja, menjadi suatu masalah utama

karena adanya perubahan-perubahan sosial, fisiologi dan psikologis di dalam diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

2

2

mereka maupun di tengah masyarakat tempat mereka hidup. Perubahan-

perubahan ini dipergencar dalam masyarakat kita yang semakin kompleks dan

berteknologi.

Arus perubahan kehidupan yang berjalan amat cepat cenderung membuat

individu merasa hanya seperti sebuah robot dari pada seorang makhluk utuh yang

memiliki di dalam dirinya suatu keyakinan akan identitas diri sebagai seorang

pribadi. Perubahan dan pembaharuan pola kehidupan yang sedang berlangsung di

sekitar dirinya secara terus menerus tentu saja akan membawa dampak tertentu.

Maka pendampingan secara rohani adalah suatu cara dalam rangka membangun

manusia yang beriman. Oleh karenanya pendampingan iman bagi remaja yang

paling tepat untuk saat ini adalah dengan cara mempelajari dan memahami proses

perubahan dan situasi remaja dan selanjutnya mengusahakan pendekatan-

pendekatan yang tepat.

Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja,

mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa

kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk

pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus

dipenuhi. Apabila individu mampu menyelesaikan tugas perkembangan dengan

baik, maka akan tercapai kepuasan dan kebahagiaan juga akan menentukan

keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.

Remaja sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang

atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau

kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, remaja memerlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

3

3

bimbingan dan pembinaan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman

atau wawasan tentang dirinya dan lingkungan sosialnya, juga pengalaman dalam

menentukan arah kehidupannya. Bimbingan dan pendampingan dapat dilakukan

di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Perhatian terhadap remaja adalah menjadi penting. Konsili Vatikan II

dalam Dekrit Tentang Kerasulan Awam dikatakan bahwa berbagai bidang

kerasulan bagi kaum muda “Kaum muda merupakan kekuatan yang amat penting

dalam masyarakat sekarang. Selanjutnya hendaknya kaum dewasa dalam suasana

persahabatan berusaha menjalin dialog dengan kaum muda, sehingga keduanya

saling mengenal, saling bertukar kekayaan masing-masing” (AA, art, 12). Peranan

ini merupakan kelaziman bagi remaja, karena yang berusia muda pada umumnya

sedang menempuh proses perkembangan, menempuh dunia pendidikan, dan

secara psikologis sering dikatakan sedang masa peralihan, baik dari sudut biologis

maupun dari sudut sosiologis.

Anjuran Apostolik, Paus Yohanes Paulus II dikatakan menyusul masa

pancaroba, remaja menemukan diri serta dunia batinnya sendiri, masa munculnya

rencana- rencana yang mencerminkan idealisme, masa bangkitnya perasaan

mencintai, masa menginginkan kebersamaan. Pada masa ini juga muncul

kecemasan disertai frustrasi, kecurigaan tertentu terhadap sesama (CT, art. 38).

Persoalan yang terjadi pada remaja berkaitan dengan usia mereka dan tidak dapat

dilepaskan dari pengaruh lingkungan di mana mereka hidup. Oleh karenanya

suatu faktor penting yang memegang peranan yang menentukan dalam kehidupan

remaja adalah orang tua, Gereja dan masyarakat. Remaja putri di asrama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

4

4

Dharmawati Sintang merupakan bagian dari Gereja dan masyarakat. Mereka

adalah siswa SMU Panca Setya dan SMK Budi Luhur milik Yayasan Sukma

Sintang. Mereka datang dari daerah yang berbeda, bahasa, latar belakang yang

berbeda, meskipun masih lingkup daerah Kalimantan Barat. Antara satu dengan

yang lain berbeda dalam berbagai hal seperti minat, bakat dan sifat-sifat

kepribadian serta kebiasaan hidup dalam keluarga masing-masing yang mereka

bawa ke asrama.

Keragaman ini tentu memperkaya satu sama lain, tetapi juga menjadi suatu

perjuangan untuk dapat memahami dan menerima apa yang menjadi perbedaan

dari setiap pribadi. Dalam rangka membantu mereka untuk menemukan identitas

dan jati dirinya, serta membantu penghuni asrama mampu memahami dirinya dan

lingkungannya, maka di asrama ada berbagai kegiatan yang mendukung

perkembangan kepribadian mereka. Adapun kegiatan yang dilaksanakan tidak

hanya kegiatan fisik tetapi juga kegiatan rohani, sehingga menjadi pribadi yang

beriman dan bertanggung jawab atas kelangsungan hidupnya.

Usaha pendampingan merupakan usaha dua arah dari pendamping kepada

yang didampingi dan sebaliknya, dan bertitik tolak dari keyakinan bahwa yang

didampingi mempunyai potensi yang dapat tumbuh menjadi kenyataan (A. M.

Mangunhardjana, 1986: 21). Oleh sebab itu dalam usaha pendampingan peserta

mempunyai peranan penting yang menentukan berhasil tidaknya usaha

pendampingan. Artinya peserta bukan sebagai objek pendampingan yang

menerima apa saja yang diberikan pendamping, peserta adalah subjek yang

berperan aktif dalam keseluruhan proses pendampingan. Dalam proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

5

5

pendampingan, para pendamping bertindak sebagai fasilitator yang membantu

peserta untuk dapat mengungkapkan diri secara lebih leluasa.

Hubungan antara pendamping dan yang didampingi adalah sebagai

sahabat dan teman dialog yang saling membantu, saling meneguhkan satu sama

lain. Diharapkan di dalam proses pendampingan keduanya mampu berdialog

secara terbuka, saling mendengarkan, sehingga satu sama lain merasa dikuatkan

atau diteguhkan (Tangdinlintin, 1981: 76). Agar pelaksanaan pendampingan iman

menyentuh aspek kehidupan individu penghuni asrama, maka pendamping di

asrama memiliki sikap proaktif, serta mengetahui, mengenal dan memahami kaum

remaja, ciri, problem, situasi perkembangan serta minat remaja. Dengan demikian

pendampingan iman sesuai dengan keadaan atau situasi kaum remaja serta

bagaimana pendampingan dapat membantu dan menanggapi kebutuhan mereka,

sehingga mereka merasa tertarik dalam kegiatan tersebut dan buah-buahnya dapat

diwujudkan dalam tindakan nyata.

Pendampingan yang dilakukan selama ini adalah, rekoleksi, retret,

rosario, ambil bagian tugas doa di lingkungan, ekaristi harian dan hari Minggu.

Jenis kegiatan rohani seperti retret, rekoleksi, doa rosario, ekaristi, berjalan

dengan baik. Maka muncul inspirasi bagi penulis untuk memberi sumbangan

untuk pendampingan iman remaja yang ada di asrama Dharmawati tersebut

dengan katekese model Shared Christian Praxis.

Alasan penulis menggunakan katekese Shared Christian Praxis adalah

karena langkah-langkahnya dapat membantu remaja untuk mensharingkan

pengalaman hidupnya sebagai remaja yang sekolah dan sebagai remaja tinggal di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

6

6

asrama yang serba teratur di tengah situasi dan perkembangan zaman yang begitu

modern. Ini dilaksanakan sesuai dengan situasi dan keadaan mereka, sehingga

dapat membantu mereka untuk bertumbuh dan berkembang ke arah yang baik,

terutama bertumbuh dalam iman akan Yesus Kristus.

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penulis merumuskan judul: ”Upaya

Peningkatan Pendampingan Iman Remaja Putri di Asrama Dharmawati

Sintang dengan Katekese Model Shared Christian Praxsis”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendampingan iman remaja yang ideal?

2. Sejauh mana pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati

sesuai dengan situasi konkrit remaja?

3. Bagaimana katekese model Shared Christian Praxis dapat digunakan

untuk pelaksanaan pendampingan iman remaja?

C. Tujuan Penulisan

1. Memaparkan dan mengetahui apa itu pendampingan iman bagi remaja

putri yang ideal.

2. Untuk memberi gambaran tentang pelaksanaan pendampingan iman

remaja di asrama Dharmawati Sintang.

3. Memberikan sumbangan bagi para pendamping di asrama Dharmawati

Sintang bahwa katekese model Shared Christian Praxis dapat digunakan

untuk pendampingan iman remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

7

7

D. Manfaat Penulisan

1. Tersedianya bentuk kegiatan yang sesuai dengan situasi remaja untuk

meningkatkan pendampingan iman di asrama Dharmawati, Sintang-

Kalimantan Barat.

2. Memperoleh bentuk gambaran dari usaha untuk meningkatkan

pendampingan iman yang telah dilaksanakan di asrama Dharmawati,

Sintang- Kalimantan Barat

3. Penulis mendapatkan data-data mengenai pendampingan iman di asrama

Dharmawati, Sintang- Kalimantan Barat. Dengan mengetahui data-data

tersebut, maka penulis memberi usulan program yang sekiranya cocok

dengan situasi remaja.

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif analitis

berdasarkan studi pustaka dan penelitian yang mendukung penulisan ini serta

pengalaman penulis selama menjadi pendamping asrama di asrama Dharmawati

Sintang- Kalimantan Barat. Penulis memberikan sumbangan pemikiran untuk

pendampingan iman remaja dengan katekese model Shared Christian Praxis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

8

8

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi: latar belakang penulisan,

rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II : PENDAMPINGAN IMAN DAN KAUM REMAJA

Bab ini menguraikan pengertian pendampingan pada umumnya dan kaum

remaja pada umumnya. Pendampingan, meliputi: pengertian pendampingan,

pengertian iman, tujuan pendampingan, ciri pendampingan serta kualifikasi

pribadi pendamping. Sedangkan kaum remaja meliputi: pengertian remaja, ciri-

ciri masa remaja, minat remaja, perkembangan remaja, lingkungan hidup remaja,

dan problem remaja.

BAB III: GAMBARAN UMUM PENDAMPINGAN IMAN REMAJA DI

ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT.

Bab ini menguraikan gambaran pendampingan iman remaja di asrama

Dharmawati Sintang, yaitu profil asrama Dharmawati yang meliputi sekilas

asrama Dharmawati, tujuan asrama, jenis kegiatan pendampingan yang

dilaksanakan di asrama, kegiatan di hari libur. Pada bab III ini juga berisi

penelitian terhadap pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati Sintang,

Kalimantan Barat dan hasil penelitian.

BAB. IV: USULAN PROGRAM SEBAGAI USAHA PENINGKATAN

PENDAMPINGAN IMAN REMAJA DENGAN KATEKESE MODEL SHARED

CHRISTIAN PRAXIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

9

9

Bab ini menguraikan tiga hal pokok yaitu pokok pertama; katekese

model Shared Christian Praxis yang meliputi pengertian SCP, langkah-langkah

SCP, alasan menggunakan katekese SCP. Pokok kedua; usaha peningkatan

pendampingan iman remaja yang meliputi pengertian peningkatan, tujuan

peningkatan, arah peningkatan. Pokok ketiga; usulan program pendampingan

yang meliputi latar belakang usulan program, pemilihan tema, penjabaran tema,

waktu pelaksanaan dan usulan program katekese serta salah satu contoh SCP

sebagai bahan pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati, Sintang-

Kalimantan Barat.

BAB.V: PENUTUP

Penulis akan memberikan kesimpulan dan saran berkaitan dengan pendampingan

iman remaja di Asrama Dharmawati, Sintang- Kalimantan Barat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

10

BAB II

POKOK-POKOK PENDAMPINGAN IMAN REMAJA

Bab ini memaparkan tiga uraian pokok. Pokok pertama menguraikan

pendampingan iman pada umumnya. Pada pokok ini, penulis mengemukakan

tentang pendampingan iman pada umumnya yaitu pengertian pendampingan,

iman, pendampingan iman, tujuan pendampingan. Pokok yang kedua dalam

penulisan ini menguraikan gambaran kaum remaja pada umumnya seperti

pengertian remaja, ciri-ciri remaja, minat- minat remaja, perkembangan remaja

dan problema remaja. Sedangkan pokok yang ketiga menguraikan pendampingan

iman remaja yang terdiri dari tujuan pendampingan iman, ciri pendampingan

iman, kualifikasi pribadi pendamping iman.

A. Pendampingan Iman

1. Pengertian Umum Pendampingan

Istilah pendampingan berasal dari kata kerja mendampingi yaitu suatu

kegiatan menolong yang karena sesuatu sebab butuh didampingi. Sebelum itu

istilah yang banyak dipakai adalah“pembinaan” (Mangunhardjana, 1986: 21).

Pendampingan dapat diartikan sebagai usaha, tindakan dan kegiatan yang

dilakukan secara berdayaguna dan berhasil, demi memperoleh hasil yang lebih

baik. Maka dengan demikian pemahaman akan nilai-nilai baru yang sedang

dipelajari menjadi kecakapan dan pengetahuan yang dapat membantu hidup

seseorang (Mangunhardjana, 1986: 32).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

11

11

Atas dasar pengertian tersebut, pendampingan bukan pertama-tama

mencetak orang untuk mampu menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan

yang langsung jadi, melainkan dalam proses berkesinambungan. Pendampingan

merupakan usaha untuk membantu seseorang dalam mengembangkan

pengetahuan dan kecakapannya ke arah yang lebih baik. Dalam pendampingan,

orang dilatih untuk mengenal kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat

mengembangkannya serta memanfaatkan secara penuh dalam hidupnya sehari-

hari.

2. Pengertian Iman

a. Iman dalam Kitab Suci

Iman dipahami sebagai penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.

Abraham adalah salah satu tokoh alkitabiah yang dijuluki bapak kaum beriman.

Abraham mendapatkan janji dari Tuhan bahwa dia akan mempunyai keturunan

yang banyak dan mendapatkan tanah yaitu Kanaan (Kej 12: 1-3). Abraham

percaya kepada janji Allah itu. Dia meninggalkan tanah leluhurnya di Urkasdim

dan menuju tanah Kanaan. Iman Abraham terbukti dari tindakan dan

ketekunannya. Abraham bertindak dengan meninggalkan tanah leluhurnya dan

menuju tanah yang dijanjikan Allah. Keteguhan iman Abraham terhadap perintah

Allah sangat terihat jelas ketika ia mendirikan mezbah, menyiapkan kayu bakar,

mengikat Ishak lalu meletakkannya di atas mezbah dan tumpukan kayu bakar itu,

akhirnya Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk menyembelih

anaknya (Kej 22: 9-10). Bagi Abraham beriman merupakan ketaatan penuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

12

12

penyerahan diri secara total kepada kehendak Allah yang menyelenggarakan

hidupnya dan masa depannya.

Bunda Maria adalah teladan dalam beriman (Luk 1: 26-45). Perawan

Maria menghayati ketaatan iman yang paling sempurna. Oleh karena ia percaya

bahwa bagi Allah “tidak ada yang mustahil” (Luk 13:37), maka ia menerima

pemberitahuan dan janji yang disampaikan oleh malaikat dengan penuh iman dan

memberikan persetujuannya: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah

padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38). Elisabeth memberi salam

kepadanya: “Berbahagialah ia yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan dari

Tuhan akan terlaksana” (Luk 1:45). Demi iman ini segala bangsa akan

menyatakannya bahagia.

Dalam peristiwa penyembuhan hamba seorang perwira di Kapernaum

Yesus menyatakan : "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku

jumpai, sekalipun di antara orang Israel" ( Luk 7:9). Juga dalam peristiwa

penyembuhan seorang yang sakit pendarahan, Yesus menegaskan: "Hai anak-Ku,

imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah

dari penyakitmu" (Mrk 5:34). Peristiwa penyembuhan mata dua orang buta

disertai pertanyaan Yesus: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?"

Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya." Lalu Yesus menjamah mata

mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." (Mat 9:27-31).

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala

sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada

nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

13

13

dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa

yang tidak dapat kita lihat” ( Ibr 11:1-3).

b. Iman menurut Dokumen Gereja

Salah satu dokumen Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatis tentang

Wahyu Ilahi, dikatakan:

Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan

ketaatan iman. Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri

seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akal budi

serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan, dan

dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang

dikurniakan oleh-Nya. Supaya orang dapat beriman seperti itu, diperlukan

rahmat Allah yang mendahului serta menolong, pun juga bantuan batin

Roh Kudus, yang menggerakkan hati dan membalikkannya kepada Allah,

membuka mata budi, dan menimbulkan “pada semua orang rasa manis

dalam menyetujui dan mempercayai kebenaran”. Supaya semakin

mendalamlah pengertian akan wahyu, Roh Kudus itu juga senantiasa

menyempurnakan iman melalui kurnia-kurnia-Nya (DV, art. 5).

Dari kutipan di atas dapat dikatakan bahwa iman merupakan rahmat Allah

yang dipercayakan kepada manusia. Dari pihak manusia menanggapi rahmat yang

dipercayakan tersebut dengan bebas. Manusia mampu beriman karena rahmat

Allah. Manusia sangat tergantung pada kasih dan kebaikan Allah. Manusia

beriman dengan segenap hati dan menjalin relasi pribadi yang mendalam dengan

Allah. Rahmat Allah itu mendahului iman. Rahmat yang mendahului iman itu tak

lain adalah Roh Kudus yang berperan untuk membawa manusia menyadari karya

Allah dalam hatinya. Roh Kuduslah yang membuka mata budi dan menimbulkan

iman pada setiap orang. Dari DV artikel 5 dapat dikatakan bahwa: iman

merupakan rahmat Allah, iman juga merupakan jawaban bebas dari manusia

terhadap Allah, iman mengandung unsur pengertian manusia (akal budi). Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

14

14

kata lain, dalam peristiwa iman ada 3 unsur yaitu : rahmat, akal budi dan

kehendak bebas manusia.

Katekismus Gereja Katolik (KGK no. 153, no. 179, no. 234) merumuskan

iman adalah karunia, rahmat Allah. Karena iman adalah karunia Tuhan untuk

membantu kita menuju keselamatan, maka sudah seharusnya kita memelihara dan

menjaga iman kita dengan bijaksana setiap saat. Agar kita dapat hidup, bertumbuh

dan setia pada iman kita sampai akhir, maka kita perlu: (a) disegarkan dengan

Firman Allah dan doa; (b) minta kepada Tuhan untuk menambah iman kita; (c)

terus bertumbuh dalam perbuatan kasih yang berdasarkan iman. Pertumbuhan dan

kemantapan iman perlu didukung dengan pengertian yang benar tentang iman,

sehingga diperlukan sikap iman yang mencari pengertian.

c. Iman menurut Para Ahli

Iman merupakan hubungan manusia dengan Allah. Dalam hubungan itu

manusia terlibat penuh penyerahan kepada Allah yang telah mewahyukan

kehendak dan rencana-Nya (Banawiratma dan Suharyo, 1990: 60). Menurut

Fowler (1995: 48) iman adalah

perbuatan percaya yang intens, fundamental dan sangat pribadi di mana

saya sendiri secara kreatif percaya akan nilai-nilai yang paling akhir dan

akan hal transenden yang ultim, dengan penuh cinta dan kesetiaan. Iman

adalah oreintasi seluruh pribadi dan merupakan cara fundamental untuk

percaya dan menanggapi hidup.

Sedangkan menurut Hardjana (1989: 57-58) iman adalah anugerah Tuhan yang

diimani jauh mengatasi manusia yang mengimani-Nya. Tuhan adalah mahatinggi

dan tak terjangkau oleh manusia. Oleh karena itu manusia mampu beriman,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

15

15

mengenal dan berhubungan dengan Tuhan terjadi karena kebaikan Tuhan semata-

mata.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dikatakan bahwa iman

merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia. Iman juga merupakan

jawaban manusia atas sapaan Allah dan penyerahan diri manusia kepada Allah

dan percaya akan kebenaran-Nya. Manusia mampu beriman, mengenal Tuhan,

menjawab sapaanNya, merasakan kehadiranNya bukan karena kehebatan

manusia, melainkan karena kebaikan Tuhan.

3. Pendampingan Iman

Pendampingan iman merupakan suatu usaha untuk membantu orang

semakin bertumbuh dan berkembang dalam menghidupi imannya sehingga

semakin serupa dengan Kristus (2Kor 3: 18). Pendampingan merupakan usaha

menolong orang lain untuk menumbuhkan dan mengaktualisasikan dirinya secara

penuh dan merupakan suatu proses perkembangan seseorang dengan sesamanya.

Pendampingan ini terjadi dalam tahapan-tahapan perkembangan seperti proses

terjadinya suatu persahabatan. Persahabatan dapat terjalin dengan baik jika antara

satu dengan yang lain ada saling percaya dan terbuka sehingga persahabatan itu

mendalam dan bermutu, begitu juga dengan pendampingan (Tangdilintin, 1984:

16). Iman merupakan suatu tanggapan manusia atas sapaan Tuhan, hendaknya

selalu dipupuk dan diperjuangkan dari waktu ke waktu. Dalam menanggapi

sapaan Tuhan manusia perlu terbuka dan bebas menjawab sapaan tersebut (DV,

art. 4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

16

16

Manusia mengaktualisasikan imannya dalam kehidupan sehari-hari dengan

sikap dan perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Jadi pendampingan

iman yang dimaksud adalah usaha untuk menolong kaum remaja agar bertumbuh

dan berkembang dalam menghidupi imannya dan menanggapi sapaan Tuhan

dengan bebas. Dengan demikian remaja dapat mewujudkan imannya lewat sikap

dan perbuatan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

4. Tujuan Pendampingan Kaum Remaja

Tujuan pendampingan membantu kaum muda mendapatkan ilmu,

pengetahuan, informasi, kecakapan, sikap, perbuatan, perilaku hidup yang

memadai dalam segi-segi pokok yang berhubungan dengan hidup pribadi,

kebersamaan dengan orang lain, peran dalam masyarakat, bangsa dan dunia

(Mangunhardjana, 1986: 25-28). Tujuan pendampingan juga tidak hanya sekedar

menyampaikan ilmu dan informasi tetapi jugas kecakapan untuk

memperkembangkan ilmu pengetahuan, mendapatkan informasi baru dan

kemampuan untuk mencari dan mengolah lebih lanjut apa yang sudah didapat

Berdasarkan tujuan tersebut dapat diutarakan bahwa pendampingan

mencakup segala daya upaya dan segi kehidupan kaum remaja: budi, hati,

kehendak, sikap, kecakapan, perbuatan, perilaku hidup. Pribadi yang mampu

mengaktualkan dan mempraktekkan ilmu yang mereka dapat dalam kehidupannya

sehari-hari sebagai orang muda sesuai dengan situasi yang mereka hadapi.

Pendampingan juga mampu mengantar kaum remaja ambil bagian dalam

kehidupan sosial, di mana pun mereka berada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

17

17

B. Gambaran Umum Kaum Remaja

1. Pengertian Remaja

Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata Latin adolescere yang

berarti "tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa". Dalam perkembangan yang

lebih lanjut, istilah adolescence sebenarnya memiliki arti yang cukup luas,

mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1990:206).

Pandangan ini didukung oleh Piaget (Hurlock, 1990:206), yang mengatakan

bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi

terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa

bahwa dirinya berada di bawah di tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa

sama, atau paling tidak sejajar.

Menurut Santrock (2007: 20-21) masa remaja (adolescence) sebagai

periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa

yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional.

Sarlito Wirawan Sarwono (2012: 12), mengutip World Health Organization

(WHO) mendefinisikan remaja adalah suatu masa di mana:

a) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda- tanda

seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

b) Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari

kanak-kanak menjadi dewasa.

c) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada

keadaan yang relatif lebih mandiri.

Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan para ahli di

atas, maka dapat dikatakan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

18

18

pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai

dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.

2. Ciri-ciri Masa Remaja

Pada dasarnya setiap usia mempunyai ciri-ciri baik usia anak-anak, remaja,

dewasa, dan usia tua. Adapun ciri-ciri masa remaja menurut ahli psikologi remaja

Hurlock (1980), antara lain :

a. Masa remaja sebagai periode yang penting

Perubahan-perubahan yang dialami remaja akan memberikan dampak langsung

pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan

selanjutnya (Hurlock 1980:207)

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Pada periode ini perkembangan masa tidak kanak-kanak lagi dan belum

dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini

memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan

menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya

(Hurlock 1980: 207)

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Ada empat perubahan yang hampir bersifat universal. Pertama,

meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik

dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang

diharapkan oleh kelompok sosial, menimbulkan masalah baru. Bagi remaja

masalah baru yang timbul tampaknya lebih banyak dan remaja akan tetap merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

19

19

ditimbuni masalah, sampai ia sendiri menyelesaikannya menurut kepuasannya.

Ketiga, berubahnya nilai-nilai, apa yang di masa anak-anak dianggap penting

sekarang setelah hampir dewasa tidak penting lagi. Keempat, sebagaian besar

remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan, mereka menginginkan

perubahan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggung jawab

akan akibatnya (Hurlock 1980: 207).

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi. Terdapat

dua alasan bagi kesulitan itu. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah

anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru sehingga kebanyakan

remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, para remaja

merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri,

menolak bantuan orang tua dan guru-guru (Hurlock 1980: 208).

