1. Dokumen Dukungan Puslitbang Jalan Dan Jembatan Rev 7
-
Upload
aris-widanarko -
Category
Documents
-
view
62 -
download
3
description
Transcript of 1. Dokumen Dukungan Puslitbang Jalan Dan Jembatan Rev 7
-
DOKUMEN DUKUNGAN PUSLITBANG JALAN DAN JEMBATAN
UNTUK IMPLEMENTASI PBC DI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
OKTOBER-NOVEMBER 2013
Kementerian Pekerjaan Umum
Badan Penelitian dan Pengembangn
Pusat Peneltian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan
-
Halaman | i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah menyelesaikan Dokumen Dukungan Puslitbang Jalan dan Jembatan dalam rencana Implementasi PBC di Direktorat Jenderal Bina Marga pada Tahun Anggaran 2014.
Dokumen ini terdiri dari 3 bab yang terdiri dari Bab 1 Penyelenggaraan Jalan dan
PBC, Bab 2 Litbang PBC oleh Pusjatan, dan Bab 3 Dukungan Pusjatan dalam
Implementasi PBC.
Semoga dokumen ini dapat bermanfaat untuk pelaksanaan PBC di Direktorat
Jenderal Bina Marga.Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.
Hormat kami,
Kepala
Puslitbang Jalan dan Jembatan
Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc
NIP. 1962 0204 198703 1 002
-
Halaman | ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... v
BAB 1 PENYELENGGARAAN JALAN DAN PBC .................................................... 6
1.1 Penyelenggaraan jalan ................................................................................... 6
1.2 Metode penyelenggaraan jalan ...................................................................... 7
1.3 PBC dan penyelenggaraan jalan .................................................................... 7
1.4 PBC dan pendekatan value for money ........................................................... 8
1.4.1 Implementasi PBC di Direktorat Jenderal Bina Marga ........................... 10
BAB 2 LITBANG PBC OLEH PUSJATAN .............................................................. 13
2.1 Penelitian dan Pengembangan PBC oleh Pusjatan ..................................... 13
BAB 3 DUKUNGAN PUSJATAN DALAM IMPLEMENTASI PBC .......................... 16
3.1 Lesson learn dari penerapan PBC di Negara Berkembang ......................... 16
3.2 Penyediaan fasilitas data center jalan dan jembatan ................................... 18
3.3 Pembuatan aplikasi pendukung KBK ........................................................... 18
3.3.1 Aplikasi JAKI .......................................................................................... 19
3.3.2 Aplikasi permodelan prediksi lalu lintas ................................................. 22
3.4 Advis teknis .................................................................................................. 22
3.5 Penelitian dan Pengembangan .................................................................... 23
-
Halaman | iii
3.5.1 Kajian Model Sistem Pengadaan Penyelenggaraan Jalan .................... 23
3.5.2 Pembuatan perangkat untuk mendukung KBK ...................................... 24
3.5.3 SPM untuk jalan dan jembatan .............................................................. 25
3.6 Saran ............................................................................................................ 25
3.6.1 Saran berdasarkan Permen PU Laik Fungsi Jalan ................................ 26
3.6.2 Saran terhadap Standard Bidding Document PBC ................................ 27
Referensi .................................................................................................................. 28
-
Halaman | iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kegiatan pembangunan jalan .................................................................... 6
Gambar 2 Metode PBC dan Tradisional ..................................................................... 8
Gambar 3 Ruas Ciasem-Pamanukan ....................................................................... 11
Gambar 4 Ruas Demak-Trengguli ............................................................................ 11
Gambar 5 Alur pikir aplikasi JAKI ............................................................................. 20
Gambar 6 Tampilan aplikasi JAKI ............................................................................ 21
Gambar 7 Data spasial JAKI yang dapat diakses melalui website ........................... 22
-
Halaman | v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perbandingan biaya PBC, method base contract (kontrak tradisional), dan
in-house (swakelola) ................................................................................................... 9
Tabel 2 Perbandingan biaya antara PBC dan kontrak konvensional di beberapa
negara ....................................................................................................................... 10
Tabel 3 Pilot project PBC di Indonesia ..................................................................... 12
Tabel 4 Standar kinerja dan pengaruhnya pada kondisi/keadaan di jalan ............... 18
Tabel 5 Nilai IRI yang diharapkan berdasarkan SBD PBC dan Permen PU
No:11/PRT/M/2010 ................................................................................................... 26
-
BAB 1 PENYELENGGARAAN JALAN DAN PBC
1.1 Penyelenggaraan jalan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan,
Penyelenggaraan Jalan adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pembangunan, dan pengawasan jalan. Pengaturan jalan adalah kegiatan
perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan perencanaan umum, dan
penyusunan peraturan perundang-undangan jalan.Pembinaan jalan adalah kegiatan
penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya
manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan.Pembangunan jalan adalah
kegiatan pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan
konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan.Pengawasan jalan adalah
kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan, dan
pembangunan jalan.
