kelompok 1-4

42
KELOMPOK 1 2.1 Kegiatan Usaha Bank Sebagai lembaga keuangan yang berorientasi pada bisnis, bank memiliki berbagai kegiatan untuk menghasilkan keuntungan. Kegiatan tersebut tidak terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan perbankan yang paling pokok adalah membeli uang dan menjual uang. Maksud dari membeli uang adalah menghimpun dana dari masyarakat luas. Kemudian menjual uang adalah kegiatan memberi pinjaman atau kredit pada masyarakat. Dari berbagai kegiatan yang dilakukan, bank akan memperoleh keuntungan. Kegiatan bank lain dalam rangka mendukung kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana adalah memberi jasa lainnya. Kegiatan tersebut untuk memperlancar kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana amsyarakat. Kegiatan bank umum lebih luas dari pada bank perkreditan rakyat. Hal tersebut dikarenakan produk yang ditawarkan bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk menentukan produk dan jasanya. 2.1.1 Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Bank umum memiliki kegiatan pemberian jasa paling lengkap dan dapat beroperasi diseluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, bank umum memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan BPR. Maka di Indonesia bank umum yang paling banyak beredar.menurut statusnya, bank umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu bank umum devisa dan bank umum non devisa. Bank umum devisa memiliki jumlah layanan yang paling lengkap seperti melakukan kegiatan yang berhubungan dengan jasa luar negeri. Sedangkan bank umum non devisa tidak dapat melayani jasa yang berhubungan dengan luar negeri. Kegiatan bank umum secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut: 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,sertifikat deposito, tabungan, dan bentuk lainnya Kegiatan menghimpun dana merupakan pembelian dana dari masyarakat. Dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat juga dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Macam-macam simpanan yang ada saat ini adalah: Simpanan Giro Simpanan ini merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan dengan cek atau bilyet giro. Setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang disebut jasa giro. Rekening giro biasanya digunakan oleh para usahawan, baik untuk perorangan maupun perusahaannya. Bunga yang diberikan pada nasabah relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya. Simpanan Tabungan (saving deposit) Simpanan ini merupakan simpanan yang penarikan disesuaikan dengan persyaratan yang berlaku atau ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan dengan menggunakan buku tabungan, slip tabungan, kuitansi, atau Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga tabungan tergantung dari peraturan bank. Tetapi dalam prakteknya, bunga tabungan lebih besar dari jasa giro. Simpanan Deposito (time deposit) Simpanan ini merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu. Jadi penarikan disesuaikan dengan jangka waktu tersebut. Tetapi saat ini, sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Dalam prakteknya, jenis deposito terdiri dari deposito berjangka dan deposito on call 2. Menerbitkan kredit Kegiatan ini sama halnya dengan penyaluran dana yang merupakan kegiatan menjual dana hasil penghimpunan dari masyarakat atau yang lebih dikenal dengan nama lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank melalui pemberian pinjaman pada masyarakat lebih dikenal dengan kredit. Kredit yang diberikan oleh bank beragam jenis, tergantung dari kemampuan bank. Jumlah serta tingkat suku bunga yang ditawarkan juga tergantung pada bank. Sebelum kredit dikucurkan, terlebih dahulu bank melakukan penilaian kredit oleh nasabah. Penerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank. Besar kecilnya bunga kredit sangat

description

trtertre

Transcript of kelompok 1-4

KELOMPOK 12.1 Kegiatan Usaha BankSebagai lembaga keuangan yang berorientasi pada bisnis, bank memiliki berbagai kegiatan untuk menghasilkan keuntungan. Kegiatan tersebut tidak terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan perbankan yang paling pokok adalah membeli uang dan menjual uang. Maksud dari membeli uang adalah menghimpun dana dari masyarakat luas. Kemudian menjual uang adalah kegiatan memberi pinjaman atau kredit pada masyarakat.Dari berbagai kegiatan yang dilakukan, bank akan memperoleh keuntungan. Kegiatan bank lain dalam rangka mendukung kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana adalah memberi jasa lainnya. Kegiatan tersebut untuk memperlancar kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana amsyarakat. Kegiatan bank umum lebih luas dari pada bank perkreditan rakyat. Hal tersebut dikarenakan produk yang ditawarkan bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk menentukan produk dan jasanya. 2.1.1 Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Bank umum memiliki kegiatan pemberian jasa paling lengkap dan dapat beroperasi diseluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, bank umum memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan BPR. Maka di Indonesia bank umum yang paling banyak beredar.menurut statusnya, bank umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu bank umum devisa dan bank umum non devisa. Bank umum devisa memiliki jumlah layanan yang paling lengkap seperti melakukan kegiatan yang berhubungan dengan jasa luar negeri. Sedangkan bank umum non devisa tidak dapat melayani jasa yang berhubungan dengan luar negeri. Kegiatan bank umum secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut: 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,sertifikat deposito, tabungan, dan bentuk lainnya Kegiatan menghimpun dana merupakan pembelian dana dari masyarakat. Dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat juga dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Macam-macam simpanan yang ada saat ini adalah: Simpanan GiroSimpanan ini merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan dengan cek atau bilyet giro. Setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang disebut jasa giro. Rekening giro biasanya digunakan oleh para usahawan, baik untuk perorangan maupun perusahaannya. Bunga yang diberikan pada nasabah relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya. Simpanan Tabungan (saving deposit)Simpanan ini merupakan simpanan yang penarikan disesuaikan dengan persyaratan yang berlaku atau ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan dengan menggunakan buku tabungan, slip tabungan, kuitansi, atau Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga tabungan tergantung dari peraturan bank. Tetapi dalam prakteknya, bunga tabungan lebih besar dari jasa giro. Simpanan Deposito (time deposit)Simpanan ini merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu. Jadi penarikan disesuaikan dengan jangka waktu tersebut. Tetapi saat ini, sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Dalam prakteknya, jenis deposito terdiri dari deposito berjangka dan deposito on call2. Menerbitkan kreditKegiatan ini sama halnya dengan penyaluran dana yang merupakan kegiatan menjual dana hasil penghimpunan dari masyarakat atau yang lebih dikenal dengan nama lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank melalui pemberian pinjaman pada masyarakat lebih dikenal dengan kredit. Kredit yang diberikan oleh bank beragam jenis, tergantung dari kemampuan bank. Jumlah serta tingkat suku bunga yang ditawarkan juga tergantung pada bank. Sebelum kredit dikucurkan, terlebih dahulu bank melakukan penilaian kredit oleh nasabah. Penerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank adalah selisih bunga kredit dengan bunga simpanan. Secara umum jenis kredit yang ditawarkan meliputi:a. Kredit InvestasiKredit yang diberikan pada pengusaha yang melakukan investasi atau penanaman modal. Kredit jenis ini memiliki jangka waktu yang relatif panjang. Contoh dari kredit ini adalah untuk membangun pabrik, kredit untuk membeli peralatan pabrik seperti mesin-mesinb. Kredit Modal KerjaKredit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya kredit jenis ini berjanka waktu pendek. Contoh kredit ini adalah untuk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, dan modal kerja lainnya.c. Kredit PerdaganganKredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka memperlancar atau memperluas atau memperbesar usahanya. Contoh dari kredit ini adalah kredit untuk membeli barang dagangand. Kredit produktifKredit yang berupa investasi, modal kerja atau perdagangan. Kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga pengembaliannya diharapkan dari hasil usaha yang dibiayai.e. Kredit konsumtifKredit yang digunakan untuk keperluan pribadi misalnya keperluan konsumsi, baik pangan, sandang maupun papan. Contoh jenis kredit ini adalah kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor yang kesemuanya dipakai sendiri.

f. Kredit ProfesiKredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.3. Menerbitkan surat pengakuan hutang 4. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah Sertifikat Bank Indonesia Obligasi Surat dagang berjangka waktu sampai dengan (satu) tahun Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun 5. Memindahkan uang bank untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga 8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga9. Melakukan kegiatan penitipa untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek11. Melakukan kegiatan anjak piutang usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BI13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang tentang Perbankan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku14. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI 15. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI 16. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI, dan17. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlakuBank memberikan jasa servis yang merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Kegiatan ini memberikan banyak keuntungan bagi bank dan nasabahnya. Semakin lengkap jasa lain yang diberikan oleh bank, maka akan semakin baik. kelengkapan ini ditentukan dari permodalan bank serta kesiapan bank dalam menyediakan SDM yang paling handal. Selain itu, kecanggihan teknologi juga perlu dimiliki untuk mendukung hal tersebut. Dalam praktiknya, jasa yang ditawarkan bank adalah sebagai berikut:1. Kiriman Uang (transfer)Merupakan jasa pengiriman uang lewat bank. Pengiriman ini dilakukan pada bank yang sama atau bank yang berlainan. Pengiriman uang dapat dilakukan dengan tujuan dalam kota, luar kota atau luar negeri. Khusus untuk pengiriman pada luar negeri harus menggunakan bank devisa. Nasabah yang akan mengirim dikenakan biaya kirim sesuai dengan ketentuan yang dibuat bank. Salah satu pertimbangan biaya adalah jarak pengiriman antar bank tersebut. 2. Kliring (clearing)Merupakan penagihan warkat yang berasal dari dalam kota. Proses penagihannya hanya berlangsung selama 1 hari. Biaya yang dikenakan tergantung dari bank tersebut.3. Inkaso (collection)Merupakan penagihan warkat yang berasal dari luar kota atau luar negeri. Proses penagihan tergantung dari jarak lokasi penagihan dan biasanya memakan waktu 1minggu sampai 1 bulan. Biaya yang dikeluarkan tergantung dari bank yang bersangkutan.4. Safe Deposit BoxMerupakan layanan jasa penyewaan kotak pengaman tempat menyimpan surat berharga milik nasabah. Surat atau barang berharga yang disimpan pada kotak tersebut aman dari pencurian dan kebakaran. Nasabah penyewa kotak tersebut dikenakan biaya sewa yang besarnya tergantung dari ukuran kotak dan jangka waktu penyimpanan. 5. Bank Card (kartu kredit)Merupakan kartu yang dapat dibelanjakan di berbagai tempat perbelanjaan. Kartu ini dapat digunakan untuk mengambil uang tunai di ATM. Pemegang kartu kredit dikenakan biaya iuran tahunan yang besarnya tergantunga dari bank. Setiap pembelanjaan memiliki tenggang waktu pembayaran dan bila melewati batas pembayaran maka akan dikenakan bunga.6. Bank NotesMerupakan jasa penukaran valuta asing. Dalam jual beli, bank notes menggunakan kurs.7. Bank GaransiMerupakan jaminan yang diberikan pada nasabah dalam rangka membiayai suatu usaha. Dengan jaminan ini, pengusaha memperoleh fasilitas untuk melaksanakan kegiatannya dengan pihak lain. Sebelum jaminan dikeluarkan, bank terlebih dahulu menmpelajari kredibilitas nasabahnya.8. Bank Draft Merupakan wesel yang dikeluarkan oleh bank pada para nasabahnya. Wesel ini dapat diperjualbelikan apabila nasabah membutuhkannya.9. Letter of CreditMerupakan surat kredit yang diberikan pada eksportir dan importir yang digunakan untuk pembayaran ekspor-impor mereka. 10. Cek Wisata Merupakan cek perjalanan yang biasa digunakan oleh turis atau wisatawan. Cek wisata dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran di berbagai tempat atau hiburan seperti hotel, supermarket. 11. Menerima SetoranBank membantu nasabahnya untuk menampung setoran dari berbagai tempat antara lain: Pembayaran pajak Pembayaran telephon Pembayaran air Pembayaran listrik Pembayaran uang kuliah12. Melayani Pembayaran Bank melakukan pembayaran seperti yang diperintahkan oleh nasabahnya antara lain: Membayar gaji, honorarium,pensiun Pembayaran deviden Pembayaran kupon Pembayaran bonus13. Bermain dalam Pasar ModalBank dapat berperan dalam berbagai kegiatan seperti menjadi: Penjamin emisi (underwriter) Penjamin (guarantor) Wali amanat (trustee) Perantara perdagangan efek (pialang/broker) Pedagang efek (dealer) Perusahaan pengelola dana (invesment company)