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu

adalah dengan menggunakan simbol status dalam bentuk mobil, pakaian,

pemilihan barang-barang yang mudah terlihat. Dengan cara ini, remaja menarik

perhatian pada diri sendiri agar dipandang sebagai individu. Pada saat yang sama

ia mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok sebaya (Hurlock 1980:

208).

f. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan

Seperti disampaikan oleh Majeres yang dikutip oleh Hurlock dalam

psikologi perkembangan (1990: 208), disebutkan bahwa "banyak anggapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

20

20

populer tentang remaja mempunyai arti yang bernilai dan sayangnya, banyak yang

bersikap negatif". Ini gambaran bahwa usia remaja merupakan usia yang

membawa kekhawatiran dan ketakutan para orang tua. Stereotip ini

mempengaruhi konsep diri dan memberikan dampak pada pendalaman pribadi dan

sikap remaja terhadap dirinya sendiri.

g. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik

Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah

jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan

bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik

ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya

menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja

(Hurlock 1980: 209).

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Makin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi

gelisah untuk meninggalkan stroetip belasan tahun dan untuk memberikan kesan

bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang

dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri

pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa yaitu dengan minum-

minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks.

Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka

inginkan (Hurlock 1980: 209).

Adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan

remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

21

21

ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik dan

penuh tanggung jawab.

3. Minat-minat Remaja

Pada masa remaja terdapat minat-minat pada bidang kegiatan tertentu yang

sangat beragam. Hal ini tergantung pada jenis kelamin, kecerdasan, lingkungan

tempat tinggal mereka, kesempatan yang dimiliki untuk mengembangkan minat.

Minat remaja dipengaruhi oleh minat teman sebayanya, status dalam kelompok

sosial, kemampuan bawaan, minat keluarganya dan beberapa faktor lainnya.

Menurut Hurlock (1980: 217-222), minat-minat remaja dapat dikategorikan

menjadi :

a. Minat rekreasi

Pada masa ini sudah muncul minat rekreasi seperti halnya orang dewasa.

Banyaknya kegiatan dan tuntutan baik di sekolah maupun di rumah dirasakan

penting memiliki sarana rekreasi bagi remaja, Misalnya: permainan dan olah raga,

santai, bepergian, hobi, menari, membaca, film, radio, televisi dan melamun.

b. Minat sosial

Perkembangan minat sosial tergantung pada kesempatan yang dimiliki

remaja untuk mengembangkan minat ini dan sebagian tergantung seberapa

populer dia di dalam kelompok sebayanya. Seorang remaja yang status

sosioekonomis keluarganya rendah, misalnya mempunyai sedikit kesempatan

untuk mengembangkan minat pada pesta dibandingkan dengan remaja dengan

latar belakang keluarga yang lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

22

22

c. Minat pribadi

Minat pada dirinya sendiri merupakan minat terkuat pada masa remaja.

Hal ini disebabkan karena mereka menyadari bahwa dukungan sosial sangat besar

dipengaruhi oleh penampilan umum mereka, misalnya : penampilan, pakaian,

prestasi, kemandirian, dan uang yang merupakan simbol status.

d. Minat terhadap pendidikan

Pada umumnya remaja memberikan kritik atas sekolah secara umum dan

mengenai larangan, pekerjaan rumah, kursus-kursus wajib, makanan di kantin dan

cara pengelolaan sekolah. Mereka bersikap kritis terhadap guru dan cara mereka

mengajar. Pada remaja akhir sikap terhadap pendidikan lebih banyak dipengaruhi

oleh minat pekerjaannya.

e. Minat terhadap pekerjaan

Pada masa ini baik remaja laki-laki maupun perempuan mulai memikirkan

masa depan mereka secara bersungguh-sungguh. Anak laki-laki lebih perhatian

terhadap pekerjaan di masa depan dibanding anak perempuan. Anak laki-laki

lebih menginginkan pekerjaan yang mewah, menarik dan menggairahkan

memiliki gengsi yang tinggi. Anak perempuan pada umumnya lebih memilih

pekerjaan yang memberikan rasa aman dan yang tidak banyak menuntut waktu.

Dalam memilih pekerjaan, anak perempuan menekankan unsur melayani orang

lain seperti mengajar dan merawat.

f. Minat pada agama

Menurut Wagner sebagaimana dikutip Hurlock (1980: 222), remaja

meminati untuk mendalami agama karena kebutuhan emosional dan intelektual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

23

23

Remaja menerima agama sebagai sesuatu yang bermakna berdasarkan keinginan

mereka untuk mandiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka

sendiri. Menurut Hurlock (1980: 222), perkembangan minat remaja pada agama

adalah sebagai berikut: Tahap kesadaran religius; remaja membandingkan

keyakinannya dengan keyakinan teman-teman, atau menganalisis keyakinannya

secara kritis sesuai dengan meningkatnya pengetahuan mereka. Tahap keraguan

religius; pada saat yang sama, remaja mengalami keragu-raguan akan kebenaran-

kebenaran agama karena sifat-sifat kritis dan karena pesatnya perkembangan

intelektualitas mereka. Tahap rekonstruksi agama; jika dibina dan diarahkan

secara baik, remaja akan bisa membangun imannya.

g. Minat dalam simbol status

Simbol status merupakan simbol prestise yang menunjukan bahwa orang

memilkinya lebih tinggi atau lebih mempunyai status yang lebih tinggi dalam

kelompok. Pada masa remaja simbol status memiliki empat fungsi penting yaitu :

mengatakan pada orang lain bahwa mereka memiliki status sosio ekonomi yang

lebih tinggi dari yang lain, remaja yang superior dinilai memiliki prestasi oleh

kelompoknya, remaja diterima oleh kelompoknya karena kesamaan tampilan dan

tindakan, dan remaja memiliki status yang mendekati dewasa di dalam

masyarakat.

4. Perkembangan Remaja

a. Perkembangan Fisik Remaja

Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa

yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

24

24

sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi organ

reproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya

perubahan tubuh. Menurut Santrock (2003: 91) perubahan fisik yang terjadi pada

remaja terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan

berat badan serta kematangan sosial. Di antara perubahan fisik itu, yang terbesar

pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan

menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat

reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan

tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarlito Wirawan Sarwono, 2012: 62).

b Perkembangan Mental Remaja

Perkembangan mental nampak pada gejala-gejala perubahan intelektual

dalam cara berpikir. Dengan meninggalkan masa kanak-kanak kaum remaja

meninggalkan cara berpikir sebagai kanak-kanak dan mulai berpikir sebagai orang

dewasa. Remaja tidak lagi melulu berpikir konsep-konsep konkret, tetapi dengan

konsep-konsep lebih abstrak (Mangunhardjana, 1986: 13).

Hal demikian kelihatan pada kata-kata yang mereka ucapkan dan mereka

pergunakan, mereka mulai berpikir secara kritis. Dengan kecakapan berpikir kritis

dan abstrak itu, kaum remaja menggali pengertian tentang diri mereka sendiri,

membentuk gambaran diri, peran yang diharapkan dari mereka, panggilan dan

hidup masa depan mereka.

c. Perkembangan Sosial Remaja

Santrock (2003: 24), mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja

mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

25

25

emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam

perkembangan. Santrock (2003: 125) mengutip pendapat John Flavell

menyebutkan bahwa kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka

secara efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan

kompetensi sosial mereka. Perkembangan sosial telah dimulai sejak bayi,

kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja.

Hubungan sosial pertama-tama masih sangat terbatas dengan orang tuanya

dalam kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan berkembang semakin

meluas dengan anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis maupun

lain jenis. Remaja mulai belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan

setara melalui interaksi dengan teman sebaya. Menurut Santrock, teman sebaya

(peers) adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan

yang sama. Sedangkan hubungan dengan orang tua, Santrock (2003: 42) mengutip

pendapat Collins mengemukakan bahwa banyak orang tua melihat remaja mereka

berubah dari seorang anak yang selalu menjadi seseorang yang tidak mau

menurut, melawan, dan menantang standar-standar orang tua.

d. Perkembangan Emosi

Perkembangan emosi remaja nampak pada semangat yang meletup-letup,

perpindahan gejolak hati yang cepat, munculnya sikap masa bodoh, keras kepala

dan tidak jarang tingkah laku yang hingar-bingar (Mangunhardjana, 1986: 13).

Menurut Rosenblum & Lewis sebagaimana yang dikutip Santrock (2007: 201),

remaja memiliki suasana hati yang berubah-ubah. Remaja dapat merasakan

perasaan senang sedih, marah, dan takut dalam waktu yang cepat. Pengaruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

26

26

perubahan hormon dan lingkungan di sekitar mempengaruhi kondisi emosional

pada remaja. Sedangkan menurut Hurlock (1990: 212) “secara tradisional masa

remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, suatu masa di mana

ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar”.

Senada dengan pendapat Hall yang dikutip Santrock (2007: 201), sudah sejak

lama masa remaja dinyatakan sebagai masa badai emosional.

Berdasarkan pemaparan para ahli, dapat dikatakan masa perkembangan

remaja ialah masa di mana individu sedang mengalami perkembangan emosi yang

memuncak. Artinya sangat mudah untuk berubah-ubah, mudah meledak. Keadaan

ini berlangsung lebih sering sebagai akibat dari perubahan dan pertumbuhan fisik.

e. Perkembangan Moral

Menurut Gibss, Walker dan Pitts sebagaimana yang dikutip Santrock,

(2007: 301), mengemukakan perkembangan moral (moral development)

melibatkan pemikiran, perilaku dan perasaan dalam mempertimbangkan mengenai

benar salah. Patokan mana yang dipegang orang untuk menentukan mana yang

baik dan benar serta mana yang tidak baik dan tidak benar berbeda-beda

(Mangunhardjana, 1986: 15).

Berdasarkan rumusan di atas dapat dikatakan bahwa perkembangan moral

merupakan suatu yang berkaitan dengan aturan mengenai apa yang harus

dilakukan manusia dalam berinteraksi dengan orang lain. Pengalaman berinteraksi

dengan orang lain menjadi pemicu dalam memahami prilaku mana yang baik

dikerjakan dan yang tidak baik dikerjakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

27

27

f. Perkembangan Iman Remaja menurut James Fowler.

Fowler mengatakan: iman menyangkut upaya mental untuk ”menciptakan,

memelihara, dan mentransformasikan arti”. Iman yang menolong seseorang untuk

mengambil posisi dan menentukan sikap dalam menghadapi suatu permasalahan.

Manusia adalah mahkluk yang terbatas. Kesadaran akan kondisi-kondisi yang

terbatas tersebut pun dapat dilihat melalui kacamata iman. James Fowler

(Santrock, 2007: 330) mengatakan bahwa perkembangan religius berfokus pada

motivasi untuk menemukan makna hidup, baik di dalam maupun di luar konteks

agama. Fowler (Santrock, 2007: 330-331) mengajukan enam tahap perkembangan

religius yang berkaitan dengan teori perkembangan Erikson, Piaget dan Kohlber :

1. Tahap 1. Iman Intuitif-proyektif atau intuitive-projective faith (masa kanak-

kanak awal).

Setelah bayi belajar mempercayai pengasuhnya (perumusan Erikson)

mereka menemukan gambaran intuitifnya sendiri mengenai apa yang baik dan

jahat. Ketika anak-anak mulai memasuki tahap praoperasional seperti dalam teori

Piaget, dunia kognitif mereka mulai terbuka terhadap berbagai kemungkinan baru.

Benar dan salah dilihat menurut konsekuensi bagi dirinya sendiri. Anak-

anak mulai percaya akan adanya malaikat dan hal-hal gaib. Tahap ini pada usia 3-

7 tahun.

2. Tahap 2. Iman mistis-literal atau mythical-literal (masa kanak-kanak

pertengahan dan akhir)

Ketika anak-anak mulai memasuki tahap operasional konkret menurut

Piaget, mereka mulai bernalar secara lebih logis,konkret namun tidak abstrak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

28

28

Mereka memandang dunia secara lebih teratur. Anak-anak usia sekolah

mengintepretasikan kisah-kisah religius secara literalis, dan pandangan mereka

mengenai orang tua yang memberikan hadiah untuk kebaikan yang dilakukan dan

memberikan hukuman untuk keburukan yang dilakukan. Tahap ini pada usia 7-12

tahun.

3. Tahap 3. Iman sintesis-konvensional atau synthetic-conventional faith (transisi

antara masa kanak-kanak dan remaja, remaja awal).

Pada tahap ini remaja mulai mengembangkan pemikiran operasional

formal dan mulai mengintegrasikan hal-hal yang pernah dipelajari mengenai

agama ke dalam suatu sistem keyakinan yang koheren. Fowler mengatakan

meskipun iman sintesis konvensional lebih abstrak dibandingkan dua tahap

sebelumnya, remaja muda masih cenderung patuh terhadap keyakinan religius

orang lain sebagaimana dinyatakan dalam tahap moralitas konvensional menurut

Kohlber dan belum mampu menganalisis ideologi alternatif secara memadai.

Benar salahnya perilaku seseorang ditinjau menurut apakah perilaku itu

membahayakan relasi atau mengenai apa yang akan dikatakan orang lain. Iman

remaja seringkali membentuk sebuah relasi pribadi dengan Tuhan. Tuhan

dipandang sebagai sosok yang hadir untukku. Tahap ini pada usia 12-20 tahun.

4. Tahap 4. Iman individuatif-reflektif atau individuative-reflective faith (transisi

masa remaja dan masa dewasa, dewasa awal).

Fowler mengatakan bahwa ditahap ini untuk pertama kalinya individu

mampu sepenuhnya bertanggung jawab terhadap kondisi religiusnya. Tahap ini

seringkali didahului oleh pengalaman di mana orang muda mulai bertanggung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

29

29

jawab akan kehidupannya sendiri dan mereka harus memperluas usahanya untuk

mengikuti rangkaian kehidupan tertentu. Pemikiran dan intelektual operasional

formal yang menantang nilai-nilai dan ideologi religius individu yang sering kali

muncul di lingkungan sekolah atau kampus merupakan hal yang penting untuk

mengembangkan iman individuatif-reflektif. Pada tahap ini usia 20-35 tahun.

5. Tahap 5. Iman konjungtif atau conjunctive faith (masa dewasa pertengahan).

Menurut Fowler, jumlah orang dewasa yang memasuki tahap ini hanya

sedikit. Tahap ini lebih terbuka terhadap paradoks dan mengandung berbagai

sudut pandang yang saling bertolak belakang. Keterbukaan ini beranjak dari

kesadaran seseorang mengenai keterbatasan mereka. Pada tahap ini usia 35- 45

tahun.

6. Tahap 6. Iman universal atau universal faith (masa dewasa pertengahan atau

dewasa akhir).

Fowler mengatakan, tahap tertinggi dari perkembangan religious yang

melibatkan transendensi dari system keyakinan tertentu untuk

mencapai penghayatan kesatuan dengan semua keberadaan dan komitmen untuk

mengatasi berbagai rintangan yang memecah belah kesatuan dengan orang lain.

Fowler menganggap hanya sangat sedikit orang yang bisa mencapai tahap

perkembangan religius yang tertinggi ini. Tiga orang yang menurut Fowler bisa

mencapai tahap ini adalah Mahatma Gandhi, Bunda Theresa dan Martin Luther

King.

Berdasarkan keterangan di atas, posisi remaja pada tahap sintesis –

konvensional (Usia 12-20 tahun). Pada tahap ini muncullah berbagai macam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

30

30

kemampuan kognitif yang mendorong remaja untuk kembali meninjau

pandangannya. Gaya kognitif memungkinkan terjadinya suatu cara interaksi baru.

Akibatnya, ego harus berhadapan dengan aneka ragam bayangan diri yang

kadang-kadang sangat bertentangan satu sama lain. Hal ini yang membingungkan

remaja dan menimbulkan pertanyaan dalam hati individu tentang siapakah

dirinya. Pertanyaan mengenai jati diri mulai menghantui pikiran sehingga perlu

mengintegrasikan berbagai macam bayangan diri serta menjadikannya satu

kesatuan indentitas diri yang dapat berfungsi dengan baik.

5. Lingkungan Hidup Remaja

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (2012: 138-159), ada tiga lingkungan

yang sangat bepengaruh dalam hidup remaja dalam masa pertumbuhan dan

perkembangannya yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Adapun

penjelasannya sebagai berikut:

a. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan primer setiap individu, sejak dia lahir

sampai datang masanya ia meninggalkan rumah untuk membentuk keluarga

sendiri. Sebagai lingkungan primer, hubungan antar manusia yang paling intensif

dan paling awal terjadi dalam keluarga. Sebelum seorang anak mengenal

lingkungan yang lebih luas, ia terlebih dahulu mengenal lingkungan keluarganya.

Karena itu sebelum ia mengenal norma-norma dan nilai-nilai dari masyarakat

umum, pertama kali ia menyerap norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam

keluarganya untuk dijadikan kepribadiannya. Jika orang tua menanamkan nilai-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

31

31

nilai dan norma-norma yang positif, maka anaknya berkembang secara positif,

sebaliknya jika orang tua menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang negatif,

maka anak juga menyerap hal-hal yang negatif.

b. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah adalah lingkungan pendidikan sekunder. Bagi

anak yang sudah bersekolah, lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain

lingkungan rumah adalah lingkungan sekolahnya. Sebagai lembaga pendidikan,

sebagaimana halnya dalam keluarga, sekolah juga mengajarkan nilai-nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat di samping mengajarkan berbagai

keterampilan dan kepandaian kepada para siswanya. Teman serta guru menjadi

orang yang sangat penting baginya, karena di situlah individu menemukan nilai-

nilai dan norma baru.

Bagi remaja sekolah lebih berpengaruh dari pada keluarga, sebab sekolah

mempunyai lebih banyak cara pendekatan, dan lebih obyektif dalam menilai

remaja. Guru adalah orang yang penting baginya, karenadi situlah individu

bertemu dengan pemikiran-pemikiran dan nili-nilai baru yang dengan sengaja

dihadapkan kepadanya. Kehidupan di sekolah memungkinkan timbulnya

persabatan-pesahabatan. Salah satu segi dari perkembangan ialah perkembangan

minat. Minat sebagai suatu hasil pengalaman yang tumbuh dalam individu dan

dianggapnya bernilai merupakan kekuatan yang mendorong idividu untuk berbuat

sesuatu. Dengan bertambahnya pengetahuan mereka dapat timbul minat-minat

yang baru pula.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

32

32

c. Lingkungan Masyarakat

Masyarakat sebagai lingkungan tertier (ketiga) adalah lingkungan yang

terluas bagi remaja dan sekaligus paling banyak menawarkan pilihan. Terutama

dengan maju pesatnya teknologi komunikasi massa maka hampir-hampir tidak ada

batas-batas geografis, etnis, politis, maupun sosial antara satu masyarakat dengan

masyarakat lain. Istilah, gaya hidup, nilai dan perilaku yang dimasyarakatkan

melalui media massa ini, pada gilirannya remaja akan dihadapkan kepada

berbagai pilihan yang tidak jarang menimbulkan pertentangan batin di dalam

remaja itu sendiri. Pertentangan batin itu bisa berupa ”konflik” (menurut istilah

Kurt Lewin) yang ada beberapa macam jenisnya (Sarlito Wirawan Sarwono,

1986: 144), yaitu :

Konflik mendekat-mendekat: dimana ada dua hal yang sama kuat nilai

positifnya, tapi saling bertentangan. Misalnya seorang remaja sudah

berjanji kepada kawan-kawannya untuk ikut berkemah (hal positif

pertama), tetapi ia tidak mau membantah orangtuanya yang masih disegani

(hal positif kedua).

Konflik menjauh-menjauh: dimana ada dua hal yang harus dihindari

akan tetapi tidak mungkin keduanya dihindari sekaligus. Misalnya seorang

remaja tahu bahwa teman-temanya banyak yang nakal bahkan menjurus

pada kejahatan (hal negatif pertama). Ia ingin menyingkir dari kelompok

itu, tetapi ia tidak berpaling kepada orang tuanya karena ia sudah jenuh,

bosan, dan marah kepada orang tuanya (hal negatif kedua).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

33

33

Konflik mendekat-menjauh: yaitu jika suatu hal tertentu sekaligus

mengandung nilai posistif dan negatif. Misalnya seorang remaja diajak

untuk menonton film cabul di rumah seorang kawannya. Ia sangat ingin

menonton film itu karena keingintahuannya (nilai positif), tetapi ia pun

tahu bahwa film itu tidak boleh dilihatnya (hal negatif).

6. Problem Remaja

Sesuatu disebut problematik apabila menyimpang dari yang seharusnya.

Problem dapat disebabkan oleh tidak terpenuhnya dambaan dalam remaja, juga

disebabkan oleh perbenturan dengan otoritas di luar dirinya yang cendrung

mengaturnya seperti: keluarga, sekolah, masyarakat (Tangdilintin, 1984: 24).

Adapun problematik kaum muda/remaja menurut Tangdilintin (1984: 24- 42),

sebagai berikut:

a. Problem dalam Keluarga

Dalam hubungan keluarga remaja sering mengalami perbedaan pandangan

dan pengertian dengan orang tua mengenai paham akan nilai dan moral. Para

remaja mengganggap orang tua berpedomaan pada nilai tempo dulu, sementara

remaja cenderung mengikuti perkembangan zaman kini dan melihat ke depan

(future oriented). Orang tua di anggap kurang memberikan perhatian dan

pengertian yang dibutuhkan oleh remaja. Orang tua yang broken home membuat

kewibawaan menurun, posisi anak dalam keluarga (bungsu, sulung). Semua itu

membuat remaja merasa kurang damai, kurang aman, tidak krasan tinggal di

rumah sehingga mereka tidak berkembang secara penuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

34

34

b. Problem dalam Masyarakat

Pada masyarakat transisi, remaja mengalami permasalahan dengan

tuntutan aturan main yang terlalu ketat, keseragaman perilaku yang distandarkan

pengaruh budaya hidup materialisme, hedonisme dan konsumerisme. Permas

alahan tersebut membawa dampak bagi remaja seperti; frustasi, apatis dan merasa

tidak aman dalam masyarakat transisi.

c. Problem dalam Gereja

Gereja yang sedang mencari identitas baru, dalam masa transisi dari gereja

skaramen kepada Gereja umat Allah. Kadar kesadaran akan kewargaan dalam

pola Gereja umat Allah masih rendah untuk Gereja berdikari; belum jelasnya

konsep inkulturasi iman sikap tak mau berubah dari umat, kemerosotan kesadaran

akan perbuatan dosa dan upaya untuk bertobat dalam hubungan dengan nilai-nilai

moral. Situasi gereja yang demikian membuat remaja belum mendapat perhatian

atau kurang diperhitungkan sehingga mereka merasa terasing, merasa tidak

diterima dan kurang dihargai. Maka remaja menggaggap gereja adalah urusan

orang tua karena mereka kurang kerasan.

d. Problem dalam Diri Sendiri

Dinamika hidup kaum remaja sulit diduga. Di satu saat remaja kelihatan

begitu ceria saat lain begitu sedih, loyo. Satu saat menampikan diri beda dari

temannya, saat lain justru meniru-niru orang yang dianggap „nyentrik‟. Mereka

sibuk mencari tokoh idola, biasanya di kalangan bintang film, pemusik/penyanyi

tenar, olahragawan/olahragawati. Permasalahan dalam diri remaja umumnya

berpangkal dari dirinya sendiri yang masih serba labil dan terbuka terhadap

pengaruh luar mengenai seksualitas, aktualisasi diri, ingin bebas dari kekangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

35

35

orang tua, kurang menyadari potensi diri, rendah diri. Akibatnya para remaja

menjadi kurang percaya diri, bingung dan mengalami ketidakpastian dan

kesuraman masa depan.

C. Pendampingan Iman Remaja

1. Pengertian Pendampingan Iman Remaja

Pendampingan iman remaja merupakan suatu pelayanan yang berkaitan

dengan kehidupan iman remaja. Pelayanan tersebut sebagai suatu usaha untuk

membantu kaum remaja supaya bertumbuh dan berkembang dalam menghidupi

imannya (Tangdilintin, 1984: 13). Iman berarti mengandalkan diri pada Tuhan,

merasa teguh, kuat kokoh tak tergoncangkan pada Tuhan sebagai andalan hidup

(Hardjana, 1993: 57). Supaya orang dapat beriman, manusia memerlukan rahmat

Allah untuk semakin yakin akan imannya dan menjawab ”ya” atas wahyu Allah

dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah (DV, art. 5).

Pendampingan iman remaja merupakan salah satu cara yang dapat digunakan

untuk membantu remaja memperkembangkan dirinya ke arah yang lebih yang

baik. Paus Fransiskus dalam seruan Apostolik, Evangeli Gaudium, mengatakan

bahwa pendampingan rohani hendaknya membimbing orang lain semakin lebih

dekat kepada Allah yang di dalam-Nya kita mencapai kebebasan sejati (EG, art.

17).