Direktorat Jenderal Bina Marga memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan
jalan khususnya pada bagian pembangunan jalan yang terdiri dari kegiatan
pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi,
serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan seperti terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Kegiatan pembangunan jalan
Pemograman dan Penganggaran Perencanaan Teknis
Pelaksanaan Konstruksi
Pemeliharaan dan Operasi
PEMBANGUNAN JALAN SESUAI PP. 34 TAHUN 2006
-
1.2 Metode penyelenggaraan jalan Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) melakukan programan dan penganggaran
melalui Balai Besar dan Balai di daerah untuk kemudian diperiksa oleh Direktorat
Bina Program. DJBM dibantu konsultan untuk melakukan desain yang akan
dilelangkan. Desain tersebut dilaksanakan di lapangan oleh kontraktor pemenang
lelang. Kontraktor akan memelihara jalan tersebut sesuai dengan masa
pemeliharaan yang tertulis di kontrak. Setelah masa pemeliharaan habis, DJBM
melakukan pemeliharaan secara swakelola.Metode tesebut adalah metode
tradisional (Design-Bid-Build) dalam melakukan penyelenggaraan jalan.
Terdapat beberapa metode penyelenggaraan jalan di dunia.Tran et.all (2013)
menyatakan bahwa terdapat 3 metode umum penyelenggaraan jalan: 1) Design-Bid-
Build (DBB) atau lebih dikenal secara umum sebagai metode tradisional atau
konvensional, 2) Design-Build (DB), dan 3) Construction Manager/General
Contractor (CM/GC). DBB biasanya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
memiliki resiko tinggi.Kontraktor bertanggung jawab penuh terhadap desain dan
konstruksi pada metode DB.Pelaksanaan desain dan konstruksinya dapat berjalan
secara bersamaan.
Pemilihan-pemilihan metode di atas bergantung pada beberapa hal seperti: waktu
penyelesaian, kompleksitas dan inovasi, tingkat kesulitan desain, peniliaian resiko,
biaya, sumber daya manusia, kompetisi, dan kemampuan kontraktor/konsultan yang
tersedia.
1.3 PBC dan penyelenggaraan jalan PBC merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan jalan dengan tipe DB yang
lebih kompleks.Pada prinsipnya tahapan-tahapan yang terdapat dalam metode
DBB/tradisional diberikan kepada penyedia jasa/kontraktor seperti terlihat
padaGambar 2.
-
Gambar 2 Metode PBC dan Tradisional
1.4 PBC dan pendekatan value for money Performance Base Contract/Kontruksi Berbasis Kinerja (PBC/KBK) adalah salah
satu bentuk dari sistem pengadaan jalan yang direncanakan untuk meningkatkan
efektifitas pengelolaan dan pemeliharaan ruas jalan dengan harapan agar kondisi
fisik jalan memenuhi kinerja yang telah ditentukan (Stankevich et al, 2009).
Penyelenggara jalan selalu beranggapan bahwa biaya pembangunan jalan dapat
dihemat oleh metode PBC. Apabila dilihat dari sisi ekonomi, pendekatan PBC
adalah value for money yang merupakan rasio dari level of service dan cost (Hardy,
2001).
Planning andProgramming Budgeting
Maintenance Program
MaintenanceStrategy
Tender Product Maintenance
OWNER
CONTRACTOR
Planning andProgramming Budgeting
Maintenance Program
MaintenanceStrategy
Tender Product Maintenance
Input Data
OWNER
CONTRACTOR
TRADITIONAL
PBC/PBMC
TARGET KINERJA
Input Data
War
rant
y Per
iod
-
= Kriteria dari value for money untuk PBC adalah sebagai berikut:
1. Level of service tetap sama namun biaya berkurang
2. Level of service meningkat dan biaya tetap sama.
3. Level of service meningkat dan biaya berkurang.
Salah satu contoh penerapan KBK yang telah berhasil dilakukan adalah pada
Departemen Transportasi Florida, Amerika Serikat (DOT Florida) dengan salah satu
indikatornya adalah cost saving/penghematan biaya sebesar 13% seperti terlihat
pada Tabel 1(Holmes, 2005).