Larangan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional1. Melakukan penyertaan modal, kecuali melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam No. 15 dan 16 pada penjelasan kegiatan usaha Bank Umum konvensional tersebut di atas2. Melakukan usaha perasuransian3. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud

2.2 Prinsip-prinsip pemberian kreditSebelum fasilitas kredit diberiakn, bank perlu yakin bahwa kredit yang diberikan bisa kembali. Dapat dilakukan penilaian terlebih dahulu kepada orang yang akan memerima kredit agar dana yang dikreditkan ada kepastian untuk dapat dikembalikan pada bank. Untuk melakukan penilaian tersebut dapat dilakukan dengan cara penilaian 5C.Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit adalah sebagai berikut:1. CharacterSuatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari peminjam kredit dapat dipercaya. Tercermin dari latar belakang pekerjaan maupun sifat pribadi seperti gaya hidupnya. Penilaian dapat diperoleh dengan bertanya memulai dengan wawancara langsung kepada nasabah, jika peminjam merupakan perusahaan yang terdaftar di Bank Indonesia maka kita bank dapat melihat kredibilitas pemohon.2. CapacityMelihat nasabah dalam kemampuan bisnis dengan dihubungkan dengan pendidikannnya. Hal tersebut akan menggambarkan bagaimana cara nasabah akan melakukan bisnis guna mengembalikan pinjaman dana dari bank. Penilaian tersebut dapat dilakukan dengan penilaian atas manajemen usaha, kualitas pasokan, kualitas produksi, kualitas pemasaran.3. CapitalUntuk melihat pakah penggunaan modal apakah efektif dengan melihat laporan keuangan usahanya. Penilaian dapat dilakukan dengan informasi mengenai sumber dan struktur permodalan, kualitas pengelolaan permodalan, kualitas penciptaan laba, dan lain-lain4. ColleteralKetika memberikan kredit kepada nasabah, bank perlu adanya jaminan, dan jaminan tersebut hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Juga perlu diteliti keabsahan dari jaminan tersebut, agar ketika terjadi suatu masalah, jaminian tersebut dapat langsung dipergunakan.5. ConditionPenilaian prospek usaha yang dipinjami oleh bank merupakan pertimbangan yang sangat penting. Dengan prospek usaha di yang akan datang baik, maka resiko masalah kredit macet akan mampu dimimalisasi.Definisi pencucian uang.Pencucican uang sebagai perbuatan menempatkan, mentransfer, membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa keluar negeri, menukar atau perbuatan lainnya atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana dengan maksud untuk menyembunyikan, atau menyamar asal-usul harta kekayaan sehingga seolah olah menjadi harta kekayaan yang sah (Pasal 1 UU No.25 Tahun 2003)Untuk keterangan lebih lanjut tentang pencucian uang telah dijelaskan UU No.25 Tahun 2003 dalam pasalnya.Setiap orang yang dengan sengaja:menempatkan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana ke dalam Penyedia Jasa Keuangan, baik atas nama sendiri atau atas nama pihak lain;mentransfer Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana dari suatu Penyedia Jasa Keuangan ke Penyedia Jasa Keuangan yang lain, baik atas nama sendiri maupun atas nama pihak lain;membayarkan atau membelanjakan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana, baik perbuatan itu atas namanya sendiri maupun atas nama pihak lain;menghibahkan atau menyumbangkan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana, baik atas namanya sendiri maupun atas nama pihak lain;a. menitipkan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana, baik atas namanya sendiri maupun atas nama pihak lain;b. membawa ke luar negeri Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana; atauc. menukarkan atau perbuatan lainnya atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana dengan mata uang atau surat berharga lainnya,dengan maksud menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana, dipidana karena tindak pidana pencucian uang dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah)."1. Ketentuan Pasal 6 ayat (1) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:"Pasal 6(1) Setiap orang yang menerima atau menguasai:a. penempatan;b. pentransferan;c. pembayaran;d. hibah;e. sumbangan;f. penitipan; ataug. penukaran,Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah)."

2.3 Sumber-sumber Dana BankYang dimaksud dengan sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuangan dimana kegiatan sehari-harinya adalah dalam bidang jual beli uang. Dana untuk membiayai operasinya dapat diperoleh dari berbagai sumber. Perolehan dana ini tergantung bank itu sendiri apakah secara pinjaman dari masyarakat atau dari lembaga lainnya. Disamping itu untuk membiayai operasinya dana dapat diperoleh dengan modal sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau menjuala saham. Perolehan dana disesuaikan pula dengan tujuan dari penggunaan dana tersebut. Jika tujuannya untuk kegiatan sehari-hari jelas berbeda sumberny, dengan bank yang hnedak melakukan investasi baru atau untuk perluasan suatu usaha. Jadi tergantung daripada tujuan dana tersebut digunakan untuk apa. Adapun sumber-sumber dana bank tersebut adalah sebagai berikut :1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri.Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Modal sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya. Apabila saham yang terdapat dalam portepel belum habis terjual, sedangkan kebutuhan dana masih perlu, maka pencahariannya dapat dilakukan dengan menjual saham kepada pemegang saham lama. Akan tetapi, jika tujuan perusahaan untuk melakukan ekspansi, maka perusahaan dapat mengeluarkan saham baru dan menjual saham baru tersebut dipasar modal. Di samping itu, pihak perbankan dapat menggunakan cadangan-cadangan laba yang belum digunakan. Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari :a. Setoran modal dari pemegang saham.b. Cadangan-cadangan bank.c. Laba bank yang belum dibagi.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas.Sumber dana ini merupakan dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya dan pencarian dana dari sumber dana ini yang paling dominan, asal dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit. Adapun sumber-sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk :a.Simpanan girob.simpanan tabunganc.simpanan deposito3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnyaSumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua diatas. Pencarian dari sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membeyar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain daoat diperoleh dari :a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit likuiditas ini juga merupakan kepada pembiayaan sektor-sektor tersebut.b. Pinjaman antarbank (call money) biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring. Pinjaman ini bersifat jangka dengan bunga yang relatif tinggi.c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri.d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan. Sedangkan sumber dana eksternal dari masyarakat dapat dibagi ke dalam tiga jenis yaitu :a. Simpanan Giro (Demand Deposit)Undang- Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, blyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.Sedangkan pengertian simpanan adlaah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau yang dipersamakan dengan itu. Penarikan secara tunai adalah dengan menggunakan cek dan penarikan tunai adalah dengan menggunakan bilyet giro (BG). Jenis-jenis sarana penarikan untuk menarik dana yang tertanam direkening giro adalah sebagai berikut :1. Cek (Cheque)Cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau pemegang cek tersebut. Artinya bank harus membayar kepada siapa saja yang membawa cek ke bank yang memelihara rekening nasabah untuk dituangkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan baik secara tunai atau secara pemindahbukuan. Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran giral seperti yang diatur di dalam KUH Dagang Pasal 178 dengan syarat yaitu :1. Surat cek harus berisis perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.2. Nama bank yang harus membayar (tertarik).3. Penyambutan tanggal dan temapat cek dikeluarkan.4. Tanda tangan penarik.5. Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh bank untuk menarik sejumlah uang yang diinginkan adalah sebagai berikut. 6. Tersedianya dana.7. Ada materai yang cukup.8. Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh si pemberi cek.9. Jumlah uang yang tertulis di angka dengan huruf haruslaha sama.10. Memperlihatkan masa kedaluwarsa cek, yaitu 70 hari seteah dikeluarkanya cek tersebut.11. Tanda tangan atau stempel perusahaan harus sama dengan yang di specimen (contoh tanda tangan).12. Resi cek sudah kembali13. Endorsment cek benar.14. Kondisi cek sempurna.15. Rekening belum ditutup.16. Dan syarat-syarat lainnya.17. Penarikan dana dengan menggunakan sarana cek disamping persyaratan diatas juga sangat tergantung dari jenis-jenis cek yang dikeluarkan oleh si pemberi cek. Adapun jenis-jenis cek yang dimaksud :1. Cek atas nama Merupakan cek yang diterbitkan atas nama orang atau badan tertentu yang tertulis jelas didalam cek tersebut.2. Cek atas UnjukYaitu cek yang tidak tertulis nama seseorang atau badan tertentu didalam cek tersebut. Sebagai contoh didalam cek tersebut bayarlah tunai atau tidak tertulis kata-kata apapun. 3. Cek SilangJika suatu cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang sehingga cek tersebut berfungsi sebagai pemindahbukuan bukan tunai.4. Cek Mundur Yang merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang. Hal ini biasanya terjadi karena ada kesepakatan antara si pemberi cek dengan penerima cek. 5. Cek Kosong Yaitu cek yang dananya tidak tersedia. Dalam hal penerikan dengan cek kosong, apabila nasabah melakukan sampai tiga kali, maka nasabah tersebut akan di black list atau mask daftar hitam Bank Indonesia. Akan tetapi, apabila bank dapat menutupi kekurangan tersebut dengan pertimbangan nasabah primer yang loyal terhadap bank selama ini dengan tidak ada unsur kesengajaan dengan menggunakan fasilitas over draft. 2. Bilyet Giro (BG)Bilyet giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk memindahbukuan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank yang lainnya. Syarat-syarat yang berlaku untuk BG agar pemindahbukuannya dapat dilakukan antara lain : 1. Ada nama bilyet giro dan nomor serinya.2. Perintah tanpa syarata untuk memindahbukukan sejumlah uang atas beban rekening yang bersangkutan.3. Nama dan bank tertarik.4. Jumlah dana yang dapat dipindahkan dalam angka dan huruf.5. Nama pihak penerima.6. Tanda tangan penarik atau stempel penarik jika si penerik merupakan perusahaan.7. Tanggal dan tempat penarikan.8. Nama bank yang menerima pemindahbukukan tersebut.3. Alat Pembiayaan LainnyaAdalah surat perintah kepada bank yang dibuat secara tertulis pada kertas yang ditanda tangani oleh pemegang rekening atau kuasanya untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak lain pada bank yang sama atau bank lain. Perbedaan cek dan giro NoKeteranganCekBilyet Giro