Berdasarkan seruan tersebut, pendampingan iman remaja dapat diartikan

usaha untuk membantu dan mendampingi remaja agar semakin bertumbuh dan

berkembang menjadi dewasa dan beriman serta semakin mendekatkan diri kepada

Allah sang sumber kebebasan sejati. Melalui pendampingan iman para remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

36

36

menjalani proses belajar mengenal hal-hal yang baru, dapat memperkembangkan

imannya lebih mendalam. Maka dengan demikian remaja dapat mewujudkan

imannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kemampuan, cara dan situasi

yang mereka hadapi.

2 . Ciri Pendampingan Iman Kaum Remaja

Charles M. Shelton (1988: 46-80), mengemukakan empat ciri pembinaan

kaum muda. Keempat ciri tersebut yaitu: berpusat pada Allah, lingkup pergaulan,

fungsional dalam pendekatan dan orientasi ke masa depan.

Pertama, berpusat pada Allah. Ciri ini mengajak dan membangun

kesadaran kaum remaja akan kehadiran Allah dalam hidupnya. Allahlah yang

setia membimbing, mendampingi dan memimpin mereka dalam seluruh langkah

perjalanan dan perjuangan hidup mereka sehari-hari. Sehingga dengan demikian

hidup mereka berpusat pada kasih dan kebaikkan Allah.

Kedua, lingkup pergaulan. Pendampingan iman harus mampu membawa

kaum remaja sampai pada proses pembentukan hubungan pribadi dengan Allah.

Pendampingan iman mengarah pada kesadaran kaum remaja akan relasinya

dengan Allah. Relasi tersebut mempengaruhi hubungannya dengan keluarga,

teman, sahabat serta orang- orang di sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari

seperti: saling mencintai, menghormati, menghargai dengan penuh ketulusan hati.

Ketiga, fungsional dalam pendekatan. Ciri ini lebih menekankan

kemampuan kaum muda menyesuaikan diri dalam memasuki dunia orang dewasa.

Pada masa remaja mereka disibukkan dengan pertumbuhan fisik, setelah masa itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

37

37

berakhir mereka mulai mencari makna hidup. Pada masa ini pendampingan sangat

dibutuhkan guna membantu kaum remaja merefleksikan pengalaman, tujuan,

peran untuk menghadapi dan memecahkan persoalan dengan menyadari kehadiran

Tuhan dalam hidupnya sehari- hari.

Keempat orientasi ke masa depan. Kaum muda atau kaum remaja

dirangsang untuk memikirkan tempat dan perannya di masa depan. Maka kaum

remaja merefleksikan panggilan hidupnya dengan memperhatikan berbagaimacam

pilihan di masa mendatang. Keempat ciri pembinaan tersebut sungguh membantu

kaum remaja untuk bertumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh,

dewasa dan beriman.

3. Tujuan Pendampingan Iman Remaja

Pendampingan iman merupakan usaha pendampingan dan pendalaman

untuk meningkatkan mutu hidup beriman kaum remaja. Tujuan pendampingan

iman membantu kaum remaja untuk menemukan diri, mengembangkan

kemampuan mereka sehingga dapat menempatkan diri sebagai manusia beriman

yang dijiwai oleh semangat Kristus (Tangdilintin, 1984: 49). Tujuan dapat

tercapai apabila pendampingan iman remaja di asrama sesuai dengan situasi

remaja. Dengan demikian, suasana hidup beriman membantu dan mendukung

tumbuh kembangnya iman kaum remaja.

Proses tumbuh kembangnya hidup beriman ini menyiratkan bagaimana

remaja berkembang secara utuh, baik secara kognitif, afektif, maupun perilaku

dan kehendaknya dalam menghayati apa yang diimaninya. Proses pendampingan

ini dapat terlaksana dengan baik apabila mempunyai kesadaran untuk saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

38

38

menerima satu sama lain apa adanya dengan penuh kehangatan dan penuh kasih

persaudaraan.

4. Kualifikasi Pribadi Pendamping Iman

Kehidupan yang semakin modern membawa dunia remaja turut larut di

dalamnya. Masa-masa pencarian jati diri yang kerap memunculkan rasa

keingintahuan dan rasa ingin meniru begitu dalam terhadap sesuatu sehingga

timbul perilaku-perilaku unik sekaligus aneh pada diri kaum remaja. Perilaku

tersebut antara lain: persoalan pergaulan bebas, dugem, bergaya hidup mewah,

serta persoalan fashion yang identik dengan tren pakaian-pakaian mini, ketat,

aksesori-aksesori mahal, ponsel canggih, make up berlebihan adalah gambaran

sebagian remaja saat ini. Maka untuk menghadapi situasi seperti di atas

dibutuhkan seorang pendamping yang memiliki kualifikasi tertentu yaitu dilihat

sebagai pribadi, hubungannya dengan peserta dan hubungan tugasnya sebagai

pemimpin.

Pendamping adalah seseorang yang bertugas mendampingi seseorang atau

kelompok dalam suatu kegiatan pendampingan. Seorang pendamping adalah

seorang yang hadir bersama remaja, menggumuli masalah mereka dengan

bertanya, mendengarkan dengan penuh kesabaran, membuka pikiran dan mampu

mempertemukan mereka dengan pribadi Kristus sendiri (Tangdilintin, 1984: 14).

Menjadi pendamping tidak cukup mendampingi, namun harus memiliki

kemampuan untuk mendampingi. Kemampuan sungguh berasal dari dalam diri

sendiri, misalkan: kepribadian dan kerohanian, sikap yang patut diteladani,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

39

39

mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas. Supaya dapat melaksanakan

perannya dengan baik seorang pendamping perlu memiliki kualifikasi tertentu.

Adapun kualifikasi pendamping menurut Mangunhardjana (1986: 136-141),

dibagi dalam tiga bagian yaitu:

a. Sebagai Pribadi

Seorang pribadi pendamping iman adalah seorang pribadi yang beriman

kepada Yesus Kristus. Kristuslah yang utama dalam dirinya yang menjadi dasar

dan sumber kekuatan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping.

Kehadiran seorang pendamping iman sekaligus sebagai saksi Kristus yang hidup.

Seorang pendamping adalah saksi Kristus sekaligus sebagai pewarta sabda

sebagaimana dikatakan oleh Paus Paulus VI dalam Evangeli Nutiandi: Tidak

masuk akal bahwa orang yang menerima sabda dan menyerahkan diri kepada

kerajaan tanpa menjadi seorang pribadi yang memberikan kesaksian tentang hal

itu dan pada gilirannya mempermaklumkannya (EN, art. 24).

Selain pribadi yang beriman, seorang pendamping harus mempunyai

integritas diri: seimbang antara lahir dan batin, hati dan budi serta hidup moral

yang tak menjadi sandungan. Mempunyai kreativitas dan kemudahan untuk

menemukan sesuatu ide yang baru dan pandai menangkap situasi serta memiliki

pengetahuan cukup dalam seluk beluk pendampingan: arah, proses, model,

metode dan teknik pendampingan (Mangunhardjana, 1986: 136). Maka dengan

pribadi yang demikian, pendampingan dapat melaksanakan dengan baik dan

menyenangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

40

40

b. Hubungan dengan Para Peserta

Seorang pendamping adalah seorang yang mau melayani dan mencintai

peserta apa adanya, sehingga mampu menjalankan tugas dengan hati. Pendamping

harus peka sungguh menjadi teman yang siap mendengarkan keluh kesah peserta

(Mangunhardjana, 1986: 137). Dengan demikian pendamping sungguh menjadi

saudara bagi sesama, terutama bagi remaja yang didampinginya.

c. Sebagai Pemimpin

Seorang pendamping memiliki jiwa kepemimpinan, sehingga mampu

menggerakkan, mengarahkan peserta pendampingan menuju tujuan yang dicita-

citakan. Seorang pendamping memahami seluk beluk pendampingan seperti:

mengetahui metode, teknik-teknik dan proses pendampingan, mempunyai sikap

dan kecakapan administratif, mampu berorganisasi, sikap yang tepat di dalam hal

tata tertib atau peraturan (Mangunhardjana, 1986: 138). Kualifikasi yang dibahas

di atas dapat membantu pendamping memiliki pengetahuan, kecakapan, sikap,

perilaku yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya. Menjadi pendamping

tidaklah mudah, karena seringkali dalam mendampingi menemukan banyak

kesulitan.

Maka seorang pendamping hendaknya proaktif dan dapat membaca situasi

zaman dan mampu menyesuaikan diri dengan kelompok yang dihadapi. Oleh

karenanya seorang pendamping dapat membawa dirinya di depan remaja dengan

mantap dan tenang. Pendamping memiliki sikap yang baik, baik secara lahir

maupun secara batin. Sikap lahir yang baik dapat mendukung efektifitas

perananya sebagai pendamping. Sikap lahir tampak dalam cara berpakaian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

41

41

potongan rambut, raut wajah, gerak tangan, ungkapan perasaan secara fisik. Sikap

batin pendamping mendukung peranannya sebagai pendamping. Sikap batin yang

dimaksud adalah: percaya, hormat, jujur, tulus, otentik, peka, terlibat secara penuh

dan memberi kebebasan kepada peserta untuk bergerak secara leluasa tanpa

tekanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

42

BAB III

PENDAMPINGAN IMAN REMAJA

DI ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT

Kaum remaja adalah generasi masa depan gereja dan bangsa. Mereka

sedang dalam masa perkembangan dan perubahan. Pada masa ini mereka sedang

mengalami perkembangan fisik, emosional, sosial, religius dan berbagai

permasalahannya. Dalam situasi hidup yang serba kompleks itu kaum remaja

membutuhkan pendampingan yang membantu mereka berkembang menjadi

pribadi yang utuh dan dewasa. Pendampingan kaum remaja dapat dilakukan

dalam berbagai wadah. Salah satunya yaitu asrama Dharmawati. Sebagai wadah

pendamping kaum remaja, asrama Dharmawati tidak hanya menyediakan tempat

dan fasilitas yang menunjang kelancaran studi, melainkan juga melayani kaum

remaja dalam pendampingan iman. Secara garis besar pada bab II telah diuraikan

mengenai pokok-pokok pendampingan iman remaja dan situasi remaja pada

umumnya.

Pada bab III ini, penulis akan menguraikan gambaran umum situasi

asrama Dharmawati seperti profil asrama Dharmawati dan program

pendampingan. Penulis melakukan penelitian sederhana terhadap pendampingan

iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati serta faktor pendukung dan

penghambat dalam pendampingan iman tersebut. Hal ini penulis lakukan dengan

maksud untuk memperoleh data yang aktual sejauhmana pendampingan iman di

asrama Dharmawati sesuai dengan keadaan remaja. Kemudian data-data yang

terkumpul dilengkapi dengan pengalaman penulis, dimaknai dan ditafsirkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

43

43

Selanjutnya dalam bab III ini juga akan diuraikan hasil penelitian di asrama

Dharmawati.

A. Gambaran Umum Asrama Dharmawati Sintang Kalimantan Barat

1. Profil Asrama Dharmawati Sintang

a. Sekilas Asrama Dharmawati Sintang

Asrama Dharmawati Sintang didirikan pada tahun 1967 dengan lokasi

berada di jalan Panggi no 16, Sintang. Nama Dharmawati dengan maksud untuk

mengingat bahwa berdirinya asrama Dharmawati ini berkat usaha para Suster

Misi Fransiskan Antonius (SMFA) serta para donatur yang memberikan bantuan

berupa uang demi mendukung pengadaan asrama bagi kaum remaja putri dari

berbagai daerah yang ada di Sintang, Kapuas Hulu, Sanggau dan daerah lainnya

yang ada di Kalimantan Barat.

Awalnya asrama Dharmawati ini dihuni oleh sejumlah kaum putri dari

Sekolah Dasar sampai siswi tingkat SMA. Dari tahun ke tahun peminat yang

masuk asrama ini semakin bertambah. Melihat perkembangan tersebut, para suster

Suster Misi Fransiskan Antonius (SMFA) mengambil kebijakkan untuk

mengutamakan kaum remaja putri yang tingkat SMA/SMK yang diterima sebagai

penghuni asrama. Karena itu sampai sekarang ini, penghuni asrama yang diterima

adalah kaum remaja putri yang tingkat SMA, umumnya yang sekolah di SMA

Panca Setya dan SMK Budi Luhur Sintang. Jumlah anggota asrama Dharmawati

tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 135 orang.

Para suster berusaha mengkonkritkan apa yang menjadi semangat

kongregasi, yakni mengutamakan semangat persaudaraan, pelayanan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

44

44

kesederhanaan. Keyakinan inilah yang mendorong para Suster Misi Fransiskan

Antonius (SMFA) untuk selalu berupaya meningkatkan pelayanan bagi generasi

muda, khususnya remaja putri yang tinggal di asrama Dharmawati Sintang

Kalimantan Barat. Dalam garis-garis haluan Kongregasi para Suster Misi

Fransiskan Antonius (SMFA) telah ditetapkan bahwa ”pembinaan asrama

ditingkatkan dan diupayakan untuk bekerjasama dengan asrama lainnya”. Dalam

upaya merealisasikan program inilah, penulis termotivasi menekuni topik skripsi

ini. Penulis sendiri menyadari begitu pentingnya meningkatkan pendampingan

iman kaum remaja putri di asrama Dharmawati, Sintang Kalimantan Barat.

Pendampingan iman di asrama merupakan salah satu alternatif untuk

membantu kaum remaja agar semakin bertumbuh dan berkembang menjadi

dewasa dan beriman. Pendampingan iman di asrama menjadi hal yang sangat

penting ketika melihat kenyataan pendampingan iman di sekolah sering

mengalami banyak hambatan. Hambatan dalam melaksanakan pendampingan di

sekolah antara lain: waktu yang tersedia terbatas untuk kegiatan akademik dan

esktrakurikuler. Pendampingan iman yang terjadwal hanya dua kali setahun yaitu

retret dan rekoleksi.

Mengamati kenyataan ini, pendampingan iman di asrama memiliki

peluang yang sangat besar untuk membantu penghuni asrama, karena seluruh

ruang gerak di asrama merupakan proses pendampingan. Pendampingan yang

dilakukan dengan serius serta terprogram di asrama dapat memberi sumbangan

yang besar bagi kehidupan individu penghuni asrama di masa depan.

Pendampingan iman di asrama hendaknya mampu menyentuh kehidupan remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

45

45

b. Tujuan Asrama Dharmawati Sintang

Asrama Dharmawati pada awalnya didirikan dengan maksud untuk

menyediakan tempat penampungan bagi para remaja putri yang berasal dari

pedalaman. Pengadaan asrama Dharmawati merupakan salah satu bentuk

perwujudan dari apa yang tertulis dalam Konstitusi Suster Misi Fransiskan

Antonius (SMFA) yang di tulis dalam Direktorium Suster Misi Fransiskan

Antonius (SMFA) Bab. I: 9. 3 “karya asrama bertujuan: memberikan kesempatan

belajar yang baik kepada remaja putri asal daerah, meletakkan dasar pendidikan

bagi kaum perempuan, menyadarkan dan mengajak mereka untuk berpikir kritis

terhadap tawaran dunia dan memupuk sikap peka dan terbuka akan tanda-tanda

zaman”.

Kemampuan berpikir kritis, peka dan terbuka sangat diperlukan mengingat

bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan

memungkinkan kaum remaja putri memperolah informasi secara cepat dan mudah

dengan melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia. Hal ini

mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta perubahan global dalam

kehidupan. Maka remaja putri perlu dibekali dengan kemampuan berpikir kritis,

peka dan terbuka supaya mampu mengolah, menilai dan mengambil informasi

yang dibutuhkan untuk menghadapi situasi zaman. Dengan kemampuan yang ada

mereka mampu menjadi putri yang terampil, peka, kreatif, mandiri, beriman dan

bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.

Sejalan dengan konstitusi Suster Misi Fransiskan Antonius (SMFA),

asrama Dharmawati memiliki visi untuk “membekali kaum muda yang mau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

46

46

belajar” dengan pengetahuan dan keterampilan, baik secara formal maupun non

formal menuju pribadi yang mantap dan mandiri berdasarkan iman Kristiani.

Pelayanannya lebih mengutamakan remaja putri yang berasal dari daerah

pedalaman dengan maksud mereka dapat memperoleh kesempatan yang sama

dengan remaja putri lainnya untuk mendapatkan pendidikan baik di sekolah

maupun di luar sekolah. Asrama juga merupakan salah satu sarana yang

mendukung tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Di asrama para remaja putri

dilatih untuk hidup bersama dengan orang lain yang memiliki latar belakang

berbeda; suku dan kebiasaan dalam keluarga.

Tujuan asrama dapat tercapai melalui pendampingan yang efektif, suasana

tenang dan teratur, fasilitas yang memadai dan menunjang terselenggaranya

berbagai kegiatan di asrama selama remaja menjalani masa studinya. Dengan

demikian warga asrama dapat belajar dengan baik dan dapat menghayati hidupnya

sebagai remaja yang beriman Kristiani.

2. Program Pendampingan

Asrama Dharmawati tidak hanya menjadi tempat penampung kaum remaja

tetapi sekaligus sebagai sarana belajar hidup bersama dengan orang lain.

Kehidupan bersama dengan orang lain menuntut adanya saling menghargai,

menerima dan bekerja sama dengan orang lain. Dalam konteks ini asrama dapat

dikatakan sebagai tempat pendidikan dan pengembangan kaum remaja menjadi

pribadi yang dewasa. Salah satu dokumen Konsili Vatikan II, Gravissimum

Educationis (Pernyataan tentang Pendidikan Kristen) menegaskan tujuan

pendidikan dalam arti yang sesungguhnya adalah mencapai pembinaan pribadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

47

47

manusia dalam perspektif tujuan terakhirnya demi kesejahteraan kelompok-

kelompok masyarakat, mengingat bahwa manusia termasuk anggotanya, dan bila

sudah dewasa ikut berperan menunaikan tugas kewajibannya (GE. art. 1). Sesuai

dengan seruan Konsili Vatikan II tersebut, maka pendampingan kaum remaja di

asrama lebih menekankan pendidikan yang mendorong kaum remaja terus

mengembangkan diri menjadi pribadi yang dewasa dan ikut berperan membangun

masyarakat, keluarga dan Gereja.

Keberadaan asrama Dharmawati tidak hanya menekankan keberhasilan

studi melainkan juga mengarahkan kaum remaja untuk hidup bersama orang lain

dari berbagai latar belakang yang berbeda, mereka belajar hidup bersama. Asrama

sudah mempunyai kegiatan rutin terjadwal. Kegiatan sehari-hari dari bangun pagi

sampai istrahat malam dijadwalkan secara jelas dan wajib dilaksanakan oleh

semua warga asrama. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan

kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kebersamaan, setia kawan, dan melatih

seni kepemimpinan dengan melakukan penggiliran kepemimpinan kelompok.

Kegiatan ini memanfaatkan kehidupan asrama sebagai wahana pembentukan

watak dan kepribadian penghuni asrama .

a. Aktivitas Harian Asrama Dharmawati (lihat lampiran 7)

b. Kegiatan Rohani

Asrama menyelenggarakan berbagai bentuk kegiatan rohani sebagai

bentuk pendampingan iman bagi para penghuninya. Adapun kegiatan-kegiatan

rohani yang ada di asrama Dharmawati Sintang adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

48

48

(1) Perayaan Ekaristi

Perayaan ekaristi bagi penghuni asrama dilaksanakan setiap hari pada

pukul 05.30 dan hari Minggu pukul 06.00 atau pukul 08.00 di gereja Katedral

Sintang. Perayaan ekaristi khusus untuk warga asrama dua bulan sekali yang

diadakan di asrama Dharmawati. Di dalam Dokumen Konsili Vatikan II dikatakan

bahwa ekaristi adalah :”sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani” (LG, art. 11).

Bahkan secara khusus dikatakan bahwa “sakramen sakramen lainnya, begitu pula

semua pelayanan gerejawi serta karya kerasulan, berhubungan erat dengan ekaristi

suci” (PO, art. 5). Pernyataan ini menunjukkan bahwa perayaan ekaristi adalah

pusat dan puncak hidup beriman yang meneguhkan dan menguatkan iman umat.

Perayaan ekaristi dan sakramen pada umumnya harus dirayakan sebagai

perayaan iman karena Tuhan sendiri yang hadir di tengah umat. Di dalam

perayaan iman, orang dipersatukan dengan Kristus karena kita dipanggil kepada

pesekutuan dengan Anak Allah Yesus Kristus Tuhan kita” (1Kor 1: 9). Karena itu

pentingnya perayaan ekaristi bagi kaum remaja penghuni asrama Dharmawati.

Tujuannya adalah untuk membina iman penghuni asrama agar dapat menimba

kekuatan dan inspirasi hidup dari perayaan ekaristi.

(2) Rekoleksi

Rekoleksi merupakan salah satu bentuk pendampingan iman bagi remaja

penghuni asrama Dharmawati. Rekoleksi berasal dari bahasa Inggris yaitu

recollect yang berarti mengingat kembali atau mengumpulkan kembali

(Tangdilintin, 1984: 94). Rekoleksi juga merupakan salah satu kegiatan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

49

49

melatih hidup rohani dan menumbuhkan rasa ingin berubah menuju ke arah yang

lebih baik.

Di asrama Dharmawati rekoleksi diadakan dua kali setahun. Rekoleksi

wajib diikuti oleh semua penghuni asrama. Rekoleksi menjadi saat bagi remaja

penghuni asrama untuk berhenti sejenak dari aktivitas rutin dan merefleksikan

hidup untuk menemukan kehendak Tuhan dan mensyukuri proses yang telah

dilalui. Pada hakikatnya peran rekoleksi dalam pembentukan iman bagi remaja

sangatlah penting. Karena masa-masa muda adalah masa pembentukan jati diri

seseorang. Dengan begitu sangatlah diharapkan dengan adanya rekoleksi bagi

penghuni asrama dapat mempertegas identitas diri, kepribadian dan keunikan

setiap individu sebagai pribadi yang utuh.

(3) Retret

Retret merupakan salah satu bentuk pendampingan iman bagi kaum

remaja yang tinggal di asrama Dharmawati. Ditinjau dari pengertian dalam buku

yang berjudul Akar dan Sayap (Sumantri, 2002: 11)

Kata Retret berasal dari bahasa Inggris, retreat. Menurut Kamus Inggris-

Indonesia yang disusun oleh John M. Echols dan HASAN Shadily, salah

satu arti Retreat adalah tempat pengasingan diri. Sebagai kata kerja, Retret

berarti kita mundur dari kesibukan sehari- hari dengan pergi ke tempat

sunyi untuk mengasingkan diri. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia,

retret adalah khalwat, mengundurkan diri dari dunia ramai untuk mencari

ketenangan batin.

Demikianlah halnya dengan retret di asrama Dharmawati dilaksanakan

sekali setahun yaitu pada bulan Oktober. Retret dilaksanakan selama tiga hari di

wisma Helena Sintang. Penghuni asrama menarik diri dari kesibukan sehari-hari

ke tempat yang hening. Cara menarik diri dilakukan supaya remaja dapat berpikir,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

50

50

merenung, dan berdoa dengan baik. Cara menarik diri dapat membantu remaja

untuk berpikir akan pengalaman hidupnya.

Kaum remaja melihat perjalanan hidupnya, mereka perlu berpikir akan

arah hidup mereka. Pada masa ini remaja dapat menemukan identitas dirinya,

Tuhan dan sesama. Retret ini juga dilaksanakan untuk mengadakan pembenahan

arah perilaku dalam tata hidup sehari-hari, usaha mengembangkan ketahanan diri,

usaha mengembangkan kemampuan diri, usaha agar selalu sadar akan tugas dan

kewajiban sebagai remaja yang sedang belajar.

(4) Ziarah ke Gua Maria

Menurut Katekismus Gereja Katolik (KGK no 2691), ziarah merupakan

salah satu tindakan konkrit untuk memanifestasikan iman Kristen kita

dalam ranah publik (maksudnya secara terbuka, dihadapan umum). Dalam

sebuah perjalanan ziarah, kita secara terbuka menyatakan iman kita bahwa

kehidupan kita di dunia ini sesungguhnya merupakan suatu proses

peziarahan menuju ke tanah air surgawi, yang merupakan persinggahan

akhir dalam hidup kita, selain itu ziarah juga merupakan ungkapan nyata

akan iman kita bahwa “Yang Ilahi telah masuk ke ruang dan waktu

manusia”

Demikianlah halnya di asrama Dharmawati kegiatan ziarah merupakan

rangkaian devosi kepada Bunda Maria. Kegiatan berziarah sudah menjadi

program tahunan yang dilaksanakan pada bulan Mei. Ziarah bermaksud untuk

memupuk semangat devosi dan sekaligus sebagai sarana latihan kerjasama antar

penghuni asrama. Semangat berdevosi berarti menaruh hormat kepada Bunda

Maria sebagai teladan hidup orang beriman dan memohon doanya agar doa-doa

dikabulkan oleh Tuhan. Ziarah mengingatkan kaum remaja bahwa kita di dunia

ini sedang berada dalam perjalanan menuju surga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

51

51

(5) Devosi kepada Bunda Maria

Devosi kepada Bunda Maria sudah sejak lama menjadi tradisi Gereja

Katolik. Devosi Maria adalah seluruh kebaktian kepada Maria Ibu Yesus dari

Nazaret dalam bentuk puji-pujian, kagum, hormat dan cinta dengan meneladani

cara hidupnya sambil memohon bantuan pengantaraan doanya bagi Gereja yang

masih sedang dalam perjalanan ziarah menuju persatuan dengan Allah di tanah air

surgawi (LG, art. 66). Setelah mendapat kabar gembira dari Malaikat Tuhan (Luk

1: 26-38), Maria amat bersukacita dan bernubuat: "Segala keturunan akan

menyebutku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan karya-karya

besar padaku" (Luk 1: 48).