Tabel 1 Perbandingan biaya PBC, method base contract (kontrak tradisional), dan in-house (swakelola)
-
Pakkala (2005) menyebutkan bahwa penghematan biaya PBC dibandingkan kontrak
konvensional lainnya adalah sebesar 10-40% di beberapa negara (Tabel
2).Penghematan biaya cukup signifikan terjadi di Finlandia, Holland (Belanda), dan
Norway (Norwegia).Penghematan biaya yang paling kecil adalah sebesar 10%.Dari
data-data tersebut dipastikan bahwa implementasi PBC dapat menghemat biaya
apabila dibandingkan dengan metode kontrak tradisional. Untuk itu Pusjatan akan
memberikan dukungan kepada DJBM dalam rangka mengimplementasikan PBC
untuk meningkatkan keselamatan jalan dan kualitas lingkungan jalan.
Tabel 2 Perbandingan biaya antara PBC dan kontrak konvensional di beberapa negara
1.4.1 Implementasi PBC di Direktorat Jenderal Bina Marga Pada tahun 2011 Direktorat Jenderal Bina Marga telah mengimplementasikan KBK
dalam jangka waktu 4 tahun pada ruas jalan Ciasem-Pamanukan, Prov. Jawa Barat
sepanjang 18.5 km dengan anggaran sebesar Rp. 106,9 miliar dan ruas jalan
Demak-Trengguli, Provinsi Jawa Tengah sepanjang 7,68 km dengan anggaran
sebesar Rp. 59,4 miliar. Implementasi ini merupakan bagian dari program 100 hari
Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan
-
kinerja layanan jalan (Puskompu, 2011). Pada tahun 2012 KBK dilakukan kembali
pada ruas jalan Semarang-Bawen, Bojonegoro-Padangan, dan Padangan-Ngawi.
Gambar 3 Ruas Ciasem-Pamanukan
Gambar 4 Ruas Demak-Trengguli
DJBM akan melakukan implementasi PBC pada ruas jalan di kota metropolitan:
Medan, Jakarta, Semarang, dan Makassar pada tahun 2014 dan akan melakukan
-
pelelangan pada bulan November 2013. Ruas jalan yang dikontrakkan sepanjang
100km-250km dengan nilai kontrak di atas 300 M untuk masa kontrak minimal 10
tahun (DJBM, 2013). Pada saat ini DJBM sedang melakukan analisis resiko untuk
mendukung kelancaran dalam penerapan PBC di ke-4 kota yang disebutkan. DJBM
mengidentifikasi resiko berdasarkan kategori: teknis, eksternal, organisasi, dan
manajemen proyek yang memiliki dampak terhadap lingkup, biaya, waktu, dan mutu
(Bukit, 2013).
PBC dapat merangsang kontraktor untuk melakukan inovasi seperti pada pelaksanaan ruas Bojonegoro-Padangan dimana kontraktor melakukan teknologi
konstruksi khusus sarang laba-laba dan cakar ayam modifikasi (DJBM, 2013).Selain itu diperkirakan PBC dapat menghemat biaya sebesar 9-17%
dibandingkan dengan kontrak tradisional (Design-Bid-Build) (DJBM, 2013).
Tabel 3 Pilot project PBC di Indonesia
No Ruas Panjang (km)
Biaya (Rp.)
Tahun Hasil evaluasi
Penghematan biaya (%)
1 Ciasem-Pamanukan
28,0 106,9M 2011 - - Data tidak diperoleh
2 Demak-Trengguli 7,68 59,4M 2011 + + Data tidak diperoleh
3 Semarang-Bawen 22,0 2012 - 17,90
4 Bojonegoro-Padangan
11,0 2012 + 9,09
5 Padangan-Ngawi 10,7 2012 + 9,15
-
BAB 2 LITBANG PBC OLEH PUSJATAN
2.1 Penelitian dan Pengembangan PBC oleh Pusjatan Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia dan PT. Jasa Marga bekerjasama
melakukan pelatihan Performance Based Maintenance Contract di Jakarta pada
tahun 2001 dan diikuti oleh beberapa staf dari Pusjatan dan DJBM. Pada tahun
2003, Pusjatan memulai litbang PBC dengan hasil-hasil sebagai berikut:
Penelitian dan pengembangan PBC di Indonesia dimulai pada tahun 2003 dan
dilanjutkan pada tahun 2004 dengan 5 kesimpulan (Widajat, 2004):
1. Jaringan jalan yang dapat di KBK meliputi jalan beraspal maupun tidak
beraspal dengan syarat histori jalan diketahui dan jalan tidak rusak parah.
Kinerja dari masing-masing jenis perkerasan ditentukan dalam spesifikasi.
2. Terdapat beberapa perbedaan dan persamaan dalam kontrak tradisional dan
KBK seperti dasar kontrak dan risk sharing yang seimbang antara penyedia
jasa dan pemilik pekerjaan.
3. Indikator kinerja pemeliharaan pada sistem kontrak PBC yang mencakup
segala aset jalan yaitu perkerasan jalan, bahu jalan, ROW, drainase, rambu
lalu-lintas perlengkapan jalan serta jembatan harus diuraikan dengan detail
dalam kontrak karena akan digunakan sebagai dasar penilaian terhadap
pemantauan kinerja yang dilakukan secara kontinyu. Hasil pemantauan
kinerja dapat digunakan sebagai tolok ukur kondisi perkerasan pada waktu
yang bersangkutan.
4. Pada masa yang akan datang, prediksi penurunan kondisi diperlukan guna
melihat sejauh mana kerusakan jalan terjadi setelah melayani lalu lintas
dalam kurun waktu tertentu. Prediksi ini dapat membantu untuk membuat
perkiraan biaya besarnya harga kontrak pemeliharaan.
-
5. Dari 6 lokasi penyelidikan lapangan, Pusjatan telah memiliki 7 rumus
penurunan kondisi: 1)lendutan, 2) kerataan, 3) kedalaman alur, 4) % luas
retak, 5) % luas pelepasan butir, 6) %luas lubang, dan 7)% luas amblas.
Pada tahun 2009 Pusjatan melakukan litbang PBC dan menghasilkan konsep
dokumen lelang untuk pekerjaan PBC serta beberapa kesimpulan dan saran
(Saptadi, 2009):
Kesimpulan:
1. Konsep dokumen lelang yang berbasis kinerja untuk ujicoba penerapan
litbang PBC hasil kegiatna litbang PBC pada TA 2009 telah disosialisasikan
kepada Direktorat Jenderal Bina Marga (Direktorat Bina Teknik dan Direktorat
Bina Program), Inspektorat Jenderal Bina Marga, dan beberapa penyedia
jasa melalui kegiatan loka karya yang dilaksanakan di kantor Puslitbang Jalan
dan Jembatan pada tanggal 10-11 Desember 2009.
2. Pada loka karya tersebut juga diperoleh masukan untuk menyempurnakan
konsep dokumen lelang yang berbasis kinerja untuk uji coba penerapan PBC.
3. Berkenaan dengan tahapan pekerjaan pembangunan dalam rangka ujicoba
penerapan litbang PBC, peserta loka karya bersepakat agar pekerjaan
pembangunan dilakukan dalam satu tahap, yaitu pembangunan jalan sampai
dengan struktur perkerasan lentur.
4. Konsep dokumen lelang konstruksi berbasis kinerja untuk ujicoba penerapan
litbang PBC telah disempurnakan lagi berdasarkan masukan-masukan yang
diperoleh dari kegiatan loka karya.
-
Saran:
1. Perlu diantisipasi resiko yang menjadi tangung jawab pengguna jasa yang
berhubungan dengan masalah administrasi kontrak dan kepastian sumber
dana.
2. Perlu dibentuk tim teknis untuk mengevaluasi penawaran penyedia jasa, baik
untuk evaluasi administrasi, evaluasi harga, maupun evaluasi teknis.
3. Perlu dikaji lebih lanjut mengenai prosedur evaluasi penyedia jasa yaitu
mengenai tata cara evaluasi dan persyaratan penyedia jasa yang membentuk
kerjasama operasional (KSO).
4. Perlu dilakukan asistensi penyusunan dokumen penawaran bagi penyedia
jasa-penyedia jasa yang akan mengikuti proses pelelangan.
Pusjatan membentuk Research Group/Kelompok Penelitian Sistem
Penyelenggaraan Jalan pada tahun 2013 dimana salah satu sub-kelompoknya
membahas PBC. Pada tahun 2014, Pusjatan akan melakukan litbang menyeluruh
tentang Sistem Penyelenggaraan Jalan meliputi project delivery system, alternative
dispute resolution, asset management, dan life cycle cost. Tujuan dibuatnya litbang
ini adalah untuk memberikan masukan khususnya kepada DJBM terkait sistem
penyelenggaraan jalan yang efektif dan umumnya untuk dinas-dinas ke-Bina Marga-
an yang ada di Indonesia.
-
BAB 3 DUKUNGAN PUSJATAN DALAM IMPLEMENTASI
PBC
Pusjatan akan memberikan dukungan sesuai berdasarkan kajian-kajian literature
penerapan PBC di negara-negara berkembang dan sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Dukungan-dukungan tersebut antara lain rencana sosialisasi bersama
konsep PBC dalam hubungannya dengan pengembangan sumber daya manusia,
pembuatan aplikasi-aplikasi yang dapat mendukung pelaksanaan KBK, advis teknis,
program-program litbang yang akan dilaksanakan, dan saran-saran terhadap
dokumen kontrak standar.
3.1 Lesson learn dari penerapan PBC di Negara Berkembang Aplikasi PBC telah dikalukan di berbagai negara berkembang seperti Argentina
(1990), Uruguay (1996), Chile (1997), Brazil (1998), Chad, Peru, and Guatemala,
Finland, Estonia, Serbia and Montenegro, Afrika Selatan, Bangladesh, Zambia,
Chad, the Filipina (Sultana et.all, 2012). Terdapat 5 tantangan yang akan mungkin
dihadapi dalam mengimplementasikan di negara berkembang:
1. Dukungan dari pemerintah
Sultana et.all (2012) menyatakan terdapat contoh kasus di Bangladesh
dimana tipikal birokrasi dan koordinasi merupakan hambatan dalam
mengimplementasikan PBC.Direktorat Jenderal Bina Marga diharapkan terus
menerus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang
berkepentingan terhadap jalan.
2. Permasalahan penyediaan dana dari non-pemerintah
Contoh kasus di Chad perlu dipelajari terhadap bantuan-bantuan dana dari
pihak non-pemerintah dalam bentuk pinjaman. Pihak-pihak non-pemerintah
dapat menghentikan skema pinjamannya sebelum kontrak berakhir. Untuk itu
sebaiknya perlu dipastikan dan disediakan skema penyediaan dana dari
pemerintah.
-
3. Pengaruh politik dan korupsi
Tidak ada bukti yang nyata bahwa penerapan PBC dapat bebas dari
pengaruh politik dan korupsi (Sultana et.all, 2012).
4. Kurangnya pengalaman dan pemahaman terhadap PBC
Sumber daya manusia sangat penting dalam kontrak PBC. Direktorat
Jenderal Bina Marga memiliki tim yang berpengalaman dalam implementasi
PBC. Tim-tim tersebut harus bersinergi untuk terus melakukan sosialiasi
konsep PBC maupaun permasalahan-permasalahan teknis lainnya.
5. Kurangnya perencanaan yang matang
Penerapan PBC dapat menyebabkan perubahan budaya dalam organisasi di
Direktorat Jenderal Bina Marga.Kurangnya perencanaan yang matang
terhadap implementasi dan perubahan bentuk organisasi dapat
menyebabkan kegagaln dalam pelaksanaan implementasi PBC.
6. Rasa ketakutan kehilangan pekerjaan
Dari beberapa survey yang dilakukan di negara-negara berkembang, terdapat
kecendrungan rasa ketakutan kehilangan pekerjaan dari pegawai-pegawai
pemerintah.
7. Kehilangan kompetisi
Dari beberapa literature disebutkan bahwa penyedia jasa yang melakukan
penawaran terhadap kontrak PBC sangatlah sedikit dikarenakan karena nilai
kontraknya yang cukup besar.Hal ini tentunya mengurangi iklim kompetisi di
antara penyedia-penyedia jasa skala kecil. Namun demikian, penyedia jasa
skala kecil dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan dari penyedia jasa yang
mendapatkan kontrak PBC (sub-kontraktor)
8. Estimasi biaya
PBC adalah kontrak yang panjang yang membutuhkan kemampuan dalam
melakukan estimasi biaya yang akurat.
-
3.2 Penyediaan fasilitas data center jalan dan jembatan Pusjatan memiliki infrastruktur data center jalan dan jembatan dengan kemampuan
Tier-3 dan beberapa aplikasi pendukung lainnya seperti ArcGIS Server 10.0 yang
kompatibel dengan Pusdata dan Badan Informasi Geospasial.
Dengan adanya infrastruktur di atas maka Pusjatan siap menjadi fasilitator untuk
hosting atau penyimpanan data-data jalan dan jembatan dalam transisi data menuju
data yang dapat digunakan oleh public (public domain).
3.3 Pembuatan aplikasi pendukung KBK PBC merupakan salah satu bentuk inovasi kontrak yang berbasis kepada outcome
dimana pengguna jalan merupakan fokus utama dalam penyelenggaraan
jalan.Zietlow (2005) menyatakan bahwa beberapa standar kinerja erat hubungannya
dengan kondisi/keadaan yang terjadi di jalan seperti terlihat padaTabel 4.
Tabel 4 Standar kinerja dan pengaruhnya pada kondisi/keadaan di jalan
Standar Kinerja Pengaruh
IRI(International Roughness Index) User cost/ Vehicle Operating cost/Biaya pengguna jalan/kendaraan
Tidak ada lubang dan control terhadap cracks dan rutting
Keselamatan jalan dan kinerja perkerasan
Friksi minimal antara ban kendaraan dan permukaan jalan
Keselamatan jalan
Jumlah maksimum endapan tanah atau halangan lain yang mengganggu sistem drainase
Menghindari kerusakan struktur jalan
Refleksivitas dari marka dan perambuan jalan
Keselamatan jalan
Dengan berdasar pada outcome-based ini Pusjatan memberikan dukungan-
dukungan antara lain pembuatan 2 aplikasi sebagai hasil produk litbang: 1) Aplikasi
Jalan Kita (JAKI) dan 2) Aplikasi Permodelan Transportasi. Kedua aplikasi tersebut
-
merupakan aplikasi berbasis web atau menggunakan internet. Salah satu strategi
perangkat strategi manajemen adalah penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mengoptimalkan PBC/KBK (Pakkala, 2013). Khazeli dan
Stockemer (2013) dalam hasil penelitiannya memberikan gambaran bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara good governance dengan penetrasi penggunaan
internet pada negara-negara di dunia.