1IdentitasAtas nama, Atas UnjukAtas nama

2SifatTunai dan Non tunaiNon tunai

3TanggalHanya ada 1 tanggalAda 2 tanggal

b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit )Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Alat-alat penarikan tabungan antara lain :1. Buku tabungan.2. Slip penarikan.3. Kwitansi.4. ATM (Automated Teller Machine)Jenis-jenis tabungan :1. Tabanas.2. Taska yaitu tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa.3. Tabungan lainnyac. Simpanan Deposito (Time deposit)Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 yang dimaksud dengan deposit adalah simpanan yang penarikannnya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank. Jenis-jenis deposito yang ada di Indonesia dewasa ini :1. Deposito Berjangka Merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya, di dalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga.2. Sertifikasi DepositoMerupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2 samapai 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat dan dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain.

3. Deposito On CallMerupakan deposito yang berjangka waktu minimal tujuh hari dan paling lama kurang dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 50 juta rupiah (tergabtung bank yang bersangkutan).2.4 ALOKASI DANA BANKDana yang telah dihimpun oleh perbankan kemudian harus dialokasikan kembali menjadi aktiva produktif dengan tujuan menghasilkan keuntungan. Penggunaan dana tersebut sebagian digunakan aktiva produktif, yang berupa untuk non-earning assets (aktiva yang tidak dapat menghasilkan keuntungan) dan earning assets (aktiva yang dapat menghasilkan keuntungan.Dalam pemilihan berbagai alternatif penggunaan dana, perbankan juga harus memerhatikan risiko sebagai dampak negatifnya. Karena pada dasarnya perbankan selalu menginginkan aktivs yang berisiko rendah, namun dapat menghasilkan rate of return setinggi mungkin. Penggunaan dana perbankan pada dasarnya digunakan untuk aktiva tetap, cadangan, kredit, surat-surat berharga, dan penyertaan.Tujuan penggunaan dana menjadi aktiva produktif adalah memperoleh penerimaan untuk membiayai operasional perusahaan, seperti biaya bunga simpanan, biaya sumber daya manusia, dan biaya lain-lain, serta tujuan akhir jangka pendek yaitu memperoleh laba atau keuntungan. Namun, risiko dari penggunaan dana atas aktiva produktif juga cukup tinggi. Dengan demikian, setelah menentukan tingkat risiko alternatif-alternatif bentuk aktiva produktif, perbankan harus menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential principle). Alokasi dana bank (usaha perbankan dari sisi aktiva) menurut pasal 29 ayat UU 10/1998 yaitudalam memeberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank.Berdasarkan UU tersebut, maka dana bank dialokasikan pada saluran-saluran berikut ini :a.Penggunaan Dana untuk CadanganPenggunaan dana untuk cadangan atau cadangan likuiditas bertujuan untuk memenuhi likuiditas bank jangka pendek. Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya ke nasabah yang dapat dilakukan setiap saat atau setiap waktu, misalnya penarikan dana oleh nasabah, penarikan kredit, kliring, dan lain-lain. Bank tidak dapat mengharapkan adanya penerimaan dalam aktiva ini karena sifat dana tersebut adalah idle fund atau aktiva yang tidak produktif. Cadangan likuiditas ini terbagi atas dua bentuk, yaitu:Cadangan Primer (primary reserves). Dana ini disebut dengan likuiditas minimum yang harus tersedia oleh perbankan nasional. Cadangan primer umumnya dalam bentuk uang kas di bank, saldo pada bank sentral, saldo di bank lain, dan warkat dalam proses penagihan. Tujuan utama dana ini adalah untuk memenuhi ketentuan reserve requirement dari bank sentral dan juga untuk operasional sehari-hari, seperti penarikan dana oleh nasabah, penyelesaian kliring, pemberian kredit, dan kewajiban yang akan jatuh tempo.Cadangan sekunder (secondary reserve). Dana ini dapat berupa surat berharga pasar uang (SPBU), sertifikat Bank Indonesia (BI), dan sertifikat deposito. Instrumen cadangan sekunder tersebut digunakan bank untuk menjaga posisi likuiditasnya, yaitu pada saat kekurangan maupun kelebihan likuiditas. Penempatan dana ke dalam bentuk cadangan sekunder bertujuan memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek dan memperoleh penerimaan dari instrumen yang tersedia. Seringkali kebutuhan likuiditas terjadi secara mendadak dan dalam jumlah yang besar di mana bank tidak dapat memperkirakan sebelumnya, sehingga dalam waktu singkat bank kekurangan likuiditasnya. Untuk mengantisipasi kejadian demikian, bank membentuk cadangan sekunder berupa surat berharga jangka pendek yang mudah untuk diperjualbelikan.b.Penggunaan Dana untuk KreditPenggunaan dana untuk kredit berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah sebagai berikut.Definisi Penggunaan Dana untuk Kredit, menurut UU No.10/1998:Penggunaan dana untuk kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.Alokasi aktiva produktif pada bank tertentu umumnya didominasi oleh pemberian kredit. Hal ini terjadi karena bank mendapatkan penerimaan yang tinggi dari kredit. Namun, terdapat konsekuensi dari penyaluran kredit, yaitu risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan alokasi aktiva produktif lainnya. Pembahasan mengenai kredit akan dijelaskan dalam bab tersendiri pada pengelolaan kredit atau manajemen kredit.c.Penggunaan Dana untuk Surat-surat BerhargaPerbankan nasional menggunakan dananya di antaranya untuk surat-surat berharga dengan tujuan meningkatkan penerimaan. Bentuk-bentuk surat berharga, antara lain:1. Secondary reserve (cadangan sekunder), di mana bank dapat membeli berbagai jenis surat berharga yang mudah untuk dicairkan. Dalam dunia perbankan Indonesia telah dikenal beberapa surat berharga yang sering diperjualbelikan dalam rangka pemanfaatan dana yang tidak digunakan (idle fund).2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI), yaitu salah satu jenis surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBI ini dapat dibeli dengan cara diskonto oleh bank-bank yang kelebihan dana.3. Surat berharga pasar uang (SBPU), yaitu surat sanggup / aksep / promes / wesel yang diterbitkan oleh bank tertentu yang diperjualbelikan juga dengan cara diskonto. Bank yang membutuhkan dana dikenal dengan borrowing bank dan yang kelebihan dana dikenal dengan lending bank.d.Penggunaaan Dana untuk Aktiva TetapDalam melakukan kegiatan usahanya, setiap bank harus mempunyai tempat usaha berupa kantor pusat maupun kantor cabang dan lainnya yang berfungsi melayani nasabah. Dalam usaha menarik nasabah, setiap bank bersaing dalam menampilkan penampilan yang paling menarik sesuai dengan segmen nasabahnya. Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, setiap bank melengkapi dengan inventaris kelengkapan kantor dan teknologi yang modern. Saat ini peran teknologi telah menjadi pilihan yang utama bagi nasabah, karena itu sebagian besar nasabah memilih perbankan yang memiliki teknologi yang paling modern.Sumber dana untuk aktiva tetap berasal dari modal sendiri yang jumlahnya tidak boleh melebihi 50% dari total modal yang disetor. Penggunaan dana untuk aktiva tetap ini dikenal dengan penanaman dana yang tidak menghasilkan atau non-earning assets.e.Penggunaan Dana untuk PenyertaanBerdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, pada pasal 7 ayat c dijelaskan bahwa perbankan nasional dapat melakukan penyertaan ke perusahaan tertentu yang disebabkan adanya kegagalan kredit. Penyertaan ini terjadi karena kredit yang diberikan bank ke perusahaan itu mengalami kemacetan, namun perusahaan tersebut dinilai masih memiliki prospek yang baik dan dapat diselamatkan kembali selama ada tambahan modal baru. Namun, kegiatan penyertaan dalam rangka penyelamatan tersebut harus bersifat sementara. Bila kondisi perusahaan sudah mulai membaik, bank harus segera menarik penyertaannya itu.