Asrama Dharmawati mengadakan devosi kepada Bunda Maria setiap

Sabtu malam. Bagi penghuni asrama Dharmawati devosi kepada Bunda Maria

adalah suatu bentuk penghormatan, pujian kepada Bunda Maria sebagai Bunda

Yesus, Bunda Gereja dan Bunda kita semua. Devosi bertujuan agar penghuni

asrama semakin meneladani sikap iman Maria, meneguhkan iman remaja

terhadap salah satu kebenaran misteri iman. Karena itu penghuni asrama diajak

untuk meneladani Bunda Maria dalam menghayati imannya dalam kehidupan

sehari-hari sebagai seorang remaja.

(6) Doa Bersama

Pada dasarnya doa berarti mengangkat hati, mengarahkan hati kepada

Tuhan, mengakui Allah sebagai Bapa. Doa adalah kata cinta seorang anak kepada

Bapanya (Iman Katolik, 1996: 194). Karena itu doa dapat timbul dari kesusahan

dan kegembiraan hati. Maka doa tidak membutuhkan banyak kata, dan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

52

52

terikat pada waktu dan tempat tertentu, tidak menuntut sikap badan atau gerak-

gerik yang khusus (Mat 6: 7). Katekismus Gereja Katolik (KGK no 2559)

merumuskan doa sebagai berikut: “Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan,

atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik”

Bagi penghuni asrama Dharmawati doa bersama sudah menjadi kebiasaan

setiap hari. Doa dilaksanakan sebelum dan sesudah memulai kegiatan, seperti

sebelum dan sesudah belajar, sebelum tidur dan bangun tidur, sebelum dan

sesudah makan, dll. Tujuan dari doa bersama ini adalah mengajak penghuni

asrama untuk bersyukur dan mohon berkat dan kekuatan dari Tuhan atas segala

kegiatan yang akan dilaksanakan.

Selain kegiatan rohani yang sudah dijelaskan di atas ada beberapa kegiatan

rohani tambahan seperti: rekoleksi panggilan yang dilaksanakan sekali setahun

bergabung dengan asrama Kartini dan asrama St. Clara yang dikelola oleh para

suster Suster Misi Fransiskan Antonius (SMFA). Selain itu penghuni asrama

diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan di lingkungan atau di gereja, seperti:

doa rosario, koor, lektor, misdinar sejauh itu tidak mengganggu kegiatan belajar

dan seijin pendamping asrama. Beberapa kegiatan rohani di atas merupakan

bentuk- bentuk pendampingan iman bagi remaja penghuni asrama Dharmawati.

Tujuan dari semua kegiatan rohani tersebut adalah membantu kaum remaja untuk

semakin menghayati imannya akan Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian mereka semakin bertumbuh dan berkembang sebagai remaja yang

beriman dan bertanggungjawab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

53

53

c. Kegiatan Hari Libur

Asrama mengisi hari-hari libur dengan berbagai macam kegiatan. Hal

tersebut dilakukan untuk mengajak penghuni asrama melakukan kegiatan positif

yang membantu perkembangan pribadi mereka. Kegiatan tersebut berasal dari

inisiatif dari penghuni dan pendamping asrama. Kegiatan tersebut antara lain:

lomba kebersihan antar unit, ajang kreatifitas, jalan sehat, pertemuan gabungan

asrama putri yang di kelola para Suster Misi Fransisikan Antonius (SMFA).

Tujuan dari kegiatan- kegiatan tersebut supaya penghuni asrama menggunakan

waktu liburan untuk sesuatu yang berguna. Mereka dapat lebih

memperkembangkan diri, memperluas wawasan, kerohanian, pergaulan serta

mengekspresikan apa yang menjadi kebolehan mereka.

B. Penelitian terhadap Pendampingan Iman Remaja di Asrama

Dharmawati Sintang Kalimantan Barat

1. Desain Penelitian

a. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan pada pengalaman yang penulis lihat dan alami di asrama

Dharmawati Sintang, kegiatan pendampingan iman terprogram dengan baik

seperti: retret, rekoleksi, ziarah, doa bersama, devosi, perayaan ekaristi. Kegiatan

pendampingan iman tersebut berjalan dengan baik, meskipun terkadang ada

hambatan dalam waktu pelaksanaannya. Hambatan yang terjadi karena banyaknya

tugas sekolah yang harus dikerjakan oleh penghuni asrama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

54

54

Penelitian dalam skripsi ini mempunyai peranan yang sangat penting yaitu

untuk mendapatkan data yang diperlukan yang berkaitan dengan pendampingan

yang dilaksanakan di asrama Dharmawati. Selain itu juga untuk mengetahui

sejauhmana pendampingan yang sudah dilaksanakan sungguh membantu remaja

bertumbuh dan berkembang menjadi remaja yang dewasa, bertanggungjawab dan

beriman. Selain itu juga sejauhmana kegiatan-kegiatan pendampingan iman yang

dilaksankan tersebut sesuai dengan situasi remaja.

b. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mencakup dua hal, yaitu:

1) Untuk mengetahui sejauhmana pendampingan iman yang dilaksanakan di

asrama Dharmawati Sintang dapat membantu remaja dewasa dalam

kepribadian, bertanggungjawab dan beriman?

2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pendampingan iman

yang dilaksanakan di asrama Dharmawati Sintang?

c. Jenis penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah

dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan

menggunakan berbagai metode yang ada (Moelong, 2009: 5) . Dalam penelitian

skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode yang

digunakan adalah kuisioner dan wawancara yang dilakukan di asrama

Dharmawati Sintang. Tujuan adalah untuk mengetahui gambaran serta situasi

pendampingan iman yang terjadi di asrama Dharmawati Sintang. Alasan

menggunakan penelitian kualitatif ini yaitu untuk memahami suatu kejadian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

55

55

peristiwa, situasi atau keadaan yang ada di asrama Dharmawati terutama dalam

hal pendampingan iman.

d. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuisioner dan

wawancara. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008: 142). Kuesioner dalam penelitian

ini bersifat terbuka dan tertutup bersifat tertutup. Kuesioner bersifat terbuka

artinya responden diberi kesempatan untuk menjawab pertayaan secara luas dan

mendalam. Kuesioner tertutup artinya setiap pertanyaan sudah ada jawabannya

responden diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang ada, tetapi

juga memberi peluang kepada responden untuk menjawab pertanyaan sesuai

dengan apa yang dialaminya (Suharmisi Arikunto, 2002: 128). Pertanyaan dalam

kuesioner ini berjumlah 15 pertanyaan.

Wawancara adalah sebuah percakapan langsung antara peneliti dan

responden, dalam proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab (Djam‟an Satori dan Aan Komariah, 2009: 130). Penulis juga

menggunakan metode wawancara untuk mendukung dan melengkapi data dari

kuesioner. Wawancara hanya ditunjukan kepada staf inti asrama. Teknik

wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik

wawancara yang terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, blia peneliti data telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

56

56

pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-

pertanyaan tertulis (Sugiyono, 2009: 73). Sedangkan cara untuk mengetahui dan

menentukan jumlah persentase dari setiap variabel dalam penelitian,

menggunakan rumus di bawah ini (Riduwan, 2004: 87).

A 100 % =

N

A = Jumlah yang menjawab

N = Jumlah responden

Contoh: Dari siapa anda mengetahui asrama Dharmawati?

Suster yang tourne ke kampung anada=11, Romo paroki=16, alumni=14, teman=9

16 × 100 % = 32 %

50

e. Responden

Responden adalah orang yang diminta untuk memberikan keterangan

tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam

bentuk tulisan yaitu ketika mengisi angket atau lisan, ketika menjawab wawancara

(Suharmisi Arikunto, 2002: 122). Berkaitan dengan penelitian dalam skripsi ini,

responden yang dimaksud penulis adalah remaja yang tinggal di asrama

Dharmawati Sintang yang bersekolah di SMA Panca Setya dan SMK Budi Luhur

Sintang. Populasi berjumlah 135 remaja dan penulis mengambil 50 remaja dari

keseluruhan jumlah remaja di asrama Dharmawati Sintang. Jumlah tersebut dapat

mewakili seluruh remaja yang ada di asrama tersebut.

Penulis dibantu oleh para suster pendamping asrama untuk memilih

responden. Pemilihan responden berdasarkan (Purposive Sampling) atau pada

kriteria tertentu (Sugiyono, 2008: 85). Responden yang dipilih adalah siswi SMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

57

57

dan SMK kelas XI dan XII dengan kriterianya adalah perwakilan dari tiap unit

asrama, mereka yang dianggap aktif, rajin dan disiplin mengikuti dan mengalami

dinamika kehidupan asrama.

f. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 di asrama Dharmawati,

Sintang Kalimantan Barat, tempat dimana remaja tinggal yang lebih tepatnya di

jalan Panggi No.65, Sintang.

g. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Suharmisi Arikunto, 2002: 96). Variabel yang diteliti dalam

penelitian skripsi ini mencakup kegiatan dan pelaksanaan pendampingan iman

kaum remaja di asrama Dharmawati Sintang, faktor pendukung dan penghambat

pendampingan iman tersebut sehingga dapat membantu remaja bertumbuh dan

berkembang menjadi dewasa, bertanggungjawab dan beriman.

Tabel Kisi-Kisi Variabel Penelitian

No Variabel yang diungkap No. Item Jumlah

1 Identitas Responden 1,2,3 3

2 Kegiatan dan pelakasanaan

pendampingan iman di

asrama Dharmawati?

4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,

10

3 Faktor- faktor pendukung

pendampingan iman

14

1

4 Faktor- faktor penghambat

pendampingan iman

15 1

Total 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

58

58

C. Laporan Hasil Penelitian Pendampingan Iman di Asrama Dharmawati

Sintang Kalimantan Barat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-10 Desember 2014 di asrama

Dharmawati Sintang. Kuesioner disebarkan berjumlah 50 eksemplar kepada 50

responden. Kuesioner yang diisi dan dikembalikan reponden sebanyak 50. Pada

bagian ini dilaporkan hasil penelitian sesuai urutan variabel penelitian yang

terdiri dari identitas responden, pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama

Dharmawati, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan

pendampingan iman di asrama Dharmawati Sintang.

1. Identitas Responden

Pada tabel di bawah ini dipaparkan identitas responden penelitian yang

meliputi usia, sekolah, kelas. Berdasarkan angket yang telah disebarkan dapat

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2

Identitas Responden

N = 50

No

Item

Aspek Yang diungkap

Alternatif Jawaban

Jumlah

%

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Usia 15 Tahun

16 Tahun

17 Tahun

18 Tahun

5

18

21

6

10 %

36 %

42 %

12 %

2 Sekolah SMU

SMK

44

6

88 %

12 %

3 Kelas XI

XII

16

34

32 %

68 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

59

59

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa remaja di asrama Dharmawati

berusia antara 15-18 tahun. Ada 36 % responden berusia 16 tahun, ada 42 %

responden atau berusia 17 tahun. Ada sejumlah 44 responden atau 88 % yang

SMU, sejumlah 34 responden atau 68 % yang sedang duduk di kelas XII.

2. Pendampingan Iman di Asrama Dharmawati

Pada bagian ini penulis memaparkan hasil penelitian dari variabel

pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati, yang terungkap

dalam tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3

Pendampingan iman di asrama Dharmawati

N = 50

No

Item

Aspek Yang diungkap

Alternatif Jawaban

Jumlah

%

(1) (2) (3) (4) (5)

4 Motivasi mengikuti

pendampingan iman

a. Karena kebutuhan

b. Kemauan dari diri sendiri

c. Wajib ikut karena aturan

asrama

d. Takut dimarah suster

pendamping

14

12

17

7

28 %

24 %

34 %

14 %

5 Tujuan pendampingan

iman

a. Membantu dan mendukung

tumbuh kembangnya iman

b. Supaya bertanggung jawab

apa yang diimani

12

14

24 %

28 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

60

60

c. Menjadi pribadi yang

dewasa dalam iman

d. Menambah wawasan

pengetahuan iman

16

8

32 %

16 %

6 Sarana prasarana

kegiatan

pendampingan iman di

a. sangat memadai

b. Memadai

c. Cukup memadai

d. Tidak memadai

5

10

19

16

10 %

20 %

38 %

32 %

7 Motode- metode

pendampingan iman.

a. Dialog

b. Ceramah

c. Dinamika kelompok

d. Lain-lain

14

21

15

0

28 %

42 %

30 %

0

8 Kemampuan suster

pendamping

a. Sangat baik

b. baik

c. cukup baik

d. Tidak baik

11

23

16

0

22 %

46 %

32 %

0

9 Pendampingan iman

disenangi

a. Rekoleksi/ Retret

b. Ziarah

c. Misa

d. Ibadat sabda

14

16

11

9

28 %

32 %

22 %

18 %

10 Pendampingan iman

kurang disenangi

a. Rekoleksi/ Retret

b. Ziarah

10

9

20 %

18 %

30 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

61

61

c. Misa

d. Ibadat sabda

15

16

32 %

11 Alasan kurang

disenangi

a. model pendampingan

membosankan dan

membuat ngantuk

b. Materi tidak sesuai

c. c. Berisi nasihat-nasihat

d. Metode-metodenya tidak

menarik

e. …..

16

5

4

15

10

32 %

10 %

8 %

30 %

20 %

12 Peningkatan

pendampingan iman

a. Sangat perlu

b. Perlu

c. Ragu-ragu

d. Tidak perlu

31

19

0

0

62 %

38 %

0

0

13 Manfaat

pendampingan iman

a. Semakin mendekatkan diri

kepada Tuhan

b. Mengembangkan hidup

rohani

c. Mengenal diri dan sesama

d. Menambah wawasan

pengetahuan iman

20

13

9

8

40 %

26 %

18 %

12 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

62

62

Data yang diperoleh hasil penelitian dari segi pendampingan iman yang

dilaksanakan di asrama Dharmawati tertera pada tabel 3. Tabel 3 no 4

menunjukkan motivasi responden dalam mengikuti kegiatan pendampingan

iman.Dari 50 responden, sejumlah 17 responden atau 34 % menyatakan wajib

mengikuti kegiatan pendampingan iman karena aturan asrama.

Tabel 3 no 5 menunjukkan tujuan adanya pendampingan iman. Dari 50

respoden, sejumlah 16 responden atau 32 % yang menyatakan tujuan

pendampingan iman membantu remaja menjadi pribadi yang dewasa dalam iman.

Tabel 3 no 6 menunjukkan sarana prasarana yang mendukung pendampingan

iman. Sejumlah 19 responden atau 38 % yang menyatakan cukup mendukung, ada

16 responden atau 32 % yang menyatakan tidak mendukung. Tabel 3 no 7

menunjukkan metode- metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman.

Dari 50 reponden, sejumlah 21 responden atau 42 % yang menyatakan metode

yang sering digunakan adalah ceramah. Tabel 3 no 8 menunjukkan kemampuan

suster pendamping. Sejumlah 21 responden atau 42 % yang menyatakan suster

pendampingnya baik.

Tabel 3 no 9 menunjukkan pendampingan iman yang disenangi warga

asrama. Sejumlah 16 responden atau 32 % menyatakan rekoleksi/retret dan 14

responden atau 28 % yang menyatakan ziarah. Selain kegiatan pendampingan

yang disenangi ada juga kegiatan pendampingan yang kurang disenangi. Dari 50

responden, sejumlah 16 responden atau 32 % yang menyatakan kegiatan

pendampingan iman yang kurang di senangi yaitu ibadat sabda. Tabel 3 no 11

menunjukkan alasan tidak senangnya dengan kegiatan pendampingan iman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

63

63

(rekoleksi, retret, ziarah, misa, ibadat sabda). Ada 16 responden atau 32 % yang

menyatakan model yang digunakan dalam pendampingan iman tersebut

membosankan dan membuat ngantuk.

Tabel 3 no 12 menunjukkan perlunya usaha peningkatan pendampingan

iman di asrama Dharmawati. Sejumlah 31 responden atau 62 % yang menyatakan

pendampingan iman sangat perlu ditingkatkan. Tabel 3 no 13 menunjukkan

manfaat pendampingan iman bagi remaja di asrama Dharmawati. Sejumlah 20

responden atau 40 % yang menyatakan bahwa manfaat yang diperoleh dari

pendampingan iman adalah semakin mendekatkan diri kepada Tuhan serta kuat

dalam iman.

3. Faktor-faktor Pendukung Pendampingan Iman di asrama

Pada bagian ini penulis melaporkan hasil penelitian dari variabel tentang

faktor-faktor pendukung pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati

yang terungkap dalam tabel 4.

Tabel 4

Faktor-Faktor Pendukung

Pelaksanaan Pendampingan Iman

N =50

No

Item

Aspek Yang diungkap Alternatif Jawaban Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5)

14 Faktor

pendukung

pendampingan

Pendamping yang

perhatian

9

8

18 %

16 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

64

64

iman

Materi sesuai

dengan situasi

Sarana prasarana

memadai

Metode dan model

pendampingan

bervariasi

Kerjasama antara

pendamping dengan

seluruh anggota

asrama

Adanya staf inti

asrama sebagai tim

kerja yang terlibat

aktif membantu

memperlancar

kegiatan yang

dilaksanakan

Kesadaran diri

7

6

8

5

7

14 %

12 %

16 %

10 %

14 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

65

65

Data pada tabel 4 di atas yang menunjukkan faktor- faktor pendukung

pelaksanaan pendampingan iman. Tabel 4 no 14, yang menyatakan

pendampingnya perhatian ada 9 responden (18 %) , ada 8 responden atau 16%

yang menyatakan materi yang sesuai, ada 8 responden atau 16 % yang

menyatakan kerjasama antara pendamping dengan seluruh anggota asrama.

4. Faktor-faktor Penghambat Pendampingan Iman

Pada bagian ini penulis menguraikan hasil penelitian dari variabel faktor

penghambat pelaksanaan pendampingan iman yang terungkap dalam tabel 5.

Tabel 5

Faktor-faktor penghambat

pelaksanaan pendampingan iman

N = 50

No

Item

Aspek Yang

diungkap

Alternatif Jawaban

Jumlah

%

(1) (2) (3) (4) (5)

15 Faktor

penghambat

pelaksanaan

pendampingan

iman

Pendamping yang kurang

kreatif

Sarana dan prasarana kurang

mendukung dalam

melaksanakan pendampingan

iman.

Metode dan model yang

digunakan kurang menarik.

Tema-tema pendampingan

iman kurang menarik dan

4

7

9

6

8 %

14 %

18 %

12 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

66

66

tidak sesuai dengan keadaan

remaja

Keterbatasan waktu karena

banyaknya tugas sekolah

Rasa malas dan cuek sehingga

mengikuti kegiatan

pendampingan karena wajib

ikut.

Kurangnya tenaga

pendamping

10

6

8

20 %

12 %

16 %

Faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman. Dari 50 responden,

ada 9 responden atau 18 % menyatakan metode dan model pendampingan kurang

menarik dan ada 10 responden atau 20 % yang menyatakan keterbatasan waktu

karena banyaknya tugas sekolah.

D. Hasil Wawancara dengan Staf Inti Asrama Dharmawati Sintang

Berdasarkan hasil wawancara dengan satf inti asrama pada tanggal 2-4

Desember 2014, diperoleh data sebagai berikut; pendampingan iman di asrama

Dharmawati berjalan sesuai dengan kegiatan pokok harian, mingguan yang sudah

terjadwal. Namun kenyataannya pelaksanaan pendampingan iman tidak sesuai

dengan jadwal yang ada. Keterbatasan waktu karena banyaknya tugas dari sekolah

yang harus dikerjakan, pendamping mempunyai tugas lain selain sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

67

67

pendamping asrama. Ketika ditanya mengenai motivasi mengikuti kegiatan

pendampingan iman di asrama banyak diantara mereka mengatakan wajib ikut

karena aturan asrama, ada yang mengatakan karena merasa itu adalah suatu

kebutuhan yang dapat membantu diri mereka untuk berkembang. Metode yang

digunakan dalam pendampingan iman adalah metode ceramah, dinamika

kelompok dan dialog. Metode yang paling sering yaitu ceramah dimana yang

banyak berbicara adalah pendamping.

Pendampingan iman yang disenangi di asrama adalah ziarah dan

rekoleksi/retret. Bagi remaja di asrama kegiatan ziarah, rekoleksi/retret sangat

menyenangkan karena dilaksanakan di tempat lain seperti ke gua Maria, rumah

retret. Kegiatan pendampingan iman yang kurang disenangi adalah ibadat sabda.

Bagi remaja ibadat sabda sangat membosankan selain monoton metode dan

model pendampingan kurang bervariasi. Misalkan renungan yang panjang

berbelit-belit sulit untuk dipahami membuat ngantuk.

Faktor pendukung pendampingan iman adalah pendamping yang perhatian

dan mau mendengarkan. Mendengarkan apa yang menjadi keluh kesah mereka,

baik mengenai belajar maupun hal yang lain-lainnya. Di asrama Dharmawati

terjalin kerjasama yang baik antara pendamping dengan seluruh anggota asrama.

Adanya staf inti asrama sebagai tim kerja, sangat membantu terlaksananya

kegiatan yang sudah dijadwalkan. Selain itu juga adanya semangat kebersamaan

antara sesama warga asrama. Hal- hal tersebut sangat membantu proses

perkembangan pribadi, baik secara jasmani maupun rohani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

68

68

Hambatan yang terjadi dalam pendampingan iman adalah keterbatasan

waktu karena banyaknya tugas sekolah sehingga pelaksanaan pendampingan di

asrama tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya, model dan metode yang

digunakan kurang bervariasi. Selain itu juga kurangnya sarana prasana yang

mendukung kegiatan pendampingan iman di asrama, rasa malas dan cuek

sehingga mengikuti kegiatan pendampingan karena kewajiban, tema-tema

pendampingan iman kurang menarik dan tidak sesuai dengan keadaan remaja

serta kurangnya tenaga pendamping.

Pendampingan iman yang dilaksanakan oleh asrama sangat bermanfaat

bagi perkembangan remaja. Meskipun motivasinya bermacam-macam, mereka

mengatakan pendampingan iman mengajak mereka semakin mendekatkan diri

kepada Tuhan, mengembangkan diri terutama kerohanian, menambah wawasan

baru tentang pengetahuan iman, semakin mengenal diri dan sesama, semakin

dewasa dan bertanggung jawab.

E. Pembahasan Hasil Penelitian Pendampingan Iman Remaja di Asrama

Dharmawati Sintang Kalimantan Barat

Pada bagian ini penulis membahas hasil penelitian yang telah dilaporkan

pada bagian sebelumnya. Pembahasan ini bertujuan untuk menjelaskan lebih

lanjut hasil penelitian yang menggambarkan pendampingan iman di asrama

Dharmawati Sintang. Pembahasan hasil penelitian ini meliputi identitas

responden, pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati, faktor-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

69

69

faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendampingan iman di asrama

Dharmawati Sintang.

1. Identitas Responden

Pengolongan usia remaja terbagi dalam tiga tahap yaitu remaja awal usia

13-14 tahun, remaja tengah 15-17 tahun dan remaja akhir usia 18-21 tahun.

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 50 responden sejumlah 42 %

responden yang menyatakan identitas diri berkaitan dengan usia yang paling

banyak ialah usia 17 tahun yang duduk duduk di kelas XII SMU. Secara umum

bahwa mereka sedang dalam proses pencarian identitas diri. Maka mereka

membutuhkan pendampingan yang dapat mengarahkan mereka menjadi pribadi

yang dewasa dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari baik di

keluarga, sekolah, asrama, masyarakat.

2. Pendampingan Iman yang Dilaksanakan di Asrama Dharmawati Sintang

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi

remaja mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama Dharmawati. Sejumlah

34 % responden yang menyatakan wajib ikut karena aturan asrama. Kenyataan

memang demikian, penulis mengalami dan melihat bahwa warga asrama

mengikuti kegiatan pendampingan iman sebagian besar karena aturan asrama.

Misalkan kegiatan rutin setiap malam adalah ibadat sabda, jika belum bunyi

lonceng dua sampai tiga kali pertanda waktunya untuk berdoa sebagian masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

70

70

santai seperti tidak mendengar sehingga pendamping dan teman yang sungguh

serius harus menunggu semua hadir barulah memulai berdoa.

