1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... ·...

15
/' " /#1 /1 ,? (" MENTERIKEUANGAN REPUBLIK IN90NESIA SAL/NAN PER A TURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 240/PMK.03/2009 TENT ANG PERUBAHAN AT AS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK03/2009 TENT ANG TATA CARA PENGA W AsAN, PENGADMINIsTRAsIAN, PEMBA YARAN, sERTA PELUNAsAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN/ AT AU PAJAK PENJUALAN AT AS BARANG MEWAH AT AS PENGELUARAN DAN/ AT AU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK DAN/ ATAU JAsA KENA PAJAK DARI KAWAsAN BEBAs KE TEMP AT LAIN DALAM DAERAH PABEAN DAN PEMAsUKAN DAN/ AT AU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK DAN/ AT AU JAsA KENA PAJAK DARI TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN KE KAWAsAN BEBAs DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA EsA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. b. bahwa untuk memperlancar arus barang keluar dan masuk dari dan ke Kawasan Bebas, dan untuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas perpajakan di Kawasan Bebas, perlu dilakukan penyesuaian terhadap ketentuan perpajakan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK03/2009 tentang Tata Car a Pengawasan, Pengadministrasian, Pembayaran, serta Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai dan/ atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Pengeluaran dan/ atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa Kena Pajak Dari Kawasan Bebas Ke Tempat Lain Da~am Daerah Pabean dan Pemasukan dan/ atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau J asa Kena Pajak Dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean Ke Kawasan Bebas; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK03/2009 tentang Tata Cara Pengawasan, Pengadministrasian, Pembayaran, serta Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai danl atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Peng~luaran dan/ atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa Kena Pajak Dari Kawasan Bebas Ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dan Pemasukan dan/ atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa Kena Pajak Dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean Ke Kawasan Bebas; 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 NomoI' 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3986); Mengingat

Transcript of 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... ·...

Page 1: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

/'"

/#1

/1 ,? ("

MENTERIKEUANGANREPUBLIK IN90NESIA

SAL/NANPER A TURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR 240/PMK.03/2009

TENT ANG

PERUBAHAN AT AS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK03/2009TENT ANG TA TA CARA PENGA W AsAN, PENGADMINIsTRAsIAN, PEMBA YARAN,

sERTA PELUNAsAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN/ AT AU PAJAK PENJUALANAT AS BARANG MEWAH AT AS PENGELUARAN DAN/ AT AU PENYERAHAN BARANG

KENA PAJAK DAN/ ATAU JAsA KENA PAJAK DARI KAWAsAN BEBAs KE TEMP ATLAIN DALAM DAERAH PABEAN DAN PEMAsUKAN DAN/ AT AU PENYERAHAN

BARANG KENA PAJAK DAN/ AT AU JAsA KENA PAJAK DARI TEMPAT LAINDALAM DAERAH PABEAN KE KAWAsAN BEBAs

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA EsA

MENTERI KEUANGAN,

Menimbang : a.

b.

bahwa untuk memperlancar arus barang keluar dan masuk dari dan keKawasan Bebas, dan untuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitasperpajakan di Kawasan Bebas, perlu dilakukan penyesuaian terhadapketentuan perpajakan sebagaimana diatur dalam Peraturan MenteriKeuangan Nomor 45/PMK03/2009 tentang Tata Car a Pengawasan,Pengadministrasian, Pembayaran, serta Pelunasan Pajak PertambahanNilai dan/ atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Pengeluarandan/ atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa Kena Pajak DariKawasan Bebas Ke Tempat Lain Da~am Daerah Pabean dan Pemasukandan/ atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa Kena Pajak DariTempat Lain Dalam Daerah Pabean Ke Kawasan Bebas;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atasPeraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK03/2009 tentang Tata CaraPengawasan, Pengadministrasian, Pembayaran, serta Pelunasan PajakPertambahan Nilai danl atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah AtasPeng~luaran dan/ atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa KenaPajak Dari Kawasan Bebas Ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean danPemasukan dan/ atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa KenaPajak Dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean Ke Kawasan Bebas;

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan TataCara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983Nomor 49, Tambahan, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262)sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-UndangNomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009NomoI' 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan NilaiBarang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kalidiubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3986);

Mengingat

Page 2: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

Menetapkan :

.