3.3.1 Aplikasi JAKI Aplikasi JAKI adalah aplikasi yang dikembangkan oleh Pusjatan untuk memperoleh
informasi terkini dari masyarakat secara langsung terhadap kondisi jalan.Aplikasi ini
menggunakan bersifat mobile dan dapat di-install secara langsung pada smartphone
dengan sistem operasi iOS, Android, Blackberry, dan Windows.Alur pikir dari
aplikasi ini dapat dilihat pada Gambar 5. Masyarakat yang sudah mengunduh dan melakukan registrasi pada aplikasi JAKI dapat memberikan informasi terkini terkait
kondisi jalan seperti kemacetan, kerusakan, banjir, dan lain-lain. Data akan masuk
ke dalam server Pusjatan dan selanjutnya Pusjatan akan memberikan informasi
tersebut ke pihak-pihak terkait secara berkala. Pusjatan juga akan melakukan
litbang berdasarkan data-data tersebut.
JAKI akan sangat membantu implementasi PBC karena JAKI dapat digunakan untuk
menilai outcome secara langsung dari masyarakat karena seolah-olah masyarakat
yang menjadi mata di jalan yang sedang dilaluinya. Aplikasi JAKI secara resmi
akan diluncurkan pada tanggal 3 Desember 2013 bersamaan dengan Hari Bakti PU
dan ulang tahun Pusjatan yang ke-88. Tampilan JAKI pada smartphone dan pada
server dapat dilihat pada lampiran.
-
Gambar 5 Alur pikir aplikasi JAKI
-
Gambar 6 Tampilan aplikasi JAKI
-
Gambar 7 Data spasial JAKI yang dapat diakses melalui website
3.3.2 Aplikasi permodelan prediksi lalu lintas Aplikasi permodelan transportasi dapat digunakan untuk prediksi-prediksi lalu lintas
di masa yang akan datang. Hal ini akan berguna untuk penyedia jasa ataupun
pemilik pekerjaan dalam melakukan perhitungan-perhitungan biaya.
Aplkasi permodelan prediksi lalu lintas merupakan salah salah satu bentuk
minimalisir resiko dari kesalahan perhitungan lalu lintas di masa yang akan datang
yang mempengaruhi prediksi-prediksi biaya kontruksi, operasi, dan pemeliharaan
yang harus dikeluarkan oleh penyedia jasa.
3.4 Advis teknis Pusjatan memiliki fungsi untuk memberikan layanan advis teknis dalam bidang jalan
dan jembatan.Terkait dengan implementasi PBC, Pusjatan memiliki ahli-ahli bidang
-
jalan dan jembatan untuk memberikan saran dan masukan terhadap pelaksanaan
PBC.
3.5 Penelitian dan Pengembangan Pusjatan telah memprogramkan 2 penelitian dan pengembangan untuk mendukung
implementasi PBC:
1. Kajian Model Sistem Pengadaan Penyelenggaraan Jalan
2. Pembuatan perangkat untuk mendukung implementasi PBC
3. SPM untuk pemeliharaan jalan dan jembatan
3.5.1 Kajian Model Sistem Pengadaan Penyelenggaraan Jalan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan,
penyelenggaraan jalan adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pembangunan, dan pengawasan jalan. Pengaturan jalan adalah kegiatan
perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan perencanaan umum, dan
penyusunan peraturan perundang-undangan. Pembinaan jalan adalah kegiatan
penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya
manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan. Pembangunan jalan adalah
kegiatan pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan
konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan. Pengawasan jalan adalah
kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan, dan
pembangunan jalan.
Pembangunan jalan merupakan bagian dari penyelenggaraan yang paling banyak
menelan biaya karena berhubungan dengan desain dan konstruksi. Kebutuhan
terhadap penyelesaian desain dan konstruksi dalam waktu yang cepat dan dana
yang terbatas merupakan isu utama di Indonesia. Penentuan metode pengadaan
yang sesuai dengan kebutuhan suatu proyek fisik merupakan suatu pekerjaan yang
kompleks.