Dari tabel 3 pada pertanyaan item 5 disampaikan tujuan pendampingan

iman remaja. Tujuan pendampingan iman yaitu mau membantu dan mendukung

tumbuh kembangnya iman, supaya bertanggung jawab dan menjadi pribadi yang

dewasa dalam iman, menambah wawasan pengetahuan iman. Sejumlah 32 %

responden yang menyatakan bahwa tujuan pendampingan iman adalah membantu

mereka menjadi pribadi yang dewasa dan beriman. Demikian juga tujuan

pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati adalah membantu remaja

untuk mencapai pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, solider, peka, kreatif,

kritis, jujur, dan selalu bersemangat untuk maju dan berkembang menjadi pribadi

yang utuh dan beriman akan Yesus Kristus. Hal ini menunjukkan bahwa

pendampingan iman adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan responden

dalam rangka mengembangkan diri menjadi lebih baik dan berguna.

Pendampingan iman terlaksana dengan baik dan menyenangkan apabila

sarana prasrana yang tersedia mendukung kegiatan pendampingan iman. Ada 38

% responden yang menyatakan bahwa sarana prasrana yang ada cukup memadai.

Misalkan ada ruangan untuk berdoa, ada tape, kaset, buku doa, teks lagu-lagu

rohani. Ada 32 % responden juga yang menyatakan sarana prasrana dalam

pendampingan iman belum memadai. Misalkan; ruangan masih terbatas dan

sempit untuk jumlah warga asrama 135 orang sehingga ruang gerak terbatas.

Buku- buku doa masih terbatas jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah penghuni

asrama, VCD Player belum ada. Hal ini menunjukkan bahwa sarana prasarana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

71

71

untuk mendukung berjalannya pendampingan iman sangat perlu dilengkapi

sehingga pendampingan iman dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan.

Metode yang digunakan dalam pendampingan iman adalah metode dialog,

metode ceramah, metode dinamika kelompok. Sejumlah 42 % responden yang

menyatakan metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman adalah

metode ceramah. Kenyataan memang demikian, penulis mengalami sendiri.

Metode yang digunakan yaitu ceramah dimana yang banyak berbicara adalah

pendampingnya. menerangkan secara panjang lebar sehingga membuat bosan dan

ngantuk. Maka pihak asrama tertutama pendamping berusaha untuk belajar dari

situasi remaja sehingga bisa menggunakan metode yang bervariasi yang sungguh

menyentuh hati remaja dan selalu mempunyai kerinduan untuk mengikuti

kegiatan pendampingan iman.

Berjalannya suatu kegiatan pendampingan karena adanya pendamping.

Dari tabel 3 pertanyaan item 8 berkaitan dengan kemampuan pendamping dalam

mendampingi remaja. Sejumlah 46 % responden yang menyatakan suster

pendampingnya baik. Hal ini menunjukkan bahwa suster pendamping sudah

berusaha untuk mendampingi kaum remaja dengan baik. Contohnya suster yang

punya hati mau mendengarkan keluh kesah, menyapa warga asrama dengan penuh

perhatian serta sabar menghadapi berbagaimacam tingkah warga asramanya.

Tabel 3 pertanyaan item 9 menunjukkan pendampingan iman yang

disenangi oleh remaja yang tinggal di asrama Dharmawati. Dari beberapa

kegiatan pendampingan iman yang ada di asrama (rekoleksi/retret, ziarah, misa,

ibadat sabda), ada 56 % responden yang menyatakan pendampingan iman yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

72

72

disenangi adalah ziarah. Remaja lebih suka ziarah karena kegiatan di luar asrama,

pergi ke Gua Maria. Bagi mereka ziarah menyenangkan selain kegiatan berdoa

dilanjutkan dengan rekreasi bersama warga asrama serta berjumpa dengan banyak

orang.

Pendampingan iman yang kurang disenangi oleh sebagian warga asrama.

Sejumlah 32 % responden yang menyatakan kegiatan pendampingan iman tidak

menarik adalah ibadat sabda. Bagi remaja ibadat sabda tidak terlalu menarik dan

menjadi kegiatan rutin setiap malam yang mengalir begitu saja tanpa makna.

Ibadat sabda membuat ngantuk karena monoton, renungan yang berbelit-belit

susah untuk dimengerti. Sebagian warga asrama mengikuti ibadat sabda karena

aturan dan jadwal rutin yang harus dilaksanakan. Dalam hal ini pihak asrama

perlu berusaha untuk melaksanakan ibadat sabda yang kreatif serta menyiapkan

bahan renungan dengan matang serta sesuai dengan situasi remaja. Pendamping

juga perlu menyadarkan warga asrama bahwa ibadat sabda itu penting karena kita

mendengarkan firman Tuhan, merenungkannya dan berusaha untuk

melaksanakannya dalam hidup sehari-hari sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab masing-masing.

Tabel 3 pertanyaan item 10 menunjukkan manfaat dari pendampingan

iman bagi remaja. Kegiatan pendampingan iman di asrama membawa manfaat

bagi remaja. Sejumlah 40 % responden menyatakan manfaat yang paling banyak

adalah semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa

pendampingan iman yang dilaksanakan oleh asrama sangat membantu remaja

untuk semakin mengenal diri, sesama dan mendekatkan diri pada Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

73

73

3. Faktor-faktor Pendukung Pendampingan Iman di Asrama

Pendampingan iman dapat berjalan dengan baik dan lancar jika ada faktor

pendukung. Faktor pendukung berjalannya pelaksanaan pendampingan iman

antara lain: pendamping yang perhatian, materi sesuai dengan situasi remaja,

sarana prasrana yang cukup memadai, metode dan model pendampingan

bervariasi, adanya kerjasama antara pendamping dengan yang didampingi, adanya

staf inti asrama, adanya kesadaran dari setiap pribadi remaja. Dari tabel 4 no 14

yang menyatakan suster yang perhatian sejumlah 18 % responden. Suster

pendamping sungguh berusaha untuk memperhatikan warga asrama tanpa

membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan persentasi yang

sama besar adalah materi yang sesuai dan adanya kerjasama antara pendamping

dan warga asrama. Hal ini menunjukkan bahwa banyak hal yang mendukung

pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati.

4. Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Pendampingan Iman

Dalam pendampingan iman ada faktor- faktor yang menghambat untuk

mencapai apa yang sudah ditentukan atau yang sudah direncanakan. Tabel 4 no 15

menunjukkan faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman di asrama

Dharmawati. Sejumlah 18 % responden menyatakan metode dan model yang

digunakan dalam pendampingan iman tidak menarik. Penulis sendiri merasa

bahwa model yang dan metode yang digunakan selama ini kurang bervariasi.

Misalkan ibadat sabda, renungan yang dibawakan monoton dan kurang

menyentuh. Sejumlah 20 % yang menyatakan keterbatasan waktu karena

banyaknya tugas sekolah. Tugas sekolah sangat memerlukan banyak waktu. Jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

74

74

07.00- 13.00 berada di sekolah, sore hari ada les dan menggerjakan PR, sehingga

waktu untuk pendampingan iman sangat terbatas.

Kurangnya tenaga pendamping juga menjadi salah satu hambatan dalam

pendampingan iman. Pendamping asrama bekerja dalam tim, namun yang aktif

dan selalu ada bersama warga asrama adalah satu orang pendamping saja. Hal

demikian dikarenakan para pendamping mempunyai tugas lain, seperti mengajar

di sekolah SMKK, ada yang di rumah sakit, di keuskupan.

F. Kesimpulan Hasil Penelitian Pendampingan Iman Remaja di Asrama

Dharmawati Sintang Kalimantan Barat

Berdasarkan hasil penelitian pada bagian ini penulis memperoleh

kesimpulan bahwa pelaksanaan pendampingan iman remaja di asrama

Dharmawati masih perlu ditingkatkan. Peningkatan tersebut seperti; model dan

metode yang digunakan dalam pendampingan iman bervariasi, waktu untuk

pelaksanaan pendampingan iman disesuaikan karena warga asrama waktu terbatas

karena banyaknya tugas sekolah, memurnikan motivasi warga asrama bukan

sebagai kewajiban melainkan karena kebutuhan, pendampingan perlu

memperhatikan situasi remaja.

Dari data yang diperoleh, penulis menyimpulkan bahwa pendampingan

iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati masih membutuhkan proses untuk

mengikuti kegiatan pendampingan iman. Hal ini terlihat pada motivasi mereka

mengikuti kegiatan pendampingan iman yang diadakan oleh asrama. Ada yang

mengatakan mengikuti pendampingan iman karena adanya kesadaran diri, namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

75

75

ada dari mereka juga menyatakan mengikuti kegiatan pendampingan iman karena

aturan asrama wajib diikuti oleh seluruh anggota asrama.

Faktor penghambat yang dialami oleh remaja dalam pelaksanaan

pendampingan iman adalah metode dan model pendampingan yang kurang kreatif

membuat remaja merasa tidak bersemangat untuk mengikuti kegiatan

pendampingan iman. Selain itu juga kurangnya sarana yang mendukung kegiatan

pendampingan iman membuat pendampingan itu sendiri menjadi kurang menarik.

Seperti ruang untuk kegiatan terbatas, buku- buku masih kurang, LCD yang dapat

dipergunakan dalam pelaksanaan pendampingan iman. Kurangnya tenaga

pendamping menjadi hambatan karena tidak efektif satu atau dua pendamping

untuk 135 orang remaja. Keterbatasan waktu juga menjadi hambatan pelaksanaan

pendampingan iman karena banyaknya tugas sekolah dan pendamping

mempunyai tugas lain selain sebagai pendamping asrama.

Melalui penelitian ini penulis juga dapat menyimpulkan bahwa

pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati membutuhkan pendampingan

yang sungguh relevan dengan situasi remaja. Dalam pelaksanaan pendampingan

iman tentu dibutuhkan pendamping yang kreatif, metode dan model

pendampingan bervariasi, waktu yang cukup, adanya kesadaran dari pribadi

remaja. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan dari pendampingan tersebut

dapat tercapai sesuai yang diharapkan oleh pihak asrama maupun oleh warga

asrama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

76

BAB IV

USULAN PROGRAM SEBAGAI USAHA PENINGKATAN

PENDAMPINGAN IMAN REMAJA DENGAN KATEKESE MODEL

SHARED CHRISTIAN PRAXIS

Berangkat dari hasil penelitian yang sudah dibahas di bab III serta

pengalaman penulis selama tinggal di asrama Dharmawati, pendampingan yang

dilaksanakan kurang kreatif. Model dan metodenya yang digunakan dalam

pendampingan kurang menarik. Maka penulis menyampaikan usulan program

kegiatan pendampingan iman yang menarik bagi remaja yaitu dengan katekese

model Shared Christian Praxis. Selain Katekese model SCP belum pernah

dilaksanakan di asrama Dharmawati, katekese model Shared Christian Praxis

juga cocok untuk remaja. Remaja memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi

aktif saling berbagi pengalaman hidup yang dapat memperkaya iman satu sama

lain.

Maka pada Bab IV ini penulis membahas pendampingan iman remaja

dengan katekese model Shared Christian Praxis yang meliputi pengertian dan

langkah-langkah, alasan menggunakan katekese model SCP. Pada bagian

berikutnya ada usulan program yang meliputi latar belakang usulan program,

program pendampingan, tema yang dipilih, waktu pelaksanaan, contoh persiapan

katekese.

A. Katekese Model Shared Christian Praxis

Shared Christian Praxis merupakan suatu alternatif katekese umat model

pengalaman hidup. Model ini menekankan proses berkatekese yang bersifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

77

77

dialogal dan partisipatif yang bermaksud mendorong peserta, berdasarkan

konfrontasi antara “tradisi” dan “visi” hidup mereka dengan “Tradisi” dan “Visi”

Kristiani, agar baik secara pribadi maupun bersama, mampu mengadakan

penegasan dan mengambil keputusan demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah

(Sumarno DS. 2013: 14). Model katekese ini bermula dari pengalaman hidup

peserta, yang direfleksi secara kritis dan dikonfrontasikan dengan pengalaman

iman dan visi Kristiani supaya muncul sikap dan kesadaran baru yang memberi

motivasi pada keterlibatan baru.

1. Pengertian SCP

Pendampingan iman remaja membutuhkan suatu model yang mampu

menyentuh kebutuhan kaum remaja. Model SCP dapat diartikan sebagai suatu

model katekese yang bertolak dari pengalaman konkrit yang diolah dalam lima

langkah, direfleksikan secara kritis dan dikonfrontasikan dengan pengalaman

iman dan visi Kristiani sehingga muncul sikap dan kesadaran baru yang memberi

motivasi pada keterlibatan baru (Sumarno DS. 2013: 15). Katekese model SCP

bersifat dialogal yang partisipatif untuk mendorong peserta mengkomunikasikan

tradisi dan visi mereka dengan Tradisi dan Visi Kristiani sehingga baik secara

pribadi maupun bersama mampu mengadakan penegasan dan penggambilan

keputusan demi makin terwujudnya nilai-nilai kerajaan Allah di dalam kehidupan

sehari-hari (Heryatno Wono Wulung, 1997: 11). Katekese model SCP mencakup

tiga hal pokok yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya yakni Shared,

Christian Praxis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

78

78

a. Shared

Shared berarti berdialog atau berkomunikasi timbal balik, berbagi, rasa,

berbagi pengalaman, saling mendengarkan pengalaman satu sama lain. Dialog

pertama-tama mulai dari diri sendiri, kemudian disharingkan kepada sesama

peserta dalam suasana kasih persaudaraan (Sumarno DS, 2013: 16). Dalam dialog

ada dua unsur penting, yakni membicarakan dan mendengarkan. Membicarakan

berarti menyampaikan apa yang menjadi kebenaran dan pengalamanku dan

mengatakan apa yang terjadi dalam diriku sebagaimana adanya. Membicarakan

itu didasari oleh sikap keterbukaan dan kejujuran serta kerendahan hati untuk

mengungkapkan pengalaman dan pengetahuan yang nyata sebagaimana yang

terjadi. Mendengarkan itu berarti mendengarkan dengan hati dan rasa tentang apa

yang dikomunikasikan oleh orang lain. Paus Fransiskus dalam seruan Apostolik,

Evangelii Gaudium (Sukacita Injil) mengatakan mendengarkan dalam komunikasi

adalah keterbukaan hati yang memungkinkan terjadinya perjumpaan rohani.

Hanya melalui mendengarkan yang penuh hormat dan bela rasa dapat menemukan

pertumbuhan sejati dan membangkitkan kerinduan cita-cita Kristiani (EG, art.

171). Dengan mendengarkan orang lain maka peserta dapat menemukan diri

sendiri dan menemukan kehendak Tuhan. Mendengarkan melibatkan keseluruhan

diri sehingga dalam mendengarkan timbullah gerak hati, empati terhadap apa

yang dikomunikasi dengan orang lain (Sumarno DS, 2013: 16).

Pada model Shared ini baik peserta maupun pendamping dapat

menjadi nara sumber. Dalam sharing setiap peserta sesuai dengan gayanya,

pengalaman keterlibatanya yang konkret dan kepentingannya memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

79

79

sumbangan yang khas. Hubungan antar subyek yang mendatangkan perjumpaan

antar pribadi dapat membawa suatu kesadaran akan pentingnya rasa solidaritas

karena memiliki perjuangan visi yang sama (Heryatno Wono Wulung 1997: 4).

Karena itu semua peserta menjadi partner yang aktif terlibat, dan secara kritis

mengolah pengalaman mereka serta keadaan faktual remaja. Bentuk sharing

sangat membantu peserta untuk mengalami proses bersama dalam mengolah

pengalaman. Bentuk sharing ini cocok dipergunakan dalam pendampingan iman

remaja karena mereka diberi kesempatan untuk ambil bagian secara aktif dengan

cara saling berbagi pengalaman hidup mereka masing-masing.

b. Christian

Katekese model SCP menekankan unsur Christian dari kekayaan iman

Kristiani sepanjang sejarah dan visinya diupayakan terjangkau untuk kehidupan

peserta zaman sekarang (Heryatno Wono Wulung, 1997: 2). Kekayaan iman

Gereja sepanjang sejarah berkembang menjadi pengalaman iman jemaat pada

zaman sekarang. Proses ini mengharapkan kekayaan iman Gereja dapat

menyentuh kehidupan dan pengalaman umat saat ini. Kekayaan iman yang

ditekankan dalam model ini meliputi dua unsur pokok yaitu pengalaman iman

hidup Kristiani sepajang sejarah dan visinya.

Mengenai tradisi Kristiani dan visinya, Heryatno Wono Wulung

(1997: 3) yang menyadur pendapat Thomas H. Groome dalam Shared Christian

Praxis: suatu model berkatekese menguraikan demikian:

Tradisi Kristiani mengungkapkan realitas iman jemaat Kristiani yang

hidup dan sungguh dihidupi. Inilah tanggapan manusia terhadap

pewahyuan diri Allah yang terlaksana dalam kehidupan manusia. Dalam

konteks tradisi perlu dipahami sebagai perjumpaan antara rahmat Allah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

80

80

dalam Kristus dan tanggapan manusia. Maka dari itu tradisi di sini tidak

hanya berupa tradisi pengajaran Gereja tetapi juga meliputi Kitab Suci,

spiritualitas, refleksi teologis, sakramen, liturgi, seni, nyanyian rohani,

kepemimpinan kehidupan jemaat dan lain-lain. Sebagai realitas iman yang

dihidupi dalam konteks hiostorisnya, tradisi Kristiani senantiasa

mengundang keterlibatan praktik dan proses pemberian diri. Visi Kristiani

mengarisbawahi tuntutan dan janji yang terkandung di dalam tradisi,

tanggungjawab dan pengutusan orang kristiani sebagai jalan untuk

menghidupi semangat dan sikap kemuridan mereka. Visi Kristiani yang

paling hakiki adalah terwujudnya kerajaan Allah di dalam kehidupan

manusia. Visi ini menunjuk proses sejarah kehidupan umat Kristiani yang

berkesinambungan dan bersifat dinamis, mengundang penilaian,

penegasan, pilihan dan keputusan.

Berdasarkan pada pengertian Tradisi dan Visi Kristiani tersebut, maka

disimpulkan bahwa kata Christian menunjuk seluruh pengalaman iman umat yang

merupakan tanggapan manusia terhadap janji Allah. Manusia menanggapi

pewahyuan Allah tersebut dalam seluruh gerak hidup hariannya baik sikap

maupun perbuatan .

c. Praxis

Praxis sebagai perbuatan atau tindakan meliputi seluruh keterlibatan

manusia dalam dunia, segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia dengan tujuan

tertentu atau dengan sengaja (Sumarno DS, 2013: 15). Praxis ini merupakan

ungkapan pribadi yang meliputi ungkapan fisik, emosional, intelektual, spiritual

dari hidup kita. Tindakan ini meliputi sesuatu yang kumiliki, kurasakan dan

kualami, bukan sesuatu yang teoritis. Praxis mempunyai tiga unsur pembentuk

yang saling berkaitan: aktivitas, refleksi dan kreatifitas.

Aktivitas meliputi kegiatan mental dan fisik, kesadaran, tindakan

personal dan sosial, hidup pribadi dan kegiatan publik bersama yang semuanya

merupakan medan masa kini untuk perwujudan diri manusia. Refleksi

menekankan refleksi kritis terhadap tindakan historis pribadi dan sosial dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

81

81

masa lampau, terhadap praxis pribadi dan kehidupan bersama masyarakat serta

terhadap”Tradisi” dan “Visi” iman kristiani sepanjang sejarah. Kreatifitas

merupakan perpaduan antara aktivitas dan refleksi yang menekankan sifat

transenden manusia dalam dinamika menuju masa depan untuk praxis baru

(Heryatno Wono Wulung, 1997: 2).

Unsur- unsur tersebut di atas berfungsi membangkitkan perkembangan

imaginasi, meneguhkan kehendak dan mendorong praxis baru yang dapat

dipertanggungjawabkan. Praxis yang meliputi aktifitas, refleksi dan kreatifitas

dalam pendampingan iman remaja menjadi peluang dan kesempatan yang baik

untuk mengarahkan remaja dalam menghadapi permasalahan dirinya. Aktivitas

mencakup keseluruhan pribadi remaja dalam seluruh pengalaman hidupnya.

Pengalaman ini kemudian direfleksikan sehingga memunculkan kesadaran untuk

terlibat dalam kreatifitas baru (Heryatno Wono Wulung, 1997: 4).

2. Langkah-Langkah Katekese Model Shared Christian Praxis

Heryatno Wono Wulung, 1997: 5-7 menyadur pendapat Thomas

Groome yang mengemukan, terdapat lima langkah Shared Christian Praxis.

a. Langkah Pertama: Pengungkapan Praksis Faktual

Pada langkah pertama ini, para peserta diajak untuk mengungkapkan

pengalaman hidup faktual, entah itu pengalaman hidup pribadi atau peristiwa

yang terjadi dalam masyarakat. Untuk mempermudah para peserta

mengungkapkan pengalamannya, pemandu dapat menggunakan berbagai sarana

dalam bentuk ceritera, puisi, tarian, nyanyian, drama pendek atau lambang. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

82

82

proses pengungkapan itu, peserta dapat menggunakan perasaan mereka, sikap,

kepercayaan, dan keyakinan yang melatarbelakanginya (Heryatno Wono Wulung,

1997: 5). Dengan cara itu peserta diharapkan menjadi sadar dan bersikap kritis

pada pengalaman hidupnya sendiri. Di samping pengalaman pribadi, peserta juga

dapat mengungkapakan pengalaman orang lain atau keadaan masyarakatnya.

Komunikasi pengalaman konkret para peserta diharapkan dapat melahirkan tema-

tema dasar yang akan direflekssikan secara kritis pada langkah berikutnya.

Langkah pertama ini bersifat obyektif, mengungkapkan apa yang sesungguhnya

terjadi.

Langkah pertama ini dalam pendampingan iman kaum remaja merupakan

kesempatan yang indah untuk mengungkapkan atau mensharingkan pengalaman

yang mereka alami secara leluasa. Sharing menjadi salah satu metode yang

disenangi oleh kaum remaja karena mereka merasa diperhatikan, didengarkan,

diberi kesempatan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya.

b. Langkah Kedua: Refleksi Kritis Pengalaman Faktual

Langkah kedua ini mendorong peserta untuk lebih aktif, kritis dan kreatif

dalam memahami serta mengolah keterlibatan hidup mereka sendiri maupun

masyarakatnya. Tujuan langkah ini adalah memperdalam refleksi dan mengantar

peserta pada kesadaran kritis akan keterlibatannya. Refleksi tersebut meliputi segi

asumsi dan alasan, motivasi, sumber historis, kepentingan dan konsekuesi yang

disadari dan hendak diwujudnyatakan (Heryatno Wono Wulung, 1997: 6).

Pembimbing menciptakan suasana pertemuan yang mendukung dan

menghormati serta mengundang peserta untuk berrefleksi secara kritis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

83

83

mendorong peserta untuk untuk mengadakan dialog dan penegasan bersama.

Peserta memperdalam pemahaman kenangan dan imaginasi serta mengajak

peserta untuk berani berbicara (Sumarno Ds, 2013: 20). Dalam pendampingan

iman, langkah ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengajak kaum remaja

untuk merefleksikan pengalaman hidupnya sehari-hari sehingga mampu

menemukan makna dari setiap pengalaman yang mereka alami.

c. Langkah Ketiga: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih

Terjangkau

Tradisi adalah iman Kristiani yang sungguh dihidupi dan

diperkembangkan Gereja dalam sejarahnya. Maka Tradisi Gereja tidak terbatas

pada pengajaran Gereja (dogma) tetapi juga mencakup Kitab Suci, spiritualitas,

devosi, kebiasaan hidup beriman, aneka kesenian Gereja, liturgi dan

kepemimpinan. Visi merefleksikan harapan dan janji, mandat dan tanggungjawab

yang muncul dari Tradisi suci yang bertujuan untuk mendorong dan menguhkan

iman jemaat dalam keterlibatannya untuk mewujudkan kehadiran nilai-nilai

Kerajaan Allah (Heryatno Wono Wulung, 1997: 6).

Pada langkah ini pendamping memberikan informasi mengenai hal-hal

yang bersifat ideal, dengan sumber dari Kitab suci atau dokumen Gereja

(Sumarno DS, 2013: 20). Langkah ini juga penting bagi pendampingan iman

remaja, karena remaja diajak untuk mendalami pengalaman Kristiani sehingga

mereka mendapatkan informasi yang benar. Pendamping mempunyai kesempatan

untuk memberikan informasi tentang ajaran pokok sehubungan dengan

pengalaman Kristiani dari Kitab Suci maupun dari dokumen Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

84

84

d. Langkah Keempat: Interprestasi Dialektis antara Praksis dan Visi Peserta

dengan Tradisi dan Visi Kristiani

Langkah ini mengajak peserta supaya dapat meneguhkan,

mempertanyakan, memperkembangkan, menyempurnakan gagasan penting yang

telah ditemukan pada langkah pertama dan kedua. Selanjutnya gagasan penting

itu dikonfrontasikan dengan tradisi dan visi Kristiani dari langkah ketiga

(Heryatno Wono Wulung, 1997: 7). Dari proses konfrontasikan tersebut

diharapkan peserta dapat secara aktif menemukan kesadaran atau baru yang

hendak diwujudkan. Dengan kesadaran baru itu peserta akan lebih bersemangat

dalam mewujudkan imannya dan dengan itu diharapkan supaya nilai-nilai

kerajaan Allah semakin dapat dirasakan di tengah-tengah kehidupan bersama.