KELOMPOK 2Sejarah Bank Sentral

Pada dasarnya, bila dilihat dari istilah/namanya, bank sentral tidak dapat diartikan sebagai "bank" seperti pada bank umum. Dalam hal ini bank sentral memiliki konsepsi yang berbeda. Bank umum cenderung untuk berusaha menginvestasikan assets-nya dengan tujuan memaksimumkan profit. Di sisi lain, bank sentral sebagai bank milik pemerintah, adalah lembaga keuangan yang tidak bertujuan untuk memaksimumkan profit melainkan untuk mencapai tujuan tertentu seperti mencegah kegagalan yang dialami perbankan maupun bukan bank, kestabilan tingkat harga, kesempatan kerja dan akhimya pada pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, bank sentral bertugas untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemerintah karena, bank sentral adalah juga bagian dari pemerintah.Sejarah bank sentral tidak lepas dari dikenalnya sistem uang sebagai alat tukar dalam perdagangan dan perekonomian secara umum, dan mulai ditemukannya metode perbankan untuk pertama kalinya dalam perekonomian dan perdagangan suatu negara. Dimana pada zaman dahulu alat tukar yang digunakan adalah memang berupa uang yang memeliki nilai intrinsik yang sama terhadap material yang terbuat dari uang tersebut. Biasanya berupa uang logam (emas, perak, perunggu dan lain lain) yang memiliki nilai intrinsik yang sama terhadap nilai uang logam tersebut. Artinya jika uang logam emas seberat 1 gram bernilai 1000 misalnya, pada saat itu memang karena emas seberat 1 gram tersebut ketika diperdagangkan/ditukarkan dimana-mana nilainya adalah 1000. Alat tukar dengan logam seperti ini sudah lebih maju dibanding dengan kondisi sebelumnya dimana perdagangan dilakukan dengan alat tukar yang belum bisa diterima oleh banyak kalangan atau bahkan sistem barter langsung terhadap barang yang diperdagangkan dimana ini menjadi cikal bakal dimulainya perdagangan dalam sejarah peradaban manusia.Seiring dengan waktu dan terus berkembangnya perdagangan dan perekonomian, alat tukar berupa uang logam tersebut mulai menjadi keterbatasan karena memang ketersediaan sumber daya alam yang terbatas untuk mencetak uang jenis seperti itu, dan ini menghambat potensi untuk berkembang lebih besarnya lagi perekonomian suatu negara sementara jenis-jenis produk baru dan bentuk industri baru sangat potensial untuk muncul namun sangat disayangkan jika aktivitas perdagangan dan perekonomian secara umum harus terhambat karena mengikuti kemampuan ketersediaan uang berupa logam yang terbatas tersebut.Untuk itulah kemudian dikenal sistem uang kertas yang pertama kali ditemukan melalui sistem penjaminan yang dalamhal ini dilakukan oleh suatu badan penjamin sekaligus penyimpan yang disebut bank, dimana uang kertas yang dikeluarkan oleh bank tersebut dijamin memiliki nilai yang sama atau dijanjikan akan memiliki nilai beberapa kali lebih besar terhadap emas, atau uang logam yang disimpan oleh nasabah/masyarakat pada waktu mendatang atau pada masa yang ditentukan. Pada praktek dan perkembangan masing-masing, bank-bank yang pada saat itu membuat aturannya sendiri-sendiri dan jenis-jenis jaminan/uang kertasnya masing-masing yang sangat potensial merugikan masyarakat karena belum dikelola negara untuk mastikan tidak ada penyimpangan atau aturan yang tidak adil. Dimana pada suatu ketika seorang nasabah berniat untuk mengambil kembali emas atau uang logam pada bank tersebut dengan cara menukarkan kembali uang kertas yang dia dapat dari bank tersebut ternyata harus kecewa karena uang logam yang dia terima lebih sedikit dari yang dijanjikan atau bahkan lebih kecil dari jumlah yang sama dari yang pernah ia simpan ke bank tersebut. Pada masa itulah mulai terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah model-model fraud dan rekayasa dalam sektor industri yang baru ini yaitu sektor keuangan.Sejak itulah negara menyadari perlunya suatu bank sentral yang selanjutnya didirikan dengan tujuan untuk memastikan adanya satu jenis mata uang kertas yang sama dan berlaku di suatu negara tersebut agar memiliki nilai yang stabil dan dapat dipercaya karena dijamin oleh negara (dengan cara awalnya negara menjamin uang kertas tersebut dengan sejumlah emas deposit atau logam berharga lainnya yang dicadangkan setiap mencetak nominal uang tersebut, namun belakangan tidak lagi dan jaminannya hanya atas nama negara saja dan sejumlah kecil emas) dan dapat dipergunakan terus menerus oleh masyarakat dalam menjalankan aktivitas perekonomiannya di negara tersebut. Dan dengan kewenangan bank sentral mengatur jumlah uang yang beredar tersebut agar dapat menggerakkan roda perekonomian dengan keseimbangan yang tepat antara peredaran jumlah uang dan barang dan dapat terus saling mengembangkan, dengan cara tidak sampai menyebabkan kelebihan jumlah likuiditas/uang yang beredar dalam perekonomian negara tersebut yang dapat menyebabkan inflasi (naiknya harga barang-barang atau turunnya nilai mata uang), dan juga jangan sampai terjadi kekurangan likuiditas yang dapat menyebabkan perekonomian sulit bergerak apalagi untuk berkembang. Bank sentral bukanlah suatulembaga yang sejak awal didirikan dengan tujuan untuk menjalankan fungsinya sebagai bank sentral. Sampai dengan awal abad ke-20 tidak ada konsepsi yang jelas mengenai central banking. Konsepsi tersebut baru terlihat kemudian setelah mengalami proses panjang dan hal tersebut bukan merupakan suatu proses yang sengaja diarahkan pada terbentuknya konsep central banking, sehingga tidak terdapat teknik yang sistematis dan konsisten ke arah terbentuknya bank sentral. Di banyak negara yang lebih tua, perkembangan ke arah bank sentral tersebut dimulai dari adanya suatu bank yang secara bertahap, melaksanakan berbagai macam posisi, baik bersifat lembaga pemerintah, maupun non-pemerintah yang kemudian dikenal dengan nama bank sentral. Beberapa posisi/wewenang yang dimiliki lembaga tersebut antara lain: hak untuk mengeluarkan uang (partial monopoly), dapat bertindak sebagai banker dan agen pemerintah.. Bank yang memiliki posisi tersebut dikenal sebagai "bank of issue" atau "national bank". Dalam perkembangan selanjutnya, bank tersebut memperoleh kekuasaan yang lebih luas, sehingga muncul istilah: "central bank".Dari bank-bank sentral yang ada, the Riskbank of Sweden adalah yang pertama kali didirikan (yang tertua), tetapi Bank of England adalah bank of issue pertama yang memperoleh posisi sebagai bank sentral dan mangembangkan dasar-dasar "the art of central banking". Dengan demikian sejarah Bank of England secara umum diterima sebagai gambaran evolusi dasar-dasar dan teknik centralbanking. Pada tahun 1920 diselenggarakan International Financial Conference di Brussel. Hasil konferensi tersebut adalah menyetujui resolusi yang menghendaki agar negara-negara yang belum mendirikan bank sentral diharapkan secepatnya untuk mendirikan bank sentral. Di samping untuk membantu pemulihan dan pemeliharaan stabilitas sistim moneter dan perbankan tetapi juga untuk kepentingan kerjasama dunia. Dimulai dengan berdirinya South African Reserve Bank di tahun 1921, bank-bank sentral didirikan di negara-negara yang sudah merdeka dan di negara-negara yang baru merdeka.Bank sentral sendiri mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam mendukung perkembangan perekonomian suatu negara. Kebijakan yang ditempuh bank sentral berpengaruh langsung terhadap peredaran uang dan suku bunga dalam perekonomian, serta operasi dan kesehatan perbankan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tidak hanya sektor keuangan, tetapi juga pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Tugas bank sentral pada umumnya mencangkup ; perumusan dan pelaksanaan kebijakan moneter, pengaturan dan pengawasan perbankan, dan pengaturan dan pelaksanaan sistem pembayaran. Fungsi dan Peran Bank SentralBank Sentral adalah bank yang merupakan pusat struktur moneter dan perbankan di negara yang bersangkutan dan yang melaksanakan (sejauh dapat dilaksanakan dan untuk kepentingan ekonomi nasional) fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Memperlancar lalu lintas pembayaran a.menciptakan uang kartal b.menyelenggarakan kliring antar bank umum.2. Sebagai bankir, agen dan penasehat pemerintah. Bank Sentral sebagai bankir :a.memelihara rekening pemerintahb. memberikan pinjaman sementara c. memberikan pinjaman khusus d.melaksanakan transaksi yang menyangkut jual beli valuta asing (valas) e. menerima pembayaran pajakf.membantu pembayaran pemerintah dari pusat ke daerah, g.membantu pengedaran surat berharga pemerintahh.mengumpulkan dan menganalisis data ekonomi

Bank sentral sebagai agen dan penasehat pemerintah : a.mengadministrasi dan mengelola hutang nasional b. memberikan jasa pembayaran bunga atas hutangc. memberikan saran dan informasi mengenai keadaan pasar uang dan modal.3.Memelihara cadangan/cash reserve bank umum 4.Memelihara cadangan devisa negara : a.internal reserve, untuk keperluan jumlah uang beredarb.eksternal reserve, untuk alat pernbayaran internasional 5.Sebagai bankers bank dan lender of last resort, 6.Mengawasi kredit7.Mengawasi bank (bank supervision):a.Prudential Supervision: pengawasan bank yang diarahkan agar individualbank dapat dijaga kelangsungan hidupnya sehingga kepentingan masyarakat dapat dilindungi.b.Monetary Supervision: menjaga nilai mata uang negara yang bersangkutan sehingga bank tersebut dapat menjadi penyangga kebijakan moneter maupun kebijakan ekonomi pemerintah lainnya.Neraca Bank SentralKegiatan bank sentral di dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan moneter tercermin pada bentuk umum neraca yang disusun. Secara singkat pos-pos atau rekening utama pada neraca bank sentral adalah sebagai berikut :

1. Kekayaan (Assets)a. Cadangan, yang meliputi : - Sertifikat Emas - Special Drawing Rights (SDR) -Valuta Asingb. Pinjaman yang diberikan (loans), terutama kepada bank umum.c. Surat berharga (sebagian besar adalah surat berharga milik pemerintah).d. Kekayaan lain-lain, dapat berupa tanah, gedung atau peralatan-peralatan,2. Hutang (Liabilities) a.Uang kertasb.Deposito merupakan bagian terbesar adalah deposito bank umum.c.Surplus diperoleh dari : bunga surat berharga yang ditahan, bunga pinjaman yang diberikan dan dari kegiatan lain.d.Lain-lain (misalnya: pengeluaran yang belum dibayar).Kebijakan Moneter Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:1. Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy)2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)Alat (instrumen) Kebijakan MoneterPeranan kebijakan moneter biasanya tampak jelas pada saat suatu perekonomian berusaha untuk menciptakan dan memelihara tingkat kestabilan ekonomi. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan perdagangan, industri, keuangan, kesempatan kerja dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pola kebijakan ekonomi pada umumnya. Untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, kebijakan moneter amat diperlukan dalam pembentukan tabungan sebagai sumber pembiayaan pembangunan. Kebijakan moneterdapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.1. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.1. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.1. Imbauan Moral (Moral Persuasion)Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.1. Rediscount OperationsDi beberapa negara, bank sentral membeli CP atau surat utang perusahaan. Dampak pembelian surat utang perusahaan. Dampak pembelian surat-surat berharga tersebut mengakibatkan M0 akan bertambah. Di Indonesia, operasi pasar jenis ini disebut dengan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).

1. Foreign Exchange Operations Jika bank sentral menggunakan sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate), maka bank sentral harus memiliki komitmen untuk membeli atau menjual mata uang asing tersebut dengan nilai tukar yang telah ditetapkan. Jika mata uang domestik terapresiasi, maka bank sentral perlu mendepresiasikannya dengan menambah / menjual mata uang asing di pasar / perekonomian sampai dngan nilai tukar yang dituju. Jika sebaliknya, bank sentral menggunakan sistem nilai tukar mengambang (floating exchange rate), maka bank sentral hanya bertindak sebagai bystander. Jika bank sentral membeli mata uang asing, maka bagian aset (foreign exchange) akan meningkat, dan kewajiban (currency in circulation) meningkat dalam jumlah yang sama. Akan tetapi karena banyak faktor yang mempengaruhi permintaan mata uang asing, maka instrumen ini pun dianggap kurang efektif.

2.1 Reserve Bank of Australia

Pada mulanya Reserve Bank of Australia (RBA) bernama Commonwealth Bank of Australia yang berperan hanya sebagai bank biasa. Saat itu fungsinya masih sebatas bank penyimpanan dan komersial. Tahun 1924, Department of Treasury (Departemen Keuangan) menerbitkan dan mengedarkan uang ke masyarakat dan tugas ini dibebankan ke Commonwealth Bank. Hingga tahun 1945, Commonwealth Bank memperoleh banyak tugas penyelenggaraan sebagai sebuah bank sentral.Pada tahun 1960 fungsi Bank Sentral beralih ke Reserve Bank of Australia. Commonwealth sendiri kemudian tetap beroperasi sebagai bank biasa dan merupakan bank terbesar dari sudut aset yang dimilikinya hingga hari ini. Sehingga, Reserve Bank of Australiatersebut didirikan tanggal 14 Januari 1960 sebagaibank sentraldan otoritas penerbit uangAustralia, ketika Reserve Bank Act 1959 menghapus fungsi bank sentral dariCommonwealth Bank. Bank ini memegang tanggung jawab menyediakan jasa kepadaPemerintah Australia, di mana keuntungan Bank dikirim kembali, selain itu juga menyediakan jasa kepada bank sentral lain dan institusi pemerintah. Bank ini terdiri dari Payments System Board, yang mengatur kebijakansistem pembayaranBank, dan Reserve Bank Board, yang mengatur semua kebijakan keuangan dan perbankan Bank. Kedua Board (Dewan) terdiri dari anggota Bank,Departemen Keuangan, lembaga pemerintah Australia lainnya, dan pemimpin institusi lain yang merupakan bagian dariekonomi negara.Struktur Reserve Bank Board masih tetap sejak 1951, dengan pengecualian perubahan jumlah anggota Dewan. Gubernur Reserve Bank of Australia ditunjuk olehMenteri Keuangandan memimpin Payment Systems dan Reserve Bank Board dan ketika ada ketidaksetujuan antara kedua Dewan, Gubernur akan mengambil alih.Pada tahun 1980 fungsi Kontrol Mata Uang asing dihapus dan mengakibatkan nilai mata uang Australian Dollar menjadi mengambang terhadap mata uang lainnya. Sejak itu dibentuklah Divisi Supervisi Bank pada RBA. Lalu pada tahun 1998, Divisi ini kemudian menjadi menjadi lembaga tersendiri bernama Australian Prudential Regulation Authority. Dengan demikian Commonewealth-lah yang menjadi titik tolak didirikannya RBA. Proses evolusi ini berlangsung selama kurang lebih 36 tahun.Dari pertengahanabad ke-19hingga 1890-an, prospek pembentukanbank nasionalterus tumbuh. Tahun 1911, Commonwealth Bank didirikan, tapi tidak memiliki hak untuk mencetak uang, yang merupakan kekuasaan yang masih dipegang Menteri Keuangan. Sebuah pergerakan menggunakan kembalistandar emasterjadi setelahPerang Dunia I, ketika John Garvan memimpin berbagai dewan untuk mengkontrakpersediaan uanguntuk melakukan hal itu, dan standar emas dikeluarkan dalampound sterling Britaniadanpound Australiatahun 1925.SelamaDepresi Besar, pound Australia menjadi tak bernilai, begitu juga pound sterling, dan berpindah dari standar emas sesuai Commonwealth Bank Act tahun 1932. Undang-undang tahun 1945 membawa padaregulasi bank pribadi yang ditentangH.C. Coombs, dan ketika ia menjadi Gubernur tahun 1949, ia memberikan mereka kontrol lebih besar terhadap institusi mereka. Ketika lembaga keuangan menerapkan saran Coombs agar memilikinilai suku bunga, yang membolehkan Bank lebih bergantunG padaoperasi pasar terbuka.Pengambangandolar Australiaterjadi tahun 1983, pada waktu yang sama ketika sistem keuangan di Australia dideregulasi. Kepemimpinan bank dipindahkan tahun 1998 dari Bank kepadaAustralian Prudential Regulation AuthoritydanPayments System Boarddibentuk, sementara Bank diberikan kekuasaan terhadap Dewan tersebut pada tahun yang sama.Gubernur Reserve Bank of Australia adalahGlenn Stevensyang telah menjabat sejak 18 September 2006.

secara garis besar RBA memiliki tugas sebagai berikut:1. Menstabilkan nilai tukar Australian Dollar.2. Menekan angka pengangguran di Australia.3. Membuat masyarakat Australia menjadi makmur dan sejahtera.Praktisnya, Reserve Bank bertugas mengawasi nilaiinflasimelalui sejumlah kebijakan moneter. Targetnya adalah 2-3% per tahun. Target itu telah dibuat dan dijalankan sebelumnya oleh Bernie Fraser yang menjabat sebagai Gubernur RBA dan dudukung juga oleh Menteri Keuangan Peter Costello dan kembali dilanjutkan oleh Gubernur Reserve Bank berikutnya oleh Ian Mcfarlane.

GubernurMulaiSelesai

Gubernur Commonwealth Bank of Australia

1Sir Denison MillerKCMG*Juni 1912Juni 1923

2James KellOktober 1924Oktober 1926

3Sir Ernest RiddleKBEOktober 1926Februari 1938

4Sir Henry Sheehan KBE*Februari 1938Maret 1941

5Hugh ArmitageCMGJuli 1941Desember 1948

6H. C. CoombsJanuari 1949Januari 1960

Gubernur Reserve Bank of Australia

1H. C. CoombsJanuari 1960Juli 1968

2SirJ. G. PhillipsJuli 1968Juli 1975

3SirH. M. KnightJuli 1975Agustus 1982

4R. A. JohnstonAgustus 1982Juli 1989

5Bernie FraserSeptember 1989September 1996

6Ian MacfarlaneSeptember 1996September 2006

7Glenn Stevens18 September 200617 September 2013A

Dewan DirekturSusunan dari Dewan Direktur Reserve Bank adalah Gubernur, Wakil Gubernur, dan Sekretaris Dewan yang terdiri dari 6 orang. Susunan tersebut tidak pernah berubah sejak tahun 1951 kecuali untuk jumlah Dewan Gubernur. Anggota dari Dewan Gubernur ini adalah : Glenn Stevens, Gubernur Ric Battellino, Wakil Gubernur Ken Henry, Secretary to the Treasury Jillian Broadbent Donald McGauchie Warwick McKibbin Roger Corbett Graham Kraehe John Akehurst

Rapat Dewan Reserve BankBiasanya Rapat Dewan berlangsung Sembilan (9) kali dalam setahun di Sydney, pada hari Selasa pada awal bulan, kecuali pada bulan Januari. Rapat tahunan diadakan pada pertengahan tahun di Melbourne. Dari waktu ke waktu rapat dilakukan di kota-kota besar Australia.GubernurGubernur dari Reserve Bank of Australia adalah posisi tertinggi di jajaran Reserve Bank of Australia. Masa jabatan seorang Gubernur RBA adalah tujuh (7) tahun. Jika dipandang perlu masa jabatan itu bisa diperpanjang.RBA sebagai barisan terdepan pemerintah dalam menangani kebijakan moneter Australia memiliki peranan unik didalamnya. Dengan tingkat suku bunga yang dapat dikatakan tinggi, Australia bersama Selandia Baru (New Zealand) menjadi Negara sasaran carry trade dunia khususnya bila disandingkan dengan Yen Jepang. Tingkat suku bungaAustralia yang ditetapkan RBA adalah 7.25% sementara Yen Jepang berada di 0.5%. Dengan selisih suku bunga yang tinggi, ditambah dengan semakin mahalnya harga komoditas pertanian dan pertambangan (yang adalah kekuatan ekonomi Australia - BHP Billiton perusahaan tambang terbesar didunia bermarkas disini) Dollar AUD menjadi sebuah pilihan menarik untuk dipegang oleh kebanyakan investor valuta asing. Tak heran nilainya menanjak terus.Disinilah kemampuan Australia dalam mengintegrasikan perekonomiannya. Seperti yang diketahui, kemakmuran sebuah Negara tidak dapat dilakukan hanya oleh satu dua buah lembaga pemerintahan terkait namun harus melalui proses integrasi seluruh lembaga yang ada. Dengan meningkatnya harga jual komoditas pertanian dan pertambangan, Australia menjadi salah satu Negara eksportir hasil alam terbesar yang artinya adalah keutungan bagi perekonomian negeri kangguru tersebut. Dilain sisi, RBA berperan dalam mengawal kegiatan ekonomi ini sehingga tidak terlaluover heatatau sebaliknyaover colduntuk memastikan semua kegiatan ekspor impor berjalan.Itu sebabnya dari sisi suku bunga, RBA cenderung bersifat hawkish dengan menendang terus menerus suku bunganya ke level sekarang. Apabila krisis Sub Prime yang mulai merembet ke seluruh dunia tidak mempengaruhi Australia, bukan tidak mungkin kita masih harus menyaksikan mata uang AUD terus menerus menguat terhadap Dollar. Namun sebaliknya, bila krisis keuangan dunia juga berpengaruh, maka ini artinya adalah berakhirnya kebijakan hawkish dan dimulainya kebijakan dovish (lawan hawkish) untuk mendongkrak sektor kredit dan investasi masyarakat.2.2 Bank BangladeshSetelahPerang Kemerdekaan, dan kemudian kemerdekaan Bangladesh, pemerintahan Bangladesh mereorganisirBank Negara PaksitancabangDhakadan mengganti namanya menjadi Bank Bangladesh. Bank Bangladesh muncul dengan pengaruh retrospektif sejak 16 Desember 1971. Bank Bangladeshadalahbank sentraldiBangladeshdan merupakan anggotaAsian Clearing Union. Saat ini memiliki sepuluh kantor yang berlokasi di Motijheel, Sadarghat, Chittagong, Khulna, Bogra, Rajshahi, Sylhet, Barisal, Rangpur dan Mymensingh di Bangladesh, jumlah tenaga kerja mencapai 4951 (pejabat 3961, bawahan staf 990) seperti pada tanggal 30 November 2012.Bank Bangladesh menjalankan melakukan semua fungsi inti dari sebuah moneter dan keuangan regulator sektor khas, dan sejumlah fungsi non inti lainnya. Bidang fungsional utama termasuk: Perumusan dan pelaksanaan kebijakan moneter dan kredit. Pengaturan dan pengawasan bank dan lembaga keuangan non-bank, promosi dan pengembangan pasar keuangan domestik. Pengelolaan cadangan devisa negara itu. Penerbitan catatan mata uang. Regulasi dan pengawasan sistem pembayaran. Bertindak sebagai bankir untuk pemerintah. Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang. Pengumpulan dan pemberian informasi kredit. Implementasi UU peraturan valuta asing. Mengelola Skema Asuransi Deposito.Jabatan tertinggi di Bank Bangaldesh adalah Gubernur (saat ini adalah Dr.Atiur Rahman). Gubernur membawahi Dewan Direktur dan Staf Eksekutif. Urusan sehari-hari diurus oleh Staf Eksekutif.Dewan Direksi Md. Nazrul Huda Dr.Mohammad Tareque Mr. M Musharraf Hossain Bhuiyan Dr. Nasiruddin Ahmed Dr. Mustafa Kamal Mujeri Dr. Sanot Kumar Saha Dr. Sadiq Ahmed Prof. Hannana*Md. Shafiqur Rahman PatwaryStaf Eksekutifa. Gubernur : Dr.Atiur Rahman(2009-sekarang)b. Deputi Gubernur Md. Nazrul Huda Ziaul Hasan Siddiqui Md. Murshid Kuli Khanc. Direktur Eksekutif Md. Abul Quasem Chowdhury Mohidul Haque Mir Abdur Rahim Md. Harunur Rashid Chowdhury Nazneen Sultana A. H. M. Kai Khasru Md. Ahsan Ullah Md.Solaman Noor Muhammad Howlader Md. Amzad Hossain Md. Ebtadul Islam Abu Hena Mohd. Razee Hassand. Gubernur sebelumnya A.N.M. Hamidullah (1972-1974) A.K.N. Ahmed (1974-1976) M. Nurul Islam (1976-1987) Shegufta Bakht Chaudhuri (1987-1992) Khorshed Alam (1992-1996) Lutfar Rahman Sarkar (1996-1998) Dr. Mohammed Farashuddin (1998-2001) Dr.Fakhruddin Ahmed(2001-2005) Dr. Salehuddin Ahmed (2005-2009)

2.3 Bank Negara MalaysiaBank Negara Malaysia (BNM, National Bank of Malaysia, secara resmi Bank Sentral Malaysia) adalah bank sentral Malaysia atau Malaysia Federal Reserve. Didirikan pada tanggal 26 Januari 1959 sebagai Bank Negara Malaya, tujuan utamanya adalah untuk menerbitkan mata uang, bertindak sebagai bankir dan penasihat kepada Pemerintah Malaysia dan mengatur situasi kredit negara itu. Kantor pusatnya terletak di Kuala Lumpur, ibukota federal Malaysia.Bank Negara Malaysia didirikan di bawah Ordonansi Bank Pusat Tanah Melayu , 1958. BNM harus memenuhi 5 tujuan yaitu :1. Untuk mengeluarkan mata uang, Ringgit Malaysia dan menyimpan cadangan menjaga nilai mata uang;1. Untuk bertindak sebagai bankir dan penasihat keuangan kepada pemerintah;1. Untuk mendorong operasi pembayaran negara dan sistem solusi yang handal, efisien dan lancar dan untuk memastikan kebijakan pembayaran negara dan sistem solusi untuk kelebihan Malaysia;1. Untuk mempromosikan stabilitas keuangan dan struktur keuangan;1. Untuk mempengaruhi kondisi kredit sehingga menguntungkan negara.Bank aktif dalam mengembangkan kebijakan inklusi keuangan dan merupakan anggota penting dari Alliance for Financial Inclusion.SejarahPada 1837 rupee India dibuat mata uang resmi tunggal di Straits Settlements (Penang, Malaka, dan Singapura), tetapi pada tahun 1867 dolar kembali menjadi alat pembayaran yang sah. Pada tahun 1903 dolar Straits, dipatok pada dua shilling dan fourpence (2s.4d.). Diperkenalkan oleh Dewan Komisaris Mata Uang dan bank swasta dilarang mengeluarkan catatan. Sejak itu, kelangsungan mata uang telah rusak dua kali, pertama oleh pendudukan Jepang 1942-1945, dan lagi oleh devaluasi Pound Sterling pada tahun 1967 ketika catatan Dewan Komisaris Mata Uang Malaya dan Borneo Inggris kehilangan 15% dari nilai mereka.Pada tanggal 12 Juni 1967, dolar Malaysia, yang dikeluarkan oleh bank sentral baru, Bank Negara Malaysia, menggantikan dolar Malaya dan Borneo Inggris. Mata uang baru mempertahankan semua denominasi pendahulunya kecuali $ 10.000 denominasi, dan juga dibawa skema warna dolar tua .Pada tahun 1985, setelah "pertemuan Plaza" dari G-5 menteri keuangan di New York City, dolar AS turun tajam menyebabkan kerugian besar dalam cadangan dolar Bank Negara itu. Bank merespon dengan memulai program perdagangan spekulatif agresif untuk membuat kerugian ini (Millman, p.226). Jaffar Hussein, Gubernur Bank Negara pada saat itu, dalam pidatonya di bulan Desember 1988 di New Delhi menyebut strategi ini sebagai "perdagangan jujur untuk Allah".Pada akhir 1980-an, Bank Negara di bawah Gubernur Jaffar Hussein, merupakan pemain utama di pasar forex. Kegiatannya menarik perhatian banyak, awalnya, pasar Asia menyadari pengaruh Bank Negara telah pada arah pasar forex. Alan Greenspan bertindak ketua Federal Reserve kemudian menyadari kegiatan spekulasi besar-besaran Bank Negara dan meminta bank sentral Malaysia untuk menghentikannya.Pada tanggal 21 September 1990, BNM dijual antara $500 juta dan $1000000000 senilai pound sterlings dalam waktu singkat, mengemudi pound turun 4 sen pada dolar (Millman, p.228). Sebagai tanggapan , bankir mulai menjalankan perintah depan Bank Negara itu. Dua tahun kemudian pada Black Wednesday, Bank Negara berusaha untuk mempertahankan nilai poundsterling Inggris terhadap upaya oleh George Soros dan lain-lain untuk mendevaluasi pound sterling. George Soros menang dan Bank Negara dilaporkan menderita kerugian lebih dari Rp 4 miliar. Bank Negara kehilangan tambahan $2,2 miliar pada perdagangan spekulatif setahun kemudian (Millman, p. 229). Pada tahun 1994 , bank menjadi bangkrut secara teknis dan diselamatkan oleh Kementerian Keuangan Malaysia (Millman, p. 229).

Cadangan Devisa Manajemen Bank Negara Malaysia ( 1985 sampai 1993)James M. Alin, Sekolah Bisnis dan Ekonomi, Universiti Malaysia Sabah Penelitian ini memfokuskan pada manajemen aktif cadangan devisa bank sentral Malaysia itu. BNM memulai perdagangan mata uang (sebagai bagian strategi diversifikasi kekayaan) pada tahun 1985, dilakukan dengan sangat baik di awal tapi menderita kerugian besar pada tahun 1992 dan tahun 1994 secara teknis bangkrut. Terhadap latar belakang ini, tujuan catatan eksplorasi ini ada dua. Pertama, analisis logika di balik keputusan tersebut. Kedua, mengevaluasi kemungkinan penyebab kegagalan. Permainan sederhana menunjukkan bahwa keputusan untuk berjudi dengan uang pembayar pajak adalah strategi dominan (pembelotan). Untuk mengevaluasi kemungkinan penyebab kegagalan, kita bekerja penjudi merusak simulator. Temuannya adalah sebagai berikut: BNM akhirnya menyerah pada kutukan kehancuran penjudi yaitu meskipun itu akan membuat cukup uang dalam jangka panjang, kehilangan begitu banyak dalam jangka pendek sehingga tidak bisa terus bermain. Dua penjelasan mengapa BNM jatuh ke dalam perangkap: (1) Pejabat BNM ingin bertaruh cukup ringan, relatif terhadap modal, untuk menangkis kehancuran penjudi, tapi cukup berat untuk membuat tingkat pengembalian yang diinginkan. Sayangnya, dalam kehidupan nyata, seorang penjudi tidak tahu peluang yang benar untuk menang pada setiap taruhan, sehingga ia/dia tidak dapat melihat pada taruhan optimal. (2) BNM tidak berhenti bermain game setelah memenangkan jumlah yang diinginkan yang berkaitan erat dengan risiko keengganan setelah kerugian sebelumnya, perjudian dengan uang rumah dan impas efek .

Mengelompokkan dari Ringgit dan CadanganPada tahun 1998, Bank Negara dipatok 3,80 ringgit terhadap dolar AS setelah ringgit secara substansial disusutkan selama krisis keuangan Asia tahun 1997. Pada bulan Juli 2005, bank sentral ditinggalkan rezim nilai tukar tetap mendukung dikelola sistem nilai tukar mengambang satu jam setelah China melayangkan mata uang sendiri. Hal ini mengakibatkan pelarian modal lebih dari Rp 10 miliar, diduga disebabkan oleh repatriasi dana spekulatif yang memasuki negara itu untuk mengantisipasi ditinggalkannya pasak: - Cadangan devisa Bank Negara meningkat sebesar USD24 miliar pada periode satu tahun antara Juli 2004 dan Juli 2005 (lihat tabel di bawah). Selama periode ini ada keyakinan luas bahwa ringgit itu undervalued dan bahwa jika pasak telah dihapus, ringgit akan dihargai.Bank Negara Cadangan Devisa (Sumber : Bank Negara , dibulatkan menjadi terdekat miliar USD)31 Juli 2004USD 54 Milyar

31 Desember 2004USD 66 Milyar

31 Juli 2005USD 78 Milyar

31 Maret 2007USD 88 Milyar

31 Juli 2007USD 99 Milyar

31 Desember 2007USD 101 Milyar

31 Maret 2008USD 120 Milyar

30 Desember 2008USD 92 Milyar

Bank Negara terus berjalan menuju tingkat suku bunga negatif differential USD. Ringgit telah dihargai secara bertahap sejak taraf ini ditinggalkan dan pada tanggal 28 Mei 2007, diperdagangkan pada kisaran 3,40 dolar AS. Cadangan devisa Malaysia ini telah meningkat terus sejak pelarian modal awal, dan pada tanggal 31 Maret 2007, cadangan berdiri di sekitar USD88 miliar, yang kira-kira USD10 miliar lebih dari cadangan sesaat sebelum taraf ditinggalkan.Pada tanggal 31 Juli 2007 cadangan Malaysia mencapai sekitar USD98.5 miliar yang setara dengan RM340.1 miliar. Angka meningkat menjadi USD 101.300.000.000 pada 31 Desember 2007, yang setara dengan RM335.7 miliar, cadangan devisa Bank Negara itu meningkat lebih 15 hari kemudian untuk USD 104300000000 atau 345400000000 MYR

Bank Negara juga mempertahankan kantor perwakilan di London dan New York City.Sebuah bangunan baru untuk Jasa Keuangan dan Sumber Daya Pusat (FSRC) dibangun pada tahun 2004 untuk rumah FSRC, SEACEN, IFSB dan FMAG (lengan museum Bank Negara). Terletak di sepanjang Jalan Dato Onn, di depan Tun Hussein Onn Memorial, gedung ini dirancang oleh perusahaan arsitek terkenal Malaysia, Hijjas Kasturi Associates. Resmi dinyatakan dibuka pada bulan Agustus 2011, bangunan ini sekarang dikenal sebagai Sasana Kijang .