-
Pada umumnya Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) masih menggunakan
metode tradisional atau Design-Bid-Build (DBB) dalam mengadakan pembangunan
jalan. Penerapan metode lainnya seperti Desain-Build (DB) belum banyak
digunakan oleh DJBM. Salah satu contoh DB adalah implementasi kontrak PBC
(Performance Based Contract di mana penyedia jasa menyediakan desain dan
konstruksi seperti di ruas jalan Ciasem-Pamanukan dan dan Demak-Trengguli atau
ruas jalan Tol Bali yang dibangun di atas laut.
Beberapa penelitian di dunia menyatakan bahwa metode alternatif pengadaan jasa
konstruksi dapat memberikan nilai tambah yaitu berupa penghematan biaya dan
waktu dibandingkan dengan metode pengadaan tradisional. Dengan adanya data ini
maka Puslitbang Jalan dan Jembatan akan membuat membuat suatu Kajian Model Sistem Pengadaan Penyelenggaraan Jalan yang berfokus pada pembangunan jalan.
Dalam kajian tersebut, Pusjatan akan melakukan perekaman terhadap pelaksanaan
KBK di 4 lokasi metro (Jakarta, Makassar, Medan, dan Semarang). Dalam
pelaksanaannya Pusjatan akan mengajak Direktorat Bina Teknik, Direktorat Bina
Program, Direktorat Bina Pelaksanaan, danBalai Besar terkait. Diharapkan dari
kajian ini Pusjatan akan menemukan suatu model sistem pengadaan
penyelenggaraan jalan agar pengguna jasa dapat melakukan pemilihan tipe-tipe
pengadaan dengan memperhatikan faktor-faktor seperti
3.5.2 Pembuatan perangkat untuk mendukung KBK Pusjatan akanmembuat melakukan kajian terhadap perangkat-perangkat yang dapat
mendukung KBK antara lain:
1. Bridge-Weigh in Motion (B-WIM)
Wall et.all (2009) menyatakan bahwa B-WIM dapat memenuhi 95% toleransi
yang diperlukan pada Type II ASTM Standard Specificationsfor Highway
Weigh-In-Motion Systems. Selain itu B-WIM juga dapat menghasilkan data
-
WIM termasuk di dalamnya gross vehicle weights, axle spacing, axle weights,
and speed.
2. Perangkat inspeksi formal dan informal.
Inspeksi formal dan informal merupakan hal penting dalam implementasi
KBK. PPK dan Direksi Teknis akan dibantu oleh perangkat tablet yang
didalamnya terdapat aplikasi inspeksi formal dan informal.
3. Aplikasi PBCER (Performance Based Contractor Evaluation Report)
PBCER sangat penting untuk mengevaluasi performa dari penyedia
jasa/kontraktor saat pelaksanaan KBK. Evaluasi terdiri dari 5 bagian:
a. Pengukuran kinerja (keselamatan dan inspeksi, administrasi, respon
penyedia jasa, field operation)
b. Pengukuran performa Struktur (Pemeliharaan dan perbaikan, kualifikasi
personel, inspeksi, dan komunikasi)
c. Pengkuran Performa lapangan (Interaksi, koordinasi, dan kerjasama
dengan pihak terkait, kerjasama dengan pengguna jasa, control kualitas
dan kesesuaian dengan kontrak, porsi keterlibatan pengguna jasa)
4. Kajian Detorasi Model pada 4 lokasi
3.5.3 SPM untuk jalan dan jembatan Pusjatan akan terus melakukan pembuatan SPM pemeliharaan jalan dan jembatan.
3.6 Saran Dalam memberikan saran, Pusjatan mengambil konsep bahwa pelaksanaan kontrak
berbasis kinerja mengacu kepada Standard Bidding Document Kontrak
PBCPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara
dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan. Berdasarkan peraturan tersebut, laik Fungsi
Jalan adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan
untuk memberikan keselamatan bagi penggunanya, dan persyaratan administratif
-
yang memberikan kepastian hukum bagi penyelenggara jalan dan pengguna jalan,
sehingga jalan tersebut dapat dioperasikan untuk umum.
Saran diperoleh dari hasil FGD sebanyak 4 kali dengan melibatkan kalangan
akademisi, praktisi, Dit.Bintek, dan ahli-ahli lainnya. Saran dibagi menjadi beberapa
bagian yang terkait dengan proses pembangunan jalan yang telah dibahas pada
bab sebelumnya.
3.6.1 Saran berdasarkan Permen PU Laik Fungsi Jalan Dalam tahapan persiapan diharapkan pejabat yang berwenang terhadap
pembangunan jalan melakukan Survey Laik Fungsi Jalan dengan melengkapi ketiga
lampiran dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 11/PRT/M/2010
tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan. Lampiran-lampiran tersebut
dapat digunakan sebagai acuan dalam memprediksi perhitungan kebutuhan
anggaran di masa yang akan datang pada kontrak PBC.