Pendamping hendaknya menghormati kebebasan dan hasil penegasan

peserta, termasuk peserta yang menolak tafsiran pendamping. Pendamping

membantu peserta untuk meyakinkan peserta bahwa mereka mampu

mempertemukan nilai pengalaman hidup dan visi mereka dengan nilai Tradisi dan

visi Kristiani. Pendamping mendorong peserta untuk merubah sikap dari

pendengar yang pasif menjadi yang aktif dan menyadari bahwa tafsiran

pendamping bukan harga mati. Pendamping sangat perlu untuk mendengar

dengan hati tanggapan, pendapat, dan pemikiran peserta (Sumarno DS, 2013: 22).

Pada langkah ini, pendamping berusaha untuk memberi kebebasan kepada

para remaja untuk mempertimbangkan, menilai, dan mengambil keputusan sesuai

dengan situasi yang meraka alami. Pendamping tidak menentukan pokok-pokok

yang harus dipilih sebagai suatu pedomaan dalam kehidupan para remaja, supaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

85

85

mereka tidak lagi akan merasa tidak bebas (Heryatno Wono Wulung, 1997: 33).

Dengan proses itu diharapkan hidup iman peserta menjadi lebih aktif, dewasa dan

missioner.

e. Langkah Kelima: Keterlibatan baru demi makin terwujudnya Kerajaan

Allah

Langkah yang terakhir ini bertujuan mendorong peserta supaya sampai

pada keputusan konkret bagaimana menghidupi iman Kristiani pada konteks

hidup yang telah dianalisa dan dipahami, direfleksi secara kritis, dinilai secara

kreatif dan bertanggung jawab (Heryatno Wono Wulung, 1997: 7). Inilah

tangapan praktis peserta terhadap situasi konkret mereka yang telah

dikonfrontasikan dengan tradisi dan nilai Kristiani. Tanggapan peserta

dipengaruhi oleh tema dasar yang direfleksikan, nilai-nilai Kristiani yang

diinternalisasi, dan konteks kepentingan religius, politis dan ekonomis peserta.

Dalam pendampingan iman remaja langkah ini sangat efektif bagi kaum remaja

karena remaja membutuhkan pengakuan akan apa yang diekspresikannya.

Langkah ini mengajak remaja untuk melakukan tindakan konkrit. Proses

konfrontasi dalam pendampingan iman memotivasi remaja untuk memunculkan

ide dan mewujudnyatakan dalam keterlibatan baru demi terwujudnya Kerajaan

Allah dalam dunia remaja. Remaja memiliki kemampuan untuk mengambil

bagian dalam usaha mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan

sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

86

86

3. Alasan menggunakan Katekese Model Shared Christian Praxis

Alasan penulis menggunakan katekese model SCP dalam pendampingan

iman di asrama Dharmawati ialah karena penulis sendiri melihat dan mengalami

proses proses pendampingan di asrama modelnya kurang bervariasi. SCP dipilih

untuk menjadi model pendampingan iman remaja karena model ini mampu

membantu remaja yang sedang dalam proses pembentukan menjadi pribadi yang

dewasa.

Remaja banyak mengalami permasalahan dalam kehidupannya, dan proses

katekese SCP berangkat dari pengalaman faktual yang meliputi permasalahan

hidup konkret remaja. Kaum remaja diajak untuk mengungkapkan pengalaman

hidup kemudian direfleksikan, ditawarkan nilai-nilai visi dan tradisi kristiani

dalam bentuk tafsir Kitab Suci, didialogkan untuk mengkonfrontasikan tradisi dan

visi kristiani tersebut. SCP memberi kesempatan bagi para remaja untuk

menerima masukan mengenai hal-hal yang bersifat ideal sebagi bekal dalam hidup

sebagai remaja yang masih dalam proses pencarian identitas diri.

Pada proses SCP relasi antara remaja berlangsung sehingga terjadi proses

bersama yang membuat mereka sungguh dihargai sebagai subyek yang

menemukan sendiri dan tidak lagi merasa didikte oleh pendamping sehingga

membantu remaja untuk menuju suatu aksi konkrit ke arah hidup yang lebih baik.

Penulis menyakini bahwa model katekse Shared Christian Praxis dapat dipakai

untuk pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati Sintang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

87

87

B. Usaha Peningkatan Pelaksanaan Pendampingan Iman Remaja

1. Pengertian Peningkatan

Menurut seorang ahli bernama Adi S, peningkatan berasal dari kata

tingkat, yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk

susunan. Sedangkan peningkatan berarti kemajuan. Secara umum, peningkatan

dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik

(http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-menurut-para-

ahli/ akses tanggal 19 Maret, jam 21.00).

Berdasarkan pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa peningkatan

adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pendamping untuk membantu remaja

semakin bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik. Upaya yang dilakukan

melalui proses pelaksanaan pendampingan iman lebih baik, lebih kreatif, lebih

menarik sehingga remaja dapat lebih antusias menanggapinya. Pendampingan

dikatakan meningkat apabila adanya suatu perubahan dalam proses pendampingan

serta hasil pendampingan nampak dalam hidup sehari-hari.

2. Tujuan Peningkatan

Peningkatan pendampingan pada hakikatnya merupakan upaya perubahan.

Oleh karena itu, proses perubahan dalam peningkatan pendampingan adalah suatu

harapan. Proses perubahan menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan

mutu pendampingan. Perubahan tersebut meliputi; remaja, tenaga pendamping,

sarana prasarana, model dan metode, suasana, proses pendampingan serta

lingkungan asrama. Hal demikian karena pendampingan merupakan kegiatan-

kegiatan yang mendorong dan membantu remaja belajar menemukan jati dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

88

88

sebagai pribadi agar kelak mereka mampu menjawab panggilan hidupnya sebagai

orang beriman dengan penuh tanggungjawab. Oleh karena itu, usaha peningkatan

pendampingan sangat perlu dan penting.

3. Arah Peningkatan

Arah peningkatan pendampingan merupakan panduan hidup asrama yang

diterima dan diperjuangkan bersama oleh segenap penghuni asrama Dharmawati

Sintang. Dengan panduan ini, kebersamaan dan gerak pendampingan di asrama

Dharmawati menjadi makin bermakna dan memberikan kesegaran hidup,

sehingga sabda Yesus, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan

mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10: 10) makin terwujud dalam

kebersamaan hidup sebagai saudara di asrama.

Selain itu, peningkatan pendampingan mengarahkan warga asrama

menjadi remaja kristiani yang beriman dan bertanggungjawab, berpusat pada

Yesus Kristus. Dengan demikian mereka mampu menemukan nilai-nilai kristiani

dan mewujudkannya dalam tindakan nyata setiap hari, baik di asrama, sekolah,

keluarga serta masyarakat. Arah peningkatan juga merupakan peneguhan jati diri.

Jati diri kita sebagai Gereja, seperti dirumuskan oleh Konsili Vatikan II, adalah

“persekutuan umat yang terdiri dari orang-orang, yang dipersatukan dalam

Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam peziarahan menuju Kerajaan Bapa, dan

telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua orang”

(Gaudium et Spes, art. 1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

89

89

C. Usulan Program Pendampingan

1. Latar Belakang Usulan Program

Pada bab III telah dijelaskan situasi konkrit yang ada di asrama, baik

mengenai remaja maupun permasalahan yang dihadapi. Selama ini pendampingan

iman di asrama dilaksanakan dalam kelompok besar yang diikuti oleh semua

warga asrama. Pendampingan iman tersebut berupa doa bersama, devosi, misa,

rekoleksi/retret. Pendampingan dalam kelompok besar sukar bagi pendamping

untuk mengarahkan serta melibatkan seluruh peserta sehingga terkesan monoton,

membosankan dan kurang efektif. Terbatasnya waktu, model dan metode yang

kurang bervariasi, kurangnya tenaga pendamping, sarana prasrana serta suasana

kurang mendukung dalam pelaksanaan pendampingan. Oleh karenanya

pendampingan hendaknya melihat dan memperhatikan situasi konkrit hidup

peserta sehingga apa yang menjadi kegiatan pendampingan tercapai yaitu remaja

semakin dewasa imannya dan dapat mempertanggungjawabkannya dalam

kehidupannya baik di asrama, keluarga serta masyarakat luas.

Maka dari itu supaya semua warga asrama ambil bagian secara aktif

dalam mengikuti pendampingan iman, penulis mengusulkan dalam pelaksanaan

pendampingan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan jumlah 20- 35

orang. Pembagian kelompok bermaksud untuk lebih mudah, lebih dekat, akrab

satu sama lain serta semuanya dapat terlibat aktif. Pendampingan iman yang

digunakan adalah ketekese model Shared Christian Praxis, karena memberikan

kesempatan kepada remaja untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi

dan berangkat dari pengalaman konkrit kaum remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

90

90

2. Pemilihan Tema dan Penjabaran Tema

Pemilihan tema untuk program pendampingan sesuai dengan situasi dan

kebutuhan remaja yang menjadi subyek pendampingan. Pendampingan iman

remaja di asrama Dharmawati Sintang bertujuan untuk mendampingi remaja

menjadi pribadi yang dewasa, bertanggungjawab serta beriman. Penulis

merumuskan tema dalam usulan program ini berdasarkan hasil penelitian dan

pengalaman penulis membantu mendampingi remaja di asrama selama satu tahun.

Pendampingan yang sudah dilaksanakan terasa monoton dan membosankan dan

kurang kreatif, sehingga sebagian besar warga asrama mengikutinya karena

kewajiban atau aturan asrama.

Maka di bawah ini penulis mencatumkan beberapa tema yang cocok untuk

situasi remaja di asrama Dharmawati Sintang. Adapun tema umum usulan

program katekese model SCP ini adalah sebagai berikut : “Aku dan sesama

ciptaan Tuhan yang berkembang menjadi dewasa sehingga mampu membangun

sikap jujur serta mampu bersikap kritis terhadap media massa di zaman ini”.

Adapun tujuan dari tema ini yakni mengajak remaja mensyukuri kebaikkan

Tuhan, mampu bersikap jujur dan mengkritisi media massa dengan penuh rasa

tanggungjawab sehingga berkembang menjadi remaja yang dewasa.

Melalui tema tersebut diharapkan remaja dapat terbantu untuk semakin

mensyukuri anugerah hidup yang Tuhan berikan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu juga mengajak kaum remaja untuk bersikap jujur. Jujur terhadap diri

sendiri, Tuhan dan sesama. Remaja diharapkan semakin mengkritisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

91

91

perkembangan arus zaman terutama media massa, sehingga mampu menggunakan

secara tepat dan benar.

Maka dari rumusan tema dan tujuan umum di atas, penulis menjabar

dalam 3 (tiga) tema besar dan dibagi lagi dalam subtema. Adapun tema dan

subtema, sebagai berikut:

a. Aku dan Sesama Berkembang Menjadi Dewasa

Tema di atas membantu remaja memahami dan menyadari betapa

pentingnya mengenal diri sebagai pribadi yang unik dan mengembangkan potensi

diri serta membangun relasi yang baik dengan sesama dalam kehidupan sehari-

hari.

(1) Aku pribadi yang unik

Remaja merasa kurang puas dengan perkembangan dirinya, merasa tidak

sama dengan orang lain, juga sebaliknya orang lain tidak sama seperti dirinya

(Tangdilintin, 1984: 8). Maka remaja perlu dibantu untuk semakin menyadari

keunikan dirinya dan menerimanya dengan penuh syukur. Mereka juga diajak

untuk menyadari bahwa dirinya indah dan istimewa. Keistimewaan ini hendaknya

disadari sungguh-sungguh. Kitab Suci Kejadian menceritakan bahwa, manusia itu

adalah ciptaan Tuhan yang unik dan istimewa. Allah merencanakan dan

menciptakannya menurut gambar dan rupa-Nya (Kej 1: 26).

(2) Mengembangkan potensi diri

Potensi/kemampuan adalah anugerah Tuhan, yang dalam Kitab Suci sering

disebut talenta. Setiap orang mempunyai potensi/kemampuan dalam ukuran

tertentu. Tuhan menghendaki agar talenta itu dikembangkan dan digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

92

92

Dalam Injil Matius 25:14-30, dikisahkan tentang seorang tuan yang memanggil

hamba-hambanya dan memberi mereka sejumlah talenta untuk “dikembangkan”

dan “digunakan”. Tuan yang telah memberi talenta itu ternyata bertindak tegas

terhadap hamba yang tidak mengembangkan dan menggunakan talenta itu dengan

baik.

Setiap orang termasuk kaum remaja diberi talenta oleh Tuhan. Maka tema

di atas tujuannya adalah mengajak remaja menyadari potensi yang ada dalam

dirinya serta dapat mengembangkannya dalam hidup sehari-hari. Mereka harus

mengembangkan dan menggunakan talenta itu sebagaimana mestinya sehingga

berguna bagi dirinya, sesama dan demi kemuliaan nama Tuhan.

(3) Aku dan sesama adalah saudara

Setiap hari kita mengalami banyak perjumpaan dengan orang lain. Kita

berjumpa bukan hanya dengan orang-orang yang kita kenal saja tetapi juga orang

yang tidak kita kenal. Baik itu ketika sedang naik angkutan, ketika kita pergi ke

pasar, ketika di sekolah, ketika di gereja, ketika kita jalan-jalan dan sebagainya.

Akibat dari perjumpaan dengan orang-orang yang tidak kita kenal, kita seringkali

menjadi diam dan tidak saling menyapa. Hal itu terjadi bukan hanya karena tidak

kenal tetapi juga karena kita tidak mau keluar dari dunia kita sendiri. Kita segan

untuk memulai terlebih dahulu menyapa sesama.

Kisah orang samaria yang baik hati memberikan gambaran jelas tentang

cara pandang kita terhadap sesama (Luk 10: 25-37. Yesus menunjukkan kepada

kita bahwa kita semua adalah saudara dan sesama. Maka penulis mengusulkan

subtema” Aku dan sesama adalah saudara”. Tujuan subtema ini adalah bersama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

93

93

pendamping, peserta (remaja) menyadari bahwa sesama adalah saudara yang aku

hargai, karena sesama adalah ciptaan Tuhan. Maka dengan demikian dalam

kehidupan sehari-hari remaja semakin mampu melihat sesama sebagai saudara

yang harus dihormati baik di asrama, di sekolah, di masyarakat.

(4) Aku menjadi dewasa

Pendampingan kepada para remaja bertujuan untuk mengembangkan

remaja menjadi orang-orang Kristiani yang dewasa (Shelton, 1988: 106). Semua

manusia, termasuk kaum remaja mendambakan menjadi orang yang dewasa dan

beriman. Hal tersebut melalui proses perjuangan dan keterbukaan hati dari setiap

pribadi untuk mau berkembang. Maka penulis merumuskan subtema “Aku

menjadi dewasa”. Tujuan subtema “bersama pendamping, peserta menyadari

bahwa menjadi pribadi yang dewasa dan beriman merupakan proses yang

diperjuangkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dengan demikian remaja

semakin mampu menghargai, menerima apa yang menjadi bagian dari proses

tersebut dalam kehidupannya setiap hari baik di asrama maupun di sekolah.

b. Kejujuran

Katekismus Gereja Katolik mengatakan; kebajikan ketulusan hati atau

kejujuran menuntut bahwa orang nyata sebagai benar dalam perbuatannya,

mengatakan kebenaran dalam kata-katanya dan menjauhkan diri dari lidah

bercabang, kepura-puraan, penipuan, dan kemunafikan (KGK no 2468). Dalam

kehidupan sehari-hari tak sedikit manusia bersikap tidak jujur. Maka penulis

merumuskan tema “Kejujuran”. Tujuan dari tema “Bersama pendamping, peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

94

94

(remaja) memperkembangkan semangat kejujuran serta dapat mengambil sikap

jujur terhadap segala kenyataan yang dihadapinya. Adapun tema kejujuran

dirumuskan menjadi dua subtema yaitu:

(1) Jujur terhadap tugas ku.

Kejujuran merupakan tingkah laku yang dimiliki oleh seorang individu

dalam mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan

dan kebenaran. Individu terkadang melupakan nilai dari kejujuran itu sendiri.

Contoh yang ketidakjujuran sebagai seorang pelajar adalah menyontek saat

ulangan, tidak mengerjakan PR, cukup mengharapkan pekerjaan teman. Maka

penulis merumuskan subtema “Jujur terhadap tugas ku”. Tujuannya adalah

bersama pendamping peserta mampu mengembangkan sikap jujur terhadap tugas

sebagai pelajar di sekolah merupakan sebagai siswa yang baik.

(2) Jujur terhadap diri sendiri, sesama, Tuhan

Kejujuran dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di

lingkungan pribadi, lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial. Jujur yaitu

tidak berbohong, tidak mengingkar janji, dan tidak menipu, serta mengakui

kesalahan merupakan dasar pegangan dalam berbuat jujur. Santo Paulus

menasehatkan “Jauhilah segala dusta dan bicaralah yang benar satu sama lain ,

sebab kita adalah anggota, satu terhadap yang lain“ (Ef 4: 25). Dalam kehidupan

konkrit seringkali kita jumpai orang membelokkan bahkan mengabaikan

kejujuran. Banyak orang merasa dirinya benar. Misalkan pura-pura sopan supaya

mendapat pujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

95

95

Jaman modern membuat orang percaya pada kemampuannya sendiri.

Tetapi tidak jarang bahwa kesadaran pada kemampuan sendiri mengakibatkan

kesombongan. Orang menjadi lupa bahwa kemampuan yang dimilikinya itu

berasal dari Tuhan. Kaum remaja yang hidup dalam jaman seperti itu bisa

terombang-ambing oleh timbul tenggelamnya nilai kejujuran terhadap Tuhan.

Maka penulis merumuskan subtema “Jujur terhadap diri sendiri, sesama, Tuhan”.

Tujuannya adalah bersama pendamping, peserta (remaja) menyadari

bahwa kejujuran dapat memperkembangkan diri, syarat dalam hidup bersama

serta sadar bahwa Tuhanlah sumber kejujuran. Sebagai orang beriman kita harus

tetap bersikap benar, jujur dan adil. Yesus bersabda “Jika ya hendaknya ya, jika

tidak hendaknya katakan tidak; apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat” (Mat

5: 37). Jika demikian remaja akan memperoleh kekuatan untuk maju dalam hidup

serta mampu bersikap jujur terhadap diri sendiri, sesama dan Tuhan.

c. Bersikap Kritis terhadap Pengaruh Media Massa

Media massa adalah segala macam bentuk sarana penyiaran yang dapat

diakses oleh khalayak atau masyarakat secara luas, baik berupa tulisan, gambar,

suara. Media tersebut seperti (TV, radio, HP, FB, Twitter, jaringan internet, koran,

majalah). Media bisa memberikan pengaruh yang demikian luas, merambah

segala macam lapisan. Dalam kaitannya dengan kehidupan kaum remaja,

pengaruh media sangat kuat di mana remaja berada pada fase yang labil secara

emosional dan masih dalam proses pencarian jati diri. Mereka akan lebih mudah

terpengaruh, lantaran sikap mereka yang masih mencari-cari dan mencoba-coba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

96

96

Maka penulis merumuskan tema ”Bersikap kritis terhadap pengaruh media

massa”.

Tujuannya adalah bersama pendamping, peserta (remaja) mampu

menggunakan media massa secara kritis dan bertanggungjawab. Kritis berarti:

membedakan mana yang benar dan salah atau berguna dan tidak berguna.

Bertanggungjawab berarti: atas dasar pertimbangan yang sesuai dan dapat

dipertanggungjawabkan secara tepat. Kita belajar dari sikap Yesus; “Hari Sabat

ada untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk 2: 27).

3. Waktu Pelaksanaan

Dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, keterbatasan waktu menjadi

kesulitan untuk melaksanakan pendampingan iman dengan efektif. Melihat

keterbatasan yang ada penulis mengusulkan rencana kegiatan pendampingan iman

yang kiranya dapat terlaksana dengan baik. Pertemuan diadakan sekali sebulan

dengan tema pertemuan yang sudah tersedia. Katekese model SCP dilaksanakan

setiap hari Minggu, pukul 17.00- 19.00.

Adapun dalam proses pelaksanaan katekese model SCP, dibagi dalam

kelompok kecil berjumlah 25-35 dari jumlah keseluruhan 135 orang. Di dalam

kelompok-kelompok kecil setiap orang dapat saling memperhatikan, dihargai

sebagai pribadi dan mendapat kesempatan untuk tampil (Tangdilintin, 1984: 16).

Pembagian dalam kelompok kecil, sesuai dengan kelompok unit yang ditempati.

Pada Minggu pertama dilaksanakan untuk kelompok unit 1 dan 2. Pada Minggu

kedua untuk kelompok unit 3 dan 4. Minggu ketiga untuk kelompok unit 5 dan 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

97

97

Minggu keempat untuk kelompok unit 7 dan 8. Pada proses pelaksanaan katekese

didampingi oleh dua orang suster pendamping.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

98

4. Matriks Program Katekese

Tema Umum : Aku dan sesama ciptaan Tuhan yang berkembang menjadi dewasa sehingga mampu

membangun sikap jujur serta mampu bersikap kritis terhadap media massa di zaman ini.

Tujuan Umum : Mengajak remaja mensyukuri kebaikkan Tuhan, mampu bersikap jujur dan mengkritisi media massa

dengan penuh rasa tanggungjawab sehingga berkembang menjadi remaja yang dewasa.

No Tema Tujuan tema Sub Tema Tujuan Sub Tema Metode Sarana Sumber

Bahan

Waktu

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Aku dan

sesama ber

kembang

menjadi

dewasa.

Agar warga

asrama semakin

memahami dan

menyadari

betapa

pentingnya

relasi yang baik

dan

membahagiakan

dalam

kehidupan

sehari-hari

1) Aku

pribadi

yang unik

Bersama

pendamping, peserta

(remaja) semakin

menyadari keunikan

dirinya dan

menerimanya

dengan penuh

syukur

- Sharing

- Refleksi

pribadi

- Tanya jawab

- Informasi

- mengamati

- Tape

recorder

- Kitab

Suci :

Kej.1 :

26 –31;

- Mzm.

139

- Pas Foto

- Teks

Lagu

”Citra

Allah”

- Kitab Suci

- Buku

PAK

Guru/

Siswa

Kls. X

(Komkat

KWI)

- LBI.

Tafsir

Kitab Suci

Perjan

jian

Lama.

2002.

Minggu,

Pukul:

17.00-

19.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

99

Yogyakarta

Kanisius

Pengalaman

remaja

. 2) Mengem

bangkan

potensi

diri

Bersama

pendamping, peserta

(remaja) menyadari

potensi yang ada

dalam dirinya serta

dapat

mengembangkan

nya dalam hidup

sehari-hari.

- diskusi

- tanya jawab

- informasi

- ekspresi

- refleksi

pribadi

- Video

" Qian

Hongyan”

- LCD

- Lap Top

- Teks lagu

" Bapa

Engkau

Sungguh

Baik"

- Teks lagu

Jangan

Menyerah

- https://w

ww.yout

ube.com

/watch?

v=lI7Q1

R1FJ3I

- LBI.

2002.

Tafsir

Perjan

jian

Baru.

Yog

yakarta.

Kanisius

- SEKAFI

1998.Ka

tekese

untuk

SLTA.

Minggu,

Pukul:

17.00-

19.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

100

3) Aku dan

sesama

adalah

saudara

Bersama

pendamping, peserta

(remaja) menyadari

bahwa sesama

adalah saudara yang

aku hargai, karena

sesama adalah

ciptaan Tuhan

- Sharing

- Tanya

Jawab

- permainan

- menyanyi

- refleksi

- informasi

- Teks

lagu”

Dalam

Yesus

Kita Ber

saudara”

- Teks

Kitab

Suci

Luk.10:

24-42

- Teks

cerita

”Kasih

Persau

daraan”

- Kitab

Suci

- LBI.

2002.

Tafsir

Perjan

Jian

Baru.

Yog

yakarta.

Kanisius

- SEKAF.

1998.Ka

tekese

untuk

SLTA.

- http://ce

ritamoti

vasibija

k.blogsp

ot.com/2

013/05/k

asihpers

audaraa

n.

Html

Minggu,

Pukul:

17.00-

19.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

101

4) Aku

menjadi

orang

dewasa

Bersama

pendamping, peserta

(remaja) sadar

bahwa tujuan dari

seluruh kegiatan

yang mereka

lakukan untuk hidup

lebih baik, lebih

maju,lebih menjadi

dewasa

- Sharing

pengalaman

- Refleksi

- Menyanyi

- Tanya jawab

- informasi

- Tape

recorder

- Kitab

Suci

Gal.

