03. Karl Marx.doc

45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pemikiran Marx memang tidak lepas dari pengaruh filsuf-filsuf hebat seperti Hegel, Feuerbach, Smith, juga Engels. von Magnis membagi lima tahap perkembangan pemikiran marx yang dibedakan ke dalam pemikiran ‘Marx muda’ (young Marx) dan ‘Marx tua’ (mature Marx). Gagasan dan pemikirannya terutama diawali dengan kajiannya terhadap kritik Feuerbach atas konsep agamanya Hegel yang berkaitan dengan eksistensi atau keberadaan Tuhan. Marx yang materialistik benar- benar menolak konsep Hegel yang dianggapnya terlalu idealistik dan tidak menyentuh kehidupan keseharian. Pemikiran-pemikirannya sosiologisnya antara lain dialektika, teori keas sosial, determinisme ekonomi dan kritik masyarakat. Mark sangat terkenal dengan dialektika materialis dan dialektika historisnya karena bagi dia kekuatan yang mendorong manusia dalam sejarah adalah cara manusia berhubungan antara manusia yang satu 1

Transcript of 03. Karl Marx.doc

Page 1: 03. Karl Marx.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pemikiran Marx memang tidak lepas dari pengaruh

filsuf-filsuf hebat seperti Hegel, Feuerbach, Smith, juga Engels. von

Magnis membagi lima tahap perkembangan pemikiran marx yang

dibedakan ke dalam pemikiran ‘Marx muda’ (young Marx) dan ‘Marx tua’

(mature Marx). Gagasan dan pemikirannya terutama diawali dengan

kajiannya terhadap kritik Feuerbach atas konsep agamanya Hegel yang

berkaitan dengan eksistensi atau keberadaan Tuhan. Marx yang

materialistik benar-benar menolak konsep Hegel yang dianggapnya terlalu

idealistik dan tidak menyentuh kehidupan keseharian.

Pemikiran-pemikirannya sosiologisnya antara lain dialektika, teori

keas sosial, determinisme ekonomi dan kritik masyarakat. Mark sangat

terkenal dengan dialektika materialis dan dialektika historisnya karena

bagi dia kekuatan yang mendorong manusia dalam sejarah adalah cara

manusia berhubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya,

yang abadi untuk merenggut kehidupan dari alam.

Munculnya kelas-kelas sosial dan hak milik atas alat-alat produksi

disebabkan karena usaha manusia untuk mengamankan dan memperbaiki

keadaan hidup. Usaha ini dilakukan dengan pembagian kerja yang

semakin spesialis. Masyarakat terbagi menjadi dua, yakni kelas penguasa

dan kelas pekerja. Pembagian yang semakin spesialis inilah yang akhirnya

membuat perbedaan tajam antara hidup seseorang yang berada di kelas

penguasa dan kelas bawah. Oleh karena itu Mark di dalam bukunya “the

Communist Manifesto” berusaha mengubah faham kapitalus menjadi

komunis menurut Karl Marx. Namun hal itu tidak semudah untuk merubah

1

Page 2: 03. Karl Marx.doc

keadaan yang pada awalnya menganut paham kapitalis menjadi sebuah

keadaan tanpa hak atas milik pribadi.

Oleh karena itu sangat menarik sekali untuk mengkaji tentang

pemikiran Karl Marx, kami penulis akan mencoba mengulas mengenai

bagaimana latar belakang timbulnya pemikiran Karl Marx, Biografi Karl

Marx, serta pemikiran Karl Marx itu sendiri sehingga dapat menambah

wawasan dan pengetahuan kita mengenai pemikiran salah satu ahli filsafat

terbesar sepanjang zaman.

B. Rumusan Masalah

Rumusal masalah makalah ini antara lain adalah :

1. Bagaimanakah Biografi Karl Marx?

2. Bagaimana Teori-teori pemikiran historis Karl Marx?

3. Bagaimana Kritik terhadap Karl Marx?

C. Tujuan

Tujuan dari pembahasan makalah ini antara lain adalah :

1. Mengetahui bagaimana biografi Karl Marx.

2. Mengetahui Teori-teori pemikiran Karl Marx.

3. Mengetahui kritik terhadap Karl Marx.

2

Page 3: 03. Karl Marx.doc

BAB II

PEMBAHASAN

1. Biografi Karl Marx

Karl Marx lahir di Trier, Prussia, pada 5 Mei 1818 (Beilharz, 2005e).

Ayahnya adalah seorang pengacara, memberikan kehidupan keluarga kelas

menengah yang agak khas. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga rabbi, tetapi

karena alasan-alasan bisnis, sang ayah telah berpindah agama ke Lutheranisme

ketika Karl masih sangat muda. Pada 1841 Marx menerima gelar doktornya di

bidang filsafat dari Universitas Berlin, yang sangat dipengaruhi oleh Hegel dan

para Hegelian muda, yang bersikap mendukung, namun kritis terhadap guru

mereka. Disertasi Marx adalah suatu risalat filosofis yang kering, tetapi benar-

benar mengantisipasi banyak dari idenya di kemudian hari. Setelah lulus dia

menjadi seorang penulis untuk sebuah koran yang liberal-radikal dan dalam

sepuluh bulan dia telah menjadi kepala editornya. Akan tetapi, karena pendirian-

pendirian politisnya, koran itu ditutup oleh pemerintah tidak lama kemudian. Esai-

esai awal yang diterbitkan di dalam periode ini mulai mencerminkan sejumlah

pendirian yang akan menuntun Marx di sepanjang hidupnya. Pendirian-pendirian

itu dibubuhi secara liberal dengan prinsip-prinsip demokratis, humanisme, dan

idealisme anak muda. Dia menolak keabstrakan filsafat Hegelian, mimpi yang

naif para komunis utopian, dan menolak para aktivis yang sedang mendesakkan

hal yang oleh Marx dianggap sebagai tindakan politis pengatur. Dalam menolak

para aktivis tersebut, Marx meletakkan dasar bagi pekerjaannya sepanjang hayat:

Usaha-usaha praktis, oleh massa sekalipun, bisa segera dijawab dengan

Meriam bila sudah membahayakan, tetapi ide-ide yang telah mengalahkan intelek

kita dan menundukkan keyakinan kita, ide-ide yang telah memaku suara hati kita,

adalah rantai-rantai yang tidak dapat dilepaskan orang tanpa mematahkan

hatinya ; mereka adalh setan-setan yang dapat dikalahkan orang hanya dengan

menyerahkan diri kepadanya.(Marx, 1842/1977: 20)

3

Page 4: 03. Karl Marx.doc

Marx menikah pada 1843 dan tidak lama kemudian terpaksa

meninggalkan Jerman untuk mencari suasana yang lebih liberal di Paris. Di sana

dia terus bergumul dengan ide-ide Hegel dan para pendukungnya, tetapi dia juga

menjumpai dua kumpulan ide yang baru – sosialisme Prancis dan ekonomi politis

Inggris. Caranya menggabungkan Hegelianisme, sosialisme, dan ekonomi politis

yang membentuk orientasi intelektualnya unik. Juga yang sangat penting pada

titik tersebut ialah pertemuannya dengan orang yang kemudian menjadi sahabat

seumur hidup, dermawan, dan kolaboratornya-Friedrich Engels (Carver, 1983).

Putra seorang pemilik pabrik tekstil, Engelsmenjadi seorang sosialis yang kritis

terhadap kondisi-kondisi yang sedang dihadapi kelas pekerja. Banyak rasa iba

Marx untuk kesengsaraan kelas pekerja berasal dari pembukaan dirinya kepada

Engels dan ide-idenya. Pada 1844 Engels dan Marx melakukan percakapan yang

panjang di sebuah kafe yang terkenal di Paris dan meletakkan dasar-dasar bagi

hubungan mereka yang berlangsung seumur hidup. Mengenai percakapan itu

Engels mengatakan, “kesepakatan kami yang lengkap di semua bidang teoritis

menjadi jelas … dan kerja sama kami dimulai sejak saat itu” (McLellan, 1973:

131). Pada tahun berikutnya, Engels menerbitkan suatu karya yang terkenal, The

Condition on the Working Class in England. Selama periode tersebut Marx

menulis sejumlah karya yang sulit dimengerti (banyak yang tidak diterbitkan

semasa hidupnya), termasuk The Holy Family (1845/1956) dan The German

Ideology (1845-1846/1970) (keduanya ditulis bersama Engels), tetapi dia juga

menulis The Economic and Philosophic Manuscripts of 1844 (1932/1964), yang

membayangkan pergulatannya kelak yang kian meningkat di ranah ekonomi.

Sementara Marx dan Engels menganut orientasi teoritis yang sama, ada

banyak perbedaan di antara kedua pria itu.

4

Page 5: 03. Karl Marx.doc

2. Teori Pemikiran Karl Marx

A. Dialektika

Gagasan tentang filsafat dialektis telah ada selama berabad-

abad(Gadamer,1989). Gagasan dasarnya adalah arti penting kontradiksi.

Sementara kebanyakan filsuf, dan bahkan orang awam memperlakukan

kontradiksi-kontradiksi sebagai kesalahan-kesalahan, filsafat dialektis

percaya bahwa kontradiksi-kontradiksi eksis di dalam realitas dan cara

yang paling tepat untuk memahami realitas adalah dengan mempelajari

perkembangan kontradiksi-kontradiksi tersebut.

Marx juga menerima arti penting kontradiksi-kontradiksi untuk

perubahan historis. Kita dapat melihat hal ini di dalam rumusannya yang

terkenal seperti “Kontradiksi Kapitalisme” dan “Kontradiksi Kelas”.

Namun berbeda dengan Hegel, Marx tidak percaya bahwa kontradiksi-

kontradiksi ini bisa dipecahkan di dalam pemahaman kita, yakni di dalam

pikiran-pikiran kita. Bagi Marx kontradiksi-kontradiksi ini benar-benar

ada dan tidak dapat di pecahkan ooleh filsuf yang hanya duduk di

belakang meja tulisnya, melainkan oleh perjuangan hidup dan mati demi

mengubah dunia sosial. Dialektika lebih membawa kita kepada minat

untuk mengkaji konflik dan kontradiksi-kontradiksi yang terjadi di antara

berbagaii level realitas sosial, ketimbang minat sosiologi tradisional

terhadap level-level yang saling berhubungan secara teratur dengan suatu

keseluruhan yang kohesif.

Metode Dialektis

Fokus Marx pada kontradiksi-kontradiksi yang benar-benar ada, membawa

dia kepada suatu metode khusus untuk mempelajari fenomena sosial yang

disebut dialektika(Ball,1991;Friedrichs, 1972; Ollman, 1976; Schneider, 1971)

a. Fakta dan Nilai

Dalam analisis dialektis, nilai-nilai sosial tidak dapat dipisahkan

dari fakta-fakta sosial. Kebanyakan sosiolog menganggap nilai-nilai

5

Page 6: 03. Karl Marx.doc

mereka bisa dan bahkan harus dipisahkan dari studi mereka terhadap

fakta-fakta dunia sosial, tetapi juga tidak diinginkan, karena hal itu akan

menghasilkan suatu sikap ketidakberpihakan.

b. Hubungan Timbal Balik

Metode analisis dialektis bukanlah hubungan sebab akibat

sederhana dan satu arah antar bagian-bagian dunia sosial. Bagi pemikir

dialektis, pengaruh-pengaruh sosial tidak pernah secara sederhana

mengalir di satu arah sebagaimana yang diandaikan para pemikir-pemikir

sebab akibat. Bagi dialektikawan, satu faktor dapat berpengaruh pada

faktor lain, namun juga faktor lain ini juga akan berpengaruh pada faktor

pertama. Jenis pemikiran ini bukan berarti bahwa dialektikawan tidak

pernah mengakui adanya hubungan sebab akibat dalam dunia sosial.

Ketika para pemikir dialektis berbicara tentang kausalitas, bukan berarti

mereka selalu melihat faktor-faktor sosial berdasarkan hubungan timbal

balik seperti yang mereka lakukan pada kehidupan sosial.

c. Masa lalu,masa Sekarang, dan Masa Depan

Hubungan realitas kontemporer dengan fenomena-fenomena sosial

masa lalu dan masa yang akan datang memiliki dua implikasi yang

teroisah terhadap sosiologi dialektis. Pertama, bahwa sosiolog dialektis

bergelut mempelajari akar-akar historis dunia kontemporer sebagaimana

yang dilakukan oleh Marx (1857-58/1964) dalam studinya terhadap

sumber-sumber kapitalis modern. Kedua, banyak pemikir dialektis

menyesuaiikan diri dengan tren sosial masa sekarang untuk memahami

arah yang mungkin bagi masyarakat di masa depan.

d. Tidak Ada yang Tidak Dapat Dielakkan

Pandangan dialektis yang melihat adanya hubungan antara masa

sekarang dengan masa yang akan datang bukan berarti masa datang

ditentukan oleh masa sekarang. Terence Ball (1991) menggambarkan

Marx sebagai seorang “yang meyakini kesempatan politis” ketimbang

“kepastian sejarah”. Karena fenomena sosial selalu melahirkan aksi dan

reaksi, maka dunia sosial tidak dapat dilukiskan lewat model yang

6

Page 7: 03. Karl Marx.doc

sederhana dan deterministik. Masa yang akan datang mungkin didasarkan

pada beberapa model yang ada saat ini, tetapi itu bukan berarti dia sudah

pasti seperti yang digambarkan model itu.

e. Aktor dan struktur

Para pemikir dialektis juga tertarik pada dinamika hubungan aktor

dan struktur sosial, termasuk Marx yang juga sudah mengetahui saling

pengaruh yang terus terjadi antara level-level utama analisis sosial.Inti

pemikiran Marx berada pada hubungan antara manusia dan struktur-

struktur skala luas yang mereka ciptakan(Lefebvre, 1968:8). Metode

dialektis mengakui keadaaan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang

akan datang, dan hal ini juga berlaku untuk aktor-aktor dan struktur-

struktur.

B. Sifat Dasar manusia

Marx membangun anaisis kritisnya terhadap kontradiksi-kontradiksi

masyarakat kapitais berdasarkan premis premisnya tentang sifat dasar manusia,

hubungannya dengan pekerja, dan potensinya bagi alienasi dibawah kapitalisme.

Marx percaya bagwa ada kontra diksi nyata antara sifat dasar kita dan cara kita

bekerja dalam masyarakat kapitalis.

Marx (1964:64) menulis di dalam karyanya awalnya bahwa manusia

merupakan suatu “ansambel relasi relasi social”. Dengan ini dia ingin mengatakan

bahwa sifat dasar kita jalin menjalin dengan relasi relasi social kita yang khusus

dan konteks institusional kita. Oleh karena itu, sifat dasae manusia bukan

merupakan suatu yang statis, akan tetapi berbeda beda sesuai latar historis dan

social. Untuk memahami sifat dasar manusia kita harus memahami sejarah social

karena dia dibentuk oleh kontradiksi kontradiksi dialektis yang sama yang

diyakini marx sebagai pembentuk sejarah masyarakat.

Bagi marx, konsepsi tentang sifat dasar manusia yang tidak

memperhitungkan factor factor social dan sejarah adalah salah, akan tetapi

7

Page 8: 03. Karl Marx.doc

melibatkan factor factor itu juga tidak sama dengan tindak menggunakan konsepsi

tentang sifat dasar manusia sama sekali. Malahan factor factor itu hanya

memperumit dan memperdalam konsepsi tersebut. Bagi marx, adasuatu sifat

dasar manusia pada umumnya, akan tetapi yang tidak penting adalah sifat dasar

tersebut dimodifikasi pada masing masingtahapsejarah” (marx, 1842/ 1977: 609).

Ketika bicara tentang dasar umum kita, marx sering menggunakan istilah species

being. Yang dia maksud adalah potensi-potensi dan kekuatan kekuatan yang unik

yang membedakan kita dari spesies yang lain.

Louis althusser (1969: 229), berpendapat bahwa marx dewasatidak

meyakini adanya sifat dasar manusia apa pun. Tentu saja ada alasan untuk

menganggap sifat dasar manusia tidak penting bagi seseorang yang tertarik

mengubah masyarakat. Ide-ide tentang sifat dasar manusia- seperti ketamakan,

kecenderungan pada kekerasan, perbedaan gender “alamiah” kita - sering

digunakan untuk menentang perubahan social apapun. Konsepsi konsepsi sifat

dasar manusia itu konservatif. Jika probem-problem kita disebabkan oleh sifat

dasar kita, maka kita lebih baik belajar untuk membiasakan diri mencoba

mengubah segala sesuatu.

Meskipun demikian, jelas sekali bahwa marx memiliki konssep sifat dasar

manusia (geras, 1983). Bahkan, kurang masuk akal untuk mengatakan bahwa

sifat dasar manusia tidak ada. Sekalipun kita seperti kotak kapur kososng, kotaak

kapur tersebut mesti terbuat dari sesuatu, dan mesti memiliki sifat, seperti bahwa

tanda tanda kapur bisa tampak pada kotak kapur tersebut. Pernyataan yang

sebenarnya bukanlah apakah kita memiliki sifat dasar, melainkan sifat semacam

apa yang kita miliki tak berubah atau terbuka terhadap proses-proses historis.

Kerja

Kerja adalah, pertama dan utama sekali, suatu proses dimana manusia

dan alam sama sama terlibat, dan dimana manusia dengan persetujuan dirinya

sendiri sama sama terlibat, dan dimana manusia dengan persetujuan dirinya

sendiri memulai, mengatur, dan mengontrol aksi reaksi material antara dirinya

8

Page 9: 03. Karl Marx.doc

dan alam… dengan bertindak terhadap dunia eksternal dan mengubahnya,

manusia pada saat yang bersamaan mengubah sifat dasar dirinya. Diaa

mengembangkan kekuatan kekuatan yang tidak aktif dan memaksanya untuk

bertindak patuh terhadao kekuasaan.. kita mengendalikan kerja dalam suatu

bentuk yang hanya diperuntukan khusus buat manusia. Seekor laba laba membuat

sarang bagaikan seorang penenun dan bahkan seekor tawon maupun membuat

malu seorang arsitek karena sarang yang dibuatnyaa. Namun, inilah yang

membedakan arsitek terburuk dengan tawon terbaik, bahwa si arsitek sudah

membayangkan struktur bangunan yang akan dibuatnya di dalam imajinasi

sebelummembangunnya di dalam kenyataan. Di akhir setiap proses kerja, kita

memperoleh hasil yang sebelumnya sudah ada di dalam imajinasi para pekerja.

Dia tidak akan mengubah bentuk material bahan yang diolah, tetapi juga berhasil

sampai pada satu tujuan. (marx, 1867/1967: 177-17)

Dalam kutipan diatas kita melihat bagian bagian penting pandangan marx

tentanng hubungan antara kerja dan sifat dasar manusia. pertama, yang

membedakan kita dengan binatanng yang lain spesies kita sebagai manusia adala

bahwa kerja kita mewujudkan suatu hal di dalam realitas yang sebelumnya hanya

ada di dalamimajinasi. Produksi kita merefleksikan tuujuan kita. Marx

menyebutproses dimana kita menciptakan obyek-obyek eksternal di luarpikiran

internal kita dengan obyktifitasi. Kedua, kerja ini bersifat material. Ia bekerja

dengan alam material untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan material kita.

Ketiga, dan terakhir, marx mempercayai bahwa kerja ini tidak hanya mengubah

alam, tetapi juga mengubah kita termasuk kebutuhan, kesadaran, dan sifat dasar

kita. Kerja, oleh karena itu, pada saat yang sama merupakan (1) obyektivikasi

tujuan kita,(2) pembentukan suatu relasi yang esensial antara kebutuhan manusia

dengan obyek obyek material kebutuhan kita, dan (3) transformasi sifat dasar kita.

Peggunaan istilah kerja oleh marx tidak dibatasi untuk aktifitas ekonomi

belaka, meainkan mencangkup seluruh tindakan tindakan produktif dimana kita

mengubah dan mengolah alam material untuk tujuan kita. Apapun yang

diciptakan melalui aktifitas bertujuan bebas ini merupakan suatu eksprresi dan

9

Page 10: 03. Karl Marx.doc

transformasi hakikat kemanusiaan kita . karya seni merupakan obyektifitas

seniman.namun, benar juga bahwa proses penciptaan kkarya seni mengubah

seniman. Melalui proses produksi seni ide ide seniman tenntanng seni berubah

atau seniman mungkin menjadi sadar akan sebuahvisi baru yang membutuhkan

obyektivitas selanjutnya.

Kerja bahkan kerja artistic,merupakan respon terhadap kebutuhan, dan

transformasi yang di bawa kerja itu juga mentransformasikan kebutuhan kita.

Pemenuhan kebutuhan bisa membawa kita padapenciptaan kebutuhan baru (marx

dan engels, 1845-46/1970:43). Misalnya sajamobil memenuhi kebutuhan

transportasi, walaupun pada awalnya sebagian orang menganggap dahulu

membutuhkan mobil, tapi sekarang kebanyakan orang membutuhkanya. Kita

bekerja sebagai respons terhadap kebutuhan kita, akan tetapi kerja itu sendiri

mentransformasikan kebutuhan kebutuhan kita, yang bisa membawa kita kepada

bentuk bentuk aktifitas produktif baru, menurut marx, transformasi kebutuhan

kebutuhan kita melalui kerja inilah yang menjadi mesin sejarah manusia.

tidak hanya syarat syarat obyektif yang berubah di dalam tindakan produksi…

tetapi para produserpun berubah, mereka menghasilkan kualitas kualitas baru di

dalam diri mereka sendiri, mengembangkan diri mereka di dalam

produksi,mentransformasikan,mengembangkan kekuatan, kekuatan, ide-ide,

berbagai bentuk hubungan kebutuhan-kebutuhan dan bahasa baru. Marx, 1857-

58/1974:494)

C. Pandangan Materialisme Historis Karl Marx

Pandangan materialisme historis adalah pandangan tentang faktor-faktor

yang menentukan perkembangan sejarah. Pandangan materialisme historis

menurut Marx, “Materialisme” dalam Marx berarti bahwa kegiatan dasar manusia

adalah kerja sosial. Di sini dia menerima pengandaian Feurbach bahwa kenyataan

akhir adalah obyek indrawi, dan dalam Marx objek indrawi itu harus dipahami

sebagai kerja atau produksi. Istilah “Sejarah” mengacu pada Hegel yang

10

Page 11: 03. Karl Marx.doc

pengandaian-pengandaiannya tentang sejarah diterima oleh Marx. Tetapi, sejarah

di sini bukan menyangkut perwujudan dari Roh, melainkan perjuangan kelas-

kelas untuk mewujudkan dirinya mencapai kebebasan/emansipasi.

Hukum dasar perkembangan masyarakat ialah bahwa produksi kebutuhan-

kebutuhan material manusia menentukan bentuk masyarakat dan

pengembangannya. Fakta sederhana itu ialah bahwa manusia pertama-tama harus

makan, minum, bertempat tinggal, dan berpakaian. Setelah itu baru mereka

melakukan kegiatan politik, ilmu pengetahuan, seni, agama, dan seterusnya. Jadi,

produksi nafkah hidup material bersifat langsung. Dengan demikian tingkat

perkembangan ekonomis sebuah masyarakat atau jaman menjadi dasar dari

bentuk-bentuk kenegaraan, pandangan-pandangan hukum, seni, dan bahkan

perkembangan pandangan-pandangan religius orang-orang yang bersangkutan.

Keadaan sosial menyangkut produksi masyarakat, pekerjaan masyarakat.

Manusia ditentukan oleh produksi mereka: apa yang mereka produksi dan cara

mereka berproduksi. Pandangan ini disebut materialis. Disebut materialis karena

sejarah manusia dianggap ditentukan oleh syarat-syarat produksi material. Jadi

Marx memakai kata materialisme bukan dalam arti filosofis, yakni sebagai

pandangan/kepercayaan bahwa seluruh realitas adalah materi, melainkan ia ingin

menunjuk pada faktor-faktor yang menentukan sejarah. Faktor-faktor tersebut

bukanlah pikiran melainkan keadaan material manusia dan keadaan material

adalah produksi kebutuhan material manusia. Cara manusia menghasilkan apa

yang dibutuhkan untuk hidup itulah yang disebut keadaan manusia dan cara ia

bekerja. Jadi, untuk memahami sejarah dan arah perubahannya, manusia tidak

perlu memperhatikan apa yang dipikirkan oleh manusia, melainkan bagaimana ia

bekerja dan bagaimana ia berproduksi. Sejarah tidak ditentukan oleh pikiran

manusia, melainkan oleh cara ia menjalankan produksinya. Maka, perubahan

masyarakat tidak dapat dihasilkan oleh perubahan pikiran, melainkan oleh

perubahan dalam cara produksi.

Menurut Doyle Pual Johnson dalam bukunya Teori Sosiologi Klasik dan

Modern konsep materialis Marx yang diterapkan pada perubahan sejarah untuk

pertama kalinya dijelaskannya dalam The German Ideology, disusun bersama 11

Page 12: 03. Karl Marx.doc

Engels. Tema pokok dalam karya ini adalah bahwa perubahan-perubahan dalam

bentuk-bentuk kesadaran, ideologi-ideologi, atau asumsi-asumsi filosofis

mencerminkan, bukan menyebabkan perubahan-perubahan dalam kehidupan

sosial dan materil manusia.

Manusia masuk dalam hubungan-hubungan sosial dengan orang lain

dalam usaha mencoba memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya (makan, minum,

pakaian, tempat tinggal, dan seterusnya). Hubungan-hubungan produksi yang

pokok ini menimbulkan pembagian kerja. Sangat erat hubungannya dengan

pembagian kerja itu adalah munculnya hubungan-hubungan pemilikan yang

mencakup pemilikan dan penguasaan yang berbeda-beda atas sumber-sumber

pokok dan berbagai alat produksi. Pemilikan dan penguasaan yang berbeda-beda

atas barang milik ini merupakan dasar yang asasi untuk munculnya kelas-kelas

sosial.

D. Srukur – Struktur Masyarakat Kapitalis

Di Eropa pada zaman Marx, industrialisasi sedang meningkat. Orang

dipaksa meninggalkan pertanian dan ketrampilan tangan dan bekerja di pabrik –

pabrik dengan kondisi – kondisinya yang seringkali sangat keras. Pada 1840-an,

ketika Mark sedang memasuki periode yang paling produktifnya, Eropa sedang

mengalami krisis sosial yang tersebar luas (Seigel, 1978 : 106).

Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi dengan sejumlah besar pekerja

yang menghasilkan sedikit komoditi demi keuntungan sejumlah kecil kapitalis

yang memiliki segala hal berikut ini : komoditi, alat-alat produksi komoditi, dan

waktu kerja kaum pekerja, yang dibeli melalui upah (H.Wolf,005b). Salah satu

dari wawasan sentral Marx ialah bahwa kapitalisme jauh lebih dari sekedar sistem

ekonomi.

1. Komoditas

Dasar dari semua karya Marx mengenai struktur sosial, dan letak

keterikatannya yang paling jelas dengan panangan-pandangannya mengnai

12

Page 13: 03. Karl Marx.doc

potensi manusia, adalah di dalam analisisnya mengenai komoditas atau produk-

produk pekerjaan yang terutama dimaksudkan untuk pertukaran. Seperti

dinyatakan Georg Lukacs (1922/1968 : 83). “Masalah komoditas adalah

masalah struktural yang sentral bagi masyarakat kapitalis.”

2. Pemberhalaan Komoditas

Komoditas adalah produk-produk pekerjaan manusia, tetapi komoditas

bisa jadi terpisah dari kebutuhan-kebutuhan dan maksud-maksud para

penciptanya. Didalam kapitalisme yang berkemang sepenuhnya, kepercayaan

seperti itu menjadi realitas ketika objek-objek dan pasar-pasarnya bener-bener

menjadi fenomena nyata yang independen. Komoditas menerima realitas eksternal

indepenen yang nyaris mistis (Mark,1867/1967 : 35). Marx menyebutkan proses

itu sebagai pemberhalaan komoditas (fitishism of comodity) (Dant, 1996; Sherlok,

1997).

3. Modal, Kaum Kapitalis, dan Kaum Proletariat

Marx menemukan inti masyarakat di dalam komoditas. Masyarakat yang

didominasi oleh benda-benda dengan nilai utamanya adalah pertukaran

mnghasilkan kategori-kategori manusia terentu. Dua tipe utama yang di

perhatikan Marx adalah kaum proletariat dan kapitalis. Mari kita mulai dengan

kaum proletariat.

Para pekerja yang menjual tnaga krja mereka dan tidak memiliki alat-alat

produksi sendiri adalah anggota kaum poletariat. Mereka tidak memiliki pralatan

sendiri atau pabrik-pabrik. Marx (1867/1967: 714-715). Peraya bahwa kaum

poletariat pada akhirnya kehilangan kahliannya sendiri ketika mereka semakin

melayani mesin-mesin yang sudah menggantikan keahlian mereka. Kaum

poletariat bergantung sepenuhnya pada upahnya. Hal itu membuat kaum poltariat

tergantung kepada orang-orang yang membayar upah. Orang-orang yang

membayar upah adalah kaum kapitalis. Kaum kapitalis adalah orang-orang yang

memiliki alat-alat produksi. Di dalam suatu sirkulasi kapitalis komoditas (M,-C-

13

Page 14: 03. Karl Marx.doc

M) tujuan utama ialah menghasilkan uang yang lebih banyak. Komoditas-

komoditas di beli untuk menghasilkan keuntungan, tidak harus untuk penggunaan.

4. Konflik Kelas

Kelas, bagi Marx, selalu ddidefinisikan dari segi potensinya untuk konflik.

Para individu membentuk kelas sejauh mereka berada dalam konflik bersama

dengan orang-orang lain mengenai nilai surplus. Di dalam kapitalisme ada konflik

kepentingan yang mendasar di antara orang-orang yang membayar buruh upahan

dan orang-orang yang bekerja diubah menjadi nilai surplus. Konflik alami itulah

yang menghasilkan kelas-kelas (Ollmann,1976).

Bagi Marx, suatu baru ada bila orang-orang menjadi sadar atas hubungan

mereka yang berkonflik dengan kelas-kelas lainnya. Tanpa kesadaran itu mereka

hanya membentuk apa yang oleh Marx disebut suatu kelas dalam dirinya sendiri.

Didalam kapitalise, analisis Mark menemukan dua kelas utama: borjuis

dan proletariat. Borjuis adalah nama yang di berikan Mark untuk kaum kapitalis

di dalam ekonomi modern. Kaum borjuis memiliki alat-alat produksi dan kaum

poletariat adalah contoh lain kontradiksi material yang nyata.

5. Kapitalisme Sebagai Hal Yang Baik

Mark, melihat kapitalism terutama sebagai hal yang baik. Marx tiak ingin

kembali kenilai-nilai tradisional prakapitalisme. Generasi-generasi masalampau

benar-benar dieksploitasi; perbedaannya hanyalah eksploitasi lama tidak

terselubung di balik uatu sistem ekonomi. Kelahiran kapitalisme membuka

kemungkinan-kemungkinan baru untuk kebebasan para pekerja. Meskipun ada

eksploitasi, sistem kapitalis memberikan kemungkinan untuk kebebasan dari

tradisi-tradisi yang mengikat masyarakat sebelumnya. Meskipun para pekerja

belum benar-benar bebas sepenuhnya. Marx percaya bahwa kapitalisme adalah

akar yang menyebabkan ciri-ciri penentuan zaman modern. Perubahan terus

menerus modernitas dan kecondongannya untuk menentang segala tradisi yang di

terima di dorong oleh kompetisi yang tidak dapat dipisahkan dalam kapitalisme.

14

Page 15: 03. Karl Marx.doc

E. Ciri-ciri Ekonomi Kapitalis

Ekonomi kapitalis berjalan menurut serangkaian karakteristik yang khas.

Di antaranya akan kita sebutkan di bawah ini:

1. Pada dasarnya, produksi terdiri dariproduksi kooditi yaitu, produksi

yang bertujuan untuk di jual di pasar. Jika komoditi yang di produksi

tidak terjual di atas harga yang ada, perusahaan kapitalis dan borjuis

secara keseluruhan tidak akan mendapat keuntungan atau nilai lebih

dari pekerja.

2. Produksi di jalankandalam kondisi di mana alat produksi dimiliki

secara pribadi. Kepemilikan pribadi ini bukanlah kategori legal, tetapi

pada intinya adalah kategori ekonomi. Hal tersebut berarti bahwa

kekuasaan untuk mengatur tenaga produktif (alat produksi dan alat

kerja) bukan milik kolektif, melainkan terbagi-bagi antara perusahaan-

perusahaan yang di kontrol oleh kelompok-kelompok dan kelompok-

kelompok finansial).

3. Produksi di jalankan untuk sebuah pasar yang tidak terbatas. Produksi

di atur oleh printah kompetisi. Semenjak produksi tidak di batasi oleh

kebiasaan (seperti dalam komunitas priitif), atau oleh hukum dan

peraturan (seperti dalam perusahaan Abad Pertengahan), setiap

individu kapitalis (setiap pemilik pribadi, tiap perusahaan atau

kelompok kapitalis) berusaha untuk mendapatkan keuntungan terbesar,

untuk mendapat bagian terbesar dari pasar.

4. Tujuan prodksi kapitalis adalah memaksimalkan keuntungan. Kelas

pemilik para kapitalis hidup dari produk surplus sosial,uumnya

mengkonsumsi dalam cara yang tidak produktif. Kelas kapitalis juga

mengkonsumsi secara tidak produktif sebagian dari surplus sosial,

sebagian dari keuntungan yang di dapatkanya. Jalan yang paling

efisien menurunkan biaya produksi (harga biaya) adalah, untuk

meperbesar basis produksi dengan kata lain, untuk memproduksi lebih,

dengan bantuan mesin-mesin yang makin cangih. Tetapi hal tersebut

15

Page 16: 03. Karl Marx.doc

membutuhkan jumlah kapitalis yang besar. Karenanya, di bawah

cambukan kompetisi, kapitalisme di wajibkan untuk mencari

maksimalisasi keuntungan, agar mengembangkan investasi produktif

hinggga maksimal.

5. Karena itu, produksi kapitalis muncul menjadi produk yang tidak

hanya untuk memperoleh keuntungan tetepi juga untuk akumulasi

kapital. Sesungguhnya logika kapitalisme membutuhkan sebagian

besar nilai lebih yang di akumulasikan secara produktif (di rubah

menjadi kapital tambahan, dalam bentuk mesin-mesin dan bahan-

bahan baku tambahan, dan pekerja tambahan) dan di konsumsi secara

tidak produktif.

Produksi yang bertujuan untuk akumulasi kapital ternyata menuju pada

hasil yang kontradiktif. Di satu sisi, meningkatnya perkembangan mekanisasi

mengakibatkan perluasan tenaga produktif dan kenaikan dalam produktivitas

kerja, menciptakan dasar material bagi pembebasan umat manusia dari kebutuhan

“bekerja banting tulang”. Itulah fungsi sejarah progresif dari kapitalisme.

Berjalannya Ekonomi Kapitalis

Dalam rangka mendapatkankeuntungan maksimum dan mengembangkan

akumulasi kapital sebesar mungkin, kapitalis di paksa mengurangi hingga

minimum bagian nilai baru yang di hasilkan oleh tenaga kerja yang di kembalikan

kepadanya dalam bentuk upah. Nilai baru ini, “nilai yang di tambahkan” atau

”pendapatan nasional”, pada dasarnya di tentukan dariproses produktif itu

sendiri,terlepas dari faktor apapun dalam sisi distribusi.

Dua cara esensial dimana kapitalis mencoba untuk meningkatkan bagian

mereka yaitu, nilai lebih adalah:

1. Menambah jam kerja tanpa meningkatkan upah harian (yang terjadi

sejak Abad Keenambelas sampai Abad Kesembilanbelas di Barat, dan

masih berlangsung hingga hari ini di berbagai negeri-negeri kolonial

dan semi-kolonial), pengurangan upah riil, penurunan “kebutuhan

16

Page 17: 03. Karl Marx.doc

hidup minimum”. Ini yang di sebut oleh marx dengan pertumbuhan

dalam nilai lebih absolut.

2. Peningkatan produktifitas kerja dalam bidang barang-barang

konsumen (ini mendominasi di barat dari paruh dua abad Kesembilan

belas hingga sekarang). Setelah kenaikan produktivitas kerja dalam

industri barang-barang konsumen dan pertanian, rata-rata pekerja

industri menghasilkan nilai barang yang sudah di tentukan jumlahnya

selama katakan saja tiga jam kerja yang sebelumnya lima jam.

Setiap kapitalis mencoba mendapatkan keuntungan maksimum. Tapi untuk

mendapatkanya, mereka harus berusaha untuk meningkatkan produksi secara

maksimum, dan tanpa henti menurunkan harga biaya dan eceran (diekspresikan

dalam unit moneter stabil). Karena hal itu, kompetisi beroprasi sebagai proses

selektif di antara perusahaan kapitalis dengan syarat-syarat yang sedang. Hanya

yang paling produktif dan paling aktif bertahan hidup. Mereka yang menjual

terlalu mahal tidak akan mendapat keuntungan sama sekali.

Kapital, Kapitalis dan Ploretariat

Marx menemukan inti masyarakat kapitalis didalam komoditas. Suatu

masyarakat didominasi oleh objek-objek yang nilai utamanya adalah pertukaran

yang memproduksi kategori-kategori masyarakat tertentu. Dua tipe utama yang

menjadi perhatian Marx adalah proleariat dan kapitalis.

Proletariat adalah para pekerja yang menjual kerja mereka dan tidak

memiliki alat-aat produksi sendiri. Mereka tidak memilik sarana-sarana sendiri

dan pabrik-pabrik sendiri, tetapi marx percaya bahwa ploretariat bahkan akan

kehilangan keterampilan mereka seiring dengan meningkatnya mesin-mesin yang

mengantikan mereka. Karena proletariat hanya memproduksi demi pertukaran,

maka mereka juga konsumen. Karena mereka tidak memiliki sarana-sarana untuk

memproduksi sarana-sarana untuk memproduksi kebutuhan-kebutuhan mereka

sendiri, maka mereka harus menggunakan upah yang mereka peroleh untuk

membeli apa yang mereka butuhkan. Maka dari itu proletariat tergantung

17

Page 18: 03. Karl Marx.doc

sepenuhnya pada upahnya untuk bertahan hidup. Hal inilah yang membuat

proletariat tergantung pada orang yang memberi upah.

Orang yang memberi upah adalah kapitalis, jelas adalah kapialis adalah

orang-orang yang memiliki alat produksi. Kapital adalah uang yang

menghasilkan lebih banyak uang. Dengan kata lain, kapital lebih merupakan uang

yang di investasikan ketimbang uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

dan keingginan manusia.

Jadi kapitalisme adalah uang yang menghasilkan lebih banyak uang,

namun Marx mengungkapkan kepada kita bahwa kapital bukan hanya itu : kapital

juga merupakan sebuah resolusi sosial tertentu. dengan kata lain uang hanya akan

menjadi kapital, karena adanya relasi sosial antara proletariat yang bekerja dan

harus membeli produk dengan orang yang menginvestasikan upahnya. Kapitalis

kapital untuk memperoleh keuntunagan terlihat sebagai kekuatan yang di bantu

oleh alam- suatu kekuatan produktif imanen didalam kapital.

Akhir dari Kapitalisme

Marx sering dijuluki sebagai bapak dari komunisme yang berasal dari

kaum terpelajar dan politikus. Ia memperdebatkan bahwa analisis tentang

kapitalisme miliknya membuktikan bahwa kontradiksi dari kapitalisme akan

berakhir dan memberikan jalan untuk komunisme.

Di lain tangan, Marx menulis bahwa kapitalisme akan berakhir karena aksi

yang terorganisasi dari kelas kerja internasional.“Komunisme untuk kita bukanlah

hubungan yang diciptakan oleh negara, tetapi merupakan cara ideal untuk keadaan

negara pada saat ini. Hasil dari pergerakan ini kita yang akan mengatur dirinya

sendiri secara otomatis. Komunisme adalah pergerakan yang akan menghilangkan

keadaan yang ada pada saat ini. Dan hasil dari pergerakan ini menciptakan hasil

dari yang lingkungan yang ada dari saat ini. – Ideologi Jerman-

Hubungan antara Marx dan Marxism adalah titik kontroversi. Marxism

tetap berpengaruh dan kontroversial dalam bidang akademi dan politik sampai

saat ini. Dalam bukunya Marx, Das Kapital (2006), penulis biografi Francis 18

Page 19: 03. Karl Marx.doc

Wheen mengulangi penelitian David McLellan yang menyatakan bahwa sejak

Marxisme tidak berhasil di Barat, hal tersebut tidak menjadikan Marxisme sebagai

ideologi formal, namun hal tersebut tidak dihalangi oleh kontrol pemerintah untuk

dipelajari.

Eksploitasi

Bagi Marx, ekploitasi dan dominasi lebih dari sekedar distribusi

kesejahteraan dan kekuasaan yang tidak seimbang. Ekspliotasi merupakan suatu

bagianpenting dari ekonomi kapitalis. Tentu saja masyarakat memiliki sejarah

eksploitasi, tetapi yang unik dalam kapitalisme adalah bahwa eksploitasi

dilakukan oleh sistem ekonomi yang impersonal dan “objekti”. Kemudian

paksaan jarang dianggap sebagai kekerasan, malah menjadi kebutuhan pekerja itu

sendiri, yang biasaterpenuhi hanya melaui upah, secara ironis Marx

menggabarkan kebebasan upah kerja ini.

Untuk menggubah uangnya menjadi kapital ....pemilik uang harus bertemu

di dalam pasar dengan buru-buruh bebas, bebas dalam dua pengrtian, dari satu sisi

sebagai seseorang yang bebas dia bisa mengatur tenaganya sebagai komoditasnya

sendiri, dan disisi lain sebagai seseorang yang tidak memiliki komoditas lain

untuk dijual, dia kekurangan segala sesuatu yang penting untuk merealisasikan

tenaganya.

Para pekerja menjadi”buruh- buruh yang bebas”, membuat kontrak-

kontrak bebas dengan para kapitalis. Namun , Marx percaya bahwa para pekerja

tidak lagi mampu memproduksi demi kebutuhan mereka sendiri. Hal ini benar

khususnyakarena biasanya kapitalisme menciptakan apa yang disebut Marx

sebagai”tentara cadangan” dari pengagguran yang mau melakukanya. Inilah

misalnya yang ditemukan Barbara Ehrenreich sebagai tujuan iklan lowongan kerja

berupah yang rendah.

Kapitalisme membayar para pekerja kurang dari nilai yang mereka

hasilkan dan meraup keuntungan untuk diri mereka sendiri. Hal ini membawa kita

pada konsep sentral tentang nilai-nilai suplus. Nilai surplus di didefinisikan

19

Page 20: 03. Karl Marx.doc

sebagai perbedaan antara nilai produksi ketika dijual dan nilai elemen-elemen

yang digunakan untuk membuat poduk tersebut (termasuk kerja para pekerja).

Kaptalisme biasanya menggunakan keuntungan ini untuk konsumsi pribadi, akan

tetapi hal tersebut belum mengakibatkan ekspansi kapitalisme. Kapitalis

melebarkan perusahaa mereka dengan menggubah nilai-surplus itu menjadi modal

yang akan menghasilkan nilai-nilai surplus yang lebih banyak. Marx

memberiakan sebuah ibarat, tentang hal ini” kapitalisme merupakan kerja mati,

seperi vampir, yang hiup dengan menhisap kehidupan kerja, dan makan dia hidup,

makin banyak kerja yang dihisapnya”

Marx menggemukakan poin penting lainya tentang kapital” kapital eksis

dan hanya bisa eksis sebagai kapital-kapital. Maksudnya disini adalah bahwa

kapitalisme selalu di dorong oleh kompetisi yang tiada henti. Kapitalisme

mungkin terlihat terkontrol, meskipun mereka didorong oleh kompetisi yang

konstan antara kapital-kapial. Kapital dipaksa untuk memperoleh lebih banyak

keuntungan demi mengakumulasikan dan menginvestasikan lebih banyak kapital.

“ begitulah, kapitalis sama dengan si kikir dalam sebuah hal yang absolut, yakni

memperkaya diri sendiri. Namun yang terlihat pada si kikir sebagai kegilaan

individu, maka dalam kapitlis terlihat terliha sebagai efek dari mekanisme sosial

yan roda penggeraknya adalah dirinya sendiri.

Keingginan untuk memperoleh lebih banyak keuntungan dan lebih banyak

nilai surplus untuk ekspansi, mendorong kapitalisme pada apa yang disebut Marx

denagan hukum-hukum akumulasi kapital. Kapitalis berusaha mengesploitasi

pekerja semaksimal mungkin: tertendensi konstan kapitalis adalah untuk

memaksaonkos kerja kembali..ke angka Nol”. Marx berpendapat bahwa struktur

dan etos kapitalisme mendorong kapitalis dalam mengarahkan akumulasi pada

penumpukan kapital yang lebih banyak lagi. Unutk melakukan hal ini,

berdasarkan pandangan Marx bahwa kerja merupakan sumber nilai, kapitalis

digiring untuk meningkatkan eksploitasi terhadap proletariat. Inilah yang

mendorong terjadinya konflik kelas.

Agama

20

Page 21: 03. Karl Marx.doc

Marx juga melihat agama sebagai sebuah ideologi. Dia merujuk pada

agama sebagai candu masyarakat. Marx percaya bahwa agama, seperti halnya

ideologi, merefleksikan suatu kebenaran, namun terbalik. Karena orang-orang

tidak bisa melihat bahwa kesukaran dan ketertindasan mereka diciptakan oleh

sistem kapitalis, maka mereka diberikan suatu bentuk agama. Marx dengan jelas

menyatakan bahwa dia tidak menolak agama, pada hakikatnya, melainkan

menolak suatu sistem yang mengandung ilusi-ilusi agama. Bentuk keagamaan ini

mudah di kacaukan dan oleh karena itu selalu berkemungkinan untuk menjadi

dasar suatu gerakan revolusioner. Kita juga melihat bahwa gerakan-gerakan

keagamaan sering berada garda depan dalam melawan kapitalisme(lihat,misalnya,

teologis pembebasan)

Komunisme dan Sosialisme

Istilah sosialisme selalu identik dengan sosok Karl Marx. Padahal

pemikiran tentang sosialisme terlampau jauh berkembang sejak abad ke V –

sebelum Marx mulai memikirkan recolusi proletariat. Pemikiran Marx sendiri

tentang sosialisme sebenarnya sudah termaktub dalam beberapa karya dan budaya

Yunani kuno – meskipun terbatas pada objek dari sosialisme itu sendiri.

sosialisme untuk semua digagas oleh Jambulos dan Euhemeros. Jambulos

mendeskripsikan sebuah ‘negara matahari’ dimana segala-galanya – termasuk

para isteri – dimiliki bersama.

Kata ‘sosialisme’ sendiri mucul di Prancis sekitar tahun 1830, begitu juga

‘komunisme’. Kedua kata ini pada awalnya memiliki makna yang selaras, namun

‘komunisme’ segera dipakai oleh golongan sosialis radikal, yang menuntut

penghapusan total hak milik pribadi dan kesamaan konsumsi serta mengharapkan

keadaan komunis itu dari kebaikan pemerintah, melainkan semata-mata dari

perjuangan kaum terhisap sendiri (Frans. 2003:14). Sosialisme pada abad

pertengahan memiliki motif-motif yang erat dengan nilai-nilai religius tertentu,

yaitu Kristen. Terutama dalam pertimbanhan tentang penyambutan Kerajaan

Allah, Orang harus bebas dari keterikatan.

21

Page 22: 03. Karl Marx.doc

Sedangkan memasuki zaman pencerahan, perkembangan paham

sosialisme tidak mampu berkembang pesat. Hal ini disebabkan dominasi golongan

borjuasi yang menuntut kebebasan politik supaya dapat bebas berusaha dan

berdagang untuk kepentingan milik pribadi – sebesar dan sebebas mungkin. Sejak

bergulirnya Revolusi Prancis (1789-1795), sosialisme memasuki era modern

dalam perkembangannya. Keyakinan dasar para pemimpin sosialis modern

adalah, secara prinsipil produk pekerjaan merupakan milik si pekerja. Milik

bersama dianggap tuntutan akal budi. Mereka meyakini bahwa masyarakat akan

berjalan jauh lebih baik kalau tidak berdasarkan milik pribadi.

Sejalan dengan perkembangan sosialisme, paham komunisme sebagai

‘sosialisme radikal’ pun berkembang mengiringi perkembangan induknya. Sejarah

perkembangan kedua pemikiran ini – sampai saat ini – seolah mengerucut pada

pergolakan yang terjadi di belahan Eropa, khusunya Uni Soviet – sekarang Rusia.

Diantara tokoh-tokoh yang memiliki dominasi penuh atas kedua pemikiran ini

adalah Karl Marx, Engels, Stalin, dan George Lukaes. Oleh karena itu, untuk

memahami perkembangan pemikiran sosialis dan komunis, penulis menitik

beratkan kajian pada perkembangan pemikiran Marx, Engels, dan Stalin.

Sedangkan untuk memperkuat pengaruh pemikiran sosialisme dan komunisme

modern, tulisan George Lukaes yang berjudul History and Class Conciousness

(1923) tentunya tidak dapat ditinggalkan.

Sosialisme-nya Marx

Pandangan Marx tentang sosialisme bertentanngan dengan konsepsi-

konsepsi sosialisme yang diciptakan Fourier dan Owen – yang menciptakan

‘dunia baru’ dimana setiap orang hidup bahagia. Marx berasumsi bahwa konsepsi

tersebuat hanya angan-angan belaka, karena tidak menunjukkan jalan bagaimana

mencapainya. Semua itu utopia, kata Marx, hanya impian belaka. Disisi lain,

Marx sendiri selalu menolak member gambaran sosialisme. Menurutnya,

sosialisme – ilmiah – tidak dapat “membuat resep bagi dapur umum dimasa

datang”.

22

Page 23: 03. Karl Marx.doc

Sementara itu, untuk membedakan ajaran dari gagasan sosialisme utopis,

Marx menyusun suatu teori sosial yang menurutnya didasari hokum-hukum

ilmiah dan karena itu pasti terlaksana. Marx meyakini adanya ‘hukum-hukum

gerak’ dalam masyarakat yang dijalankan dengan prinsip ‘kebutuhan yang

mutlak’ didasarkan pada penjelasan naïf dari kemajuan ilmu pengetahuan alam

(Elster. 2000:31). Pertimbangan moral, menurut Marx, bukanlah dasar bagi

sosialisme. Penilaian bahwa kapitalisme itu jahat dan sosialisme itu baik tidak

berlaku mutlak, melainkan jika syarat-syarat objektif pengahpusan hak milik

pribadi atas sesuatu itu terpenuhi. Hal ini berarti klaim Marx terhadap sosialisme-

nya yang bersifat ilmiah bisa diterima, karena berdasarkan pengetahuan hukum-

hukum objektif perkembangan masyarakat – yang kemudian tersohor dengan

istilah ‘Pandangan Materialis Sejarah’ (Frans. 2003:137).

Sosialisme yang akan datang menggantikan kapitalisme adalah buah dari

pada perkembangan masyarakat dalam sejarah dibawah pengaruh hokum

dialektik. Menurut Marx, menggunakan jalan ilmiah, sosialisme tidak dapat

ditentukan sekarang bentuk dan rupa masa yang akan datang – artinya susunan

baru pada masyarakat tidak dibuat, melainkan dilahirkan. Melihat realita sejarah,

menurut penulis, sosialisme yang berorientasi pada terbentuknya ‘masyarakat

tidak berkelas’ adalah bagian dari hegemoni dan upayah manusia mencapai

sebuah kesetaraan. Meskipun realita yang berkembang kini tidak berjalan

horizontal, melainkan vertikal.

Konsep sosialisme Marx memang lebih kompleks daripada filsuf lainnya.

Tujuan sosialisme dalam pandangn Marx bukanlah membuat suatu konstruksi

masyarakat dalam suatu sistem yang selesai bentuknya, melainkan menyelidiki

suatu perkembangan sejarah yang melahirkan dua kelas yang bertentangan, dan

kemudian mempelajari betapa berpengaruhnya faktor-faktor kelas tersebut

terhadap kondisi ekonomi masyarakat yang akan melenyapkan pertentangan

tersebut.

Pendapat Marx diatas dikuatkan oleh Engels dalam bukunya

“Perkembangan Sosialisme dari Utopia sampai ke Ilmu.”Ajarannya adalah bahwa

23

Page 24: 03. Karl Marx.doc

komunisme merupakan ajaran tentang syarat-syarat yang mesti dipenuhi untuk

mencapai kemerdekaan kaum buruh. Dalam menyusun teori mengenai

perkembangan masyarakat, Marx sangat tertarik oleh gagasan filsuf Jerman

George Hegel mengenai dialektika karena di dalamnya terdapat unsur kemajuan

melalui konflik dan pertentangan. Dan unsur inillah yang dia perlukan menyusun

teorinya mengenai perkembangan masyarakat melalui revolusi. Untuk melandasi

teori sosial, maka dia merumuskan terlebih dahulu teori mengenai materialisme

dialektik (dialectical materialism). Kemudian konsep-konsep itu dipakainya untuk

menganalisa sejarah perkembangan masyarakat yang dinamakannya materialisme

historis (historical materialism). Dan karena materi oleh Marx diartikan sebagai

keadaan ekonomi, maka teori marx juga sering disebut ’analisa ekonomis terhadap

sejarah’. Dalam menjelaskan teorinya Marx menekankan bahwa sejarah (yang

dimaksud hanyalah sejarah Barat) menunjukkan bahwa masyarakat zaman lampau

telah berkembang menurut hukum-hukum dialektis yaitu maju melalui pergolakan

yang disebabkan oleh kontradiksi-kontradiksi intern melalui suatu gerak spiral ke

atas sampai menjadi masyarakat dimana Marx berada. Atas dasar analisa terakhir

ia sampai pada kesimpulan bahwa menurut hukum ilmiah dunia kapitalis akan

mengalami revolusi -yang disebutnya revolusi proletariat- yang akan

menghancurkan sendi-sendi masyarakat kapitalis tersebut, dan akan meratakan

jalan untuk timbulnya masyarakat komunis.

F. Alienasi

Marx menggunakan konsep alienasi untuk menyingkapkan efek produksi

kapitalis yang bersifat menghancurkan terhadap manusia dan terhadap masyarakt.

Yang sangat signifikan di sini adalah sistem dua kelas yaitu kaum kapitalis

mempekerjakan karyawan (dengan demikian mereka memiliki waktu para

pekerja) dan para kapitalis memiliki alat-alat produksi (alat-alat dan bahan-bahan

mentah) dan juga memiliki produk-produk hasil akhirnya. Agar dapat bertahan

hidup, para pekerja dipaksa menjual waktu kerja mereka kepada kaum kapitalis.

Alienasi dapat dilihat mempunyai empat komponen mendasar.

24

Page 25: 03. Karl Marx.doc

1. Para pekerja di dalam masyarakat kapitalis dialienasi dari kegiatan

produktifnya. Mereka tidak menghasilkan objek-objek menurut ide-ide mereka

sendiri atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri secara langsung.

Malah, para pekerja bekerja bagi kaum kapitalis, yang memberi upah sekadar

untuk mnyambung hidup sebagai balasan untuk pemakaian mereka dalam cara

yang dianggap cocok oleh sang kapitalis. Karena kegiatan produktif adalah

milik kaum kapitalis, dan karena mereka yang memutuskan apa yang harus

dilakukan, dapat dikatakan bahwa para pekerja teralienasi dari kegiatan-

kegiatan itu.

2. Para pekerja di dalam masyarakat kapitalis teralienasi bukan hanya melalui

kegiatan-kegiatan itu-produk. Produk pekerjaan mereka bukan milik para

pekerja, tetapi milik para kapitalis, yang mungkin memakainya dengan cara

apa pun yang mereka inginkan karena merupakan hak milik pribadi para

kapitalis. Kaum kapitalis akan menggunakan kepemilikannya agar dapat

menjual produk demi mendapatkan keuntungan.

3. Para pekerja di dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari para rekan

kerjanya. Asumsi Marx ialah bahwa pada dasarnya orang butuh dan ingin

bekerja sama agar dapat mengambil dari alam apa yang mereka perlukan

untuk dapat bertahan hidup. Akan tetapi, di dalam kapitalisme kerja sama itu

diganggu, dan orang, kerap orang-orang asing, dipaksa bekerja berdampingan

untuk sang kapitalis. Bahkan, para pekerja di lini perakitan yang terdiri dari

teman-teman dekat pun, sangat banyak yang terisolasi karena sifat dasar

teknologinya.

4. Para pekerja di dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari potensi manusianya

sendiri. Para individu semakin sedikit bekerja sebagai manusia karena mereka

semakin tersusutkan di dalam pekerjaan mereka menjadi berfungsi sebagai

mesin.

25

Page 26: 03. Karl Marx.doc

3. Kritik Terhadap Karl Marx

Ada beberapa problem dari dalam teori Marx yang harus didiskusikan,

pertama problem yang secara aktual terdapat dalam komunisme. Kegagalan

masyarakat-masyarakat komunis dan perubahanya menjadi ekonomi yang lebih

berorientasi kapitalistis memaksa kita mempersoalkan apakah makna semua ini

bagi peran teori Marxian. Ide-ide Marx kelihatanya telah diuji dan ternyata gagal

Problem kedua yang sering dikemukakan adalah tidak adanya subjek

emansipatoris. Inilah ide baru teori Marx menempatkan proletariat di jantung

perubahan sosial yang akan menggiring kepada komunisme, namun pada

kenyataanya, proletariat jarang memperoleh posisi ini dan sering termasuk ke

dalam kelompok-kelompok yang menentang komunisme.

Problem ketiga adalah hilangnya dimensi gender. Salah satu poin utama

teori Marx adalah bahwa kerja menjadi sebuah komodias di bawah kapitalisme,

sementara pada fakta historisnya ini lebih sedikit terjadi pada wanita ketimbang

laki-laki. Untuk tingkat yang lebih luas, kerja laki-laki yang di upah tergantung

pada kerja wanita yang tidak di upah, sebab pertumbuhan tenaga kerja tergantung

kerja wanita yang tidak di upah.

Problem ke empat adalah bahwa Marx melihat ekonomi sebagai sesuatu

yang dikendarai oleh produksi dan mengabaikan aturankonsumsi. Fokusnya pada

produksi menggiringinya untuk mempredisikan bahwa masalah-masalah efisiensi

dan pemotongan upah akan menggiring pada ploterarianisasi, peningkatan

alienisasi dan semakin meruncingya konflik kelas.

Terakhir, sebagian mengaggap Marx tidak kritis dalam menerima konsepsi

kemajuan barat sebagai sebuah problem, Marx percaya bahwa mesin sejarah

adalah manusia yang selau menigkatkan eksploitasi terhadap alam demi

kebutuhan-kebutuhan materialnya. Di samping itu Marx yakin bahwa hakikat

manusia adalah kemampuannya untuk mengelola alam demi mencapai tujuan-

tujuanya. Asumsi inilah yang barangkali jadi penyebab banyaknya krisis

lingkungan saat ini dan dimasa datang.

26

Page 27: 03. Karl Marx.doc

BAB III

PENUTUP

27

Page 28: 03. Karl Marx.doc

Kesimpulan

Suatu diskusi mengenai pendekatan dialektis yang diperoleh Marx dari

Hegel bahwa masyarakat disusun sekitar kontradiksi-kontradiksi yang dapat

dipecahkan hanya melalui perubahan sosial yang nyata. Salah satu dari

kontradiksi-kontradiksi utama yang dilihat Marx ialah diantara Potensi Manusia

dan kondisi Kapitalisme.

Dalam masyarakat kapitalis terdapat konsep komoditas dan kontradiksi

nilai guna dan niilai tukarnya. Dalam hal ini kemampuan modal untuk

menghasilkan keuntungan terletak pada eksploitasi kaum ploletariat. Kontradiksi

tersebut menyebabkan konflik kelas diantara kaum proletariat dan borjuis, yang

pada akhirnya akan menghasilkan revolusi karena proletarianisasi akan

memperbanyak barisan kaum ploretariat.

Meskipun dia mengkritik kapitalisme, Marx percaya bahwa kapitalisme

baik dan bahwa kritiknya atasnya adalah dari pesrpektif potensi masa depannya.

Marx merasa bahwa dia mampu memandang dari masa depan potensial

kapitalisme karena konsepsi materialisnya atas sejarah. Dengan memfokuskan

pada kekuatan-kekuatan produksi, Marx mampu memprediksi kecenderungan-

kecenderungan historis yang memungkinkannya mengidentifikasi di mana tidakan

politis dapat menjadi efektif. Tindakan politis da bahkan revolusi dibutuhkan

karena hubungan-hubungan produksi dan ideologi dapat menahan perkembangan

kekuatan-kekuatan produksi yang diperlukan. Menurut pandangan Marx,

perubahan-perubahan tersebut pada akhirnya akan mendatangkan masyarakat

komunis.

28