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomer 17 Tahun 2006 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4661);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentangKawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 251,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4053)sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 130, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomer 4775);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang PelaksanaanUndang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan NilaiBarang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 259,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4061)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomer 49,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4199);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2009 tentang PerlakuanKepabeanan, Perpajakan, dan Cukai Serta Pengawasan Atas Pemasukandan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Serta Berada Di Kawasan Yang TelahDitunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 15, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4970);

7. Keputusan Presiden Nomor 84/1' Tahun 2009;

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.03/2009 tentang Tata Car aPengawasan, Pengadministrasian, Pembayaran, Serta Pelunasan PajakPertambahan Nilai dan/ atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah AtasFengeluaran dan/ atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa KenaPajak Dari Kawasan Bebas Ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean danPemasukan dan/ atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa KenaPajak Dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean Ke Kawasan Bebas;

MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN ATASPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.03/2009 TENTANGTATA CARA PENGAWASAN, PENGADMINISTRASIAN, PEMBAYARAN,SERTA PELUNASAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN/ ATAU PAJAKPENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS PENGELUARANDAN/ ATAU PENYERAHAN BARANG KEN A PAJAK DAN/ ATAU JASAKENA PAJAK DARI KAWASAN BEBAS KE TEMP AT LAIN DALAMDAERAH pABEAN DAN pEMASUKAN DAN/ATAU pENYERAHANBARANG KEN A PAJAK DAN/ATAU JASA KENA PAJAK DARI TEMpATLAIN DALAM DAERAH l' ABEAN KE KAWASAN BEBAS.

Page 3: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor45/PMK.03/2009 ten tang Tata Cara Pengawasan, Pengadministrasian,Pembayaran, Serta Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai dan/ atau PajakPenjualan Atas Barang Mewah Atas Pengeluaran dan/ atau Penyerahan BarangKena Pajak dan/ atau Jasa Kena Pajak Dari Kawasan Bebas Ke Tempat LainDalam Daerah Pabean dan Pemasukan dan/ atau Penyerahan Barang KenaPajak dan/ atau Jasa Kena Pajak Dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean KeKawasan Bebas, diubah sebagai berikut:

1. Di antara Pasal 2 dan Pasal3 disisipkan 2 (dua) pas aI, yakni Pasal2A clanPasal2B yang berbunyisebagai berikut:

Pasal 2A

(1) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal2ayat (1) dan ayat (2) untuk transaksi tertentu yaitu:

a. Pengeluaran dari Kawasan Bebas oleh pengusaha atas BarangKena Pajak yang berhubungan dengan kegiatan usahanya keTempat Lain Dalam Daerah Pabean yang dalam jangka waktutertentu akan dimasukkan kembali ke Kawasan Bebas berupamesin atau peralatan untuk:

1. kepentingan produksi atau pengerjaan proyek infrastruktur;2. keperluan perbaikan, pengerjaan, pengujian, atau kalibrasi;

dan/ atau3. keperluan peragaan atau demonstrasi.

Pengeluaran kembali dari Kawasan Bebas oleh pengusaha atasBarang Kena Pajak asal Tempat Lain Dalam Daerah Pabeanyang berhubungan dengan kegiatan usahanya berupa mesinatau peralatan untuk:

1. kepentingan produksi atau pengerjaan proyek infrastruktur;2. keperluan perbaikan, pengerjaan, pengujian, atau kalibrasi;

dan/ atau3. keperluan peragaan atau demonstrasi.

Pengeluaran Barang Kena Pajak untuk kegiatan usahaeksplorasi hulu minyak dan gas bumi serta panas bumi yangatas impomya Pajak Pertambahan Nilai yang terutang tidakdipungut, dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilaiatau Pajak, Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintahsebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan, ,sepanjang pengeluaran Barang Kena Pajak tersebut tidak untuktujuan pengalihan hak.

Pengeluaran Barang Kena Pajak, yang sesuai dengan ketentuanperundang-undangan perpajakan tidak dipungut ataudibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.

Pengeluaran Barang Kena Pajak yang telah dilunasi PajakPertambahan Nilainya dengan menggunakan stiker lunas PajakPertambahan Nilai; dan '

b.

c.

d.

e.

Page 4: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

f. Pengeluaran Barang Kena Pajak berupa pengemas yang dipakaiberulang-ulang (returnable package).

(2) Batas waktu pemasukan kembali Barang Kena Pajak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a adalah paling lama 6 (enam) bulansejak tang gal dokumen Pemberitahuan Pabean.

(3) Batas waktu pengeluaran kembali Barang Kena Pajak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b adalah paling lama 6 (enam) bulansejak tanggal dokumen Pemberitahuan Pabean.

(4) Apabila sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud padaayat (2), Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a tidak dimasukkan kembali ke Kawasan Bebas, PajakPertambahan Nilai terutang wajib dilunasi oleh pengusaha diTempat Lain Dalam Daerah Pabean yang mengeluarkan barangdengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) sebagaimana diaturdalam ketentuan perundang-undangan perpajakan.

