1 makalah butet jepripma(2)

download 1 makalah butet jepripma(2)

of 4

description

pma

Transcript of 1 makalah butet jepripma(2)

BAB IPENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANGIbuprofen merupakan obat golongan NSAID dengan mekanisme kerja mengambat biosistesis prostagladin dengan memblok enzim cyclogenase yang berfungsi mengubah arachidonic acid menjadi prostaglandin. Jenis obat ini digunakan sebagai analgesik, antipiretik dan antiinflamentori, dengan efek samping berupa gastrointestinal haemorrhage dan ulkus. Sedangkan famotidine merupakan obat dengan mekanisme kerja memblok reseptor H2 sehingga dapat mengurangi produksi asam lambung yang dipicu oleh ibuprofen. Famoditin dikombinasi dengan ibuprofen bertujuan untuk mencegah resiko terjadinya ulkus. Kombinasi antara ibuprofen dan famotidine diindikasikan untuk terapi osteoarthritis dan rheumatoid arthritis (Narendra, 2012 ; Shah, 2012).

Berdasarkan monografi Farmakope indonesia ed IV tidak tercantum senyawa famotidine hannya terdapat senyawa ibuprofen yang dianalisis kuantitatif dengan menggunakan metode HPLC dengan detektor UV-VIS. Sedangkan menurut Narendra (2012) terdapat beberapa metode yang umum digunakan untuk analisis kuantitatif senyawa ibuprofen atau famotidine baik tunggal maupun campuran dengan senyawa obat berbeda yaitu kromatografi cair (LC), HPTLC, UPLC-MS/MS, super critical fluid, potensiometri dan spektrofotometri. Salah satu metode yang digunakan untuk analisis kuantitaif kombinasi ibuprofen dan famotidine adalah HPTLC yang ditendem dengan densitometri yang menawarkan akurasi, presisisi dan sensitivitas yang tinggi, kelemahan metode ini adalah diperluakan tahap pemisahan dengan menggunakan HPTLC dan kemudian dianalisis dengan istrumen desitometri (Patel, 2012). Sehingga dicari pengembangan metode alternatif yang pengerjaannya lebih sederhana yaitu tanpa dilakuakn pemisahan campuran tetapi dapat membrikan akurasi, presisisi dan sensitivitas yang minimal sama. Metode altdernatif yang dipilih adalah spektrofotometri simultan selain sederhana metode ini belum ada yang menggunakan untuk anlisis kuantitaif campuran ibuprofen dan famotidin.II. TUJUAN ANALISISUntuk menghasilkan metode analisis yang mampu melakukan penetapan kadar sediaan farmasi yang mengandung campuran ibuprofen dan famotidine secara simultan sehingga dihasilkan metode analisis yang lebih sederhana dan tidak memerlukan proses pemisahan kedua senyawa obat tersebut terlebih dahulu.III. URAIAN MASALAH3.1 Masalah Utama pada Metode Pengembangan yang Diajukan

Ibuprofen dan Famotidine akan dianalisis secara simultan dimana syarat dari analisis secara simultan adalah kedua senyawa obat harus memiliki serapan maksimal di panjang gelombang yang berbeda atau panjang gelombang salah satu senyawa tidak mengganggu pengukuran senyawa obat yang lain.

3.2 Permasalahan Yang Muncul dalam analisis metodea. Akurasi dan presisi

Akurasi dinyatakan dengan besarnya % perolehan kembali. dimana analisis dengan GC diharapkan diperoleh % perolehan kembali sebesar 99.83%. Presisi yang diinginkan pada GC dinyatakan dengan RSD (%) yaitu berkisar antara 1 2 (Samuel Johnson, 2004). Akurasi untuk serbuk murni aspirin dinyatakan dengan % perolehan kembali dimana untuk serbuk murni aspirin diharapkan nilai % perolehan kembali berkisar antara 99,05% - 100,05% (Depkes RI, 1995). (sing bakat cang ane UV kude akurasi presisine)b. Jenis sampel dan perlakuan sampel

Sampel berupa sediaan tablet yang mengandung Ibuprofen dan Famotidin dimana dalam tablet terdapat matrik yang mungkin dapat mengganggu secara pengukuran atau secara instrumentasi.c. Target analisisTarget yang diinginkan adalah analisis kuantitatif.d. Penggunaan instrument GCAspek instrumen sangat penting yang meliputi pemilihan kolom, gas dan kecepatan aliran yang digunakan, suhu, dan detector. Perlu misi ne??IV. SOLUSI MASALAH4.1 Solusi masalah utamaUntuk dapat melakukan analisis Ibuprofen dan Famotidin secara simultan diperlukan studi pustaka terhadap sifat kelarutan dalam pelarut dan serapan maksimum kedua senyawa sehingga nantinya dapat ditentukan panjang gelombang pengukuran untuk tiap senyawa dan untuk kedua senyawa.4.2 Solusi masalah yang muncul dalam analisis metodea. Metode dikembangkan dan diatur sehingga menghasilkan nilai presisi dan akurasi sesuai dengan yang diinginkan dan memenuhi nilai akurasi dan presisi yang telah tervalidasi untuk metode. b. Sampel dipreparasi terlebih dahulu untuk memisahkan komponen-komponen tak terlarut yang dapat mengganggu proses pengukuran pada instrumen spektrofotometer UV-Vis.c. Perlu digunakan pelarut dengan tingkatan analitik (analytical grade) untuk menjaga kemurnian pelarut dan mendukung tujuan dari penelitian dengan target analisis kuantitatif.d. Dilakukan penelusuran pustaka untuk mendapatkan kondisi yang paling baik dalam analisis menggunakan instrumen. \DAFTAR PUSTAKANarendra, N., Govinda S.j., Kumawat M., Kalra N., dan G. Gurpreet. 2012. Simultaneous Estimation Of Famotidine and Ibuprofen in Pure and Pharmaceutical Dosage Form by UV-VIS Spectroscopy. International Research Journal of Pharmacy 3 (4). Hl. 277-280.Patel, R., Rupal T., dan Kashyap Thumar. 2012. HPTLC Method for Simultaneous Estimation of Ibuprofen and Famotidine from Tablet Dosage Form. Inventi Rapid Pharm Ana & Qual Assur (3). Hl. 1-6.Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Shah, D.A., Dixita J.S., Chirag D.N., Usman. 2012. Estimation of Ibuprofen and Famotidine in Tablet in second Order Derivative Spectrophotometry method. Arabian Journal Chemistry (53). 4