Kekuasaan bankBank diberkahi dengan kekuatan tertentu melalui pembentukan Kisah hukum oleh Parlemen Malaysia untuk membantu memenuhi tujuan-tujuannya. Undang-undang baru diciptakan dan undang-undang saat diubah untuk mencerminkan kebutuhan waktu dan masa depan.Gubernur-gubernur Bank Negara Malaysia adalah:NoGubernurTahun

1Tan Sri W. H. WilcockJanuari 1959 Juli 1962

2Tun Ismail bin Mohamed AliJuli 1962 Juli 1980

3Tan Sri Abdul Aziz bin TahaJuli 1980 Juni 1985

4Tan Sri Dato Jaffar bin HusseinJuni 1985 Mei 1994

5Tan Sri Dato' Ahmad bin Mohd DonMei 1994 - Agustus 1998

6Tan Sri Dato' Seri Ali Abul Hassan bin SulaimanSeptember 1998 - April 2000

7Tan Sri Dato' Sri Dr. Zeti Akhtar Azizsejak Mei 2000

KELOMPOK 32.1 Sejarah Bank IndonesiaSejarah Bank Indonesia dibagi menurut sejarah kelmbagaan, moneter, sejarah perbankan, system pembayaran, dan gubernur Bank Indonesia, yang akan dijelaskan sebagai berikut.1. Sejarah KelembagaanSejarah kelembagaan Bank Indonesia dimulai sejak berlakunya Undang-Undang (UU) No. 11/1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia pada tanggal 1 Juli 1953. Dalam melakukan tugasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Moneter, Direksi, dan Dewan Penasehat. Di tangan Dewan Moneter inilah, kebijakan moneter ditetapkan, meski tanggung jawabnya berada pada pemerintah. Setelah sempat dilebur ke dalam bank tunggal, pada masa awal orde baru, landasan Bank Indonesia berubah melalui UU No. 13/1968 tentang Bank Sentral. Sejak saat itu, Bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral dan sekaligus membantu pemerintah dalam pembangunan dengan menjalankan kebijakan yang ditetapkan pemerintah dengan bantuan Dewan Moneter. Dengan demikian, Bank Indonesia tidak lagi dipimpin oleh Dewan Moneter. Setelah orde baru berlalu, Bank Indonesia dapat mencapai independensinya melalui UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia yang kemudian diubah dengan UU No. 3/2004. Sejak saat itu, Bank Indonesia memiliki kedudukan khusus dalam struktur kenegaraan sebagai lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak lain. Namun, dalam melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, dan transparan, Bank Indonesia harus mempertimbangkan pula kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.2. MoneterSetelah berdirinya Bank Indonesia, kebijakan moneter di Indonesia secara umum ditetapkan oleh Dewan Moneter dan pemerintah bertanggung jawab atasnya. Mengingat buruknya perekonomian pasca perang, yang ditempuh pertama kali dalam bidang moneter adalah upaya perbaikan posisi cadangan devisa melalui kegiatan ekspor dan impor. Pada periode ekonomi terpimpin, pembiayaan deficit spending keuangan negara terus meningkat, terutama untuk membiayai proyek politik pemerintah. Laju inflasi terus membumbung tinggi sehingga dilakukan dua kali pengetatan moneter, yaitu tahun 1959 dan 1965. Lepas dari periode tersebut pemerintah memasuki masa pemulihan ekonomi melalui program stabilisasi dan rehabilitasi yang kemudian diteruskan dengan kebijakan deregulasi bidang keuangan dan moneter pada awal 1980-an. Di tengah pasang surutnya kondisi perekonomian, lahirlah berbagai paket kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk memperkuat struktur perekonomian Indonesia.Mulai pertengahan tahun 1997, krisis ekonomi moneter menerpa Indonesia. Nilai tukar rupiah melemah, sistem pembayaran terancam macet, dan banyak utang luar negeri yang tak terselesaikan. Berbagai langkah ditempuh, mulai dari pengetatan moneter hingga beberapa program pemulihan IMF yang diperoleh melalui beberapa Letter of Intent (LoI) pada tahun 1998. Namun akhirnya masa suram dapat terlewati. Perekonomian semakin membaik seiring dengan kondisi politik yang stabil pada masa reformasi. Sejalan dengan itu, tahun 1999 merupakan tonggak bersejarah bagi Bank Indonesia dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 23/1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 3/2004. Dalam undang-undang ini, Bank Indonesia ditetapkan sebagai lembaga tinggi negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Sesuai undang-undang tersebut, Bank Indonesia diwajibkan untuk menetapkan target inflasi yang akan dicapai sebagai landasan bagi perencanaan dan pengendalian moneter. Selain itu, utang luar negeri berhasil dijadwalkan kembali dan kerjasama dengan IMF diakhiri melalui Post Program Monitoring (PPM) pada 2004.3. Sejarah PerbankanSaat kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1950, struktur ekonomi Indonesia masih didominasi oleh struktur kolonial. Bank-bank asing masih merajai kegiatan perbankan nasional, sementara peranan bank-bank nasional dalam negeri masih terlampau kecil. Hingga masa menjelang lahirnya Bank Indonesia pada tahun 1953, pengawasan dan pembinaan bank-bank belum terselenggara. De Javasche Bank adalah bank asing pertama yang dinasionalisasi dan kemudian menjelma menjadi BI sebagai bank sentral Indonesia. Beberapa tahun kemudian, seiring dengan memanasnya hubungan RI-Belanda, dilakukan nasionalisasi atas bank-bank milik Belanda. Berikutnya, sistem ekonomi terpimpin telah membawa bank-bank pemerintah kepada sistem bank tunggal yang tidak bertahan lama. Orde baru datang membawa perubahan dalam bidang perbankan dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 14/1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan. Mulai saat itu, sistem perbankan berada dalam kesatuan sistem dan kesatuan pimpinan, yaitu melalui pengawasan dan pembinaan Bank Indonesia. Bank Indonesia dengan dukungan pemerintah, dalam kurun waktu 1971-1972 melaksanakan kebijakan penertiban bank swasta nasional dengan sasaran mengurangi jumlah bank swasta nasional, karena jumlahnya terlalu banyak dan sebagian besar terdiri atas bank-bank kecil yang sangat lemah dalam permodalan dan manajemen. Selain itu, Bank Indonesia juga menyediakan dana yang cukup besar melalui Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) untuk program-program Kredit Investasi Kecil (KIK)/Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Kredit Investasi (KI), Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI), Kredit Koperasi (Kakop), Kredit Profesi Guru (KPG), dan sebagainya. Dengan langkah ini, BI telah mengambil posisi sebagai penyedia dana terbesar dalam pembangunan ekonomi di luar dana APBN. Industri perbankan Indonesia telah menjadi industri yang hampir seluruh aspek kegiatannya diatur oleh pemerintah dan BI. Regulasi tersebut menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Tahun 1983 merupakan titik awal BI memberikan kebebasan kepada bank-bank untuk menetapkan suku bunga, baik kredit maupun tabungan dan deposito. Tujuannya adalah untuk membangun sistem perbankan yang sehat, efisien, dan tangguh. Kebijakan selanjutnya merupakan titik balik dari kebijakan pemerintah dalam penertiban perbankan tahun 1971-1972 dengan dikeluarkannya Paket Kebijakan Deregulasi Perbankan 1988 (Pakto 88), yaitu kemudahan pemberian ijin usaha bank baru, ijin pembukaan kantor cabang, dan pendirian Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Pada periode selanjutnya, perbankan nasional mulai menghadapi masalah meningkatnya kredit macet. Hal ini sejalan dengan meningkatnya pemberian kredit oleh perbankan terutama untuk sektor properti. Keadaan ekonomi mulai memanas dan tingkat inflasi mulai bergerak naik. Ketika krisis moneter 1997 melanda, struktur perbankan Indonesia porak poranda. Pada tanggal 1 November 1997, dikeluarkan kebijakan pemerintah yang melikuidasi 16 bank swasta. Hal ini mengakibatkan kepanikan di masyarakat. Oleh karena itu, Bank Indonesia turun mengatasi keadaan dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) atas dasar kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Selain itu, berbagai tindakan restrukturisasi dijalankan oleh Bank Indonesia bersama pemerintah.4. Sistem PembayaranSistem pembayaran di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu sistem pembayaran tunai dan non tunai. Dalam Undang-Undang (UU) No. 11/1953 ditetapkan bahwa Bank Indonesia (BI) hanya mengeluarkan uang kertas dengan nilai lima rupiah ke atas, sedangkan pemerintah berwenang mengeluarkan uang kertas dan uang logam dalam pecahan di bawah lima rupiah. Uang kertas pertama yang dikeluarkan oleh BI adalah uang kertas bertanda tahun 1952 dalam tujuh pecahan. Selanjutnya, berdasarkan UU No. 13/1968, BI mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang kertas dan uang logam sebagai alat pembayaran yang sah dalam semua pecahan. Sejak saat itu, pemerintah tidak lagi menerbitkan uang kertas dan uang logam. Uang logam pertama yang dikeluarkan oleh BI adalah emisi tahun 1970. Pada era 1990-an, BI mengeluarkan uang dalam pecahan besar, yaitu Rp 20.000 (1992), Rp 50.000 (1993), dan Rp 100.000 (1999). Hal itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan uang pecahan besar seiring dengan perkembangan ekonomi yang tengah berlangsung saat itu. Sementara itu, dalam bidang pembayaran non tunai, BI telah memulai langkahnya dengan menetapkan diri sebagai kantor perhitungan sentral menjelang akhir tahun 1954. Sebagai bank sentral, sejak awal BI telah berupaya keras dalam pengawasan dan penyehatan sistem pembayaran giral. BI juga terus berusaha untuk menyempurnakan berbagai sistem pembayaran giral dalam negeri dan luar negeri. Pada periode 1980 sampai dengan 1990-an, pertumbuhan ekonomi semakin membaik dan volume transaksi pembayaran non tunai juga semakin meningkat. Oleh karena itu, BI mulai menggunakan sistem yang lebih efektif dan canggih dalam penyelesaian transaksi pembayaran non tunai. Berbagai sistem seperti Semi Otomasi Kliring Lokal (SOKL) dengan basis personal computer dan Sistem Transfer Dana Antar Kantor Terotomasi dan Terintegrasi (SAKTI) dengan sistem paperless transaction terus dikembangkan dan disempurnakan. Akhirnya, BI berhasil menciptakan berbagai perangkat sistem elektronik seperti BI-LINE, Sistem Kliring Elektronik Jakarta (SKEJ), Real Time Gross Settlement (RTGS), Sistem Informasi Kliring Jarak Jauh (SIKJJ), kliring warkat antar wilayah kerja (intercity clearing), dan Scriptless Securities Settlement System (S4) yang semakin mempermudah pelaksanaan pembayaran non tunai di Indonesia.5. Gubernur Bank Indonesia