5:16-26

- Teks

lagu

”Bejana

Siap

dibentuk

- Teks

lagu

- Kitab

Suci

- LBI.

2002

Tafsir

Alkitab

perjan

jian

Baru.

Yog

yakarta.

Kanisius

- Pengala

man

remaja

Shelton,

1988:

106-112

- Diktat

aneka

rekoleksi/

retret.hal

48-50

Minggu

Pukul:

17.00-

19.00

-

-

-

-

-

-

-

2 Kejujuran Agar remaja

semakin

memperkemban

gkan semangat

kejujuran serta

1) 1) Jujur

terhadap

tugasku

Bersama

pendamping, peserta

(remaja)

menyadarkan remaja

bahwa kejujuran

- Diskusi

- Renungan

- Sharing

- Informasi

- Mengamati

- Tape

recorder

- Kitab

Suci

- Teks

- Kitab

Suci

- LBI.2002

Tafsir

Akitab

- Minggu,

Pukul:

17.00-

19.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

102

dapat

mengambil

sikap terhadap

segala realitas

yang

dihadapinya

terhadap tugasnya

sebagai pelajar di

sekolah merupakan

sebagai siswa yang

baik

gambar

lagu”Juj

urlah

Pada ku”

- Gambar

siswa

yang

sedang

menyon

tek

- Teks

lagu

”Seperti

Yang

Kau

Ingini”

Perjan

jian Baru.

Yog

yakarta.

Kanisius

- SEKAFI.

1998:

25-33

-

2) Jujur

terhadap

diri

sendiri,

sesama,

Tuhan

3)

Bersama

pendamping, peserta

peserta (remaja)

menyadari bahwa

kejujuran dapat

memperkembang

kan diri, syarat

dalam hidup

bersama serta sadar

bahwa Tuhanlah

sumber kejujuran

Sharing

- Mengamati

- Refleksi

- Menyanyi

- tanya jawa

- Diskusi

- Tape

recorder

- Kitab

Suci

Luk.18:

9-14

- Mzm.13

9

Teks

cerita”

Kisah

Sungai

Penuh

- LBI.2002.

Tafsir

Akitab

Perjan

jian Baru.

Yogyakar

ta:

Kanisius

- SEKAFI.

1998:

Katekese

untuk

SLTA.

Minggu,

Pukul:

17.00-

19.00

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

103

Buaya hal. 25-33

- Kitab

Suci

-

Pengalaman

peserta

(remaja)

3 Bersikap

Kritis

Terhadap

Pengaruh

Media

Massa

Agar remaja

menyadari dan

mampu

menggunakan

media massa

dengan penuh

tanggungjawab

dan

menggunakan

dengan tepat dan

benar.

Bersikap

Kritis

Terhadap

Media

Massa

(Hp,

Facebook,

Twiter,

Internet)

Bersama

pendamping, peserta

(remaja) mampu

menggunakan media

massa yang ada

secara tepat dan

bertanggungjawab

- Mengamati

pengalaman

pribadi HP,

atau alat

(gadget)

lainnya

untuk

facebook

atau twiter.

- Membaca

sebuah

kasus

penipuan

yang

menimpa

seorang

remaja putri

lewat

jaringan

sosial

media

- HP

- Laptop

- LCD

- Warles

- Kitab

Suci

Mrk.

2:23-30

- LBI. 2002

Tafsir

Akitab

Perjan

jian Baru.

Yogyakar

ta:

Kanisius

- Pengalam

an hidup

remaja

- Kliping

- Teks

Gaudium

et Spes 17

- Dekrit

Mater

Mirifica

art. 9,10

Minggu,

Pukul:

17.00-

19.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

104

Facebook

atau twiter

- Diskusi

- Sharing

- Refleksi

Iswarahadi.

2002:17-27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

105

105

5. Salah Satu Contoh Persiapan Katekese

a. Identitas

1) Tema : Mengembangkan Potensi Diri

2) Tujuan : Bersama pendamping, peserta menyadari potensi diri

dan mengembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Peserta : Semua warga asrama Dharmawati, Sintang Kalimantan Barat

4) Tempat : Ruang doa

5) Hari/Tgl : Minggu 17 Mei 2015

6) Waktu : 17.00-19.00

7) Model : Shared Christian Praxis

8) Metode : Sharing kelompok, diskusi kelompok, refleksi pribadi,

informasi, tanya jawab

9) Sarana : Lilin dan Salib, teks lagu “ Bapa Sungguh Baik”,

teks lagu “Jangan Menyerah”

Video Klip “Qian Hongyan, Gadis Kecil Tak Berkaki

Taklukkan Dunia”, Laptop, Speaker, LCD

10) Sumber Bahan: Kitab Suci (Injil Matius 25:14-30),

LBI.2002 Tafsir Akitab Perjanjian Baru.

Yogyakarta. Kanisius, SEKAFI.1998: hal.12-21

https://www.youtube.com/watch?v=lI7Q1R1FJ3I

b. Pemikiran Dasar

Gaya hidup remaja saat ini ditandai munculnya beberapa mode seiring

dengan kemajuan zaman. Arus modernisasi yang terus mengalir dan situasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

106

106

terus berkembang dapat mempengaruhi kehidupan remaja. Lalu muncul sikap

remaja antara lain mulai persaingan antar kelompok dengan menampilkan gaya

masing masing kelompok. Di kalangan remaja perempuan biasanya berlomba-

lomba untuk mengikuti trend zaman terutama gaya pakaian, gaya rambut,

penampilan sangat diperhatikan.

Dalam diri remaja tersembunyi potensi/bakat yang besar. Potensi yang

dimiliki remaja perlu diarahkan dengan baik, agar berkembang ke arah yang

positif. Sebaliknya bila tidak diarahkan dengan baik, maka terjadi hal-hal yang

negatif. Keadaan lingkungan, situasi dalam keluarga yang kurang memperhatikan

kebutuhan mereka akan mempengaruhi mereka sehingga melampiaskannya dalam

bentuk lain, misalnya tindakan kekerasan yang merupakan salah satu bentuk

protes terhadap situasi yang dihadapi; menggunakan obat terlarang, pergaulan

bebas dan sebagainya. Potensi diri remaja perlu diarahkan untuk memajukan diri

menjadi pribadi yang semakin dewasa dalam iman juga dalam hal lainnya.

Injil Matius 25:14-30 berbicara tentang talenta. Tuhan menganugerahkan

kepada kita talenta sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Ada yang

menerima lima talenta, dua talenta dan satu talenta. Semua menurut kesanggupan

masing-masing (ayat 15). Jangan sampai kita menyia-nyiakannya dengan

menyimpan serta menyembunyikannya di dalam tanah, seperti yang diperbuat

oleh hamba yang menerima satu talenta (ayat 18). Tentu untuk mengembangkan

talenta diperlukan usaha; berpikir, berperilaku dan bertindak secara tepat. Hamba

yang menerima satu talenta dalam perumpamaan ini kelihatan termasuk orang

yang tidak berani ambil risiko sehingga memilih untuk bermalas-malasan saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

107

107

Pada akhirnya, setiap orang harus mempertanggung- jawabkan talenta yang telah

diterima secara pribadi.

Dalam pertemuan ini kaum remaja diharapkan menyadari talenta atau

bakat yang ada dalam dirinya sehingga dengan demikian talenta itu dikembangkan

dalam kehidupan sehari-hari serta mensyukurinya. Namun seringkali kita kurang

menyadari potensi dalam diri kita, sehingga kita tidak mengembangkannya. Untuk

itu kita diajak untuk mengembangkan dengan semangat juang yang tinggi.

c. Pengembangan Langkah-Langkah

1. Pembukaan

(a) Pengantar

Teman- teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada sore hari ini kita

berkumpul di ruangan ini karena kasih dan kebaikan Tuhan. Hendaknya kita

bersyukur karena kita dianugerahi kesehatan baik jiwa maupun raga. Kita

bersyukur kita dianugerahi banyak potensi yang harus kita kembangkan. namun

seringkali kita kurang menyadari potensi yang ada dalam diri kita. Kita kurang

yakin dengan kemampuan yang ada sehingga kita tidak mengekspresikan diri kita

yang sesungguhnya. Dalam pertemuan ini kita akan bersama-sama menyadari

kebaikan dan anugerah kemampuan yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita

diajak untuk mengembangkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

(b) Lagu Pembukaan “Bapa Engkau Baik” (terlampir)

(c) Doa Pembuka

Tuhan Yesus, kami bersyukur kepadamu atas seluruh kebaikan yang

Engkau limpahkan kepada kami secara pribadi. Engkau telah menganugerahi

kami begitu banyak kemampuan yang harus kami kembangkan. Bimbinglah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

108

108

sertailah kami agar kami mampu menyadari dan mensyukuri segala kemampuan

yang kami terima dari-Mu. Kami mohon terang Roh Kudus-Mu untuk membuka

mata hati kami sehingga kami sehingga kami mampu mengembangkan potensi

yang ada dalam diri kami sesuai dengan keheendak-Mu. Terpujilah nama-Mu kini

dan sepanjang masa. Amin.

(d) Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta

1) Pendamping mengajak peserta untuk menonoton video "Qian Hongyan,

Gadis Kecil Tak Berkaki Taklukkan Dunia ".

2) Intisari cerita “Qian Hongyan, Gadis Kecil Tak Berkaki Taklukkan Dunia”

adalah :

Hongyan adalah gadis kecil dengan ketekunan dan usaha yang

besar serta mampu menginspirasi bahkan bagi orang-orang yang bertubuh

sempurna. Video ini menampilkan kisah Qian Hongyan. Seorang yang

mempunyai kekurangan, tetapi ia tetap semangat dalam menjalankan

kehidupannya, sampai akhirnya menjadikan ia sebagai atlet Renang yang

handal. Ia kehilangan kaki dan pinggulnya pada tahun 2003 akibat

kecelakaan. Karena keluarganya yang miskin, dia menggunakan Basket

untuk alas bergerak. Ia tidak penah mengeluh sama sekali, sampai akhirnya

ada seorang yang berbaik hati kepada dirinya dan memberikan kaki palsu.

Ketika mempunyai kaki palsu ia terus belajar dan belajar berjalan. Suatu

saat ia menonton olimpiade renang, dan akhirnya ia pun didaftarkan oleh

orang tuanya. Zhang sebagai pelatih sangat bangga, karena Qian adalah

anak yang pantang menyerah. Qian mempunyai tekad untuk mengikuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

109

109

lomba internasional. Dari usaha Qian, dia berhasil menjadi perenang yang

handal.

3) Pengungkapan pengalaman. Pendamping mengajak peserta untuk

mendalami kisah ini, lewat sharing dengan beberapa pertanyaan:

a) Ceritakanlah inti dari kisah "Qian Hongyan"?

b) Ceritakanlah pengalaman teman-teman dalam mengembangkan

potensi/bakat yang ada dalam diri?

4) Arah Rangkuman

Qian Hongyan adalah gadis yang mengalami kecelakaan parah

setelah sebuah tabrakan mobil pada tahun 2000. Saat itu ia masih berusia 3

tahun dan dokter mengatakan bahwa dengan terpaksa kedua kakinya harus

diamputasi demi keselamatannya. Keluarga Hongyan di Zhuangxia, China,

bukanlah keluarga yang cukup mampu untuk membelikannya alat-alat modern

untuk menyangga tubuhnya. Maka Hongyan, tak menyerah untuk tetap

'berjalan'. Kedua orangtuanya memberi Hongyan sebagian potongan bola

basket agar ia bisa 'berjalan'. Gadis kecil itu juga menggunakan sepasang sikat

untuk melindungi tangan yang berubah menjadi kakinya. Dengan kondisi

seperti itulah Hongyan pergi ke sekolah dan ke tempat-tempat lainnya.

Hongyan sempat menerima kaki palsu, namun ia tetap lebih sering

menggunakan bola basket untuk berjalan. Kondisinya ini menyentuh banyak

orang di dunia dan membuatnya disebut sebagai 'Basketball Girl'.

Seperti yang kita ungkapkan dalam sharing tadi, dalam hidup sehar-

hari yang nyata kita merasa mampu untuk mengembangkan potensi diri, kita

mengembangkannya dengan baik. Namun tak jarang juga kita sulit bahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

110

110

menyembunyikan potensi diri kita. Kita malas untuk melatih serta

mengembangkan talenta yang Tuhan berikan kepada kita. Dalam usaha

mengembangkan bakat/potensi diri kadang-kadang kita mengalami hambatan,

entah dari diri sendiri maupun keluarga dan lingkungan. Keadaan keluarga,

ekonomi dan lingkungan yang kurang mendukung bisa berakibat kita tampil

dalam bentuk negativ, misalkan minum minuman keras, mengkonsumsi obat

terlarang, dll. Begitu banyak tawaran yang menarik perhatian kita. Apabila

kita tidak mampu mengatasinya akan terjerumus oleh hal-hal yang tidak baik,

yang dapat menghambat pengembangan potensi dirinya. Akibatnya potensi

yang baik tidak digunakan untuk pengembangan dan pendewasaan diri.

(e) Langkah II : Refleksi Kritis Pengalaman Faktual

1) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman berkaitan dengan

“mengembangkan potensi diri” dibantu pertanyaan sebagai berikut :

a) Bagaimana cara teman-teman mengembangkan bakat/potensi diri?

b) Mengapa teman-teman menggunakan cara tersebut?

2) Dari jawaban singkat yang telah diungkapkan peserta, pendamping

memberikan arahan rangkuman singkat, misalnya:

Teman-teman yang terkasih, setelah kita berefleksi atas

pengalaman hidup kita sendiri,tampaklah begitu banyak sikap yang dapat

kita lakukan. Untuk mengembangkan potensi diri, seseorang pertama-tama

harus menyadari bahwa dalam dirinya ada bakat/potensi yang diberikan

Allah. Kesadaran akan bakat memberi semangat dan kemauan untuk maju.

Dengan menghargai bakat yang diberikan Allah, kita menjadi manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

111

111

yang berguna bagi Allah dan bagi sesama. Bakat/potensi tidak

berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu diusahakan, dibina,diarahkan

secara baik sehingga bermanfaat bagi orang lain.

Adapun cara-cara mengembangkan bakat/potensi adalah sebagai

berikut: mengetahui bakat yang ada dalam diri, berlatih terus- menerus,

tidak cepat bosan atau puas dengan apa yang sudah diraih, belajar pada

orang yang lebih tahu, tidak malu untuk bertanya serta percaya pada diri

sendiri. Kita melakukan cara-cara tersebut supaya potensi yang ada dalam

diri kita berkembang dengan baik. Potensi itu kita gunakan untuk kebaikan

diri kita, sesama kita dan demi kemuliaan Tuhan.

(f) Langkah III : Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih

Terjangkau

1) Pendamping meminta salah satu peserta untuk membacakan perikop Kitab

Suci Matius 25:14-30.

2) Peserta diberi kesempatan untuk hening merenungkan dan menanggapi

Kitab Suci dengan dibantu pertanyaan sebagai berikut (untuk membantu

suasana hening diputarkan instrumen):

a) Ayat-ayat manakah yang berhubungan dengan mengembangkan

potensi diri?

b) Pesan apa saja yang dapat kita petik dari perikop ini? Mengapa?

3) Peserta diajak untuk secara pribadi menemukan sendiri pesan inti perikop

sehubungan dengan 2 (dua) pertanyaan di atas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

112

112

4) Pendamping memberikan tafsiran dari bacaan Kitab Suci injil Matius

25:14-30.

Injil Matius 25:14-20 tentang talenta. Diceritakan; Tuan yang kaya

raya mau bepergian ke luar negeri, Ia memanggil tiga hambanya dan

memberikan kepada mereka modal usaha. Yang pertama, mendapat lima

talenta (ayat 15, yang kedua, dua talenta (ayat17), yang ketiga, satu

talenta (ayat 18). Kemudian tuan mereka kembali dan masing-masing

hambanya menghadap untuk memberi pertanggungjawaban. Yang

pertama dan kedua, memberikan laporan keberuntungan sebab mereka

telah bekerja giat. Mereka disambut dengan pujian. Pujian yang diberikan

kepada mereka bukan berdasarkan jumlah atau besarnya pencapaian

mereka melainkan berdasarkan kebaikan dan kesetiaan. Sedangkan hamba

yang ketiga dihardik sebagai orang yang “jahat dan malas.” Sungguh

menyedihkan nasibnya sebab ia menyia-nyiakan kesempatan yang

diberikan.

Perumpamaan ini disampaikan oleh Yesus setelah memasuki kota

Yerusalem. Kepergian tuan ini melambangkan kepergian Yesus yang

melaksanakan tugas dari Bapa, yaitu wafat di kayu salib. Tetapi Yesus

berjanji akan datang kembali. Tiga macam orang yang diberikan talenta

itu adalah gambaran umat yang dipilih oleh Tuhan. Talenta berbicara

tentang semua kemampuan, waktu, sumber daya dan kesempatan yang

diberikan Allah kepada manusia untuk melayani Dia di dunia ini.

Pemberian berdasarkan “kemampuan” masing-masing. Talenta ini, harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

113

113

dikelola dengan baik dan dipertanggungjawabkan. Tidak mengembangkan

sebuah talenta adalah sebuah kejahatan. Maka dikatakan pada ayat yang

ke-26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas,

bahkan dikatakan pada ayat yang ke-30: Dan campakkanlah hamba yang

tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan

terdapat ratap dan kertak gigi". Hamba yang ketiga tidak mengembangkan

potensi dirinya. Ia malas-malasan sehingga apa yang diterimanya tidak

mendapatkan laba atau hasil.

Pesan-pesan dari perikop ini, semua hal yang kita miliki adalah

pemberian Tuhan dan pada akhirnya manusia harus

mempertanggungjawabkan semua yang telah Tuhan berikan kepadanya.

Tiap-tiap manusia Tuhan perlengkapi dengan talenta yang berbeda-beda

untuk menjalankan tugas/ peranan yang telah Tuhan percayakan kepada

manusia. Hamba bekerja dengan setia dan mengasihi Tuan mereka. Pada

waktu Tuan mereka datang, mereka dengan bangga membawa hasil kerja

mereka di hadapan Tuan mereka. Kristus adalah satu-satunya Hamba yang

paling setia, tidak ada cacat cela, merupakan satu-satunya orang/pribadi

yang layak untuk menebus dosa-dosa umatNya.

(g) Langkah IV : Interprestasi Dialektis antara Praxis dan Visi Peserta

dengan Tradisi Dan Visi Kristiani

1) Pengantar

Teman-teman yang terkasih, dalam pertemuan ini kita merenungkan

dua kisah dari video tentang “Qian Hongyan” seorang atlet renang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

114

114

hebat dan dari kitab suci mengenai perumpamaan tentang “talenta”. Dari

kedua kisah tersebut sikap-sikap manakah yang Tuhan kehendaki sebagai

pribadi dalam mengembangkan potensi diri kita. Yesus menghendaki sikap

yang setia, tekun, keterbukaan hati, semangat serta berusaha

mengembangkan potensi diri kita dengan sebaik-baiknya.

2) Sebagai bahan refleksi agar kita makin mengembangkan potensi yang ada

dalam diri kita, peserta diajak untuk merenung dengan bantuan pertanyaan

panduan sebagai berikut:

a) Sudahkah teman-teman berusaha dan bertanggungjawab

mengembangkan setiap potensi diri yang Tuhan berikan?

b) Apakah teman-teman merasa diteguhkan, dikuatkan, ditantang

untuk semakin mengembangkan potensi diri?

3) Arah Rangkuman

Teman- teman yang terkasih, Tuhan menghendaki kita

mengembangkan setiap talenta yang Dia berikan itu. Tentu untuk

mengembangkan talenta diperlukan pengorbanan; berpikir, berperilaku

dan bertindak secara tepat serta bertanggungjawab. Dalam kehidupan

sehari-hari kita seringkali seperti hamba yang menerima satu talenta dalam

perumpamaan ini. Kita merasa takut, kurang percaya diri serta tidak berani

ambil risiko sehingga memilih untuk bermalas-malasan saja. Jangan

sampai kita menyia-nyiakannya dengan menyimpan serta

menyembunyikannya di dalam tanah, seperti yang diperbuat oleh hamba

yang menerima satu talenta (Matius 25:18), Kita diberi waktu dan

kesempatan yang sama dikembangkan. Kita perlu senantiasa berdoa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

115

115

meneliti diri dan meminta pertolongan Tuhan agar kita bisa mengerti, apa

sebetulnya talenta yang Tuhan berikan ke kita. Oleh karena itu kita dapat

mengembangkan talenta yang telah Tuhan anugerahkan, sehingga kita

dapat menjadi berkat bagi banyak orang.

(h) Langkah V: Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya Kerajaan

Allah di Dunia

1) Pengantar

Teman- teman yang terkasih, dalam pertemuan ini kita telah

bersama-sama menggali pengalaman kita sebagai remaja yang sedang

berjuang mengembangkan potensi diri kita. Dengan kisah Qian Hongyan

seorang cacat kedua kakinya mampu menjadi atlet renang yang hebat. Kita

pun mempunyai banyak potensi yang harus dikembangkan dalam

kehidupan kita sehari-hari

Penginjil Matius mengajak kita bahwa sesungguhnya setiap kita

diberikan talenta, tidak ada satu pun orang yang tidak diberikan talenta

olehNya. Talenta itu berasal dari Tuhan, Dia memberikan karunia talenta

itu sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Dia menuntut

tanggung jawab kita untuk menggunakan dan mengembangkan talenta

yang di berikanNya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Pendamping memberikan waktu kepada peserta untuk memikirkan

tindakan konkrit yang akan dilakukan dengan pertanyaan pandauan:

a) Tindakan- tindakan mana yang bisa teman-teman usahakan dalam

mengembangkan potensi diri yang Tuhan berikan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

116

116

b) Hal-hal apakah yang perlu teman-teman perhatikan untuk

mewujudkan usaha tesebut?

3) Pendamping memberikan waktu kepada peserta untuk mensahringkan

tindakan konkrit yang bisa dilaksanakan baik secara pribadi maupun

kelompok sebagai warga asrama Dharmawati.

4) Pendamping memberikan kesempatan kepada satu atau dua peserta untuk

mengekspresikan apa yang menjadi potensinya.

(h) Penutup

1) Setelah selesai merumuskan keputusan pribadi dan bersama kemudian

peserta diberi kesempatan untuk hening sejenak untuk meresapkan semua

rangkaian pendalaman iman. Sementara itu lilin dan salib diletakkan di

tengah umat untuk dinyalakan.

2) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan doa

permohonan secara spontan, diawali oleh pendamping dan kemudian

disusul oleh peserta. Akhir doa umat ditutup dengan Doa Bapa Kami.

3) Doa penutup

Bapa surgawi, bukalah mata kami agar dapat melihat bagaimana

kami dapat memuliakan Dikau dengan talenta-talenta yang telah Kau

anugerahkan kepada kami masing-masing. Kami menghaturkan puji-

pujian dan syukur kepada-Mu untuk segala karunia dan talenta yang telah

Engkau percayakan kepada kami masing-masing untuk dimanfaatkan demi

pembangunan kerajaan-Mu. Semoga kami mampu mengembangkannya

lewat perbuatan-perbuatan baik bagi orang-orang yang kami jumpai

dalam hidup sehari- hari. Amin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

117

117

d) Lagu penutup: “Jangan Menyerah” (terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

118

BAB V

PENUTUP

Pada bab kelima ini, penulis menyimpulkan keseluruhan skripsi ini. Di

samping itu penulis juga memberikan saran yang sekiranya berguna serta

bermanfaat bagi pelaksanaan pendampingan iman bagi remaja di asrama

Dharmawati Sintang, Kalimantan Barat.

A. Kesimpulan

Berangkat dari situasi remaja yang masih dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan menuju kedewasaan, maka remaja perlu pendampingan.

Pendampingan iman merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk

membantu remaja memperkembangkan dirinya ke arah yang lebih yang baik

menyangkut pengembangan sikap, bakat, kemampuan untuk menghargai dan

mencintai sesama serta dirinya sebagai anugerah yang terindah dari Tuhan.

Pendampingan iman remaja yang ideal adalah pendampingan yang mampu

menjawab kebutuhan atau situasi remaja seperti; mengenal, mengerti dan

memahami permasalahan remaja. Pendampingan iman terlaksana dengan baik

apabila didukung oleh pendamping yang kreatif, model dan metode yang

digunakan bervariasi, sarana prasarana yang memadai serta waktu yang tepat.

Pendampingan iman di asrama Dharmawati merupakan salah satu karya

kongregasi SMFA yang memperhatikan puteri-puteri asal daerah yang tinggal di

asrama. Pendampingan iman di asrama sudah terjadwal dengan baik, seperti:

ibadat, rekoleksi/retret, ziarah, ekaristi. Namun berdasarkan hasil penelitian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

119

119

pendampingan iman tersebut dirasakan kurang kreatif dan monoton sehingga

warga asrama mengikutinya karena kewajiban.

