1-4

5
Nama : Mega Mijil P. NIM : 1209005009 Kelas: A 1. Peternak sapi sering memberikan tambahan garam dapur (NaCl) pada ransum atau pakan ternaknya bertujuan untuk memberikan kecukupan nutrisi khususnya kebutuhan mineral. Petenak menggunaan tambahan garam dapur (NaCl) dikarenakan struktur kimia garam dapur yang terdiri dari kation Na +¿¿ dan anion Cl ¿¿ mengandung mineral makro yaitu natrium (Na) dan klorida (Cl). Kedua mineal ini natrium (Na) dan klorida (Cl) sangat dibutuhkan oleh ternak, kebutuhan mineral makro pada ternak sapi lebih dari 100 mg dalam sehari. Jika hanya mengandalkan ransum ternak khususnya pakan hijaun kebutuhan mineral makro ini sering tidak tercukupi. Keadaan tersebut sering dinamakn defisiensi mineral pada ternak, dan hal itu cukup berbahaya bagi kesehatan ternak. Dimana ternak yang mengalami defisiensi mineral akan terlihat tidak nafsu makan hingga berat badanya semakin menurun. Dalam kondisi kronis defisiensi mineral akan berakibat lebih serius yaitu pertumbuhan ternak yang terhambat, bahkan dalam kasus tertentu menagkibatkan kematian. Defisiensi mineral ini termasuk penyakit