(5) Apabila sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud padaayat (3), Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b tidak dikeluarkan kembali dari Kawasan Bebas, pada saatpengeluaran Barang Kena Pajak tersebut dari Kawasan Bebas, PajakPertambahan Nilai yang terutang wajib dilunasi oleh Orang yangmengeluarkan Barang Kena Pajak tersebut dari Kawasan Bebas.

(6) Pengusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikenakan sanksiadministrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan palinglama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat Barang KenaPajak dikeluarkan dari Kawasan Bebas sampai dengan tanggalpembayaran atau tanggal diterbitkannya surat ketetapan pajak.

(7) Pajak Pertambahan Nilai yang telah disetor sebagaimana dimaksudpada ayat (4) tidak dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan.

Pasal 2B

Ketentuan tentang tata cara:.1. pengeluaran Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2A ayat (1) huruf a untuk asalluar Daerah Pabean;

2. pelunasan pajak terutang atas Barang Kena Pajak asal luar DaerahPabean yang tidak dimasukkan kernbali ke Kawasan Bebas dalarnjangka waktu yang telah ditentukan; dan

3. pemasukan dan'pengeluaran pengemas yang dipakai berulang-ulang(returnable package) sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 2A ayat (1)huruf f,

adalah sebagaimana diatur dalam:

a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 46/PMK.04/2009 tentangPemberitahuan Pabean Dalarn Rangka Pemasukan dan PengeluaranBarang Ke dan Dari Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai KawasanPerdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan perubahannya; dan

Page 5: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang TataCara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari KawasanYang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas danPelabuhan Bebas dan perubahannya.

2. Ketentuan Pasal3 diubah dengan menambah 5 (lima) ayat, yakni ayat (4),ayat (5), ayat (6), ayat (7), dan ayat (8) sehingga Pasal 3 berbunyi sebagaiberikut:

Pasal 3

(1) Barang Kena Pajak dapat dikeluarkan dari Kawasan Bebas . keTempat Lain Dalam Daerah Pabean apabila telah dipenuhikewajiban pabean sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan kepabeanan.

(2) Termasuk dalam pemenuhan kewajiban pabean sebagaimanadimaksud pada ayat (1) adalah penyampaian Pemberitahuan Pabeanyang dilampiri dengan:

a. invoice atau faktur penjualan atau dokumen penyerahan barangdalam hal tertentu; dan

b. Surat Setoran Pajak (SSP) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2ayat (4).

(3) Penyerahan barang dalam hal tertentu sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf a meliputi:

a. penyerahan antar cabang;b. penyerahan dari kantor pusat ,ke cabang atau sebaliknya; atauc. pemberian cuma-cuma.

(4) Untuk pengeluaran Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2A ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d,kewajiban melampirkan Surat Setoran Pajak (SSP) sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b diganti dengan:

a. Pemberitahuan Pemasukan/Pengeluaran Barang Transaksi. Tertentu (PPBTT) yang telah disetujui oleh kepala KantorPelayanan Pajak tempat pengusaha di Tempat Lain DalamDaerah Pabean terdaftar dan surat persetujuan keterangan asalbarang dari Badan Pengusahaan Kawasan untuk pengeluaranBarang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2A ayat(1) huruf a dan huruf b selain Barang Kena Pajak asalluar daerahPabean;

b. Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai untuk,pengeluaran Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalamPasal 2A ayat (1) huruf d yang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan ditentukan bahwa untuk mendapatkanfasilitas dimaksud harus disertai Surat Keterangan Bebas PajakPertambahan Nilai;

c. masterlist atau dokumen dengan nama lain yang mempunyaifungsi sarna dengan masterlist untuk perusahaan kontraktorminyak dan gas bumi serta panas bumi sebagaimana dimaksuddalam Pasal2A ayat (1) huruf c.

Page 6: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

-

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

(5) Kewajiban melampirkan Surat Setoran Pajak (SSP) sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b tidak berlaku untuk:

a. pengeluaran Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalamPasal 2A ayat (1) huruf d yang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan ditentukan bahwa untuk mendapatkanfasilitas dimaksud tidak memerlukan Surat Keterangan Bebas PajakPertambahan Nilaii

b. pengeluaran Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalamPasal2A ayat (1) huruf e dan huruf f.

(6) PPBIT sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dibuat olehpengusaha di Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dalam rangkap 5(lima) dengan peruntukan sebagai berikut:

a. lembar ke-1 untuk pengusaha di Tempat Lain Dalam DaerahPabeani

b. lembar ke-2 untuk pengusaha di Kawasan Bebasic. lembar ke-3 untuk KPP di Kawasan Bebas melalui Unit Pelaksana

Kawasan Bebasid. lembar ke-4 untuk Kantor Pabean di Kawasan Bebas;e. lembar ke-5 untuk KPP tempat pengusaha di Tempat Lain Dalam

Daerah Pabean terdaftar.

(7) PPBTT menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalamLampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini dan tata carapemberian persetujuan atas PPBTT di Kantor Pelayanan Pajakadalah sebagaimana diatur dalam Lampiran III Peraturan MenteriKeuangan ini, yang merupakari bagian yang tidak terpisahkan dariPeraturan Menteri Keuangan ini.

(8) Surat persetujuan keterangan asal barang sebagaimana dimaksudpada ayat (4) huruf a:

a. merupakan surat pemyataan yang menerangkan bahwa BarangKena Pajak yang dikeluarkan tersebut tidak berasal dari luarDaerah Pabean atau selama berada di Kawasan Bebas tidak adakomponen atau bagian dari Barang Kena Pajak tersebut berasaldari luar Daerah Pabeani

b. dibuat sebelum Barang Kena Pajak dikeluarkan dari KawasanBebasi

c. dibuat dalam rangkap 6 (enam) dengan peruntukan sebagaiberikut:

1) lembar ke-1 untuk pengusaha di Tempat Lain Dalam DaerahPabeani

2) lembar ke-2 untuk pengusaha di Kawasan Bebasi3) lembar ke-3 untuk KPP di Kawasan Bebas melalui Unit

Pelaksana Kawasan Bebas;4) lembar ke-4 untuk Kantor Pabean di Kawasan Bebasi5) lembar ke-5 untuk KPP tempat pengusaha di Tempat Lain

Dalam Daerah Pabean terdaftari6) lembar ke-6 untuk Badan Pengusahaan Kawasan.

Page 7: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

3.

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Di antara Pasal4 dan Pasal5 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal4A danPasal4B yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 4A

Penyerahan Jasa Kena Pajak yang menurut ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan dibebaskan dari pengenaan PajakPertambahan Nilai dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal4.

Pasal4B

Atas penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri dan jasatelekomunikasi tetap dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

4. Ketentuan Pasal 6 diubah dengan menambah 2 (dua) ayat, yakni ayat (3)dan ayat (4) sehingga Pasal 6 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 6

(1) Pemasukan Barang Kena Pajak dari Tempat Lain Dalam DaerahPabean atau dari Tempat Penimbunan Berikat ke Kawasan Bebasmelalui pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk, tidak dipungutPajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan PajakPenjualan atas Barang Mewah.

(2) Penyerahan Barang Kena Pajak T~dak Berwujud dan/atau Jasa KenaPajak dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean atau dari TempatPenimbunan Berikat ke Kawasan Bebas, tidak dipungut PajakPertambahan Nilai.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) jugaberlaku untuk pemasukan Barang Kena Pajak dan penyerahan JasaKena Pajak yang sesuai dengan ketentuan perundang-undanganperpajakan dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untukpemasukan Barang Kena Pajak yang telah dilunasi PajakPertambahan Nilai dengan menggunakan stiker lunas PajakPertambahan Nilai, dan Bahan Bakar Minyak bersubsidi.

5. Ketentuan Pasal 7 diubah dengan menambah 1 (satu) ayat, yakni ayat (5)sehingga Pasal 7 berbtinyi sebagai berikut:

Pasal 7

(1) Atas pemasukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)wajib dibuatkan Faktur Pajak Standar sesuai peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Saat pembuatan Faktur Pajak Standar sebagaimana dimaksud padaayat (1) adalah paling lama pada saat pengiriman Barang KenaPajak ke Kawasan Bebas.

(2)

Page 8: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

6.

MENTERIKEUANGANREPUBLIKINDONESIA

(3) Atas penyerahan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud danl atau JasaKena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) wajibdibuatkan Faktur Pajak Standar sesuai peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

(4) Faktur Pajak Standar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(3) harus diberi cap "PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TIDAKDIPUNGUT BERDASARKAN PP NOMOR 2 TAHUN 2009" olehPengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan.

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku ataspemasukan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal2A ayat (1) huruf b dan pemasukan kembali Barang Kena Pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal2A ayat (1) huruf a.

Ketentuan Pasal 8 ayat (2) diubah, diantara ayat (2) dan ayat (3)disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (2a), dan diantara ayat (5) dan ayat (6)disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (Sa), sehingga Pasal8 berbunyi sebagaiberikut:

Pasal 8

(1) Fasilitas Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai danPajak Penjualan atas Barang Mewah tidak dipungut sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) diberikan apabila Barang KenaPajak Berwujud tersebut benar-benar telah masuk di KawasanBebas yang dibuktikan dengan dokumen yang telah diberikanEndorse111£nt oleh pejabat/pegawai Direktorat Jenderal Pajak.

(2) Dokumen yang harus disampaikan dalam rangka Endorsementsebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pemberitahuan Pabeanyang telah didaftarkan pada kantor pabean, yang dilampiri dengan:

a. fotokopi Faktur Pajak Standar (lembar pembeli);

. b. fotokopi Bill of Lading, Airway Bill atau Delivery Order; danc. fotokopi invoice.

(2a) Dokumen yang harus disampaikan dalam rangka Endorsementsebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk pemasukan BarangKena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2A ayat (1) huruf adan huruf b adalah Pemberitahuan Pabean yang telah didaftarkanpada kantor pq.bean, yang dilampiri dengan:

a. PPBTT yang telah disetujui oleh kepala Kantor Pelayanan Pajaktemp at pengusaha di Tempat Lain Dalam Daerah Pabeanterdaftar beserta lampirannya; dan

b. fotokopi Bill of Lading,Ainvay Bill atau Delivenj Order.

(3) Penyampaian lampiran dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat(2) harus disertai dengan menunjukkan dokumen aslinya.

Page 9: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

7.

(4)

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Oalam hal pengurusan Pemberitahuan Pabean dilakukan olehpengusaha pengurusan jasa kepabeanan, dokumen yang harusdisampaikan dalam rangka Endorsement sebagaimana dimaksudpada ayat (2) harus dilampiri dengan surat kuasa dari pengusahayang melakukan pemasukan barang ke Kawasan Bebas.

(5) Oalam hal Pemberitahuan Pabean tidak sesuai dengan dokumen-dokumen yang harus dilampirkan dalam rangka Endorsement,Barang Kena Pajak tetap dapat dikeluarkan dari pelabuhan/bandarudara yang ditunjuk clan atas pemasukan Barang Kena Pajak tidakdapat diberikan fasilitas Pajak Pertambahan Nilai atau PajakPertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah tidakdipungut.

(Sa) Oalam hal Pemberitahuan Pabean untuk pemasukan Barang KenaPajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2A ayat (1) huruf a danhuruf b tidak sesuai dengan dokumen-dokumen yang harusdilampirkan dalam rangka Endorsement sebagaimana dimaksudpada ayat (2a), Barang Kena Pajak tetap dapat dikeluarkan daripelabuhan/bandar udara yang ditunjuk dan atas pemasukanBarang Kena Pajak tersebut tidak termasuk transaksi tertentusebagaimana dimaksud dalam Pasal 2A ayat (1) huruf a dan hurufb.

(6) Tata cara Endorsement oleh pejabat/pegawai Oirektorat JenderalPajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimanaditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini,yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PeraturanMenteri Keuangan ini.

(7) Penugasan pejabat/pegawai Oirektorat Jenderal Pajak dalamrangka melakukan Endorsement sebagaimana dimaksud pada ayat(1) di kantor pabean ditetapkan dengan Keputusan MenteriKeuangan.

Mengubah Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan Nomor45/ PMK.03/2009 sehingga menjadi sebagaimana ditetapkan dalamLampiran I Peraturan Menteri Keuangan ini, yang merupakan bagianyang tidak terpisahkaI) dari Peraturan Menteri Keuangan ini.

Pasal II

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 10: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanMenteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara RepublikIndonesia.

Diundangkan di Jakartapada tanggal 30 Desember 2009

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

ttd.

PATRIALIS AKBAR

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 30 Desember 2009

.MENTERIKEUANOAN

ttd.

SElMULYANI lNDRAWATI

BERIT A NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR 540

G

Page 11: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

LAMPIRAN IPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR

240/PMK.03/2009 TENTANG PERUBAHAN ATASPERATURAN MENTE~ KEUANGAN NOMOR45/PMK.03/2009 TENTANG TAT A CARA PENGAWASAN,l'ENGADMINISTRAsIAN, PEMBAYARAN sERTAPELUNASAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN/ ATAUPAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH AT ASPENGELUARAN DAN/ATAU PENYERAHAN BARANGKENA PAJAK DAN/ ATAU JASA KENA PAJAK DA~KAWAsAN BEBAS KE TEMPAT LAIN DALAM DAERAHI'ABEAN DAN PEMASUKAN DAN/ ATAU PENYERAHANBARANG KENA PAJAK DAN/ATAU JASA KENA PAJAKDARI TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN KEKAWAsAN BEBAS

MENTERIKEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

TAT A CAR A ENDORSEMENT ATAS PENYERAHAN BARANG KEN A PAJAK BERWUJUDDARI TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN KE KAWAsAN BEBAs

A. Umum

1. Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas BarangMewah yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak Berwujud dari Tempat Lain DalamDaerah Pabean ke Kawasan Bebas mendapatkan fasilitas Pajak Pertambahan Nilai atau PajakPertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah tidak dipungut, apabila BarangKena Pajak Berwujud tersebut benar-benar telah masuk di Kawasan Bebas.

2. Pembuktian bahwa Barang Kena Pajak Berwujud tersebut benar-benar telah. masuk diKawasan Bebas adalah dengan menyampaikan dokumen-dokumen sebagaimana dimaksuddalam Pasal8 ayat (2) untuk diberikan Endorsement oleh pejabatjpegawai Direktorat JenderalPajak yang ditempatkan di kantor pabean.

3. Dokumen yang harus disampaikan dalam rangka Endorsement oleh pejabatj petugasDirektorat Jenderal Pajak adalah Pemberitahuan Pabean (PP FTZ-03) yang telah didaftarkanpada kantor pabean, yang dilampiri dengan:

a. fotokopi Faktur Pajak standar (lembar pembeli);b. fotokopi Bill of Lading, Ainvay Bill atau Delivery Ord£r; danc. fotokopi Faktur Penjualan atau Invoice,

dengan menunjukkan dokumen-dokumen aslinya.

4. Dokumen yang harus disampaikan dalam rangka Endorsement oleh pejabatj petugasDirektorat Jenderal Pajak, khusus untuk pemasukan barang untuk tujuan tertentu yaitu mesindan peralatan untuk kepentingan produksi atau pengerjaan proyek infrastruktur, baranguntuk keperluan perbaikan, pengerjaan, pengujiart, keperluan peragaan dan demonstrasi, danpengemas yang dipakai berulang-ulang (returnable package) adalah Pemberitahuan Pabean (PPFTZ-03) yang telah didaftarkan pada kantor pabean, yang dilampiri dengan:

a. asli lembar ke-3 dan lembar ke-4 PPBTT; danb. fotokopi Bill of Lading, Ainvay Bill atau Delivenj Ord£r.

B. Tata Cara Endorsement

1. Dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud pada lluruf A angka 3 dan angka 4 di atasdisampaikan ke' pejabatj pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang ditempatkan di kantorpabean.

2. Pejabatj pegawai Direktorat Jenderal Pajak melakukan Endorsement dengan cara:

a. Meneliti dokumen-dokumen yang disampaikan;b. Memastikan bahwa data dalam Bill of Lading, Ainvay Bill atau Delivery Ord£r, invoice,

Faktur PajakjPPBTI dan manifest' telah sesuai dengan data dalam pemberitahuanpabean; .

c. Dalam hal data dalam Bill of Lading,Ainvay Bill atau Delivery Ord£r, invoice, FaktUr Pajakdan manifest telah sesuai dengan data dalam pemberitahuan pabean, pejabatj pegawaimembubuhkan cap dan tanda tangan pada pemberitahuan pabean sebagai berikut:

CATATAN DITJEN PAJAKDAPAT DIBERlKAN "FAsILITAS PPN TIDAK DIPUNGUT"

, (tang gal, bulan, tahun)Mengetahui,PejabatjPegawai DJP

NamaNIP ~I

Page 12: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

MENTERIKEUANGANREPUBLIKINDONESIA

d. Dalam hal data dalam Bill of Lading, Ainvay Bill atau Delivery Order, invoice, Faktur Pajakdan manifest tidak sesuai dengan data dalam pemberitahuan pabean, makapejabatj pegawai membubuhkan cap dan tanda tangan pada pemberitahuan pabeansebagai berikut:

CATATAN DITJEN PAJAKDATA TIDAK SESUAI, TIDAK DAPAT DIBERIKAN IIFASILITASPPN TIDAK DIPUNGUT" .

, (tanggal, bulan, tahun)Mengetahui,PejabatjPegawai DJP

NamaNIP

e. Atas pemasukan barang untuk transaksi tertentu dalam hal data PPBTT dan Bill ofLading, Ainvay Bill atau Delivery Order telah sesuai dengan data dalam pemberitahuanpabean, pejabatj pegawai membubuhkan cap dan tanda tangan pada pemberitahuanpabean sebagai berikut:

CATATAN DITJEN PAJAKDATA SESUAIBarang Kena Pajak yang dimasukkan untuk transaksi tertentu

, (tanggal, bulan, tahun)Mengetahui,PejabatjPegawai DJP

NamaNIP

f. Dalam hal data dalam PPBTT dan Bill of Lading, Ainvay Bill atau Delivery Order tidaksesuai dengan data dalam pemberitahuan pabean, pejabatj pegawai membubuhkan capdan tanda tangan pada pemberitahuan pabean sebagai berikut:

CATATAN DITJEN PAJAKDATA TIDAKSESUAIBarang Kena Pajak yang dimasukkan bukan untuk transaksi tertentu

, (tanggal, bulan, tahun)Mengetahui,PejabatjPegawai DJP

NamaNIP

3. Proses Endorsement pemberitahuan pabean dilakukan paling lama 1 (satu) hari kerja sejakdokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) diterima olehpejabatjpegawai Direktorat Jenderal Pajak yang ditempatkan di kantor pabean yangwilayah kerjanya meliputi pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk.

Page 13: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

4. Lembar ke-4 pemberitahuan pabean yang telah diberikan Endorsement dan dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) diadministrasikan di KantorPelayanan Pajak di Kawasan Bebas.

.".,""-""I"i'\:j(,/~

MENTERI KEUANGAN,

ttd.

SRI MUL YANI INDRA W A TI

Page 14: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

l./\Ml"IKl\l~ 11PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 24(}PMK.03j2009TENTANG PERUBAlIAN ATA5 PERATURAN MENTER!Kf:\JANGAN NOMOR 45jPMK.03j2009 TENTANG TATA CARAPENGA WASAN, PENGADMINISTRA5IAN, PEMBAYARAN SERrAiFLUNASAN PAJAK PERTAMBAIIAN NILAII.JANjATAU PAJAKPENjUALAN ATA5 BARANC MEW AIl ATAS PENCELUARANDANj ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK DANj ATAlJ

JA5A KEN A PAJAK DARJ KAWASAN BEBAS KE TEMP AT LAINDALAM DAERAJ I PABEAN DAN PI;MASUKAN DANj ATAUPENYERAHAN BARANG KEN A PAJAK DANj ATAU jA5A KENAPAJAK DARI TEMP AT LAIN DALAM DAERAH PABEAN KE

,', KA W ASAN BEBAS

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

PEMBERITAHUAN PEMASUKANjPENGELUARAN BARANG TRANSAKSI TERTENTU (pI'BTT)

NomoI'Tanggal

A. Jenis pemitsukan/Pengcluaran D 1. Dari Kawasan Bcbas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean2. Dari Tempat Lain Dalam I)aerah Pabean ke Kawasan Bebas

B. Asal Barang D 1. Luar Daerah Pabean 2. Tempat Lain Dalam Daerah Pabean 3. Kawasan 13ebas 4. lainnya

C. Tanggal dikcmbalikan ke KBjTI.I Jl)P

: (diisi pada saat BKP dikcmbaJikan)

D. Dala Pcmberitahuanl'engusaha Di Tempat Lain Oalam Daerah Pabean (TLOOI'):

Nan1aNPWP jNPPKPAlamat

Pengusaha Oi Kawasan Bebas:

NamaNPWPjNPPKPAlamat

Keterangan Barang:

No. PI' FTZ 01

No. PI' HZ mPcrusahaan Pengangkut Barang .No.Bill ofl.ndillg/Airwnys Bill/Delivery Order:AsaljTujuan BarangRcncana Jangka WaktuPcnggunaan BarangKctcrangan Pcnggunaan : Persewaanj Reparasij Pamcranj.. *)

-.-----.-----.--- -------- --------..----

n~------

antian/Uang Muka(fermin__-Rupiah

No. Urnt Nama Barang

----Harga Jual

-Dengan ini mcnyatakan bahwa semua keterangan di atas benar adanya. Apabila di kemudian hari ditcmukan kcterangan yangtiJak scsuai dengan keadaan sebcnarnya maka saya bersedia dikenai sanksi berdasarkan ketentuan perundang-wldanganperpajakan.

CATATAN DlTJEN PAJAKTclah sesuai dengan ketentuan pCI'syaratandan dokumen pelengkap.

, (tanggal, bulan, tahun)Mengetahui,PejabatjPegawai DJP

, tanggal.................NamaJabatan

(pellgllsnhn di TL.[)[)P)

NamaNIP

I.embar ke-lj2 untuk Pengusaha di TI.DDPjPengusaha di KB;I.embar ke-3j4 untuk KPP di KBjKantor Pabean;I,embar ke-5 untuk KPP di TLDDP.Keterangan: *)coret yang tidak perlu

MENTERIKEUANOANttd.