Bertolak dari kenyataan tersebut, penulis mengusulkan katekese model

Shared Christian Praxis. Penulis yakin bahwa katekese model SCP merupakan

salah satu model katekese yang dapat digunakan dalam pendampingan iman

remaja. Katekese ini memiliki sifat dialogis partisipatif yang membantu remaja

menemukan dirinya serta mampu memaknai setiap peristiwa yang dialaminya.

Sebagai usaha peningkatan pelaksanaan pendampingan, penulis menawarkan

usulan program pendampingan iman dengan menggunakan katekese model SCP

untuk membantu meningkatkan kualitas iman remaja.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan setiap bab dan kesimpulan di atas, penulis

menyampaikan beberapa saran demi terwujudnya usaha peningkatan pelaksanaan

pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati, yang sesuai dengan situasi

yang konkrit remaja. Beberapa saran yang diusulkan oleh penulis antara lain:

sebagai pendamping asrama perlu kreatif; mengetahui model dan metode, tema

yang aktual, waktu yang cocok, sarana prasarana.

1. Bagi Pendamping Iman Remaja

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab III mengenai pelaksanaan

pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati, remaja mengharapkan para

pendamping yang kreatif dekat dan akrab dengan remaja, mengerti permasalahan

remaja. Maka hendaknya suster pendamping asrama menyadari dan berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

120

120

untuk selalu kreatif serta hangat, mencintai serta menghormati remaja sehingga

pendampingan itu bukan karena diwajibkan melainkan karena kebutuhan yang

menyenangkan.

2. Model, Metode, Tema Pendampingan Iman Remaja

Model dan metode serta tema pendampingan iman remaja yang ideal

adalah yang melibatkan, menggembirakan dan membantu remaja menemukan

solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Model dan metode serta tema

sesuai dengan situasi remaja. Hal ini sesuai dengan tahap perkembangan remaja

yang ingin diakui keberadaanya. Maka pendamping harus mampu menggunakan

model dan metode yang sesuai dengan perkembangan remaja dan mampu

membawa mereka mengalami proses kebersamaan dengan sharing, dinamika

kelompok, permainan, gerak dan lagu serta tanya jawab. Penulis dan para

pendamping di asrama Dharmawati Sintang, akan melaksanakan salah satu

katekese model Shared Christian Praxis. Katekese tersebut sangat membantu

remaja untuk berpartisipasi aktif.

3. Sarana Prasarana

Sarana merupakan alat yang dipergunakan untuk memperjelas proses

pendampingan. Dalam pelaksanaan pendampingan iman remaja, sarana menjadi

salah satu hal yang sangat penting untuk menarik perhatian peserta. Maka pihak

asrama perlu memikirkan kelengkapan sarana prasarana dalam pelaksanaan

pendampingan iman, seperti: LCD, buku-buku rohani, gitar, tempat (ruangan).

Sarana prasarana yang memadai sangat membantu peserta untuk mengikuti

proses pelaksanaan pendampingan iman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

121

121

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta:Rineka

Cipta

Bambang Soetawan. Ign. (1974). Katekese Untuk Anak Remaja. Seri Puskat

212.Yogyakarta: Pusat Kateketik

Banawiratma. JB dan Suharyo. (1990). Umat Alllah Menegaskan Arah.

Yogyakarta: Kanisius

Budyapranata, Pr. (2002). Memahami Pesan Injil Yesus Kristus Menurut

SantoMatius.

Darmawijaya. (1990). Aneka Tema Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius

Djam‟an Satori dan Aan Komariah. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta

Fransiskus. (2014). Lumen Fidei, Terang Iman. Seri Dokumen Gerejawi No. 94

(R. P. T. Krispurwana Cahayadi, Penerjemah). Jakarta: DOKPEN KWI

(Dokumen asli diterbitkan tahun 2013)

Groome, Thomas, H. (1997). Shared Christian Praxis: Suatu Model Berkatekese

(F.X. Heryatno Wono Wulung, Penyadur). Yogyakarta: Lembaga

Pengembangan Kateketik Puskat

Hardjana. A. M. (1993). Penghayatan Agama Yang Otentik & Tidak Otentik

Yogyakarta : Kanisius

Hurlock. Elisabeth. (1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Rentang

Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Iswarahadi, Y. I, SJ. (2003). Beriman Dengan Bermedia. Yogyakarta : Kanisius

Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan

Refrensi. Yogyakarta : Kanisius

Konsili Vatikan II. (1990). Dei Verbum (Sabda Allah). Seri Dokumen Gerejani

No. 8. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: DOKPEN KWI (Dokumen

asli diterbitkan tahun 1965)

_____________. (1992). Gravissimum Educationis (Pernyataan tentang

Pendidikan Kristen). Seri Dokumen Gerejawi No. 23. (R. Hardawiryana,

Penerjemah) DOKPEN KWI (Dokumen asli terbitkan pada tahun 1965)

______________. (1992). Gaudium Et Spes (Kegembiraan dan Harapan). Seri

Dokumen Gerejawi No. 19. (R. Hardawiryana, Penerjemah) DOKPEN

KWI (Dokumen asli terbitkan pada tahun 1965)

______________. (1992). Presbyterorum Ordinis (Tingkat Para Imam). Seri

Dokumen Gerejawi No. 20 (R. Hardawiryana, Penerjemah) DOKPEN KWI

(Dokumen asli terbitkan pada tahun 1965)

Lembaga Blibika Indonesia. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta:

Kanisius

_______________. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius

Lembaga Blibika Indonesia. (2002). Alkitab. Jakarta: Lembaga Blibika

Madya Utama. L. SJ, dkk. (2002). Dinamika Hidup Beriman. Yogyakarta.

Kanisius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

122

122

Mangunhardjana, A. (1986). Pendampingan Iman Kaum Muda. Yogyakarta:

Kanisius

______________. (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius

______________. (1986). Pembinaan Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius

Mayeroff, Milton. (1993). Mendampingi Untuk Menumbuhkan. Yogyakarta:

Kanisius

Moleong, Lexy. J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Paulus VI, Paus. (1990). Evangeli Nuntiandi (Mewartakan Injil). Seri Dokumen

Gerejani No. 6. (J. Hadiwikarta, Penerjemah) DOKPEN KWI (Dokumen

asli terbitkan pada tahun 1975)

Pedoman Hidup SMFA. (2005). Konstitusi Suster Misi Fransiskan Santo Antonius

Kalimantan Barat; Pontianak.

Tangdilintin, Philip. (1984). Pembinaan Generasi Muda Visi dan Latihan.

Jakarta: Obor

____________. (1998). Mengenal Kebaikkan Santo Fransiskus Dari Asisi. Bahan

Katekese Untuk Remaja. Jakarta: SEKAFI

Shelton, Charles, M. (1988). Menuju Kedewasaan Kristiani. Yogyakarta:

Kanisius

Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan

Penelitian Pemula. Bandung: Alfabeta

Santrock, John.W.(2007). Remaja. Jakarta : Erlangga

Santrock, John. W. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga

Sarlito W. Sarwono (2012). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers

Singgih D. Gunarso. (1988). Psikologi Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.BandungAlfabeta

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sumantri. Y, SJ. (2002). Akar Sayap. Buku Panduan Retret Civita Remaja dan

Muda-Mudi Tentang Nilai & Kebebasan. Yogyakarta: Kanisius

Sumarno Ds, M. (2013). Praktek Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama

Katolik ( PPL PAK PAROKI). Diktat Mata Kuliah Mahasiswa Semester

VII IPPAK USD

Yohanes Paulus II . (1992). Catechesi Tradendae (Penyelenggara Katekese). Seri

Dokumen Gerejawi No. 28. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta :

DOKPEN KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1979).

http://andriewongso.com/articles/details/12155/Qian-Hongyan-Kini-Punya-Kaki.

akses tanggal 2 Januari 2015, pukul 21.00.

https://www.youtube.com/watch?v=tbYhhDFuZTY. akses tanggal 2 Januari 2015,

pukul 20.00.

http://ceritamotivasibijak.blogspot.com/2013/05/kasihpersaudaraan.Html. akses

tanggal 3 Januari 2015,pukul 20.00.

http://agamakatolik.wordpress.com/. akses tanggal 12 Desember 2014, pukul

20.30

http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/ pengertian-peningkatan- menurut-

para ahli/ akses tanggal 19 Maret 2015, jam 21.00).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(3)

Lampiran 3: Lembar Kuesioner

ANGKET PENELITIAN DI ASRAMA DHARMAWATI

SINTANG, KALIMANTAN BARAT

Teman- teman remaja yang terkasih, demi meningkatkan pelayanan dan

pendampingan kami kepada teman-teman sekalian, khususnya usaha

meningkatkan pelaksanaan pendampingan iman yang sesuai dengan harapan

teman-teman sekalian. Kami mohon kerelaan, keterbukaan teman-teman untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawahini dengan memberi tanda silang (X)

pada jawaban yang sesuai dengan yang teman-teman alami di asrama serta

memberi penjelasan mengapa anda memilih jawaban tersebut. Atas perhatian dan

kerelaan teman-teman untuk mengisi kuisioner ini, saya mengucapkan banyak

terimakasih.

1. Usia anda sekarang : ……………………..

2. SMU/SMK :……………………...

3. Kelas :………………………

4. Motivasi anda mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama?

a. Karena kebutuhan

b. Kemauan dari diri sendiri

c. Wajib ikut karena aturan asrama

d. Takut dimarah suster pendamping

5. Tujuan adanya pendampingan iman?

a. membantu dan mendukung tumbuh kembangnya iman

b. supaya bertanggung jawab apa yang diimani

c. menjadi pribadi yang dewasa dalam iman

d. Menambah wawasan pengetahuan iman

6. Apakah sarana dan prasarana yang digunakan dalam pendampingan iman di

asrama Dharmawati cukup memadai?

a. Sangat memadai

b. Memadai

c. Cukup memadai

d. Tidak memadai

Jelaskan…...………………………………………………...........................

........................................................................................................................

………………………………………………………………………………

7. Metode- metode yang digunakan dalam pendampingan iman menarik bagi

anda?

a. Sangat menarik

b. Menarik

c. Cukup menarik

d. Tidak menarik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(4)

Jelaskan………………………………………………………………………...

………..…………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………

8. Bagaimana menurut anda kemampuan suster pendamping dalam mendampingi

anda?

a. Sangat baik

b. Cukup baik

c. Baik

d. Kurang baik

Jelaskan………………………………………………………………… …

……………………………………………………………………..

.........................................................................................................

9. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama?

a. Rekoleksi/Retret

b. Ziarah

c. Misa

d. IbadatSabda

10. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama?

a. Rekoleksi/Retret

b. Ziarah

c. Misa

d. IbadatSabda

11. Mengapa kegiatan pada (no.10) kurang anda senangi?

a. model pendampingan membosankan dan membuat ngantuk

b. Materi tidak sesuai dengan yang diharapkan

c. Berisi nasihat-nasihat

d. Metode-metodenya tidak menarik

e. dll……………

12. Apakah perlu peningkatan pendampingan iman diasrama?

a. Sangat perlu

b. Perlu

c. Ragu-ragu

d. Tidak perlu

13. Manfaat pendampingan iman bagi anda?

a. semakin mendekatkan diri kepadaTuhan

b. Mengembangkan hidup rohani

c. Mengenal diri saya dan sesama

d. Menambah wawasan pengetahuan iman

14. Apakah faktor-faktor yang mendukung pendampingan iman di

asrama?.................................................................................................................

.............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(5)

15. Hambatan apakah yang anda alami dalam pelaksanaan pendampingan

iman?....................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(6)

Lampiran 4: Panduan Wawancara dengan Staf Inti Asrama

Panduan pertanyaan wawancara

1. Motivasi mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama

Dharmawati?

2. Metode- metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman di

asrama Dharmawati?

3. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama Dharmawati?

4. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama?

5. Apakah pendampingan iman di asrama membantu perkembangan

pribadi anda?

6. Apakah yang mendukung anda dalam mengikuti kegiatan

pendampingan iman di asrama?

7. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendampingan iman?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(7)

Lampiran 5: Hasil Wawancara dengan Staf Inti Asrama

WAWANCARA DENGAN STAF INTI ASRAMA DHARMAWATI

SINTANG, KALIMANTAN BARAT

Penulis melengkapi data kuesioner yang ada dengan melakukan

wawancara dengan staf inti asrama Dharmawati Sintang, dengan beberapa

pertanyaan yang diajukan penulis.

Responden : Bernadeta Divina

Hari / Tanggal : Selasa, 2 Desember 2014

Jam : 17.00-18.00

P1. Motivasi mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama Dharmawati?

R. Adanya kesadaran diri mau mengikuti karena berguna bagi perkembangan

pribadi saya. Namun motivasi itu hari demi hari menjadi suatu kegiatan rutin yang

wajib diikuti oleh anggota asrama.

P2. Metode- metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman di asrama

Dharmawati?

R. Metode yang digunakan dalam pendampingan iman ceramah, dinamika

kelompok, dialog. Metode yang sering digunakan adalah ceramah. Pendampingan

iman yang kadang kala monoton dan membosankan, contohnya ibadat sabda yang

rutii dilaksanakan setiap malam. Yang banyak berbicara adalah pendamping

renungan yang berbelit-belit sehingga sulit dipahami apa yang pesan inti dari

bacaan.

P3. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama Dharmawati?

R. Pendampingan iman yang saya senangi di asrama adalah ziarah karena pergi ke

tempat-tempat rohani seperti gua Maria. Selain berdoa bisa rekreasi melepaskan

kejenuhan dari banyak tugas sekolah, seperti PR.

P4. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama?

R. Pendampingan iman yang tidak saya senangi adalah ibadat sabda dan misa

harian karena kurang menarik, monoton. Metode yang digunakan kurang variasi,

model yang sama terus.

P5. Apakah pendampingan iman di asrama membantu perkembangan pribadi

anda?

R. Pendampingan iman di asrama sangat membantu saya menjadi lebih dewasa

dalam bertindak, selain itu dapat mendekatkan diri kepada Tuhan dan belajar

untuk berpikir positif terhadap teman- teman baik di sekolah maupun di asrama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(8)

P6. Apakah yang mendukung anda dalam mengikuti kegiatan pendampingan iman

di asrama?

R. Adanya kesadaran dari diri sendiri untuk mengikuti hal-hal yang sangat

membantu perkembangan pribadi, perhatian para suster, kerjasama antara sesama

teman di asrama, adanya staf inti asrama yang membantu dan memperlancar

pelaksanaan kegiatan.

P7. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendampingan iman?

R. Sarana prasarana yang kurang lengkap sehingga kegiatan pendampingan iman

tidak berjalan lancar. Selain itu sikap dari individu yang malas dan cuek sehingga

pelaksanaan pendampingan iman terkesan merasa terpaksa mengikuti kegiatan

pendampingan karena wajib ikut.

Responden : MastariaAveritaMallau

Hari / Tangga/ : Rabu, 3 Desember 2014

Jam : 17.00-18.00

P1. Motivasi mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama Dharmawati?

R. Jujur saya katakan, mengikuti kegiatan pendampingan iman karena aturan

asrama yang wajib mengikuti setiap kegiatan yang ada di asrama. Saya merasa

bahwa pendampingan itu sangat penting dan berguna untuk pribadi saya, terutama

untuk perkembangan iman saya. Pendamping sungguh berusaha untuk

mendampingi warga asrama dengan penuh perhatian.

P2. Metode- metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman di asrama

Dharmawati?

R. Metode yang digunakan biasa saja tidak terlalu menarik. Metode yang sering

digunakan yaitu ceramah, di mana yang banyak berbicara adalah pendamping.

Warga asrama merasa metode tersebut membuat mengantuk dan bosan.

P3. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama?

R. Ziarah, rekoleksi/ret-ret karena tempatnya bukan di lingkungan asrama.

P4. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama?

R. Pendampingan iman yang tidak disenangi adalah ibadat sabda hal yang sama

merasa bosan dan membuat mengantuk tidak mendengarkan, bahkan sibuk

sendiri , menoleh kiri kanan ngobrol dengan teman.

P5. Apakah pendampingan iman di asrama membantu perkembangan pribadi

anda?

R. Sangat membantu, membuat saya lebih percaya diri, mudah bergaul,

menghargai orang lain, dapat memimpin doa, seperti doa ulang doa tahun, doa

makan, doa Rosario.

P6. Apakah yang mendukung anda dalam mengikuti kegiatan pendampingan iman

di asrama?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(9)

R. Perhatian dari teman-teman dan dari suster pendamping. Kerjasama para suster

dengan semua anggota asrama, aturan asrama. Yang mendukung terlaksananya

pendampingan iman adalah peduli satu sama lain terutama dalam kebersamaan

sebagai warga asrama, pantang menyerah, bersabar, adanya niat dalam diri

sendiri.

P7. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendampingan iman?

R. Kurangnya kesadaran pribadi, tidak peka dalam tindakan,tidak menghargai

pendapat teman, keterbatasan waktu karena banyak tugas sekolah, sarana prasrana

(LCD belum ada, buku-buku masih kurang), masih kurang, tenaga pendamping

kurang.

Responden : Priti Arista

Hari / Tanggal : Kamis, 4 Desember 2014

Jam : 17.00-18.00

P1. Motivasi mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama Dharmawati?

R. Mengikuti kegiatan pendampingan iman karena aturan asrama yang wajib.

Saya merasa bahwa pendampingan itu sangat penting dan berguna untuk pribadi

saya, terutama rohani. Namun kesadaran itu masih dalam proses, masih ikut-

ikutan, belum adanya kesadaran sungguh dari dalam diri.

P2. Metode- metode yang digunakan dalam pendampingan iman menarik bagi

anda?

R. Pendampingan iman sangat penting bagi remaja untuk mendewasakan iman

dan

untuk memperkuat iman saya sebagai remaja. Metode yang sering digunakan

ceramah, membuat bosan dan kurang menarik. \

P3. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama?

R. Pendampingan iman yang disenangi di asrama adalah ziarah dan retret karena

tempatnya tidak di asrama sehingga ada suasana baru bagi warga asrama. Selain

itu bisa berjumpa dengan banyak orang, rekreasi dan bergembira.

P4. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama?

R. Pendampingan iman yang tidak disenangi adalah misa dan ibadat sabda karena

kadang-kadang renungan yang dibawakan panjang, kurang menarik dan kurang

menyentuh, serta monoton

P5. Apakah pendampingan iman di asrama membantu perkembangan pribadi

anda?

R. Sangat membantu, karena di asramalah pendampingan sangat diperhatikan.

Pendampingan yang ada di asrama ini sangat berguna sehingga membuat saya

lebih percaya diri, mudah bergaul, menghargai orang lain, dapat memimpin doa,

seperti doa ulang doa tahun, doa makan, doa Rosario.

P6. Apakah yang mendukung anda dalam mengikuti kegiatan pendampingan iman

dia asrama?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(10)

R. kesadaran diri bahwa pendampingan yang dilaksanakan membantu warga

asrama untuk berkembang menjadi anak yang baik. Perhatian, kebersamaan

dengan teman-teman bisa belajar bekerjasama. Perhatian suster pendamping yang

selalu mengingatkan kami ketika kami malas-malasan untuk berdoa dan belajar.

P7. Faktor penghambat dalam pendampingan iman?

R. Hambatan ada rasa malas dan egois, sarana masih belum lengkap, seperti

ruangan sempit, LCD belum ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(11)

Lampiran 6: Daftar Nama Responden

Nama Responden

No Nama Kelas Pendidikan

1 Mastaria Averita Malan XII SMU

2 Agustina Apolloria XII SMK

3 Bernadeta Diva XII SMU

4 Marselina Asinta Sinja XII SMU

5 Vonia Yulia Agustina XI SMU

6 Fransiska Praska Nita XI SMU

7 Natalia Sari XII SMU

8 Fransiska Ekasaputra XII SMU

9 Elizabet Quin Martini XII SMU

10 Rennerein Wiea Radhachecya XII SMU

11 Dins Sisilia XII SMU

12 Yohana Bipojuniar Priti Arista XII SMU

13 Itni Junaidi XI SMU

14 Marietha Helfi Yulianti XII SMU

15 Marselina Afrasari Anggelina XII SMK

16 Devi Andani XII SMU

17 Mia Mareta XI SMU

18 Umi Dristian XI SMU

19 Titin Sumarni XII SMU

20 Evi Vianny Ulandari XII SMU

21 Venny Marsella XI SMU

22 Julia Krisdayanti XI SMU

23 Krismona Aprida XI SMU

24 Helensia Yuliani Nurvi XII SMK

25 Yosephina Krisma Rima XII SMK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(12)

26 Agnes Pragata XII SMU

27 Maria Rosa Ika XII SMU

28 Yohana Dwi Hartati XI SMU

29 Priska Pradita Yunanda XI SMK

30 Emiliana Yulida XII SMU

31 Monalisa Wulandari XII SMK

32 Silvi Okta Triana XII SMU

33 Maria Yuliana XII SMU

34 Valeria Gisda Dwata XII SMU

35 Carolina Partika Sarai XII SMU

36 Ema Triandika XI SMU

37 Mega Elvi Sutami XII SMU

38 Eudoksia Fatmawati XI SMU

39 Patrisia Agustini XI SMU

40 Epi Pania XI SMU

41 Marselina Vallysiani XII SMU

42 Ratu Marthalata Lingan XII SMU

43 Valentina Minarti Agata XI SMU

44 Margaretha Yuni Anggaini XI SMU

45 Repita Iin XI SMU

46 Fransiska Febriana XI SMU

47 Emerinsiana Somi XII SMU

48 Merry Ahwati XI SMU

49 Teresia Aquila XI SMU

50 Ignatia Yani XII SMU

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(13)

Lampiran 7: Jadwal Harian Asrama Dharmawati,

Sintang Kalimantan Barat

Aktivitas Harian Asrama Dharmawati

04.30 – 05.00 Bangun, mandi, merapikan, tempat tidur.

05.30 – 06.00 Perayaan Ekaristi di Gereja Katedral Sintang

06.00 – 06.45 Sarapan, cuci piring, membersihkan meja makan.

07. 00- 13.30 Sekolah

13.35 Makan Siang

14.00-15.00 Istirahat siang

15.00-16.30 Belajar

16.30 – 17.30 Piket sore (membersihkan ruang tidur,

ruang studi, buang sampah)

17.30– 18.45 Mandi, makan, cuci piring, membersihkan meja makan

19.00 – 21.00 Belajar

21.15 Doa Malam

22.00 Tidur Malam

Jadwal hari Minggu sedikit berbeda dengan hari lainnya

05.00 Bangun

06.00 -07.30 Perayaan Ekaristi

08.00-09-30 Perayaan Ekaristi

11.00- 16.00 Nonton TV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(14)

Lampiran 7: Bacaan dari Kitab Suci

Injil Matius 25: 14-30 (Perumpaan Tentang Talenta)

25:14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke

luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya

kepada mereka.

25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang

seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.

25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan

uang itu lalu beroleh laba lima talenta.

25:17 Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan

berlaba dua talenta.

25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di

dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.

25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan

perhitungan dengan mereka.

25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima

talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah

beroleh laba lima talenta.

25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai

hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan

memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan

turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua

talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.

25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai

hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam

perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam

perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata:

Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di

mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak

menanam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(15)

25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam

tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu

sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan

memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?

25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang

menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.

25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang

yang mempunyai sepuluh talenta itu.

25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia

berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada

padanya akan diambil dari padanya.

25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang

paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(16)

Lampiran 8: Teks Lagu

Jangan Menyerah

Tak ada manusia

Yang terlahir sempurna

Jangan kau sesali

Segala yang telah terjadi

Kita pasti pernah

Dapatkan cobaan yang berat

Seakan hidup ini

Tak ada artinya lagi

Reff :

Syukuri apa yang ada

Hidup adalah anugerah

Tetap jalani hidup ini

Melakukan yang terbaik

Tak ada manusia

Yang terlahir sempurna

Jangan kau sesali

Segala yang telah terjadi

Syukuri apa yang ada

Hidup adalah anugerah

Tetap jalani hidup ini

Melakukan yang terbaik

Tuhan pasti kan menunjukkan

Kebesaran dan kuasanya

Bagi hambanya yang sabar

Dan tak kenal putus asa

Jangan menyerah(6x)

Syukuri apa yang ada

Hidup adalah anugerah

Tetap jalani hidup ini

Melakukan yang terbaik

Tuhan pasti kan menunjukkan

Kebesaran dan kuasanya

Bagi hambanya yang sabar

Dan tak kenal putus asa(3x)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti

(17)

“Bapa Engkau Baik”

Bapa Engkau sungguh baik

Kasih Mu melimpah di hidup ku

Bapa ku berterima kasih

Berkat Mu hari ini yang Kau sediakan bagi ku

Ku naikkan syukur ku buat hari yang Kau b’ri

Tak habis-habisnya kasih dan rahmat Mu

Selalu baru dan tak pernah terlambat pertolongan Mu

Besar setia Mu di sepanjang hidup ku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI