03.Abortus. Ds & Tds

36
ABORTUS PROVOKATUS ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS KRIMINALIS Djaja Surya Atmadja Djaja Surya Atmadja Tjetjep Dwidja Siswaja Tjetjep Dwidja Siswaja Departemen Kedokteran Forensik Departemen Kedokteran Forensik dan Medikolegal FKUI dan Medikolegal FKUI Jl. Salemba raya 6 Jakarta Jl. Salemba raya 6 Jakarta 10430 10430

description

abortus

Transcript of 03.Abortus. Ds & Tds

  • ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALISDjaja Surya AtmadjaTjetjep Dwidja SiswajaDepartemen Kedokteran Forensik dan Medikolegal FKUIJl. Salemba raya 6 Jakarta 10430

  • PENDAHULUANKasus pengguguran kandungan berawal dari adanya kehamilan yang tidak diinginkan:

    Dalam perkawinan: belum siap, cukup anak, masalah ekonomi, saat yang tidak tepat, masalah politik, selingkuh, bayi cacatLuar perkawinan: hamil diluar nikah, perkosaan, incest

  • ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS

  • ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS

  • ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS

  • ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS

  • Pandangan mengenai aborsiPro life (kontra aborsi): setiap kehidupan (janin) adalah karunia Tuhan, tak ada orang yang punya hak menghilangkannya

    Pro choice (pro aborsi): wanita (hamil) adalah pemilik tubuhnya sendiri dan karenanya dia berwenang menentukan tindakan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya

  • Kehamilan yang tidak diinginkan Kehamilan diteruskanPengguguran kandunganKehamilan diteruskan, setelah kelahiran anak diserahkan ke pihak lainPembunuhan anak sendiri (PAS)

  • Aborsi vs PASNegara yang membebaskan aborsi: aborsi banyak, PAS tidak ada / sedikitNegara yang melarang aborsi:kasus aborsi sedikit, PAS banyak

    Hubungan keduanya seperti gambar timbangan

  • IndonesiaPada era KUHP (1981 1992):

    Melarang semua abortus provokatusSecara sosial tidak efektif, karena adanya pelanggaran TST atas UU ini oleh Yankes pemerintah, khususnya untuk kasus kegagalan KBHukuman untuk dokter, bidan dan juru obat ditambah sepertigaDasar penghapus pidana: strafuits- luitingsgrond

  • StrafuitsluitingsgrondPasal 48 KUHP: tidak dapat dipidana barangsiapa berbuat karena daya paksa (overmacht)

    Pasal 49 KUHP: tidak dapat dipidana barangsiapa berbuat karena berat lawan (noodweer)

  • KETENTUAN dalam KUHP KUHP ps 346: WANITA DENGAN SENGAJA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ATAU MENYURUH ORANG MENGGUGURKAN KANDUNGAN 4 tahun

    Merupakan penyimpangan (lebih ringan) dari pasal 55 KUHP: orang yang menyuruh atau membantu TP dipidana sama dengan pelaku TP

  • Pasal-pasal KUHPPasal 347 KUHP: Barangsiapa menggugurkan kandungan TANPA seizin wanita hamil 12 tahun, jika wanita meninggal 15 tahun

    Pasal 348 KUHP: barangsiapa menngugurkan kandungan DENGAN izin wanita hamil 5 th 6 bln, jika wanita meninggal 7 th

  • Pasal-pasal KUHPPs 349 KUHP: jika pelaku pengguguran dokter, bidan atau juru obat, hukuman ditambah sepertiga.

    Ps 283 KUHP: mempertunjukkan cara atau alat untuk melakukan pengguguran kandungan kepada orang yang usianya dibawah 17 tahun 9 bulan

  • Pasal-pasal KUHP Ps 299 KUHP: memberikan harapan bahwa kandungannya akan gugur 4 th

    Ps 535KUHP: mempertunjukkan cara atau alat untuk melakukan pengguguan kandungan secara terbuka 3 bln

  • Penggolongan abortusAbortus spontan (20 %): akibat penyakit

    Abortus provokatus (80 %): ada upaya paksa mengeluarkan janin

    Ab. Prov. Terapeutikus: ada indikasi medis (aborsi legal)Ab. Prov. Kriminalis: tidak ada indikasi medis (aborsi illegal)

  • Menggugurkan kandunganMenggugurkan kandungan: janin yang sudah menempel (pada rahim) dilepaskan dari perlekatannya hasilnya: janin keluar (bisa hidup atau mati)

    Mematikan buah kandungan: janin (yang masih hidup) dibunuh janin meninggal ( bisa keluar dari kandungan atau tidak)

  • Masalah waktuJanin sudah menempel: satu minggu setelah pembuahan (seminggu sebelum terlambat mens)

    Janin sudah hidup: ada banyak pendapat, ada yang didasarkan atas mulainya berfungsi otak, jantung atau ditiupkannya roh kl 4 bulan

  • UU Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang kesehatanPasal 75

    Setiap orang dilarang melakukan aborsiLarangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa Ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup diluar kandungan; ataukehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psokologis bagi korban perkosaan

  • UU Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang kesehatanPasal 75

    Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenangKetentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah

  • UU Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang kesehatanPasal 76

    Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;Oleh tenaga kesehatan yang memiliki ketrampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri

  • UU Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang kesehatanPasal 76

    dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutanDengan izin suami, kecuali korban perkosaan; danPenyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri

  • UU Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang kesehatanPasal 77

    Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan perundang-undangan

  • Apakah ibu hamil bisa dihukum?Secara prinsip sejak berlakunya UU Kesehatan, pasal-pasal KUHP yang mengatur aborsi (ps. 346-349 KUHP) tidak berlaku lagi (lex specialis derogat legi generalis dan lex posteriori derogat legi anteriori)

    Untuk ibu hamil diberlakukan aturan umum pasal 55 KUHP sanksi orang yang menyuruh sama dengan pelaku

  • Metode aborsi* Secara mekanik:1. Kekerasan terhadap perut bagian bawah: urut, kekerasan2. Kekerasan terhadap rahim: pembukaan jalan rahim, pemasukan BA, pemecahan selaput ketuban, penyuntikan garam jenuh

    * Secara kimiawi: penyemprotan bahan tertentu, minum jamu, kina, nanas muda, bir hitam, obat perangsang mulas dsb

  • Aborsi oleh dokter* Kehamilan 0 2 bln: Induksi Haid (IH) atau Menstrual Regulation (MR) dengan vakum atau suction janin dalam kantung amnion, utuh

    * Kehamilan 2 5 bln: Dilatasi / kuretase (D/C) janin dengan jejas pencet dilatasi / evakuasi (D/E) janin terpotong-potong

    Kehamilan diatas 5 bulan: Induksi Partus (IP) dengan hormon, Prosta glandin) janin utuh (hidup atau mati)

  • Membedakan janin aborsi dan PASJanin aborsi:

    TP pada saat wanita sedang hamil dan janin masih hidupBisa IUFD, janin lahir hidup atau matiAda luka atau kelainan yang sesuai dgn metode aborsiJanin PAS:

    TP saat wanita melahirkan atau tak lama kemudianJanin lahir hidup lalu mendapat kekerasan dan matiLuka yang mematikan: pukulan, bekap, cekik, jerat, sumpal dsb

  • Diagnosis diferensialPembunuhan anak sendiri (ps. 341-342 KUHP)Pembunuhan terhadap bayi (ps 343 KUHP) ps 338 , 340 KUHPBayi lahir hidup ditelantarkan, meninggalBayi lahir mati, lalu dibuang (ps 108 KUHP)

  • Pemeriksaan janin aborsiUsia janin: 0 40 mingguUmumnya tali pusat dan plasenta masih terhubung dengan janinPerlukaan: pola dan jenis sesuai metode aborsiHasil TP: janin mati atau hidupHubungan genetik anak-ibu

  • Pemeriksaan ibu hamil (hidup)Tanda kehamilan atau nifas (saat pemeriksaan): uji bHCG positip, mammae besar, areola hitam berbintil, kolostrum, livide vagina, rahim membesarTanda penghentian kehamilan: luka atau bahan sesuai metode aborsiHasil dari penghentian kehamilan: janin IUFD, janin lahir: hidup / mati), jaringan desidua

    Hubungan genetik ibu-anak

  • Pemeriksaan ibu hamil (mati)Tanda kehamilan (sda) Tanda penghentian kehamilan (sda)Komplikasi aborsi: perdarahan, syok, emboli udara, keracunan, infeksi / sepsis, inhibisi vagal cari mana yang mematikan

    Hubungan genetik janin-ibu

  • Hubungan genetik ibu-anakPemeriksaan DNA mitokondria (mt-DNA): DNA anak sama persis dengan DNA ibu

    Pemeriksaan DNA inti (c-DNA): separuh DNA anak sama dengan separuh DNA ibu.

  • Pemeriksaan c-DNA Pemeriksaan DNA berbasis PCRPemeriksaan atas beberapa lokus Short Tandem Repeats (STR)Contoh:

    LokusWanitaJanin 12, 14 12 , 18 8 , 9 6 , 8 29, 3030 , 30

  • Temuan otopsiPerut: bekas suntikan, memar, luka lecet (urut, kekerasan)Vagina: luka terbuka, luka lecet, memar, adanya bahan kimiaMulut rahim: mengeluarkan darah, terbuka (laminaria), luka capit, luka terbuka, luka lecet, memarRahim: besar, endometrium hamil, luka terbuka, memar, krepitasi

  • Temuan otopsi (2)Limpa: mengecil (jika mekanisme mati karena perdarahan)Tes emboli vena positip:

    Pemeriksaan pada jantungEmboli vena kava

    Pemeriksaan labfor atas bahan kimia dalam vagina, abortivum dalam darahPemeriksaan PA: jaringan desidua

  • Terima kasihJakarta, 2010