2.1.1 Undang-undang tentang Bank IndonesiaTahunUndang-Undang/PERPU

2009Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia Menjadi Undang-Undang

2008Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia

2004Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank IndonesiaPenjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004

1999Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank IndonesiaPenjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank IndonesiaIkhtisar Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

1968Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1968 Tentang Bank Sentral

1958Undang-undang Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 1958 Tentang Pengubahan Pasal-pasal 16 Dan 19 Undang-undang Pokok Bank Indonesia (Undang-undang No. 11 Tahun 1953)

1953Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1953 Tentang Penetapan Undang-undang Pokok Bank Indonesia

2.2 Visi Misi Bank Indonesia1. Visi Bank IndoneisaMenjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melaluipenguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.2. Misi Bank Indonesia1) Mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah memlalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka yang berkesinambungan.2) Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.3) Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.4) Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.5) Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

2.3 Nilai-nilai Strategis Bank IndonesiaNilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai untuk bertindak dan berperilaku dalam rangka mencapai misi dan visinya yang terdiri atas Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas, dan Kebersamaan.

2.4 Status dan Kedudukan Bank Indonesia1. Lembaga Negara yang IndependenBabak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6/ 2009. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini.Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga.Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.Landasan hukum Bank Indonesia1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 19452. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tantang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004.3. Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang No.23 Tahun 1999 tentang BI.4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang BI menjadi Undang-Undang.2. Sebagai Badan HukumStatus Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.2.5 Organisasi Bank Indonesia1. Dewan Gubernur Bank Indonesiaa. Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan GubernurDalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur. Dewan ini terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin, dibantu oleh seorang Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang-kurangnya empat atau sebanyak-banyaknya tujuh Deputi Gubernur. Masa jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur selama 5 tahun dan dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 kali masa jabatan berikutnya.Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Calon Deputi Gubernur diusulkan oleh Presiden berdasarkan rekomendasi dari Gubernur Bank Indonesia. (vide Pasal 41 UU No.3 Tahun2004 yang mengubah UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia). Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia tidak dapat diberhentikan oleh Presiden, kecuali bila mengundurkan diri, terbukti melakukan tindak pidana kejahatan, tidak dapat hadir secara fisik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dinyatakan pailit atau tidak mampu memenuhi kewajiban kepada kreditur, atau berhalangan tetap.b. Pengambilan KeputusanSebagai suatu forum pengambilan keputusan tertinggi, Rapat Dewan Gubernur diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter, serta sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan moneter atau menetapkan kebijakan lain yang bersifat prinsipil dan strategis. Pengambilan keputusan dilakukan dalam Rapat Dewan Gubernur, atas dasar prinsip musyawarah demi mufakat. Apabila mufakat tidak tercapai, Gubernur menetapkan keputusan akhir.2. Sektor Moneter[DKEM]Departemen KebijakanEkonomi dan Moneter

-1.Grup Asesmen Moneter

-2.Grup Kebijakan Moneter

-3.Grup Riset Ekonomi

[DSta]DepartemenStatistik

-1.Grup Statistik Domestik

-2.Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik

-3. Divisi Diseminasi Statistik dan Manajemen Intern

[DPM]DepartemenPengelolaan Moneter

-1.Grup Pengembangan dan Pengaturan Pengelolaan Moneter

-2.Grup Operasi Moneter

-3. Grup Manajemen Risiko, Pengelolaan Sistem dan Informasi

[DPD]DepartemenPengelolaan Devisa

-1.Grup Manajemen Devisa

-2.Grup Analisis Devisa dan Pengelolaan Devisa Eksternal

-3. Grup Manajemen Risiko, Setelmen dan Sistem Tresuri

[DInt]DepartemenInternasional

-1.Grup Kebijakan dan Hubungan Internasional

-2.Grup Studi Internasional

[PRES]Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral

-1.Grup Riset Kebanksentralan

-2.Grup Edukasi Kebanksentralan

-3.Divisi Perpustakaan dan Manajemen Intern

[DPKL]Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan

-1.Grup Pengelolaan dan Pengawasan Laporan 1

-2.Grup Pengelolaan dan Pengawasan Laporan 2

-3.Grup Pengelolaan Informasi dan Perkreditan Nasional

3. Stabilitas Sistem Keuangan[DKMP]Departemen Kebijakan Makroprudensial

-1. Grup Asesmen dan Rekomendasi Kebijakan Makroprudensial

-2. Grup Riset dan Pengaturan Makroprudensial

[DSSK]Departemen Surveillance Sistem Keuangan

-1.Grup Sektor Keuangan 1

-2.Grup Sektor Keuangan 2

-3.Grup Sektor Keuangan 3

[DPAU]Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

-1.Grup Pengembangan Keuangan Inklusif

-2. Grup Pengembangan UMKM

Sistem Pembayaran[DKSP]Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran

-1.Grup Kebijakan dan Perizinan Sistem Pembayaran

-2. Grup Pengawasan Sistem Pembayaran dan Pedagang Valuta Asing

[DPSP]Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran

-1.Grup Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Pembayaran BI

-2. Grup Penyelenggaraan Sistem Pembayaran BI

[DPU]Departemen Pengelolaan Uang

-1.Grup Kebijakan Pengelolaan Uang

-2. Grup Operasional Pengelolaan Uang

[DPTP]Departemen Pengelolaan Pinjaman dan Transaksi Pemerintah

-1.Grup Pengelolaan Transaksi Pemerintah dan BI

-2. Divisi Review Ketentuan dan Persyaratan Pinjaman dan Transaksi Pemerintah dan BI

4. SektorManajemen Intern[DLP]Departemen Logistik dan Pengamanan

-1.Grup Perencanaan Logistik

-2.Grup Pelaksanaan Logistik

-3. Grup Pengamanan dan Arsip

[DPSI]Departemen Pengelolaan SistemInformasi

-1.Grup Strategi dan Kebijakan Sistem Informasi

-2. Grup Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Informasi

-3. Grup Pengelolaan Operasional, Layanan, Sarana dan AsetSistem Informasi

[DSDM]Departemen Sumber Daya Manusia

-1.Grup Kebijakan Organisasi dan Sumber Daya Manusia

-2. Grup Pengembangan Sumber Daya Manusia

-3. Grup Mitra Startegis dan Operasional

[DKI]Departemen Keuangan Intern

-1.Grup Pengaturan, Perencanaan, dan Pelaporan Keuangan

-2.Grup Operasional Pajak dan Transaksi Keuangan

[DHk]Departemen Hukum

-1.Grup Penasehat Hukum

-2. Grup Penasehat Hukum, Peradilan dan Legislasi

-3. Divisi Informasi Hukum dan Manajemen Intern

[DAI]DepartemenAudit Intern

-1.Grup Audit

-2. Divisi Konsultansi Audit Intern

-3. Divisi Quality Assurance Audit Intern

-4. Divisi Pengembangan Audit Intern

-5. Divisi Informasi Audit Intern

[DKom]Departemen Komunikasi

-1.Grup Perencanaan Komunikasi

-2.Grup Pengelolaan Relasi

[DMST]Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola

-1. Grup Manajemen Strategis

-2. Grup Manajemen Risiko dan Tata Kelola Dewan Gubernur

[DPA]Departemen Pengelolaan Aset

-1. Grup Perencanaan dan Penyelesaian Aset

-2. Grup Optimalisasi Aset dan Pengelolaan Museum

2.6 Tujuan dan Tugas Bank IndonesiaDalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah. Tugas Bank Indonesia1. Tugas Pokok Bank IndonesiaRincian Tugas Bank Indonesia antara lain:1) Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi, melakukan pengendalian moneter, memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek, memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi beban Pemerintah dalam hal suatu bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan, melaksanakan kebijakan nilai tukar, dan mengelola cadangan devisa.2) Menetapkan penggunaan alat pembayaran, mengatur sistem kliring antar bank, menyelerakan kegiatan kliring, menyelesaikan akhir transaksi pembayaran antar bank, mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dimaksud dari peredaran.3) Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank, menetapkan peraturan, melaksanakan pengawasan bank dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undang.2. Tugas Bank Indonesia dalam Berbagai Bidang1) Tugas di Bidang Pengedaran Uang2) Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang kertas dan uang logam yang merupakan alat pembayaran yang sah di IndonesiaTugas di Bidang Perbankan dan Perkreditana. Memajukan perkembangan yang sehat dari urusan kredit dan urusan perbankanb. Mengadakan pengawasan terhadap urusan kreditc. Membina perbankan dengan jalan :a) Memperluas, memperlancar, dan mengatur lalu lintas pembayaran giral dan menyelenggarakan clearing antar bankb) Menetapkan ketentuan-ketentuan umum tentang solvabilitas dan likuiditas bank-bankc) Memberikan bimbingan kepada bank-bank guna penatalaksanaan likuiditas bank-bankd. Meminta laporan yang dianggap perlu dan mengadakan pemeriksaan terhadap segala aktivitas bank-bank dalam rangka mengawasi pelaksanaan kekuatan yang telah dikeluarkan di bidang perbankan dan perkereditane. Melaksanakan tugas pokok Bank Indonesia dalam :a) Menyusun rencana kredit untuk suatu jangka kepada pemerintah melalui Dewan Moneterb) Menetapkan tingkat dan struktur bungac) Menetapkan pembatasan kualitatif dan kuantit