Transcript of 1-4

Nama : Mega Mijil P.NIM : 1209005009Kelas: A

1. Peternak sapi sering memberikan tambahan garam dapur (NaCl) pada ransum atau pakan ternaknya bertujuan untuk memberikan kecukupan nutrisi khususnya kebutuhan mineral. Petenak menggunaan tambahan garam dapur (NaCl) dikarenakan struktur kimia garam dapur yang terdiri dari kation dan anion mengandung mineral makro yaitu natrium (Na) dan klorida (Cl). Kedua mineal ini natrium (Na) dan klorida (Cl) sangat dibutuhkan oleh ternak, kebutuhan mineral makro pada ternak sapi lebih dari 100 mg dalam sehari. Jika hanya mengandalkan ransum ternak khususnya pakan hijaun kebutuhan mineral makro ini sering tidak tercukupi. Keadaan tersebut sering dinamakn defisiensi mineral pada ternak, dan hal itu cukup berbahaya bagi kesehatan ternak. Dimana ternak yang mengalami defisiensi mineral akan terlihat tidak nafsu makan hingga berat badanya semakin menurun. Dalam kondisi kronis defisiensi mineral akan berakibat lebih serius yaitu pertumbuhan ternak yang terhambat, bahkan dalam kasus tertentu menagkibatkan kematian. Defisiensi mineral ini termasuk penyakit non infeksius hal ini berarti diperlukan waktu lama dalam mengidentifikasi atau mendiagnosa apakah seekor ternak mengalami defisiensi mineral, berbeda dengan penyakit infeksius yang dapat diketahui lebih cepat dengan pemeriksaan atau diagnosa laboratorium. Untuk itu penambahan garam dapur (NaCl) pada pakan ternak atau ransum oleh para peternak untuk mencegah defisiensi mineral merupakan tindakan yang tepat.2. Mineral sangat di butuhkan untuk pertumbuhan tulang, gigi dan jaringan termasuk berguna sebagai bahan sintesa enzim, hormon dan substansi lain yang diperlukan untuk proses metabolisme. Kebutuhan mineral ruminansia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu unsur makro (Ca, P, Na, Cl, K, Mg dan S) dan unsur mikro (Fe, I, Cu, Mo, Zn, Mu, Cr, F, Ni, Co dan Se). Dalam keadaan defisiensi mineral sering berdampak pada pertumbuhan ternak, hal ini dapat terjadi karena ternak yang kekurangan mineral (defisiensi mineral) selalu menunjukan ciri yang khas yaitu menurunya nafsu makan. Jika nafsu makan sudah menurun kebutuhan asupan makanan ternak tidak akan tercukupi. Padahal dalam pertumbuhan memerlukan asupan nutrisi yang cukup dari makanan terutama mineral. Selain iu keseimbangan metabolisme juga mempengaruhi pertumbuhan ternak, jika metabolisme makanan berjalan dengan baik maka pertumbuhanpun tidak akan terganggu begitupun sebaliknya. Akan tetapi keseimbangan metabolisme akan terjadi jika asupan nutrisi terpenuhi dengan sempurna. Namun yang terjadi dalam defisiensi mineral justu sebaliknya, nafsu makan menurun mengakibatkan malnutrisi pada ternak hingga terganggunya metabolisme makanan yang akan berdampak langsung terhambatnya pertumbuhan ternak. Mineral P, K, Na, Zn, S, dan Cu memegang peranan penting dalam pertumbuhan ternak. Defisiensi mineral khususnya kelima mineral yang disebutkan diatas akan menyebabkan pertumbuhan lambat yang cukup serius.3. Mineral bagi ternak ruminansia, selain digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, juga digunakan untuk mendukung dan memasok kebutuhan mikroba rumen. Apabila terjadi defisiensi salah satu mineral maka aktifitas fermentasi mikroba tidak berlangsung optimum sehingga akan berdampak pada menurunnya produktivitas ternak. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa mineral khususnya mineral makro sangat penting dalam kelangsungan produktivitas ternak. Mineral makro terdiri dari Ca, P, Mg, K, Cl, dan Na keseluruhannya memegang perana penting dalam produktifitas ternak. Lebih terperincinya sebagai berikut. Mineral kalsium (Ca) berfungsi sebagai kontrol produksi susu pada sapi FH defisiensi mineral ini dapat berakibat menurunya produksi susu serta meningkatnya potensi penyakit milk fever yaitu penyakit metabolisme yang paling banyak ditemukan pada sapi perah yang baru saja melahirkan dan terutama yang berproduksi tinggi. Pada peningkatan produksi air susu akan meningkatkan metabolisme Ca dan meningkatkan Ca ke colostrum. Bila pemasukan tidak seimbang maka kemungkinan besar akan terjadi Milk Fever. Mineral natrium (Na) pada unggas khususnya ayam petelur bermanfaat dalam menjaga produktofitas telur, defisiensi mineral natrium (Na) dapat berakibat menurunya produksi telur. Sedangkan mineral fosfor (P) berperan dalam produktifitas kebuntingan ruminansia. Defisiensi fosfor yang bersamaan dengan defisiensi protein mengakibatkan lambatnya dewasa kelamin serta menghambat tanda-tanda birahi tetapi tidak menghambat terjadinya pelepasan sel telur.4. Mikro mineral terdiri dari besi (Fe), seng (Zn), iodium (I), selenium (Se), tembaga (Cu), mangan (Mn), flour (F), kobal (Co), Kromium (Cr), dan silikon (Si). Pembagian mineral ke dalam kelompok mineral makro dan mikro tergantung kepada jumlah mineral tersebut di dalam tubuh hewan, kandungan mineral yang lebih dari 50mg/kg termasuk kedalam mineral makro, sedangkan di bawah jumlah tersebut termasuk mineral mikro. Mineral diperlukan oleh hewan dalam jumlah yang cukup. Mineral berfungsi sebagai pengganti zat-zat mineral yang hilang, untuk pembentukan jaringan-jaringan pada tulang, urat dan sebagainya serta untuk berproduksi. Berikut adalah kandungan mikro mineral normal pada serum sapi menurut literatur Anggorodi, 1994. Mangan (Mn) berkisar 0,20-0,60 mg/kg sangat sedikit sekali jika dibandingkan dengan mineral mikro lainnya seperti besi (Fe) yang berkisar antara 20-80 mg/kg dan zeng (Zn) yang berkisar 10-50 mg/kg. Sedangkan untuk tembaga (Cu) berkisar 1-5 mg/kg dan 1-4 mg/kg untuk molibdenum (Mo) keduanya hampir sama kadar dalam serum sapi. Selenium (Se) ada 1-2 mg/kg sedangkan iodine (I) 0,30-0,60 mg/kg dan kobalt (Co) paling sedikit hanya 0,02-0,10 mg/kg. Unsur mineral makro seperti Ca, P, Mg, Na, K berperan penting dalam aktivitas fisiologis dan metabolisme tubuh, sedangkan unsur mineral mikro seperti Fe, Cu, Zn, Mn, Co diperlukan dalam sistem enzim.5. Dibawah ini yang tergolong mineral makro adalah :1) Fosfor (P)2) Seng (Zn)3) Kalsium (Ca)4) Besi (Fe)