. S~rMULYANIINDRAWATI

Page 15: 1 - bctemas.beacukai.go.idbctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/pmk-240-2009-PPN... · Kawasan Bebas,danuntuk optimalisasi pelaksanaan pemberian fasilitas ... perlu menetapkan

I..I\MPIRI\N IIIPERI\TURI\N MENTERI KEUI\NGI\N NOMOR

24o.!PMK.m!2009 TENTI\NC I'ERUBI\III\N I\TI\SPERI\TURI\N MENTERI KEUI\NGI\N NOMOR45!PMK.03!2009 TENTI\NG TI\TI\ CI\RI\PENGA WASliN, PENGI\DMINISTRIISII\N,PEMBI\YIIRIIN SERTII PliLUNIISIIN Pl\jl\KPERTI\MBAHIIN NILIII DIIN! I\TI\U PAjllK. PENjUALAN 11'1'1\5 BARliNG MEWIII I I\TASPENGELUI\RI\N DIIN! ATAU PENYERAI IANBIIRI\NG KENA Pl\jl\K DAN! IITIIU jl\51\ KENIIPlljl\K DIIRI KAWI\SIIN BEBI\S KE TEMPI\T LI\INDALIIM DIIERIlII PIIBlillN DI\N PEMIISUKI\NDAN! IITIIU PENYl'RAIIIIN BIIRIINC KENII PlljllKDIIN! IITI\U jll511 KENIII'I\jI\K !JARI TEMPliT LIIINDIILIIM DIIERIIIIPI\BEIIN KF KI\WII511N BEBIIS

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

TATACARA PEMBERIAN PERSETUJUAN AT AS PEMBERITAHUANPEMASUKANfPENGELUARAN BARANG TRANSAKSI TERTENTU (PPBTT)

1. Pengusaha di Tempat Lain Dalam Daerah Pabean mengajukan permohonan persetujuan atasPemberitahuan Pemasukan/Pengeluaran Barang Transaksi Tertentu (PPBTT) kepada KepalaKantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Terdaftar.

2. Permohonan dilakukan dengan menyampaikan PPBTT dalam rang};ap 5 (lima) disertaidengan lampiran yang dipersyaratkan.

3. Permohonan persetujuan PPBTT untuk pengeluaran Barang Kena Pajak dari Kawasan Bebasyan~ dalam jangka waktu tertentu akan dimasukkan kembali ke Kawasan Bebas wajibdilampiri dengan Surat Persetujuan Keterangan Asal Barang dari Badan PengusahaanKawasan yang menyatakan bahwa barang terse but bukan barang asalluar Daerah Pabean.

4. Permohonan persetujuan PPBTT untuk pemasukan Barang Kena Pajak dari Tempat LainDalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas yang dalam jangka waktu tertentu akan dikeluarkankembali dari Kawasan Bebas tidak perlu dilampiri dengan Surat Persetujuan Keterangan AsalBarang dari Badan Pengusahaan Kawasan. Surat Persetujuan Keterangan Asal Barangtersebut wajib dilampirkan pada saat Barang Kena Pajak akan dikeluarkan dari KawasanBebas.

5. PPBTT dilampiri dengan:

a. Copy lembar depan, lembar yang menerangkan tujuan transaksi serta lembar tandatangan,atau Copy dokumen lain yang menyatakan bahwa pengeluaran/pemasukan barangterse but adalah dalam rangka kegiatan produksi atau pengerjaan infrastruktur ataukeperluan perbaikan, atau pengujian atau peragaan atau demonstrasi;

b. Invoice dalam hal pengeluaran/pemasukan barang tersebut harus diterbitkan invoice; danc. Foto terbaru barang dalam ukuran 4R.

6. Berdasarkan permohonan dari Wajib Pajak, Kepala Kantor Pelayanan Pajak melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. meneliti pengisian formulir PPBTT dan dokumen pelengkap yang dipersyaratkan;b. apabila pengisian dan dokumen pelengkap telah sesuai dengan yang dipersyaratkan maka

Kepala Kantor Pelayanan Pajak memberikan persetujuan pada PPBTT paling lama 5 (lima)hari kelia sejak permohonan diterima;

c. apabila pengisian dan dokumen pelengkap belum sesuai dengan yang dipersyaratkanmaka Kepala Kantor Pelayanan Pajak mengirim pemberitahuan kepada Wajib Pajakpaling lama 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima;

d. memberikan persetujuan pada setiap lembar PPBTT; dane. mengarsip lembar ke-5 PPBTT sebagai dasar untuk melakukan pengawasan atas transaksi

pengeluaran/pemasukan barang d~ri Kawasan Bebas yang dilakukan oleh Wajib Pajak.

Salinan sesuai dengan aslinya,Kep~ Biro Umum

u.b.ian T.U. De

MENTER! KEUANOAN

ttd.

S~MULYANI INDRAWA'I'I

0