Dalam Standar Bidding Document PBC disebutkan bahwa nilai IRI untuk jalan raya
adalah 4, jalan sedang maksimum adalah 5, dan jalan kecil maksium adalah 5.
Berdasarkan Peraturan Menteri PU tersebut, jalan bebas hambatan memiliki IRI 3-4
, jalan raya memiliki IRI 4-6, jalan sedang memiliki IRI 5-8, dan jalan kecil dengan
perkerasan aspal memiliki nilai IRI 5-8.
Tabel 5 Nilai IRI yang diharapkan berdasarkan SBD PBC dan Permen PU No:11/PRT/M/2010
Jenis Jalan Nilai IRI Nilai IRI
SBD PBC Permen PU
Jalan Bebas Hambatan - 3-4
Jalan Raya Maksimum 4 4-6
Jalan Sedang Maksimum 5 5-8
Jalan Kecil Maksimum 5 5-8
-
Untuk itu Pusjatan menyarankan agar mengadopsi Permen PU tersebut agar tidak
terjadi dispute di kemudian hari.
3.6.2 Saran terhadap Standard Bidding Document PBC Saran terhadap Standard Bidding Document PBC dapat dilhat pada lampiran.
-
Referensi
Benyamin Saptadi.2009. "Penerapan Kontrak Berbasis Kinerja (PBC) untuk
Konstruksi Jalan di Atas Tanah Lunak. Laporan Akhir. Desember 2009,
Bandung. Puslitbang Jalan dan Jembatan.
Djoko Widajat. 2004. "Pengembangan Model Imlementasi Performance Based
Contract (PBC) Untuk Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan di Indonesia.
Laporan Penelitian. Desember 2004, Bandung. Puslitbang Jalan dan
Jembatan.
Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM). 2013. Kontrak Berbasis Kinerja
(Performance Base Contract) untuk Pengadaan Jasa Konstruksi Pekerjaan
Jalan di Indonesia.Presentasi dalam Pelatihan PBC. September 2013.
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM). 2013. The Application of Performance
Based Contract: Lessons Learn in Indonesia National Roads Management.
Presentasi dalam Pelatihan PBC. September 2013. Direktorat Jenderal Bina
Marga.
G. J. Zietlow. 2005. "Cutting Costs and Improving Quality through Performance-
Based Road Management and Maintenance Contracts-The Latin American
and OECD Experiences," Presentasi pada Senior Road Executives
Programme, Restructuring Road Management, German Development
Cooperation, Birmingham,U.K.
Hardy, P., Austroads Review of Performance Contracts: The Potential Benefits of
Performance Contracts, Contract- ing the Future NZIHT Symposium, Oct.
-
2001 [Online]. Available: http://www.opus.co.nz/detail_pages/papers/
austroadsreview.pdf (accessed Feb. 3, 2007).
Holmes, S. 2005. "Florida Asset Management." Presentation at the TRB Workshop
on Performance- based Contracting. April 27, Washington, D.C.: Office of
Maintenance, Florida Department of Transportation.
Natalya Stankevich, Navaid Qureshi dan Cesar Queiroz. 2009. Transport Notes
TN.027-Roads and Rural Thematic Group. World Bank. Washington DC.
Pakkala, P. 2005. "Performance-based Contracts International Experiences."
Finnish Road Administration. Presentation at the TRB Workshop on
Performance- based Contracting. April 27, Washington, D.C.
Pakkala, P. 2013. Data Collection, Evaluation, and Management of PBMC.
Presentasi dalam IRF Executive Seminar, 16-27 September 2013. Orlando,
Florida. International Road Federation
Pusat Komunikasi Publik PU (Puskompu). 2011.Dua Pilot Project Performance
Based Contract Ditandatangani.Website Kementerian PU-
2011.http://www1.pu.go.id/uploads/berita/ppw280411ind.htm
Tomen Bukit. 2013. Manajemen Resiko (Project Risk Management). Presentasi
dalam Pelatihan PBC. September 2013. Direktorat Jenderal Bina Marga.
Susan Khazaeli dan Daniel Stockemer. 2013. The Internet: A new route to good
governance. International Political Science Review. SAGE Publications.
Wall, Christopher J.; Christenson, Richard E. ; McDonnell, Anne-Marie H. ;
Jamalipour, Alireza. 2009. A Non-Intrusive Bridge Weigh-in-Motion System
for a Single Span Steel Girder Bridge Using Only Strain Measurements.
-
Report No. CT-2251-3-09-5. Connecticut Department of Transportation -
University of Connecticut Connecticut Transportation Institute.